keragaman morfometrik kerang darah anadara … · teluk banten dan pltu labuan-teluk lada. hasil...

75
KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PERAIRAN PESISIR BANTEN SILVIANA NOVITA SARI SKRIPSI DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

Upload: phamkhanh

Post on 18-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

i

KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PERAIRAN PESISIR BANTEN

SILVIANA NOVITA SARI

SKRIPSI

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2010

Page 2: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

ii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

Keragaman Morfometrik Kerang Darah (Anadara granosa) di Perairan Pesisir

Banten

adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk

apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir skripsi ini.

Bogor, September 2010

Silviana Novita Sari C24062897

Page 3: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

iii

RINGKASAN

Silviana Novita Sari. C24062897. Keragaman Morfometrik Kerang Darah (Anadara granosa) di Perairan Pesisir Banten. Di bawah bimbingan M. Mukhlis Kamal dan Nurlisa A. Butet

Kerang darah dari kelas Bivalvia adalah salah satu hewan bentik bernilai ekonomis penting dan menjadi salah satu sumber bahan pangan yang mengandung protein tinggi dengan lemak yang rendah. Perairan Bojonegara dan Labuan memiliki wilayah pesisir yang diduga potensi perikanannya tinggi terutama sumberdaya kekerangan. Diduga telah terjadi penurunan populasi kerang darah pada perairan tersebut, yang disebabkan baik oleh tekanan lingkungan maupun karena tekanan penangkapan. Produksi kerang darah di Indonesia pada tahun 2003 adalah 495.50 ton dan meningkat pada tahun 2004 menjadi 496.30 ton (DKP 2004). Eksploitasi A. granosa yang telah dilakukan bertahun-tahun, belum diimbangi oleh upaya penelitian untuk memperoleh informasi biologi dan peranan ekologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek-aspek morfometrik sehingga dapat memberikan gambaran mengenai ciri stok kerang darah (A. granosa) di perairan Bojonegara-Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang darah di perairan Bojonegara dan Labuan.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2009-Mei 2010 di Perairan Bojonegara dan Labuan, Banten. Alat dan bahan yang digunakan antara lain GPS, Van dorn Water Sampler, botol sample, Ekman grab, alat tangkap garok, ice box, kamera digital, termometer, refraktometer, reagen, kertas indikator pH, wadah, kaliper, dan timbangan digital. Parameter yang diamati meliputi panjang cangkang, tinggi cangkang, tebal cangkang, tinggi umbo, panjang ligament, berat total dan berat daging kerang darah. Analisis data mengenai korelasi morfometrik kerang darah dilakukan dengan metode Principal Component Analisis (PCA) menggunakan software STATISTIKA 6.

Selama pengamatan jumlah kerang darah yang ditemukan di perairan Bojonegara dan Labuan masing-masing sebanyak 493 individu dan 373 individu. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan diperoleh kerang darah di perairan Bojonegara dan Labuan memiliki persamaan hubungan panjang berat berturut-turut W = 0.022L1.812 dan W = 0.0007L2.786. Persentase rasio berat daging/berat total yang tertinggi di perairan Bojonegara pada selang kelas 36.8-39.9 mm yaitu 24.16% dan di Labuan pada selang kelas 11.2-14.3 mm yaitu 29.35 %. Ukuran panjang kerang darah yang diperoleh berkisar antara 1.12-4.55 cm. Kisaran ukuran morfometrik kerang darah di perairan Bojonegara umumnya lebih luas dibandingkan di perairan Labuan. Korelasi ciri morfometrik yang sangat erat di perairan Bojonegara dan Labuan ditunjukkan oleh hubungan berat daging (BD) dan berat total (BT). Perbandingan karakter antara panjang cangkang : tinggi cangkang (PC : TIC) dengan panjang cangkang : tebal cangkang (PC : TEC) di perairan Bojonegara memiliki korelasi positif tertinggi, sedangkan perbandingan karakter antara panjang

Page 4: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

iv

cangkang : tebal cangkang (PC : TEC) dengan tinggi cangkang : tebal cangkang (TIC : TEC) di perairan Labuan memiliki korelasi positif tertinggi. Perbandingan ini dapat dijadikan sebagai penciri stok di perairan Bojonegara dan Labuan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hubungan panjang berat di perairan Bojonegara dan Labuan memiliki pola pertumbuhan allometrik negatif dan kerang darah pada kedua perairan ini berasal dari stok yang berbeda. Rencana pengelolaan yang dapat disarankan antara lain adalah pengaturan upaya penangkapan meliputi pengaturan ukuran mata jaring dan pengaturan ukuran tangkap.

Page 5: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

v

KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PERAIRAN PESISIR BANTEN

SILVIANA NOVITA SARI C24062897

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2010

Page 6: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

vi

PENGESAHAN SKRIPSI

Judul : Keragaman Morfometrik Kerang Darah (Anadara granosa) di Perairan Pesisir Banten

Nama Mahasiswa : Silviana Novita Sari

Nomor Pokok : C24062897

Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan

Menyetujui:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Ir. M. Mukhlis Kamal, M.Sc Ir. Nurlisa A. Butet, M.Sc NIP. 132084932 NIP. 19651208 199011 2 001

Mengetahui: Ketua Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan,

Dr. Ir. Yusli Wardiatno, M.Sc NIP. 19660728 199103 1 002

Tanggal Lulus : 23 September 2010

Page 7: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

vii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat

dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Skripsi ini berjudul Keragaman Morfometrik Kerang Darah (Anadara granosa)

di Perairan Pesisir Banten; disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan

pada Desember 2009 hingga Mei 2010, dan merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada Dr. Ir. M. Mukhlis Kamal, M.Sc. selaku dosen pembimbing pertama dan Ir.

Nurlisa A. Butet, M.Sc selaku dosen pembimbing kedua serta Ir. Agustinus M.

Samosir, M.Phil selaku Komisi Pendidikan S1 yang telah banyak membantu dalam

pemberian bimbingan, masukan dan arahan kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan, dikarenakan

keterbatasan pengetahuan penulis. Namun, penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat untuk berbagai pihak.

Bogor, September 2010

Penulis

Page 8: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

viii

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Dr. Ir. M. Mukhlis Kamal, M.Sc dan Ir. Nurlisa A. Butet, M.Sc, masing-masing

selaku ketua dan anggota komisi pembimbing skripsi dan akademik yang telah

banyak memberikan arahan dan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik.

2. Dr. Ir. Isdradjad Setyobudiandi, M.Sc selaku dosen penguji dan Ir. Agustinus M

Samosir, M.Phil selaku ketua komisi pendidikan program S1 serta Dr. Ir. Yunizar

Ernawati, MS selaku wakil dari komisi pendidikan program S1, atas saran,

nasehat, dan perbaikan yang diberikan.

3. Para staf Laboratorium Produktivitas Lingkungan (Bu Ana, Ka Budi, dan Mas

Adon) dan para staf Tata Usaha MSP yang sangat saya banggakan, terutama mba

Widar dan Mba Yani.

4. Keluarga tercinta, Empih, Mamah, Teh Lia, Teh Irni, A”Afan, A”Aji, A”Sahrul

serta Ananda Hafidz yang selalu memberikan semangat, doa, kasih sayang,

dukungan, dan motivasinya.

5. Moh. Sanjiva Refi Hsb atas kesabaran, dukungan, motivasi, bantuan, dan

pengertiannya selama menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi.

6. Anadara Team (Bu Wahyu, Kiki, Frida, Widya, Siti, Yuli, Intan, Yesti, Tyo, dan

Danang) atas suka duka, perjuangan, kekompakan, kerjasama, dan semangatnya.

7. Teman-teman MSP 43 (Dian, Friska, Elin, Danto, Suryani, Wahyu, Damora, dan

Pandu) dan Rumah Ijo (Novi Ariyanti, Nirmaladewi, Mumun, Dede, Melly dan

Nia) atas motivasi dan dukungan serta kasih sayang serta semangatnya.

8. Teman-teman MSP 41 (Irwan, Ipin, Titin), MSP 42 (Diana), MSP 44 (Ilman), dan

ITK 43 (Daniel) atas bantuan, doa dan dukungannya.

Page 9: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

ix

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tangerang, pada tanggal 17 November

1987 dari pasangan Bapak Dada Suhanda dan Etin Mazini.

Penulis merupakan putri keenam dari tujuh bersaudara.

Pendidikan formal ditempuh di TK Pertiwi Tangerang (1994),

SDN 1 Batubantar (2000), SLTPN 2 Pandeglang (2003), dan

SMAN 6 Pandeglang (2006). Penulis lulus seleksi masuk ke

Institut Pertanian Bogor pada tahun 2006 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk

IPB (USMI), dan masuk di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan pada tahun 2007.

Selama mengikuti kegiatan perkuliahan di Departemen Manajemen

Sumberdaya Perairan, penulis berkesempatan untuk menjadi asisten Mata Kuliah

Iktiologi (2008/2009 dan 2009/2010) dan Iktiologi Fungsional (2009/2010) serta

aktif sebagai anggota departemen Infokom dan Social And Environment (SAE)

pengurus Himpunan Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan (HIMASPER)

pada tahun 2008/2009 dan 2009/2010.

Untuk menyelesaikan studi di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, penulis

melaksanakan penelitian yang berjudul ”Keragaman Morfometrik Kerang Darah

(Anadara granosa) di Perairan Pesisir Banten“.

Page 10: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

x

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv

1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah ............................................................................ 2 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................ 3 1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................. 3

2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 4 2.1. Klasifikasi dan Morfologi Kerang Darah ........................................... 4

2.1.1. Klasifikasi ................................................................................ 4 2.1.2. Morfologi ................................................................................. 4

2.2. Habitat Kerang Darah ......................................................................... 5 2.3. Morfometrik ........................................................................................ 6 2.4. Hubungan Panjang Berat .................................................................... 7 2.5. Parameter Fisika-Kimia Perairan bagi Kehidupan Kerang Darah ...... 8

2.5.1. Parameter fisika ....................................................................... 8 2.5.2. Parameter kimia ....................................................................... 10

2.6. Logam Berat ........................................................................................ 10 2.6.1. Timah hitam (Pb) ..................................................................... 10 2.6.2. Kadmium (Cd) ......................................................................... 11 2.6.3. Merkuri (Hg) ............................................................................ 12

3. METODE PENELITIAN ........................................................................ 14

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian .............................................................. 14 3.2. Metode Kerja ...................................................................................... 16

3.2.1. Pengambilan dan penanganan contoh air, substrat dan biota ..... 16 3.2.2. Pengukuran dan pengamatan ..................................................... 16

3.2.2.1. Pengukuran karakter morfometrik kerang darah ......... 16 3.2.2.2. Analisis kualitas air, sedimen dan daging .................... 17

3.3. Analisis Data ....................................................................................... 19 3.3.1. Analisis karakter morfometrik ................................................... 19 3.3.2. Hubungan panjang berat ............................................................ 20 3.3.3. Rasio berat daging/berat total .................................................... 21

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 22 4.1. Kondisi Umum Daerah Penelitian ...................................................... 22

4.1.1. Kondisi umum perairan Bojonegara-Teluk Banten ................... 22 4.1.2. Kondisi umum perairan PLTU Labuan-Teluk Lada .................. 23

4.2. Kondisi Habitat Kerang Darah Anadara granosa ............................... 24 4.2.1. Kualitas air ................................................................................. 24 4.2.2. Kondisi sedimen ......................................................................... 28

Page 11: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

xi

4.3. Kandungan Logam Berat pada Kerang .............................................. 29 4.4. Hubungan Panjang Berat .................................................................... 31 4.5. Rasio Berat Daging/Berat Total ......................................................... 33 4.6. Analisis Karakter Morfometrik ........................................................... 34

4.6.1. Analisis korelasi karakter morfometrik pada masing-masing lokasi penelitian ........................................................................ 36

4.6.2. Analisis korelasi perbandingan karakter morfometrik pada masing-masing lokasi penelitian ................................................ 38

4.6.3. Analisis korelasi karakter morfometrik dengan habitat ……….. 39 4.7. Rencana Pengelolaan Kerang Darah ................................................... 41

5. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………….. 43

5.1. Kesimpulan ........................................................................................ 43 5.2. Saran .................................................................................................. 44

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 45

LAMPIRAN .................................................................................................. 49

Page 12: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Biomagnifikasi merkuri pada beberapa organisme anggota jala makanan pada ekosistem perairan ………................................................................. 12

2. Karakter morfometrik yang diukur ........................................................... 17

3. Perbandingan ukuran karakter morfometrik kerang darah ....................... 19

4. Parameter fisika, kimia, dan logam berat di perairan Bojonegara ............ 24

5. Parameter fisika, kimia, dan logam berat di perairan Labuan .................. 24

6. Kondisi sedimen di perairan Bojonegara .................................................. 28

7. Kondisi sedimen di perairan Labuan ........................................................ 28

8. Kandungan logam berat pada kerang darah .............................................. 30

9. Kisaran ukuran morfometrik pada kedua lokasi penelitian ...................... 34

10. Kisaran ukuran perbandingan karakter morfometrik pada kedua lokasi penelitian ................................................................................................... 35

Page 13: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Skema perumusan masalah ....................................................................... 3

2. Kerang darah Anadara granosa (dokumentasi pribadi) ............................ 4

3. Lokasi penelitian perairan Bojonegara (google earth) . ............................. 14

4. Lokasi penelitian perairan Labuan (google earth) .................................... 15

5. Lokasi penelitian perairan Bojonegara dan Labuan (google earth) .......... 15

6. Karakter morfometrik yang diukur (google) ............................................. 17

7. Segitiga Millar (Brower et al. 1990) ......................................................... 18

8. Hubungan panjang berat kerang darah di perairan Bojonegara dan Labuan ....................................................................................................... 32

9. Rasio berat daging/berat total rata-rata kerang darah selama penelitian di perairan Bojonegara dan Labuan ……………………………………….... 33

Page 14: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Peta lokasi penelitian di perairan Bojonegara dan Labuan ………........... 50

2. Foto alat-alat yang digunakan selama penelitian ...................................... 50

3. Foto Kerang darah Anadara granosa yang diukur . .................................. 51

4. Analisis regresi panjang berat kerang darah perairan Bojonegara ............ 52

5. Analisis regresi panjang berat kerang darah perairan Labuan ................... 53

6. Contoh perhitungan rasio berat daging/berat total ..................................... 54

7. Matriks korelasi karakter morfometrik perairan Bojonegara .................... 54

8. Grafik korelasi karakter morfometrik perairan Bojonegara ...................... 54

9. Matriks korelasi karakter morfometrik perairan Labuan ………………… 55

10. Grafik korelasi karakter morfometrik perairan Labuan ............................ . 55

11. Korelasi perbandingan karakter morfometrik perairan Bojonegara .......... 55

12. Grafik korelasi perbandingan karakter morfometrik perairan Bojonegara ................................................................................................ 56

13. Matriks korelasi perbandingan karakter morfometrik perairan Labuan ... 56

14. Grafik korelasi perbandingan karakter morfometrik perairan Labuan ..... 57

15. Nilai korelasi karakter morfometrik di kedua lokasi penelitian ................ 57

16. Nilai korelasi perbandingan karakter morfometrik di kedua lokasi Penelitian ................................................................................................... 57

17. Nilai korelasi perbandingan karakter morfometrik dengan logam berat pada daging di perairan Bojonegara ......................................................... 58

18. Grafik korelasi karakter morfometrik dengan logam berat pada daging kerang darah di perairan Bojonegara ........................................................ 59

19. Nilai korelasi perbandingan karakter morfometrik dengan logam berat pada daging di perairan Labuan ................................................................ 60

20. Grafik korelasi karakter morfometrik dengan logam berat pada daging kerang darah di perairan Labuan ............................................................... 61

Page 15: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

 

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perairan Bojonegara-Teluk Banten terletak di wilayah Kabupaten Serang,

sedangkan perairan PLTU Labuan-Teluk Lada terletak di wilayah Kabupaten

Pandeglang. Kedua Kabupaten ini memiliki wilayah pesisir yang diduga potensi

perikanannya tinggi terutama sumberdaya kekerangan. Kerang dari kelas Bivalvia

adalah salah satu hewan bentik bernilai ekonomis penting dan menjadi salah satu

sumber bahan pangan yang mengandung protein tinggi dengan lemak yang rendah.

Salah satu jenis kekerangan yang banyak terdapat di Kabupaten Serang dan

Kabupaten Pandeglang adalah kerang darah (Anadara granosa). Menurut Nurdin et

al. (2006), kerang ini hidup di perairan pantai yang memiliki substrat pasir

berlumpur pada ekosistem estuari, mangrove dan padang lamun.

Perairan Bojonegara dan Labuan menghadap Selat Sunda merupakan daerah

yang potensial bagi penangkapan kerang darah. Diduga telah terjadi penurunan

populasi kerang darah pada perairan tersebut, yang disebabkan baik oleh tekanan

lingkungan maupun karena tekanan penangkapan. Produksi kerang darah di

Indonesia pada tahun 2003 adalah 495.50 ton dan meningkat pada tahun 2004

menjadi 496.30 ton (DKP 2004). Eksploitasi A. granosa yang telah dilakukan

bertahun-tahun, belum diimbangi oleh upaya penelitian untuk memperoleh informasi

biologi dan peranan ekologi.

Menurut Mayunar et al. (1995), sejak tahun 1992 di sekitar pantai

Bojonegara telah berdiri beberapa pabrik kimia, plastik, industri perakitan dan

galangan kapal. Semua kegiatan tersebut akan menghasilkan berbagai limbah yang

dapat menyebabkan pencemaran. Pencemaran perairan dapat menyebabkan

toksisitas sehingga akan mempengaruhi perubahan bentuk tubuh, fisiologi dan

tingkah laku kerang sedangkan tekanan penangkapan dapat menurunkan kelimpahan

individu.

Salah satu upaya untuk membandingkan karakteristik morfologi kerang

darah pada dua lingkungan yang berbeda, maka diperlukan studi morfometrik.

Pengukuran morfometrik kerang darah (A. granosa) meliputi pengukuran panjang

Page 16: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

 

cangkang, tinggi cangkang, tebal cangkang, tinggi umbo, panjang ligament, berat

total, dan berat daging. Ukuran ini merupakan salah satu hal yang dapat digunakan

sebagai ciri taksonomik yang berguna dalam hubungan kekerabatan dan penciri stok.

1.2. Perumusan Masalah

Perairan Bojonegara-Teluk Banten dan perairan PLTU Labuan-Teluk Lada

memiliki tingkat eksploitasi dan kondisi lingkungan perairan yang berbeda. Tingkat

eksploitasi perairan Bojonegara diduga relatif lebih rendah dibandingkan perairan

Labuan. Hal ini dapat diduga karena kerang darah di perairan Bojonegara ditangkap

dengan cara tradisional dengan menggunakan tangan, sedangkan di perairan Labuan

dengan menggunakan alat tangkap garok. Kondisi perairan Bojonegara dipengaruhi

oleh masukan bahan organik dan pencemar dari limbah domestik maupun limbah

industri. Industri-industri yang berkembang di Bojonegara meliputi pabrik kimia,

plastik, industri perakitan dan galangan kapal (Mayunar et al. 1995). Banyaknya

industri besar maupun kecil akan berdampak pada lingkungan perairan Bojonegara.

Hal ini berbeda dengan tingkat pencemaran di perairan Labuan yang hanya

dipengaruhi oleh industri skala kecil, PLTU, perkebunan kelapa sawit dan limbah

domestik dari pemukiman sehingga tingkat pencemaran di perairan Labuan diduga

relatif lebih rendah dibandingkan dengan perairan Bojonegara.

Organisme di lingkungan yang berbeda akan memberikan respon yang

berbeda. Respon ini diperlukan untuk beradaptasi, mempertahankan hidup dan

bereproduksi. Respon yang paling mudah dilihat adalah adanya keragaman

morfologi. Selain dapat mendeteksi pengaruh lingkungan, keragaman morfologi

juga dapat digunakan untuk melihat tingkat eksploitasi. Keragaman morfologi yang

akan dikaji pada penelitian ini adalah panjang cangkang, tinggi cangkang, tebal

cangkang, tinggi umbo, panjang ligament, berat total, dan berat daging. Informasi

dari keragaman morfologi diharapkan dapat dimanfaatkan untuk studi lanjutan

mengenai status taksonomi dan pengelolaan satuan stok A. granosa. Skema

perumusan masalah dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 17: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

 

Gambar 1. Skema Perumusan Masalah

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek-aspek morfometrik sehingga

dapat memberikan gambaran mengenai ciri stok kerang darah (A. granosa) di

perairan Bojonegara-Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai

status stok kerang darah di perairan Bojonegara-Teluk Banten dan PLTU Labuan-

Teluk Lada.

Kerang darah (A. granosa)

Kondisi perairan

Bojonegara : Limbah industri dan limbah domestik

PLTU Labuan : PLTU, perkebunan kelapa sawit, dan limbah domestik

Tingkat Pencemaran Mobilitas rendah

Adaptasi morfologi

Strategi pengelolaan

Eksploitasi

Bojonegara : Tangan

Labuan : Garok

Penurunan populasi

Adaptasi fisiologi Adaptasi tingkah laku

Page 18: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

 

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi dan Morfologi Kerang Darah

2.1.1. Klasifikasi

Klasifikasi kerang darah Anadara granosa menurut Broom (1985) adalah

sebagai berikut :

Filum : Mollusca

Kelas : Bivalvia

Famili : Arcidae

Sub famili : Anadarinae

Genus : Anadara

Spesies : Anadara granosa

Nama Umum : Blood cockle

Nama Lokal : Kerang darah

Gambar 2. Kerang darah Anadara granosa

(Dokumentasi pribadi)

2.1.2. Morfologi

Storer et al. (1977) in Erianto (2005), menyatakan bahwa kelas bivalvia

memiliki bentuk tubuh simetris bilateral dengan tubuh lunak yang memadati antara

dua cangkang lateral. Bivalvia tidak memiliki kepala dan memiliki kaki yang

berbentuk kampak. Cangkang yang melindungi tubuh berbentuk bulat yang ditandai

dengan garis lingkar yang berputar memusat ke arah tempat yang lebih besar (umbo)

dekat dengan ujung anterior bagian dorsal. Menurut Barnes (1987), garis lingkar ini

Page 19: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

 

menunjukkan adanya pertumbuhan cangkang, umur kerang dan kondisi kerang

dimana kerang tersebut tumbuh.

Menurut Storer et al. (1977) in Erianto (2005), sendi ligamen menahan

cangkang bagian dorsal secara bersama-sama dan membentang untuk membuat

kedua belah cangkang berpisah secara ventral serta memiliki satu atau dua pasang

otot adduktor. Otot ini berperan dalam membuka cangkang dan menggerakkan

kakinya. Barnes (1987) menyatakan bahwa antara otot adduktor dan hinge ligament

ini bekerja secara otomatis. Hinge ligament merupakan pita elastik yang terdiri dari

bahan organik seperti zat tanduk (conchiolin).

Menurut Nybakken (1988), warna cangkang bivalvia dipengaruhi oleh warna

substrat dan tipe ekosistem seperti ekosistem air tawar, estuari dan laut. Dance

(1977) in Hery (1998) menyatakan bahwa kerang darah mempunyai cangkang yang

tebal, berbentuk agak ellips dan terdapat 20-21 garis vertikal pada permukaan yang

dimulai sampai dengan bagian dorsal.

Pada umumnya moluska bivalvia adalah pemakan deposit. Secara khusus

moluska bivalvia dapat beradaptasi sebagai pemakan suspensi, namun tidak dapat

menyaring air dengan baik pada tingkat padatan tersuspensi yang tinggi. Dengan

demikian, walaupun moluska bivalvia bersifat pemakan deposit tetapi cenderung

untuk menghindari wilayah yang bersubstrat lumpur halus karena di wilayah ini

terjadi proses pelarutan padatan partikel yang lebih kecil (Broom 1988 in Hery

1998).

2.2. Habitat Kerang Darah

Kehidupan moluska bentik secara umum dipengaruhi oleh kualitas

perairannya, antara lain jenis substrat tempat hidup, kekeruhan, pH, suhu, salinitas,

kandungan oksigen terlarut dan polutan (Nybakken 1988). Komunitas hewan bentik

yang banyak ditemukan di daerah estuari adalah krustasea, moluska dan polikaeta.

Menurut Kennis (1990) in Hery (1998), distribusi hewan bentik di daerah ini

ditentukan oleh faktor fisik yaitu gelombang, arus dan tipe sedimen. Nybakken

(1988) menyatakan bahwa penggali pemakan deposit cenderung melimpah pada

substrat lumpur dan substrat lunak yang merupakan daerah dengan kandungan bahan

organik yang tinggi, sedangkan pemakan suspensi terdapat lebih melimpah pada

Page 20: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

 

substrat yang lebih mengandung pasir dengan kandungan bahan organik lebih

sedikit. Menurut Broom (1985), kerang darah dari populasinya terbesar umumnya

ditemukan pada daerah pasang surut berlumpur lunak berbatasan dengan hutan

bakau.

Squares et al. (1975) in Hery (1998) menyatakan bahwa Anadara spp.

banyak ditemukan pada lumpur halus atau kadang-kadang pada pasir berlumpur dan

berlindung atau berasosiasi dengan mangrove di sebagian besar daerah tropis.

Menurut Dharma (1988) in Prawuri (2005), moluska termasuk binatang yang sangat

berhasil menyesuaikan diri untuk hidup di beberapa tempat dan cuaca. Dharma

(1992) in Prawuri (2005) menyatakan bahwa keempat jenis kerang yaitu Anadara

antiquata, Anadara granosa, Barbatia decussata dan Scapharca pilula hidup pada

laut dangkal yang berlumpur dan mudah ditemukan dalam jumlah yang banyak.

Pathansali (1966) menyatakan bahwa Anadara granosa ditemukan juga pada

lumpur berpasir tetapi jumlah dan ukurannya tidak sebaik di lumpur halus. Menurut

Mzighani (2005), kerang darah hidup mengelompok dan umumnya banyak

ditemukan pada substrat yang kaya kadar organik. Distribusi kerang tersebut

meliputi Australia, Laut Merah, Laut China Selatan, Vietnam, China, Hongkong

(Xianggang), Thailand, Philipina, Jepang dan Indonesia yang tersebar di kawasan

pesisir pantai (OBIS 2006 in Nurdin et al. 2006).

2.3. Morfometrik

Morfometrik adalah ciri yang berkaitan dengan ukuran tubuh atau bagian

tubuh organisme. Ukuran ini merupakan salah satu hal yang dapat digunakan

sebagai ciri taksonomik saat mengidentifikasi organisme. Ukuran yang dimaksud

adalah jarak antara satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain. Hasil pengukuran

biasanya dinyatakan dalam satuan millimeter atau centimeter, ukuran ini disebut

ukuran mutlak. Tiap spesies memiliki ukuran mutlak yang berbeda-beda. Perbedaan

ini dapat disebabkan oleh umur, jenis kelamin, dan lingkungan hidupnya. Faktor

lingkungan yang mempengaruhi misalnya makanan, suhu, pH, dan salinitas. Faktor

lingkungan juga mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan organisme, sehingga

pada umur yang sama suatu spesies, ukuran mutlaknya dapat berbeda (Affandi et al.

1992).

Page 21: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

 

Karakter morfometrik dapat membantu dalam menyediakan informasi untuk

pendugaan stok sebaran populasi dalam habitat atau lingkungan perairan tempat

hidupnya. Pada moluska, ciri morfometrik yang umumnya diamati meliputi panjang

cangkang, tinggi cangkang, tebal cangkang, tinggi umbo, panjang ligament, berat

total dan berat daging. Menurut Jolicoeur dan Worimann (1960) in Ramesha dan

Thippeswamy (2009), beberapa individu yang memiliki panjang yang sama dapat

memiliki ukuran lebar dan tebal yang berbeda dan memiliki bentuk yang bervariasi.

Lingkungan yang bervariasi dapat mempengaruhi bentuk cangkang bivalvia.

Berdasarkan penelitian Broom yang melakukan pengambilan contoh Anadara

granosa pada perairan yang alami selama enam bulan menemukan bahwa panjang

A. granosa dapat mencapai 4-5 mm, sedangkan pengambilan setelah satu tahun

panjangnya mencapai 30 mm. Hal tersebut dapat bervariasi tergantung dengan

kondisi lingkungannya (Broom 1982).

2.4. Hubungan Panjang Berat

Menurut Effendie (1997), pertumbuhan merupakan suatu proses biologis

yang dirumuskan sebagai pertambahan ukuran panjang dan berat tubuh dalam suatu

periode tertentu. Pertumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dalam

(internal) dan faktor luar (eksternal). Faktor internal diantaranya adalah keturunan,

umur, parasit dan penyakit, sedangkan faktor eksternal adalah makanan dan suhu

(Effendie 1985). Analisa hubungan panjang-berat bertujuan untuk mengetahui pola

pertumbuhan dengan menggunakan parameter panjang dan berat. Berat dianggap

sebagai suatu fungsi dari panjang. Nilai dari hubungan panjang-berat ini dapat

memberikan keterangan mengenai pertumbuhan, kemontokan, dan perubahan

lingkungan terhadap organisme dapat diketahui (Effendie 1997).

Terdapat dua pola pertumbuhan organisme yaitu pertumbuhan isometrik

(b=3) dan allometrik (b≠3) (Effendie 1997). Pola pertumbuhan isometrik adalah

pertambahan panjang yang seimbang dengan pertambahan beratnya, sedangkan

pertumbuhan allometrik adalah pertambahan panjang yang tidak seimbang dengan

pertambahan beratnya. Pertumbuhan allometrik positif dinyatakan apabila nilai b>3

yang menandakan bahwa pertambahan berat lebih cepat dibandingkan dengan

pertambahan panjangnya, sedangkan pertumbuhan allometrik negatif dinyatakan

Page 22: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

 

apabila nilai b<3 yang menandakan bahwa pertambahan panjang lebih cepat

dibandingkan pertambahan berat (Effendie 1997). Penelitian Ramesha dan

Thippeswamy pada tahun 2005 di sungai Kempuhole India, menunjukkan bahwa

pola pertumbuhan Parreysia corrugate pada bulan juni-juli 2005 bersifat allometrik

negatif (Ramesha dan Thippeswamy 2009).

2.5. Parameter Fisika-Kimia Perairan bagi Kehidupan Kerang Darah

2.5.1. Parameter fisika

Parameter fisika yang mempengaruhi kehidupan kerang darah diantaranya

adalah suhu, salinitas, arus, dan tekstur tanah. Suhu merupakan salah satu faktor

yang sangat penting dalam mengontrol kehidupan dan penyebaran organisme dalam

suatu perairan. Suhu akan mempengaruhi aktivitas metabolisme dan

perkembangbiakkan dari organisme tersebut (Nybakken 1988). Suhu air juga akan

menentukan kehadiran dari spesies-spesies akuatik, mempengaruhi pemijahan dan

penetasan serta aktivitas dan rangsangan yang dapat menghambat pertumbuhan

spesies (NTAC 1968 in Koesoebiono 1979).

Organisme akuatik memiliki kisaran suhu tertentu yang dapat mempengaruhi

pertumbuhannya (Effendi 2003). Hewan yang hidup di zona pasang surut dan sering

mengalami kekeringan, mempunyai daya tahan yang besar terhadap perubahan suhu

(Nontji 1987). Menurut Squares et al. (1975) in Hery (1998), Anadara spp selalu

berlindung pada mangrove dengan kisaran suhu dalam lumpur antara 26.0-37.5°C

disesuaikan dengan waktu dan puncak sinar matahari. Penelitian Boonruang dan

Janekarn pada tahun 1983 di Phuket Thailand, A. granosa dapat ditemukan pada

suhu 25-32.8°C (Broom 1985).

Nybakken (1988) mendefinisikan salinitas sebagai jumlah garam-garam yang

terlarut dalam satu kilogram air laut. Salinitas mempunyai peranan penting dalam

kehidupan organisme, misalnya dalam distribusi biota akuatik. Bervariasinya nilai

salinitas dapat mempengaruhi pola adaptasi dan kelimpahan hewan bentik

(Nybakken 1988). Nilai salinitas perairan tawar biasanya kurang dari 0.5‰, perairan

payau antara 0.5‰-30‰, dan perairan laut 30‰-40‰.

Sebaran salinitas di laut dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pola

sirkulasi air, penguapan, curah hujan, dan aliran sungai (Nontji 1987). Organisme

Page 23: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

 

yang cukup adaptif dan mampu bertahan dengan baik terhadap perubahan adalah

organisme yang berasal dari kelas Polychaeta, Bivalvia, dan Crustacea (Nybakken

1988). Menurut Pathansali (1966) menyatakan bahwa A. granosa L. dapat

ditemukan di perairan yang memiliki salinitas 18-30‰.

Menurut Nontji (1987), arus merupakan gerakan mengalir suatu massa air

yang dapat disebabkan oleh tiupan angin, karena perbedaan dalam densitas air laut

atau disebabkan oleh gerakan gelombang. Nybakken (1988) menyatakan bahwa arus

mempengaruhi penyebaran organisme laut dan juga menentukan tipe substrat. Arus

yang kuat dapat menyebabkan ketidakseimbangan dasar perairan yang lunak seperti

dasar perairan berpasir atau berlumpur.

Nontji (1987) menyatakan bahwa arus yang disebabkan oleh pasang surut

biasanya lebih banyak terdapat di perairan pesisir dan estuari. Pergerakan air yang

cukup lambat di daerah berlumpur menyebabkan partikel-partikel halus mengendap

dan detritus melimpah. Menurut Mann (1982), pergerakan air pada daerah berpasir

cenderung besar sehingga fauna yang memanfaatkan daerah ini adalah filter feeder.

Odum (1993) menyatakan bahwa karakter dasar suatu perairan menentukan

penyebaran hewan bentik, dimana masing-masing tipe tekstur menentukan

komposisi jenis hewan bentik. Substrat didefinisikan sebagai campuran dari fraksi

lumpur, pasir, dan liat dalam tanah (Brower et al. 1990). Menurut Nybakken (1988),

jenis substrat dan ukurannya merupakan salah satu faktor ekologi yang

mempengaruhi kandungan bahan organik dan distribusi hewan bentik. Kemampuan

menjebak bahan organik dalam sedimen semakin meningkat seiring dengan semakin

halusnya substrat.

Jenis-jenis dari bivalvia dapat tumbuh dan berkembang pada sedimen halus,

karena memiliki alat-alat fisiologi khusus untuk dapat beradaptasi pada lingkungan

perairan yang memiliki tipe substrat berlumpur. Pathansali (1966) menyatakan

bahwa Anadara granosa dilihat dari habitatnya hidup pada substrat dengan

kandungan lumpur halus berukuran kurang dari 0.124 mm sebanyak dari 90% pada

hamparan pasang yang terlindung dari ombak dan terletak di muara atau di luar

dengan salinitas antara 18-30‰.

Page 24: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

10 

 

2.5.2. Parameter kimia

Parameter kimia yang mempengaruhi kehidupan kerang darah diantaranya

adalah oksigen terlarut (DO) dan pH. Nontji (1987) menyatakan bahwa ada lima

faktor yang mempengaruhi sebaran kandungan oksigen terlarut di laut yaitu suhu,

salinitas, kegiatan biologi, arus dan percampuran massa air.

A. granosa juga disebut Bloody Cockles karena terdapat kandungan

haemoglobin dalam eritrosit darahnya yang memungkinkan untuk dapat bertahan

hidup pada perairan yang mempunyai kadar oksigen terlarut rendah (Broom 1988 in

Hery 1998). Secara menyeluruh kerang darah mampu mengatasi kondisi “hypoxia”

dan “anoxia” yaitu dengan meningkatkan laju penyerapan oksigen sebanyak 2.8 kali

dari keadaan normal, sampai kandungan oksigen habitatnya menjadi normal kembali

(Davenport dan Wong in Prawuri 2005). Penelitian Setyobudiandi et al. di perairan

Marunda ditemukan bahwa kerang lamis dapat ditemukan pada perairan yang

memiliki kandungan oksigen 2.01-9.24 mg/l (Setyobudiandi et al. 2004).

Tebbut (1992) in Effendi (2003) menyatakan bahwa pH hanya

menggambarkan konsentrasi ion hidrogen. Sebagian besar biota akuatik sensitif

terhadap perubahan pH. Organisme perairan mempunyai kemampuan yang berbeda

dalam mentoleransi pH perairan. Sebagian besar spesies akuatik menyukai pH yang

mendekati nilai netral yaitu berkisar antara 7-8.5. Penelitian Setyobudiandi et al. di

perairan Marunda ditemukan bahwa kerang lamis dapat ditemukan pada perairan

yang memiliki kisaran pH antara 6.5-7.5 (Setyobudiandi et al. 2004).

2.6. Logam Berat

2.6.1. Timah hitam (Pb)

Kelarutan timah hitam (Pb) di perairan cukup rendah sehingga kadarnya di

perairan relatif kecil. Kadar dan toksisitas timah hitam dipengaruhi oleh kesadahan,

pH, alkalinitas, dan oksigen. Toksisitas Pb terhadap organisme akuatik berkurang

dengan meningkatnya kesadahan dan kadar oksigen terlarut. Pb dapat berasal dari

pupuk, insektisida, pestisida, produk kosmetik, dan asap rokok.

Di perairan laut, nilai Pb yang diperbolehkan untuk keberlangsungan hidup

organisme akuatik adalah 5.6 ppb (Laws 1993). Menurut KepMen LH No. 51 Tahun

2004, baku mutu Pb yaitu <0.001 mg/l. Timah hitam tidak termasuk unsur yang

Page 25: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

11 

 

esensial bagi makhluk hidup, bahkan unsur ini bersifat toksik bagi hewan dan

manusia karena dapat terakumulasi pada tulang.

Menurut Marasabessy dan Edward (2002), logam berat Pb yang terakumulasi

dalam tubuh biota akan terus meningkat dengan adanya proses biomagnifikasi di

badan perairan. Terjadinya kontaminasi zat beracun pada organisme perairan dapat

melalui 3 cara, yaitu melalui permukaan organisme, melalui respirasi atau ingesti

dari air dan melalui pengambilan makanan (zooplankton dan fitoplankton) yang

mengandung bahan pencemar kimia (Jardin 1993 in Suprapti 2008).

Kemampuan biota laut (ikan, udang dan moluska) dalam mengakumulasi

logam berat di perairan tergantung pada jenis logam berat, jenis biota, lama

pemaparan serta kondisi lingkungan seperti pH, suhu dan salinitas. Semakin besar

ukuran biota air, maka akumulasi logam berat semakin meningkat (Hutagalung 1991

in Buwono et al. 2005). Timah hitam dapat menutupi lapisan mukosa pada

organisme akuatik dan selanjutnya dapat mengakibatkan sufokasi. Menurut

Sukiyanti (1987) in Buwono et al. (2005), toksisitas logam berat dalam kerang yang

ditimbulkan akibat akumulasi dalam jaringan tubuh mengakibatkan keracunan dan

kematian bagi biota air yang mengkonsumsinya.

Toksisitas akut Pb terhadap beberapa jenis avertebrata air tawar dan laut

berkisar antara 0.5-5.0 mg/liter (Effendi 2003). Menurut Hutagalung dan Sutomo

(1996), tingginya kadar Pb, Cd, Cu, dan Zn dalam sedimen di perairan Teluk Banten

dimungkinkan oleh sifat perairannya yang relatif tenang sehingga memperbesar

kesempatan senyawa logam berat tersebut untuk mengendap di dasar perairan.

2.6.2. Kadmium (Cd)

Kadmium (Cd) di dalam air terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit dan

bersifat tidak larut dalam air. Sumber alami kadmium adalah berasal dari letusan

vulkanik, kebakaran hutan, pupuk yang mengandung Cd dan terbawa aliran sungai

(Laws 1993). Kadar kadmium pada perairan laut sekitar 0.0001 mg/liter (McNeely

et al. 1979 in Effendi 2003). Menurut KepMen LH No. 51 Tahun 2004, baku mutu

Cd yang ditetapkan yaitu <0.001 mg/l.

Menurut Lestari dan Edward (2004), Cd merupakan salah satu logam berat

yang bersifat racun dan merugikan bagi semua organisme hidup, bahkan juga

Page 26: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

12 

 

berbahaya untuk manusia. Untuk melindungi kehidupan pada ekosistem akuatik,

perairan sebaiknya memiliki kadar kadmium sekitar 0.0002 mg/l (Moore 1991 in

Effendi 2003).

Bila dibedakan menurut jenis kerang, terlihat bahwa kadar maksimum Cd

dalam kerang darah relatif lebih tinggi dibandingkan kadar Cd maksimum dalam

kerang yang lain, oleh karena itu kerang darah akan lebih baik bila dipakai sebagai

bioindikator dibandingkan kerang hijau dan kerang bulu (Inswiasri 1993).

Berdasarkan penelitian Aunurohim di kepulauan Kangen pada tahun 2004, diketahui

bahwa spesies A. scapha yang lebih besar atau berumur lebih tua mengakumulasi

logam berat lebih tinggi dibandingkan spesies yang berukuran kecil atau yang masih

muda (Aunurohim 2009).

2.6.3. Merkuri (Hg)

Senyawa merkuri (Hg) dapat mengalami bioakumulasi dan biomagnifikasi

pada biota perairan, baik secara langsung ataupun melalui jala makanan (food web).

Organisme yang berada pada rantai yang paling tinggi (manusia) memiliki kadar

merkuri yang lebih tinggi daripada organisme di bawahnya. Kadar merkuri dalam

berbagai organisme yang merupakan anggota jala makanan pada ekosistem perairan

ditunjukkan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Biomagnifikasi merkuri pada beberapa organisme anggota jala makanan pada ekosistem perairan

Jenis Organisme Kadar Merkuri (µg/kg berat basah)

1. Sedimen 87-114 2. Fitoplankton 15 3. Tumbuhan tingkat tinggi 9 4. Zooplankton 13 5. Zoobentos herbivora 77 6. Zoobentos karnivora 83 7. Jenis ikan hebivora 332-500 8. Jenis ikan karnivora 604-1.510 9. Bebek/itik 240 10. Burung pemakan ikan 2.512-13.685

Sumber : Sarkka et al. (1978) in Effendi (2003)

Page 27: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

13 

 

Kadar merkuri pada perairan laut berkisar antara <10-30 ng/liter (Moore

1991 in Effendi 2003). Menurut KepMen LH No. 51 tahun 2004, baku mutu Hg

yaitu <0.008 mg/l. Senyawa merkuri bersifat sangat toksik bagi manusia dan hewan.

Berdasarkan Kep. Ditjen POM No. 03725/B/SK/VII/1989 dan FAO/WHO (1976) in

Buwono et al. (2005), kadar maksimum kandungan logam Hg pada biota laut yang

boleh dikonsumsi sebesar 0.5 ppm dan tidak boleh melebihi 0.2 mg per 70 kg berat

badan per minggu sebagai metil merkuri. Sifat toksik logam Hg dalam bentuk

senyawa HgCl2 dengan konsentrasi 0.027 ppm menyebabkan kematian pada larva

bivalvia (moluska) (Mulyaningsih 1998 in Buwono et al. 2005).

Page 28: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

14 

 

3. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di perairan Bojonegara-Teluk Banten dan perairan

PLTU Labuan-Teluk Lada, Banten selama lima bulan mulai bulan Desember 2009

hingga bulan Mei 2010. Perairan Bojonegara memiliki titik koordinat 5°59’37.8’’

LS dan 106°6’34.3’’ BT. Perairan ini termasuk dalam wilayah Desa Margarigi,

Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang. Perairan pesisir Labuan memiliki titik

koordinat 6°26'56.2" LS dan 105°49'14.3"BT. Perairan ini termasuk dalam wilayah

Kecamatan Labuan dan Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang. Jumlah

stasiun pada kedua lokasi berjumlah 3 stasiun. Lokasi penelitian dapat dilihat pada

Gambar 3, Gambar 4, dan Gambar 5.

Gambar 3. Lokasi penelitian perairan Bojonegara

(google earth)

Page 29: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

15 

 

Gambar 4. Lokasi penelitian perairan Labuan

(google earth)

Gambar 5. Lokasi penelitian perairan Bojonegara dan Labuan

(google earth)

Page 30: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

16 

 

3.2. Metode Kerja

3.2.1. Pengambilan dan penanganan contoh air, substrat dan biota

Pengambilan contoh air dilakukan menggunakan Van dorn Water Sampler.

Parameter yang diukur secara in situ meliputi suhu, salinitas, arus, DO, dan pH.

Contoh air yang diperoleh dimasukkan ke dalam botol sample yang telah diberi label

untuk dilakukan pengukuran secara ex situ di laboratorium yang meliputi logam

berat (Pb, Cd, dan Hg). Pengambilan contoh substrat dasar perairan dilakukan satu

kali pada setiap lokasi pengamatan menggunakan Ekman grab. Substrat yang

diperoleh dimasukkan ke dalam kantong plastik yang telah diberi label untuk

dilakukan pengukuran secara ex situ di laboratorium.

Pengambilan kerang dilakukan dengan menggunakan alat tangkap garok

yang ditarik oleh kapal nelayan yang memiliki ukuran mesin sebesar 23 pk. Garok

adalah alat tangkap yang dioperasikan di dasar perairan. Pada penelitian ini mesh

size yang digunakan adalah 1 inchi dengan lebar bukaan mulut sebesar 70 cm.

Kerang yang diperoleh dimasukkan ke dalam kantong plastik yang telah diberi label

dan kemudian dimasukkan ke dalam ice box.

3.2.2. Pengukuran dan pengamatan

3.2.2.1. Pengukuran karakter morfometrik kerang darah

Kerang darah yang ditangkap kemudian diukur morfometriknya. Identifikasi

dan pengukuran morfometrik kerang darah (A. granosa) dilakukan di Laboratorium

Fisiologi Hewan Air, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian

Bogor. Karakter morfometrik yang diukur adalah panjang cangkang, tinggi

cangkang, tebal cangkang, tinggi umbo, panjang ligament, berat total dan berat

daging. Pengukuran morfometrik kerang darah ini dilakukan dengan menggunakan

alat kaliper atau jangka sorong. Kerang yang telah diukur morfometriknya kemudian

diletakkan di wadah yang telah diberi label untuk dilakukan penimbangan bobot

total dan bobot daging.

Pengukuran berat total dan berat daging dilakukan dengan menggunakan

timbangan digital. Berat total kerang diukur dengan cara menimbang kerang secara

keseluruhan beserta cangkangnya, sedangkan untuk berat daging diukur dengan cara

menimbang daging kerang yang telah dipisahkan dari cangkangnya. Pemisahan

Page 31: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

17 

 

cangkang dari tubuhnya dilakukan dengan jalan memotong otot adduktornya.

Karakter morfometrik yang diukur dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 6.

Tabel 2. Karakter morfometrik yang diukur No. Karakter Morfometrik 1 Panjang cangkang Jarak dari bagian anterior sampai bagian posterior kerang 2 Tinggi cangkang Jarak dari bagian dorsal yaitu pada bagian umbo sampai

bagian ventral 3 Tebal cangkang Jarak terjauh antara cangkang kanan dan cangkang kiri 4 Tinggi umbo Tinggi cangkang dikurangi dengan tinggi dari ventral

sampai ligament 5 Panjang ligament Jarak antara anterior sampai posterior pada bagian dorsal

cangkang

Gambar 6. Karakter morfometrik yang diukur (google)

Keterangan :

PC = Panjang cangkang TIC = Tinggi cangkang TEC = Tebal cangkang TU = Tinggi umbo PL = Panjang ligament

3.2.2.2. Analisis kualitas air, sedimen dan daging

Pengukuran di laboratorium meliputi substrat dasar perairan dan logam berat

(Pb, Cd, dan Hg). Analisis kualitas air, sedimen dan daging kerang darah dilakukan

di Laboratorium Produktivitas Lingkungan, Departemen Manajemen Sumberdaya

Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Page 32: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

18 

 

Analisis substrat dasar perairan dilakukan untuk mengetahui komposisi (%)

pasir, debu, dan liat. Penentuan tekstur substrat dilakukan dengan mencocokkan

persentase pasir, debu, dan liat dengan segitiga Millar. Segitiga Millar dapat dilihat

pada Gambar 7.

Gambar 7. Segitiga Millar

(Brower et al. 1990)

Langkah-langkah penentuan tekstur dasar perairan :

• Menentukan komposisi dari masing-masing fraksi substrat, misalnya fraksi pasir

69.14%, debu 18.35%, dan liat 12.51%.

• Menarik garis pada sisi persentase pasir di titik 69.14% sejajar dengan sisi

persentase debu. Untuk fraksi liat, garis ditarik dari titik 12.51% sejajar dengan

persentase pasir. Kemudian untuk fraksi debu, garis ditarik dari titik 18.35%

sejajar dengan sisi persentase liat.

• Hasil pertemuan ketiga titik berada pada tekstur lempung berpasir.

Analisis logam berat (Pb, Cd, dan Hg) pada air, sedimen, dan daging kerang

darah (A. granosa) dilakukan dengan cara langsung untuk contoh air dan cara kering

(pengabuan) untuk contoh sedimen. Kerang darah pada perairan Bojonegara

Page 33: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

19 

 

memiliki ukuran besar (>3 cm) dan ukuran kecil (<3 cm), sedangkan pada perairan

Labuan ukuran besar (>2.5 cm) dan kecil (<2.5 cm). Perbedaan ukuran ini

dikarenakan oleh perbedaan ukuran kerang darah yang tertangkap pada masing-

masing lokasi pengamatan. Penentuan kandungan logam berat terbagi atas beberapa

tahap, yaitu preparasi, ekstraksi dan injeksi. Tahap preparasi dilakukan pada

sedimen dan daging kerang darah. Sebelum dianalisis sedimen dan daging kerang

dikeringkan terlebih dahulu selama satu hari di dalam oven dengan suhu 105ºC.

Kemudian dilakukan penggerusan hingga halus agar homogen dengan menggunakan

mortar dan cawan petri. Setelah halus, sedimen dan kerang darah ditimbang

sebanyak 0.5 gram dan dilakukan pemanasan kembali dengan penambahan bahan

H2SO4 dan HNO3. Hasil dari pemanasan tersebut dilarutkan kembali dengan etanol

37%.

Tahap ekstraksi dilakukan pada ketiga contoh, yaitu air laut, sedimen dan

daging kerang (setelah tahap preparasi) dengan menggunakan bantuan alat corong

pemisah dengan penambahan larutan standar logam seperti Kalium Natrium

Tartarat, Hydroxylamin, dan KCN (Kalium Sianida) serta larutan ditizhon diaduk

hingga homogen. Setelah tahap ekstraksi selesai dilakukan tahap injeksi dengan

memisahkan supernatant dari larutan contoh untuk dianalisis menggunakan bantuan

alat spektrofotometer.

3.3. Analisis Data

3.3.1. Analisis karakter morfometrik

Dari tujuh karakter morfometrik yang diukur, dibuat perbandingan ukuran.

Perbandingan ukuran karakter morfometrik kerang darah dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Perbandingan ukuran karakter morfometrik kerang darah No. Perbandingan Ukuran 1 Panjang Cangkang : Tinggi Cangkang 2 Panjang Cangkang : Tebal Cangkang 3 Panjang Cangkang : Panjang Ligament 4 Tinggi Cangkang : Tebal Cangkang 5 Tinggi Cangkang : Tinggi Umbo

Page 34: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

20 

 

3.3.2. Hubungan panjang berat

Untuk menganalisis hubungan panjang-berat kerang darah digunakan rumus

sebagai berikut (Effendie 1997) :

W = aLb

Keterangan :

W = Berat total (gr) L = Panjang cangkang (mm) a = Intersep (perpotongan kurva hubungan panjang-berat dengan sumbu y) b = Penduga pola pertumbuhan panjang-berat

Untuk mendapatkan persamaan linier atau garis lurus digunakan persamaan

sebagai berikut:

Log W = Log a + b Log L

Untuk mendapatkan parameter a dan b, digunakan analisis regresi dengan log

W sebagai ‘y’ dan log L sebagai ‘x’, maka didapatkan persamaan regresi :

y = a + bx

Untuk menguji nilai b = 3 atau b ≠ 3 dilakukan uji-t, dengan hipotesis

(Effendie 1997) :

H0 : b = 3, hubungan panjang dengan berat adalah isometrik

H1 : b ≠ 3, hubungan panjang dengan berat adalah allometrik, yaitu :

- Allometrik positif, jika b>3 (pertambahan berat lebih cepat

dibandingkan pertambahan panjang)

- Allometrik negatif, jika b<3 (pertambahan panjang lebih cepat

dibandingkan pertambahan berat

thitung = 1

01

Sbbb −

 

Page 35: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

21 

 

Keterangan :

b1 = Nilai b (dari hubungan panjang-berat) b0 = 3 Sb1 = Simpangan koefisien b

Bandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel pada selang kepercayaan 95%.

Selanjutnya untuk mengetahui pola pertumbuhan organisme, kaidah keputusan yang

diambil adalah :

thitung > ttabel : tolak hipotesis nol (H0)

thitung < ttabel : gagal tolak hipotesis nol (H0)

3.3.3. Rasio berat daging/berat total

Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar persentase

daging yang terkandung dalam cangkangnya dari keseluruhan berat total. Hubungan

ini dilakukan dengan cara perbandingan berat daging dengan berat total dikalikan

100%. Menurut Prawuri (2005) rasio berat daging/berat total ini digunakan rumus

sebagai berikut:

Rasio Bd = (Bd/Bt) X 100%

Keterangan :

Bd = berat daging (gr) Bt = berat total (gr)

Page 36: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

22 

 

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Umum Daerah Penelitian

4.1.1. Kondisi umum perairan Bojonegara-Teluk Banten

Secara administratif perairan Bojonegara-Teluk Banten termasuk dalam

wilayah Desa Margarigi, Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang, Provinsi

Banten. Wilayah Bojonegara menghadap langsung ke Teluk Banten dengan perairan

teluk yang tenang. Perairan Bojonegara memiliki batas-batas administratif yaitu :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kerang Kepuh

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Terate

- Sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Banten

Berdasarkan hasil pengamatan Mayunar et al. pada tahun 1992, perairan

Bojonegara mempunyai pantai yang landai dengan dasar perairan yang terdiri dari

lumpur bercampur pasir yang kedalamannya tidak lebih dari 13 m (Mayunar et al.

1995). Kegiatan-kegiatan yang berada di sekitar Teluk Banten meliputi kegiatan

perikanan, suaka alam, dan industri. Di wilayah Bojonegara memiliki potensi

sumberdaya kelautan untuk pengembangan kegiatan penangkapan kerang. Kerang

yang terdapat di perairan Bojonegara diantaranya adalah kerang darah, kerang bulu,

kerang mencos dan kerang tahu. Kerang tersebut ditangkap dengan cara tradisional

dengan menggunakan tangan karena perairannya memiliki kedalaman yang dangkal.

Disekitar kawasan tersebut telah berdiri kawasan industri yang dikembangkan

adalah penambangan batu, PLTU Suralaya, industri plastik, pengeboran minyak

lepas pantai, galangan kapal palwa, industri logam dasar, kimia dasar, rekayasa dan

rancang bangun.

Beberapa sungai yang mengalir menuju Teluk Banten diantaranya adalah

Sungai Domas, Sungai Soge, Sungai Kemanyungan, Sungai Banten, Sungai

Pelabuhan, Sungai Baros, dan Sungai Wadas. Sungai-sungai ini melintasi daerah

perindustrian yang terdapat di sekitar Teluk Banten sehingga akan menghasilkan

berbagai limbah yang secara langsung maupun tidak langsung dapat masuk ke dalam

perairan (Mayunar et al. 1995).

Page 37: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

23 

 

Penelitian Mayunar et al. pada tahun 1992 di Teluk Banten, diperoleh bahwa

suhu di Teluk Banten berkisar antara 28.7-30.5°C, pH berkisar antara 7.2-8.2 dan

oksigen terlarut berkisar antara 4.2-6.6 mg/l. Kandungan kadmium (Cd) yang

terdapat di perairan Teluk Banten berkisar antara 0-0.20 mg/l dan nilai Merkuri (Hg)

berkisar antara 0.52-2.89 mg/l.

4.1.2. Kondisi umum perairan PLTU Labuan-Teluk Lada

Secara geografis Kabupaten Pandeglang terletak antara 6º21’-7º10’ LS dan

104º48’-106º11’ BT, memiliki luas wilayah 2.747 km2 (274.689.91 ha) atau sebesar

29.98% dari luas Provinsi Banten dengan panjang pantai mencapai 307 km. Secara

administratif dibagi menjadi 322 Desa, 13 Kelurahan dan 31 Kecamatan, dengan

batas-batas administrasi, yaitu:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Serang

- Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Sunda

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lebak

Perairan pesisir PLTU Labuan-Teluk Lada berada di wilayah Kecamatan

Labuan dan Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang. Perairan PLTU

Labuan-Teluk Lada dibatasi oleh Tanjung ketapang di sebelah timur dan Tanjung

Citereup di sebelah barat, sehingga daerah tersebut merupakan teluk kecil di dalam

Teluk Lada. Pada perairan ini berpotensi masuknya air buangan yang berasal dari

PLTU, perkebunan kelapa sawit, limbah domestik, industri skala kecil seperti

pengolahan produk perikanan, dan aktifitas perikanan yang meliputi perikanan

tangkap maupun perikanan budidaya.

Beberapa sungai yang mengalir menuju Teluk Lada diantaranya adalah

Sungai Ciliman, Sungai Bama dan Sungai Cibungur. Di wilayah Labuan memiliki

potensi sumberdaya kelautan untuk pengembangan kegiatan penangkapan kerang.

Kerang yang terdapat di perairan Labuan diantaranya adalah kerang darah, kerang

bulu, kerang mencos dan kerang tahu. Kerang tersebut ditangkap dengan

menggunakan alat tangkap garok.

Page 38: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

24 

 

4.2. Kondisi Habitat Kerang Darah Anadara granosa

4.2.1. Kualitas air

Parameter fisika yang mempengaruhi kehidupan kerang darah diantaranya

adalah suhu, salinitas, dan arus, sedangkan parameter kimia dan logam berat yang

mempengaruhi kehidupan kerang adalah oksigen terlarut (DO), pH, timah hitam

(Pb), kadmium (Cd), dan merkuri (Hg). Parameter fisika, kimia dan logam berat di

perairan Bojonegara dan Labuan selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 4 dan

Tabel 5.

Tabel 4. Parameter fisika, kimia, dan logam berat di perairan Bojonegara

Parameter Perairan Bojonegara Desember 2009 April 2010 Mei 2010

Suhu (°C) 26 ± 1.53 29 ± 0.52 30 ± 0.29 Salinitas (‰) 25 ± 7.07 22 ± 2.02 26 ± 1.89 Arus (cm/s) 14.71 ± 0.76 3.77 ± 1.86 11.04 ± 6.13 DO (mg/l) 4.12 ± 0.96 9.80 ± 5.34 5.60 ± 0.8 pH 8 ± 0.00 7.8 ± 0.29 7.2 ± 0.21 Pb (mg/l) 0.0530 ± 0.0042 0.0055 ± 0.0015 0.0004 ± 0.0000Cd (mg/l) 0.023 ± 0.003 0.007 ± 0.001 0.031 ± 0.009 Hg (mg/l) 0.0006 ± 0.0001 0.0003 ± 0.0001 0.0055 ± 0.0010

Tabel 5. Parameter fisika, kimia, dan logam berat di perairan Labuan

Parameter Perairan Labuan Desember 2009 Maret 2010 Mei 2010

Suhu (°C) 28 ± 0.58 29 ± 0.58 32 ± 0.58 Salinitas (‰) 35 ± 0.58 25 ± 0.58 32 ± 3.23 Arus (cm/s) 20.53 ± 13.72 2.81 ± 0.04 4.28 ± 0.71 DO (mg/l) 5.24 ± 1.32 5.41 ± 0.42 6.34 ± 0.30 pH 7.7 ± 0.29 7.3 ± 0.29 7.8 ± 0.29 Pb (mg/l) 0.0233 ± 0.0085 0.0120 ± 0.0044 0.0599 ± 0.0942Cd (mg/l) 0.005 ± 0.000 0.005 ± 0.000 0.018 ± 0.007 Hg (mg/l) 0.0005 ± 0.0004 0.0003 ± 0.0001 0.0004 ± 0.0001

Berdasarkan Tabel 4 dan Tabel 5, dapat dilihat bahwa suhu di perairan

Bojonegara mempunyai kisaran antara 26-30°C dan suhu di perairan Labuan

mempunyai kisaran antara 28-32°C. Suhu di perairan Labuan memiliki kisaran suhu

yang relatif lebih tinggi dibandingkan kisaran suhu di perairan Bojonegara. Hal ini

dapat disebabkan karena di perairan Labuan telah dipengaruhi oleh buangan limbah

Page 39: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

25 

 

cair panas dari PLTU ke dalam perairan. Penelitian Hidayat pada tahun 2004,

menyebutkan bahwa suhu yang berada di stasiun 1 di Perairan Pelabuhan Tanjung

Emas Semarang memiliki suhu yang lebih tinggi disebabkan adanya polutan yang

berupa limbah air panas sisa pendingin instalasi PLTU yang menyebabkan air

menjadi lebih panas mencapai 32.5°C (Hidayat et al. 2006).

Suhu pada kedua lokasi penelitian masih dapat mendukung pertumbuhan

kerang darah karena masih dalam batas suhu yang optimal bagi pertumbuhan kerang

darah. Berdasarkan penelitian Boonruang dan Janekarn pada tahun 1983 di Phuket

Thailand, A. granosa dapat ditemukan pada suhu 25-32.8°C (Broom 1985). Suhu

akan mempengaruhi aktivitas metabolisme dan perkembangbiakkan dari organisme

tersebut (Nybakken 1988). Suhu air juga akan menentukan kehadiran dari spesies-

spesies akuatik, mempengaruhi pemijahan dan penetasan serta aktivitas dan

rangsangan yang dapat menghambat pertumbuhan spesies (NTAC 1968 in

Koesoebiono 1979).

Salinitas di perairan Bojonegara mempunyai kisaran antara 22-26‰ dan

salinitas di perairan Labuan mempunyai kisaran antara 25-35‰. Kisaran salinitas di

perairan Bojonegara relatif lebih rendah dibandingkan perairan Labuan. Rendahnya

salinitas di perairan Bojonegara dapat disebabkan karena percampuran massa air

tawar yang dibawa Sungai Teratai dan Sungai Wadas. Menurut Nontji (1987),

sebaran salinitas di laut dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pola sirkulasi air,

penguapan, curah hujan, dan aliran sungai. Salinitas di kedua lokasi masih dapat

mendukung pertumbuhan kerang darah karena masih dalam batas salinitas yang

optimal bagi pertumbuhan kerang darah. Pathansali (1966) menyatakan bahwa A.

granosa L. dapat ditemukan di perairan yang memiliki salinitas 18-30‰. Penelitian

Baquiero pada tahun 1980 di Mexico, menemukan A. tuberculosa dapat hidup pada

kisaran salinitas 30-40‰ (Broom 1985). Bervariasinya nilai salinitas dapat

mempengaruhi pola adaptasi dan kelimpahan hewan bentik. Organisme yang cukup

adaptif dan mampu bertahan dengan baik terhadap perubahan adalah organisme

yang berasal dari kelas Polychaeta, Bivalvia, dan Crustacea (Nybakken 1988).

Kecepatan arus di perairan Bojonegara mempunyai kisaran antara 3.77-14.71

cm/s dan kecepatan arus di perairan Labuan mempunyai kisaran antara 2.81-20.53

cm/s. Kisaran kecepatan arus di perairan Labuan memiliki kisaran yang lebih luas

Page 40: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

26 

 

dibandingkan perairan Bojonegara. Hal ini dapat disebabkan karena di perairan

Labuan dipengaruhi oleh gelombang air laut. Menurut Nontji (1987), arus

merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang dapat disebabkan oleh tiupan

angin, karena perbedaan dalam densitas air laut atau disebabkan oleh gerakan

gelombang. Kecepatan arus pada perairan Bojonegara dipengaruhi oleh pasang surut

air laut yang berada pada muara Sungai Teratai dan muara Sungai Wadas. Nontji

(1987) menyatakan bahwa arus yang disebabkan oleh pasang surut biasanya lebih

banyak terdapat di perairan pesisir dan estuari. Menurut Nybakken (1988), arus

mempengaruhi penyebaran organisme laut dan juga menentukan tipe substrat.

Kandungan oksigen terlarut (DO) di perairan Bojonegara mempunyai kisaran

antara 4.12-9.80 mg/l dan kandungan oksigen terlarut di perairan Labuan

mempunyai kisaran antara 5.24-6.34 mg/l. Perairan Labuan memiliki kandungan

oksigen terlarut yang relatif lebih rendah dibandingkan perairan Bojonegara. Hal ini

dapat disebabkan karena suhu yang berada di perairan Labuan relatif lebih tinggi

dibandingkan perairan Bojonegara sehingga dapat mempengaruhi kandungan

oksigen terlarut di perairan. Menurut Effendi (2003), peningkatan suhu disertai

dengan penurunan kadar oksigen terlarut. Kandungan oksigen di kedua lokasi masih

dalam batas yang dapat ditoleransi oleh kerang darah dan masih dapat mendukung

pertumbuhan kerang darah. Pada penelitian Setyobudiandi et al. di perairan

Marunda ditemukan bahwa kerang lamis dapat ditemukan pada perairan yang

memiliki kandungan oksigen 2.01-9.24 mg/l (Setyobudiandi et al. 2004).

pH di perairan Bojonegara mempunyai kisaran antara 7.2-8 dan pH di

perairan Labuan mempunyai kisaran antara 7.3-7.8. Organisme perairan mempunyai

kemampuan yang berbeda dalam mentoleransi pH perairan. Nilai pH pada kedua

lokasi penelitian masih dapat mendukung pertumbuhan kerang darah karena masih

dalam batas pH yang optimal bagi pertumbuhan kerang darah. Menurut Tebbut

(1992) in Effendi (2003), sebagian besar spesies akuatik menyukai pH yang

mendekati nilai netral yaitu berkisar antara 7-8.5. Keanekaragaman bentos mulai

menurun pada pH 6-6.5 (Effendi 2003). Pada penelitian Setyobudiandi et al. di

perairan Marunda ditemukan bahwa kerang lamis dapat ditemukan pada perairan

yang memiliki kisaran pH antara 6.5-7.5 (Setyobudiandi et al. 2004).

Page 41: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

27 

 

Kandungan timah hitam (Pb) di perairan Bojonegara mempunyai kisaran

antara 0.0004-0.0530 mg/l dan kandungan Pb di perairan Labuan mempunyai

kisaran antara 0.0120-0.0599 mg/l. Kandungan Pb di perairan Bojonegara relatif

lebih kecil dibandingkan kandungan Pb di perairan Labuan. Kandungan Pb di

perairan Bojonegara dan Labuan telah melewati ambang batas yang telah

dikeluarkan KepMen LH No. 51 Tahun 2004 yaitu >0.001 mg/l. Hal ini menunjukan

bahwa air di Perairan Bojonegara dan Labuan telah terkontaminasi logam Pb.

Perairan Bojonegara berpotensi masuknya limbah buangan yang berasal dari pabrik

minyak kelapa, pabrik batu bara, dan pabrik gula. Pabrik-pabrik tersebut

mengeluarkan limbah berupa cairan maupun padatan yang mengandung bahan

organik, minyak dan lemak, Sulfida, timah hitam (Pb), Krom, dan Sianida. Perairan

Labuan berpotensi masuknya limbah buangan yang berasal dari pabrik, PLTU,

tambak, dan perkebunan kelapa sawit. Limbah-limbah yang dikeluarkannya berupa

cairan maupun padatan yang mengandung bahan organik dan pestisida. Menurut

Marasabessy dan Edward (2002), logam berat Pb yang terakumulasi dalam tubuh

biota akan terus meningkat dengan adanya proses biomagnifikasi di badan perairan.

Timah hitam dapat menutupi lapisan mukosa pada organisme akuatik dan

selanjutnya dapat mengakibatkan sufokasi.

Kandungan kadmium (Cd) di perairan Bojonegara mempunyai kisaran antara

0.007-0.031 mg/l dan kandungan Cd di perairan Labuan mempunyai kisaran antara

0.005-0.018 mg/l. Kandungan Cd di perairan Bojonegara lebih besar dibandingkan

kandungan Cd di perairan Labuan. Kandungan Cd di kedua perairan ini tergolong

cukup tinggi. Berdasarkan KepMen LH No. 51 Tahun 2004, kandungan Cd di kedua

perairan telah melewati ambang batas yang ditetapkan yaitu >0.001 mg/l. Hal ini

menunjukkan bahwa air di Perairan Bojonegara dan Labuan telah terkontaminasi

logam Cd.

Kandungan Merkuri (Hg) di perairan Bojonegara mempunyai kisaran antara

0.0003-0.0055 mg/l dan kandungan Hg di perairan Labuan mempunyai kisaran

antara 0.0003-0.0005 mg/l. Kandungan Hg di perairan Bojonegara lebih besar

dibandingkan kandungan Hg di perairan Labuan. Kandungan Hg di perairan

Bojonegara dan Labuan masih dapat ditolerir oleh kerang darah. Menurut Moore

(1991) in Effendi (2003), kadar merkuri pada perairan laut berkisar antara <10-30

Page 42: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

28 

 

ng/l. Berdasarkan Kep Men LH No. 51 tahun 2004, baku mutu Hg masih dibawah

ambang batas yang yaitu <0.008 mg/l.

4.2.2. Kondisi sedimen

Menurut Nybakken (1988), kehidupan moluska bentik secara umum

dipengaruhi oleh kualitas perairannya, antara lain jenis substrat tempat hidup,

kekeruhan, pH, suhu, salinitas, kandungan oksigen terlarut dan polutan. Kondisi

sedimen di kedua lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7.

Tabel 6. Kondisi sedimen di perairan Bojonegara

Kondisi Sedimen Perairan Bojonegara Desember 2009 April 2010 Mei 2010

Pasir (%) 69.14 69.14 69.14 Debu (%) 18.35 18.35 18.35 Liat (%) 12.51 12.51 12.51 Pb (mg/l) 3.88 ± 1.30 0.56 ± 0.10 0.04 ± 0.01Cd (mg/l) 0.50 ± 0.00 0.73 ± 0.09 0.13 ± 0.04Hg (mg/l) 0.02 ± 0.00 0.02 ± 0.00 0.26 ± 0.02

Tabel 7. Kondisi sedimen di perairan Labuan

Kondisi Sedimen Perairan Labuan Desember 2009 Maret 2010 Mei 2010

Pasir (%) 92.73 92.73 92.73 Debu (%) 3.84 3.84 3.84 Liat (%) 3.43 3.43 3.43 Pb (mg/l) 0.90 ± 0.61 1.78 ± 0.39 0.02 ± 0.00Cd (mg/l) 0.50 ± 0.00 0.67 ± 0.21 0.26 ± 0.24Hg (mg/l) 0.24 ± 0.09 0.97 ± 0.81 0.24 ± 0.21

Berdasarkan Tabel 6 dan Tabel 7, tekstur di perairan Bojonegara memiliki

fraksi pasir sebesar 69.14%, fraksi debu sebesar 18.35%, dan fraksi liat sebesar

12.51%. Berdasarkan hasil dari segitiga Millar didapatkan tipe substrat di perairan

Bojonegara memiliki tipe substrat lempung berpasir. Squares et al. (1975) in Hery

(1998), menyatakan bahwa Anadara spp. banyak ditemukan pada lumpur halus atau

kadang-kadang pada pasir berlumpur dan berlindung atau berasosiasi dengan

mangrove di sebagian besar daerah tropis.

Page 43: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

29 

 

Tekstur di perairan Labuan memiliki fraksi pasir sebesar 92.73%, fraksi debu

sebesar 3.84% dan fraksi liat sebesar 3.43%. Berdasarkan hasil dari segitiga Millar

didapatkan tipe substrat di perairan Labuan memiliki tipe substrat pasir. Hal ini

dapat diduga karena kerang darah dapat beradaptasi dengan tipe substrat pasir. Di

Phuket, Thailand, ditemukan bahwa populasi A. granosa mendiami substrat 70-80%

pasir (diameter >63 µm) (Broom 1988 in Hery 1998). Menurut Dharma (1988) in

Prawuri (2005), moluska termasuk binatang yang sangat berhasil menyesuaikan diri

untuk hidup di beberapa tempat dan cuaca.

Kandungan timah hitam (Pb) pada sedimen di perairan Bojonegara berkisar

antara 0.04-3.88 mg/l dan kandungan Pb pada sedimen di perairan Labuan berkisar

antara 0.02-1.78 mg/l. Kandungan kadmium (Cd) pada sedimen di perairan

Bojonegara berkisar antara 0.13-0.73 mg/l dan kandungan Cd pada sedimen di

perairan Labuan berkisar antara 0.26-0.67 mg/l. Kandungan merkuri (Hg) pada

sedimen di perairan Bojonegara berkisar antara 0.02-0.26 mg/l dan kandungan Hg

pada sedimen di perairan Labuan berkisar antara 0.24-0.97 mg/l. Kandungan Logam

berat (Pb, Cd, dan Hg) pada sedimen lebih tinggi dari kandungan logam berat pada

perairan di kedua lokasi. Penelitian Hutagalung di perairan Teluk Banten pada tahun

1993, menunjukkan bahwa di seluruh lokasi pengamatan kadar Cd, Cu, dan Zn yang

tertinggi selalu ditemukan dalam sedimen. Tingginya kadar Pb, Cd, Cu, dan Zn

dalam sedimen di perairan Teluk Banten dimungkinkan oleh sifat perairannya yang

relatif tenang sehingga memperbesar kesempatan senyawa logam berat tersebut

untuk mengendap di dasar perairan (Hutagalung dan Sutomo 1996).

4.3. Kandungan Logam Berat pada Kerang

Hutagalung (1991) in Buwono et al. (2005), menyatakan bahwa kemampuan

biota laut (ikan, udang, dan moluska) dalam mengakumulasi logam berat di perairan

tergantung pada jenis logam berat, jenis biota, lama pemaparan serta kondisi

lingkungan seperti pH, suhu, dan salinitas. Kandungan logam berat pada kerang

darah dapat dilihat pada Tabel 8.

Page 44: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

30 

 

Tabel 8. Kadungan logam berat pada kerang darah

Daging Perairan Bojonegara Perairan Labuan Kecil Besar Kecil Besar

Pb (mg/l) 0.2550 ± 0.1612 0.2000 ± 0.10420 0.1883 ± 0.0408 0.2642 ± 0.0323 Cd (mg/l) 0.2080 ± 0.1993 0.3000 ± 0.1417 0.1802 ± 0.0088 0.2125 ± 0.0209 Hg (mg/l) 0.1935 ± 0.2917 0.0540 ± 0.0547 0.0200 ± 0.0000 0.0233 ± 0.0052

Berdasarkan tabel 8, kandungan timah hitam (Pb) pada kerang darah ukuran

kecil dan besar di perairan Bojonegara berturut-turut sebesar 0.2550 mg/l dan 0.2000

mg/l. Kandungan kadmium (Cd) pada kerang darah ukuran kecil dan besar di

perairan Bojonegara berturut-turut sebesar 0.2080 mg/l dan 0.3000 mg/l. Kandungan

merkuri (Hg) pada kerang darah ukuran kecil dan besar di perairan Bojonegara

berturut-turut sebesar 0.1935 mg/l dan 0.0540 mg/l. Berdasarkan hasil yang

diperoleh dapat dilihat bahwa kandungan logam berat (Pb dan Hg) pada kerang kecil

lebih tinggi dibandingkan pada kerang besar. Hal ini diduga karena adanya efek

fisiologis dari kerang tersebut, seperti kemampuan untuk mengeliminasi logam,

kecepatan makan dan laju absorpsi. Namun, kandungan kadmium (Cd) pada kerang

besar lebih tinggi dibandingkan pada kerang kecil. Hal ini diduga karena akumulasi

kadmium yang dilakukan oleh kerang darah berukuran besar. Menurut Hutagalung

(1991) in Buwono et al. (2005), semakin besar ukuran biota air, maka akumulasi

logam berat semakin meningkat. Moluska bivalvia dapat mengakumulasi Cd sampai

352 kali lebih tinggi dari kadar Cd yang terdapat dalam airnya (LIPI 1991 in

Inswiasri et al. 1993).

Kandungan timah hitam (Pb) pada kerang darah ukuran kecil dan besar di

perairan Labuan berturut-turut sebesar 0.1883 mg/l dan 0.2642 mg/l. Kandungan

kadmium (Cd) pada kerang darah ukuran kecil dan besar di perairan Labuan

berturut-turut sebesar 0.1802 mg/l dan 0.2125 mg/l. Kandungan merkuri (Hg) pada

kerang darah ukuran kecil dan besar di perairan Labuan berturut-turut sebesar

0.0200 mg/l dan 0.0233 mg/l. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa

kandungan logam berat (Pb, Cd, dan Hg) pada kerang besar lebih tinggi

dibandingkan pada kerang kecil. Hal ini diduga karena akumulasi logam berat yang

dilakukan oleh kerang darah berukuran besar. Menurut Hutagalung (1991) in

Page 45: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

31 

 

Buwono et al. (2005), semakin besar ukuran biota air, maka akumulasi logam berat

semakin meningkat.

Senyawa merkuri (Hg) dapat mengalami bioakumulasi dan biomagnifikasi

pada biota perairan, baik secara langsung ataupun melalui jala makanan (food web).

Organisme yang berada pada rantai yang paling tinggi (manusia) memiliki kadar

merkuri yang lebih tinggi daripada organisme di bawahnya. Menurut Sukiyanti

(1987) in Buwono et al. (2005), toksisitas logam berat dalam kerang yang

ditimbulkan akibat akumulasi dalam jaringan tubuh mengakibatkan keracunan dan

kematian bagi biota air yang mengkonsumsinya. Berdasarkan Kep. Ditjen POM No.

03725/B/SK/VII/1989 dan FAO/WHO (1976) in Buwono et al. (2005), kadar

maksimum kandungan logam Hg pada biota laut yang boleh dikonsumsi sebesar 0.5

mg/l dan tidak boleh melebihi 0.2 mg per 70 kg berat badan per minggu sebagai

metil merkuri.

4.4. Hubungan Panjang Berat

Hubungan panjang berat diperoleh berdasarkan data-data morfometrik

panjang cangkang dan berat total kerang. Berdasarkan grafik hubungan panjang

berat kerang darah (A. granosa) diperoleh bahwa persamaan hubungan panjang berat

kerang darah di perairan Bojonegara-Teluk Banten secara keseluruhan adalah W =

0.022L1.812 dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.610 dan koefisien

korelasi (r) sebesar 0.78. Dengan demikian, model memberikan sumbangan sebesar

61.0% terhadap keragaman berat dan memiliki hubungan panjang dan berat yang

sangat erat pada A. granosa di perairan Bojonegara. Jumlah kerang yang digunakan

dalam penentuan hubungan panjang berat adalah 493 individu.

Berdasarkan hasil yang diperoleh didapatkan nilai b kerang darah di perairan

Bojonegara adalah 1.812. Nilai b yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa

hubungan panjang dan berat adalah allometrik negatif (b<3). Artinya, pertambahan

panjang lebih cepat atau dominan dibandingkan pertambahan beratnya. Hal ini dapat

disebabkan karena kerang darah memanfaatkan energinya untuk pertumbuhan

panjangnya dibandingkan dengan pertumbuhan beratnya. Untuk membuktikan

bahwa hubungan panjang berat bersifat allometrik negatif, maka dilakukan

Page 46: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

32 

 

pengujian hipotesis dalam uji t, hasilnya adalah tolak H0 yaitu nilai b bersifat

allometrik negatif. Dimana thitung> ttabel.

Berdasarkan grafik hubungan panjang berat kerang darah (A. granosa)

diperoleh bahwa persamaan hubungan panjang berat kerang darah di perairan PLTU

Labuan-Teluk Lada adalah W = 0.0007L2.786 dengan nilai koefisien determinasi (R2)

sebesar 0.809 dan koefisien korelasi (r) sebesar 0.90. Dengan demikian, model

memberikan sumbangan sebesar 80.9% terhadap keragaman berat dan memiliki

hubungan panjang dan berat yang sangat erat pada A. granosa di perairan Labuan.

Berdasarkan hasil yang diperoleh diketahui bahwa nilai b kerang darah di

perairan Labuan adalah 2.786. Nilai b yang diperoleh menunjukkan bahwa

hubungan panjang dan berat adalah allometrik negatif (b<3). Artinya, pertambahan

panjang lebih cepat atau dominan dibandingkan pertambahan beratnya. Untuk

membuktikan hubungan panjang berat bersifat allometrik negatif, maka dilakukan

pengujian hipotesis dalam uji t, hasilnya adalah tolak H0 yaitu bahwa nilai b bersifat

allometrik negatif. Dimana thitung> ttabel. Grafik hubungan panjang berat kerang darah

di perairan Bojonegara dan Labuan dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Hubungan panjang berat kerang darah di perairan Bojonegara dan Labuan

Page 47: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

33 

 

4.5. Rasio Berat Daging/Berat Total

Perhitungan rasio berat daging/berat total adalah untuk mengetahui

persentase berat daging yang terdapat di dalam cangkang. Untuk kebutuhan

konsumsi, maka kualitas dan kuantitas daging kerang perlu dipertimbangkan.

Persentase dari rasio berat daging/berat total rata-rata kerang darah yang diamati

selama penelitian di perairan Bojonegara-Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk

Lada dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Rasio berat daging/berat total rata-rata kerang darah selama penelitian di perairan

Bojonegara dan Labuan

Berdasarkan Gambar 9, dapat dilihat bahwa rasio berat daging/berat total

rata-rata kerang darah di perairan Bojonegara berkisar antara 22.75-24.16%. Rasio

berat daging/berat total rata-rata terbesar berada pada selang kelas 36.8-39.9 mm

yaitu sebesar 24.16% dari berat totalnya, sedangkan rasio berat daging/berat total

rata-rata yang terkecil berada pada selang kelas 14.4-17.5 mm yaitu sebesar 22.75%

dari berat totalnya. Hal ini dapat diduga karena kerang darah pada ukuran panjang

36.8-39.9 mm memanfaatkan energinya untuk pertumbuhan dan perkembangan

gonad sehingga berat daging akan mengalami peningkatan.

Rasio berat daging/berat total rata-rata kerang darah di perairan Labuan

berkisar antara 14.96-29.35%. Rasio berat daging/berat total rata-rata terbesar

berada pada selang kelas 11.2-14.3 mm yaitu sebesar 29.35% dari berat totalnya,

Page 48: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

34 

 

sedangkan rasio berat daging/berat total rata-rata yang terkecil berada pada selang

kelas 40.0-43.1 mm yaitu sebesar 14.96% dari berat totalnya. Hal ini dapat diduga

karena kerang darah pada ukuran panjang 11.2-14.3 mm memanfaatkan energinya

untuk pertumbuhan dan perkembangan gonad sehingga berat daging akan

mengalami peningkatan. Menurut Broom (1985), ukuran kerang darah pada fase

matang gonad berukuran 18-20 mm. Menurut Prawuri (2005), kerang darah (A.

granosa) memiliki persentase berat daging dan berat total yang lebih besar

dibandingkan dengan persentase berat daging dan berat total kerang bulu (A.

antiquata).

4.6. Analisis Karakter Morfometrik

Hasil pengukuran karakter morfometrik merupakan salah satu yang dapat

digunakan sebagai ciri taksonomik saat mengidentifikasi organisme. Setiap spesies

memiliki ukuran mutlak yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor umur,

jenis kelamin, dan lingkungan hidupnya seperti makanan, suhu, pH, dan salinitas

(Affandi et al. 1992).

Faktor lingkungan mempunyai pengaruh besar terhadap pertumbuhan

organisme. Walaupun umur organisme dari suatu spesies yang sama, namun ukuran

mutlaknya dapat berbeda-beda. Oleh karena itu, standar dalam identifikasi ialah

ukuran perbandingannya (Affandi et al. 1992). Hasil pengukuran karakter

morfometrik dan hasil pengukuran perbandingan karakter morfometrik kerang darah

(Anadara granosa) pada kedua lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 9 dan

Tabel 10.

Tabel 9. Kisaran ukuran morfometrik pada kedua lokasi penelitian

Karakter Morfometrik Perairan Bojonegara Perairan Labuan Panjang cangkang (cm) 1.75 - 4.51 1.12 - 4.55 Tinggi cangkang (cm) 0.91 - 3.91 0.88 - 3.21 Tebal cangkang (cm) 0.98 - 3.52 0.52 - 2.60 Tinggi umbo (cm) 0.26 - 1.18 0.15 - 0.99 Panjang ligament (cm) 1.04 - 3.50 0.60 - 3.15 Berat total (gr) 2.2994 - 28.1913 0.7070 – 22.5451 Berat daging (gr) 0.4707 - 7.1445 0.1930 – 3.7504

Page 49: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

35 

 

Berdasarkan Tabel 9, terlihat adanya perbedaan kisaran nilai ukuran

morfometrik pada kedua lokasi penelitian. Umumnya kerang darah (Anadara

granosa) di perairan Bojonegara memiliki kisaran ukuran morfometrik yang lebih

luas dibandingkan di perairan Labuan. Namun, pada kisaran ukuran morfometrik

panjang cangkang (PC), tinggi cangkang (TIC), dan panjang ligament (PL) kerang

darah di perairan Labuan memiliki kisaran yang lebih luas dibandingkan di perairan

Bojonegara. Hal ini dapat terlihat karena ukuran kerang darah di perairan

Bojonegara relatif lebih beragam dibandingkan perairan Labuan. Perbedaan kisaran

ukuran karakter morfometrik pada kedua lokasi penelitian tersebut dapat disebabkan

adanya perbedaan umur, jenis kelamin dan tingkat eksploitasi yang berbeda di kedua

perairan. Pada perairan Bojonegara eksploitasi dilakukan dengan cara tradisional

menggunakan tangan, sedangkan pada perairan Labuan eksploitasi dilakukan dengan

menggunakan alat tangkap garok. Menurut Nybakken (1988), kehidupan moluska

bentik secara umum dipengaruhi oleh kualitas perairannya, antara lain jenis substrat

tempat hidup, kekeruhan, pH, suhu, salinitas, kandungan oksigen terlarut dan

polutan.

Pada perairan Bojonegara yang memiliki tekstur lempung berpasir sangat

menunjang bagi pertumbuhan kerang darah dibandingkan perairan Labuan yang

memiliki tekstur pasir. Hal ini sesuai dengan Pathansali (1966) menyatakan bahwa

Anadara granosa ditemukan juga pada lumpur berpasir tetapi jumlah dan ukurannya

tidak sebaik di lumpur halus. Terjadinya sebaran kerang A. granosa yang beragam

ini disebabkan oleh tingkah laku kerang tersebut dan juga kondisi habitat (Nurdin et

al. 2006).

Tabel 10. Kisaran ukuran perbandingan karakter morfometrik pada kedua lokasi penelitian

Perbandingan Morfometrik Perairan Bojonegara Perairan Labuan PC : TIC 0.9274 - 2.3404 0.8340 - 2.0261 PC : TEC 0.9353 - 2.5333 0.7617 - 2.7692 PC : PL 0.8927 - 2.4195 0.8333 - 3.7500 TIC : TEC 0.7138 - 1.7534 0.5257 - 1.9297 TIC : TU 2.0435 - 6.5556 2.0303 - 6.8000

Berdasarkan Tabel 10 di atas, terlihat adanya perbedaan kisaran

perbandingan ukuran morfometrik pada kedua lokasi penelitian. Umumnya kerang

Page 50: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

36 

 

darah (Anadara granosa) di perairan Labuan memiliki kisaran ukuran morfometrik

yang lebih luas dibandingkan di perairan Bojonegara. Hal ini dapat diduga karena

ukuran kerang darah di perairan Bojonegara lebih beragam dibandingkan perairan

Labuan. Perbedaan kisaran perbandingan ukuran karakter morfometrik pada kedua

lokasi penelitian tersebut dapat disebabkan adanya perbedaan umur, jenis kelamin,

dan tingkat eksploitasi. Menurut Nybakken (1988), kehidupan Moluska bentik

secara umum dipengaruhi oleh kualitas perairannya, antara lain jenis substrat tempat

hidup, kekeruhan, pH, suhu, salinitas, kandungan oksigen terlarut dan polutan.

4.6.1. Analisis korelasi karakter morfometrik pada masing-masing lokasi penelitian

Analisis korelasi karakter morfometrik digunakan untuk melihat karakter-

karakter morfometrik yang memiliki keterkaitan antara satu karakter dengan

karakter lainnya. Tanda minus atau positif menunjukkan sifat korelasi negatif atau

positif antar karakter. Nilai positif yang mendekati satu menjelaskan hubungan yang

berbanding lurus antar karakter. Artinya, peningkatan satuan suatu karakter akan

diikuti oleh peningkatan satuan dari karakter yang lain. Selain itu, nilai negatif yang

mendekati minus satu menjelaskan hubungan yang berbanding terbalik antar

karakter. Artinya, peningkatan satuan suatu karakter akan diikuti oleh penurunan

satuan dari karakter yang lain atau sebaliknya, penurunan satuan suatu karakter akan

diikuti oleh peningkatan satuan dari karakter yang lain (Dewi 2005).

Berdasarkan analisis korelasi data morfometrik kerang darah di perairan

Bojonegara, terlihat bahwa korelasi antar karakter memiliki kisaran yang relatif

cukup luas yaitu antara 0.483679 sampai 0.948791. Hubungan yang sangat erat

ditunjukkan oleh karakter berat daging (BD) dan berat total (BT) dengan nilai

korelasi sebesar 0.948791, sedangkan untuk korelasi terendah ditunjukkan oleh

karakter tinggi umbo (TU) dan berat daging (BD) dengan nilai korelasi sebesar

0.483679 (lampiran 7).

Karakter panjang cangkang (PC), tinggi cangkang (TIC), tebal cangkang

(TEC), tinggi umbo (TU), panjang ligament (PL), berat total (BT) dan berat daging

(BD) adalah karakter-karakter yang mempunyai hubungan erat dengan karakter lain.

Korelasi yang erat menunjukkan ukuran tubuh salah satu karakter lain dapat diwakili

Page 51: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

37 

 

oleh salah satu dari karakter ini. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan satuan

suatu karakter akan diikuti oleh peningkatan satuan dari karakter yang lain (Dewi

2005).

Berdasarkan analisis korelasi data morfometrik kerang darah di perairan

Labuan, terlihat bahwa korelasi antar karakter memiliki kisaran yang sempit yaitu

antara 0.595073 sampai 0.949073. Hubungan yang sangat erat ditunjukkan oleh

karakter berat daging (BD) dan berat total (BT) dengan nilai korelasi sebesar

0.949073, sedangkan untuk korelasi terendah ditunjukkan oleh karakter tinggi umbo

(TU) dan berat daging (BD) dengan nilai korelasi sebesar 0.595073 (lampiran 9).

Karakter panjang cangkang (PC), tinggi cangkang (TIC), tebal cangkang

(TEC), tinggi umbo (TU), panjang ligament (PL), berat total (BT) dan berat daging

(BD) adalah karakter-karakter yang mempunyai hubungan erat dengan karakter lain.

Korelasi yang erat menunjukkan ukuran tubuh karakter lain dapat diwakili oleh

salah satu dari karakter ini. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan satuan suatu

karakter akan diikuti oleh peningkatan satuan dari karakter yang lain (Dewi 2005).

Berdasarkan hasil analisis korelasi karakter morfometrik pada masing-

masing lokasi penelitian, memperlihatkan adanya beberapa karakter yang

berpengaruh terhadap karakter lainnya seperti karakter panjang cangkang (PC),

tinggi cangkang (TIC), tebal cangkang (TEC), tinggi umbo (TU), panjang ligament

(PL), berat total (BT) dan berat daging (BD). Namun, nilai-nilai dari masing-masing

karakter ini belum bisa dijadikan standar dalam mengidentifikasi kerang darah.

Analisis korelasi karakter morfometrik ini hanya menunjukkan karakter-karakter

yang memiliki hubungan saling terkait dengan karakter lainnya. Tiap spesies

memiliki ukuran mutlak yang berbeda-beda. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh

umur, jenis kelamin, dan lingkungan hidupnya. Faktor lingkungan yang

mempengaruhi misalnya makanan, suhu, pH, dan salinitas. Faktor lingkungan juga

mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan organisme, sehingga pada umur yang

sama suatu spesies, ukuran mutlaknya dapat berbeda (Affandi et al. 1992). Oleh

karena itu, standar dalam identifikasi ialah ukuran perbandingannya.

Page 52: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

38 

 

4.6.2. Analisis korelasi perbandingan karakter morfometrik pada masing-masing lokasi penelitian

Untuk mengetahui keterkaitan antar perbandingan karakter morfometrik pada

masing-masing lokasi penelitian digunakan Analisis Komponen Utama (AKU) atau

Principal Components Analysis (PCA) dengan menggunakan software

STATISTIKA 6. Dari hasil yang diperoleh akan terlihat karakter perbandingan yang

memiliki keterkaitan dengan karakter perbandingan lainnya.

Hasil analisis korelasi perbandingan karakter morfometrik A. granosa di

perairan Bojonegara memiliki kisaran yang luas yaitu berkisar antara 0.015284

sampai 0.597450. Perbandingan karakter antara panjang cangkang : tinggi cangkang

(PC : TIC) dengan panjang cangkang : tebal cangkang (PC : TEC) memiliki korelasi

positif tertinggi yaitu sebesar 0.597450, sedangkan perbandingan karakter antara

panjang cangkang : panjang ligament (PC : PL) dengan tinggi cangkang : tebal

cangkang (TIC : TEC) memiliki korelasi positif terendah yaitu sebesar 0.015284.

Perbandingan karakter antara panjang cangkang : tinggi cangkang (PC : TIC)

dengan tinggi cangkang : tebal cangkang (TIC : TEC) memiliki nilai korelasi negatif

tertinggi yaitu sebesar -0.394525, sedangkan perbandingan karakter antara panjang

cangkang : tinggi cangkang (PC : TIC) dengan tinggi cangkang : tinggi umbo (TIC :

TU) memiliki korelasi negatif terendah yaitu sebesar -0.156468 (lampiran 11).

Hasil analisis korelasi perbandingan karakter morfometrik A. granosa di

perairan Labuan memiliki kisaran yang luas yaitu berkisar antara 0.124718 sampai

0.796363. Perbandingan karakter antara panjang cangkang : tebal cangkang (PC :

TEC) dengan tinggi cangkang : tebal cangkang (TIC : TEC) memiliki korelasi

positif tertinggi yaitu sebesar 0.796363, sedangkan perbandingan karakter antara

tinggi cangkang : tebal cangkang (TIC : TEC) dengan tinggi cangkang : tinggi umbo

(TIC : TU) memiliki korelasi positif terendah yaitu sebesar 0.124718. Perbandingan

karakter antara panjang cangkang : tinggi cangkang (PC : TIC) dengan tinggi

cangkang : tebal cangkang (TIC : TEC) memiliki nilai korelasi negatif tertinggi

yaitu sebesar -0.057673, sedangkan perbandingan karakter antara panjang cangkang

: panjang ligament (PC : PL) dengan tinggi cangkang : tebal cangkang (TIC : TEC)

memiliki korelasi negatif terendah yaitu sebesar -0.002996 (lampiran 13). Korelasi

yang rendah tingkat keeratannya dapat diartikan pengukuran karakter tersebut tidak

Page 53: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

39 

 

dapat diwakili oleh karakter lain karena tingkat keeratannya mendekati nol (antara -

0.5 hingga 0.5).

Hasil analisis korelasi karakter morfometrik pada kedua lokasi penelitian

memperlihatkan bahwa nilai korelasi antara A. granosa di perairan Bojonegara dan

A. granosa di perairan Labuan memiliki nilai korelasi yang rendah yaitu sebesar

0.049841 dan korelasi negatif tertinggi yaitu sebesar -0.090401 (lampiran 15). Hasil

analisis korelasi perbandingan karakter morfometrik pada kedua lokasi penelitian

memperlihatkan bahwa nilai korelasi antara A. granosa di perairan Bojonegara dan

A. granosa di perairan Labuan memiliki nilai korelasi yang rendah dengan kisaran

0.036572-0.167830 dan korelasi negatif tertinggi sebesar -0.075684 serta korelasi

negatif terendah sebesar -0.048868 (lampiran 16). Hal ini menunjukkan bahwa A.

granosa di perairan Bojonegara dan A. granosa di perairan Labuan tidak memiliki

persamaan yang banyak dalam hal hubungan karakter dan perbandingan karakter

morfometrik. Dari hasil analisis perbandingan karakter morfometrik ini dapat

disimpulkan bahwa A. granosa di perairan Bojonegara dan A. granosa di perairan

Labuan merupakan stok yang terpisah. Dengan demikian, strategi pengelolaannya

tidak dapat disamakan.

4.6.3. Analisis korelasi karakter morfometrik dengan habitat

Berdasarkan analisis korelasi karakter morfometrik kerang darah dengan

habitat di perairan Bojonegara, terlihat bahwa korelasi karakter morfometrik dengan

kondisi lingkungan memiliki kisaran yang luas yaitu berkisar antara 0.00544 sampai

0.999617. Hubungan yang sangat erat ditunjukkan oleh karakter berat daging (BD)

dan kadmium (Cd) di sedimen dengan nilai korelasi sebesar 0.999617. Hal ini dapat

diduga karena adanya efek fisiologis dari kerang tersebut, seperti kemampuan

mengeliminasi logam, kecepatan makan dan laju absorpsi sehingga dapat

mempengaruhi pertumbuhan berat daging kerang darah. Korelasi terendah

ditunjukkan oleh karakter tinggi cangkang (TIC) dan suhu perairan dengan nilai

korelasi sebesar 0.005447, hal ini dapat diduga karena suhu di perairan Bojonegara

relatif homogen sehingga pengaruhnya relatif rendah terhadap karakter morfometrik

khususnya tinggi cangkang. Berdasarkan analisis korelasi karakter morfometrik

kerang darah dengan kandungan logam berat pada daging kerang darah di perairan

Page 54: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

40 

 

Bojonegara, terlihat bahwa korelasi karakter morfometrik dengan kandungan logam

berat di daging kerang darah memiliki kisaran yang luas yaitu berkisar antara

0.093145 sampai 0.999582. Hubungan yang sangat erat ditunjukkan oleh karakter

tebal cangkang (TEC) dan merkuri (Hg) dengan nilai korelasi sebesar 0.999582,

sedangkan untuk korelasi terendah ditunjukkan oleh karakter tebal cangkang (TEC)

dan timah hitam (Pb) dengan nilai korelasi sebesar 0.093145.

Berdasarkan analisis korelasi karakter morfometrik kerang darah dengan

habitat di perairan Labuan, terlihat bahwa korelasi karakter morfometrik dengan

kondisi lingkungan memiliki kisaran yang relatif cukup luas yaitu berkisar antara

0.070725 sampai 0.999989. Hubungan yang sangat erat ditunjukkan oleh karakter

tebal cangkang (TEC) dan timah hitam (Pb) di perairan dengan nilai korelasi sebesar

0.999989. Hal ini dapat diduga karena adanya efek fisiologis dari kerang tersebut,

seperti kemampuan mengeliminasi logam, kecepatan makan dan laju absorpsi

sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan tebal cangkang kerang darah. Korelasi

terendah ditunjukkan oleh karakter tinggi umbo (TU) dan salinitas perairan dengan

nilai korelasi sebesar 0.070725, hal ini dapat diduga karena salinitas di perairan

Labuan relatif homogen sehingga pengaruhnya relatif rendah terhadap karakter

morfometrik khususnya tinggi umbo. Berdasarkan analisis korelasi karakter

morfometrik kerang darah dengan kandungan logam berat pada daging kerang darah

di perairan Labuan, terlihat bahwa korelasi karakter morfometrik dengan kandungan

logam berat di daging kerang darah memiliki kisaran yang luas yaitu berkisar antara

0.075219 sampai 0.987103. Hubungan yang sangat erat ditunjukkan oleh karakter

panjang cangkang (PC) dan timah hitam (Pb) dengan nilai korelasi sebesar

0.987103, hal ini dapat diduga karena kandungan timah hitam (Pb) dalam daging

kerang darah lebih tinggi dibandingkan kandungan kadmium (Cd) dan merkuri (Hg)

sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan panjang cangkang. Korelasi terendah

ditunjukkan oleh karakter berat daging (BD) dan merkuri (Hg) dengan nilai korelasi

sebesar 0.075219, hal ini dapat diduga karena kandungan merkuri (Hg) dalam

daging kerang darah lebih rendah dibandingkan kandungan timah hitam (Pb) dan

kadmium (Cd) sehingga pengaruhnya relatif rendah terhadap karakter morfometrik

khususnya berat daging.

Page 55: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

41 

 

4.7. Rencana Pengelolaan Kerang Darah

Kerang darah dikonsumsi masyarakat sekitar Bojonegara dan Labuan dalam

bentuk segar. Semakin tingginya permintaan konsumen dikhawatirkan akan

berdampak pada meningkatnya upaya tangkap oleh nelayan. Selama ini, aspek

pengelolaan kerang darah masih dilakukan secara umum, padahal kerang darah

tersebut terdiri atas beberapa stok yang terpisah. Hal ini akan berpengaruh terhadap

pengelolaan setiap lokasi yang berbeda. Pengelolaan pada masing-masing lokasi

tidak dapat disamakan karena setiap lokasi memiliki karakter yang unik dan berbeda

satu sama lain, misalnya dalam hal ukuran mata jaring dan kondisi lingkungan

perairan. Jika pengelolaan kerang darah ini masih bersifat umum, maka

dikhawatirkan ada kerang darah yang dikelola dengan cara yang sama padahal

seharusnya memiliki pola pengelolaan yang berbeda.

Berdasarkan data dan informasi yang didapat dari penelitian ini, dapat dibuat

beberapa upaya pengelolaan terkait sumberdaya kerang darah di wilayah perairan

Bojonegara dan Labuan. Berdasarkan data ukuran yang tertangkap, kerang darah

yang tertangkap memiliki panjang antara 1.12-4.55 cm. Kerang darah yang

tertangkap tergolong kerang juvenil dan dewasa. Tertangkapnya kerang juvenil

dapat mengakibatkan penurunan populasi karena kerang tersebut belum matang

gonad dan bereproduksi. Menurut Broom (1985), ukuran kerang darah pada fase

matang gonad berukuran 1.8-2.0 cm. Hal ini didasarkan pada penelitian di Labuan

yang menggunakan alat tangkap berupa garok yang memiliki jaring berlapis akan

mengakibatkan ukuran yang tertangkap semakin kecil. Alat tangkap garok

merupakan alat tangkap yang tidak selektif sehingga ukuran mata jaring perlu

diperhatikan agar kerang yang masih muda mendapatkan kesempatan untuk

bereproduksi.

Untuk mengatasi penangkapan kerang muda oleh nelayan diperlukan adanya

suatu pengaturan upaya penangkapan berupa pengaturan ukuran mata jaring yang

digunakan oleh nelayan dan pengaturan ukuran tangkap. Dalam pengelolaan

perikanan pengaturan dan perubahan terhadap kondisi yang telah ada sangat sulit

dilakukan sehingga diperlukan suatu sosialisasi kepada nelayan. Tangkapan kerang

kecil yang diperoleh oleh nelayan sebaiknya dikembalikan ke alam, sehingga kerang

tersebut dapat tumbuh dan bereproduksi untuk menghasilkan individu-individu baru.

Page 56: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

42 

 

Kerang darah merupakan hewan bentik yang memiliki mobilitas yang rendah

sehingga akan beradaptasi dengan kondisi lingkungannya. Perairan Bojonegara dan

Labuan memiliki kondisi lingkungan yang berbeda. Berkembangnya industri di

kawasan Bojonegara dapat mengakibatkan lingkungan perairan menjadi tercemar

oleh limbah yang berasal dari industri. Kerang darah memiliki kemampuan

mengakumulasi logam berat yang berada dalam badan perairan sehingga dalam

tubuhnya mengandung logam berat tersebut. Hal ini akan berdampak pada kesehatan

orang yang mengkonsumsinya. Oleh karena itu, dibutuhkan instalasi pengolahan

limbah pada industri sekitar perairan Bojonegara sehingga limbah yang dihasilkan

tidak berbahaya bagi kesehatan masyarakat.

Page 57: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

43 

 

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Persamaan hubungan panjang berat kerang darah di perairan Bojonegara-

Teluk Banten adalah W = 0.022L1.812 dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar

0.610 dan koefisien korelasi (r) sebesar 0.78. Persamaan hubungan panjang berat

kerang darah di perairan PLTU Labuan-Teluk Lada adalah W = 0.0007L2.786 dengan

nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.809 dan koefisien korelasi (r) sebesar 0.90.

Nilai b kerang darah di perairan Bojonegara dan Labuan memiliki nilai b<3

(allometrik negatif). Artinya, pertambahan panjang lebih cepat atau dominan

dibandingkan pertambahan beratnya. Rasio berat daging/berat total rata-rata pada

perairan Bojonegara berkisar antara 22.75-24.16%, sedangkan rasio berat

daging/berat total rata-rata pada perairan Labuan berkisar antara 14.96-29.35%.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh bahwa nilai korelasi

antar karakter morfometrik kerang darah (A. granosa) di perairan Bojonegara

memiliki kisaran antara 0.483679 sampai 0.948791. Nilai korelasi antar karakter

morfometrik kerang darah (A. granosa) di perairan Labuan memiliki kisaran antara

0.595073 sampai 0.949073. Nilai korelasi perbandingan karakter morfometrik

kerang darah (A. granosa) di perairan Bojonegara memiliki kisaran antara 0.015284

sampai 0.597450. Perbandingan karakter antara panjang cangkang : tinggi cangkang

(PC : TIC) dengan tinggi cangkang : tebal cangkang (TIC : TEC) memiliki nilai

korelasi negatif tertinggi yaitu sebesar -0.394525. Nilai korelasi perbandingan

karakter morfometrik kerang darah (A. granosa) di perairan Labuan memiliki

kisaran antara 0.124718 sampai 0.796363. Perbandingan karakter antara panjang

cangkang : tinggi cangkang (PC : TIC) dengan tinggi cangkang : tebal cangkang

(TIC : TEC) memiliki nilai korelasi negatif tertinggi yaitu sebesar -0.057673. Dari

hasil analisis karakter morfometrik dapat disimpulkan bahwa A. granosa di perairan

Bojonegara dan A. granosa di perairan Labuan berasal dari stok yang terpisah.

Page 58: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

44 

 

5.2. Saran

Pada penelitian selanjutnya diperlukan adanya pengkajian penelitian

mengenai genetika molekuler sehingga dapat mengetahui jarak genetik sebagai dasar

penentuan hubungan kekerabatan.

Page 59: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

45 

 

DAFTAR PUSTAKA

Affandi R, Safei DS, Rahardjo MF, dan Sulistiono. 1992. Iktiologi : suatu pedoman kerja laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas. Ilmu Hayat. Bogor. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Aunurohim, Radenac G, dan Fichet D. 2009. Konsentrasi logam berat pada

macrofauna benthik di kepulauan Kangean, Madura. Barnes RD. 1987. Invertebrate zoology. 5 th Edition. Saunders Collage.

Philadelphia. 893p. Broom MJ. 1982. Analysis of the Growth of Anadara granosa (Bivalvia: Arcidae)

in Natural, Artificially Seeded and Experimental Populations. Jurnal. Department of Zoology, University of Malaya, Kuala Lumpur 22-1l. Malaysia.Vol.9:69-79.http://www.int-res.com/articles/meps/9/m009p069.pdf

Broom MJ. 1985. The biology and culture of marine bivalve molluska of the genus

Anadara. International Centre for Living Aquatic Resources Management. Manila. 37p.

Brower JE, Zar JH, dan Von Ende CN. 1990. Field and laboratory method for

general ecology, third edition. WmC. Brown Publisher. USA. Buwono ID, Lestari L, dan Suherman H. 2005. Upaya penurunan kandungan logam

Hg (merkuri) dan Pb (timbal) pada kerang hijau (Mytilus viridis linn.) dengan konsentrasi dan waktu perendaman Na2CaEDTA yang berbeda. Jurnal Bionatura. 7(3): 192-204.

Dewi L. 2005. Kelimpahan dan komposisi fitoplankton penghasil Geosmin dan MIB

(2-Metilisoborneol) penyebab citarasa lumpur pada ikan di Waduk Cirata. [skripsi]. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

[Ditjen Tangkap-DKP] Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. Dinas Kelautan dan

Perikanan Banten. 2004. Statistik Perikanan Tangkap Banten 2004. Banten. Effendi H. 2003. Telaah kualitas air. Kanisius. Yogyakarta. Effendie MI. 1985. Metoda biologi perikanan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian

Bogor. Effendie MI. 1997. Biologi perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta. 163

hal.

Page 60: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

46 

 

Erianto D. 2005. Analisis pengelolaan dan pengembangan budidaya kerang darah

(Anadara granosa) di Kecamatan Kuala Indragiri Kabupaten Indragiri Hilir Propinsi Riau. [tesis]. Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hery I. 1998. Struktur populasi Anadara spp. secara spasial dan hubungan dengan

gradient lingkungan di perairan pesisir Teluk Lada, Desa Mekarsari, Pandeglang, Jawa Barat. [skripsi]. Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hidayat JW, Baskoro K, dan Sopiany R. 2004. Struktur komunitas mollusca bentik

berbasis kekeruhan di perairan pelabuhan Tanjung Emas Semarang. BIOMA. 6(2): 53-56.

Hutagalung HP dan Sotomo. 1996. Kandungan Pb, Cd, Cu, Zn dalam air, sedimen

dan kerang darah di perairan Teluk Banten, Jawa Barat. Pusat penelitian dan Pengembangan Oseanologi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Inswiasri, Lubis A, dan Tugaswati AT. 1995. Kandungan logam kadmium dalam

biota laut jenis kerang-kerangan dari Teluk Jakarta. Jurnal cermin dunia kedokteran. (103).

Kepmen LH. 2004. Keputusan menteri negara lingkungan hidup No. 51 tahun 2004

tentang baku mutu air laut. Deputi Menteri Lingkungan Hidup: Bidang Kebijakan dan Kelembagaan L.H. Jakarta. 11 hlm.

Koesoebiono. 1979. Dasar-dasar ekologi umum. Bagian IV (Ekologi Perairan).

Sekolah Pasca Sarjana. PSL. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 124p. Laws EA. 1993. Aquatic pollution. John Willey & Sons, Inc. New York. USA. Lestari dan Edward. 2004. Dampak pencemaran logam berat terhadap kualitas air

laut dan sumberdaya perikanan (studi kasus kematian massal ikak-ikan di Teluk Jakarta). Makara Sains. 6(2): 52-58.

Mann KH. 1982. Ecology of coastal water. A System Approach Blackwell Scientifik

Pub. London. 321p. Mayunar, Ismail A, dan Purwanto BE. 1995. Kondisi perairan Teluk Banten ditinjau

dari beberapa parameter fisika-kimia serta kaitannya dengan usaha budidaya. Prosiding perikanan pantai Bojonegara-Serang. 61-67 hal.

Marasabessy MD dan Edward. 2002. Kandungan logam berat Pb, Cd, Cu, dan Zn

dalam beberapa jenis kerang dan ikan di perairan Raha, pulau Muna Sulawesi Tenggara. Seminar Nasional Perikanan Indonesia.

Page 61: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

47 

 

Mzighani S. 2005. Fecundity and population structure of cockles, Anadara antiquata

l. 1758 (Bivalvia: Arcidae) from a Sandy/Muddy beach near dar es Salaam, Tanzania. Mar Science. 4(1): 77-84.

Nontji A. 1987. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta. 368p. Nurdin J, Marusin N, Izmiarti, Asmara A, Deswandi R, dan Marzuki J. 2006.

Kepadatan populasi dan pertumbuhan kerang darah Anadara antiquata L. (Bivalvia: Arcidae) di Teluk Sungai Pisang, Kota Padang, Sumatera Barat. Makara Sains. 10(2): 96-101.

Nybakken JW. 1988. Biologi laut suatu pendekatan ekologis, diterjemahkan oleh M.

Eikman, Koesoebiyono dan D.G Bengen. PT. Gramedia. Jakarta. 480p. Odum EP. 1993. Dasar-dasar ekologi. Edisi ketiga. Diterjemahkan oleh T.

Samingan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 697 p. Pathansali D. 1966. Blood cockle. Notes on the biology of the cockle, Anadara

granosa L. Proc. Indo-Pacific Fish. Counc. 11:84-98 [terhubung berkala] http://www.en.wikipedia.org/wiki/Blood_cockle [25 November 2009].

Prawuri DV. 2005. Studi morfometrik kerang Anadara spp. di perairan Blanakan,

Kabupaten Subang, Jawa Barat. [skripsi]. Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Ramesha MM dan Thippeswamy S. 2009. Allometry and condition index in the

freshwater bivalve Parreysia corrugata (Muller) from river Kempuhole, India. Asian Fisheries Science. (22): 203-214.

Setyobudiandi I, Soekendarsih E, Vitner Y, dan Setiawati R. 2004. Bio-ecologi

kerang lamis (Meretrix meretrix) di perairan Marunda. Jurnal ilmu-ilmu perairan dan perikanan Indonesia. 11(1): 61-66.

Suprapti NH. 2008. Kandungan chromium pada perairan, sedimen dan kerang darah

(anadara granosa) di wilayah pantai sekitar muara sungai Sayung, Desa Morosari Kabupaten Demak, Jawa Tengah. BIOMA. 10(2): 53-56.

www.google.co.id. Kerang Darah. [terhubung berkala].

http://images.google.co.id/imglanding?q=anadara%20granosa&imgurl.htm. [17 November 2009].

www.google.co.id. Bojonegara. [terhubung berkala].

http://images.google.co.id/imglanding?q=perairan%20bojonegara&imgurl.html. [17 November 2009].

Page 62: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

48 

 

www.google.co.id. Panimbang. [terhubung berkala]. http://images.google.co.id/imglanding?q=perairan%20panimbang&imgurl.html. [17 November 2009].

www.google.co.id. Banten. [terhubung berkala].

http://images.google.co.id/imglanding?q=perairan%20banten&imgurl.html. [17 November 2009].

Page 63: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

49 

 

LAMPIRAN

Page 64: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

50 

 

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian di perairan Bojonegara dan Labuan

Lampiran 2. Foto alat-alat yang digunakan selama penelitian

GPS Van dorn Water Sampler Botol Sample

Ekman grab Garok Ice Box

Page 65: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

51 

 

Kamera Digital Termometer Spektrofotometer

Kertas Indikator pH Reagen Jangka Sorong

Neraca digital

Lampiran 3. Foto Kerang darah Anadara granosa yang diukur

Keterangan : PC = Panjang cangkang TIC = Tinggi cangkang TEC = Tebal cangkang TU = Tinggi umbo PL = Panjang ligament

Page 66: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

52 

 

Lampiran 4. Analisis regresi panjang berat kerang darah perairan Bojonegara

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics Multiple R 0.781224 R Square 0.610311 Adjusted R Square 0.609518 Standard Error 0.101691 Observations 493

ANOVA df SS MS F Significance F

Regression 1 7.95206 7.95206 768.98 1.5E-102 Residual 491 5.077455 0.010341Total 492 13.02952

Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95.0% Upper 95.0% Intercept -1.65569 0.098465 -16.8151 1.92E-50 -1.84916 -1.46223 -1.84916 -1.46223 X Variable 1 1.812211 0.065351 27.73049 1.5E-102 1.683809 1.940613 1.683809 1.940613

t hitung = 0654.0

812.13− = 18.1788, ttabel = t0.05(0.05,493)=1.9648→Tolak H0, Allometrik negatif

Page 67: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

53 

 

Lampiran 5. Analisis regresi panjang berat kerang darah perairan Labuan

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics Multiple R 0.89992 R Square 0.809855 Adjusted R Square 0.809343 Standard Error 0.143684 Observations 373

ANOVA df SS MS F Significance F

Regression 1 32.62239 32.62239 1580.145 8.6E-136Residual 371 7.659365 0.020645Total 372 40.28176

Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95.0% Upper 95.0% Intercept -3.13619 0.097025 -32.3237 6.2E-110 -3.32698 -2.9454 -3.32698 -2.9454 X Variable 1 2.786716 0.070104 39.75104 8.6E-136 2.648864 2.924567 2.648864 2.924567

t hitung = 0701.0

786.23− = 3.0526, ttabel = t0.05(0.05,373)=1.9664→Tolak H0, Allometrik negatif

Page 68: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

54 

 

Lampiran 6. Contoh perhitungan rasio berat daging/berat total

Rasio Bd = (Bd/Bt) X 100%

= (4.8989/21.8504) X 100% = 22.4202%

Keterangan :

Bd = Berat daging Bt = Berat total

Lampiran 7. Matriks korelasi karakter morfometrik perairan Bojonegara

Variabel PC TIC TEC TU PL BT BD PC 1 TIC 0.846493 1TEC 0.828712 0.865970 1TU 0.500033 0.548475 0.562198 1PL 0.787711 0.782576 0.766879 0.522884 1BT 0.799522 0.804014 0.814618 0.536034 0.714894 1 BD 0.760189 0.752291 0.765428 0.483679 0.669134 0.948791 1

Lampiran 8. Grafik korelasi karakter morfometrik perairan Bojonegara

Projection of the variables on the factor-plane ( 1 x 2)

Active

njang Cangkangnggi Cangkangbal Cangkang

Tinggi Umbo

Panjang Ligament

Berat TotalBerat Daging

-1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0

Factor 1 : 76.48%

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

Fact

or 2

: 9

.00%

Page 69: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

55 

 

Lampiran 9. Matriks korelasi karakter morfometrik perairan Labuan

Variabel PC TIC TEC TU PL BT BD PC 1 TIC 0.904243 1TEC 0.862866 0.906431 1TU 0.595224 0.702936 0.644917 1PL 0.833957 0.871329 0.817432 0.638523 1BT 0.908132 0.921371 0.886957 0.634485 0.842067 1 BD 0.882728 0.873655 0.866723 0.595073 0.810951 0.949073 1

Lampiran 10. Grafik korelasi karakter morfometrik perairan Labuan

Lampiran 11. Korelasi perbandingan karakter morfometrik perairan Bojonegara

Variabel PC : TIC PC : TEC PC : PL TIC : TEC TIC : TUPC : TIC 1 PC : TEC 0.597450 1PC : PL 0.351617 0.357188 1TIC : TEC -0.394525 0.485638 0.015284 1TIC : TU -0.156468 0.066405 0.076459 0.246213 1

Projection of the variables on the factor-plane ( 1 x 2)

Active

ang Cangkang

gi Cangkangbal Cangkang

Tinggi Umbo

anjang LigamentBerat Totalerat Daging

-1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0

Factor 1 : 83.97%

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

Fact

or 2

: 7

.47%

Page 70: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

56 

 

Lampiran 12. Grafik korelasi perbandingan karakter morfometrik perairan Bojonegara

Lampiran 13. Matriks korelasi perbandingan karakter morfometrik perairan Labuan

Variabel PC : TIC PC : TEC PC : PL TIC : TEC TIC : TU PC : TIC 1 PC : TEC 0.547461 1PC : PL 0.459999 0.267759 1TIC : TEC -0.057673 0.796363 -0.002996 1TIC : TU 0.183687 0.207432 0.133343 0.124718 1

Projection of the variables on the factor-plane ( 1 x 2)

Active

PC : TIC

PC : TEC

PC : PL

TIC : TEC

TIC : TU

-1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0

Factor 1 : 37.78%

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

Fact

or 2

: 30

.89%

Page 71: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

57 

 

Lampiran 14. Grafik korelasi perbandingan karakter morfometrik perairan Labuan

Lampiran 15. Nilai korelasi karakter morfometrik di kedua lokasi penelitian

PC TIC TEC TU PL BT BD Korelasi -0.056604 -0.022506 -0.090401 -0.028036 0.049841 -0.055363 -0.022621

Lampiran 16. Nilai korelasi perbandingan karakter morfometrik di kedua lokasi penelitian

Variabel PC : TIC PC : TEC PC : PL TIC : TEC TIC : TU Korelasi 0.036572 0.167830 0.131089 -0.048868 -0.075684

Projection of the variables on the factor-plane ( 1 x 2)

Active

PC : TIC

PC : TEC

PC : PL

TIC : TEC

TIC : TU

-1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0

Factor 1 : 43.50%

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0Fa

ctor

2 :

26.6

3%

Page 72: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

58 

 

Lampiran 17. Nilai korelasi perbandingan karakter morfometrik dengan logam berat pada daging di perairan Bojonegara

Variabel PC TIC TEC TU PL BT BD Pb (daging) Cd (daging) Hg (daging)

PC 1 TIC 0.950250 1 TEC 0.766506 0.528322 1 TU 0.425257 0.686021 -0.255308 1 PL 0.854734 0.650527 0.988522 -0.106311 1 BT 0.985000 0.882247 0.865830 0.262704 0.931480 1 BD 0.999298 0.937910 0.790034 0.391043 0.873585 0.990774 1 Pb (daging) -0.568048 -0.796142 0.093145 -0.986437 -0.058341 -0.417516 -0.536809 1 Cd (daging) -0.987511 -0.889306 -0.858119 -0.277350 -0.925839 -0.999884 -0.992721 0.431289 1 Hg (daging) 0.747609 0.503543 0.999582 -0.283167 0.983739 0.850995 0.771971 0.121905 -0.842909 1

Page 73: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

59 

 

Lampiran 18. Grafik korelasi karakter morfometrik dengan logam berat pada daging kerang darah di perairan Bojonegara

Projection of the variables on the factor-plane ( 1 x 2)

Active

Panjang Cang

Tinggi Cangkan

Tebal Cangkang

Tinggi Umbo

Panjang Ligame

Berat To

Berat Dag

Pb (Daging)

(Daging)

Hg (Daging)

-1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0

Factor 1 : 73.20%

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

Fact

or 2

: 26

.80%

Page 74: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

60 

 

Lampiran 19. Nilai korelasi perbandingan karakter morfometrik dengan logam berat pada daging di perairan Labuan  

Variabel PC TIC TEC TU PL BT BD Pb (Daging) Cd (daging) Hg (daging)PC 1 TIC 0.952217 1 TEC 0.557539 0.277350 1 TU 0.836113 0.628619 0.921551 1 PL 0.479872 0.188982 0.995871 0.882498 1 BT 0.548110 0.266461 0.999936 0.917098 0.996834 1 BD 0.614320 0.825962 -0.312529 0.080799 -0.397475 -0.323257 1

Pb (daging) 0.987103 0.891042 0.683243 0.913146 0.614132 0.674937 0.480081 1 Cd (daging) -0.119968 0.188982 -0.891042 -0.644902 -0.928571 -0.896121 0.709659 -0.277350 1 Hg (daging) -0.740613 -0.500000 -0.970725 -0.987829 -0.944911 -0.967945 0.075219 -0.838628 0.755929 1

Page 75: KERAGAMAN MORFOMETRIK KERANG DARAH Anadara … · Teluk Banten dan PLTU Labuan-Teluk Lada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai status stok kerang

61 

 

Lampiran 20. Grafik korelasi karakter morfometrik dengan logam berat pada daging di perairan Labuan

Projection of the variables on the factor-plane ( 1 x 2)

Active

Panjang Cangkang

Tinggi Cangkang

Tebal Cangka

Tinggi Um

Panjang LigamBerat Tota

Berat Daging

Pb (Daging)

Cd (Daging)

(Daging)

-1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0

Factor 1 : 68.36%

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

Fact

or 2

: 31

.64%