keputusan menteri negara riset dan teknologi … · penelitian, pengembangan dan rekayasa...

35
MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108/M/Kp/VIII/2006 TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN NEGARA RISET DAN TEKNOOLOGI TAHUN 2005-2009 MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan Iptek merupakan proses yang berkelanjutan, dan dalam pelaksanaannya bersifat lintas instansi/lembaga melalui koordinasi Kementerian Negara Riset dan Teknologi; b. bahwa guna memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja dalam pelaksanaan pembangunan Iptek yang berkelanjutan tersebut, dipandang perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Negara Riset dan Teknologi 2005-2009; Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 84; Tambahan Lembaran Negara Nomor 4219); 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104; Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421); 3. Peraturan pemerintah nomor 7 Tahun 2005 tentang Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009; 4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Menteri Negara Republik Indonesia, sebagaimana DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

Upload: vuongminh

Post on 16-Jul-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI … · penelitian, pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa) di lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Semangat Reformasi

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGIREPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI

REPUBLIK INDONESIANOMOR 108/M/Kp/VIII/2006

TENTANGRENCANA STRATEGIS

KEMENTERIAN NEGARA RISET DAN TEKNOOLOGITAHUN 2005-2009

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa pembangunan Iptek merupakan proses yang berkelanjutan, dan dalam pelaksanaannya bersifat lintas instansi/lembaga melalui koordinasi Kementerian Negara Riset dan Teknologi;

b. bahwa guna memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja dalam pelaksanaan pembangunan Iptek yang berkelanjutan tersebut, dipandang perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Negara Riset dan Teknologi 2005-2009;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 84; Tambahan Lembaran Negara Nomor 4219);

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104; Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);

3. Peraturan pemerintah nomor 7 Tahun 2005 tentang Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009;

4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Menteri Negara Republik Indonesia, sebagaimana

DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

Page 2: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI … · penelitian, pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa) di lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Semangat Reformasi

telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden RI Nomor 62 tahun 2005;

5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu;

6. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP);

7. Peraturan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 02/M/PER/III/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Riset dan Teknologi;

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI 2005-2009.

PERTAMA : Rencana Strategis Kementerian Negara Riset dan Teknologi Tahun 2005-2009 yang selanjutnya disebur RENSTRA KEMENTERIAN NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI 2005-2009 sebagaimana terdapat dalam lampiran ini dan merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dalam keputusan ini.

KEDUA : Renstra Kementerian Negara Riset dan Teknologi 2005-2009 merupakan panduan dalam melaksanakan penyusunan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan Kementerian Negara Riset dan Teknologi.

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : JakartaPada tanggal : 08 Agustus 2006MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGIREPUBLIK INDONESIA,

KUSMAYANTO KADIMAN

Page 3: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI … · penelitian, pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa) di lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Semangat Reformasi

RENCANA STRATEGISRENCANA STRATEGIS

(RENSTRA)(RENSTRA)

KEMENTERIAN KEMENTERIAN NEGARA RISET DAN TEKNOLOGINEGARA RISET DAN TEKNOLOGI

2005 - 20092005 - 2009

Jakarta 2006

Page 4: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI … · penelitian, pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa) di lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Semangat Reformasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan sejarah kemanusiaan membuktikan bahwa dari sejak dahulu

kala hanya bangsa-bangsa yang dapat menguasai dan memberdayakan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) lah yang dapat mempertahankan harkat

hidup dan harga diri kebangsaan dan kenegaraannya. Penguasaan dan

pemberdayaan Riset Iptek mensyaratkan pandangan yang jauh ke depan.

Riset Iptek hanya akan dapat dikuasai dan diberdayakan jika aspek-aspek

persyaratan sustainabilitas rantai-aktifitas dan kondusifitas lingkungan

pertumbuhannya mendukung.

Aktifitas Riset Iptek sangat rentan pada jebakan yang dapat memutus seluruh

kegiatan jika aktifitas penguasaan tidak menciptakan keterhubungan dengan

aktifitas pemberdayaan. Dan, pada gilirannya menumbuhkan kesan

pemborosan sumberdaya. Transformasi penguasaan Riset Iptek perlu

diupayakan agar dapat mencapai nilai ambang batas yang dapat memicu dan

memacu tumbuhnya kemandirian dalam upaya menciptakan pembaharuan

sumber-sumberdaya Riset Iptek secara keseluruhan. Untuk mencapai tingkat

itu memang dibutuhkan peningkatan kapasitas dan kapabailitas yang dapat

“membuktikan” bahwa aktifitas penguasaan dan pemberdayaan Riset Iptek

akan memberikan sumbangsih bagi kehidupan bangsa.

Pada ranah ini diperlukan penyadaran pada seluruh elemen bahwa eksistensi

dan harga diri bangsa ini hanya akan bisa dipertahankan jika Riset Iptek

sebagai elemen dasar kehidupan berbangsa di masa depan terkuasai dan

dapat diberdayakan. Untuk mencapai tingkat penyadaran pada seluruh elemen

masyarakat bangsa, maka persoalan Riset Iptek perlu digeser menjadi

DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS

Page 5: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI … · penelitian, pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa) di lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Semangat Reformasi

persoalan politik bangsa. Dalam konteks ini, Soekarno sebagai Presiden

pertama menyebutnya sebagai Politik Teknologi.

Perkembangan di masa mendatang akan semakin membuktikan bahwa Riset

Iptek akan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam derap

pembangunan bangsa Indonesia. Beberapa faktor yang dapat disebut sebagai

kendala dalam mewujudkan hal tersebut antara lain: rendahnya perhatian

pemerintah terhadap Riset Iptek dalam kurun empat tahun terakhir ini, tidak

adanya mekanisme intermediasi Riset Iptek, kerangka konsep pembangunan

jangka panjang baik sebagai visi maupun kebijakan strategis, dan lemahnya

tingkat sinergi berbagai kelembagaan Riset Iptek, sedikitnya produk legislasi

dalam kaitannya dengan Riset Iptek.

Di dalam berbagai pertemuan internasional maupun pada tingkat regional

sangat diakui bahwa peran pemerintah menjadi sangat penting dalam

mendorong Iptek menjadi pilar pembangunan nasional. Peran “key driver” di

dalam mempertahankan dan memfasilitasi keterhubungan antara riset dan

inovasi tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk: insentif (fiskal maupun

penelitian), pendorong “purchasing power” bagi produk-produk riset di dalam

negeri, pemberi “seed funding” dan fasilitator proses “spinning-off”.

Oleh karenanya, penting peran Iptek dalam penumbuhan keunggulan

kompetitif, ditujukan pada, paling tidak ada tiga hal: (1) penumbuhan aset dan

kapabilitas masyarakat agar secara kolektif dapat menjadi sumber keunggulan

negara bangsa (resource advantage), (2) penguatan rantai pertambahan nilai

produksi agar citra dan pangsa pasar produk dalam negeri meningkat ditopang

oleh hasil penelitian anak bangsa yang mampu berdaya saing di pasar global

(positional advantage) dan dapat meningkatkan pendapatan negara, (3) upaya

untuk mengatasi berbagai bentuk persaingan yang melemahkan posisi tawar

bangsa, sehingga secara berkelanjutan memperbaharui sumber-sumber

Page 6: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI … · penelitian, pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa) di lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Semangat Reformasi

keunggulan bangsa (regenerating advantage).

1.2. Landasan

Beberapa referensi yang melandasi kebijakan pembangunan di bidang Iptek

secara ringkas mengamanatkan beberapa hal sebagai berikut :

UUD 1945 Pasal 31 Ayat 5

Iptek merupakan salah satu amanah yang tertuang di dalam Undang-undang

Dasar Republik Indonesia (UUD 1945) Amandemen 4 pada pasal 31 ayat 5

menyatakan “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan

menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan

peradaban serta kesejahteraan umat manusia”

UU No. 18/2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan

dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sinas P3 IPTEK)

Agar usaha-usaha pengembangan Iptek lebih efektif, berorientasi pada

kepentingan masyarakat, menghasilkan kemanfaatan yang nyata, serta tidak

hanya terpusat di daerah-daerah tertentu, maka telah di sahkan Undang-

undang tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas P3 IPTEK). Tujuan undang-undang

ini adalah membentuk kerangka hukum yang diperlukan untuk menanamkan

pemahaman kepada seluruh lapisan masyarakat bahwa perkembangan

kemampuan Iptek hanya dapat terjadi secara berkelanjutan apabila semua

elemen sistem nasional Iptek dapat tumbuh dengan baik dan berinteraksi

membentuk jaringan yang memungkinkan terjadi pendayagunaan sumber

daya Iptek secara lebih efisien dan efektif. Oleh karena itu perkembangan

kemampuan Iptek tidak dapat hanya dibebankan kepada para pelaku

Page 7: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI … · penelitian, pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa) di lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Semangat Reformasi

pendidikan dan pelaku Litbang, namun juga merupakan tanggung jawab

Berdasarkan tujuan tersebut, maka sasaran yang ingin dicapai melalui undang-

undang No. 18/2002 adalah :

Membentuk kerangka hukum bagi perkembangan tatanan kelembagaan

yang diperlukan untuk memperkuat kemampuan Iptek.

Membangun kesadaran tentang pentingnya peran serta masyarakat,

khususnya dunia usaha, dalam memperkuat sistem nasional Iptek,

sehingga akan terbentuk kemampuan yang berakar dikalangan masyarakat

dan dapat secara nyata mendorong peningkatan kesejahteraan rakyat dan

peradaban bangsa, serta memperkuat posisi negara kita dalam

perkembangan global.

Meletakkan rambu-rambu tentang hak dan kewajiban yang dapat

menjamin perimbangan antara perlunya perlindungan kepentingan

perorangan dan badan usaha dalam melakukan upaya di bidang Iptek,

dengan perlunya jaminan bahwa kepentingan perorangan dan badan usaha

tersebut harus merupakan bagian dari kepentingan masyarakat luas.

Memberikan landasan hukum bagi pemerintah untuk membentuk

lingkungan yang kompetitif, memacu perkembangan dan sinergi elemen-

elemen sistem nasional Iptek, serta mengatasi berbagai bentuk hambatan

dan kesenjangan yang tidak dapat diatasi secara sendiri-sendiri oleh setiap

elemennya.

Untuk segera mengefektifkan UU No. 18/2002 tersebut saat ini sedang

dipersiapkan 4 (empat) Peraturan Pemerintah yang akan memberikan dasar-

dasar operasionalisasi kegiatan Iptek yaitu :

1. Penggunaan Pendapatan Perguruan Tinggi, Lembaga Litbang dari Hasil Alih

Teknologi dan Jasa Pelayanan Iptek;

Page 8: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI … · penelitian, pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa) di lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Semangat Reformasi

2. Perizinan bagi Perguruan Tinggi Asing, Lembaga Litbang Asing, dan Orang

Asing dalam melakukan Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek di

Indonesia;

3. Perizinan untuk Kegiatan Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek

yang Berisiko Tinggi;

4. Alokasi Pendapatan Badan Usaha untuk Peningkatan Kemampuan dan

Kinerja Produksi serta Kemitraan dengan Lembaga Litbang.

Arah kebijakan Peningkatan kemampuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

difokuskan pada enam bidang prioritas yaitu : (i) pembangunan ketahanan

pangan, (ii) penciptaan dan pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan,

(iii) pengembangan teknologi dan manajemen transportasi, (iv)

pengembangan teknologi informasi dan komunikasi, (v) pengembangan

teknologi pertahanan, dan (vi) pengembangan teknologi kesehatan dan obat-

obatan; yang dijabarkan ke dalam program-porgram pembangunan sebagai

berikut :

1. Program Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

2. Program Difusi dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

3. Program Penguatan Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

4. Program Peningkatan Kapasitas Ilmu Pengetahun dan Teknologi Sistem

Produksi

Inpres No.4 tahun 2003 Kebijaksanaan Strategis Pembangunan

Nasional IPTEK

Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

(Jakstranas Iptek), berfungsi sebagai pedoman nasional dalam implementasi

program riset dan perakitan teknologi di semua sektor. Jakstranas Iptek

diformulasikan guna memfasilitasi pencapaian pertumbuhan ekonomi yang

Page 9: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI … · penelitian, pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa) di lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Semangat Reformasi

berkelanjutan melalui pemanfaatan dan pendayagunaan Iptek dalam pola

kemitraan antara pemerintah sebagai fasilitator dan masyarakat sebagai

pengguna Iptek, untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera.

Jakstranas Iptek menggariskan bahwa Tujuan Strategis Pembangunan Iptek

ditujukan sebagai landasan untuk menjamin efektivitas dan efisiensi program,

seperti dibawah ini :

1. Pemberdayaan Ekonomi Nasional Yang Berkelanjutan: Memperkuat dan

meningkatkan keefektifan dukungan iptek untuk mendukung upaya

mengatasi dampak krisis serta memanfaatkan peluang yang terbuka untuk

memulihkan kegiatan ekonomi nasional; serta meningkatkan insentif bagi

industri, dunia usaha dan masyarakat di pusat dan daerah untuk

memperkuat sistem produksi nasional secara konsisten dan berkelanjutan.

2. Pemantapan Tatanan Sosial Politik : mengkaji kelemahan struktural dan

kelembagaan yang perlu dalam rangka mengurangi dampak kesenjangan

sosial politik serta mendukung upaya kesetaraan jender dalam suasana

harmonis untuk memperkokoh landasan pemberdayaan masyarakat secara

berkelanjutan.

3. Reposisi Kelembagaan Iptek : Memfungsikan lembaga iptek agar dapat

memiliki posisi strategis dalam pembangunan nasional.

4. Pembentukan Kemandirian dan Keunggulan: Meningkatkan daya serap

kemajuan iptek dan menumbuh-kembangkan kemampuan inovasi sebagai

landasan pembentukan kemandirian dan keunggulan iptek yang

menjunjung tinggi hukum dan menghormati hak atas kekayaan intelektual.

5. Penyelarasan dengan Perkembangan Global: Menyediakan dukungan iptek

untuk meningkatkan kompatibilitas pembangunan nasional dengan

perkembangan global.

1.3. Tujuan Renstra

Page 10: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI … · penelitian, pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa) di lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Semangat Reformasi

Menjadi panduan dan arah kegiatan bagi segenap unit organisasi di

lingkungan Kementerian Negara Riset dan Teknologi dalam menyusun dan

melaksanakan program-program secara terpadu dan komprehensif dalam

rangka peningkatan peran Kemenneg. Ristek di masa yang akan datang.

Sebagai instrumen dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi dalam rangka

pengukuran kinerja Kementerian Negra Riset dan Teknologi baik dalam bentuk

laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP) maupun peningkatan

pengawasan internal.

1.4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penulisan Renstra mencakup latar belakang, landasan (referensi

dasar kebijakan Iptek), analisis faktor internal dan eksternal, tantangan dan

peluang, tupoksi, visi, misi, nilai-nilai, tujuan, sasaran, kebijakan, program dan

kegiatan.

Page 11: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI … · penelitian, pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa) di lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Semangat Reformasi

BAB II

ANALISIS LINGKUNGAN DAN FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN

2.1. Perkembangan Lingkungan Strategis

Adanya tuntutan perubahan yakni bergesernya peran pemerintah dari pelaku

utama menjadi fasilitator dalam pembangunan di bidang Iptek. Hal itu berarti,

peran pemerintah lebih diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran dan

pemahaman, serta menekankan pada upaya-upaya yang dapat menciptakan

iklim yang kondusif bagi berkembangnya kegiatan inovasi dan difusi teknologi,

terutama untuk dunia usaha, dengan memperbesar masukan, mengayomi

penjalinan kemitraan, memodali pencetusan pengetahuan baru, memperlancar

arus informasi, menyediakan kemudahan dan apabila diperlukan akan menata

rambu-rambu. Sekalipun hal ini merupakan aspirasi yang sudah lama

dicetuskan dari pihak pemerintah namun dorongan perubahan kali ini adalah

akibat dari meningkatnya tuntutan terhadap transparansi pemerintahan serta

semakin terbatasnya anggaran pemerintah untuk pembiayaan di bidang Iptek.

Konsekuensi dari tuntutan ini adalah perlunya pendekatan kebijakan baru,

yang lebih banyak menerapkan skema-skema insentif yang dapat

memperbesar masukan, mengayomi penjalinan kemitraan, memodali

pencetusan pengetahuan baru dan memperlancar arus informasi, serta

menyediakan kemudahan, di samping instrumen anggaran untuk membiayai

penelitian, pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa) di lembaga-lembaga

penelitian dan pengembangan (Litbang).

Semangat Reformasi

Semangat reformasi dapat dijadikan momentum yang tepat untuk

mengadakan perubahan mendasar di segala bidang, termasuk dalam upaya

pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan Iptek.

Page 12: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI … · penelitian, pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa) di lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Semangat Reformasi

Penerapan Otonomi Daerah

Penerapan undang-undang tentang otonomi daerah memberikan kewenangan

yang lebih besar kepada masyarakat setempat untuk mengelola potensi yang

ada di daerahnya. Hal ini tidak hanya membuka kesempatan luas bagi

pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan Iptek, tetapi juga dapat

mendorong perkembangan kelembagaan Iptek di daerah serta menumbuhkan

jaringan Iptek yang lebih merata di seluruh wilayah nusantara.

Perkembangan Iptek

Kepesatan kemajuan iptek pada dua dasawarsa terakhir memberikan

sumbangan berharga dalam bentuk banyaknya pilihan Iptek yang bisa

didayagunakan dalam rangka mendukung penguatan ekonomi, industri dan

peningkatan kesejahteraan di Indonesia (lihat Lampiran A untuk beberapa

bidang pilihan utama di berbagai negara).

Kecenderungan global perkembangan Iptek perlu secara terus menerus

dipantau dan diantisipasi melalui teknik-teknik pengkajian, pemantauan dan

peramalan teknologi. Hal ini diperlukan agar bangsa Indonesia dapat

menyeleksi, mengadaptasi, dan memfokuskan program-program Iptek dalam

rangka penerapan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan

kondisi sosial budaya masyarakat.

Meningkatnya Tuntutan Konsumen

Dengan terbukanya sumber informasi modern, masyarakat Indonesia telah

dapat mengikuti perkembangan yang terjadi di luar negaranya. Sebagai

akibatnya tuntutan untuk dapat menikmati barang dan jasa yang diproduksi

dengan teknologi modern ikut pula meningkat. Disamping itu dorongan

Page 13: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI … · penelitian, pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa) di lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Semangat Reformasi

liberalisasi sistem perdagangan telah menciptakan insentif pasar bagi

pendayagunaan kemajuan teknologi untuk memperbaiki QCD (Quality, Cost &

Delivery) kegiatan produksi dengan nilai tambah optimum.

2.2. Lingkungan Internal

a. Kekuatan :

Visi dan misi yang jelas;

Jumlah SDM, anggaran, sarana dan prasarana yang

mendukung kewenangan merumuskan kebijakan bidang riset

Iptek;

Kewenangan perumusan kebijakan bidang riset Iptek;

Kewenangan koordinasi antar Lembaga Pemerintah Non

Departemen (LPND) di lingkungan riset dan Teknologi;

Kewenangan koordinasi kebijakan pelaksanaan pengawasan;

Komitmen dan kemauan politik pimpinan.

b. Kelemahan :

Kelembagaan yang belum sepenuhnya mendukung kebijakan

di bidang riset Iptek;

Pembinaan dan pengembangan kualitas sumber daya manusia

masih terbatas;

Inkonsistensi dan dukungan dalam penerapan kebijakan;

Belum lengkapnya prosedur operasi baku (Standard

Operating Procedure);

Belum optimalnya perumusan kebijakan;

Lemahnya pelaksanaan koordinasi.

2.3. Lingkungan Eksternal

Page 14: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI … · penelitian, pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa) di lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Semangat Reformasi

a. Peluang :

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

2004-2009;

Agenda Pembangunan Nasional Kabinet Indonesia Bersatu;

Tuntutan kebutuhan adanya sistem inovasi Iptek;

Kerjasama Kementerian Negara Riset dan Teknologi dengan

LPND di lingkungan riset dan teknologi.

Tuntutan kebijakan di bidang riset Iptek;

Dukungan kerjasama dengan berbagai pihak (lembaga

penelitian dan pengembangan (Litbang), masyarakat dan

dunia usaha) dalam negeri dan luar negeri.

b. Ancaman :

Lemahnya peraturan perundang-undangan mengenai

pengembangan, pengusaan dan penerapan Iptek;

Rendahnya kemampuan SDM Iptek;

Kebijakan yang sering berubah (tidak konsisten dan tidak

selaras).

2.4. Tantangan

Kementerian Negara Riset dan Teknologi (Kemenneg Ristek) merupakan unsur

pemerintah yang memiliki fungsi utama merumuskan kebijakan dan

mengkoordinasikan program-program pembangunan Riset, Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi (Riset Iptek). Keberhasilan Kemenneg Ristek diukur dari

kemampuannya dalam membentuk iklim dan meningkatkan program-program

Page 15: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI … · penelitian, pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa) di lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Semangat Reformasi

yang memungkinkan setiap elemen yang terkait dengan kegiatan Riset Iptek

berkembang dan berinteraksi secara produktif untuk mempercepat

pelaksanaan pembangunan melalui produk-produk kebijakan dan aktifitas

koordinasi.

Sesuai dengan UU No. 18/2002, stakeholders Kemenneg Ristek adalah

masyarakat pelaksana dan pengguna Riset Iptek baik yang berada di

lingkungan lembaga penelitian dan pengembangan, pendidikan tinggi, dunia

usaha/industri, dan lembaga pendukung termasuk pemerintah daerah. Ke-

empat lembaga Iptek tersebut perlu diupayakan agar secara sinergis mampu

mendorong percepatan perubahan dalam masyarakat terutama dalam

kaitannya dengan penerimaan Iptek sebagai mind-set bangsa.

Dalam era globalisasi maka mekanisme pasar menjadi dasar pengaturan

berbagai aspek hubungan antar bangsa. Dalam hal ini, kemampuan inovasi

dan mendifusikan hasil-hasil Riset Iptek merupakan aset yang sangat berharga

ketimbang pemilikan sumber daya alam yang berlimpah. Perkembangan

teknologi informasi yang mendasari perkembangan global tersebut

memunculkan berbagai isu, antara lain: bentuk kerjasama antara pelaku Iptek,

pengguna Iptek dan pembuat kebijakan harus difasilitasi, ketersediaan dan

pemanfaatan teknologi informasi dalam menjaga keseimbangan antara

perlindungan kekayaan intelektual dan kebebasan dalam mengakses informasi

yang dihasilkan oleh aktifitas Riset Iptek.

Perkembangan akhir-akhir ini menunjukkan bahwa lemahnya kemampuan

Riset Iptek merupakan salah satu faktor penyebab dangkalnya struktur

kegiatan produksi dan tingginya terhadap ketergantungan impor, yang

berakibat rapuhnya perekonomian nasional. Kompleksitas persoalan semakin

rumit mengingat terbatasnya anggaran dan cepatnya laju perkembangan

Iptek. Terlebih lagi di dalam kaitannya dengan laju perkembangan Iptek yang

Page 16: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI … · penelitian, pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa) di lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Semangat Reformasi

membutuhkan fasilitas penelitian dan pengembangan. Tantangan tersebut

meningkatkan ketergantungan dalam sistem inovasi dan memerlukan adanya

suatu arah yang jelas bagaimana Iptek dapat menunjang pertumbuhan dalam

pembangunan yang berkelanjutan.

Sementara itu pada umumnya pelaku ekonomi nasional belum terdorong

untuk melakukan investasi yang bermakna untuk mengakumulasikan

kemampuan Riset Iptek bagi pembentukan kemandirian dan keunggulan

bangsa. Sering hal itu terkait dengan ketidaktersediaan mekanisme

intermediasi baik dalam bentuk kebijakan, insentif maupun kelembagaan yang

menjembatani antara riset dan inovasi. Oleh karenanya, secara makro

orientasi kebijakan dan koordinasi yang dilakukan oleh Kemenneg Ristek perlu

mempertimbangkan unsur-unsur: teknologi, modal, informasi dan birokrasi.

Lebih jauh lagi, dapat dicatat pula keengganan pihak praktisi untuk

mengalokasikan pendanaan litbang.

Investasi pemerintah di bidang Riptek sampai saat ini pada umumnya belum

dirasakan manfaatnya secara nyata bagi pelaku ekonomi yang

mentransformasi kemampuan Riset Iptek ke dalam berbagai aplikasi yang

bermanfaat bagi kehidupan bangsa.

2.5. Peluang

Disadari bahwa pemerintah terutama di negara-negara berkembang

merupakan unsur utama dalam mendorong dan meningkatkan keterhubungan

antara penelitian dan pengembangan (Litbang) dengan inovasi untuk dunia

usaha/industri dan masyarakat. Fasilitasi pemerintah dapat berupa: peraturan,

regulasi, kebijakan, jaminan pembelian, insentif, dlsb.

Page 17: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI … · penelitian, pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa) di lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Semangat Reformasi

Saat ini aktifitas Riptek telah mempunyai dasar konstitusional yang cukup

kokoh di dalam UUD’45 Pasal 31 Ayat 5 berkaitan dengan peran Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi. Pada tingkat perundang-undangan yang lebih

rendah telah dikeluarkan pula UU No. 18/2002 tentang Sistem Nasional

Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Presiden melalui INPRES No. 4/2003 telah pula menginstruksikan agar Menteri

Negara Riset dan Teknologi mengkoordinasikan perumusan dan pelaksanaan

Kebijakan Strategis Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Landasan

konstitusional dan hukum seperti tersebut di atas diperlukan untuk

memperkuat langkah-langkah pembangunan di bidang Riset Iptek.

Memang, perlu disadari pula bahwa Kemenneg Ristek belum sepenuhnya

berperan selaku arsitek kebijakan Riset Iptek nasional yang manfaatnya dapat

dirasakan secara nyata oleh masyarakat luas. Perhatian Kemenneg Ristek

masih terfokus pada program-program Riset Iptek yang dibiayai oleh

pemerintah dan kurang memperhatikan instrumen insentif yang diperlukan

untuk membentuk iklim dan suasana yang kondusif bagi para pelaku Riset

Iptek. Masih lemahnya kelembagaan sistem nasional inovasi, memperlemah

determinasi aktifitas Riset Iptek ke dalam skala ekonomi.

Kelompok kerja regional seperti APEC, ASEAN dan NAM banyak sekali memberi

perhatian tentang lemahnya mekanisme intermediasi di negara-negara

anggotanya. ”Science and Technology Intermediary Mechanism (STIM)” ini

dirasakan sangat penting oleh negara-negara tersebut dengan pertimbangan :

Di dalam era globalisasi dan knowledge based economy, penyebab terjadinya

kegagalan tidak diperolehnya dukungan program-program kegiatan Iptek di

suatu negara pada umumnya terletak pada ketidakmampuan masyarakat Iptek

(policy makers dan peneliti) mengartikulasikan hasil-hasil kegiatan Iptek ke

dalam aktifitas berskala nilai ekonomi;

Page 18: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI … · penelitian, pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa) di lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Semangat Reformasi

Aktifitas penelitian, pengembangan dan rekayasa serta komersialisasi ternyata

bukan tahap yang mudah untuk dilalui karena munculnya fenomena death

valley. Fenomena ini terjadi karena seringnya terjadi kemandekan ketika

aktifitas penelitian hanya berhenti pada laporan dan tidak berdampak pada di

sisi komersial atau pemanfaatan lanjut (sustain);

a. Di sepakati bahwa fungsi utama STIM di suatu negara:

i. Transformer – dalam konteks komersialisasi dan produktivitas;

ii.

Catalyst or enzyme – mendorong dan mempercepat proses

pengembangan;

iii. Impartial assessor or evaluator – melakukan kajian yang tidak

memihak, teliti dan adil;

iv. Productivity Enhancer – meningkatkan produktifitas agar produk

Iptek dapat dipasarkan secara efektif;

v. Market Enabler – mengembangkan platform agar terjadi

transaksi;

vi. Agar industri melakukan R&D

vii. Cluster Builder – mendorong agar tumbuh kluster yang

menggabungkan: jaringan industri, pakar, perusahaan dan

lembaga penelitian yang terkait.

Kementerian Negara Riset dan Teknologi, sesuai dengan tugas dan fungsinya,

diharapkan oleh berbagai pihak agar lebih proaktif mengambil prakarsa yang

dapat menstimulasi perkembangan dan meningkatkan efektifitas

pendayagunaan sumberdaya Riset Iptek. Berbagai prakarsa yang dilakukan

oleh Kemenneg Ristek, dalam sistem insentif seperti Insentif Penelitian Dasar,

Insentif Penelitian Terapan, Insentif Percepatan Difusi dan Pemanfaatan

Page 19: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI … · penelitian, pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa) di lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Semangat Reformasi

Teknologi, Insentif Riset Unggulan Strategis Nasional (RUSNAS), Insentif

Peningkatan Inovasi dan Kapasitas Iptek Sistem Produksi.

Untuk itu Kemenneg Ristek perlu memiliki SDM dan Sistem Kerja yang lebih

memadai untuk menganalisis perkembangan Riset Iptek, dinamika masyarakat

serta merumuskan kebijakan Riset Iptek yang selaras dengan dinamika

masyarakat diperlukan untuk mengatasi permasalahan dan hambatan yang

ada. Sehingga kesepakatan pimpinan Kemenneg Ristek yang telah terbentuk

tentang berbagai aspek keberhasilan yang mendasar, dapat ditindaklanjuti

secara efektif.

2.6. Faktor Kunci Keberhasilan

Faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihimpun dari

kondisi internal dan eksternal Kementerian Negara Riset dan Teknologi

merupakan kondisi yang mungkin berkembang dan timbul di kemudian

hari yang akan mempengaruhi eksistensi Kementerian Negara Riset dan

Teknologi.

Dengan diketahuinya faktor yang paling berpengaruh baik positif maupun

negatif terhadap perkembangan Kementerian Negara Riset dan eknologi,

dari Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman (SWOT

Analysis) ditentukan asumsi strategis, yaitu: a) menggunakan kekuatan yang

ada pada organisasi untuk memanfaatkan peluang; b) memanfaatkan peluang

untuk mengatasi ancaman; c) mengatasi kelemahan yang ada dengan

memanfaatkan peluang; dan d) mewaspadai dan mencegah ancaman

kelemahan yang menjadi ancaman terwujudnya visi dan misi.

Dengan melihat keterkaitan masing-masing faktor (aspek kekuatan dan

kelemahan) dengan visi, misi yang hendak dicapai, maka rumusan hasil

Page 20: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI … · penelitian, pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa) di lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Semangat Reformasi

analisis strategis yang menjadi prioritas Faktor Kunci Keberhasilan (FKK)

adalah :

1.Peningkatan profesionalisme SDM Kementerian Negara Riset dan Teknologi;

2.Peningkatan sarana dan prasarana yang mendukung kebijakan Kementerian

Negara Riset dan Teknologi;

3.Peningkatan kinerja organisasi;

4.Peningkatan perumusan kebijakan Iptek dan sosialisasinya.

Selanjutnya untuk memberi fokus dan memperkuat rencana yang memperjelas

hubungan antara misi dan tujuan disusun faktor kunci keberhasilan sebagai

berikut :

1. Adanya pembinaan dan pengembangan SDM Kementerian Negara Riset

dan Teknologi agar menjadi profesional;

2. Dukungan sumber daya yang memadai;

3. Adanya struktur organisasi dan prosedur operasi baku (standard

operating procedure) yang mendukung kebijakan Kementerian Negara

Riset dan Teknologi;

4. Adanya perumusan dan penerapan kebijakan riset Iptek yang konsisten.

Page 21: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI … · penelitian, pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa) di lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Semangat Reformasi

BAB III

VISI DAN MISI

3.1. Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas Pokok Kementerian Negara Riset dan Teknologi adalah membantu

Presiden dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang riset, ilmu

pengetahuan, dan teknologi. Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Menteri

Negara Riset dan Teknologi menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan nasional di bidang riset, ilmu pengetahuan, dan

teknologi;

b. Koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang riset, ilmu pengetahuan dan

teknologi;

c. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi

tanggungjawabnya;

d. Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya;

e. Penyampai laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang

tugas dan fungsinya kepada Presiden.

3.2.1. Visi

Untuk menyatukan persepsi dan fokus arah pembangunan kemampuan Iptek

nasional, maka pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Negara Riset dan

Teknologi dilandasi suatu visi dan misi yang ingin diwujudkan. Visi dan misi

tersebut merupakan panduan yang memberikan pandangan dan arah kedepan

sebagai dasar acuan dalam menjalankan tugas dan fungsi dalam mencapai

sasaran atau target yang ditetapkan.

Page 22: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI … · penelitian, pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa) di lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Semangat Reformasi

Visi Kementerian Negara Riset dan Teknologi dirumuskan sebagai berikut :

Menjadi lembaga yang efektif untuk mewujudkan Iptek sebagai kekuatan

utama kesejahteraan berkelanjutan dan peradaban bangsa.

3.2.2. Misi

Untuk mencapai visi tersebut diatas, ditetapkan misi Kementerian Negara Riset

dan Teknologi yang menggambarkan hal yang harus dilaksanakan, yaitu :

1. Menetapkan arah, prioritas utama dan kebijakan bagi perkembangan riset,

ilmu pengetahuan dan teknologi:

2. Meningkatkan efektivitas koordinasi lembaga penelitian, pengembangan

dan rekayasa (Litbangyasa) dengan dunia usaha dan masyarakat

3. Mendorong peningkatan kapasitas dan kapabilitas lembaga penelitian,

pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa);

4. Mengembangkan sistem inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi nasional.

3.4. Nilai-nilai

Sesuai karakteristik tugas dan kegiatan yang dilaksanakan, maka nilai-nilai

kehidupan organisasi Kementerian Negara Riset dan Teknologi yang harus

dikembangkan, adalah :

1. Visionary (berpandangan jauh kedepan)

Pembangunan Iptek senantiasa dimaksudkan untuk memberikan solusi

yang bersifat strategis atau jangka panjang, menyeluruh dan holistik

(atau kait mengait). Pembangunan Iptek akan diupayakan untuk tidak

bersifat sektoral dan hanya memberikan implikasi yang terbatas. Lebih

Page 23: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI … · penelitian, pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa) di lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Semangat Reformasi

lanjut visionary juga berarti bahwa pembangunan Iptek dimasa kini

akan diupayakan sebagai solusi taktis di masa kini sekaligus bagian

integral dari solusi permasalahan dimasa depan. Atau dengan kata lain

solusi pembangunan Iptek di masa kini jangan sampai menjadi sumber

permasalahan baru di masa datang.

2. Accountable (dapat dipertanggung jawabkan)

Hal ini berarti bahwa seluruh denyut nadi pembangunan Iptek berikut

seluruh aspek di dalamnya dapat dipertanggung jawabkan kepada

semua pihak. Pertanggungjawaban disini tidak hanya terbatas pada

aspek finansial (seperti anggaran pembangunan Iptek) akan tetapi lebih

dari itu, pertanggungjawaban disini mencakup aspek moralitas, dampak

lingkungan, dampak budaya, dampak sosio-kemasyarakatan, dampak

politis dan dampak ekonomis pada pembangunan nasional.

3. Excellent (prima)

Kata ini dapat diartikulasikan sebagai terbaik, yang terbaik atau

berusaha untuk menjadi yang terbaik. Pembangunan Iptek yang

excellent dapat diartikan bahwa keseluruhan tahapan pembangunan

Iptek mulai dari fase inisiasi, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,

evaluasi dan implikasinya pada masyarakat maupun bangsa ini, harus

yang terbaik. Pembangunan Iptek, terutama perencanaan, pelaksanaan

dan dampaknya tidak boleh berkesan serampangan, akan tetapi harus

berlandaskan pada tataran yang terbaik (excellent platform) guna

memberikan hasil yang sempurna.

4. Innovative (inovatif)

Kata inovatif berasal dari bahasa Latin ‘innovare’ yang artinya temuan

baru. Nilai luhur Inovatif dalam pembangunan Iptek berarti bahwa

pembangunan Iptek senantiasa berorientasi pada segala sesuatu yang

Page 24: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI … · penelitian, pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa) di lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Semangat Reformasi

baru, mulai dari konteks upaya untuk perolehan temuan-temuan baru

sampai dengan upaya untuk menginduksikan proses pembaharuan

dalam dinamika kehidupan masyarakat, tentunya pembaharuan yang

dimaksud di sini adalah dalam tataran yang positif dan bertanggung

jawab. Lebih lanjut inovatif juga berarti bahwa pembangunan Iptek

memberikan apresiasi yang tinggi pada segala bentuk upaya untuk

memproduksi inovasi-inovasi baru serta segala aktifitas inovatif untuk

meningkatkan produktifitas.

3.5. Tujuan dan Sasaran Strategis

Untuk mencapai visi dan misi Kementerian Negara Riset dan Teknologi

seperti yang dikemukakan diatas, maka visi dan misi tersebut harus

dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa

perumusanan tujuan strategis (strategic goals) organisasi.

Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari

pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1

(satu) sampai 5 (lima) tahun. Kementerian Negara Riset dan Teknologi

dapat secara tepat mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh

organisasi dalam memenuhi visi misinya untuk kurun waktu satu sampai

lima tahun ke depan dengan diformulasikannya tujuan strategis ini dalam

mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki. Lebih

dari itu, perumusan tujuan strategis ini juga akan memungkinkan

Kementerian Negara Riset dan Teknologi untuk mengukur sejauh mana

visi misi organisasi telah dicapai mengingat tujuan strategis dirumuskan

berdasarkan visi misi organisasi. Untuk itu, agar dapat diukur

keberhasilan organisasi di dalam mencapai tujuan strategisnya, setiap

tujuan strategis yang ditetapkan akan memiliki indikator kinerja

Page 25: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI … · penelitian, pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa) di lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Semangat Reformasi

(performance indicator) yang terukur. Rumusan tujuan strategis tersebut

dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Memberikan arah program penelitian, pengembangan dan rekayasa

(Litbangyasa) ilmu pengetahuan dan teknologi nasional;

2. Meningkatkan kemitraan lembaga penelitian, pengembangan dan rekayasa

(Litbangyasa) dengan dunia usaha dan masyarakat;

3. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas lembaga penelitian,

pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa);

4. Meningkatkan sistem inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi nasional.

Sedangkan sasaran strategis merupakan rumusan yang lebih spesifik, terukur,

dan dlam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan strategis. Sasaran

strategis Kementerian Negara Riset dan teknologi, adalah :

1. Meningkatnya kemampuan dan penemuan baru dalam dalam penguasaan,

pemanfaatan dan pemajauan Iptek;

2. Meningkatnya sinergi, kerjasama, jejaring antar lembaga, komunitas dan

pengguna ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mobilitas sumber daya

ilmu pengetahuan dan teknologi;

3. Menguatnya kompetensi inti lembaga penelitian, pengembangan dan

rekayasa (Litbangyasa);

4. Meningkatnya produktivitas dan nilai tambah produk nasional.

Page 26: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI … · penelitian, pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa) di lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Semangat Reformasi

BAB IV

STRATEGI PENCAPAIAN

(KEBIJAKAN, PROGRAM DAN KEGIATAN)

Untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi Kementerian Negara Riset dan

Teknologi, maka strategi organisasi yang dikembangkan memerlukan persepsi

dan tekanan khusus dalam bentuk kebijakan. Kebijakan sebagai pedoman

pelaksanaan tindakan tertentu merupakan kumpulan keputusan untuk

menentukan bagaimana strategi dilaksanakan, dan mengatur suatu

mekanisme tindakan lanjutan untuk pelaksanaan pencapaian tujuan dan

sasaran.

4.1. Kebijakan

Secara umum, kebijakan Kementerian Negara Riset dan Teknologi mencakup

kebijakan utama dan kebijakan operasional.

Kebijakan utama Kementerian Negara Riset dan Teknologi diarahkan untuk

peningkatan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang meliputi :

Penetapan kebijakan bidang prioritas, Roadmapping, Komersialisasi, Apresiasi,

Resource Sharing, Sistem insentif, Pengembangan Open Source, Peningkatan

Kandungan Local (Local Content).

Sedangkan kebijakan operasional Kementerian Negara Riset dan Teknologi

berkaitan dengan pelaksanaan teknis organisasi, pengelolaan sumber daya

organisasi (sarana dan prasarana), keuangan (penggunaan sumber dana),

SDM (personalia) yang diperlukan untuk menunjang implementasi kebijakan

utama.

Page 27: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI … · penelitian, pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa) di lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Semangat Reformasi

4.2. Program dan Kegiatan

Sejalan dengan arah kebijakan strategis Kementerian Negara Riset dan

Teknologi tang telah disebutkan diatas, dan mengacu pada Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang telah ditetapkan melalui

Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2005, maka ditetapkan serangkaian

program dan kegiatan untuk dapat mewujudkan tujuan dan sasaran strategis

yang telah ditetapkan, sebagai berikut :

1. Program Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Tujuan program ini adalah meningkatkan fokus dan mutu kegiatan

penelitian dan pengembangan di bidang ilmu pengetahuan dasar,

terapan, dan teknologi sesuai dengan kompetensi inti dan kebutuhan

pengguna.

Kegiatan yang dilakukan meliputi :

a. Penyusunan dan Penyelenggaraan Kebijakan Riset Dasar.

b. Penyusunan dan Penyelenggaraan Kebijakan Program Utama Ristek

(Fokus Program).

c. Penyusunan dan Penyelengaraan Kebijakan Pengukuran,

Standardisasi, Pengujian dan Mutu.

d. Penyusunan dan Penyelenggaraan Kebijakan Pengembangan Iptek

Tepat Guna.

e. Penyusunan dan Penyelenggaran Kebijakan Dukungan Iptek Untuk

Kebijakan Pemerintah.

f. Insentif Penelitian Dasar.

g. Insentif Penelitian Terapan.

2. Program Difusi dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Page 28: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI … · penelitian, pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa) di lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Semangat Reformasi

Tujuan program ini adalah mendorong proses diseminasi hasil litbang

serta pemanfaatannya oleh dunia usaha, industri, dan masyarakat.

Kegiatan yang dilakukan meliputi :

a. Penyusunan dan Penyelenggaraan Kebijakan Diseminasi Hasil

Litbang.

b. Penyusunan dan Penyelenggaraan Kebijakan Kemitraan dan

Jaringan Kelembagaan Iptek.

c. Penyusunan dan Penyelenggaraan Kebijakan Pembudayaan Iptek.

d. Insentif Percepatan Difusi dan Pemanfaatan Teknologi.

e. Penyusunan dan Penyelenggaraan Pendukung Kebijakan Difusi dan

Pemanfaatan Teknologi.

3. Program Penguatan Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Tujuan program ini adalah meningkatkan kapasitas dan kapabilitas

lembaga iptek dalam pertumbuhan ekonomi nasional.

Kegiatan yang dilakukan meliputi:

a. Penyusunan dan Penyelenggaraan Kebijakan Revitalisasi

Kelembagaan Iptek.

b. Penyusunan dan Penyelenggaraan Kebijakan serta Pengelolaan &

Pengembangan Pusat-Pusat Iptek.

c. Penyusunan dan Penyelenggaraan Kebijakan Sistem Manajemen

Iptek Terpadu.

d. Penyusunan dan Penyelenggaraan Kebijakan Sistem Insentif dan

Pembiayaan Iptek.

Page 29: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI … · penelitian, pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa) di lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Semangat Reformasi

e. Penyusunan dan Penyelenggaraan Kebijakan Partisipasi Profesi

Ilmiah Dalam Perumusan Iptek.

f. Penyusunan dan Penyelenggaraan Kebijakan Sistem Insentif dan

Pembiayaan Iptek.

g. Insentif Riset Unggulan Strategis Nasional (RUSNAS)

4. Program Peningkatan Kapasitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Sistem Produksi

Tujuan program ini adalah mendorong peningkatan kapasitas teknologi

pada sistem produksi di dunia usaha dan industri serta peningkatan

sinergi antar berbagai komponen sistem inovasi.

Kegiatan yang dilakukan meliputi :

a. Penyusunan dan Penyelenggaraan Kebijakan Iptek Untuk Dunia

Usaha.

b. Penyusunan dan Penyelenggaraan Kebijakan Pengembangan

Technopreneur.

c. Penyusunan dan Penyelenggaraan Kebijakan Peningkatan

Kemampuan IKMK Berbasis Teknologi.

d. Penyusunan dan Penyelenggaraan Kebijakan Pelayanan Jasa Iptek.

Insentif Peningkatan Inovasi dan Kapasitas Iptek Sistem Produksi.

e. Penyusunan dan Penyelenggaraan Kebijakan Proses Transformasi

Industri.

5. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur Negara

Page 30: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI … · penelitian, pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa) di lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Semangat Reformasi

Program ini bertujuan untuk mendukung pelaksanaan tugas dan

administrasi pemerintahan secara efektif dan efisien. Sedangkan sasaran

program adalah tersedianya sarana dan prasarana pendukung

pelaksanaan tugas dan administrasi pemerintahan yang memadai pada

unit kerja.

Kegiatan yang dilakukan meliputi :

a. Pengembangan SDM dan administrasi kepegawaian

b. Pemberdayaan orsos/lsm dan organisasi profesi

c. Pengumpulan, pengembangan informasi data dan statistik

d. Pembinaan, perancangan, harmonisasi, kerjasama & publikasi,

litigasi & fasilitasi perancangan Perda perUU

e. Penyelenggaraan pengawasan dan pemeriksaan akuntabilitas

pemerintah pusat dan daerah

f. Peningkatan arus informasi antar lembaga negara dan pemerintah

pusat

g. Pengembangan sistem

h. Pengadaan peralatan perlengkapan gedung

i. Pengadaan kendaraan berat/alat besar

j. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

k. Kajian manajemen kebijaksanaan dan pelayanan

l. Pembinaan Pelaksanaan Anggaran

m. Pengelolaan keuangan negara

n. Pembinaan dan pengembangan jaringan komunikasi dan informasi

o. Perencanaan dan penyusunan program

p. Peningkatan pengawasan barang beredar

q. Sistem Pengelolaan Administrasi Keuangan

r. Penyelenggaraan diklat aparatur negara

s. Peningkatan kapasitas manajemen sarana dan prasarana aparatur

negara

Page 31: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI … · penelitian, pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa) di lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Semangat Reformasi

t. Pembinaan informasi publik

6. Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya

aparatur sesuai dengan kebutuhan dalam melaksanakan tugas

pemerintahan. Sedangkan sasaran program adalah terwujudnya

aparatur negara yang profesional dan berkualitas, jumlah dan

kompetensi serta distribusi PNS sesuai dengan kebutuhan dalam

melaksanakan pemerintahan.

Program ini akan dilaksanakan melalui beberapa kegiatan penting

seperti penyusunan kebijakan dan berbagai peraturan perundang-

undangan dalam rangka meningkatkan remunerasi, kinerja dan

pengelolaan SDM aparatur, penyusunan kajian dan pedoman dalam

rangka meningkatkan pengelolaan SDM aparatur, meningkatkan

budaya kerja aparatur.

Kegiatan yang dilakukan meliputi :

a. Pengembangan SDM dan Administrasi Kepegawaian

7. Program Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan

Program ini bertujuan untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugas

pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan kenegaraan

dan kepemerintahan. Sedangkan sasaran program ini adalah

terselenggaranya pelaksanaan tugas dan fungsi manajemen dengan

lancar.

Kegiatan yang dilakukan meliputi :

Page 32: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI … · penelitian, pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa) di lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Semangat Reformasi

a. Peningkatan Manajemen, Perangkat Hukum Profesionalisme

Sumberdaya Manusia dan Sarana

b. Pembinaan dan pelaksanaan tatausaha, rumah tangga, dan

pengolahan perlengkapan departemen

c. Penyelenggaraan dan Pengkorordinasian Pendidikan dan Pelatihan

Pegawai Negeri

d. Administrasi Umum

e. Penyelenggaraan Pengawasan dan Pemeriksaan Keuangan Negara

yang Berasal Dari APBN dan APBD

f. Pembinaan Pendapat Umum dan Koordinasi Humas-Humas antar

Departemen/Lembaga Tinggi/Tertinggi Negara

g. Penyelenggaraan Pembinaan Jabatan

h. Pemantauan dan Evaluasi

i. Pengembangan Sistem Informasi

j. Pembinaan Administrasi dan Pengolahan Keuangan

k. Perencanaan Program, Rencana Kerja dan Anggaran

l. Penyusunan dan Penyelenggaran Kebudayaan Iptek

m. Penyusunan dan Pengembangan Indikator dan Statistik Iptek

Nasional

n. Pembinaan dan Penguatan Kelembagaan Iptek

8. Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Negara

Program ini bertujuan untuk menyempurnakan dan mengefektifkan

sistem pengawasan, meningkatkan transparansi, akuntabilitas dan

kinerja aparatur dalam kerangka mewujudkan kepemerintahan yang

baik atau penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas KKN.

Sedangkan sasaran program adalah terwujudnya sistem pengawasan

Page 33: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI … · penelitian, pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa) di lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Semangat Reformasi

yang efektif serta mewujudkan aparatur yang akuntabel di lingkungan

instansi pemerintah.

Beberapa kegiatan penting yang terkait dengan program ini antara lain

adalah penyusunan kebijakan dan peraturan perundang-undangan

tentang pengawasan dan peningkatan akuntabilitas, pelaksanaan

koordinasi pengawasan, pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan

percepatan pemberantasan korupsi, penyusunan berbagai pedoman

yang diperlukan dalam rangka meningkatkan akuntabilitas dan kinerja

instansi pemerintah serta melakukan evaluasi dalam rangka

meningkatkan penerapan manajemen kinerja di instansi pemerintah.

Kegiatan yang dilakukan meliputi :

a. Pemeriksaan Tanggung Jawab Atas Keuangan Negara

Page 34: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI … · penelitian, pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa) di lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Semangat Reformasi

BAB V

PENUTUP

Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Negara Riset dan Teknologi tahun

2005 - 2009 disusun dengan mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2004 - 2009 dan Agenda Pembangunan

Nasional Kabinet Indonesia Bersatu dengan memperhatikan perkembangan

lingkungan strategis yang terjadi dan diperhitungkan akan berpengaruh

terhadap bidang peningkatan kapasitas ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dokumen rencana strategis tersebut memuat visi, misi, nilai-nilai, tujuan,

sasaran dan strategi (cara mencapai tujuan dan sasaran) yang dijabarkan ke

dalam kebijakan dan program. Sasaran dan program yang telah ditetapkan

dalam rencana strategis ini kemudian akan dijabarkan lebih lanjut kedalam

suatu rencana kinerja tahunan (RKT). Rencana strategis ini merupakan

langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja dan pelaporan

akuntabilitas kinerja Kementerian Negara Riset dan Teknologi.

Dokumen rencana strategis Kementerian Negara Riset dan Teknologi tahun

2005 - 2009 ini, telah memuat kebijakan dan program yang sejalan dengan

pelaksanaan transformasi iptek sesuai dengan perubahan paradigma yang

terjadi. Dengan demikian diharapkan berbagai kebijakan dapat dihasilkan baik

dalam bentuk peraturan perundang-undangan yang meliputi: Penetapan

kebijakan bidang prioritas, Roadmapping, Komersialisasi, Apresiasi, Resource

Sharing, Sistem insentif, Pengembangan Open Source, Peningkatan

Kandungan Local (Local Content), serta kebijakan operasional yang berkaitan

dengan pelaksanaan teknis organisasi, pengelolaan sumber daya organisasi

(sarana dan prasarana), keuangan (penggunaan sumber dana), SDM

(personalia) yang diperlukan untuk menunjang implementasi kebijakan utama.

Page 35: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI … · penelitian, pengembangan dan rekayasa (Litbangyasa) di lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Semangat Reformasi

Untuk mewujudkan berbagai perubahan sesuai paradigma tersebut, diperlukan

proses, waktu dan konsistensi dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, dengan

adanya perencanaan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) yang lebih

terarah dan didukung iklim yang kondusif, transformasi penguasaan riset Iptek

perlu diupayakan agar dapat mencapai nilai ambang batas yang dapat memicu

dan memacu tumbuhnya kemandirian dalam upaya menciptakan

pembaharuan sumber-sumber daya riset Iptek secara keseluruhan. Untuk

mencapai tingkat itu memang dibutuhkan peningkatan kapasitas dan

kapabilitas yang dapat “membuktikan” bahwa aktifitas penguasaan dan

pemberdayaan riset Iptek akan memberikan sumbangsih bagi kehidupan

bangsa.