pusat pengembangan kkn lembaga penelitian dan …
TRANSCRIPT
KUMPULAN ARTIKEL HASIL PENGABDIAN KKN BMC-19 UNNES 2020
IDENTITAS MAHASISWA:
Nama Mahasiswa : Rodika Adi Lesmana NIM : 1401417191 Prodi/Jurusan : PGSD-S1 Fakultas : FIP Desa : Karang Endah Kecamatan : Terbanggi Besar Kabupaten : Lampung Tengah Nama DPL : Adi Satrio Ardiansyah, S.Pd., M.Pd.
Nama Mahasiswa : Maharani NIM : 2411417052 Prodi/Jurusan : Seni Rupa Konsentrasi DKV/ Seni Rupa Fakultas : Bahasa dan Seni Desa : Dusun Karya Dadi RT 28 RW 13 Kecamatan : Terusan Nunyai Kabupaten : Lampung Tengah Nama DPL : Adi Satrio Ardiansyah, S.Pd.,M.Pd
Nama Mahasiswa : Muhammad Rizki Ramadhan NIM : 5201417008 Prodi/Jurusan : Pendidikan Teknik Mesin/Teknik Mesin Fakultas : Teknik Desa : Gunung Batin Baru Kecamatan : Terusan Nunyai Kabupaten : Lampung Tengah Nama DPL : Adi Satrio Ardiansyah S.Pd.,M.Pd.
PUSAT PENGEMBANGAN KKN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2020
Artikel 1
PELATIHAN PEMBUATAN MASKER KAIN DALAM UPAYA PENINGKATAN
PRODUKTIVITAS EKONOMI MASYARAKAT DI ERA PANDEMI COVID-19
Rodika Adi Lesmana1), Mella Yulianti Kusuma2), Lisa Nurulita3)
1. Jurusan PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semrang
2. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang
3. Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang
ABSTRAK
Saat ini Indonesia sedang dilanda oleh pandemic Covid-19, tidak hanya di Indonesia tetapi
diseluruh Negara yang sedang dilanda pandemic Covid-19. Pemerintah mengeluarkan kebijakan
baru terhadap semua lapisan masyarakat untuk melakukan aktivitas didalam rumah. Langkah
yang sudah diterapkan oleh pemerintah bertujuan untuk mencegah penyebaran pandemi Covid-
19. Faktanya, aktivitas yang dilakukan dirumah saat ini mengurangi pendapatan masyarakat di
setiap daerah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk meningkatkan
ekonomi, yaitu dengan melakukan pelatihan pembuatan masker. Sehingga masker yangs sudah
dibuat dapat dipakai atau dijual untuk meningkatkan perekonomian rumah tangga. Metode
penelitian yang digunakan dalam kegiatan ini adalah dengan memberikan pelatihan mengenai
cara pembuatan masker kain dalam upaya peningakatan produktivitas ekonomi masyarakat di era
pandemic Covid-19 yang dilakukan secara luring.
Kata Kunci: Covid-19, Pelatihan, Masker Kain, Ekonomi, Pandemi
PENDAHULUAN
Sejak kasus Covid-19 yang pertama kali muncul di Wuhan, China pada tanggal 01
Desember 2019 diumumkan kepada seluruh Negara. Semua masyarakat yang ada di berbagai
Negara telah melakukan isolasi terhadap dunia luar (Wahyudin Darmalaksana et al., 2020). Pada
tanggal 28 Agustus 2020, masyarakat Indonesia yang sudah positif terpapar positif sebanyak
165.887 jiwa, total masyarakat yang meninggal 7.169, dan sudah terkonfirmasi sembuh sebanyak
120.900 jiwa. Sedangkan untuk akumulasi 216 Negara, sudah terkonfirmasi 17.660.523 yang
terpapar Covid-19, jumlah yang meninggal sebanyak 680.894 jiwa (WHO, 02 Agustus 2020).
Ditengah maraknya kasus Covid-19 banyak masyarakat menjadi semakin selektif lagi
untuk melakukan aktivitas diluar rumah. Pasalnya, baik vaksin maupun obat penawar Covid-19
belum menyebar di kalangan masyarakat. Sehingga ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh
masyarakat untuk mencegah penyebaran Covid-19, yaitu dengan tidak berkerumun, memakai
masker, mencuci tangan, menggunakan handsanitizer, mengkonsumsi vitamin, serta menjaga
kebersihan diri.
Saat pandemi Covid-19 mulai memasuki Indonesia, masyarakat mengalami Panic Buying
terhadap kebutuhan masker, handsanitizer dan kebutuhan lainnya. Keresahan masyarakat terhadap
pandemi ini menyebabkan permintaan terhadap masker sebagai penutup mulut dan hidung
melonjak tajam, sehingga banyak masyarakat yang tidak kebagian masker. Selain itu, karena panic
buying harga masker melonjak tajam sehingga menyebabkan masyarakat dikalangan bawah tidak
mampu untuk mendapatkan masker sebagai upaya pelindung terhadap virus Covid-19.
Selain itu perekonomian Indonesia sedang dilanda oleh pandemi Covid-19, sehingga
memaksa semua lapisan masyarakat untuk melakukan penyesuaian terhadap perekonomian.
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan kebijakan mengenai program pemulihan ekonomi
nasional yang bertujuan untuk melindungi, mempertahankan dan meningkatkan kemampuan para
pelaku ekonomi dalam melangsungkan keberlanjutan usaha. Selain itu, pemerintah telah
menyiapkan protocol kesehatan untuk menunjang aktivitas dan produktivitas masyarakat.
Kemudian pemerintah telah melakukan upaya pemulihan ekonomi nasional dengan
mengalokasikan anggaran yang diharapkan memberi manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat.
Salah satu upaya untuk menambah pendapatan masyarakat yaitu dengan memproduksi
sendiri masker berbahan dasar kain, sehingga masker dapat dimiliki oleh setiap kalangan
masyarakat. Selain itu, masker kain yang dibuat terbilah murah dan ramah lingkungan. Pasalnya,
masker sekali pakai semakin sulit untuk ditemukan baik di supermarket, pasaran, apotek dll dengan
harga normal. Sehingga masker kain sendiri menjadi produk yang sangat penting dan banyak
diminati oleh seluruh masyarakat untuk digunakan saat beraktivitas diluar rumah.
Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk membantu masyarakat Desa untuk mengurangi
dampak COVID-19 di bidang ekonomi dan kesehatan dengan membuat ketahanan perekonomian
di lingkungan rumah tangga.
METODE PELAKSANAAN
Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Karang Endah RT 02 RW 01, Kecamatan Terbanggi Besar,
Kabupaten Lampung Tengah. Kegiatan Pelatihan masker ini dilaksanakan dengan 2 tahap yaitu
tahap sosialisasi dan tahap pendampingan.
1. Tahap sosialisasi
Sebelum pelaksanaan program sosialisasi dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi
permasalahan yang dialami warga. Dalam merumuskan masalah, mengatasi masalah, dan
penentuan proses harus melibatkan mitra secara aktif. Dimana pada tahap sosialisasi ini
berupa penyampaian bahan, langkah-langkah pembuatan masker kain dan pemberian contoh
cara membuat masker kain secara langsung oleh penjahit.
2. Tahap pendampingan
Pendampingan dilakukan melalui pemantauan yang dilakukan secara luring. Dimana
pemantauan ini bertujuan untuk melihat perkembangan dalam pembuatan masker kain.
Pemantauan ini dilakukan terhadap warga yang sedang dalam tahap pembuatan masker kain,
dengan tujuan apabila terdapat warga yang memiliki kendala seperti lupa dan salah dalam
membuat masker kain maka diberikan arahan.
Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan secara tatap muka, dan dilaksanakan selama 2 hari oleh setiap
peserta. penerapan tahap ini dilakukan bersama warga dengan partisipasi warga yang sangat aktif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dari kegiatan yang telah dilakukan dan dicapai dalam pelaksanaan kegiatan
pemberdayaan masyarakat sebagai strategi peningkatan ekonomi di tengah pandemi melalui
praktik pelatihan pembuatan masker kain secara luring:
1. Tahap Sosialisasi
Pada tahap ini dipaparkan materi mengenai teknik dan langkah pembuatan masker kain yang
sangat bermanfaat untuk masyarakat. Antara lain, meningkatkan pemberdayaan masyarakat
dengan pemanfaatan kain perca yang jarang digunakan, serta meningkatkan nilai tambah ekonomi
masyarakat di tengah pandemi, karena sangat menguntungkan dijalankan, sebab banyaknya
permintaan untuk pembelian masker kain.
Gambar 1 Dokumentasi Tahap Sosialisasi
Adapun alat-alat yang digunakan adalah 1. Gunting 2. Mesin jahit 3. Meteran 4. Pena. Serta bahan-
bahan yang digunakan adalah 1. Benang 2. Kain perca
Berikut tata cara pembuatan masker kain :
1.1 Memotong kain
Gambar 2 Bahan Badan Masker Gambar 3 Bahan Tali Masker
Pilih sepotong kain perca yang akan digunakan. Gunakan bahan kain yang tebal dan
menyerap keringat seperti bahan dasar katun
Selanjutnya, ukur dan potong kain berbentuk persegi panjang dengan ukuran 34 cm x 16
cm. Kain digunakan sebagai badan masker.
Untuk ikatan kain, buat 2 potong kain dari bahan yang sama dengan panjang sekitar 72 cm
dengan lebar 3 cm. Kain digunakan sebagai tali masker.
1.2 Membuat badan masker
Gambar 4 Langkah Membuat Badan Masker
Ambil kain persegi panjang sebagai badan masker, lalu lipat menjadi 2 dengan bagian
dalam berada di luar. Jahit sampai ujung sehingga kain tersebut saling menyatu.
Rapikan bekas jahitan, kemudian balik kain tersebut sehingga bagian luar kain berada di
luar.
Buatlah wiru (lipatan) pada badan masker dengan cara melipat kain dari salah satu ujung,
ulangi langkah tersebut sampai beberapa kali. Sehingga, lebar kain menjadi kurang lebih
8 cm dari ukuran awal. Jika jahitan dari salah satu ujung tersebut sudah selesai, jahitlah
ujung lainnya agar wiru tersebut lebih terbentuk.
1.3 Membuat tali masker
Gambar 5 Langkah Membuat Tali Masker
Buatlah tali masker dengan cara menggabungkan badan masker tepat pada tengah bagian
bahan tali, kemudian jahit keduanya hingga menyatu. Ulangi pada sisi lainnya.
Lipat ujung bahan tali menjadi tiga lipatan, sehingga menyerupai tali masker kemudian
jahit hingga ujung. ulangi pada bagian lainnya.
Saat menjahit ujungnya, pastikan ikatan kain terikat di sudut diapit oleh dua lapis kain
Anda.
Anda juga dapat mengganti tali tersebut dengan tali elastis untuk ikatan kain, tetapi tali
elastis tersebut tidak mudah dibersihkan dan siapa pun yang alergi lateks tidak dapat
memakainya. Pasang tali elastis pada lapisan kain pertama dengan mengamankan ujung-
ujungnya di bagian sudut, membentuk lingkaran kecil. Pastikan tali elastis terletak di dalam
perimeter kain Anda.
Rapikan kain yang telah jadi menggunakan setrika.
Masker siap digunakan.
Gambar 6 Merapikan Masker Gambar 7 Masker Siap Pakai
2. Tahap Pendampingan
Pada tahap ini peserta mempraktikan langkah pembuatan yang telah dijelaskan pada tahap
sebelumnya. Para peserta membuat masker mulai dari pemotongan kain, badan masker, dan tali
masker dengan didampingi oleh penjahit. Pendampingan dilakukan untuk mengontrol langkah
peserta, mulai dari pemotongan hingga hasil akhir. Apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan
dapat langsung diarahkan oleh penjahit.
Gambar 8 Dokumentasi Tahap Pendampingan
Pendampingan dilakukan secara luring, dimana setiap pesertanya melaksanakan masa
pendampingan selama 1 (satu) hari. Selama kegiatan berlangsung telah dilakukan 2 (dua) hari
pendampingan, dimana hari pertama diikuti oleh 3 peserta dan hari kedua diikuti oleh 2 peserta.
Masker yang sudah dijadikan sebagai koleksi pribadi atau penambah nilai ekonomi masyarakat
dengan menjual masker di pasar maupun secara online. Hal ini menunjukkan bahwa proses
pembuatan masker kain dengan metode tersebut lebih cepat dan sederhana, kualitas hasil masker
yang dibuat juga sangat bagus dan berkualitas.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Proses pelatihan pembuatan masker kain yang dilaksanakan di Desa Karang Endah RT 02/RW 01,
Terbanggi Besar bersama dengan KKN Bersama Melawan Covid—19 telah terlaksana dengan
baik. Hasil dari pelatihan ini adalah mendapatkan produk berupa masker kain yang telah
memanfaatkan kain bekas guntingan yang berasal dari pembuatan pakaian (kain perca) di Desa
Karang Endah. Dengan adanya pelatihan ini masyarakat dapat mengetahui cara membuat masker
kain menggunakan kain perca. Melihat kondisi saat ini pemakaian masker sangat diperlukan untuk
mencegah penyebaran virus covid-19 yang menyebabkan permintaan masker melonjak, sehingga
pembuatan masker dari kain perca ini dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan produktivitas
ekonomi masyarakat ditengah Pandemi Covid-19 mengingat proses pembuatan masker kain cepat
dan sederhana, serta masker yang dihasilkan berkualitas.
Saran
Dengan adanya pelatihan ini peserta dapat membuat masker kain sendiri. Harapannya dari
pemanfaatan kain perca menjadi masker ini dapat menambah pendapatan masyarakat. kegiatan
pelatihan seperti ini alangkah baiknya dilaksanakan secara berkelanjutan agar perekonomian
masyarakat tetap stabil dimasa pandemi saat ini.
Daftar Pustaka
Direktorat Jenderal kekayaan Negara, Kementrian Keuangan. 2020. Geliat Ekonomi Hadapi
Pandemi https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13164/Geliat-Ekonomi-Hadapi-
Pandemi.html
Deni Sunaryo, 2020. Pembuatan Masker Kain Sebagai Pencegahan Penularan Virus serta
Mengoptimalkan Pendapatan di Masa Pandemi COVID-19 bagi Masyarakat di Desa
Sukaratu. Vol. 1 No. 4 (2020): Vol 1 No 4 August Pages 183-305.
https://doi.org/10.31004/abdidas.v1i4.40
Artikel 2
PELATIHAN KIRTANAM: UPAYA PENGUATAN NILAI SPIRITUAL DAN BHAKTI
ANAK HINDU DI TENGAH PANDEMI
Meva Juliyanti1), RB.Janggan Satya Purusottama2), Maharani3)
1. Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
Semarang
2. Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
3. Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang
ABSTRAK
Kirtanam artinya berbhakti dengan melantunkan lagu-lagu suci keagamaan yang berisi pujian
terhadap kemahakuasaan dan keagungan “Brahman” dengan berluang-ulang karena diharapkan
dapat menghasilkan getaran-getaran suci. Anak-anak merupakan penerus dalam segala harapan
dan hal baik, apalagi dalam beragama. Dalam melaksanakan pengabdian, peneliti memberikan
pelatihan salah satu instrumen kehidupan beragama, yaitu pelatihan kirtanam, dan metode ini
diterima oleh anak-anak. Hasil dari pengabdian tersebut sangat memiliki dampak positif dan cocok
digunakan untuk meningkatkan dan menguatkan nilai spiritual dan bhakti anak-anak Hindu.
Kata kunci: Kirtanam, pelatihan, spiritual, anak.
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara majemuk karena memiliki berbagai macam suku, ras, agama,
yang hidup berdampingan bahkan menyatu sehingga melahirkan berbagai macam budaya yang
unik. Seiring dengan perkembangan zaman, dimana saat ini tercipta banyak budaya dan pemikiran
baru, kaum yang mudah terkena dampaknya tak lain adalah anak- anak, di mana mereka tengah
berada dalam masa ingin mencari tahu dan penasaran dengan berbagai macam hal. Rasa penasaran
ini apabila tidak dibarengi dengan ketakwaan terhadap agama, tentunya akan menjerumuskan
anak-anak pada hal buruk, dimana nantinya anak tidak dapat membedakan baik dan buruk karena
dizaman ini hal baik dan buruk nampak sangat berdampingan.
Upaya penguatan nilai spiritual dan bhakti dalam beragama merupakan tanggung jawab
bersama. Dengan berlandaskan bahwa Indonesia tercipta juga atas keberagaman beragama, maka
konsekuensi logisnya adalah kita harus menjaga kemurnian masing-masing agama dan
menguatkan nilai spiritual dan bhakti tiap penganutnya. Seiring kecepatan alur modernisasi,
kekuatan iman atau kepercayaan kepada Tuhan menjadi pendidikan yang wajib diajarkan dan
ditanamkan sejak dini kepada anak-anak. Mengingat modernisasi yang dibarengi dengan
kecanggihan teknologi yang terus ditawarkan dunia itu sudah bisa dijangkau oleh semua kalangan,
selagi anak-anak masih memiliki batasan dengan penggunaan teknologi informasi, maka inilah
waktunya anak-anak diberikan pelatihan atau pendidikan yang berkaitan dengan spiritualitas.
Pendidikan agama sangat penting diberikan kepada anak-anak dimasa modern ini agar anak-anak
tidak terjerumus mengikuti alur zaman yang tak tentu arah.
Saat ini, di tengah masa pandemi, tentunya anak akan memiliki lebih banyak waktu di
rumah. Dan untuk mengisi waktu mereka, penanaman ajaran agama akan sangat baik untuk
spiritualitas mereka. Kondisi pandemi seperti sekarang ini dirasa merupakan waktu yang tepat
untuk memberikan pendidikan atau pelatihan kepada anak-anak, karena sistem Pembelajaran Jarak
Jauh (PJJ) yang diterapkan untuk mereka selama pandemi ini menjadikan anak-anak lebih banyak
memiliki waktu luang untuk belajar lebih banyak hal lagi di luar mata pelajaran sekolah.
METODE PELAKSANAAN
Pelatihan ini dilakukan di Pura Dharma Santi, Kecamatan Terbanggi Besar yang
dilaksanakan setiap hari minggu. Namun saat pengabdian, pelatihan hanya dilakukan sebanyak
dua kali. Pelatihan ini dilakukan untuk meningkatkan nilai spiritual dan bhakti anak-anak Hindu
kepada Tuhan Yang Maha Esa, bahwasanya ibadah pun bisa dilakukan dengan cara yang
menyenangkan salah satunya yaitu Kirtanam. Peserta pelatihan kirtanam ini adalah anak-anak
Hindu rentang kelas tiga sampai enam Sekolah Dasar. Lagu yang diajarkan yaitu “Jay Jay”, “Hare
Krisna”, dan juga “Hare Om Tat Sat”.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama kurun waktu 40 hari, langkah yang
diterapkan dan hasil yang dapatkan adalah sebagai berikut:
1. Analisis situasi masyarakat
Hasil dari analisis situasi tersebut pada bidang kegamaan yang menjadi permasalahan
adalah kurangnya apresiasi masyarakat Hindu terhadap kesenian rohani.
2. Identifikasi masalah
Berdasarkan pengamatan peneliti, permasalahan dalam bidang keagamaan adalah
permasalah yang perlu adanya penanganan. Peneliti memilih anak-anak sekolah dasar
sebagai subyek penelitian, karena pada tingkat ini anak berada pada tahap operasional
konkret dimana kemampuan mereka dalam mengingat dan berfikir logis mengalami
peningkatan. Sehingga sangat mudah dalam memberikan penguatan dan penanaman
nilai-nilai untuk meningkatkan kecintaan mereka terhadap agama. Berdasarkan hasil
pengamatan peneliti ditemukan masalah berupa anak-anak masih banyak yang belum
paham tentang agama Hindu karena minimnya tenaga pengajar dan juga fasilitas untuk
belajar agama Hindu. Peneliti berfokus memberi penguatan dan pengenalan serta
pelatihan nilai budaya pada anak, memberi apresiasi terhadap setiap prestasi yang
diperoleh baik dalam hal pendidikan, kebudayaan, dan juga keagamaan.
3. Rencana pemecahan masalah
Dalam memecahkan masalah mengenai kebudayaan kami melakukan pelatihan
kirtanam dengan menggunakan alat musik modern dan tradisional, langkah awal adalah
peneliti memberikan penyuluhan pada siswa pentingnya mempelajari kirtanam, hal ini
bertujuan agar siswa sadar menangani pentingnya mempelajari hal tersebut sehingga
mereka memiliki rasa cinta terhadap agamanya sendiri.
4. Langkah selanjutnya mengadakan pelatihan rutin kirtanam, memberi apresiasi dengan
melakukan pertunjukan ditengah masyarakat saat sedang ada upacara keagamaan.
Pendekatan sosial, kegiatan ini dilakukan dengan melibatkan siswa dalam setiap
kegiatan secara langsung misalkan pelatihan, penyuluhan, kegiatan belajar dan
kegiatan lain kecuali kegiatan perencanaan kegiatan. Pelaksanaan kegiatan, peneliti
melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan yang telah dilakukan, pelaksanaan
kegiatan pertama peneliti meminta izin kepada pihak parisadha untuk mengadakan
pelatihan kirtanam. Pelatihan dilaksanakan dengan sangat baik dan menggunakan
gabungan alat musik yaitu gitar, seruling, dan juga jimbe untuk menarik perhatian anak
serta sebagai usaha untuk mengubah persepsi anak terhadap kesenian. Dalam
melakukan pelatihan ada beberapa permasalahan, yaitu dari pelatih, pelatih merasa
kesulitan dalam melakukan pelatihan. Hal ini disebabkan karena anak-anak yang sulit
diatur, dan juga sulit untuk menyelaraskan antara suara dan nada. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut, kami mengajak muda mudi Hindu desa sebagai tenaga
tambahan sehingga pelatihan kirtanam dapat berjalan dengan optimal. Evaluasi dan
hasil, berdasarkan pengamatan, setelah dilakukan pelatihan kirtanam ada peningkatan
terhadap kecintaan terhadap agama dan juga kesenian dan juga terjadi peningkatan
kepercayaan diri anak dilihat saat penampilan mereka kirtanam di upacara keagamaan
di desa.
SIMPULAN
Upaya penguatan nilai spiritual dan bhakti anak Hindu di tengah Pandemi melalui pelatihan
Kirtanam ini dilakukan setiap hari minggu, dengan sasaran anak-anak usia Sekolah Dasar di
lingkungan sekitar, karena diusia tersebut dipercaya bahwa mereka tengah berada di usia dan masa
yang bagus untuk mengalami peningkatan dalam mengingat dan berpikir logis, sehingga ini dinilai
sebagai waktu yang tepat untuk memberikan penguatan dan penanaman nilai spritual dan bhakti
untuk meningkatkan kecintaan mereka terhadap Tuhan dan agama yang dianut. Kegiatan ini saat
pelaksanaan KKN telah dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, dengan menggunakan perpaduan
alat musik modern dan tradisional. Masalah yang dihadapi adalah anak-anak yang sedikit sulit
untuk diatur, menyesuaikan keselarasan suara yang cukup sulit, sehingga untuk melancarkan
kegiatan pelatihan Kirtanam ini Pelatih mendatangkan Pemuda-Pemudi Hindu di desa sebagai
instruktur pelatih tambahan. Hasilnya adalah rasa cinta mereka terhadap agama jadi meningkat,
yang itu berarti Pelatihan Kirtanam ini memang langkah yang bagus sebagai upaya penguatan nilai
spiritual dan bhakti anak Hindu di tengah pandemi. Selain itu, karena pelatihan Kirtanam ini,
kepercayaan diri anak-anak Hindu saat ikut berpartisipasi menampilkan Kirtanam di upacara
keagamaan di desa turut meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Gede Rai Parsua. 2018. “Implementasi Ajaran Bakti Dalam Membentuk Etika Masyarakat Desa
Songan A Dan B Kintamani, Bangli.”
I Made Dwi Andika Putra. 2013. Skripsi Karya Seni kīrtanam.
Setyani, Endah Ari, Pratiwi Pratiwi, Aulia Reka Oktaviana, and Cahyo Yuwono. 2019. “Jurnal
Bina Desa Pelatihan Karawitan : Upaya Penguatan Nilai Budaya Pada Siswa Sekolah Dasar
Di Tengah Perkembangan Globalisasi” 1 (1): 8–11.
Artikel 3
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING
BAGI SISWA SEKOLAH DASAR SEBAGAI PEMBENTUKAN KARAKTER DAN PENGUASAAN
MATERI DIMASA PANDEMIC COVID-19.
Muhammad Rizki Ramadhan1), Nada Arrumaisya .Z2), Ulfa Dyah Amini3),
Zahrifatus Shalihah4)
1. Jurusan Teknik Mesin , Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.
2. Jurusan PKK, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.
3. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.
4. Jurusan PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.
ABSTRAK
Program pengabdian kepada masyarakat adalah salah satu program yang berorientasi
kepada msyarakat untuk dikembangkan dan ditingkatkan menjadi lebih baik maupun lebih
optimal dilingkungan sekitar. oleh karna itu, pada program pengabdian masyarakat berpacu pada
jangka panjang yang harus dilakukan dalam periode tertentu. adapun kegiatan jangka panjang di
Era Pandemic COVID-19 yaitu menerapkan metode Problem Based Learning bagi siswa dan siswi
jenjang Sekolah Dasar di lingkungan RT 01 RW 02 Desa Gunung Batin Baru di era Pandemic
COVID-19. adapun tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: (1). Memberikan
pemahaman materi pembelajaran secara online yang dihadapi siswa dan siswi Sekolah Dasar; (2).
Memberikan penjelasan bagaimana cara menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi
siswa dan siswi Sekolah Dasar dalam menuntut ilmu (3). mengoptimalkan siswa dan siswi sekolah
agar memiliki pembentukan karakter dalam penguasaan materi pembelajaran di era pandemic
COVID-19. Metode Problem Based Learning yang akan dipakai dalam upaya pencapaian tujuan
tersebut adalah terdiri atas: (a). Metode Sosialisasi; (b). Metode Pendampingan; (c). Metode
Evaluasi.
Kata Kunci: Metode Problem Based Learning, Siswa dan Siswi, Desa Gunung Batin Baru.
ABSTRACT
The community service program is one of the community-oriented programs to be developed and
improved to be better and more optimal in the surrounding environment. Therefore, the
community service program has a long-term race that must be carried out within a certain period.
As for the long-term activities in the COVID-19 Pandemic Era, namely applying the Problem Based
Learning method for elementary school students and students in the RT 01 RW 02 Gunung Batin
Baru Village in the COVID-19 Pandemic era. as for the objectives to be achieved are as follows:
(1). Provide understanding of online learning materials faced by elementary school students and
students; (2). Provide an explanation of how to solve problems that are being faced by elementary
school students and students in studying (3). Optimizing students and schoolgirls to have
character building in mastering learning materials in the era of the COVID-19 pandemic. The
Problem Based Learning method that will be used in an effort to achieve these goals consists of:
(a). Socialization Method; (b). Mentoring Methods; (c). Evaluation Method.
Keywords: Problem Based Learning Method, Students and Students, Gunung Batin Baru Village.
PENDAHULUAN
Pada hakekatnya, kegiatan pembelajaran adalah suatu proses interaksi atau hubungan
timbal balik antara guru dan peserta didik dalam satuan pembelajaran, guru sebagai salah satu
komponen dalam proses pembelajaran merupakan pemegang peran yang sangat penting, Guru
bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai
fasilitator, moderator, dan pendidik. Guru sebagai pendidik agar menarik dalam proses
penyampaian materi dituntut adanya Creativity and Innovation (Kreativitas dan inovasi) yaitu
kemampuan seorang guru dalam menciptakan kreativitas yang bisa menghasilkan penemuan-
penemuan baru (inovasi) (Lilik, 2020).
Namun, saat ini dunia tengah dikejutkan dengan wabah COVID-19 (Corona Virus Desease)
yang dikabarkan berasal dari kota Wuhan, Republik Rakyat China sejak Desember Tahun 2019.
adapun COVID-19 yang sedang berlangsung (Penyakit Coronavirus 2019) adalah pandemi
berkelanjutan yang merupakan sindrom pernapasan yang disebabkan oleh coronavirus 2. WHO
menyatakan wabah ini sebagai pandemi global karena penularan virus ini sangatlah cepat dan
sebagian besar negara di dunia turut terpapar virus ini. Data terkini menunjukkan jumlah pasien
terkonfirmasi sebanyak 9.590.890 kasus positif pada 216 negara di seluruh dunia (Update: 24-
06-2020). Indonesia adalah salah satu negara yang turut terpapar virus ini sejak awal Maret
hingga saat ini 27 Juni 2020, terkonfirmasi 52.812 kasus positif yang tersebar di 34 provinsi dan
415 kabupaten/kota. (Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Indonesia, 2020). hal ini
dapat mengakibatkan aktivitas kegiatan yang dilakukan sehari-hari terpaksa ditiadakan, dan
warga lebih banyak beraktivitas dirumah dengan menghubungkan suatu komunikasi baik secara
pertemuan dengan orang banyak maupun pekerjaan secara Daring/Online.
Salah satu dampak yang terjadi adalah Pendidikan. Pendidikan adalah sebuah usaha
manusia dalam menentukan bagaimana nasib kelangsungan hidup di masa yang akan datang,
pendidikan juga merupakan jalan untuk mewujudkan cita-cita di masa mendatang (Siti Patimah,
2020). pada proses Pendidikan di Era Pandemic COVID-19 sangat berpengaruh terhadap semua
tingkatan yang ada di Indonesia, dimulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. salah satu
cara yang digunakan untuk Membuat pembelajaran dapat lancar serta tidak kendala apupun
yaitu dengan cara Membuat pembelajaran secara daring. Pembelajaran secara online atau
daring (dalam jaringan) secara tatap muka dengan pembelajaran jarak jauh dilakukan melalui
aplikasi yang dapat menunjang proses pembelajaran seperti zoom, google meet, dan platform
media online lainnya (Abd. Syakur, 2020).
Pada kenyataannya, proses pembelajaran daring yang telah dilaksanakan seringkali
menimbulkan beberapa kali kendala. adapun kendala yang sering dihadapi adalah sering susah
sinyal dalam suatu daerah yang mengakibatkan pembelajaran daring sering terputus. dari segi
biaya yang dikeluarkan untuk pembelajaran daring cukup besar, hal ini disebabkan karna
pembelajaran daring mengandalkan kuota internet dalam setiap kali pertemuan. hal ini dapat
mengambat pembelajaran siswa dalam mengasah kemampuan dari segi konsep dan cara
menumbuhkan berpikir bagi siswa yang akan dilakukan. salah satu yang mengalami terdampak
pembelajaran daring adalah sejenjang tingkat Sekolah Dasar.
Hal ini disebabkan karna, Pada pendidikan di Sekolah Dasar diterapkan Kurikulum 2013
dengan tujuan agar pembelajaran tidak berfokus pada guru melainkan peserta didik yang harus
menggali potensi dirinya. Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan tematik, yang merupakan
suatu pendekatan pembelajaran yang terintegrasi antara pembelajaran satu dengan yang
lainnya. Struktur kurikulum di Sekolah Dasar terbagi menjadi 2 kelompok mata pelajaran, yaitu
Kelompok A (Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia
dan Matematika) dan kelompok B (Seni budaya dan Keterampilan, Pendidikan Jasamani,
Olahraga, dan Kesehatan (Termasuk muatan Lokal)) (Siti, 2020). hal ini Membuat anak tidak
menjadi paham terhadap materi yang akan ditempuh. salah satu cara yang digunakan untuk
Membuat pembelajaran dapat efektif dan berjalan secara maksimal dengan cara membuat
pembelajaran yang baik di dalam kelas mampu menumbuhkan pemahaman siswa tentang
konsep dan menumbuhkan cara berpikir siswa yaitu menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL).
Pembelajaran Problem Based Learning (pembelajaran berbasis – masalah) adalah model
pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai fokus atau gagasan yang dipakai untuk
mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, materi, pengaturan diri dalam siswa
Sekolah Dasar. Selain itu. Problem Based Learning dapat dikatakan sebagai metode pembelajaran
yang menggunakan masalah sebagai langkah awal Jika dalam melaksanakan penyampaian materi
harus mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru dalam suatu materi yang
ditempuh. Selain itu, didukung oleh pendapat Syahroni Ejin (2016) yang menyatakan bahwa
Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran dimana siswa dihadapkan pada
masalah kehidupan nyata (kontekstual) dari lingkungan sehingga dapat meningkatkan
kemampuan pemahaman konsep dan berpikir kritis siswa. Menurut Rahmadani dan Anugraheni
(2017) menyatakan bahwa PBL menekankan pada aktivitas pemecahan masalah dalam
pembelajaran. Melalui pendekatan PBL siswa belajar melalui aktivitas pemecahan masalah yang
dapat mengasah keterampilan berpikir siswa. Problem Based Learning pembelajaran yang
menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar
tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran (Indri, 2018). sehingga, siswa
memiliki kemampuan dalam pembentukan karakter dan penguasaan materi pembelajaran
dimasa pandemic COVID-19. oleh karna itu, maka tujuan dari artikel tersebut yaitu membantu
siswa dan siswi sekolah dasar warga desa Gunung Batin Baru agar mereka bisa memahami,
mengikuti, dan menentukan materi pembelajaran secara daring melalui Bimbel RT 01 RW 02
dengan skala RT 01 sesuai dengan pembentukan karakter dan Penguasaan materi yang telah
diajarkan sebelumnya.
METODE PELAKSANAAN
Berdasarkan permasalahan yang sedang dihadapi, maka solusi yang ditawarkan untuk
mendukung realisasi program dibidang Pendidikan dapat berjalan di era pandemic COVID-19
adalah melakukan metode pendampingan belajar yang diberi nama Bimbel R One R Two atau
Bimbingan Belajar RT 01 RW 02 Desa Gunung Batin Baru. Penerapan metode ini dilakukan secara
luring dengan tetap memperhatikan protokol Kesehatan baik sebelum kegiatan bimbingan
belajar maupun setelah selesai kegiatan bimbingan belajar. berikut ini adalah penerapan dalam
Problem Based Laerning sebagai berikut:
1. Metode Sosialisasi
sebelum melaksanakan program sosialisasi dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan
yang sedang dialami warga RT 01 terutama dalam bidang Pendidikan secara runtut dan
melakukan pendekatan pembelajaran melalui orang tua dengan tujuan agar Siswa dan siswi
dalam mata pelajaran yang ditempuh tidak ketinggalan serta siswa dan siswi bisa
melaksanakan pembelajaran daring secara maksimal. adapun pelaksanaan yang telah dbuat
dalam bimbel tersebut pada hari selasa, kamis, dan sabtu. waktu pada kelas 4 – 6 SD Pkl.
09.00 – 10.30 WIB. sedangkan kelas 1 -3 SD Pkl. 19.00 – 20.30 WIB. dengan pelaksana yang
bernama Muhammad Rizki Ramadhan selama kegiatan KKN pada tanggal 9 Juli – 22 Agustus
2020 di lingkungan RT 01 RW 02 Desa Gunung Batin Baru.
Gambar 1. Metode Sosialisasi Kepada Warga RT 01 RW 02
2. Metode Pendampingan
adapun pada metode pendampingan lebih mengacu kepada pembelajaran pada siswa yang
mudah dipahami dan mereka sukai. adapun pada pembelajaran bimbel tersebut lebih
banyak kepada mata pelajaran temattik dengan praktek yang dilakukan oleh siswa dan siswi
sekolah dasar sebagai berikut:
1. Menulis
Pada bimbel R One R Two, siswa dan siswi sekolah dasar yang berlingkup di Desa Gunung
Batin Baru memiliki permasalahan dalam bentuk menulis materi pembelajaran yang
ditempuh oleh sekolah dasar. salah satunya adalah materi dalam bentuk mata pelajaran
Tematik. pada kenyataannya, guru sekolah dasar memberikan materi mata pelajaran
dalam merangkum materi sebanyak mungkin dengan alasan agar si siswa dan siswi lebih
paham sekaligus lebih banyak memiliki waktu luang untuk belajar dirumah. akhirnya,
pada bimbel R One R Two dari pelaksana Menggunakan Metode PBL dalam bentuk
membantu siswa dan siswi sekolah dasar dalam bentuk menuliskan beberapa point
penting dalam materi pembelajaran dari penugasan yang telah ditentukan oleh sang guru.
Gambar 2 Melulis Mata Pelajaran Tematik Kelas
4 SD
Gambar 3 Menulis Mata Pelajaran Tematik
Kelas 3 SD
2. Membaca
Pada bimbel R One R Two, siswa dan siswi sekolah dasar yang berlingkup di Desa Gunung
Batin Baru memiliki permasalahan dalam bentuk membaca materi pembelajaran yang
ditempuh pada jenjang sekolah dasar, yaitu materi pelajaran Tematik dari soal cerita buku
tematik dengan Sebagian besar mata pelajaran yang ditempuh adalah mata pelajaran
Bahasa Indonesia. Dalam hal ini, siswa dan siswi merasa kesulitan dalam membaca materi
tematik sehingga, pelaksana Menggunakan Metode PBL dalam bentuk membentuk sebuah
gagasan bahwa, Siswa dan Siswi Sekolah Dasar lebih diutamakan membaca soal cerita dari
buku tematik dengan tujuan agar anak lebih memahami konteks dari soal cerita yang akan
dikerjakan dan mampu mengerjakan soal dari cerita tersebut secara maksimal.
Gambar 4 Membaca surat At-Tin Kelas 4 SD
Gambar 5 Menulis kandungan Surat kelas 4 SD
3. Menghafal
Pada Bimbel R One R Two, siswa dan siswi Sekolah dasar yang berlingkup di Desa Gunung
Batin Baru memiliki permasalahan dalam bentuk membaca materi pembelajaran yang
ditempuh pada jenjang Sekolah dasar, yaitu materi pelajaran Perhitungan/Matematika
dari penugasan yang diberikan oleh guru. dalam hal ini siswa mengalami kesulitan dalam
menghafal Perhitungan/Matematika dari guru. Sehingga, Pelaksana menggunakan
metode PBL dalam bentuk menggunakan metode perhitungan paling mudah secara
berulang-ulang yang bertujuan untuk agar siswa dan siswi lebih mudah memahami materi
pembelajaran yang bersifat mendasar agar mereka dapat mengasah kemampuannya
untuk bisa memahami materi yang telah diajarkan oleh pelaksana.
Gambar 6 Menghafal Surat Al Falaq Kelas 4 SD
Gambar 7 Menghafal Perkalian Matematika Kelas 3 SD
4. Siap Belajar Online.
Pada Bimbel R One R Two, siswa dan siswi Sekolah Dasar yang berlingkup di Desa Gunung
Batin Baru lebih banyak permasalahan dalam bentuk kesiapan mereka dalam bentuk
Belajar Online pada materi pembelajaran yang ditempuh pada jenjang Sekolah Dasar. Hal
ini menimbulkan siswa dan siswi menjadi malas mengerjakan tugas Online yang diberikan
oleh guru maupun siswa dan siswi tidak mengerjakan karna mereka tidak paham apa itu
Pembelajaran secara Online, mereka hanya tahu belajar disekolah Bersama teman-teman
sebaya. Dalam hal ini, Pelaksana menggunakan metode PBL dalam bentuk membimbing
siswa dan siswi sekolah dasar dalam bimbingan belajar menggunakan perangkat dari
pelaksana. Adapun perangkat tersebut meliputi laptop, dan penyediaan internet bagi siswa
dan siswi Sekolah Dasar yang akan belajar secara online dalam bentuk mengerjakan soal,
membaca cerita, dan menullis dari materi pembelajaran secara online yang diberikan oleh
guru.
Gambar 8 Mengerjakan Soal Online Tematik
Kelas 5 SD
Gambar 9 Mengerjakan Soal Online Tematik
kelas 6 SD
3. Metode Evaluasi
pada evaluasi yang diberikan, pelaksana lebih memilih proses penyelesaian pada akhir
pembelajaran yang telah dilakukan, dan sebisa mungkin bisa menyempaikan evaluasi tersebut
kepada orang tua dalam bentuk Grup WA maupun Angket Hasil Pembelajaran yang telah
dibuat. tujuan evaluasi pada pembelajaran tersebut adalah supaya orang tua bisa mengetahui
potensi Siswa dan Siswi Sekolah Dasar dalam belajar di era pandemic COVID-19 seperti apa
yang dihadapi maupun dirasakan. sehingga, orang tua mampu mengetahui apa saja yang
harus dibenahi siswa dan siswi mereka agar dapat berkembang menjadi anak yang pandai dan
berguna sebagai generasi muda selanjutnya.
Gambar 10. Mengevaluasi hasil Pembelajaran ke orang tua siswa dan siswi RT 01 RW 02
HASIL PEMBAHASAN
Hasil dari program pengabdian masyarakat dalam bentuk Pendidikan yang dilaksanakan
pada siswa dan siswi RT 01 RW 02 Desa Gunung Batin Baru terkhusus siswa dan siswi Sekolah
dasar Setempat dilaksanakan selama 3 kali dalam satu minggu tanggal 14 Juli – 18 Agustus 2020
sebanyak 6 peserta.
Program pendampingan ini melibatkan mahasiswa sebagai pelaksana dalam menilai
perubahan yang terjadi setelah adanya proses pendampingan dalam pengembangan model-
model pembelajaran SD secara PBL. Proses observasi yang dilakukan oleh mahasiswa bertujuan
untuk melihat perubahan yang terjadi pada Siswa dan Siswi Sekolah Dasar yang mengikuti
BimBel RT 01 RW 02 Desa Gunung Batin Baru dalam mengembangkan kepemahaman terkait
model PBL terhadap materi pembelajaran secara daring di era Pandemic COVID-19.
Dari hasil observasi mahasiswa sebagai pelaksana pendampingan belajar siswa dan siswi
Sekolah Dasar diperoleh data berupa angket hasil pembelajaran, bahwa Sebagian besar Siswa
dan Siswi Sekolah Dasar mengikuti instruksi dari pelaksana pembelajaran yang dimulai dari
Menulis, Membaca, menghafal, dan Siap belajar Online yang dibarengi dengan pembentukan
karakter siswa baik, serius dan tidak membuat gaduh pada pelaksana saat materi pembelajaran
diberikan. selain itu, hasil wawancara terhadap salah satu seorang murid mengungkapkan bahwa
Bimbel R One R Two dari Desa Gunung Batin Baru sangat membantu mereka terutama
memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh guru. sehingga mereka tidak mengalami
kesulitan yang berarti dikala mengerjakan tugas dari guru Sekolah Dasar tersebut.
Namun, Dalam proses pendapingan tentunya terdapat berbagai hambatan-hambatan
diantaranya terkait dengan waktu pelaksanaan yang dilaksanakan harus dibagi dalam 2 sesi yaitu
pagi dan malam hari dengan beberapa penugasan yang berbeda per-setiap siswa dan siswi RT 01
RW 02 Desa Gunung batin Baru. Sehingga, Pelaksana membutuhkan waktu yang cukup dan harus
membagi materi yang akan dibahas dalam penerapan Problem Based Learning disetiap kali
pertemuan bimbingan belajar.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pelaksanaan Bimbingan Belajar RT 01 RW 02 Desa Gunung
Batin Baru Tahun 2020. maka didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Kegiatan pengabdian masyarakat dibidang Pendidikan dapat memberikan manfaat
langsung bagi warga RT 01 RW 02 maupun siswa dan siswi mereka pada jenjang Sekolah
Dasar dalam bentuk mereka lebih banyak memiliki waktu luang untuk belajar dan tidak
banyak bermain diluar rumah.
kegiatan pada bimbigan belajar siswa dan siswi RT 01 RW 02 Desa Gunung Batin Baru
sangat efektif dalam menggunakan metode Problem Based Learning dan membantu siswa
maupun siswi dalam memahami materi yang diberikan oleh guru.
2. Metode Problem Based Learning dapat membentuk kepribadian dalam pembentukan
karakter yang berupa mereka mulai memahami dan serius dalam mengikuti bimbingan
belajar. sehingga, dalam penguasaan materi yang diberikan oleh guru dapat ditempuh
secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Ejin, Syahroni. (2016). Pengaruh model problem based learning (PBL) terhadap pemahaman
konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa kelas IV SDN Jambu Hilir Baluti 2 Pada Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Jurnal Pendidikan, 1(1), 65 – 71.
Fatimah, Siti. Dyah Lyesmaya, Luthfi Hamdani Maula. 2020. Analisis Aktivitas Pembelajaran
Matematika Pada Materi Pecahan Campuran Berbasis Daring (Melalui Aplikasi Whatsapp)
di Masa Pandemic COVID-19 Pada Siswa Kelas 4 SDN Pakujajar CBM. Jurnal Kajian
Pendidikan Dasar. Sukabumi: Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Sukabumi. Volume 5. Nomor 2.
Handayani, Lilik. 2020. Peningkatan Motivasi Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Project
Based Learning pada Masa Pandemi Covid-19 bagi Siswa SMP Negeri 4 Gunungsari. Jurnal
Paedagogy. Lombok: SMP Negeri 4 Gunungsari. Vol. 7 No. 3. p-ISSN: 2355-7761 e-ISSN:
2722-4627.
Rahmadani, N., & Anugraheni, I. (2017). Peningkatan aktivitas belajar matematika melalui
pendekatan problem based learning bagi siswa kelas 4 SD. Jurnal Scholaria, 7(3), 241 – 250.
Syakur, Abdul. Rikhly Faradisy, Fajar Surahman. 2020. Peningkatan Minat Belajar Bahasa Inggris
Di Akademi Kebidanan Graha Husada Melalui Aplikasi Google Class Room Pada Masa
Pandemic COVID-19. Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Nusantara. Program Studi
Pendidikan Bahasa Inggris, STKIP PGRI Sidoarjo, Indonesia. Program Studi Kebidanan,
Akademi kebidanan Graha Husada Sampang, Indonesia. Universitas Madura, Indonesia.
Vol. 2 . No. 1. E-ISSN: 2685-3884, P-ISSN: 2685-4783.
WHO Director.(2020). Retrieved 30 Agustus 2020,
fromhttps://www.who.int/dg/speeches/detail/who-director-general-s-opening-remarks
athemedia-briefing-on-covid-19 -- 11-march-20202.
WHO.(2020). Retrieved 30 Agustus 2020, from
https://www.who.int/docs/defaultsource/coronaviruse/getting-workplace-ready-for-
covid-19.pdf6.