pemanfaatan hasil litbangyasa untuk menciptakan keunggulan usaha - 23 november 2013 - tatang a....
DESCRIPTION
Bahan paparan dalam Forum “Sosialisasi Kebijakan dan Program Pengembangan Perniagaan dan Kewirausahaan” di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, 23 November 2013TRANSCRIPT
PEMANFAATAN PEMANFAATAN HASIL-HASIL LITBANGYASAHASIL-HASIL LITBANGYASAUNTUK MENCIPTAKAN KEUNGGULAN USAHAUNTUK MENCIPTAKAN KEUNGGULAN USAHA
Dr. Tatang A. TaufikDeputi Kepala BPPT Bidang PKT
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
Forum“Sosialisasi Kebijakan dan Program Pengembangan Perniagaan dan Kewirausahaan”
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, 23 November 2013
BAHAN E-FILE DAN TAUTAN (LINKS)
OUTLINE
OUTLINE
PERAN DAN LAYANAN TEKNOLOGI BPPT
1. Tekn. Pangan2. Tekn. Kesehatan & Obat3. Tekn. Energi4. Tekn. Kebumian & Lngkungan5. Tekn. Kebencanaan (Disaster Early Warning & Mitigation
Technology)6. Tekn. Material Maju7. TIK8. Tekn. Transportasi9. Tekn. Hankam10.Tekn. Manufaktur11.Sistem Inovasi
Tech Stateof the Art
Kemandirian
Daya Saing
Kesejahteraan, Kemandirian,
PeradabanPELAYANAN TEKNOLOGIPERAN VALUE
PROPOSITIONS1. Rekomendasi
2. Advokasi
3. Alih Teknologi
4. Konsultansi
5. MSTQ
6. Jasa Operasi
7. Percontohan (Pilot Project)
8. Pilot Plant
9. Prototype
10. Survey
11. Rujukan Teknis (Technical Reference)
12. Audit Teknologi
13. PPBT
Bidang Prioritas BPPT :
Catatan :PPBT : Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi
Pengkajian dan
Penerapan Teknologi
UUD 1945 (Amandemen ke 4)BAB VI (PEMERINTAH DAERAH) •Pasal 18, Ayat (5) : “Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintahan Pusat.”
BAB XA (HAK AZASI MANUSIA) •Pasal 28C, Ayat (1) : “Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.”
BAB XIII (PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN) •Pasal 31, Ayat (5) : “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.”
Lingkungan GlobalLingkungan Regional
Lingkungan Nasional
MENUJU PEMBANGUNAN INDONESIA BERBASIS PENGETAHUAN 2025UU No. 17/2007 (RPJPN) & Perpres 32/2011 (MP3EI)
INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR“Negara Maju & Kekuatan 12 Besar Dunia”
Kemajuan Iptek,Inovasi
Kemajuan Iptek,Inovasi
Ekonomi Pengetahuan
Ekonomi Pengetahuan
EkonomiJaringan
EkonomiJaringanGlobalisasiGlobalisasi Faktor-faktor
LokalitasFaktor-faktor
Lokalitas
Kecenderungan dan Tantangan Universal
EKONOMI BERBASIS PENGETAHUAN
MASYARAKAT BERBASIS PENGETAHUAN
PENGUATAN SISTEM INOVASI
Isu-isu KontekstualIsu-isu KontekstualIsu-isu KontekstualIsu-isu Kontekstual
PENGUATAN SISTEM INOVASI UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN
• Mewujudkan tujuan pembangunan semakin memerlukan pembangunan (nasional & daerah) yang lebih cerdas & bijaksana berbasis pengetahuan (knowledge-based development ~ knowledge-based economy & knowledge-based society)
• Kelemahan “sistemis” (systemic failures) ~ ekosistem• BPPT berpartisipasi dalam penguatan sistemis & sistematis
ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi (IPTEKIN) : Penguatan Sistem Inovasi (PSI) perkembangan inovasi, difusi & pembelajaran
• Tujuan PSI : mendukung pembangunan yang progresif & berkualitas, inklusif, dan berkelanjutan.
ARAH PROGRAM IPTEKIN
• Memperkuat basis IPTEKIN dan meningkatkan kontribusi IPTEKIN hijau/bersih (green/clean technology & innovation) untuk mendukung pembangunan berkelanjutan (green/sustainable development);
• Orientasi PSI : memperkuat daya dukung & jejaring IPTEKIN untuk 1. peningkatan pemenuhan kebutuhan dasar &
kepentingan publik; 2. peningkatan daya saing & penguatan kohesi sosial;
serta 3. penguatan kemandirian Bangsa & NKRI.
Kepentingan Kedaulatan Negara
(Sovereignity – Kemandirian)
Kebutuhan Dasar & Perlindungan Masyarakat
(Basic Needs, Protection/ Security - Public Interests)
Daya Saing &Kohesi Sosial
(Enabling & Strengthening : Nilai
Tambah - Produktivitas)
Penguatan Sistem Inovasi
Untuk percepatan pembangunan (nasional &
daerah) yang lebih “berbasis pengetahuan/ teknologi”
pertumbuhan tinggi & berkualitas, inklusif, dan
berkelanjutan
ORIENTASI PENGUATAN SISTEM INOVASIDALAM PEMBANGUNAN (NASIONAL & DAERAH)
OUTLINE
PEMBELAJARAN
BERAGAM INOVASI, KESALINGTERKAITAN & EFEK RIAK PENGUATAN
DIFUSI INOVASI
Inovasi Sosia
l
Inovasi
TeknologiInovasi Bisnis
Inovasi Lainnya
APA ITU “PENGUATAN SISTEM INOVASI”
• Sistem inovasi : suatu kesatuan (lembaga, SDM, infra & suprastrukur, jejaring, proses/interaksi) yang mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan inovasi, difusi, dan proses pembelajaran
• Penguatan sistem inovasi : “membenahi” sistem (holistik, serentak, isu-isu sistemik) secara bersistem :
a. Dari perspektif kebijakan, langkah perbaikan perlu diarahkan untuk membenahi “isu-isu kelemahan atau kegagalan sistemik” (systemic failures);
b. Strategi kebijakan perlu dikembangkan sebagai suatu kesatuan kerangka kebijakan inovasi/KKI (innovation policy framework).
FUNGSI UTAMA SISTEM INOVASI
1. Menguasai, mengembangkan dan meningkatkan pendayagunaan IPTEKIN (termasuk aktivitas penelitian, pengembangan dan perekayasaan/litbangyasa).
2. Memandu arah bagi para penyedia dan pengguna serta pemangku kepentingan IPTEKIN lainnya, agar semakin mampu mengelola dan memanfaatkan sumber dayanya secara sinergis.
3. Memperkuat/mengembangkan pasokan sumber daya, yaitu modal/kapital, kompetensi dan sumber daya lainnya.
4. Memfasilitasi penciptaan/pengembangan eksternalitas yang positif.
5. Memfasilitasi formasi dan pengembangan pasar.
Isu Kebijakan
Sistem Pendidikan dan Litbangyasa
Pendidikan dan Pelatihan Profesi
Pendidikan Tinggi dan Litbang
Litbang Pemerintah
Sistem Industri
Perusahaan Besar
UKM “Matang/ Mapan”
PPBT
IntermediariesLembaga Litbangyasa
Brokers
Konsumen (permintaan akhir)Produsen (permintaan antara)
Permintaan (Demand)
Framework ConditionsKondisi Umum dan Lingkungan Kebijakan pada Tataran Internasional, Pemerintah Nasional, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota
PerbankanModal Ventura
Supra- dan Infrastruktur KhususHKI dan
InformasiDukungan Inovasi dan
BisnisStandar dan
Norma
Budaya• Sikap dan nilai• Keterbukaan terhadap
pembelajaran dan perubahan• Kecenderungan terhadap Inovasi
dan kewirausahaan• Mobilitas dan interaksi
Kebijakan Ekonomi• Kebijakan ekonomi makro• Kebijakan moneter• Kebijakan fiskal• Kebijakan pajak• Kebijakan perdagangan• Kebijakan persaingan
Kebijakan Industri/ Sektoral
Kebijakan Keuangan
Sistem Politik
Pemerintahan
Penadbiran (Governance)
Kebijakan RPT
Kebijakan Promosi & Investasi Infrastruktur Umum/ Dasar
Kebijakan Pendidikan
SDA dan Lingkungan
Isu Kebijakan
Budaya Inovasi4
Global
Keselarasan dengan Tantangan Global
6Lingkungan / Kerangka Umum
1
ISU POKOK KEBIJAKAN INOVASIInteraksi & Pelayanan3
Kelembagaan & Daya Dukung Iptek serta Absopsi oleh Industri2
Fokus & Keterpaduan Rantai Nilai5
1. IKLIM/LINGKUNGAN (bagi inovasi dan bisnis).2. PENYEDIA (SUPPLY) & PENGGUNA (DEMAND). 3. KETERKAITAN/INTERAKSI, JARINGAN,
PELAYANAN.4. BUDAYA KREATIF-INOVATIF.5. FOKUS - KETERPADUAN, KOORDINASI -
KOHERENSI.6. DINAMIKA GLOBAL.
4
5
1
6 2
3
Kerangka Kebijakan Inovasi : Heksagon
ISU SISTEMIK YANG PERLU DIBENAHI : KATA KUNCI
STRATEGI MULTIDIMENSI PSI
1. LOKALITAS TERITORIAL ~ keragaman daerah, kewilayahan, keruangan, geografis, sosio kultural, sistem pemerintahan ekosistem daerah bagi perkembangan kreativitas-keinovasian di daerah
2. INDUSTRIAL ~ keragaman & karakteristik industri daya saing industrial & industri berpotensi unggul
3. PENGETAHUAN ~ jaringan inovasi (hubungan, kemitraan, dinamika interaksi) dinamika perkembangan, aliran & pemanfaatan pengetahuan
4. AKTOR INOVASI ~ teknoprener penguatan bisnis inovatif & modernisasi/revitalisasi bisnis (ekonomi)
5. KONTEKS KHUSUS pilar-pilar tematik spesifik yang relevan (kontekstual) & urgen.
INISIATIF (PRAKARSA) STRATEGIS PENGUATAN SISTEM INOVASI
1. Penguatan Sistem Inovasi Daerah : sebagai wahana untuk memperkuat pilar-pilar bagi penumbuhkembangan kreativitas-keinovasian di tingkat daerah, di mana penguatan sistem inovasi daerah merupakan bagian integral dari penguatan sistem inovasi nasional.
2. Pengembangan Klaster Industri : sebagai wahana untuk mengembangkan potensi kolektif terbaik kewilayahan dan meningkatkan daya saing industrial.
3. Pengembangan Jaringan Inovasi : sebagai wahana membangun keterkaitan dan kemitraan antar aktor utama, serta mendinamisasikan aliran pengetahuan, inovasi, difusi, dan pembelajaran.
4. Pengembangan Teknoprener : sebagai wahana modernisasi bisnis/ekonomi & sosial, serta mengembangkan budaya inovasi.
5. Penguatan Pilai-pilar Tematik SI : sebagai wahana memperbaiki elemen-elemen penguatan sistem yang bersifat tematik dan kontekstual.
KERANGKA STRATEGIS PENGUATAN SISTEM INOVASI
Visi & Misi Pembangunan –
“Tema Besar”
Flagship Programs
Kerangka Kerangka Kebijakan InovasiKebijakan Inovasi
Tema Tema InisiatifInisiatifStrategisStrategis SIDSID KlasterKlaster
IndustriIndustriJaringanJaringanInovasiInovasi TeknoprenerTeknoprener Pilar-pilarPilar-pilar
TematikTematik
Elemen Penguatan Sistem
MEKANISME TRANSAKSI (PELAYANAN TEKNOLOGI & DIFUSI)
1. “Jual-beli konvensional” (termasuk misalnya jasa sewa penggunaan fasilitas, jasa pengujian yang telah baku, dan sebagainya).
2. “Jual-beli dengan value added fee” (termasuk misalnya kombinasi pemanfaatan fasilitas dan keahlian/expertise tertentu; penyediaan faktor produksi yang memiliki keunggulan).
3. Lisensi.4. Kontrak kerjasama :
Sharing pembiayaan (dan/atau sumber daya lain) untuk kolaborasi litbangyasa
Waivers & Elections: • Waivers: pemerintah (pemberi biaya) menyerahkan haknya atas aset
intelektual yang diperoleh kepada pihak pengguna secara luas.• Elections: pemerintah (pemberi biaya) menyerahkan haknya atas aset
intelektual yang diperoleh kepada pihak pengguna tertentu yang dinilai berhak menurut peraturan perundangan yang berlaku, seperti misalnya organisasi pemerintah lain atau organisasi nirlaba.
Kontrak litbangyasa independen ataupun sponsored R&D agreement. Turn-key project, BOT, dan sejenisnya. Marketing and Distribution Agreement.
MEKANISME TRANSAKSI (PELAYANAN TEKNOLOGI & DIFUSI) (lanjutan)
5. Pengembangan perusahaan baru (start-up company) dengan: Lisensi. Joint venture atau equity transactions yang melibatkan lembaga
penyedia teknologi. Spin-off “unit” atau “personil” lembaga penyedia teknologi. Penyediaan fasilitas inkubator teknologi/bisnis.
6. Material Transfer Agreements (MTA). 7. Kombinasi sebagian atau seluruhnya.
OUTLINE
• Beragam definisi ~ perbedaan keberterimaan (acceptability) oleh berbagai kalangan (misalnya akademisi, praktisi, pembuat kebijakan).
• PORTER (1990): “There is NO ACCEPTED DEFINITION OF COMPETITIVENESS. Whichever definition of competitiveness is adopted, an even more serious problem has been there is no generally accepted theory to explain it”.
• “Pembedaan” pada beragam tingkatan: – Perusahaan (mikro) : definisi yang paling “jelas.”– Industri (meso) : walaupun beragam, umumnya dapat dipahami: pergeseran perspektif pendekatan “sektoral”
pendekatan “klaster industri.”– Ekonomi (makro) : dipandang sangat penting, walaupun masih sarat perdebatan dan kritik (latar belakang teori).
Kemampuan/daya tarik (attractiveness); kemampuan membentuk/menawarkan lingkungan paling produktif bagi bisnis, menarik talented people, investasi, dan mobile factors lain, dsb.; dan Kinerja berkelanjutan.
Mikro ~ Perusahaan
Meso ~ Industri
“Makro” ~ Ekonomi
Memiliki pengertian
yang berbeda, tetapi saling
berkaitan
Kemampuan suatu industri (agregasi perusahaan ~ “sektoral” “klaster industri”) menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dari industri pesaing asingnya
Kemampuan suatu perusahaan mengatasi perubahan dan persaingan pasar dalam memperbesar dan mempertahankan keuntungannya (profitabilitas), pangsa pasar, dan/atau ukuran bisnisnya (skala usahanya)
“Tingkatan Analisis” /Dimensi “Sektoral”
“Konteks Telaahan”(Perbandingan) /
Dimensi Teritorial /Spasial
Neg
ara
/ D
aera
h
Rujukan : a.l. Porter & McFetridge (1995)
KEUNGGULAN (DAYA SAING)
Faktor Lokalitas & Konteks GlobalFaktor Lokalitas & Konteks GlobalDAERAH DAERAH ~ ~ SISTEM INOVASI ~ SISTEM INOVASI ~ MakroMakro
• Himpunan SDM & Entitas Organisasi• Hubungan - Jaringan - Interaksi
• Kolaborasi - Sinergi
SISTEM INOVASI - KLASTER INDUSTRISISTEM INOVASI - KLASTER INDUSTRI ~ Meso~ Meso
• SDM• Kompetensi• Spesialisasi
Organisasi/Perus.Organisasi/Perus. ~ Mikro ~ Mikro
ProdukProduk
MEMBANGUN (KEUNGGULAN) DAYA SAING
ILUSTRASI KETERKAITAN PROGRAMDALAM KONTEKS “PERCONTOHAN DI DAERAH”
Penguatan Sistem Inovasi Daerah &Pengembangan Tematik
Pengembangan Klaster Industri Unggulan Daerah
Pengembangan Jaringan Inovasi
Pengembangan Teknoprener
KERANGKA GENERIK UNTUK MEMBANGUN KEMITRAAN
Aktivitas pada Tataran Nasional
Aktivitas pada Tataran Daerah
NA & RUU Sistem Pengkajian & Audit Teknologi; Climate
Change;Biosecurity;Ren. Energy;
Oceans; Biotech
Tekno-ekonomi; Mamin;
Obat bahan alam;TIK/Elektronika; Barang modal;
Alat angkut
Ekosistem Inovasi daerah;
Region-to-region partnerships
Teknopolitan/ Technopark
Contoh
Penguatan Sistem Inovasi
Pusat Inovasi (mis., inkubator
bisnis)
Pilar-pilar Penguatan Sistem Inovasi(Flagship Programs)
Contoh
Ekowisata;Industri kreatif;
Sawit
Green/Clean Tech.:E-Dev
AirInfrastruktural
(mis. Energi listrik)
Kurikulum di Pendidikan Tinggi;
Pusat Inovasi;Insentif
pemerintah;Pendanaan
inovasi;
Teknometer;Teknopolitan;HR Mobility;Knowledge
Management;NCE
Roadmap PSID;RINA – RIDA;
Sub-national RIS;International RIS
Kota/Daerah Cerdas --- Smart & Green Cities (Regions)
MITRA DAERAH KERJASAMA : Kabupaten/Kota
KE SUMATERA :1.Kab. Pelalawan 2.Kab. Kep. Anambas 3.Kota Pagaralam
1
KE JAWA :4.Kota Tangsel 5.Kota Cimahi 6.Kota Pekalongan 7.Kab. Banyumas 8.Kab. Ngawi
5
610
9
11
Kontinental Kepulauan Khusus: Perbatasan Khusus: Tertinggal
KE KALIMANTAN :9.Kab. Kapuas Hulu
4
3
7 8
2
KE BALI-NT :10.Kab. Bangli
KE SULAWESI :11.Kab. Bantaeng
Keseluruhan kerjasama dengan daerah otonom ± 90
CONTOH PENGUATAN SISTEM INOVASI DI DAERAH OTONOM :Penguatan Sistem Inovasi Kota Pekalongan
Penguatan SID Jaringan Inovasi(Teknopolitan Batik)
Klaster Industri BatikPengembangan Teknoprener
Pusat Inovasi(BICC)
KAPUAS HULU – KALIMANTAN BARAT
CONTOH PRAKARSA AWAL PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI
Visi & Misi Pembangunan Daerah –
“Tema Besar”
Kerangka Kerangka Kebijakan InovasiKebijakan Inovasi
Tema Tema InisiatifInisiatifStrategisStrategis SIDSID KlasterKlaster
IndustriIndustriJaringanJaringanInovasiInovasi TeknoprenerTeknoprener Pilar-pilarPilar-pilar
TematikTematik
POLICY/TECHNICAL ASSISTANCE DALAMPENGEMBANGAN UNGGULAN DAERAH: Klaster Industri Animasi & Film di Cimahi
• Pendampingan pengembangan klaster industri di Cimahi dilakukan pada Industri Animasi & Film.
• Pemetaan awal teridentifikasi sekitar 60an pelaku usaha animasi dan film sebagai industri inti, tergabung dalam komunitas Cimahi
Creative Association.
Lembaga-pendukung yang terlibat berkolaborasi dan bersinergi program dalam kegiatan ini baik langsung maupun tidak langsung antara lain: Kemenristek, Kemenperind, Kemenpora, Kemendiknas, Kemeninfo, ITB, Institut Kesenian Jakarta.
Pendampingan telah mencapai tahap Inisiatif Awal/ Prakarsa Pengembangan dan Penyusunan Agenda Pengembangan
Pemkot Cimahi menfasilitasi aktivitas bisnis komunitas ini di gedung BITC Baros.
Agenda utama yang telah dirumuskan untuk pengembangan klaster adalah : (1) penyediaan sarana produksi, (2) peningkatan kemampuan SDM yang mampu bersaing di pasar, (3) menumbuhkan jumlah pelaku usaha animasi & film.
POLICY/TECHNICAL ASSISTANCE DALAMPENGEMBANGAN UNGGULAN DAERAH:
Klaster Industri Minyak Atsiri, Produk Kelapa & Pangan di Kab.Blitar
• Klaster industri yang dikembangkan di Kab.Blitar: (1) Minyak Atsiri “Java Atsiri” menghasilkan produk minyak atsiri dari bahan baku lokal, seperti: cengkeh, nilam dan kenanga, (2) Produk Berbasis Kelapa “Manggar Sari” memproduksi produk-produk kreatif dari bahan baku pohon kelapa, (3) Pangan Olahan Berbahan Baku Lokal “Sari Raos” memproduksi pangan dari bahan baku tepung cassava premium/ Mocaf yang potensial sebagai substitusi gandum dan beras.
Pengembangan klaster di Kabupaten Blitar telah diawali sejak tahun 2009 melalui program Putri Kencana dari Pemkab Blitar. Saat ini pengembangan klaster telah mencapai tahap implementasi. Lembaga pendukung yang terlibat berkolaborasi dan bersinergi program dalam pengembangan klaster industri di daerah ini antara lain: Kementerian Ristek, Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Malang.
Kelompok Tani memproduksi “chips” ubikayu Kelompok Tani memproduksi “chips” ubikayu bahan baku tepung cassava premium/ MOCAFbahan baku tepung cassava premium/ MOCAF
Penepungan “chips” ubikayu di pabrik Penepungan “chips” ubikayu di pabrik tepung cassava premium PT.CSStepung cassava premium PT.CSS
Desain Logo dan Kemasan oleh Univ Negeri Malang Desain Logo dan Kemasan oleh Univ Negeri Malang untuk produk-produk Klaster Industri Sari Raosuntuk produk-produk Klaster Industri Sari Raos Produk-produk Klaster Industri Sari RaosProduk-produk Klaster Industri Sari Raos
CONTOH KLASTER INDUSTRI “SARI RAOS” MAKANAN BAHAN BAKU LOKAL – KABUPATEN BLITAR
CONTOH PENGEMBANGAN JARINGAN INOVASI :TEKNOPOLITAN PELALAWAN - RIAU
Visi & Misi Pembangunan Daerah –
“Tema Besar”
Kerangka Kerangka Kebijakan InovasiKebijakan Inovasi
Tema Tema InisiatifInisiatifStrategisStrategis SIDSID KlasterKlaster
IndustriIndustriJaringanJaringanInovasiInovasi TeknoprenerTeknoprener Pilar-pilarPilar-pilar
TematikTematik
CONTOH JARINGAN INOVASI : TEKNOPOLITAN PELALAWANKABUPATEN PELALAWAN - PROVINSI RIAU
Research & Dev’t
Industries
Services & CommercialsHousingMain Gate
University
Sport Center
Offices
Area of 3,754 ha.
“New” smart & green city
Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan (STTP)
KERANGKA STRATEGIS PENGUATAN SISTEM INOVASI
Visi & Misi Pembangunan –
“Tema Besar”
Kerangka Kerangka Kebijakan InovasiKebijakan Inovasi
Tema Tema InisiatifInisiatifStrategisStrategis SIDSID KlasterKlaster
IndustriIndustriJaringanJaringanInovasiInovasi TeknoprenerTeknoprener Pilar-pilarPilar-pilar
TematikTematik
PUSAT INOVASI DALAM PENGEMBANGAN TEKNOPRENER (BISNIS INOVATIF)
• PUSAT INOVASI (PI) adalah suatu organisasi atau unit organisasi yang berfungsi sebagai simpul, hub atau gateway dari jaringan kemitraan yang memberikan jasa layanan terpadu untuk menumbuhkembangkan bisnis-bisnis yang inovatif, khususnya UMKM inovatif.
• PI diharapkan mampu berperan sebagai salah satu “ujung tombak” aktivitas penelitian, pengembangan dan perekayasaan (litbangyasa) atau aktivitas inovasi yang bermuara pada dampak ekonomi, sosial & budaya (inovasi & kewirausahaan, difusi & pembelajaran).
BENTUK DASAR (AWAL) PUSAT INOVASI
Bentuk PI “standar” sebagai awal pengembangan :1.PI – PJP/BDSP (Penyedia Jasa Pengembangan Bisnis atau Business Development Service Provider) “bisnis inti”-nya adalah memberikan layanan terpadu pengembangan inovasi bisnis kepada UMKM yang sudah ada agar berkembang menjadi UMKM Inovatif2.PI - Inkubator Bisnis “bisnis inti”-nya adalah memberikan layanan terpadu menginkubasikan para calon pewirausaha (tenant) agar menjadi Teknoprener Baru/Pemula (UMKM Inovatif Baru/Pemula) atau PPBT (Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi).
Catatan : Variasi pengembangan PI dapat dilakukan sesuai dengan keadaan/konteks relevannya.
PengembanganBisnis Baru
PerbaikanBisnis yang Ada
(Existing)
InvestasiDari Luar
Faktor keunggulanlokalitas
Keterkaitan
Investasi (& perdagangan)
Ke Luar
RantaiNilai Inovasi
& Difusi
Pengetahuan &Kompetensi
Penyediaan pengetahuan/ teknologi
Pembelajaran, termasuk Litbangyasa
Daya Saing yang Lebih Tinggi Investasi untuk Inovasi
ROI yang Lebih Tinggi
RantaiNilai
Produksi
Interaksi & Keterkaitan
Siklus yang Makin Menguat(Dari vicious cycle menjadi
virtuous cycle)
PI UMKM
IN
KU
BA
TO
R
PJPB (BDSP)
• PJPB (BDSP) : Penyedia Jasa Pengembangan Bisnis (Business Development Service Provider)
• Inkubator : Inkubator bisnis berbasis teknologi
INOVASI & MODERNISASI SUMBER PERKEMBANGAN EKONOMI
PI UMKM
PI UMKM
PI UMKM
PI UMKM
PI UMKM
PI UMKM
PI UMKM
PI UMKM
Center of Excellence (Competence)
Pusat Inovasi memiliki suatu fungsi “antarmuka” yang bisa dibentuk dari:• Peningkatan lembaga yang telah ada (mis. Litbangyasa, perguruan tinggi, dll.);
dan/atau• Pembentukan organisasi yang baru.
Pemda setempat
BPPT & Mitra
Lembaga Pembiayaan
Lembaga Litbangyasa
Lembaga Terkait
Entitas Lain
UMKM
Kerangka
SI / KI / JI
Stakeholders Kunci
SI : Sistem InovasiKI : Klaster IndustriJI : Jaringan Inovasi
HUBUNGAN ANTARA BPPT DENGAN PUSAT INOVASI UMKM (PI UMKM)
PELAYANAN “MINIMUM” SEBAGAI PI
1. Jasa Layanan Berbasis Teknologi/Pengetahuan (mis. : desain, prototyping, pengujian, inkubasi bisnis berbasis teknologi, pengembangan bisnis, dsb.)
2. Pengembangan SDM UMKM.
3. Intermediasi/Jejaring Bisnis UMKM.
4. Fasilitasi Akses Pembiayaan.
PI (PI UMKM) wajib memberikan layanan terpadu di bidang :
Catatan :1 & 2 : pelayanan teknis dari “kompetensi inti” PI UMKM3 & 4 : peran intermediasi/fasilitasi PI UMKM
MEMBANGUN “KEBERLANJUTAN (SUSTAINABILITY)”
UKMatau Calon
PI
UKM InovatifRp +
4 Iayanan
Rp ++ APBN/D, CSR, Lisensi, BH, dsb...
+++
PENGEMBANGAN TEKNOPRENER DI PERGURUAN TINGGI:PERGESERAN PERAN PERGURUAN TINGGI
KNOWLEDGEPOOL
Pengembangan Iptek
Pengembangan SDM
Solusi Pembangunan
CONTOH PRAKARSA PUSAT INOVASI Pengembangan 16 (2009) & 19 (2010) PI-UMKM yang
berfungsi sebagai simpul dari jaringan kemitraan yang memberikan jasa layanan terpadu untuk menumbuh-kembangkan UMKM inovatif.
Advisory /konsultansi, memberikan bantuan & pendampingan daerah mitra.
Inkubasi Teknologi – 2 (2009) & 3 (2010) Tenant Graduate :PT. Medixe Sekawan Utama (Alat alat Kesehatan rumah sakit ), PT. Imsatech Engineering (Mesin pengolah air dan limbah cair berbasis membran), CV. Bukit Organik (Sayuran dan peternakan organik).
Advisory /konsultansi, memberikan bantuan & pendampingan (Balai Inkubator Teknologi)
ILUSTRASI LAYANAN PI UNTUK BISNIS YANG SUDAH ADA : IDENTIFIKASI FOKUS PADA 10 JENIS INOVASI DALAM BISNIS
1. Model Bisnis (Business Model)Bagaimana mendapatkan imbalan
2. Jaringan (Networking)Bagaimana membentuk kepemilikan.
Keuangan
3. Proses Inti (Core Process)Bagaimana memberikan nilai tambah terhadap yang ditawarkan
4. Enabling ProcessBagaimana mendukung porses inti
5. Kinerja Produk (Product Performance)Bagaimana merancang penawaran inti
6. Sistem Porduk (Product System)Bagaimana meningkatkan penawaran inti
7. Layanan (Service)Bagaimana tetap berhubungan dengan pelanggan setelah pemeblian
8. ChannelBagaimana menyampaikan penawaran ke pasar
9. BrandBagaimana mengkomunikasikan penawaran
10. Customer ExperienceBagaimana mengintegrasikan hubungan pelanggan keseluruhan
Proses. Penawaran (Offering)
Delivery
Sumber : Doblin Group (Larry Keeley)
PERCONTOHAN BPPT 2012 - 2013
1. Balai Inkubator Teknologi (BIT) – BPPT2. FAKULTAS TEKNIK – UNS ~ “Kurikulum Teknoprener” &
Pusat Inovasi3. Beberapa PI berbentuk Inkubator Bisnis & BDSP di
Perguruan Tinggi dan Daerah Otonom:– Koridor Ekonomi (KE) Sumatera : Kab. Pelalawan – Riau; – KE Jawa : Kota Cimahi – Jabar; Kota Pekalongan – Jateng;– KE Kalimantan : Kab. Kapuas Hulu – Kalbar;– KE Bali-NT : Kab. Bangli – Bali.
4. Gerakan Nasional : GIN (GERBANG INDAH NUSANTARA)– Jaringan GIN Daerah Otonom– Relawan Indonesia Berinovasi
GERBANG INDAH NUSANTARAWORKSHOP RELAWAN & DEKLARASI – 2013 DI PEKALONGAN
Menko Ekonomi
TECHNOPRENEURSHIP CAMP
Kapuas HuluKa BPPT di PUSPIPTEK
Serang
Pelalawan
UNS
PENGEMBANGAN 1 : AMEDIC
Products :•Neonatal Care•Medical Fridge•Hospital Furniture•Disposal•Medical Clinic in Container•Engineering Design service in equipment customization
PENGEMBANGAN 2 : SALAM BERKAH SEJAHTERA, PT.
KERANGKA STRATEGIS PENGUATAN SISTEM INOVASI
Visi & Misi Pembangunan –
“Tema Besar”
Kerangka Kerangka Kebijakan InovasiKebijakan Inovasi
Tema Tema InisiatifInisiatifStrategisStrategis SIDSID KlasterKlaster
IndustriIndustriJaringanJaringanInovasiInovasi TeknoprenerTeknoprener Pilar-pilarPilar-pilar
TematikTematik
PENDAFTARAN HKI OLEH BPPT
53
Paten = 143; Desain = 18; Hak Cipta = 10; Merek = 9Per : 14 Desember 2012
HKI BPPT TERLINDUNGI
54
Paten = 72; Desain Industri = 12; Hak Cipta = 4; Merek = 5
Per : 14 Desember 2012
CONTOH TEKNOLOGI AGROINDUSTRI DAN BIOTEKNOLOGI
55
Mikroba penambat nitrogen, pengurai fosfat dan pengurai sampah organik dapat digunakan untuk biofertilizer. Mikroba penghasil enzim yang toksin bagi hama dapat digunakan sebagai biopestisida. Mikroba pengurai organochlorin dapat digunakan untuk meremediasi lahan tercemar pestisida kimia. Mikroba dalam rumen dikembangkan untuk probiotik.
Akumulasi penggunaan pupuk kimia menyebabkan kerusakan lahan sehingga penggunaan pupuk menjadi semakin boros. Pestisida kimia juga menimbulkan cemaran lahan.
Biodecomposer, Organic fertilizer, Biofertilizer, Bioremediant, Biopesticide, Biocontrol and Probiotics.
Pemanfaatan mikroorganisme untuk menyuburkan lahan serta pengendalian hama dan penyakit
CONTOH TEKNOLOGI KESEHATAN
TEKNOLOGI PRODUKSI EKSTRAK TERSTANDAR
Merupakan pencapaian misi BPPT : 1.perekayasaan teknologi untuk peningkatan daya saing industri 2.perekayasaan teknologi untuk peningkatan pelayanan publik instansi pemerintah
Kerjasama antara KEMENKES – BPPT – PT. INDOFARMA
• BPPT telah melakukan kegiatan teknologi produksi ekstrak terstandar untuk 5 jenis tanaman obat pada skala pilot.
• *Kemenkes – BPPT - PT. Indofarma dalam rangka mendorong program nasional pengembangan Bahan Baku Obat Tradisional (BBOT), Saintifikasi Jamu dan berkembangnya industri ekstrak nasional.
Temu lawak
Kencur Jahe merah
Sambiloto Pegagan
* Implementasi triple helix ABG : BPPT – Indofarma – Kementerian Kesehatan
CONTOH TEKNOLOGI ENERGI BERSIH
57
• Pilot Plant telah dibangun (Fabrikasi, kontruksi & instalasi).
• Individual test seluruh komponen dan steam flushing perpipaan & separator/demister
• Persiapan Pengujian dan Sistem Instrumentasi/Kontrol dalam tahap akhir penyelesaian.
PLTP 3 MW KAMOJANG (PTKKE)
DEMO PLANT SMART MICROGRID SI P. SUMBA UNTUK INTEGRASI ENERGI TERBARUKAN
SISTEM MICROGRID PULAU SUMBA• Demo Plant telah dibangun, dioperasikan,
dan diresmikan oleh Menristek RI pada 2 Mei 2012
• Diadopsi PT. PLN untuk peningkatan kapasitas dan kehandalan pembangkit Energi Terbarukan di dalam sistem kelistrikan SISTEM
KENDALI(EMS)
SISTEM PV
CONTOH TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Demo Perisalah oleh Meneg BUMN
Transformasi Perisalah ke Cloud
PERISALAH (PTIK)
AUDIT TEKNOLOGI
Diskusi dengan Manajer PG Gondang Baru Stasion Pemurnian di PG Gondang Baru
Stasion Gilingan di PD Kremboong Stasion Masakan di PG Kedawoeng
OUTLINE
BEBERAPA ISU POTENSIAL KEBIJAKAN
1. Keterbatasan media yang mendukung formasi kemitraan IPTEKIN. 2. Perbedaan/kesenjangan karakteristik spesifik para pihak (aktor) kemitraan
IPTEKIN. a. Perbedaan/kesenjangan budaya. Budaya peneliti/perekayasa di perguruan
tinggi (lembaga litbangyasa) yang umumnya lebih mengedepankan pertimbangan akademis dan kepentingan umum biasanya menjadi penghambat dalam berhubungan dengan pelaku dari kalangan bisnis yang lebih mengutamakan segi kepraktisan dan kemanfaatan nyata bagi bisnis, serta kerahasiaan bisnisnya untuk dapat bersaing.
b. Perbedaan/kesenjangan manajemen. Demikian halnya gaya manajemen yang lebih mengikuti hirarki birokrasi sering tidak sejalan dengan manajemen bisnis yang memerlukan pola pengambilan keputusan yang serba cepat.
c. Perbedaan/kesenjangan orientasi dan prioritas tujuan organisasi. Perbedaan orientasi dan prioritas tujuan masing-masing pihak yang bermitra juga sering menjadi penghambat efektifitas dan kelancaran dalam praktik kemitraan IPTEKIN.
3. Keterbatasan yang terkait dengan “cara pandang (mindset), sikap, perilaku, dan kemampuan” pelaku.
4. Keterbatasan sumber daya.
BEBERAPA ISU POTENSIAL KEBIJAKAN (lanjutan)
5. Keterbatasan investasi bagi aktivitas inovatif dalam pasar. 6. Kelemahan insentif:
a. Lemahnya insentif dalam sistem inovasi nasional bagi para pihak, yang berkaitan dengan banyak faktor seperti misalnya kultur dalam masyarakat yang “kurang saling percaya,” kondisi pasar, regulasi (misalnya perpajakan) dan lainnya, yang akhirnya turut mempengaruhi kurang/belum berkembangnya perilaku sosial bagi kemajuan inovasi yang diharapkan, termasuk kehendak berkolaborasi antara industri dan perguruan tinggi atau lembaga litbangyasa.
b. Insentif organisasi/kelembagaan pelaku. Struktur pengakuan/penghargaan di masing-masing (atau salah satu) pihak yang bermitra sering kurang/tidak memberikan insentif yang efektif bagi pengakuan/penghargaan dan/atau “imbalan” atas keberhasilan kemitraan IPTEKIN.
7. Hak kepemilikan (proprietary rights). 8. Eksternalitas positif dari kemitraan IPTEKIN yang berkembang.
INOVASI SEMAKIN PENTING DALAM PENCIPTAAN/PENINGKATAN NILAI TAMBAH (VALUE ADDED)Ukuran “Kesejahteraan” yang diciptakan oleh entitas bisnis (perusahaan)
Penjualan(Sales)
Penjualan(Sales)
Biaya-biaya:• Pembelian• Biaya lain
Biaya-biaya:• Pembelian• Biaya lain
KeuntunganKeuntungan
DepresiasiDepresiasi
PajakPajak
BungaBunga
“Biaya” Tenaga Kerja
“Biaya” Tenaga Kerja
Aset Tangible(mis. Kapital Tetap)
Aset Tangible(mis. Kapital Tetap)
Aset Intangible(mis. Knowledge, Kapasitas
Inovasi)
Aset Intangible(mis. Knowledge, Kapasitas
Inovasi)
Semakin Penting
“Biaya” Kemitraan“Biaya” Kemitraan
Nilai Output(Produk Barang dan/atau Jasa)
Catatan : lihat model BSC
Nilai lainNilai lain
Nilai Tambah (Value Added)
Nilai Tambah (Value Added)
TETAPI . . . : TANTANGAN TERKAIT ASET INTELEKTUAL (HKI)DI LEMBAGA PEMERINTAH DAN/ATAU SDM IPTEKIN BERSTATUS PNS
1. “Kepemilikan”2. “Kelembagaan & Mekanisme Anggaran” - Model bisnis ~
termasuk pelinsesian & royalty fee3. Apresiasi bagi inventor (aktor IPTEKIN) :
a. reward/insentif, b. pengakuan (acknowledgement), dsb.
4. “Pembiayaan & pemeliharaan” HKI5. Aksesibilitas, afordabilitas & outreach difusi hasil
litbangyasa, termasuk HKI kadaluarsa.
USULAN
a. Pemungkinan “pengalihan kepemilikan” (hibah atau semi hibah) HKI hasil dari aktivitas litbangyasa yang didanai oleh APBN/APBD dari Negara kepada lembaga/organisasi pelaksana litbangyasa dan/atau pihak tertentu nasional.
b. Perangkat-perangkat aturan penunjang untuk pemanfaatan royalty fee HKI yang didapat dari hasil pemanfaatan HKI tersebut dengan mitra kerjasama (dapat berupa Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri Keuangan dan lainnya).
c. Perangkat-perangkat peraturan untuk pembiayaan pemeliharaan HKI yang bersumber dari penerimaan PNBP atau BLU.
PSI : MEMBAWA PEMBANGUNAN DAERAH YANG PROGRESIF & BERKUALITAS, INKLUSIF, DAN BERKELANJUTAN
PenguatanPenguatanSistemSistemInovasiInovasi
IPTEKINIPTEKIN
UntukUntukSemuaSemua
. . . dalam keselarasan
kita maju . . .
Salam Inovasi Indonesia
Terima KasihDB PKT
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)Gedung II BPPT, Lt 13
Jl. MH. Thamrin 8, Jakarta 10340Telp. (021)-316 9441Fax. (021)-319 24127
Gedung Pusat Inovasi & Bisnis Teknologi BPPT – Kawasan PUSPIPTEK
Tangerang SelatanTelp. (021)-7579 1349Fax. (021)-7579 1348http://www.bppt.go.idhttp://portal.gin.web.id
Gerakan Membangun Sistem Inovasi, Daya Saing dan Kohesi Sosial di seluruh Wilayah Nusantara
Klaster Industri 1-A
Klaster Industri 2-C
Klaster Industri 3-B
Klaster Industri 1-Z
Klaster Industri:
Klas
ter I
ndus
tri
3
Sistem Inovasi Nasional
SID : Sistem Inovasi Daerah.
“industrial cluster-wise” Sub-national Innovation System
Klas
ter I
ndus
tri
1
Sektor III
Sektor II
Sektor I “Sector-wise” Sub-national Innovation System
DaerahA
SID
DaerahC
SID
“Region-wise” Sub-national Innovation System
SITI
: Si
stem
Inov
asi T
ekno
-Indu
stri.
SUBSISTEM & KETERKAITAN MULTIDIMENSI SISTEM INOVASI
Sumber : Disesuaikan seperlunya dari Etzkowitz dan Leydesdorff (2000).
Akademia Industri
Pemerintah• Pemerintah mendominasi
lingkaran/spiral lainnya• Koordinasi birokratis top-down• Mentalitas “proyek besar”• Industri: national champion• Perguruan tinggi: terutama
berperan sebagai lembaga pengajaran
Pemerintah
Akademia Industri
• Perguruan tinggi : melaksanakan riset dasar dan penyediaan SDM
• Industri : perusahaan terhubungkan oleh pasar
• Pemerintah : dibatasi pada penanggulangan kegagalan pasar
• Mentalitas individualistik
• Unit-unit antarmuka (interface) pada garis batas yang ketat.
Pemerintah Bisnis
Litbangyasa & PT
1
2
3
Tri-literal network dan Organisasi Hybrid
Hubungan/interaksi antar kelembagaan dalam “pusaran spiral” sebagai “proses transisi tanpa akhir
dan dinamis”
DINAMIKA INTERAKSI TRIPLE HELIX SISTEM INOVASI
Pembeli Pembeli Industri Inti Industri Inti
Industri TerkaitIndustri Terkait
IndustriPendukung
IndustriPendukung
Industri Pemasok Industri Pemasok
LembagapendukungLembaga
pendukung
SIN, SID, KI, JI = PENDEKATAN SISTEM
INDIKASI KONTRIBUSI PENGETAHUAN/TEKNOLOGITERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI:
PERTUMBUHAN TFP PROVINSI (RATA-RATA 2001-2008) DI 6 KORIDOR EKONOMI
TFP : Total Factor ProductivitySumber : Hasil Perhitungan BPPT, 2011
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TFPDI SETIAP KORIDOR EKONOMI DAN INDONESIA
RATA-RATA 2002-2010:
Sistem Inovasi
Daya Saing dan Kohesi Sosial;Kebutuhan Dasar; Kedaulatan
Kesejahteraan/Kemakmuran, Kemandirian & Peradaban Bangsa
Kesejahteraan/Kemakmuran, Kemandirian & Peradaban Bangsa
Isu-isu KontekstualIsu-isu KontekstualIsu-isu KontekstualIsu-isu Kontekstual
Kemajuan Iptek,Inovasi
Kemajuan Iptek,Inovasi
Ekonomi Pengetahuan
Ekonomi Pengetahuan
EkonomiJaringan
EkonomiJaringanGlobalisasiGlobalisasi Faktor-faktor
LokalitasFaktor-faktor
Lokalitas
Kecenderungan dan Tantangan Universal
1. SDM yang terdidik, kreatif, dan terampil2. Infrastruktur komunikasi yang dinamis3. Sistem inovasi yang efektif4. Pemerintahan, insentif ekonomi dan rejim
kelembagaan yang mendukung
Knowledge EconomyKnowledge Economy Knowledge SocietyKnowledge Society
1. Sistem informasi dan komunikasi2. Pembelajaran seumur hidup dan budaya inovasi 3. Sistem inovasi yang efektif 4. Modal sosial 5. Kepemimpinan/kepeloporan dalam pemajuan
sosial budaya masyarakat6. Rejim kebijakan yang kondusif
TANTANGAN : PEMBANGUNAN BERBASIS PENGETAHUAN
1. Mengembangkan kerangka umum yang kondusif bagi inovasi dan bisnis.2. Memperkuat kelembagaan dan daya dukung iptek/litbangyasa dan
mengembangkan kemampuan absorpsi oleh industri, khususnya UKM. 3. Menumbuhkembangkan kolaborasi bagi inovasi dan meningkatkan
difusi inovasi, praktik baik/terbaik dan/atau hasil litbangyasa serta meningkatkan pelayanan berbasis teknologi.
4. Mendorong budaya inovasi.5. Menumbuhkembangkan dan memperkuat keterpaduan pemajuan
sistem inovasi dan klaster industri nasional dan daerah.6. Penyelarasan dengan perkembangan global.
4
5
1
6 2
3
Kerangka Kebijakan Inovasi : Heksagon
AGENDA POKOK PENGUATAN SISTEM INOVASI DI INDONESIA
CONTOH JENIS INOVASI DALAM BISNIS/PERUSAHAAN
Sumber : Larry Keeley, Doblin
CONTOH 10 JENIS INOVASI
Business model
FinanceNetworking
2. Networkingenterprise’s structure/value chain
1. Business modelhow the enterprise makes money
Channel
DeliveryBrand Customer
experience
10. Customer experiencehow you create an overall experience for customers
8. Channelhow you connect your offerings to your customers
9. Brandhow you express your offering’s benefit to customers
Core process
Process.Enabling process
3. Enabling processassembled capabilities
4. Core processproprietary processes that add value
6. Product systemextended system that surrounds an offering
Product performance
OfferingProduct system
Service
7. Servicehow you service your customers
5. Product performancebasic features, performance and functionality
Sumber : Rotman (2006)
PEMILU ELEKTRONIK
CONTOH TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
CONTOH TEKNOLOGI MANUFAKTUR:REVITALISASI INDUSTRI PUPUK NASIONAL
78
PENDAMPINGAN KUALITAS PERALATAN & DESAIN “CRITICAL EQUIPMENT “ PADA UREA PLANT PABRIK PUPUK PKT -V
PERAN DESIGN INSTITUTE DALAM MEMBERI SOLUSI TERHADAP PENINGKATAN TKDN
Program Pupuk SRF (Pupuk Berimbang)
Inovasi & Pengembangan teknologi produksi
Industrialisasi dan Advokasi
Kerjasama dg Bantaeng Pabrik SRF Skala 10.000 TPY
Forum Team Kerja Industrialisasi (Dalam rangka mendapatkan SNI dan rekomendasi pupuk SRF)
• Kemenperind• Kementan• Asosiasi Pupuk Nasional• Industri pupukSosialisasi Internasional : Negara D8
Kerjasama PT.Pupuk Kaltim Pendampingan Teknis Pendirian Pabrik PKT-V
Selesainya pilot project 10.000 tpyOptimasi proses dan peralatanIntegrasi SRF dan pupuk mineralMitra : PT. Pupuk Kujang Cikampek
Pabrik Pupuk PKT-V
CONTOH TEKNOLOGI PERTAHANAN DAN KEAMANAN
79
Tahun 2012 merupakan sejarah bagi kegiatan pengembangan teknologi PUNA BPPT dengan mulai beralihnya proses pengembangan Puna dari teknologi development ke pemanfaatan hasil teknologi. Demo flight di Halim Perdana Kusumah pada tanggal 11 Oktober 2012 berhasil sukses diikuti dengan keputusan Menhan agar PUNA-BPPT segera digunakan untuk memperkuat skuadron PTTA TNI AU di Kalimantan.
Bapak Presiden RI mendengarkan penjelasan tentang Puna Wulung
(Saat setelah demo flight )
PUNA WULUNG BPPT AKAN MASUK JAJARAN SQUADRON TNI AU
CONTOH TEKNOLOGI LINGKUNGAN
80
Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca untuk Penanganan Bencana Kebakaran, Banjir, dan Kekeringandi Riau, Sumsel, Kalteng, Jabar, Jakarta, SoroakoMitra: BNPB, Pemda, TNI AU, TNI AD, PLN, Jasa TirtaPNBP: Rp 15, 6 miliar
Pemasangan Tsunameter Kabel di Pameungpeuk, Jabar