keputusan menteri kesehatan republik indonesia...

38
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/182/2016 TENTANG ALOKASI ANGGARAN DEKONSENTRASI DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN DI PROVINSI TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan otonomi daerah secara nyata di provinsi, perlu adanya dukungan dana pelaksanaan tugas dekonsentrasi dalam penyelenggaraan program pembangunan kesehatan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Alokasi Anggaran Dekonsentrasi Dalam Pelaksanaan Program Pembangunan Kesehatan di Provinsi Tahun 2016. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

Upload: nguyendan

Post on 04-Apr-2019

249 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR HK.02.02/MENKES/182/2016

TENTANG

ALOKASI ANGGARAN DEKONSENTRASI

DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN

DI PROVINSI TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan otonomi daerah secara nyata di

provinsi, perlu adanya dukungan dana pelaksanaan tugas

dekonsentrasi dalam penyelenggaraan program

pembangunan kesehatan;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Menteri

Kesehatan tentang Alokasi Anggaran Dekonsentrasi Dalam

Pelaksanaan Program Pembangunan Kesehatan di Provinsi

Tahun 2016.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

Page 2: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 2 -

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4400);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4421);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5063);

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5587); sebagaimana

telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 9 Tahun 2015 Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

8. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

278, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5767);

Page 3: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 3 -

9. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 Tentang Tata

Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4663);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 Tentang

Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang

Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian

Negara/Lembaga (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2010 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5178);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 Tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5533);

13. Peraturan Presiden Nomor 137 Tahun 2015 tentang

Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun

2016 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015

Nomor 288);

14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008

tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan

Tugas Pembantuan sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

248/PMK.07/2010;

Page 4: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 4 -

15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249/PMK.02/2011

tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas

Pelaksanaan RKA-K/L (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2011 Nomor 938);

16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2014 tentang

Perencanaan dan Penganggaran Bidang Kesehatan (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246);

17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 57 Tahun 2015

tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Dekonsentrasi

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas

Teknis Lainnya dan Program Penguatan Pelaksanaan

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat

(KIS) Kementerian Kesehatan Tahun Anggaran 2016 (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1857);

18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 86 Tahun 2015

tentang Pedoman Akuntansi Penyusunan Laporan

Keuangan Berbasis Akrual di Lingkungan Kementerian

Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016

Nomor 107);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG ALOKASI

ANGGARAN DEKONSENTRASI DALAM PELAKSANAAN

PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN DI PROVINSI

TAHUN 2016.

KESATU : Alokasi anggaran dekonsentrasi di provinsi ditujukan

untuk:

a. program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas

teknis lainnya;

Page 5: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 5 -

b. program penguatan pelaksanaan jaminan kesehatan

nasional;

c. program kesehatan masyarakat;

d. program pelayanan kesehatan;

e. program pencegahan dan pengendalian penyakit;

f. program kefarmasian dan alat kesehatan; dan

g. program pengembangan dan pemberdayaan sumber

daya manusia kesehatan (PPSDMK).

KEDUA : Ruang lingkup kegiatan masing-masing program

sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu tercantum

dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.

KETIGA : Rincian alokasi anggaran dekonsentrasi masing-masing

program per provinsi sebagaimana dimaksud dalam Diktum

Kesatu tercantum dalam Lampiran II yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.

KEEMPAT : Alokasi anggaran dekonsentrasi sebagaimana dimaksud

dalam Diktum Ketiga dialokasikan dalam Daftar Isian

Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) dinas kesehatan provinsi.

KELIMA : Anggaran Dekonsentrasi bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negaran (APBN) Bagian Anggaran

024 Kementerian Kesehatan Tahun 2016.

KEENAM : Pelaksanaan program dan kegiatan sebagaimana dimaksud

dalam Diktum Kesatu mengacu pada ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Page 6: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 6 -

KETUJUH : Gubernur sebagai penerima anggaran dekonsentrasi

melimpahkan pelaksanaan program dan kegiatan anggaran

dekonsentrasi kepada kepala dinas kesehatan provinsi.

KEDELAPAN : Kepala dinas kesehatan provinsi menyampaikan laporan

pelaksanaan program dan kegiatan anggaran dekonsentrasi

kepada Gubernur dan pimpinan eselon I unit utama

Kementerian Kesehatan berupa laporan triwulan dengan

batas waktu paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah akhir

triwulan.

KESEMBILAN : Kepala dinas kesehatan provinsi menyampaikan laporan

keuangan atas realisasi anggaran dan pengelolaan Barang

Milik Negara kepada Gubernur dan pimpinan eselon I unit

utama Kementerian Kesehatan sesuai dengan pelaksanaan

program dan kegiatan anggaran dekonsentrasi dengan

batas waktu sebagai berikut;

a. laporan triwulan dengan batas waktu paling lambat

tanggal 12 bulan berikutnya;

b. laporan tahunan sebagai akhir pelaksanaan kegiatan

Tahun 2016 pada tanggal 29 Januari 2017.

KESEPULUH : Ketentuan mengenai laporan pelaksanaan tugas

dekonsentrasi sebagaimana dimaksud dalam diktum

Kedelapan dan laporan keuangan atas realisasi anggaran

dan pengelolaan barang milik negara sebagaimana

dimaksud dalam diktum Kesembilan dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 7: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 7 -

KESEBELAS : Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan

Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/66/2015

tentang Alokasi Anggaran Dana Dekonsentrasi dan Tugas

Pembantuan Pelaksanaan Program Pembangunan

Kesehatan di Provinsi dan Kabupaten/Kota Tahun

Anggaran 2015 sebagaimana telah diubah dengan

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

HK.02.02/Menkes/130/2015, dicabut dan dinyatakan tidak

berlaku.

KEDUABELAS : Keputusan Menteri ini berlaku untuk Tahun Anggaran

2016.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 18 Maret 2016

MENTERI KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

NILA FARID MOELOEK

Tembusan:

1. Menteri Keuangan;

2. Menteri Dalam Negeri;

3. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas;

4. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan;

5. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;

6. Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan;

7. Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan;

8. Direktur Jenderal/Kepala Badan di lingkungan Kementerian Kesehatan;

9. Gubernur di seluruh Indonesia;

Page 8: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 8 -

10. Kepala Biro/Kepala Pusat di lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian

Kesehatan;

11. Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan di seluruh Indonesia;

12. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tingkat Provinsi

di seluruh Indonesia;

13. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi di seluruh

Indonesia; dan

14. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi di seluruh Indonesia.

Page 9: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 9 -

LAMPIRAN I

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN

NOMOR HK.02.02/MENKES/182/2016

TENTANG

ALOKASI ANGGARAN DEKONSENTRASI

DALAM PELAKSANAAN PROGRAM

PEMBANGUNAN KESEHATAN DI PROVINSI

TAHUN 2016

RUANG LINGKUP KEGIATAN

MASING-MASING PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN

I. PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS

TEKNIS LAINNYA

Untuk mendukung penyelenggaraan Program Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya di daerah tahun 2016 disediakan

Dana Dekonsentrasi sebesar Rp126.496.400.000,-.

Anggaran Dekonsentrasi Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Tugas Teknis Lainnya bersumber rupiah murni dialokasikan bagi 34

Provinsi untuk 6 (enam) kegiatan, yaitu:

A. Kegiatan Pembinaan Administrasi Kepegawaian Rp9.221.000.000,-.

B. Kegiatan Pembinaan Pengelolaan Administrasi Keuangan dan BMN

Rp7.575.000.000,-.

C. Kegiatan Perencanaan dan Penganggaran Program Pembangunan

Kesehatan Rp69.531.900.000,-.

D. Kegiatan Pengelolaan Urusan Tata Usaha, Keprotokolan, Rumah

Tangga, Keuangan dan Gaji Rp6.500.200.000,-.

E. Kegiatan Pengelolaan Data dan Informasi Rp26.167.300.000,-.

F. Kegiatan Peningkatan Kesehatan Jemaah Haji Rp7.501.000.000,-.

Page 10: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 10 -

Adapun rincian lebih detail tentang kegiatan anggaran dekonsentrasi

program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya

dijelaskan di bawah ini.

A. Kegiatan Pembinaan Administrasi Kepegawaian

Penyelenggaraan kegiatan pembinaan administrasi kepegawaian

diprioritaskan untuk:

1. Honorarium pengelola administrasi SIMPEG;

2. Rapat koordinasi tenaga PTT/Tugsus/P3K;

3. Monev/reviu/pembinaan tenaga PTT/Tugsus/P3K;

4. Konsultasi ke pusat;

5. Operasional pengelolaan tenaga PTT/Tugsus/P3K Kemenkes.

B. Kegiatan Pembinaan Pengelolaan Administrasi Keuangan dan BMN

Penyelenggaraan kegiatan pembinaan pengelolaan administrasi

keuangan dan BMN diprioritaskan untuk:

1. Pengelolaan Satker (Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran/

Barang);

2. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran/Barang-Wilayah;

3. Pertemuan Pengelolaan Keuangan dan BMN Semester dan

Tahunan;

4. Operasional SAK dan SIMAK BMN;

5. Kegiatan Tindak Lanjut dan Rekonsiliasi LHP BPK, BPKP, dan

Itjen.

C. Kegiatan Perencanaan dan Penganggaran Program Pembangunan

Kesehatan

Penyelenggaraan kegiatan perencanaan dan penganggaran program

pembangunan kesehatan diprioritaskan untuk:

1. Rapat Koordinasi Perencanaan Program Prioritas;

2. Rakontek DAK;

3. Sosialisasi Juknis dan RKA DAK TA 2017;

Page 11: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 11 -

4. Pra Rakerkesnas Tingkat Daerah;

5. Pra Rakerkesnas Tingkat Nasional;

6. Rakerkesnas;

7. Rakorpop;

8. Penelitian/Reviu RKA-K/L 2017;

9. Pra Rakontek Perencanaan;

10. Rakontek Perencanaan;

11. Reviu RKA-K/L Pagu Anggaran Sekretariat Jenderal TA 2017 di

Pusat;

12. Penyusunan Dokumen Anggaran Dana Dekonsentrasi

Sekretariat Jenderal T.A. 2017 di Pusat;

13. Evaluasi Program dan Kegiatan Bersumber APBN di Pusat;

14. Evaluasi Program dan Kegiatan Bersumber APBN di Provinsi;

15. Pemantapan Implementasi e-Renggar; dan

16. Updating Pelatihan e-Renggar.

D. Kegiatan Pengelolaan Urusan Tata Usaha, Keprotokolan, Rumah

Tangga, Keuangan dan Gaji

Penyelenggaraan kegiatan pengelolaan urusan tata usaha,

keprotokolan, rumah tangga, keuangan dan gaji yang diprioritaskan

untuk percepatan pembayaran gaji dan insentif PTT di daerah.

E. Kegiatan Pengelolaan Data dan Informasi

Penyelenggaraan kegiatan pengelolaan data dan informasi

diprioritaskan untuk:

1. Honor petugas SIK provinsi dan kabupaten/kota;

2. Pertemuan Pemutakhiran dan Analisis Data di tingkat provinsi

dan kabupaten/kota;

3. Pembinaan Teknis SIK/SIKDA;

4. Pelatihan Data Prioritas dan SP2TP/SIKDA;

5. Pelatihan SIK (GIS, Website, PMKDR (Penilaian Mandiri Kualitas

Data Rutin), Profil Kesehatan, dll); dan

6. Diseminasi Data dan Informasi.

Page 12: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 12 -

F. Kegiatan Peningkatan Kesehatan Jemaah Haji

Penyelenggaraan kegiatan peningkatan kesehatan jemaah haji

diprioritaskan untuk:

1. Sekretariat Tim Seleksi Rekrutmen PKHI Kloter;

2. Pengadaan Seragam PKHI;

3. Honor Petugas Data Entry Hasil Pemeriksaan Kesehatan Pertama

Jemaah Haji; dan

4. Penguatan Pembinaan Kesehatan Jemaah Haji.

II. PROGRAM PENGUATAN PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN

NASIONAL (JKN)/KARTU INDONESIA SEHAT (KIS)

Untuk mendukung penyelenggaraan Program Penguatan Pelaksanaan

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS) di daerah

tahun 2016 disediakan Dana Dekonsentrasi sebesar Rp53.524.800.000,-

Anggaran Dekonsentrasi Program Penguatan Pelaksanaan Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS) dialokasikan untuk

1 (satu) kegiatan, yaitu: Pengembangan Pembiayaan Kesehatan dan

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS)

Rp53.524.800.000,-.

Kegiatan Pengembangan Pembiayaan Kesehatan dan Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS) bersumber dari rupiah murni

dialokasikan pada 34 provinsi untuk menyelenggarakan tugas pemerintah

pusat dalam penyelenggaraan program yang diprioritaskan untuk:

A. Operasional Tim Monev dan Pertimbangan Klinis JKN Provinsi;

B. Dukungan Operasional Pelaksanaan Pertimbangan Klinis dalam JKN;

C. Operasional Tim Monev JKN Kabupaten/Kota;

D. Adminsitrasi Pengelola DIPA;

E. Koordinasi Teknis Pengembangan Pembiayaan Kesehatan dan

JKN/KIS tingkat Provinsi (Rakon Teknis);

Page 13: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 13 -

F. Koordinasi Teknis Pengembangan Pembiayaan Kesehatan dan

JKN/KIS tingkat Kabupaten/Kota (Rakon Teknis);

G. Rapat/Koordinasi Linsek/Linprog di Provinsi dan Kabupaten/Kota;

H. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pembiayaan Kesehatan dan

JKN/KIS Provinsi keKabupaten/Kota;

I. Monitoringdan Evaluasi Pelaksanaan Pembiayaan Kesehatan dan

JKN/KIS Kabupaten/Kota ke Puskesmas;

J. Pengelolaan Data dan Informasi Pembiayaan Kesehatan dan

JKN/KIS di Provinsi dan Kabupaten/Kota;

K. Konsultasi Teknis Program;

L. Desiminasi dan Advokasi Pengembangan Pembiayaan Kesehatan dan

JKN/KIS;

M. Penguatan Peran Daerah dalam Pelaksanaan Pembiayaan Kesehatan

dan JKN/KIS sesuai UU No. 23/2014;

N. Evaluasi Pelaksanaan Pembiayaan Kesehatan dan JKN/KIS di

Tingkat Provinsi; dan

O. Penguatan SDM Pelaku Pengembangan Pembiayaan Kesehatan dan

JKN/KIS.

III. PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT

Untuk mendukung penyelenggaraan Program Pembinaan Kesehatan

Masyarakat di daerah tahun 2016 disediakan dana Dekonsentrasi sebesar

Rp1.446.483.979.000,-

Anggaran Dekonsentrasi Program Kesehatan Masyarakat bersumber

rupiah murni dialokasikan bagi 34 (tiga puluh empat) Provinsi untuk 6

(enam) kegiatan, yaitu:

A. Kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat Rp337.341.237.000,-.

B. Kegiatan Pembinaan Kesehatan Keluarga Rp554.364.328.000,-.

C. Kegiatan Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga

Rp117.188.893.000,-.

Page 14: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 14 -

D. Kegiatan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Rp149.129.628.000,-.

E. Kegiatan Penyehatan Lingkungan Rp223.364.893.000,-.

F. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya Rp65.095.000.000,-.

Adapun rincian lebih detail tentang kegiatan anggaran dekonsentrasi

program kesehatan masyarakat dijelaskan dibawah ini.

A. Kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat

Penyelenggaraan kegiatan pembinaan gizi masyarakat diprioritaskan

untuk:

1. Pelatihan tata laksana gizi buruk bagi tim asuhan gizi

Puskesmas;

2. Orientasi implementasi surveilans gizi dan kegiatan gizi dalam

penanggulangan bencana;

3. Orientasi implementasi pedoman pelayanan gizi Puskesmas dan

pencegahan dan penanggulangan anemia dan KEK pada ibu

hamil;

4. Orientasi implementasi pemberian makanan bayi dan anak

(IMD, ASI Eksklusif, MP-ASI) dan pedoman gizi seimbang;

5. Koordinasi LP/LS dari tingkat Provinsi sampai dengan

kabupaten/kota (dukungan aspek legal pelayanan gizi,

manajemen obat gizi, surveilans gizi, penguatan sistem rujukan,

dll);

6. Koordinasi dan Sosialisasi dalam rangka percepatan

peningkatan status gizi di 64 kabupten/kota prioritas

(modifikasi usulan daerah/spesifik lokal);

7. Bimbingan teknis dan evaluasi kegiatan perbaikan gizi ke

Kabupaten/Kota dan Puskesmas;

8. Pelacakan dan konfirmasi kasus gizi;

9. Pelaksanaan surveilans gizi di Provinsi dan Kabupaten/Kota;

Page 15: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 15 -

10. Penguatan program dan percepatan pencapaian target indikator

pembinaan perbaikan gizi;

11. Biaya sewa gudang dan distribusi untuk PMT ibu hamil, PMT

Balita, dan barang pengadaan dari pusat; dan

12. Dukungan manajemen program kesehatan dan gizi berbasis

masyarakat untuk Provinsi dan Kabupaten/Kota TA 2016.

B. Kegiatan Pembinaan Kesehatan Keluarga

Penyelenggaraan kegiatan pembinaan kesehatan keluarga

diprioritaskan untuk:

1. Peningkatan Kesehatan Maternal dan Neonatal;

2. Peningkatan Kesehatan Balita dan Usia Prasekolah;

3. Peningkatan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja;

4. Peningkatan Kesehatan Usia Reproduksi; dan

5. Peningkatan Kesehatan Usia Lanjut.

Melalui kegiatan :

1. SDM Kesehatan yang ditingkatkan kapasitasnya baik teknis

maupun manajemen;

2. Fasilitasi/Pembinaan/Pendampingan/Bimbingan Teknis dan

Evaluasi;

3. Sistem Informasi dan Surveilans; dan

4. Dukungan Sarana dan Prasarana.

C. Kegiatan Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga

Penyelenggaraan kegiatan pembinaan upaya kesehatan kerja dan

olahraga diprioritaskan untuk:

1. Orientasi kesehatan kerja dan olahraga;

2. Peningkatan kapasitas kesehatan kerja dasar bagi petugas

kesehatan;

3. Peningkatan kapasitas diagnosis penyakit akibat kerja bagi

dokter layanan primer;

4. Peningkatan kesehatan nelayan;

Page 16: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 16 -

5. Penguatan Gerakan Pekerja Perempuan Sehat Produktif (GP2SP);

6. Peningkatan kesehatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI);

7. Penguatan Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja;

8. Peningkatan kesehatan olahraga;

9. Penguatan Balai Kesehatan Kerja Masyarakat (BKKM) dan Balai

Kesehatan Olahraga Masyarakat (BKOM);

10. Koordinasi kesehatan kerja dan olahraga tingkat provinsi dan

kabupaten/kota; dan

11. Bimbingan teknis dan evaluasi kesehatan kerja dan olahraga

tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

D. Kegiatan Penyehatan Lingkungan

Penyelenggaraan kegiatan penyehatan lingkungan diprioritaskan

untuk:

1. Peningkatan kapasitas SDM, pembinaan teknis serta

pelaksanaan sistem informasi dan surveilans dalam rangka

peningkatan jumlah Desa/Kelurahan yang melaksanakan STBM;

2. Peningkatan kapasitas SDM, pembinaan teknis serta

pelaksanaan sistem informasi dan surveilans dalam rangka

peningkatan persentase sarana air minum yang dilakukan

pengawasan;

3. Peningkatan kapasitas SDM, pembinaan teknis serta

pelaksanaan sistem informasi dan surveilans dalam rangka

peningkatan persentase tempat-tempat umum yang memenuhi

syarat kesehatan;

4. Peningkatan kapasitas SDM, pembinaan teknis serta

pelaksanaan sistem informasi dan surveilans dalam rangka

peningkatan persentase tempat pengelolaan makanan yang

memenuhi syarat kesehatan;

Page 17: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 17 -

5. Peningkatan kapasitas SDM, pembinaan teknis serta

pelaksanaan sistem informasi dan surveilans dalam rangka

peningkatan persentase Rumah Sakit yang melakukan

pengelolaan limbah medis; dan

6. Peningkatan kapasitas SDM, pembinaan teknis serta

pelaksanaan sistem informasi dan surveilans dalam rangka

peningkatan jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan

tatanan kawasan sehat.

E. Kegiatan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Penyelenggaraan kegiatan promosi kesehatan dan pemberdayaan

masyarakat diprioritaskan untuk:

1. Advokasi dalam rangka kebijakan publik berwawasan kesehatan

dalam peningkatan perilaku sehat;

2. Advokasi dalam rangka Kabupaten/Kota yang memiliki

kebijakan PHBS;

3. Advokasi dalam rangka meningkatkan jumlah desa yang

memanfaatkan dana desa untuk UKBM;

4. KIE kepada masyarakat melalui berbagai saluran;

5. Peningkatan kapasitas tenaga promosi kesehatan di

kabupaten/kota;

6. Peningkatan kapasitas tenaga promosi kesehatan di Puskesmas

dan UKBMS;

7. Kerjasama dalam negeri dengan dunia usaha/organisasi

kemasyarakatan dan pihak lain di bidang kesehatan; dan

8. Aktivasi kelompok kerja operasional UKBM atau forum peduli

kesehatan dalam peningkatan perilaku sehat.

Page 18: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 18 -

F. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya

Penyelenggaraan kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan

tugas teknis lainnya diprioritaskan untuk:

1. Bimbingan teknis/pembinaan Program Pembinaan Kesehatan

Masyarakat;

2. Koordinasi tingkat provinsi dalam rangka penyusunan

perencanaan dan anggaran serta sosialisasi indikator Program

Pembinaan Kesehatan Masyarakat;

3. Koordinasi tingkat Provinsi dalam rangka evaluasi dan pelaporan

Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat;

4. Pengadaan alat pengolah data dan informasi;

5. Honorarium pengelola Satuan Kerja; dan

6. Honorarium Kelompok Kerja (POKJA) Pengadaan.

IV. PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN

Untuk mendukung penyelenggaraan Program Pelayanan Kesehatan di

daerah Tahun 2016 disediakan Dana Dekonsentrasi sebesar

Rp279.308.789.000,-

Anggaran Dekonsentrasi Program Pelayanan Kesehatan bersumber rupiah

murni dialokasikan bagi 34 (tiga puluh empat) provinsi untuk 6 (enam)

kegiatan, yaitu:

A. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Rujukan Rp36.762.669.000,-.

B. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Primer Rp50.581.519.000,-.

C. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Tradisional Rp67.873.720.000,-.

D. Kegiatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rp16.244.201.000,-.

E. Kegiatan Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan

Rp31.130.453.000,-.

F. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya

pada Program Pembinaan Pelayanan KesehatanRp76.716.227.000,-.

Page 19: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 19 -

Adapun rincian lebih detail tentang kegiatan anggaran dekonsentrasi

program pelayanan kesehatan dijelaskan dibawah ini:

A. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Rujukan

Penyelenggaraan kegiatan pelayanan kesehatan rujukan

diprioritaskan untuk:

1. Workshop RS Rujukan Provinsi dan Regional yang ditetapkan

sebagai RS Pendidikan;

2. Workshop Pembentukan BPRS Provinsi;

3. Workshop Keselamatan Pasien di Rumah Sakit;

4. Workshop Penyusunan Panduan Praktek Kedokteran Clinical

Pathways di RS;

5. Implementasi SPGDT melalui Call Center 119 dan Pembentukan

PSC Kabupaten/Kota;

6. Workshop Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI);

7. Workshop Program Pengendalian Resistensi Anti Mikroba (PPRA);

8. Pelatihan Petugas Laboratorium RS Kelas C dan B;

9. Pelaksanaan Program Pemantapan Mutu Eksternal (PME)

Laboratorium Kesehatan di Fasyankes;

10. Perijinan Radiologi;

11. Jejaring Telemedicine; dan

12. Implementasi pelayanan laboratorium untuk penyakit wabah.

B. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Primer

Penyelenggaraan kegiatan pelayanan kesehatan primer diprioritaskan

untuk:

1. Peningkatan Kemampuan Teknis Penanggulangan Penderita

Gawat Darurat (PPGD);

2. Kegiatan Tim Pelayanan Kesehatan Bergerak dalam rangka

Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan di DTPK;

3. Workshop Penguatan Pembinaan Puskesmas bagi Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota;

Page 20: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 20 -

4. Workshop Teknis Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu

Puskesmas (SP2TP) Update;

5. Peningkatan Kemampuan Teknis Puskesmas dalam Perekrutan

dan Seleksi Donor Darah Mendukung Quick Wins;

6. Peningkatan Kemampuan Teknis Pelayanan Kesehatan Gigi dan

Mulut dalam Mendukung SDG’s;

7. Lokakarya Panduan Praktik Klinis dan Panduan Ketrampilan

Klinis bagi Dokter di FKTP dalam rangka Pelaksanaan Jaminan

Kesehatan Nasional yang bermutu; dan

8. Advokasi Pelayanan Kesehatan di Daerah Terpencil/Sangat

Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan.

C. Kegiatan Pelayanan Pelayanan Kesehatan Tradisional

Penyelenggaraan kegiatan pelayanan pelayanan kesehatan tradisional

diprioritaskan untuk:

1. Pelatihan Akupresur bagi Petugas Puskesmas;

2. Rakontek Yankes Tradkom di Tingkat Provinsi;

3. Fasilitasi Pembentukan Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Tradisional;

4. Penilaian Pemanfaatan TOGA;

5. Tatalaksana Peningkatan Puskesmas dalam Asuhan Mandiri

Kesehatan Tradisional;

6. Orientasi Perizinan dan Wasdal;

7. Jaringan Informasi dan Dokumentasi (JID);

8. Konsolidasi Sentra P3T;

9. Penapisan Pelayanan Kesehatan Tradisional;

10. Sosialisasi Akupresur bagi Petugas Puskesmas;

11. Workshop Akupresur Haji, Perkantoran, Lansia, dan Mengurangi

Kebiasaaan Merokok;

Page 21: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 21 -

12. Sosialisasi Program Pelayanan Kesehatan Integrasi di FKTP;

13. Sosialisasi Program Pelayanan Kesehatan Integrasi di FKTL;

14. Pemantapan Binwasdal Pelayanan Kesehatan Tradisional di

Tingkat Kabupaten/Kota;

15. Bimtek/Pemantauan dan Evaluasi Pelayanan Kesehatan

Tradisional Provinsi ke Kabupaten/Kota; dan

16. Bimtek Yankes Integrasi di FKTP dan FKTL.

D. Kegiatan Pelayanan Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Penyelenggaraan kegiatan pelayanan fasilitas pelayanan kesehatan

diprioritaskan untuk:

1. Workshop Peningkatan Mutu Program Pelayanan Penunjang

Medik dan Sarana Kesehatan;

2. Pelatihan Ketrampilan Teknis dalam Pengelolaan SPA PKM;

3. Pelatihan Ketrampilan Teknis dan Perawatan Alkes RS B, C, D;

dan

4. Sosialisasi Penyelenggaraan KSO SPA.

E. Kegiatan Pelayanan Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan

Penyelenggaraan kegiatan pelayanan mutu dan akreditasi pelayanan

kesehatan diprioritaskan untuk:

1. Workshop Teknis Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

(FKTP);

2. Pelaksanaan Pelatihan Pendamping Akreditasi Fasyankes Primer

Bagi Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota; dan

3. Bimbingan Teknis Survei Akreditasi RS.

F. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya

Penyelenggaraan kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan

tugas lainnya diprioritaskan untuk:

1. Pertemuan Konsultasi Perencanaan Dan Monev Program

Pelayanan Kesehatan antara Direktorat Jenderal Pelayanan

Kesehatan dengan Dinas Kesehatan Provinsi;

Page 22: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 22 -

2. Rapat Perencanaan (Raper) DAK Program Pelayanan Kesehatan;

3. Konsolidasi Perencanaan, Anggaran dan Monev DAK Program

Pelayanan Kesehatan;

4. Monev dan Bimbingan Teknis (Bimtek) oleh Dinkes Provinsi ke

Satker Kabupaten/Kota Penerima Anggaran APBN;

5. Pertemuan Pengelolaan Sistem Informasi Manajemen RS;

6. Pertemuan Penyusunan SIPERMON dan e-Planning program

Yankes oleh Dinas Kesehatan Provinsi kepada Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota, RS Provinsi Kabupaten/Kota dan Sarana

Kesehatan Lainnya di Wilayah Binaannya;

7. Pertemuan Penyusunan Laporan Barang Milik Negara (BMN)

Tingkat Provinsi dengan Satker Kabupaten/Kota Penerima APBN

8. Pertemuan SAI (SAK dan SIMAK-BMN) Program Yankes antara

Dinas Kesehatan Provinsi Dengan Satker di Kabupaten/Kota

Penerima APBN;

9. Pertemuan Sosialisasi dan Advokasi Program Prioritas Nasional

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan; dan

10. Pertemuan Sosialisasi NSPK Bidang Pelayanan Kesehatan.

V. PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT (P2P)

Untuk mendukung penyelenggaraan Program Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit di daerah tahun 2016 disediakan Dana

Dekonsentrasi sebesar Rp 468.463.853.000,-

Anggaran Dekonsentrasi Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

bersumber rupiah murni dialokasikan bagi 34 provinsi untuk 5 kegiatan,

yaitu:

A. Kegiatan Surveilans dan Karantina Kesehatan Rp101.553.821.000,-.

B. Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan

Zoonotik Rp165.945.438.000,-.

C. Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung

Rp98.829.177.000,-.

Page 23: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 23 -

D. Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular

Rp87.735.417.000,-.

E. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Rp14.400.000.000,-.

Adapun rincian lebih detail tentang kegiatan anggaran dekonsentrasi

program pencegahan dan pengendalian penyakit dijelaskan dibawah ini.

A. Kegiatan Surveilans dan Karantina Kesehatan

Penyelenggaraan kegiatan surveilans dan karantina kesehatan

diprioritaskan untuk:

1. Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) kepada Bayi 0-11

Bulan melalui:

a. Advokasi, sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan imunisasi;

b. Peningkatan kapasitas pengelola dan pelaksana imunisasi;

c. Bimbingan teknis pelaksanaan imunisasi;

d. Pengadaan logistik kegiatan;

e. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan imunisasi; dan

f. Monitoring, Evaluasi Koordinasi dan Tindak Lanjut

pelaksanaan imunisasi lanjutan dan Desa UCI.

2. Penyusunan Rencana Kontinjensi Penanggulangan Kedaruratan

Kesehatan Masyarakat (KKM) di Wilayah melalui:

a. Sosialisasi rencana kontijensi penanggulangan KKM;

b. Workshop penanggulangan KKM;

c. Penyusunan rencana kontijensi penanggulangan KKM;

d. Uji Rencana Kontijensi (Table Top/Simulasi); dan

e. Reviu Rencana Kontijensi.

3. Pelaksanaan Kegiatan Deteksi Dini dan Respon KKM Terintegrasi

Dengan Pintu Masuk Negara melalui:

a. Koordinasi, integrasi, sinkronisasi program karantina

kesehatan;

1) Pengembangan instrumen pemetaan faktor risiko;

Page 24: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 24 -

2) Pemetaan dan penilaian faktor risiko kedaruratan

kesehatan masyarakat; dan

3) Sosialisasi hasil penilaian/mapping faktor risiko.

4. Penguatan kewaspadaan dini melalui:

a. Asistensi teknis dan monitoring evaluasi kewaspadaan dini

dan respon;

b. Jejaring surveilans dan kemitraan;

c. Penguatan/refreshing Petugas TGC; dan

d. Koordinasi dan konsultasi ke Pusat.

5. Penemuan Kasus Discarded Campak melalui:

a. Konfirmasi kasus discarded campak;

b. Surveilans campak berbasis kasus;

c. Bimtek dan monitoring evaluasi kegiatan; dan

d. Penguatan surveilans sindrome rubella bawaan.

6. Penemuan Kasus AFP non polio melalui:

a. Konfirmasi kasus AFP non polio;

b. Bimtek dan monitoring evaluasi kegiatan; dan

c. Koordinasi dan konsultasi ke Pusat.

7. Respon terhadap sinyal kewaspadaan melalui:

a. Koordinasi penyakit menular dan berpotensi KLB;

b. Penyelidikan epidemiologi;

c. Verifikasi rumor penyakit berpotensi KLB; dan

d. Surveilans berbasis kejadian.

8. Respon terhadap situasi khusus melalui:

a. Koordinasi lintas program dan sektor pada situasi khusus;

b. Penyediaan logistik habis pakai pada situasi khusus; dan

c. Asistensi teknis dan bimbingan teknis terkait situasi

khusus (penyelaman, TKIB, transmigrasi, dan kegiatan

khusus lainnya).

Page 25: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 25 -

B. Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan

Zoonotik

Penyelenggaraan kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit

tular vektor dan zoonotik diprioritaskan untuk:

1. Pengendalian Kasus Malaria Melalui:

a. Penatalaksanaan Kasus Malaria Sesuai Standar

1) Peningkatan /Penguatan Tata Laksana Malaria;

2) Peningkatan /Penguatan Diagnosis/Laboratorium

Malaria;

3) Koordinasi LS/LP, Kemitraan (Forum Gebrak Malaria)

dan Kemandirian Masyarakat;

4) Penguatan Surveilans Migrasi dalam Rangka Cegah

Tangkal Penularan Malaria;

5) Monitoring dan Evaluasi P2 Malaria;

6) Assesment Peningkatan Kasus dan SKD/KLB Malaria;

7) Penguatan Sistem Surveilans Malaria (e-Sismal).

b. Pendistribusian Kelambu

1) Peningkatan Kemampuan SDM Malaria di KTI, Fokus,

eliminasi dan pasca eliminasi;

2) Penguatan Kemandirian Masyarakat dan Koordinasi

Mitra Terkait;

3) Evaluasi SDM Malaria di KTI, Fokus, eliminasi dan

pasca eliminasi;

4) Evaluasi Kemandirian Masyarakat dan Koordinasi

Mitra Terkait; dan

5) Monitoring dan evaluasi kelambu.

c. Pelaksanaan survei darah massal malaria melalui

penemuan dan penatalaksanaan malaria secara aktif

melalui pemeriksaan sediaan darah massal malaria;

d. Peningkatan kualitas mikroskopis malaria melalui uji silang

sediaan darah malaria; dan

e. Penyemprotan insektisida malaria pada dinding rumah.

Page 26: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 26 -

2. Pengendalian DBD melalui:

a. Peningkatan kemitraan dalam pengendalian DBD dan

penyakit arbovirosis lainnya;

b. Peningkatan pengawasan, pembinaan, dan kewaspadaan

dini dalam pengendalian DBD dan penyakit arbovirosis

lainnya;

c. Pencatatan dan pelaporan kasus DBD dan penyakit

arbovirosis lainnya;

d. Pencatatan dan pelaporan Angka Bebas Jentik (ABJ);

e. Peningkatan kapasitas pengelola program/petugas

kesehatan di tingkat kab/kota dalam pengendalian DBD

dan penyakit arbovirosis lainnya;

f. Evaluasi kinerja jumantik; dan

g. Advokasi dalam pengendalian DBD dan penyakit arbovirosis

lainnya.

3. Pengendalian rabies melalui:

a. Advokasi Pengendalian Rabies;

b. Bimbingan Teknis Pengendalian Rabies ke Kabupaten

Endemis;

c. Sosialisasi Pengendalian Rabies Untuk Petugas

Kabupaten/Puskesmas; dan

d. Surveilans Dalam Rangka Sistem Kewaspadaan Dini

Penyakit; Rabies (pelacakan kasus/kewaspadaan dini KLB).

4. Surveilans / Kewaspadaan Dini Pengendalian Pes dan Penyakit

Zoonosis Lainnya;

5. Advokasi/sosialisasi/koordinasi POMP Filariasis pada

kabupaten/kota endemis;

6. Penguatan tenaga pelaksana pengendalian filariasis tingkat

kabupaten/kota;

7. Pelaksanaan Pemberian Obat Pencegahan Massal/POPM

Filariasis;

Page 27: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 27 -

8. Pengendalian Schistosomiasis melalui:

a. Monitoring prevalensi kasus schistosomiasis pada manusia;

b. Koordinasi di tingkat Kabupaten/Kota, dengan Puskesmas,

Lintas Sektor dan Lintas Program terkait;

c. Advokasi/Sosialisasi di tingkat Kabupaten/Kota pada

pemangku kepentingan untuk mendapatkan komitmen

penyediaan biaya operasional POMP; dan

d. Pelaksanaan Pemberian Obat Pada Masyarakat.

9. Pengendalian vektor melalui:

a. Pelatihan tenaga entomologi;

b. Pelaksanaan kegiatan evaluasi efektifitas pengendalian

vektor; dan

c. Sosialisasi Surveilans dan Pengendalian Vektor bagi Lintas;

Program dan Lintas Sektor.

10. Surveilans Vektor/Efektifitas Kelambu/Monev Kerentanan

Vektor/Pengambilan Spesimen Vektor dan Binatang Pembawa

Penyakit.

C. Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung

Penyelenggaraan kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit

menular langsung diprioritaskan untuk:

1. Pengendalian kusta dan frambusia melalui:

a. Kegiatan penemuan kasus aktif dan penatalaksanaan kasus

kusta sesuai standar (Survei cepat desa-Itensifikasi kusta,

Pemeriksaan kontak pada penderita baru kusta);

b. Advokasi, sosialisasi dan koordinasi lintas sektor maupun

lintas program terkait kusta;

c. Bimtek dan Monev, konsultasi;

d. Mapping kasus kusta perdesa;

e. Kemoprofilaksis kusta;

f. Peningkatan kapasitas petugas dalam pemantauan fungsi

saraf (POD) dan pencegahan cacat;

Page 28: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 28 -

g. Peningkatan kapasitas/pelatihan petugas dalam tatalaksana

kasus kusta; dan

h. Pengadaan bahan KIE (leaflet-poster-spanduk-lembar balik).

2. Pengendalian TB melalui:

a. Monitoring Tatalaksana Pengendalian TB di Kabupaten/Kota;

b. Pertemuan Penguatan Surveilan Pengendalian

TB/Pertemuan Perencanaan dan Monev TB; dan

c. Pertemuan Konsolidasi Lintas Program dan Sektor TB

(pertemuan PPM, Pertemuan dengan NGO/CSO, Pertemuan

dengan organisasi profesi, dll).

3. Pengendalian HIV AIDS melalui:

a. Bimbingan teknis layananan pengawasan dan asistensi

pengendalian HIV dan IMS;

b. Monev pelaksanaan pengendalian HIV dan IMS;

c. Penguatan Jejaring Kerja dan Partisipasi Masyarakat

Program Pengendalian HIV dan IMS;

d. Peningkatan kemampuan SDM pengendalian HIV dan IMS;

dan

e. Distribusi logistik pengendalian HIV dan IMS.

4. Pengendalian ISPA melalui:

a. Koordinasi, Sosialisasi dan Advokasi dalam pengendalian

ISPA;

b. Deteksi Dini Kasus dan Pencegahan ISPA/pneumonia;

c. Peningkatan Kapasitas tatalaksana pneumonia balita;

d. Peningkatan Kapasitas dalam pencatatan dan pelaporan

pneumonia;

e. Peningkatan Kapasitas dalam sistem kewaspadaan dini

pneumonia; dan

f. Bahan KIE (leaflet-poster-spanduk-lembar balik, Banner).

5. Pengendalian hepatitis, diare dan ISP melalui:

a. Koordinasi, Sosialisasi dan Advokasi dalam pengendalian

Hepatitis;

b. Deteksi Dini Kasus dan Pencegahan Hepatitis;

Page 29: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 29 -

c. Bimtek dan Monev, konsultasi;

d. Peningkatan kapasitas/pelatihan program pengendalian

Hepatitis bagi tenaga kesehatan; dan

e. Penggandaan media KIE.

D. Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular

Penyelenggaraan kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit

tidak menular diprioritaskan untuk:

1. Monitoring faktor risiko PTM di posbindu melalui:

a. Advokasi dan Sosialisasi Monitoring FR PTM;

b. Pelatihan Monitoring FR PTM;

c. Surveilans PTM;

d. Penditribusian logistik posbindu PTM;

e. Jejaring kerja pelaksanaan monitoring;

f. Monev kegiatan; dan

g. KIE dan Bimtek kegiatan.

2. Pembentukan Forum komunikasi masyarakat Pengendalian PTM

melalui:

a. Pelatihan Monitoring FR PTM;

b. Advokasi dan Sosialisasi Monitoring FR PTM;

c. Surveilans PTM;

d. Penditribusian logistik posbindu PTM;

e. Jejaring kerja pelaksanaan monitoring;

f. Monev kegiatan; dan

g. KIE.

3. Pelaksanaan posbindu PTM pada masyarakat khusus melalui:

a. Advokasi dan sosialisasi deteksi dini dan monitoring FR

PTM pada kelompok masyarakat khusus;

b. Pelatihan monitoring dan deteksi dini FR PTM pada

kelompok masyarakat khusus;

c. Surveilans FR PTM;

Page 30: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 30 -

d. Jejaring Kemitraan;

e. Pendistribusian peralatan (logistik); dan

f. Monitoring dan evaluasi.

4. Deteksi dini kanker serviks dan payudara pada perempuan usia 30 –

50 tahun melalui:

a. Deteksi dini dan tindak lanjut dini IVA , Papsmear, dan CBE

pada masyarakat;

b. Advokasi dan sosialisasi deteksi dini kanker;

c. Peningkatan kapasitas SDM;

d. Penyediaan media informasi kanker kepada masyarakat;

e. Penyediaan bahan habis pakai;

f. Pengumpulan data;

g. Handling cost;

h. Jejaring kemitraan; dan

i. KIE.

5. Pemeriksaan gula darah pada Penduduk usia > 15 tahun yang

melalui:

a. Advokasi dan sosialisasi pengendalian PTM Pada Fasyankes

Primer dan Youth Center;

b. Pelatihan pengendalian PTM pada Fasyankes Primer;

c. Surveilans pengendalian PTM pada Fasyankes Primer;

d. Jejaring Kemitraan; dan

e. Pendistribusian logistik.

6. Deteksi dini, tindak lanjut dini, rehabilitasi dan paliatif PTM dan

cedera melalui:

a. Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam

pengendalian PTM terintegrasi dan Cedera di fasyankes

primer;

b. Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam

rehabilitatif/paliatif PTM Terintegrasi dan Cedera;

c. Pelatihan surveilans PTM;

d. Pendistribusian peralatan (logistik);

Page 31: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 31 -

e. Jejaring kerja;

f. Monitoring dan evaluasi;

g. Bahan habis pakai; dan

h. KIE;

7. Pemeriksaan tekanan darah pada penduduk usia >15 tahun

melalui:

a. Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam deteksi dini

Hipertensi;

b. Monitoring dan deteksi dini tekanan darah tinggi;

c. Sosialisasi pengendalian Hipertensi;

d. Surveilans FR PTM/ Hipertensi;

e. Pendistribusian logistik;

f. Monitoring dan evaluasi; dan

g. Jejaring kerja.

8. Pengendalian Hipertensi melalui:

a. Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam

tata laksana Hipertensi;

b. Deteksi dini tekanan darah tinggi, dan tindak lanjut dini;

c. Sosialisasi pengendalian Hipertensi;

d. Surveilans Hipertensi;

e. Pendistribusian logistik; dan

f. Monitoring dan evaluasi.

9. Pengendalian Diabetes Melitus (DM) melalui:

a. Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam deteksi dini

DM;

b. Sosialisasi NSPK DM;

c. Surveilans DM;

d. Pendistribusian logistik;

e. Monitoring dan evaluasi; dan

f. KIE.

Page 32: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 32 -

10. Peningkatan jumlah peraturan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di

kab/kota melalui:

a. Advokasi dan penyusunan peraturan tentang KTR;

b. Pelatihan KTR;

c. Surveilans KTR;

d. Monitoring dan Evaluasi KTR;

e. Penguatan dan Pembentukan Jejaring KTR; dan

f. KIE.

11. Layanan upaya berhenti merokok di fasyankes primer melalui:

a. Advokasi dan Sosialisasi Upaya Berhenti Merokok;

b. Pelatihan kabupaten/kota dan fasyankes dalam Upaya

Berhenti Merokok;

c. Surveilans;

d. Monitoring dan Evaluasi; dan

12. Pengendalian obesitas melalui:

a. Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam deteksi dini

obesitas;

b. Sosialisasi NSPK obesitas;

c. Surveilans obesitas;

d. Pendistribusian logistik; dan

e. Monitoring dan evaluasi.

E. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya.

Penyelenggaraan kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan

tugas teknis lainnya diprioritaskan untuk:

1. Penyusunan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) dan penyusunan E-

planning;

2. Penyusunan dokumen RKA-KL;

3. Pembahasan, penajaman, dan penelaahan usulan dokumen

perencanaan dan penganggaran;

Page 33: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 33 -

4. Penyusunan profil, buku situasi dan kecenderungan penyakit

serta media KIE program pencegahan dan pengendalian

penyakit;

5. Penyusunan laporan pelaksanaan program P2P, laporan PP 39

dan laporan tahunan;

6. Penyusunan laporan Barang Milik Negara (BMN);

7. Penyusunan laporan keuangan tingkat Satker, Rekonsiliasi

Anggaran Satker dengan Kementerian Keuangan,

penatausahaan laporan pertanggungjawaban keuangan dan

konsolidasi pelaksanaan anggaran;

8. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan dan Rencana

Penarikan Dana Tingkat Satker dan perubahannya; dan

9. Penyediaan honorarium dan operasional dalam rangka

pengelolaan program, kegiatan, dan anggaran dekonsentrasi.

VI. PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Untuk mendukung penyelenggaraan Program Kefarmasian dan Alat

Kesehatan di daerah tahun 2016 disediakan Dana Dekonsentrasi sebesar

Rp65.000.000.000,-

Anggaran Dekonsentrasi Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

bersumber dari rupiah murni pada 34 provinsi dialokasikan untuk 6

kegiatan, yaitu:

A. Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kefarmasian Rp14.114.132..000,-.

B. Kegiatan Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan

Kesehatan Rp19.077.913.000,-.

C. Kegiatan Peningkatan Produksi dan Distribusi

KefarmasianRp10.243.664.000,-.

D. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat

KesehatanRp15.683.256.000,-.

Page 34: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 34 -

E. Peningkatan Penilaian Alat Kesehatan (Alkes) Dan Perbekalan

Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) Rp1.496.550.000,-.

F. Peningkatan Pengawasan Alat Kesehatan (Alkes) Dan Perbekalan

Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) Rp4.384.485.000,-.

Adapun rincian lebih detail tentang kegiatan anggaran dekonsentrasi

program kefarmasian dan alat kesehatan dijelaskan dibawah ini.

A. Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kefarmasian

Penyelenggaraan Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kefarmasian

diprioritaskan untuk:

1. Peningkatan mutu pelayanan kefarmasian dalam pelayanan

kesehatan pada era JKN;

2. Evaluasi penggunaan obat dalam pelaksanaan JKN di

puskesmas dan RS;

3. Advokasi implementasi FORNAS kepada stakeholder dan

prescriber di fasilitas kesehatan milik pemerintah;

4. Wokshop antibiotik di RS dalam rangka mendukung PRA

(Pengendalian Resistensi Antimikroba); dan

5. Pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan penggunaan obat

rasional dalam rangka GEMA CERMAT.

B. Kegiatan Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan

Kesehatan

Penyelenggaraan Kegiatan Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan

Perbekalan diprioritaskan untuk:

1. Pembiayaan pengelolaan dan pengemasan kembali obat program

di Provinsi;

2. Pembekalan tenaga kefarmasian dalam pengelolaan vaksin

instalasi farmasi Kabupaten/Kota;

Page 35: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 35 -

3. Monitoring ketersediaan obat dan vaksin;

4. Harmonisasi dan integrasi perencanaan kebutuhan obat (RKO)

dan implementasi pengelolaan obat satu pintu (one gate policy);

dan

5. Penerapan e-logistic dan e-catalog;

C. Kegiatan Peningkatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian

Penyelenggaraan kegiatan peningkatan produksi dan distribusi

kefarmasian diprioritaskan untuk:

1. Pembekalan dan pemetaan UJG dan UJR;

2. Peningkatan kapasitas SDM industri kosmetika;

3. Peningkatan kapasitas SDM IRTP;

4. Pembekalan terhadap sarana produksi dan atau distribusi obat;

5. Sosialisasi integrasi sistem perizinan dan pelaporan produksi

dan distribusi kefarmasian; dan

6. Penerapan pengembangan software SIPNAP untuk unit layanan.

D. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya

Penyelenggaraan kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan

tugas teknis lainnya diprioritaskan untuk:

1. Pembiayaan rapat konsultasi nasional program kefarmasian dan

alat kesehatan;

2. Perencanaan dan evaluasi Dana Alokasi Khusus (DAK) sub

bidang pelayanan kefarmasian;

3. Pemutakhiran data kefarmasian dan Alkes tingkat Propinsi –

Profil Kefarmasian; dan

4. Pembiayaan administrasi kegiatan.

Page 36: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 36 -

E. Kegiatan Peningkatan Penilaian Alat Kesehatan (Alkes) dan

Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT)

Penyelenggaraan kegiatan peningkatan penilaian alat kesehatan

(alkes) dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT)

diprioritaskan untuk monitoring dan evaluasi sarana produksi dan

distribusi alkes oleh PKRT.

F. Kegiatan Peningkatan Pengawasan Alat Kesehatan (Alkes) dan

Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).

Penyelenggaraan kegiatan peningkatan pengawasan alat kesehatan

(alkes) dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT)

diprioritaskan untuk:

1. Sampling Produk Alkes dan PKRT; dan

2. Peningkatan kemampuan SDM dalam implementasi sistem

elektronik pada Binwasdal Alkes dan PKRT.

VII. PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN

Untuk mendukung penyelenggaraan Program Pengembangan dan

Pemberdayaan SDM Kesehatan di daerah tahun 2016 disediakan Dana

Dekonsentrasi sebesar Rp200.746.302.000,-

Anggaran Dekonsentrasi Program Pengembangan dan Pemberdayaan SDM

Kesehatan bersumber rupiah murni bagi 34 provinsi dialokasikan untuk 4

kegiatan, yaitu:

A. Kegiatan Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Rp37.848.085.000,-.

B. Kegiatan Pelatihan SDM Kesehatan Rp99.693.945.000,-.

C. Kegiatan Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan

Rp44.295.846.000,-.

D. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya pada Program PPSDM Kesehatan Rp18.908.426.000,-.

Page 37: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 37 -

Adapun rincian lebih detail tentang kegiatan anggaran dekonsentrasi

program Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan dijelaskan

dibawah ini.

A. Kegiatan Peningkatan Mutu SDM Kesehatan

Penyelenggaraan kegiatan peningkatan mutu SDM Kesehatan

diprioritaskan untuk:

1. Pembinaan dan Pengawasan Mutu Tenaga Kesehatan; dan

2. Operasional MTKP.

B. Kegiatan Pelatihan SDM Kesehatan

Penyelenggaraan kegiatan pelatihan SDM Kesehatan diprioritaskan

untuk:

1. Pelatihan Manajemen Puskesmas;

2. Pelatihan Surveilans yang Mendukung Advokasi Kesehatan;

3. Pelatihan Petugas Pemeriksa Kesehatan Jemaah Haji;

4. Pelatihan Keluarga Sehat;

5. Pelatihan Manajemen Posyandu;

6. Pelatihan Promosi Kesehatan;

7. Pelatihan Bantuan Hidup Dasar bagi Masyarakat Awam;

8. Pelatihan Sanitasi Makanan dan Minuman pada Penyelenggara

Makanan; dan

9. Pelatihan Manajemen Kesehatan bagi Pengelola Poskestren.

C. Kegiatan Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan

Penyelenggaraan kegiatan Perencanaan dan Pendayagunaan SDM

Kesehatan diprioritaskan untuk:

1. Penyusunan Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja;

2. Penyusunan Rencana Kebutuhan dan Rencana Pendayagunaan

SDM Kesehatan; dan

3. Penyusunan Dokumen Rekomendasi Pendayagunaan Tenaga

Kesehatan Warga Negara Asing (TK-WNA).

Page 38: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA …hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.02_.02-MENKES... · Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

- 38 -

D. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya pada Program Pengembangan dan Pemberdayaan SDM

Kesehatan.

Penyelenggaraan kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan

tugas teknis lainnya diprioritaskan untuk:

1. Penyusunan Dokumen Perencanaan dan Pengelolaan Program

dan Anggaran;

2. Penyusunan Laporan Keuangan dan Kekayaan Negara;

3. Penyusunan Laporan Kinerja; dan

4. Penyusunan Dokumen Data dan Informasi PPSDM Kesehatan

Indonesia.

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

NILA FARID MOELOEK