kepercayaan dir 5 dan remaja

90
KEPERCAYAAN DIRI REMAJA PUTRI OVERWEIGHT DITINJAU DARI DUKUNGAN SOSIAL SKRIPSI DIAN MUSTIKA SARI 02.40.0098 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2006 i

Upload: soraya-sahidha

Post on 06-Feb-2016

20 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ddda

TRANSCRIPT

Page 1: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

KEPERCAYAAN DIRI

REMAJA PUTRI OVERWEIGHT

DITINJAU DARI DUKUNGAN SOSIAL

SKRIPSI

DIAN MUSTIKA SARI 02.40.0098

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2006

i

Page 2: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

KEPERCAYAAN DIRI

REMAJA PUTRI OVERWEIGHT

DITINJAU DARI DUKUNGAN SOSIAL

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi

Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Guna

Memperoleh Derajat Sarjana Psikologi

DIAN MUSTIKA SARI 02.40.0098

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2006

ii

Page 3: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

HALAMAN PENGESAHAN

Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Dan Diterima untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Guna Memperoleh Derajat Psikologi

Pada Tanggal

Mengesahkan

Fakultas Psikologi

Universitas Katolik Soegijapranata

Dekan,

(Drs. M. Suharsono, Msi)

Dewan Penguji

1. Drs. Pius Heru Priyanto, M.Si ___________________

2. Dra. M. Yang Roswita, M.Si ___________________

3. Drs. HM. Edy Widiyatmadi, M.Si ___________________

iii

Page 4: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya Sederhana ini kupersembahkan untuk

Tuhan Yesus Kristus, Bapa yang Baik

Keluargaku yang telah memberi warna dalam hidupku dengan

keunikan mereka

Serta seluruh keluarga besar yang selalu mendukung tanpa

kenal lelah

iv

Page 5: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

HALAMAN MOTTO

Tidak ada kebenaran yang benar-benar absolute

Semua tergantung bagaimana cara pandang kita

Sesuatu yang putih bisa tampak hitam dan sesuatu yang hitam,

tampak putih di mata kita.

Jika kita sungguh-sungguh melakukan apa yang sanggup kita

lakukan,

kita akan membuat diri kita bangga dalam arti yang sesunguhnya.

- Thomas Edison –

Yakinkanlah,

bahwa kehidupan yang anda kejar

cukup berharga untuk diperjuangkan sampai mati.

- Charles Mayes -

v

Page 6: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kepada Allah Bapa di Surga atas berkat, karunia dan

limpahan kasihNya yang diberikan kepada peneliti sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Kepercayaan Diri Remaja Putri

Overweight ditinjau dari Dukungan Sosial”

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kelemahan dan kekurangan

dalam penyelesaian skripsi ini, namun berkat bantuan , doa dan dorongan

dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat selesai.

Melalui kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, peneliti

ingin menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada:

1. Bapak Drs. M. Suharsono, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang.

2. Bapak Siswanto, S.Psi. M.Si selaku dosen wali, yang telah membantu

dan memberikan bimbingan serta dukungan dari awal kuliah sampai saat

ini.

3. Ibu Dra. M. Yang Roswita, M.Si selaku dosen pembimbing utama yang

telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan kesabaran untuk

membimbing, memberi saran dan dorongan hingga terselesaikannya

skripsi ini.

4. Semua Dosen Fakultas Psikologi Universitas Katolik Unika

Soegijapranata Semarang yang telah memberikan ilmunya dan

pengalaman sebagai pengetahuan baru kepada peneliti

vi

Page 7: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

5. Seluruh staf TU (Tata Usaha) Fakultas Psikologi Universitas Katolik

Unika Soegijapranata Semarang yang telah banyak membantu dalam

segala urusan administrasi maupun birokrasi.

6. Kepala Kelurahan Panggung Lor beserta para stafnya yang telah

memberi ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di Tanah

Mas

7. Seluruh warga Tanah Mas terutama para remaja putri yang telah

bersedia membantu peneliti mengisi skala penelitian.

8. Kedua orang tuaku yang telah meberi warna dalam kehidupanku dengan

semua keunikan mereka.

9. Adikku tercinta yang telah memberikan kasih sayang, nasehat dan

dukungan bagi peneliti.

10. Cek Ho sekeluarga yang telah memberikan dukungan serta bantuan

materi dan perhatian sehingga peneliti dapat melanjutkan pendidikan

hingga Perguruan Tinggi.

11. Ko Ing, Tio Hwat, Cek Hwie dan tante Atik sekeluarga, Cek Jun dan

tante Nanik yang telah memberikan banyak perhatian dan menjadi

tempat berbagi suka dan duka.

12. Para sahabat dan teman-temanku:Dessy, Inul (Dini), Buto (ivan), Sugie,

Maya, Tete, Jane, Pipi, Kemput, Belinda, Bona, Linda, Lia, Bagonk

(Angga), Gambuz (Stevanus A) Tommy, Apiau, Kristian, yang telah

vii

Page 8: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

mendorong peneliti untuk lebih percaya diri dan mengajarkan arti

pertemanan sejati.

13. Para petugas perpustakaan Fakultas: Tommy, Wiwid, Monop, Putri,

yang telah menemani dan membantu peneliti dalam mencari buku.

14. special untuk Lintang, terima kasih untuk pengolahan datanya dan

pelajarannya sehingga peneliti benar-benar mengerti akan data yang

diperoleh dan cara pengukurannya.

15. Berbagai pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu yang

teleh membantu peneliti selama ini.

Akhir kata, peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini

jauh dari sempurna. Untuk itu peneliti mengharapkan saran dan kritik demi

kebaikan peneliti di masa datang Semoga karya sederhana ini dapet

bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan almamater pada

khususnya.

Semarang, September 2007

Penulis

viii

Page 9: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………. I

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………..………….. iv

HALAMAN MOTTO……………………………………………….... v

UCAPAN TERIMA KASIH……….………………………………… vi

DAFTAR ISI…………………………………………………………. ix

DAFTAR TABEL……………………………………………………. xii

DAFTAR LAMPIRAN………..……………………………………... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………………………………….. 1

B. Tujuan Penelitian…………………………………………. 9

C. Manfaat Penelitian………………………………………... 9

1. Manfaat Teoritis…………………………………...... 9

2. Manfaat Praktis……………………………………… 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kepercayaan Diri Remaja Putri Overweight……………... 10

1. Pengertian Kepercayaan Diri Remaja Putri

Overweight………………………………………………..

10

a. Pengertian Kepercayaan diri…………………… 10

b. Perkembangan Pada Masa Remaja…………….. 12

c. Pengertian dan Pengukuran Overweight.……….. 14

2. Karakteristik Kepercayaan Diri……………………... 18

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri 23

ix

Page 10: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

B. Dukungan Sosial………..………………………..….......... 28

1. Pengertian Dukungan Sosial……………..…………. 28

2. Jenis-jenis Dukungan Sosial………………………... 30

C. Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Kepercayaan

Diri pada Remaja Putri Overweight………..……………...

33

D. Hipotesis………………………………………………….. 36

BAB III METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian…………………………... 37

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian………………… 37

1. Kepercayaan Diri Remaja Putri Overweight……….. 37

2. Dukungan Sosial…………………………..………... 38

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel………………. 38

1. Populasi……………………………………………... 38

2. Teknik Pengambilan Sampel……………...………… 39

D. Metode Pengumpulan Data……………………………….. 40

1. Skala Kepercayaan Diri pada Remaja Putri

Overweight…………………………………………..

41

2. Skala Dukungan Sosial……………...……………… 43

E. Validitas dan Reliabilitas…………………………………. 45

1. Validitas Alat Ukur…………………………………. 45

2. Reliabilitas Alat Ukur………………………………. 46

F. Metode Analisis Data…………………………………….. 47

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Orientasi Kancah Penelitian dan Persiapan Penelitian…… 48

1. Orientasi Kancah Penelitian……………...…………. 48

x

Page 11: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

2. Persiapan Penelitian………………………………… 49

B. Pelaksanaan Penelitian……………………………………. 52

C. Uji Validitas dan Reliabilitas……………………………... 54

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Kepercayaan

Diri .............................................................................

54

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Dukungan Sosial 55

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian………………..…………………………. 57

1. Uji Asumsi………………………………………….. 57

a. Uji Normalitas………………………………….. 57

b. Uji Linearitas………...………………………… 58

2. Uji Hipotesis………………………………………… 58

B. Pembahasan………………………………………………. 59

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan…………………………………………...…... 64

B. Saran……………………………………………………… 64

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………… 66

LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………… 70

xi

Page 12: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Berat Badan Ideal Berdasarkan Tinggi Badan Menurut

Baku Harvard……………………………………………..

16

Tabel 2 Rancangan Sebaran Skala Item Kepercayaan Diri Remaja

Putri Overweight ………………..………………...............

43

Tabel 3 Rancangan Sebaran Skala Item Dukungan Sosial ……….. 44

Tabel 4 Sebaran Nomor Item Skala Kepercayaan Diri pada

Remaja Putri Overweight…………………………….……

50

Tabel 5 Sebaran Nomor item Skala Dukungan Sosial…………….. 51

Tabel 6 Sebaran Item Valid dan Gugur Skala Kepercayaan Diri

pada Remaja Putri Overweight……………………...…….

55

Tabel 7 Sebaran Item Valid dan Gugur Skala Dukungan

Sosial………………………………………………………

56

Tabel 8 Pengelompokan berat Badan Overweight dan Obesitas….. 116

xii

Page 13: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN

A-1 Skala Kepercayaan Diri Remaja Putri Overweight………... 71

A-2 Skala Dukungan Sosial……………………………............ 75

LAMPIRAN B DATA KASAR PENELITIAN

B-1 Data Kasar Skala Kepercayaan Diri Remaja Putri

Overweigt………………………………………………………..

78

B-2 Data Kasar Skala Dukungan Sosial………………………. 82

LAMPIRAN C UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

C-1 Skala Kepercayaan Diri Remaja Putri Overweight………... 86

C-2 Skala Dukungan Sosial……………………………............ 95

LAMPIRAN D DATA PENELITIAN

D-1 Data Item Valid Skala Kepercayaan Diri pada Remaja

Putri Overweight……………………………………..……

100

D-2 Data item Valid Skala Dukungan Sosial………...……….. 104

LAMPIRAN E UJI ASUMSI

E-1 Uji Normalitas………………………………….………… 107

E-2 uji Linieritas…………………………………….………… 110

LAMPIRAN F ANALISIS DATA…………………………………… 113

LAMPIRAN G SURAT IJIN DAN BUKTI PENELITIAN…………. 115

xiii

Page 14: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan remaja senantiasa menarik untuk dibicarakan karena

kompleksnya permasalahan-permasalahan yang ada di dalamnya. Ibarat

sebuah rumah, jika kehidupan masa anak adalah pondasi yang menentukan

kehidupan selanjutnya, maka pada masa remaja individu bagaikan rumah

yang sudah terbentuk dan setelah masuk masa dewasa rumah tersebut tidak

mengalami perubahan yang besar. Artinya perilaku atau sikap seseorang

terbentuk sejak masa anak-anak dan akan semakin diperkuat pada masa

remaja, pengaruh dari luar maupun dalam diri individu akan mempengaruhi

perilakunya pada saat dewasa.

Sarwono (1994,h.51) mengatakan masa remaja adalah masa

peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan hanya dalam arti psikologis

tetapi juga fisik. Bahkan perubahan-perubahan fisik yang terjadi inilah yang

merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja, sedangkan perubahan

psikologis muncul sebagai akibat dari perubahan fisik. Hall (dalam

Rahmawati, 2006,h.21) menyebut masa ini sebagai masa “storm dan

stress”.

Dalam perkembangannya remaja disibukkan dengan tubuh mereka

dan mengembangkan citra individual mengenai gambaran tubuh mereka,

masalah penampilan pada remaja putri menjadi hal utama sehingga dapat

berpengaruh terhadap perkembangan kepercayaan dirinya. Semua wanita

terutama remaja putri tentu ingin memiliki tubuh langsing dan menarik

1

Page 15: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

sesuai dengan persepsi budaya kita tentang citra perempuan ideal dimata

masyarakat dengan tubuh seperti bintang film atau gadis-gadis yang

menghiasi majalah. Remaja putri menganggap bahwa memiliki tubuh ideal

dapat lebih unggul dan menjadi pusat perhatian diantara teman-temannya

dan menjadi individu yang penuh percaya diri.

Adanya keinginan untuk diterima dan diakui dalam kelompok, serta

ketertarikan terhadap lawan jenis sangat besar, hal ini memicu remaja putri

untuk lebih memperhatikan penampilannya. Tubuh yang langsing bukan

hanya akan menambah rasa percaya diri namun juga dapat menghindarkan

resiko penyakit yang menyertai kelebihan berat badan. Sedangkan keadaan

remaja putri yang mengalami overweight bukan hanya dapat menurunkan

daya tarik dan penampilan saja, namun juga dapat mengganggu kesehatan

dan menimbulkan masalah psikologis dan sosial. Bentuk badan yang

cenderung agak lebar, berbeda dari teman-teman sebayanya yang memiliki

tubuh ideal menyebabkan remaja putri mengalami krisis percaya diri.

Kelebihan berat badan hingga kegemukan bukan hanya terjadi di

Indonesia, namun lebih menjadi masalah global di seluruh dunia. Hal ini

tampak pada penelitian World Health Organization (dikutip naked-

traveler.blogspot.com, 2007) baru-baru ini tentang “Negara tergendut di

dunia” , ternyata persentasi kegemukan orang Indonesia adalah 16,1% dari

jumlah penduduknya dan menempati urutan ke 175 dari 194 negara di

dunia. Kemajauan di bidang pengetahuan ekonomi dan teknologi telah

menciptakan suatu lingkungan dengan gaya hidup cenderung sedentary atau

kurang gerak dan pola makanan enak yang tinggi kalori dan lemak. Oleh

sebab itu Atkinson, dkk (dalam Rahmawati, 2006,h.3) berpendapat bahwa

2

Page 16: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

kalori yang tinggi dalam tubuh tersebut apabila tidak digunakan secara

seimbang maka diubah menjadi lemak yang akan menimbulkan obesitas.

Mengutip hasil survey nasional 1996-1997 di ibu kota seluruh

Indonesia yang ditulis Hadi (dalam www.kompas.com, 2005), ditemukan

bahwa 8,1% laki-laki (lebih dari 18 tahun) mengalami overweight

(kelebihan berat badan), dan 6,8% mengalami obesitas (kegemukan).

Sedangkan perempuan 10,5% overweight dan 13,8% obesitas. Obesitas dan

overweight menurut Sjarif (dalam Rahmawati, 2006,h.8) adalah dua istilah

yang sering digunakan untuk menyatakan adanya kelebihan berat badan.

Kedua istilah ini sebenarnya mempunyai pengertian yang berbeda.

Overweight adalah kelebihan berat badan dibandingkan dengan berat

badan ideal yang dapat disebabkan oleh penimbunan jaringan lemak atau

jaringan non-lemak, misalnya seorang atlit binaragawan kelebihan berat

badan dapat disebabkan oleh hipertrofi otot. Hal ini didukung dengan

pernyataan Wiwid (dalam www.pikiran-rakyat.com) yang menyatakan

bahwa overweight adalah penumpukan jaringan lemak tubuh yang

abnormal dengan batasan berat badan antara 10-20% dari berat badan

normal. Sementara obesitas atau kegemukan didefinisikan sebagai

penumpukan jaringan lemak tubuh yang abnormal, dengan batasan berat

badan di atas 20% dari berat badan normal. Overweight dan obesitas

diketahui dapat memicu beberapa penyakit degeneratif, seperti jantung

koroner, diabetes mellitus tipe 2, hipertensi dan dislipidemia. Selain itu

overweight dan obesitas juga dapat menyebabkan peradangan dan nyeri

sendi, kesulitan bernapas,berhenti napas saat tidur, gangguan menstruasi,

3

Page 17: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

serta beberapa gangguan kesuburan (www.kompas.com, kolom kesehatan,

2003).

Dalam perkembangannya overweight dapat diketahui dengan

menggunakan BMI (Body Mass Index) dan pengukuran berat badan ideal.

BMI adalah rasio antara tinggi badan dan berat badan yang kurang lebih

memberi gambaran akurat tentang proporsi lemak terhadap otot dan tubuh.

Cara pengukuran BMI dengan membagi berat badan (dalam kg) dengan

kuadrat tinggi badan (dalam m). Individu dengan hasil bmi 25-29,9

diakatakan mengalami kelebihan berat badan (overweight) dan bmi 30 atau

lebih dikatakan mengalami obesitas sedangkan berat badan ideal diukur

dengan menggunakan cara, mengurangi tinggi badan (dalam cm) dengan

100, kemudian hasilnya dikurangi 10%-nya. Untuk mengetahui individu

yang kelebihan berat badan dengan menambahkan 10% dari hasilnya, dan

dikatakan obesitas bila 20% diatas berat ideal (dalam the weight book,

2002,h.7).

Selain masalah kesehatan, kelebihan berat badan juga berkaitan

dengan masalah psikologis dan sosial. Overweight dapat menyebabkan

masalah rendah diri , remaja yang mengalami overweight terkadang terlalu

memperhatikan bentuk tubuhnya yang berbeda dari teman-temannya. Hal

ini akan memunculkan perasaan kurang berharga terhadap diri sendiri yang

akan berkembang menjadi kurang percaya diri. Kesadaran bahwa

penampilan semakin penting dalam kehidupan sosial akan membuat

keprihatinan semakin bertambah. Semakin kuat keprihatinan remaja akan

dukungan sosial pada dirinya, kekhawatiran pada penampilan dirinya

semakin bertambah. Remaja putri cenderung lebih prihatin pada

4

Page 18: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

penampilan diri daripada remaja putra karena remaja putri lebih sadar

bahwa penampilan diri memiliki peranan yang lebih penting dalam

dukungan sosial dibandingkan dengan remaja putra.

Seringkali orangtua dan masyarakat meletakkan standar dan harapan

yang kurang realistik terhadap remaja. Tanpa sadar orangtua suka

membanding-bandingkan anaknya, membicarakan kelebihan anak lain di

depan anaknya sendiri yang tanpa mereka sadari dapat menjatuhkan harga

diri anak. Selain itu, tanpa sadar masyarakat sering menciptakan trend yang

dijadikan patokan sebuah prestasi atau penerimaan sosial. Harapan orangtua

dan masyarakat yang tidak riil pada akhirnya membuat remaja tertekan dan

mendorong remaja tumbuh menjadi individu yang tidak bisa menerima

dirinya karena setiap orang mengharapkan dirinya memenuhi harapan

sosial. Akhirnya remaja tumbuh menjadi individu yang kurang percaya diri,

individu yang mempunyai pola pikir bahwa untuk diterima, dihargai,

dicintai dan diakui harus menyenangkan orang lain dan mengikuti

keinginan mereka yang artinya individu tersebut tidak melakukannya

dengan sepenuh hati namun hanya karena terpaksa. Remaja yang memiliki

kepercayaan diri yang rendah lebih mudah menyerah dan tidak dapat bebas

mengekspresikan perasaannya.

Menurut Rosen dan Reiter (1996, dalam Asri, 2004,h.288) ketidak

puasan pada bentuk tubuh adalah keterpakuan pikiran akan penilaian yang

negatif terhadap tampilan fisik dan perasaan malu dengan keadaan fisiknya

ketika berada di lingkungan sosial. Individu ini akan merasa kurang percaya

diri dan timbul rasa cemas ketika individu tersebut mengalami konflik batin

dan tekanan perasaan.

5

Page 19: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

Kepercayaan diri remaja putri juga dipengaruhi oleh keadaan

lingkungan, kondisi lingkungan yang terlalu menekan remaja putri yang

overweight baik dari keluarga, pandangan tetangga dan teman-teman secara

tidak langsung mempengaruhi perilaku remaja putri. Biasanya tekanan itu

dapat berupa perbandingan tubuh remaja dengan tetangga yang lain, dan

komentar keluarga dan orang lain terhadap tubuh remaja putri, kurang dapat

diterima dalam pergaulan teman-teman secara terus menerus membuat

perasaan menjadi tidak nyaman. Namun ada beberapa remaja putri yang

tidak terlalu perduli terhadap penampilan mereka karena mereka merasa

nyaman dan memandang bentuk badannya tidak terlalu lebar dan teman-

temannya tidak pernah mempermasalahkan bentuk bandannya.

Loekmono (dalam Puspitasari, 1999,h.10) menyatakan secara formal

dapat digambarkan bahwa rasa percaya diri merupakan gabungan dari

pandangan positif terhadap diri sendiri, harga diri dan rasa aman. Rasa

percaya diri tidak terbentuk dengan sendirinya. Keseluruhan kepribadian

anak hubungan dengan orang-orang yang dianggapnya penting,

lingkungannya dan kehidupannya sehari-hari, semuanya itu mempengaruhi

pertumbuhan percaya diri anak. Lebih Hal ini didukung oleh pendapat

Breneche dan Amich (dalam Patriani, 2006,h.11) yang mengatakan bahwa

kepercayaan diri merupakan suatu perasaan cukup aman dan tahu tentang

sesuatu yang dibutuhkan dalam kehidupan individu sehingga tidak perlu

membandingkan lagi dengan orang lain. Melalui evaluasi diri seseorang

dapat memahami diri sendiri dan akan tahu siapa dirinya yang kemudian

akan berkembang menjadi kepercayaan diri (Coleman dalam Martani,

1991,h.18).

6

Page 20: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

Perasaan diterima dan didukung oleh lingkungan sosial serta

penerimaan pada diri sendiri merupakan salah satu unsur kebahagiaan

dalam kehidupan seseorang. Agar merasa puas dan bahagia dengan

kehidupannya, remaja tidak hanya menyukai dan menerima diri sendiri

tetapi juga merasa bahwa ia diterima oleh orang lain. Semakin menyukai

dan menerima diri sendiri maka remaja semakin bahagia dan kepercayaan

dirinya akan meningkat. Demikian pula halnya, semakin banyak orang yang

menyukai dan menerima diri remaja, semakin remaja merasa puas dengan

statusnya di dalam kelompok sosial (Hurlock, 1992,h.201). Hal ini menjadi

modal dalam pembentukan kepercayaan diri remaja. Remaja putri yang

mengalami kelebihan berat badan membutuhkan dukungan sosial dari

orang-orang di sekitarnya ,sebab dukungan sosial menjadi salah satu unsur

kebahagiaan dalam kehidupan seseorang. Dukungan sosial mengacu pada

kesenangan yang dirasakan, pengenaan akan kepedulian, atau membantu

dan menerima pertolongan dari orang lain atau kelompok lain (Sarafino

dalam Smet, 1994,h.136). lebih lanjut Smet (1994,h.135) mengatakan

bahwa dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal dan non

verbal, bantuan nyata berupa tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial

atau didapat karena kehadiran mereka dan mempunyai manfaat emosional

atau efek perilaku bagi pihak penerimanya. Dalam hal ini remaja putri yang

merasa memperoleh dukungan sosial, secara emosional merasa lega karena

diperhatikan, sehingga remaja putri mendapat saran atau kesan yang

menyenangkan pada dirinya.

Masalah overweight dan obesitas sering membuat remaja putri

tertekan sehingga dapat menyebabkan ketidak stabilan emosi dan rentan

7

Page 21: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

terhadap stres. Oleh sebab itu remaja putri membutuhkan orang-orang yang

mau mendukungnya dan tidak memojokkannya (dalam www.e-

psikologi.com). Menurut Piotnik dan Molenaver (dalam Prameswari,

2006,h.5) sistem dukungan sosial membantu remaja putri memobilisasi

sumber-sumber ketegangan untuk mengontrol emosi dan situasi-situasi

yang penuh stres. Salah satu strategi yang diharapkan dapat membantu

remaja putri dalam menghadapi stres adalah mencari dukungan dari

lingkungan sekitarnya. Salah satu dukungan yang dapat diberikan pada

remaja putri yang overweight adalah dukungan emosional. Dukungan ini

melibatkan rasa empati dan perhatian terhadap individu, sehingga individu

tersebut merasa nyaman, dicintai dan diperhatikan (Sarafino dalam

Prameswari, 2006, h.6). Selain dukungan emosional, dukungan yang dapat

diberikan pada remaja putri yang overweight dapat berupa penghargaan,

dukungan instrumental dan dukungan informasi. Menurut Nowinski (dalam

Retnowati, 2005,h.78) dukungan sosial sangat berguna dalam usaha

meningkatkan harga diri serta membangkitkan kepercayaan diri dan

memberikan keyakinan pada diri seseorang.

Orang yang kegemukan (obesitas) akan mengakibatkan tidak

percaya diri, dan pada kenyataannya bukan hanya orang yang kegemukan

saja yang tdak percaya diri. Remaja putri yang berat badannya berlebih

(overweight) juga mengalami masalah kurang percaya diri, oleh sebab itu

penelitian ini menggunakan remaja putri yang overweight.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan beberapa remaja

putri overweight di sekitar tempat tinggal peneliti, diketahui bahwa bentuk

tubuh memang secara tidak langsung mempengaruhi perilaku mereka. Ada

8

Page 22: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

beberapa remaja putri yang merasa kurang percaya diri bila berhadapan

dengan orang yang baru dikenal atau dengan lawan jenisnya. Mereka

tampak pemalu dan canggung sehingga terkesan sebagai orang yang

pendiam..Oleh karena itu remaja putri melakukan diet untuk memiliki

badan yang ideal, agar dapat diperhatikan oleh lawan jenis dan lebih

percaya diri bila bertemu orang yang baru dikenal. Sejauh ini yang paling

memotivasi remaja putri untuk melakukan diet dan memperhatikan

penampilan adalah karena adanya ketertarikan terhadap lawan jenis.

B. Tujuan penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan sosial

dengan kepercayaan diri remaja putri yang overweight?

C. Manfaat penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberi

sumbangan bagi berkembangnya psikologi terutama dalam bidang

psikologi perkembangan, psikologi kesehatan, psikologi remaja,

psikologi sosial dan psikologi kepribadian.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah

pengetahuan tentang kesehatan bagi remaja putri yang overweight

serta pengetahuan yang berkaitan dengan kepercayaan diri dan

dukungan sosial.

9

Page 23: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Kepercayaan Diri Remaja Putri Overweight

1. Pengertian Kepercayaan Diri Remaja Putri Overweight

a. Pengertian Kepercayaan Diri

Coleman (dalam Martani, 1991,h.18) mengatakan bahwa

melalui evaluasi diri seseorang dapat memahami diri sendiri dan

akan tahu siapa dirinya yang kemudian berkembang menjadi

kepercayaan diri. Kepercayaan diri sangat diperlukan dalam proses

sosialisasi dan merupakan perkembangan dari identitas diri. Oleh

karena itu kepercayaan diri sangat menunjang usaha seorang

remaja untuk menjawab siapa dirinya. Hurlock (1992,h.214)

mengatakan bahwa remaja yang memiliki kepercayaan diri

bersikap tenang dan seimbang dalam situasi sosial.

Kepercayaan diri menurut Branden (dikutip Walgito,

1993,h.7) adalah kepercayaan seseorang pada kemampuan yang

ada dalam dirinya. Kepercayaan diri merupakan modal utama bagi

individu untuk mengaktualisasikan dirinya (Burn, 1993,h.199).

Kartono (1992,h.51) menuangkan gagasan kepercayaan diri

sebagai ciri-ciri hidup sehat yaitu mampu menanggulangi dan

berusaha mengatasi masalah dalam diri, disertai dengan keberanian

dan kemauan besar untuk mengatasi ujian hidup dan mengambil

pelajaran dari semua pengalaman untuk pendewasaan diri. Dengan

10

Page 24: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

bertambahnya kepercayaan diri, semakin besar pula tuntutan untuk

bertanggung jawab penuh.

Lebih lanjut Loekmono (dikutip Puspitasari, 1999,h.10)

mengemukakan bahwa kepercayaan diri merupakan milik pribadi

yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan

individu, untuk menentukan apakah individu tersebut dapat hidup

sehat dan bahagia. Individu yang tidak memiliki kepercayaan diri

biasanya melakukan kompensasi sebagai usaha untuk memperoleh

keseimbangan dalam dirinya. Secara formal dapat digambarkan

bahwa rasa percaya diri merupakan gabungan dari pandangan

positif terhadap diri sendiri, harga diri dan rasa aman.

Lebih lanjut Lauster (dikutip Puspitasari, 1999,h.11)

menyatakan bahwa kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau

perasaan yakin atas kemampuan sendiri, sehingga individu dapat

bebas memilih hal-hal yang disukainya, tidak terlalu cemas dalam

melakukan tindakan-tindakannya dan bertanggung jawab atas

perbuatannya. Rubin (dalam Puspitasari, 1999,h.12)

mengungkapkan bahwa kepercayaan diri memberikan kekuatan

dalam menentukan langkah dan merupakan faktor utama dalam

mengatasi masalah. Tanpa kepercayaan diri individu tidak

mungkin dapat mengambil keputusan, melainkan akan merasa ragu

dengan apa yang dikerjakannya. Apabila individu tidak punya

kepercayaan diri berarti dia akan kehilangan langkah untuk

memperkuat harga diri dan meningkatkan kepercayaan diri.

11

Page 25: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

Neill (dalam Ubaydillah, 2006,h.1)menyatakan bahwa

kepercayaan diri adalah sejauh mana individu punya keyakinan

terhadap penilaian atas kemampuan individu itu sendiri dan sejauh

mana individu dapat merasakan bahwa dirinya pantas untuk

berhasil.

Hal ini sesuai dengan pendapat Hooper (2004,h.179) bahwa

orang yang percaya diri mampu menerima masalah atau keadaan

yang tidak menyenangkan lalu menyelesaikannya. Sedangkan

orang yang tidak percaya diri selalu menyalahkan orang lain atas

kesalahan yang diperbuat dan terlalu bergantung pada orang lain.

Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan dapat

ditarik kesimpulan bahwa definisi kepercayaan diri adalah suatu

sikap dan perasaan yakin terhadap diri dan kemapuannya, mampu

mengatasi masalahnya dan bertanggung jawab atas perbuatannya.

b. Perkembangan pada Masa Remaja

Menurut Monk (1999,h.262) perkembangan dalam masa

remaja secara global berlangsung antara umur 12 sampai 21 tahun.

Masa remaja dibagi menjadi tiga bagian yaitu; 12-15 tahun untuk

remaja awal,umur 15-18 tahun individu digolongkan remaja

pertengahan, umur 18-21 tahun memasuki tahap remaja akhir. Ada

empat perubahan tubuh yang paling menonjol pada perempuan

yaitu pertambahan tingi yang cepat, menarche, pertumbuhan buah

dada, pertumbuhan rambut kemaluan (Santrock, 2002,h.8).

Al-Mighwar (2006,h.68-73) menyatakan bahwa remaja

yang berumur 12-18 tahun merupakan masa kritis, memiliki emosi

12

Page 26: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

yang masih tidak stabil, bimbang akan statusnya dalam masyarakat

termasuk kekhawatiran terhadap bentuk tubuh. Sedangkan pada

remaja yang berusia 19-21 tahun aspek fisik dan emosinya mulai

stabil, sehingga perasaan lebih tenang, lebih realistis artinya remaja

pada usia ini menilai dirinya apa adanya, sehingga timbul perasaan

positif terhadap dirinya

Monk (1998,h.268) mengungkapkan bahwa pada masa

puber perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya.

Terdapat empat perubahan tubuh yang paling menonjol pada

remaja putri antara lain pertambahan tinggi badan yang cepat,

menarche, pertumbuhan buah dada, pertumbuhan rambut

kemaluan. Perubahan fisik ini membuat remaja sibuk dengan

tubuhnya dan mengembangkan citra individual mengenai

gambaran tubuh remaja (Santrock, 2002,h.8).

Monk (1982,h.63)menambahkan bahwa minat pribadi dan

sosial merupakan kelompok minat yang paling kuat dimiliki oleh

banyak remaja awal. Minat pribadi timbul karena remaja

menyadari bahwa penerimaan sosial (terutama peer group-nya)

sangat dipengaruhi oleh kesan keseluruhan yang dinampakkan

remaja kepada lingkungannya. Hal-hal yang bersifat pribadi baik

bentuk tubuh, pakaian, dan hal lainnya sangat diminati karena erat

kaitanya dengan keberhasilan dalam pergaulan.

Menurut Monk (1999,h.268) penyimpangan dari bentuk

badan menimbulkan kegusaran batin yang cukup mendalam karena

pada masa ini perhatian terhadap penampilan diri sangat besar.

13

Page 27: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

Pada remaja putri, penampilan sangat penting untuk menunjang

kepercayaan diri karena pada masa ini remaja mengalami

ketertarikan fisik dengan lawan jenis dan adanya pengaruh

popularitas pada remaja yang memiliki penampilan menarik

(Monk, 1982,h.33).

Perasaan gembira yang didapat remaja akibat penghargaan

terhadap diri, penting dalam menumbuhkan rasa percaya diri

remaja (Mappiare, 1982,h.60). sedangkan seseorang yang

mengalami ketidak puasan pada bentuk tubuh akan mempunyai

rasa kurang percaya diri (Brehm dalam Asri, 2004,h.289). Pada

perkembangannya sampai remaja memasuki tahap akhir remaja,

kepribadian remaja dipengaruhi oleh faktor internal , terutama citra

diri dan kepercayaan diri, dan faktor eksternal terutama lingkungan

sosial (Al-Mighwar, 2006,h.137).

c. Pengertian dan pengukuran overweight

Overweight adalah kelebihan berat badan dibandingkan

dengan berat badan ideal yang dapat disebabkan oleh penimbunan

jaringan lemak atau jaringan non-lemak (Rahmawati, 2006,h.9).

Lebih lanjut Roche (dalam Asri, 2004,h.291) mendefinisikan

overweight atau kelebihan berat badan adalah suatu keadaan yang

merujuk pada berat badan seseorang yang melebihi berat badan

normal.

Sedangkan Wiwid (dalam www.pikiran-rakyat.com)

mendefinisikan obesitas atau kegemukan sebagai penumpukan

jaringan lemak tubuh yang abnormal, dengan batasan berat badan

14

Page 28: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

di atas 20% dari berat badan normal, sedangkan overweight hanya

10% di atas berat badan normal. Banyak cara yang dapat dipakai

dalam melakukan pengukuran berat badan ideal, kelebihan berat

badan (overweight), dan kegemukan (obesitas).

Dalam perkembangannya overweight dapat diketahui

dengan menggunakan BMI (Body Mass Index) dan pengukuran

berat badan ideal. BMI adalah rasio antara tinggi badan dan berat

badan yang kurang lebih memberi gambaran akurat tentang

proporsi lemak terhadap otot dan tubuh.

Cara pengukuran BMI dengan membagi berat badan (dalam

kg) dengan kuadrat tinggi badan (dalam m). Individu dengan hasil

BMI dibawah 18,5 dikatakan underweight, BMI 18,5-24,9

dikatakan memiliki berat badan normal, BMI 25-29,9 diakatakan

mengalami kelebihan berat badan (overweight) dan bmi 30 atau

lebih dikatakan mengalami obesitas. Sedangkan berat badan ideal

diukur dengan menggunakan cara, mengurangi tinggi badan

(dalam cm) dengan 100, kemudian hasilnya dikurangi 10%-nya.

Individu dikatakan kelebihan berat badan jika hasilnya 10% diatas

berat ideal dan dikatakan obesitas bila 20% diatas berat ideal

(dalam the weight book, 2002,h.7).

Wirakusumah (dalam Puspitasari, 1999,h.18-19)

mengungkapkan standar pengukuran berat badan yang lebih praktis

dan banyak digunakan orang awam yaitu Baku Harvard. Berat

ideal remaja pria dan remaja wanita menurut Baku Harvard

ditampilkan pada tabel 1.

15

Page 29: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

Cara pengukuran Baku Harvard sudah begitu dikenal oleh

masyarakat karena pengukuran ini paling mudah digunakan dan

dimengerti. Kriteria yang digunakan dalam standar pengukuran

Baku Harvard untuk menentukan overweight dan obesitas adalah

kelebihan berat badan sebanyak 10% dari berat badan ideal

termasuk golongan kelebihan berat badan (overweight) dan

golongna kelebihan berat badan sebanyak 20% dari berat badan

ideal termasuk golongan kegemukan (obesitas).

Dalam penentuan berat badan ideal peneliti hanya

mencocokan dengan ketentuan pada tabel 1.

16

Page 30: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

Tabel 1 Berat badan ideal berdasarkan tinggi badan menurut Baku

Harvard

Tinggi badan (cm)

Berat ideal remaja pria (Kg)

Berat ideal remaja wanita (Kg)

140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171

44,2 44,6 45,1 45,5 46,2 46,8 47,2 47,6 48,2 48,6 49,1 49,5 50,0 50,4 50,9 51,5 52,1 52,7 53,4 53,9 54,5 55,0 55,5 56,1 56,6 57,2 57,6 58,1 58,7 59,3 59,5 60,6

40,1 40,9 41,3 41,8 42,3 42,8 43,2 43,7 44,3 44,8 45,4 45,9 46,4 46,8 47,3 47,8 48,3 48,9 49,4 50,0 50,6 51,2 51,8 52,5 53,0 53,0 54,1 54,6 55,3 55,9 56,3 56,9

Sumber : Cara Aman dan Efektif Menurunkan Berat Badan,

1994( dalamPuspitasari, 1999,h.19)

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat

disimpulkan bahwa remaja putri overweight yang memiliki

kepercayaan diri adalah remaja putri yang berusia 12-18 tahun

17

Page 31: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

yang meskipun memiliki kelebihan berat badan sebanyak 10% dari

berat badan ideal namun memiliki suatu sikap dan perasaan yakin

terhadap diri dan kemapuannya, mampu mengatasi masalahnya

dan bertanggung jawab atas perbuatannya.

2. Karakteristik Kepercayaan Diri

Menurut teori Rogers (dalam Schultz, 1991,h.50-54)

karakteristik individu yang percaya diri menunjuk pada beberapa

aspek dari kehidupan individu yang merasa memiliki kompetensi,

yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa karena didukung oleh

pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan realistik

terhadap diri sendiri. Loekmono (1983,h.46) menambahkan bahwa

kepercayan diri mempunyai sifat sportif, yang artinya berani

menerima kekalahan dan kekurangannya. Individu yang memiliki

kepercayaan diri adalah individu yang berani menghadapi resiko

dan bertanggung jawab atas kemungkinan mengalami kegagalan

dari tindakan yang telah dilakukan (Sobur dalam Puspitasari,

1999,h.13).

Lebih lanjut, seorang remaja yang memiliki kepercayaan

diri akan memiliki ciri-ciri seperti dikemukakan oleh Guilford dan

Lauster (dalam Afiatin dan Martaniah, 1998,h.67) sebagai berikut:

a. Merasa adekuat terhadap tindakan yang dilakukan

Hal ini didasarkan oleh adanya keyakinan terhadap kekuatan,

kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki. Orang yang

percaya diri merasa optimis, cukup ambisius, tidak selalu

18

Page 32: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

memerlukan bantuan orang lain, sanggup bekerja keras,

mampu menghadapi tugas dengan baik dan bekerja secara

efektif serta bertanggungjawab atas keputusan yang

diperbuatnya.

b. Merasa diterima oleh kelompoknya

Hal ini didasari oleh adanya keyakinan terhadap

kemampuannya dalam hubungan sosial. Orang yang percaya

diri merasa bahwa kelompoknya atau orang lain

menyukainya, aktif menghadapi keadaan lingkunag, berani

mengemukakan kehendak dan ide-idenya secara

bertanggungjawab dan tidak mementingkan diri sendiri.

c. Percaya sekali terhadap dirinya serta memiliki ketenangan

sikap

Hal ini didasari oleh adanya keyakinan terhadap kekuatan dan

kemampuannya. Orang yang percaya diri akan bersikap

tenang, tidak mudah gugup, cukup toleran terhadap berbagai

macam situasi.

Rini(dalam www.e-psikologi.com, 2002,h.2-3)

mengemukakan beberapa perbedaan karakteristik orang yang

percaya diri dengan orang yang kurang percaya diri. Karakteristik

individu yang mempunyai rasa percaya diri yang proporsional,

diantaranya adalah:

a. Percaya akan kompetensi atau kemampuan dirinya.

b. Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi

diterima oleh orang lain atau kelompok.

19

Page 33: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

c. Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain,

berani menjadi diri sendiri.

d. Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya

stabil).

e. Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan

atau kegagalan, tergantung dari usaha sendiri dan tidak mudah

menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung pada

orang lain).

f. Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri,

orang lain dan situasi di luar dirinya.

g. Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga

ketika harapan itu tidak terwujud, individu tetap mampu

melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.

Sedangkan karakteristik individu yang kurang percaya diri,

diantaranya adalah:

a. Berusaha menunjukkan sikap konformis, semata-mata demi

mendapat pengakuan dan penerimaan kelompok.

b. Menyimpan rasa takut dan khawatir terhadap penolakan.

c. Sulit menerima realita diri (terlebih menerima kekuranga

diri)dan memandang rendah kemampuan diri, namun di lain

pihak memasang harapan yang tidak realistik terhadap diri

sendiri.

d. Pesimis, mudah menilai segala sesuatu dari sisi negatif.

e. Takut gagal, sehingga menghindari segala resiko dan tidak

berani memasang target untuk berhasil.

20

Page 34: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

f. Cenderung menolak pujian yang ditujukan secara tulus (karena

undervalue diri sendiri).

g. Selalu menempatkan atau memposisikan diri sebagai yang

terakhir, karena menilai dirinya tidak mampu.

h. Mempunyai external locus of control (mudah menyerah pada

nasib, sangat tergantung pada keadaan dan pengakuan atau

penerimaan serta bantuan orang lain).

Lindenfield (dalam Soeharnanto, 2002, h.18) berpendapat

bahwa orang yang percaya diri memiliki empat ciri, yaitu:

a. Cinta diri

Orang yang percaya diri mencintai diri sendiri, tercermin

dalam gaya hidup dan perilaku yang memelihara diri sendiri.

Rini (dalam www.e-psikologi.com, 2002,h.5) cinta diri berarti

menyadari dan menghargai sekecil apapun keberhasilan dan

potensi yang individu miliki.

b. Pemahaman diri

Orang yang percaya diri tidak hanya merenungi, memikirkan

perasaan dan perilaku diri sendiri, tetapi juga berusaha

mengetahui pendapat orang lain mengenai dirinya. Menurut

Rini (dalam www.e-psikologi.com, 2002,h.5) pemahaman

diri dapat ditunjukkan dengan belajar menilai diri secara

obyektif dan jujur, tanpa tergantung dengan bantuan oarng

lain.

c. Tujuan hidup yang jelas

21

Page 35: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

Orang yang percaya diri selalu tahu tujuan hidupnya. Hal ini

dikarenakan orang percaya diri memiliki pikiran yang jelas

mengapa melakukan tindakan tertentu dan tahu hasil apa yang

diharapkan.

d. Berpikir positif

Orang yang percaya diri biasanya menyenangkan karena bisa

melihat kehidupan dari sisi yang cerah, mengharap dan

mencari pengalaman serta memperoleh hasil yang bagus.

Selanjutnya ciri-ciri remaja yang percaya diri menurut Lie

(dalam Patriani, 2006,h.17) antara lain:

a. Yakin kepada diri sendiri.

b. Tidak tergantung dengan orang lain.

c. Tidak ragu-ragu.

d. Merasa dirinya berharga.

e. Tidak menyombongkan diri.

f. Memiliki keberanian untuk bertindak.

Hal ini senada dengan pendapat Anthony (dikutip Cicilia,

2006,h.14) bahwa remaja yang memiliki kepercayaan diri meliputi:

a. Bertanggung jawab berarti mau menerima dan menanggung

resiko dari perbuatannya.

b. Rasa aman bearti tidak memiliki ketakutan dan kecemasan yag

dapat menghambat kepercayaan dirinya.

c. Harga diri berarti mampu menyadari segala kekurangan dan

kelebihan sehingga tidak memiliki perasaan rendah diri.

22

Page 36: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

d. Mandiri berarti hidup tidak tergantung pada orang lain dan

selalu dapat mengembangkan atau mengerjakan sesuatu tanpa

menunggu orang lain.

e. Optimis berarti menyadari kemampuan yang dimiliki dan

berusaha untuk memperoleh yang terbaik dalam

kehidupannya.

f. Tidak mudah putus asa berarti memiliki mental yang kuat

untuk dapat menghadapi hal-hal yang terburuk dan berani

mencoba lagi setelah menghadapi kegagalan.

g. Memiliki komunikasi yang positif dengan orang lain, dengan

cara memberikan perhatian kepada orang lain.

Berdasarkan penjabaran dari beberapa pendapat di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri kepercayaan diri adalah

optimis, mandiri, sportif, tidak takut serta mudah menyesuaikan

diri. Ciri-ciri kepercayaan diri ini akan dijadikan dasar dalam

pembentukan alat ukur berupa skala kepercayaan diri.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri

Ada banyak faktor yang membentuk atau menghambat

perkembangan rasa percaya diri individu. Unsur-unsur tersebut ada

yang berasal dari dalam pribadi individu sendiri, tetapi ada pula

yang berasal dari luar diri individu.

Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu, antara

lain:

23

Page 37: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

a. Kondisi fisik

Menurut Suryabrata (dalam Puspitasari, 1999,h.121) kondisi

fisik individu akan berpengaruh terhadap kepercayaan dirinya.

Individu yang mempunyai fisik kurang sempurna seperti

kerempeng, terlalu tinggi, kegemukan atau cacat fisik, akan

menimbulkan perasaan tidak berharga terhadap keadaan

fisiknya karena individu tersebut merasa ada sesuatu yang

kurang pada dirinya dibandingkan dengan orang lain. Lebih

lanjut Brehm (dalam Asri, 2004,h.289) menyatakan bahwa

seseorang yang mengalami ketidak puasan pada bentuk tubuh

akan mempunyai rasa kurang percaya diri.

b. usia

Kepercayaan terbentuk dan berkembang sejalan dengan

berjalannya waktu. Pada masa remaja kepercayaan diri begitu

rapuh, karena pada masa itu suatu penolakan atau kegagalan

akan dirasakan sebagai sesuatu yang sangat menyakitkan.

Karena perubahan fisik pada masa puber dan adanya kritik dari

teman-teman dan orang tua, tidak sedikit anak laki-laki

maupun perempuan yang mengalami perasaan kurang percaya

diri (Al-Mighwar, 2006,h.33). Menurut Hambly (1992,h.77)

kepercayaan diri terbentuk dan berkembang sejalan dengan

berjalannya waktu. Semakin dewasa individu akan terbiasa

dengan penolakan dan kegagalan, kemudian belajar menerima

kegagalan sebagai suatu resiko dari sebuah usaha.

24

Page 38: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

c. Jenis kelamin

Perubahan yang terjadi pada masa remaja baik dalam

perubahan fisik dan psikologis biasanya lebih berpengaruh

pada remaja putri karena remaja putri lebih cepat matang

daripada remaja putra. More (Hurlock, 1992,h.195)

mengatakan, walaupun pengaruh perubahan fisik sama kuat

atau bahkan lebih kuat pada remaja putra namun ia

mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk

menyesuaikan diri daripada remaja putri. WAnita lebih

memperhatikan fisiknya daripada pria, sehingga banyak

wanita menagalami kurang percaya diri terhadap fisiknya

(Wilson dan Wilson dalam Pudjijogyanti, 1988,h.24).

d. Harga diri

Harga diri merupakan fondasi untuk dapat percaya diri

(Murdoko, 2004,h.6). Ubaydillah (2006,h.1) mengatakan

harga diri atau self-esteem adalah sejauhmana individu

mempunyai perasan positif terhadap dirinya, memiliki

perasaan bahwa dirinya bernilai dan berharga, meyakini

sesuatu yang bernilai, bermartabat dan berharga dalam diri

individu tersebut. Perasaan gembira yang didapat remaja

akibat penghargaan terhadap diri, penting dalam

menumbuhkan rasa percaya diri remaja (Mappiare, 1982,h.60).

Faktor-faktor yang berasal dari luar diri individu antara lain

sebagai kerikut:

25

Page 39: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

a. Tingkat pendidikan

Monk (1992,h.271) mengatakan bahwa tingkat pendidikan

mempunyai pengaruh dalam menentukan kepercayaan diri.

Semakin tinggi pendidikan individu, semakin banyak yang

telah dipelajarinya dan hal ini berarti semakin individu

mengenal kekurangan dan kelebihannya sehingga dapat

menentukan standar keberhasilannya sendiri. Individu yang

demikian ini mempunyai kepercayaan diri dalam menangani

sesuatu tanpa perasaan takut dan khawatir mengalami

kegagalan.

b. Dukungan sosial

Nowinski (dalam Retnowati, 2005,h.77) mengatakan

dukungan sosial sangat berguna dalam usaha meningkatkan

harga diri serta membangkitkan rasa percaya diri dan

memberikan keyakinan pada diri seseorang. Sari (dalam

Puspitasari, 1999, h.16) mengemukakan bahwa dukungan dari

lingkungan sekitar, seperti keluarga, sekolah, masyarakat dan

teman sebaya merupakan faktor yang menentukan dalam

terwujudnya kepercayaan diri. Semakin tinggi dukungan yang

diberikan dari lingkungan sosialnya, maka semakin tinggi

kepercayaan dirinya.

c. Kesuksesan dalam mencapai tujuan

Daradjat (dikutip Puspitasari, 1999,h.17) menyatakan bahwa

kesuksesan yang dicapai seseorang akan memberikan

kegembiraan dan hal ini dapat menumbuhkan kepercayaan

26

Page 40: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

diri. Dengan semakin banyak kesuksesan yang diperolehnya,

maka orang akan memiliki kepercayaan pada dirinya daripada

orang yang sering mengalami kegagalan.

Menurut Mangunhardjana (dikutip oleh Patriani, 2006,h.22)

faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri adalah:

a. Faktor fisik

Seseorang akan lebih percaya diri bila memiliki fisik yang

sempurna.

b. Faktor mental

Seseorang akan lebih percaya diri bila memiliki kemampuan

atau keahlian yang diakui tinggi.

c. Faktor sosial

Seseorang akan lebih percaya diri bila mampu berinteraksi

dan memiliki hubungan yang baik dengan orang lain atu

lingkungan sekitarnya.

Ada beberapa proses yang perlu dilalui untuk membentuk

kepercayaan diri (Murdoko, 2004,h.124), yaitu:

a. Self Knowledge

Suatu proses ketika individu mempunyai pengetahuan akan

dirinya sendiri . Mempunyai orientasi yang jelas terhadap

dirinya dan mengenal dirinya sendiri tanpa syarat tertentu .

Pengetahuan terhadap diri sendiri ini tidak hanya meliputi

pengetahuan tentang fisik , melainkan juga pengetahuan

tentang seluruh aspek dari diri sendiri .

27

Page 41: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

b. Self Acceptance

Suatu proses ketika individu sudah mulai sadar akan dirinya

sendiri. Kesadaran ini akan mendasari seseorang untuk

mampu menerima dirinya sendiri tanpa ragu2.penerimaan

terhadap diri sendiri akan berjalan dengan baik, ketika

individu berani membuka dirinya sendiri terhadap setiap

aspek yang dimilikinya.

c. Self Esteem

Suatu kondisi ketika individu meresa bahwa dirinya berharga.

Individu merasa bahwa dirinya mempunyai kebanggaan atas

dirinya sendiri. Kondisi ini akan menumbuhkan kepercayaan

diri pada individu yang bersangkutan karena ada dorongan

untuk mengakui dirinya sendiri.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi kepercayaan diri bersumber dari dalam dan

luar individu. Faktor dari dalam diri individu antara lain kondisi

fisik, usia, jenis kelamin dan harga diri. Sedangkan faktor yang

berasal dari luar individu antara lain tingkat pendidikan, dukungan

sosial dan kesuksesan dalam mencapai tujuan.

B. Dukungan Sosial

1. Pengertian Dukungan Sosial

Chaplin (1999,h.495) dalam kamus besar psikologi

menyatakan bahwa dukungan sosial memberikan dorongan,

pengobaran semangat dan nasehat kepada orang lain dalam satu

28

Page 42: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

situasi. Sarafino (dalam Clercq, 1994,h.113) mendeskripsikan

dukungan sosial sebagai suatu kesenangan, perhatian,

penghargaan, atau bantuan yang dirasakan dari orang lain atau

kelompok. Rook (dalam Smet, 1993,h.126) menganggap dukungan

sosial sebagai satu diantara fungsi pertalian atau ikatan sosial.

Lebih lanjut Gottlieb (dalam Smet, 1993,h.127) menyatakan bahwa

dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal dan atau

non-verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan oleh

keakraban sosial atau didapat karena kehadiran mereka dan

mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak

penerima. Dalam hal ini orang yang memperoleh dukungan sosial,

secara eosional merasa lega karena diperhatikan, medapat saran

atau kesan yang menyenangkan pada dirinya.

Pendapat senada dikemukakan juga oleh Sarason yang

mengatakan bahwa dukungan sosial adalah keberadaan, kesediaan,

kepedulian dari orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai

dan menyayangi kita. Cobb mendefinisikan dukungan sosial

sebagai adanya kenyamanan, perhatian, penghargaan atau

menolong orang dengan sikap menerima kondisinya. Dukungan

sosial tersebut diperoleh dari individu maupun kelompok

(Kuntjoro, 2002).

Effendi (dalam ANIMA, 1999,h.218) mengungkapkan

bahwa dukungan sosial berperan penting dalam memelihara

keadaan psikologis individu yang mengalami tekanan. Melalui

dukungan sosial kesejahteraan psikologis akan meningkat karena

29

Page 43: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

ada perhatian dan pengertian dan akan menimbulkan perasaan

memiliki, meningkatkan harga diri serta memiliki perasaan positif

mengenai diri. Pernyataan ini didukung pula oleh Nowinski (dalam

Retnowati, 2005,h.77) yang mengemukakan bahwa dukungan

sosial sangat berguna dalam usaha meningkatkan harga diri serta

membangkitkan rasa percaya diri dan memberikan keyakinan pada

diri seseorang. Orang yang memperoleh dukungan sosial yang

tinggi mengalami hal-hal yang positif dalam kehidupannya.

Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa dukungan sosial adalah informasi verbal atau non-verbal,

saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh

orang-orang yang berhubungan dengan individu tersebut di dalam

lingkungan sosialnya atau berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat

memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah

laku penerimanya. Dalam hal ini individu yang merasa

memperoleh dukungan sosial, secara emosional merasa lega karena

diperhatikan,mendapat saran atau kesan yang menyenangkan pada

dirinya.

2. Jenis-jenis Dukungan Sosial

Effendi (dalam ANIMA, 1999,h.218) mengungkapkan

bahwa dukungan sosial dapat berasal dari tempat kerja, keluarga,

pasangan hidup, temn-teman dan lingkungan sekitar. Lebih lanjut

taylor (dalam Wandansari, 2004,h.35) menyatakan bahwa

dukungan sosial dapat berupa dukungan instrumental,

30

Page 44: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

informasional, penghargaan dan emosional yang diberkan pada

individu dengan tujuan membantu individu mengahadapi sumber

stres spesifik. House (dalam Smet, 1993,h.128) membedakan

empat jenis atau dimensi dukungan sosial, yaitu terdiri dari:

a. Dukungan emosional

Dukungan yang mencakup ungkapan empati, kepedulian dan

perhatian terhadap orang yang bersangkutan. Dukungan ini

dapat memberikan rasa aman, nyaman, perasaan dimiliki dan

dicintai dalam situasi-situasi stress yang dirasakan individu.

b. Dukungan penghargaan

Dukungan yang terjadi melalui ungkapan penghargaan positif

kepada orang lain, dorongan maju atau persetujuan dengan

pendapat dan perasaan individu, serta adanya pembandingan

positif dari individu tersebut dengan orang lain. Dukungan ini

dapat memberi perasaan berharga dan dapat meningkatkan

harga diri individu.

c. Dukungan instrumental

Dukungan ini mencakup bantuan langsung seperti bantuan

uang atau materi lainnya.

d. Dukungan informatif

Dukungan yang terdiri dari pemberian nasihat, arahan, saran

atau umpan balik tentang bagaimana memecahkan persoalan.

Collins,dkk (dalam Marliyah, 2004,h.64) mengatakan

bahwa dukungan sosial dapat berupa:

31

Page 45: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

a. Emotional support : yaitu ekspresi perhatian, simpati dan

penghargaan

b. Instrumental support : yaitu pemberian bantuan atau materi

yang nyata dalam menyelesaikan tugas-tugas.

c. Informational support : yaitu pemberian saran dan bimbingan.

Cutrona dan Orford (dalam Shinta, 1995,h.36) merangkum

menjadi lima dimensi fungsi dasar dukungan sosial, yaitu sebagai

berikut:

a. Dukungan materi: disebut juga bantuan nyata atau dukungan

alat.

b. Dukungan emosi: dukungan ini berhubungan dengan hal yang

bersifat emosional atau menjaga keadaan emosi, afeksi dan

ekspresi.

c. Dukungan penghargaan: dukungan ini terjadi bila ada ekspresi

penilaian yang positif terhadap individu.

d. Dukungan informasi

e. Integritas sosial: perasaan individu sebagai bagian dari suatu

kelompok yang memiliki minat dan pemikiran yang sama.

Hall dan Wellman (dalam Martaniah, 1998,h.73)

mengatakan bahwa dukungan sosial akan efektif bila:

a. frekuensinya cukup

b. pemberian dukungan memegang peranan yang sangat penting

dalam proses dukungan sosial

c. peran dukungan sosial akan efektif bila individu-individu yang

terlibat memiliki kehangatan hubungan yang tinggi

32

Page 46: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

d. bila individu-individu yang terlibat menjalin hubungan timbal

balik

e. bila hal-hal yang telah disebutkan di atas berlangsung dalam

periode waktu cukup lama

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis

dukungan sosial berupa dukungan emosional yaitu dengan

perhatian dan kasih sayang sehingga menumbuhkan perasaan aman

dan nyaman. Kemudian dukungan penghargaan berupa ungkapan

penghargaan positif dari orang lain yang berhubungan dengan

individu di lingkungan sosialnya sehingga menumbuhkan perasaan

berharga pada diri individu. Dukungan instrumental dapat berupa

materi atau uang, sedangkan dukungan informatif berupa

pemberian saran atau umpan balik terhadap masalah yang dihadapi

individu. Dukungan-dukungan ini akan menjadi efektif bila ada

timbal balik dan hubungan yang baik dari masing-masing individu,

prosesnya berlangsung lama dan berkesinambungan.

C. Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Kepercayaan Diri pada

Remaja Putri Overweight

Sarwono (1994,h.51) mengatakan masa remaja adalah masa

peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan hanya dalam arti psikologis

tetapi juga fisik. Bahkan perubahan-perubahan fisik yang terjadi inilah

yang merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Menurut

Wilson dan Wilson (dikutip Pudjijogyanti, 1988,h.24) remaja putri lebih

memperhatikan penampilan dan keadaan fisiknya daripada remaja putra.

33

Page 47: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

Hal ini disebabkan penampilan bagi remaja putri dianggap penting

karena dapat menentukan seberapa banyak dukungan sosial yang

diterima, kuatnya pengaruh lingkungan teman sebaya serta adanya

ketertarikan terhadap lawan jenis dan keinginan untuk menonjol diantara

teman-temannya. Penampilan diri akan menjadi penunjang yang utama

dari kepercayaan diri dalam pergaulannya dengan teman sebaya.

Lebih lanjut Al-Mighwar (2006,h.68-73) menyatakan bahwa

remaja yang berumur 12-18 tahun merupakan masa kritis, memiliki

emosi yang masih tidak stabil, bimbang akan statusnya dalam

masyarakat termasuk kekhawatiran terhadap bentuk tubuh. Sedangkan

pada remaja yang berusia 19-21 tahun aspek fisik dan emosinya mulai

stabil, sehingga perasaan lebih tenang, lebih realistis artinya remaja pada

usia ini menilai dirinya apa adanya, sehingga timbul perasaan positif

terhadap dirinya. Oleh sebab itu penelitian lebih ditujukan pada remaja

yang berusia 12-18 tahun karena pada masa ini masa remaja merupakan

masa pergolakan perubahan baik fisik maupun psikologis, termasuk

pengaruhnya terhadap kepercayaan diri.

Loekmono (dalam Puspitasari, 1999,h.10) menyatakan secara

formal dapat digambarkan bahwa rasa percaya diri merupakan

gabungan dari pandangan positif terhadap diri sendiri, harga diri dan

rasa aman. Rasa percaya diri tidak terbentuk dengan sendirinya.

Keseluruhan kepribadian remaja dan hubungan dengan orang-orang

yang dianggapnya penting, lingkungannya dan kehidupannya sehari-

hari, semuanya itu mempengaruhi pertumbuhan percaya diri remaja.

34

Page 48: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

Hurlock (1992,h.212) mengungkapkan bahwa dalam kebudayaan

kita, gemuk dianggap kurang menarik. Adanya kesadaran akan reaksi

sosial terhadap berbagai bentuk tubuh, menyebabkan remaja prihatin

akan pertumbuhan tubuhnya yang tidak sesuai dengan standar budaya

yang berlaku. Remaja yang tidak memiliki pemapilan diri seperti yang

diharapkan akan memberi perasaan tidak puas dan penilaian yang

negatif pada dirinya. Hal ini dapat menurunkan harga dirinya yang

berakibat kurangnya penghargaan terhadap dirinya dan jelas dapat

membuat remaja, khususnya remaja putri menjadi kurang percaya diri.

Menurut Nowinski (dikutip Retnowati, 2005,h.77) dukungan

sosial sangat berguna dalam usaha membangkitkan kepercayaan diri dan

memberikan keyakinan pada diri seseorang. Branden (dalam Martaniah,

1998,h.72) mengatakan bahwa penigkatan harga diri pada individu

menyebabkan individu dapat menghargai dirinya atau memiliki harga

diri positif sehingga ia akan mempunyai kepercayaan diri yang positif

pula. Martaniah ( 1998,h.73) menyatakan bahwa dari hasil penelitian

didapat bahwa peran kelompok teman sebaya dalam peningkatan

kepercayan diri sangat besar. Surya (2003,h.47) menambahkan bahwa

kepercayaan diri tumbuh dari poses interaksi yang sehat di lingkungan

sosial individu dan berlangsung secara continu dan berkesinambungan.

Dengan adanya dukungan baik berupa saran, perhatian dan

perasaan diterima diharapkan remaja putri yang overweight tidak terlalu

fokus dengan keadaan fisiknya dan terlalu berobsesi untuk memiliki

bentuk badan ideal yang tidak realistik. Remaja putri yang overweight

diharapkan dapat menemukan sisi lain kelebihan dari dirinya, dan dapat

35

Page 49: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

berkompromi dengan keadaan tubuhnya serta mengembangkan

kelebihan yang dia miliki sehingga remaja putri ini memiliki

kepercayaan diri untuk tampil, berkompromi dengan dirinya, dapat

bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, melakukan hal-hal yang remaja

putri inginkan dan dapat bertanggung jawab terhadap keputusan yang

remaja putri ambil. Gradner (dalam Asri, 2004,h.289) mengatakan

bahwa sebenarnya tampilan tidak hanya ditunjang oleh wajah dan

bentuk tubuh akan tetapi dipengaruhi oleh seberapa besar individu

tersebut dalam mengolah dan menampakkan potensi yang ada dalam

dirinya untuk membina hubungan interpersonal yang lebih jauh lagi.

Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan

sosial yang diberikan untuk remaja putri overweight dapat membantu

meningkatkan kepercayaan dirinya, membantu remaja putri yang

overweight menerima keadaan fisik mereka dan membangun rasa

percaya diri dengan meningkatkan kelebihan yang individu miliki.

D. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan di atas maka

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada korelasi positif

antara dukungan sosial dengan kepercayaan diri pada remaja putri

overweight . Hal ini berarti, semakin tinggi dukungan sosial yang

diperoleh maka semakin tinggi kepercayaan diri remaja putri

overweight. Demikian sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial

terhadap remaja putri overweight maka semakin rendah kepercayaan

dirinya.

36

Page 50: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian dan landasan teori yang telah

dikemukakan sebelumnya, maka variabel-variabel yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah:

1. variabel tergantung: kepercayaan diri remaja putri overweight

2. variabel bebas: dukungan sosial

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Kepercayaan Diri Remaja Putri Overweight

Sikap dan perasaan yakin terhadap diri dan kemapuannya

yang dimiliki remaja putri berusia 12-18 tahun sehingga mampu

mengatasi masalahnya dan bertanggung jawab atas perbuatannya

meskipun remaja putri ini memiliki kelebihan berat badan sebanyak

10% dari berat badan ideal. Kepercayaan diri pada remaja putri

overweight akan diungkap menggunakan skala kepercayaan diri

dengan ciri-ciri optimis, mandiri, sportif, tidak takut serta mudah

menyesuaikan diri.

Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi

kepercayaan diri seseorang. Sebaliknya semakin rendak skor

kepercayaan diri yang diperoleh maka semakin rendah kepercayaan

diri seseorang.

37

Page 51: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

2. Dukungan Sosial

dukungan sosial adalah informasi verbal atau non-verbal,

saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh

orang-orang yang berhubungan dengan individu tersebut di dalam

lingkungan sosialnya atau berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat

memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah

laku penerimanya. Dukungan sosial akan diungkap dengan skala

dukungan sosial yang disusun berdasarkan jenis-jenis dukungan

sosial seperti dukungan emosional, dukungan penghargaan,

dukungan instrumental dan dukungan informatif.

Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin banyak

dukungan sosial yang didapat, demikian pula sebaliknya semakin

rendah skor yang diperoleh menunjukkan semakin sedikit dukungan

sosial yang didapat.

C. Polulasi dan Teknik pengambilan sampel

1. Populasi

Populasi adalah sejumlah individu atau orang yang paling

sedikit memiliki satu sifat yang sama. Dari populasi ini kemudian

diambil contoh atau sampel yang diharapkan dapat mewakili

populasi. Sampel penelitian merupakan bagian dari kelompok

individu yang diteliti dan mencerminkan keadaan populasi secara

keseluruhan (Hadi,2000,h.220).

38

Page 52: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

Populasi penelitian merupakan faktor utama yang harus

ditentukan sebelum melakukan penelitian, dengan tujuan

menghindari kesalahan generalisasi dalam mengambil keputusan.

Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Azwar (2003, h.77)

populasi adalah sekelompok subyek yang hendak dikenai

generalisasi hasil penelitian. Kelompok ini harus memiliki ciri-ciri

atau karakteristik yang membedakan dari kelompok subyek yan lain.

Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Remaja putri berusia 12-18 tahun : perkembangan emosi masih

belum stabil, mulai berkembang minat pribadi dan sosial,

kebutuhan untuk diterima dalam kelompok teman sebaya

tergolong tinggi.

b. Memiliki kelebihan berat badan sebanyak 10% dari berat badan

ideal: tergolong overweight, cara menentukan apakah remaja

tersebut overweight adalah dengan mencocokan tabel yang telah

dibuat oleh peneliti untuk memudahkan penelitian.

c. Tinggal di daerah Tanah Mas: karena dapat menghemat waktu

dan biaya, peneliti sudah mengenal dan mengetahui daerah

pengambilan sampel, remaja putri di daerah Tanah Mas

memenuhi kriteria populasi.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Cara atau teknik yang digunakan untuk mengambil sampel

biasanya disebut sebagai metode sampling. Sebutan untuk suatu

sampel biasanya mengikuti teknik atau jenis sampling yang

digunakan (Hadi,1984,h.222). sampel penelitian merupakan

39

Page 53: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

sejumlah orang dari populasi penelitian yang mengambil bagian

dalam penelitian.

Peneliti mengambil sampel sesuai dengan karakteristik

populasi, yaitu remaja putri yang berusia 12-18 tahun, dan tinggal di

daerah Tanah Mas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara

peneliti singgah di beberapa tempat makan, rental dvd dan buku di

Tanah Mas.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini ditentukan

dengan teknik incidental sampling (Hadi, 1996,h.227). Sampel

diambil secara kebetulan yaitu anggota populasi yang dijumpai oleh

peneliti saat itu asalkan memenuhi karakteristik populasi diambil

menjadi sampel penelitian.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

skala. Metode skala merupakan suatu metode pengumpulan data yang

berbentuk self report yang berisi daftar atau kumpulan pernyataan-

pernyataan yang harus dijawab oleh individu (Azwar,2002,h.85).

Metode skala merupakan teknik pengumpulan data yang

memiliki karakteristik tertentu yang membedakan dari berbagai bentuk

alat pengumpul data yang lain. Metode skala ini digunakan untuk

mengukur variabel pada penelitian ini, yaitu kepercayaan diri remaja

putri overweight dan dukungan sosial.

Menurut Azwar (1999,h.4) karakteristik skala psikologi adalah:

40

Page 54: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

• Stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung

mengungkap atribut yang hendak diukur, melainkan mengungkap

indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan.

• Atribut psikologi diungkap secara tidak langsung tapi melalui

indikator-indikator perilaku yang kemudian diterjemahkan dalam

bentuk item, sehingga skala psikologi selalu berisi banyak item.

• Respon subyek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban yang “benar”

atau “salah”.

Dalam metode skala ini, variable penelitian diklasifikasikan

secara rinci menjadi gejala-gejala dengan komponen-komponen seperti

terdapat dalam rancangan skala (blue print).

Pada penelitian ini menggunakan dua macam skala, yaitu skala

untuk mengungkap kepercayaan diri pada remaja putri overweight dan

skala untuk mengungkap dukungan sosial.

1. Skala Kepercayaan Diri pada Remaja Overweight

Skala kepercayaan diri adalah skala yang digunakan untuk

mengukur tingkat kepercayaan diri pada remaja putri overweight.

Skala yang disusun terdiri dari item-item yang mencerminkan

karakteristik sebagai berikut:

a. Optimis

Memiliki keyakinan akan keberhasilan dan berusaha untuk

memperoleh yang terbaik dalam kehidupannya.

b. Mandiri

41

Page 55: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

Tidak bergantung pada orang lain dan tidak memerlukan orang

lain sebagai standar, karena dapat menentukan standar sendiri

dan mampu mengembangkan dan mengerjakan sesuatu tanpa

menunggu orang lain.

c. Sportif

Berani menerima kekalahan dan kelemahannya serta berani

menerima resiko dan bertanggung jawab atas kemungkinan

mengalami kegagalan dari tindakan yang telah dilakukan.

d. Tidak takut

Memiliki keberanian, mencoba melakukan hal-hal baru dalam

lingkungan dan situasi baru tanpa merasa takut atau cemas akan

keberadaan dirinya.

e. Mudah menyesuaikan diri

Tidak mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan

orang lain dan lingkungan sekitar.

Skala ini menggunakan model summated ratings dari Likert.

Subyek diminta memilih satu alternatif jawaban yang disediakan

pada setiap pernyataan, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak

sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Pernyataan dalam skala

disusun dalam dua macam, yaitu pernyataan favourable dan

unfavourable. Untuk setiap jawaban terhadap butir yang tergolong

favourable, subyek memperoleh skor 4 jika menjawab sangat sesuai

(SS), skor 3 untuk jawaban sesuai (S), skor 2 untuk jawaban tidak

sesuai (TS), dan skor 1 untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS).

Sebaliknya jawaban terhadap butir yang tergolong unfavourable,

42

Page 56: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

subyek memperoleh skor 1 jika menjawab sangat sesuai (SS), skor 2

untuk jawaban sesuai (S), skor 3 untuk jawaban tidak sesuai (TS),

dan skor 4 untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS).

Tabel 2 Blue Print Skala Kepercayaan Diri Remaja Putri

Overweight

karakteristik favourable unfavourable jumlah Optimis 4 4 8 mandiri 4 4 8 Sportif 4 4 8

Tidak takut 4 4 8 Mudah

menyesuaikan diri 4 4 8

jumlah 20 20 40

2. Skala Dukungan Sosial

Skala dukungan sosial adalah skala yang digunakan untuk

mengukur dukungan sosial pada remaja putri overweight. Skala yang

disusun terdiri dari item-item yang mencerminkan jenis-jenis

dukungan sosial, sebagai berikut:

a. Dukungan emosional

Dukungan yang mencakup ungkapan empati, kepedulian dan

perhatian terhadap orang yang bersangkutan.

b. Dukungan penghargaan

Dukungan yang berupa ungkapan penghargaan positif, dorongan

maju atau persetujuan dengan pendapat dan perasaan individu.

c. Dukungan instrumental

Dukungan ini mencakup bantuan langsung seperti bantuan uang

atau materi lainnya.

43

Page 57: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

d. Dukungan informasi

Dukungan yang terdiri dari pemberian nasihat, arahan, saran

atau umpan balik tentang bagaimana memecahkan persoalan.

Setiap komponen dalam skala dukungan sosial terdapat item-

item yang mendukung pernyataan (favourable) dan item yang tidak

mendukung pernyataan (unfavourable). Setiap item mempunyai

kemungkinan jawaban. Untuk setiap jawaban terhadap butir yang

tergolong favourable, subyek memperoleh skor 4 jika menjawab

sangat sesuai (SS), skor 3 untuk jawaban sesuai (S), skor 2 untuk

jawaban tidak sesuai (TS), dan skor 1 untuk jawaban sangat tidak

sesuai (STS). Sebaliknya jawaban terhadap butir yang tergolong

unfavourable, subyek memperoleh skor 1 jika menjawab sangat

sesuai (SS), skor 2 untuk jawaban sesuai (S), skor 3 untuk jawaban

tidak sesuai (TS), dan skor 4 untuk jawaban sangat tidak sesuai

(STS).

Tabel 3 Blue Print Skala Dukungan Sosial

Jenis dukungan sosial favourable unfavourable jumlah Dukungan emosional 4 4 8

Dukungan penghargaan 4 4 8

Dukungan instrumental 4 4 8 Dukungan informasi 4 4 8

total 16 16 32

44

Page 58: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

E. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas Alat Ukur

Azwar (1999,h.95) mendefinisikan validitas alat ukur sebagai

seberapa jauh ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam

melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat tes dikatakan memiliki

validitas yang tinggi bila alat ukur tersebut menjalankan fungsi

ukurnya dengan tujuan pengukuran.

Adapun cara yang paling banyak digunakan untuk

mengetahui validitas alat ukur menurut Ancok (1985,h.13) adalah

dengan cara mengkorelasikan skor yang diperoleh setiap item

dengan skor total, dengan teknik korelasi yaitu Product Moment dari

Karl Pearson, dengan rumus sebagai berikut :

( ) ( )( )( ){ } ( ){ }2222 .. yyNxxN

yxxyNxyr

Σ−ΣΣ−Σ

ΣΣ−Σ=

Keterangan:

xyr : Koefisien korelasi antara skor dukungan sosial dengan skor kepercayaan diri remaja putri overweight

xΣ : Jumlah skor dukungan sosial yΣ : Jumlah skor kepercayaan diri remaja putri overweight xyΣ : Jumlah perkalian antara skor dukungan sosial dengan skor

kepercayaan diri remaja putri overweight N : Jumlah banyaknya subyek

Hasil korelasi yang diperoleh dengan rumus Korelasi Product

Moment, perlu dikoreksi lagi untuk menghindari terjadinya

kelebihan bobot atau over estimate. Over estimate terjadi karena skor

item yang dikorelasikan dengan skor total ikut sebagai komponen

45

Page 59: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

skor total dan mengakibatkan angka korelasi menjadi lebih besar.

Angka korelasi yang berlebihan bobot ini akan dikoreksi

menggunakan teknik koreksi Part Whole (Ancok,1985,h.17) adapun

rumusnya adalah sebagai berikut :

( ) ( )( ) ( ) ( )( )( ){ }xyxyyx

xyxypq

SDSDrSDSD

SDSDrr

222 −+

−=

Keterangan : pqr : Angka korelasi setelah dikoreksi

xyr : Angka korelasi setelah dikoreksi

xSD : Standar deviasi skor item ySD : Standar deviasi skor total item

2. Reliabilitas Alat Ukur

Azwar (1998,h.8) mengungkap bahwa reliabilitas adalah

indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu pengukuran dapat

dipercaya atau dapat diandalkan. Pengujian reliabilitas terhadap

item-item yang valid pada penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan teknik koefisien Alpha yang dikembangkan oleh

Cronbach, dengan rumus sebagai berikut :

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡ΣΣ

−⎥⎦⎤

⎢⎣⎡

−= 2

2

11 Stot

Sk

k xα

Keterangan : α : Koefisien Alpha Cronbach k : Jumlah item 1 : Bilangan konstan

2xSΣ : Jumlah varian butir soal

2StotΣ : Jumlah varian total

46

Page 60: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

F. Metode Analisis Data

Analisis data adalah suatu proses pengolahan data dari

penyebaran skala yang telah dilakukan peneliti. Dalam penelitian ini

data yang diperoleh akan diolah menggunakan metode statistik. Menurut

Hadi (dikutip Cicilia,2006,h.25) kelebihan metode statistik adalah :

1. Statistik bekerja dengan angka yang menunjukkan nilai atau harga.

2. Statistik bersifat obyektif sehingga unsur-unsur subyektif dapat

dihindari. Dalam arti lain, statistik sebagai alat penilaian tidak dapat

berbicara lain, kecuali apa adanya.

3. Statistik bersifat universal, dalam arti dapat digunakan hamper dalam

semua penelitian.

Dari analisis data didapat hasil yang nantinya dipakai untuk

mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak. Dalam penelitian ini

data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik statistik

yaitu dengan menggunakan korelasi Product Moment, dengan rumus

sebagai berikut :

( ) ( )( )( ){ } ( ){ }2222 .. yyNxxN

yxxyNxyr

Σ−ΣΣ−Σ

ΣΣ−Σ=

Keterangan:

xyr : Koefisien korelasi antara skor dukungan sosial dengan skor kepercayaan diri remaja putri overweight

xΣ : Jumlah skor dukungan sosial yΣ : Jumlah skor kepercayaan diri remaja putri overweight xyΣ : Jumlah perkalian antara skor dukungan sosial dengan skor

kepercayaan diri remaja putri overweight N : Jumlah banyaknya subyek

47

Page 61: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

BAB IV

PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Orientasi Kancah Penelitian dan Persiapan Penelitian

1. Orientasi Kancah Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di daerah perumahan Tanah Mas,

kelurahan Panggung Lor, kecamatan Semarang Utara, kota Semarang,

propinsi Jawa Tengah. Batas wilayah Tanah Mas sebelah utara adalah

Laut Jawa, sebelah selatan adalah Kelurahan Panggung Kidul, sebelah

barat berbatasan dengan sungai Banjir Kanal Barat dan disebelah timur

berbatasan dengan kelurahan kuningan.

Ketinggian tanah dari permukaan laut di daerah Tanah Mas

adalah 1,5 meter. Tanah Mas merupakan daerah dataran rendah. Luas

wilayah Tanah Mas adalah 123,470 ha. Jumlah penduduk secara

keseluruhan mencapai 14.399 jiwa, 6,977 berjenis kelamin laki-laki,

sisanya sebanyak 7,422 jiwa berjenis kelamin perempuan. (didapat dari

data kelurahan pada bulan Juni 2007).

Pertimbangan peneliti untuk melakukan pengambilan data di

daerah Tanah Mas berdasarkan pertimbangan – pertimbangan berikut:

a. Peneliti sudah mengenal dan mengetahui lokasi sehingga

memudahkan dalam melakukan penelitian.

b. Terdapatnya subyek penelitian yang sesuai dengan karakteristik atau

cirri-ciri dari polulasi, yaitu remaja putri berusia 12-18 tahun yang

overweight.

c. agar dapat menghemat waktu dan tenaga.

48

Page 62: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

2. Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian yang dilakukan dimulai dari penyusunan

alat ukur, permohonan ijin penelitian serta pelaksanaan uji coba alat

ukur. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Penyusunan Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

dua macam skala, yaitu: skala persepsi gaya kepemimpinan

transformasional dan skala motivasi kerja. Proses penyusunan

kedua skala ini meliputi beberapa tahap, yaitu:

• Pembuatan definisi operasional mengenai kedua variabel

yang hendak diukur.

• Menentukan indikator perilaku dari kedua variabel tersebut,

yang dalam hal ini adalah karakteristik dari kepercayaan diri

dan jenis-jenis dukungan sosial.

• Pemilihan metode dan skala yang akan digunakan.

• Penentuan bobot nilai.

• Pembuatan blue print.

• Penulisan item.

• Pembuatan variasi sebaran item.

Penjelasan singkat serta variasi sebaran item dari masing-

masing skala adalah sebagai berikut:

1) Skala Kepercayaan Diri

Skala ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui

kepercayaan diri remaja putri overweight dengan

memperhatikan skor yang diperoleh melalui pengerjaan skala.

49

Page 63: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

Skala ini disusun berdasarkan lima karakteristik kepercayaan

diri. Skala ini terdiri dari 40 item (20 item favourable dan 20

item unfavourable). Dengan empat kemungkinan jawaban, yaitu

SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), dan STS

(Sangat Tidak Sesuai). Skor untuk tiap jawaban berkisar antara

1 (satu) sampai dengan 4 (empat) yang disesuaikan dengan

keadaan item tersebut (favourable atau unfavourable). Variasi

sebaran item dari skala persepsi gaya kepemimpinan

transformasional dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4

Sebaran Nomor Item Skala Kepercayaan Diri

Jumlah Bagian Item Karakteristik Favourable Unfavourable

Jumlah

a. Optimis 1, 11, 21, 31 6, 16, 26, 36 8 b. Mandiri 2, 12, 22, 32 7, 17, 27, 37 8 c. Sprotif 3, 13, 23, 33 8, 18, 28, 38 8 d. Tidak takut 4, 14, 24, 34 9, 19, 29, 39 8 e. Mudah menyesuaikan diri

5, 15, 25, 35 10, 20, 30, 40 8

jumlah 20 20 40

2) Skala Dukungan Sosial

Skala ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui

dukungan sosial yang diperoleh remaja putri overweight dengan

memperhatikan skor yang diperoleh melalui pengerjaan skala.

Skala ini disusun berdasarkan empat jenis dukungan sosial.

Skala ini terdiri dari 32 item ( 16 item favourable dan 16 item

unfavourable). Dengan empat kemungkinan jawaban, yaitu SS

50

Page 64: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

(Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), dan STS (Sangat

Tidak Sesuai). Skor untuk tiap jawaban berkisar antara 1 (satu)

sampai dengan 4 (empat) yang disesuaikan dengan keadaan item

tersebut (favourable atau unfavourable). Variasi sebaran item

dari skala gaya kepemimpinan transformasional dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

Tabel 5

Sebaran Nomor Item skala Dukungan Sosial

Jumlah Bagian Item Jenis Favorable Unfavourable

jumlah

a. Dukungan emosional

1, 9, 17, 25 5, 13, 21, 29 8

b. Dukungan penghargaan

2, 10, 18, 26 6, 14, 22, 30 8

c. Dukungan instrumental

3, 11, 19, 27 7, 15, 23, 31 8

d. Dukungan informasi

4, 12, 20, 28 8, 16, 24, 32 8

jumlah 16 16 32

b. Permohonan Ijin Penelitian

Perijinan merupakan syarat awal dalam melaksanakan

suatu penelitian. Berkaitan dengan hal tersebut, maka sebelum

melakukan penelitian, peneliti mengajukan surat permohonan

perijinan untuk melakukan penelitian di Tanah Mas pada Dekan

Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata Semarang.

Setelah mendapat surat rekomendasi dari Dekan

Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata Semarang, peneliti

kemudian mengajukan ijin untuk penelitian kepada Kepala

51

Page 65: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

Kelurahan Panggung Lor yang merupakan perwakilan dari

daerah tempat peneliti mengadakan penelitian.

Berdasarkan surat tanggal 26 juli 2007 nomor

847/B.7.3/FP/VII/2007, surat penelitian diajukan kepada Kepala

Kelurahan Panggung Lor dan kemudian pihak kelurahan melalui

Sekretaris Kepala Kelurahan mengeluarkan surat ijin penelitian

pada tanggal 3 Agustus 2007 tertuju kepada seluruh warga yang

berada di kawasan perumahan Tanah Mas.

B. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan di daerah perumahan Tanah

Mas Semarang. Pengambilan sampel dilakukan selama sebelas hari

mulai dari tanggal 3-13 Agustus 2007. Pengambilan data pada penelitian

ini menggunakan metode try out terpakai. Hal ini dilakukan mengingat

terbatasnya jumlah subyek penelitian, efisiensi dalam segi waktu, tenaga

dan biaya. Pada metode try out terpakai, penyebaran skala atau

pengambilan data hanya dilakukan satu kali saja, dalam arti data subyek

yang telah digunakan untuk data uji coba juga akan digunakan sebagai

data penelitian.

Penelitian dilakukan di beberapa tempat di wilayah Tanah

Mas seperti tempat makan, rental buku dan video, serta melakukan

penjajakan dari rumah ke rumah dengan bantuan informasi tetangga.

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada sore hingga malam hari, antara

jam 16.00-21.00. hal ini dikarenakan melihat kondisi subyek yang rata-

rata anak sekolah. Dari pelaksanaan penelitian selama 11 hari didapat

52

Page 66: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

subyek sebanyak 40 orang. Jumlah subyek ini menurut peneliti sudah

dapat mewakili populasi berdasarkan teori yang dikemukakan oleh

Sukadji (2000,h.26) yang mengatakan bahwa untuk penelitian

korelasional dibutuhkan minimal 30 subyek untuk dijadikan sampel

yang dapat digeneralisasikan pada populasi.

Adapun cara pemberian skala yaitu dengan memberikan skala

secara langsung kepada subyek. Peneliti memilih subyek yang sesuai

dengan ciri-ciri yaitu dengan mencocokkan berat badan subyek pada

tabel berat badan yang sudah dirancang oleh peneliti untuk

memudahkan peneliti. Kemudian peneliti meminta subyek mengisi skala

dengan menjelaskan secara singkat petunjuk pengisian skala, pengisian

skala dilakukan saat itu juga dan setelah selesai skala dikembalikan pada

peneliti.

Ada beberapa subyek yang membawa pulang skala yang akan

diisi, lalu hari berikutnya baru menyerahkan skala melalui penjaga

rental. Subyek yang berasal dari rental ada 4 orang yang tidak

memenuhi kriteria oleh sebab itu hasil skala yang berasal dari rental vcd

dan buku akan disaring kembali dan dipilih subyek yang benar-benar

termasuk dalam kriteria penelitian. Adanya subyek yang tidak

memenuhi kriteria disebabkan karena peneliti lupa membawa daftar

tabel yang sudah dirancang.. Dalam melakukan penelitian, subyek

bersikap positif dan mudah bekerja sama sehingga peneliti tidak

memiliki hambatan dalam penyebaran skala.

Langkah selanjutnya adalah melakukan tabulasi untuk data

kepercayaan diri dan dukungan sosial sesuai dengan data masing-

53

Page 67: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

masing subyek, kemudian dilakukan analisis data. Data hasil penelitian

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B.

C. Uji Validitas dan Reliabilitas

Pengujian terhadap validitas dan reliabilitas kedua alat ukur

dilakukan melalui bantuan program komputer Statistical Packages for

Social Sciences (SPSS) for Windows Release 13.0. Uji validitas

dilakukan dengan teknik Product Moment, yang kemudian hasilnya

dikoreksi dengan teknik Part Whole. Sedangkan untuk uji reliabilitas

dilakukan melalui teknik Alpha Cronbach.

1. Uji Validitas dan Reliabilitas skala Kepercayaan Diri

Berdasarkan hasil penghitungan uji validitas dengan taraf

signifikansi 5% pada skala Kepercayaan Diri dari yang semula

berjumlah 40 item, gugur sebanyak 5 item sehingga didapat 35 item

valid. Dengan koefisien validitas antara 0,307 – 0,813 sedangkan

koefisien reliabilitasnya menunjukkan nilai Alpha Cronbach sebesar

0,940. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Sebaran nomor

item valid dan gugur pada skala Kepercayaan Diri dapat dilihat pada

tabel 6 di bawah ini.

54

Page 68: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

Tabel 6

Sebaran Item Valid dan Gugur Skala Kepercayaan Diri

Jumlah Bagian Item Karakteristik Favourable Unfavourable

Total item valid

a. Optimis 1, 11, 21, 31 6, 16, 26, 36* 7 b. Mandiri 2, 12, 22*, 32 7, 17, 27, 37 7 c. Sprotif 3, 13, 23*, 33 8, 18, 28, 38 7 d. Tidak takut 4, 14, 24, 34 9, 19, 29, 39* 7 e. Mudah menyesuaikan diri

5, 15*, 25, 35 10, 20, 30, 40 7

Total Item Valid 17 18 35

Keterangan:

__* = item gugur

2. Uji Validitas dan Reliabilitas skala Dukungan Sosial

Berdasarkan hasil penghitungan uji validitas dengan taraf signifikansi

5% pada skala Dukungan Sosial yang semula 32 item, gugur sebanyak

11 item sehingga didapat 21 item valid. Dengan koefisien validitas

antara 0,321 – 0,687 sedangkan koefisien reliabilitasnya sebesar 0,888

Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C-2. Sebaran nomor

item valid dan gugur pada skala Dukungan Sosial dapat dilihat pada

tabel 7 di bawah ini.

55

Page 69: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

Tabel 7

Sebaran Item Valid dan Gugur Skala Dukungan Sosial

Jumlah Bagian Item Jenis Favorable Unfavourable

Total Item Valid

a. Dukungan emosional

1, 9, 17, 25 5*, 13*, 21, 29* 5

b. Dukungan penghargaan

2, 10, 18, 26 6, 14*, 22, 30 7

c. Dukungan instrumental

3, 11, 19*, 27 7, 15, 23*, 31 5

d. Dukungan informasi

4*, 12, 20*, 28 8, 16*, 24*, 32* 4

Total Item Valid 12 9 21

Keterangan:

__* = item gugur

56

Page 70: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Uji Asumsi

Uji asumsi dilakukan untuk memenuhi syarat analisis data

dengan teknik korelasi product moment, yang aman terdiri dari satu

variabel tergantung dan satu variabel bebas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan terhadap dua variabel

penelitian, yaitu kepercayaan diri pada remaja putri overweight

dan dukungan sosial dengan menggunakan Kolmogorov

Smirnov of Fit Test melalui program Statistical Packages for

Social Sciences for Windows (SPSS) for Windows Release 13.0,

diketahui bahwa:

• Hasil uji normalitas pada skala dukungan sosial diperoleh

nilai K-SZ sebesar 0,860 dengan p = 0,450 (p>0,05) yang

berarti sebarannya normal.

• Hasil uji normalitas pada skala kepercayaan diri remaja

putri overweight diperoleh nilai K-SZ sebesar 0,820

dengan p = 0,511 (p>0.05) yang berarti sebarannya normal.

Data hasil uji normalitas selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran.

57

Page 71: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

b. Uji Linearitas

Hasil uji linearitas dengan program computer

Statistical Packages for Social Sciences for Windows (SPSS)

for Windows Release 13.0, menunjukkan bahwa:

hubungan antara variabel dukungan sosial dengan kepercayaan

diri pada remaja putri overweight bersifat linier dengan F linier =

27,521 dengan p = 0,000 (p<0,05). Hasil perhitungan uji

linearitas selanjutnya dapat dilihat pada lampiran.

2. Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji asumsi, selanjutnya uji hipotesis

dengan mengunakan korelasi product moment, perhitungan

dilakukan dengan menggunakan program Statistical Packages for

Social Sciences for Windows (SPSS) for Windows Release 13.0..

Dari hasil analisis data diperoleh nilai koefisien korelasi antara

variabel dukungan sosial dengan kepercayaan diri pada remaja putri

overweight (rxy) sebesar 0,648 dengan p = 0,000 (p<0,05).

Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang

sangat signifikan antara dukungan sosial dengan kepercayaan diri

pada remaja putri overweight. Hal ini berarti semakin tinggi

dukungan sosialnya maka semakin tinggi kepercayaan dirinya,

demikian sebaliknya semakin rendah dukungan sosialnya maka

semakin rendah pula kepercayaan dirinya. Dengan demikian

hipotesis yang diajukan diterima. Hasil selengkapnya dapat dilihat di

lampiran.

58

Page 72: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis penelitian

diperoleh hasil yang menunjukkan rxy = 0,648 dengan (p<0,01), maka

dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan diterima, yaitu ada

hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan

kepercayaan diri pada remaja putri overweight. Hal ini berarti semakin

tinggi dukungan sosialnya maka semakin tinggi kepercayaan dirinya,

demikian sebaliknya semakin rendah dukungan sosialnya maka semakin

rendah pula kepercayaan dirinya.

Dukungan sosial berupa perhatian, kepedulian, dorongan dan

nasehat sangat besar pengaruhnya terhadap kepercayaan diri remaja

putri overweight. Bagi remaja putri yang overweight, kelebihan berat

badan sebesar 10% dari berat badan ideal menyebabkan bentuk tubuh

menjadi agak tambun dan jelas berbeda dengan teman-teman yang

memiliki bentuk badan ideal. Oleh sebab itu remaja putri overweight

biasanya memiliki masalah dengan kepercayaan dirinya karena

penampilannya yang kurang menarik.

Pada masa remaja awal, remaja putri mengalami pertumbuhan

menuju kedewasaan yang berarti adanya pertumbuhan baik psikologis

maupun fisik. Pada masa remaja ini mulai tampak ketertarikan terhadap

minat pribadi dan sosial. Adanya kebutuhan untuk diterima

kelompoknya (peer group-nya) secara sosial memungkinkan remaja

mengembangkan minat pribadi. Bentuk tubuh, penampilan biasanya

dijadikan patokan terhadap penerimaan sosial di lingkungannya. Hal ini

sesuai dengan teori yang diungkapkan Harlock (1992,h.212) yang

59

Page 73: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

mengatakan bahwa kesadaran akan adanya reaksi sosial terhadap

berbagai bentuk tubuh menyebabkan remaja prihatin akan pertumbuhan

tubuhnya yang tidak sesuai dengan standar budaya yang berlaku.

Remaja yang tidak memiliki penampilan diri seperti yang diharapkan

akan memberi perasaan tidak puas dan penilaian negatif terhadap

dirinya dan menjadi tidak percaya diri.

Adanya dukungan berupa perhatian, kasih sayang, nasehat,

kepedulian membuat remaja putri overweight merasa diterima oleh

lingkungan sosialnya terutama kelompok teman sebaya, hal ini

menumbuhkan perasaan berharga pada diri remaja putri overweight, dari

perasaan berharga ini maka muncul sikap percaya diri yang dicerminkan

dalam perilaku tidak takut, mudah menyesuaikan diri, sportif, mandiri

dan memiliki sikap optimis.

Hasil dari pengujian dalam penelitian ini menunjukkan

bahwa remaja putri overweight yang memiliki dukungan sosial tinggi

memiliki keeprcayaan diri. Dalam hal ini dukungan berupa saran,

perhatian, umpan balik dan dukungan berupa materi dapat

meningkatkan kepercayaan diri remaja. Hal ini tampak pada perilaku

remaja yang bersifat optimis, percaya pada diri sendiri, mandiri dan

tidak bergantung dengan orang lain, sportif dalam mengakui kesalahan

dan betanggung jawab atas semua perbuatannya, perasaan tidak takut

saat berada di lingkungan baru dan sikap yang mudah menyesuaikan

diri.

Untuk melihat sejauh mana pengaruh dukungan sosial

terhadap kepercayaan diri pada remaja putri overweight maka dilakukan

60

Page 74: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

perbandingan nilai mean empirik antara dukungan sosial dengan

kepercayaan diri pada remaja putri overweight. Nilai mean empirik

(ME) dari kepercayaan diri adalah sebesar 98,45 dan mean hipotetik

(MH) sebesar 87,5 serta standart deviasi hipotetik (SDh) kepercayaan

diri sebesar 17,5 maka dapat diketahui bahwa kepercayaan diri remaja

putri overweight tergolong sedang. Hal ini berarti subyek penelitian

sebagian besar memiliki kepercayaan diri yang cukup. Remaja putri

overweight yang memiliki kepercayaan diri sangat tinggi (skor 122,5-

140) sebanyak 3 orang (7,5%), kepercayaan diri tergolong tinggi (skor

105-122,5) sebanyak 8 orang (20%), kepercayaan diri yang tergolong

sedang (skor 70-105) sebanyak 27 orang (67,5%), kepercayaan remaja

putri overweight tergolong rendah (skor 52,5-70) sebanyak 2 orang, dan

(skor < 52,5) menunjukkan bahwa tidak ada remaja yang memiliki

kepercayaan diri sangat rendah.

Nilai mean empirik (ME) dukungan sosial adalah 67,33

dengan mean hipotetik (MH) sebesar 52,5 dan standart deviasi hipotetik

(SDh) sebesar 10,5 maka dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial

yang diperoleh remaja putri overweight tergolong tinggi.hal ini berarti

sebagian besar subyek penelitian mendapatkan dukungan sosial yang

besar. Dukungan sosial yang diterima remaja putri overweight sebanyak

8 orang (20%) tergolong sangat tinggi (skor 73,5-84), 19 orang (47,5%)

mendapat dukungan sosial yang tergolong tinggi (skor 63-73,5), 13

orang (20%) mendapat dukungan sosial yang tergolong sedang (skor 42-

63), dan (skor 21-42) menunjukkan bahwa tidak ada remaja yang

mendapatkan dukungan sosial rendah dan sangat rendah.

61

Page 75: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

Nilai mean empirik dukungan sosial yang tinggi dipengaruhi oleh

banyaknya dukungan dan perhatian yang didapat sehingga remaja putri

yang overweight merasa diterima dengan baik di lingkungan sosialnya.

Meskipun dukungan sosial yang didapat cukup tinggi namun nilai

kepercayaan diri masih tergolong sedang. Hal ini dikarenakan pada

masa remaja keinginan untuk menonjol dan ketertarikan terhadap lawan

jenis tergolong tinggi. Keadaan fisik yang berbeda dari teman-teman

yang memiliki badan ideal membuat kepercayaan diri remaja putri

overweight tidak begitu tinggi. Walaupun tidak terlalu tinggi namun

dukungan sosial tetap memberi pangaruh terhadap peningkatan

kepercayaan diri remaja putri yang overweight.

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa

sumbangan efektif (SE) dukungan sosial terhadap kepercayaan diri

remaja putri overweight adalah sebesar 42% sedangkan faktor-faktor

lain baik dari dalam diri individu maupun pengaruh dari luar diri

individu memberi sumbangan efektif sebesar 58%. Hal ini sesuai

dengan teori yang dikemukakan Nowinski (dalam Retnowati,

2005,h.77) yang mengatakan dukungan sosial berguna dalam usaha

meningkatkan harga diri serta membangkitkan rasa percaya diri dan

memberikan keyakinan pada diri seseorang.

Dalam penelitian ini ada beberapa kelemahan, yaitu:

1. Kemungkinan adanya pengaruh social desirability, yaitu keinginan

subyek penelitian memberikan jawaban yang sesuai dengan norma-

norma lingkungan yang berlaku dan tidak sesuai dengan keadaan

mereka yang sebenarnya.

62

Page 76: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

2. Ada kemungkinan subyek dalam mengisi skala penelitian kurang

serius karena ada beberapa subyek yang mengisi dengan

berkelompok dan sambil bercanda.

3. Ada beberapa skala yang ditinggal sehingga peneliti tidak bias

mengontrol dalam pengisian skala dan peneliti tidak mengetahui

apakah subyek mengisi sendiri skala tersebut atau tidak.

4. pengunaan try out terpakai dan jumlah item yang cukup banyak

yaitu 82 item, dapat mempengaruhi subyek dalam mengisi skala

seperti merasa jenuh dan bosan dalam menjawab.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa efek dari

beberapa kelemahan dalam penelitian terhadap hasil penelitian adalah

hasil penelitian ada yang tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya

dari remaja putri yang mengalami overweight .

63

Page 77: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap hasil

penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa

ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial

dengan kepercayaan diri remaja putri overweight. Sumbangan efektif

dukungan sosial terhadap kepercayaan diri remaja putri overweight

sebesar 42% sedangkan 58% sumbangan efektif berasal dari variabel

lain baik yang berasal dari dalam diri individu maupun faktor-faktor lain

diluar diri individu.

B. Saran

Sesuai dengan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan

di atas maka dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Remaja putri yang overweight diharapkan dapat menggali lebih

banyak potensi yang ada di dalam dirinya, dapat merasa bangga

dengan dirinya dan dapat membantu remaja putri overweight yang

kurang percaya diri untuk dapat menerima keadaan dirinya serta

bentuk tubuhnya, melakukan apapun sesuai dengan keinginannya

tanpa harus merasa takut untuk kehilangan teman dan tidak terpaku

dengan bentuk tubuhnya saat ini.

2. Keluarga dan teman-teman diharapkan untuk tetap memberikan

dukungan sosial kepada remaja putri overweight yaitu berupa

64

Page 78: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

kesediaan untuk menjadi teman berbagi di saat senang maupun

sedih, dan menghargai mereka sebagai seseorang yang unik tanpa

memandang bentuk tubuh. Dukungan berupa materi maupun

informasi juga sangat dibutuhkan agar remaja putri yang overweight

dapat lebih mengembangkan diri dengan potensi yang dimiliki.

3. Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk:

a. Peneliti selanjutnya perlu mempertimbangkan variabel-variabel

lain yang dapat mempengaruhi kepercayaan diri dan dukungan

sosial seperti kondisi fisik, usia, jenis kelamin, harga diri,

tingkat pendidikan, kesuksesan dalam mencapai tujuan,

penerimaan diridan harga diri.

b. Meminimalkan kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi

selama penelitian berlangsung dengan mencari waktu dan

tempat yang tepat dalam penelitian sehingga peneliti benar-

benar dapat mengawasi dan mengontrol subyek dalam mengisi

skala.

c. Memperhatikan item-item di dalam skala yang akan dipakai di

dalam penelitian apakah skala yang akan digunakan sudah

berisi item-item yang akan mengungkap hal-hal yang akan

diteliti.

d. Membuat jumlah item dalam skala penelitian tidak terlalu

banyak agar tidak membuat subyek merasa jenuh dan bosan

dalam mengisi skala.

65

Page 79: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

DAFTAR PUSTAKA

Al-Mighwar, M.Ag. 2006. Psikologi Remaja; Petunjuk Bagi Guru dan Orangtua. Bandung: CV. Pustaka Setia. Ancok, D.1987. Tehnik Penyusunan Skala Pengukuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Asri, P.N, Setiasih. 2004. Penerapan Metode Akupuntur. ANIMA volume 19 nomor 3. April. Surabaya: Fakultas psikologi Universitas Surabaya. Azwar, S. 1999. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar _______. 2000. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Liberty _______. 2003. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Burn, R.B. 1993. Konsep Diri: Teori, Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku. Jakarta. Penerbit Arcan. Clerq, L,D. Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan: Suatu Pendahuluan. Semarang : Fakultas Psikologi Universitas Soegijapranata. Chaplin, J.P. 1999. Kamus Lengkap Psikologi. Alih bahasa: Kartini Kartono. Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada. Effendi, R.W. Tjahjono, E. 1999. Hubungan Antara Perilaku Coping dan Dukungan Sosial dengan Kecemasan pada Ibu Hamil Anak Pertama. ANIMA volume 14 nomor 54. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Hadi. 2005. http://www.kompas.com/ver1/Perempuan/0703/18/065115.htm Hambly, K. 1989. Psikologi Populer: Bagaimana Menigkatkan Rasa Percaya Diri. Jakarta: Penerbit umum. Hooper,D. 2004. Menyelaraskan Pikiran dan Tindakan. Semarang: PT. Dahara Prize.

66

Page 80: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

Hurlock, E.B. 1994. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga. Hurlock, E.B. 1978. Perkembangan Anak: Jilid I. Jakarta: Penerbit Erlangga. Jacken, T. 2002. The Weight Book. Jakarta: PT. TriExs Trimacindo. Kartono, K. 1992. Psikologi Wanita; Mengenal Gadis Remaja dan Wanita Dewasa jilid 1. Bandung: Penerbit mandar Maju. Kuntjoro, Z.S. 2002. Dukungan sosial pada Lansia. www.e-psikologi.com. Loekmono, L. 1983. Rasa Percaya pada Diri Sendiri. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. Mappiare, A. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Penerbit Usaha Nasional. Marini, R. 2002. Kepercayaan Diri Remaja Penderita Asma Ditinjau dari Dukungan Sosial Keluarga. Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata (tidak diterbitkan). Marliyah, L, dkk. 2004. Persepsi Terhadap Dukungan Orangtua dan Pembuatan Keputusan Karir Remaja. Jurnal Provitae Volume 1. nomor 1. Desember. Martaniah, S.M.; Afiatin, T. 1998. Peningkatan Kepercayaan Diri Remaja Melalui Konseling Kelompok. Psikologika Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi nomor VI Tahun III. Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia. Martani, W, dkk. 1991. Kompetensi Sosial dan Kepercayaan Diri Remaja. Jurnal Psikologi Tahun XVIII nomor 1. Juni. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Monk,F.J.K. 1999. Psikologi Perkembangan, Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Alih bahasa: Haditono, S.R. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Murdoko, E.W.H. 2004. Explore Your Personality- Prinsip Dasar Memahami Diri Sendiri untuk Mencapai Keberhasilan dalam Kehidupan Pribadi dan Pekerjaan tanpa Menyalahkan Orangtua. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Gramedia.

67

Page 81: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

Patriani, I.I. 2006. Kepercayaan Diri pada Remaja Penghuni Panti Asuhan ditinjau dari Harga Diri. Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata (tidak diterbitkan). Prameswari, E.T.R. 2006 Penerimaan Diri pada Mahasiswi Obesitas Ditinjau dari Konsep Diri dan dukungan Sosial. Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata (tidak diterbitkan). Pudjijogyanti, C.R. 1988. konsep Diri dalam Pendidikan. Jakarta: Penerbit Arcan. Puspitasari, M.R. 1999. Kepercayaan Diri Remaja Putri Obesitas Diinjau dari Persepsi Terhadap Penampilan Diri. Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata (tidak diterbitkan). Rahmawati, A. SRG. S.Psi. 2006. Harga Diri pada remaja Obesitas. Skripsi. Medan: Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Retnowati,L, dkk. 2005. Persepsi Remaja Ketergantungan Napsa Mengenai Dukungan Keluarga Selama Masa Rehabilitasi. ARKHE: Jurnal Ilmiah Psikologi. Tahun 10 nomor 2. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara. Rini, J.F. 2002.http://www.e-psikologi.com/remaja/130502.htm,. Santrock, J.W. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Penerbit Erlangga. Sarwono, S.W. 1994. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Schultz, D. 1991. Psikologi Pertumbuhan: Model-model Kepribadian Sehat. Alih bahasa: Yustinus. Yogyakarta: Kanisius. Shinta, E. 1995. Perilaku Coping dan Dukungan Sosial pada Pemuda Penganggur Studi Deskriptif terhadap Pemuda Penganggur di Perkotaan. Jurnal Psikologi Indonesia nomor 1. Depok: IPSI. Soeharnanto, E. 2002. kepercayaan Diri dan Pola Asuh Otoriter Sebagai Toleransi Frustasi pada Remaja. Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata (tidak diterbitkan).

68

Page 82: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

Smet, B, MA. 1993. Psikologi Kesehatan. Semarang : Pusat Psikologi Kesehatan Fakultas Psikologi Universitas Soegijapranata Soekadji, S. 1983. Modifikasi Perilaku. Yogyakarta: Liberty Surya, H. 2003. Rahasia Membangun Percaya Diri. Jakarta: Penerbit PT. Elex Media Komputindo. Sukadji, S. 2000. Menyusun dan Mengevaluasi Laporan Penelitian.

Jakarta: Universitas Indonesia. Ubaydillah, AN. 2006.http://www.e-psikologi.com/remaja/101106.htm, Walgito, B. 1993. Peran Orang Tua dalam Pembentukan Kepercayaan Diri Suatu Pendekatan Psikologi Humanistis. Wandansari, Y. 2004. Peran Dukungan Orangtua dan Guru Terhadap Penyesuaian Sosial Anak Berbakat Intelektual. Jurnal Provitae Volume 1. nomor 1. Desember. Wasito, H, 1995. Pengantar Metodologi Penelitian. Buku Panduan

Mahasisiwa. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. Wiwid. Cara Aman dan Alami Atasi Kegemukan http://www.pikiranrakyat.com/cetak/0204/07/hikmah/lainnya03.htm An. 8 Januari 2007. Pra Remaja Usia Rawan Kegemukan. http://www.kompas.co.id/ver1/Kesehatan/0701/08/143358.htm NN. 25 Febuari 2007. Dunia Bulat Bundarhttp://naked-traveler.blogspot.com/2007/02/dunia-bulat-bundar.html Wahyurini, C, Ma’shum, Y. 5 Maret 2004. Perlukah Diet Buat Remaja? http://www.kompas.com/kompas-cetak/0403/05/muda/893637.htm Mu’tadin, Z. S.Psi. MSi. 13 Mei 2002. Obesitas dan Faktor Penyebab. http://www.e-psikologi.com/remaja/130502.htm.

69

Page 83: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

LAMPIRAN

66

Page 84: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

LAMPIRAN A

SKALA PENELITIAN

A-1 Skala Kepercayaan Diri Remaja Putri Overweight

67

Page 85: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

PETUNJUK PENGISIAN SKALA

1. Tulislah terlebih dahulu identitas diri anda.

2. Bacalah setiap pernyataan dengan cermat lalu anda diminta memilih

satu (1) dari 4 jawaban, adapun pilihan jawabannya adalah sebagai

berikut:

SS : Bila pernyataan tersebut sangat sesuai dengan keadaan

diri anda.

S : Bila pernyataan tersebut sesuai dengan keadaan diri anda.

TS : Bila pernyataan tersebut tidak sesuai dengan diri anda.

STS : Bila pernyataan tersebut sangat tidak sesuai dengan

keadaan diri anda.

3. Cara menjawab dengan memberi tanda (x) pada kolom yang tersedia

sesuai dengan jawaban yang anda pilih.

4. Jawablah sesuai dengan KONDISI ANDA yang sebenarnya dengan

sejujur-jujurnya bukan berdasarkan jawaban yang terbaik. 5. Semua jawaban adalah BENAR sehingga tidak ada jawaban yang

dianggap salah. 6. Angket ini hanya dipergunakan untuk kepentingan ilmiah, sehingga

rahasia jawaban anda terjamin. 7. Tidak perlu terburu-buru dalam menjawab, karena waktu tidak dibatasi,

yang penting setiap nomor harus dijawab smua. 8. Bila ingin mengganti jawaban, maka jawaban pertama diberi tanda (=)

kemudian anda pilih jawaban yang lain.

Selamat mengerjakan !

Terima kasih atas kerjasamanya, TUHAN memberkati..

68

Page 86: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

IDENTITAS DIRI USIA : BERAT BADAN : TINGGI BADAN :

SKALA I

NO PERNYATAAN SS S TS STS 1 Saya yakin akan kemampuan yang saya miliki SS S TS STS 2 Saya terbiasa untuk melakukan segala sesuatu

dengan kemampuan saya sendiri SS S TS STS

3 Bila saya memang salah, saya akan mengakuinya

SS S TS STS

4 Saya berani mengemukakan pendapat di depan umum

SS S TS STS

5 Saya senang bergaul dengan siapa saja SS S TS STS 6 Saya mudah putus asa SS S TS STS 7 Saya selalu meminta bantuan dalam

menyelesaikan masalah SS S TS STS

8 Saya cenderung mengingkari kesalahan saya sendiri

SS S TS STS

9 Saya merasa was-was bila teman-teman menolak saya

SS S TS STS

10 Saya merasa canggung bila berada di lingkungan yang baru

SS S TS STS

11 Saya dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan kemampuan saya

SS S TS STS

12 Meskipun mendapat tugas yang sulit saya akan berusaha mengerjakannya sendiri

SS S TS STS

13 Saya menerima kritikan dari orang lain mengenai diri saya dengan hati terbuka.

SS S TS STS

14 Saya berani memulai pembicaraan dengan orang yang baru saya kenal

SS S TS STS

15 Walaupun bentuk badan saya berbeda dengan teman-teman, saya tetap dapat bergaul dengan baik

SS S TS STS

16 Saya sering kali tidak yakin terhadap sesuatu yang saya lakukan

SS S TS STS

17 Saya bertanya pada orang lain ketika akan mengambil keputusan

SS S TS STS

18 Saya mencari alasan bila berbuat salah, agar tidak dihukum

SS S TS STS

19 Sulit bagi saya untuk berbicara di depan SS S TS STS

69

Page 87: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

banyak orang 20 Dalam suatu pesta saya merasa kurang yakin

bahwa saya mapu berpenampilan menarik SS S TS STS

21 Saya merasa keputusan yang saya ambil adalah yang terbaik

SS S TS STS

22 Saya menolak mengikuti kemauan teman yang tidak baik

SS S TS STS

23 Saya akan meminta maaf dan bertangung jawab atas kesalahan yang saya lakukan.

SS S TS STS

24 Bila ada teman yang berbuat salah, saya akan menegurnya

SS S TS STS

25 Mudah bagi saya untuk memulai pembicaraan dengan orang yang baru saya temui

SS S TS STS

26 Menurut saya, tidak banyak yang dapat diharapkan dari saya

SS S TS STS

27 Lebih baik saya meminta bantuan orang lain daripada saya mengerjakan pekerjaan dengan banyak kesalahan.

SS S TS STS

28 Saya cenderung menyalahkan orang lain atas masalah yang saya alami

SS S TS STS

29 Saya merasa takut bila teman-teman memperhatikan penampilan saya

SS S TS STS

30 Tidak mudah bagi saya berbicara dengan orang baru, terutama pria

SS S TS STS

31 Saya akan terus berusaha sampai saya berhasil mengerjakan sesuatu dengan baik.

SS S TS STS

32 Saya berani mengambil keputusan yang menurut saya baik tanpa harus meminta pendapat teman saya

SS S TS STS

33 Saya akan menerima saran dan kritik dari orang lain dan berusaha memperbaiki kesalahan saya

SS S TS STS

34 Saya berani mengikuti kegiatan tertentu seorang diri walaupun teman saya tidak ikut

SS S TS STS

35 Saya merasa disukai oleh orang disekitar saya SS S TS STS 36 Saya merasa temen-teman kurang dapat

menerima saya karena keadaan fisik saya yang kurang menarik

SS S TS STS

37 Saya akan mengikuti kemauan orang lain SS S TS STS 38 Saya tidak berani menerima resiko atas

perbuatan yang saya lakukan. SS S TS STS

39 Saya merasa takut bila ada teman yang lebih baik dari saya

SS S TS STS

40 Saya merasa malu jika ingin mengawali pembicaraan dengan orang baru saya kenal

SS S TS STS

70

Page 88: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

LAMPIRAN A

SKALA PENELITIAN

A-2 Skala Dukungan Sosial

71

Page 89: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

SKALA II

NO PERNYATAAN SS S TS STS1 Saya merasa dicintai keluarga SS S TS STS 2 Teman-teman menghargai ide yang saya sampaikan SS S TS STS 3 Keluarga sering membelikan pakaian yang sesuai

dengan tubuh saya SS S TS STS

4 Teman-teman sering menyarankan saya agar saya rajin berolahraga

SS S TS STS

5 Ketika saya sedih, teman-teman malah menjauhi saya

SS S TS STS

6 Saya merasa orang lain menilai negatif tentang saya SS S TS STS 7 Orang lain tidak peduli ketika saya merasa tertekan

dengan keadaan saya. SS S TS STS

8 Teman-teman jarang meberikan solusi ketika saya mengalami masalah dengan keadaan saya

SS S TS STS

9 Sahabat memberi semangat ketika saya kurang percaya diri

SS S TS STS

10 Teman-teman mau mengikutsertakan saya di dalam tugas kelompok

SS S TS STS

11 Ketika saya lupa membawa dompet, sahabat mau meminjamkan uangnya

SS S TS STS

12 Keluarga siap memberikan nasihat dan masukan bila saya membutuhkannya

SS S TS STS

13 Keluarga saya sering membanding-bandingkan keadaan fisik saya dengan orang lain

SS S TS STS

14 Saya jarang dilibatkan dalam acara kluarga SS S TS STS 15 Saya merasa kesulitan mendapat bantuan dari

orang lain karena keadaan saya SS S TS STS

16 Orang lain kadang memberi informasi kecantikan yang menyesatkan kepada saya

SS S TS STS

17 Ketika sedih, ada yang bersedia mendengarkan keluh kesah saya

SS S TS STS

18 saya merasa dihargai oleh orang lain SS S TS STS 19 Teman-teman memberikan saya tips tentang

perawatan tubuh SS S TS STS

20 Keluarga menyarankan agar saya menjaga kesehatan tubuh

SS S TS STS

21 Saya sering diejek karena keadaan diri saya SS S TS STS 22 Orang lain sering meremehkan fisik saya

SS S TS STS

23 Teman-teman tidak mau membantu saya mengerjakan tugas yang sulit karena malu dengan keadaan saya

SS S TS STS

72

Page 90: Kepercayaan Dir 5 Dan Remaja

24 Orangtua membiarkan saya memecahkan masalah saya sendiri walaupun saya merasa kesulitan

SS S TS STS

25 Teman-teman ada ketika saya membutuhkan seseorang untuk sharing

SS S TS STS

26 Teman-teman memuji penampilan saya saat bertemu di pesta.

SS S TS STS

27 Teman-teman bersedia membantu ketika saya kesulitan mengerjakan tugas.

SS S TS STS

28 Sahabat sering memberi pengarahan agar saya percaya diri

SS S TS STS

29 Ketika sakit, teman-teman tidak menjenguk saya SS S TS STS 30 Saya sering dijadikan bahan ejekan oleh teman-

teman SS S TS STS

31 Keluarga saya jarang membelikan baju yang sesuai dengan ukuran saya

SS S TS STS

32 Keluarga saya jarang meberikan nasihat dan saran terhadap keadaan saya

SS S TS STS

73