kepemimpinan ohio dan michigan.docx
TRANSCRIPT
ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN
KEEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI PENDIDIKAN
Oleh:
KIKI WULAN SARIE (147845006)
PRODI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SURABAYA
2014
BAB I
PEMBAHASAN
A. Studi Kepemimpinan Universitas Ohio
Tahun 1945, Fleishman dan kawan- kawannya di University of Ohio menemukan
penemuan dalam bidang kepemimpinan. Studi Ohio memulai penelitian dengan premis
bahwa tidak ada kepuasan atas rumusan atau definisi kepemimpinan yang ada. Dengan
asumsi terdahulu bahwa kepemimpinan selalu diartikan sama dengan kepemimpinan yang
baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Fleishman dan kawan- kawannya di University of
Ohio menghasilkan teori dua faktor kepemimpinan : kepemimpian yang diacu sebagai
pemrakarsa struktur (initiating structure) dan pertimbangan (consideration). Pemrakarsa
sruktur merupakan perilaku dimana pemimpin yang mengorganisasi dan menetapkan
hubungan dalam suatu kelompok cenderung membentuk saluran dan pola komunikasi
yang ditetapkan dengan baik, dan menunjukkan cara-cara penyelesaian pekerjaan.
Pertimbangan menyangkut perilaku yang menunjukkan persahabatan, kepercayaan timbal
balik, saling menghormati, kehangatan, dan hubungan antara pemimpin dan pengikut.
Perilaku kepemimpinan initiating structure cenderung lebih mementingkan tujuan
organisasi daripada mementingkan bawahan, sehingga pemimpin dengan perilaku
semacam ini biasanya suka mengatur, menentukan pola organisasi, saluran komunikasi,
struktur peran dalam pencapaian tujuan organisasi dan cara pelaksanaannya. Sedangkan
perilaku kepemimpinan consideration cenderung lebih ke arah kepentingan bawahan, di
mana hal ini ditunjukkan dengan hubungan yang hangat antara seorang atasan dengan
bawahan, adanya saling percaya, kekeluargaan, dan penghargaan terhadap gagasan
bawahan.
Perilaku kepemimpinan initiating structure dan consideration tidak saling tergantung.
Artinya pelaksanaan perilaku yang satu tidak mempengaruhi pelaksanaan perilaku yang
lain. Dengan demikian seorang pemimpin dapat sekaligus berperilaku kepemimpinan
initiating structure dan consideration dalam derajat yang sama-sama tinggi, atau sama-
sama rendah. Atau dapat juga seorang pemimpin berperilaku initiating structure dengan
derajat tinggi dan consideration dengan derajat rendah ataupun sebaliknya. Dengan kata
lain, para peneliti dari Universitas Ohio ini, mengidentifikasikan empat gaya
kepemimpinan utama.
Gambar Segi Empat Kepemimpinan Universitas OHIO
a. High initiating structure dan Low Consideration (Kuadran 1)
Seorang pemimpin menunjukkan perilaku yang banyak memberikan pengarahan dan
sedikit dukungan. Pemimpin ini memberikan instruksi yang spesifik tentang peranan
dan tujuan pengikutnya, dan secara ketat mengawasi pelaksanaan tugas mereka. Tipe
kepemimpinan ini dicirikan dengan komunikasi dua arah. Pemimpin memberikan
batasan peranan para anggotanya dan memberitahukan mereka tentang apa,
bagaimana, bilamana, dan dimana melaksanakan tugas. Inisiatif pemecahan masalah
dan pembuatan keputusan semata-mata dilakukan oleh pemimpin.
b. High Consideration dan High initiating structure (Kuadran 2)
Pemimpin pada kuadran ini menunjukkan perilaku yang banyak mengarahkan dan
banyak memberikan dukungan. Pemimpin dalam gaya seperti ini mau menjelaskan
keputusan dan kebijakan yang ia ambil dan mau menerima pendapat dari pengikutnya.
Tetapi pemimpin dengan tipe ini masih tetap harus memberikan pengawasan dan
pengarahan dalam penyelesaian tugas –tugas anggotanya. Komunikasi yang
dijalinpun dua arah dan perilaku mendukung, dengan berusaha menedengar perasaan
pengikut tentang keputusan yang dibuat, serta ide -ide dan saran-saran anggotanya.
Meskipun dukungan ditingkatkan, pengendalian atas pengambilan keputusan tetap
pada pemimpin.
High consideration &Low initiating structure
(K-3)
High consideration &High initiating structure
(K-2)
High initiating structureLow consideration
(K-1)
Low initiating structureLow consideration
(K-4)
initiating structure (Struktur)
Consideration(Perhatian)
Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
c. High consideration dan Low initiating structure (Kuadran 3)
Perilaku pemimpin menekankan pada banyak memberikan dukungan dan sedikit
pengarahan. Dalam tipe pemimpin seperti ini, pemimpin menyusun keputusan
bersama-sama dengan anggotanya dan mendukung usaha-usaha mereka dalam
menyelesaikan tugas. Dengan tipe ini, pemimpin dan anggota saling tukar ide dalam
pemecahan masalah dan dan pembuatan keputusan. Komunikasi dua arah
ditingkatkan, dan peranan pemimpin adalah secara aktif mendengar. Tanggung jawab
pemecahan masalah dan pembuatan keputusan sebagian besar berada dipihak anggota.
Hal ini dikarenakan anggota memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas.
d. Low initiating structure dan Low consideration (Kuadran 4)
Seorang pemimpin memberikan sedikit dukungan dan sedikit pengarahan. Pemimpin
dengan tipe ini mendelegasikan keputusan-keputusan dan tanggung jawab
pelaksanaan tugas kepada anggota. Pemimpin mendiskusikan masalah bersama-sama
dengan anggota sehingga tercapai kesepakatan mengenai definisi masalah yang
kemudian proses pembuatan keputusan didelegasikan secara keseluruhan kepada
anggota. Sekarang anggotalah yang memiliki kontrol untuk memutuskan tentang
bagaimana cara pelaksanaan tugas. Pemimpin memberikan kesempatan yang luas bagi
anggota untuk melaksanakan pekerjaan mereka sendiri karena mereka memiliki
kemampuan dan keyakinan untuk memikul tanggung jawab dalam pengarahan
perilaku mereka sendiri.
B. Studi Kepemimpinan Universitas Michigan
Penelitian yang dilakukan di Universitas Michigan mengidentifikasikan dua gaya
kepemimpinan yang berbeda: kepemimpinan yang berorientasi pada pekerjaan dan
berorioentasi pada karyawan. Pemimpin yang berorientasi pekerjaan cenderung
melakukan penyeliaan secara ketat sehingga pengikut melaksanakan tugas mereka dengan
menggunakan prosedur yang telah ditentukan dengan jelas. Jenis pemimpin ini
mengandalkan kekuatan kepemimpinannya pada kekuasaan legitimasi, imbalan, dan
kekuasaan paksaan dalam usahanya memepengaruhi para pengikut. Sebaliknya pemimpin
yang berorientasi karyawan yakin tentang perlunya pendelegasian pengambilan keputusan
dan upaya membantu pengikut/ bawahan dalam memenuhi kebutuhan mereka dengan
menciptakan lingkungan kerja yang mendorong. Pemimpin yang berorientasi karyawan
menaruh perhatian akan prestasi karyawan, petumbuhan, dan kemajuan pribadi
Seperti penelitian yang dilakukan Universitas Ohio, penelitian yang dilakukan oleh
Universitas Michigan juga menemukan adanya dua kelompok perilaku kepemimpinan
yaitu employee oriented dan production oriented. Perbedaan antara kedua penelitian
tersebut adalah terletak pada perbedaan hubungan antara dua macam perilaku yang
berhasil diketemukan. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Universitas Ohio
perilaku initiating structure dan consideration berdiri bebas, dalam arti tidak saling
mempengaruhi. Sebaliknya menurut hasil penelitian ang dilakukan oleh Universitas
Michigan perilaku yang berorientasi pada karyawan dan perilaku yang berorientasi pada
produksi saling berhubungan sebagai satu kontinum. Artinya seorang pemimpin yang
berperilaku orientasi pada produksi dengan derajat yang tinggi akan berakibat perilakunya
yang berorientasi pada karyawan denga derajat yang rendah, seorang pemimpin yang
berperilaku dengan orientasi karyawan dengan derajat yang tinggi akan berakibat
perilakunya yang berorientasi produksi berderajat rendah.
Kontinum merupakan suatu garis yang diawali dengan titik yang menunjukkan
perilaku yang berorientasi pada produksi yang diakhiri dengan titik yang menunjukkan
perilaku yang berorientasi pada karyawan, hal ini dapat ditunjukkan dengan gambar
sebagai berikut :
Likert (1961) menemukan bahwa para pemimpin yang mempraktekkan
pengawasan/pengendalian umum dan berorientasi pada karyawan mempunyai semangat
kerja yang lebih tinggi dan produktivitas yang lebih besar daripada para pemimpin
yang mempraktekkan pengawasan/pengendalian tertutup dan berorientasi pada
tugas/pekerjaan. Likert menyusun suatu model empat tingkatan keefektifan
manajemen dengan menggunakan dua kategori gaya yaitu orientasi karyawan dan
orientasi tugas.
Sistem 1
Pemimpin dengan gaya exploitative authoritative. Pada gaya ini pemimpin
membuat semua keputusan yang berhubungan dengan kerja dan memerintah para
employee orientedproduction oriented.
TinggiTinggi Rendah
bawahan untuk melaksanakannya. Standar dan metode pelaksanaan juga secara kaku
ditetapkan oleh pemimpin. Pemimpin menggunakan rasa takut dan ancaman;
komunikasi atas ke bawah dengan kebanyakan keputusan diambil di atas; atasan dan
bawahan memiliki jarak yang jauh.
Sistem 2
Pemimpin dengan gaya kepemimpinan benevolent authoritative. Gaya ini
merupakan gaya otokratis yang baik hati. Dengan gaya ini pemimpin tetap
menentukan perintah-perintah, tetapi memberi bawahan kebebasan untuk
memberikan komentar terhadap perintah-perintah tersebut. berbagai fleksibilitas
untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dalam batas-batas dan prosedur-prosedur
yang telah ditetapkan. Pemimpin menggunakan penghargaan;, informasi mengalir ke
atas dibatasi oleh pemimpin apa yang ingin didengar dan keputusan kebijakan
sementara datang dari atas, tetapi beberapa keputusan yang ditetapkan dapat
dilimpahkan ke tingkat yang lebih rendah. Pemimpin mengharapkan kepatuhan
bawahan.
Sistem 3
Pemimpin dengan gaya yang bersifat consultative. Dengan gaya ini pemimpin
menetapkan tujuan-tujuan dan memberikan perintah-perintah setelah hal-hal itu
didiskusikan dahulu dengan bawahan. Bawahan dapat membuat keputusan –
keputusan mereka sendiri tentang cara pelaksanaan tugas. Penghargaan lebih
digunakan untuk memotivasi bawahan daripada ancaman hukuman. Pemimpin
menawarkan hadiah, kadang-kadang hukuman; keputusan besar datang dari atas
sementara ada beberapa yang lebih luas keterlibatan dalam pengambilan keputusan
dan komunikasi rincian ke bawah ke atas sementara komunikasi penting hati-hati.
Sistem 4
Pemimpin dengan gaya partisipative group. Dengan gaya kelompok
berpartisipasi pemimpin mengembangkan kepercayaan penuh kepada bawahan,
adanya penerimaan ide dari bawahan secara konstruktif, pemberian penghargaan
yang bersifat ekonomis, pemimpin memotivasi bawahan untuk bertanggung
jawab dalam membuat keputusan serta adanya kebebasan mutlak bagi bawahan
untuk membicarakan tugas pekerjaan dengan atasan. Sistem ini adalah yang
paling ideal menurut Likert tentang cara bagaimana organisasi seharusnya
berjalan. Tujuan-tujuan ditetapkan dan keputusan-keputusan kerja dibuat oleh
kelompok. Pemimpin membuat keputusan secara formal setelah
mempertimbangkan saran-saran dan pendapat-pendapat dari anggota kelompok.
Untuk memotivasi bawahan, manajer tidak hanya mempergunakan penghargaan-
penghargaan ekonomis tetapi juga mencoba memberikan kepada bawahan
perasaan dibutuhkan dan dianggap penting.
Keempat sistem tersebut merupakan hasil dari serangkaian penelitian yang telah
dilakukan oleh Rensis Likert. Likert telah mengembangkan suatu gagasan dan pendekatan
yang penting untuk memahami perilaku seorang pemimpin berdasarkan suatu proses
penelitian bertahun-tahun yang didukung secara empiris. Likert berpendapat bahwa
pemimpin yang berhasil jika menggunakan gaya kepemimpinan gaya pada sistem
IV, yaitu gaya partisipative group. Menurut gaya ini keberhasilan pemimpin adalah
karena berorientasi kepada bawahan dan didasarkan pada komunikasi serta adanya
penerapan tata hubungan yang mendukung (supportive relationships) dari semua
pihak dalam organisasi.
BAB II
KESIMPULAN
A. Studi Kepemimpinan Ohio
Kesimpulannya adalah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Ohio menyatakan
bahwa gaya pemimpin dengan tingkat initiating structure dan consideration yang
sama-sama tinggi biasanya menghasilkan hal-hal yang positif.
B. Studi Kepemimpinan Michigan
Kesimpulan yang diberikan oleh para peneliti dari universitas Michigan adalah
pemimpin yang berorientasi pada karyawan lebih disukai karena perilaku pemimpin
seperti ini berasosiasi dengan produktivitas kelompok dan kepuasan kerja ysng tinggi,
sedangkan pemimpin yang berorientasi produksi cnderung berasosiasi dengan
produktivitas kelompok dan kepuasan kerja yang rendah.