kep 814 tahun 2016

52
KEPDIRJEN Nomor KEP-814/PB/2016 tentang PEDOMAN AKSELERASI PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI LINGKUNGAN DITJEN PERBENDAHARAAN FEBRUARI 2017

Upload: kppn137

Post on 12-Apr-2017

341 views

Category:

Business


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kep 814 Tahun 2016

KEPDIRJEN Nomor KEP-814/PB/2016 tentang PEDOMAN AKSELERASIPEMBANGUNAN ZONA INTEGRITASMENUJU WBK / WBBM DI LINGKUNGAN DITJEN PERBENDAHARAAN

FEBRUARI 2017

Page 2: Kep 814 Tahun 2016

Outline

Latar Belakang dan Dasar HukumKondisi Umum Birokrasi di IndonesiaPembangunan Zona Integritas di Lingkup DJPBPelaksanaan Akselerasi Pembangunan Zona

Integritas Menuju WBK/WBBMTimeframe Pelaksanaan

Page 3: Kep 814 Tahun 2016

Latar Belakang (1)

1. Reformasi birokrasi merupakan salah satu langkah awal untuk melakukan penataan terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan yang baik, efektif dan efisien, sehingga dapat melayani masyarakat secara cepat, tepat, dan profesional.

2. Dalam perjalanannya, banyak kendala yang dihadapi, diantaranya adalah penyalahgunaan wewenang, praktek KKN, dan lemahnya pengawasan.

3. Program reformasi birokrasi di Kemenkeu telah dilaksanakan sejak tahun 2007

4. Reformasi birokrasi secara nasional dimulai tahun 2010 dengan diterbitkannya Perpres 81 / 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025

5. Reformasi Birokrasi di Kemenkeu diintegrasikan dengan Reformasi Birokrasi secara nasional

Page 4: Kep 814 Tahun 2016

Latar belakang (2)

6. Secara periodik Kemenpan melakukan penilaian kualitas RB di seluruh K/L7. Penilaian RB di level Kementerian melalui PMPRB, sedangkan di level Satker

dilakukan melalui WBK/WBBM8. Sejak tahun 2013, 5 (lima) Unit kerja di DJPB telah memperoleh unit berpredikat

WBK/WBBM9. Arahan Menkeu dan Dirjen Perbendaharaan di Rapimnas DJPB bahwa perlu ada

percepatan pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM di lingkungan Ditjen Perbendaharaan pada tahun 2017 sehingga lebih banyak unit vertikal yang memperoleh predikat WBK/WBBM

10. Dalam rangka mempercepat pembangunan Zona Integritas Setditjen Perbendaharaan c.q. Bagian Kepatuhan Internal telah menyusun Kepdirjen tentang akselerasi pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM di lingkungan Ditjen Perbendaharaan.

Page 5: Kep 814 Tahun 2016

DASAR HUKUM 5

1.Perpres 81 / 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025;

2.Permen PANRB 52/2014 tentang Pedoman Pembangunan ZI menuju WBK dan WBBM di Lingkungan Instansi Pemerintah

3.Perdirjen Nomor 20/PB/2016 tentang Tata Kelola Pelaksanaan Tugas Unit Kepatuhan Internal di Lingkungan Ditjen Perbendaharaan

Page 6: Kep 814 Tahun 2016

KONDISI UMUM BIROKRASI DI INDONESIA

Organisasi yang gemuk

Peraturan perundang- undangan overlapping

SDM Aparatur Tidak Kompeten

Tumpang Tindih Kewenangan

Pelayanan publik masih buruk

Pola pikir ruled based

Budaya kinerja belum terbangun

Page 7: Kep 814 Tahun 2016

TUJUAN DAN SASARAN REFORMASI BIROKRASI

Pemerintahan terbuka

berbasis IT

Pemerintahan partisipatif

dan melayani

Sumber Daya

Aparatur yang

kompeten dan

kompetitif

Pemerintahan yang

efektif dan efisien

Tujuan Akhir Birokrasi :

1. Bersih dari KKN dan dari Politisasi

2. Akuntabel dan berkinerja

3. Pelayanan Publik Prima

Page 8: Kep 814 Tahun 2016

Kebijakan Reformasi BirokrasiPembangunan aparatur negara dilakukan melalui reformasi birokrasi untuk meningkatkan profesionalisme aparatur negara dan untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik, baik di pusat maupun di daerah agar mampu mendukung keberhasilan pembangunan di bidang lainnya.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025

Perpres No. 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014

Kebijakan pembangunan di bidang hukum dan aparatur diarahkan pada perbaikan tata kelola pemerintahan yang baik melalui pemantapan pelaksanaan Reformasi Birokrasi

Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025

Beberapa Peraturan Menteri PAN dan RB tentang Pedoman Pelaksanaan RB

Page 9: Kep 814 Tahun 2016

Strategi Reformasi Birokrasi Nasional

3 Sasaran RB1. Terwujudnya

pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme;

2. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi

3. Meningkatnya kualitas pelayanan publik

Page 10: Kep 814 Tahun 2016

8 Area Perubahan di Kementerian, Lembaga dan Pemda

Organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran

Sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai dengan prinsip-prinsip good governance

Regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif

SDM aparatur yang berintegritas, netral, kompeten, capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera

Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi

Pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat

Birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi

Organisasi

Tatalaksana

PeraturanPerundang-undangan

Sumber daya Manusia aparatur

Pengawasan

Akuntabilitas

Pelayanan publik

Mind set dan culture Set Aparatur

AREA HASIL YANG DIHARAPKAN

10

Page 11: Kep 814 Tahun 2016

Reformasi Birokrasi Kementerian KeuanganReformasi Birokrasi

Kementerian Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Reformasi Nasional yang disebabkan adanya krisis ekonomi 1998 yang berimbas di seluruh lapisan kehidupan masyarakat.  Pada tataran nasional, era refomasi ditandai dengan diterbitkannya TAP MPR No.XI/1998 tentang penyelenggara negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dan UU No.28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan yang bersih dan bebas KKN.

Page 12: Kep 814 Tahun 2016

DEFINISI 12

ZONA INTEGRITAS• predikat yang diberikan kepada instansi

pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan WBK/WBBM melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik

Page 13: Kep 814 Tahun 2016

WILAYAH BEBAS KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH MELAYANI

13

Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM)Merupakan predikat yang diberikan kepada unit kerja pada instansi pemerintah yang memenuhi indikasi bebas dari korupsi dan melayani publik dengan baik

Page 14: Kep 814 Tahun 2016

1. Pemberantasan korupsi harus dilakukan melalui PENINDAKAN dan PENCEGAHAN

SINERGIS

2. Untuk mewujudkan WBK, perlu lebih dahulu dilakukan pembangunan Zona

Integritas (ZI), yang didahului dengan pernyataan komitmen bersama untuk

tidak melakukan tindak pidana korupsi, kolusi, dan nepotisme melalui

penandatanganan dokumen pakta integritas.3. Pembangunan Unit Kerja Zona Integritas (ZI) diharapkan dapat menjadi model

pencegahan korupsi yang lebih efektif, karena pada Unit Kerja ZI inilah dilakukan berbagai upaya pencegahan korupsi secara konkrit dan terpadu.

KENAPA PERLU ZI, WBK DAN WBBM ?

Page 15: Kep 814 Tahun 2016

KERANGKA LOGIS PENILAIAN 15

H A S I L ( 4 0 % )P E N G U N G K I T ( 6 0 % )

P E R B A I K A N D A N P E M B E L A J A R A N

PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK

PEMERINTAH YANG BERSIH DAN BEBAS

KKNMAN

AJEM

EN P

ERU

BAH

AN

PENATAAN TATALAKSANA

PEN

ING

KATA

N K

UALI

TAS

PELA

YAN

AN

PUBL

IK

PENATAAN MANAJEMEN SDM

PENGUATAN PENGAWASAN

PENGUATAN AKUNTABILITAS

KINERJA

Nilai persepsi korupsi (survei eksternal)

(15)Presentase

penyelesaian TLHP (5)

Nilai persepsi kualitas pelayanan (survei eksternal)

(20)

Page 16: Kep 814 Tahun 2016

RUANG LINGKUP PENILAIAN (1)

Ruang lingkup kegiatan yang dinilai oleh Inspektorat Jenderal mengacu pada Peraturan Menpan dan RB Nomor 52 Tahun 2014, yaitu:

1. Komponen Pengungkit, yang terdiri atas enam area, yaitu:1) Manajemen Perubahan yang terdiri atas 4 sub area dengan 12 pertanyaan;2) Penataan Tatalaksana yang terdiri atas 3 sub area dengan 9 pertanyaan;3) Penataan Sistem Manajemen SDM yang terdiri atas 6 sub area dengan 18 pertanyaan;4) Penguatan Akuntabilitas Kinerja yang terdiri atas 2 sub area dengan 11 pertanyaan;5) Penguatan Pengawasan yang terdiri atas 5 sub area dengan 19 pertanyaan;6) Penguatan Kualitas Pelayanan Publik yang terdiri atas 3 sub area dengan 12 pertanyaan;

Page 17: Kep 814 Tahun 2016

NILAI INDIKATOR PENGUNGKIT

NILAI KETERANGANC Kegiatan belum dilaksanakanB Kegiatan telah dilaksanakanA Terdapat inovasi atas kegiatan

NILAI KETERANGAND Kegiatan belum dilaksanakanC Kegiatan dilaksanakan sebagian kecilB Kegiatan dilaksanakan sebagian besarA Kegiatan dilaksanakan seluruhnya

Page 18: Kep 814 Tahun 2016

RUANG LINGKUP PENILAIAN (2)

2. Indikator Hasil, yang terdiri atas dua sasaran utama yaitu:1) Terwujudnya Pemerintahan yang Bersih dan Bebas KKN; dan2) Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik kepada Masyarakat.

Page 19: Kep 814 Tahun 2016

SYARAT PENETAPAN WBK/WBBM 19

SYARAT WBK WBBMNilai Total (Pengungkit dan Hasil) minimal 75 85

Nilai komponen hasil “Terwujudnya Pemerintah yang Bersih dan Bebas KKN” minimal 18 18

Nilai sub-komponen “Survei Persepsi Anti Korupsi” minimal 13,5 13,5

Nilai sub-komponen “Persentasi TLHP” minimal 3,5 3,5

Nilai komponen hasil “Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik kepada Masyarakat” minimal - 16

Page 20: Kep 814 Tahun 2016

PELAKSANAAN AKSELERASIPEMBANGUNAN ZONA INTEGRITASMENUJU WBK / WBBM DI LINGKUNGAN DITJEN PERBENDAHARAAN

Berdasarkan : KEPDIRJEN Nomor KEP-814/PB/2016 S-1252/PB/2017 hal Penetapan KPPN yang Melaksanakan Akselerasi Pembangunan Zona

Integritas di Lingkungan Ditjen Perbendaharaan

Page 21: Kep 814 Tahun 2016

No Aktivitas Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt1. Pengajuan KPPN yang ditunjuk

dalam rangka pembangunan ZI menuju WBK/WBBM

2. Pencanangan Pembangunan ZI menuju WBK/WBBM

3. Pelaksanaan Pembangunan ZI menuju WBK/WBBM

4. Laporan KPPN ke Kanwil DJPB5. Validasi dan Verifikasi Laporan

KPPNoleh Kanwil DJPB6. Laporan Kanwil DJPB ke Kantor

Pusat DJPB7. Reviu oleh Kantor Pusat DJPB

dan Itjen

8. Penetapan KPPN berpredikat WBK/WBBM oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan

Timeframe Akselerasi Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM

Tahun 2017

Page 22: Kep 814 Tahun 2016

Poin-poin di dalam Ketentuan Kepdirjen ZI (1)

Unit kerja yang akan mengikuti akselerasi pembangunan Zona Integritas adalah hanya dilaksanakan pada KPPN yang diusulkan oleh masing-masing Kanwil Ditjen Perbendaharaan.

Kanwil Ditjen Perbendaharaan dapat mengusulkan minimal 1 (satu) KPPN di unit kerja di wilayahnya.

Tahapan pencanangan sampai dengan pelaksanaan pembangunan Zona Integritas dilaksanakan sampai dengan bulan ke- 6 (enam).

Tahapan pelaksanaan pembangunan dilaksanakan melalui kegiatan yang dilakukan oleh KPPN (inisiatif) dalam pemenuhan komponen pengungkit dengan didukung oleh bukti/dokumen

KPPN yang melaksanakan pembangunan ZI, menyampaikan laporan perkembangan setiap tiga bulan kepada Kanwil nya masing-masing

Page 23: Kep 814 Tahun 2016

Poin-poin di dalam Ketentuan Kepdirjen ZI (2)

Kanwil Ditjen Perbendaharaan melakukan validasi dan verifikasi kelengkapan dan ketepatan laporan sesuai kriteria untuk disampaikan kembali ke KPPN agar ditindaklanjuti penyempurnaannya

Kanwil Ditjen Perbendaharaan mengkonsolidasi dan menyampaikan laporan perkembangan dari Unit kerja kepada Setditjen Perbendaharaan c.q. Bagian Kepatuhan Internal setelah bulan ke-enam (pembangunan berakhir)

Bagian Kepatuhan Internal bersama dengan Itjen Kemenkeu akan melakukan desk review terhadap pemenuhan dokumen pembangunan Zona Integritas untuk dinilai dan diberikan rekomendasi perbaikan yang disampaikan kepada Kanwil dan KPPN terkait

Page 24: Kep 814 Tahun 2016

Komponen Pengungkit

Tahapan pelaksanaan pembangunan dilaksanakan melalui pemenuhan dokumen untuk memenuhi komponen pengungkit sesuai Permenpan nomor 52 tahun 2014.

Pemenuhan dokumen yang terdapat pada komponen pengungkit disesuaikan dengan tugas dan fungsi yang ada di KPPN

5% • Manajemen Perubahan5% • Penataan Tata Laksana

15% • Penataan Sistem Manajemen SDM

10% • Penguatan Akuntabilitas Kinerja

15% • Penguatan Pengawasan

10% • Penguatan Kualitas Pelayanan Publik

Page 25: Kep 814 Tahun 2016

Manajemen Perubahan

Manajemen perubahan bertujuan untuk mengubah secara sistematis dan konsisten mekanisme kerja, pola pikir (mind set), serta budaya kerja (culture set) individu pada unit kerja yang dibangun, menjadi lebih baik sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunan ZI.

Page 26: Kep 814 Tahun 2016

Manajemen Perubahan

Target yang ingin dicapai

Meningkatnya komitmen jajaran pimpinan dan pegawai unit kerja dalam membangun ZI menuju WBK/WBBM

Terjadinya perubahan pola pikir dan budaya kerja pada unit kerja yang diusulkan sebagai ZI menuju WBK/WBBM

Menurunnya risiko kegagalan yang disebabkan kemungkinan timbulnya resistensi terhadap perubahan

Page 27: Kep 814 Tahun 2016

Manajemen Perubahan

Indikator Penerapan Manajemen Perubahan

Penyusunan Tim Kerja

Dokumen Rencana Pembangunan ZI Menuju WBK/WBBM

Pemantauan dan Evaluasi Pembangunan ZI Menuju WBK/WBBM

Perubahan Pola Pikir dan Budaya Kerja

Page 28: Kep 814 Tahun 2016

Penataan Tata Laksana

Penataan tata laksana bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, dan terukur pada ZI menuju WBK/WBBM.

Page 29: Kep 814 Tahun 2016

Penataan Tata Laksana

Target yang ingin dicapai

Meningkatnya penggunaan teknologi informasi dalam proses penyelenggaraan manajemen pemerintahan

Meningkatnya efisiensi dan efektivitas proses manajemen pemerintahan

Meningkatnya kinerja

Page 30: Kep 814 Tahun 2016

Penataan Tata Laksana

Indikator Penerapan Penataan Tata Laksana

SOP Kegiatan Utama

E-Office

Keterbukaan Informasi Publik

Page 31: Kep 814 Tahun 2016

Penataan Sistem Manajemen SDM

Penataan sistem manajemen SDM aparatur bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme SDM aparatur pada ZI menuju WBK/WBBM.

Page 32: Kep 814 Tahun 2016

Penataan Sistem Manajemen SDM

Target yang ingin dicapai

Meningkatnya ketaatan terhadap pengelolaan SDM aparaturMeningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan SDM aparatur

Meningkatnya disiplin SDM aparatur

Meningkatnya efektivitas manajemen SDM aparatur

Meningkatnya profesionalisme SDM aparatur

Page 33: Kep 814 Tahun 2016

Penataan Sistem Manajemen SDM

Indikator Penerapan Penataan Sistem Manajemen

SDMPerencanaan Kebutuhan Pegawai sesuai dengan Kebutuhan

Organisasi

Pola Mutasi Internal

Pengembangan Pegawai Berbasis Kompetensi

Penetapan Kinerja Individu

Penegakan Aturan Disiplin/Kode Etik/Kode Perilaku Pegawai

Sistem Informasi Kepegawaian

Page 34: Kep 814 Tahun 2016

Penguatan Akuntabilitas

Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan dalam mencapai misi dan tujuan organisasi. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja instansipemerintah.

Page 35: Kep 814 Tahun 2016

Penguatan Akuntabilitas

Target yang ingin dicapai

meningkatnya kinerja instansi pemerintah

meningkatnya akuntabilitas instansi pemerintah

Page 36: Kep 814 Tahun 2016

Penguatan Akuntabilitas

Indikator Penguatan Akuntabilitas

Keterlibatan Pimpinan

Pengelolaan Akuntabilitas Kinerja

Page 37: Kep 814 Tahun 2016

Penguatan Pengawasan

Penguatan pengawasan bertujuan untuk meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN pada masing-masing instansi pemerintah.

Page 38: Kep 814 Tahun 2016

Penguatan Pengawasan Target yang ingin

dicapai

Meningkatnya kepatuhan terhadap pengelolaan keuangan negara

Meningkatnya efektivitas pengelolaan keuangan negaraMeningkatnya status opini BPK terhadap pengelolaan keuangan negaraMenurunnya tingkat penyalahgunaan wewenang

Page 39: Kep 814 Tahun 2016

Penguatan Pengawasan

Indikator Penguatan Pengawasan

Pengendalian Gratifikasi

Penerapan Sistem Pengawasan Internal Pemerintah (SPIP)

Pengaduan Masyarakat

Whistle Blowing System

Penanganan Benturan Kepentingan

Page 40: Kep 814 Tahun 2016

Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Peningkatan kualitas pelayanan publik merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas dan inovasi pelayanan publik pada masing-masing instansi pemerintah secara berkala sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat. Disamping itu, peningkatan kualitas pelayanan publik dilakukan untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara pelayanan publik dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan menjadikan keluhan masyarakat sebagai sarana untuk melakukan perbaikan pelayanan publik.

Page 41: Kep 814 Tahun 2016

Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Target yang ingin dicapai

meningkatnya kualitas pelayanan publik (lebih cepat, lebih murah, lebih aman, dan lebih mudah dijangkau)Meningkatnya jumlah unit pelayanan yang memperoleh standardisasi pelayanan internasionalMeningkatnya indeks kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan publik

Page 42: Kep 814 Tahun 2016

Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Indikator Peningkatan

Kualitas Pelayanan Publik

Standar Pelayanan

Budaya Pelayanan Prima

Penilaian Kepuasan Terhadap Pelayanan

Page 43: Kep 814 Tahun 2016

Parameter Komponen Hasil

Indikator Terwujudnya Pemerintahan yang Bersih dan Bebas KKN

Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) yang dilakukan oleh auditor internal maupun eksternal

Indikator Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Kepada Masyarakat

menggunakan hasil survei yang dilakukan secara periodik (6 bulan) pada rentang waktu pembangunan yang dilakukan sesuai dengan Kepdirjen No. KEP-261/PB/2016 tentang Pedoman dan Supervisi yang ada di KPPN

Apabila KPPN tersebut belum pernah dilakukan pemeriksaan/audit, maka dapat menggunakan data Tindak Lanjut Laporan Hasil Pembinaan Kanwil Ditjen Perbendaharaan secara periodik, minimal satu tahun sebelumnya.

Page 44: Kep 814 Tahun 2016

Tahapan Pengajuan dan Tahapan PencananganSumber Daya yang Cukup

Belum Pernah dapat

Predikat WBK /WBBM

Tidak ada Temuan Audit

Pimpinan dan Pegawai tidak sedang dalam

hukuman apapun

Kanwil mengajukan KPPN untuk mengikuti akselerasi

Pembangunan ZI kepada

Kantor Pusat Penetapan oleh Direktur Jenderal

PerbendaharaanMelakukan deklarasi telah siap melaksanakan

pembangunan Zona Integritas

Page 45: Kep 814 Tahun 2016

Tahapan Pembangunan Zona Integritas (KPPN)

Manajemen Perubahan

Penataan Tatalaksana

Penguatan Akuntabilitas

Kinerja

Penataan Sistem Manajemen SDM

Penguatan PengawasanPenguatan

Kualitas Pelayanan Publik

Parameter Komponen Pengungkit

Sesuai Format pada Anak

Lampiran 1a

Mei Agustus

Laporan Perkembangan ke Kanwil

Laporan Akhir ke KanwilPaling lambat

10 hari kerja

- Permenpan nomor 52 tahun 2014

- Kepdirjen 814 tahun 2016

- Softcopy- E-book

Page 46: Kep 814 Tahun 2016

Peran Kanwil

Dokumen Pembangunan

ZI

Koordinasi dengan KPPN

Monitoring dan Evaluasi

Validasi dan Verifikasi

Memberikan Dukungan Teknis

KPPN

Menggunakan format Anak Lampiran 1b

Page 47: Kep 814 Tahun 2016

Pelaporan Kanwil DJPB ke Kantor Pusat

Agustus

Penyampaian Laporan ZI ke Kantor

Pusat

Sesuai Format pada: Anak Lampiran 2a

Anak Lampiran 2b Mei

Page 48: Kep 814 Tahun 2016

Reviu oleh Kantor Pusat DJPB dan Itjen Kemenkeu

Setditjen Perbendaha

raan

Itjen KemenkeuDesk

Review

Feedback

Page 49: Kep 814 Tahun 2016

Penetapan Hasil ReviuHasil Desk

Review

5 (Lima) KPPN dengan nilai terbaik akan diusulkan

untuk mengikuti penilaian WBK/WBBM tingkat

nasional oleh Kemenpan-RB

Hasil Reviu ditetapkan oleh

Direktur Jenderal Perbendaharaan

Page 50: Kep 814 Tahun 2016

Hal Penting (Manajerial)

1. Pimpinan unit kerja harus memiliki keteladanan yang konsisten.2. Seluruh pejabat/pegawai memiliki semangat yang sama dan memahami urgensi WBK/WBBM

termasuk prosesnya.3. Unit kerja harus mampu meraih dukungan dari external stakeholders (kepuasan dan

integritas).4. Penunjukan PIC (Person in Charged) Kegiatan WBK/WBBM, termasuk staf/pelaksana yang

dedicated, dan tempat yang bisa secara rutin dipakai untuk evaluasi berkas dan diskusi.5. Penataan dokumen fisik yang rapi, menarik, dan terstruktur, serta didukung dengan e-book.6. Pembinaan dan supervisi Kanwil Ditjen Perbendaharaan secara rutin terhadap KPPN.7. Komunikasi yang proaktif dari unit kerja kepada Kanwil dan Kantor Pusat Ditjen

Perbendaharaan.8. Inovasi terkait WBK/WBBM perlu dieksplorasi dengan kreatif.

Page 51: Kep 814 Tahun 2016

Hal Penting (Teknis)

1. Memenuhi setiap komponen pengungkit sesuai dengan Permenpan nomor 52 tahun 2014 secara bertahap.

2. Memaksimalkan kelengkapan dokumen dan argumentasi pemenuhan dokumen3. Menyajikan dalam bentuk E-Book, PDF, dan link dokumen dalam LKE serta

dilengkapi dengan buku pelengkap dan video kegiatan4. Menjaga kualitas pengendalian internal dalam rangka menghadapi audit belanja

barang dan modal5. Mempersiapkan sarana dan prasarana (gudang arsip, jalur difable, jalur evakuasi,

perbaikan kamar mandi, FO, dll)6. Melakukan pelayanan dan komunikasi dengan Satuan Kerja dengan lebih intens

Page 52: Kep 814 Tahun 2016

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAANSEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL

GEDUNG PRIJADI PRAPTOSUHARDJO I LANTAI 2JALAN LAPANGAN BANTENG TIMUR NOMOR 2-4 JAKARTA 10710

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan