kenalan dengan pajak
DESCRIPTION
Kenalan Dengan Pajak. Oleh : Jakarta, 3 Juni 2014. Apakah Anda termasuk Wajib Pajak ?. - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
Kenalan Dengan Pajak
Oleh:
Jakarta, 3 Juni 2014
Apakah Anda termasuk Wajib Pajak?
• Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan per-pajakan.– 1) Orang Pribadi, dan – 2) Badan.
Orang Pribadi• Sebagai Subjek Pajak yaitu Warga Negara
Indonesia (orang yang dilahirkan di Indonesia) atau orang asing yang tinggal di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan.
• Sedangkan yang dikategorikan batasan penghasilan adalah jika penghasilan netonya di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
Badan• Sedangkan sebagai badan, yaitu sekumpulan orang
dan/atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.
Melaporkan Usaha untuk Dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak
• Jika peredaran bruto sudah melebihi Rp 4,8 milyar dalam satu tahun pajak atau dalam bagian tahun pajak (misalnya, jumlah tersebut diperoleh bulan Agustus), maka sudah wajib melaporkan usahanya sebagai PKP. Walaupun peredaran usaha belum mencapai atau melebihi Rp 4,8 milyar, bukan berarti pengusaha tersebut tidak dapat melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP. Sah-sah saja, namun tidak wajib.
Mengisi Surat Pemberitahuan dengan Tidak Benar, Lengkap dan Jelas
Surat Pemberitahuan
• SPT Masa, yaitu SPT yang digunakan untuk melaporkan kewajiban pajak untuk
suatu Masa Pajak;
• SPT Tahunan, yaitu SPT yang digunakan untuk melaporkan kewajiban pajak untuk
suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak.
Cara Mengisi Surat Pemberitahuan
• Benar yaitu benar dalam perhitungan, termasuk benar dalam penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dalam penulisan, dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya;
• Lengkap yaitu memuat semua unsur-unsur yang berkaitan dengan obyek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam SPT;
• Jelas yaitu melaporkan asal-usul atau sumber dari objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam SPT.
Tidak atau Terlambat Menyampaikan
Surat Pemberitahuan
• Tidak disampaikan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud;– Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah)
untuk Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai,
– Rp 100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Masa lainnya, dan sebesar
– Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan, serta sebesar
– Rp 100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi.
• Setiap orang yang dengan sengaja:• Tidak menyampaikan Surat
Pemberitahuan; sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.
• SPT yang Dianggap Tidak Disampaikana. SPT tidak ditandatangani sebagaimana
mestinyab. SPT tidak sepenuhnya dilampiri
keterangan dan/atau dokumen sebagaimana mestinya;
c. SPT yang menyatakan lebih bayar disampaikan setelah 3 (tiga) tahun sesudah berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, dan WP telah ditegur secara tertulis; atau
d. SPT disampaikan setelah Direktur Jenderal Pajak melakukan pemeriksaan atau menerbitkan surat ketetapan pajak.
Kapan Surat Pemberitahuan Disampaikan?
a. Untuk SPT Masa PPh, paling lama 20 (dua puluh) hari setelah akhir Masa Pajak;
b. Untuk SPT Masa PPN, paling lama akhir bulan setelah akhir Masa Pajak;
c. Untuk SPT Tahunan Pajak Penghasilan WP orang pribadi, paling lama 3 (tiga) bulan setelah akhir Tahun Pajak; atau
d. Untuk SPT Tahunan Pajak Penghasilan WP badan, paling lama 4 (empat) bulan setelah akhir Tahun Pajak.
Terima Kasih
Jl. Sungai Gerong No. 19Kebon Melati, Tanah Abang
Jakarta Pusat 12920 IndonesiaTelp : +62 21 31903700Fax : +62 21 31904200
www.lf-consult.com
Bentuk Usaha Tetap• …. Atau bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang
pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia, yang berupa:tempat kedudukan manajemen; cabang perusahaan; kantor perwakilan; gedung kantor; pabrik; bengkel; gudang; ruang untuk promosi dan penjualan; pertambangan dan penggalian sumber alam; wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi; perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan,atau kehutanan; proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan; pemberian jasa dalam bentuk apa pun oleh pegawai atau orang lain, sepanjang dilakukan lebih dari 60 (enam puluh) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan; orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak bebas; agen atau pegawai dari perusahan asuransi yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menerima premi asuransi atau menanggung risiko di Indonesia; dan komputer, agen elektronik, atau peralatan otomatis yang dimiliki, disewa, atau digunakan oleh penyelenggara transaksi elektronik untuk menjalankan kegiatan usaha melalui internet.
PP NOMOR 46 TAHUN 2013
SEPTEMBER 2013
PPh Final 1%atas Penghasilan Bruto Tertentu
Orang pribadi Badan, tidak termasuk Bentuk Usaha Tetap,
yang menerima penghasilan bruto/kotor dari usaha tidak melebihi Rp 4,8 miliar dalam 1 (satu) Tahun Pajak.
Siapa yang Dikenakan PPh Berdasarkan PP 46?
WP OP yang melakukan kegiatan usaha perdagangan dan/atau jasa yang dalam usahanya menggunakan sarana atau prasarana yang dapat dibongkar pasang, baik yang menetap maupun tidak menetap dan menggunakan sebagian atau seluruh tempat untuk kepentingan umum yang tidak diperuntukkan bagi tempat usaha atau berjualan, misalnya pedagang makanan keliling, pedagang asongan, warung tenda di trotoar, dan sejenisnya.
WP badan yang belum beroperasi secara komersial atau yang dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah beroperasi secara komersial memperoleh penghasilan bruto melebihi Rp 4,8 miliar.
Pengecualian
Dasar Penentuan Penghasilan Bruto
Penghasilan bruto yang tidak melebihi Rp 4,8 Miliar ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dari seluruh usaha, termasuk dari usaha cabang, tidak termasuk penghasilan bruto dari: Jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas; penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar
negeri; usaha yang atas penghasilannya telah dikenai Pajak
Penghasilan yang bersifat final dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan tersendiri, misalnya usaha jasa konstruksi; dan
penghasilan yang dikecualikan sebagai objek pajak.
Saat Mulai Berlakunya PP
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 2013
Kapan Wajib Pajak Dikenakan PPh
Berdasarkan PP 46?
1. Apabila penghasilan bruto yang dilaporkan dalam SPT Tahunan terakhir di bawah Rp 4,8 Miliar, dalam hal penghasilan tersebut merupakan penghasilan penuh 12 bulan.
CV Andik terdaftar 1 Januari 2012, memiliki usaha penjualan gerabah dan memiliki penghasilan bruto:• Januari s.d Desember 2013 sebesar Rp 4.000.000.000,00
2013 2014
20142013
Contoh Kasus:
Omzet perdagangan
Rp4 miliar
penghasilan Bruto ≤ Rp4,8
miliar Memenuhi Kriteria untuk Dikenai PPh
Bersifat Final
dikenai PPh bersifat final 1%
Kapan Wajib Pajak Dikenakan PPh
Berdasarkan PP 46?2. Apabila WP Orang Pribadi baru terdaftar
antara Januari-Juni 2013 dasar penghasilan bruto adalah: akumulasi penghasilan bruto dari bulan berdiri s.d. bulan Juni 2013, yang disetahunkan.
Mulai Berlakunya PP 46 Tahun
2013
Terdaftar sebagai Wajib
Pajak
1 April 2013 1 Juli 2013
Contoh KasusJumlah penghasilan bruto selama 3 (tiga) bulan
Rp150.000.000,00
penghasilan bruto 3 (tiga) bulan yang disetahunkan adalah: Rp150.000.000,00 x 12/3 = Rp 600.000.000
30 Juni 2013
Kapan Wajib Pajak Dikenakan PPh Berdasarkan PP 46?
3. Dalam hal WP Orang Pribadi baru terdaftar setelah Juli 2013
dasar penghasilan bruto adalah: penghasilan bruto bulan pertama disetahunkan.
Contoh Kasus
Gatut Kaca terdaftar sebagai Wajib Pajak baru pada bulan November 2014. Pada bulan November 2014 tersebut, memperoleh penghasilan bruto sebesar Rp 15.000.000,00 (lima belas juta rupiah).
penghasilan bruto November 2014 disetahunkan: 12/1 x Rp15.000.000,00 = Rp180.000.000,00
Kapan Wajib Pajak Dikenakan PPh
Berdasarkan PP 46?4. Khusus WP Badan yang baru mulai
beroperasi secara komersial
dasar penghasilan bruto adalah: penghasilan bruto setahun pertama sejak beroperasi secara komersial.
Contoh KasusPT Gaya Baru terdaftar sebagai Wajib Pajak baru pada bulan November 2012. PT Gaya Baru mulai beroperasi secara komersial bulan November 2013.
Selama satu tahun pertama operasi komersial PT Gaya Baru dikenai PPh tarif umum (PPh Pasal 25), dan karena satu tahun tersebut melewati tahun pajak maka PT Gaya Baru menggunakan tarif PPh umum sampai Desember 2014.
Apabila penghasilan bruto masa November 2013 – Oktober 2014 telah melebihi Rp 4,8 M maka mulai Januari 2015 PT Gaya Baru tetap menggunakan PPh tarif umum.
Apabila penghasilan bruto masa November 2013 – Oktober 2014 belum melebihi Rp 4,8 M maka pengenaan PP 46 didasarkan pada penghasilan bruto masa Januari – Desember 2014.
Penentuan Penghasilan Bruto Dasar Pengenaan PP 46
Orang Pribadi Badan
Penghasilan Januari s.d Desember 2012
Omset SPT Tahunan 2012
Omset SPT Tahunan 2012
Terdaftar Januari s.d Juni 2013
Omset sejak terdaftar sampai dengan Juni disetahunkan
Omset Tahun Pertama operasi komersial
Terdaftar setelah Juli 2013
omset bulan pertama disetahunkan
Omset Tahun Pertama operasi komersial
Pajak Penghasilan terutang dihitung berdasarkan tarif 1% (satu persen) dikalikan dengan dasar pengenaan pajak, yaitu jumlah penghasilan bruto setiap bulan dari setiap tempat usaha
Penerapan Tarif
PPh Terutang = 1% x penghasilan Bruto Setiap Bulan
Penerapan TarifContoh
PT Daya Tangkap memenuhi kriteria WP yang dikenai PPh yang bersifat final sesuai PP ini.Pada bulan Agustus 2013 memperoleh penghasilan dari usaha penjualan sebesar Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).Pajak Penghasilan (PPh) yang bersifat final yang terutang untuk bulan Agustus 2013 dihitung sebagai berikut:
PPh final = 1% x Rp 50.000.000,00 = Rp 500.000,00
Setoran bulanan PPh berdasarkan PP 46 merupakan PPh Pasal 4 ayat (2)
Jika penghasilan semata-mata dikenai PPh final, tidak wajib PPh Pasal 25.
Jika ada penghasilan lain selain yang dikenai PPh Pasal 4 ayat (2) sesuai ketentuan PP ini, maka atas penghasilan tersebut dikenai PPh sesuai dengan ketentuan umum.
Jika ada angsuran PPh Pasal 25 atau PPh yang dipotong/dipungut pihak lain boleh dikreditkan terhadap PPh terutang yang dikenakan berdasarkan tarif umum.
Angsuran Masa
Angsuran MasaAngsuran pajak pada Tahun Pajak pertama Wajib Pajak tidak dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final: bagi Wajib Pajak bank, BUMN, BUMD, Wajib Pajak masuk
bursa, dan Wajib Pajak lainnya yang harus membuat laporan keuangan berkala, dan WP OPPT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (7) huruf b dan huruf c UU PPh; dan
bagi selain Wajib Pajak diatas, angsuran pajak diperlakukan seperti Wajib Pajak Baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (7) huruf a UU PPh,
besaran angsuran pajak adalah sesuai dengan besarnya angsuran pajak sebagaimana diatur dalam PMK 255/PMK.03/2008 std PMK 208/PMK.03/2009.
Penyetoran paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
SSP berfungsi sekaligus sebagai SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2). Jika SSP telah divalidasi dengan NTPN dianggap telah lapor SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2).
Apabila SSP tidak mendapat validasi NTPN wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir.
SPT Tahunan :o Dilaporkan pada kelompok penghasilan yang dikenai pajak final
dan/atau bersifat final.o Formulir SPT Tahunan menggunakan Form 1770 untuk Wajib Pajak
orang pribadi dan 1771 untuk Wajib Pajak badan masih mengakomodasi
Penyetoran dan Pelaporan
Kewajiban pelaporan ditiadakan untuk pelaporan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan masa pajak Juli s.d
Desember 2013
Penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh WP yang dikenai PPh bersifat final menurut PP ini, yang berdasarkan ketentuan UU PPh wajib dilakukan pemotongan dan/atau pemungutan PPh yang tidak bersifat final, dapat dibebaskan dari pemotongan dan/atau pemungutan PPh oleh pihak lain.
Pembebasan dari pemotongan dan/atau pemungutan PPh oleh pihak lain diberikan melalui Surat Keterangan Bebas dengan Tata Cara sebagaimana dimaksud PER-01/PJ/2011
Contoh:o Bengkel mobil menerima pembayaran atas jasa reparasi mobil. Atas
pembayaran tersebut dipotong PPh Pasal 23 kecuali pemilik bengkel memiliki SKB Potput.
o Toko ATK menjual buku kepada sekolah negeri. Bendahara sekolah memungut PPh Pasal 22 kecuali pemilik toko memiliki SKB Potput.
Pemotongan/Pemungutan PPh
Kompensasi Rugi
Ketentuan kompensasi rugi adalah :o berturut-turut sampai dengan 5 tahun.o tahun dikenai PPh final 1% tetap menjadi bagian dari
periode 5 tahun tsb.o kerugian pada tahun dikenai PPh final 1% tidak dapat
dikompensasikan pada tahun berikutnya.
Kompensasi RugiContoh
Wajib Pajak PT Pantang Menyerah mengalami kerugian pada Tahun Pajak 2010. Berdasarkan ketentuan UU PPh, kerugian tersebut dapat dikompensasikan dengan penghasilan pada Tahun Pajak 2011 sampai dengan Tahun Pajak 2015.
2015
2014
2013
2012
2011
2010
Rugi pada Tahun Pajak
2010
Jangka Waktu Kompensasi Kerugian
Dikenai PPh Final dan
mengalami kerugian
Kerugian dari penghasilan yang dikenai PPh Final pada
Tahun Pajak 2014 tidak dapat dikompensasi ke Tahun Pajak berikutnya
Simulasi Pengisian SSPDiisi dengan:• Kode Akun
Pajak 411128 (Untuk Jenis Pajak PPh Final) dan
• Kode Jenis Setoran 420 (untuk pembayaran PPh Final penghasilan bruto tertentu)
LEMBAR
Untuk Arsip Wajib Pajak
:
:
Diisi sesuai Nomor Ketetapan : STP, SKPKB, SKPKBT
Jumlah Pembayaran :Terbilang :
2 0 1 3
0
4 1 1 1 2 8 4 9 9
0 0 0
PT DAYA TANGKAP
JALAN 123, JAKARTA………….……………………...……………………………………….…………………………………………………………………………………………….
1 3 6 12
SURAT SETORAN PAJAK
(SSP)
Diisi sesuai dengan Nomor Objek Pajak
Masa Pajak
ALAMAT WP
/
ALAMAT OP
NOP
Diisi sesuai dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang dimiliki
KEMENTERIAN KEUANGAN R.I.DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
NPWP 54 7 8 9
Uraian Pembayaran : PPh Pasal 4 ayat (2) Bulan Agustus 2014
:
NAMA WP :
:
0
X
1
OktSep Nov Des Tahun Pajak
/
Beri tanda silang (x) pada kolom bulan, sesuai dengan pembayaran untuk masa yang berkenaan
:
Jan Feb Mar Apr Ags
………….……………………...……………………………………….…………………………………………………………………………………………….
………….……………………...……………………………………….…………………………………………………………………………………………….
Kode Akun Pajak Kode Jenis Setoran……………………………………………...…………………..…………………………………………………….
………………………………………………….…….……………...………………………………………………………………………………………………………………………………..………………………………………………….…….……………...………………………………………………………………………………………………………………………………..
Diisi Tahun terutangnya Pajak
Nomor Ketetapan
Diisi dengan rupiah penuh
……………………………………………...…………………..…………………………………………………………………………………………………...…………………..……………………………………………………
Lima Ratus Ribu Rupiah
/
Rp500.000,00
/
Mei Jun Jul
Penghasilan Usaha WP yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu4 2 0
0 4 1
Pengisian SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi
• s.d
• PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
• PENGHASILAN ISTERI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH NORMA PEMBUKUAN
PERHATIAN : • • ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM •NPWP :
NAMA WAJIB PAJAK :
BAGIAN A :
NO
(1)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
PENGHASILAN LAIN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL
JUMLAH (1 s.d. 16)
PPh TERUTANG (Rupiah)
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL
BL
(2)
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
TH
JENIS PENGHASILAN DASAR PENGENAAN PAJAK/PENGHASILAN BRUTO
PENGHASILAN ISTRI DARI SATU PEMBERI KERJA
BL TH
2SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
LAMPIRAN - III
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL
TAH
UN
PA
JAK1770 - III
SEBELUM MENGISI BACALAH BUKU PETUNJUK PENGISIAN
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
(4)(3)
BERI TANDA " X " DALAM
FOR
MU
LIR 0
BUNGA/DISKONTO OBLIGASI
PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK
HADIAH UNDIAN
PESANGON, TUNJANGAN HARI TUA DAN TEBUSANPENSIUN YANG DIBAYAR SEKALIGUS
BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN, DISKONTO SBI, SURAT BERHARGA NEGARA
HONORARIUM ATAS BEBAN APBN / APBD
PENYALUR/DEALER/AGEN PRODUK BBM
BUNGA SIMPANAN YANG DIBAYARKAN OLEH KOPERASI KEPADA ANGGOTA KOPERASI
PENGHASILAN DARI TRANSAKSI DERIVATIF
DIVIDEN
PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
BANGUNAN YANG DITERIMA DALAM RANGKA BANGUNAN GUNA SERAH
SEWA ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
USAHA JASA KONSTRUKSI
Diisi Jumlah penghasilan Bruto Selama Satu Tahun
Pajak
Diisi dengan Jumlah PPh Pasal 4 ayat (2) yang
Telah Disetor
MEMPUNYAI PENGHASILAN :•• DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA
• YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL NORMA PEMBUKUAN• DARI PENGHASILAN LAIN
SPT PEMBETULAN KE - ……….
• • ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM •NPWP :
NAMA WAJIB PAJAK :
JENIS USAHA/PEKERJAAN BEBAS :
NO. TELEPON/FAKSIMILI : /
PERUBAHAN DATA : LAMPIRAN TERSENDIRI TIDAK ADA
1. 1
2. 2
3. 3
4 4. 4
5. 5…………………………………………………………………………………………………………………………..6. 6
7. JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH PENGURANGAN ZAKAT /SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG SIFATNYA WAJIB ( 5- 6)
8. 8
9. 9
10. PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK TK/ K/ K/I/ PH/ HB/ 10
11. 11
12. 12
14. 14
15. 15
16. a. PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI
b. PPh YANG LEBIH DIPOTONG/DIPUNGUT
17. a. 17a
b. 17b
c. 17c
18. 18
a. PPh YANG KURANG DIBAYAR (PPh PASAL 29)
b. PPh YANG LEBIH DIBAYAR (PPh PASAL 28 A)
20. PERMOHONAN : PPh Lebih Bayar pada 19.b mohon
DIPERHITUNGKAN DENGAN UTANG PAJAK
c.
7
BERI TANDA " X " DALAM
PPh PASAL 25 BULANAN
b.
a. PATUH)
DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17 D (WP TERTENTU d.
16
F. A
NG
SURAN
PPh
PA
SAL
25 T
AHU
N
PAJA
K B
ERIK
UTN
YA
JUMLAH PENGHASILAN NETO (1 + 2 + 3 + 4)
RUPIAH *)
s.d
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
JUMLAH PPh TERUTANG ( 12 + 13)
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS [Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 1 Jumlah Bagian A atau Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian B Kolom 5]
JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH KOMPENSASI KERUGIAN (7 - 8)
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA [Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian D Kolom 3]
DARI USAHA/PEKERJAAN BEBAS YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KOMPENSASI KERUGIAN
PENGEMBALIAN/PENGURANGAN PPh PASAL 24 YANG TELAH DIKREDITKAN
C. P
Ph
TERU
TANG
DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17 C (WP
E. P
Ph K
URANG
/ LEB
IH
BAYAR
19.19
tgl bln
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
KLU :
JUMLAH KREDIT PAJAK (17a+17b+17c)
TGL LUNAS(16-18)
thn
1313.
A. P
ENG
HASI
LAN N
ETO
SEBELUM MENGISI BACALAH BUKU PETUNJUK PENGISIAN
B. P
ENG
HASI
LAN
KEN
A P
AJA
K
PENGHASILAN KENA PAJAK (9 -10)
PERHATIAN
IDEN
TITA
S
ZAKAT / SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG BERSIFAT WAJIB
*) Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat buku petunjuk hal. 3)
PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI [Apabila memiliki penghasilan dari luar negeri agar diisi dari Lampiran Tersendiri, lihat buku petunjuk]
D. K
RED
IT P
AJA
K
PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH [Diisi dari formulir 1770 -II Jumlah Bagian A Kolom 7]
(14-15)
STP PPh PASAL 25 (HANYA POKOK PAJAK)
FISKAL LUAR NEGERI
PPh YANG DIBAYAR SENDIRI
FOR
MULI
R 01770 NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO
2
TAHUN P
AJA
K
DIRESTITUSIKAN
BL
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN [Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian C Kolom 5]
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
TH TH
PPh TERUTANG (TARIF PASAL 17 UU PPh X ANGKA 11)
BL
Pengisian SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan
• ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM• BERI TANDA "X" PADA (KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
N P W P :
NAMA WAJIB PAJAK :
JENIS USAHA : KLU :
NO. TELEPON : - NO. FAKS : -
PERIODE PEMBUKUAN : s.d.
NEGARA DOMISILI KANTOR PUSAT (khusus BUT) :
PEMBUKUAN / LAPORAN KEUANGAN : DIAUDIT OPINI AKUNTAN TIDAK DIAUDIT
NAMA KANTOR AKUNTAN PUBLIK :
NPWP KANTOR AKUNTAN PUBLIK :
NAMA AKUNTAN PUBLIK :
N P W P AKUNTAN PUBLIK :
NAMA KANTOR KONSULTAN PAJAK :
N P W P KANTOR KONSULTAN PAJAK :
NAMA KONSULTAN PAJAK :
NPWP KONSULTAN PAJAK :
*) Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat buku petunjuk hal. 3)
1. PENGHASILAN NETO FISKAL (Diisi dari Formulir 1771-I Nomor 8 Kolom 3) ………………………………………………………………….
2. KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL (Diisi dari Lampiran Khusus 2A Jumlah Kolom 8) …………………………………
3. PENGHASILAN KENA PAJAK (1-2) ……...…..…………………………………….…………………..…………
4. PPh TERUTANG (Pilih salah satu sesuai dengan dengan kriteria Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, lihat Buku Petunjuk Pengisian SPT)
a. Tarif PPh Ps. 17 ayat (1) Huruf b X Angka 3 ………….b. Tarif PPh Ps. 17 ayat (2b) X Angka 3 …………………….
c. Tarif PPh Ps. 31E ayat (1) (Lihat Buku Petunjuk)
5. PENGEMBALIAN / PENGURANGAN KREDIT PAJAK LUAR NEGERI (PPh Ps. 24) YANG TELAH DIPERHITUNGKAN TAHUN LALU ……………………………………….
6. JUMLAH PPh TERUTANG (4 + 5) …..………………………………….…………………..…………
7. PPh DITANGGUNG PEMERINTAH (Proyek Bantuan Luar Negeri) ……..………………..………………..………
8. a. KREDIT PAJAK DALAM NEGERI (Diisi dari Formulir 1771-III Jumlah Kolom 5) ……….……………..…....………………..………………..………………..……
b. KREDIT PAJAK LUAR NEGERI (Diisi dari Lampiran Khusus 7A Jumlah Kolom 8) ……….………………..………………..………………..………………..…
c. JUMLAH ( 8a + 8b ) ……...……………..….…………………………………………………………………………..………
9. a. PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI b. PPh YANG LEBIH DIPOTONG / DIPUNGUT
10. PPh YANG DIBAYAR SENDIRI a. PPh Ps. 25 BULANAN ….……..………………..…………………………………..…………………..…………
b. STP PPh Ps. 25 (Hanya Pokok Pajak) …….….…..……….…………………………………………………
c. JUMLAH (10a + 10b) …….……………………...………………
11. a. PPh YANG KURANG DIBAYAR (PPh Ps. 29) b. PPh YANG LEBIH DIBAYAR (PPh Ps. 28A)
12. PPh YANG KURANG DIBAYAR PADA ANGKA 11.a DISETOR TANGGAL ………
13. PPh YANG LEBIH DIBAYAR PADA ANGKA 11.b MOHON :
a. DIRESTITUSIKAN b. DIPERHITUNGKAN DENGAN UTANG PAJAK
Khusus Restitusi untuk Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu : Pengembalian Pendahuluan (Pasal 17C atau Pasal 17D UU KUP)
(6 – 7 – 8c)….
1
• SEBELUM MENGISI, BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN
2
5
6
8a
8c
7
D. P
Ph
KU
RA
NG
/ LEB
IH B
AY
AR
RUPIAH *)
3
(3)
C.
KR
EDIT
PA
JAK
B.
PPh
TER
UTA
NG
A. P
EN
GH
ASI
LAN
K
EN
A P
AJA
K
4
IDEN
TITA
S
(1) (2)
SPT TAHUNANPAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN
PERHATIAN :
FOR
MU
LIR 1771
KEMENTERIAN KEUANGAN RIDIREKTORAT JENDERAL PAJAK
10c
THN
11 (9 – 10c)…..
TGL BLN
10a
9
8b
10b
TAHUN PAJAK
SPT PEMBETULAN KE-…
02
N P W P :
NAMA WAJIB PAJAK :
PERIODE PEMBUKUAN :
BAGIAN A : PPh FINAL
BUNGA DEPOSITO / TABUNGAN, DAN DISKONTO SBI / SBN
BUNGA / DISKONTO OBLIGASI
PENGHASILAN PENJUALAN SAHAM YANG DIPERDAGANGKAN DI BURSA EFEK
PENGHASILAN PENJUALAN SAHAM MILIK PERUSAHAAN MODAL VENTURA
PENGHASILAN USAHA PENYALUR / DEALER /
PENGHASILAN PENGALIHAN HAK ATAS TANAH / BANGUNAN
PENGHASILAN PERSEWAAN ATAS TANAH / BANGUNAN IMBALAN JASA KONSTRUKSI : a. PELAKSANA KONSTRUKSI
b. PERENCANA KONSTRUKSI
c. PENGAWAS KONSTRUKSI
PERWAKILAN DAGANG ASING
PELAYARAN / PENERBANGAN ASING
PELAYARAN DALAM NEGERI
PENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP
11.
3.
6.
14.
12.
7.
9.
8.
(2)
2.
5.
(1)
JENIS PENGHASILANDASAR PENGENAAN PAJAK
(Rupiah)(3)
1.FO
RM
ULI
R 1771 - IVKEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
IDEN
TITA
S
NO.PPh TERUTANG
(Rupiah)(5)(4)
TARIF(%)
AGEN PRODUK BBM
TAH
UN
PA
JAK
SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN
PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
s.d.
LAMPIRAN - IV
4.
10.
13. TRANSAKSI DERIVATIF YANG DIPERDAGANGKAN DI BURSA
JUMLAH BAGIAN A
……………………………………………………………
JBA
2 0 A A
Diisi dengan “Penghasilan Usaha WP yang Memiliki
penghasilan Bruto Tertentu”
Diisi Jumlah penghasilan Bruto Selama Satu Tahun
Pajak
Diisi dengan Jumlah PPh Pasal 4 ayat (2) yang
Telah Disetor
Penghasilan Usaha WP yang Memiliki penghasilan Bruto Tertentu
Apabila Wajib Pajak terlanjur membayar PPh Pasal 25 mulai masa Juli 2013 bisa mengajukan pemindahbukuan ke PPh Final Pasal 4 Ayat (2)
Wajib Pajak yang terlanjur dipotong PPh Pasal 22 oleh Bendahara Pemerintah (SSP atas nama rekanan) bisa mengajukan pemindahbukuan ke PPh Final Pasal 4 Ayat (2)
Wajib Pajak yang dipotong PPh oleh pihak lain dengan bukti potong bisa mengajukan pengembalian pajak yang seharusnya tidak terutang atau dikreditkan terhadap Pajak Penghasilan yang dihitung berdasarkan tarif umum.
Wajib Pajak dengan penghasilan nihil tidak wajib melaporkan SPT PPh Final Pasal 4 ayat (2)
Lain-lain