kemudian - web viewmakalah ini di buat untuk menambah wawasan sekaligus memperdalam materi kuliah...

37
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya makalah Manajemen Berbasis Sekolah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini di buat untuk menambah wawasan sekaligus memperdalam materi kuliah Profesi Keguruan. Kemudian saya mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Gito Hadi Prayitno, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biolog dan atas bimbingan dan arahan yang Bapak berikan selama ini. 2. Drs. Karnan, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA. 3. Orang tua kami yang selalu mendoakan kami, selalu bekerja keras sehingga kami dapat melanjutkan pendidikan hingga sekarang. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang menunjang dalam penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagaimana mestinya. Mataram, Desember 2013 Penyusun Manajemen Berbasis Sekolah Page 1

Upload: hoangthu

Post on 25-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya

makalah Manajemen Berbasis Sekolah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini di buat untuk menambah wawasan sekaligus memperdalam materi kuliah

Profesi Keguruan.

Kemudian saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Gito Hadi Prayitno, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biolog dan atas

bimbingan dan arahan yang Bapak berikan selama ini.

2. Drs. Karnan, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Orang tua kami yang selalu mendoakan kami, selalu bekerja keras sehingga kami

dapat melanjutkan pendidikan hingga sekarang.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu diharapkan kritik dan

saran yang menunjang dalam penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat

bermanfaat dan digunakan sebagaimana mestinya.

Mataram, Desember 2013

Penyusun

Manajemen Berbasis Sekolah Page 1

DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................1

Daftar Isi..............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang....................................................................................................3

Masalah ..............................................................................................................3

Tujuan.................................................................................................................4

BAB 2 PEMBAHASAN

Pembahasan.........................................................................................................5

A. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah...............................................5

B. Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah...........................................6

C. Bentuk-Bentuk Manajemen Berbasis Sekolah........................................7

D. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah.....................................................15

E. Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah...................................................16

F. Prinsip Manajemen Berbasis Sekolah.....................................................18

G. Pola Manajemen Berbasis Sekolah.........................................................20

H. Proses Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah....................................21

BAB 3 PENUTUP

Kesimpulan.........................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................25

Manajemen Berbasis Sekolah Page 2

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Pandangan filosofis tentang hakekat sekolah dan masyarakat dalam kehidupan kita.

sekolah adalah bagian yang integral dari masyarakat, ia bukan merupakan lembaga yang

terpisah dari masyarakat, hak hidup dan kelangsungan hidup sekolah bergantung pada

masyarakat, sekolah adalah lembaga sosial yang berfungsi untuk melayani anggota2

masyarakat dalam bidang pendidikan, kemajuan sekolah dan masyarkat saling berkolerasi,

keduanya saling membutuhkan, Masyarakat adalah pemilik sekolah, sekolah ada karena

masyarakat memerlukannya. Desain organisasi sekolah adalah di dalamnya terdapat tim

administrasi sekolah yang terdiri dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam rangka

mencapai tujuan oranisasi. MBS terlahir dengan beberapa nama yang berbeda, yaitu tata

kelola berbasis sekolah (school-based governance), manajemen mandiri sekolah (school self-

manegement), dan bahkan juga dikenal dengan school site management atau manajemen

yang bermarkas di sekolah.

Penyerahan otonomi dalam pengelolaan sekolah ini diberikan tidak lain dan tidak

bukan adalah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena itu, maka Direktorat

Pembinaan SMP menamakan MBS sebagai Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah

(MPMBS).

Tujuan utama adalah untuk mengembangkan rosedur kebijakan sekolah, memecahkan

masalah-masalah umum, memanfaatkan semua potensi individu yang tergabung dalam tim

tersebut. Sehingga sekolah selain dapat mencetak orang yang cerdas serta emosional tinggi,

juga dapat mempersiapkan tenaga-tenaga pembangunan.

2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan manajemen berbasis sekolah ?

2. Apa saja karakteristik manajemen berbasis sekolah ?

3. Bagaimana bentuk-bentuk manajemen berbasis sekolah ?

4. Apa tujuan manajemen berbasis sekolah ?

5. Apa manfaat manajemen berbasis sekolah ?

6. Bagaimana prinsip dan esensi manajemen berbasis sekolah ?

7. Bagaimana pola manajemen berbasis sekolah?

Manajemen Berbasis Sekolah Page 3

3. Tujuan

1. Untuk memahami penertian manajemen berbasis sekolah.

2. Untuk mengetahui tujuan, manfaat, prinsip dan esensi manajemen berbasis sekolah.

3. Untuk mengetahui pola dan karakteristik manajemen berbasis sekolah.

4. Untuk mengetahui bentuk-bentuk manajemen berbasis sekolah.

Manajemen Berbasis Sekolah Page 4

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Manajemen berbasis sekolah dapat diartikan sebagai model pengelolaan yang

memberikan otonomi (kewenangan dan tanggung jawab yang lebih besar kepada sekolah),

memberikan fleksibilitas/keluwesan kepada sekolah,mendorong partisipasi secara langsung

dari warga sekolah (guru,siswa, kepala sekolah dan karyawan) dan masyarakat (orangtua

siswa, tokoh masyarakat,ilmuan, pengusaha), dan meningkatkan mutu sekolah berdasarkan

kebijakan pendidikan nasional serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pada prinsipnya MBS bertujuan untuk memberdayakan sekolah dalam menetapkan

berbagai kebijakan internal sekolah yang mengarah pada peningkatan mutu dan kinerja

sekolah secara keseluruhan.

MBS merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan

masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi, yang dinyatakan dalam GBHN.

MBS, yang ditandai dengan otonomi sekolah dan pelibatan masyarakat merupakan respon

pemerintah terhadap gejala-gejala yang muncul di masyarakat, bertujuan untuk meningkatkan

efisiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan. peningkatan efisiensi, antara lain, diperoleh

melalui keleluasaan mengelola sumber daya partisipasi masyarakat dan penyederhanaan

birokrasi. Sementara peningkatan mutu dapat diperoleh, antara lain, melalui partisipasi orang

tua terhadap sekolah, fleksibilitas pengelolaan sekolah dan kelas, peningkatan

profesionalisme guru dan kepala sekolah. peningkatn pemerataan antara lain diperoleh

melalui peningkatan partisipasi masyarakat yang memungkinkan pemerintah lebih

berkonsentrasi pada kelompok tertentu.

Dalam MBS, tanggung jawab pengambilan keputusan tertentu seperti anggaran,

personel, dan kurikulum lebih banyak diletakkan pada tingkat sekolah daripada di tingkat

pusat, provinsi, atau bahkan juga kabupaten/ kota. Dengan pemberlakuan MBS diharapakan

setidaknya dapat diperoleh beberapa keuntungan antara lain, yaitu:

Manajemen Berbasis Sekolah Page 5

1. Mendorong kreativitas kepala sekolah untuk mengelola sekolahnya menjadi lebih

baik.

2. Dapat lebih mengaktifkan atau meningkatkan kepedulian masyarakat untuk ikut

bertanggung jawab terhadap kinerja dan keberhasilan sekolah atau madrasah.

3. Dapat mengembangkan tugas pengelolaan sekolah atau madrasah tersebut menjadi

tanggung jawab sekolah dan masyarakat.

Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah yakni:

1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah atau

madrasah dalam mengelola dan membedayakan sumber daya yang tersedia;

2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah atau madrasah dan masyarakat dalam

penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama;

3. Meningkatkan tanggung jawab sekolah atau madrasah kepada orang tua, pemerintah

tentang mutu sekolah atau madrasah;

4. Meningkatkan kompetensi yang sehat antar madrasah dan sekolah lain untuk

pencapaian mutu pendidikan yang diharapkan.

B. KARAKTERISTIK MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

MBS memiliki karakteristik sama dengan sekolah yang efektif, yaitu:

1) Memiliki output (prestasi pembelajaran dan manajemen sekolah yang tinggi)

2) Peran kepala sekolah yang kuat dalam mengkoordinasikan, menggerakkan, dan

menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia

3) Lingkungan dan iklim belajar yang aman, tertib, dan nyaman (enjoyable learning)

sehingga manajemen sekolah tertib efektif

4) Analisis kebutuhan, perencanaan, pengembangan, evaluasi kinerja, hubungan kerja,

dean imbal jasa tenaga kependidikan dan guru sehingga mereka mampu menjalankan

tugasnya dengan baik

5) Pertanggungjawaban (akuntabilitas) sekolah kepada public terhadap keberhasilan

program yang telah dilaksanakan

6) Pengelolaan dan penggunaan anggaran yang sepantasnya dilakukan oleh sekolah

sesuai kebutuhan riil.

Manajemen Berbasis Sekolah Page 6

C. BENTUK BENTUK MANAJEMEN BREBASIS SEKOLAH

penerapan Manajemen Berbasis Sekolah beberapa komponen sekolah yang perlu

dikelola yaitu kurikulum dan program pengajaran, tenaga kependidikan, kemuridan, sarana

dan prasarana pendidikan, dan pengelolaan hubungan sekolah dan orang tua/wali murid.

1) Kurikulum dan Program Pengajaran

Kurikulum dan program pengajaran merupakan pijakan dalam proses pendidikan

yang diselenggarakan pada sebuah lembaga pendidikan, Perencanaan dan pengembangan

kurikulum nasional telah dilakukan Departemen Pendidikan Nasional pada tingkat pusat.

Akan tetapi sekolah juga bertugas dan berwenang mengembangkan kurikulum muatan lokal

sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat setempat dan sosial budaya yang

mendukung pembangunan lokal sehingga peserta didik tidak terlepas dari akar sosial budaya

lingkungan (Mulyasa, 2002:40).

Dalam manajemen berbasis sekolah di Indonesia untuk muatan lokal mengharuskan

setiap satuan pendidikan diharapkan dapat mengembangkan dan memunculkan keunggulan

program pendidikan tertentu sesuai dengan latar belakang tuntutan lingkungansosial

masyarakat. Dengan otonomi sekolah dalam arti luas mempunyai fungsi untuk

menghubungkan program-program sekolah dengan seluruh kehidupan peserta didik dan

kebutuhan lingkungan sehingga setelah siswa menyelesaikan pendidikan pada satuan

pendidikan mereka siap pakai sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Kurikulum dalam MBS

Kurikulum adalah Rancangan Pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun 

secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah. Disini, yang

dimaksud dengan manajemen kurikulum dan program pengajaran tidak hanya perencanaan

satuan pembelajaran saja, akan tetapi juga termasuk pelaksanaan, serta penilaian kurikulum.

Sesuai dengan hakikatnya, Jika ditinjau dari fungsi manajemen, kegiatan kurikulum

mencakup tiga hal, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan atau penilaian.

Perencanaan kurikulum

Dalam hal ini, kita hanya akan focus pada perencanaan yang dilakukan oleh sekolah.

Berdasarkan perencanaan tingkat pusat, sekolah menyusun kegiatan sekolah terkait dengan proses

belajar mengajar di kelas dan diluar kelas. Kegiatan tersebut antara lain: merencanakan program

kegiatan tahunan, rencana program kegiatan catur wulan (semester), rencana persiapan mengajar

atau RPP, penyusunan jadwal pelajaran sekolah, dan sebagainya

Manajemen Berbasis Sekolah Page 7

Pelaksanaan kurikulum

Pada intinya, pelaksanaan kurikulum merupakan proses interaksi belajar mengajar antara

guru dan siswa yang dapat terbagi dalam tida tahap:

a. Tahap persiapan pelajaran, adalah kegiatan yang dilakukan guru sebelum mulai mengajar,

antara lain: memeriksa ruang kelas, mengabsen siswa, cek kesiapan alat dan media, serta

kesiapan siswa.

b. tahap pelaksanaan pelajaran, adalah kegiatan mengajar sesungguhnya yang dilakukan

oleh guru dan sudah ada interaksi langsung dengan siswa mengenai pokok bahasan yang

diajarkan.

c. Tahap ini terbagi lagi ke dalam tiga tahap, yaitu pendahuluan, pelajaran inti, penutup dan

evaluasi.

d. Tahap penutupan, yaitu kegiatan yang terjadi di kelas sesudah guru selesai melaksanakan

tugas mengajar.

Pengawasan atau penilaian kurikulum

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah dilaksanakannya evaluasi baik submatif

atau formatif. Kedua jenis evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui keberhasilan guru dalam

mengajar dilihat dari prestasi atau hasil yang telah dikuasai siswa, yang pada akhirnya diarahkan

untuk mengkaji seberapa jauh kurikulum telah dilaksanakan.

a. Evaluasi formatif adalah evaluasi atau penilaian yang dilakukan oleh guru setelah salah

satu pokok bahasan selesai dipelajari oleh siswa. Evaluasi formatif dimaksudkan untuk

memberikan feed back kepada guru mengenai keberhasilan program yang telah dia susun

dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini, keberhasilan siswa adalah tolok ukur

keberhasilan program belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru.

b. Evaluasi sumatif atau lebih dikenal dengan tes sumatif adalah tes yang diselenggarakan

oleh guru setelah sampai pada jangka waktu tertentu (semester atau catur wulan). Dalam

pelaksanaannya, Tes sumatif ini biasanya disebut dengan ulangan umum atau ujuan

bersamakarena biasanya diselenggarakan secara serentak di seluruh sekolah. Dan

berdasarkan beberapa hal diatas, pantaslah rasanya kalau kurikulum KTSP dikatakan

sebagai kurikulum yang lolos dalam seleksi kurikulum di tingkat nasional dan seharusnya

memang telah dilaksanakan.

2) Manajemen Tenaga Kependidikan

Pengertian Tenaga Kependidikan

Peningkatan produktivitas dan prestasi kerja dapat dilakukan dengan meningkatkan

sumber daya manusia , Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan dengan cara mengikut sertakan

pada kegiatan-kegiatan yang menunjang pada kinerja seluruh unsur sekolah. Manajemen

Manajemen Berbasis Sekolah Page 8

tenaga kependidikan (guru dan personil) mencakup beberapa hal yaitu: (1) perencanaan

pegawai, (2) pengadaan pegawai, (3) pembinaan dan pengembangan pegawai, (4) promosi

dan mutasi, (5) pemberhentian pegawai, (6) kompensasi, dan (7) penilaian pegawai (Mulyasa,

2002:42).

Menurut UUSPN No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa tenaga kependidikan

adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang

penyelenggaraan pendidikan. Dimana tenaga kependidikan tersebut memenuhi syarat yang

ditentukan oleh undang-uandang yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang,

diserahi tugas dalam suatu jabatan dan digaji pula menurut aturan yang berlaku.

Jenis Tenaga Kependidikan

Tenaga kependidikan merupakan seluruh komponenyang terdapat dalam instansi atau

lembaga pendidikan yang tidak hanya mencakup guru saja melainkan keseluruhan yang

berpartisipasi dalam pendidikan. Dilihat dari jenisnya tenaga kependidikan terdiri atas :

a. Kepala Sekolah

b. Guru ( kelas, agama, penjaskes, muatan lokal )

c. Tenaga Administrasi / TU

d. Penjaga Sekolah / kebersihan sekolah

e. Tenaga Fungsional lainnya ( Guru BP, Pustakawan, laboran dan teknisi sumber

belajar )

Sedangkan apabila dilihat dari statusnya, tenaga kependidikan terdiri atas :

a. Pegawai negeri sipil ( PNS )

b. Guru tidak tetap

c. Guru bantu

d. Tenaga sukarela

Manajemen Tenaga Kependidikan

Manajemen tenaga kependidikan merupakan kegiatan yang mencakup penetapan

norma, standar, prosedur, pengangkatan, pembinaan, penatalaksanaan, kesejahteraan dan

pemberhentian tenaga kependidikan sekolah agar dapat melaksanakan tugas dan

fungsinya dalam mencapai tujuan sekolah.

Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia pendidikan bertujuan

untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai

hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Untuk mewujudkan

keseragaman perlakuan dan kepastian hukum bagi tenaga kependidikan sekolah dasar

dalam melaksanakan tugas dan fungsi, wewenang dan tanggung jawabnya sesuai dengan

Manajemen Berbasis Sekolah Page 9

ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Konsep Manajemen Tenaga Kependidikan,

tenaga kependidikan bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti,

mengembangkan, mengelola, dan/atau memberikan pelayanan teknis dalam bidang

pendidikan. Adapun komponen dari manajemen ini adalah sebagai berikut:

a. Penyusunan formasi

b. Pengadaan pegawai

c. Kenaikan pangkat

d. Pembinaan dan pengembangan karier pegawai

e. Ketatalaksanaan tenaga kependidikan

f. Pemberhentian Pegawai

Sedangkan terdapat beberapa dimensi kegiatan manajemen tenaga kependidikan/

kepegawaian, antara lain :

a. Recruitment atau penarikan mulai dari pengumuman penerimaan pegawai,

pendaftaran, pengetesan, pengumuman diterimanya pegawai sampai dengan daftar

ulang.

b. Placement atau penempatan, yaitu proses penanganan pegawai baru yang sudah

melaksanakan pendaftaran ulang untuk diberi tahu pada bagian seksi mana mereka

ditempatkan. Penugasan dilakukan sesuai dengan bidang keahlian dan kebutuhan

lembaga. Didalam tahap ini sebenarnya penanganan bukan berarti sampai

menempatkan dan memberi tugas saja, tetapi juga menggunakan pegawai tersebut

sebaik-baiknya, merangsang kegairahan kerja dengan menciptakan kondisi atau

suasana kerja yang baik. Di samping itu juga memberi kesejahteraan pegawai berupa

gaji, insentif, memberi cuti izin, dan pertemuan-pertemuan yang bersifat kekeluargaan

c. Development atau pengembangan, dimaksudkan untuk penigkatan mutu pegawai

baik dilakukan dengan melalui pendidikan maupun kesempatan-kesempatan lain

seperti penataran, diskusi ilmiah, lokakarya, membaca majalah dan surat kabar,

menjadi anggota organisasi profesi dan lain sebagainya. Mengatur kenaikan pangkat

dan kenaikan gaji, dapat dikategorikan sebagai pemberian kesejahteraan dan dapat

dikategorikan sebagai pengembangan pegawai. Pegawai yang diberi penghargaan

dengan atau pemberian kedudukan, akan mendorong pegawai tersebut untuk lebih

meningkatkan tanggung jawabnya.

d. Pengawasan atau evaluasi, merupakan aspek terakhir dalam penanganan pegawai.

Pada tahap ini dimaksudkan bahwa pada tahap-tahap tertentu pegawai diperiksa,

apakah yang mereka lakukan sudah sesuai dengan tugas yang seharusnya atau belum.

Manajemen Berbasis Sekolah Page 10

Selain evaluasi atau penilaian juga dilakukan untuk mengetahui tingkat kenaikan

kemampuan personil setelah mereka memperoleh pembinaan dan pengembangan.

Hal ini menunjukkan, bahwa keberhasilan pengelolaan pendidikan pada sebuah

sekolah apabila Kepala Sekolah memiliki kemampuan untuk menciptakan kondisi yang

melibatkan pada semua unsur pengelola sekolah.

3) Manajemen Kesiswaan

Pengertian Manajeman Kesiswaan

Salah satu tugas sekolah diawal tahun pelajaran baru adalah menata siswa.

Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan

dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu

sekolah. Manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk pencatatan data peserta didik,

melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat membantu upaya

pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah.

Ruang Lingkup Manajemen Kesiswaan

Ruang lingkup mengenai manajemen kesiswaan adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan kesiswaan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan program

kesiswaan

b. Penerimaan peserta didik

c. Orientasi siswa baru

d. Mengatur kehadiran, ketidak hadiran siswa di sekolah

e. Mengatur evaluasi peserta didik, baik dalam rangka memperbaiki proses belajar

mengajar, bimbingan dan penyuluhan maupun untuk kepentingan promosi peserta

didik

f. Mengatur kenaikan tingkat siswa

g. Mengatur siswa yang mutasi dan drop out

h. Mengatur kode etik dan disiplin siswa

i. Mengatur layanan siswa

j. Mengatur organisasi siswa yang meliputi:

Tujuan Manajemen Kesiswaan

Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang

kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur,

serta mencapai tujuan pendidikan sekolah.

Manajemen Berbasis Sekolah Page 11

Adapun tujuan mengenai manajemen kesiswaan dalam pendidikan sekolah

adalah:

a. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor siswa.

b. Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan

minat siswa.

c. Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan siswa.

d. Dengan terpenuhinya 1, 2, dan 3 di atas diharapkan siswa dapat mencapai

kebahagiaan,

e. kesejahteraan hidup; lebih lanjut dapat belajar dengan baik dan tercapai cita-cita

mereka.

Tujuan pendidikan tidak hanya untuk mengembangkan pengetahuan anak, tetapi juga

sikap kepribadian, serta aspek sosial emosional, di samping ketrampilan-ketrampilan lain.

Sekolah tidak hanya bertanggung jawab memberikan berbagai ilmu pengetahuan, tetapi

memberi bimbingan dan bantuan terhadap anak-anak yang bermasalah, baik dalam belajar,

emosional, maupun sosial, sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai

dengan potensi masing-masing. Untuk kepentingan tersebut, diperlukan data yang lengkap

tentang peserta didik. Untuk itu, di sekolah perlu dilakukan pencatatan dan ketatalaksanaan

kesiswaan, dalam bentuk buku induk, buku klapper, buku laporan keadaan siswa, buku

presensi siwa, buku rapor, daftar kenaikan kelas, buku mutasi, dan sebagainya.

Fungsi Manajemen Kesiswaan

Adapun mengenai fungsi manajemen kesiswaan adalah sebagai berikut:

a. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas: kemampuan umum

(kecerdasan), kemampuan khusus (bakat), dan kemampuan lainnya.

b. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan sosial: sosialisasi dengan sebaya,

keluarga dan lingkungan sosial (sekolah &l masyarakat).

c. Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan: tersalur hobi,

kesenangan dan minatnya.

d. Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan, agar

siswa sejahtera dalam hidupnya.

4) Manajemen Keuangan

Keuangan merupakan sumber daya yang secara langsung dapat berpengaruh pada

keefektifan dan efisiensi pengelolaan pendidikan yang diselaggarakan oleh masing-masing

satuan pendidikan. Manajerial kepala sekolah pada keuangan sangat dibutuhkan dalam

Manajemen Berbasis Sekolah Page 12

penerapan Manajemen Beerbasis Sekolah. Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

menuntut kemampuan sekolah dalam merencanakan melaksanakan, dan mengevaluasi serta

memepertanggungjawabkan penggunaan anggaran. pengelolaan dana secara transparan

kepada masyarakat dan pemerintah (Mulyasa, 2002:47).

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) memberi kewenangan pada sekolah untuk

menggali dan menggunakan sumber dana sesuai keperluan sekolah. Sumber dana dalam

proses pendidikan dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu: (1) pemerintah pusat dan

atau pemerintah daerah, (2) orang tua/wali atau peserta didik, dan (3) masyarakat, baik

mengikat maupun tidak mengikat. Berkaitan dengan penerimaan keuangan dari orang

tua/wali murid dan masyarakat ditegaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nasional atau UU No. 2 tahun 1989 yaitu kemampuan pemerintah terbatas dalam pemenuhan

kebutuhan dana pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah,

masyarakat, dan orang tua/wali murid.

Meskipun dalam prakteknya menurut pendapat penulis implementasi Manajemen

Berbasis Sekolah (MBS) terkadang sebagian sekolah menggunakan kesempatan ini terkesan

secara berlebih lebihan seperti kasus tes mandiri berdampak pada kecemburuan sosial bagi

mereka yang kurang mampu, dengan kata lain siswa yang diterima pada sebuah sekolah yang

dianggap faforit oleh lapisan masyarakat tertentu maka dapat ditentukan oleh kesiapan orang

tua dari berapa kesanggupan membayar yang disepakati oleh pihak sekolah, sementara

keadaan sosial ekonomi orang tua, masyarakat belum tentu dapat menjakau kebijakan

sekolah. Secara hukum praktek seleksi mandiri memang sah karena tidak bertentangan

dengan karakter dan komponen-komponen Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) hal ini

banyak terjadi pada jenjang pendidikan SMP dan SMA.

5) Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pengertian Manajeman Sarana Dan Prasarana Pendidikan

Dalam rangka mengatur substansi fasilitas atau sarana di sekolah di gunakan suatu

pendekatan administratif tertentu yang disebut juga manajemen sarana pendidikan.

Manajemen sendiri merupakan proses pendayagunaan semua sumber daya dalam rangka

mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Pendayagunaan melalui tahapan proses yang meliputi

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Sarana pendidikan adalah

semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun

yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancer, teratur,

efektif, dan efisien.

Manajemen Berbasis Sekolah Page 13

Jadi manajemen sarana pendidikan adalah keseluruhan proses perencanaan,

pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan yang digunakan untuk menunjang pendidikan

agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancer, teratur, efektif, dan efisien.

Perlengkapan sekolah, atau juga sering disebut dengan fasilitas sekolah, dapat di kelompokan

menjadi sarana pendidikan dan prasarana pendidikan. Sarana pendidikan adalah semua

perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses

pendidikan di sekolah, seperti: ruang, buku, perpustakaan, labolatarium dan sebagainya.

Sedangkan prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara

tidak langsung menunjang proses pendidikan di sekolah. Dalam pendidikan misalnnya lokasi

atau tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, ruang dan sebagainy

Sedangkan menurut keputusan menteri P dan K No.079/1975, sarana pendidikan

terdiri dari 3 kelompok besar yaitu:

Bangunan dan perabut sekolah

Alat pelajaran yang terdiri dari pembukauan dan alat-alat peraga dan labolatarium

Media pendidikan yang dapat dikelompokan menjadi audiovisual yang

menguanakan alat penampil dan media yang tidak menggunakan alat penampil.

Fasilitas atau sarana dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :

Fasilitas fisik, yakni segala sesuatu yang berupa benda atau fisik yang dapat

dibendakan, yang mempunyai peranan mempermudah dalam melancarkan suatu

usaha. Fasilitas fisik juga disebut fasilitas materiil.Contoh : kendaraan, alat tulis

kantor, peralatan komunikasi elektronik, dll. Dalam kegiatan pendidikan yang

tergolong dalam fasilitas materiil antara lain: perabot ruang kelas, perabot ruang TU,

perabot laboratorium, perpustakaan dan ruang praktek.

Fasilitas uang, yakni segala sesuatu yang bersifat mempermudah suatu kegiatan

sebagai akibat bekerjanya nilai uang.

Fasilitas sumber daya manusia

6) Manajemen Pengelolaan Hubungan Masyarakat

Hubungan antara sekolah dengan orang tua/wali murid serta masyarakat pada

hakekatnya merupakan suatu sarana sangat berperan dalam membina dan mengembangkan

pertumbuhan pribadi murid di sekolah. Sekolah dan orang tua/wali murid memiliki hubungan

yang sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah atau pendidikan secara efektif dan efisien.

Gaffar dalam Mulyasa menyatakan, bahwa hubungan sekolah dengan orang tua/wali murid

bertujuan antara lain: (1) memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan murid; (2)

Manajemen Berbasis Sekolah Page 14

memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat; dan

(3) menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah (Mulyasa,

2002:50).

Pada konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) , manajemen hubungan sekolah

dengan orang tua wali murid diharapkan berjalan dengan baik. Hubungan yang harmonis

membuat masyarakat memiliki tanggung jawab untuk memajukan sekolah. Penciptaan

hubungan dan kerja sama yang harmonis, apabila masyarakat mengetahui dan memiliki

gambaran yang jelas tentang sekolah. Gambaran yang jelas dapat diinformasikan kepada

masyarakat melalui laporan kepada orang tua wali murid, kunjungan ke sekolah, kunjungan

ke rumah murid, penjelasan dari staf sekolah, dan laporan tahunan sekolah.

Melalui hubungan yang harmonis diharapkan tercapai tujuan hubungan sekolah

dengan masyarakat, yaitu proses pendidikan terlaksana secara produktif, efektif, dan efisien

sehingga menghasilkan lulusan yang produktif dan berkulitas. Lulusan yang berkualitas akan

terlihat dari penguasaan/kompetensi murid tentang ilmu pengetahuan, keterampilan, dan

sikap yang dapat dijadikan bekal ketika terjun di tengah-tengah masyarakat (out come).

D. TUJUAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Manajemen berbasis sekolah bertujuan meningkatkan kinerja sekolah melalui

pemberian kewenangan dan tanggung jawab yang lebih besar kepada sekolah yang

dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip tata pengelolaan sekolah yang baik, yaitu

partisipasi, transparasi, dan akuntabilitas. Kinerja sekolah meliputi peningkatan kualitas,

efektivitas,efisiensi, produktivitas, dan inovasi pendidikan.

MBS juga bertujuan untuk menjamin semakin rendahnya control pemerintah pusat

dan rendahnya intervensi pemerintah daerah ke sekolah. Hal ini di maksudkan supaya

otonomi sekolah untuk menentukan sendiri apa yang perlu dilakukan dalam kegiatan belajar

mengajar dan mengelola sumber daya yang ada untuk berinovasi semakin meningkat.

Sedangkan partisipasi masyarakat ditampakkan pada tingginya keterlibatan mereka sehingga

setiap unsure dapat berperan dalam meningkatkan kualitas, efesiensi dan pemerataan

kesempatan pendidikan yang memodifikasi struktur pengambilan keputusan dari pemerintah

pusat ke daerah dan seterusnya ke sekolah.

Apabila unsur-unsur yang terlibat memahami dan berkontribusi terhadap keberhaislan

sekolah maka MBS memberikan peluang kepada guru dan kepala sekolah menelola sekolah

menjadi lebih efektif karena rasa memiliki semakin tinggi menimbulkan sikap pemanfaatan

Manajemen Berbasis Sekolah Page 15

yang lebih baik terhadap sumber daya yang ada untuk mengoptimalkan hasil dan pengelolaan

sekolah mempunyai kendali akuntabilitas terhadap lingkungan sekolah.

Lebih sefesific lagi, MBS bertujuan untuk :

1. Menjamin mutu pembelajaran anak didik yang berpihak pada asas pelayanan dan

prestasi hasil belajar.

2. Meningkatkan kualitas transfer ilmu pengetahuan dan membangau karakter bangsa

yang berbudaya.

3. Meningkatkan mutu sekolah dengan memantapkan pemberdayaan melalui

kemandirian, kreativitas, inisiatif, dan inovasi dalam mengelola dan memberdayakan

sumber daya sekolah.

4. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan

pendidikan melalui pengambilan keputusan dengan mengakomodir aspirasi bersama.

5. Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah

tentang mutu sekolah.

6. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan

dicapai. Kebijakan pengelolaan sekolah oleh semua unsure yang terkait mengacu pada

standar pendidikan nasional.

Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah yakni:

5. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah atau

madrasah dalam mengelola dan membedayakan sumber daya yang tersedia;

6. Meningkatkan kepedulian warga sekolah atau madrasah dan masyarakat dalam

penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama;

7. Meningkatkan tanggung jawab sekolah atau madrasah kepada orang tua, pemerintah

tentang mutu sekolah atau madrasah;

8. Meningkatkan kompetensi yang sehat antar madrasah dan sekolah lain untuk

pencapaian mutu pendidikan yang diharapkan.

E. MANFAAT MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

MBS dipandang sebagai alternatif dari pola umum pengoperasian sekolah yang

selama ini memusatkan wewenang di kantor pusat dan daerah. MBS adalah strategi untuk

meningkatkan pendidikan dengan mendelegasikan kewenangan pengambilan keputusan

penting dari pusat dan dearah ke tingkat sekolah. Dengan demikian, MBS pada dasarnya

Manajemen Berbasis Sekolah Page 16

merupakan sistem manajemen di mana sekolah merupakan unit pengambilan keputusan

penting tentang penyelenggaraan pendidikan secara mandiri. MBS memberikan kesempatan

pengendalian lebih besar bagi kepala sekolah, guru, murid, dan orang tua atas proses

pendidikan di sekolah mereka.

Dalam pendekatan ini, tanggung jawab pengambilan keputusan tertentu mengenai

anggaran, kepegawaian, dan kurikulum ditempatkan di tingkat sekolah dan bukan di tingkat

daerah, apalagi pusat. Melalui keterlibatan guru, orang tua, dan anggota masyarakat lainnya

dalam keputusan-keputusan penting itu, MBS dipandang dapat menciptakan lingkungan

belajar yang efektif bagi para murid. Dengan demikian, pada dasarnya MBS adalah upaya

memandirikan sekolah dengan memberdayakannya.

Para pendukung MBS berpendapat bahwa prestasi belajar murid lebih mungkin

meningkat jika manajemen pendidikan dipusatkan di sekolah ketimbang pada tingkat daerah.

Para kepala sekolah cenderung lebih peka dan sangat mengetahui kebutuhan murid dan

sekolahnya ketimbang para birokrat di tingkat pusat atau daerah. Lebih lanjut dinyatakan

bahwa reformasi pendidikan yang bagus sekalipun tidak akan berhasil jika para guru yang

harus menerapkannya tidak berperanserta merencanakannya.

Para pendukung MBS menyatakan bahwa pendekatan ini memiliki lebih banyak

maslahatnya ketimbang pengambilan keputusan yang terpusat. Maslahat itu antara lain

menciptakan sumber kepemimpinan baru, lebih demokratis dan terbuka, serta menciptakan

keseimbangan yang pas antara anggaran yang tersedia dan prioritas program pembelajaran.

Pengambilan keputusan yang melibatkan semua pihak yang berkepentingan meningkatkan

motivasi dan komunikasi (dua variabel penting bagi kinerja guru) dan pada gilirannya

meningkatkan prestasi belajar murid. MBS bahkan dipandang sebagai salah satu cara untuk

menarik dan mempertahankan guru dan staf yang berkualitas tinggi.

Penerapan MBS yang efektif secara spesifik mengidentifikasi beberapa manfaat spesifik

dari penerapan MBS sebagai berikut :

a) Memungkinkan orang-orang yang kompeten di sekolah untuk mengambil keputusan

yang akan meningkatkan pembelajaran.

b) Memberi peluang bagi seluruh anggota sekolah untuk terlibat dalam pengambilan

keputusan penting.

c) Mendorong munculnya kreativitas dalam merancang bangun program pembelajaran.

d) Mengarahkan kembali sumber daya yang tersedia untuk mendukung tujuan yang

dikembangkan di setiap sekolah.

Manajemen Berbasis Sekolah Page 17

e) Menghasilkan rencana anggaran yang lebih realistik ketika orang tua dan guru makin

menyadari keadaan keuangan sekolah, batasan pengeluaran, dan biaya program-

program sekolah.

f) Meningkatkan motivasi guru dan mengembangkan kepemimpinan baru di semua

level.

F. PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

MBS memiliki potensi menciptakan pengelolaan sekolah yang lebih profesional yang

didukung oleh factor informasi, pengetahuan, keterampilan, dan insentif yang berorientasi

pada mutu, efektifitas, efisiensi, dan kemandirian. Pada prinsipnya, MBS adalah reformasi

manajemen sekolah terhadap kewajiban (responsibility), wewenang (authority),

profesionalisme, dan tanggung jawab (accountability) juga transpaansi untuk meningkatkan

kinerja sekolah dan yan berkepentingan. Antara lain siswa, orangtua siswa, guru, masyarakat,

dan pikak yang terkait (stakeholder), lapangan kerja dan sebagainya yang dapat mengenal

perubahan dan memiliki kekuasaan dalam mengoptimalisasi sumber daya. MBS memiliki

potensi menciptakan pengelolaan secara profesional dan lebih unggul yang didukung oleh

factor informasi, pengetahuan, keterampilan, dan insentif yang berorientasi pada mutu,

efektifitas, efisiensi, dan kemandirian. Manajemen pendidikan memiliki konsistensi visi dan

misi terhadap tujuan dan program pendidikan.

Prinsip utama pelaksanaan MBS ada 5 (lima) hal yaitu:

1. Fokus pada mutu

2. Bottom-up planning and decision making

3. Manajemen yang transparan

4. Pemberdayaan masyarakat

5. Peningkatan mutu secara berkelanjutan

Dalam mengimplementasikan MBS terdapat 4 (empat) prinsip yang harus difahami yaitu:

1. Kekuasaan

2. Pengetahuan

3. sistem informasi; dan

4. sistem penghargaan.

Manajemen Berbasis Sekolah Page 18

Kekuasaan Kepala sekolah memiliki kekuasaan yang lebih besar untuk mengambil

keputusan berkaitan dengan kebijakan pengelolaan sekolah dibandingkan dengan sistem

pendidikan sebelumnya. Kekuasaan ini dimaksudkan untuk memungkinkan sekolah berjalan

dengan efektif dan efisien. Kekuasaan yang dimiliki kepala sekolah akan efektif apabila

mendapat dukungan partisipasi dari berbagai pihak, terutama guru dan orangtua siswa.

Seberapa besar kekuasaan sekolah tergantung seberapa jauh MBS dapat diimplementasikan.

Pemberian kekuasaan secara utuh sebagaimana dalam teori MBS tidak mungkin dilaksanakan

dalam seketika, melainkan ada proses transisi dari manajemen yang dikontrol pusat ke MBS.

Kekuasaan yang lebih besar yang dimiliki oleh kepala sekolah dalam pengambilan

keputusan perlu dilaksanakan dengan demokratis antara lain dengan:

1. Melibatkan semua fihak, khususnya guru dan orangtua siswa.

2. Membentuk tim-tim kecil di level sekolah yang diberi kewenangan untuk mengambil

keputusan yang relevan dengan tugasnya

3. Menjalin kerjasama dengan organisasi di luar sekolah.

Pengetahuan Kepala sekolah dan seluruh warga sekolah harus menjadi seseorang

yang berusaha secara terus menerus menambah pengetahuan dan keterampilan dalam rangka

meningkatkan mutu sekolah. Untuk itu, sekolah harus memiliki sistem pengembangan

sumber daya manusia (SDM) lewat berbagai pelatihan atau workshop guna membekali guru

dengan berbagai kemampuan yang berkaitan dengan proses belajar mengajar.

Pengetahuan yang penting harus dimiliki oleh seluruh staf adalah:

Pengetahuan untuk meningkatkan kinerja sekolah,

Memahami dan dapat melaksanakan berbagai aspek yang berkaitan dengan

pelaksanaan kegiatan quality assurance, quality control, self assessment, school

review, bencmarking, SWOT,dll)

Sistem Informasi Sekolah yang melakukan MBS perlu memiliki informasi yang jelas

berkaitan dengan program sekolah. Informasi ini diperlukan agar semua warga sekolah serta

masyarakat sekitar bisa dengan mudah memperoleh gambaran kondisi sekolah. Dengan

informasi tersebut warga sekolah dapat mengambil peran dan partisipasi. Disamping itu

ketersediaan informasi sekolah akan memudahkan pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan

akuntabilitas sekolah. Infornasi yang amat penting untuk dimiliki sekolah antara lain yang

berkaitan dengan: kemampuan guru dan Prestasi siswa.

Manajemen Berbasis Sekolah Page 19

Sistem Penghargaan Sekolah yang melaksanakan MBS perlu menyusun sistem

penghargaan untuk memberikan penghargaan kepada warga sekolah yang berprestasi. Sistem

penghargaan ini diperlukan untuk mendorong karier warga sekolah, yaitu guru, karyawan dan

siswa.

G. POLA MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Dalam kerangka implementasi kebijakan sentralisasi pendidikan,manajemen

pendidikan berbasis sekolah dapat dumanfaatkan sebagai salah satu pendekatan yang mampu

menjanjikan peningkatan kualitas dan relefansi pendidikan di setiap daerah. Untuk

memperoleh mutu yang diharapkan, maka pelaksanaan model ini perlu didukung oleh

berbagai persyaratan profesional sumber daya manusia, lingkungan sekolah dan masyarakat

yang kondusif bagi bekerjanya prinsip – prinsip manajemen berbasis sekolah. Tanpa ada daya

dukung dari komunitas sekolah dan masyarakat, manajemen berbasis sekolah tidak akan

mampu meningkatkan kualitas sekolah. Di samping itu, sekolah juga harus mampu memikul

tanggung jawab yang diembannya dengan baik.

Desentralisasi sistem pemerintahan daerah member kebebasan yang luas bagi

pemerintah daerah untuk memfasilitasi pengelolaan pendidikan, tetapi bukan berarti bebas

tanpa batas atau terlepas dari pemerintahan pusat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan masih

dapat di manfaatkan oleh sekolah di era sistem desentralisasi adalah sistem rekruitmen guru

dan siswa, penempatan personalia, pengembangan kurikulum untuk kepentingan daerah dan

sebagainya. Pada prinsipnya model MBS ini, kepala sekolah dan guru memiliki kebebasan

yang luas dan otonom dalam mengelola sekolah tanpa mengabaikan kebijakan dan prioritas

yang ditentukan oleh pemerintah.

Saat ini terdapat minimal tiga tingkatan model, yaitu :

Sekolah yang diperkirakan dapat melaksanakan MBS secara penuh.

Sekolah dengan MBS tingkat menengah (sedang).

Sekolah dengan MBS secara minimal.

Tabel perbandingan manajemen berbasi sekolah pola lama dan pola baru

Pola Lama Pola Baru

Manajemen Berbasis Sekolah Page 20

Subordinasi Pengambilan keputusan

individual Ruang gerak kaku Pendekatan birokratik Sentralistik Diatur Over regulasi (pengaturan yang

berlebihan) Mengontrol Mengarahkan Menhgindari resiko Menggunakan ruang semuanya Individual yang cerdas Informasi terpribadi Pendelegasian Organisasi hierarkis Seragam Top down Peran pemerintah

mendominasi

Otonomi Pengambilan keputusam

partisipatif Ruang gerak luwes Pendekatan

profesionalisme Disentyralilsasi Motivasi diri Deregulasi

(penyederhanaan peraturan)

Mempengaruhi Memfasilitasi Memfasilitasi Menggunakan ruang

seefisien mungkin Team work yang cerdas Imformasi terbagi Pemberdayaan Organisasi datar Beragam Bottom up Meningkatnya peran serta

masyarakat secara kuantitatif dan kualitatif

H. PROSES PENERAPAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

               Banyak manfaat yang telah dapat dirasakan baik oleh pemerintah daerah maupun

pihak sekolah yang secara langsung menjadi sasaran pelaksanaan. Hal ini karena dalam

melaksanakan program-program ini diterapkan prinsip-prinsip manajemen berbasis sekolah

(MBS), mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan proses pelaporan dan

umpan baliknya.

               Dengan kata lain program-program yang dilaksanakan menganut prinsip-prinsip

demokratis, transparan, profesional dan akuntabel. Melalui pelaksanaan program ini para

pengelola pendidikan di sekolah termasuk kepala sekolah, guru, komite sekolah dan tokoh

masyarakat setempat dilibatkan secara aktif dalam setiap tahapan kegiatan. Disinilah proses

pembelajaran itu berlangsung dan semua pihak saling memberikan kekuatan untuk

memberikan yang terbaik bagi kemajuan sekolah.

Manajemen Berbasis Sekolah Page 21

M

E

N

U

J

U

               Adapun proses penerapan MBS dapat ditempuh antara lain dengan langkah-langkah

sbb :

Memberdayakan komite sekolah/majelis madrasah dalam peningkatan mutu

pembelajaran di sekolah

Unsur pemerintah Kab/Kota dalam hal ini instansi yang terkait antara lain Dinas

Pendidikan, Badan Perencanaan Kab/Kota, Departemen Agama (yang menangani

pendidikan MI, MTs dan MA), Dewan Pendidikan Kab/Kota terutama membantu

dalam mengkoordinasikan dan membuat jaringan kerja (akses) ke dalam siklus

kegiatan pemerintahan dan pembangunan pada umumnya dalam bidang pendidikan.

Memberdayakan tenaga kependidikan, baik tenaga pengajar (guru), kepala sekolah,

petugas bimbingan dan penyuluhan (BP) maupun staf kantor, pejabat-pejabat di

tingkat kecamatan, unsur komite sekolah tentang Manajemen Berbasis Sekolah,

pembelajaran yang bermutu dan peran serta masyarakat.

Mengadakan pelatihan dan pendampingan sistematis bagi para kepala sekolah, guru,

unsur komite sekolah pada pelaksanaan peningkatan mutu pembelajaran

Melakukan supervisi dan monitoring yang sistematis dan konsisten terhadap

pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah agar diketahui berbagai kendala dan

masalah yang dihadapi, serta segera dapat diberikan solusi/pemecahan masalah yang

diperlukan.

Mengelola kegiatan yang bersifat bantuan langsung bagi setiap sekolah untuk

peningkatan mutu pembelajaran, Rehabilitasi/Pembangunan sarana dan prasarana

Pendidikan, dengan membentuk Tim yang sifatnya khusus untuk menangani dan

sekaligus melakukan dukungan dan pengawasan terhadap Tim bentukan sebagai

pelaksana kegiatan tersebut.

Faktor Pendukung Keberhasilan Manajemen Berbasis Sekolah

a) Kepemimpinan dan manajemen sekolah yang baik

MBS aan berhasi jika ditopang oleh kemampuan professional kepala sekolah

atau madrasah dalam memimpin dan mengelola sekolah atau madrasah secara efektif

dan efisien, serta mampu menciptakan iklim organisasi yang kondusif untuk proses

belajar mengajar.

b) Kondisi social, ekonomi dan apresiasi masyarakat terhadap pendidikan

Manajemen Berbasis Sekolah Page 22

Faktor eksternala yang akan turut menentukan keberhasilan MBS adalah

kondisi tingkat pendidikan orangtua siswa dan masyarakat, kemampuan dalam

membiayai pendidikan, serta tingkat apresiasi dalam mendorong anak untuk terus

belajar.

c) Dukungan pemerintah

Faktor ini sangat membantu efektifitas implementasi MBS terutama bagi

sekolah atau madrasah yang kemampuan orangtua/ masyarakatnya relative belum siap

memberikan kontribusi terhadap penyelenggaraan pendidikan. alokasi dana

pemerintah dan pemberian kewenangan dalam pengelolaan sekolah atau madrasah

menjadi penentu keberhasilan.

d) profesionalisme

Faktor ini sangat strategis dalam upaya menentukan mutu dan kinerja sekolah

atau madrasah. Tanpa profesionalisme kepala sekolah atau madrasah, guru, dan

pengawas, akan sulit dicapai program MBS yang bermutu tinggi serta prestasi siswa.

[4]

BAB III

KESIMPULAN

Manajemen Berbasis Sekolah Page 23

Manajemen berbasis sekolah pada intinya adalah memberikan kewenangan terhadap

sekolah untuk melakukan pengelolaan dan perbaikan kualitassecara terus menerus. Dapat

juga dikatakan bahwa manajemen berbasis sekolah pada hakikatnya adalah penyerasian

sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua

kelompok kepentingan (stakeholder) yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam

proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan mutu sekolah atau

untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Tujuan MBS adalah untuk mewujudkan kemerdekaan pemerintah daerah dalam

mengelola pendidikan. Dengan demikian peran pemerintah pusat akan berkurang. Sekolah

diberi hak otonom untuk menentukan nasibnya sendiri. Paling tidak ada tiga tujuan

dilaksanakannya MBS Peningkatan Efesiensi, Peningkatan Mutu, Peningkatan Pemerataan

Pendidikan.

Dengan adanya MBS diharapkan akan memberi peluang dan kesempatan kepada

kepala sekolah, guru dan siswa untuk melakukan inovasi pendidikan. Dengan adanya MBS

maka ada beberapa keuntugan dalam pendidikan yaitu, kebijakan dan kewenangan sekolah

mengarah langsung kepada siswa, orang tua dan guru, sumber daya yang ada dapat

dimanfaatkan secara optimal, pembinaan peserta didik dapat dilakukan secara efektif, dapat

mengajak semua pihak untuk memajukan dan meningkatkan pelaksanaan pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Manajemen Berbasis Sekolah Page 24

Anonym. 2013. Manajemen Berbasis Sekolah. Diakses dari http://

Dedi Supriadi. 2004. Satuan Biaya Pendidikan Dasar Dan Menengah. Bandung: PT Remaja Rusda Karya.

Rohiat. 2008. Manajemen Sekolah. Bandung: PT Refika Aditama.

Sagala, Dr. Syaiful. 2005. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: PT Nimas Mulya.

Manajemen Berbasis Sekolah Page 25