kemiskinan kajian aspek sosial dan keruangan

14
KEMISKINAN PEDESAAN KAJIAN DARI ASPEK SOSIAL DAN KERUANGAN Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geografi Sosial Yang Dibimbing oleh Bapak Nyoman Ruja Oleh: Ayu Tri Wulandari 100721403543 Aniza Fitria Ningrum 100721403566 Indah Rahayu 100721407125 Dwi Jayanto P 100721404416 Ni’matur Rosifa 100721404482 Prayuda Satriya Graha 100721404128 Offering K/2010 The Learning University UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN GEOGRAFI Oktober 2013

Upload: muhamad-naslil-muna

Post on 14-Nov-2015

30 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

sosial

TRANSCRIPT

  • KEMISKINAN PEDESAAN KAJIAN DARI

    ASPEK SOSIAL DAN KERUANGAN

    Makalah

    Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geografi Sosial

    Yang Dibimbing oleh Bapak Nyoman Ruja

    Oleh:

    Ayu Tri Wulandari 100721403543

    Aniza Fitria Ningrum 100721403566

    Indah Rahayu 100721407125

    Dwi Jayanto P 100721404416

    Nimatur Rosifa 100721404482

    Prayuda Satriya Graha 100721404128

    Offering K/2010

    The Learning University

    UNIVERSITAS NEGERI MALANG

    FAKULTAS ILMU SOSIAL

    JURUSAN GEOGRAFI

    Oktober 2013

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, yang telah

    memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah

    tentang kimiskinan pedesaan kajian dari aspek sosial dan keruangan. Penulis juga

    mengucapkan terimakasih kepada Bapak Nyoman Ruja sebagai Dosen Pengajar mata kuliah

    Geografi Sosial dan kepada pihak-pihak yang telah membantu terselesainya makalah ini.

    Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari

    kesempurnaan, oleh karena itu Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

    membangun untuk dapat menyempurnakan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah

    ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman untuk menambah informasi dan

    memberikan pengetahuan bagaimana upaya menangani masalah kemiskinan.

    Malang, 13 Oktober 2013

    Penulis

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

    Kemiskinan merupakan salah satu masalah pokok dalam pembangunan di Indonesia.

    Masalah kemiskinan menjadi isu sentral terutama setelah Indonesia dilanda krisis ekonomi

    memuncak pada periode 1997-1998. Kemiskinan juga merupakan suatu keadaan yang sering

    dihubungkan dengan kebutuhan, kesulitan dan kekurangan berbagai keadaan kehidupan.

    Meskipun kemiskinan yang paling parah terhadap keadaan berkembang, ada bukti tentang

    kehadiran kemiskinan di setiap region. Di Negara-negara maju, kondisi ini menghadirkan

    tuna wisma / gelandangan yang menempati daerah-daerah kumuh (skun area) di pinggiran

    kota. Kemiskinan adalah ketidakmampuan untuk memenuhi standar tertentu dari kebutuhan

    dasar, baik makanan maupun bukan makanan. Standar ini disebut garis kemiskinan, yaitu

    nilai pengeluaran konsumsi kebutuhan dasar, ditambah nilai pengeluaran untuk kebutuhan

    dasar dan bukan makanan yang paling pokok. Kekeliruan yang sering kali adalah kemiskinan

    didefinisikan hanya sebagai fenomena ekonomi dalam arti rendahnya penghasilan / tidak

    memiliki mata pencaharian, kompenen alam yang tidak mendukung, misalnya tanah

    pertanian tidak subur, berkurangnya daerah serapan air serta komponen sosial yang berupa

    penduduk, tehnologi dan transportasi yang rendah.

    Dalam pendekatan tentang keruangan dan perencanaan, bahwa faktor- faktor yang

    menguasai penyebaran dan bagaimanakah pola tersebut dapat diubah agar penyebaran lebih

    efisien dan lebih wajar (Bintarto; Surastopo, 1983:12). Analisis keruangan yang harus

    diperhatikan antara lain penyebaran penggunaan ruang yang telah ada dan penyediaan ruang

    yang akan digunakan untuk berbagai kegunaan yang dirancang. Pendekatan tersebut

    memperoleh penguatan dalam GBHN 2000-2004 dan propenas 2001-2004, yaitu kajian

    kemiskinan dilakukan dengan pendekatan bahwa masyarakat memperoleh ruang utuk

    menentukan pilihan kegiatan yang paling sesuai bagi kemajuan diri mereka masing-masing.

    Upaya pembagunann perlu diarahkan pada penciptaan suatu lingkungan yang memungkinkan

    masyarakat untuk menikmati kehidupan yang lebih baik, dan sekaligus memperluas pilihan

    yang dapat dilakukan oleh setiap anggota masyarakat.

    Masyakat di Indonesia sebagian besar bertempat tinggal di pedasaan yang memiliki

    angka kemiskinan yang tinggi. Penyebab kemiskinan masyarakat desa yaitu : Keisolasian

    wilayah, kekurangan sumber daya alam dan rusaknya lingkungan sekitarnya. Sebagai contoh

    masyarakat yang tinggal di daerah pebatasan Negara seperti di Kalimantan Barat. Sebagai

    Darerah yang berbatasan langsung dengan Negara tetangga Malaysia, kemiskinan di

  • Kalimantan Barat terlihat sangat kontras sekali, dimana Negara Malaysia terlihat lebih

    makmur dan maju, sedangkan di Kalimantan Barat terlihat sangat miskin, sehingga bisa

    mengganggu kestabilan berbangsa dan bernegara. Sebagai contoh di Perbatasan Kabupaten

    Sintang mereka ada yang mengibarkan bendera Malaysia saat peringatan hari kemerdekaan

    kita. Apa bila kemiskinan ini dibiarkan maka bukan hal yang tidak mungkin suatu saat akan

    membelot kenegara lain

    Keterbatasan akses dan mutu pelayanan kesehatan hal ini dikarenakan sarana

    kesehatan umumnya dibangun hanya sampai wilayah kecamatan, dengan sarana dan

    prasarana yang serta sumber daya manusia yang sangat terbatas. Keterbatasan akses dan mutu

    pendidikan dipedesaan menjadikan pendidikan merupakan hal yang tidak penting. Mereka

    berfikir dengan bisa membantu berladang maka akan terpenuhi kebutuhan hidupnya, karena

    di desa masih banyak menyedikan lahan yang cukup untuk bertani dan berkebun.

    Minimnya akses Transportasi, pendidikan dan kesehatan tersebut diatas jelas akan

    menyebabkan kemiskinan di pedesaan. Dengan berbagai keterbatasan tersebut maka

    penduduk desa bekerja untuk mendapatkan hasil yang sangat terbatas walau sudah berusaha

    maksimal. Disamping itu apabila banyaknya hasil komoditi di desa tersebut tidak bisa

    digunakan secara maksimal yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa tersebut,

    sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

    Bagi Penduduk yang merasa kaya di desa mereka akan meninggalkan desa dan pindah

    diperkotaan untuk mendapatkan berbagai akses pembangunan yang bisa di dapatkan di

    perkotaan. Akibatnya Penduduk yang tinggal di desa akan tetap menjadi miskin dan

    tertinggal dari segi ekonomi.

    Selain itu tradisi di desa apa bila sudah selesai panen raya mereka mengadakan pesta

    sehingga tradisi ini tidak bisa meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat. Sehingga panen

    yang mereka menerima terima seharusnya bisa digunakan untuk sampai dengan musim panen

    berikutnya ternyata menjadi tidak cukup karena untuk pesta tersebut.

    2. Rumusan Masalah

    Bersadarkan latar belakang tersebut, maka dapat ditarik rmusan masalah sebagai

    berikut:

    a. Apakah hakikat kemiskinan itu?

    b. Bagaimana hakikat pedesaan?

    c. Apakah masalah dan penyebab masalah kemiskinan di pedesaan?

    d. Berdasarkan penyebab utama masalah kemiskinan yang muncul di pedesaan,

    maka bagaimanakah solusi yang harus dilakukan?

  • BAB II

    PEMBAHASAN

    a. Hakikat Kemiskinan

    Permasalahan kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali ditemukan

    dibeberapa Negara yang sedang proses berkembang atau bahkan terkadang dapat pula

    ditemukan di Negara maju, biasanya permasalahan di Negara maju kemiskinan lebih sering

    terjadi pada para imigran. Sebagai masalah yang menjadi isu global disetiap Negara

    berkembang. Wacana kemiskinan dan pemberantasannya haruslah menjadi agenda wajib bagi

    para pemerintah dan pemimpin Negara. Peran serta pekerja sosial dalam menangani

    permasalahan kemiskinan sangat diperlukan, terlebih dalam memberikan masukkan (input)

    dan melakukan perencanaan strategis (strategic planning) tentang apa yang akan menjadi

    suatu kebijakan dari pemerintah.

    Sebelum mengetahuinya lebih dalam, perlu diketahui penyebab kemiskinan yang secara

    tidak langsung menjadi standar global :

    1. kemiskinan kebudayaan, hal ini biasanya terjadi disebabkan karena adanya kesalahan

    pada subyeknya. Misalnya : malas, tidak percaya diri, gengsi, tak memiliki jiwa

    wirausaha yang kompatibel, tidak mempunyai kemampuan dan keahlian, dan

    sebagainya.

    2. kemiskinan structural, hal ini biasanya terjadi karena disebabkan oleh factor eksternal

    yang melatarbelakangi kemiskinan. Faktor eksternal itu biasanya disebabkan kinerja

    dari pemerintah diantaranya : pemerintah yang tidak adil, korupsi, paternalistik,

    birokrasi yang berbelit, dan sebagainya.

    Pada dasarnya penyebab utama kemiskinan di Indonesia dari aspek sosial dan

    keruanganan adalah: (1) pengaruh faktor pendidikan yang rendah; (2) ketimpangan

    kepemilikan lahan dan modal pertanian; (3) ketidakmerataan investasi di sektor industri dan

    pertanian; (4) alokasi anggaran kredit yang terbatas; (5) terbatasnya kemampuan dalam

    pengelolaan sumberdaya alam; (6) arus urbanisasi tinggi (mendorong orang desa ke kota); (7)

    pengelolahan ekonomi yang masih menggunakan cara tradisional; (8) rendahnya

    produktifitas dan pertumbuhan modal; (9) tata pemerintahan yang buruk (bad governance)

    yang umumnya masih berkembang di kalangan masyarakat desa; (11) tidak ada jaminan

    sosial untuk bertahan hidup dan untuk menjaga kelangsungan hidup masyarakat; dan (12)

    rendahnya jaminan kesehatan.

    Dalam pendekatan-pendekatan geografis, dapat menggunakan pendekatan ekologi

  • (ekosistem) dalam penanggulangan kemiskinan. Sebenarnya kemiskinann dalam suatu

    wilayah dapat diletakkan berdasarkan klasifikasi tipe ekologi (Bintarto, Surastopo; 1983:19 ).

    Di Indonesia, hasil pemetaan tersebut menunjukkan bahwa masyarakat perkotaan dengan

    aktivitas utama industri dan jasa memiliki skor indeks kemiskinan yang lebih baik

    dibandingkan dengan tipe masyarakat agro ekosistem lainnya justru memiliki alternatif

    sumber ekonomi berkenaan dengan potensi sumberdaya alamnya. Padahal kebutuhan hidup

    masyarakat kota di datangkan dari desa dan daerah sekitarnya. Kenyataannya di Indonesia

    menunjukkan bahwa potensi agro ekosistem belum dikembangkan secara optimal bagi

    penanggulangan kemiskinan. Justru masyarakat di perkotaan yang banyak menerima

    interverensi program-program pembangunan melalui program pembangunan kota seperti

    infrastruktur prasarana ekonomi dan sosial budaya, banyak menghasilkan reduksi

    kemiskinan.

    B. Pengertian Desa/Pedesaan

    Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartohadikusuma adalah suatu

    kesatuan hukum di mana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri. Menurut

    Bintarto desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik dan

    kultural yang terdapat di situ (suatu daerah) dalam hubungannya dan pengaruhnya secara

    timbal-balik dengan daerah lain. Sedangkan menurut Paul H. Landis : Desa adalah

    penduduknya kurang dari 2.500 jiwa, dengan ciri-cirinya sebagai berikut :

    a) Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.

    b) Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan.

    c) Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi

    alam seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan

    agraris adalah bersifat sambilan.

    Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat

    sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yang amat kuat yang

    hakikatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

    masyarakat di mana is hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban

    setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan

    samasama sebagai anggota masyarakat yang saling mencintai saling menghormati,

    mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagian bersama di

    dalam masyarakat. Adapun yang menjadi ciri-ciri masyarakat pedesaan antara lain sebagai

    berikut :

  • a) Di dalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih

    mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar

    batas-batas wilayahnya;

    b) Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan (Gemeinschaft

    atau paguyuban).

    c) Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian. Pekerjaan-pekerjaan

    yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan (part time) yang biasanya

    sebagai pengisi waktu luang.

    d) Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencarian, agama, adat- istiadat

    dan sebagainya.

    Oleh karena anggota masyarakat mempunyai kepentingan pokok yang hampir sama,

    maka mereka selalu bekerja sama untuk mencapai kepentingan-kepentingan mereka. Seperti

    pada waktu mendirikan rumah, upacara pesta perkawinan, memperbaiki jalan desa, membuat

    saluran air dan sebagainya, dalam hal-hal tersebut mereka akan selalu bekerjasama.

    Bentuk-bentuk kerjasama dalam masyarakat sering diistilahkan dengan gotong royong

    dan tolong-menolong.Pekerjaan gotong-royong pada waktu sekarang lebih populer dengan

    istilah kerja bakti misalnya memperbaiki jalan, saluran air, menjaga keamanan desa (ronda

    malam) dan sebagainya. Sedang mengenai macamnya pekerjaan gotong-royong (kerja bakti)

    itu ada dua macam, yaitu:

    a) Kerja bersama untuk pekerjaan-pekerjaan yang timbulnya dari inisiatif warga

    masyarakat itu sendiri (biasanya diistilahkan dari bawah).

    b) Kerjasama untuk pekerjaan-pekerjaan yang inisiatifnya tidak timbul dari masyarakat

    itu sendiri berasal dari luar (biasanya berasal dari atas).

    Kerjasama jenis pertama biasanya, sungguh-sungguh dirasakan kegunaannya bagi

    mereka, sedang jenis kedua biasanya sering kurang dipahami kegunaannya.

    Dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi Talcot

    Parsons menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft)

    yang mebngenal ciri-ciri sebagai berikut :

    a. Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan

    kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan

    simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.

    b. Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka

    mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang

  • yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman

    persamaan.

    c. Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan

    keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif,

    perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu

    saja.(lawannya Universalisme)

    d. Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh

    berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang

    sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi).

    e. Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara

    pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan

    bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat

    Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa

    pengaruh dari luar.

    C. Permasalahan di Pedesaan

    Pada umumnya masyarakat pedesaan pengalami beberapa permasalahan di Desa adalah:

    Masalah insfrastruktur yang kurang mendukung, seperti jalan yang berbatu atau becek

    apa bila hujan, dan berdebu apabila musim kemarau. Sarana air bersih masih secara

    alami.

    Masalah Transportasi, karena sarana jalannya kurang mendukung maka transportasi

    juga menjadi masalah, hal ini terasa sekali apabila warga desa aa yang menderita sakit

    dan harus berobat ke rumah sakit yang biasanya ada di perkotaan.

    Masalah Berkurangnya sumber daya alam, karena alam yang telah menyediakan

    berbagai kebutuhan masyarakat tidak dipelihara bahkan cederung di biarkan terlantar,

    sehingga tidak bisa menyediakan kebutuhan masyarakat desa.

    Masalah rusaknya lingkungan sekitarnya, sebagai akibat diekploitasi dan tidak di jaga

    kelestariannya, maka lambat laun akan berkurang sumber daya alamnya.

    Masalah komunikasi, Di pedesaan pada umumnya sarana komunikasi juga minim,

    akibatnya warga desa akan kurang bisa berkembang karena sulit untuk dapat

    mengakses Informasi dari luar pedesaan.

    Masalah Tanah, juga biasanya bisa menjadi permasalahan, karena mereka rata-rata

    enggan untuk mengurus tanahnya secara resmi, seperti mengurus sertifikat

    kepemilikan yang legal.

  • Masalah kesehatan di pedesaan terasa masih rendah, apabila ada sarana tempat

    berobat, biasanya hanya Pusksemas pembantu, dengan tenaga yang sangat terbatas.

    Peran non medis lebih menonjol, karena dianggap lebih murah, dan percaya bahwa

    penyakit disebabkan oleh alam sekitar.

    Masalah pendidikan sepertinya lebih menonjol di pedesaan, karena disamping sarana

    pendidikan yang ada hanya sampai tingkat SD atau SMP, maka orang-orang yang

    berpendidikan tinggi biasanya enggan untuk tinggal di Desa, mereka lebih senang

    mencari pekerjaan di Kota.

    Masalah Sosial, sebagaian besar masyarakat Desa bisa dikatakan belum sejahtera,

    karena berbagai keterbatasan tersebut diatas, apabila masyarakat Desa di beri akses

    seperti masyarakat kota, mereka juga bisa lebih sejahtera

    Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa pada umumnya di pedesaan masalah

    yang paling banyak dihadapi dan perlu adanya pemecahan masalah adalah masalah

    infrastruktur seperti jalanan yang berkibat kurang lancarnya transportasi, karena dengan

    kurangnya transportasi maka komunikasi tidak bisa berjalan dengan baik, demikian juga

    distribusi komoditi baik hasil yang ada di desa maupun yang diperlukan didesa tidak menjadi

    lancar. Kemiskinan wilayah desa dapat dilihat di beberapa daerah komunitas adat terpencil,

    keterpencilan ini disebabkan karena belum tersedianya sarana transportasi sebagai sarana

    utama.

    Berkurangnya sumber alam, sumber daya alam yang selama ini dieskploitasi secara

    besar-besaran mengakibatkan berkurangnya sumber daya alam tersebut. Akibatnya karena

    sumber daya terbatas, ditambah keterampilan yang sangat minim, maka akan menjadikan

    masyarakat pedesaan semakin miskin, Ekploitasi besar-besaran yang dilakukan oleh para

    Pemegang HPH, membuktikan meninggalkan tanah gunduk karena hutannya ditebang habis.

    Dan sekarang tanah-tanah pedesaan dikuasai oleh pengusaha perkebunan, sehingga

    masyarakat pedesaan hanya sebagai penonton ditanahnya sendiri.

    Rusaknya lingkungan sekitarnya yang disebabkan oleh para penambang baik liar atau

    berizin. Begitu juga ekploitasi alam yang besar-besaran untuk perkebunan sawit dapat

    merusak lingkungan sekitar.

    Masalah kemiskinan di pedesaan disebabkan oleh, terbatasnya cakupan pangan dan

    mutu pangan, hal ini dapat diketahui bahwa di pedesaan pada umumnya bahan pangan

    diperoleh dan diolah dengan cara yang sederhana yang berakibat rendahya mutu pangan,

    mereka lebih akrab dengan alam yang telah menyediakan bahan pangan.

  • D. Pemecahan Masalah

    Seperti yang telah dijelaskan bahwa penyebab kemiskinan di sebagian besar desa di

    Indonesia adalah keisolasian/transportasi, Kurangnya sumber daya alam, dan rusaknya

    lingkungan sekitar. Di pedesaan pada umumnya masalah transportasi terutama jalan darat

    sangat minim sekali. Hal inilah faktor utama kenapa masyarakat pedesaan cenderung miskin,

    Karena keterbatasan infomasi dan komunikasi dengan daerah luar, Untuk memenuhi

    kebutuhan sehari-hari saja diperlukan biaya yang cukup tinggi, Sedangkan apabila ada hasil

    komoditas yang harus dijual juga memerlukan biaya tinggi akibatnya komoditas dihargai

    dengan harga yang sangat rendah. Apa bila di sediakan jalan maka harga komoditas yang

    dimiliki masyarakat harganya akan naik yang akan menambah kekayaan masyarakat

    pedesaan yang pada akhirnya akan lepas dari kemiskinan.

    Terbatasnya trasnportasi di pedesaan berakibat lambatnya perputaran perekonomian

    di daerah pedesaan. Petugas dari kota yang bisa mentransfer teknologi juga sangat jarang

    sekali, akibatnya kehidupan di pedesaan terkesan monoton. Apabila ada jalan yang mudah

    dilalui ke desa tersebut maka proses alih teknologi juga akan berjalan dengan cepat, sehingga

    akan memacu perekonomian di pedesaan. Dengan sentuhan tehnologi tepat guna pertanian

    maka cara bertani akan semakin berkembang yang pada gilirannya dapat meningkatkan

    kesejahateraan masyarakat.

    Solusi yang bisa ditempuh dalam mengatasi permasalahan ini adalah antara

    Pemerintah, masyarakat dan Swasta (pelaku usaha) perlu bersama-sama memecahkan

    permasalahan ini mengingat besarnya dana yang digunakan untuk mengatasi keterisolasian

    tersebut, yaitu dengan cara sebagai berikut :

    Pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah, secara bersama-sama

    memfokuskan dalam mengatasi permasalahan insfrasruktur keterisolasian atau

    masalah tansportasi, karena masalah transportasi adalah masalah yang paling utama

    yang berkaitan dengan kemiskinan di pedesaan.

    Masyarakat desa bisa dengan cara bergotong-royong membangu jalan guna membuka

    keterisolasian yang dikoordinir oleh pemerintah setempat, mengingat masyarakat

    mempunyai sumber daya berupa sifat kegotong-royongan.

    Pelaku usaha dalam hal ini swasta yang bergerak di desa tersebut dapat memberikan

    bantuan sebagai wujud pertanggungjawaban perusahaan dalam program CSR.

    Berkurangannya Sumber daya alam yang ada di masyakarat pedesaan disebabkan,

    masyarakat desa selalu mengambil hasil dari alam tetapi tidak menjaga kelestariannya, alam

  • yang tersedia terbatas dan cenderung berkurang, sementara penduduk desa yang

    menggunakan cenderung meningkat, akibatnya kebutuhan masyarakat yang bergantung pada

    alam semakin berkurang, apabila dibiarkan terus menerus tanpa ada teknologi yang dapat

    menciptakan nilai tambah maka kemiskinan di pedesaan akan semakin meluas. Sumber daya

    alam yang berkurang seperti tersedianya air bersih, karena penggunanya lebih banyak, juga

    sumber-sumber lain yang disediakan oleh alam.

    Perusakan alam atara lain disebabkan pada saat tertentu masyarakat desa

    menggunakan tuba untuk menangkap ikan, akibatnya habitat ikan yang ada di sungai itu mati

    semuanya, dengan demikian maka sangat nyata kerusakan alam oleh manusia, karena

    ketidak-pedulian dan mengharapkan untung banyak dengan cara yang mudah.

    Solusi untuk mempertahankan sumber daya alam, maka penduduk pedesaan perlu di

    berikan sosialisasi akan pentingnya sumber daya alam yang terbatas, serta bagaimana cara

    mempertahankan dan melestarikan sumber daya alam yang sangat diperlukan dalam

    masyarakat pedesaan.

    Rusaknya lingungan sekitar desa, khususnya di daerah pedesaan yang kaya akan

    tambang, seperti emas, kerusakan lingkungan sekitar ini disebabkan karena ekploitasi alam

    yang berlebihan baik penambang tanpa izin (peti) atau penambangan liar, maupun

    penambangan yang berizin. Penggunaan mercure yang berlebihan yang bisa mencemarkan

    sungai di sekitar penambangan, disamping itu akan meninggalkan lingkungan yang rusak

    karena tidak bisa digunakan untuk lahan pertanian, atau usaha lainya seperti perkebunan.

    Solusi yang bisa di tempuh adalah memberikan sosialisasi kepada masyarakat sekitar

    untuk menjaga lingkungan disamping juga kepada penambang liar maupun berizin agar

    memperhatikan lingkungan hidup. Dalam memberikan sosialisasi ini peran pemerintah cukup

    besar, disamping itu agar dibuat aturan serta sanksi yang jelas dalam rangka mempertahankan

    kelestarian lingkungan. Dengan adanya aturan dan sanksi yang yang jelas diharapkan aturan

    ditaati bersama sehingga kelestarian alam tetap terjaga.

  • BAB III

    PENUTUP

    a. Kesimpulan

    Walaupun kemiskinan merupakan sebuah fenomena yang setua peradaban manusia,

    tapi pemahaman terhadapnya dan upaya untuk mengentaskannya belum menunjukkan hasil

    yang menggembirakan. Bahkan, dengan terjadinya krisis ekonomi di Indonesia orang miskin

    baru semakin bertambah. Kemiskinan yang mereka alami memang tidak hanya sebatas

    kemiskinan secara ekonomi, melainkan juga kemiskinan non-ekonomi seperti terbatasnya

    akses terhadap pengetahuan dan ketrampilan, produktifitas yang rendah, nilai tukar yang

    rendah dari komoditi yang dihasilkan serta terbatasnya kesempatan untuk berpartisipasi

    dalam pembangunan.

    Kemiskinan dan permalasahan di pedesaan adalah merupakan satu kesatuan yang

    tidak terpisahkan, karena sebagain besar penduduk Indonesia yang miskin adalah yang

    tinggal di daerah pedesaan, adapun yang menjadi permasalahan penyebab kemiskinan yang

    paling utama adalah :

    Masalah Keisolasian atau masalah transportasi, karena Terbatasnya trasnportasi di

    pedesaan berakibat lambatnya perputaran perekonomian di daerah pedesaan. Petugas

    dari kota yang bisa mentransfer teknologi juga sangat jarang sekali, akibatnya

    kehidupan di pedesaan terkesan monoton.

    Masalah Kurangnya Sumber Daya Alam yang ada di masyakarat pedesaan

    disebabkan, masyarakat desa selalu mengambil hasil dari alam tetapi tidak menjaga

    kelestariannya, alam yang tersedia terbatas dan cenderung berkurang, sementara

    penduduk desa yang menggunakan cenderung meningkat, akibatnya kebutuhan

    masyarakat yang bergantung pada alam semakin berkurang.

    Masalah Rusaknya lingkungan sekitarnya, khususnya di daerah pedesaan yang kaya

    akan tambang, seperti emas, kerusakan lingkungan sekitar ini disebabkan karena

    ekploitasi alam yang berlebihan baik penambang tanpa izin (peti) atau penambangan

    liar, maupun penambangan yang berizin.

    b. Saran

    Masalah Keisolasian/transportasi Solusi yang bisa ditempuh dalam mengatasi

    permasalahan ini Pemerintah, masyarakat dan Swasta (pelaku usaha) perlu bersama-sama

    memecahkan permasalahan ini mengingat besarnya dana yang digunakan untuk mengatasi

    keterisolasian tersebut.

  • Masalah Kurangnya Sumber Daya Alam solusinya adalah penduduk pedesaan perlu di

    berikan sosialisasi akan pentingnya sumber daya alam yang terbatas.

    Masalah Rusaknya lingkungan sekitarnya dengan Solusi yang bisa di tempuh adalah

    memberikan sosialisasi kepada masyarakat sekitar untuk menjaga lingkungan disamping juga

    kepada penambang liar maupun berizin agar memperhatikan lingkungan hidup

  • DAFTAR RUJUKAN

    http://id.shvoong.com/business-management/entrepreneurship/1943518-macam-macam-

    kerja-sama/

    http://bonita165.blogspot.com/2008/01/institusi-sosial.html

    http://tahusamatahu.blogspot.com/2006/01/modal-sosial.html

    http://adjhee.wordpress.com/2007/12/12/kebijakan-sosial-dalam-menanggulangi-masalah-

    kemiskinan/

    http://pnpmtuba1.blogspot.com/2008/07/kompleksitas-kemiskinan.html

    http://kepri-dev.bps.go.id/in/penjelasan-a-istilah/84-penjelasan-teknis/100-kemiskinan

    http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=61&src=a&id=114457

    http://hestyborneo.blogspot.com/2009/01/kemiskinan-kajian-aspek-sosial-dan.html

    Haryanto. 2012. Kemiskinan dan permasalahan di pedesaan. (online),

    http://haryharyanto.wordpress.com/2012/10/28/kemiskinan-dan-permasalahan-di-pedesaan/ ,

    diakses pada 30 September 2013.