pola keruangan desa

27
Kelompok 2 Welcom to our presentation

Upload: andi-fatmawati

Post on 25-Jul-2015

74 views

Category:

Education


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pola keruangan desa

Kelompok 2

Welcom to our presentation

Page 2: Pola keruangan desa

Kelompok 2

• Andi Fatmawati• Siti Aminah Herman• Iin indri Anugrah• Resky Amelia Aris• Eka Wulandari• Arfina Damayanti

Page 3: Pola keruangan desa

Pola keruangan desa

Desa Istilah Yang

Dikenal Oleh Masyarakat Indonesia:

Desa = Deshi Tanah Kelahiran /

Tumpah Darah

Desa merupakan

suatu lokasi di pedesaan dengan kondisi lahan sangat heterogen dan topografi yang beraneka ragam.

Page 4: Pola keruangan desa

Menurut Prof Dr. R BintartoDesa : Suatu perwujutan geografi yang ditimbulkan oleh unsur fisiografis, sosial, ekonomi, politik dan kultur yang terdapat di daerah yang bersangkutan

dalam hubunganya dan pengaruh timbal balik dengan daerah lain.

Menurut UU No. 22 th. 1948. Pasal 1.Desa : Daerah yang terdiri dari satu atau lebih

dusun yang digabungkan shg merupakan suatu daerah yang memiliki syarat -syarat cukup untuk

berdiri menjadi daerah otonom yang berhak mengatur rumah tangga sendiri.

Page 5: Pola keruangan desa

Unsur desa1. Daerah / wilayah ;

Dalam hal ini menyangkut masalah tanah , baik tanah pertanian, tanah pekarangan yang terdapat didaerah tersebut juga penggunaannya, dan juga termasuk luas, aspek lokasi, batas desa.

2. Penduduk;Unsur penduduk meliputi : Jumlah penduduk, golongan umur, kepdatan, pertambahan, jeniskelamin, persebaran penduduk. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pola penggunaan lahan yang ada.

3. Tata kehidupan ( strutur masyrakat )Unsur ini meliputi tata pergaulan, adat istiadat, ikatan, organisasi pemerintahan, gotong royong, paguyuban.

Page 6: Pola keruangan desa
Page 7: Pola keruangan desa

Ciri umum1. Masyarakatnya bersifat homogen ( matapecahariaan, nilai

budaya, sikap ) maka pola berpikir dan budaya statis.2. Kehidupan masyarakat desa dipengaruhi oleh faktor

geografis ( letak, iklim, ketinggian, kesuburan, tata air dll ).3. Sikapnya koservatisme ( kolot ) 4. Sikapnya udik/isolatif ( kurang pergaulan )5. Sistim kontrol ditentukan oleh nilai norma, hukum adat.6. Ikatan kekeluargaan masih erat.7. Sistim ekonomi Agraris.8. Proses sosial berjalan lambat.

Page 8: Pola keruangan desa

Tata ruang adalah pengaturan pemanfaata lahan untuk keperluan tertentu.

Ada 4 komponen yang diprlukan dalam perencanaan tata ruang desa

1. Sumber daya manusia.2. Sumber daya alam3. Ilmu pengetahuan dan teknologi4. Spasial ( lokasi, jarak, arah, kerapatan ).

Tata ruang desa umumnya sederhana, rumah dikelilingi pekarangan yang luas, jarak atara ruman jarang, ada balaidesa, sawah dan ladang ada diluar pemukiman

TATA RUANG DESA

Page 9: Pola keruangan desa

Potensi desa adalah Sumber daya disuatu dasa yang memungkin dapat dikembangkan dan diaktifkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Potensi desa ada 2.1. Potensi Fisik :

Potensi fisik meliputi tanah, air, iklim, flora, fauna.2. Potensi non fisik:

Potensi ini meliputi masyarakat desa, lembaga sosila desa, aparatur /pamaong desa

POTENSI DESA

Page 10: Pola keruangan desa

1.Berdasarkan potensi wilayah.

KLASIFIKASI DESA

a. Desa berpotensi tnggi- Tanah subur- Topografi datar- Irigasi teknis- kemungkinan

berkembang tinggi

b. Desa berpotensi Sedang- kesuburan tanah

sedang- Topografi agak rata.- Irigasi semi teknis- Kemungkinan

berkembang masih ada.

c. Desa berpotensi rendah- Tanah tidak subur- Topografi berbukit- Air sulit- Sulit berkembang

Page 11: Pola keruangan desa

2. Berdasarkan perkembangannya

a. Desa Tradisional: - masyarakatnya

terdiri dari masyarakat terasing

- kehidupannya tergantung pada alam.

Page 12: Pola keruangan desa

b. Desa Swadaya :- Masyasarakat

tergantung pada ketrampilan dan kemampuan pemimpin.

- Susunan kelas bersifat vertikal dan statis.

- Kedudukan seseorang dinilai berdasarkan keturunan dan pemilikan tanah.

Page 13: Pola keruangan desa

c. Desa Swakarya / peralihan

- desa mulai kemajuan/ perkembangan.

- Mobilitas sosial mulai ada.

- Penilaian seseorang berdsarkan jasa, ketrampilan, karya.

- Masyarakat tidak sepenuhnya tergantung pada pimpinan.

Page 14: Pola keruangan desa

- Masyarakatnya sudah maju- Sudah mengenal

mekanisme ,tehnologi dan ilmu pertanian.

- partisipasi masyarakat dalam pembangunan sudah efektif.

- penilaian seseorang berdasarkan ketrampilan.- sudah ada penanaman modal.

d. Swasembada

Page 15: Pola keruangan desa

Berdasarkan mata pencaharian masyarakatnya.

a. Desa Nelayan : desa yang penduduknya sebagian besar mempunyai mata pencaharian sebagai nelayan

Page 16: Pola keruangan desa

b. Desa Agraris : desa yang sebagian besar

masyarakatnya mempunyai mata

pencaharian pertanian.

Page 17: Pola keruangan desa

c. Desa industri : desa yang masyarakatnya sebagian besar mempunyai mata pencaharian

industri

Page 18: Pola keruangan desa

Pola persebaran desa : menggrombolnya atau saling menjauhinya antara desa satu dengan desa yang lain.

Faktor yang mempengaruhi persebaran desa a. Sumber air : pemukiman kebanyakan berdekatan dengan daerah air, karena merupakan kebutuan yang vital.b. Kesuburan tanah : orang akan memilih tanah yang ideal untuk pertanian dan perternaan.c. Jalan raya : merupakan tempat yang setrategi untuk pemukiman.d. Relief : orang akan memilih tempat untuk pemukiman pada daerah yang datar, karena mudah untuk kembangkan. e. Bahan bangunan : orang akan mendirikan rumah didaerah yg mudah mencari bahan

POLA PERSEBARAN DAN PEMUKIMAN DESA

Page 19: Pola keruangan desa

Pola permukiman desa dapat dibedakan menjadi tiga sebagai berikut.

a. Pola Permukiman TersebarPola ini terbentuk dari rumah-rumah penduduk yang dibangun bebas dan tersebar pada wilayah yang luas. Pola permukiman ini umumnya terdapat di dataran rendah. Arah pemekaran permukiman dapat ke segala jurusan. Pusat kegiatan dan fasilitas dapat dibangun tersebar sesuai dengan kebutuhan.

Page 20: Pola keruangan desa

b. Pola Permukiman MenjalurPola ini terbentuk di lokasi sepanjang jalur utama seperti jalan, sungai, dan pantai. Di daerah pantai yang landai, dapat tumbuh permukiman menjalur. Penduduk pantai pada umumnya bermata pencaharian di bidang perikanan, perkebunan kelapa, dan perdagangan. Apabila kemudian permukiman desa ini berkembang, maka rumah-rumah dibangun meluas sejajar garis pantai. Permukiman desa yang berkembang ini akhirnya dapat tersambung dengan permukiman desa di dekatnya. Pusat kegiatan industri kecil seperti perikanan dan pertanian, dapat tetap bertahan di dekat permukiman lama.

Page 21: Pola keruangan desa

c.Pola Permukiman Mengelompok

Pola ini terbentuk karena terjadi pengelompokan rumah pada wilayah terpadu yang biasanya berupa titik pertemuan atau persimpangan jalur transportasi. Pola permukiman mengelompok dapat juga berkembang di daerah pegunungan. Penduduk desa di daerah pegunungan umumnya masih memiliki hubungan keluarga. Pengelompokan permukiman ini didorong oleh kegotongroyongan penduduknya. Apabila jumlah penduduk bertambah dan terjadi pemekaran desa, maka arah pemekaran ke segala jurusan tanpa direncanakan. Pusat kegiatan penduduk dapat bergeser mengikuti pemekaran.

Page 22: Pola keruangan desa

• Paul H. Landis, seorang ahli sosiologi perdesaan, membedakan pola persebaran permukiman desa menjadi empat tipe. Perbedaan pola ini ditentukan oleh lahan pertanian, pusat kegiatan, permukiman, dan jalan utama.

Page 23: Pola keruangan desa

1. Tipe desa yang penduduknya tinggal bersama di suatu daerah dengan lahan pertanian di sekitarnya (The farm village type).

Page 24: Pola keruangan desa

2. Tipe desa yang sebagian besar penduduknya tinggal bersama di suatu daerah dengan lahan pertanian di sekitarnya dan sebagian kecil penduduknya tersebar di luar permukiman utama yang telah padat (The nebulous farm type).

Page 25: Pola keruangan desa

3. Tipe desa yang penduduknya bermukim di sepanjang jalan utama desa, sungai, atau pantai. Lahan pertanian berada di sekitar permukiman desa dan jarak antarrumah tidak terlalu jauh (The arranged isolated farm type).

Page 26: Pola keruangan desa

4.Tipe desa yang penduduknya tinggal tersebar dan terpisah dengan lahan pertanian masingmasing serta mengumpul pada suatu pusat perdagangan. Tipe ini biasanya terjadi pada daerah yang tanahnya memiliki tingkat kesuburan tidak sama (The pure isolated type).

Page 27: Pola keruangan desa