kementerian pertanian direktorat jenderal...

57
KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN DIREKTORAT PERBENIHAN PERKEBUNAN Kanpus Kementan Jl. Harsono RM No. 3 Gedung C Lantai 4

Upload: lycong

Post on 17-Jun-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

KEMENTERIAN PERTANIAN

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

DIREKTORAT PERBENIHAN PERKEBUNAN

Kanpus Kementan Jl. Harsono RM No. 3

Gedung C Lantai 4

Page 2: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 i

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdulillah ke Hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, penyusunan Laporan Kinerja

Direktorat Perbenihan Perkebunan dapat diselesaikan. Laporan

Kinerja ini disusun dalam rangka pertanggungjawaban Direktorat

Perbenihan Perkebunan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi

Direktorat Perbenihan Perkebunan sebagaimana diamanatkan dalam

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010 /8/2015

tanggal 3 Agustus 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Pertanian.

Penyusunan Laporan Kinerja mengacu pada Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor

7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan dalam penyusunannya

mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi (Men-PAN & RB) Nomor 53 Tahun 2014 tanggal 20 Nopember 2014 tentang

Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan

Perkebunan Tahun 2018 disusun berdasarkan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan

sesuai indikator kinerja dan dilakukan secara berkala, sehingga dapat dijadikan tolok ukur

keberhasilan atau kegagalan pada setiap periodenya dengan berdasarkan pada Rencana

Strategis (RENSTRA) Direktorat Jenderal Perkebunan, Tahun 2015-2019.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh jajaran lingkup Direktorat Perbenihan

Perkebunan dan pihak terkait lainnya yang telah memberikan dukungan dan kerjasamanya,

sehingga tugas yang dibebankan kepada Direktorat Perbenihan Perkebunan dapat

dilaksanakan sebagaimana tertuang pada Laporan Kinerja Direktorat ini.

Kiranya laporan ini dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan sebagai

bahan masukan untuk keberlanjutan kegiatan di masa yang akan datang.

Jakarta, Januari 2019

Direktur Perbenihan Perkebunan

Ir. H. Muhammad Anas, M.Si

NIP. 195901251986031016

Page 3: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. i

DAFTAR ISI ...................................................................................... ii

DAFTAR TABEL .................................................................................. iv

I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ...................................................................... 1

1.2. Organisasi ........................................................................... 2

1.3. Aspek Strategis Pembanguan Perbenihan Perkebunan ...................... 3

1.4. Potensi dan Tantangan ........................................................... 4

II. PERENCANAAN KINERJA .................................................................. 7

2.1. Perencanaan Strategis Direktorat Perbenihan Perkebunan

Tahun 2015 - 2019 ................................................................. 7

2.2. Sasaran Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2015-2019 ............. 10

2.3. Strategis Direktorat Perbenihan Perkebunan ................................. 11

2.4. Perjanjian Kinerja kegiatan Direktorat Perbenihan Perkebunan

Tahun 2018 ......................................................................... 12

III. AKUNTABILITAS KINERJA ................................................................. 15

3.1. Capaian Kinerja ...................................................................... 15

3.2. Evaluasi dan Anlisis Akuntabilitas Kinerja ....................................... 19

3.2.1. Jumlah Benih Tebu yang Tersedia sesuai Kebutuhan Produksi

Tanaman tebu ............................................................... 20

3.2.2. Jumlah Benih Lada yang Tersedia sesuai Kebutuhan Produksi

Tanaman Lada ............................................................... 22

3.2.3. Jumlah Benih Pala yang Tersedia sesuai Kebutuhan Produksi

Tanaman Pala ............................................................... 25

3.2.4. Jumlah Benih Jambu Mete yang Tersedia sesuai Kebutuhan

Produksi Tanaman Jambu ................................................. 27

3.2.5. Jumlah Benih Kopi yang Tersedia sesuai Kebutuhan Produksi

Tanaman Kopi ............................................................... 29

3.2.6. Jumlah Benih Karet yang Tersedia sesuai Kebutuhan Produksi

Tanaman Karet .............................................................. 31

3.2.7. Jumlah Benih Kakao yang Tersedia sesuai Kebutuhan Produksi

Tanaman Kakao ............................................................. 33

3.2.8. Jumlah Benih Kelapa yang Tersedia sesuai Kebutuhan Produksi

Tanaman Kelapa ............................................................ 37

3.2.9. Jumlah Benih Teh yang Tersedia sesuai Kebutuhan Produksi

Tanaman Teh ................................................................ 39

3.2.10. Jumlah Benih Kemiri Sunan yang Tersedia sesuai Kebutuhan

Produksi Tanaman Kemiri Sunan ......................................... 41

Page 4: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 iii

3.2.11. Jumlah Benih Sagu yang Tersedia sesuai Kebutuhan Produksi

Tanaman Pala Sagu ......................................................... 43

3.2.12. Jumlah Benih cengkeh yang Tersedia sesuai Kebutuhan

Produksi cengkeh ........................................................... 45

3.2.13. Kelembagaan Pengawasan dan Produksi ............................... 46

3.2.14. Varietas Unggul Komoditas Perkebunan ................................. 49

IV. PENUTUP ................................................................................... 51

4.1. Kesimpulan .......................................................................... 51

4.2. Saran dan Rekomendasi ........................................................... 51

Page 5: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 iv

DAFTAR TABEL

TABEL 1 Aspek-aspek Kebijakan Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun

2015-2019 .......................................................................... 11

TABEL 2 Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Perbenihan Perkebunan

Tahun 2018 ........................................................................ 12

TABEL 3 Keberhasilan Capaian Kinerja Direktorat Perbenihan Perkebunan

Tahun 2018, Berdasarkan Perjanjian Kinerja ................................ 16

TABEL 4 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan

Pendukung Dalam Mencapai Jumlah Benih Yang Tersedia Sesuai

Kebutuhan Produksi Tanaman Tebu ........................................... 22

TABEL 5 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan

Pendukung Dalam Mencapai Jumlah Benih Yang Tersedia Sesuai

Kebutuhan Produksi Lada ....................................................... 24

TABEL 6 Analisis efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan

Pendukung Dalam Mencapai Jumlah Benih Yang Tersedia Sesuai

Kebutuhan Produksi Pala ........................................................ 26

TABEL 7 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan

Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai

Kebutuhan Produksi Jambu Mete .............................................. 28

TABEL 8 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan

Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih Yang Tersedia Sesuai

Kebutuhan Produksi Kopi........................................................ 30

TABEL 9 Rekomendasi Solusi Permasalahan Penyediaan Benih Karet Siap

Tanam .............................................................................. 32

TABEL 10 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai Kebutuhan

Produksi Karet .................................................................... 33

TABEL 11 Rekomendasi Solusi Permasalahan Penyediaan Benih Kakao Siap

Tanam .............................................................................. 35

TABEL 12 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan

Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih Yang Tersedia Sesuai

Kebutuhan Produksi Kakao ...................................................... 36

TABEL 13 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan

Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai

Kebutuhan Produksi Kelapa ..................................................... 38

TABEL 14 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan

Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai

Kebutuhan Produksi Teh ........................................................ 40

TABEL 15 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan

Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai

Kebutuhan Produksi Kemiri Sunan ............................................. 42

TABEL 16 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan

Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai

Kebutuhan Produksi Sagu ....................................................... 44

Page 6: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 v

TABEL 17 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan

Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai

Kebutuhan Produksi Cengkeh .................................................. 46

TABEL 18 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan

Pendukung Melalui Kegiatan Pembinaan Kelembagaan Usaha

Produksi Benih Dan Pengawasan Benih ....................................... 48

TABEL 19 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan

Pendukung Melalui Kegiatan Fasilitasi Teknis Penyediaan Benih

Unggul Tanaman Perkebunan Pengawasan Mutu Benih Tanaman

Perkebunan ........................................................................ 50

Page 7: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Direktorat Perbenihan Perkebunan merupakan salah satu unit Eselon II lingkup Direktorat

Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian yang memegang peran penting dan sangat

strategis dalam memberikan fasilitas teknis dukungan penyediaan benih tanaman

perkebunan yang unggul, bermutu dan bersertifikat serta pembinaan kepada seluruh

pelaksana kebijakan di bidang peningkatan produksi dan produktivitas tanaman

perkebunan.

Pada tahun 2015-2019 sub sektor perkebunan telah menjadi salah satu sub sektor penting

dalam peningkatan perekonomian nasional, mendukung pembangunan yang kuat, inklusif

dan berkelanjutan seperti yang tercantum pada tema RPJM 2015 – 2019, Rencana Strategis

Direktorat Perbenihan Perkebunan tahun 2015-2019 dan Rencana Strategis Direktorat

Jenderal Perkebunan tahun 2015-2019. Peran strategis sub sektor perbenihan perkebunan

baik secara ekonomis, ekologis, maupun sosial budaya digambarkan melalui kontribusinya

dalam menyumbang PDB, nilai investasi, kontribusi dalam menyeimbangkan neraca

perdagangan komoditas pertanian nasional, sumber devisa negara dari komoditas ekspor;

penyediaan benih bahan pangan dan pertanian; penyerap tenaga kerja; sumber utama

pendapatan masyarakat pedesaan, daerah perbatasan dan daerah tertinggal; pengentasan

kemiskinan; berperan dalam upaya peningkatan ketersediaan oksigen serta berkontribusi

dalam pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan mengikuti kaidah-kaidah

konservasi. Sejalan dengan berbagai kontribusi sub sektor perkebunan tersebut maka segala

bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan pengelolaan

sumber daya alam, sumber daya manusia dan alat/sarana prasarana input produksi melalui

kegiatan penyelenggaraan perkebunan yang memenuhi kaidah pelestarian lingkungan hidup.

Hal tersebut dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan.

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014, juga menyatakan bahwa perkebunan adalah segala

kegiatan pengelolaan sumber daya alam, sumber daya manusia, sarana produksi, alat dan

mesin, pembangunan kebun sumber benih, budidaya, panen, pengolahan dan pemasaran

terkait tanaman perkebunan. Dengan pengertian yang luas tersebut, penyelenggaraan

perkebunan mengemban amanat yang berat dalam mendukung pembangunan nasional.

Amanat tersebut mengharuskan penyelenggaraan perkebunan ditujukan untuk

(1) meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat; (2) meningkatkan sumber devisa

negara; (3) menyediakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha; (4) meningkatkan

produksi, produktivitas, kualitas, nilai tambah, daya saing dan pangsa pasar;

Page 8: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 2

(5) meningkatkan dan memenuhi kebutuhan konsumsi serta bahan baku industri dalam

negeri; (6) memberikan perlindungan pada pelaku usaha perkebunan dan masyarakat;

(7) mengelola dan mengembangkan sumber daya perkebunan secara optimal, bertanggung

jawab dan lestari, dan (8) meningkatkan pemanfaatan jasa perkebunan.

Dalam era otonomi daerah dan desentralisasi fiskal perencanaan dan penganggaran

diamanatkan mengikuti pembagian kewenangan pusat dan daerah sesuai Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Pemerintah pusat dan daerah

memiliki kewenangan dan tanggung jawab masing-masing dalam pembangunan.

Pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi serta pengelolaan sumberdaya,

kebijakan dan program bagi instansi pemerintah, diwujudkan melalui Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang memadai. SAKIP yang memadai harus mengandung

unsur Perencanaan Kinerja (Renstra, RKT, PK), Pengukuran Kinerja, Laporan Kinerja dan

Evaluasi Pemanfaatan Informasi Kinerja. Hal ini tertuang di dalam Peraturan Presiden

Nomor 29 Tahun 2014, tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

Laporan Kinerja (LAKIN) sebagai salah satu unsur penting dalam SAKIP disusun berdasarkan

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

(MENPAN & RB) Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,

Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dengan

Format yang terdiri dari: 1) Ikhtisar Eksekutif; 2) Bab I Pendahuluan; 3) Bab II Perencanaan

Kinerja; 4) Bab III Akuntabilitas Kinerja yang meliputi: (a) Capaian Kinerja Organisasi sesuai

dengan hasil pengukuran kinerja organisasi dengan melakukan analisis capaian kinerja; (b)

Realisasi Anggaran yang digunakan dan telah digunakan sesuai dengan dokumen Perjanjian

Kinerja; 5) Bab IV Penutup dan Lampiran. Didalam Bab III diwajibkan membahas 1) capaian

terhadap target tahun ini; 2) capaian kinerja dibandingkan dengan tahun lalu/beberapa

tahun sebelumnya; 3) capaian kinerja terhadap Rentra dan PK; 4) membandingkan capaian

kinerja dengan standar Nasional; 5) analisis keberhasilan dan penyebab kegagalan; analisis

atas efesiensi penggunaan sumberdaya; 7) analisis program/kegiatan yang menunjang

keberhasilan pencapaian kinerja.

1.2. Organisasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 tanggal

3 Agustus 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemeterian Pertanian terkait

nomenklatur organisasi Direktorat Perbenihan Perkebunan, dalam melaksanakan tugasnya,

Direktorat Jenderal Perkebunan mempunyai tugas “melaksanakan penyiapan perumusan

dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan benih tebu dan tanaman

Page 9: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 3

perkebunan lainnya”. Untuk pelaksanaan tugas tersebut, Direktorat Perbenihan Perkebunan

menyelenggarakan fungsi:

1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penilaian varietas dan pengawasan mutu

benih, peningkatan penyediaan benih tanaman semusim dan rempah, tanaman tahunan

dan penyegar serta penguatan kelembagaan benih;

2. Pelaksanaan kebijakan di bidang penilaian varietas dan pengawasan mutu benih,

peningkatan penyediaan benih tanaman semusim dan rempah, tanaman tahunan dan

penyegar serta penguatan kelembagaan benih;

3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penilaian varietas dan

pengawasan mutu benih, peningkatan penyediaan benih tanaman semusim dan

rempah, tanaman tahunan dan penyegar serta penguatan kelembagaan benih;

4. Pemberian bimbingan teknis monitoring, evaluasi dan supervisi di bidang penilaian

varietas dan pengawasan mutu benih, peningkatan penyediaan benih tanaman semusim

dan rempah, tanaman tahunan dan penyegar serta penguatan kelembagaan benih;

5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang penilaian varietas dan

pengawasan mutu benih, peningkatan penyediaan benih tanaman semusim dan

rempah, tanaman tahunan dan penyegar serta penguatan kelembagaan benih; dan

6. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perbenihan Perkebunan.

7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri dan Direktur Jenderal Perkebunan.

1.3. Aspek Strategis Pembangunan Perbenihan Perkebunan

Salah satu aspek yang sangat fundamental dalam pengembangan budidaya tanaman

perkebunan adalah ketersediaan benih unggul. Secara historis peran benih unggul telah

dibuktikan melalui keberhasilan peningkatan produksi pada era Revolusi Hijau di tahun

1960-an. Benih merupakan salah satu input dasar dalam kegiatan produksi tanaman dan

merupakan salah satu syarat untuk mewujudkan pembangunan perkebunan yang efisien dan

berdaya saing tinggi. Seiring dengan semakin meningkatnya tuntutan efisiensi dan daya

saing usaha perkebunan maka semakin menigkat pula kebutuhan akan benih unggul dan

saran produksi bermutu. Secara umum, pengetahuan tentang berbagai aspek mutu benih

sangat berperan dalam perkembangan komoditi perkebunan dan akan terus memainkan

peran utama dalam penignkatan prouksi tanaman perkebunan di masa mendatang.

Penggunaan benih yang tidak memenuhi syarat dapat menurunkan hasil produksi, hal ini

ditunjukkan dengan kondisi tanaman yang buruk karena rendahnya mutu fisik, fisiologis,

dan meningkatnya keerentanan terhadap serangan hama dan penyakit pada tanaman.

Proses untuk mendapatkan benih unggul, bermutu dan bersertifikat membutuhkan

Page 10: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 4

sinergitas antara ketersediaan produksi benih dengan kebutuhan di lapangan yang dikemas

dalam manajemen sistem perbenihan. Disisi lain dengan semakin berkembangnya dunis

usaha perbenihan perkebunan yang dapat menghasilkan beragam produk dengan mutu yang

baik, kebutuhan akan penggunaan benih unggul bermutu, optimis dapat terpenuhi.

Direktorat Jenderal Perkebunan terus berupaya memperbaiki dan memperkuat sistem

perbenihan nasional agar para pekebun terhindar dari berbagai kerugian akibat penggunaan

benih yang tidak unggul, tidak bermutu, dan tidak bersertifikat. Upaya yang dilakukan

untuk memudahkan konsumen mendapatkan benih maka telah ditetapkan produsen benih

yang merupakan kelembagaan usaha perbenihan yang memproduksi benih berupa

biji/kecambah/setek maupun benih siap salur, dengan demikian benih yang dihasilkan

merupakan benih yang berkualitas. Sedangkan untuk menjamin kualitas sumber benih dan

benih yang beredar, Ditjen Perkebunan secara operasional mempunyai 3 unit pelaksana

teknis pusat (UPT Pusat) untuk mengawasi dan menguji mutu benih di seluruh Indonesia.

Ketiga UPT Pusat dimaksud adalah Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman

Perkebunan (BBP2TP) Medan, Surabaya, dan Ambon.

Secara umum, kinerja pembangunan industri perbenihan perkebunan selama periode

2009-2014 sudah cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan semakin besarnya peran swasta

maupun masyarakat dalam mengembangan usaha perbenihan perkebunan, namun demikian

peran pemerintah baik pusat maupun daerah masih diperlukan dalam memfasilitasi

pengembangan usaha perbenihan bagi komoditas perkebunan yang kurang diminati oleh

swasta. Dukungan penguatan perbenihan melalui pihak swasta juga diatur melalui

Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal dimana pemerintah

memberikan fasilitas kepada penanam modal asing yang berbentuk perseroan terbatas

untuk memperoleh kemudahan pelayanan dan/atau perizinan berupa 1) hak atas tanah, 2)

fasilitas pelayanan keimigrasian dan 3) fasilitas perizinan impor. Kemudahan pelayanan

dan/atau perizinan atas fasilitas perizinan impor tersebut, salah satunya dapat diberikan

berupa pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barang modal/bahan baku

untuk kebutuhan produksi sendiri serta mesin atau peralatan untuk keperluan produksi yang

belum dapat diproduksi di dalam negeri.

1.4. Potensi dan Tantangan

1.4.1. Potensi

Potensi pengembangan pembangunan kebun sumber benih tebu dan tanaman perkebunan

lainnya antara lain:

a. Adanya peraturan perundangan yang mengatur mengenai perbenihan perkebunan.

b. Dukungan teknologi perbenihan.

Page 11: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 5

c. Dukungan SDM dan kelembagaan perbenihan.

d. Adanya produsen benih.

e. Adanya dukungan kinerja penelitian varietas.

f. Adanya plasma nutfah (sumber daya genetik).

g. Tersedianya varietas unggul yang sudah dilepas.

h. Tersedianya benih unggul lokal yang sudah ditetapkan.

i. Tersedianya kebun sumber benih dengan potensi produksi yang dihasilkan.

1.4.2. Tantangan

Pada Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 sebagai pengganti Undang-Undang Nomor

32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dijelaskan bahwa urusan pertanian merupakan

urusan pemerintahan pilihan yang bersifat konkuren sehingga urusan pertanian yang secara

khusus meliputi sub sektor perkebunan dalam pembagian kewenangan antara Pemerintahan

Pusat dan Pemerintahan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) akan menjadi

tanggungjawab bersama dan didasarkan pada prinsip akuntabilitas, efisiensi dan

eksternalitas serta kepentingan strategis nasional. Undang-undang tersebut memasukkan

bidang-bidang terkait sub sektor perkebunan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah

seperti tenaga kerja, statistik, pemberdayaan masyarakat dan desa, pangan, lingkungan

hidup, dan pertanahan sebagai urusan wajib yang tidak terkait pelayanan.

Upaya meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas perkebunan tidak terlepas dari

kondisi benih yang digunakan dan penggunaan sarana produksi lainnya seperti pupuk dan

pestisidia. Masalah benih perkebunan menjadi penting, mengingat komoditas perkebunan

merupakan investasi jangka panjang pada periode tanaman belum menghasilkan, khususnya

tanaman tahunan yang relatif lama. Dengan demikian penggunaan benih unggul akan

memberikan dampak yang baik terhadap budidaya tanaman dari resiko kerugian yang cukup

tinggi. Selain itu, pengadaan benih belum sesuai dengan musim tanam, biasanya benih

sampai di lokasi setelah musim tanam dan kadangkala benih sudah kadaluarsa dan

mengalami penurunan kualitas. Kondisi lain adalah persoalan infrastruktur yang menyokong

sistem perbenihan sulit berkembang karena memerlukan investasi yang cukup besar. Tidak

banyak swasta yang mau menanamkan investasi untuk usaha perbenihan/perbibitan. Di lain

pihak, pemerintah kurang berdaya menangani perbenihan karena persoalan ketersediaan

anggaran dan kendala di sistem perbenihan itu sendiri. Dalam rangka mengantisipasi

permasalahan tersebut dan untuk mencapai sasaran yaitu tersedianya benih unggul yang

bermutu (varietas, mutu, waktu, jumlah, lokasi, dan harga) harus sesuai dengan ketentuan

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 44 tahun 1995 Perbenihan Tanaman yang

Page 12: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 6

mempersyaratkan benih bina yang diedarkan harus memenuhi standar mutu yang

ditetapkan.

Untuk menjamin mutu benih, produksi benih bina harus melalui ‘sertifikasi’. Masalah

perbenihan lainnya adalah adanya keterbatasan sumber benih. Kebutuhan benih bermutu

dan bersertifikat yang semakin meningkat ini perlu diikuti ketersediaan sumber benih,

namun demikian belum semua wilayah mempunyai sumber benih. Keberadaan industri

benih hanya di daerah tertentu dan belum tersebar di wilayah pengembangan komoditas

perkebunan. Selain itu, upaya meningkatkan integritas pengembangan sumber benih

dengan wilayah pengembangan komoditas perkebunan belum dilakukan secara optimal

terutama untuk pengembangan sumber daya insani (SDI) perbenihan.

Dalam sistem perbenihan didukung oleh beberapa sub sistem yang terdiri dari: 1) sub sistem

pengembangan varietas untuk mengantisipasi perubahan dan perkembangan selera

masyarakat; 2) sub sistem produksi dan distribusi benih dalam rangka mewujudkan

kemandirian benih; 3) sub sistem perbaikan mutu melalui sertifikasi dan pelabelan; dan 4)

sub sistem kelembagaan dan peningkatan SDI. Keberhasilan dalam menggerakkan seluruh

komponen sub sistem perbenihan sangat dipengaruhi oleh komponen pendukung antara lain

lembaga perbenihan, sumber daya insani, sarana dan prasarana, kebijakan pemerintah,

sistem informasi, dan kesadaran konsumen dalam menggunakan benih bermutu. Dalam

penerapan sub sistem perbenihan tersebut, berdasarkan penelitian dan praktek

di lapangan, penggunaan benih/bibit unggul bermutu diakui telah menjadi satu faktor kunci

keberhasilan peningkatan produksi komoditas perkebunan.

Page 13: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 7

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1. Perencanaan Strategis Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2015-2019

Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2015-2019 disusun

dengan mengacu pada arah dan kebijakan pembangunan nasional sebagaimana tercantum

dalam RPJMN 2015-2019, maka Direktorat Perbenihan Perkebunan menetapkan tujuan

dalam pembangunan perkebunan tahun 20152019 yang akan dicapai sesuai dengan

penetapan visi, misi, serta tugas pokok dan fungsi organisasi, sebagai berikut :

1. Meningkatkan produksi dan produktivitas benih melalui penyediaan benih unggul

bermutu, bersertifikat, dan pembangunan kebun sumber benih tanaman perkebunan.

2. Meningkatkan pelayanan perencanaan, program, anggaran, kerjasama teknis,

administrasi keuangan, asset, umum, organisasi, tata laksana, kepegawaian, hukum,

humas, administrasi perkantoran, evaluasi pelaksanaan kegiatan, layanan rekomendasi

teknis dan penyediaan data serta informasi yang berkualitas.

3. Meningkatkan upaya strategis dalam memfasilitasi penerapan pembinaan usaha

perbenihan perkebunan berkelanjutan, dan perizinan usaha perbenihan perkebunan.

4. Meningkatkan fasilitasi ketersediaan teknologi perbenihan perkebunan.

5. Meningkatkan fasilitasi kegiatan pemberdayaan kelembagaan produsen benih.

6. Meningkatkan pembinaan, bimbingan teknis dan pendampingan kepada pelaku usaha

perbenihan terutama dalam penggunaan benih.

Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah menetapkan 9 Agenda Prioritas NAWACITA

sebagai jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam

bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Amanat pembangunan nasional

dalam 9 Agenda Prioritas NAWACITA yang wajib dilaksanakan Direktorat Perbenihan

Perkebunan dalam pengembangan perkebunan Tahun 2015-2019 sebagaimana tercantum

dalam RPJMN 2015-2019 mencakup 4 agenda prioritas diantaranya : 1) meningkatnya

produktivitas rakyat dengan membangun kebun sumber benih tanaman tebu dan 15

komoditas unggulan perkebunan dengan sub agenda prioritas melaksanakan pengawasan

mutu dan peredaran benih tanaman perkebunan; 2) Peningkatan pengembangan

kelembagaan Perbenihan Tanaman Perkebunan; dan mewujudkan kemandirin perbenihan

dengan memfasilitasi teknis penyediaan benih tanaman perkebunan.

Selain itu agenda prioritas terkait membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat

daerah-daerah (perbatasan, daerah tertinggal dan daerah kawasan timur Indonesia) dan

Page 14: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 8

desa dalam kerangka negara kesatuan menjadi salah satu arah kebijakan yang akan

diprioritaskan Ditjen. Perkebunan melalui kegiatan sistematik.

2.1.1. Visi Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2015-2019

Direktorat Perbenihan Perkebunan menetapkan Visi Direktorat Perbenihan Perkebunan

Tahun 20152019 yaitu “Menjadi Direktorat Perbenihan yang profesional dalam

mewujudkan peningkatan produksi benih tanaman perkebunan secara optimal,

berdaya saing dan berkelanjutan untuk mendukung pengembangan perkebunan”.

2.1.2. Misi Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2015-2019

Direktorat Perbenihan Perkebunan menetapkan Misi Direktorat Perbenihan Perkebunan

Tahun 20152019 sebagai berikut:

1. Mewujudkan peningkatan produksi benih tanaman perkebunan secara berkelanjutan.

2. Mewujudkan pelayanan prima dan berkualitas di bidang sertifikasi dan pengawasan

peredaran benih tanaman perkebunan.

3. Mewujudkan peningkatan penyediaan teknologi perbenihan perkebunan secara

berkelanjutan.

4. Menyediakan fasilitas pembinaan dan penanganan usaha perbenihan perkebunan

berkelanjutan.

5. Mendorong upaya pemberdayaan dan penumbuhan kelembagaan perbenihan.

6. Mendorong upaya penerapan teknologi budidaya pembanguanan kebun sumber benih

dengan baik dan berwawasan lingkungan.

2.1.3. Tujuan Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2015-2019

Untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional dan pembangunan pertanian

pada periode jangka menengah tahun 20152019, maka Direktorat Perbenihan Perkebunan

menetapkan tujuan dalam pembangunan perkebunan tahun 20152019 yang akan dicapai

sesuai dengan penetapan visi, misi, serta tugas pokok dan fungsi organisasi sebagai

berikut :

1. Meningkatkan produksi dan produktivitas benih melalui penyediaan benih unggul

bermutu dan pembangunan kebun sumber benih tanaman perkebunan.

2. Meningkatkan pelayanan perencanaan, program, anggaran, kerjasama teknis,

administrasi keuangan, asset, umum, organisasi, tata laksana, kepegawaian, hukum,

Page 15: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 9

humas, administrasi perkantoran, evaluasi pelaksanaan kegiatan, layanan rekomendasi

teknis dan penyediaan data serta informasi yang berkualitas.

3. Meningkatkan upaya strategis dalam memfasilitasi penerapan pembinaan usaha

perbenihan perkebunan berkelanjutan, dan perizinan usaha perbenihan perkebunan.

4. Meningkatkan fasilitasi ketersediaan teknologi perbenihan perkebunan.

5. Meningkatkan fasilitasi kegiatan pemberdayaan kelembagaan produsen benih.

6. Meningkatkan pembinaan, bimbingan teknis dan pendampingan kepada pelaku usaha

perbenihan terutama dalam penggunaan benih.

2.1.4. Arah Kebijakan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2015-2019

Arah kebijakan Direktorat Perbenihan Perkebunan ditetapkan Dalam rangka mendukung

arah kebijakan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2015-2019 dan kebijakan

Pembangunan Nasional Tahun 2015-2019. Arah kebijakan Direktorat Jenderal Perkebunan

Tahun 2015-2019 sebagai dasar pelaksanaan strategi, program dan kegiatan Direktorat

Perbenihan Perkebunan Tahun 2015-2019 ditetapkan menjadi Arah Kebijakan Umum dan

Arah Kebijakan Khusus.

Arah kebijakan umum ditetapkan dalam rangka mendukung program Direktorat Perbenihan

Perkebunan Tahun 2015-2019 yaitu peningkatan produksi komoditas perkebunan

berkelanjutan, Arah kebijakan umum Pembangunan Perkebunan Tahun 2015-2019 yaitu:

1. Penyediaan Benih Unggul Tanaman Perkebunan

a. Kebijakan penyediaan benih unggul bermutu tanaman perkebunan, untuk

mendukung pembangunan perkebunan berupa : pembangunan kebun induk (KI),

pemeliharaan kebun induk (KI), pemeliharaan kebun entres dan pemeliharaan kebun

benih datar (KBD).

b. Kebijakan penerapan budidaya yang baik (GAP).

c. Kebijakan pemeliharaan kebun sumber benih (BPT, PIT dan kebun entres) yang telah

ditetapkan.

d. Kebijakan pemeliharaan kebun sumber benih unggul yang telah ditetapkan.

e. Kebijakan penetapan kebun sumber benih tanaman perkebunan (BPT, PIT dan kebun

entres).

f. Kebijakan penetapan kebun sumber benih varietas yang telah dilepas.

g. Identifikasi calon kebun sumber benih tanaman Perkebunan.

h. Evaluasi kelayakan kebun sumber benih tanaman perkebunan.

Page 16: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 10

2. Fasilitas Teknis Penyediaan Benih Tanaman Perkebunan

Arah kebijakan khusus adalah arah kebijakan Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun

2015-2019 yang ditetapkan dalam rangka mendukung pencapaian sasaran strategis

Pembangunan Perkebunan Tahun 2015-2019 difokuskan pada pengembangan sumber benih

komoditas perkebunan unggulan nasional menurut fungsinya.

a. Sumber benih tanaman tebu dan 15 komoditas unggulan perkebunan dalam rangka

mendukung pemenuhan penyediaan bahan baku dalam rangka peningkatan produksi

komoditas tebu berkelanjutan dan 15 komoditas tanaman perkebunan.

b. Pengawasan mutu dan peredaran benih tanaman perkebunan.

c. Peningkatan pengembangan kelembagaan Perbenihan Tanaman Perkebunan.

d. Fasilitasi teknis penyediaan benih tanaman perkebunan.

2.2. Sasaran Direktorat Perbenihan Perkebunan tahun 2015-2019

Sasaran strategis Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2015-2019 yang selaras dengan

kebijakan Direktorat Jenderal Perkebunan sebagaimana tertuang dalam Renstra Direktorat

Jenderal Perkebunan Tahun 2015-2019 adalah mendukung terpenuhinya kebutuhan pangan

strategis perkebunan, terpenuhinya kebutuhan perbenihan perkebunan untuk komoditas

ekspor dan pengendali impor dan terpenuhinya kebutuhan perbenihan perkebunan untuk

komoditas ekspor dengan indikator kinerja tahun 2015-2019 (edisi revisi) adalah :

1. Jumlah benih tebu yang beredar yang memenuhi standar mutu benih (mata) yang

menjadi tugas pokok dan fungsi dari Subdirektorat Penilaian Varietas dan Pengawasan

Mutu Benih.

2. Jumlah varietas unggul komoditas perkebunan yang dilepas (varietas) yang menjadi

tugas pokok dan fungsi dari Subdirektorat Penilaian Varietas dan Pengawasan Mutu

Benih.

3. Jumlah benih lada, pala, cengkeh, jambu mete, kopi kelapa sawit, karet,kakao, kelapa

dan teh beredar yang memenuhi standar mutu benih (batang) yang menjadi tugas pokok

dan fungsi dari Subdirektorat Penilaian Varietas dan Pengawasan Mutu Benih.

4. Jumlah benih tebu bermutu yang tersedia (mata) yang menjadi tugas pokok dan fungsi

dari Subdirektorat Benih Tanaman Semusim dan Rempah.

5. Jumlah benih lada, pala dan cengkeh bermutu yang tersedia (batang) yang memenuhi

standar mutu benih (batang) yang mejadi tugas pokok dan fungsi Subdirektorat Benih

Tanaman Semusim dan Rempah.

Page 17: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 11

6. Jumlah benih jambu mete, kopi, kelapa sawit, karet, kakao, kelapa dan teh yang

bermutu (batang) yang memenuhi standar mutu benih (batang) yang menjadi tugas

pokok dan fungsi dari Subdirektorat Benih Tanaman Tahunan dan Penyegar.

7. Jumlah kelembagaan produksi benih (kelembagaan) dan jumlah kelembagaan

pengawasan benih (kelembagaan) yang menjadi tugas pokok dan fungsi dari

Subdirektorat Kelembagaan Benih.

2.3. Strategi Direktorat Perbenihan Perkebunan

Strategi perbenihan perkebunan tahun 2015 – 2019:

a. Strategi pemenuhan penyediaan benih tebu dan 15 komoditas unggulan perkebunan lain

dalam rangka peningkatan produksi nasional.

b. Strategi peningkatan pengawasan mutu benih komoditas unggulan perkebunan.

c. Strategi penguatan kelembagaan perbenihan perkebunan.

d. Strategi fasilitasi teknis penyediaan benih tanaman perkebunan.

Aspek-aspek kebijakan Direktorat Perbenihan Perkebunan tahun 2015-2019 dalam rangka

mencapai sasaran yang telah ditetapkan disajikan pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Aspek-aspek Kebijakan Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2015-2019

No. Aspek-aspek Kebijakan

1. Pembangunan Kebun sumber benih baru, pemeliharaan kebun sumber benih yang

sudah dibangun, penilaian/pemurnian dan penetapan kebun sumber benih baru

pada wilayah pengembangan perkebunan.

2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas mutu benih dan sosialisasi/penyebaran

informasi kepada masyarakat tentang manfaat dan penggunaaan benih unggul.

3. Meningkatkan pengawasan sertifikasi dan peredaran benih tanaman perkebunan.

4. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Pengawa Benih Tanaman (PBT)

melalui pelatihan, dan meningkatkan keikutsertaan PBT dalam proses Hukum kasus-

kasus perbenihan.

5. Meningkatkan kuantitas dan kualitas NSPK malaui penerbitan baru dan revisi

terbitan sebelumnnya serat meningkatkan jangkauan distribusi sesuai sasaran dan

tujuan.

6. Memperkuat aspek kelembagaan petani/pekebun yang menunjang efisiensi produksi

dan kemitraan usaha.

7. Mempersiapkan kemampuan SDI dengan bekal kemampuan, keahlian, dan

kemandirian yang kuat di bidang perbenihan.

Page 18: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 12

2.4. Perjanjian Kinerja

Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) merupakan suatu dokumen pernyataan

kinerja/kesepakatan kinerja/penetapan kinerja antara atasan dengan bawahan dalam

mewujudkan suatu capaian kinerja pembangunan dari sumber daya alam yang tersedia

melalui target kinerja serta indikator kinerja yang menggambarkan keberhasilan

pencapaiannya yang berupa hasil (outcomes) maupun keluaran (output).

Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 berdasarkan Rencana

Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2018 disusun setelah DIPA Direktorat Perbenihan Perkebunan

diterima pada bulan Januari 2018 dan telah mengikuti Pedoman Permen-PAN dan RB Nomor

53 Tahun 2014. PK Direktorat Perbenihan Perkebunan ditandatangani oleh Direktur

Perbenihan Perkebunan dan Direktur Jenderal Perkebunan pada bulan Januari 2018.

PK tersebut berupa outcomes yang dimanifestasikan dalam dimensi penyediaan benih

tanaman perkebunan. Seiring waktu berjalan ada revisi perubahan perjanjian kinerja pada

Bulan Juli 2018.

Pada Tahun 2018 Direktorat Perbenihan Perkebunan mendapat alokasi dana yang tertuang

dalam DIPA/POK yang dikeluarkan pada tanggal 05 Januari 2018 dengan total anggaran

sebesar Rp 117.685.739.500.

Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja serta target yang telah disusun dalam Format

Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2018 dapat dilihat pada

Tabel 2.

Tabel 2. Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018

No. Sasaran Indikator Kinerja Target

1. Terpenuhinya Kebutuhan Perbenihan pangan strategis perkebunan

Jumlah benih tebu yang tersedia sesuai kebutuhanproduksi tanaman tebu

103.680.000 mata

2. Terpenuhinya Kebutuhan Perbenihan untuk komoditas ekspor dan pengendali imporpangan strategis perkebunan

Jumlah benih lada yang tersedia sesuai kebutuhan produksi lada

931.500 Batang

Jumlah benih pala yang tersedia sesuai kebutuhan produksi pala

714.000 Batang

Jumlah benih jambu mete yang tersedia sesuai kebutuhan produksi jambu mete

739.200 Batang

Jumlah benih kopi yang tersedia sesuai kebutuhan produksi kopi

10.116.462 Batang

Jumlah benih karet yang tersedia sesuai kebutuhan produksi karet

1.002.750 Batang

Jumlah benih kakao yang tersedia sesuai kebutuhan produksi kakao

7.260.543 Batang

Jumlah benih kelapa yang tersedia sesuai kebutuhan produksi kelapa

1.418.200 Batang

Page 19: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 13

No. Sasaran Indikator Kinerja Target

Jumlah benih teh yang tersedia sesuai kebutuhan produksi teh

2.100.000 Batang

Jumlah benih kemiri sunan yang tersedia sesuai kebutuhan produksi kemiri sunan

9.600 Batang

Jumlah benih sagu yang tersedia sesuai kebutuhan produksi sagu

24.000 Batang

Jumlah benih cengkeh yang tersedia untuk keperluan ekspor benih cengkeh

364.000 Batang

Jumlah kelembagaan produksi dan pengawasan benih 690 Kelembagaan

Jumlah varietas unggul komoditas perkebunan yang dilepas

13 Varietas

Sasaran program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2018 yang ditetapkan

didukung oleh anggaran yang tertuang dalam DIPA/POK dan selanjutnya menjadi Perjanjian

Kinerja (PK) Eselon II lingkup Ditjen. Perkebunan dengan Direktur Jenderal Perkebunan

Tahun 2018, untuk melaksanakan 2 (dua) kegiatan utama dengan total anggaran sebesar

Rp117.685.739.500 dengan rincian sebagai berikut:

(1) Terpenuhinya kebutuhan perbenihan pangan strategis perkebunan yaitu Jumlah benih

tebu yang tersedia sesuai kebutuhan produksi tanaman tebu dengan alokasi anggaran

sebesar Rp1.051.975.000.

(2) Terpenuhinya kebutuhan perbenihan perkebunan untuk komoditas ekspor dan

pengendali impor

- Jumlah benih lada yang tersedia sesuai kebutuhan produksi lada dengan alokasi

anggaran sebesar Rp5.200.547.000

- Jumlah benih pala yang tersedia sesuai kebutuhan produksi pala dengan alokasi

anggaran sebesar Rp6.789.888.000

- Jumlah benih jambu mete yang tersedia sesuai kebutuhan produksi jambu mete

dengan alokasi anggaran sebesar Rp2.502.052.000

- Jumlah benih kopi yang tersedia sesuai kebutuhan produksi kopi dengan alokasi

anggaran sebesar Rp26.022.86.7000

- Jumlah benih karet yang tersedia sesuai kebutuhan produksi karet dengan alokasi

anggaran sebesar Rp6.327.075.000

- Jumlah benih kakao yang tersedia sesuai kebutuhan produksi kakao dengan alokasi

anggaran sebesar Rp36.938.393.000

- Jumlah benih kelapa yang tersedia sesuai kebutuhan produksi kelapa dengan alokasi

anggaran sebesar Rp15.272.254.500

Page 20: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 14

- Jumlah benih teh yang tersedia sesuai kebutuhan produksi teh dengan alokasi

anggaran sebesar Rp3.889.784.000

- Jumlah benih kemiri sunan yang tersedia sesuai kebutuhan produksi kemiri sunan

dengan alokasi anggaran sebesar Rp190.699.000

- Jumlah benih sagu yang tersedia sesuai kebutuhan produksi sagu dengan alokasi

anggaran sebesar Rp1.124.709.000

- Jumlah benih cengkeh yang tersedia untuk keperluan ekspor benih cengkeh dengan

alokasi anggaran sebesar Rp2.378.161.000

- Jumlah kelembagaan produksi dan pengawasan benih dengan alokasi anggaran

sebesar Rp5.431.925.000

- Jumlah varietas unggul komoditas perkebunan yang dilepas dengan alokasi anggaran

sebesarrRp4.565.410.000

Page 21: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 15

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Capaian Kinerja

Capaian kinerja organisasi disajikan sebagai pertanggungjawaban pimpinan atas nama

organisasi untuk setiap perjanjian kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil

pengukuran kinerja dengan menggunakan analisis yang realistis dan formal sesuai aturan

yang berlaku.

Pengukuran kinerja dilakukan dalam rangka menjamin adanya peningkatan dalam

pelayanan publik dan meningkatkan akuntabilitas dengan melakukan klarifikasi output dan

outcome yang akan dan seharusnya dicapai untuk memudahkan terwujudnya organisasi yang

akuntabel. Setiap akhir Tahun Anggaran dan berakhirnya kegiatan, instansi harus

melakukan Pengukuran Kinerja untuk mengetahui pencapaian target kinerja yang

ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja. Hal ini sesuai yang diamanatkan dalam

Permen-PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014.

Direktorat Perbenihan memiliki peran yang sangat besar dalam pencapaian indikator

ketersediaan benih untuk kebutuhan produksi. Peran tersebut harus dilakukan sesuai

dengan tugas dan fungsi sebagai fasilitator dan penggerak pembangunan sesuai dengan

kewenangannya.

Capaian Kinerja Direktorat Perbenihan Tahun 2018, sesuai perjanjian kinerja antara

Direktur Perbenihan dengan Dirjen Perkebunan seperti tertulis pada pada tabel 3 sebagai

berikut:

Page 22: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 16

Tabel 3. Capaian Kinerja Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018, Berdasarkan Perjanjian Kinerja

No. Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi (%)Kriteria

Keberhasilan

1. Terpenuhinya Kebutuhan

Perbenihan pangan strategis

perkebunan

Jumlah benih tebu yang tersedia

sesuai kebutuhanproduksi tanaman

tebu (mata)

103.680.000 125.208.000 120,76 Sangat berhasil

Jumlah benih lada yang tersedia

sesuai kebutuhan produksi lada

(batang)

931.500 562.371 60,37Kurang

berhasl

Jumlah benih pala yang tersedia

sesuai kebutuhan produksi pala

(batang)

714.000 701.143 98,19 Berhasil

Jumlah benih jambu mete yang

tersedia sesuai kebutuhan produksi

jambu mete (batang)

739.200 739.200 100 Berhasil

Jumlah benih kopi yang tersedia

sesuai kebutuhan produksi kopi

(batang)

10.116.462 8.738.052 86,37 Berhasil

Jumlah benih karet yang tersedia

sesuai kebutuhan produksi karet

(batang)

1.002.750 736.250 73,42Cukup

berhasil

Jumlah benih kakao yang tersedia

sesuai kebutuhan produksi kakao

(batang)

7.260.543 4.795.443 66,05Cukup

berhasil

Jumlah benih kelapa yang tersedia

sesuai kebutuhan produksi kelapa

(batang)

1.418.200 1.246.200 87,87 Berhasil

Jumlah benih teh yang tersedia

sesuai kebutuhan produksi teh

(batang)

2.100.000 2.100.000 100 Berhasil

Jumlah benih kemiri sunan yang

tersedia sesuai kebutuhan produksi

kemiri sunan (batang)

9.600 9.600 100 Berhasil

Jumlah benih sagu yang tersedia

sesuai kebutuhan produksi sagu

(batang)

24.000 24.000 100 Berhasil

Jumlah benih cengkeh yang tersedia

untuk keperluan ekspor benih

cengkeh (batang)

364.000 340.000 93,41 Berhasil

Jumlah kelembagaan produksi dan

pengawasan benih (kelembagaan)690 690 100 Berhasil

Jumlah varietas unggul komoditas

perkebunan yang dilepas (varietas)13 33 100 Berhasil  

2. Terpenuhinya Kebutuhan

Perbenihan untuk komoditas

ekspor dan pengendali

imporpangan strategis

perkebunan

Berdasarkan Tabel 3 tersebut di atas, capaian keberhasilan Direktorat Perbenihan dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Sasaran terpenuhinya kebutuhan perbenihan pangan strategis perbenihan perkebunan

dengan indikator kinerja jumlah benih tebu yang tersedia sesuai kebutuhan produksi

Page 23: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 17

tanaman tebu dengan capaian 121,04% dengan kategori sangat berhasil. Capaian ini

dihitung berdasarkan perbandingan antara capaian realisasi benih tebu yang tersedia

untuk bahan tanam Kebun Tebu Giling (KTG) yang bersumber dari pembangunan Kebun

Benih Datar (KBD) tebu tahun 2018 dan pemeliharaan lanjutan KBD tebu tahun 2017

yang tanam tahun 2018 sebanyak 125.496.000 mata dengan target ketersediaan benih

tebu sebanyak 103.680.000 mata.

2. Capaian sasaran terpenuhinya kebutuhan perbenihan perkebunan untuk komoditas

ekspor dan pengendali impor pangan strategis perkebunan sesuai dengan indikator

sebagai berikut:

a) Sasaran terpenuhinya kebutuhan benih lada siap tanam dengan indikator kinerja

ketersediaan benih unggul lada siap tanam sesuai kebutuhan produksi lada mencapai

60,37% dengan kategori kurang berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan

perbandingan antara realisasi benih lada siap tanam yang tersedia baik untuk

rehabilitasi maupun perluasan tahun 2018 ditambahkan lanjutan produksi benih lada

tahun 2017 siap tanam tahun 2018 sebanyak 562.371 batang dengan target benih

lada siap tanam sebanyak 931.500 batang.

b) Sasaran terpenuhinya kebutuhan benih pala siap tanam dengan indikator kinerja

ketersediaan benih unggul pala siap tanam sesuai kebutuhan produksi pala mencapai

98,2% dengan kategori berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan perbandingan

antara realisasi benih pala siap tanam yang tersedia baik untuk rehabilitasi maupun

perluasan tahun 2018 ditambahkan lanjutan produksi benih pala tahun 2017 siap

tanam tahun 2018 sebanyak 701.143 batang dengan target benih pala siap tanam

sebanyak 714.000 batang.

c) Sasaran terpenuhinya kebutuhan benih jambu mete siap tanam dengan indikator

kinerja ketersediaan benih unggul jambu mete siap tanam sesuai kebutuhan

produksi jambu mete mencapai 100% dengan kategori berhasil. Capaian ini dihitung

berdasarkan capaian realisasi produksi/penyediaan benih jambu mete siap tanam

tahun 2018 sebesar 739.200 batang dibandingkan dengan target 739.200 batang.

d) Sasaran terpenuhinya kebutuhan benih kopi siap tanam dengan indikator kinerja

ketersediaan benih unggul kopi siap tanam sesuai kebutuhan produksi kopi mencapai

86,37% dengan kategori berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan capaian realisasi

produksi/penyediaan benih kopi siap tanam tahun 2018 sebesar 8.737.452 batang

dibandingkan dengan target 10.116.462 batang.

Page 24: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 18

e) Sasaran terpenuhinya kebutuhan benih karet siap tanam dengan indikator kinerja

ketersediaan benih unggul karet siap tanam sesuai kebutuhan produksi karet

mencapai 73,42% dengan kategori cukup berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan

capaian realisasi produksi/penyediaan benih karet siap tanam tahun 2018 sebesar

736.250 batang dibandingkan dengan target 1.002.750 batang.

f) Sasaran terpenuhinya kebutuhan benih kakao siap tanam dengan indikator kinerja

ketersediaan benih unggul kakao siap tanam sesuai kebutuhan produksi kakao

mencapai 66,05% dengan kategori cukup berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan

capaian realisasi produksi/penyediaan benih kakao siap tanam tahun 2018 sebesar

4.795.443 batang dibandingkan dengan target 7.260.543 batang.

g) Sasaran terpenuhinya kebutuhan benih kelapa siap tanam dengan indikator kinerja

ketersediaan benih unggul kelapa siap tanam sesuai kebutuhan produksi kelapa

mencapai 87,87% dengan kategori berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan capaian

realisasi produksi/penyediaan benih kelapa siap tanam tahun 2018 sebesar

1.246.200 batang dibandingkan dengan target 1.418.200 batang.

h) Sasaran terpenuhinya kebutuhan benih teh siap tanam dengan indikator kinerja

ketersediaan benih unggul teh siap tanam sesuai kebutuhan produksi teh mencapai

100% dengan kategori berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan capaian realisasi

produksi/penyediaan benih teh siap tanam tahun 2018 sebesar 2.100.000 batang

dibandingkan dengan target 2.100.000 batang.

i) Sasaran terpenuhinya kebutuhan benih kemiri sunan siap tanam dengan indikator

kinerja ketersediaan benih unggul kemiri sunan siap tanam sesuai kebutuhan

produksi kemiri sunan mencapai 100% dengan kategori berhasil. Capaian ini dihitung

berdasarkan capaian realisasi produksi/penyediaan benih kemiri sunan siap tanam

tahun 2018 sebesar 9.600 batang dibandingkan dengan target 9.600 batang.

j) Sasaran terpenuhinya kebutuhan benih sagu siap tanam dengan indikator kinerja

ketersediaan benih unggul sagu siap tanam sesuai kebutuhan produksi sagu

mencapai 100% dengan kategori berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan capaian

realisasi produksi/penyediaan benih sagu siap tanam tahun 2018 sebesar 24.000

batang dibandingkan dengan target 24.000 batang.

k) Sasaran terpenuhinya kebutuhan benih cengkeh siap tanam dengan indikator kinerja

ketersediaan benih unggul cengkeh siap tanam sesuai kebutuhan produksi cengkeh

mencapai 93,41% dengan kategori berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan

perbandingan antara realisasi benih cengkeh siap tanam yang tersedia baik untuk

Page 25: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 19

rehab maupun perluasan tahun 2018 ditambahkan lanjutan produksi benih cengkeh

tahun 2017 siap tanam tahun 2018 sebanyak 340.000 batang dengan target benih

pala siap tanam sebanyak 364.000 batang.

l) Sasaran terpenuhinya jumlah kelembagaan produksi dan pengawasan benih

berdasarkan kebutuhan mencapai 100% dengan kategori berhasil. Capaian ini

dihitung berdasarkan capaian realisasi pengembangan kelembagaan perbenihan

sebanyak 698 kelembagaan dibandingkan dengan target 698 kelembagaan.

m) Sasaran terpenuhinya jumlah varietas unggul komoditias perkebunan yang dilepas

berdasarkan kebutuhan mencapai 100% dengan kategori berhasil. Capaian ini

dihitung berdasarkan hasil pelepasan varietas tahun 2018 dengan capaian realisasi

sebanyak 48 varietas dengan 13 komoditi yang telah dilepas dibandingkan dengan

target 13 varietas.

3.2. Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja

Sesuai yang diamanahkan dalam PermenPAN&RB Tahun 2014, Laporan Kinerja pelaksanaan

anggaran lingkup Instansi Pemerintah diwajibkan mengevaluasi dan menganalisis kinerja

berdasarkan aspek sebagai berikut:

1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;

2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun

lalu dan beberapa tahun terakhir;

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka

menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;

4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada);

5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta

alternative solusi yang telah dilakukan;

6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran);

7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian

pernyataan kinerja).

Untuk mengukur efisiensi (E) di gunakan formula berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 214 Tahun 2017, sebagai berikut:

Page 26: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 20

Sedangkan untuk mengukur Nilai Efisiensi (NE) digunakan formula berikut:

Dari formula tersebut berarti suatu kegiatan di katakan efisien jika memiliki nilai efisiensi

lebih besar sama dengan 50% dan jika lebih besar dari 100% dikatakan efisien tetapi perlu

penjelasan lebih lanjut karena dianggap anomali.

Realisasi penyerapan anggaran tahun 2018, dengan alokasi anggaran Direktorat Perbenihan

Perkebunan untuk Dukungan Perbenihan Tanaman Perkebunan Pusat dan Daerah sebesar

Rp237.004.514.000 realisasi anggaran mencapai Rp176.597.052.441 atau 74,51% dengan

kategori berhasil.

3.2.1. Jumlah Benih Tebu yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Tanaman Tebu

Tebu merupakan komoditas utama Ditjen. Perkebunan dan salah satu komoditas strategis

Kementerian Pertanian, untuk itu Direktorat Perbenihan menjadikan ketersediaan benih

tebu untuk mendukung kebutuhan produksi sebagai salah satu indikator kinerja Ditjen.

Perkebunan. Evaluasi dan analisis keberhasilan jumlah benih tebu yang tersedia sesuai

kebutuhan produksi tanaman tebu adalah sebagai berikut:

A. Target dan realisasi kinerja tahun ini

Capaian Kinerja jumlah benih yang tersedia sesuai kebutuhan produksi tanaman tebu

Tahun 2018 mencapai 125.496.000 mata atau 121,04% dari target 103.680.000 mata

dan masuk dalam katagori sangat berhasil.

B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan

beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena benih tebu untuk kebutuhan

produksi atau bahan tanam Kebun Tebu Giling baru tersedia tahun 2018. Hal ini

menyebabkan dukungan terhadap produksi gula baru dapat terealisasi pada tahun 2020

dan 2019. Pada tahun 2018 hanya 112 ha dari lanjutan pemeliharaan KBD tahun 2017

yang akan menghasilkan 40.320.000 mata benih tebu untuk bahan tanam Kebun Tebu

Giling yang akan mendukung produksi gula pada tahun 2019, sedangkan KBD yang

dibangun pada tahun 2018 benih tebu baru akan ditanam pada tahun 2019 dan baru

menjadi bahan tebu giling pada tahun 2020.

C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah

yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 52,29% dari

target 240.000.000 mata.

Page 27: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 21

D. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah

yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 106,99% dari

target 103.680.000 jumlah benih yang tersedia sesuai kebutuhan produksi tanaman

tebu.

E. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis

karena tidak ada standar nasional jumlah benih yang tersedia sesuai kebutuhan produksi

tanaman tebu.

F. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta

alternative solusi yang telah dilakukan.

Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa jumlah benih yang

tersedia sesuai kebutuhan produksi tanaman tebu Tahun 2018 masuk dalam kategori sangat

berhasil. Beberapa hal yang mendukung keberhasilan indikator jumlah benih yang tersedia

sesuai kebutuhan produksi tanaman tebu Tahun tahun 2018 yaitu, adanya varietas unggul

baru yang adatif di lahan kering dan kuantitas dan kualitas SDM pertebuan.

1. Adanya varietas unggul baru yang adaptif di lahan kering, Hal ini menyebabkan minat

petani untuk menanam tebu meningkat karena sebagian besar areal pertanaman tebu

merupakan lahan kering. Selain itu diyakini varietas unggul baru yang adaptif di lahan

kering menghasilkan produktivitas tebu dan rendemen tinggi. Akibatnya petani

bersemangat untuk menghasilkan benih tebu yang berkualitas untuk bahan tanam KTG.

Benih yang digunakan untuk kegiatan Pembangunan KBD merupakan benih berjenjang

bersertifikat dari Kebun Benih Induk (KBI) yang berasal dari Kebun Percobaan (KP) Pusat

Penelitian dan Pengembangan Perkebunan yang berlokasi di KP Asembagus, KP

Muktiharjo dan KP Karang Ploso, penggunaan benih yang bermutu dengan daya tumbuh

optimal dan pemeliharaan yang baik sehingga KBD menghasilkan benih tebu untuk KTG

yang berkualitas.

2. Kuantitas dan kualitas SDM pertebuan, khususnya di daerah pengembangan baru minat

petani menanam tebu cukup tinggi hal ini menyebabkan petani memelihara dengan baik

KBD yang dibangun untuk menghasilkan bahan tanam KTG.

3. Sarana dan prasarana pendukung, areal pengembangan tebu sebagian besar di lahan

kering, hal ini membutuhkan dukungan prasarana seperti pompa air, pipanisasi untuk

mengairi lahan kering tersebut. Pada kegiatan pembangunan KBD tersebut sarana

seperti pupuk dan prasarana dipergunakan dengan optimal oleh petani sehingga

walaupun terjadi kemarau ekstrim pertanaman tebu di KBD dapat tumbuh baik.

Page 28: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 22

G. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis

program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan

Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target jumlah benih yang tersedia

sesuai kebutuhan produksi tanaman tebu, Direktorat Perbenihan melakukan kegiatan utama

Pembangunan Kebun Benih Datar (KBD) tahun 2018 dan Pemeliharaan Lanjutan

Pembangunan Kebun Benih Datar (KBD) tahun 2017 seperti pada Tabel 4.

Tabel 4. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung dalam

Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Tanaman Tebu

KEUANGAN

(Rp) VOLUME SAT VOLUME SAT

A PEMELIHARAAN KBD TEBU 2018

1 JAWA TENGAH 86.300.000 5 Ha 9.251.780 10,72 5 Ha 11,00 273,20

2 SULAWESI SELATAN 965.675.000 107 Ha 965.675.000 100 107 Ha 100,00 50,00

1.051.975.000 112 Ha 974.926.780 92,68 112 Ha 100,00 68,31

B PEMBANGUNAN KBD TEBU

1 JAWA TENGAH 3.231.168.000 48 Ha 1.407.832.000 43,57 5,8 Ha 12,08 -601,46

2 SULAWESI SELATAN 3.509.316.000 65 Ha 2.756.718.845 78,55 65 Ha 93,97 103,61

3 SULAWESI TENGGARA 2.697.500.000 50 Ha 2.493.450.000 92,44 40 Ha 80,00 11,14

4 NUSA TENGGARA BARAT 6.537.550.000 125 Ha 4.413.917.000 67,52 125 Ha 79,80 131,21

15.975.534.000 288 Ha 11.071.917.845 69,31 235,8 Ha 81,88 88,38

TOTAL

TOTAL

NO KEGIATAN

TARGET REALISASI NILAI

EFESIENSI

(%)

KETFISIK KEUANGAN (Rp) %

FISIK %

Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan

pembangunan KBD Tahun 2018 dan lanjutan pemeliharaan lanjutan KBD tahun 2017 di atas,

dapat dijelaskan nilai efisiensi per kegiatan diperoleh nilai efisiensi sebesar rata-rata

sebesar 69,85% (Efisien), dengan rincian pencapaian kegiatan sebagai berikut:

Kegiatan Pembangunan Kebun Benih Datar (KBD) Tahun 2018 dilaksanakan secara

efisien dengan nilai efisiensi sebesar 69,75%.

Kegiatan Lanjutan Pemeliharaan Pembangunan Kebun Benih Datar (KBD) Tahun 2017

dilaksanakan secara efisien dengan nilai efisiensi sebesar 69,95%.

3.2.2. Jumlah Benih Lada Siap Tanam yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Lada

Komoditas lada merupakan salah satu komoditas prioritas nasional yang merupakan salah

satu komoditas pendukung ekspor untuk menghasilkan devisa. Untuk itu ketersediaan benih

lada yang berkualitas untuk mendukung produksi dengan merehab tanaman tua/tidak

produktif dan memperluas lahan dengan pertanaman baru untuk meningkatkan produksi

dan produktivitas lada harus tersedia.

Evaluasi dan analisis keberhasilan Jumlah benih lada yang tersedia yang tersedia sesuai

kebutuhan produksi lada adalah sebagai berikut:

Page 29: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 23

A. Target dan realisasi kinerja tahun ini

Capaian Kinerja Jumlah benih lada yang tersedia sesuai kebutuhan produksi lada Tahun

2018 mencapai 562.371 batang atau 60,37% dari target 931.500 dan masuk dalam

katagori kurang berhasil.

B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan

beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena benih lada untuk kebutuhan

rehabilitasi dan perluasan baru tersedia tahun 2018.

C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah

yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 18,12% dari

target 3.104.000 batang.

D. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah

yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 17,18% dari

target 931.500 jumlah benih yang tersedia sesuai kebutuhan produksi tanaman lada.

E. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis

karena tidak ada standar nasional jumlah benih yang tersedia sesuai kebutuhan

produksi tanaman lada.

F. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta

alternative solusi yang telah dilakukan.

Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa jumlah benih yang

tersedia sesuai kebutuhan produksi tanaman lada Tahun 2018 masuk dalam kategori kurang

berhasil. Beberapa hal yang menyebabkan kegagalan indikator jumlah benih yang tersedia

sesuai kebutuhan produksi tanaman lada Tahun tahun 2018 yaitu, anomaly iklim pada tahun

2018, pemeliharaan yang kurang intensif, sarana dan prasarana pendukung.

1. Anomaly iklim pada tahun 2018, Hal ini mengakibatkan cuaca ekstrim baik panas

maupun hujan. Komoditas lada untuk tumbuh dengan baik memerlukan suhu yang tidak

terlalu panas maupun media tanam yang tidak terlalu basah, sehingga perlu

pemeliharaan secara intensif. Kondisi demikian menyebabkan benih lada banyak yang

mati karena kekeringan maupun busuk karena kebanyakan air.

2. Pemeliharaan yang kurang intensif, Lada merupakan tanaman yang memelukan

peleliharaan yang intensif, apabila SDM pelaksana tidak memperhatikan hal-hal

persyaratan tumbuh lada yang baik antara lain intensitas cahaya matahari, media

tanam dan tidak melakukan pemeliharaan dengan baik maka benih lada tidak akan

tumbuh dengan baik bahkan mati.

Page 30: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 24

3. Sarana dan prasarana pendukung, Komoditas lada memerlukan pemeliharaan yang

intensif, bantuan pemerintah melalui alokasi dana Tugas Pembantuan (TP) sudah cukup

lengkap dengan mengalokasikan komponen sarana dan prasarana pendukung antara lain

paranet dan plastic UV namun apabila sarana dan prasarana pendukung tersebut tidak

dipergunakan dengan baik oleh pelaksana kegiatan maka benih lada tidak akan tumbuh

dengan baik sesuai persyaratan teknis.

G. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis

program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan.

Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target jumlah benih yang tersedia

sesuai kebutuhan produksi lada, Direktorat Perbenihan melakukan kegiatan utama

Penyediaan Benih Lada Siap Tanam tahun 2018, Pemeliharaan produksi/perbanyakan benih

lada siap tanam Tahun 2017, seperti terlihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung dalam

Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Lada

KEUANGAN

(Rp) VOLUME SAT VOLUME SAT

APEMELIHARAAN PRODUKSI/PERBANYAKAN

BENIH SIAP TANAM 2018

1 KALIMANTAN TIMUR 83.600.000 80.000 Batang 42.458.375 50,79 80.000 Batang 100,00 173,03

2 SULAWESI SELATAN 295.750.000 160.000 Batang 213.639.500 72,24 67.000 Batang 41,88 -131,26

3 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 41.900.000 40.000 Batang 28.295.000 6 7,53 21.250 Batang 53,13 -17,79

421.250.000 280.000 Batang 284.392.875 67,51 168.250 Batang 60,09 19,12

B PENYEDIAAN BENIH LADA SIAP TANAM

1 KALIMANTAN TIMUR 643.429.000 121.500 Batang 487.840.438 75,82 121.500 Batang 89,23 110,45

2 SULAWESI SELATAN 1.141.839.000 202.500 Batang 980.336.000 85,86 30.000 Batang 14,81 -1.148,82

3 SULAWESI TENGGARA 1.089.719.000 202.500 Batang 916.850.000 84,14 202.500 Batang 100 89,66

4 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 2.325.560.000 405.000 Batang 1.991.210.000 85,62 40.121 Batang 9,91 -1.860,79

5.200.547.000 931.500 Batang 4.376.236.438 84,15 394.121 Batang 42,31036 -197,22

TOTAL

TOTAL

KEUANGAN (Rp) %NO KEGIATAN

TARGET REALISASI NILAI

EFESIENSI

(%)

KETFISIK FISIK %

Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan

penyediaan lada siap tanam Tahun 2018 dan pemeliharaan produksi/perbanyakan benih

lada siap tanam tahun 2017 di atas, dapat dijelaskan nilai efisiensi per kegiatan diperoleh

nilai efisiensi sebesar rata-rata sebesar (89,05)% (tidak Efisien), dengan rincian pencapaian

kegiatan sebagai berikut:

Kegiatan penyediaan lada siap tanam Tahun 2018 dilaksanakan secara tidak efisien

dengan nilai efisiensi sebesar (197,22)%.

Kegiatan pemeliharaan produksi/perbanyakan benih lada siap tanam Tahun 2017

dilaksanakan secara tidak efisien dengan nilai efisiensi sebesar 19,12%.

Page 31: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 25

3.2.3. Jumlah Benih Pala Siap Tanam yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Pala

Komoditas lada merupakan salah satu komoditas prioritas yang merupakan salah satu

komoditas pendukung ekspor untuk menghasilkan devisa. Untuk itu ketersediaan benih pala

yang berkualitas untuk mendukung produksi dan produktivitas pala harus tersedia.

Evaluasi dan analisis keberhasilan Jumlah benih pala yang tersedia yang tersedia sesuai

kebutuhan produksi pala adalah sebagai berikut:

A. Target dan realisasi kinerja tahun ini

Capaian Kinerja Jumlah benih pala yang tersedia sesuai kebutuhan produksi pala Tahun

2018 mencapai 701.143 batang atau 98,19% dari target 714.000 dan masuk dalam katagori

berhasil.

B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan

beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena benih pala untuk kebutuhan

rehabilitasi dan perluasan baru tersedia tahun 2018.

C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah

yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 33,04% dari

target 2.122.320 batang.

D. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah

yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 33,7% dari

target 714.000 jumlah benih yang tersedia sesuai kebutuhan produksi tanaman pala.

E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta

alternative solusi yang telah dilakukan

Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa jumlah benih yang

tersedia sesuai kebutuhan produksi tanaman pala Tahun 2018 masuk dalam kategori

berhasil. Beberapa hal yang mendukung keberhasilan indikator jumlah benih yang tersedia

sesuai kebutuhan produksi tanaman pala Tahun tahun 2018 yaitu, Kualitas dan kuantitas

SDM pelaksana, dan sarana dan prasarana pendukung kegiatan

1. Kualitas dan kuantitas SDM pelaksana, Dengan kualitas dan kuantitas SDM yang cukup,

akan berpengaruh terhadap hasil pertanaman yang yang dipeliharanya. Selain itu

pengalaman SDM pengelola juga sangat pengaruh, seperti di daerah sentra pala Papua

Barat, Maluku, Maluku Utara dan Sulawesi Utara. Komoditas pala pemeliharaannya

tidak terlalu “rewel”seperti tanaman lada, sehingga benih lada yang dipersiapkan

untuk pengembangan baik rehabilitasi maupun perluasan dapat tumbuh dengan baik

atau tingkat keberhasilannya cukup tinggi.

Page 32: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 26

2. Sarana dan prasarana pendukung, Bantuan pemerintah melalui alokasi dana Tugas

Pembantuan (TP) sudah cukup lengkap dengan mengalokasikan komponen sarana

antara lain pupuk organik, pupuk kimia, herbisida dan prasarana pendukung antara lain

paranet, plastic UV dengan tujuan agar tingkat keberhasilan penyiapan benih pala

tinggi sesuai dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan.

F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis

program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan

Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target jumlah benih yang tersedia

sesuai kebutuhan produksi pala, Direktorat Perbenihan melakukan kegiatan utama

Penyediaan Benih Pala Siap Tanam tahun 2018, Pemeliharaan produksi/perbanyakan benih

pala siap tanam Tahun 2017, seperti seperti pada Tabel 6.

Tabel 6. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung Dalam

Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Pala

KEUANGAN

(Rp) VOLUME SAT VOLUME SAT

APEMELIHARAAN PRODUKSI/PERBANYAKAN

BENIH PALA SIAP TANAM 2018

1 MALUKU 26.275.000 16.000 Batang 18.275.000 69,55 16.000 Batang 100,00 126,12

2 MALUKU UTARA 49.161.000 32.000 Batang 49.161.000 100 32.000 Batang 100,00 50,00

3 PAPUA BARAT 36.825.000 16.000 Batang 36.825.000 100 16.000 Batang 100,00 50,00

112.261.000 64.000 Batang 104.261.000 92,87 64.000 Batang 100,00 67,82

B PENYEDIAAN BENIH PALA SIAP TANAM

1 JAWA TENGAH 1.258.538.000 140.000 Batang 974.781.000 77,45 63.143 Batang 45,10 -129,32

2 SULAWESI UTARA 1.329.899.000 140.000 Batang 1.329.899.000 100 140.000 Batang 100,00 50,00

3 MALUKU 1.215.009.000 140.000 Batang 996.800.000 82,04 140.000 Batang 100,00 94,90

4 MALUKU UTARA 1.796.015.000 210.000 Batang 1.780.182.000 99,12 210.000 Batang 100,00 52,20

5 PAPUA BARAT 1.190.427.000 84.000 Batang 1.190.427.000 100 84.000 Batang 100,00 50,00

6.789.888.000 714.000 Batang 6.272.089.000 92,37 637.143 Batang 89,24 41,21TOTAL

NO

TOTAL

KEGIATAN

TARGET REALISASI NILAI

EFESIENSI

(%)

KETFISIK KEUANGAN (Rp) %

FISIK %

Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan

penyediaan pala siap tanam Tahun 2018 dan pemeliharaan produksi/perbanyakan benih

pala siap tanam tahun 2017 di atas, dapat dijelaskan nilai efisiensi per kegiatan diperoleh

nilai efisiensi rata-rata sebesar (25,28)% (tidak Efisien), dengan rincian pencapaian kegiatan

sebagai berikut:

Kegiatan penyediaan pala siap tanam Tahun 2018 dilaksanakan secara tidak efisien

dengan nilai efisiensi sebesar (118,37)%.

Kegiatan pemeliharaan produksi/perbanyakan benih lada siap tanam Tahun 2017

dilaksanakan secara efisien dengan nilai efisiensi sebesar 67,82%.

Page 33: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 27

3.2.4. Jumlah Benih Jambu Mete Siap Tanam yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi

Jambu Mete

Jambu mete merupakan salah satu komoditas tanaman perkebunan. Sebagai salah satu

indikator keberhasilan kinerja Direktorat Perbenihan Perkebunan penyediaan benih jambu

mete siap tanam mendapat perhatian khusus lingkup Direktorat Perbenihan Perkebunan.

Evaluasi dan analisis keberhasilan penyediaan benih jambu mete siap tanam adalah sebagai

berikut:

A. Target dan realisasi kinerja tahun ini

Capaian Kinerja penyediaan benih jambu mete Tahun 2018 mencapai 739.200

batang/polibeg atau 100% dari target 739.200 dan masuk dalam katagori berhasil.

B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan

beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena tidak terdapat kegiatan

penyediaan benih jambu mete siap tanam pada tahun sebelumnya.

C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah

yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 473,85% dari

target 156.000 batang.

D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis

karena tidak ada standar nasional produksi/penyediaan benih jambu mete.

E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta

alternative solusi yang telah dilakukan

Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa penyediaan benih jambu

mete siap tanam Tahun 2018 masuk dalam katagori berhasil. Kegiatan penyediaan benih

jambu mete siap tanam dilaksanakan di 2 provinsi untuk mendukung kegiatan

pengembangan jambu mete berupa peremajaan dan perluasan.

Beberapa hal yang mendukung keberhasilan indikator jumlah benih yang tersedia sesuai

kebutuhan produksi tanaman jambu mete Tahun 2018 yaitu, Kualitas dan kuantitas SDM

pelaksana, dan sarana dan prasarana pendukung kegiatan

1. Kualitas dan kuantitas SDM pelaksana, Dengan kualitas dan kuantitas SDM yang cukup,

akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembenihan sampai benih layak salur.

Selain itu pengalaman SDM pengelola dengan cara penempatan kegiatan pada sentra

pengembangan jambu mete juga sangat pengaruh dalam keberhasilan usaha

pembenihan dilapangan.

2. Sarana dan prasarana pendukung, Bantuan pemerintah melalui alokasi dana Tugas

Pembantuan (TP) sudah cukup lengkap dengan mengalokasikan komponen sarana

Page 34: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 28

produksi antara lain pupuk organik, pupuk kimia, herbisida dan prasarana pendukung

seperti paranet dan bahan rumah pembenihan dengan tujuan agar tingkat keberhasilan

penyediaan benih jambu mete tinggi sesuai dengan spesifikasi teknis yang

dipersyaratkan.

F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis

program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan

Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target produksi benih jambu mete

siap tanam, Direktorat Perbenihan Perkebunan melakukan kegiatan utama pada Dukungan

Perbenihan Tanaman Perkebunan melalui kegiatan penyediaan dan pemeliharaan

produksi/penyediaan benih jambu mete siap tanam di wilayah pengembangan jambu mete

seperti pada Tabel 7.

Tabel 7. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Jambu Mete

KEUANGAN

(Rp) VOLUME SAT VOLUME SAT

APEMELIHARAAN PRODUKSI/PERBANYAKAN

BENIH JAMBU METE SIAP TANAM 2018

1 SULAWESI TENGGARA 110.840.000 118.800 Batang 94.240.000 85,02 118.800 Batang 100,00 87,44

2 NUSA TENGGARA TIMUR 238.440.000 118.800 Batang 215.240.950 90,27 118.800 Batang 100,00 74,32

349.280.000 237.600 Batang 309.480.950 88,61 237.600 Batang 100,00 78,49

B PENYEDIAAN BENIH JAMBU METE SIAP TANAM

1 SULAWESI TENGGARA 1.220.507.000 238.800 Batang 928.346.000 76,06 238.800 Batang 100,00 109,84

2 NUSA TENGGARA TIMUR 1.281.545.000 262.800 Batang 1.267.878.800 98,93 262.800 Batang 100,00 52,67

2.502.052.000 501.600 Batang 2.196.224.800 87,78 501.600 Batang 100,00 80,56

TOTAL

TOTAL

NO KEGIATAN

TARGET REALISASI NILAI

EFESIENSI

(%)

KETFISIK KEUANGAN (Rp) %

FISIK %

Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan

penyediaan benih jambu mete siap tanam Tahun 2018 di atas, dapat dijelaskan nilai

efisiensi per kegiatan diperoleh nilai efisiensi sebesar rata-rata sebesar 80,30% (efisien),

dengan rincian pencapaian kegiatan sebagai berikut:

Kegiatan penyediaan benih jambu mete siap tanam dilaksanakan secara efisien dengan nilai

efisiensi sebesar 80,30% dengan rincian sebagai berikut:

Penyediaan benih jambu mete siap tanam 501.600 batang (100%) dengan penyerapan

anggaran sebesar 87,78% dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 80,30%

(efisien).

Pemeliharaan produksi/penyediaan benih jambu mete siap tanam 237.600 batang (100%)

dengan penyerapan anggaran sebesar 88,61% dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi

sebesar 80,30% (efisien).

Page 35: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 29

3.2.5. Jumlah Benih Kopi Siap Tanam yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Kopi

Kopi merupakan salah satu komoditas tanaman perkebunan. Sebagai salah satu indikator

keberhasilan kinerja Direktorat Perbenihan Perkebunan penyediaan benih kopi siap tanam

mendapat perhatian khusus lingkup Direktorat Perbenihan Perkebunan. Evaluasi dan

analisis keberhasilan penyediaan benih kopi siap tanam adalah sebagai berikut:

A. Target dan realisasi kinerja tahun ini

Capaian Kinerja penyediaan benih kopi siap tanam Tahun 2018 mencapai 8.737.452

batang/polibeg atau 86,37% dari target 10.116.462 dan masuk dalam katagori berhasil.

B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan

beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena tidak terdapat kegiatan

penyediaan benih kopi siap tanam pada tahun sebelumnya.

C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah

yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 72,81% dari

target 12.000.000 batang.

D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis

karena tidak ada standar nasional produksi/penyediaan benih kopi siap tanam.

E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta

alternative solusi yang telah dilakukan

Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa penyediaan benih kopi siap

tanam Tahun 2018 masuk dalam katagori berhasil.

Beberapa hal yang mendukung keberhasilan indikator jumlah benih yang tersedia sesuai

kebutuhan produksi tanaman kopi Tahun 2018 yaitu, Kualitas dan kuantitas SDM pelaksana,

dan sarana dan prasarana pendukung kegiatan

1. Kualitas dan kuantitas SDM pelaksana, dengan kualitas dan kuantitas SDM yang cukup,

akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembenihan sampai benih layak salur.

Selain itu pengalaman SDM pengelola dengan cara penempatan kegiatan pada sentra

pengembangan kopi juga memberi andil dalam keberhasilan usaha pembenihan

dilapangan.

2. Sarana dan prasarana pendukung, bantuan pemerintah melalui alokasi dana Tugas

Pembantuan (TP) sudah cukup lengkap dengan mengalokasikan komponen sarana

produksi antara lain pupuk organik, pupuk anorganik, herbisida dan prasarana

pendukung seperti paranet dan bahan rumah pembenihan dengan tujuan agar tingkat

keberhasilan penyediaan benih kopi siap tanam tinggi sesuai dengan spesifikasi teknis

yang dipersyaratkan.

Page 36: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 30

Kegiatan penyediaan benih kopi siap tanam dilaksanakan di 9 provinsi. Penyediaan benih

kopi siap tanam dilakukan untuk mendukung kegiatan pengembangan kopi berupa

peremajaan, rehabilitasi, dan perluasan dengan memenuhi kriteria enam tepat yaitu tepat

jenis (varietas), tepat jumlah, tepat mutu, tepat waktu, tepat lokasi, dan tepat harga bisa

terpenuhi.

F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis

program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan

Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target produksi benih kopi siap

tanam, Direktorat Perbenihan Perkebunan melakukan kegiatan utama pada Dukungan

Perbenihan Tanaman Perkebunan melalui kegiatan penyediaan dan pemelihraan

produksi/penyediaan benih kopi siap tanam di wilayah pengembangan kopi seperti pada

Tabel 8.

Tabel 8. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih Yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Kopi

KEUANGAN

(Rp) VOLUME SAT VOLUME SAT

APEMELIHARAAN PRODUKSI/PERBANYAKAN

BENIH KOPI SIAP TANAM 2018

1 JAWA BARAT 777.137.000 337.896 Batang 582.417.000 74,94 337.896 Batang 100,00 112,64

2 JAWA TENGAH 372.692.000 167.627 Batang 149.146.750 40,02 167.627 Batang 100,00 199,95

3 ACEH 1.032.542.000 494.000 Batang 511.930.000 49,58 494.000 Batang 100,00 176,05

4 SUMATERA UTARA 1.070.151.000 693.816 Batang 960.483.585 89,75 693.816 Batang 100,00 75,62

5 LAMPUNG 1.527.214.000 335.254 Batang 998.593.780 65,39 335.254 Batang 100,00 136,53

6 SULAWESI SELATAN 854.982.000 524.573 Batang 582.014.900 68,07 524.573 Batang 100,00 129,82

7 BALI 555.990.000 337.896 Batang 536.924.528 96,57 337.896 Batang 100,00 58,57

8 NUSA TENGGARA TIMUR 1.963.739.000 478.800 Batang 1.963.134.937 99,97 478.800 Batang 100,00 50,08

8.154.447.000 3.369.862 Batang 6.284.645.480 77,07 3.369.862 Batang 100,00 107,32

B PENYEDIAAN BENIH KOPI SIAP TANAM

1 JAWA BARAT 3.935.550.000 1.095.600 Batang 3.233.702.500 82,17 1.095.600 Batang 100,00 94,58

2 JAWA TENGAH 2.951.774.000 821.700 Batang 1.837.656.868 62,26 575.190 Batang 70,00 77,66

3 ACEH 3.887.872.000 1.095.600 Batang 3.402.941.100 87,53 1.095.600 Batang 100,00 81,18

4 SUMATERA UTARA 3.122.321.000 821.700 Batang 2.724.769.574 87,27 821.700 Batang 100,00 81,83

5 SULAWESI SELATAN 4.662.427.000 1.095.600 Batang 3.526.520.622 75,64 340.000 Batang 31,03 -309,32

6 BALI 2.855.042.000 821.700 Batang 2.761.145.770 96,71 821.700 Batang 100,00 58,22

7 NUSA TENGGARA TIMUR 1.958.565.000 547.800 Batang 1.935.051.061 98,8 547.800 Batang 100,00 53,00

8 PAPUA 1.110.991.000 273.900 Batang 1.020.721.000 91,87 70.000 Batang 25,56 -598,73

9 BENGKULU 1.216.825.000 173.000 Batang 1.196.650.000 98,34 - - 50,00

25.701.367.000 6.746.600 Batang 21.639.158.495 84,19 5.367.590 Batang 79,56 35,44

TOTAL

TOTAL

KETFISIK KEUANGAN (Rp) %

FISIK %

NO KEGIATAN

TARGET REALISASINILAI

EFESIENSI

(%)

Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan

penyediaan benih kopi siap tanam Tahun 2018 di atas, dapat dijelaskan nilai efisiensi per

kegiatan diperoleh nilai efisiensi sebesar rata-rata sebesar 61,26% (efisien), dengan rincian

Page 37: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 31

pencapaian kegiatan sebagai berikut:

Kegiatan penyediaan benih kopi siap tanam dilaksanakan secara efisien dengan nilai

efisiensi sebesar 61,26% dengan rincian sebagai berikut

Penyediaan benih kopi siap tanam 5.367.590 batang (79,56%) dengan penyerapan

anggaran sebesar 21.639.158.495 % dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar

61,26% (efisien).

Pemeliharaan produksi/penyediaan benih kopi siap tanam 3.369.862 ha (100%) dengan

penyerapan anggaran sebesar 77,07% dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar

61,26% (efisien).

3.2.6. Jumlah Benih Karet Siap Tanam yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Karet

Karet merupakan salah satu komoditas tanaman perkebunan. Sebagai salah satu indikator

keberhasilan kinerja Direktorat Perbenihan Perkebunan penyediaan benih karet siap tanam

mendapat perhatian khusus lingkup Direktorat Perbenihan Perkebunan. Evaluasi dan analisis

keberhasilan penyediaan benih karet siap tanam adalah sebagai berikut:

A. Target dan realisasi kinerja tahun ini

Capaian Kinerja penyediaan benih karet siap tanam Tahun 2018 mencapai 736.250 batang

atau 73,42% dari target 1.002.750 dan masuk dalam katagori cukup berhasil.

B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan

beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena tidak terdapat kegiatan

penyediaan benih kopi siap tanam pada tahun sebelumnya.

C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah

yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 22,27% dari

target 3.305.500 batang.

D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis

karena tidak ada standar nasional produksi/penyediaan benih karet siap tanam.

E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta

alternative solusi yang telah dilakukan.

Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa penyediaan benih karet

siap tanam Tahun 2018 masuk dalam katagori cukup berhasil, Permasalahan yang dihadapi

dalam produksi/penyediaan benih karet siap tanam yaitu:

1) Ketersediaan material entres, di setiap provinsi berbeda-beda dan penanaman tegakan

batang bawah baru selesai di bulan Januari 2018 sehingga pelaksanaan okulasi baru

bisa dilakukan di pertengahan triwulan III Pelaksanaan Anggaran 2018.

2) Ketersediaan benih stum mata tidur, tidak dapat terpenuhi dari provinsi yang

Page 38: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 32

bersangkutan saja dan distribusi stum mata tidur oleh penyedia (pemenang tender) ke

lokasi pembenihan yang dilakukan secara bertahap sehingga mempengaruhi kesiapan

benih siap salur di Tahun Anggaran 2018.

3) Adanya proses gagal lelang, sehingga memerlukan lelang ulang oleh Satker Dinas yang

menyelenggarakan urusan bidang perkebunan di daerah dan berdampak pada

keterlambatan waktu penyaluran benih.

Kegiatan penyediaan benih karet siap tanam dilaksanakan di 4 provinsi wilayah

pengembangan, untuk mendukung kegiatan pengembangan karet berupa peremajaan,

rehabilitasi, dan perluasan.

Permasalahan tersebut di atas sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penyediaan benih

karet siap tanam dengan memenuhi kriteria enam tepat, yaitu tepat jenis (varietas), tepat

jumlah, tepat mutu, tepat waktu, tepat lokasi, dan tepat harga bisa terpenuhi.

Berdasarkan analisis permasalahan yang telah dilakukan, maka rekomendasi solusi

perbaikan kinerja yang diberikan berdasarkan permasalahan tersebut secara ringkas

disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Rekomendasi Solusi Permasalahan Penyediaan Benih Karet Siap Tanam

No Permasalahan Rekomendasi solusi

1 Proses gagal lelang (pengadaan benih) Menyusun rencana pengadaan dengan menyesuaikan ketersediaan benih

2 Waktu ketersediaan benih polong/setek/entres

Mengkaji ulang sistem penganggaran untuk kegiatan penyediaan benih siap tanam tanaman perkebunan (multi years), karena starting pembenihan harus menyesuaikan dengan musim panen benih atau ketersediaan benih polong/setek/entres

F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis

program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan

Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target produksi benih karet siap

tanam, Direktorat Perbenihan Perkebunan melakukan kegiatan utama pada Dukungan

Perbenihan Tanaman Perkebunan melalui kegiatan penyediaan dan produksi/penyediaan

benih karet siap tanam di wilayah pengembangan karet seperti pada Tabel 10.

Page 39: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 33

Tabel 10. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Karet

KEUANGAN

(Rp) VOLUME SAT VOLUME SAT

A

PEMELIHARAAN

PRODUKSI/PERBANYAKAN BENIH KARET

SIAP TANAM 2018

1 SUMATERA BARAT 820.484.000 106.500 Batang 749.837.000 91,39 106.500 Batang 100,00 71,53

2 RIAU 719.625.000 106.500 Batang 700.927.500 97,4 106.500 Batang 100,00 56,50

3 KALIMANTAN BARAT 359.860.000 53.250 Batang 338.327.500 94,02 53.250 Batang 100,00 64,96

4 BENGKULU 966.850.000 106.500 Batang 933.275.000 96,53 - - 50,00

2.866.819.000 372.750 Batang 2.722.367.000 94,96 266.250 Batang 71,43 -32,36

B PENYEDIAAN BENIH KARET SIAP TANAM

1 SUMATERA BARAT 1.988.605.000 180.000 Batang 1.841.765.000 92,62 180.000 Batang 100,00 68,46

2 LAMPUNG 1.590.580.000 180.000 Batang 1.408.735.000 88,57 180.000 Batang 100,00 78,58

3 KALIMANTAN BARAT 956.870.000 90.000 Batang 780.400.300 81,56 90.000 Batang 100,00 96,11

4 BENGKULU 1.679.020.000 180.000 Batang 1.430.030.000 85,17 20.000,00 Batang 11,11 -1.616,34

6.215.075.000 630.000 Batang 5.460.930.300 87,87 470.000 Batang 74,60 5,56

TOTAL

TOTAL

%NO KEGIATAN

TARGET REALISASI NILAI

EFESIENSI

(%)

KETFISIK KEUANGAN (Rp) %

FISIK

Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan

penyediaan benih karet siap tanam Tahun 2018 di atas, dapat dijelaskan nilai efisiensi per

kegiatan diperoleh nilai efisiensi sebesar rata-rata sebesar (6,80)% (kurang efisien), dengan

rincian pencapaian kegiatan sebagai berikut:

Kegiatan penyediaan benih karet siap tanam dilaksanakan secara kurang efisien dengan

nilai efisiensi sebesar (6,80)% dengan rincian sebagai berikut:

Penyediaan benih karet siap tanam 470.000 batang (74,60%) dengan penyerapan

anggaran sebesar 87,87 % dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar (6,80)%

(kurang efisien).

Pemeliharaan produksi/penyediaan benih karet siap tanam 266.250 batang (71,43%)

dengan penyerapan anggaran sebesar 94,96 % dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi

sebesar (6,80)% (kurang efisien).

3.2.7. Jumlah Benih Kakao Siap Tanam yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Kakao

Kakao merupakan salah satu komoditas tanaman perkebunan. Sebagai salah satu indikator

keberhasilan kinerja Direktorat Perbenihan Perkebunan penyediaan benih kakao siap tanam

mendapat perhatian khusus lingkup Direktorat Perbenihan Perkebunan. Evaluasi dan analisis

keberhasilan penyediaan benih kakao siap tanam adalah sebagai berikut:

A. Target dan realisasi kinerja tahun ini

Capaian Kinerja penyediaan benih kakao siap tanam Tahun 2018 mencapai 4.795.433

batang/polibeg atau 66,05% dari target 7.260.543 batang/polibeg dan masuk dalam

katagori kurang berhasil.

Page 40: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 34

B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan

beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena tidak terdapat kegiatan

penyediaan benih kakao siap tanam pada tahun sebelumnya.

C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah

yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 59,94% dari

target 8.000.000 batang/polibag.

D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis

karena tidak ada standar nasional produksi/penyediaan benih kakao siap tanam.

E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta

alternative solusi yang telah dilakukan.

Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa penyediaan benih kakao

siap tanam Tahun 2018 masuk dalam katagori kurang berhasil. Permasalahan yang dihadapi

dalam produksi/penyediaan benih kakao siap tanam yaitu:

1) adanya proses gagal lelang, sehingga memerlukan lelang ulang oleh Satker Dinas yang

menyelenggarakan urusan bidang perkebunan di daerah dan berdampak pada ketepatan

waktu penyaluran benih.

2) ketersediaan benih (polong/setek/entres), untuk persemaian sangat tergantung dari

waktu (musim) panen dari benih sumber sehingga lelang pengadaan benih mengalami

pergeseran waktu yang secara administrasi proses pengadaan benih baru dapat

terlaksana pada bulan agustus s.d september 2018.

3) perbanyakan tanaman kakao secara vegetatif, memerlukan waktu untuk proses

sambung pucuk, sementara pengadaan entres baru lelang pada bulan oktober s.d

nopember 2018 sehingga mempengaruhi waktu sertifikasi dan siap salur benih yang

berpotensi dilanjutkan pada tahun 2019.

4) adanya serangan penyakit (jamur), akibat curah hujan yang tinggi sehingga

mempengaruhi pertumbuhan tanaman kakao, bahkan sebagian tanaman mati. Hal ini

terjadi di Satker Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Sulawesi Barat.

Kegiatan penyediaan benih kakao siap tanam dilaksanakan di 9 provinsi wilayah

pengembangan, untuk mendukung kegiatan pengembangan kakao berupa peremajaan,

rehabilitasi, dan perluasan.

Permasalahan tersebut di atas sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penyediaan benih

kakao siap tanam dengan memenuhi kriteria enam tepat, yaitu tepat jenis (varietas), tepat

jumlah, tepat mutu, tepat waktu, tepat lokasi, dan tepat harga bisa terpenuhi. Oleh karena

itu, solusi dan rekomendasinya adalah terselesaikannya permasalahan tersebut.

Page 41: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 35

Berdasarkan analisis permasalahan yang telah dilakukan, maka rekomendasi solusi

perbaikan kinerja yang diberikan berdasarkan permasalahan tersebut secara ringkas

disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11. Rekomendasi Solusi Permasalahan Penyediaan Benih Kakao Siap Tanam

No Permasalahan Rekomendasi solusi

1 Proses gagal lelang (pengadaan benih)

Menyusun rencana pengadaan dengan menyesuaikan ketersediaan benih ada

2 Waktu ketersediaan benih polong/setek/entres

Mengkaji ulang sistem penganggaran untuk kegiatan penyediaan benih siap tanam tanaman perkebunan (multi years), karena starting pembenihan harus menyesuaikan dengan musim panen benih (polong) dan

ketersediaan setek/entres

3 Pelaksanaan pembenihan pada waktu curah hujan tinggi karena menyesuaiakan ketersediaan benih polong/setek/entres

Membuat desain rumah pembenihan yang dapat menangkal cuaca ekstrim dari luar area pembenihan

F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis

program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan

Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target produksi benih kakao siap

tanam, Direktorat Perbenihan Perkebunan melakukan kegiatan utama pada Dukungan

Perbenihan Tanaman Perkebunan melalui kegiatan penyediaan benih kakao siap tanam di

wilayah pengembangan kakao seperti pada Tabel 12.

Page 42: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 36

Tabel 12. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih Yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Kakao

KEUANGAN

(Rp) VOLUME SAT VOLUME SAT

APEMELIHARAAN PRODUKSI/PERBANYAKAN

BENIH KAKAO SIAP TANAM 2018

1 SUMATERA BARAT 1.093.236.000 335.254 Batang 895.949.400 81,95 335.254 Batang 100,00 95,12

2 SULAWESI SELATAN 1.008.353.000 335.254 Batang 801.732.819 79,51 335.254 Batang 100,00 101,23

3 SULAWESI TENGGARA 1.160.254.000 335.254 Batang 981.759.500 84,62 335.254 Batang 100,00 88,46

4 SULAWESI BARAT 1.167.998.000 335.254 Batang 864.369.660 74 335.254 Batang 100,00 114,99

5 NUSA TENGGARA TIMUR 284.275.000 167.627 Batang 250.666.200 88,18 167.627 Batang 100,00 79,56

4.714.116.000 1.508.643 Batang 3.794.477.579 80,49 1.508.643 Batang 100,00 98,77

B PENYEDIAAN BENIH KAKAO SIAP TANAM

1 SUMATERA UTARA 2.987.414.000 547.800 Batang 2.333.722.587 78,12 547.800 Batang 100,00 104,70

2 SUMATERA BARAT 3.484.785.000 547.800 Batang 2.075.273.000 59,55 547.800 Batang 100,00 151,12

3 SULAWESI TENGAH 3.638.975.000 547.800 Batang 2.941.831.570 80,84 0 0 50,00

4 SULAWESI SELATAN 6.263.078.000 1.095.600 Batang 5.985.554.850 95,57 0 0 50,00

5 RIAU 2.536.351.000 273.900 Batang 501.498.600 19,77 0 0 50,00

6 SULAWESI TENGGARA 6.882.776.000 1.095.600 Batang 6.634.085.700 96,39 1.095.600 Batang 100,00 59,03

7 SULAWESI BARAT 1.970.362.000 273.900 Batang 1.326.063.000 67,3 0 0 50,00

8 NUSA TENGGARA TIMUR 5.857.234.000 1.095.600 Batang 5.738.402.625 97,97 1.095.600 Batang 100,00 55,07

9 PAPUA 1.762.114.000 273.900 Batang 1.555.524.750 88,28 0 0 50,00

35.383.089.000 5.751.900 Batang 29.091.956.682 82,22 3.286.800 Batang 57,14 -59,71

NO KEGIATAN

TARGET

KET

TOTAL

TOTAL

REALISASI NILAI

EFESIENSI

(%)FISIK

KEUANGAN (Rp) %FISIK

%

Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan

penyediaan benih kakao siap tanam Tahun 2018 di atas, dapat dijelaskan nilai efisiensi per

kegiatan diperoleh nilai efisiensi rata-rata sebesar (10,44)% (kurang efisien), dengan rincian

pencapaian kegiatan sebagai berikut:

Kegiatan penyediaan benih kakao siap tanam dilaksanakan secara efisien dengan nilai

efisiensi sebesar (10,44)% dengan rincian sebagai berikut:

Penyediaan benih kakao siap tanam 3.286.800 batang (57,14%) dengan penyerapan

anggaran sebesar 82,22 % dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar (10,44)%

(kurang efisien).

Pemeliharaan produksi/penyediaan benih kakao siap tanam 1.508.643 batang (100%)

dengan penyerapan anggaran sebesar 80,49 % dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi

sebesar (10,44)% (kurang efisien).

Page 43: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 37

3.2.8. Jumlah Benih Kelapa Siap Tanam yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi

Kelapa

Kelapa merupakan salah satu komoditas tanaman perkebunan. Sebagai salah satu indikator

keberhasilan kinerja Direktorat Perbenihan Perkebunan penyediaan benih kelapa siap

tanam mendapat perhatian khusus lingkup Direktorat Perbenihan Perkebunan. Evaluasi dan

analisis keberhasilan penyediaan benih kelapa siap tanam adalah sebagai berikut:

A. Target dan realisasi kinerja tahun ini

Capaian Kinerja penyediaan benih kelapa siap tanam Tahun 2018 mencapai 1.246.200

batang/polibeg atau 87,87% dari target 1.418.200 batang dan masuk dalam katagori

berhasil.

B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan

beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena tidak terdapat kegiatan

penyediaan benih kelapa siap tanam pada tahun sebelumnya.

C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah

yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 77,94% dari

target 1.599.000 batang.

D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis

karena tidak ada standar nasional produksi/penyediaan benih kelapa siap tanam.

E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta

alternative solusi yang telah dilakukan.

Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa penyediaan benih kelapa

siap tanam Tahun 2018 masuk dalam katagori berhasil.

Beberapa hal yang mendukung keberhasilan indikator jumlah benih yang tersedia sesuai

kebutuhan produksi tanaman kelapa Tahun 2018 yaitu, Kualitas dan kuantitas SDM

pelaksana, dan sarana dan prasarana pendukung kegiatan

1. Kualitas dan kuantitas SDM pelaksana, Dengan kualitas dan kuantitas SDM yang cukup,

akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembenihan sampai benih layak salur.

Selain itu pengalaman SDM pengelola dengan cara penempatan kegiatan pada sentra

pengembangan kelapa juga sangat pengaruh dalam keberhasilan usaha pembenihan

dilapangan.

2. Sarana dan prasarana pendukung, Bantuan pemerintah melalui alokasi dana Tugas

Pembantuan (TP) sudah cukup lengkap dengan mengalokasikan komponen sarana

produksi antara lain pupuk organik, pupuk anorganik, herbisida dan prasarana

pendukung seperti paranet dan bahan rumah pembenihan dengan tujuan agar tingkat

Page 44: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 38

keberhasilan penyediaan benih kelapa siap tanam tinggi sesuai dengan spesifikasi teknis

yang dipersyaratkan.

Kegiatan penyediaan benih kelapa siap tanam dilaksanakan di 13 provinsi pengembangan,

untuk mendukung kegiatan pengembangan kelapa berupa peremajaan, rehabilitasi, dan

perluasan dengan memenuhi kriteria enam tepat, yaitu tepat jenis (varietas), tepat jumlah,

tepat mutu, tepat waktu, tepat lokasi, dan tepat harga bisa terpenuhi.

F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis

program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan

Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target produksi benih kelapa siap

tanam, Direktorat Perbenihan Perkebunan melakukan kegiatan utama pada Dukungan

Perbenihan Tanaman Perkebunan melalui kegiatan penyediaan benih kelapa siap tanam di

wilayah pengembangan kelapa seperti pada Tabel 3.

Tabel 13. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Kelapa

KEUANGAN

(Rp) VOLUME SAT VOLUME SAT

APEMELIHARAAN PRODUKSI/PERBANYAKAN

BENIH SIAP TANAM 2018

1 JAWA BARAT 343.126.000 88.000 Batang 328.909.000 95,86 88.000 Batang 100,00 60,36

2 JAWA TENGAH 351.808.000 88.000 Batang 232.059.500 65,96 88.000 Batang 100,00 135,10

3 SUMATERA BARAT 376.580.000 88.000 Batang 301.043.500 79,94 88.000 Batang 100,00 100,15

4 RIAU 510.000.000 88.000 Batang 422.276.100 82,8 88.000 Batang 100,00 93,00

5 SULAWESI UTARA 469.950.000 88.000 Batang 460.950.000 98,08 88.000 Batang 100,00 54,79

6 SULAWESI TENGAH 358.571.000 88.000 Batang 352.135.000 98,21 88.000 Batang 100,00 54,49

7 MALUKU 400.115.000 129.000 Batang 390.787.000 97,67 129.000 Batang 100,00 55,83

8 NUSA TENGGARA TIMUR 476.315.000 88.000 Batang 370.159.000 77,71 88.000 Batang 100,00 105,72

9 MALUKU UTARA 352.906.000 88.000 Batang 352.906.000 100 88.000 Batang 100,00 50,00

3.639.371.000 833.000 Batang 3.211.225.100 88,24 833.000 Batang 100,00 79,41

B PENYEDIAAN BENIH KELAPA SIAP TANAM

1 JAWA TENGAH 2.230.133.000 88.000 Batang 1.433.109.500 64,26 4.000 Batang 4,55 -3.234,36

2 SUMATERA UTARA 1.097.565.000 35.200 Batang 1.073.322.212 97,79 35.200 Batang 100,00 55,52

3 RIAU 1.904.037.000 88.000 Batang 1.542.275.450 81 0 Batang 0,00 50,00

4 SULAWESI UTARA 2.380.177.000 88.000 Batang 2.358.977.080 99,11 88.000 Batang 100,00 52,23

5 SULAWESI SELATAN 2.276.462.000 88.000 Batang 2.133.670.500 93,73 88.000 Batang 100,00 65,68

6 BALI 434.573.000 17.600 Batang 428.022.000 98,49 17.600 Batang 100,00 53,77

7 NUSA TENGGARA TIMUR 1.914.133.000 88.000 Batang 1.785.652.205 93,29 88.000 Batang 100,00 66,78

8 MALUKU UTARA 2.721.999.500 88.000 Batang 2.698.857.000 99,15 88.000 Batang 100,00 52,13

9 KALIMANTAN UTARA 160.925.000 4.400 Batang 160.835.440 99,94 4.400 Batang 100,00 50,14

15.120.004.500 585.200 Batang 13.614.721.387 90,04 413.200 Batang 70,61 -18,82

NO KEGIATANKEUANGAN (Rp)

TARGET REALISASI

TOTAL

NILAI

EFESIENSI

(%)

KETFISIK %

FISIK %

TOTAL

Page 45: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 39

Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan

penyediaan benih kelapa siap tanam Tahun 2018 di atas, dapat dijelaskan nilai efisiensi per

kegiatan diperoleh nilai efisiensi rata-rata sebesar 44,82 % (kurang efisien), dengan rincian

pencapaian kegiatan sebagai berikut:

Kegiatan penyediaan benih kelapa siap tanam dilaksanakan secara kurang efisien dengan

nilai efisiensi sebesar 44,82% dengan rincian sebagai berikut:

Penyediaan benih kelapa siap tanam 413.200 batang (70,61%) dengan penyerapan

anggaran sebesar 90,04 % dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 44,82 %

(kurang efisien).

Pemeliharaan produksi/penyediaan benih kelapa siap tanam 833.000 batang (100%)

dengan penyerapan anggaran sebesar 88,24 % dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi

sebesar 44,82 % (kurang efisien).

3.2.9. Jumlah Benih Teh Siap Tanam yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Teh

Teh merupakan salah satu komoditas tanaman perkebunan. Sebagai salah satu indikator

keberhasilan kinerja Direktorat Perbenihan Perkebunan penyediaan benih teh siap tanam

mendapat perhatian khusus lingkup Direktorat Perbenihan Perkebunan. Evaluasi dan analisis

keberhasilan penyediaan benih teh siap tanam adalah sebagai berikut:

A. Target dan realisasi kinerja tahun ini

Capaian Kinerja penyediaan benih teh siap tanam Tahun 2018 mencapai 2.100.000

batang/polibeg atau 100% dari target 2.100.000 batang/polibeg dan masuk dalam katagori

berhasil.

B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan

beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena tidak terdapat kegiatan

penyediaan benih teh siap tanam pada tahun sebelumnya.

C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah

yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi, tidak dapat dianalisis

karena tidak terdapat keselarasan antara target output yang tertuang dalam

perencanaan strategis organisasi dengan indikator kinerja.

D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis

karena tidak ada standar nasional produksi/penyediaan benih teh siap tanam.

E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta

alternative solusi yang telah dilakukan.

Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa penyediaan benih teh siap

tanam Tahun 2018 masuk dalam katagori berhasil.

Page 46: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 40

Beberapa hal yang mendukung keberhasilan indikator jumlah benih yang tersedia sesuai

kebutuhan produksi tanaman teh Tahun 2018 yaitu, Kualitas dan kuantitas SDM pelaksana,

dan sarana dan prasarana pendukung kegiatan

1. Kualitas dan kuantitas SDM pelaksana, Dengan kualitas dan kuantitas SDM yang cukup,

akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembenihan sampai benih layak salur.

Selain itu pengalaman SDM pengelola dengan cara penempatan kegiatan pada sentra

pengembangan teh juga sangat berpengaruh dalam keberhasilan usaha pembenihan

dilapangan.

2. Sarana dan prasarana pendukung, Bantuan pemerintah melalui alokasi dana Tugas

Pembantuan (TP) sudah cukup lengkap dengan mengalokasikan komponen sarana

produksi antara lain pupuk organik, pupuk anorganik, herbisida dan prasarana

pendukung seperti paranet dan bahan rumah pembenihan dengan tujuan agar tingkat

keberhasilan penyediaan benih teh siap tanam tinggi sesuai dengan spesifikasi teknis

yang dipersyaratkan.

Kegiatan penyediaan benih teh siap tanam dilaksanakan di 1 provinsi wilayah

pengembangan untuk mendukung kegiatan pengembangan teh berupa peremajaan,

rehabilitasi, dan perluasan dengan memenuhi kriteria enam tepat, yaitu tepat jenis

(varietas), tepat jumlah, tepat mutu, tepat waktu, tepat lokasi, dan tepat harga bisa

terpenuhi.

F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis

program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan

Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target produksi benih teh siap

tanam, Direktorat Perbenihan Perkebunan melakukan kegiatan utama pada Dukungan

Perbenihan Tanaman Perkebunan melalui kegiatan penyediaan benih teh siap tanam di

wilayah pengembangan teh seperti pada Tabel 14.

Tabel 14. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Teh

KEUANGAN

(Rp) VOLUME SAT VOLUME SAT

PENYEDIAAN BENIH TEH SIAP TANAM

1 JAWA BARAT 3.889.784.000 2.100.000 Batang 3.688.813.000 94,83 2.100.000 Batang 100,00 62,92

3.889.784.000 2.100.000 Batang 3.688.813.000 94,83 2.100.000 Batang 100,00 62,92TOTAL

NO KEGIATAN

TARGET REALISASI NILAI

EFESIENSI

(%)

KETFISIK KEUANGAN (Rp) %

FISIK %

Page 47: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 41

Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan

penyediaan benih teh siap tanam Tahun 2018 di atas, dapat dijelaskan nilai efisiensi per

kegiatan diperoleh nilai efisiensi sebesar rata-rata sebesar 62,92 % (efisien), dengan

rincian pencapaian kegiatan sebagai berikut:

Kegiatan penyediaan benih teh siap tanam dilaksanakan secara efisien dengan nilai efisiensi

sebesar 62,92 % dengan rincian sebagai berikut:

Penyediaan benih teh siap tanam 2.100.000 batang (100%) dengan penyerapan anggaran

sebesar 94,83 % dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 62,92 % (efisien).

3.2.10. Jumlah Benih Kemiri Sunan Siap Tanam yang Tersedia Sesuai Kebutuhan

Produksi Kemiri Sunan

Kemiri Sunan merupakan salah satu komoditas tanaman perkebunan. Sebagai salah satu

indikator keberhasilan kinerja Direktorat Perbenihan Perkebunan penyediaan benih kemiri

sunan siap tanam mendapat perhatian khusus lingkup Direktorat Perbenihan Perkebunan.

Evaluasi dan analisis keberhasilan penyediaan benih kemiri sunan siap tanam adalah sebagai

berikut:

A. Target dan realisasi kinerja tahun ini

Capaian Kinerja penyediaan benih kemiri sunan siap tanam Tahun 2018 mencapai 9.600

batang/polibeg atau 100% dari target 9.600 batang/polibeg dan masuk dalam katagori

berhasil.

B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan

beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena tidak terdapat kegiatan

penyediaan benih kemiri sunan siap tanam pada tahun sebelumnya.

C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah

yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 80,00% dari

target 12.000 batang/polibag.

D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis

karena tidak ada standar nasional produksi/penyediaan benih kemiri sunan siap tanam.

E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta

alternative solusi yang telah dilakukan

Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa penyediaan benih kemiri

sunan siap tanam Tahun 2018 masuk dalam katagori berhasil.

Beberapa hal yang mendukung keberhasilan indikator jumlah benih yang tersedia sesuai

kebutuhan produksi tanaman kemiri sunan Tahun 2018 yaitu, Kualitas dan kuantitas SDM

pelaksana, dan sarana dan prasarana pendukung kegiatan

Page 48: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 42

1. Kualitas dan kuantitas SDM pelaksana, Dengan kualitas dan kuantitas SDM yang cukup,

akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembenihan sampai benih layak salur.

Selain itu pengalaman SDM pengelola dengan cara penempatan kegiatan pada sentra

pengembangan kemiri sunan juga sangat berpengaruh dalam keberhasilan usaha

pembenihan dilapangan.

2. Sarana dan prasarana pendukung, Bantuan pemerintah melalui alokasi dana Tugas

Pembantuan (TP) sudah cukup lengkap dengan mengalokasikan komponen sarana

produksi antara lain pupuk organik, pupuk anorganik, herbisida dan prasarana

pendukung seperti paranet dan bahan rumah pembenihan dengan tujuan agar tingkat

keberhasilan penyediaan benih kemiri sunan siap tanam tinggi sesuai dengan spesifikasi

teknis yang dipersyaratkan.

Kegiatan penyediaan benih kemiri sunan siap tanam dilaksanakan di 1 provinsi. Penyediaan

benih kemiri sunan siap tanam dilakukan untuk mendukung kegiatan pengembangan kemiri

sunan berupa peremajaan, rehabilitasi, dan perluasan dengan memenuhi kriteria enam

tepat, yaitu tepat jenis (varietas), tepat jumlah, tepat mutu, tepat waktu, tepat lokasi,

dan tepat harga bisa terpenuhi.

F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis

program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan

Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target produksi benih kemiri sunan

siap tanam, Direktorat Perbenihan Perkebunan melakukan kegiatan utama pada Dukungan

Perbenihan Tanaman Perkebunan melalui kegiatan penyediaan benih kemiri sunan siap

tanam di wilayah pengembangan kemiri sunan seperti pada Tabel 15.

Tabel 15. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Kemiri Sunan

KEUANGAN

(Rp) VOLUME SAT VOLUME SAT

PENYEDIAAN BENIH KEMIRI SUNAN SIAP

TANAM

1 NUSA TENGGARA TIMUR 190.699.000 9.600 Batang 187.036.000 98,08 9.600,00 Batang 100,00 54,80

190.699.000 9.600 Batang 187.036.000 98,08 9.600,00 Batang 100,00 54,80

NO KEGIATAN

TARGET

TOTAL

REALISASI NILAI

EFESIENSI

(%)

KETFISIK KEUANGAN (Rp) %

FISIK %

Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan

penyediaan benih kemiri sunan siap tanam Tahun 2018 di atas, dapat dijelaskan nilai

efisiensi kegiatan diperoleh nilai efisiensi sebesar rata-rata sebesar 54,80 % (efisien),

dengan rincian pencapaian kegiatan sebagai berikut:

Page 49: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 43

Kegiatan penyediaan benih kemiri sunan siap tanam dilaksanakan secara efisien dengan

nilai efisiensi sebesar 54,80% dengan rincian sebagai berikut:

Penyediaan benih kemiri sunan siap tanam 9.600 batang (100%) dengan penyerapan

anggaran sebesar 98,08% dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 54,80%

(efisien).

3.2.11. Jumlah Benih Sagu Siap Tanam yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Sagu

Sagu merupakan salah satu komoditas tanaman perkebunan. Sebagai salah satu indikator

keberhasilan kinerja Direktorat Perbenihan Perkebunan penyediaan benih sagu siap tanam

mendapat perhatian khusus lingkup Direktorat Perbenihan Perkebunan. Evaluasi dan analisis

keberhasilan penyediaan benih sagu siap tanam adalah sebagai berikut:

A. Target dan realisasi kinerja tahun ini

Capaian Kinerja penyediaan benih sagu siap tanam Tahun 2018 mencapai 24.000

batang/polibeg atau 100% dari target 24.000 batang dan masuk dalam katagori berhasil.

B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan

beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena tidak terdapat kegiatan

penyediaan benih sagu siap tanam pada tahun sebelumnya.

C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah

yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi, mencapai 43,48% dari

target 55.200 batang.

D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis

karena tidak ada standar nasional produksi/penyediaan benih sagu siap tanam.

E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta

alternative solusi yang telah dilakukan

Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa penyediaan benih sagu

siap tanam Tahun 2018 masuk dalam katagori berhasil.

Beberapa hal yang mendukung keberhasilan indikator jumlah benih yang tersedia sesuai

kebutuhan produksi tanaman sagu Tahun 2018 yaitu, Kualitas dan kuantitas SDM pelaksana,

dan sarana dan prasarana pendukung kegiatan

1. Kualitas dan kuantitas SDM pelaksana, Dengan kualitas dan kuantitas SDM yang cukup,

akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembenihan sampai benih layak salur.

Selain itu pengalaman SDM pengelola dengan cara penempatan kegiatan pada sentra

pengembangan sagu juga sangat berpengaruh dalam keberhasilan usaha pembenihan

dilapangan.

Page 50: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 44

2. Sarana dan prasarana pendukung, Bantuan pemerintah melalui alokasi dana Tugas

Pembantuan (TP) sudah cukup lengkap dengan mengalokasikan komponen sarana

produksi antara lain pupuk organik, pupuk anorganik, herbisida dan prasarana

pendukung seperti paranet dan bahan rumah pembenihan dengan tujuan agar tingkat

keberhasilan penyediaan benih sagu siap tanam tinggi sesuai dengan spesifikasi teknis

yang dipersyaratkan.

Kegiatan penyediaan benih sagu siap tanam dilaksanakan di 1 provinsi, untuk mendukung

kegiatan pengembangan sagu berupa peremajaan, rehabilitasi, dan perluasan dengan

memenuhi kriteria enam tepat, yaitu tepat jenis (varietas), tepat jumlah, tepat mutu,

tepat waktu, tepat lokasi, dan tepat harga bisa terpenuhi.

F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis

program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan

Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target produksi benih sagu siap

tanam, Direktorat Perbenihan Perkebunan melakukan kegiatan utama pada Dukungan

Perbenihan Tanaman Perkebunan melalui kegiatan penyediaan benih sagu siap tanam di

wilayah pengembangan sagu seperti pada Tabel 16.

Tabel 16. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Sagu

KEUANGAN

(Rp) VOLUME SAT VOLUME SAT

PENYEDIAAN BENIH SAGU SIAP TANAM

1 PAPUA 806.909.000 24.000 Batang 799.681.500 99,10 24.000 Batang 100,00 52,24

806.909.000 24.000 Batang 799.681.500 99,10 24.000 Batang 100,00 52,24

KETFISIK

KEUANGAN (Rp) %FISIK

%

NO KEGIATAN

TARGET REALISASI NILAI

EFESIENSI

(%)

TOTAL

Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan

penyediaan benih sagu siap tanam Tahun 2018 di atas, dapat dijelaskan nilai efisiensi per

kegiatan diperoleh nilai efisiensi rata-rata sebesar 52,24% (efisien), dengan rincian

pencapaian kegiatan sebagai berikut:

Kegiatan penyediaan benih sagu siap tanam dilaksanakan secara efisien dengan nilai

efisiensi sebesar 52,24% dengan rincian sebagai berikut:

Penyediaan benih sagu siap tanam 24.000 batang (100%) dengan penyerapan anggaran

sebesar 99,10% dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 52,24 % (efisien).

Page 51: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 45

3.2.12. Jumlah Benih Cengkeh yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Cengkeh

Komoditas cengkeh merupakan salah satu komoditas prioritas nasional yang merupakan

salah satu komoditas pendukung ekspor untuk menghasilkan devisa. Untuk itu ketersediaan

benih cengkeh yang berkualitas untuk mendukung produksi dan produktivitas cengkeh harus

tersedia.

Evaluasi dan analisis keberhasilan Jumlah benih cengkeh yang tersedia yang tersedia sesuai

kebutuhan produksi cengkeh adalah sebagai berikut:

A. Target dan realisasi kinerja tahun ini

Capaian Kinerja Jumlah benih cengkeh yang tersedia sesuai kebutuhan produksi

cengkeh Tahun 2018 mencapai 340.000 batang atau 93,41% dari target 364.000 batang

dan masuk dalam katagori berhasil.

B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan

beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena benih cengkeh untuk kebutuhan

rehabilitasi dan perluasan baru tersedia tahun 2018.

C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah

yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 58,71% dari

target 579.150 batang.

D. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah

yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 58,71% dari

target 364.000 batang jumlah benih yang tersedia sesuai kebutuhan produksi tanaman

cengkeh.

E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta

alternative solusi yang telah dilakukan

Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa jumlah benih yang

tersedia sesuai kebutuhan produksi tanaman cengkeh Tahun 2018 masuk dalam kategori

berhasil. Beberapa hal yang mendukung keberhasilan indikator jumlah benih yang tersedia

sesuai kebutuhan produksi tanaman cengkeh Tahun tahun 2018 yaitu:

1. Kualitas dan kuantitas SDM pelaksana, Dengan kualitas dan kuantitas SDM yang cukup,

akan berpengaruh terhadap hasil pertanaman yang yang dipeliharanya. Selain itu

pengalaman SDM pengelola juga sangat pengaruh, seperti di daerah sentra cengkeh

Sulawesi Utara. Komoditas cengkeh pemeliharaannya tidak terlalu “rewel” seperti

tanaman lada dan tanaman cengkeh adaptasinya cukup luas dari daerah dataran rendah

sampai dataran tinggi, sehingga benih cengkeh yang dipersiapkan untuk pengembangan

Page 52: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 46

baik rehab maupun perluasan dapat tumbuh dengan baik atau tingkat keberhasilannya

cukup tinggi.

2. Sarana dan prasarana pendukung, Bantuan pemerintah melalui alokasi dana Tugas

Pembantuan (TP) sudah cukup lengkap dengan mengalokasikan komponen sarana

antara lain pupuk organik, pupuk kimia, herbisida dan prasarana pendukung antara lain

paranet, plastic UV dengan tujuan agar tingkat keberhasilan penyiapan benih cengkeh

tinggi sesuai dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan.

F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis

program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan

Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target jumlah benih yang tersedia

sesuai kebutuhan produksi cengkeh, Direktorat Perbenihan melakukan kegiatan utama

Penyediaan Benih Cengkeh Siap Tanam tahun 2018, seperti pada Tabel 17.

Tabel 17. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Cengkeh

KEUANGAN

(Rp) VOLUME SAT VOLUME SAT

PENYEDIAAN BENIH KOPI SIAP TANAM

1 SULAWESI UTARA 1.853.099.000 280.000 Batang 1.834.599.000 99,00 280.000 Batang 99,25 52,50

2 SULAWESI TENGGARA 525.062.000 84.000 Batang 501.150.000 95,45 60.000 Batang 71,43 -34,06

2.378.161.000 364.000 Batang 2.335.749.000 98,22 340.000 Batang 93,41 37,13TOTAL

%

NO KEGIATAN

TARGET REALISASI NILAI

EFESIENSI

(%)

KETFISIK KEUANGAN (Rp) %

FISIK

Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan

penyediaan cengkeh siap tanam Tahun 2018 di atas, dapat dijelaskan nilai efisiensi per

kegiatan diperoleh nilai efisiensi sebesar 37,13% (kurang Efisien).

3.2.13. Kelembagaan Produksi dan Pengawasan Benih

Benih sebagai salah satu input produksi di bagian hulu, mempunyai peran strategis dalam

peningkatan produksi dan nilai tambah pertanian. Ketersediaan benih bermutu dari varietas

unggul sampai saat ini masih merupakan masalah besar dalam sistem produksi pertanian.

Kendala penyediaan benih disebabkan karakteristik usaha benih yang memiliki resiko tinggi.

Dalam konteks pengadaan dan distribusi benih, tidak terlepas dari peran kelembagaan

sebagai elemen penting dalam upaya peningkatan produktifitas usahatani dan perbaikan

kemampuan produksi petani. Evaluasi dan analisis keberhasilan Kelembagaan Produksi dan

Pengawasan Benih adalah sebagai berikut:

Page 53: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 47

A. Target dan realisasi kinerja tahun ini

Capaian Kinerja Kelembagaan Produksi dan Pengawasan Benih mencapai 698 kelembagaan

atau 100% dari target 698 kelembagaan dan masuk dalam katagori berhasil. Capaian Kinerja

terdapat di 33 Provinsi dengan realisasi anggaran Rp20.405.837.757 atau 82,40% dari target

24.763.233.000 dan masuk dalam katagori berhasil.

B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan

beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena hanya terdapat kegiatan

Fasilitasi teknis penyediaan benih tanaman perkebunan pada tahun sebelumnya.

C. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis

karena tidak ada standar nasional untuk capaian kinerja Kelembagaan Produksi dan

Pengawasan Benih.

D. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta

alternative solusi yang telah dilakukan.

Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa dilihat dari realisasi

anggaran kegiatan Kelembagaan Produksi dan Pengawasan Benih Tahun 2018 masuk dalam

katagori berhasil. Kegiatan tersebut dilaksanakan di 33 provinsi guna memfasilitasi

Pembinaan Kelembagaan Usaha Produksi Benih dan Pengawasan Benih agar kelembagaan

tersebut dapat terpenuhi.

E. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis

program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan

Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian kinerja, Direktorat Perbenihan

Perkebunan melakukan kegiatan utama pada Dukungan Perbenihan Tanaman Perkebunan

melalui kegiatan Pembinaan Kelembagaan Usaha Produksi Benih dan Pengawasan Benih

seperti pada Tabel 18.

Page 54: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 48

Tabel 18. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung Melalui Kegiatan Pembinaan Kelembagaan Usaha Produksi Benih Dan Pengawasan Benih

KEUANGAN

(Rp) VOLUME SAT VOLUME SAT

Pembinaan Kelembagaan Usaha

Produksi Benih dan Pengawasan Benih

1 JAWA BARAT 326.960.000 3 Keg 312.751.100 95,65 3 Keg 100 60,86

2 JAWA TENGAH 738.450.000 4 Keg 461.751.450 62,53 4 Keg 100 143,68

3 DI YOGYAKARTA 446.990.000 3 Keg 434.685.675 97,25 3 Keg 100 56,88

4 JAWA TIMUR 1.037.047.000 5 Keg 614.184.075 59,22 5 Keg 100 151,94

5 ACEH 1.072.470.000 5 Keg 931.222.178 86,83 5 Keg 100 82,93

6 SUMATERA UTARA 480.400.000 4 Keg 402.122.816 83,71 4 Keg 100 90,74

7 SUMATERA BARAT 701.680.000 4 Keg 554.954.639 79,09 4 Keg 100 102,28

8 RIAU 220.060.000 2 Keg 167.030.000 75,90 2 Keg 100 110,24

9 JAMBI 216.860.000 2 Keg 84.611.500 39,02 2 Keg 100 202,46

10 SUMATERA SELATAN 1.294.480.000 3 Keg 932.404.032 72,03 3 Keg 100 119,93

11 LAMPUNG 1.235.300.000 5 Keg 964.640.504 78,09 5 Keg 100 104,78

12 KALIMANTAN BARAT 439.980.000 3 Keg 389.702.950 88,57 3 Keg 100 78,57

13 KALIMANTAN TENGAH 1.311.120.000 3 Keg 1.247.686.100 95,16 3 Keg 100 62,10

14 KALIMANTAN SELATAN 333.510.000 3 Keg 260.885.680 78,22 3 Keg 100 104,44

15 KALIMANTAN TIMUR 474.080.000 3 Keg 407.642.395 85,99 3 Keg 100 85,04

16 SULAWESI UTARA 1.686.220.000 5 Keg 1.667.732.500 98,90 5 Keg 100 52,74

17 SULAWESI TENGAH 459.880.000 3 Keg 307.382.600 66,84 3 Keg 100 132,90

18 SULAWESI SELATAN 2.776.515.000 11 Keg 2.486.960.377 89,57 11 Keg 100 76,07

19 SULAWESI TENGGARA 2.098.936.000 10 Keg 1.716.898.000 81,80 10 Keg 100 95,50

20 MALUKU 519.130.000 2 Keg 360.550.000 69,45 2 Keg 100 126,37

21 BALI 1.458.670.000 3 Keg 1.378.453.197 94,50 3 Keg 100 63,75

22 NUSA TENGGARA BARAT 596.650.000 3 Keg 426.269.098 71,44 3 Keg 100 121,39

23 NUSA TENGGARA TIMUR 517.660.000 3 Keg 505.742.700 97,70 3 Keg 100 55,76

24 PAPUA 212.060.000 2 Keg 152.712.800 72,01 2 Keg 100 119,97

25 BENGKULU 520.580.000 3 Keg 414.705.950 79,66 3 Keg 100 100,84

26 MALUKU UTARA 926.725.000 4 Keg 926.397.000 99,96 4 Keg 100 50,09

27 BANTEN 270.226.000 3 Keg 235.616.000 87,19 2 Keg 66,67 -26,97

28 KEP. BANGKA BELITUNG 475.245.000 3 Keg 334.618.500 70,41 3 Keg 100 123,98

29 GORONTALO 709.199.000 4 Keg 694.139.000 97,88 4 Keg 100 55,31

30 KEPULAUAN RIAU 237.560.000 2 Keg 147.327.800 62,02 2 Keg 100 144,96

31 PAPUA BARAT 311.060.000 2 Keg 309.730.000 99,57 2 Keg 100 51,07

32 SULAWESI BARAT 432.580.000 3 Keg 412.069.300 95,26 3 Keg 100 61,85

33 KALIMANTAN UTARA 224.950.000 2 Keg 176.963.791 78,67 2 Keg 100 103,33

24.763.233.000 120 Keg 20.820.543.707 84,08 119 Keg 99,17 88,04

NO KEGIATAN

TARGET REALISASINILAI

EFESIENSI

(%)

KETFISIK KEUANGAN (Rp) %

FISIK %

TOTAL

Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan

Kelembagaan Usaha Produksi Benih dan Pengawasan Benih Tahun 2018 di atas, dapat

dijelaskan nilai efisiensi per kegiatan diperoleh nilai efisiensi rata-rata sebesar 93,99%

(efisien).

Page 55: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 49

3.2.14. Varietas Unggul Komoditas Perkebunan

Varietas unggul merupakan salah satu komponen teknologi utama yang menentukan

keberhasilan usaha tani. Varietas unggul memberikan manfaat secara teknis dan ekonomis

diantaranya pertumbuhan tanaman menjadi seragam sehingga tercapai produktifitas tinggi,

panen menjadi serempak, rendeman lebih tinggi, mutu hasil lebih tinggi dan sesuai dengan

selera konsumen dan nilai tambah pertanian. Ketersediaan benih bermutu dari varietas

unggul sampai saat ini masih merupakan masalah besar dalam sistem produksi pertanian.

Evaluasi dan analisis keberhasilan Varietas Unggul Komoditas Perkebunan adalah sebagai

berikut:

A. Target dan realisasi kinerja tahun ini

Capaian Kinerja Varietas Unggul Komoditas Perkebunan mencapai 48 varietas atau 100%

dari target 13 varietas dan masuk dalam katagori berhasil.

B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan

beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena hanya terdapat kegiatan

Fasilitasi teknis penyediaan benih tanaman perkebunan pada tahun sebelumnya.

C. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis

karena tidak ada standar nasional untuk capaian kinerja Varietas Unggul Komoditas

Perkebunan.

D. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta

alternative solusi yang telah dilakukan.

Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa dilihat dari realisasi

anggaran kegiatan Kelembagaan Produksi dan Pengawasan Benih Tahun 2018 masuk dalam

katagori berhasil. Kegiatan tersebut dilaksanakan di 33 provinsi guna memfasilitasi

tersedianya varietas unggul komoditas perkebunan agar varietas tersebut dapat terpenuhi.

E. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis

program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan

Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian kinerja, Direktorat Perbenihan

Perkebunan melakukan kegiatan utama pada Dukungan Perbenihan Tanaman Perkebunan

melalui kegiatan Fasilitasi Teknis Penyediaan Benih Unggul Tanaman Perkebunan

Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan seperti pada Tabel 19.

Page 56: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 50

Tabel 19. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung Melalui Kegiatan Fasilitasi Teknis Penyediaan Benih Unggul Tanaman Perkebunan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan

KEUANGAN

(Rp) VOLUME SAT VOLUME SAT

 1 Fasilitasi Penilaian varietas tanaman perkebunan4.565.410.000 33 Keg 3.823.199.734 83,74 33 Keg 100 90,64

4.565.410.000 33 Keg 3.823.199.734 83,74 33 Keg 100 90,64TOTAL

NO KEGIATAN

NILAI

EFESIENSI

(%)

KETFISIK

KEUANGAN (Rp) %

FISIK

%

TARGET REALISASI

Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan

Kelembagaan Usaha Produksi Benih dan Pengawasan Benih Tahun 2018 di atas, dapat

dijelaskan nilai efisiensi per kegiatan diperoleh nilai efisiensi rata-rata sebesar 90.64%

(efisien).

Page 57: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL …perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/1557195898.pdf · bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan

Direktorat Perbenihan Perkebunan

Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 51

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 merupakan salah satu

bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan tugas dan fungsi yang diemban selama

periode tahun 2018. Kesemuanya merupakan penjabaran dari penyelenggaraan program

kerja Kementerian Pertanian yang dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra)

Pembangunan Perkebunan dan Renstra Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2015-2019.

Berdasarkan hasil penilaian kinerja yang berpedoman pada Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, tentang

Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah.

Realisasi penyerapan anggaran tahun 2018, dengan alokasi anggaran Direktorat Perbenihan

Perkebunan untuk Dukungan Perbenihan Tanaman Perkebunan Pusat dan Daerah sebesar

Rp237.004.514.000 realisasi anggaran mencapai Rp176.597.052.441 atau 74,51% dengan

kategori berhasil.

4.2 Saran dan Rekomendasi

1. Perlu adanya percepatan penetapan PPK, Bendahara/PUM, Tim Teknis Pelaksana

kegiatan tingkat Provinsi/Kabupaten dan CP/CL agar kegiatan berjalan sesuai

perencanaan yang telah ditetapkan.

2. Penyusunan juklak/juknis oleh Satker Dinas seharusnya dilakukan sebelum kegiatan

dimulai sehingga dapat menjabarkan/mengakomodir hal-hal yang spesifik lokasi namun

tidak bertentangan dengan Pedoman Teknis.

3. Satker Dinas penerima anggaran dan kegiatan agar melakukan penelaahan POK sejak

awal setelah diterimanya Pedoman Teknis dan pengusulan revisi segera dilakukan pada

awal tahun.

4. Perlu ada sinkronisasi perencanaan dan pengawalan sejak pengusulan sampai

penetapan DIPA.

5. Perlu pengawalan setiap tahapan proses pengadaan barang dan jasa di ULP.

6. Penarikan anggaran harus mengacu pada ROPAK dan dilaksanakan secara konsisten.

7. Perlu merumuskan sistem penganggaran secara multy years khususnya pada dukungan

kegiatan penyediaan benih siap tanam, mengingat salah satu faktor utama

keberhasilannya adalah ketersediaan benih polong/setek/entres yang secara umum

hanya dapat disiapkan pada triwulan keempat serta proses pembenihan sampai layak

salur membutuhkan waktu yang relatif lama.