kementerian pertanian direktorat jenderal...
TRANSCRIPT
KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
DIREKTORAT PERBENIHAN PERKEBUNAN
Kanpus Kementan Jl. Harsono RM No. 3
Gedung C Lantai 4
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Alhamdulillah ke Hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, penyusunan Laporan Kinerja
Direktorat Perbenihan Perkebunan dapat diselesaikan. Laporan
Kinerja ini disusun dalam rangka pertanggungjawaban Direktorat
Perbenihan Perkebunan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
Direktorat Perbenihan Perkebunan sebagaimana diamanatkan dalam
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010 /8/2015
tanggal 3 Agustus 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pertanian.
Penyusunan Laporan Kinerja mengacu pada Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor
7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan dalam penyusunannya
mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (Men-PAN & RB) Nomor 53 Tahun 2014 tanggal 20 Nopember 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan
Perkebunan Tahun 2018 disusun berdasarkan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan
sesuai indikator kinerja dan dilakukan secara berkala, sehingga dapat dijadikan tolok ukur
keberhasilan atau kegagalan pada setiap periodenya dengan berdasarkan pada Rencana
Strategis (RENSTRA) Direktorat Jenderal Perkebunan, Tahun 2015-2019.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh jajaran lingkup Direktorat Perbenihan
Perkebunan dan pihak terkait lainnya yang telah memberikan dukungan dan kerjasamanya,
sehingga tugas yang dibebankan kepada Direktorat Perbenihan Perkebunan dapat
dilaksanakan sebagaimana tertuang pada Laporan Kinerja Direktorat ini.
Kiranya laporan ini dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan sebagai
bahan masukan untuk keberlanjutan kegiatan di masa yang akan datang.
Jakarta, Januari 2019
Direktur Perbenihan Perkebunan
Ir. H. Muhammad Anas, M.Si
NIP. 195901251986031016
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR ISI ...................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .................................................................................. iv
I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2. Organisasi ........................................................................... 2
1.3. Aspek Strategis Pembanguan Perbenihan Perkebunan ...................... 3
1.4. Potensi dan Tantangan ........................................................... 4
II. PERENCANAAN KINERJA .................................................................. 7
2.1. Perencanaan Strategis Direktorat Perbenihan Perkebunan
Tahun 2015 - 2019 ................................................................. 7
2.2. Sasaran Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2015-2019 ............. 10
2.3. Strategis Direktorat Perbenihan Perkebunan ................................. 11
2.4. Perjanjian Kinerja kegiatan Direktorat Perbenihan Perkebunan
Tahun 2018 ......................................................................... 12
III. AKUNTABILITAS KINERJA ................................................................. 15
3.1. Capaian Kinerja ...................................................................... 15
3.2. Evaluasi dan Anlisis Akuntabilitas Kinerja ....................................... 19
3.2.1. Jumlah Benih Tebu yang Tersedia sesuai Kebutuhan Produksi
Tanaman tebu ............................................................... 20
3.2.2. Jumlah Benih Lada yang Tersedia sesuai Kebutuhan Produksi
Tanaman Lada ............................................................... 22
3.2.3. Jumlah Benih Pala yang Tersedia sesuai Kebutuhan Produksi
Tanaman Pala ............................................................... 25
3.2.4. Jumlah Benih Jambu Mete yang Tersedia sesuai Kebutuhan
Produksi Tanaman Jambu ................................................. 27
3.2.5. Jumlah Benih Kopi yang Tersedia sesuai Kebutuhan Produksi
Tanaman Kopi ............................................................... 29
3.2.6. Jumlah Benih Karet yang Tersedia sesuai Kebutuhan Produksi
Tanaman Karet .............................................................. 31
3.2.7. Jumlah Benih Kakao yang Tersedia sesuai Kebutuhan Produksi
Tanaman Kakao ............................................................. 33
3.2.8. Jumlah Benih Kelapa yang Tersedia sesuai Kebutuhan Produksi
Tanaman Kelapa ............................................................ 37
3.2.9. Jumlah Benih Teh yang Tersedia sesuai Kebutuhan Produksi
Tanaman Teh ................................................................ 39
3.2.10. Jumlah Benih Kemiri Sunan yang Tersedia sesuai Kebutuhan
Produksi Tanaman Kemiri Sunan ......................................... 41
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 iii
3.2.11. Jumlah Benih Sagu yang Tersedia sesuai Kebutuhan Produksi
Tanaman Pala Sagu ......................................................... 43
3.2.12. Jumlah Benih cengkeh yang Tersedia sesuai Kebutuhan
Produksi cengkeh ........................................................... 45
3.2.13. Kelembagaan Pengawasan dan Produksi ............................... 46
3.2.14. Varietas Unggul Komoditas Perkebunan ................................. 49
IV. PENUTUP ................................................................................... 51
4.1. Kesimpulan .......................................................................... 51
4.2. Saran dan Rekomendasi ........................................................... 51
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 iv
DAFTAR TABEL
TABEL 1 Aspek-aspek Kebijakan Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun
2015-2019 .......................................................................... 11
TABEL 2 Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Perbenihan Perkebunan
Tahun 2018 ........................................................................ 12
TABEL 3 Keberhasilan Capaian Kinerja Direktorat Perbenihan Perkebunan
Tahun 2018, Berdasarkan Perjanjian Kinerja ................................ 16
TABEL 4 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan
Pendukung Dalam Mencapai Jumlah Benih Yang Tersedia Sesuai
Kebutuhan Produksi Tanaman Tebu ........................................... 22
TABEL 5 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan
Pendukung Dalam Mencapai Jumlah Benih Yang Tersedia Sesuai
Kebutuhan Produksi Lada ....................................................... 24
TABEL 6 Analisis efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan
Pendukung Dalam Mencapai Jumlah Benih Yang Tersedia Sesuai
Kebutuhan Produksi Pala ........................................................ 26
TABEL 7 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan
Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai
Kebutuhan Produksi Jambu Mete .............................................. 28
TABEL 8 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan
Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih Yang Tersedia Sesuai
Kebutuhan Produksi Kopi........................................................ 30
TABEL 9 Rekomendasi Solusi Permasalahan Penyediaan Benih Karet Siap
Tanam .............................................................................. 32
TABEL 10 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai Kebutuhan
Produksi Karet .................................................................... 33
TABEL 11 Rekomendasi Solusi Permasalahan Penyediaan Benih Kakao Siap
Tanam .............................................................................. 35
TABEL 12 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan
Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih Yang Tersedia Sesuai
Kebutuhan Produksi Kakao ...................................................... 36
TABEL 13 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan
Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai
Kebutuhan Produksi Kelapa ..................................................... 38
TABEL 14 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan
Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai
Kebutuhan Produksi Teh ........................................................ 40
TABEL 15 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan
Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai
Kebutuhan Produksi Kemiri Sunan ............................................. 42
TABEL 16 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan
Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai
Kebutuhan Produksi Sagu ....................................................... 44
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 v
TABEL 17 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan
Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai
Kebutuhan Produksi Cengkeh .................................................. 46
TABEL 18 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan
Pendukung Melalui Kegiatan Pembinaan Kelembagaan Usaha
Produksi Benih Dan Pengawasan Benih ....................................... 48
TABEL 19 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan
Pendukung Melalui Kegiatan Fasilitasi Teknis Penyediaan Benih
Unggul Tanaman Perkebunan Pengawasan Mutu Benih Tanaman
Perkebunan ........................................................................ 50
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Direktorat Perbenihan Perkebunan merupakan salah satu unit Eselon II lingkup Direktorat
Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian yang memegang peran penting dan sangat
strategis dalam memberikan fasilitas teknis dukungan penyediaan benih tanaman
perkebunan yang unggul, bermutu dan bersertifikat serta pembinaan kepada seluruh
pelaksana kebijakan di bidang peningkatan produksi dan produktivitas tanaman
perkebunan.
Pada tahun 2015-2019 sub sektor perkebunan telah menjadi salah satu sub sektor penting
dalam peningkatan perekonomian nasional, mendukung pembangunan yang kuat, inklusif
dan berkelanjutan seperti yang tercantum pada tema RPJM 2015 – 2019, Rencana Strategis
Direktorat Perbenihan Perkebunan tahun 2015-2019 dan Rencana Strategis Direktorat
Jenderal Perkebunan tahun 2015-2019. Peran strategis sub sektor perbenihan perkebunan
baik secara ekonomis, ekologis, maupun sosial budaya digambarkan melalui kontribusinya
dalam menyumbang PDB, nilai investasi, kontribusi dalam menyeimbangkan neraca
perdagangan komoditas pertanian nasional, sumber devisa negara dari komoditas ekspor;
penyediaan benih bahan pangan dan pertanian; penyerap tenaga kerja; sumber utama
pendapatan masyarakat pedesaan, daerah perbatasan dan daerah tertinggal; pengentasan
kemiskinan; berperan dalam upaya peningkatan ketersediaan oksigen serta berkontribusi
dalam pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan mengikuti kaidah-kaidah
konservasi. Sejalan dengan berbagai kontribusi sub sektor perkebunan tersebut maka segala
bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan pengelolaan
sumber daya alam, sumber daya manusia dan alat/sarana prasarana input produksi melalui
kegiatan penyelenggaraan perkebunan yang memenuhi kaidah pelestarian lingkungan hidup.
Hal tersebut dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan.
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014, juga menyatakan bahwa perkebunan adalah segala
kegiatan pengelolaan sumber daya alam, sumber daya manusia, sarana produksi, alat dan
mesin, pembangunan kebun sumber benih, budidaya, panen, pengolahan dan pemasaran
terkait tanaman perkebunan. Dengan pengertian yang luas tersebut, penyelenggaraan
perkebunan mengemban amanat yang berat dalam mendukung pembangunan nasional.
Amanat tersebut mengharuskan penyelenggaraan perkebunan ditujukan untuk
(1) meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat; (2) meningkatkan sumber devisa
negara; (3) menyediakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha; (4) meningkatkan
produksi, produktivitas, kualitas, nilai tambah, daya saing dan pangsa pasar;
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 2
(5) meningkatkan dan memenuhi kebutuhan konsumsi serta bahan baku industri dalam
negeri; (6) memberikan perlindungan pada pelaku usaha perkebunan dan masyarakat;
(7) mengelola dan mengembangkan sumber daya perkebunan secara optimal, bertanggung
jawab dan lestari, dan (8) meningkatkan pemanfaatan jasa perkebunan.
Dalam era otonomi daerah dan desentralisasi fiskal perencanaan dan penganggaran
diamanatkan mengikuti pembagian kewenangan pusat dan daerah sesuai Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Pemerintah pusat dan daerah
memiliki kewenangan dan tanggung jawab masing-masing dalam pembangunan.
Pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi serta pengelolaan sumberdaya,
kebijakan dan program bagi instansi pemerintah, diwujudkan melalui Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang memadai. SAKIP yang memadai harus mengandung
unsur Perencanaan Kinerja (Renstra, RKT, PK), Pengukuran Kinerja, Laporan Kinerja dan
Evaluasi Pemanfaatan Informasi Kinerja. Hal ini tertuang di dalam Peraturan Presiden
Nomor 29 Tahun 2014, tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Laporan Kinerja (LAKIN) sebagai salah satu unsur penting dalam SAKIP disusun berdasarkan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(MENPAN & RB) Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dengan
Format yang terdiri dari: 1) Ikhtisar Eksekutif; 2) Bab I Pendahuluan; 3) Bab II Perencanaan
Kinerja; 4) Bab III Akuntabilitas Kinerja yang meliputi: (a) Capaian Kinerja Organisasi sesuai
dengan hasil pengukuran kinerja organisasi dengan melakukan analisis capaian kinerja; (b)
Realisasi Anggaran yang digunakan dan telah digunakan sesuai dengan dokumen Perjanjian
Kinerja; 5) Bab IV Penutup dan Lampiran. Didalam Bab III diwajibkan membahas 1) capaian
terhadap target tahun ini; 2) capaian kinerja dibandingkan dengan tahun lalu/beberapa
tahun sebelumnya; 3) capaian kinerja terhadap Rentra dan PK; 4) membandingkan capaian
kinerja dengan standar Nasional; 5) analisis keberhasilan dan penyebab kegagalan; analisis
atas efesiensi penggunaan sumberdaya; 7) analisis program/kegiatan yang menunjang
keberhasilan pencapaian kinerja.
1.2. Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 tanggal
3 Agustus 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemeterian Pertanian terkait
nomenklatur organisasi Direktorat Perbenihan Perkebunan, dalam melaksanakan tugasnya,
Direktorat Jenderal Perkebunan mempunyai tugas “melaksanakan penyiapan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan benih tebu dan tanaman
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 3
perkebunan lainnya”. Untuk pelaksanaan tugas tersebut, Direktorat Perbenihan Perkebunan
menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penilaian varietas dan pengawasan mutu
benih, peningkatan penyediaan benih tanaman semusim dan rempah, tanaman tahunan
dan penyegar serta penguatan kelembagaan benih;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang penilaian varietas dan pengawasan mutu benih,
peningkatan penyediaan benih tanaman semusim dan rempah, tanaman tahunan dan
penyegar serta penguatan kelembagaan benih;
3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penilaian varietas dan
pengawasan mutu benih, peningkatan penyediaan benih tanaman semusim dan
rempah, tanaman tahunan dan penyegar serta penguatan kelembagaan benih;
4. Pemberian bimbingan teknis monitoring, evaluasi dan supervisi di bidang penilaian
varietas dan pengawasan mutu benih, peningkatan penyediaan benih tanaman semusim
dan rempah, tanaman tahunan dan penyegar serta penguatan kelembagaan benih;
5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang penilaian varietas dan
pengawasan mutu benih, peningkatan penyediaan benih tanaman semusim dan
rempah, tanaman tahunan dan penyegar serta penguatan kelembagaan benih; dan
6. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perbenihan Perkebunan.
7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri dan Direktur Jenderal Perkebunan.
1.3. Aspek Strategis Pembangunan Perbenihan Perkebunan
Salah satu aspek yang sangat fundamental dalam pengembangan budidaya tanaman
perkebunan adalah ketersediaan benih unggul. Secara historis peran benih unggul telah
dibuktikan melalui keberhasilan peningkatan produksi pada era Revolusi Hijau di tahun
1960-an. Benih merupakan salah satu input dasar dalam kegiatan produksi tanaman dan
merupakan salah satu syarat untuk mewujudkan pembangunan perkebunan yang efisien dan
berdaya saing tinggi. Seiring dengan semakin meningkatnya tuntutan efisiensi dan daya
saing usaha perkebunan maka semakin menigkat pula kebutuhan akan benih unggul dan
saran produksi bermutu. Secara umum, pengetahuan tentang berbagai aspek mutu benih
sangat berperan dalam perkembangan komoditi perkebunan dan akan terus memainkan
peran utama dalam penignkatan prouksi tanaman perkebunan di masa mendatang.
Penggunaan benih yang tidak memenuhi syarat dapat menurunkan hasil produksi, hal ini
ditunjukkan dengan kondisi tanaman yang buruk karena rendahnya mutu fisik, fisiologis,
dan meningkatnya keerentanan terhadap serangan hama dan penyakit pada tanaman.
Proses untuk mendapatkan benih unggul, bermutu dan bersertifikat membutuhkan
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 4
sinergitas antara ketersediaan produksi benih dengan kebutuhan di lapangan yang dikemas
dalam manajemen sistem perbenihan. Disisi lain dengan semakin berkembangnya dunis
usaha perbenihan perkebunan yang dapat menghasilkan beragam produk dengan mutu yang
baik, kebutuhan akan penggunaan benih unggul bermutu, optimis dapat terpenuhi.
Direktorat Jenderal Perkebunan terus berupaya memperbaiki dan memperkuat sistem
perbenihan nasional agar para pekebun terhindar dari berbagai kerugian akibat penggunaan
benih yang tidak unggul, tidak bermutu, dan tidak bersertifikat. Upaya yang dilakukan
untuk memudahkan konsumen mendapatkan benih maka telah ditetapkan produsen benih
yang merupakan kelembagaan usaha perbenihan yang memproduksi benih berupa
biji/kecambah/setek maupun benih siap salur, dengan demikian benih yang dihasilkan
merupakan benih yang berkualitas. Sedangkan untuk menjamin kualitas sumber benih dan
benih yang beredar, Ditjen Perkebunan secara operasional mempunyai 3 unit pelaksana
teknis pusat (UPT Pusat) untuk mengawasi dan menguji mutu benih di seluruh Indonesia.
Ketiga UPT Pusat dimaksud adalah Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman
Perkebunan (BBP2TP) Medan, Surabaya, dan Ambon.
Secara umum, kinerja pembangunan industri perbenihan perkebunan selama periode
2009-2014 sudah cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan semakin besarnya peran swasta
maupun masyarakat dalam mengembangan usaha perbenihan perkebunan, namun demikian
peran pemerintah baik pusat maupun daerah masih diperlukan dalam memfasilitasi
pengembangan usaha perbenihan bagi komoditas perkebunan yang kurang diminati oleh
swasta. Dukungan penguatan perbenihan melalui pihak swasta juga diatur melalui
Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal dimana pemerintah
memberikan fasilitas kepada penanam modal asing yang berbentuk perseroan terbatas
untuk memperoleh kemudahan pelayanan dan/atau perizinan berupa 1) hak atas tanah, 2)
fasilitas pelayanan keimigrasian dan 3) fasilitas perizinan impor. Kemudahan pelayanan
dan/atau perizinan atas fasilitas perizinan impor tersebut, salah satunya dapat diberikan
berupa pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barang modal/bahan baku
untuk kebutuhan produksi sendiri serta mesin atau peralatan untuk keperluan produksi yang
belum dapat diproduksi di dalam negeri.
1.4. Potensi dan Tantangan
1.4.1. Potensi
Potensi pengembangan pembangunan kebun sumber benih tebu dan tanaman perkebunan
lainnya antara lain:
a. Adanya peraturan perundangan yang mengatur mengenai perbenihan perkebunan.
b. Dukungan teknologi perbenihan.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 5
c. Dukungan SDM dan kelembagaan perbenihan.
d. Adanya produsen benih.
e. Adanya dukungan kinerja penelitian varietas.
f. Adanya plasma nutfah (sumber daya genetik).
g. Tersedianya varietas unggul yang sudah dilepas.
h. Tersedianya benih unggul lokal yang sudah ditetapkan.
i. Tersedianya kebun sumber benih dengan potensi produksi yang dihasilkan.
1.4.2. Tantangan
Pada Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 sebagai pengganti Undang-Undang Nomor
32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dijelaskan bahwa urusan pertanian merupakan
urusan pemerintahan pilihan yang bersifat konkuren sehingga urusan pertanian yang secara
khusus meliputi sub sektor perkebunan dalam pembagian kewenangan antara Pemerintahan
Pusat dan Pemerintahan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) akan menjadi
tanggungjawab bersama dan didasarkan pada prinsip akuntabilitas, efisiensi dan
eksternalitas serta kepentingan strategis nasional. Undang-undang tersebut memasukkan
bidang-bidang terkait sub sektor perkebunan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah
seperti tenaga kerja, statistik, pemberdayaan masyarakat dan desa, pangan, lingkungan
hidup, dan pertanahan sebagai urusan wajib yang tidak terkait pelayanan.
Upaya meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas perkebunan tidak terlepas dari
kondisi benih yang digunakan dan penggunaan sarana produksi lainnya seperti pupuk dan
pestisidia. Masalah benih perkebunan menjadi penting, mengingat komoditas perkebunan
merupakan investasi jangka panjang pada periode tanaman belum menghasilkan, khususnya
tanaman tahunan yang relatif lama. Dengan demikian penggunaan benih unggul akan
memberikan dampak yang baik terhadap budidaya tanaman dari resiko kerugian yang cukup
tinggi. Selain itu, pengadaan benih belum sesuai dengan musim tanam, biasanya benih
sampai di lokasi setelah musim tanam dan kadangkala benih sudah kadaluarsa dan
mengalami penurunan kualitas. Kondisi lain adalah persoalan infrastruktur yang menyokong
sistem perbenihan sulit berkembang karena memerlukan investasi yang cukup besar. Tidak
banyak swasta yang mau menanamkan investasi untuk usaha perbenihan/perbibitan. Di lain
pihak, pemerintah kurang berdaya menangani perbenihan karena persoalan ketersediaan
anggaran dan kendala di sistem perbenihan itu sendiri. Dalam rangka mengantisipasi
permasalahan tersebut dan untuk mencapai sasaran yaitu tersedianya benih unggul yang
bermutu (varietas, mutu, waktu, jumlah, lokasi, dan harga) harus sesuai dengan ketentuan
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 44 tahun 1995 Perbenihan Tanaman yang
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 6
mempersyaratkan benih bina yang diedarkan harus memenuhi standar mutu yang
ditetapkan.
Untuk menjamin mutu benih, produksi benih bina harus melalui ‘sertifikasi’. Masalah
perbenihan lainnya adalah adanya keterbatasan sumber benih. Kebutuhan benih bermutu
dan bersertifikat yang semakin meningkat ini perlu diikuti ketersediaan sumber benih,
namun demikian belum semua wilayah mempunyai sumber benih. Keberadaan industri
benih hanya di daerah tertentu dan belum tersebar di wilayah pengembangan komoditas
perkebunan. Selain itu, upaya meningkatkan integritas pengembangan sumber benih
dengan wilayah pengembangan komoditas perkebunan belum dilakukan secara optimal
terutama untuk pengembangan sumber daya insani (SDI) perbenihan.
Dalam sistem perbenihan didukung oleh beberapa sub sistem yang terdiri dari: 1) sub sistem
pengembangan varietas untuk mengantisipasi perubahan dan perkembangan selera
masyarakat; 2) sub sistem produksi dan distribusi benih dalam rangka mewujudkan
kemandirian benih; 3) sub sistem perbaikan mutu melalui sertifikasi dan pelabelan; dan 4)
sub sistem kelembagaan dan peningkatan SDI. Keberhasilan dalam menggerakkan seluruh
komponen sub sistem perbenihan sangat dipengaruhi oleh komponen pendukung antara lain
lembaga perbenihan, sumber daya insani, sarana dan prasarana, kebijakan pemerintah,
sistem informasi, dan kesadaran konsumen dalam menggunakan benih bermutu. Dalam
penerapan sub sistem perbenihan tersebut, berdasarkan penelitian dan praktek
di lapangan, penggunaan benih/bibit unggul bermutu diakui telah menjadi satu faktor kunci
keberhasilan peningkatan produksi komoditas perkebunan.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 7
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
2.1. Perencanaan Strategis Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2015-2019
Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2015-2019 disusun
dengan mengacu pada arah dan kebijakan pembangunan nasional sebagaimana tercantum
dalam RPJMN 2015-2019, maka Direktorat Perbenihan Perkebunan menetapkan tujuan
dalam pembangunan perkebunan tahun 20152019 yang akan dicapai sesuai dengan
penetapan visi, misi, serta tugas pokok dan fungsi organisasi, sebagai berikut :
1. Meningkatkan produksi dan produktivitas benih melalui penyediaan benih unggul
bermutu, bersertifikat, dan pembangunan kebun sumber benih tanaman perkebunan.
2. Meningkatkan pelayanan perencanaan, program, anggaran, kerjasama teknis,
administrasi keuangan, asset, umum, organisasi, tata laksana, kepegawaian, hukum,
humas, administrasi perkantoran, evaluasi pelaksanaan kegiatan, layanan rekomendasi
teknis dan penyediaan data serta informasi yang berkualitas.
3. Meningkatkan upaya strategis dalam memfasilitasi penerapan pembinaan usaha
perbenihan perkebunan berkelanjutan, dan perizinan usaha perbenihan perkebunan.
4. Meningkatkan fasilitasi ketersediaan teknologi perbenihan perkebunan.
5. Meningkatkan fasilitasi kegiatan pemberdayaan kelembagaan produsen benih.
6. Meningkatkan pembinaan, bimbingan teknis dan pendampingan kepada pelaku usaha
perbenihan terutama dalam penggunaan benih.
Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah menetapkan 9 Agenda Prioritas NAWACITA
sebagai jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam
bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Amanat pembangunan nasional
dalam 9 Agenda Prioritas NAWACITA yang wajib dilaksanakan Direktorat Perbenihan
Perkebunan dalam pengembangan perkebunan Tahun 2015-2019 sebagaimana tercantum
dalam RPJMN 2015-2019 mencakup 4 agenda prioritas diantaranya : 1) meningkatnya
produktivitas rakyat dengan membangun kebun sumber benih tanaman tebu dan 15
komoditas unggulan perkebunan dengan sub agenda prioritas melaksanakan pengawasan
mutu dan peredaran benih tanaman perkebunan; 2) Peningkatan pengembangan
kelembagaan Perbenihan Tanaman Perkebunan; dan mewujudkan kemandirin perbenihan
dengan memfasilitasi teknis penyediaan benih tanaman perkebunan.
Selain itu agenda prioritas terkait membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah (perbatasan, daerah tertinggal dan daerah kawasan timur Indonesia) dan
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 8
desa dalam kerangka negara kesatuan menjadi salah satu arah kebijakan yang akan
diprioritaskan Ditjen. Perkebunan melalui kegiatan sistematik.
2.1.1. Visi Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2015-2019
Direktorat Perbenihan Perkebunan menetapkan Visi Direktorat Perbenihan Perkebunan
Tahun 20152019 yaitu “Menjadi Direktorat Perbenihan yang profesional dalam
mewujudkan peningkatan produksi benih tanaman perkebunan secara optimal,
berdaya saing dan berkelanjutan untuk mendukung pengembangan perkebunan”.
2.1.2. Misi Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2015-2019
Direktorat Perbenihan Perkebunan menetapkan Misi Direktorat Perbenihan Perkebunan
Tahun 20152019 sebagai berikut:
1. Mewujudkan peningkatan produksi benih tanaman perkebunan secara berkelanjutan.
2. Mewujudkan pelayanan prima dan berkualitas di bidang sertifikasi dan pengawasan
peredaran benih tanaman perkebunan.
3. Mewujudkan peningkatan penyediaan teknologi perbenihan perkebunan secara
berkelanjutan.
4. Menyediakan fasilitas pembinaan dan penanganan usaha perbenihan perkebunan
berkelanjutan.
5. Mendorong upaya pemberdayaan dan penumbuhan kelembagaan perbenihan.
6. Mendorong upaya penerapan teknologi budidaya pembanguanan kebun sumber benih
dengan baik dan berwawasan lingkungan.
2.1.3. Tujuan Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2015-2019
Untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional dan pembangunan pertanian
pada periode jangka menengah tahun 20152019, maka Direktorat Perbenihan Perkebunan
menetapkan tujuan dalam pembangunan perkebunan tahun 20152019 yang akan dicapai
sesuai dengan penetapan visi, misi, serta tugas pokok dan fungsi organisasi sebagai
berikut :
1. Meningkatkan produksi dan produktivitas benih melalui penyediaan benih unggul
bermutu dan pembangunan kebun sumber benih tanaman perkebunan.
2. Meningkatkan pelayanan perencanaan, program, anggaran, kerjasama teknis,
administrasi keuangan, asset, umum, organisasi, tata laksana, kepegawaian, hukum,
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 9
humas, administrasi perkantoran, evaluasi pelaksanaan kegiatan, layanan rekomendasi
teknis dan penyediaan data serta informasi yang berkualitas.
3. Meningkatkan upaya strategis dalam memfasilitasi penerapan pembinaan usaha
perbenihan perkebunan berkelanjutan, dan perizinan usaha perbenihan perkebunan.
4. Meningkatkan fasilitasi ketersediaan teknologi perbenihan perkebunan.
5. Meningkatkan fasilitasi kegiatan pemberdayaan kelembagaan produsen benih.
6. Meningkatkan pembinaan, bimbingan teknis dan pendampingan kepada pelaku usaha
perbenihan terutama dalam penggunaan benih.
2.1.4. Arah Kebijakan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2015-2019
Arah kebijakan Direktorat Perbenihan Perkebunan ditetapkan Dalam rangka mendukung
arah kebijakan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2015-2019 dan kebijakan
Pembangunan Nasional Tahun 2015-2019. Arah kebijakan Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun 2015-2019 sebagai dasar pelaksanaan strategi, program dan kegiatan Direktorat
Perbenihan Perkebunan Tahun 2015-2019 ditetapkan menjadi Arah Kebijakan Umum dan
Arah Kebijakan Khusus.
Arah kebijakan umum ditetapkan dalam rangka mendukung program Direktorat Perbenihan
Perkebunan Tahun 2015-2019 yaitu peningkatan produksi komoditas perkebunan
berkelanjutan, Arah kebijakan umum Pembangunan Perkebunan Tahun 2015-2019 yaitu:
1. Penyediaan Benih Unggul Tanaman Perkebunan
a. Kebijakan penyediaan benih unggul bermutu tanaman perkebunan, untuk
mendukung pembangunan perkebunan berupa : pembangunan kebun induk (KI),
pemeliharaan kebun induk (KI), pemeliharaan kebun entres dan pemeliharaan kebun
benih datar (KBD).
b. Kebijakan penerapan budidaya yang baik (GAP).
c. Kebijakan pemeliharaan kebun sumber benih (BPT, PIT dan kebun entres) yang telah
ditetapkan.
d. Kebijakan pemeliharaan kebun sumber benih unggul yang telah ditetapkan.
e. Kebijakan penetapan kebun sumber benih tanaman perkebunan (BPT, PIT dan kebun
entres).
f. Kebijakan penetapan kebun sumber benih varietas yang telah dilepas.
g. Identifikasi calon kebun sumber benih tanaman Perkebunan.
h. Evaluasi kelayakan kebun sumber benih tanaman perkebunan.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 10
2. Fasilitas Teknis Penyediaan Benih Tanaman Perkebunan
Arah kebijakan khusus adalah arah kebijakan Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun
2015-2019 yang ditetapkan dalam rangka mendukung pencapaian sasaran strategis
Pembangunan Perkebunan Tahun 2015-2019 difokuskan pada pengembangan sumber benih
komoditas perkebunan unggulan nasional menurut fungsinya.
a. Sumber benih tanaman tebu dan 15 komoditas unggulan perkebunan dalam rangka
mendukung pemenuhan penyediaan bahan baku dalam rangka peningkatan produksi
komoditas tebu berkelanjutan dan 15 komoditas tanaman perkebunan.
b. Pengawasan mutu dan peredaran benih tanaman perkebunan.
c. Peningkatan pengembangan kelembagaan Perbenihan Tanaman Perkebunan.
d. Fasilitasi teknis penyediaan benih tanaman perkebunan.
2.2. Sasaran Direktorat Perbenihan Perkebunan tahun 2015-2019
Sasaran strategis Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2015-2019 yang selaras dengan
kebijakan Direktorat Jenderal Perkebunan sebagaimana tertuang dalam Renstra Direktorat
Jenderal Perkebunan Tahun 2015-2019 adalah mendukung terpenuhinya kebutuhan pangan
strategis perkebunan, terpenuhinya kebutuhan perbenihan perkebunan untuk komoditas
ekspor dan pengendali impor dan terpenuhinya kebutuhan perbenihan perkebunan untuk
komoditas ekspor dengan indikator kinerja tahun 2015-2019 (edisi revisi) adalah :
1. Jumlah benih tebu yang beredar yang memenuhi standar mutu benih (mata) yang
menjadi tugas pokok dan fungsi dari Subdirektorat Penilaian Varietas dan Pengawasan
Mutu Benih.
2. Jumlah varietas unggul komoditas perkebunan yang dilepas (varietas) yang menjadi
tugas pokok dan fungsi dari Subdirektorat Penilaian Varietas dan Pengawasan Mutu
Benih.
3. Jumlah benih lada, pala, cengkeh, jambu mete, kopi kelapa sawit, karet,kakao, kelapa
dan teh beredar yang memenuhi standar mutu benih (batang) yang menjadi tugas pokok
dan fungsi dari Subdirektorat Penilaian Varietas dan Pengawasan Mutu Benih.
4. Jumlah benih tebu bermutu yang tersedia (mata) yang menjadi tugas pokok dan fungsi
dari Subdirektorat Benih Tanaman Semusim dan Rempah.
5. Jumlah benih lada, pala dan cengkeh bermutu yang tersedia (batang) yang memenuhi
standar mutu benih (batang) yang mejadi tugas pokok dan fungsi Subdirektorat Benih
Tanaman Semusim dan Rempah.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 11
6. Jumlah benih jambu mete, kopi, kelapa sawit, karet, kakao, kelapa dan teh yang
bermutu (batang) yang memenuhi standar mutu benih (batang) yang menjadi tugas
pokok dan fungsi dari Subdirektorat Benih Tanaman Tahunan dan Penyegar.
7. Jumlah kelembagaan produksi benih (kelembagaan) dan jumlah kelembagaan
pengawasan benih (kelembagaan) yang menjadi tugas pokok dan fungsi dari
Subdirektorat Kelembagaan Benih.
2.3. Strategi Direktorat Perbenihan Perkebunan
Strategi perbenihan perkebunan tahun 2015 – 2019:
a. Strategi pemenuhan penyediaan benih tebu dan 15 komoditas unggulan perkebunan lain
dalam rangka peningkatan produksi nasional.
b. Strategi peningkatan pengawasan mutu benih komoditas unggulan perkebunan.
c. Strategi penguatan kelembagaan perbenihan perkebunan.
d. Strategi fasilitasi teknis penyediaan benih tanaman perkebunan.
Aspek-aspek kebijakan Direktorat Perbenihan Perkebunan tahun 2015-2019 dalam rangka
mencapai sasaran yang telah ditetapkan disajikan pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Aspek-aspek Kebijakan Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2015-2019
No. Aspek-aspek Kebijakan
1. Pembangunan Kebun sumber benih baru, pemeliharaan kebun sumber benih yang
sudah dibangun, penilaian/pemurnian dan penetapan kebun sumber benih baru
pada wilayah pengembangan perkebunan.
2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas mutu benih dan sosialisasi/penyebaran
informasi kepada masyarakat tentang manfaat dan penggunaaan benih unggul.
3. Meningkatkan pengawasan sertifikasi dan peredaran benih tanaman perkebunan.
4. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Pengawa Benih Tanaman (PBT)
melalui pelatihan, dan meningkatkan keikutsertaan PBT dalam proses Hukum kasus-
kasus perbenihan.
5. Meningkatkan kuantitas dan kualitas NSPK malaui penerbitan baru dan revisi
terbitan sebelumnnya serat meningkatkan jangkauan distribusi sesuai sasaran dan
tujuan.
6. Memperkuat aspek kelembagaan petani/pekebun yang menunjang efisiensi produksi
dan kemitraan usaha.
7. Mempersiapkan kemampuan SDI dengan bekal kemampuan, keahlian, dan
kemandirian yang kuat di bidang perbenihan.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 12
2.4. Perjanjian Kinerja
Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) merupakan suatu dokumen pernyataan
kinerja/kesepakatan kinerja/penetapan kinerja antara atasan dengan bawahan dalam
mewujudkan suatu capaian kinerja pembangunan dari sumber daya alam yang tersedia
melalui target kinerja serta indikator kinerja yang menggambarkan keberhasilan
pencapaiannya yang berupa hasil (outcomes) maupun keluaran (output).
Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 berdasarkan Rencana
Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2018 disusun setelah DIPA Direktorat Perbenihan Perkebunan
diterima pada bulan Januari 2018 dan telah mengikuti Pedoman Permen-PAN dan RB Nomor
53 Tahun 2014. PK Direktorat Perbenihan Perkebunan ditandatangani oleh Direktur
Perbenihan Perkebunan dan Direktur Jenderal Perkebunan pada bulan Januari 2018.
PK tersebut berupa outcomes yang dimanifestasikan dalam dimensi penyediaan benih
tanaman perkebunan. Seiring waktu berjalan ada revisi perubahan perjanjian kinerja pada
Bulan Juli 2018.
Pada Tahun 2018 Direktorat Perbenihan Perkebunan mendapat alokasi dana yang tertuang
dalam DIPA/POK yang dikeluarkan pada tanggal 05 Januari 2018 dengan total anggaran
sebesar Rp 117.685.739.500.
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja serta target yang telah disusun dalam Format
Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2018 dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2. Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018
No. Sasaran Indikator Kinerja Target
1. Terpenuhinya Kebutuhan Perbenihan pangan strategis perkebunan
Jumlah benih tebu yang tersedia sesuai kebutuhanproduksi tanaman tebu
103.680.000 mata
2. Terpenuhinya Kebutuhan Perbenihan untuk komoditas ekspor dan pengendali imporpangan strategis perkebunan
Jumlah benih lada yang tersedia sesuai kebutuhan produksi lada
931.500 Batang
Jumlah benih pala yang tersedia sesuai kebutuhan produksi pala
714.000 Batang
Jumlah benih jambu mete yang tersedia sesuai kebutuhan produksi jambu mete
739.200 Batang
Jumlah benih kopi yang tersedia sesuai kebutuhan produksi kopi
10.116.462 Batang
Jumlah benih karet yang tersedia sesuai kebutuhan produksi karet
1.002.750 Batang
Jumlah benih kakao yang tersedia sesuai kebutuhan produksi kakao
7.260.543 Batang
Jumlah benih kelapa yang tersedia sesuai kebutuhan produksi kelapa
1.418.200 Batang
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 13
No. Sasaran Indikator Kinerja Target
Jumlah benih teh yang tersedia sesuai kebutuhan produksi teh
2.100.000 Batang
Jumlah benih kemiri sunan yang tersedia sesuai kebutuhan produksi kemiri sunan
9.600 Batang
Jumlah benih sagu yang tersedia sesuai kebutuhan produksi sagu
24.000 Batang
Jumlah benih cengkeh yang tersedia untuk keperluan ekspor benih cengkeh
364.000 Batang
Jumlah kelembagaan produksi dan pengawasan benih 690 Kelembagaan
Jumlah varietas unggul komoditas perkebunan yang dilepas
13 Varietas
Sasaran program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2018 yang ditetapkan
didukung oleh anggaran yang tertuang dalam DIPA/POK dan selanjutnya menjadi Perjanjian
Kinerja (PK) Eselon II lingkup Ditjen. Perkebunan dengan Direktur Jenderal Perkebunan
Tahun 2018, untuk melaksanakan 2 (dua) kegiatan utama dengan total anggaran sebesar
Rp117.685.739.500 dengan rincian sebagai berikut:
(1) Terpenuhinya kebutuhan perbenihan pangan strategis perkebunan yaitu Jumlah benih
tebu yang tersedia sesuai kebutuhan produksi tanaman tebu dengan alokasi anggaran
sebesar Rp1.051.975.000.
(2) Terpenuhinya kebutuhan perbenihan perkebunan untuk komoditas ekspor dan
pengendali impor
- Jumlah benih lada yang tersedia sesuai kebutuhan produksi lada dengan alokasi
anggaran sebesar Rp5.200.547.000
- Jumlah benih pala yang tersedia sesuai kebutuhan produksi pala dengan alokasi
anggaran sebesar Rp6.789.888.000
- Jumlah benih jambu mete yang tersedia sesuai kebutuhan produksi jambu mete
dengan alokasi anggaran sebesar Rp2.502.052.000
- Jumlah benih kopi yang tersedia sesuai kebutuhan produksi kopi dengan alokasi
anggaran sebesar Rp26.022.86.7000
- Jumlah benih karet yang tersedia sesuai kebutuhan produksi karet dengan alokasi
anggaran sebesar Rp6.327.075.000
- Jumlah benih kakao yang tersedia sesuai kebutuhan produksi kakao dengan alokasi
anggaran sebesar Rp36.938.393.000
- Jumlah benih kelapa yang tersedia sesuai kebutuhan produksi kelapa dengan alokasi
anggaran sebesar Rp15.272.254.500
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 14
- Jumlah benih teh yang tersedia sesuai kebutuhan produksi teh dengan alokasi
anggaran sebesar Rp3.889.784.000
- Jumlah benih kemiri sunan yang tersedia sesuai kebutuhan produksi kemiri sunan
dengan alokasi anggaran sebesar Rp190.699.000
- Jumlah benih sagu yang tersedia sesuai kebutuhan produksi sagu dengan alokasi
anggaran sebesar Rp1.124.709.000
- Jumlah benih cengkeh yang tersedia untuk keperluan ekspor benih cengkeh dengan
alokasi anggaran sebesar Rp2.378.161.000
- Jumlah kelembagaan produksi dan pengawasan benih dengan alokasi anggaran
sebesar Rp5.431.925.000
- Jumlah varietas unggul komoditas perkebunan yang dilepas dengan alokasi anggaran
sebesarrRp4.565.410.000
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 15
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Capaian Kinerja
Capaian kinerja organisasi disajikan sebagai pertanggungjawaban pimpinan atas nama
organisasi untuk setiap perjanjian kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil
pengukuran kinerja dengan menggunakan analisis yang realistis dan formal sesuai aturan
yang berlaku.
Pengukuran kinerja dilakukan dalam rangka menjamin adanya peningkatan dalam
pelayanan publik dan meningkatkan akuntabilitas dengan melakukan klarifikasi output dan
outcome yang akan dan seharusnya dicapai untuk memudahkan terwujudnya organisasi yang
akuntabel. Setiap akhir Tahun Anggaran dan berakhirnya kegiatan, instansi harus
melakukan Pengukuran Kinerja untuk mengetahui pencapaian target kinerja yang
ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja. Hal ini sesuai yang diamanatkan dalam
Permen-PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014.
Direktorat Perbenihan memiliki peran yang sangat besar dalam pencapaian indikator
ketersediaan benih untuk kebutuhan produksi. Peran tersebut harus dilakukan sesuai
dengan tugas dan fungsi sebagai fasilitator dan penggerak pembangunan sesuai dengan
kewenangannya.
Capaian Kinerja Direktorat Perbenihan Tahun 2018, sesuai perjanjian kinerja antara
Direktur Perbenihan dengan Dirjen Perkebunan seperti tertulis pada pada tabel 3 sebagai
berikut:
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 16
Tabel 3. Capaian Kinerja Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018, Berdasarkan Perjanjian Kinerja
No. Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi (%)Kriteria
Keberhasilan
1. Terpenuhinya Kebutuhan
Perbenihan pangan strategis
perkebunan
Jumlah benih tebu yang tersedia
sesuai kebutuhanproduksi tanaman
tebu (mata)
103.680.000 125.208.000 120,76 Sangat berhasil
Jumlah benih lada yang tersedia
sesuai kebutuhan produksi lada
(batang)
931.500 562.371 60,37Kurang
berhasl
Jumlah benih pala yang tersedia
sesuai kebutuhan produksi pala
(batang)
714.000 701.143 98,19 Berhasil
Jumlah benih jambu mete yang
tersedia sesuai kebutuhan produksi
jambu mete (batang)
739.200 739.200 100 Berhasil
Jumlah benih kopi yang tersedia
sesuai kebutuhan produksi kopi
(batang)
10.116.462 8.738.052 86,37 Berhasil
Jumlah benih karet yang tersedia
sesuai kebutuhan produksi karet
(batang)
1.002.750 736.250 73,42Cukup
berhasil
Jumlah benih kakao yang tersedia
sesuai kebutuhan produksi kakao
(batang)
7.260.543 4.795.443 66,05Cukup
berhasil
Jumlah benih kelapa yang tersedia
sesuai kebutuhan produksi kelapa
(batang)
1.418.200 1.246.200 87,87 Berhasil
Jumlah benih teh yang tersedia
sesuai kebutuhan produksi teh
(batang)
2.100.000 2.100.000 100 Berhasil
Jumlah benih kemiri sunan yang
tersedia sesuai kebutuhan produksi
kemiri sunan (batang)
9.600 9.600 100 Berhasil
Jumlah benih sagu yang tersedia
sesuai kebutuhan produksi sagu
(batang)
24.000 24.000 100 Berhasil
Jumlah benih cengkeh yang tersedia
untuk keperluan ekspor benih
cengkeh (batang)
364.000 340.000 93,41 Berhasil
Jumlah kelembagaan produksi dan
pengawasan benih (kelembagaan)690 690 100 Berhasil
Jumlah varietas unggul komoditas
perkebunan yang dilepas (varietas)13 33 100 Berhasil
2. Terpenuhinya Kebutuhan
Perbenihan untuk komoditas
ekspor dan pengendali
imporpangan strategis
perkebunan
Berdasarkan Tabel 3 tersebut di atas, capaian keberhasilan Direktorat Perbenihan dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Sasaran terpenuhinya kebutuhan perbenihan pangan strategis perbenihan perkebunan
dengan indikator kinerja jumlah benih tebu yang tersedia sesuai kebutuhan produksi
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 17
tanaman tebu dengan capaian 121,04% dengan kategori sangat berhasil. Capaian ini
dihitung berdasarkan perbandingan antara capaian realisasi benih tebu yang tersedia
untuk bahan tanam Kebun Tebu Giling (KTG) yang bersumber dari pembangunan Kebun
Benih Datar (KBD) tebu tahun 2018 dan pemeliharaan lanjutan KBD tebu tahun 2017
yang tanam tahun 2018 sebanyak 125.496.000 mata dengan target ketersediaan benih
tebu sebanyak 103.680.000 mata.
2. Capaian sasaran terpenuhinya kebutuhan perbenihan perkebunan untuk komoditas
ekspor dan pengendali impor pangan strategis perkebunan sesuai dengan indikator
sebagai berikut:
a) Sasaran terpenuhinya kebutuhan benih lada siap tanam dengan indikator kinerja
ketersediaan benih unggul lada siap tanam sesuai kebutuhan produksi lada mencapai
60,37% dengan kategori kurang berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan
perbandingan antara realisasi benih lada siap tanam yang tersedia baik untuk
rehabilitasi maupun perluasan tahun 2018 ditambahkan lanjutan produksi benih lada
tahun 2017 siap tanam tahun 2018 sebanyak 562.371 batang dengan target benih
lada siap tanam sebanyak 931.500 batang.
b) Sasaran terpenuhinya kebutuhan benih pala siap tanam dengan indikator kinerja
ketersediaan benih unggul pala siap tanam sesuai kebutuhan produksi pala mencapai
98,2% dengan kategori berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan perbandingan
antara realisasi benih pala siap tanam yang tersedia baik untuk rehabilitasi maupun
perluasan tahun 2018 ditambahkan lanjutan produksi benih pala tahun 2017 siap
tanam tahun 2018 sebanyak 701.143 batang dengan target benih pala siap tanam
sebanyak 714.000 batang.
c) Sasaran terpenuhinya kebutuhan benih jambu mete siap tanam dengan indikator
kinerja ketersediaan benih unggul jambu mete siap tanam sesuai kebutuhan
produksi jambu mete mencapai 100% dengan kategori berhasil. Capaian ini dihitung
berdasarkan capaian realisasi produksi/penyediaan benih jambu mete siap tanam
tahun 2018 sebesar 739.200 batang dibandingkan dengan target 739.200 batang.
d) Sasaran terpenuhinya kebutuhan benih kopi siap tanam dengan indikator kinerja
ketersediaan benih unggul kopi siap tanam sesuai kebutuhan produksi kopi mencapai
86,37% dengan kategori berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan capaian realisasi
produksi/penyediaan benih kopi siap tanam tahun 2018 sebesar 8.737.452 batang
dibandingkan dengan target 10.116.462 batang.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 18
e) Sasaran terpenuhinya kebutuhan benih karet siap tanam dengan indikator kinerja
ketersediaan benih unggul karet siap tanam sesuai kebutuhan produksi karet
mencapai 73,42% dengan kategori cukup berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan
capaian realisasi produksi/penyediaan benih karet siap tanam tahun 2018 sebesar
736.250 batang dibandingkan dengan target 1.002.750 batang.
f) Sasaran terpenuhinya kebutuhan benih kakao siap tanam dengan indikator kinerja
ketersediaan benih unggul kakao siap tanam sesuai kebutuhan produksi kakao
mencapai 66,05% dengan kategori cukup berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan
capaian realisasi produksi/penyediaan benih kakao siap tanam tahun 2018 sebesar
4.795.443 batang dibandingkan dengan target 7.260.543 batang.
g) Sasaran terpenuhinya kebutuhan benih kelapa siap tanam dengan indikator kinerja
ketersediaan benih unggul kelapa siap tanam sesuai kebutuhan produksi kelapa
mencapai 87,87% dengan kategori berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan capaian
realisasi produksi/penyediaan benih kelapa siap tanam tahun 2018 sebesar
1.246.200 batang dibandingkan dengan target 1.418.200 batang.
h) Sasaran terpenuhinya kebutuhan benih teh siap tanam dengan indikator kinerja
ketersediaan benih unggul teh siap tanam sesuai kebutuhan produksi teh mencapai
100% dengan kategori berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan capaian realisasi
produksi/penyediaan benih teh siap tanam tahun 2018 sebesar 2.100.000 batang
dibandingkan dengan target 2.100.000 batang.
i) Sasaran terpenuhinya kebutuhan benih kemiri sunan siap tanam dengan indikator
kinerja ketersediaan benih unggul kemiri sunan siap tanam sesuai kebutuhan
produksi kemiri sunan mencapai 100% dengan kategori berhasil. Capaian ini dihitung
berdasarkan capaian realisasi produksi/penyediaan benih kemiri sunan siap tanam
tahun 2018 sebesar 9.600 batang dibandingkan dengan target 9.600 batang.
j) Sasaran terpenuhinya kebutuhan benih sagu siap tanam dengan indikator kinerja
ketersediaan benih unggul sagu siap tanam sesuai kebutuhan produksi sagu
mencapai 100% dengan kategori berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan capaian
realisasi produksi/penyediaan benih sagu siap tanam tahun 2018 sebesar 24.000
batang dibandingkan dengan target 24.000 batang.
k) Sasaran terpenuhinya kebutuhan benih cengkeh siap tanam dengan indikator kinerja
ketersediaan benih unggul cengkeh siap tanam sesuai kebutuhan produksi cengkeh
mencapai 93,41% dengan kategori berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan
perbandingan antara realisasi benih cengkeh siap tanam yang tersedia baik untuk
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 19
rehab maupun perluasan tahun 2018 ditambahkan lanjutan produksi benih cengkeh
tahun 2017 siap tanam tahun 2018 sebanyak 340.000 batang dengan target benih
pala siap tanam sebanyak 364.000 batang.
l) Sasaran terpenuhinya jumlah kelembagaan produksi dan pengawasan benih
berdasarkan kebutuhan mencapai 100% dengan kategori berhasil. Capaian ini
dihitung berdasarkan capaian realisasi pengembangan kelembagaan perbenihan
sebanyak 698 kelembagaan dibandingkan dengan target 698 kelembagaan.
m) Sasaran terpenuhinya jumlah varietas unggul komoditias perkebunan yang dilepas
berdasarkan kebutuhan mencapai 100% dengan kategori berhasil. Capaian ini
dihitung berdasarkan hasil pelepasan varietas tahun 2018 dengan capaian realisasi
sebanyak 48 varietas dengan 13 komoditi yang telah dilepas dibandingkan dengan
target 13 varietas.
3.2. Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja
Sesuai yang diamanahkan dalam PermenPAN&RB Tahun 2014, Laporan Kinerja pelaksanaan
anggaran lingkup Instansi Pemerintah diwajibkan mengevaluasi dan menganalisis kinerja
berdasarkan aspek sebagai berikut:
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun
lalu dan beberapa tahun terakhir;
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka
menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada);
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta
alternative solusi yang telah dilakukan;
6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran);
7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian
pernyataan kinerja).
Untuk mengukur efisiensi (E) di gunakan formula berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 214 Tahun 2017, sebagai berikut:
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 20
Sedangkan untuk mengukur Nilai Efisiensi (NE) digunakan formula berikut:
Dari formula tersebut berarti suatu kegiatan di katakan efisien jika memiliki nilai efisiensi
lebih besar sama dengan 50% dan jika lebih besar dari 100% dikatakan efisien tetapi perlu
penjelasan lebih lanjut karena dianggap anomali.
Realisasi penyerapan anggaran tahun 2018, dengan alokasi anggaran Direktorat Perbenihan
Perkebunan untuk Dukungan Perbenihan Tanaman Perkebunan Pusat dan Daerah sebesar
Rp237.004.514.000 realisasi anggaran mencapai Rp176.597.052.441 atau 74,51% dengan
kategori berhasil.
3.2.1. Jumlah Benih Tebu yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Tanaman Tebu
Tebu merupakan komoditas utama Ditjen. Perkebunan dan salah satu komoditas strategis
Kementerian Pertanian, untuk itu Direktorat Perbenihan menjadikan ketersediaan benih
tebu untuk mendukung kebutuhan produksi sebagai salah satu indikator kinerja Ditjen.
Perkebunan. Evaluasi dan analisis keberhasilan jumlah benih tebu yang tersedia sesuai
kebutuhan produksi tanaman tebu adalah sebagai berikut:
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja jumlah benih yang tersedia sesuai kebutuhan produksi tanaman tebu
Tahun 2018 mencapai 125.496.000 mata atau 121,04% dari target 103.680.000 mata
dan masuk dalam katagori sangat berhasil.
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan
beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena benih tebu untuk kebutuhan
produksi atau bahan tanam Kebun Tebu Giling baru tersedia tahun 2018. Hal ini
menyebabkan dukungan terhadap produksi gula baru dapat terealisasi pada tahun 2020
dan 2019. Pada tahun 2018 hanya 112 ha dari lanjutan pemeliharaan KBD tahun 2017
yang akan menghasilkan 40.320.000 mata benih tebu untuk bahan tanam Kebun Tebu
Giling yang akan mendukung produksi gula pada tahun 2019, sedangkan KBD yang
dibangun pada tahun 2018 benih tebu baru akan ditanam pada tahun 2019 dan baru
menjadi bahan tebu giling pada tahun 2020.
C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah
yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 52,29% dari
target 240.000.000 mata.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 21
D. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah
yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 106,99% dari
target 103.680.000 jumlah benih yang tersedia sesuai kebutuhan produksi tanaman
tebu.
E. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis
karena tidak ada standar nasional jumlah benih yang tersedia sesuai kebutuhan produksi
tanaman tebu.
F. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta
alternative solusi yang telah dilakukan.
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa jumlah benih yang
tersedia sesuai kebutuhan produksi tanaman tebu Tahun 2018 masuk dalam kategori sangat
berhasil. Beberapa hal yang mendukung keberhasilan indikator jumlah benih yang tersedia
sesuai kebutuhan produksi tanaman tebu Tahun tahun 2018 yaitu, adanya varietas unggul
baru yang adatif di lahan kering dan kuantitas dan kualitas SDM pertebuan.
1. Adanya varietas unggul baru yang adaptif di lahan kering, Hal ini menyebabkan minat
petani untuk menanam tebu meningkat karena sebagian besar areal pertanaman tebu
merupakan lahan kering. Selain itu diyakini varietas unggul baru yang adaptif di lahan
kering menghasilkan produktivitas tebu dan rendemen tinggi. Akibatnya petani
bersemangat untuk menghasilkan benih tebu yang berkualitas untuk bahan tanam KTG.
Benih yang digunakan untuk kegiatan Pembangunan KBD merupakan benih berjenjang
bersertifikat dari Kebun Benih Induk (KBI) yang berasal dari Kebun Percobaan (KP) Pusat
Penelitian dan Pengembangan Perkebunan yang berlokasi di KP Asembagus, KP
Muktiharjo dan KP Karang Ploso, penggunaan benih yang bermutu dengan daya tumbuh
optimal dan pemeliharaan yang baik sehingga KBD menghasilkan benih tebu untuk KTG
yang berkualitas.
2. Kuantitas dan kualitas SDM pertebuan, khususnya di daerah pengembangan baru minat
petani menanam tebu cukup tinggi hal ini menyebabkan petani memelihara dengan baik
KBD yang dibangun untuk menghasilkan bahan tanam KTG.
3. Sarana dan prasarana pendukung, areal pengembangan tebu sebagian besar di lahan
kering, hal ini membutuhkan dukungan prasarana seperti pompa air, pipanisasi untuk
mengairi lahan kering tersebut. Pada kegiatan pembangunan KBD tersebut sarana
seperti pupuk dan prasarana dipergunakan dengan optimal oleh petani sehingga
walaupun terjadi kemarau ekstrim pertanaman tebu di KBD dapat tumbuh baik.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 22
G. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis
program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target jumlah benih yang tersedia
sesuai kebutuhan produksi tanaman tebu, Direktorat Perbenihan melakukan kegiatan utama
Pembangunan Kebun Benih Datar (KBD) tahun 2018 dan Pemeliharaan Lanjutan
Pembangunan Kebun Benih Datar (KBD) tahun 2017 seperti pada Tabel 4.
Tabel 4. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung dalam
Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Tanaman Tebu
KEUANGAN
(Rp) VOLUME SAT VOLUME SAT
A PEMELIHARAAN KBD TEBU 2018
1 JAWA TENGAH 86.300.000 5 Ha 9.251.780 10,72 5 Ha 11,00 273,20
2 SULAWESI SELATAN 965.675.000 107 Ha 965.675.000 100 107 Ha 100,00 50,00
1.051.975.000 112 Ha 974.926.780 92,68 112 Ha 100,00 68,31
B PEMBANGUNAN KBD TEBU
1 JAWA TENGAH 3.231.168.000 48 Ha 1.407.832.000 43,57 5,8 Ha 12,08 -601,46
2 SULAWESI SELATAN 3.509.316.000 65 Ha 2.756.718.845 78,55 65 Ha 93,97 103,61
3 SULAWESI TENGGARA 2.697.500.000 50 Ha 2.493.450.000 92,44 40 Ha 80,00 11,14
4 NUSA TENGGARA BARAT 6.537.550.000 125 Ha 4.413.917.000 67,52 125 Ha 79,80 131,21
15.975.534.000 288 Ha 11.071.917.845 69,31 235,8 Ha 81,88 88,38
TOTAL
TOTAL
NO KEGIATAN
TARGET REALISASI NILAI
EFESIENSI
(%)
KETFISIK KEUANGAN (Rp) %
FISIK %
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan
pembangunan KBD Tahun 2018 dan lanjutan pemeliharaan lanjutan KBD tahun 2017 di atas,
dapat dijelaskan nilai efisiensi per kegiatan diperoleh nilai efisiensi sebesar rata-rata
sebesar 69,85% (Efisien), dengan rincian pencapaian kegiatan sebagai berikut:
Kegiatan Pembangunan Kebun Benih Datar (KBD) Tahun 2018 dilaksanakan secara
efisien dengan nilai efisiensi sebesar 69,75%.
Kegiatan Lanjutan Pemeliharaan Pembangunan Kebun Benih Datar (KBD) Tahun 2017
dilaksanakan secara efisien dengan nilai efisiensi sebesar 69,95%.
3.2.2. Jumlah Benih Lada Siap Tanam yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Lada
Komoditas lada merupakan salah satu komoditas prioritas nasional yang merupakan salah
satu komoditas pendukung ekspor untuk menghasilkan devisa. Untuk itu ketersediaan benih
lada yang berkualitas untuk mendukung produksi dengan merehab tanaman tua/tidak
produktif dan memperluas lahan dengan pertanaman baru untuk meningkatkan produksi
dan produktivitas lada harus tersedia.
Evaluasi dan analisis keberhasilan Jumlah benih lada yang tersedia yang tersedia sesuai
kebutuhan produksi lada adalah sebagai berikut:
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 23
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja Jumlah benih lada yang tersedia sesuai kebutuhan produksi lada Tahun
2018 mencapai 562.371 batang atau 60,37% dari target 931.500 dan masuk dalam
katagori kurang berhasil.
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan
beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena benih lada untuk kebutuhan
rehabilitasi dan perluasan baru tersedia tahun 2018.
C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah
yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 18,12% dari
target 3.104.000 batang.
D. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah
yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 17,18% dari
target 931.500 jumlah benih yang tersedia sesuai kebutuhan produksi tanaman lada.
E. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis
karena tidak ada standar nasional jumlah benih yang tersedia sesuai kebutuhan
produksi tanaman lada.
F. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta
alternative solusi yang telah dilakukan.
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa jumlah benih yang
tersedia sesuai kebutuhan produksi tanaman lada Tahun 2018 masuk dalam kategori kurang
berhasil. Beberapa hal yang menyebabkan kegagalan indikator jumlah benih yang tersedia
sesuai kebutuhan produksi tanaman lada Tahun tahun 2018 yaitu, anomaly iklim pada tahun
2018, pemeliharaan yang kurang intensif, sarana dan prasarana pendukung.
1. Anomaly iklim pada tahun 2018, Hal ini mengakibatkan cuaca ekstrim baik panas
maupun hujan. Komoditas lada untuk tumbuh dengan baik memerlukan suhu yang tidak
terlalu panas maupun media tanam yang tidak terlalu basah, sehingga perlu
pemeliharaan secara intensif. Kondisi demikian menyebabkan benih lada banyak yang
mati karena kekeringan maupun busuk karena kebanyakan air.
2. Pemeliharaan yang kurang intensif, Lada merupakan tanaman yang memelukan
peleliharaan yang intensif, apabila SDM pelaksana tidak memperhatikan hal-hal
persyaratan tumbuh lada yang baik antara lain intensitas cahaya matahari, media
tanam dan tidak melakukan pemeliharaan dengan baik maka benih lada tidak akan
tumbuh dengan baik bahkan mati.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 24
3. Sarana dan prasarana pendukung, Komoditas lada memerlukan pemeliharaan yang
intensif, bantuan pemerintah melalui alokasi dana Tugas Pembantuan (TP) sudah cukup
lengkap dengan mengalokasikan komponen sarana dan prasarana pendukung antara lain
paranet dan plastic UV namun apabila sarana dan prasarana pendukung tersebut tidak
dipergunakan dengan baik oleh pelaksana kegiatan maka benih lada tidak akan tumbuh
dengan baik sesuai persyaratan teknis.
G. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis
program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan.
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target jumlah benih yang tersedia
sesuai kebutuhan produksi lada, Direktorat Perbenihan melakukan kegiatan utama
Penyediaan Benih Lada Siap Tanam tahun 2018, Pemeliharaan produksi/perbanyakan benih
lada siap tanam Tahun 2017, seperti terlihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung dalam
Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Lada
KEUANGAN
(Rp) VOLUME SAT VOLUME SAT
APEMELIHARAAN PRODUKSI/PERBANYAKAN
BENIH SIAP TANAM 2018
1 KALIMANTAN TIMUR 83.600.000 80.000 Batang 42.458.375 50,79 80.000 Batang 100,00 173,03
2 SULAWESI SELATAN 295.750.000 160.000 Batang 213.639.500 72,24 67.000 Batang 41,88 -131,26
3 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 41.900.000 40.000 Batang 28.295.000 6 7,53 21.250 Batang 53,13 -17,79
421.250.000 280.000 Batang 284.392.875 67,51 168.250 Batang 60,09 19,12
B PENYEDIAAN BENIH LADA SIAP TANAM
1 KALIMANTAN TIMUR 643.429.000 121.500 Batang 487.840.438 75,82 121.500 Batang 89,23 110,45
2 SULAWESI SELATAN 1.141.839.000 202.500 Batang 980.336.000 85,86 30.000 Batang 14,81 -1.148,82
3 SULAWESI TENGGARA 1.089.719.000 202.500 Batang 916.850.000 84,14 202.500 Batang 100 89,66
4 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 2.325.560.000 405.000 Batang 1.991.210.000 85,62 40.121 Batang 9,91 -1.860,79
5.200.547.000 931.500 Batang 4.376.236.438 84,15 394.121 Batang 42,31036 -197,22
TOTAL
TOTAL
KEUANGAN (Rp) %NO KEGIATAN
TARGET REALISASI NILAI
EFESIENSI
(%)
KETFISIK FISIK %
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan
penyediaan lada siap tanam Tahun 2018 dan pemeliharaan produksi/perbanyakan benih
lada siap tanam tahun 2017 di atas, dapat dijelaskan nilai efisiensi per kegiatan diperoleh
nilai efisiensi sebesar rata-rata sebesar (89,05)% (tidak Efisien), dengan rincian pencapaian
kegiatan sebagai berikut:
Kegiatan penyediaan lada siap tanam Tahun 2018 dilaksanakan secara tidak efisien
dengan nilai efisiensi sebesar (197,22)%.
Kegiatan pemeliharaan produksi/perbanyakan benih lada siap tanam Tahun 2017
dilaksanakan secara tidak efisien dengan nilai efisiensi sebesar 19,12%.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 25
3.2.3. Jumlah Benih Pala Siap Tanam yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Pala
Komoditas lada merupakan salah satu komoditas prioritas yang merupakan salah satu
komoditas pendukung ekspor untuk menghasilkan devisa. Untuk itu ketersediaan benih pala
yang berkualitas untuk mendukung produksi dan produktivitas pala harus tersedia.
Evaluasi dan analisis keberhasilan Jumlah benih pala yang tersedia yang tersedia sesuai
kebutuhan produksi pala adalah sebagai berikut:
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja Jumlah benih pala yang tersedia sesuai kebutuhan produksi pala Tahun
2018 mencapai 701.143 batang atau 98,19% dari target 714.000 dan masuk dalam katagori
berhasil.
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan
beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena benih pala untuk kebutuhan
rehabilitasi dan perluasan baru tersedia tahun 2018.
C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah
yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 33,04% dari
target 2.122.320 batang.
D. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah
yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 33,7% dari
target 714.000 jumlah benih yang tersedia sesuai kebutuhan produksi tanaman pala.
E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta
alternative solusi yang telah dilakukan
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa jumlah benih yang
tersedia sesuai kebutuhan produksi tanaman pala Tahun 2018 masuk dalam kategori
berhasil. Beberapa hal yang mendukung keberhasilan indikator jumlah benih yang tersedia
sesuai kebutuhan produksi tanaman pala Tahun tahun 2018 yaitu, Kualitas dan kuantitas
SDM pelaksana, dan sarana dan prasarana pendukung kegiatan
1. Kualitas dan kuantitas SDM pelaksana, Dengan kualitas dan kuantitas SDM yang cukup,
akan berpengaruh terhadap hasil pertanaman yang yang dipeliharanya. Selain itu
pengalaman SDM pengelola juga sangat pengaruh, seperti di daerah sentra pala Papua
Barat, Maluku, Maluku Utara dan Sulawesi Utara. Komoditas pala pemeliharaannya
tidak terlalu “rewel”seperti tanaman lada, sehingga benih lada yang dipersiapkan
untuk pengembangan baik rehabilitasi maupun perluasan dapat tumbuh dengan baik
atau tingkat keberhasilannya cukup tinggi.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 26
2. Sarana dan prasarana pendukung, Bantuan pemerintah melalui alokasi dana Tugas
Pembantuan (TP) sudah cukup lengkap dengan mengalokasikan komponen sarana
antara lain pupuk organik, pupuk kimia, herbisida dan prasarana pendukung antara lain
paranet, plastic UV dengan tujuan agar tingkat keberhasilan penyiapan benih pala
tinggi sesuai dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan.
F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis
program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target jumlah benih yang tersedia
sesuai kebutuhan produksi pala, Direktorat Perbenihan melakukan kegiatan utama
Penyediaan Benih Pala Siap Tanam tahun 2018, Pemeliharaan produksi/perbanyakan benih
pala siap tanam Tahun 2017, seperti seperti pada Tabel 6.
Tabel 6. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung Dalam
Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Pala
KEUANGAN
(Rp) VOLUME SAT VOLUME SAT
APEMELIHARAAN PRODUKSI/PERBANYAKAN
BENIH PALA SIAP TANAM 2018
1 MALUKU 26.275.000 16.000 Batang 18.275.000 69,55 16.000 Batang 100,00 126,12
2 MALUKU UTARA 49.161.000 32.000 Batang 49.161.000 100 32.000 Batang 100,00 50,00
3 PAPUA BARAT 36.825.000 16.000 Batang 36.825.000 100 16.000 Batang 100,00 50,00
112.261.000 64.000 Batang 104.261.000 92,87 64.000 Batang 100,00 67,82
B PENYEDIAAN BENIH PALA SIAP TANAM
1 JAWA TENGAH 1.258.538.000 140.000 Batang 974.781.000 77,45 63.143 Batang 45,10 -129,32
2 SULAWESI UTARA 1.329.899.000 140.000 Batang 1.329.899.000 100 140.000 Batang 100,00 50,00
3 MALUKU 1.215.009.000 140.000 Batang 996.800.000 82,04 140.000 Batang 100,00 94,90
4 MALUKU UTARA 1.796.015.000 210.000 Batang 1.780.182.000 99,12 210.000 Batang 100,00 52,20
5 PAPUA BARAT 1.190.427.000 84.000 Batang 1.190.427.000 100 84.000 Batang 100,00 50,00
6.789.888.000 714.000 Batang 6.272.089.000 92,37 637.143 Batang 89,24 41,21TOTAL
NO
TOTAL
KEGIATAN
TARGET REALISASI NILAI
EFESIENSI
(%)
KETFISIK KEUANGAN (Rp) %
FISIK %
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan
penyediaan pala siap tanam Tahun 2018 dan pemeliharaan produksi/perbanyakan benih
pala siap tanam tahun 2017 di atas, dapat dijelaskan nilai efisiensi per kegiatan diperoleh
nilai efisiensi rata-rata sebesar (25,28)% (tidak Efisien), dengan rincian pencapaian kegiatan
sebagai berikut:
Kegiatan penyediaan pala siap tanam Tahun 2018 dilaksanakan secara tidak efisien
dengan nilai efisiensi sebesar (118,37)%.
Kegiatan pemeliharaan produksi/perbanyakan benih lada siap tanam Tahun 2017
dilaksanakan secara efisien dengan nilai efisiensi sebesar 67,82%.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 27
3.2.4. Jumlah Benih Jambu Mete Siap Tanam yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi
Jambu Mete
Jambu mete merupakan salah satu komoditas tanaman perkebunan. Sebagai salah satu
indikator keberhasilan kinerja Direktorat Perbenihan Perkebunan penyediaan benih jambu
mete siap tanam mendapat perhatian khusus lingkup Direktorat Perbenihan Perkebunan.
Evaluasi dan analisis keberhasilan penyediaan benih jambu mete siap tanam adalah sebagai
berikut:
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja penyediaan benih jambu mete Tahun 2018 mencapai 739.200
batang/polibeg atau 100% dari target 739.200 dan masuk dalam katagori berhasil.
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan
beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena tidak terdapat kegiatan
penyediaan benih jambu mete siap tanam pada tahun sebelumnya.
C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah
yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 473,85% dari
target 156.000 batang.
D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis
karena tidak ada standar nasional produksi/penyediaan benih jambu mete.
E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta
alternative solusi yang telah dilakukan
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa penyediaan benih jambu
mete siap tanam Tahun 2018 masuk dalam katagori berhasil. Kegiatan penyediaan benih
jambu mete siap tanam dilaksanakan di 2 provinsi untuk mendukung kegiatan
pengembangan jambu mete berupa peremajaan dan perluasan.
Beberapa hal yang mendukung keberhasilan indikator jumlah benih yang tersedia sesuai
kebutuhan produksi tanaman jambu mete Tahun 2018 yaitu, Kualitas dan kuantitas SDM
pelaksana, dan sarana dan prasarana pendukung kegiatan
1. Kualitas dan kuantitas SDM pelaksana, Dengan kualitas dan kuantitas SDM yang cukup,
akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembenihan sampai benih layak salur.
Selain itu pengalaman SDM pengelola dengan cara penempatan kegiatan pada sentra
pengembangan jambu mete juga sangat pengaruh dalam keberhasilan usaha
pembenihan dilapangan.
2. Sarana dan prasarana pendukung, Bantuan pemerintah melalui alokasi dana Tugas
Pembantuan (TP) sudah cukup lengkap dengan mengalokasikan komponen sarana
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 28
produksi antara lain pupuk organik, pupuk kimia, herbisida dan prasarana pendukung
seperti paranet dan bahan rumah pembenihan dengan tujuan agar tingkat keberhasilan
penyediaan benih jambu mete tinggi sesuai dengan spesifikasi teknis yang
dipersyaratkan.
F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis
program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target produksi benih jambu mete
siap tanam, Direktorat Perbenihan Perkebunan melakukan kegiatan utama pada Dukungan
Perbenihan Tanaman Perkebunan melalui kegiatan penyediaan dan pemeliharaan
produksi/penyediaan benih jambu mete siap tanam di wilayah pengembangan jambu mete
seperti pada Tabel 7.
Tabel 7. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Jambu Mete
KEUANGAN
(Rp) VOLUME SAT VOLUME SAT
APEMELIHARAAN PRODUKSI/PERBANYAKAN
BENIH JAMBU METE SIAP TANAM 2018
1 SULAWESI TENGGARA 110.840.000 118.800 Batang 94.240.000 85,02 118.800 Batang 100,00 87,44
2 NUSA TENGGARA TIMUR 238.440.000 118.800 Batang 215.240.950 90,27 118.800 Batang 100,00 74,32
349.280.000 237.600 Batang 309.480.950 88,61 237.600 Batang 100,00 78,49
B PENYEDIAAN BENIH JAMBU METE SIAP TANAM
1 SULAWESI TENGGARA 1.220.507.000 238.800 Batang 928.346.000 76,06 238.800 Batang 100,00 109,84
2 NUSA TENGGARA TIMUR 1.281.545.000 262.800 Batang 1.267.878.800 98,93 262.800 Batang 100,00 52,67
2.502.052.000 501.600 Batang 2.196.224.800 87,78 501.600 Batang 100,00 80,56
TOTAL
TOTAL
NO KEGIATAN
TARGET REALISASI NILAI
EFESIENSI
(%)
KETFISIK KEUANGAN (Rp) %
FISIK %
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan
penyediaan benih jambu mete siap tanam Tahun 2018 di atas, dapat dijelaskan nilai
efisiensi per kegiatan diperoleh nilai efisiensi sebesar rata-rata sebesar 80,30% (efisien),
dengan rincian pencapaian kegiatan sebagai berikut:
Kegiatan penyediaan benih jambu mete siap tanam dilaksanakan secara efisien dengan nilai
efisiensi sebesar 80,30% dengan rincian sebagai berikut:
Penyediaan benih jambu mete siap tanam 501.600 batang (100%) dengan penyerapan
anggaran sebesar 87,78% dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 80,30%
(efisien).
Pemeliharaan produksi/penyediaan benih jambu mete siap tanam 237.600 batang (100%)
dengan penyerapan anggaran sebesar 88,61% dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi
sebesar 80,30% (efisien).
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 29
3.2.5. Jumlah Benih Kopi Siap Tanam yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Kopi
Kopi merupakan salah satu komoditas tanaman perkebunan. Sebagai salah satu indikator
keberhasilan kinerja Direktorat Perbenihan Perkebunan penyediaan benih kopi siap tanam
mendapat perhatian khusus lingkup Direktorat Perbenihan Perkebunan. Evaluasi dan
analisis keberhasilan penyediaan benih kopi siap tanam adalah sebagai berikut:
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja penyediaan benih kopi siap tanam Tahun 2018 mencapai 8.737.452
batang/polibeg atau 86,37% dari target 10.116.462 dan masuk dalam katagori berhasil.
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan
beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena tidak terdapat kegiatan
penyediaan benih kopi siap tanam pada tahun sebelumnya.
C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah
yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 72,81% dari
target 12.000.000 batang.
D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis
karena tidak ada standar nasional produksi/penyediaan benih kopi siap tanam.
E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta
alternative solusi yang telah dilakukan
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa penyediaan benih kopi siap
tanam Tahun 2018 masuk dalam katagori berhasil.
Beberapa hal yang mendukung keberhasilan indikator jumlah benih yang tersedia sesuai
kebutuhan produksi tanaman kopi Tahun 2018 yaitu, Kualitas dan kuantitas SDM pelaksana,
dan sarana dan prasarana pendukung kegiatan
1. Kualitas dan kuantitas SDM pelaksana, dengan kualitas dan kuantitas SDM yang cukup,
akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembenihan sampai benih layak salur.
Selain itu pengalaman SDM pengelola dengan cara penempatan kegiatan pada sentra
pengembangan kopi juga memberi andil dalam keberhasilan usaha pembenihan
dilapangan.
2. Sarana dan prasarana pendukung, bantuan pemerintah melalui alokasi dana Tugas
Pembantuan (TP) sudah cukup lengkap dengan mengalokasikan komponen sarana
produksi antara lain pupuk organik, pupuk anorganik, herbisida dan prasarana
pendukung seperti paranet dan bahan rumah pembenihan dengan tujuan agar tingkat
keberhasilan penyediaan benih kopi siap tanam tinggi sesuai dengan spesifikasi teknis
yang dipersyaratkan.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 30
Kegiatan penyediaan benih kopi siap tanam dilaksanakan di 9 provinsi. Penyediaan benih
kopi siap tanam dilakukan untuk mendukung kegiatan pengembangan kopi berupa
peremajaan, rehabilitasi, dan perluasan dengan memenuhi kriteria enam tepat yaitu tepat
jenis (varietas), tepat jumlah, tepat mutu, tepat waktu, tepat lokasi, dan tepat harga bisa
terpenuhi.
F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis
program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target produksi benih kopi siap
tanam, Direktorat Perbenihan Perkebunan melakukan kegiatan utama pada Dukungan
Perbenihan Tanaman Perkebunan melalui kegiatan penyediaan dan pemelihraan
produksi/penyediaan benih kopi siap tanam di wilayah pengembangan kopi seperti pada
Tabel 8.
Tabel 8. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih Yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Kopi
KEUANGAN
(Rp) VOLUME SAT VOLUME SAT
APEMELIHARAAN PRODUKSI/PERBANYAKAN
BENIH KOPI SIAP TANAM 2018
1 JAWA BARAT 777.137.000 337.896 Batang 582.417.000 74,94 337.896 Batang 100,00 112,64
2 JAWA TENGAH 372.692.000 167.627 Batang 149.146.750 40,02 167.627 Batang 100,00 199,95
3 ACEH 1.032.542.000 494.000 Batang 511.930.000 49,58 494.000 Batang 100,00 176,05
4 SUMATERA UTARA 1.070.151.000 693.816 Batang 960.483.585 89,75 693.816 Batang 100,00 75,62
5 LAMPUNG 1.527.214.000 335.254 Batang 998.593.780 65,39 335.254 Batang 100,00 136,53
6 SULAWESI SELATAN 854.982.000 524.573 Batang 582.014.900 68,07 524.573 Batang 100,00 129,82
7 BALI 555.990.000 337.896 Batang 536.924.528 96,57 337.896 Batang 100,00 58,57
8 NUSA TENGGARA TIMUR 1.963.739.000 478.800 Batang 1.963.134.937 99,97 478.800 Batang 100,00 50,08
8.154.447.000 3.369.862 Batang 6.284.645.480 77,07 3.369.862 Batang 100,00 107,32
B PENYEDIAAN BENIH KOPI SIAP TANAM
1 JAWA BARAT 3.935.550.000 1.095.600 Batang 3.233.702.500 82,17 1.095.600 Batang 100,00 94,58
2 JAWA TENGAH 2.951.774.000 821.700 Batang 1.837.656.868 62,26 575.190 Batang 70,00 77,66
3 ACEH 3.887.872.000 1.095.600 Batang 3.402.941.100 87,53 1.095.600 Batang 100,00 81,18
4 SUMATERA UTARA 3.122.321.000 821.700 Batang 2.724.769.574 87,27 821.700 Batang 100,00 81,83
5 SULAWESI SELATAN 4.662.427.000 1.095.600 Batang 3.526.520.622 75,64 340.000 Batang 31,03 -309,32
6 BALI 2.855.042.000 821.700 Batang 2.761.145.770 96,71 821.700 Batang 100,00 58,22
7 NUSA TENGGARA TIMUR 1.958.565.000 547.800 Batang 1.935.051.061 98,8 547.800 Batang 100,00 53,00
8 PAPUA 1.110.991.000 273.900 Batang 1.020.721.000 91,87 70.000 Batang 25,56 -598,73
9 BENGKULU 1.216.825.000 173.000 Batang 1.196.650.000 98,34 - - 50,00
25.701.367.000 6.746.600 Batang 21.639.158.495 84,19 5.367.590 Batang 79,56 35,44
TOTAL
TOTAL
KETFISIK KEUANGAN (Rp) %
FISIK %
NO KEGIATAN
TARGET REALISASINILAI
EFESIENSI
(%)
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan
penyediaan benih kopi siap tanam Tahun 2018 di atas, dapat dijelaskan nilai efisiensi per
kegiatan diperoleh nilai efisiensi sebesar rata-rata sebesar 61,26% (efisien), dengan rincian
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 31
pencapaian kegiatan sebagai berikut:
Kegiatan penyediaan benih kopi siap tanam dilaksanakan secara efisien dengan nilai
efisiensi sebesar 61,26% dengan rincian sebagai berikut
Penyediaan benih kopi siap tanam 5.367.590 batang (79,56%) dengan penyerapan
anggaran sebesar 21.639.158.495 % dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar
61,26% (efisien).
Pemeliharaan produksi/penyediaan benih kopi siap tanam 3.369.862 ha (100%) dengan
penyerapan anggaran sebesar 77,07% dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar
61,26% (efisien).
3.2.6. Jumlah Benih Karet Siap Tanam yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Karet
Karet merupakan salah satu komoditas tanaman perkebunan. Sebagai salah satu indikator
keberhasilan kinerja Direktorat Perbenihan Perkebunan penyediaan benih karet siap tanam
mendapat perhatian khusus lingkup Direktorat Perbenihan Perkebunan. Evaluasi dan analisis
keberhasilan penyediaan benih karet siap tanam adalah sebagai berikut:
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja penyediaan benih karet siap tanam Tahun 2018 mencapai 736.250 batang
atau 73,42% dari target 1.002.750 dan masuk dalam katagori cukup berhasil.
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan
beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena tidak terdapat kegiatan
penyediaan benih kopi siap tanam pada tahun sebelumnya.
C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah
yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 22,27% dari
target 3.305.500 batang.
D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis
karena tidak ada standar nasional produksi/penyediaan benih karet siap tanam.
E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta
alternative solusi yang telah dilakukan.
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa penyediaan benih karet
siap tanam Tahun 2018 masuk dalam katagori cukup berhasil, Permasalahan yang dihadapi
dalam produksi/penyediaan benih karet siap tanam yaitu:
1) Ketersediaan material entres, di setiap provinsi berbeda-beda dan penanaman tegakan
batang bawah baru selesai di bulan Januari 2018 sehingga pelaksanaan okulasi baru
bisa dilakukan di pertengahan triwulan III Pelaksanaan Anggaran 2018.
2) Ketersediaan benih stum mata tidur, tidak dapat terpenuhi dari provinsi yang
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 32
bersangkutan saja dan distribusi stum mata tidur oleh penyedia (pemenang tender) ke
lokasi pembenihan yang dilakukan secara bertahap sehingga mempengaruhi kesiapan
benih siap salur di Tahun Anggaran 2018.
3) Adanya proses gagal lelang, sehingga memerlukan lelang ulang oleh Satker Dinas yang
menyelenggarakan urusan bidang perkebunan di daerah dan berdampak pada
keterlambatan waktu penyaluran benih.
Kegiatan penyediaan benih karet siap tanam dilaksanakan di 4 provinsi wilayah
pengembangan, untuk mendukung kegiatan pengembangan karet berupa peremajaan,
rehabilitasi, dan perluasan.
Permasalahan tersebut di atas sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penyediaan benih
karet siap tanam dengan memenuhi kriteria enam tepat, yaitu tepat jenis (varietas), tepat
jumlah, tepat mutu, tepat waktu, tepat lokasi, dan tepat harga bisa terpenuhi.
Berdasarkan analisis permasalahan yang telah dilakukan, maka rekomendasi solusi
perbaikan kinerja yang diberikan berdasarkan permasalahan tersebut secara ringkas
disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Rekomendasi Solusi Permasalahan Penyediaan Benih Karet Siap Tanam
No Permasalahan Rekomendasi solusi
1 Proses gagal lelang (pengadaan benih) Menyusun rencana pengadaan dengan menyesuaikan ketersediaan benih
2 Waktu ketersediaan benih polong/setek/entres
Mengkaji ulang sistem penganggaran untuk kegiatan penyediaan benih siap tanam tanaman perkebunan (multi years), karena starting pembenihan harus menyesuaikan dengan musim panen benih atau ketersediaan benih polong/setek/entres
F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis
program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target produksi benih karet siap
tanam, Direktorat Perbenihan Perkebunan melakukan kegiatan utama pada Dukungan
Perbenihan Tanaman Perkebunan melalui kegiatan penyediaan dan produksi/penyediaan
benih karet siap tanam di wilayah pengembangan karet seperti pada Tabel 10.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 33
Tabel 10. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Karet
KEUANGAN
(Rp) VOLUME SAT VOLUME SAT
A
PEMELIHARAAN
PRODUKSI/PERBANYAKAN BENIH KARET
SIAP TANAM 2018
1 SUMATERA BARAT 820.484.000 106.500 Batang 749.837.000 91,39 106.500 Batang 100,00 71,53
2 RIAU 719.625.000 106.500 Batang 700.927.500 97,4 106.500 Batang 100,00 56,50
3 KALIMANTAN BARAT 359.860.000 53.250 Batang 338.327.500 94,02 53.250 Batang 100,00 64,96
4 BENGKULU 966.850.000 106.500 Batang 933.275.000 96,53 - - 50,00
2.866.819.000 372.750 Batang 2.722.367.000 94,96 266.250 Batang 71,43 -32,36
B PENYEDIAAN BENIH KARET SIAP TANAM
1 SUMATERA BARAT 1.988.605.000 180.000 Batang 1.841.765.000 92,62 180.000 Batang 100,00 68,46
2 LAMPUNG 1.590.580.000 180.000 Batang 1.408.735.000 88,57 180.000 Batang 100,00 78,58
3 KALIMANTAN BARAT 956.870.000 90.000 Batang 780.400.300 81,56 90.000 Batang 100,00 96,11
4 BENGKULU 1.679.020.000 180.000 Batang 1.430.030.000 85,17 20.000,00 Batang 11,11 -1.616,34
6.215.075.000 630.000 Batang 5.460.930.300 87,87 470.000 Batang 74,60 5,56
TOTAL
TOTAL
%NO KEGIATAN
TARGET REALISASI NILAI
EFESIENSI
(%)
KETFISIK KEUANGAN (Rp) %
FISIK
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan
penyediaan benih karet siap tanam Tahun 2018 di atas, dapat dijelaskan nilai efisiensi per
kegiatan diperoleh nilai efisiensi sebesar rata-rata sebesar (6,80)% (kurang efisien), dengan
rincian pencapaian kegiatan sebagai berikut:
Kegiatan penyediaan benih karet siap tanam dilaksanakan secara kurang efisien dengan
nilai efisiensi sebesar (6,80)% dengan rincian sebagai berikut:
Penyediaan benih karet siap tanam 470.000 batang (74,60%) dengan penyerapan
anggaran sebesar 87,87 % dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar (6,80)%
(kurang efisien).
Pemeliharaan produksi/penyediaan benih karet siap tanam 266.250 batang (71,43%)
dengan penyerapan anggaran sebesar 94,96 % dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi
sebesar (6,80)% (kurang efisien).
3.2.7. Jumlah Benih Kakao Siap Tanam yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Kakao
Kakao merupakan salah satu komoditas tanaman perkebunan. Sebagai salah satu indikator
keberhasilan kinerja Direktorat Perbenihan Perkebunan penyediaan benih kakao siap tanam
mendapat perhatian khusus lingkup Direktorat Perbenihan Perkebunan. Evaluasi dan analisis
keberhasilan penyediaan benih kakao siap tanam adalah sebagai berikut:
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja penyediaan benih kakao siap tanam Tahun 2018 mencapai 4.795.433
batang/polibeg atau 66,05% dari target 7.260.543 batang/polibeg dan masuk dalam
katagori kurang berhasil.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 34
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan
beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena tidak terdapat kegiatan
penyediaan benih kakao siap tanam pada tahun sebelumnya.
C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah
yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 59,94% dari
target 8.000.000 batang/polibag.
D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis
karena tidak ada standar nasional produksi/penyediaan benih kakao siap tanam.
E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta
alternative solusi yang telah dilakukan.
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa penyediaan benih kakao
siap tanam Tahun 2018 masuk dalam katagori kurang berhasil. Permasalahan yang dihadapi
dalam produksi/penyediaan benih kakao siap tanam yaitu:
1) adanya proses gagal lelang, sehingga memerlukan lelang ulang oleh Satker Dinas yang
menyelenggarakan urusan bidang perkebunan di daerah dan berdampak pada ketepatan
waktu penyaluran benih.
2) ketersediaan benih (polong/setek/entres), untuk persemaian sangat tergantung dari
waktu (musim) panen dari benih sumber sehingga lelang pengadaan benih mengalami
pergeseran waktu yang secara administrasi proses pengadaan benih baru dapat
terlaksana pada bulan agustus s.d september 2018.
3) perbanyakan tanaman kakao secara vegetatif, memerlukan waktu untuk proses
sambung pucuk, sementara pengadaan entres baru lelang pada bulan oktober s.d
nopember 2018 sehingga mempengaruhi waktu sertifikasi dan siap salur benih yang
berpotensi dilanjutkan pada tahun 2019.
4) adanya serangan penyakit (jamur), akibat curah hujan yang tinggi sehingga
mempengaruhi pertumbuhan tanaman kakao, bahkan sebagian tanaman mati. Hal ini
terjadi di Satker Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Sulawesi Barat.
Kegiatan penyediaan benih kakao siap tanam dilaksanakan di 9 provinsi wilayah
pengembangan, untuk mendukung kegiatan pengembangan kakao berupa peremajaan,
rehabilitasi, dan perluasan.
Permasalahan tersebut di atas sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penyediaan benih
kakao siap tanam dengan memenuhi kriteria enam tepat, yaitu tepat jenis (varietas), tepat
jumlah, tepat mutu, tepat waktu, tepat lokasi, dan tepat harga bisa terpenuhi. Oleh karena
itu, solusi dan rekomendasinya adalah terselesaikannya permasalahan tersebut.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 35
Berdasarkan analisis permasalahan yang telah dilakukan, maka rekomendasi solusi
perbaikan kinerja yang diberikan berdasarkan permasalahan tersebut secara ringkas
disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11. Rekomendasi Solusi Permasalahan Penyediaan Benih Kakao Siap Tanam
No Permasalahan Rekomendasi solusi
1 Proses gagal lelang (pengadaan benih)
Menyusun rencana pengadaan dengan menyesuaikan ketersediaan benih ada
2 Waktu ketersediaan benih polong/setek/entres
Mengkaji ulang sistem penganggaran untuk kegiatan penyediaan benih siap tanam tanaman perkebunan (multi years), karena starting pembenihan harus menyesuaikan dengan musim panen benih (polong) dan
ketersediaan setek/entres
3 Pelaksanaan pembenihan pada waktu curah hujan tinggi karena menyesuaiakan ketersediaan benih polong/setek/entres
Membuat desain rumah pembenihan yang dapat menangkal cuaca ekstrim dari luar area pembenihan
F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis
program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target produksi benih kakao siap
tanam, Direktorat Perbenihan Perkebunan melakukan kegiatan utama pada Dukungan
Perbenihan Tanaman Perkebunan melalui kegiatan penyediaan benih kakao siap tanam di
wilayah pengembangan kakao seperti pada Tabel 12.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 36
Tabel 12. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih Yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Kakao
KEUANGAN
(Rp) VOLUME SAT VOLUME SAT
APEMELIHARAAN PRODUKSI/PERBANYAKAN
BENIH KAKAO SIAP TANAM 2018
1 SUMATERA BARAT 1.093.236.000 335.254 Batang 895.949.400 81,95 335.254 Batang 100,00 95,12
2 SULAWESI SELATAN 1.008.353.000 335.254 Batang 801.732.819 79,51 335.254 Batang 100,00 101,23
3 SULAWESI TENGGARA 1.160.254.000 335.254 Batang 981.759.500 84,62 335.254 Batang 100,00 88,46
4 SULAWESI BARAT 1.167.998.000 335.254 Batang 864.369.660 74 335.254 Batang 100,00 114,99
5 NUSA TENGGARA TIMUR 284.275.000 167.627 Batang 250.666.200 88,18 167.627 Batang 100,00 79,56
4.714.116.000 1.508.643 Batang 3.794.477.579 80,49 1.508.643 Batang 100,00 98,77
B PENYEDIAAN BENIH KAKAO SIAP TANAM
1 SUMATERA UTARA 2.987.414.000 547.800 Batang 2.333.722.587 78,12 547.800 Batang 100,00 104,70
2 SUMATERA BARAT 3.484.785.000 547.800 Batang 2.075.273.000 59,55 547.800 Batang 100,00 151,12
3 SULAWESI TENGAH 3.638.975.000 547.800 Batang 2.941.831.570 80,84 0 0 50,00
4 SULAWESI SELATAN 6.263.078.000 1.095.600 Batang 5.985.554.850 95,57 0 0 50,00
5 RIAU 2.536.351.000 273.900 Batang 501.498.600 19,77 0 0 50,00
6 SULAWESI TENGGARA 6.882.776.000 1.095.600 Batang 6.634.085.700 96,39 1.095.600 Batang 100,00 59,03
7 SULAWESI BARAT 1.970.362.000 273.900 Batang 1.326.063.000 67,3 0 0 50,00
8 NUSA TENGGARA TIMUR 5.857.234.000 1.095.600 Batang 5.738.402.625 97,97 1.095.600 Batang 100,00 55,07
9 PAPUA 1.762.114.000 273.900 Batang 1.555.524.750 88,28 0 0 50,00
35.383.089.000 5.751.900 Batang 29.091.956.682 82,22 3.286.800 Batang 57,14 -59,71
NO KEGIATAN
TARGET
KET
TOTAL
TOTAL
REALISASI NILAI
EFESIENSI
(%)FISIK
KEUANGAN (Rp) %FISIK
%
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan
penyediaan benih kakao siap tanam Tahun 2018 di atas, dapat dijelaskan nilai efisiensi per
kegiatan diperoleh nilai efisiensi rata-rata sebesar (10,44)% (kurang efisien), dengan rincian
pencapaian kegiatan sebagai berikut:
Kegiatan penyediaan benih kakao siap tanam dilaksanakan secara efisien dengan nilai
efisiensi sebesar (10,44)% dengan rincian sebagai berikut:
Penyediaan benih kakao siap tanam 3.286.800 batang (57,14%) dengan penyerapan
anggaran sebesar 82,22 % dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar (10,44)%
(kurang efisien).
Pemeliharaan produksi/penyediaan benih kakao siap tanam 1.508.643 batang (100%)
dengan penyerapan anggaran sebesar 80,49 % dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi
sebesar (10,44)% (kurang efisien).
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 37
3.2.8. Jumlah Benih Kelapa Siap Tanam yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi
Kelapa
Kelapa merupakan salah satu komoditas tanaman perkebunan. Sebagai salah satu indikator
keberhasilan kinerja Direktorat Perbenihan Perkebunan penyediaan benih kelapa siap
tanam mendapat perhatian khusus lingkup Direktorat Perbenihan Perkebunan. Evaluasi dan
analisis keberhasilan penyediaan benih kelapa siap tanam adalah sebagai berikut:
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja penyediaan benih kelapa siap tanam Tahun 2018 mencapai 1.246.200
batang/polibeg atau 87,87% dari target 1.418.200 batang dan masuk dalam katagori
berhasil.
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan
beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena tidak terdapat kegiatan
penyediaan benih kelapa siap tanam pada tahun sebelumnya.
C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah
yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 77,94% dari
target 1.599.000 batang.
D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis
karena tidak ada standar nasional produksi/penyediaan benih kelapa siap tanam.
E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta
alternative solusi yang telah dilakukan.
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa penyediaan benih kelapa
siap tanam Tahun 2018 masuk dalam katagori berhasil.
Beberapa hal yang mendukung keberhasilan indikator jumlah benih yang tersedia sesuai
kebutuhan produksi tanaman kelapa Tahun 2018 yaitu, Kualitas dan kuantitas SDM
pelaksana, dan sarana dan prasarana pendukung kegiatan
1. Kualitas dan kuantitas SDM pelaksana, Dengan kualitas dan kuantitas SDM yang cukup,
akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembenihan sampai benih layak salur.
Selain itu pengalaman SDM pengelola dengan cara penempatan kegiatan pada sentra
pengembangan kelapa juga sangat pengaruh dalam keberhasilan usaha pembenihan
dilapangan.
2. Sarana dan prasarana pendukung, Bantuan pemerintah melalui alokasi dana Tugas
Pembantuan (TP) sudah cukup lengkap dengan mengalokasikan komponen sarana
produksi antara lain pupuk organik, pupuk anorganik, herbisida dan prasarana
pendukung seperti paranet dan bahan rumah pembenihan dengan tujuan agar tingkat
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 38
keberhasilan penyediaan benih kelapa siap tanam tinggi sesuai dengan spesifikasi teknis
yang dipersyaratkan.
Kegiatan penyediaan benih kelapa siap tanam dilaksanakan di 13 provinsi pengembangan,
untuk mendukung kegiatan pengembangan kelapa berupa peremajaan, rehabilitasi, dan
perluasan dengan memenuhi kriteria enam tepat, yaitu tepat jenis (varietas), tepat jumlah,
tepat mutu, tepat waktu, tepat lokasi, dan tepat harga bisa terpenuhi.
F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis
program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target produksi benih kelapa siap
tanam, Direktorat Perbenihan Perkebunan melakukan kegiatan utama pada Dukungan
Perbenihan Tanaman Perkebunan melalui kegiatan penyediaan benih kelapa siap tanam di
wilayah pengembangan kelapa seperti pada Tabel 3.
Tabel 13. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Kelapa
KEUANGAN
(Rp) VOLUME SAT VOLUME SAT
APEMELIHARAAN PRODUKSI/PERBANYAKAN
BENIH SIAP TANAM 2018
1 JAWA BARAT 343.126.000 88.000 Batang 328.909.000 95,86 88.000 Batang 100,00 60,36
2 JAWA TENGAH 351.808.000 88.000 Batang 232.059.500 65,96 88.000 Batang 100,00 135,10
3 SUMATERA BARAT 376.580.000 88.000 Batang 301.043.500 79,94 88.000 Batang 100,00 100,15
4 RIAU 510.000.000 88.000 Batang 422.276.100 82,8 88.000 Batang 100,00 93,00
5 SULAWESI UTARA 469.950.000 88.000 Batang 460.950.000 98,08 88.000 Batang 100,00 54,79
6 SULAWESI TENGAH 358.571.000 88.000 Batang 352.135.000 98,21 88.000 Batang 100,00 54,49
7 MALUKU 400.115.000 129.000 Batang 390.787.000 97,67 129.000 Batang 100,00 55,83
8 NUSA TENGGARA TIMUR 476.315.000 88.000 Batang 370.159.000 77,71 88.000 Batang 100,00 105,72
9 MALUKU UTARA 352.906.000 88.000 Batang 352.906.000 100 88.000 Batang 100,00 50,00
3.639.371.000 833.000 Batang 3.211.225.100 88,24 833.000 Batang 100,00 79,41
B PENYEDIAAN BENIH KELAPA SIAP TANAM
1 JAWA TENGAH 2.230.133.000 88.000 Batang 1.433.109.500 64,26 4.000 Batang 4,55 -3.234,36
2 SUMATERA UTARA 1.097.565.000 35.200 Batang 1.073.322.212 97,79 35.200 Batang 100,00 55,52
3 RIAU 1.904.037.000 88.000 Batang 1.542.275.450 81 0 Batang 0,00 50,00
4 SULAWESI UTARA 2.380.177.000 88.000 Batang 2.358.977.080 99,11 88.000 Batang 100,00 52,23
5 SULAWESI SELATAN 2.276.462.000 88.000 Batang 2.133.670.500 93,73 88.000 Batang 100,00 65,68
6 BALI 434.573.000 17.600 Batang 428.022.000 98,49 17.600 Batang 100,00 53,77
7 NUSA TENGGARA TIMUR 1.914.133.000 88.000 Batang 1.785.652.205 93,29 88.000 Batang 100,00 66,78
8 MALUKU UTARA 2.721.999.500 88.000 Batang 2.698.857.000 99,15 88.000 Batang 100,00 52,13
9 KALIMANTAN UTARA 160.925.000 4.400 Batang 160.835.440 99,94 4.400 Batang 100,00 50,14
15.120.004.500 585.200 Batang 13.614.721.387 90,04 413.200 Batang 70,61 -18,82
NO KEGIATANKEUANGAN (Rp)
TARGET REALISASI
TOTAL
NILAI
EFESIENSI
(%)
KETFISIK %
FISIK %
TOTAL
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 39
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan
penyediaan benih kelapa siap tanam Tahun 2018 di atas, dapat dijelaskan nilai efisiensi per
kegiatan diperoleh nilai efisiensi rata-rata sebesar 44,82 % (kurang efisien), dengan rincian
pencapaian kegiatan sebagai berikut:
Kegiatan penyediaan benih kelapa siap tanam dilaksanakan secara kurang efisien dengan
nilai efisiensi sebesar 44,82% dengan rincian sebagai berikut:
Penyediaan benih kelapa siap tanam 413.200 batang (70,61%) dengan penyerapan
anggaran sebesar 90,04 % dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 44,82 %
(kurang efisien).
Pemeliharaan produksi/penyediaan benih kelapa siap tanam 833.000 batang (100%)
dengan penyerapan anggaran sebesar 88,24 % dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi
sebesar 44,82 % (kurang efisien).
3.2.9. Jumlah Benih Teh Siap Tanam yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Teh
Teh merupakan salah satu komoditas tanaman perkebunan. Sebagai salah satu indikator
keberhasilan kinerja Direktorat Perbenihan Perkebunan penyediaan benih teh siap tanam
mendapat perhatian khusus lingkup Direktorat Perbenihan Perkebunan. Evaluasi dan analisis
keberhasilan penyediaan benih teh siap tanam adalah sebagai berikut:
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja penyediaan benih teh siap tanam Tahun 2018 mencapai 2.100.000
batang/polibeg atau 100% dari target 2.100.000 batang/polibeg dan masuk dalam katagori
berhasil.
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan
beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena tidak terdapat kegiatan
penyediaan benih teh siap tanam pada tahun sebelumnya.
C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah
yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi, tidak dapat dianalisis
karena tidak terdapat keselarasan antara target output yang tertuang dalam
perencanaan strategis organisasi dengan indikator kinerja.
D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis
karena tidak ada standar nasional produksi/penyediaan benih teh siap tanam.
E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta
alternative solusi yang telah dilakukan.
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa penyediaan benih teh siap
tanam Tahun 2018 masuk dalam katagori berhasil.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 40
Beberapa hal yang mendukung keberhasilan indikator jumlah benih yang tersedia sesuai
kebutuhan produksi tanaman teh Tahun 2018 yaitu, Kualitas dan kuantitas SDM pelaksana,
dan sarana dan prasarana pendukung kegiatan
1. Kualitas dan kuantitas SDM pelaksana, Dengan kualitas dan kuantitas SDM yang cukup,
akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembenihan sampai benih layak salur.
Selain itu pengalaman SDM pengelola dengan cara penempatan kegiatan pada sentra
pengembangan teh juga sangat berpengaruh dalam keberhasilan usaha pembenihan
dilapangan.
2. Sarana dan prasarana pendukung, Bantuan pemerintah melalui alokasi dana Tugas
Pembantuan (TP) sudah cukup lengkap dengan mengalokasikan komponen sarana
produksi antara lain pupuk organik, pupuk anorganik, herbisida dan prasarana
pendukung seperti paranet dan bahan rumah pembenihan dengan tujuan agar tingkat
keberhasilan penyediaan benih teh siap tanam tinggi sesuai dengan spesifikasi teknis
yang dipersyaratkan.
Kegiatan penyediaan benih teh siap tanam dilaksanakan di 1 provinsi wilayah
pengembangan untuk mendukung kegiatan pengembangan teh berupa peremajaan,
rehabilitasi, dan perluasan dengan memenuhi kriteria enam tepat, yaitu tepat jenis
(varietas), tepat jumlah, tepat mutu, tepat waktu, tepat lokasi, dan tepat harga bisa
terpenuhi.
F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis
program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target produksi benih teh siap
tanam, Direktorat Perbenihan Perkebunan melakukan kegiatan utama pada Dukungan
Perbenihan Tanaman Perkebunan melalui kegiatan penyediaan benih teh siap tanam di
wilayah pengembangan teh seperti pada Tabel 14.
Tabel 14. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Teh
KEUANGAN
(Rp) VOLUME SAT VOLUME SAT
PENYEDIAAN BENIH TEH SIAP TANAM
1 JAWA BARAT 3.889.784.000 2.100.000 Batang 3.688.813.000 94,83 2.100.000 Batang 100,00 62,92
3.889.784.000 2.100.000 Batang 3.688.813.000 94,83 2.100.000 Batang 100,00 62,92TOTAL
NO KEGIATAN
TARGET REALISASI NILAI
EFESIENSI
(%)
KETFISIK KEUANGAN (Rp) %
FISIK %
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 41
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan
penyediaan benih teh siap tanam Tahun 2018 di atas, dapat dijelaskan nilai efisiensi per
kegiatan diperoleh nilai efisiensi sebesar rata-rata sebesar 62,92 % (efisien), dengan
rincian pencapaian kegiatan sebagai berikut:
Kegiatan penyediaan benih teh siap tanam dilaksanakan secara efisien dengan nilai efisiensi
sebesar 62,92 % dengan rincian sebagai berikut:
Penyediaan benih teh siap tanam 2.100.000 batang (100%) dengan penyerapan anggaran
sebesar 94,83 % dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 62,92 % (efisien).
3.2.10. Jumlah Benih Kemiri Sunan Siap Tanam yang Tersedia Sesuai Kebutuhan
Produksi Kemiri Sunan
Kemiri Sunan merupakan salah satu komoditas tanaman perkebunan. Sebagai salah satu
indikator keberhasilan kinerja Direktorat Perbenihan Perkebunan penyediaan benih kemiri
sunan siap tanam mendapat perhatian khusus lingkup Direktorat Perbenihan Perkebunan.
Evaluasi dan analisis keberhasilan penyediaan benih kemiri sunan siap tanam adalah sebagai
berikut:
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja penyediaan benih kemiri sunan siap tanam Tahun 2018 mencapai 9.600
batang/polibeg atau 100% dari target 9.600 batang/polibeg dan masuk dalam katagori
berhasil.
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan
beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena tidak terdapat kegiatan
penyediaan benih kemiri sunan siap tanam pada tahun sebelumnya.
C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah
yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 80,00% dari
target 12.000 batang/polibag.
D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis
karena tidak ada standar nasional produksi/penyediaan benih kemiri sunan siap tanam.
E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta
alternative solusi yang telah dilakukan
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa penyediaan benih kemiri
sunan siap tanam Tahun 2018 masuk dalam katagori berhasil.
Beberapa hal yang mendukung keberhasilan indikator jumlah benih yang tersedia sesuai
kebutuhan produksi tanaman kemiri sunan Tahun 2018 yaitu, Kualitas dan kuantitas SDM
pelaksana, dan sarana dan prasarana pendukung kegiatan
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 42
1. Kualitas dan kuantitas SDM pelaksana, Dengan kualitas dan kuantitas SDM yang cukup,
akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembenihan sampai benih layak salur.
Selain itu pengalaman SDM pengelola dengan cara penempatan kegiatan pada sentra
pengembangan kemiri sunan juga sangat berpengaruh dalam keberhasilan usaha
pembenihan dilapangan.
2. Sarana dan prasarana pendukung, Bantuan pemerintah melalui alokasi dana Tugas
Pembantuan (TP) sudah cukup lengkap dengan mengalokasikan komponen sarana
produksi antara lain pupuk organik, pupuk anorganik, herbisida dan prasarana
pendukung seperti paranet dan bahan rumah pembenihan dengan tujuan agar tingkat
keberhasilan penyediaan benih kemiri sunan siap tanam tinggi sesuai dengan spesifikasi
teknis yang dipersyaratkan.
Kegiatan penyediaan benih kemiri sunan siap tanam dilaksanakan di 1 provinsi. Penyediaan
benih kemiri sunan siap tanam dilakukan untuk mendukung kegiatan pengembangan kemiri
sunan berupa peremajaan, rehabilitasi, dan perluasan dengan memenuhi kriteria enam
tepat, yaitu tepat jenis (varietas), tepat jumlah, tepat mutu, tepat waktu, tepat lokasi,
dan tepat harga bisa terpenuhi.
F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis
program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target produksi benih kemiri sunan
siap tanam, Direktorat Perbenihan Perkebunan melakukan kegiatan utama pada Dukungan
Perbenihan Tanaman Perkebunan melalui kegiatan penyediaan benih kemiri sunan siap
tanam di wilayah pengembangan kemiri sunan seperti pada Tabel 15.
Tabel 15. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Kemiri Sunan
KEUANGAN
(Rp) VOLUME SAT VOLUME SAT
PENYEDIAAN BENIH KEMIRI SUNAN SIAP
TANAM
1 NUSA TENGGARA TIMUR 190.699.000 9.600 Batang 187.036.000 98,08 9.600,00 Batang 100,00 54,80
190.699.000 9.600 Batang 187.036.000 98,08 9.600,00 Batang 100,00 54,80
NO KEGIATAN
TARGET
TOTAL
REALISASI NILAI
EFESIENSI
(%)
KETFISIK KEUANGAN (Rp) %
FISIK %
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan
penyediaan benih kemiri sunan siap tanam Tahun 2018 di atas, dapat dijelaskan nilai
efisiensi kegiatan diperoleh nilai efisiensi sebesar rata-rata sebesar 54,80 % (efisien),
dengan rincian pencapaian kegiatan sebagai berikut:
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 43
Kegiatan penyediaan benih kemiri sunan siap tanam dilaksanakan secara efisien dengan
nilai efisiensi sebesar 54,80% dengan rincian sebagai berikut:
Penyediaan benih kemiri sunan siap tanam 9.600 batang (100%) dengan penyerapan
anggaran sebesar 98,08% dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 54,80%
(efisien).
3.2.11. Jumlah Benih Sagu Siap Tanam yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Sagu
Sagu merupakan salah satu komoditas tanaman perkebunan. Sebagai salah satu indikator
keberhasilan kinerja Direktorat Perbenihan Perkebunan penyediaan benih sagu siap tanam
mendapat perhatian khusus lingkup Direktorat Perbenihan Perkebunan. Evaluasi dan analisis
keberhasilan penyediaan benih sagu siap tanam adalah sebagai berikut:
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja penyediaan benih sagu siap tanam Tahun 2018 mencapai 24.000
batang/polibeg atau 100% dari target 24.000 batang dan masuk dalam katagori berhasil.
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan
beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena tidak terdapat kegiatan
penyediaan benih sagu siap tanam pada tahun sebelumnya.
C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah
yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi, mencapai 43,48% dari
target 55.200 batang.
D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis
karena tidak ada standar nasional produksi/penyediaan benih sagu siap tanam.
E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta
alternative solusi yang telah dilakukan
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa penyediaan benih sagu
siap tanam Tahun 2018 masuk dalam katagori berhasil.
Beberapa hal yang mendukung keberhasilan indikator jumlah benih yang tersedia sesuai
kebutuhan produksi tanaman sagu Tahun 2018 yaitu, Kualitas dan kuantitas SDM pelaksana,
dan sarana dan prasarana pendukung kegiatan
1. Kualitas dan kuantitas SDM pelaksana, Dengan kualitas dan kuantitas SDM yang cukup,
akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembenihan sampai benih layak salur.
Selain itu pengalaman SDM pengelola dengan cara penempatan kegiatan pada sentra
pengembangan sagu juga sangat berpengaruh dalam keberhasilan usaha pembenihan
dilapangan.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 44
2. Sarana dan prasarana pendukung, Bantuan pemerintah melalui alokasi dana Tugas
Pembantuan (TP) sudah cukup lengkap dengan mengalokasikan komponen sarana
produksi antara lain pupuk organik, pupuk anorganik, herbisida dan prasarana
pendukung seperti paranet dan bahan rumah pembenihan dengan tujuan agar tingkat
keberhasilan penyediaan benih sagu siap tanam tinggi sesuai dengan spesifikasi teknis
yang dipersyaratkan.
Kegiatan penyediaan benih sagu siap tanam dilaksanakan di 1 provinsi, untuk mendukung
kegiatan pengembangan sagu berupa peremajaan, rehabilitasi, dan perluasan dengan
memenuhi kriteria enam tepat, yaitu tepat jenis (varietas), tepat jumlah, tepat mutu,
tepat waktu, tepat lokasi, dan tepat harga bisa terpenuhi.
F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis
program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target produksi benih sagu siap
tanam, Direktorat Perbenihan Perkebunan melakukan kegiatan utama pada Dukungan
Perbenihan Tanaman Perkebunan melalui kegiatan penyediaan benih sagu siap tanam di
wilayah pengembangan sagu seperti pada Tabel 16.
Tabel 16. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Sagu
KEUANGAN
(Rp) VOLUME SAT VOLUME SAT
PENYEDIAAN BENIH SAGU SIAP TANAM
1 PAPUA 806.909.000 24.000 Batang 799.681.500 99,10 24.000 Batang 100,00 52,24
806.909.000 24.000 Batang 799.681.500 99,10 24.000 Batang 100,00 52,24
KETFISIK
KEUANGAN (Rp) %FISIK
%
NO KEGIATAN
TARGET REALISASI NILAI
EFESIENSI
(%)
TOTAL
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan
penyediaan benih sagu siap tanam Tahun 2018 di atas, dapat dijelaskan nilai efisiensi per
kegiatan diperoleh nilai efisiensi rata-rata sebesar 52,24% (efisien), dengan rincian
pencapaian kegiatan sebagai berikut:
Kegiatan penyediaan benih sagu siap tanam dilaksanakan secara efisien dengan nilai
efisiensi sebesar 52,24% dengan rincian sebagai berikut:
Penyediaan benih sagu siap tanam 24.000 batang (100%) dengan penyerapan anggaran
sebesar 99,10% dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 52,24 % (efisien).
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 45
3.2.12. Jumlah Benih Cengkeh yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Cengkeh
Komoditas cengkeh merupakan salah satu komoditas prioritas nasional yang merupakan
salah satu komoditas pendukung ekspor untuk menghasilkan devisa. Untuk itu ketersediaan
benih cengkeh yang berkualitas untuk mendukung produksi dan produktivitas cengkeh harus
tersedia.
Evaluasi dan analisis keberhasilan Jumlah benih cengkeh yang tersedia yang tersedia sesuai
kebutuhan produksi cengkeh adalah sebagai berikut:
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja Jumlah benih cengkeh yang tersedia sesuai kebutuhan produksi
cengkeh Tahun 2018 mencapai 340.000 batang atau 93,41% dari target 364.000 batang
dan masuk dalam katagori berhasil.
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan
beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena benih cengkeh untuk kebutuhan
rehabilitasi dan perluasan baru tersedia tahun 2018.
C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah
yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 58,71% dari
target 579.150 batang.
D. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah
yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 58,71% dari
target 364.000 batang jumlah benih yang tersedia sesuai kebutuhan produksi tanaman
cengkeh.
E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta
alternative solusi yang telah dilakukan
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa jumlah benih yang
tersedia sesuai kebutuhan produksi tanaman cengkeh Tahun 2018 masuk dalam kategori
berhasil. Beberapa hal yang mendukung keberhasilan indikator jumlah benih yang tersedia
sesuai kebutuhan produksi tanaman cengkeh Tahun tahun 2018 yaitu:
1. Kualitas dan kuantitas SDM pelaksana, Dengan kualitas dan kuantitas SDM yang cukup,
akan berpengaruh terhadap hasil pertanaman yang yang dipeliharanya. Selain itu
pengalaman SDM pengelola juga sangat pengaruh, seperti di daerah sentra cengkeh
Sulawesi Utara. Komoditas cengkeh pemeliharaannya tidak terlalu “rewel” seperti
tanaman lada dan tanaman cengkeh adaptasinya cukup luas dari daerah dataran rendah
sampai dataran tinggi, sehingga benih cengkeh yang dipersiapkan untuk pengembangan
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 46
baik rehab maupun perluasan dapat tumbuh dengan baik atau tingkat keberhasilannya
cukup tinggi.
2. Sarana dan prasarana pendukung, Bantuan pemerintah melalui alokasi dana Tugas
Pembantuan (TP) sudah cukup lengkap dengan mengalokasikan komponen sarana
antara lain pupuk organik, pupuk kimia, herbisida dan prasarana pendukung antara lain
paranet, plastic UV dengan tujuan agar tingkat keberhasilan penyiapan benih cengkeh
tinggi sesuai dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan.
F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis
program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target jumlah benih yang tersedia
sesuai kebutuhan produksi cengkeh, Direktorat Perbenihan melakukan kegiatan utama
Penyediaan Benih Cengkeh Siap Tanam tahun 2018, seperti pada Tabel 17.
Tabel 17. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Cengkeh
KEUANGAN
(Rp) VOLUME SAT VOLUME SAT
PENYEDIAAN BENIH KOPI SIAP TANAM
1 SULAWESI UTARA 1.853.099.000 280.000 Batang 1.834.599.000 99,00 280.000 Batang 99,25 52,50
2 SULAWESI TENGGARA 525.062.000 84.000 Batang 501.150.000 95,45 60.000 Batang 71,43 -34,06
2.378.161.000 364.000 Batang 2.335.749.000 98,22 340.000 Batang 93,41 37,13TOTAL
%
NO KEGIATAN
TARGET REALISASI NILAI
EFESIENSI
(%)
KETFISIK KEUANGAN (Rp) %
FISIK
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan
penyediaan cengkeh siap tanam Tahun 2018 di atas, dapat dijelaskan nilai efisiensi per
kegiatan diperoleh nilai efisiensi sebesar 37,13% (kurang Efisien).
3.2.13. Kelembagaan Produksi dan Pengawasan Benih
Benih sebagai salah satu input produksi di bagian hulu, mempunyai peran strategis dalam
peningkatan produksi dan nilai tambah pertanian. Ketersediaan benih bermutu dari varietas
unggul sampai saat ini masih merupakan masalah besar dalam sistem produksi pertanian.
Kendala penyediaan benih disebabkan karakteristik usaha benih yang memiliki resiko tinggi.
Dalam konteks pengadaan dan distribusi benih, tidak terlepas dari peran kelembagaan
sebagai elemen penting dalam upaya peningkatan produktifitas usahatani dan perbaikan
kemampuan produksi petani. Evaluasi dan analisis keberhasilan Kelembagaan Produksi dan
Pengawasan Benih adalah sebagai berikut:
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 47
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja Kelembagaan Produksi dan Pengawasan Benih mencapai 698 kelembagaan
atau 100% dari target 698 kelembagaan dan masuk dalam katagori berhasil. Capaian Kinerja
terdapat di 33 Provinsi dengan realisasi anggaran Rp20.405.837.757 atau 82,40% dari target
24.763.233.000 dan masuk dalam katagori berhasil.
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan
beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena hanya terdapat kegiatan
Fasilitasi teknis penyediaan benih tanaman perkebunan pada tahun sebelumnya.
C. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis
karena tidak ada standar nasional untuk capaian kinerja Kelembagaan Produksi dan
Pengawasan Benih.
D. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta
alternative solusi yang telah dilakukan.
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa dilihat dari realisasi
anggaran kegiatan Kelembagaan Produksi dan Pengawasan Benih Tahun 2018 masuk dalam
katagori berhasil. Kegiatan tersebut dilaksanakan di 33 provinsi guna memfasilitasi
Pembinaan Kelembagaan Usaha Produksi Benih dan Pengawasan Benih agar kelembagaan
tersebut dapat terpenuhi.
E. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis
program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian kinerja, Direktorat Perbenihan
Perkebunan melakukan kegiatan utama pada Dukungan Perbenihan Tanaman Perkebunan
melalui kegiatan Pembinaan Kelembagaan Usaha Produksi Benih dan Pengawasan Benih
seperti pada Tabel 18.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 48
Tabel 18. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung Melalui Kegiatan Pembinaan Kelembagaan Usaha Produksi Benih Dan Pengawasan Benih
KEUANGAN
(Rp) VOLUME SAT VOLUME SAT
Pembinaan Kelembagaan Usaha
Produksi Benih dan Pengawasan Benih
1 JAWA BARAT 326.960.000 3 Keg 312.751.100 95,65 3 Keg 100 60,86
2 JAWA TENGAH 738.450.000 4 Keg 461.751.450 62,53 4 Keg 100 143,68
3 DI YOGYAKARTA 446.990.000 3 Keg 434.685.675 97,25 3 Keg 100 56,88
4 JAWA TIMUR 1.037.047.000 5 Keg 614.184.075 59,22 5 Keg 100 151,94
5 ACEH 1.072.470.000 5 Keg 931.222.178 86,83 5 Keg 100 82,93
6 SUMATERA UTARA 480.400.000 4 Keg 402.122.816 83,71 4 Keg 100 90,74
7 SUMATERA BARAT 701.680.000 4 Keg 554.954.639 79,09 4 Keg 100 102,28
8 RIAU 220.060.000 2 Keg 167.030.000 75,90 2 Keg 100 110,24
9 JAMBI 216.860.000 2 Keg 84.611.500 39,02 2 Keg 100 202,46
10 SUMATERA SELATAN 1.294.480.000 3 Keg 932.404.032 72,03 3 Keg 100 119,93
11 LAMPUNG 1.235.300.000 5 Keg 964.640.504 78,09 5 Keg 100 104,78
12 KALIMANTAN BARAT 439.980.000 3 Keg 389.702.950 88,57 3 Keg 100 78,57
13 KALIMANTAN TENGAH 1.311.120.000 3 Keg 1.247.686.100 95,16 3 Keg 100 62,10
14 KALIMANTAN SELATAN 333.510.000 3 Keg 260.885.680 78,22 3 Keg 100 104,44
15 KALIMANTAN TIMUR 474.080.000 3 Keg 407.642.395 85,99 3 Keg 100 85,04
16 SULAWESI UTARA 1.686.220.000 5 Keg 1.667.732.500 98,90 5 Keg 100 52,74
17 SULAWESI TENGAH 459.880.000 3 Keg 307.382.600 66,84 3 Keg 100 132,90
18 SULAWESI SELATAN 2.776.515.000 11 Keg 2.486.960.377 89,57 11 Keg 100 76,07
19 SULAWESI TENGGARA 2.098.936.000 10 Keg 1.716.898.000 81,80 10 Keg 100 95,50
20 MALUKU 519.130.000 2 Keg 360.550.000 69,45 2 Keg 100 126,37
21 BALI 1.458.670.000 3 Keg 1.378.453.197 94,50 3 Keg 100 63,75
22 NUSA TENGGARA BARAT 596.650.000 3 Keg 426.269.098 71,44 3 Keg 100 121,39
23 NUSA TENGGARA TIMUR 517.660.000 3 Keg 505.742.700 97,70 3 Keg 100 55,76
24 PAPUA 212.060.000 2 Keg 152.712.800 72,01 2 Keg 100 119,97
25 BENGKULU 520.580.000 3 Keg 414.705.950 79,66 3 Keg 100 100,84
26 MALUKU UTARA 926.725.000 4 Keg 926.397.000 99,96 4 Keg 100 50,09
27 BANTEN 270.226.000 3 Keg 235.616.000 87,19 2 Keg 66,67 -26,97
28 KEP. BANGKA BELITUNG 475.245.000 3 Keg 334.618.500 70,41 3 Keg 100 123,98
29 GORONTALO 709.199.000 4 Keg 694.139.000 97,88 4 Keg 100 55,31
30 KEPULAUAN RIAU 237.560.000 2 Keg 147.327.800 62,02 2 Keg 100 144,96
31 PAPUA BARAT 311.060.000 2 Keg 309.730.000 99,57 2 Keg 100 51,07
32 SULAWESI BARAT 432.580.000 3 Keg 412.069.300 95,26 3 Keg 100 61,85
33 KALIMANTAN UTARA 224.950.000 2 Keg 176.963.791 78,67 2 Keg 100 103,33
24.763.233.000 120 Keg 20.820.543.707 84,08 119 Keg 99,17 88,04
NO KEGIATAN
TARGET REALISASINILAI
EFESIENSI
(%)
KETFISIK KEUANGAN (Rp) %
FISIK %
TOTAL
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan
Kelembagaan Usaha Produksi Benih dan Pengawasan Benih Tahun 2018 di atas, dapat
dijelaskan nilai efisiensi per kegiatan diperoleh nilai efisiensi rata-rata sebesar 93,99%
(efisien).
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 49
3.2.14. Varietas Unggul Komoditas Perkebunan
Varietas unggul merupakan salah satu komponen teknologi utama yang menentukan
keberhasilan usaha tani. Varietas unggul memberikan manfaat secara teknis dan ekonomis
diantaranya pertumbuhan tanaman menjadi seragam sehingga tercapai produktifitas tinggi,
panen menjadi serempak, rendeman lebih tinggi, mutu hasil lebih tinggi dan sesuai dengan
selera konsumen dan nilai tambah pertanian. Ketersediaan benih bermutu dari varietas
unggul sampai saat ini masih merupakan masalah besar dalam sistem produksi pertanian.
Evaluasi dan analisis keberhasilan Varietas Unggul Komoditas Perkebunan adalah sebagai
berikut:
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja Varietas Unggul Komoditas Perkebunan mencapai 48 varietas atau 100%
dari target 13 varietas dan masuk dalam katagori berhasil.
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan
beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena hanya terdapat kegiatan
Fasilitasi teknis penyediaan benih tanaman perkebunan pada tahun sebelumnya.
C. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis
karena tidak ada standar nasional untuk capaian kinerja Varietas Unggul Komoditas
Perkebunan.
D. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta
alternative solusi yang telah dilakukan.
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa dilihat dari realisasi
anggaran kegiatan Kelembagaan Produksi dan Pengawasan Benih Tahun 2018 masuk dalam
katagori berhasil. Kegiatan tersebut dilaksanakan di 33 provinsi guna memfasilitasi
tersedianya varietas unggul komoditas perkebunan agar varietas tersebut dapat terpenuhi.
E. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis
program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian kinerja, Direktorat Perbenihan
Perkebunan melakukan kegiatan utama pada Dukungan Perbenihan Tanaman Perkebunan
melalui kegiatan Fasilitasi Teknis Penyediaan Benih Unggul Tanaman Perkebunan
Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan seperti pada Tabel 19.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 50
Tabel 19. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung Melalui Kegiatan Fasilitasi Teknis Penyediaan Benih Unggul Tanaman Perkebunan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan
KEUANGAN
(Rp) VOLUME SAT VOLUME SAT
1 Fasilitasi Penilaian varietas tanaman perkebunan4.565.410.000 33 Keg 3.823.199.734 83,74 33 Keg 100 90,64
4.565.410.000 33 Keg 3.823.199.734 83,74 33 Keg 100 90,64TOTAL
NO KEGIATAN
NILAI
EFESIENSI
(%)
KETFISIK
KEUANGAN (Rp) %
FISIK
%
TARGET REALISASI
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan
Kelembagaan Usaha Produksi Benih dan Pengawasan Benih Tahun 2018 di atas, dapat
dijelaskan nilai efisiensi per kegiatan diperoleh nilai efisiensi rata-rata sebesar 90.64%
(efisien).
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 51
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 merupakan salah satu
bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan tugas dan fungsi yang diemban selama
periode tahun 2018. Kesemuanya merupakan penjabaran dari penyelenggaraan program
kerja Kementerian Pertanian yang dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra)
Pembangunan Perkebunan dan Renstra Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2015-2019.
Berdasarkan hasil penilaian kinerja yang berpedoman pada Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, tentang
Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
Realisasi penyerapan anggaran tahun 2018, dengan alokasi anggaran Direktorat Perbenihan
Perkebunan untuk Dukungan Perbenihan Tanaman Perkebunan Pusat dan Daerah sebesar
Rp237.004.514.000 realisasi anggaran mencapai Rp176.597.052.441 atau 74,51% dengan
kategori berhasil.
4.2 Saran dan Rekomendasi
1. Perlu adanya percepatan penetapan PPK, Bendahara/PUM, Tim Teknis Pelaksana
kegiatan tingkat Provinsi/Kabupaten dan CP/CL agar kegiatan berjalan sesuai
perencanaan yang telah ditetapkan.
2. Penyusunan juklak/juknis oleh Satker Dinas seharusnya dilakukan sebelum kegiatan
dimulai sehingga dapat menjabarkan/mengakomodir hal-hal yang spesifik lokasi namun
tidak bertentangan dengan Pedoman Teknis.
3. Satker Dinas penerima anggaran dan kegiatan agar melakukan penelaahan POK sejak
awal setelah diterimanya Pedoman Teknis dan pengusulan revisi segera dilakukan pada
awal tahun.
4. Perlu ada sinkronisasi perencanaan dan pengawalan sejak pengusulan sampai
penetapan DIPA.
5. Perlu pengawalan setiap tahapan proses pengadaan barang dan jasa di ULP.
6. Penarikan anggaran harus mengacu pada ROPAK dan dilaksanakan secara konsisten.
7. Perlu merumuskan sistem penganggaran secara multy years khususnya pada dukungan
kegiatan penyediaan benih siap tanam, mengingat salah satu faktor utama
keberhasilannya adalah ketersediaan benih polong/setek/entres yang secara umum
hanya dapat disiapkan pada triwulan keempat serta proses pembenihan sampai layak
salur membutuhkan waktu yang relatif lama.