kementerian perhubungan direktorat jenderal...

55
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 217 TAHUN 2013 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI ANGKUTAN UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA, Menimbang : a. bahwa izin angkutan udara, pelaporan dan pelayanan informasi di bidang angkutan udara telah diatur di dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : KM 25 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara; b. bahwa sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan izin angkutan udara, pelaporan dan pelayanan informasi di bidang angkutan udara sebagaimana tersebut pada huruf a, perlu disusun tata cara permohonan perizinan, pelaporan dan pelayanan informasi di bidang angkutan udara secara terbuka; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan b, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara tentang Keterbukaan Informasi Angkutan Udara; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 2 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 3 Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3481);

Upload: trinhlien

Post on 31-Jul-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 217 TAHUN 2013

TENTANG

KETERBUKAAN INFORMASI ANGKUTAN UDARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,

Menimbang : a. bahwa izin angkutan udara, pelaporan dan pelayanan informasi di bidang angkutan udara telah diatur di dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : KM 25 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara;

b. bahwa sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan izin

angkutan udara, pelaporan dan pelayanan informasi di bidang angkutan udara sebagaimana tersebut pada huruf a, perlu disusun tata cara permohonan perizinan, pelaporan dan pelayanan informasi di bidang angkutan udara secara terbuka;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, dan b, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara tentang Keterbukaan Informasi Angkutan Udara;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang

Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843);

2 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);

3 Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3481);

4 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1995 tentang Angkutan Udara (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3610) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2000 (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3925);

5 Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011;

6 Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2010;

7 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara;

8 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KP. 39 Tahun 2009 tentang Rencana Induk Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Lingkungan Departemen Perhubungan;

9 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan;

10 Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP/195/IX/2008 Tahun 2008 Petunjuk Pelaksanaan Persetujuan Terbang (Flight Approval);

11 Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara

Perhubungan Udara Nomor:SKEP/251/XII/2008 tahun 2008 Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Perhubungan Udara Nomor:SKEP/195/IX/2008 Tahun 2008 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Persetujuan Terbang (Flight Approval);

12 Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor

SKEP/2759/XII/2010 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/195/IX/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Persetujuan Terbang (Flight Approval);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI ANGKUTAN UDARA.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Sistem Pelaporan, Pelayanan Informasi dan Pelayanan Perizinan adalah

sebuah proses pengumpulan, pengolahan, penganalisisan, penyimpanan, penyajian, serta penyebaran data dan informasi tentang kegiatan angkutan udara dan pemberian perizinan yang dilakukan melalui secara sistem online.

2. Akses adalah kegiatan melakukan interaksi dengan sistem online yang

berdiri sendiri atau dengan jaringan internet.

3. Bandar Udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya.

4. Unit Penyelenggara Bandar Udara adalah lembaga pemerintah di bandar

udara yang bertindak sebagai penyelenggara bandar udara, yang memberikan jasa pelayanan kebandarudaraan untuk bandar udara yang belum diusahakan secara komersial.

5. Badan Usaha Bandar Udara adalah badan usaha milik negara, badan

usaha milik daerah, atau badan hukum Indonesia berbentuk perseroan terbatas atau koperasi, yang kegiatan utamanya mengoperasikan bandar udara untuk pelayanan umum.

6. Badan Usaha Angkutan Udara adalah adalah badan usaha milik negara,

badan usaha milik daerah, atau badan hukum Indonesia berbentuk perseroan terbatas atau koperasi, yang kegiatan utamanya mengoperasikan pesawat udara untuk digunakan mengangkut penumpang, kargo, dan/atau pos dengan memungut pembayaran.

7. Kantor Perwakilan Perusahaan Angkutan Udara Asing adalah perwakilan yang ditempatkan untuk mengurus kepentingan di bidang operasi dan administrasi dari perusahaan angkutan udara asing yang melakukan kegiatan angkutan udara berjadwal ke dan dari Indonesia.

8. Koordinator wilayah adalah kepala bandar udara atau kuasa pemegang anggaran satuan kerja yang ditunjuk sebagai koordinator wilayah pada lokasi bandar udara yang menyelenggarakan kegiatan angkutan udara perintis.

9. Agen Penjualan Umum (General Sales Agent/GSA) perusahaan angkutan

udara asing adalah kegiatan yang dilakukan oleh Badan Hukum Indonesia yang ditunjuk untuk mewakili kepentingan perusahaan angkutan udara asing dalam melaksanakan pemasaran dan penjualan jasa angkutan udara asing.

10. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang bertanggung jawab di

bidang Perhubungan Udara.

11. Direktur adalah Direktur yang bertanggung jawab di bidang angkutan udara.

12. Kantor Otoritas adalah Kantor Otoritas Bandar Udara di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2 Maksud dari Peraturan ini untuk memberikan keterbukaan informasi terkait dengan pelayanan kepada masyarakat umum dan kalangan berkepentingan dengan industri penerbangan sipil mengenai kegiatan angkutan udara dalam proses pemberian perizinan di bidang angkutan udara, dan pelayanan informasi data angkutan udara serta pelaporan data angkutan udara secara cepat, akurat, terkini dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Pasal 3

Keterbukaan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diatas dilakukan secara sistem online yang meliputi :

a. Sistem pelayanan perizinan angkutan udara; b. Sistem pelayanan informasi data angkutan udara; dan c. Sistem pelaporan data angkutan udara.

Pasal 4

Keterbukaan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 menggunakan alamat domain http://aol.dephub.go.id

Pasal 5

Keterbukaan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 diselenggarakan dengan tujuan:

a. terwujudnya sistem layanan publik yang terintegrasi; b. tersedianya fasilitas yang mempercepat proses penyelesaian kegiatan

perizinan angkutan udara; c. terlindunginya kegiatan proses perizinan dari penyalahgunaan sistem; d. terjaminnya kepastian hukum dalam kegiatan penanganan permohonan

perizinan angkutan udara; e. mengurangi redundansi dan duplikasi data dan informasi; f. tercapainya peningkatan validitas dan akurasi data; g. tercapainya optimalisasi penerimaan negara; dan h. terjaminnya kepastian biaya dan waktu pelayanan.

BAB III

SISTEM PELAYANAN PERIZINAN, PELAPORAN DATA DAN PELAYANAN INFORMASI DATA ANGKUTAN UDARA

Bagian Kesatu

Sistem Pelayanan Perizinan Angkutan Udara

Pasal 6

Sistem pelayanan perizinan angkutan udara terdiri atas :

a. izin usaha angkutan udara niaga dan izin kegiatan angkutan udara bukan niaga; dan

b. persetujuan terbang (flight approval).

Pasal 7

(1) Pengajuan izin usaha angkutan udara niaga dan izin kegiatan angkutan

udara bukan niaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a disampaikan kepada Direktur Jenderal.

(2) Pengajuan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mengisi format

dan kelengkapan dokumen sesuai dengan yang diwajibkan di dalam Peraturan yang mengatur mengenai penyelenggaraan angkutan udara.

Pasal 8

(1) Pemohon yang mengajukan izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 diberikan sandi khusus (password) untuk dapat membuka, menyampaikan dan menerima tanggapan atas permohonan izin yang diajukan.

(2) Sandi khusus (password) sebagaimana dimaksud ayat (1) menjadi tanggung jawab pemohon.

Pasal 9 (1) Permohonan izin yang diajukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7

harus dilakukan verifikasi dan analisa dokumen oleh Direktur.

(2) Direktur Jenderal dapat memberikan persetujuan atau penolakan atas pengajuan izin yang disampaikan oleh pemohon sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Persetujuan Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan secara sistem online kepada pemohon dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal pengajuan diterima secara lengkap.

(4) Dalam hal Direktur Jenderal menolak pengajuan sebagaimana dimaksud

pada ayat (3), penolakan harus disampaikan secara sistem online kepada pemohon dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal pengajuan diterima disertai dengan alasan penolakan.

Pasal 10

(1) Persetujuan izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 diberikan langsung kepada pemohon setelah membayar biaya izin yang telah ditetapkan.

(2) Pembayaran biaya izin usaha dan kegiatan angkutan udara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh pemohon di loket yang telah disediakan oleh Direktorat Angkutan Udara dengan pemberian tanda bukti pembayaran oleh Bendahara yang ditunjuk oleh Direktur Angkutan Udara.

Pasal 11

Tata cara pelaksanaan pelayanan izin usaha angkutan udara niaga dan izin kegiatan angkutan udara bukan niaga secara sistem online sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a tercantum dalam Lampiran I Peraturan ini

Pasal 12 (1) Pengajuan persetujuan terbang (flight approval) sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 6 huruf b disampaikan oleh Pemohon kepada Direktur.

(2) Pengajuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mengisi formulir yang lengkap dan dilampirkan dengan data dukung dan dikirim melalui sistem online.

(3) Data dukung yang diperlukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), yaitu:

a. nama-nama penumpang untuk penerbangan tambahan (extra flight); b. kontrak charter untuk penerbangan charter; c. kontrak sewa menyewa pesawat untuk penerbangan menggunakan

pesawat milik badan usaha angkutan udara niaga atau pemegang izin angkutan udara bukan niaga;

d. rekomendasi pengangkutan barang-barang berbahaya dari Direktorat yang membidangi masalah keamanan penerbangan untuk penerbangan mengangkut barang-barang berbahaya;

e. rekomendasi dari Direktorat yang membidangi masalah kelaikudaraan dan pengoperasian pesawat udara, untuk penerbangan perdana (inaugural flight); dan

f. Persetujuan slot time dari kepala bandar udara keberangkatan dan kedatangan untuk penerbangan yang dilakukan pada huruf a, b, c, d dan e.

(4) Permohonan persetujuan terbang (flight approval) sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) diajukan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sebelum pelaksanaan penerbangan, kecuali untuk kasus-kasus tertentu yang bersifat mendesak (emergency).

Pasal 13

(1) Kasus-kasus tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (4), antara lain :

a. pergantian pesawat udara (change aircraft); b. spot charter; c. perubahan jadwal penerbangan (change scheduled); d. perubahan rute penerbangan (re-route); e. positioning flight; f. medical evacuation; dan g. VIP/VVIP flight.

(2) Penerbangan tambahan (extra flight) dikecualikan dari kasus tertentu

sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 14 (1) Permohonan persetujuan terbang (flight approval) sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 6 huruf b untuk badan usaha angkutan udara niaga atau bukan niaga nasional diajukan oleh :

a. pejabat yang ditunjuk; atau b. orang yang diberi kuasa.

(2) Pejabat atau orang yang diberi kuasa sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) harus mencantumkan nama dan contoh tanda tangan pejabat dalam sistem online.

(3) Pengajuan permohonan harus sesuai dengan nama dan tanda tangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

Pasal 15 (1) Permohonan persetujuan terbang (flight approval) sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 6 huruf b untuk perusahaan angkutan udara niaga berjadwal asing yang beroperasi dari dan ke Indonesia hanya dapat diajukan oleh : a. pejabat atau pegawai yang ditunjuk dari kantor perwakilan; atau b. pejabat atau pegawai yang ditunjuk dari agen penjualan umum

(general sales agent); atau c. pejabat atau pegawai yang ditunjuk dari badan hukum Indonesia

yang diberi kuasa untuk mengurus persetujuan terbang (flight approval).

(2) Pejabat atau pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus

mencantumkan nama dan contoh tanda tangan yang telah tercatat dalam sistem online.

(3) Pengajuan Permohonan harus sesuai dengan nama dan tanda tangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

(4) Permohonan persetujuan terbang (flight approval) sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 6 huruf b untuk perusahaan angkutan udara niaga atau bukan niaga asing yang tidak beroperasi dari dan ke Indonesia hanya dapat diajukan oleh :

a. pegawai kedutaan besar negara tempat pesawat didaftarkan; d. pejabat atau pegawai yang ditunjuk dari agen penjualan umum

(general sales agent); atau b. pejabat atau pegawai yang ditunjuk dari badan hukum Indonesia

yang diberi kuasa untuk mengurus persetujuan terbang (flight approval).

(5) Pejabat atau pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus

mencantumkan nama dan contoh tanda tangan yang telah tercatat dalam sistem online.

(6) Permohonan persetujuan terbang (flight approval) sebagaimana dimaksud pada ayat (4) untuk perusahaan angkutan udara niaga tidak berjadwal dan bukan niaga asing sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 16

Tata cara pelaksanaan pelayanan perizinan persetujuan terbang (flight approval) secara sistem online sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b tercantum dalam Lampiran II Peraturan ini.

Bagian Kedua Sistem Pelaporan Data Angkutan Udara

Pasal 17

Sistem pelaporan data angkutan udara terdiri atas : a. data angkutan udara, meliputi :

1. data lalu lintas angkutan penumpang dari bandar udara dalam bentuk : a) umum; dan b) khusus, pada saat peak season, pada saat lebaran, natal dan

tahun baru. 2. data produksi dari perusahaan angkutan udara meliputi :

a) data produksi pemegang izin usaha angkutan udara niaga berjadwal;

b) data produksi pemegang izin usaha angkutan udara niaga tidak berjadwal;

c) data produksi pemegang izin kegiatan angkutan udara bukan niaga; dan

d) data produksi perusahaan angkutan udara asing.

b. data kinerja ketepatan waktu penerbangan badan usaha angkutan udara niaga berjadwal, meliputi : 1. keterlambatan penerbangan (flight delayed); 2. tidak terangkutnya penumpang dengan alasan kapasitas pesawat

udara (denied boarding passanger); dan 3. pembatalan penerbangan (cancelation of flight).

c. data angkutan udara perintis, meliputi :

1. data ringkasan kontrak kegiatan angkutan udara perintis; 2. data lalu lintas angkutan udara perintis di bandar udara yang

dikelola oleh kuasa pengguna anggaran selaku koordinator wilayah; dan

3. data realisasi daya serap subsidi operasi angkutan udara perintis dan angkutan bahan bakar minyak.

d. data pelaksanaan persetujuan terbang.

Pasal 18

(1) Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a angka 1,

dilaksanakan oleh badan usaha bandar udara dan unit penyelenggara bandar udara.

(2) Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a angka 2, huruf

b, dan huruf d dilaksanakan oleh badan usaha angkutan udara niaga dan pemegang izin kegiatan angkutan udara.

(3) Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf c, dilaksanakan

oleh koordinator wilayah.

Pasal 19

(1) Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 disampaikan kepada Direktur, dengan tembusan kepada Kepala Kantor Otoritas di wilayahnya.

(2) Pelaporan data lalu lintas angkutan penumpang dari bandar udara pada

saat peak season, lebaran, natal dan tahun baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a angka 1 butir b), dilaksanakan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) hari selama periode yang ditetapkan.

(3) Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a angka 1, huruf

b, huruf c dan huruf d disampaikan setiap bulan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya.

(4) Pelaporan data kinerja ketepatan waktu penerbangan badan usaha

angkutan udara niaga berjadwal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf b pada saat peak season, lebaran, natal dan tahun baru.

Pasal 20

Tata cara pelaksanaan pelaporan data angkutan udara secara sistem online sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 tercantum dalam Lampiran III, IV dan V Peraturan ini.

Bagian Ketiga Sistem Pelayanan Informasi Data Angkutan Udara

Pasal 21

Sistem pelayanan informasi data angkutan udara terdiri atas :

a. data angkutan udara, meliputi : 1. data lalu lintas angkutan penumpang dari bandar udara dalam

bentuk : a) umum; dan b) khusus, pada saat peak season, pada saat lebaran, natal dan

tahun baru. 2. data produksi dari perusahaan angkutan udara meliputi :

a) data produksi pemegang izin usaha angkutan udara niaga berjadwal;

b) data produksi pemegang izin usaha angkutan udara niaga tidak berjadwal;

c) data produksi pemegang izin kegiatan angkutan udara bukan niaga; dan

d) data produksi perusahaan angkutan udara asing.

b. data kinerja ketepatan waktu penerbangan badan usaha angkutan udara niaga berjadwal, meliputi : 1. keterlambatan penerbangan (flight delayed); 2. tidak terangkutnya penumpang dengan alasan kapasitas pesawat

udara (denied boarding passanger); dan 3. pembatalan penerbangan (cancelation of flight).

c. data angkutan udara perintis, meliputi : 1. data ringkasan kontrak kegiatan angkutan udara perintis; 2. data lalu lintas angkutan udara perintis di bandar udara yang

dikelola oleh kuasa pengguna anggaran selaku koordinator wilayah; dan;

3. data realisasi daya serap subsidi operasi angkutan udara perintis dan angkutan bahan bakar minyak.

d. data informasi rute dan kapasitas tersedia angkutan udara berjadwal domestik dan internasional, meliputi : 1. data rute dan kapasitas angkutan udara dalam negeri; dan 2. data rute dan kapasitas angkutan udara luar negeri.

Pasal 22

(1) Pelayanan informasi data lalu lintas angkutan penumpang dari bandar udara pada saat peak season, lebaran, natal dan tahun baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf a angka 1 butir b), dilaksanakan oleh Direktur

(2) Direktur wajib menyampaikan informasi yang sudah diverifikasi dan dievaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 melalui sistem online setiap 3 (tiga) bulan dalam tahun berjalan;

(3) Informasi data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk jangka waktu

12 (dua belas) bulan pelaksanaan, wajib disampaikan melalui sistem online paling lambat akhir bulan Februari tahun berikutnya.

Pasal 23

Tata cara pelaksanaan pelaporan data angkutan udara secara sistem online sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 tercantum dalam Lampiran III, IV dan V Peraturan ini.

BAB IV

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

Pasal 24

(1) Direktur bertanggung jawab terhadap sistem pelayanan perizinan, pelaporan data dan pelayanan informasi data angkutan udara secara sistem online.

(2) Dalam melaksanakan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Direktur dapat membentuk tim pelaksana sistem pelayanan perizinan, pelaporan data dan pelayanan informasi data angkutan udara secara sistem online.

(3) Dalam pelaksanaan kegiatan sistem pelayanan perizinan, pelaporan data

dan pelayanan informasi data angkutan udara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Direktorat Angkutan Udara melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait.

BAB V

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 25

Peraturan ini mulai berlaku 3 (tiga) bulan sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : JAKARTAPada tanggal : 25 JUNI 2013DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

ttd

HERRY BAKTI

Salinan Kepada :1. Menteri Perhubungan RI;2. Sekretaris Jenderal, Kementerian Perhubungan;3. Inspektur Jenderal, Kementerian Perhubungan;4. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;5. Para Direktur di Lingkungan Ditjen Perhubungan Udara; dan6. DPPINACA.

Salinan sesuai dengan aslinya

KEPALA BANIAN HUKUM DAN HUMAS

KTiISRAFULH^YAT /0

Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara

Nomor : KP 217 TAHUN 2013

Tanggal : 25 JUNI 2013

TATA CARA PENGAJUAN IZIN USAHA ANGKUTAN UDARA NIAGA DAN IZIN

KEGIATAN ANGKUTAN UDARA BUKAN NIAGA

1. Modul Perizinan Badan Usaha Angkutan Udara

Ketik pada halaman browser anda melalui alamat http://aol.dephub.go.id,

kemudian masuk kedalam menu Izin Badan Usaha dengan meng-klik

tombol Izin Badan Usaha.

2. Pra Registrasi

a. Tahap awal dimulai dengan pengajuan pendaftaran atau registrasi

dengan meng-klik tombol pra permohonan izin usaha agar pemohon

dapat diberikan user name dan password akses ke dalam halaman

permohonan izin badan usaha.

b. Pemohon mengisi formulir Pra Permohonan Izin Usaha. Segera setelah

seluruh persyaratan data dilengkapi terutama data email yang valid

untuk pengiriman username dan password, kemudian pemohon dapat

mengirimkannya dengan meng-klik tombol Kirim atau jika ingin

membatalkannya pemohon dapat meng-klik tombol Batal.

3. Login Aplikasi Izin Badan Usaha

a. Proses selanjutnya pemohon mendapat pemberitahuan melalui email

mengenai proses yang harus dilakukan selanjutnya. Pemohon mendapat

username dan password untuk dapat login ke dalam akun pemohon

yaitu dengan mengakses registrasi account yang telah diberikan.

Selanjutnya pemohon melengkapi persyaratan permohonan penerbitan izin

usaha angkutan udara dengan mengupload copy dokumen masing-masing

berupa file pdf yang meliputi :

1. Akta Pendirian Perusahaan;

2. Perubahan Akta Terakhir;

3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

4. Surat Keterangan domisili yang diterbitkan oleh instansi yang

berwenang atas nama Direktur Utama dan Perusahaan;

5. Surat persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM)

atau Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah apabila yang

bersangkutan menggunakan fasilitas penanaman modal;

b. Setelah seluruh data terisi, pemohon kemudian meng-klik tombol Kirim

atau jika ingin membatalkan dapat meng-klik tombol Batal.

4. Status Permohonan Izin Badan Usaha

Pemohon akan diberitahu melalui email apakah permohonannya disetujui

atau ditolak. Pada halaman akun pemohon, dapat dilihat status

permohonan izin usaha berdasarkan aspek pemenuhan nilai dan

persyaratan administrasi.

Direktorat Jenderal Perhubungan IdaraDirektorat Angkutan Udara

yijfcftfeM'"' UtiW'i,! Piofli Produk Hukum

Keterangan:

1 Tabel di sebelah kanan merupakan dattar aspek vangdievaluasl/divalidasi oleh tim validator Izin Usaha

Angkuta Udara Online.2. Kolom Aspek yang cftruiai pada tabei disebeiah Kanan

merup3kan aspek-aspekyang dievaluasi.'divalidasioleh tim validator l.'in Usaha Angkuta Udara Online

3. Kolom icon CerUangwarna rvijau padatabelmenandakan data anda untuk setiap aspek ok/benar

4 Kolom icon Cross warna merah menandakan data

anda tidak sesuai, tidak ipngkap atau ada kesalahandata

5 Stlahkan khk barisiceil pacta setiap aspek untukmelihal detail data kriteria dan Kelerangan .

data

-JjJ1 Angkutan Udara OnlinePublik KerjtMarna

.

& ?\Aspek yang Dinilai \+/ Jv

1 Dokumen Administrasi

2 Demand Angkut3n Udara

3 Rute Penerbangan

4 Kesi3pan at3u Kelajakan Operasi

5 Armada Udara

6 Teknik Operasi

7 Organises! dan Sumber Days Manusia

Keuangan dan Ekonomi

\i» I I I II •!

SELAMAT CATANG. FT LION AIR

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

ttd

HERRY BAKTI

Salinan sesuai dengan aslinya

KEPALA BANIAN HUKUM DAN HUMAS

ISRAFULHAY^rrT^

Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 217 TAHUN 2013 Tanggal : 25 JUNI 2013

TATA CARA PENGAJUAN PERSETUJUAN TERBANG

(FLIGHT APPROVAL)

1. Flight Approval

Untuk dapat masuk kedalam aplikasi anda harus terlebih dahulu login

dengan mengetik Username yang telah diregister dan mengisi password,

kemudian mengklik tombol login. Setelah anda masuk ke dalam aplikasi

anda dapat mengklik tombol Flight Approval.

2. Halaman Login

3. Permohonan Flight Approval

a. Setelah anda mengklik tombol Flight Approval akan muncul tampilan

halaman menu flight approval. Pada halaman tersebut terdapat fitur

tombol Permohonan Flight Approval dan Tombol View Data Flight

Approval. Terdapat tombol Permohonan Flight Approval. Anda dapat

mengakses dengan cara klik tombol Permohonan Flight Approval.

b. Pada halaman permohonan flight approval ini terdiri dari menu Berjadwal,

Tidak Berjadwal dan Bukan Niaga, dengan sub menu domestik dan

international terdapat tombol Form Permohonan Flight Approval dan

Upload Data Flight Approval. Untuk memulai mengisi flight approval

dalam hal ini jenis angkutan udara berjadwal, klik tombol berjadwal. Isi

form permohonan kemudian klik tombol lanjut.

c. Selanjutnya klik tombol upload data Flight Approval, kemudian isi

upload data pendukung flight approval. Klik tombol kirim untuk

mengirim data dukung tersebut, jika ingin membatalkan, klik tombol

batal, dan jika ingin kembali ke menu awal, klik tombol kembali.

4. View Data Flight Approval

a. Untuk melihat flight approval yang sedang diproses maupun yang sudah

diterbitkan, klik tombol view data flight approval.

b. Setelah itu flight approval akan tampil seperti pada gambar berikut ini :

c. Pada fitur daftar permohonan FA terdapat tombol view data dan ubah

data. berikut ini tampilan halaman view data :

d. Untuk mengubah data yang telah anda buat, klik tombol ubah data, akan

tampil form pengisian permohonan flight approval Data yang telah diinputkan sebelumnya dapat diperbaiki kembali sesuai dengan data yang

akan diupdate. Setelah selesai, klik tombol Lanjut jika ingin

membatalkan, klik tombol Batal. Tombol ubah berfungsi untuk mengedit

data daftar permohonan FA. Tombol view data berfungsi untuk melihat

data daftar permohonan FA. Terdapat tombol View Data Flight Approval

yang berfungsi untuk melihat data Flight Approval.

Direktorat Jenderal Perhubungan UdaraDfrektoratAngkutan Udara __ m tiAngkutan Udara Online

Hfo Publik

DAFTAR PERMOHONAN FA (Hide)

SELAMAT OATANG, AIRLINE - PT LION AIR

IS

„ Tangga' Jenis FAPermohonan

Operator TypeTanda Tanggal

Pendaftaran Penerbangan

TglMasuk.'Keluai

IndonesiaPenerbangan

Keterangan/Remark Penumpang/BarangAwak

Pesawat

Status

FA

•mua„<>ni3 DOMESTIC PTLION PK-30 May 2012 Berj3dwa| m 34Q

m mmmmmmmmmmmm

DAFTAR FAyang telah diberikan Nomor (Show)

cgk-jog-cgk

extra flight200

plus Dalarcrew Prose

FA v'ana telah dibent an Nomor

Domestic/international IDomestic mBeriadwal/Tidak Beriadwal IBenadwal &\Export Data I

No TanggalFA Permohonan

Operator

Operator

TypeTanda

Pendaftaran

TanggalPenerbangan

Tgl Masuk/Keluar RuteIndonesia Penerbangan

Remark/Keterangan Penumpang/Barang

• tela

Status

Terlaksana

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Salinan sesuai dengan aslinya

EPALA BAQIAN HUKUM DAN HUMAS

ISRAFULHAY&^_^^

ttd

HERRY BAKTI

Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 217 TAHUN 2013 Tanggal : 25 JUNI 2013

TATA CARA PELAPORAN DAN INFORMASI DATA STATISTIK PRODUKSI DAN

ARUS LALU LINTAS ANGKUTAN UDARA

1. Statistik dan Pelaporan

Pada Sistem Informasi Angkutan Udara Online ini terdapat Modul statistik

dan pelaporan yang berfungsi untuk memberikan informasi mengenai data

statistik dan pelaporan arus lalu lintas angkutan udara.

2. Proses Statistik dan Pelaporan pada Airlines

a. Untuk dapat mengaksesnya, user airlines atau badan usaha

angkutan udara harus register terlebih dahulu, dengan mengetik

username dan password sebagai user statistik, kemudian klik Login.

b. Pada halaman modul statistik dan pelaporan ini terdapat fitur

Produksi Airlines, View Data Produksi Airline.

c. User airline atau badan usaha angkutan udara kemudian mengklik

tombol menu Produksi Airlines untuk melaksanakan penginputan

laporan produksi bulanan lalu lintas angkutan udara form C sesuai

standar ICAO. Setelah data terinput dengan lengkap kemudian klik

tombol Simpan.

Selain dengan melengkapi form yang terdapat pada aplikasi dengan

cara menginputkannya, user airlines atau badan usaha angkutan

udara juga dapat mengupload file pelaporan mereka dalam bentuk

file excel yang kemudian akan dibaca oleh sistem sesuai dengan

standar format form c yang diberikan.

d. Hal tersebut akan lebih mempercepat dan memudahkan proses

pelaporan data statistik lalu lintas angkutan udara. Kemudian user

mengklik tombol upload

Halaman Utama ' Profll Produk Hukum Info Publtk Kerjasama Bantuan

DirektoratJenderal Pertnibtingan UdaraDirectorate tera ___ «

DATA PENUMPANC AIRLINES (Show)

3[LAPORAN PRODUKSI AIRLINE C2 (Hid

LAPORAN BULANAN LALU LINTAS ANGKUTAN UDARA

Paruiahaan Angkutan Udara Niaga Sarjadvral - Kagiatan Angkutan Ud«

Bulan jjanuari Yji Tahun 12012 V;Batjad.al/Tidak B.rj.d«.l _Berj«dwal v Oom.Airiinai -Pilih Operator- v

.Angkutan Udara Online

a Dalam Nagarl

tlc/Intarnational DOMESTIC

^S22LT35E rt.tnwTum

•TwMI(!ln-<kiflnilloniT-P*|C*|.**(I» [Ulll.M 1

"l"''

ft«itn<j«

s MiWtgH II Caryo H

1 | Ubah |

LAPORAN PRODUKSI ANGKUTAN UDARA • Al (Show)

Izin BaOan Usaha FlightApproval •''SUrtisuk

D«Petaporm fRfilUbaran-NatalDan Tahun Baru

e. Kemudian masuk ke dalam halaman berikutnya Laporan ProduksiAngkutan Udara - Al untuk melihat Laporan Produksi AngkutanUdara - Al, berikut ini gambar tampilan Laporan Produksi AngkutanUdara - A1.

~" • ~~i "i i i i •Halaman Utama Profil Produk Hukum Info Publlk Kerjasama Bantua

HrcMorat Jenderal PerhubtHigaii UdaraDirector*! Angkutan Udara « Angkutan Udara Online

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Salinan sesuai dengan aslinya

KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HUMAS

ISRAFULH

ttd

HERRY BAKTI

Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 217 TAHUN 2013 Tanggal : 25 JUNI 2013

TATA CARA PELAPORAN DAN INFORMASI ANGKUTAN UDARA LEBARAN, NATAL

DAN TAHUN BARU

1. Modul Angkutan Udara Lebaran, Natal dan Tahun Baru

Ketik pada halaman browser anda melalui alamat http://aol.dephub.go.id,

kemudian masuk kedalam modul menu Pelaporan Lebaran, Natal dan Tahun

Baru dengan meng-klik tombol Lebaran, Natal dan Tahun Baru.

2. Menu Login

Untuk mengakses ke dalam sistem ini inputkan username dan password

pada kolom username dan password kemudian klik login.

3. Halaman Input Data Pelaporan

Setelah berhasil mengakses Portal Operator Bandara, ini terdiri dari satu

menu yaitu menu Home. Menu home memiliki 2 (dua) modul yaitu,

Monitoring, Statistik.

1) Modul Monitoring

• Sub Modul Update Terbaru

Ketika berhasil masuk kedalam sistem, tampilan Update Terbaru akan

secara otomatis yang akan tampak. Halaman ini menampilkan

informasi terbaru dari data statistik pada hari diaksesnya portal.

Yang dapat dilakukan pada sub menu ini adalah memperhatikan

notification atau catatan penting yang akan menginformasikan proses

penginputan data angkutan udara pada bandara tersebut.

Keterangan gambar : 1. Menginformasikan data terakhir dari data angkutan udara pada bandara tersebut. 2. Notification atau pemberitahuan status pelaporan. 3. Pemberitahuan petugas posko pusat yang bertugas pada hari ini.

• Sub Modul Input Data Angkutan Udara Domestik

Proses input adalah yang wajib dilakukan oleh operator bandara. Data

yang akan diinput oleh operator bandara internasional ada dua

macam, data angkutan udara domestik (DAU Domestik) dan data

angkutan udara internasional (DAU Internasional).

� Input Data

Pada bagian ini akan dijelaskan langkah – langkah input data

angkutan udara domestik, sebagai berikut .

- Klik input pada halaman DAU Domestik.

- Maka akan muncul tampilan input data seperti gambar di

bawah ini.

- Masukkan waktu input, jumlah kedatangan pesawat,

kedatangan penumpang, keberangkatan pesawat dan

keberangkatan penumpang pada kolom yang telah tersedia.

- Setelahnya klik simpan.

� Edit Data

Data yang telah tersimpan tidak serta merta tidak dapat diubah.

Jika terjadi kesalahan penginputan data maka data dapat diubah

melalui proses Edit Data, dengan langkah – langkah sebagai

berikut.

- Dari halaman Input Data, klik edit pada data yang akan

diubah.

- Maka akan muncul tampilan seperti gambar dibawah ini.

- Data yang dapat diubah adalah jumlah kedatangan pesawat,

jumlah kedatangan penumpang, jumlah keberangkatan

pesawat dan keberangkatan penumpang pada masing – masing

kolomnya.

- Setelah selasai mengedit data klik simpan.

• Sub Modul Input Data Angkutan Udara Internasional

Setelah menginput data domestik, data yang selanjutnya diinputkan

adalah data angkutan udara internasional. Namun bukan berarti data

angkutan udara internasional harus diinputkan setelah data angkutan

udara domestik.

� Input Data

Pada bagian ini akan dijelaskan langkah – langkah input data

angkutan udara domestik, sebagai berikut .

- Klik input pada halaman DAU Internasional.

- Maka akan muncul tampilan input data seperti gambar di

bawah ini.

- Masukkan waktu input, jumlah kedatangan pesawat,

kedatangan penumpang, keberangkatan pesawat dan

keberangkatan penumpang pada kolom yang telah tersedia.

- Setelahnya klik simpan.

� Edit Data

Data yang telah tersimpan tidak serta merta tidak dapat diubah.

Jika terjadi kesalahan penginputan data maka data dapat diubah

melalui proses Edit Data, dengan langkah – langkah sebagai

berikut.

- Dari halaman Input Data diatas, klik edit pada data yang akan

diubah.

- Maka akan muncul tampilan seperti gambar dibawah ini.

- Data yang dapat diubah adalah jumlah kedatangan pesawat,

jumlah kedatangan penumpang, jumlah keberangkatan

pesawat dan keberangkatan penumpang pada masing – masing

kolomnya.

- Setelah selasai mengedit data klik simpan.

2) Modul Statistik

• Sub Modul Angkutan Udara Domestik

Bagian – bagian yang terdapat di halaman AU Domestik, secara

berurutan sebagai berikut :

a. Kolom pilihan hari raya. Sehingga user tidak hanya dapat

melihat data angkutan udara saat ini saja. Ada berbagai pilihan

hari raya yang dapat ditampilkan datanya.

b. Jenis tampilan. Terdapat dua jenis tampilan statistik dari data

angkutan udara. Jika diklik bagian tabel statistik maka tampil

data dalam bentuk tabel, seperti gambar diatas. Namun jika

grafik yang dipilih maka tampilan akan berubah seperti gambar

dibawah ini.

c. Export Excel. Data statistik dapat diexport ke excel untuk

selanjutnya digunakan sesuai fungsinya.

d. Rincian data statistik yang tersimpan di database.

• Sub Modul Angkutan Udara Internasional

Angkutan Udara Internasional memiliki fungsi menampilkan data

statistik angkutan udara iternasional periode waktu tertentu.

Penjelasan gambar :

a. Kolom pilihan hari raya. Sehingga user tidak hanya dapat

melihat data angkutan udara saat ini saja. Ada berbagai pilihan

hari raya yang dapat ditampilkan datanya.

b. Jenis tampilan. Terdapat dua jenis tampilan statistik dari data

angkutan udara. Jika diklik bagian tabel statistik maka tampil

data dalam bentuk tabel, seperti gambar diatas. Namun jika

grafik yang dipilih maka tampilan akan berubah seperti gambar

dibawah ini.

c. Export Excel. Data statistik dapat diexport ke excel untuk

selanjutnya digunakan sesuai fungsinya.

d. Data statistik angkutan udara internasional secara terperinci.

User Operator Bandara Domestik

User yang termasuk dalam user jenis ini adalah petugas – petugas

bandara domestik yang terdapat di Indonesia. Seperti Selaparang,

Sultan Iskandar Muda, Adi Sutjipto, Depati Amir dan lain – lain.

4. Menu Home

Setelah mengakses Portal Operator Bandara, maka akan tampak tampilan

seperti diatas. Portal ini terdiri dari satu menu yaitu menu Home. Menu

home memiliki modul Monitoring dan Modul Statistik.

1) Modul Monitoring

• Sub Modul Update Terbaru

Ketika berhasil masuk kedalam sistem, tampilan Update Terbaru akan

secara otomatis yang akan tampak. Halaman ini menampilkan

informasi terbaru dari data statistik pada hari diaksesnya portal.

Yang dapat dilakukan pada sub menu ini adalah memperhatikan

notification atau catatan penting yang akan menginformasikan proses

penginputan data angkutan udara pada bandara tersebut.

Dari gambar dibawah dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Menginformasikan data terakhir dari data angkutan udara pada

bandara tersebut.

2. Notification atau pemberitahuan status pelaporan.

3. Pemberitahuan petugas posko pusat yang bertugas pada hari ini.

• Sub Modul Input Data Angkutan Udara Domestik

Proses input adalah yang wajib dilakukan oleh operator bandara. Data

yang akan diinput oleh operator bandara domestik hanyalah data

angkutan udara domestik saja.

� Input Data

Pada bagian ini akan dijelaskan langkah – langkah input data

angkutan udara domestik, sebagai berikut .

- Klik input pada halaman DAU Domestik.

- Maka akan muncul tampilan input data seperti gambar di

bawah ini.

- Masukkan waktu input, jumlah kedatangan pesawat,

kedatangan penumpang, keberangkatan pesawat dan

keberangkatan penumpang pada kolom yang telah tersedia.

- Setelahnya klik simpan.

� Edit Data

Data yang telah tersimpan tidak serta merta tidak dapat diubah.

Jika terjadi kesalahan penginputan data maka data dapat diubah

melalui proses Edit Data, dengan langkah – langkah sebagai

berikut.

- Dari halaman Input Data, klik edit pada data yang akan

diubah.

- Maka akan muncul tampilan seperti gambar dibawah ini.

- Data yang dapat diubah adalah jumlah kedatangan pesawat,

jumlah kedatangan penumpang, jumlah keberangkatan

pesawat dan keberangkatan penumpang pada masing – masing

kolomnya.

- Setelah selesai mengedit data klik simpan.

2) Modul Statistik

• Sub Modul Angkutan Udara Domestik

Walau data statistik sudah dapat dilihat ketika mengakses

Angkutan Udara Domestik (AU Domestik) namun sedikit akan

dijelaskan bagian – bagian yang terdapat di halaman AU Domestik,

secara berurutan sebagai berikut :

a. Kolom pilihan hari raya. Sehingga user tidak hanya dapat

melihat data angkutan udara saat ini saja. Ada berbagai pilihan

hari raya yang dapat ditampilkan datanya.

b. Jenis tampilan. Terdapat dua jenis tampilan statistik dari data

angkutan udara. Jika diklik bagian tabel statistik maka tampil

data dalam bentuk tabel, seperti gambar diatas. Namun jika

grafik yang dipilih maka tampilan akan berubah seperti gambar

dibawah ini.

c. Export Excel. Data statistik dapat diexport ke excel untuk

selanjutnya digunakan sesuai fungsinya.

d. Data Statistik angkutan udara domestik secara terperinci.

Posko Angkutan Udara Lebaran Tahun 2011 (1432 H)Jumat. 12 Acn.ist:«-is Mil lam : 11:-1S:03

Stati&tiK Antlklitan Utlara Dalam Ncuerf (Domostlk)

**» seartli for dUrea

KEDATANGAIM PESAWAT

KEDATANGAN PErsJUMP/XISJO

KEBERANGKATAN PESAWAI

. 2010 (1431 H)

KEBERANDKATAN PENUMPANG

• T-h«-l |H.i.r..rll>

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,

ttd

HERRY BAKTI

Salinan sesuai dengan aslinya

KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HUMAS

ISRAFULHi

Lampiran V Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 217 TAHUN 2013 Tanggal : 25 JUNI 2013

TATA CARA PELAPORAN DAN INFORMASI ANGKUTAN UDARA

PERINTIS

1. Fitur Untuk Operator Sistem Informasi Perintis Angkutan Udara

Pilih Laporan Realisasi pada halaman utama, kemudian terdapat tiga pilihan : 1. Rekap Jadwal / Penerbangan Perintis 2. Operator 3. Laporan Penerbangan

2. Form Login untuk aplikasi Angkutan Udara perintis

Keterangan gambar : 1. Username : isi nama pengguna aplikasi yang telah terdaftar 2. Password : isi password yang telah terdaftar

3. Operator

Form Operator berfungsi untuk pengaturan biodata Operator dan

melaporkan Pesawat yang dimiliki.

Keterangan gambar : 1. Alamat : isi operator sesuai pengguna (apabila sudah login otomatis akan

muncul) 2. Alamat : isi alamat perusahaan kantor pusat 3. No. Telepon : isi nomor telepon perusahaan kantor pusat 4. CP : isi nama contact person perusahaan 5. No. HP. CP : isi nama Handphone contact person

Keterangan tombol pada form operator, sebagai berikut :

1. Klik Ubah Data untuk mengubah profile Operator

2. Klik Isi Data untuk mendaftarkan pesawat yang dimiliki

3. Klik Ubah Data untuk mengubah data pesawat yang telah

dimasukkan

4. Klik Laporan Kondisi Pesawat untuk melaporkan kondisi pesawat

5. Klik Non Aktifkan untuk menonaktifkan pesawat

6. Klik history kondisi pesawat untuk melihat history pemeriksaan

kondisi pesawat

Keterangan gambar : 1. Tipe pesawat : isi tipe pesawat yang akan ditambahkan 2. No. PK : isi registrasi pesawat yang akan ditambahkan

Keterangan gambar : 1. Tipe pesawat : isi tipe pesawat yang akan ditambahkan 2. No. PK : isi registrasi pesawat yang akan ditambahkan 3. Tanggal Pemeriksaan : isi tanggal pemeriksaan/ maintenance terakhir 4. Kondisi : isi kondisi pesawat setelah pemeriksaan

4. Rekap Jadwal Penerbangan Perintis

Rekap Jadwal Penerbangan Perintis menampilkan jadwal

penerbangan yang akan dilaksanakan oleh masing-masing operator

sesuai dengan lokasi-lokasi yang terdapat pada kontrak mereka.

Pada saat klik kondisi pesawat, akan muncul form diatas kemudian :

a. Pilih lokasi yang akan dilihat;

b. Pilih Tahun dan bulan

Daftar penerbangan akan tampil dalam tabel yang tersedia.

5. Laporan Penerbangan

Laporkan penerbangan berfungsi untuk melaporkan kondisi setiap

penerbangan yang dijadwalkan ke masing-masing operator.

Pada saat klik laporan penerbangan, akan muncul form di atas :

1. Pilih Lokasi, Tipe Pesawat, rute, tahun anggaran dan bulan

2. Klik “Laporkan Penerbangan” untuk melaporkan penerbangan

Keterangan gambar :1. Rute

2. Tgl RencanaPnb

3. No. Pnbangan4. Registrasi pswt5. Tgl Pnbangan6. ATD

7. ATA

8. Jumlah

Penumpang

9. No. Manifest

10. Bagasi Free11. Kargo12. Pos

13. Keterangan

isi rute penerbangan yang akan dilaporkan

isi registrasi pesawat yang akan ditambahkanisi nomor penerbangan pada rute tersebutisi registrasi pesawat yang digunakanisi tanggal pelaksanaan penerbanganisi waktu pelaksanaan keberangkatan (realisasi)isi waktu pelaksanaan kedatangan (realisasi)

isi jumlah penumpang yang diangkutisi nomor manifest yang berisi nama penumpangisi jumlah bagasi free (kg)isi jumlah kargo (kg), apabila adaisi jumlah pos (kg), apabila adapilih salah satu alasan apabila ada keterlambatan

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

ttd

HERRY BAKTI

Salinan sesuai dengan aslinya

KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HUMAS

ISRA