kementerian keuangan republik indonesia ... - …pajak.go.id/sites/default/files/2019-04/per -...
TRANSCRIPT
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR PER- 3 /PJ/2011
TENTANG
TATA CARA PELAKSANAAN PENGEMBANGAN DAN ANALISIS INFORMASI, DATA, LAPORAN, DAN PENGADUAN
MELALUI PENGAMATAN ATAU KEGIATAN INTELIJEN PERPAJAKAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
Menimbang : bahwa dalam rangka memberikan pedoman mengenai pengembangan dan analisis IDLP melalui Pengamatan atau Kegiatan Intelijen Perpajakan dan dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 15 Peraturan Menter Keuangan Nomor 202/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengembangan dan Analisis Informasi, Data, Laporan, Dan Pengaduan Melalui Pengamatan atau Kegiatan Intelijen Perpajakan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999);
2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3263), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4893);
3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3264), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5069);
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3312), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3569);
5. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1985 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3313);
6. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3686) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3987);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Perpajakan berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4797);
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan;
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 202/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan;
11. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengembangan dan Analisis Informasi, Data, Laporan, dan Pengaduan;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGEMBANGAN DAN ANALISIS INFORMASI, DATA, LAPORAN, DAN PENGADUAN MELALUI PENGAMATAN ATAU KEGIATAN INTELIJEN PERPAJAKAN.
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, yang dimaksud dengan:
1. Informasi yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang perpajakan yang selanjutnya disebut informasi adalah keterangan baik yang disampaikan secara lisan maupun tertulis yang dapat dikembangkan dan dianalisis untuk mengetahui ada tidaknya bukti permulaan tindak pidana di bidang perpajakan.
2. Data yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang perpajakan yang selanjutnya disebut data adalah kumpulan angka, huruf, kata, atau citra yang bentuknya dapat berupa surat, dokumen, buku, atau catatan baik dalam bentuk elektronik maupun bukan elektronik yang dapat dikembangkan dan dianalisis untuk mengetahui ada tidaknya bukti permulaan tindak pidana di bidang perpajakan, yang menjadi dasar pelaporan yang belum dianalisis.
3. Laporan adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh seorang atau institusi karena hak atau kewajiban berdasarkan undang-undang kepada pejabat yang berwenang tentang telah atau sedang atau diduga akan terjadinya tindak pidana di bidang perpajakan.
4. Pengaduan adalah pemberitahuan disertai permintaan oleh pihak yang berkepentingan kepada pejabat yang berwenang untuk menindak menurut hukum seorang yang telah melakukan tindak pidana aduan di bidang perpajakan.
5. Pengamatan dalam rangka penanganan informasi, data, laporan dan pengaduan yang diterima Direktorat Jenderal Pajak yang selanjutnya disebut Pengamatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pengamat untuk mencocokkan data, informasi, laporan, dan/atau pengaduan dengan fakta, dan membahas serta mengembangkan data, informasi, laporan, dan atau pengaduan tersebut untuk memperoleh petunjuk adanya dugaan telah terjadi tindak pidana di bidang perpajakan.
6. Kegiatan Intelijen Perpajakan adalah serangkaian kegiatan dalam siklus intelijen yang dilakukan oleh Petugas Intelijen Perpajakan yang meliputi perencanaan, pengumpulan, pengolahan dan penyajian sehingga diperoleh suatu produk intelijen yang berisi data dan/atau informasi terkait Wajib Pajak sehubungan dengan terjadinya suatu transaksi, peristiwa, dan/atau keadaan yang diperkirakan berkaitan dengan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan/atau indikasi tindak pidana di bidang perpajakan.
7. Pengamat adalah Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang ditugaskan untuk melaksanakan Pengamatan.
8. Petugas Intelijen Perpajakan adalah Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang ditugaskan untuk melakukan Kegiatan Intelijen Perpajakan.
9. Surat Perintah Pengamatan adalah surat perintah kepada Pengamat untuk melaksanakan kegiatan pengamatan.
10. Laporan Pengamatan adalah laporan hasil pengamatan.
11. Laporan Hasil Intelijen Perpajakan adalah laporan hasil Kegiatan Intelijen Perpajakan.
12. Lembar Informasi Intelijen Perpajakan adalah sarana untuk menyampaikan informasi yang dibuat berdasarkan Laporan Hasil Intelijen Perpajakan untuk tujuan penyebaran data dan/ atau informasi.
Pasal 2
(1) Setiap Informasi, Data, Laporan, dan Pengaduan, yang selanjutnya disebut IDLP, yang diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak baik secara langsung maupun tidak langsung, dikembangkan dan dianalisis untuk ditentukan tindak lanjutnya.
(2) Pengembangan dan analisis IDLP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terlebih dahulu oleh Analis IDLP untuk menentukan tindak lanjutnya.
(3) Dalam hal data dan/atau informasi yang digunakan untuk pengembangan dan analisis IDLP oleh Analis IDLP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) belum mencukupi, data dan/atau informasi tambahan dapat diperoleh melalui Pengamatan atau Kegiatan Intelijen Perpajakan.
PENGAMATAN
Pasal 3
(1) Pengamatan dilakukan berdasarkan usulan dari: a. Kepala Subdirektorat Intelijen Perpajakan kepada Direktur Intelijen dan Penyidikan,
dalam hal dari hasil pengembangan dan analisis IDLP oleh Analis IDLP pada Direktorat Intelijen dan Penyidikan diperlukan adanya tambahan data dan/atau informasi;
b. Kepala Bidang Pemeriksaan, Penyidikan, dan Penagihan Pajak kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak, dalam hal dari hasil pengembangan dan analisis IDLP yang dilakukan oleh Analis IDLP pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak diperlukan adanya tambahan data dan/atau informasi.
(2) Berdasarkan usulan dari Kepala Subdirektorat Intelijen Perpajakan untuk melakukan Pengamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, Direktur Intelijen dan Penyidikan menginstruksikan Kepala Subdirektorat Intelijen Perpajakan untuk melakukan Pengamatan.
(3) Berdasarkan usulan dari Kepala Bidang Pemeriksaan, Penyidikan, dan Penagihan Pajak untuk melakukan Pengamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak, menginstruksikan Kepala Bidang Pemeriksaan, Penyidikan, dan Penagihan Pajak untuk melakukan Pengamatan.
(4) Direktur Intelijen dan Penyidikan dapat menginstruksikan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak untuk melakukan Pengamatan.
(5) Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak dapat menginstruksikan Kepala Kantor Pelayanan Pajak untuk melakukan Pengamatan.
(6) Pengamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilakukan oleh: a. Pengamat pada Direktorat Intelijen dan Penyidikan, dalam hal pengembangan dan
analisis IDLP dilakukan oleh Analis IDLP pada Direktorat Intelijen dan Penyidikan; b. Pengamat pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak atau Kantor Pelayanan Pajak,
dalam hal pengembangan dan analisis IDLP dilakukan oleh Analis IDLP pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak.
(7) Pengamatan dilaksanakan oleh Pengamat dengan Surat Perintah Pengamatan.
(8) Surat Perintah Pengamatan ditandatangani oleh: a. Direktur Intelijen dan Penyidikan, dalam hal Pengamatan dilakukan oleh Pengamat pada
Direktorat Intelijen dan Penyidikan; b. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak, dalam hal Pengamatan dilakukan oleh
Pengamat pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak; c. Kepala Kantor Pelayanan Pajak, dalam hal Pengamatan dilakukan oleh Pengamat pada
Kantor Pelayanan Pajak.
Pasal 4
Sasaran Pengamatan meliputi: a. orang pribadi atau badan untuk memperoleh petunjuk adanya dugaan telah terjadi tindak
pidana di bidang perpajakan; b. tempat-tempat tertentu seperti kantor, tempat tinggal, pabrik, gudang, dan tempat lainnya
yang diduga dapat memberikan tambahan data dan/atau informasi; dan/atau c. barang gerak dan tak gerak yang dimiliki atau dikuasai Wajib Pajak orang pribadi atau Wajib
Pajak badan sebagaimana dimaksud pada huruf a.
Pasal 5
(1) Pengamatan harus dilaksanakan sesuai dengan standar Pengamatan.
(2) Standar Pengamatan meliputi standar umum Pengamat, standar pelaksanaan Pengamatan, dan standar pelaporan Pengamatan.
Pasal 6
(1) Standar umum Pengamat merupakan standar yang bersifat pribadi dan berkaitan dengan persyaratan Pengamat dan mutu pekerjaannya.
(2) Pengamatan dilaksanakan oleh Pengamat yang memenuhi standar umum Pengamat, yaitu: a. memiliki keterampilan yang cukup dan menggunakannya secara cermat dan seksama;
dan
b. jujur dan bersih dari tindakan-tindakan tercela serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara.
Pasal 7
Pelaksanaan Pengamatan harus dilakukan sesuai standar pelaksanaan Pengamatan, yaitu: a. didahului dengan proses perencanaan yang baik, sesuai dengan tujuan Pengamatan dan
mendapat pengawasan yang seksama; b. dilaksanakan dengan mengumpulkan data dan/atau informasi dari sistem informasi yang
dimiliki oleh Direktorat Jenderal Pajak, sumber data terbuka lainnya, dan mencari tambahan data dan/atau informasi di lapangan;
c. dilaksanakan pada jam kerja dan dalam hal diperlukan dapat dilanjutkan di luar jam kerja; d. dilaksanakan oleh Tim Pengamat yang terdiri dari 2 (dua) atau lebih Pengamat.
e. dapat meminta keterangan dari pihak ketiga untuk menambah dan melengkapi data dan/atau informasi yang telah ada;
f. wajib merahasiakan data dan/atau informasi yang diperoleh, identitas sumber data dan/atau informasi, dan identitas pelapor atau pengadu;
g. dilarang menyalahgunakan data dan/atau informasi yang diperoleh; dan h. tidak diperkenankan menyatakan identitasnya sebagai Pengamat dalam hal dalam
melakukan Pengamatan mengadakan kontak langsung dengan yang diamati.
Pasal 8
Pelaksanaan kegiatan Pengamatan harus dilaporkan dalam bentuk Laporan Pengamatan yang disusun sesuai dengan standar pelaporan Pengamatan, yaitu: a. Laporan Pengamatan disusun secara ringkas dan jelas; dan b. Laporan Pengamatan antara lain berisi:
1. dasar penugasan Pengamatan; 2. ringkasan IDLP; 3. tambahan data dan/atau informasi yang diperlukan dalam pengembangan dan analisis
IDLP;
4. sasaran Pengamatan; 5. hasil Pengamatan;
6. analisis atas hasil Pengamatan; 7. simpulan Pengamat; dan 8. usul Pengamat.
Pasal 9
(1) Konsep Laporan Pengamatan disampaikan kepada Direktur Intelijen dan Penyidikan dalam hal instruksi Pengamatan diterbitkan oleh Direktur Intelijen dan Penyidikan sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (2) dan ayat (4).
(2) Konsep Laporan Pengamatan disampaikan kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak dalam hal instruksi Pengamatan diterbitkan oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana disebut dalam Pasal 3 ayat (3) dan ayat (5).
(3) Direktur Intelijen dan Penyidikan atau Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak melakukan penelaahan atas konsep Laporan Pengamatan tersebut untuk menentukan tindak lanjutnya.
Pasal 10
Hasil Pengamatan dapat digunakan sebagai bahan pengembangan dan analisis IDLP.
KEGIATAN INTELIJEN PERPAJAKAN
Pasal 11
(1) Dalam hal pengembangan dan analisis IDLP yang dilakukan oleh Analis IDLP pada Direktorat Intelijen dan Penyidikan diperlukan adanya tambahan data dan/atau informasi, tambahan data dan/atau informasi tersebut dapat diperoleh melalui Kegiatan Intelijen Perpajakan.
(2) Kegiatan Intelijen Perpajakan dilaksanakan oleh Petugas Intelijen Perpajakan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 19 Januari 2011
DIREKTUR JENDERAL PAJAK4
MOCHAMAD TJIPTARDJO NIP 195104281975121002
Pasal 12
(1) Berdasarkan hasil Kegiatan Intelijen Perpajakan, Petugas Intelijen Perpajakan menyusun Laporan Hasil Intelijen Perpajakan.
(2) Kasubdit Intelijen Perpajakan menyampaikan Laporan Hasil Intelijen Perpajakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Direktur Intelijen dan Penyidikan.
(3) Berdasarkan Laporan Hasil Intelijen Perpajakan dapat dibuat Lembar Informasi Intelijen Perpajakan untuk keperluan pengembangan dan analisis IDLP dan pemanfaatan oleh pihak-pihak terkait lainnya di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.
(4) Direktur Intelijen dan Penyidikan dapat mendistribusikan Lembar Informasi Intelijen Perpajakan kepada pihak-pihak terkait di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.
(5) Lembar Informasi Intelijen Perpajakan dapat digunakan sebagai bahan pengembangan dan analisis IDLP
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 13
Data dan/atau informasi yang diperoleh melalui Pengamatan dan/atau Kegiatan Intelijen Perpajakan merupakan milik Direktorat Jenderal Pajak.
Pasal 14
Bentuk formulir, buku, dan laporan yang dipergunakan dalam Pengamatan, sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.
Pasal 15
Dengan ditetapkannya Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-272/PJ./2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengamatan, Pemeriksaan Bukti Permulaan, dan Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan yang berkaitan dengan Pengamatan dinyatakan tidak berlaku.
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 16
Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 3 / PJ/2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengembangan dan Analisis Informasi, Data, Laporan, Dan Pengaduan Melalui Pengamatan atau Kegiatan Intelijen Perpajakan
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
(1)
Telepon Faximili Teleks
(2)
( 3 )
NOTA DINAS RAHASIA Nomor: NDR- (4)
Kepada : Yth. (5) Dari (7) Lampiran (8) Hal Usul Pengamatan Wajib Pajak a.n. ( 9 )
Sehubungan dengan pengembangan dan analisis Data, Informasi, Laporan, dan Pengaduan terkait dengan dugaan telah terjadi penyimpangan pemenuhan kewajiban perpajakan terhadap Wajib Pajak: Nama (9) NPWP (10)
Alamat (11)
bersama ini kami mengusulkan untuk dilakukan pengamatan sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER- /PJ/2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengembangan dan Analisis Informasi, Data, Laporan, Dan Pengaduan Melalui Pengamatan atau Kegiatan Intelijen Perpajakan.
Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
( 7 )
(12) NIP.
Tembusan : 1 2. (13)
(6)
PETUNJUK PENGISIAN USUL PENGAMATAN WAJIB PAJAK
Usul Pengamatan ini dibuat oleh Kepala Subdirektorat Intelijen Perpajakan kepada Direktur Intelijen dan Penyidikan atau Kepala Bidang Pemeriksaan, Penyidikan, dan Penagihan Pajak kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak untuk mengusulkan Pengamatan atas dugaan telah terjadi penyimpangan pemenuhan kewajiban perpajakan.
Angka 1 Diisi dengan "Direktorat Intelijen dan Penyidikan" atau nama Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak yang menerbitkan Usul Pengamatan.
Angka 2 : Diisi dengan alamat Direktorat Intelijen dan Penyidikan atau Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak yang menerbitkan Usul Pengamatan.
Angka 3 : Diisi dengan nomor telepon dan faksimili Direktorat Intelijen dan Penyidikan atau Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak yang menerbitkan Usul Pengamatan.
Angka 4 : Diisi dengan nomor Nota Dinas Rahasia Usul Pengamatan.
Angka 5 : Diisi dengan "Direktur Intelijen dan Penyidikan" atau Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak atasan pejabat yang mengajukan Usul Pengamatan.
Angka 6 : Diisi dengan tanggal, bulan, dan tahun Usul Pengamatan diterbitkan.
Angka 7 : Diisi dengan "Kepala Sub Direktorat Intelljen Perpajakan" atau "Kepala Bidang Pemeriksaan, Penyidikan, dan Penagihan Pajak" yang menandatangani Usul Pengamatan.
Angka 8 : Diisi dengan jumlah lampiran Usul Pengamatan.
Angka 9 : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang diusulkan untuk dilakukan Pengamatan. Angka 10 : Diisi dengan NPWP Wajib Pajak yang diusulkan untuk dilakukan Pengamatan. Angka 11 : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang diusulkan untuk dilakukan Pengamatan. Angka 12 : Diisi dengan nama, NIP, dan tanda tangan Kepala Sub Direktorat Intelijen
Perpajakan atau Kepala Bidang Pemeriksaan, Penyidikan, dan Penagihan Pajak yang menandatangani Usul Pengamatan Wajib Pajak.
Angka 13 : Diisi dengan nama pejabat yang diberi tembusan Usul Pengamatan.
Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 3 /PJ/2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengembangan dan Analisis Informasi, Data, Laporan, Dan Pengaduan Melalui Pengamatan atau Kegiatan Intelijen Perpajakan
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
(1)
Telepon Faximili
(2) Teleks (3)
Nomor : INS- (4) (5) Sifat : RAHASIA Lampiran • (6) Hal : Instruksi Pengamatan Wajib Pajak a.n. (7)
Kepada Yth.
(8)
Sehubungan dengan adanya Data, Informasi, Laporan, dan/atau Pengaduan terkait dengan dugaan telah terjadi penyimpangan pemenuhan kewajiban perpajakan terhadap Wajib Pajak: Nama (7) NPWP (9) Alamat (10)
bersama ini kami menginstruksikan Saudara untuk menerbitkan Surat Perintah Pengamatan terhadap Wajib Pajak tersebut di atas dan kemudian melaksanakan pengamatan sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER- /PJ/2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengembangan dan Analisis Infornnasi, Data, Laporan, Dan Pengaduan Melalui Pengamatan atau Kegiatan Intelijen Perpajakan.
Demikian untuk dilaksanakan.
(12) NIP.
Tembusan : 1 2
(13)
PETUNJUK PENGISIAN INSTRUKSI PENGAMATAN WAJIB PAJAK
Instruksi ini dibuat oleh Direktur Intelijen dan Penyidikan atau Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak kepada unit kerja terkait yang ditunjuk untuk menerbitkan Surat Perintah Pengamatan dan kemudian melaksanakan Pengamatan atas dugaan telah terjadi penyimpangan pemenuhan kewajiban perpajakan.
Angka 1 Diisi dengan "Direktorat Intelijen dan Penyidikan" atau nama Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak yang menerbitkan instruksi Pengamatan.
Angka 2 : Diisi dengan alamat Direktorat Intelijen dan Penyidikan atau Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak yang menerbitkan instruksi Pengamatan.
Angka 3 : Diisi dengan nomor telepon, faksimili unit kerja yang menerbitkan instruksi Pengamatan.
Angka 4 : Diisi dengan nomor instruksi Pengamatan. Angka 5 Diisi dengan tanggal, bulan, dan tahun instruksi Pengamatan diterbitkan. Angka 6 Diisi dengan jumlah lampiran instruksi Pengamatan. Angka 7 Diisi dengan nama Wajib Pajak yang diinstruksikan untuk dilakukan Pengamatan. Angka 8 : Diisi dengan nama dan alamat unit kerja yang diinstruksikan untuk melakukan
Pengamatan.
Angka 9 : Diisi dengan NPWP Wajib Pajak yang diinstruksikan untuk dilakukan Pengamatan. Angka 10 : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang diinstruksikan untuk dilakukan Pengamatan. Angka 11 : Diisi dengan "Direktur" atau "Kepala Kantor" yang memberikan instruksi
Pengamatan.
Angka 12 : Diisi dengan nama, NIP, dan tanda tangan Direktur Intelijen dan Penyidikan atau Kepala Kantor Wilayah DJP yang memberikan instruksi Pengamatan.
Angka 13 : Diisi dengan nama pejabat yang diberi tembusan instruksi Pengamatan.
Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 3 /PJ/2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengembangan dan Analisis Informasi, Data, Laporan, Dan Pengaduan Melalui Pengamatan atau Kegiatan Intelijen Perpajakan
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
(1)
Telepon Faximili
(2)
Teleks
SURAT PERINTAH PENGAMATAN Nomor : PRIN- (4)
Tanggal • (5)
Di erintahkan ke ada:
No. Nama / NIP Pangkat / Golongan Jabatan
(6) (7 ) (8) (9)
untuk melakukan pengamatan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor 202/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti Permulaan Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan terhadap Wajib Pajak:
Nama NPWP Alamat
Tujuan Melakukan Pengamatan terhadap Wajib Pajak
a.n. Direktur Jenderal Pajak, (13)
(14) NIP.
( 3)
PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERINTAH PENGAMATAN
Formulir ini digunakan sebagai sarana untuk menugaskan Pengamat untuk melakukan Pengamatan, Setiap Pengamat yang ditugaskan untuk melakukan Pengamatan harus disertai dengan Surat Perintah Pengamatan, tanpa kecuali. Formulir Surat Perintah Pengamatan ini dibuat dalam rangkap 4 (empat) dengan distribusi sebagai berikut: - Lembar pertama (asli) untuk Pengamat atau Tim Pengamat. Setelah Pengamatan
selesai dilaksanakan, lembar pertama ini digabungkan dalam Laporan Pengamatan atas nama Wajib Pajak yang bersangkutan,
- Lembar kedua untuk dimasukkan ke dalam berkas Wajib Pajak yang bersangkutan; Lembar ketiga ditembuskan kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak atasannya dalam hal bila Surat Perintah Pengamatan diterbitkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak; dan
- Lembar keempat ditembuskan kepada Direktur Intelijen dan Penyidikan.
Angka 1 : Diisi dengan "Direktorat Intelijen dan Penyidikan" atau nama kantor yang menerbitkan Surat Perintah Pengamatan.
Angka 2 Diisi dengan alamat kantor Direktorat Intelijen dan Penyidikan atau nama kantor yang menerbitkan Surat Perintah Pengamatan.
Angka 3 Diisi dengan nomor telepon Direktorat Intelijen dan Penyidikan atau nama kantor yang menerbitkan Surat Perintah Pengamatan.
Angka 4 • . Diisi dengan nomor Surat Perintah Pengamatan. Angka 5 Diisi dengan tanggal, bulan, dan tahun Surat Perintah Pengamatan
diterbitkan. Angka 6 • . Diisi dengan nomor urut. Angka 7 • . Diisi dengan nama dan NIP Pengamat yang diperintahkan untuk
melakukan Pengamatan. Angka 8 Diisi dengan pangkat dan golongan Pengamat yang diperintahkan untuk
melakukan Pengamatan. Angka 9 : Diisi dengan jabatan Pengamat yang diperintahkan untuk melakukan
Pengamatan ("Supervisor", "Ketua Tim", atau "Anggota Tim"). Angka 10 : . Diisi dengan nama Wajib Pajak yang akan dilakukan Pengamatan. Angka 11 • . Diisi dengan NPWP Wajib Pajak yang akan dilakukan Pengamatan. Angka 12 • . Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang akan dilakukan Pengamatan. Angka 13 Diisi dengan "Direktur" atau "Kepala Kantor" yang menandatangani Surat
Perintah Pengamatan. Angka 14 Diisi dengan nama, NIP, dan tanda tangan Direktur Intelijen dan
Penyidikan atau Kepala Kantor yang menandatangani Surat Perintah Pengamatan.
BU
KU
SU
RA
T P
ER
INT
AH
PE
NG
AM
AT
AN
> ,(5 sc2 c c E , %/ : 112,
(j..3 0 Li cup rp
cZ (ti < C5) c
E _Nc c alc (1) c
• co (3
0_ c :rks
Cf) CO Cr)
C (1) cLa CZ g3)
Q) c- -C3N (13
cp
-
C o- -(T3
'(5 g) (13 C\J (k)
D_ (13 E CL
C (21 Cr) Q)
C - CY') C • (7)
CCS .__
- E 2 CO- CO 0_
.
•
T) 92 'T.) a_ a_ c Q_
C•J
Ke
tera
nga
n
,--, N ,-- ........--
Tin
dak La
nju
t
..--. c— c- ■.--
Has
il P
eng
ama
tan
,-- ..._... N
om
or
dan
Tan
gga
l Lap
oran
P
eng
ama
tan
rn
Iden
t itas
P
etu
gas
P
eng
ama
t
Nom
or d
an
Ta
ngg
al S
ura
t P
erin
tah
Pe
ngam
ata
n
r-,-
Nam
a, A
lam
at,
dan
NP
WP
Waj
ib
Pa j
ak ,.-..,.
(.0 ■--
Nom
or
Map
B
er k
as
lfi,..-,
'ON
Bu
ku S
ura
t Peri
nta
h P
eng
ama
tan
ini d
igun
aka
n se
bag
ai s
aran
a p
ena
taus
aha
an S
ura
t Peri
nta
h P
eng
ama
tan.
d co m
...Y C3)
d c c 03 cO (6 4--, Li)..
"c75 (1/ `- cl) E ct5E -8 £.) co c» c3) cn , G.) c c , 03 al 11) cL Y >,
d CL c = _c _c ro = (13 co
a) o
co ....., _c CCS to - .c ct3 E E .5
r: _ 03 n:s a.) 0_ co o) CY) a_ •*_,=, C C 4-, 03 1.) a) a) cu ,_ u) Q_ 3_ ,.... = = ...0 ci) 0) m ,,_, = c0 c "E' . -1 . , . c‘3 2 = = ai
>, .-- (1) cu _c c) a5C C CL _C 03 _.Y E w6a:s zz u) = m E
= a)
= (13 4-• 0 = _0 (/) 4-' Ct3 C C3) Q) Q3 c "-C3 cn c c io c cO a) co .c E
E E o) ra o co c -(13 .c c3) c3) c o 1 ) -•-• c i) cu c cu "3 C3) CCS
_st cn = cts >,
>, 4-* co a, OES cO
0 ,-- 6 n >, = Q3 0 ..._. E cn ca 17) c -4-, c
c ffl co c)r) ... a) 03 __ Qi _Y c E E _sc o CI)" a_a) a5 a:s L__ _c) cy) as rts c E E o 1:3 QS CC1
•
MC CC3 c o Co >s c __Y 4-; E • o O. = n3 = E E = _. (u =
cu a) co E -'" c _,_, CD-- Z .0 RT Ca 03 0 4-5 0) 2 C (75 d _Y
C3) C 43) CU 1 C d (1) CX3 9 -Y
c
E
aj ° (Z o_ E E 7 ,.-- .-8 c cts .— -5., ,... , -..,ea .
w c o c 5, a:5 0 -.5 c cz c'3 ru c c
a., 0-) = .— as ca d c _o ca (1) c)_ c c (13 or, .0 CLI co
a) Q3 Q_ c co C CO C Q_ 0) a) —) cO co cIO .c
2 cO c :0 E E C -0 -0 C w (-‘5., _C Q3 0- d
CCS -C3 C (t3 -C3 (t3 X3 (1/ C3) C
C) 3 ▪ C C3) , 7., ....1C m c Q3 •= . cu
Q3 -° ,,, C _.Y C E) (1) : , co = "L.-= C C- `1" Q)
co 0_ CL ..._CO (I) 5., -=-..„ , -(1)- c.) co co • +.--- a) "
=
E" o cn CL c 0_ Ct_ — rts 1 0_ f .5
_ 0_ CL (n- -i- ccf
0 c2 (2 cc") cz c 7:5 0 o as 0.. C3)
-C3 4-. ...Y Q3 ,-, 0 a5 CL rn co
,.., cp_ >, C» ,, ...., '..= c o o Z Cr) _.1 ...iCi +5' m ...Y CCI . --, z--u C Q) (1) _C) c CI) s.- Ct, _Y cc5 " C.-.. Q) L_ -_-_-_ C _. E cu o) o) c» (T3 03 c» ci :...--, .— L j ,i) ° c = cts 7_,,,. co c cy) -C3
C a3 C LY C CC3 ÷' 16 o cr5 CL co 1-"i5 co >, - E OE• W E .._ -0 c c1_ c C3) C C C4 C1Q CD 45 ":30 co cu _ ezi c .,:., cO cj -- 13.) L__. __ To -0 Z "c3 .-c-n- 0) _c
+(8. 'C) 0 b- cd. i5 cu- C5 c cz ,c2 .) E EEEEEEE Q3 C3) Q)
.' (t3 ° 0 0 C13 0 Q) 0 T131 Z m :. TI3 C C C C C C C = (t3 _Y C C C C CC C C C C C C Q3 C13 Q3 Q3 r3 Q3 cu cu (u CO o3 (x3 01 0") 0) 0) 0) 0) 0) o) cs) 0-) CD C3) c c C c c c c C c = c c a.) Q) Q) (1) Q) CD Q) Q) Q.) Q) Cll Q)
1:3 -0 -C:3 "25 "C3 1:3 -C3 -C3 "C:3 -C3 "C:3 73 - (7) . C75 . (7) Tn- Ti) "c7) . c7) . C7-) . (7) . 15 . c7) . (7)
o cio3cic-Joco5oc:D C:) .— N
N— N 0-) ,:r. Lo co N, 03 CY) ..— ■••-• N--
rzs ct5 as cx, a3 Q3 Q5 Q5 CI3 (6 (f3 Cll __Y.._ _Y Y .Y _Y _Y Y _SC ....Y
C3) C3) C3) C:31 CY) C3) C3) C3) 03 C3) C3) C3) C C C C C C C C C C C C < < < < < < < < < < < <
Lampiran V Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 3 /PJ/2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengembangan dan Analisis Informasi, Data, Laporan, Dan Pengaduan Melalui Pengamatan atau Kegiatan Intelijen Perpajakan
(2)
Nomor : SR- (4) Sifat : RAHASIA Lampiran (6) Hal : Pencarian dan Pengumpulan Informasi
dan Data Perpajakan (7)
Kepada Yth.
(8)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Telepon Faximili Teleks
Sehubungan dengan sedang dilakukan kegiatan pencarian dan pengumpulan Informasi dan Data perpajakan terhadap : Nama (9) NPWP (10)
Alamat (11)
bersama ini kami mengirimkan petugas, yaitu : Nama (12) NIP (13) Jabatan (14)
untuk melakukan tugas-tugas : 1. mempelajari berkas Wajib Pajak; 2. meminta keterangan dari Saudara mengenai Wajib Pajak yang bersangkutan; 3. menggandakan (fotokopi) data yang diperlukan.
Sejak diterimanya surat ini, harap Saudara menyimpan berkas Wajib Pajak yang bersangkutan secara khusus sampai ada pemberitahuan lebih lanjut dari kami.
(15)
(16) NIP.
Tembusan : 1 2 (17)
PETUNJUK PENGISIAN SURAT RAHASIA PENGUMPULAN INFORMASI DAN DATA PERPAJAKAN
Formulir pengumpulan Informasi dan Data ini dibuat sebagai sarana pemberitahuan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak sehubungan adanya Informasi, Data, Laporan, dan Pengaduan, bahwa Wajib Pajak yang dimaksud dalam surat rahasia ini diduga telah melakukan atau setidak-tidaknya diduga ada hubungannya dengan tindak pidana di bidang perpajakan.
Angka 1 Diisi dengan "Direktorat Intelijen dan Penyidikan" atau nama kantor yang menerbitkan Surat Rahasia Pengumpulan Informasi dan Data.
Angka 2 : Diisi dengan alamat kantor `Direktorat Intelijen dan Penyidikan atau nama kantor yang menerbitkan Surat Rahasia Pengumpulan Informasi dan Data.
Angka 3 Diisi dengan nomor telepon `Direktorat Intelijen dan Penyidikan atau nama kantor yang menerbitkan Surat Rahasia Pengumpulan Informasi dan Data.
Angka 4 Diisi dengan nomor Surat Rahasia Pengumpulan Informasi dan Data. Angka 5 Diisi dengan tanggal, bulan, dan tahun Surat Rahasia Pengumpulan Informasi dan
Data. Angka 6 : Diisi dengan jumlah lampiran Surat Rahasia Pengumpulan Informasi dan Data. Angka 7 : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang akan dilakukan pengumpulan Informasi dan
Data. Angka 8 : Diisi dengan nama dan alamat Kantor Pelayanan Pajak yang akan diminta Surat
Rahasia Pengumpulan Informasi dan Data. Angka 9 Diisi dengan nama Wajib Pajak yang akan dilakukan pengumpulan Informasi dan
Data. Angka 10 Diisi dengan NPWP Wajib Pajak yang akan dilakukan pengumpulan Informasi dan
Data. Angka 11 Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang akan dilakukan pengumpulan Informasi dan
Data. Angka 12 Diisi dengan nama Petugas yang melakukan Pengumpulan Informasi dan Data,
dan bisa lebih dari 1 (satu) orang Petugas. Angka 13 Diisi dengan NIP Petugas yang melakukan pengumpulan Informasi dan Data. Angka 14 Diisi dengan jabatan Petugas yang melakukan pengumpulan Informasi dan Data. Angka 15 Diisi dengan "Direktur" atau "Kepala Kantor" yang menandatangani Surat Rahasia
Pengumpulan Informasi dan Data. Angka 16 Diisi dengan nama, NIP, tanda tangan Direktur Intelijen dan Penyidikan atau
kepala kantor yang menandatangani Surat Rahasia Pengumpulan Informasi dan Data.
Angka 17 Diisi dengan nama pejabat yang diberi tembusan Surat Rahasia Pengumpulan Informasi dan Data.
Lampiran VI Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 3 /PJ/2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengembangan dan Analisis Informasi, Data, Laporan, Dan Pengaduan Melalui Pengamatan atau Kegiatan Intelijen Perpajakan
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
(2)
Telepon Faximili
(1)
Teleks
LAPORAN PENGAMATAN Nomor : (4)
Tanggal • (5)
I. PERIHAL 1. Nama Wajib Pajak (6) 2. NPWP
(7) 3. Merk Usaha (8) 4. Jenis Usaha
(9) 5. Alamat : - Kantor Telp. (10) - Rumah Telp (11)
II. DASAR PENGAMATAN 1. Informasi / Data / Laporan / Pengaduan
1.1.Sumber a. - Nama (12)
- Alamat
b. Laporan Pemeriksaan Pajak - Nomor
(13)
(14) - Tanggal (15)
1.2.Resume / Ringkasan
(16) 2. Surat Perintah Pengamatan
- Nomor (17) - Tanggal (18)
III. SASARAN PENGAMATAN
(19) IV. LAMPIRAN
(20) V. HASI L PENGAMATAN
(21) Vl. SIMPULAN
(22) (23)
Mengetahui dan Menyetujui,
(24)
Petugas,
(26)
(25) (27)
( 3 )
NIP. NIP .
PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN PENGAMATAN
Angka 3 Diisi dengan nomor telepon Direktorat Intelijen dan Penyidikan atau nama kantor yang menerbitkan Surat Perintah Pengamatan.
Angka 4 Diisi dengan nomor Laporan Pengamatan.
Angka 5 Diisi dengan tanggal Laporan Pengamatan.
Angka 6 Diisi dengan nama Wajib Pajak yang dilakukan Pengamatan.
Angka 7 Diisi dengan NPWP Wajib Pajak yang dilakukan Pengamatan.
Angka 8 • Diisi dengan merek usaha Wajib Pajak yang dilakukan Pengamatan.
Angka 9 • Diisi dengan jenis usaha Wajib Pajak yang dilakukan Pengamatan. Angka 10 • Diisi dengan a!arnat kantor Wajib Pajak yang dilakukan Pengamatan. Angka 11 • Diisi dengan alamat rumah Wajib Pajak yang dilakukan Pengamatan.
Angka 12 Diisi dengan nama sumber IDLP.
Angka 13 Diisi dengan alamat sumber IDLP.
Angka 14 Diisi dengan nomor Laporan Pemeriksaan Pajak.
Angka 15 Diisi dengan tanggal Laporan Pemeriksaan Pajak.
Angka 16 Diisi dengan resumeiringlasan IDLP.
Angka 17 Diisi dengan nomor Surat PE. ' 9tah Pengamatan.
Angka 18 Diisi dengan tanggal Surat P€. rintah Pengamatan.
Angka 19 Diisi dengan penjelasan tentang sasaran Pengamatan.
Angka 20 Diisi dengan penjelasan tentarig lampiran dalam Laporan Pengamatan.
Angka 21 Diisi dengan penjelasan tentar hasil pengamatan.
Angka 22 Diisi dengan simpulan Pengan latan.
Angka 23 Diisi dengan tanggal, bulan, dE n tahun Laporan Pengamatan.
Angka 24 Diisi dengan jabatan pihak yang mengetahui dan menyetujui Laporan Pengamatan.
Angka 25 Diisi dengan nama, NIP, dan tanda tangan pihak yang mengetahui dan menyetujui Laporan Pengamatm.
Angka 26 Diisi dengan jabatan Pengamat. Angka 27
Diisi dengan nama, NIP, dan tanda tang3n Pengamat.
Angka 2 Diisi dengan alamat kantor Direktorat Intelijen dan Penyidikan atau nama kantor yang menerbitkan Surat Perintah Pengamatan.
Laporan Pengamatan ini digunakan untuk melaporkan hasil kegiatan pengamatan yang telah dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Pengamatan kepada pemberi instruksi.
Angka 1 Diisi dengan "Direktorat Intelijen dan Penyidikan" atau nama kantor yang menerbitkan Surat Perintah Pengamatan.
4
r="' c
(13 (n
•— C C (13 w
mc o z
76 -0 73.-) (0
< C7) E
z 0 121 Z
< CO
CL W W W LU
❑ a z UJ Ci
:D ULJ SC C) Z < w
w ❑ z
Cr)
BU
KU
PE
NE
RIM
AA
N/P
EN
GIR
IMA
N L
AP
OR
AN
PE
NG
AM
AT
AN
I (o
l.)
....1
".........
No
mo
r d
an
Ta
ng
ga
l Su
rat
i Pe
rin
tah P
eng
am
ata
n
Ta
ng
ga
l Dite
r im
a
(9)
No
mo
r dan T
an
gg
al
Lap
ora
n
N. V
/
'ON
cts ca
ca
c a) o_ c E'2 o c o_ (t) e3 w -c.Y). ( 5 __I E c cu
03 o) ca as o) c E 4-* c a) cts (1) , -,.: • E 0_ LL-o.) as c
w c3) CTSC c
0_ C '-- 0 CD 0 n
= 0_ C1 ti" CIS
td C C/3 --J E2 ---i asc
c o co ...
z cts o_ ez3 (5:
(1:5 co ct5
I—<
E _J _c -C -0 < c (13 cf)(3
2 o ca co = S--1') cd < c = ez5 RS >, C
CD 03 CCS -4-. _Y
(..9 C:2- _C co C) c -5
Z C CO C = C.--"
LJJ CU up a) ,--- _c cu
a_ cu ,9 E cu
_c o) c
z OES R1 C7) c (I3 CU
u) C C CU E -0
ca
>, as C <Z
CC3 E >' L- 7-.1) 4.---
0 ,,,L- 0 ,n C» ,.., -I-, ,••• 5
(f) °- c
c ''-'e ,,,,c c .n o_
(5- 5 ° cu (13 ,...-- 03 >, .__ ...y.. .,- ..
Z z ca = eci c. cu
111 < c '.6 = ca E -o ci- 23_ -4-E' .(2, -ro 0:5 Y
cC as cu ra
u) _s c o)
c c c co
cu -5 -_-
--) 3 . a, C13 0_ rz5C a a.)
z z o) E ---. -4-, E 0_
D in CU CL5 ."(:) ' -- C CL5
CD C S >.' C Eca cu
L') cu w o C -2 «3
LLJ --- cn (x, 2 0_ 2_ cu (71 ,„ cr) -L 09 0_ z co
..Y cucc_JCSIEECOC
ca
2 E
ca c c'3 -0 C 0) (13 CL _0(D 'Es- E
03 -0 ru czi c 0) c
= _.„.E'21.),5 -F,,c cn
w C:5) ?Ei . 43) •=) . r-- CD C- ficwct9
Z f3- 5 , ,- = - -a 3 E 5 .) CL C: • c Cl3 >, c (1) 4--. c CSCCDEc W
C (D4a'CCDC`-Wn
o_ ._ D c Q)
a_ __÷.., _.__, p__ z it:...:5(1:5 ci 5:2'.- -7.- mas 0)(ti c co (21. c eL cu, cy5- 2 05 2c 03 ,-- o cu cts •--, _ j =
CiLl -c) ll -I-, co —.I C c Cf) Cl- CD m E
a) — - c -ri) --,_ ._E Q3 as (.0 cu co ',„. a.) a3
a) ti) L- .-- te3 o) E o) ez3 _NC
C ,7"- (2 c cr) .E -e o) -c =
a) . C1 c
•
a) 1"-- — C ci) a3
a- E '6. 0
-
CL CUC I:)' C2 a5 (13 a5 -Y
PC -----'," ÷-d (19- -5 r. a a mC Er, ezsc _ L. a3 k_ ri O c, (I) = -r .3 — — -0 ' "k= al C'el CO 0_
-
•
_j-2' 4--. 6- ,E, ,E E E E E) c E - cTs c
e 0sv c.) o o CZ5 CIS 0 t- CD
C13 ..: CV3 ''..: C C I— I— C = o_ E cccccccc cc
- e c6 CCS Cl3 CG C6 Ci5 rif C13 CliS (l3 10)—• 0') 0) 0, 0) 0) 0) C3) 0) 0) 0") CCCCCCCCCC
C CD CD (1) CD CD CD (D CD CD CD
a. a) -0 -0 -0 -r.s 1:3 -0 -0 -0 -0 c
. . . .._ ._ -0 ._ ._ ._ ._ ._ u) u) u) u) u) u) u) u) 0.) u) cts 5 c5 5 .- .5 ei c3 0i- CCS E
-= • a) c c)
(L) ,-- C\J CY, •:.I- Lr) co r- co cs) ,-- 0_ cu co OEI Ct3 CT3 CU R3 Ci CtS R5
= _.. .._ ..Y ...Y __Y ...0 ..Y Y ..Y
__Y Cr) 0-) 0) Cr) 0") cr) 0) 0) 0) cr> = ce cccccccc CO < < , < < < < < < <
Lampiran VII I Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 3 /PJ/2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengembangan dan Analisis Informasi, Data, Laporan, Dan Pengaduan Melalui Pengamatan atau Kegiatan Intelijen Perpajakan
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
(1)
MAP BERKAS
Nama Wajib Pajak
NPWP
Alamat
Keterangan Lain
(2)
(3)
(4)
(5)
PETUNJUK PENGISIAN MAP BERKAS
Map Berkas ini dimaksudkan untuk tempat menyimpan surat-surat/arsip korespondensi, informasi, surat pengaduan, laporan, data-data yang berkenaan dengan Wajib Pajak yang dilakukan Pengamatan.
Bahan map dapat terbuat dari karton tebal, plastik tebal, dan sejenisnya. Bentuknya dapat berupa map bertali atau map dengan penjepit untuk dokumen yang diperforasi/diberi lubang dengan perforator.
Untuk setiap masalah atau kasus dibuatkan 1 (satu) map. Pada bagian muka diisi dengan nama unit kerja, identitas Wajib Pajak yang meliputi nama, NPWP, alamat, dan jenis usahanya. Bila perlu dapat ditambahkan dengan keterangan lain yang dianggap penting.
Angka 1 : Diisi dengan nama "Direktorat Intelijen dan Penyidikan" atau nama kantor yang melakukan Pengamatan.
Angka 2 : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang dilakukan Pengamatan.
Angka 3 : Diisi dengan NPWP Wajib Pajak yang dilakukan Pengamatan.
Angka 4 Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang dilakukan Pengamatan.
Angka 5 : Diisi dengan keterangan lain terkait Wajib Pajak yang dilakukan Pengamatan.