kementerian keuangan direktorat jenderal … · sebagaimana dalam grafik i.3, tingkat pengangguran...
TRANSCRIPT
-
KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
KAJIAN
FISKAL
REGIONAL
Triwulan II
2020
Penyusun:
Penanggung Jawab : Lydia Kurniawati Christyana
Ketua Tim : I Ketut Oka Widiasa
Wakil Ketua :Safaat Tri Widodo
Editor : Ferderikus Sianipar
Anggota : Heru Susanto, Subandi, Dortia Sine
-
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
GEDUNG KEUANGAN NEGARA LANTAI III-IV JALAN FRANS SEDA WALIKOTA BARU KUPANG 85228, TELEPON (0380) 832380, FAKSIMILI (0380) 823509 LAMAN : HTTP.WWW.DJPBN.KEMENKEU.GO.ID/KANWI/NTT
NOTA DINASNOMOR ND-776/WPB.24/2020
Yth : Direktur Pelaksanaan AnggaranDari : Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Nusa
Tenggara TimurSifat : SegeraLampiran : Satu BerkasHal : Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan II Tahun 2020Tanggal : 14 Agustus 2020
Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-
61/PB/2017 tanggal 4 Agustus 2017 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Fiskal Regional,bersama ini kami sampaikan Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan II Tahun 2020sebagaimana terlampir.
Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih Ditandatangani secara elektronik Lydia Kurniawati Christyana
[@KopSurat][@KopSurat][@KopSurat][@AlamatOrganisasi][@AlamatOrganisasi]ND-776/WPB.24/2020[@Tujuan][@pengirim][@pengirim][@SifatNd][@Lampiran][@Perihal]14 Agustus 2020[@NamaPejabat][@Tembusan]
-
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya maka Kajian Fiskal Regional
Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan II Tahun 2020 dapat disusun
dan diselesaikan dengan baik. Kajian Fiskal Regional merupakan
analisis fiskal dan dampak yang dihasilkan dari kebijakan fiskal
terhadap perekonomian regional serta analisis atas ekonomi regional
dan pengaruhnya terhadap efektivitas fiskal pemerintah regional.
Kajian Fiskal Regional berperan dalam mendukung pencapaian fungsi
APBN terkait alokasi, distribusi, dan stabilisasi seperti
menyediakan informasi untuk penyusunan kerangka ekonomi makro
yang menjadi dasar penyusunan kebijakan fiskal/penyusunan
APBN/APBD. Kajian Fiskal Regional disajikan sebagai alat analisis
dan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana kebijakan fiskal
pemerintah telah sesuai dengan tujuan makro ekonomi yang telah
ditetapkan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan kajian ini masih terdapat
kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan masukan dari semua
pihak untuk perbaikan penyusunan Kajian Fiskal Regional periode
mendatang. Dengan kerendahan hati, kami mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian
Kajian Fiskal Regional Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan II
Tahun 2020.
Harapan kami, semoga Kajian Fiskal Regional Provinsi Nusa
Tenggara Timur Triwulan II Tahun 2020 dapat memberikan manfaat bagi
para pemangku kepentingan maupun Pemerintah Daerah dalam
menjalankan kebijakan perekonomian di Provinsi Nusa Tenggara
Timur untuk menunjang perekonomian nasional.
Kupang, 14 Agustus 2020
Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Provinsi Nusa Tenggara Timur,
Lydia Kurniawati Christyana
-
1
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR
TRIWULAN II TAHUN 2020
I. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB merupakan jumlah nilai tambah/output (barang dan jasa)/pendapatan yang
dihasilkan dari kegiatan ekonomi dalam suatu wilayah domestik pada periode waktu
tertentu (biasanya satu tahun).
Grafik I.1. Grafik Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi NTT Tahun 2018 - 2020 (%)
Sumber: BPS Provinsi NTT
Dampak pandemi Covid-19 menyebabkan perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Timur
(NTT) pada triwulan II tahun 2019 terkontraksi (tumbuh negatif) sebesar -1,96 persen
dibandingkan periode yang sama tahun 2018 (y-on-y). Meskipun terkontraksi, namun
kontraksi ekonomi NTT masih lebih baik dibandingkan dengan nasional yang mengalami
kontraksi pertumbuhan hingga mencapai -5,32 persen. Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Provinsi NTT atas dasar harga berlaku triwulan II tahun 2019 tercatat sebesar
26,04 triliun, dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai 16,92 triliun.
Dilihat dari sisi pengeluaran/permintaan, terlihat bahwa hampir semua instrumennya
mengalami kontraksi, termasuk konsumsi masyarakat maupun konsumsi pemerintah
yang sejatinya menjadi penopang utama struktur ekonomi NTT dari sisi demand.
Namun demikian, jika diamati tren pertumbuhan PDRB secara triwulanan (q-to-q) dalam
3 tahun terakhir, meskipun PDRB NTT selalu mengalami kontraksi di triwulan I namun
masih mampu kembali tumbuh positif di triwulan berikutnya. Kondisi ini juga masih terjadi
di masa pandemi Covid-19 pada triwulan II 2020, dimana ekonomi NTT mampu tumbuh
positif sebesar 0,92 persen (q-to-q). Nampak bahwa capaian ini didorong oleh
pertumbuhan komponen belanja pemerintah sebesar 30,72 persen yang merupakan
realisasi belanja APBN dan APBD maupun belanja bantuan sosial dalam rangka
program pemulihan ekonomi nasional di NTT.
Pertumbuhan ekonomi Prov.NTT Q2 2020 mengalami kontraksi (tumbuh negatif) sebesar - 1,96 persen di-bandingkan 2019 (y-on-y)
Y-on-Y (%) GROWTH MENURUT PENGELUARAN Q-on-Q (%)
Growth Nasional Q2 2020 : - 5,32 (y-on-y)
-
2
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR
TRIWULAN II TAHUN 2020
B. Inflasi
Inflasi diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang
berlangsung secara berkelanjutan dalam jangka waktu tertentu. Demikian pula
sebaliknya, jika yang terjadi adalah penurunan harga secara umum maka disebut deflasi.
Grafik I.2. Tren Tingkat Inflasi Provinsi NTT dan Nasional Tahun 2018- 2020
Sumber: BPS Provinsi NTT, data diolah
Memasuki awal triwulan II tahun 2020 dampak kebijakan pembatasan ekonomi terkait
Covid-19 sudah mulai terlihat. Ekonomi NTT mengalami inflasi yang melandai (sangat
rendah) pada April dan Mei serta kembali mengalami deflasi sebesar 0,02 pada Juni
2020. Secara umum, pergerakan inflasi pada triwulan II tahun 2020 sedikit berbeda
dengan tren inflasi 2 tahun sebelumnya dimana setelah mengalami deflasi 0,59 pada
bulan Maret, praktis inflasi NTT hanya bergerak melandai cukup rendah dimana kondisi
ini sejalan dengan pergerakan inflasi nasional. Kondisi ini diduga diakibatkan adanya
penurunan permintaan dan daya beli masyarakat sebagai akibat kebijakan penanganan
Covid-19 yaitu adanya pembatasan ekonomi, larangan bepergian, dan pembatasan
sosial (sosial distancing). Hal ini terkonfirmasi oleh publikasi BPS, dimana adanya inflasi
dan deflasi yang terjadi di NTT pada periode ini lebih didominasi oleh adanya kenaikan
indeks harga pada kelompok kesehatan dan kelompok perawatan pribadi dan jasa
lainnya serta adanya penurunan pada kelompok transportasi, rekreasi, olahraga, dan
budaya.
C. Indikator Kesejahteraan
1. Ketenagakerjaan
Informasi ketenagakerjaan menginformasikan tentang komposisi berapa jumlah
penduduk yang telah bekerja dan berapa jumlah pencari kerja (pengangguran terbuka
/TPT). Keterlibatan atau interaksi penduduk (angkatan kerja) dalam mencari pekerjaan
biasanya diistilahkan dalam Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK).
Sepanjang Triwulan II tahun 2020 Inflasi NTT melandai dan mengalami deflasi pada Juni 2020 sebesar -0,02
persen
-
3
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR
TRIWULAN II TAHUN 2020
Sebagaimana dalam Grafik I.3, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di NTT periode
Februari 2020 (sebelum adanya pandemi Covid-19) mencapai 2,80 persen, turun 0,30
poin dari periode yang sama tahun lalu.
Penurunan pengangguran ini tercatat
mencapai 4.800 orang sehingga total
pengangguran di NTT mencapai 73,7
ribu orang dimana jumlah penganggur
laki-laki 0,1 persen lebih banyak
daripada perempuan. Total penduduk
yang bekerja di NTT mencapai 2,56
juta orang, meningkat 0,10 juta orang
dibandingkan keadaan pada Februari
2019. Dalam kurun waktu 4 tahun
terakhir, distribusi pekerja di NTT
mayoritas berada di sektor informal. Tercatat, per Februari 2020 sebanyak 76,94 persen
penduduk yang bekerja berada di sektor informal dan sisanya 23,06 persen berada di
sektor formal. Penurunan pengangguran di tengah meningkatnya kemiskinan di NTT ini
diduga diakibatkan oleh masih rendahnya produktivitas pekerja di NTT. Hal ini
dimungkinkan karena mayoritas pekerja di NTT berada di sektor informal sehingga
mereka rata-rata berpenghasilan rendah dan bahkan banyak yang berstatus bukan
pekerja (keluarga).
2. Kemiskinan
Pengukuran kemiskinan dilakukan dengan mengedepankan konsep basic needs
approach yakni sejauh mana seseorang memiliki kemampuan dalam memenuhi
kebutuhan dasarnya.
Grafik 1.4 Perkembangan Kemiskinan Provinsi NTT, 2015 – 2020 (%)
Sumber: BPS Provinsi NTT, data diolah
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun 0,30 persen atau berkurang 4,8 ribu orang
Sumber : BPS NTT
TPT Nasional 4,99%.
DISPARITAS KEMISKINAN DESA-KOTA
Grafik I.3 Komposisi Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) di NTT (dalam persen)
-
4
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR
TRIWULAN II TAHUN 2020
Konsumsi RT 75%
Konsumsi Pemerintah
28%
PMTB 40%
Perkembangan tingkat kemiskinan di NTT selama 5 tahun terakhir sebagaimana grafik
1.3, cenderung mengalami penurunan. Namun demikian, setelah berhasil diturunkan
secara gradual sebesar 0,22 persen per tahun sejak Maret 2015, pada semester I 2020
(per Maret 2020), kemiskinan di NTT mengalami kenaikan sebesar 0,28 persen terhadap
posisi September 2019 atau mengalami penambahan penduduk miskin sebesar 24.300
orang. Disparitas kemiskinan di perdesaan dan perkotaan masih cukup tinggi. Pada
Maret 2020 jumlah penduduk miskin baik di perkotaan dan perdesaan mengalami
kenaikan. Jumlah penduduk miskin di perkotaan naik sebanyak 4.800 orang sehingga
tingkat kemiskinan di perkotaan menjadi 8,64 persen, sedangkan di perdesaan naik
sebanyak 19.500 orang sehingga tingkat kemiskinan di perdesaan menjadi 24,73
persen.
Faktor penyebab meningkatnya kemiskinan ini dimungkinkan adanya penurunan
produktifitas sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang ada di perdesaan yang
menurut BPS lebih disebabkan karena adanya curah hujan yang rendah, dan serangan
hama. Selain itu peningkatan kemiskinan ini juga diduga dikarenakan adanya penurunan
kinerja ekonomi pada sektor Konstruksi dan sektor Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor yang ada di perkotaan sebagai dampak adanya
kebijakan pembatasan sosial ekonomi untuk penanggulangan pandemi Covid-19.
Insight. 1 KONTRIBUSI FISKAL TERHADAP EKONOMI NTT
Sumber : BPS NTT, diolah
Jika melihat tren komposisi Ekonomi NTT (triwulanan) menurut pengeluaran dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, nampak bahwa secara rata-rata kontribusi fiskal pemerintah yang diproyeksikan oleh Konsumsi Pemerintah (28%) dan PMTB (40%) menjadi yang kedua terbesar setelah Konsumsi RT. Bahkan bukan tidak mungkin andil dari belanja pemerintah ini juga berkontribusi sebagian pada konsumsi RT masyarakat NTT. Oleh karena itu, untuk mencegah perlambatan ekonomi di masa pandemi Covid-19 ini, upaya mempercepat realisasi belanja pemerintah baik itu APBN dan APBD
maupun anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) ini menjadi sangat penting dalam pemulihan ekonomi NTT di sisa dua kuartal ke depan.
Per Maret 2020 terjadi peningkatan penduduk miskin di NTT sebesar 0,28 persen di-bandingkan posisi Septem-ber 2019
Kontribusi PDRB
-
5
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR
TRIWULAN II TAHUN 2020
II. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN
Kinerja Pelaksanaan APBN perlu secara rutin diukur agar dapat diketahui kendala dan
permasalahan dalam implementasinya, sehingga output yang dihasilkan akan semakin
optimal. Oleh karenanya, pembahasan ini dimaksudkan untuk dapat menggambarkan
bagaimana kinerja pelaksanaan APBN di wilayah Provinsi NTT secara ringkas yang
mencakup Pendapatan Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi, Belanja Pemerintah Pusat
Tingkat Provinsi, Transfer Ke Daerah dan Dana Desa, serta Kinerja Manajemen
Investasi Pusat.
Tabel II.1.Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Prov.NTT Triwulan II Tahun 2020 (miliar)
Sumber: SPAN (per 30 Juni 2019)
Kinerja Pelaksanaan APBN di Provinsi NTT secara keseluruhan tercermin pada Format
I-Account sebagaimana disajikan dalam tabel II.1. Pada triwulan II tahun 2020 terdapat
realisasi belanja sebesar Rp15.103,15 miliar atau lebih rendah Rp835,29 miliar daripada
periode yang sama di tahun sebelumnya yang terealisasi Rp15.938,44 miliar.
Penyerapan anggaran pada semester I tahun 2020 masih didominasi oleh belanja
pegawai sebesar Rp1.452,00 miliar atau lebih besar sekitar 2 persen dan belanja modal
sebesar Rp1.219,39 miliar atau lebih besar sekitar 45 persen, sedangkan belanja barang
terserap sekitar Rp997,74 miliar lebih rendah Rp618,81 miliar daripada tahun lalu.
A. Pendapatan Negara
Pendapatan Negara secara garis besar dikelompokkan ke dalam Penerimaan
Perpajakan dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Untuk penerimaan hibah
terencana merupakan kewenangan pemerintah pusat, sehingga tidak ditatausahakan di
tingkat provinsi.
1. Penerimaan Perpajakan
Penerimaan perpajakan sampai dengan triwulan II tahun 2020 mencapai Rp939,71
miliar atau naik sekitar 7,49 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan tabel II.2 dapat diketahui terdapat kenaikan pada Penerimaan PPN sekitar
Kinerja APBN triwulan II tahun 2020 terdiri dari Pendapatan Negara se-besar 30 % dan Belanja Negara
se-besar 43 %
Penerimaan
perpajakan
triwulan II
tahun 2020
sebesar Rp
939,71 miliar
atau lebih
tinggi Rp 65,5
miliar dari
tahun 2019
untuk periode
yang sama
-
6
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR
TRIWULAN II TAHUN 2020
1,26 persen dan PBB
sebesar 261,54 persen
dibandingkan tahun
sebelumnya, sementara
penerimaan PPh dan Pajak
Lainnya mengalami
penurunan masing-masing
0.99 persen dan 0.98 persen dibanding tahun sebelumnya.
a. Pajak Penghasilan (PPh)
Penerimaan PPh di Provinsi NTT secara total mencapai Rp574,3 miliar turun sebesar
Rp4,6 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya. Penerimaan PPh ini
mendominasi diantara jenis
pajak yang lain, sama seperti
tahun sebelumnya, PPh
menjadi penyumbang terbesar
untuk pendapatan negara di
NTT dari hasil pajak.
Berdasarkan sebaran
wilayahnya, penerimaan PPh
paling besar berada dalam wilayah kerja KPPN Kupang yang meliputi Pemprov NTT,
Pemkab Kupang, Pemkab TTS, Pemkab Alor, Pemkab Rote Ndao, Pemkab Sabu
Raijua, dan Pemkot Kupang dengan nilai mencapai Rp360,3 miliar. Sementara itu untuk
wilayah kerja KPPN Atambua tidak memiliki pendapatan sama sekali. Adapun rincian
realisasi pendapatan perpajakan per Kabupaten/Kota dalam wilayah pembayaran KPPN
digambarkan dalam grafik II.1 di atas.
b. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Penerimaan PPN di Provinsi NTT
secara total pada triwulan II tahun
2020 mencapai Rp342,6 miliar
lebih tinggi daripada periode yang
sama tahun sebelumnya, terpaut
sekitar Rp70.3 miliar atau yang
tercatat sebesar Rp272,3 miliar.
Penerimaan dari PPN dapat kita
ketahui dari grafik II.2, tercatat sebagai penerimaan terbesar kedua dari pajak di Provinsi
Sumber : SPAN (pertanggal 30 Juni 2020)
Grafik II.1 Perbandingan Realisasi triwulan II PPh 2019-2020
Sumber: SPAN (per 30 Juni 2020)
Grafik II.2 Perbandingan Realisasi PPN triwulan II 2019-2020
Realisasi
penerimaan
PPh tertinggi
Tw.II 2020
pada KPPN
Kupang
sebesar Rp
360,3 miliar,
sementara
terendah
pada KPPN
Atambua
sebesar Rp 0
Penerimaan
PPN tertinggi
triwulan II 2020
pada KPPN
Kupang sebesar
Rp 200 miliar,
sementara
terendah pada
KPPN Atambua
sebesar Rp 0
Tabel II .2 Realisasi Penerimaan Pajak Triwulan II, 2019-2020 (miliar)
Sumber : Kanwil DJP Nusra dan SPAN (pertanggal
30 Juni 2020))
-
7
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR
TRIWULAN II TAHUN 2020
NTT. Sebagaimana digambarkan dalam grafik di atas, penerimaan PPN tertinggi
menurut wilayahnya juga terjadi pada wilayah kerja KPPN Kupang yang meliputi
Pemprov NTT, Pemkab Kupang, Pemkab Timor Tengah Selatan, Pemkab Alor, Pemkab
Rote Ndao, Pemkab Sabu Raijua, dan Pemkot Kupang dengan nilai mencapai Rp200
miliar, sedangkan yang terendah juga tercatat pada wilayah kerja KPPN Atambua, hal
ini sama persis dengan periode tahun sebelumnya.
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak
Secara keseluruhan, penerimaan PNBP di Provinsi NTT sampai dengan triwulan II tahun
2020 mencapai Rp247,9 miliar. Realisasi
penerimaan PNBP ini naik sebesar Rp15,3
miliar jika dibandingkan realisasi semester
I tahun 2019. Penurunan terbesar
realisasi penerimaan PNBP diakibatkan
oleh penurunan kelompok PNBP Lainnya
yang turun sebesar Rp17.1 miliar dibandingkan realisasi tahun 2019 (tabel II.3). Adapun
rincian realisasi PNBP dan penyebab penurunan realisasi PNBP Lainnya dijelaskan
dalam uraian berikut ini.
a. Penerimaan PNBP Lainnya
Kinerja penerimaan dari komponen PNBP lainnya di Provinsi NTT pada triwulan II tahun
2020 turun sebesar Rp17,07 miliar dari capaian tahun 2019.
Jika kita lihat secara rinci
sebagaimana dalam tabel
II.4, pada tahun 2020 dari
sembilan komponen
hanya tiga komponen
yang memiliki realisasi
lebih baik dibandingkan
tahun lalu yakni
Pendapatan Kesehatan,
Perlindungan Sosial dan
Keagamaan naik sekitar 24
persen, Pendapatan Denda naik sekitar 38 persen, dan Pendapatan Lain-lain naik
sekitar 37 persen. Kontribusi penurunan terbesar disumbangkan oleh Pendapatan
Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi sebesar Rp10,17 miliar serta Pendapatan
Jasa Lainnya sebesar Rp9,97 miliar.
Tabel II.3 Perbandingan Realisasi PNPB
(miliar) (Miliar(m Sumber: SPAN (pertanggal 30 Juni 2020)
Tabel II.4 Realisasi PNBP Lainnya Triwulan II tahun 2019-2020 (miliar)
Sumber: SPAN (per 30 Juni 2020)
Terjadi
penurunan
realisasi
penerimaan
PNBP triwulan II
tahun 2020
sebesar Rp
334,3 miliar atau
sekitar 42,6%
dibandingkan
triwulan II tahun
2019
Tahun Rencana Realisasi
2019 345.6 232.6
2020 582.2 247.9
Penerimaan PNPB Pada Triwulan II
Rencana Realisasi Rencana Realisasi
Pendapatan dari Pengelolaan BMN - - - -
Pendapatan Jasa - - - - Pendapatan Kejaksaan dan Peradilan dan Hasil
Tindak Pidana Korupsi - - - -
Pendapatan dari Penjualan, Pengelolaan BMN dan
Iuran Badan Usaha1.49 3.47 1.23 2.64
Pendapatan Administrasi dan Penegakan Hukum 10.73 33.41 11.61 29.21
Pendapatan Kesehatan, Perlindungan Sosial dan
Keagamaan4.94 7.03 21.50 8.71
Pendapatan Pendidikan, Budaya, Riset dan
Teknologi61.10 37.87 83.59 27.70
Pendapatan Jasa Transportasi , Komunikasi dan
Informatika47.60 23.61 50.38 18.33
Pendapatan Jasa Lainnya 0.93 14.78 26.83 4.81 Pendapatan Bunga, Pengelolaan Rekening
Perbankan dan Pengelolaan Keuangan.1.69 2.83 1.89 2.34
Pendapatan Denda - 1.32 0.11 4.46
Pendapatan Lain-lain 0.16 24.45 0.17 33.50
TOTAL 151.28 148.77 197.31 131.70
Komponen PNB LainnyaTriwulan II
2019 2020
-
8
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR
TRIWULAN II TAHUN 2020
b. Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU)
Pada Provinsi NTT, terdapat tiga satuan kerja yang telah menjalankan pengelolaan
keuangan Badan Layanan Umum secara penuh, yaitu Universitas Nusa Cendana,
Rumah Sakit Bhayangkara
Kupang, dan Politeknik
Kesehatan Kupang.
Realisasi pendapatan BLU
pada triwulan II tahun 2020
sebesar Rp116,2 miliar atau
sekitar 30 persen dari target.
Sebagaimana dijelaskan
dalam grafik II.3,
penerimaan BLU dilihat dari tahun 2017 terus mengalami perkembangan yang positif
namun secara persentase sejak tahun 2018 hingga triwulan II tahun 2020 pendapatan
mengalami penurunan.
B. Belanja Negara
Sama seperti sebuah rumah tangga, negara juga membelanjakan kekayaan bersihnya
untuk menunaikan kewajibannya dalam menjalankan pemerintahan demi tercapainya
tujuan bernegara. Oleh karenanya pemerintah akan melakukan belanja negara yang
dalam APBN diklasifikasikan ke dalam dua kelompok besar yaitu Belanja Pemerintah
Pusat dan Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD).
1. Belanja Pemerintah Pusat
Alokasi belanja pemerintah pusat di Provinsi NTT telah dibelanjakan sebesar
Rp3.673,44 miliar atau 36 persen dari total pagu belanja pemerintah pusat pada APBN
di NTT. Realisasi ini 5 persen lebih rendah dari periode yang sama tahun 2019. Jika
diamati dari jenis belanjanya, belanja barang merupakan belanja yang realisasinya lebih
rendah dari periode tahun sebelumnya sedangkan realisasi belanja bantuan sosial naik
Rp2,25 miliar menjadi Rp2,34 miliar
dari periode tahun sebelumnya.
Sementara belanja pegawai menjadi
belanja yang tertinggi realisasinya
dengan Rp1.453,19 miliar atau 46
persen dari total seluruh belanja
pegawai. Realisasi belanja modal
Grafik II.3 Perbandingan Pendapatan BLU Triwulan II 2020 (Miliar)
Sumber: OM SPAN (per 30 Juni 2020)
Tabel II.5 Perkembangan Realisasi APBN per Jenis
Belanja Triwulan II tahun 2018 - 2019 (miliar)
Sumber: OM SPAN (pertanggal 30 Juni 2019)
Pendapatan
BLU triwulan II
tahun 2020
mencapai 116,2
miliar atau
sekitar 30
persen dari
target yang
ditetapkan.
Realisasi
belanja APBN
s.d triwulan II
tahun 2020
sebesar 36%,
menurun 3%
dibandingkan
triwulan II tahun
2019
-
9
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR
TRIWULAN II TAHUN 2020
merupakan belanja yang mengalami peningkatan paling tinggi mencapai Rp379,71
miliar.
2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)
Desentralisasi fiskal mengharuskan pemerintah pusat untuk mengalokasikan sumber-
sumber ekonominya untuk membiayai pendelegasian beberapa fungsi/kewenangan
kepada pemerintahan daerah (money follows function). Dalam perjalanannya,
mekanisme dana perimbangan/transfer yang saat ini menjadi Transfer ke Daerah dan
Dana Desa (TKDD) akan terus dilakukan penyesuaian untuk lebih prudent dan
berkeadilan. Sampai dengan triwulan II tahun 2020, penyaluran DAK Fisik dan Dana
Desa sebesar Rp1.606,70 miliar atau sekitar 30 persen dari total pagu sebesar
Rp5.355,26 miliar.
Tabel II. 6 Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Lingkup Provinsi NTT Triwulan II Tahun 2019-2020 (miliar)
Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa mengalami penurunan sebesar Rp 396,38 miliar
dari periode yang sama pada tahun sebelumnya. Rendahnya penyaluran DAK Fisik dan
Dana Desa disebabkan refocusing dan realokasi TKDD sesuai PMK nomor
35/PMK.07/2020 tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa TA 2020
dalam rangka penanganan pandemi Corona Virus Disease 2019 dan adanya
penghentian proses pengadaan barang/jasa DAK Fisik TA 2020 selain bidang
kesehatan dan pendidikan sesuai surat Menteri Keuangan nomor S-247/MK.07/2020
tanggal 27 Maret 2020.
3. Manajemen Investasi Pusat
Pada triwulan II tahun 2020, penyaluran KUR di Provinsi NTT mencapai Rp630,22 miliar
yang terdistribusi kepada 23.521 debitur. Dari jumlah tersebut, penyaluran terbesar
berada di Kota Kupang dengan jumlah penyaluran mencapai Rp75,98 miliar. Sedangkan
jumlah debitur terbesar berada di Kabupaten Ende mencapai 2.215 debitur (grafik II.4).
Transfer ke Daerah dan Dana Desa
2019
2020
Dipa Realisasi %Real Dipa Realisasi %Real
DAK Fisik 3,482.48 196.85 5.65%
2,297.90 123.82 5.39%
Dana Desa 3,020.50 1.806.23 59.80% 3,057.36 1.482.89 48.50%
Realisasi DAK
Fisik dan Dana
Desa untuk
triwulan II tahun
2020 masing-
masing sebesar
5,39 persen dan
48,50 persen Sumber: SPAN (per 30 Juni 2020)
-
10
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR
TRIWULAN II TAHUN 2020
Grafik II.4. Realisasi KUR Provinsi NTT Berdasarkan Jumlah Debitur dan Penyaluran
Triwulan II Tahun 2020 (miliar)
Dengan melihat komposisi ini, tentunya peningkatan peran serta dan sinergitas seluruh
stakeholder KUR baik itu pemerintah pusat, daerah dan lembaga penyalur diharapkan
dapat menjadi promotor keberhasilan program KUR. Selain program KUR, pemerintah
juga menggulirkan program
pembiayaan Ultra Mikro (UMi)
melalui Lembaga Keuangan Bukan
Bank (Pegadaian, PNM, dan
Bahana) yang bertujuan untuk
memberikan akses pembiayaan
murah dan cepat kepada para
pengusaha mikro yang selama ini
belum dapat terakses oleh KUR dari perbankan. Berbeda dengan realisasi KUR yang
mengalami penurunan, Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) untuk triwulan II tahun 2020
mengalami kenaikan hingga 487 persen untuk nilai penyaluran dan 334 persen untuk
jumlah debitur seperti yang diuraikan pada tabel II.7.
C. Prognosis Realisasi APBN
Prognosis realisasi APBN di NTT diukur menggunakan pendekatan forecasting
menggunakan eksponensial Holt-Winters Smoothing terhadap realisasi belanja dan
pendapatan pada periode beberapa tahun sebelumnya.
Berdasarkan hasil pengujian eksponensial Holt-Winters Smoothing dalam grafik II.5,
didapatkan prognosis realisasi penerimaan dan realisasi APBN sampai dengan triwulan
IV tahun 2020 yang tersaji dalam tabel II.8 berikut ini.
Realisasi KUR
di Prov.NTT s.d
triwulan II tahun
2020 Rp 630,22
miliar dengan
23.521 debitur.
Sedangkan UMi
terealisasi
sebesar Rp
12,26 miliar
dengan 2.956
debitur. Sumber: Sistem Informasi Kredit Program (SIKP), data diolah
2020 2019 % 2020 2019 %
JAN 331 20 1555% 1.599.600.000 46.000.000 3377%
FEB 1.017 - - 3.959.600.000 - -
MAR 799 - - 3.166.300.000 - -
APR 295 107 176% 1.346.200.000 225.000.000 498%
MAY 84 178 -53% 514.700.000 558.400.000 -8%
JUN 430 376 14% 1.674.000.000 1.260.200.000 33%
Total 2.956 681 334% 12.260.400.000 2.089.600.000 487%
Total DebiturPeriode
Total Penyaluran
Tabel II.7 Realisasi UMi s.d triwulan II tahun 2019-2020
Sumber: SIKP UMi
-
11
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR
TRIWULAN II TAHUN 2020
Grafik II.5 Hasil Winters’ Method Plot untuk Realisasi Penerimaan dan Belanja APBN
Sumber: Hasil output eksponensial Holt-Winters Smoothing
Tabel II.8 Perkiraan Realisasi APBN Provinsi NTT s.d. Triwulan II Tahun 2020 (miliar)
Uraian Pagu
Perkiraan Realisasi s.d. Triwulan III 2020
Perkiraan Realisasi s.d. Triwulan IV 2020
Rp % Rp %
Pendapatan Negara 3.985,35 3.283,57 82,39% 3.775,77 94,74%
Belanja Negara 35.467,19 26.174,79 73,80% 34.605,34 97,57%
Surplus (Defisit) (31.481,84) (22.891,22) (30.829,57)
Sumber: Hasil forcasts eksponensial Holt-Winters Smoothing, diolah
Prognosis penerimaan negara sampai dengan bulan September 2020 (triwulan III)
diprediksi tercapai sebesar 82,39 persen dan sampai dengan akhir tahun akan terealisasi
sebesar 94,74 persen atau sekitar Rp3.775,77 miliar. Sedangkan prognosis belanja
negara sampai dengan bulan September 2020 (triwulan III) diprediksi terealisasi sebesar
73,80 persen dari pagu belanja APBN. Lebih lanjut, jika kondisi pandemi Covid-19 dapat
terkendali dan tidak terjadi pembatasan kegiatan sosial ekonomi kembali serta upaya
percepatan realisasi dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dapat
terimplementasi dengan baik, maka sampai dengan akhir tahun 2020 realisasi belanja
APBN di NTT diproyeksikan akan mencapai 97,57 persen atau sebesar Rp34,4 triliun.
INSIGHT II. PROGRESS PROGRAM RESTRUKTURISASI UMKM NTT
Salah satu program Pemulihan Ekonomi
Nasional (PEN) adalah restrukturisasi
pinjaman UMKM. Sampai dengan Juni 2020,
jumlah UMKM pada Bank Umum di NTT yang
telah menerima manfaat program ini mencapai
36.242 UMKM atau 86,06 persen. Selain itu,
pada IKNB, UMKM yang memanfaatkan
sebesar 7.213 dengan outstanding Rp 226,19
Miliar. Kondisi ini menunjukkan bahwa
program ini telah berjalan dan telah dapat
meringankan beban UMKM NTT.
Index
Be
lan
ja A
PB
N 2
01
5-2
02
0
70635649423528211471
1,2
1,0
0,8
0,6
0,4
0,2
0,0
Smoothing Constants
Alpha (level) 0,3
Gamma (trend) 0,3
Delta (seasonal) 0,3
Accuracy Measures
MAPE 14,6657
MAD 0,0577
MSD 0,0065
Variable
Forecasts
95,0% PI
Actual
Fits
Winters' Method Plot for Belanja APBN 2015-2020Multiplicative Method
Perkiraan
realisasi
penerimaan dan
belanja s.d
triwulan III
tahun 2020
sebesar 82,39
persen dan
73,80 persen
Sumber : OJK Prov. NTT
-
12
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR
TRIWULAN II TAHUN 2020
III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD
Analisis kinerja pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
triwulan II tahun 2020 dilakukan dengan mengukur perkembangan pelaksanaan APBD
yang meliputi Pendapatan, Belanja dan Prognosis APBD.
Tabel III.1. Realisasi Pendapatan APBD Lingkup Pemda di Provinsi NTT s.d. Akhir Triwulan II Tahun 2019 dan Tahun 2020 (miliar)
Sumber: SIKD 30 Juni 2020 dan GFS Triwulan II Tahun 2020 (data diolah).
Kinerja pendapatan di NTT sampai dengan periode triwulan II tahun 2020 sebesar
Rp9.595,43 miliar. Capaian tersebut lebih rendah sebesar Rp3.405,72 miliar dari tahun
sebelumnya untuk periode yang sama yang mencapai Rp13.001,15 miliar. Penurunan
pendapatan tersebut disinyalir sebagai implikasi pandemi Covid-19 yang berdampak
pada memburuknya sistem keuangan yang ditunjukkan dengan penurunan berbagai
aktivitas perekonomian.
Tabel III.2. Realisasi Belanja APBD Lingkup Pemda di Provinsi NTT s.d. Akhir
Triwulan II Tahun 2019 dan Tahun 2020 (miliar)
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Pajak Daerah 1,383.66 552.23 1,697.11 514.46
Retribusi Daerah 286.14 81.63 486.46 91.33
Hasil Pengelolaan Kekayaan 244.18 206.00 304.65 93.90
Lain-lain PAD yg sah 935.54 323.40 1,054.75 260.14
Pendapatan Asli Daerah 2,849.52 1,163.26 3,542.97 959.83
Dana Bagi Hasil Pajak 229.99 81.10 231.24 74.75
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak 29.22 3.33 26.61 11.77
Dana Alokasii Umum 14,043.32 8,015.90 14,445.95 7,133.35
Dana Alokasi Khusus 7,118.70 1,938.27 7,219.88 909.48
Jumlah Transfer Pusat Lainnya 3,040.04 1,772.02 3,217.11 477.43
Jumlah Pendapatan Transfer
Pemerintah Daerah Lainnya/Provinsi445.30 - 610.90 -
Jumlah Pendapatan 24,906.57 11,810.62 25,751.69 8,606.78
Hibah 752.22 27.27 824.70 28.82
Dana Darurat - - - -
Lain-lain 0.10 - 0.10 0.00
Jumlah Lain-lain yang Sah 752.32 27.27 824.80 28.82
TOTAL 28,508.41 13,001.15 30,119.46 9,595.43
2019 2020Uraian
Sumber: SIKD, 30 Juni 2020 dan GFS Triwulan II Tahun 2020 (data diolah).
Kinerja APBD
triwulan II tahun
2020 sebesar
Rp 9.595,43
miliar yang
terdiri dari PAD
sebesar Rp
959,83 miliar,
Pendapatan Rp
8.606,78 miliar,
dan Lain-lain
yang sah Rp
28.,82 miliar
Realisasi
belanja APBD
triwulan II tahun
2020 mengalami
penurunan
sebesar Rp
101,45 miliar
atau sekitar 1
persen
dibanding
triwulan II tahun
2019
-
13
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR
TRIWULAN II TAHUN 2020
Sementara itu, dari sisi belanja sebagaimana dalam tabel III.2, realisasi triwulan II tahun
2020 mencapai Rp7.047,28 miliar atau sekitar 22 persen dari pagu yang ditetapkan.
Total realisasi belanja operasional yang diantaranya terdiri dari belanja pegawai, belanja
barang dan jasa, serta belanja modal mencapai 19 persen dari pagu APBD tahun 2020
A. Pendapatan Daerah
Komposisi pembentuk Pendapatan Daerah diklasifikasikan kedalam tiga komponen
utama yaitu Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan Transfer dan Lain-Lain Pendapatan
Yang Sah. Pada semester I tahun ini, pendapatan daerah sudah terealisasi sebesar
Rp.9.595,43 miliar atau 32 persendari target yang ditetapkan.
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan asli daerah mencerminkan pendapatan yang murni berasal dari upaya
pemerintah daerah secara mandiri. PAD digunakan sebagai acuan kondisi kemandirian
fiskal pemerintahan suatu daerah. Berdasarkan klasifikasinya, PAD terdiri dari empat
komponen yaitu Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
Yang Dipisahkan, dan Lain-Lain PAD Yang Sah. Pada triwulan II tahun ini, porsi Pajak
Daerah sudah terealisasi sebesar Rp514,46 miliar atau sekitar 54 persen dari total
Pendapatan Asli Daerah di wilayah Provinsi NTT.
a. Penerimaan Pajak Daerah
Realisasi penerimaan pajak daerah tertinggi dicapai oleh Provinsi NTT yang mencapai
Rp396,2 miliar, diikuti oleh Kabupaten Manggarai Barat dengan capaian Rp26,9 miliar,
Kota Kupang Rp22,4 miliar. Sementara itu, realisasi pajak daerah terendah dimiliki oleh
Kabupaten Sabu Raijua yang hanya mencapai Rp544,7 juta.
Gambar III.1 Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tertinggi dan Terendah (miliar)
Triwulan II Tahun 2020
Sumber: BPKAD lingkup NTT, data diolah
Realisasi PAD
triwulan II tahun
2020 sebesar
sekitar 27
persen dari
target 2020
Realisasi Pajak
Daerah dan
Retribusi,
tertinggi pada
Prov. NTT yang
masing-masing
sebesar Rp
396,2 miliar dan
Rp 21,3 miliar.
Sedangkan
yang terendah
pada Kabupaten
Sabu Raijua
yang nilainya
masing-masing
sebesar Rp
544,7 juta dan
Rp 92 juta.
-
14
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR
TRIWULAN II TAHUN 2020
b. Penerimaan Retribusi Daerah (RD)
Dalam gambar III.1 menunjukkan bahwa penerimaan retribusi daerah yang tertinggi
berturut-turut dicapai oleh Provinsi NTT dengan nilai mencapai Rp21,3 miliar, Kabupaten
Alor sebesar Rp14,6 miliar, dan Kabupaten Flores Timur sebesar Rp9,2 miliar, dan
Kabupaten Manggarai Barat sebesar Rp7,1 miliar. Sedangkan pemerintah daerah
dengan nilai realisasi terendah ialah Kabupaten Sabu Raijua dengan nilai sebesar Rp92
juta.
c. Penerimaan Hasil Kekayaan Negara Yang Dipisahkan
Realisasi Penerimaan dari Hasil Kekayaan Negara yang dipisahkan pada semester I
tahun 2020 tertinggi berturut-turut dicapai oleh Provinsi NTT dengan Rp30,9 miliar,
Kabupaten Kupang Rp7,1 miliar, Kota Kupang Rp6,9 miliar, dan Kabupaten TTU Rp6,7
miliar. Sedangkan untuk Kabupaten Sikka, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Ngada,
Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Nagekeo dan Kabupaten Malaka tidak memiliki
realisasi penerimaan hasil kekayaan Negara yang dipisahkan.
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
Realisasi Penerimaan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah tertinggi dicapai
oleh Provinsi NTT dengan capaian sebesar Rp105,9 miliar, diikuti oleh Kabupaten Belu
sebesar Rp22,2 miliar, Kota Kupang sebesar Rp21,9 dan Kabupaten Sumba Timur
Rp.20,7 miliar. Sedangkan realisasi yang terendah berada di Kabupaten Rote Ndao
dengan capaian Rp676,6 juta.
2. Pendapatan Transfer
Grafik III.1 Realisasi Pendapatan Transfer Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi NTT s.d.
Triwulan II Tahun 2020 (triliun)
Sumber: BPKAD lingkup NTT, data diolah
Dari data di atas dapat kita ketahui, realisasi pendapatan transfer pada triwulan II tahun
2020 mengalami penurunan sekitar 38 persen dari tahun sebelumnya untuk periode
TW II 2019 TW II 2020 Pendapatan
transfer triwulan
II tahun 2020
mengalami
penurunan
sebesar Rp 3,27
triliun atau
sekitar 27
persen dari
triwulan II tahun
2019.
-
15
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR
TRIWULAN II TAHUN 2020
yang sama. Akumulasi penurunan tersebut terjadi pada semua pemda di NTT. Untuk
realisasi tertinggi secara berturut-turut dicatat oleh Pemprov NTT dengan realisasi
sebesar Rp1,15 triliun, Kabupaten Flores Timur Rp576,96 miliar, Kabupaten TTS
Rp516,62 miliar, Kota Kupang Rp443.66, dan Kabupaten TTU Rp436,07 miliar.
Sementara itu Kabupaten Sikka menduduki posisi realisasi terendah dengan nilai
Rp54,12 miliar atau hanya tercatat sekitar 0,62 persen dari total transfer semester I
tahun 2020.
3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Tidak semua kabupaten/kota memiliki sumber daya yang masuk dalam kategori ini.
Untuk semester I tahun 2020, penerimaan dari Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
hanya dimiliki oleh Pemerintah Provinsi NTT dengan nilai Rp300,03 juta, Kabupaten
Belu sebesar Rp159,78 juta, Kabupaten Sumba Barat sebesar Rp14,15 miliar, dan
Kabupaten Lembata sebesar Rp4,55 juta. Sebagai informasi, komponen yang kami
hitung sebagai kelompok Lain-Lain Pendapatan yang Sah adalah Pendapatan Hibah
dan Dana Darurat.
B. Belanja Daerah
Sampai dengan triwulan II tahun 2020, realisasi Belanja Daerah tercatat sebesar Rp7,1
triliun, atau mencapai 8,7 persen dari pagu belanja dalam APBD.
1. Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal
Sebagaimana ditunjukkan dalam grafik III.2, realisasi belanja terbesar secara berturut-
turut pada semester I tahun ini adalah belanja pegawai dengan realisasi Rp4,349,58
miliar, belanja barang sebesar Rp1.181,03 miliar, dan belanja modal sebesar Rp552,58
miliar. Rendahnya penyerapan belanja pada seluruh pemerintah daerah disinyalir
karena adanya pembatasan aktivitas (social distancing) sebagai bentuk pencegahan
penyebaran Covid-19 di hampir seluruh daerah NTT.
Sumber: BPKAD lingkup NTT, data diolah
Grafik III.2 Realisasi Belanja Daerah Triwulan II Tahun 2020 (miliar)
Realisasi
belanja daerah
triwulan II tahun
2020 sebesar
Rp 7,1 triliun
atau sekitar 22
persen.
-
16
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR
TRIWULAN II TAHUN 2020
2. Belanja Daerah Berdasarkan Fungsi
Belanja daerah berdasarkan fungsi terdiri dari pelayanan umum, ketertiban dan
keamanan, ekonomi, lingkungan hidup, perumahan dan fasilitas umum, kesehatan,
pariwisata dan budaya, pendidikan, perlindungan sosial, dan fungsi lainnya. Hingga
akhir triwulan II tahun 2020, realisasi per fungsi tertinggi terdapat pada fungsi pelayanan
umum yang mencapai 33 persen dan pendidikan sebesar 29 persen. Sedangkan untuk
fungsi terendah realisasinya terdapat pada pariwisata dan budaya yang realisasinya
sekitar 1 persen dari total realisasi per fungsi.
Alokasi terbesar berada pada urusan pelayanan umum dengan alokasi pagu senilai
Rp13,7 triliun, diikuti urusan pendidikan dengan pagu sebesar Rp7,3 triliun
C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Triwulan II Tahun 2020
Grafik III.4 Hasil Winters’ Method Plot untuk realisasi penerimaan dan belanja APBD
Sumber: Hasil output eksponensial Holt-Winters Smoothing
Prognosis realisasi APBD di NTT diukur menggunakan pendekatan forecasting
menggunakan eksponensial Holt-Winters Smoothing terhadap realisasi belanja dan
pendapatan pada periode beberapa tahun sebelumnya. Berdasarkan hasil pengujian
eksponensial Holt-Winters Smoothing dalam grafik III.4, didapatkan prognosis realisasi
Sumber: BPKAD lingkup NTT, data diolah
Grafik III.3 Realisasi Belanja Daerah Berdasarkan Fungsi (Miliar)
Persentase
realisasi belanja
daerah tertinggi
berturut-turut
yakni belanja
pegawai
sebesar 38%,
belanja bansos
sebesar 23%,
dan belanja
barang&jasa
sebesar 18%,
sementara
terendah
belanja bantuan
keuangan
sebesar 8%
Perkiraan
realisasi
penerimaan
dan belanja
APBD s.d
triwulan III
tahun 2020
sebesar 72,69
persen dan
83,14 persen
-
17
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR
TRIWULAN II TAHUN 2020
penerimaan dan realisasi APBD sampai dengan triwulan IV tahun 2020 yang tersaji
dalam tabel III.3 berikut ini.
Prognosis pendapatan daerah (termasuk dana transfer) sampai dengan bulan
September 2020 (triwulan III) diprediksi tercapai sebesar 72,69 persen dan sampai
dengan akhir tahun akan terealisasi sebesar 86,72 persen atau sekitar Rp26,1 triliun.
Sedangkan prognosis belanja daerah sampai dengan bulan September 2020 (triwulan
III) diprediksi terealisasi sebesar 83,14 persen dari pagu belanja APBD.
Tabel III.3 Perkiraan Realisasi APBD Lingkup Provinsi NTT s.d. Triwulan IV Tahun 2020
(miliar)
Uraian Pagu
Perkiraan Realisasi s.d. Triwulan III 2020
Perkiraan Realisasi s.d. Triwulan IV 2020
Rp % Rp %
Pendapatan Daerah 30.119,46 21.893,84 72,69% 26.119,59 86,72%
Belanja Daerah 31.384,79 26.093,31 83,14% 30.323,98 96,62%
Surplus (Defisit) (1.265,33) (4.199,47) (4.204,39)
Sumber: Hasil forcast eksponensial Holt-Winters Smoothing, dan BPKAD diolah
Lebih lanjut, jika kondisi pandemi Covid-19 terkendali dan pemerintah daerah mampu
mempercepat dan mengoptimalisasikan belanja APBD, sampai dengan akhir tahun
2020 realisasi belanja APBD di NTT diproyeksikan akan mencapai 96,62 persen atau
sebesar Rp30,32 triliun.
INSIGHT III. ANALISIS BELANJA APBD PEMERINTAH PROVINSI NTT DALAM
RANGKA PENANGANAN COVID-19 DI NTT
Pemerintah Daerah Provinsi NTT mengalokasikan anggaran sebesar Rp 711,86 miliar dalam rangka penanganan covid-19 yang meliputi kegiatan pada bidang kesehatan dan bantuan sosial dan/ atau
ekonomi kepada masyarakat yang terdampak di Provinsi NTT. Dengan alokasi tersebut ditambah program penanganan covid-19 dari Pemerintah Pusat, diharapkan pandemi yang berada pada wilayah NTT dapat terkendali sehingga akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di NTT pada kuartal III tahun 2020 bergerak positif.
Sumber : BKD Prov NTT
Bidang Pagu Realisasi %
Kesehatan 100,000,000,000 34,468,772,258 34.47
Bantuan Sosial/Ekonomi 611,863,912,683 2,121,134,005 0.35
Total 711,863,912,683 36,589,906,263 0.05
-
18
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR
TRIWULAN II TAHUN 2020
IV. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)
A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian
Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) adalah merupakan laporan hasil
konsolidasian antara Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dengan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Konsolidasian pada periode waktu tertentu. Laporan Realisasi
Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi NTT disajikan dalam tabel IV.1.
Tabel IV 1. Laporan Realisasi Anggaran KonsolidasianTingkat Wilayah Provinsi
NTT Triwulan II tahun 2019 (miliar)
Sumber: LKPK Kanwil NTT, SIKD (per 30 Juni 2020)
B. Pendapatan Konsolidasian
Analisis Proporsi dan Perbandingan
Laporan Pendapatan Konsolidasi Keuangan Pemerintah di NTT secara keseluruhan
pada triwulan II tahun 2020
mengalami kenaikan dari sisi
perpajakan sekitar 27.71 persen dan
Hibah sekitar 6 persen dari tahun
sebelumnya pada periode yang
sama. Sementara untuk Penerimaan
Bukan Pajak mengalami penurunan
sekitar 18 persen. Komposisi
pendapatan konsolidasian
didominasi oleh penerimaan
daerah di bagian penerimaan perpajakan dan PNBP yang memiliki kontribusi hingga 92
persen dari total pendapatan konsolidasian. Sedangkan untuk penerimaan dari transfer
dan hibah hanya sebesar Rp195,56 miliar atau 0.1 persen dari penerimaan
konsolidasian. Lebih lanjut, total pendapatan konsolidasian disumbangkan oleh
penerimaan pusat pada penerimaan perpajakan dan PNBP. Untuk penerimaan pusat
Sumber: LKPK Kanwil DJPb NTT (diolah)
Grafik IV.1 Perbandingan Komposisi Pendapatan
Konsolidasian Prov.NTT Triwulan II tahun 2019-2020 (miliar)
Pelaksanaan
anggaran
konsolidasian
(APBN dan
APBD)
triwulan II
tahun 2020
defisit Rp
8.737,32
miliar.
Proporsi
perpajakan
konsolidasian
triwulan II
tahun 2019
dan 2020
mencapai
58,8% dan
PNBP sebesar
45,5%.
-
19
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR
TRIWULAN II TAHUN 2020
dari perpajakan lebih besar 83 persen dari penerimaan daerah, sementara untuk PNBP,
penerimaan daerah jauh lebih besar dari yang diperoleh penerimaan pusat
C. Belanja Konsolidasian
Analisis Proporsi dan
Perbandingan
Pada triwulan II tahun 2020
komponen belanja pemda lebih
besar sekitar 49 persen
daripada belanja pusat dimana
belanja pemda sebesar
Rp8.785,07 miliar sedangkan
belanja pusat sebesar
Rp5,890,94 miliar.
Grafik IV.3 Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Terhadap Belanja Konsolidasian Provinsi NTT Triwulan II Tahun 2019-2020 (miliar)
Sumber: LKPK Kanwil DJPb NTT (diolah)
Realisasi belanja daerah terbesar dari belanja pegawai sebesar Rp6.567,32 miliar dan
yang terendah dari belanja tak terduga sebesar Rp11,42 miliar. Untuk belanja pusat
terbesar berturut-turut adalah belanja pegawai Rp610,94 miliar, belanja modal Rp595,71
miliar, dan belanja barang Rp364,35 miliar. Sementara belanja modal yang diharapkan
menjadi penggerak ekonomi masih di bawah belanja pegawai dan belanja barang pada
belanja daerah.
D. Analisis Kontribusi Pemerintah Dalam PDRB
Berdasarkan detail rincian transaksi yang mempengaruhi kekayaan netto, dapat
disimpulkan bahwa pendapatan pada tahun ini mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya sebesar Rp1.942,28 miliar atau sekitar 10,89 persen, berbanding lurus
dengan kenaikan beban mencapai Rp 689,94 miliar atau sekitar 5,92 persen.
Sumber: LKPK Kanwil DJPb NTT (diolah)
Grafik IV.2 Perbandingan Penerimaan Pusat dan Daerah Terhadap
Penerimaan Konsolidasian Provinsi NTT Triwulan II Tahun 2020
(miliar)
Belanja
konsolidasian
triwulan II tahun
2020 ditemukan
belanja barang
masih lebih tinggi
di daerah (183,29
miliar) sedangkan
Belanja Modal
lebih tinggi di
pusat (666,81
miliar)
-
20
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR
TRIWULAN II TAHUN 2020
Meskipun kenaikan
belanja lebih tinggi dari
kenaikan pendapatan,
namun secara keseluruhan
peningkatan beban
pemerintah di NTT tersebut
masih dapat dibiayai oleh
pendapatan yang
diperoleh. Sehingga
keseimbangan operasi
netto masih menunjukkan
tren yang positif yakni Rp
5.493,70 miliar meskipun
mengalami penurunan
sekitar 32 persen dari
tahun lalu. Selanjutnya,
melalui konsumsi dan investasi yang dilakukan pemerintah ini, akan dapat diketahui
seberapa besar kontribusi belanja yang telah direalisasikan pemerintah terhadap Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) di Provinsi NTT.
Tabel IV.3 Perhitungan Kontribusi Pemerintah Terhadap PDRB Provinsi NTT Tahun 2020 (Rupiah)
Sumber: LKPK Kanwil DJPb NTT, BPS, BPKAD data diolah
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa kontribusi belanja pemerintah dan
kontribusi investasi pemerintah terhadap PDRB pada triwulan II tahun 2020 masing-
masing turun sebesar 1,61 persen dan 2,65 persen dibandingkan kontribusi tahun 2018.
Selain itu, untuk PDRB juga mengalami penurunan sebesar Rp505 miliar dibandingkan
periode yang sama tahun 2019. Penurunan kontribusi belanja dan investasi pemerintah
pada triwulan II tahun 2020 diduga merupakan kontraksi perekonomian nasional sebagai
dampak dari pandemi Covid-19. Meskipun demikian, peran aktivitas pemerintah melalui
2019 2020
A. Konsumsi Pemerintah 8,461 7,882
Kompensasi Pegawai 5,712 5,814
Penggunaan Barang dan Jasa 2,722 2,031
Konsumsi Aset Tetap - -
Manfaat Sosial 27.0 36
B. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 11,578 10,667
C. PDRB 26,550.00 26,045.00
A/C 31.87% 30.26%
B/C 43.61% 40.96%
Transaksi yang Mempengaruhi Kekayaan Neto
(Miliar)
Sumber: LKPK Kanwil DJPb NTT, BPS, BPPKAD data diolah
Pendapatan
dan beban
triwulan II
tahun 2019
tingkat wilayah
Provinsi NTT
mengalami
penurunan
dibandingkan
triwulan I tahun
2018
Kontribusi
belanja
pemerintah
terhadap PDRB
sebesar 30,26
persen,
sedangkan
investasi
sebesar 40,96
persen.
Tabel IV.2 Laporan Operasional Laporan Statistik Keuangan
Pemerintah Tingkat Wilayah Provinsi NTT Triwulan II 2020 (miliar)
2019 2020
Pendapatan 19,773.01 17,830.73
Pajak 1,426.42 1,454.71
Kontribusi Sosial - -
Hibah 1,555.04 447.50
Pendapatan Lainnya 16,791.55 15,928.52
Beban 11,647.19 12,337.03
Kompensasi Pegawai 5,711.69 5,814.34
Penggunaan Barang dan Jasa 2,722.02 2,030.91
Konsumsi Aset Tetap - -
Bunga - -
Subsidi - -
Hibah 3,019.24 4,121.88
Manfaat Sosial 26.95 36.26
Beban Lainnya 167.29 333.64
Keseimbangan Operasi Bruto/Neto 8,125.82 5,493.70
Transaksi Aset Non Keuangan Neto 1,692.43 1,771.97
Aset Tetap 1,174.36 1,768.81
Perubahan Persediaan - -
Barang Berharga - -
Aset Non Produksi 11.51 3.16
Net Lending/Borrowing 4,890.42 5,495.65
Transaksi Aset Keuangan dan Kewajiban 4,890.42 5,495.65
Akuisisi Neto Aset Keuangan 6,939.94 3,721.90
- Dalam Negeri 6,939.94 3,721.90
- Luar Negeri - -
Keterjadian Kewajiban - -
- Dalam Negeri - 0.17
- Luar Negeri - -
(Miliar)Transaksi yang Mempengaruhi Kekayaan
Neto
-
21
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR
TRIWULAN II TAHUN 2020
belanja dan investasi masih relatif besar kontribusinya bagi prekonomian NTT. Lebih
lanjut, telah terbukti bahwa kontribusi investasi pemerintah sebagai pembentuk PMTB
(belanja modal) memiliki kontribusi lebih besar (40,96%) daripada belanja konsumsi
pemerintah (30,26%). Oleh karena itu, optimalisasi kinerja pelaksanaan anggaran
khususnya terkait realisasi belanja dan investasi pemerintah memiliki implikasi yang
krusial bagi pertumbuhan ekonomi di NTT.
INSIGHT IV. ANALISIS HORISONTAL TERHADAP ASET KONSOLIDASIAN NTT
Berdasarkan data semester I Laporan Konsolidasian APBN dan APBD Provinsi NTT Tahun 2018 s.d 2020 terlihat bahwa sampai dengan Triwulan II 2020 (semester I-2020) penambahan asset pada neraca konsolidasian menunjukkan kontraksi sebesar -7 persen meskipun secara realisasi belanja modal realisasinya lebih besar 49 persen dibandingkan periode sebelumya.
Kondisi ini dimungkinkan disebabkan oleh adanya pandemi covid-19, dimana ketika proses administrasi/perikatan kontraktual sudah dilaksanakan, namun pengerjaan proyek fisik belum bisa dilakukan segera karena adanya pembatasan sosial, dan larangan bepergian. Fenomena ini tentunya perlu menjadi perhatian pemerintah, sehingga di era new normal ini, perlu mendorong para supplier pemerintah untuk dapat segera melaksanakan kewajibannya dengan tetap memenuhi protokol kesehatan.
V. BERITA / ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH
Kinerja Fiskal Dukung Ketahanan Ekonomi di Masa Pandemi
Dampak pandemi Covid-19 telah menyebabkan pelemahan ekonomi (kontraksi
ekonomi) NTT pada kurun waktu dua kuartal pertama di tahun 2020. Setelah menekan
ekonomi NTT sehingga hanya mampu tumbuh 2,84 persen (y-on-y) di triwulan I-2020,
dampak pandemi Covid-19 juga telah mengakibatkan pertumbuhan negatif pada
ekonomi NTT di triwulan II tahun ini yakni mencapai -1,96 persen (y-on-y).
Secara regional,
ketahanan
ekonomi NTT di
masa pandemi
lebih baik diban-
dingkan nasional.
Sumber : LKPK Kanwil DJPb NTT (tanpa akumulasi penyusutan tahun)
-
22
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR
TRIWULAN II TAHUN 2020
Gambar V.1 Hasil Analisis Permasalahan Menggunakan Force Field Analysis
Namun demikian, jika melihat pergerakan kinerja ekonomi secara triwulanan
sebagaimana grafik I.1, nampak bahwa pertumbuhan ekonomi pada periode April
sampai dengan Juni tumbuh positif sebesar 0,92 persen (q-to-q). Kondisi ini tentunya
menunjukkan fenomena yang positif, disaat ekonomi nasional terkontraksi hingga
mencapai -5,32 persen (y-on-y) dan -4,19 (q-to-q), namun ekonomi NTT hanya
terkontraksi -1,96 persen (y-on-y) dan bahkan mampu tumbuh positif sebesar 0,92
persen (q-to-q) pada triwulan II tahun 2020. Oleh karena itu, faktor
penyangga/pendorong (driving forces) ketahanan ekonomi NTT ini tentunya perlu terus
dioptimalkan dengan secara pararel meminimalisir hambatan dan kendala yang menjadi
faktor penghambat (restraining forces) kebangkitan perekonomian NTT pada periode
berikutnya. Selanjutnya, untuk mengetahui dan memetakan faktor yang menjadi
penghambat sekaligus faktor yang menjadi pendorong dalam peningkatan kinerja
ekonomi di NTT ke depan akan dijelaskan melalui pendekatan Force Field Analysis
(FFA) sebagaimana gambar diatas.
Selanjutnya, dari keenam faktor tersebut, akan ditetapkan masing-masing dua faktor
pendorong dan dua faktor penghambat sebagai prioritas untuk dielaborasi sebagaimana
bobot penilaian yang ditetapkan.
A. Faktor Pendorong Kinerja Pertumbuhan Ekonomi NTT
1. Percepatan Realisasi Belanja Pemerintah
Di masa melemahnya aktivitas ekonomi, belanja negara diharapkan dapat menjadi
counter cyclical (pembalik siklus) melalui percepatan realisasi belanja pemerintah baik
APBN dan APBD. Sehingga ketika pandemi mulai terjadi pada bulan Maret, pemerintah
menyusun berbagai kebijakan untuk mendorong adanya belanja pemerintah di daerah,
diantaranya: (1) Pengaturan pengajuan SPM ke KPPN dalam masa darurat pandemi
Melalui FFA,
Faktor pen-
dorong dan
penghambat
kinerja
ekonomi NTT
dapat
dipetakan.
-
23
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR
TRIWULAN II TAHUN 2020
Covid-19 yang bertujuan untuk menjamin belanja negara bisa tetap berjalan khususnya
untuk jenis tagihan yang prioritas; (2) Kebijakan penyesuaian belanja K/L dan
pemerintah daerah tahun 2020 (refocusing dan realokasi belanja pemerintah); (3)
Mekanisme pelaksanaan anggaran belanja atas beban APBN dalam penanganan
pandemi Covid-19 yang mengatur mulai dari pembuatan komitmen hingga proses
pembayaran kepada penyedia barang/jasa (PMK 43/PMK.05/2020); (4) Relaksasi revisi
belanja dan besaran deviasi rencana penarikan dana pada K/L.
Melalui beberapa respon kebijakan tersebut, pada periode pandemi Covid-19 (triwulan
II tahun 2020) realisasi belanja APBN bisa diakselerasi sebesar 1,36 kali lipat yakni
mencapai Rp4,43 triliun dibandingkan kuartal I yang hanya terealisasi Rp1,87 triliun
(lampiran III). Sehingga sejalan dengan upaya percepatan belanja ini, sebagaimana
grafik I.1, komponen konsumsi pemerintah mampu tumbuh positif sebesar 30,72 persen
dan mempunyai andil cukup besar sehingga PDRB NTT mampu tumbuh positif 0,92
pada triwulan II tahun 2020.
2. Respon Cepat Pemerintah di Masa Pandemi
Pemerintah Provinsi NTT relatif sangat responsif dalam penanganan dan pencegahan
penyebaran Covid-19 di wilayah NTT. Sebagaimana diuraikan dalam gambar V.1,
beberapa kebijakan stategis telah diambil oleh Pemerintah Provinsi NTT dalam
mencegah penularan Covid-19. Selain itu, pemerintah NTT juga bergerak cepat dalam
melakukuan realokasi dan refocusing belanja APBD untuk penanganan Covid-19
dimana untuk Belanja Bidang Kesehatan dialokasikan sebesar Rp100 miliar dan sampai
dengan Juni 2020 telah terealisasi sebesar 34,47 persen. Sedangkan untuk Bantuan
Sosial dan Ekonomi Masyarakat terdampak teralokasi sebesar Rp 611,86 miliar dan
telah terealisasi sebesar Rp 2,12 miliar sampai dengan semester I-2020 (lampiran IV).
Gambar V.2 Respon Cepat Pemerintah Dalam Penanganan Covid-19 di NTT
Sumber : Gugus Tugas Pemprov NTT, diolah
Ketahanan
ekonomi NTT
pada Q2 yang
mampu tumbuh
positif sebesar
0,92 (q to q)
didukung oleh
peningkatan
realisasi belanja
pemerintah
sebesar 1,36
kali lipat di Q2.
Respon cepat
Pemda di
masa pandemi
telah berhasil
meminimalisir
tingkat
penularan dan
mencegah
pelemahan
ekonomi se-
makin dalam.
-
24
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR
TRIWULAN II TAHUN 2020
B. Faktor Penghambat Kinerja Pertumbuhan Ekonomi NTT
1. Penurunan Daya Beli dan Konsumsi Masyarakat
Adanya pembatasan sosial dan aktivitas ekonomi sebagai upaya pencegahan
penyebaran Covid-19 terbukti telah menyebabkan penurunan daya beli dan konsumsi
masyarakat. Berdasarkan data dari Dinas Koperasi Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Provinsi NTT, nampak bahwa sebanyak 6.529 pekerja di 307 perusahaan di NTT telah
kehilangan penghasilan mereka karena mendapatkan pengurangan waktu kerja,
dirumahkan dan bahkan terkena PHK pada periode April s.d Mei 2020 (lampiran VI).
Selain itu, pada kelompok masyarakat
kelas menengah atas, belum
meredanya ancaman penularan
Covid-19 ini membuat mereka
menahan belanjanya dan cenderung
menyimpan dananya pada produk
perbankan yang ada. Sehingga pada
periode April – Juni 2020, total Dana
Pihak Ketiga (giro, deposito ,
tabungan) mencapai Rp30,7 triliun
naik sebesar Rp1,5 triliun (lampiran V).
Kondisi ini tentunya akan bermuara pada penurunan daya beli masyarakat sehingga
mereka akan mengurangi konsumsinya. Fenomena ini terkonfirmasi dari (grafik V.1)
perilaku/mobilitas masyarakat NTT yang menurun khususnya pada sektor perdagangan
retail dan rekreasi yang masih belum bisa kembali seperti posisi sebelum pandemi. Oleh
karena itu, untuk meningkatkan Kembali daya beli dan konsumsi masayarakat,
pemerintah telah mendorong percepatan realisasi program PEN khususnya yang terkait
perlindungan sosial dan dukungan UMKM/dunia usaha.
2. Implementasi Program Perlindungan UMKM Terdampak Belum Optimal
Adanya pandemi Covid-19 telah mengakibatkan terkontraksinya pertumbuhan sektor
Akomodasi Makan dan Minum sebesar -42,36 persen, dan sektor Perdagangan Besar
dan Eceran mencapai -7,75 persen. Pada periode April sampai dengan Mei 2020
tercatat sebanyak 4.437 UMKM dan 379 Koperasi menjadi korban terdampak.
Menyadari hal ini, pemerintah sebenarnya telah membuat kebijakan untuk melindungi
para pelaku usaha khususnya UMKM mulai dari mendorong penyaluran KUR dan UMi,
sampai dengan memberikan insentif perpajakan, restrukturisasi pinjaman, maupun
subsidi bunga sebagai bagian program PEN.
Pandemi covid-
19 dan adanya
pembatasan
sosial dan
aktivitas eko-
nomi menurun-
kan daya beli
dan konsumsi
masyarakat
NTT. Grafik V.1 Mobilitas Penduduk di Tempat Perdagangan Retail dan Rekreasi
Sumber: BPS NTT
Penurunan
daya beli
sebagai
akibat dari
berkurangnya
penghasilan
para pekerja
perlu segera
dipulihkan
melalui per-
cepatan
realisasi
program per-
lindungan
sosial dan
dukungan
UMKM.
Upaya per-
lindungan
UMKM melalui
peningkatan
pembiayaan/
modal kerja dan
subsidi bunga
belum tereali-
sasi secara
optimal.
-
25
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR
TRIWULAN II TAHUN 2020
Namun demikian sampai dengan Juni 2020, program subsidi bunga masih berada pada
penyempurnaan mekanisme dan proses bisnis (penyempurnaan PMK 65/PMK.5/2020)
sehingga manfaatnya belum dapat dioptimalkan.
Sebagaimana diuraikan dalam
grafik V.2, penambahan modal
kerja UMKM melalui penyaluran
Kredit UMKM di NTT tercatat
mengalami penurunan sejak
memasuki awal pandemi di
Maret, meskipun pada bulan Mei
sudah sedikit naik sebesar 0,18
persen. Kinerja realisasi
penyaluran KUR s.d Juni 2020
juga tercatat hanya sebesar
Rp767,6 miliar, turun sebesar 26
persen dibandingkan periode tahun lalu. Memperhatikan kondisi ini, pada kuartal III,
realisasi dari program PEN untuk dukungan UMKM harus dapat direalisasikan secara
optimal. Sinergi dan kolaborasi diantara pemangku kepentingan (OJK, Kemenkeu, dan
juga Lembaga Jasa Keuangan) di daerah harus terus dioptimalkan untuk sama-sama
bergerak dan berupaya maksimal guna membangkitkan geliat UMKM/dunia usaha di
Nusa Tenggara Timur.
Semoga dengan kolaborasi dan sinergi serta gotong royong semua elemen bangsa, kita
mampu segera keluar dari pandemi Covid-19. Lebih lanjut, dengan semangat dan kerja
keras mari kita bersama mengawal dan mengoptimalkan APBN demi mewujudkan
kebangkitan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Total Kredit UMKM
KUR = Rp 767,6
miliar -26 %
Grafik V.2 Mobilitas Penduduk di Tempat Perdagangan Retail dan Rekreasi
Sumber: OJK Provinsi NTT,diolah
Realisasi KUR
menurun
sebesar -26 %,
sedangkan
program subsidi
bunga UMKM
belum dapat
direalisasikan
karena masih
dalam proses
perbaikan
mekanisme dan
proses bisnis.
Sinergi,
kolaborasi, dan
kerja keras
semua pemangku
kepentingan
diperlukan dalam
mengoptimalkan
fiskal pemerintah
untuk kesejah-
teraan rakyat.
-
26
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR
TRIWULAN II TAHUN 2020
DAFTAR PUSTAKA
BUKU/ ARTIKEL
Berita Resmi Statistik Pertumbuhan Ekonomi NTT Triwulan II – 2020. BPS Provinsi NTT.
Kupang
Berita Resmi Statistik Kondisi Ketenagakerjaan Februari 2020. BPS Provinsi NTT.
Kupang
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Triwulan II Tahun 2019 dan 2020. Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi NTT. Kupang
Government Financial Statistic Triwulan II Tahun 2020. Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Perbendaharaan Provinsi NTT. Kupang
Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Nusa Tenggara
Timur Tahun Anggaran 2020. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kupang
Prioritas Plafon Anggaran Sementara Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun Anggaran 2020. Pemerintah Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Kupang
WEBSITE
www.bps.go.id
www.bi.go.id
www.ntt.bps.go.id
http://spanint.kemenkeu.go.id/spanint/app/
http://ditpa.kemenkeu.go.id/2017/index.php
https://sikp.kemenkeu.go.id/login
http://sikd.djpk.kemenkeu.go.id
http://www.neraca.co.id/article/62490/inflasi-dan-pertumbuhan-ekonomi, Inflasi dan
Pertumbuhan Ekonomi, Prof. Firmanzah., PhD, Rektor Universitas Paramadina
https://nasional.kontan.co.id/news/pilkada-berdampak-sesaat-ke-ekono
http://www.bps.go.id/http://www.bi.go.id/http://www.ntt.bps.go.id/http://spanint.kemenkeu.go.id/spanint/app/http://ditpa.kemenkeu.go.id/2017/index.phphttps://sikp.kemenkeu.go.id/loginhttp://sikd.djpk.kemenkeu.go.id/http://www.neraca.co.id/article/62490/inflasi-dan-pertumbuhan-ekonomihttps://nasional.kontan.co.id/news/pilkada-berdampak-sesaat-ke-ekonoferderikusText Box
-
PROYEKSI BELANJA APBD 2020
LAMPIRAN I
-
PROYEKSI PENERIMAAN APBD
LAMPIRAN I-1
-
Proyeksi Winters' Method Plot for Pendapatan APBN
LAMPIRAN II
-
Proyeksi Winters' Method Plot for Belanja APBN
Index
Be
lan
ja A
PB
N 2
01
5-2
02
0
70635649423528211471
1,2
1,0
0,8
0,6
0,4
0,2
0,0
Smoothing Constants
Alpha (level) 0,3
Gamma (trend) 0,3
Delta (seasonal) 0,3
Accuracy Measures
MAPE 14,6657
MAD 0,0577
MSD 0,0065
Variable
Forecasts
95,0% PI
Actual
Fits
Winters' Method Plot for Belanja APBN 2015-2020Multiplicative Method
LAMPIRAN II-1
-
LAMPIRAN III
-
GURERⅣuR Ⅳ廿sA富EⅣGGA隠す重ⅢuR
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN
UNTUK PENCEGAHAN DAN/A甘AU PENANGANAN COVID- 19
Bu払N ↓uNI TAHUN ANGGARAN 202o
PROV工NS工NUSA TENGGARA ¶:MUR
Ang撃膿m
(Rp)
Rea-(Rp)
8. Operasional po並o covid-1 9
2. Tenda Isolasi (bchan plastik serat
uku重an 3Ⅹ3Ⅹ2,5皿ete重)
3. Lampu ultraviolet Germisidal (288
watt珊ps Po皿and
1. Bahan Habis pakai (RIck打at瓢na
Undana)
2・ ATK叩打関心遺P重a土amaundana)
KASIPPA2AText Box LAMPIRAN IV
-
Keg範,tan
5・ APDun巾k22Kablkoぬ
b・ Maske重N95 (musus T孤aga
Medis)
9・ BahanlAla亡test peme重遊sa劃
Covid- 1 9
d・ Penggandaan lFoto Copy
i. Pembayaran Lan蕊anan lnternet
untuk VC Penanganan Cwid-19
14・ Ke昌iatan pembek瓢an SDM
Keseha亡an dalam Rangka
Penanganan Covid-19 Di
K証〉up貧ten/盤ota (調R章RAB)
15. Extra Feeding penin挟atan Daya
Tahan Tubuh
18. Dufungan oper謎ional
Penyemprotan Desinfektan I,in8kup
Peme轟ntah Hovinsi NT富
21. J謎a Layanan Karantina Tenaga
MediきlTenaga Keseha亡an da重a皿
Ran‡永a Penanganan Covid-19 di
Hotel Sas劃do
32・ Pengadaan Ah Bersm 『angki)
-
K呼血血
Belmja Peralatan dan Mesin (Pengadaan
Bar劃劇
5・ 0Ⅹygen po重ねble
5・ Jasa pen乙sangan perlen唾ap劃
Webina重
d. Pekerjaan Phtu Gerbang
(Menuju Area PerawatanCovid-19) di REU Nainata
-
Keg血tまn
I. Penin8kat劃Kualitas sarana dan
Prasa重ana pendukung : HVAC
Ruang Isolasi frekanan Ne嬰tif)
1. Termometer Digital (Infra Red)
4. Arat uhir satur謎iokeigen (rise
O翠阿東leter)
5・ CyroTube (Tu請puli重)
8. KacaMataGoogle
12. Sepa血B○○t
13. Kantong plastik untuk Linbah
Me血s (besa重)
14・ K袖亡ong則as亀k田丸達雄mbah
Medis (sedang)
25. RapidTest
26. Paket obat-Obatan I咋tain c 1
grzm rv,dan A2±血oricin
rv,Oseltamizir 75 ng)
29. Perlenく率apan pasca wa鳥t pasien
Covid
30. -tan Desinfektan TinBkatTinggi / DTh untuk Perend秘nan
BHP Covid-19 (@ 750 ml)
32. PetiJenazah
-
Keg血t孤
22. Bios節rty cabinet
24. Ph瓢ma ceudcal Ref轟gator
(Kukaspenyimpan Reagen) 2 pintu
26. Eye and Face safety shower
32・ Mist Blc廿osぬ寄c Backpackl Ala亡
Desinfcksi dengan Pengaturan
Te長anan (Backpack Sprayer
VP3 00ES)
Jasa Kontruksi Gedung / Bm糾nan
2. SARS-COV-2 igG Reagen隠t
-
i i i i i 竃 i �
Ⅳo. 價Y+ノnxネツ�Angg卿an �V��ゥE稲ル(�Penyc重aなan ���種曲 �〇十 宥�コ唯�
陣中) 宙ワW��(%) 秒�止れ � 傚�JW&�
臆 纏Xuc�I4%F�3#��ネツ�30.348.000 � �音i i 澱� �
臆 澱薈�7VY5ニラv�W2�r膾e6�踐ト�'8�ク�ク葮e2�ょ7v�$F�キ&�7FW&鳴�貞eDヤカ唯�����ァV6�W$�鳴���T���ル>�8ャヲイ��"葷�6カW$纉R��2葷�6カW$&VF���ネツ��B葷�6カW$&VF�姥'&WB��ZUF�薮�4&�6�13.500.000 � 劔仗��
漢 �28.250.000 � � � �
臆 �47.000.000 � � ��
臆 �46.500.000 � � � �
漢 僮.350.000.000 � �
14.300.000 � � � �
618.9了S.000 � � ��
漢 �2_850.000 � � ��
漢 �80.275.000 � � ��
臆 �1.400.000 � � ��
16.Handscoonpanjangsteril(medis/ obgyn) ���������� � � �
17.JasaLayanan施rantinaTenaga Mcdis 18.KontrakservisMesinpcR 19.Kabel BelaniaMod狐 白經s2�������327.180.000 ��テ�R�† 都B� 儖H
漢 �81.647.416 � � ��
漢 �88.652.000 � � ��
臆 �.081.120.000 � � ��
Pengad-Barang 1.Gen題巳t500KVA 白紊3�������� � � �
1.430.000.000 � �1音i 音i 亦���匁唯�
漢 幡�6�カ�?遊キ6牌VH葷vト(フヲwV靂「�651.120.000 � 劔�
1・RenovasiRu劃gKomodo(Ruangan Isolasi) 鼎c偵c#����� � ��兮ket
2.RenovasiRuangGenzet& Perbalkan,Maindi§tributimPanel ��經������ � 亦�i i 刷 兮ket
B種dan螺e雪at皿an由の堪掛d狐Po埠髄量 � � ��Ill. �27.560.000 �#r�#2����99,81% �6 亦��������� �ニツ�
1.PatroliTimGabungan(bersanaTNI danPOLRI)dda皿重angka memberikanhimbauankepada maeyarakatterkaitpencegahan penyebaranCovid-19 �#r經c�����227.123,000 涛津�R�
IV. �靕H蒭フ�i&霄ネネノ+&yTx鍈����G&��WF也6�G����F�ニ����誚カ�ヨVヨ&Xリニカ�諞蒙&�V��カW��F�ヨ�W�&6カ�GFW&カ�唯��V�Vv���V逍V&�&���f烹モ��383.000.000 �3��������86,19% � � �
363.000.000 �3��������90,94% ��0 亦�� �ニ�
8 ��ヨvVF��葷�6カW&カ�問�9.000.000 湯�������10000% 澱�0 亦�日 日 ��
3.皿e調瓢sc亀nner 澱�������6、000.000 ����ク�ウ��R� �冓 nit
4・B出血ohimbauankepada masyaralcat 迭�������5.000.000 免�テ��R���剳nh
Ⅴ. 禰ネニ�6�ラXネニ�F�籔�I���623.邑種4.000 鼎c2�#r�3�7431% �i 亦� �
1.BiayakeljaTimpelaksanavideo ConferenceCovid-19ProvinsiNm 2.AuatTulisKantorKegiatanvideo con艇種ence 都"�������72.000.000 �ツ����テ��R� 亦���i i i 亅��ali
2.294.000 ��釘����100,00% � �p �ツ�Ye2�
3.Bchankdistrikanuntuklayanan internet �r繝sZC����16.275.000 涛�テ�RR� �I i ��
4.TransportLckalbagiTinpocko Pengumpuldatadanlr血ormasi Cov王d-19 鉄��������28.750.000 鉄rテS�R�6 ��i i i �an
5・DokumentasiKegia亡an a.Pelak-aanK捲iatanvidcon terkaitCovid-19 � � �
1.000.000 � � 白� �
b・Di瓦og血tc重軸Radiotentang C°vid-19 c.DialoghteraktifTelevisi tentangCovid-19 白繝������900.000 鉄�テ��R� �i �all
1.200.000 � � � �
d.PembuatanlklanLayanan Maayarakattentangcovid-19 涛������ �� �
I ! i 亦����� �
-
Keg血血櫨
8・ JasaTenagaA皿l血st調ik血章l
Na重as調be重/ Mode重a血重
12・ SewaGedung I K弧to重l Te調pa亡
14- Pengada孤pe重angka仁dan
Perlen車やan Video Co章基verence
-
Ⅸ唾t孤
a. Pengad- Laptop Host
3. Makanan dan Minuman Rapat
5. Pembelian dan penyenprotan
Disirrfcktan di Terr血ial T沖e a,
Pelabuhan Penyeberangan dan
Kantor Dinas
- morsept (tablet disinfektan)
-
Ke励ntan
- Sarung Tangan (steril)
APD Lengkap
e・ BahanBak狐弛れy尋女/ Ga室dan
Peh工皿as
a. Alat seprot Disinfe照fu
Manual (16 liter)
1. Honorbagipetugasposko BPBD
(46 o重gx 90 ha叫
2. Cetak pamnet/ Spanduk/ Baliho
dalan rangka percapatan
penanganan Covid-1 9
5・ BahanBakarM血yakl Gasd劃
Pelumas dalzm rangka perc中atan
penanganan Covid-1 9
6. Perlen8kapan dan perlatan
Kebe重sih孤
a. Perlengkap紬dan peralatan
cuci tangan dan An心sep心k
b. Perlengkapan dan peralatan
血sin危ktan
ーAm samg t劃g孤
ーBahan penyemp重ot s∝出血
Hipckiorit (5,25% dal-
cairan bahan pemuth
pakalan Bayhi)/ Cukada皿Wipo工
7. Makanan dan Minuman Kegiatan
a・ Untuk pe加gas posko k劃tor
BPBD 46 orang ed-a nasasiaga/ tanggap d釦urat
ocko BPBD 46 oran
-
Ke8iatan
selana masa siaga/tanggap
da「ura亡
8・ Per瓢atan Kel蝕むan
a. Peralata皿kelen重車apan謄t
p etugrs lapangan
b. Maske重出n da正UKMu皿tuk
dibagikan kepada masyarakat
1. Perlen8kapan dan perlatan
Kebe重sihan
b. Perlen敦apan d狐pera鳴tan
disinfektan
- Sprayer (elektrik dan manual|
2・ Peralatan K曾Iengkapan
4. Pengadaan Tripod stahiha
Handphone (Gi血bal stahilizrer for
handphone)
L血u-h血Belanja
Dengan i血menyatakan bahwa saya bertanggung jawab penuh
kebena輪n lapo輪n血dan buk心-bu馳重ea虹sasi yang tercan血m dalam lapor
disimp孤sesu壷dengan ketentuan y組g ber血ku u皿血k kelengkapan ad皿in
dan kepe血uan pe皿e血sa弧神経at pengawas血ngsion瓢.
Demikian laporan ini dibuat dengan sebenamya.ト
嘉S・叫.執
-
GU重電RⅣUR ⅣUSA重電ⅣGGARA重賞ⅢUR
払PORAN BANTUAN SOS工AしUNTUK PEMBER霊AN BANTUAN SO
DAN/Amp EKONOMI KEPADA MAsyARAKAT yANG TERDAM払K c
BULAN ↓uN工船HUN ANGGARAN 2020
PROVINSI NUSA TENGGARA ⅢMUR
農地翰麿ま
くRp)
1・ Hono章pengdola Keu創れgan (5
2` Honorarium pejabat/Panitia
3. Honorahum p紐宣ida/P句abat
Ke血a (1 0重a調劉
(I 0重ang)
(I 0章a租室)
b. Hono重a正調雌m Te血五s
Pendukung/ Penerima Hasil
Peke重ja盆n噛t
Kabepaten (3 orang x 16
Kabupaten)
a. Biaya pengolahan Lahan
(1・000 Ha)
b・重ns孤竜f opera章o重Bhgade
Als血tan
Belania Ba重an旦dan Jasa
a. Penanaman Ja邸ng dengan
Pola lnteg重asi (Pe重t狐ian dan
Petemakan)
c・ Pela書亜弧同塵強心(16 Kab)
3. Belanja paket/Pengirinan/
a.駁aya operasitmal Tmaga
Penda調p止g Lapangan /
Fas並ta書o重
KASIPPA2AText Box LAMPIRAN IV -1
-
Tdis/Tenaga Am ke 16Kabupa書e皿
c. Tranaport Lckal Peserta
(Pet創意i主(1・0工5 0重a櫨g x 2
H ari)
e. Seremonial ( Tanan/Panen)
b. Rakor Evaluasi Haal
Pelcksanaan K± (I 02
Ka坤
8. Belanja JasaTenaga Ahli/
Instuktur/ Narasumber/
Mode重ato重
Tenaga Pend劃直p血g
kpangan/ Fa室蘭tator
(70 0rgx
Tenaga operator Brigade
Alsintan (14 0ra噂x 6
Bu重an)
c・ Jasa Narasumbe「 pela瞳han
Pet甜ii (3 o重gx 3ja皿x 2
Kabupaten)
d. Jasa Na重as皿be重pda心h紬
Pendamping Lapangan (6
orgx2ja皿x3ha正x4
Pe重封a〔an Bengkel
Bhgade Al s血t狐
b. Belanja Bahan Baker
rmyal��v�6ツ��VヌVヨ�0B轟gade Als血亡an
I) Minyak/ Solar (618
2) P虫u皿as (788
1) Mo聞isasiて亡ak亡o重
dari gudang ke lokasi
(43 Unit承2 rmix 10
轟ter)
2) Mob址sasi stock
BBM da轟SPBU ke
-
lokasi (43
Ka血x 10 Liter)
Ⅹ 7 Bulan)
Penan撞man Jagu章ig
deng包n Pda血te望・asi
(咄an danPet調akan )
J址d Pedoman/ Juhis/
Ju岨ak, Modu重Pda也i狐
da皿lap脚a孤
(8 Bu韓u x
Hari x 4 Zona)
1 Kegiatan)
Ill Sewa aulalmangrapa亡
pelatihan pendanping lap angan
b・ Pela血h劃penda重np血g (4
Zona)
13. Belanja peljalanan Dinas Dalan
Daerah dalam ran重たa
Pembin- dan Monev kegiatan
恥puk Urea (100 Kg I
10・000櫨a)
恥puk NPK (i5o Kgx
1〇・0○○ Ha)
櫨e重bisida桓ste競正kl
selcktif)/ Pestisida (i Ltr
x 9・000)
d. Belanja Tan~/BibitTan劃亀n
untuk Penana調Jagしきng
dengan Pola htegrasi (Pertanian
d紬Pete皿akan)
1. Honorarium pegawal Honorer /
鵬dak Te亡ap
a・ Stafse血etahat (3 o章狐gx 3
-
Kcg五重織れ
b・ Pe調gas Kea皿an劃(2 o「劃g
x 3 bul劃)
o重劃g x 3 b山an)
d. Pen擬jar PAUD (5 orangx 3
bul弧)
旦il_aria Ba重an宴: dan J手塁
2. Belanja peran8ko ,Materai dan
4. BelanjaTan- / BihitTanman
e. Belanja Paket / Pengiriman/
Pengep覆輪n
f. Jasa petugas ptmun即t
S-pch (6 bulan x 22 x
2 ・00〇・000)
g・ J謎a Kade重(44 o重a皿gx
c. Belanja Balan Bakar
Minyak/ Gas dan Pelumas
Kenda重aan B調oto重
13. Belanja Hibah Baran8 dan Jasa
yang akan diserahkan kepadamasyarakat Pembinaan Desa /
Kelu章ahan Model PK軽血22
Kab/Ko亡aきe NTT
-
隠egぬta皿
b・ Pe血n軽血題最o皿o重心
Kelu甜ga m瓦覆ui H瓢aman
Asri, Teratur, Indah dan
(HAT関vA) PKK
Kebun Pertarrian (22
Ds/Kd x 2 klpk tani x
Ko重劃ikan (44最elompok
x2 k°Iamx
駁bit並弧a止tawa重(44Ⅹ
Rp・ 1.000)
Pakan ikan (44
女do加pok x 6女a皿ng x
Rp・400.000)
Anakan keloでく8.592 KK
Rp・4.000)
(POSYANDU )
Peralatan antropome廿i
(44 Poey狐du x
Rp・ I 〇・000.000)
(194 set x 鱒p・ 130-000)
Bers血し五度しingan
(RES重NG) un血k Pmgelolaan
Sa調pah
Operasional bagi Petugas
P調皿親重t Sa重賞やah (22
o章ang x 8 bulan x
Rp・200・000)
Gerobck Pengangkut
Sampah (22皿it x
Rp・5・000.000)
Tong Sampan (8.592
e. Pengembangan potensi Anak
dan Rerngja melalui Warung
Bakat dan M血a亡(WARUNG
孤KM重)
(44 buah)
しap狐g細く22 1apang紬x
Usia( LANSRA)
Kふ章i ( 22 kelompck x 10
Ⅹ Rp・10・000 )
L調( 22 kelo血pok x工0
Rp・25・000 )
Pねsarana bagi Pendidikan
Anak Usia Di克く恥uD)un請k
Memenuhi Standa重
Akreditasi Nasional
Alat Permainan Edukasi
(APE)taling book ( 22Rp・2・000・〇〇〇)
Ruang WC (22 m弧gx
Rp・ 14・500・000)
Menara riber penampung
air (22 unit x
Rp・2・0○○.000)
Paga「 (22 unit x
-
Sound町sten (22 set x
Rp・ 10・000)
Gong (22set x
Keyboard (22 buah x
T弧bur (22 buah x
Kain (22 kelompck x 4
pcs x Rp. 2 ・ 000-000)
し孤(22玉dom卿o畳x 10
Rp ・25.000教
Sa皿幣Tenun(22 Eel x
20 srgx鱒p.
Jepit Rambut(22 Ⅹ 10
Alat Lrm Tembak(22 kel
Ⅹ2bhxRp.
Isi Len Tenbak(22 kel x
Rp・ 90・000)
Pen允B重os(22 kel x 12
Rp- 55-000)
Karet Tangan(22 Kd I x I
Tempa亡cuci tang孤(22
Sabun Cucj Tangan
Caむく22 DslKelx 6 Ⅹ 12
8叫
Maske章u重工血k 22
desalkelu重ah孤皿odel
3・ Lain-th pmber血や狐罰教の億細心
H種可am!峻t
B狐tuan socぬl safety net /ja血ng
陣容哩旦Sodal
a. Penyediaan bahm makan pokck
担erasi dan biaya distribusi ke 22
kabupaten / kota
Biaya distribusi ke
kabup或en I kota
-
Dengan ini menyatakan bahwa saya bertanggung jawab pen
kebena轟m laporan亜d劃bu馳-bu虻耽亜sasi yang te耽antum dalam
〃~ ~
dis血p劃sesuai deng劃ketentuan y紬g ber址u u虹uk k。engkapan admi
dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional.
Demikian laporan ini dibuat dengan sebenamya. A
-
LAMPIRAN V
DAFTAR PUSTAKAKEMENTERIAN KEUANGAN