kementerian keuangan direktorat jenderal … · sebagaimana dalam grafik i.3, tingkat pengangguran...

58
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KAJIAN FISKAL REGIONAL Triwulan II 2020 Penyusun: Penanggung Jawab : Lydia Kurniawati Christyana Ketua Tim : I Ketut Oka Widiasa Wakil Ketua :Safaat Tri Widodo Editor : Ferderikus Sianipar Anggota : Heru Susanto, Subandi, Dortia Sine

Upload: others

Post on 16-Dec-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • KEMENTERIAN KEUANGAN

    DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

    KAJIAN

    FISKAL

    REGIONAL

    Triwulan II

    2020

    Penyusun:

    Penanggung Jawab : Lydia Kurniawati Christyana

    Ketua Tim : I Ketut Oka Widiasa

    Wakil Ketua :Safaat Tri Widodo

    Editor : Ferderikus Sianipar

    Anggota : Heru Susanto, Subandi, Dortia Sine

  • KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

    KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

    GEDUNG KEUANGAN NEGARA LANTAI III-IV JALAN FRANS SEDA WALIKOTA BARU KUPANG 85228, TELEPON (0380) 832380, FAKSIMILI (0380) 823509 LAMAN : HTTP.WWW.DJPBN.KEMENKEU.GO.ID/KANWI/NTT

    NOTA DINASNOMOR ND-776/WPB.24/2020

    Yth : Direktur Pelaksanaan AnggaranDari : Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Nusa

    Tenggara TimurSifat : SegeraLampiran : Satu BerkasHal : Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan II Tahun 2020Tanggal : 14 Agustus 2020

    Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-

    61/PB/2017 tanggal 4 Agustus 2017 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Fiskal Regional,bersama ini kami sampaikan Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan II Tahun 2020sebagaimana terlampir.

    Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih Ditandatangani secara elektronik Lydia Kurniawati Christyana

    [@KopSurat][@KopSurat][@KopSurat][@AlamatOrganisasi][@AlamatOrganisasi]ND-776/WPB.24/2020[@Tujuan][@pengirim][@pengirim][@SifatNd][@Lampiran][@Perihal]14 Agustus 2020[@NamaPejabat][@Tembusan]

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

    atas limpahan rahmat dan karunia-Nya maka Kajian Fiskal Regional

    Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan II Tahun 2020 dapat disusun

    dan diselesaikan dengan baik. Kajian Fiskal Regional merupakan

    analisis fiskal dan dampak yang dihasilkan dari kebijakan fiskal

    terhadap perekonomian regional serta analisis atas ekonomi regional

    dan pengaruhnya terhadap efektivitas fiskal pemerintah regional.

    Kajian Fiskal Regional berperan dalam mendukung pencapaian fungsi

    APBN terkait alokasi, distribusi, dan stabilisasi seperti

    menyediakan informasi untuk penyusunan kerangka ekonomi makro

    yang menjadi dasar penyusunan kebijakan fiskal/penyusunan

    APBN/APBD. Kajian Fiskal Regional disajikan sebagai alat analisis

    dan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana kebijakan fiskal

    pemerintah telah sesuai dengan tujuan makro ekonomi yang telah

    ditetapkan.

    Kami menyadari bahwa dalam penyusunan kajian ini masih terdapat

    kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan masukan dari semua

    pihak untuk perbaikan penyusunan Kajian Fiskal Regional periode

    mendatang. Dengan kerendahan hati, kami mengucapkan terimakasih

    kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian

    Kajian Fiskal Regional Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan II

    Tahun 2020.

    Harapan kami, semoga Kajian Fiskal Regional Provinsi Nusa

    Tenggara Timur Triwulan II Tahun 2020 dapat memberikan manfaat bagi

    para pemangku kepentingan maupun Pemerintah Daerah dalam

    menjalankan kebijakan perekonomian di Provinsi Nusa Tenggara

    Timur untuk menunjang perekonomian nasional.

    Kupang, 14 Agustus 2020

    Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan

    Provinsi Nusa Tenggara Timur,

    Lydia Kurniawati Christyana

  • 1

    KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR

    TRIWULAN II TAHUN 2020

    I. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

    PDRB merupakan jumlah nilai tambah/output (barang dan jasa)/pendapatan yang

    dihasilkan dari kegiatan ekonomi dalam suatu wilayah domestik pada periode waktu

    tertentu (biasanya satu tahun).

    Grafik I.1. Grafik Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi NTT Tahun 2018 - 2020 (%)

    Sumber: BPS Provinsi NTT

    Dampak pandemi Covid-19 menyebabkan perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Timur

    (NTT) pada triwulan II tahun 2019 terkontraksi (tumbuh negatif) sebesar -1,96 persen

    dibandingkan periode yang sama tahun 2018 (y-on-y). Meskipun terkontraksi, namun

    kontraksi ekonomi NTT masih lebih baik dibandingkan dengan nasional yang mengalami

    kontraksi pertumbuhan hingga mencapai -5,32 persen. Produk Domestik Regional Bruto

    (PDRB) Provinsi NTT atas dasar harga berlaku triwulan II tahun 2019 tercatat sebesar

    26,04 triliun, dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai 16,92 triliun.

    Dilihat dari sisi pengeluaran/permintaan, terlihat bahwa hampir semua instrumennya

    mengalami kontraksi, termasuk konsumsi masyarakat maupun konsumsi pemerintah

    yang sejatinya menjadi penopang utama struktur ekonomi NTT dari sisi demand.

    Namun demikian, jika diamati tren pertumbuhan PDRB secara triwulanan (q-to-q) dalam

    3 tahun terakhir, meskipun PDRB NTT selalu mengalami kontraksi di triwulan I namun

    masih mampu kembali tumbuh positif di triwulan berikutnya. Kondisi ini juga masih terjadi

    di masa pandemi Covid-19 pada triwulan II 2020, dimana ekonomi NTT mampu tumbuh

    positif sebesar 0,92 persen (q-to-q). Nampak bahwa capaian ini didorong oleh

    pertumbuhan komponen belanja pemerintah sebesar 30,72 persen yang merupakan

    realisasi belanja APBN dan APBD maupun belanja bantuan sosial dalam rangka

    program pemulihan ekonomi nasional di NTT.

    Pertumbuhan ekonomi Prov.NTT Q2 2020 mengalami kontraksi (tumbuh negatif) sebesar - 1,96 persen di-bandingkan 2019 (y-on-y)

    Y-on-Y (%) GROWTH MENURUT PENGELUARAN Q-on-Q (%)

    Growth Nasional Q2 2020 : - 5,32 (y-on-y)

  • 2

    KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR

    TRIWULAN II TAHUN 2020

    B. Inflasi

    Inflasi diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang

    berlangsung secara berkelanjutan dalam jangka waktu tertentu. Demikian pula

    sebaliknya, jika yang terjadi adalah penurunan harga secara umum maka disebut deflasi.

    Grafik I.2. Tren Tingkat Inflasi Provinsi NTT dan Nasional Tahun 2018- 2020

    Sumber: BPS Provinsi NTT, data diolah

    Memasuki awal triwulan II tahun 2020 dampak kebijakan pembatasan ekonomi terkait

    Covid-19 sudah mulai terlihat. Ekonomi NTT mengalami inflasi yang melandai (sangat

    rendah) pada April dan Mei serta kembali mengalami deflasi sebesar 0,02 pada Juni

    2020. Secara umum, pergerakan inflasi pada triwulan II tahun 2020 sedikit berbeda

    dengan tren inflasi 2 tahun sebelumnya dimana setelah mengalami deflasi 0,59 pada

    bulan Maret, praktis inflasi NTT hanya bergerak melandai cukup rendah dimana kondisi

    ini sejalan dengan pergerakan inflasi nasional. Kondisi ini diduga diakibatkan adanya

    penurunan permintaan dan daya beli masyarakat sebagai akibat kebijakan penanganan

    Covid-19 yaitu adanya pembatasan ekonomi, larangan bepergian, dan pembatasan

    sosial (sosial distancing). Hal ini terkonfirmasi oleh publikasi BPS, dimana adanya inflasi

    dan deflasi yang terjadi di NTT pada periode ini lebih didominasi oleh adanya kenaikan

    indeks harga pada kelompok kesehatan dan kelompok perawatan pribadi dan jasa

    lainnya serta adanya penurunan pada kelompok transportasi, rekreasi, olahraga, dan

    budaya.

    C. Indikator Kesejahteraan

    1. Ketenagakerjaan

    Informasi ketenagakerjaan menginformasikan tentang komposisi berapa jumlah

    penduduk yang telah bekerja dan berapa jumlah pencari kerja (pengangguran terbuka

    /TPT). Keterlibatan atau interaksi penduduk (angkatan kerja) dalam mencari pekerjaan

    biasanya diistilahkan dalam Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK).

    Sepanjang Triwulan II tahun 2020 Inflasi NTT melandai dan mengalami deflasi pada Juni 2020 sebesar -0,02

    persen

  • 3

    KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR

    TRIWULAN II TAHUN 2020

    Sebagaimana dalam Grafik I.3, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di NTT periode

    Februari 2020 (sebelum adanya pandemi Covid-19) mencapai 2,80 persen, turun 0,30

    poin dari periode yang sama tahun lalu.

    Penurunan pengangguran ini tercatat

    mencapai 4.800 orang sehingga total

    pengangguran di NTT mencapai 73,7

    ribu orang dimana jumlah penganggur

    laki-laki 0,1 persen lebih banyak

    daripada perempuan. Total penduduk

    yang bekerja di NTT mencapai 2,56

    juta orang, meningkat 0,10 juta orang

    dibandingkan keadaan pada Februari

    2019. Dalam kurun waktu 4 tahun

    terakhir, distribusi pekerja di NTT

    mayoritas berada di sektor informal. Tercatat, per Februari 2020 sebanyak 76,94 persen

    penduduk yang bekerja berada di sektor informal dan sisanya 23,06 persen berada di

    sektor formal. Penurunan pengangguran di tengah meningkatnya kemiskinan di NTT ini

    diduga diakibatkan oleh masih rendahnya produktivitas pekerja di NTT. Hal ini

    dimungkinkan karena mayoritas pekerja di NTT berada di sektor informal sehingga

    mereka rata-rata berpenghasilan rendah dan bahkan banyak yang berstatus bukan

    pekerja (keluarga).

    2. Kemiskinan

    Pengukuran kemiskinan dilakukan dengan mengedepankan konsep basic needs

    approach yakni sejauh mana seseorang memiliki kemampuan dalam memenuhi

    kebutuhan dasarnya.

    Grafik 1.4 Perkembangan Kemiskinan Provinsi NTT, 2015 – 2020 (%)

    Sumber: BPS Provinsi NTT, data diolah

    Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun 0,30 persen atau berkurang 4,8 ribu orang

    Sumber : BPS NTT

    TPT Nasional 4,99%.

    DISPARITAS KEMISKINAN DESA-KOTA

    Grafik I.3 Komposisi Tingkat Pengangguran

    Terbuka (TPT) di NTT (dalam persen)

  • 4

    KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR

    TRIWULAN II TAHUN 2020

    Konsumsi RT 75%

    Konsumsi Pemerintah

    28%

    PMTB 40%

    Perkembangan tingkat kemiskinan di NTT selama 5 tahun terakhir sebagaimana grafik

    1.3, cenderung mengalami penurunan. Namun demikian, setelah berhasil diturunkan

    secara gradual sebesar 0,22 persen per tahun sejak Maret 2015, pada semester I 2020

    (per Maret 2020), kemiskinan di NTT mengalami kenaikan sebesar 0,28 persen terhadap

    posisi September 2019 atau mengalami penambahan penduduk miskin sebesar 24.300

    orang. Disparitas kemiskinan di perdesaan dan perkotaan masih cukup tinggi. Pada

    Maret 2020 jumlah penduduk miskin baik di perkotaan dan perdesaan mengalami

    kenaikan. Jumlah penduduk miskin di perkotaan naik sebanyak 4.800 orang sehingga

    tingkat kemiskinan di perkotaan menjadi 8,64 persen, sedangkan di perdesaan naik

    sebanyak 19.500 orang sehingga tingkat kemiskinan di perdesaan menjadi 24,73

    persen.

    Faktor penyebab meningkatnya kemiskinan ini dimungkinkan adanya penurunan

    produktifitas sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang ada di perdesaan yang

    menurut BPS lebih disebabkan karena adanya curah hujan yang rendah, dan serangan

    hama. Selain itu peningkatan kemiskinan ini juga diduga dikarenakan adanya penurunan

    kinerja ekonomi pada sektor Konstruksi dan sektor Perdagangan Besar dan Eceran;

    Reparasi Mobil dan Sepeda Motor yang ada di perkotaan sebagai dampak adanya

    kebijakan pembatasan sosial ekonomi untuk penanggulangan pandemi Covid-19.

    Insight. 1 KONTRIBUSI FISKAL TERHADAP EKONOMI NTT

    Sumber : BPS NTT, diolah

    Jika melihat tren komposisi Ekonomi NTT (triwulanan) menurut pengeluaran dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, nampak bahwa secara rata-rata kontribusi fiskal pemerintah yang diproyeksikan oleh Konsumsi Pemerintah (28%) dan PMTB (40%) menjadi yang kedua terbesar setelah Konsumsi RT. Bahkan bukan tidak mungkin andil dari belanja pemerintah ini juga berkontribusi sebagian pada konsumsi RT masyarakat NTT. Oleh karena itu, untuk mencegah perlambatan ekonomi di masa pandemi Covid-19 ini, upaya mempercepat realisasi belanja pemerintah baik itu APBN dan APBD

    maupun anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) ini menjadi sangat penting dalam pemulihan ekonomi NTT di sisa dua kuartal ke depan.

    Per Maret 2020 terjadi peningkatan penduduk miskin di NTT sebesar 0,28 persen di-bandingkan posisi Septem-ber 2019

    Kontribusi PDRB

  • 5

    KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR

    TRIWULAN II TAHUN 2020

    II. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

    Kinerja Pelaksanaan APBN perlu secara rutin diukur agar dapat diketahui kendala dan

    permasalahan dalam implementasinya, sehingga output yang dihasilkan akan semakin

    optimal. Oleh karenanya, pembahasan ini dimaksudkan untuk dapat menggambarkan

    bagaimana kinerja pelaksanaan APBN di wilayah Provinsi NTT secara ringkas yang

    mencakup Pendapatan Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi, Belanja Pemerintah Pusat

    Tingkat Provinsi, Transfer Ke Daerah dan Dana Desa, serta Kinerja Manajemen

    Investasi Pusat.

    Tabel II.1.Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Prov.NTT Triwulan II Tahun 2020 (miliar)

    Sumber: SPAN (per 30 Juni 2019)

    Kinerja Pelaksanaan APBN di Provinsi NTT secara keseluruhan tercermin pada Format

    I-Account sebagaimana disajikan dalam tabel II.1. Pada triwulan II tahun 2020 terdapat

    realisasi belanja sebesar Rp15.103,15 miliar atau lebih rendah Rp835,29 miliar daripada

    periode yang sama di tahun sebelumnya yang terealisasi Rp15.938,44 miliar.

    Penyerapan anggaran pada semester I tahun 2020 masih didominasi oleh belanja

    pegawai sebesar Rp1.452,00 miliar atau lebih besar sekitar 2 persen dan belanja modal

    sebesar Rp1.219,39 miliar atau lebih besar sekitar 45 persen, sedangkan belanja barang

    terserap sekitar Rp997,74 miliar lebih rendah Rp618,81 miliar daripada tahun lalu.

    A. Pendapatan Negara

    Pendapatan Negara secara garis besar dikelompokkan ke dalam Penerimaan

    Perpajakan dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Untuk penerimaan hibah

    terencana merupakan kewenangan pemerintah pusat, sehingga tidak ditatausahakan di

    tingkat provinsi.

    1. Penerimaan Perpajakan

    Penerimaan perpajakan sampai dengan triwulan II tahun 2020 mencapai Rp939,71

    miliar atau naik sekitar 7,49 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

    Berdasarkan tabel II.2 dapat diketahui terdapat kenaikan pada Penerimaan PPN sekitar

    Kinerja APBN triwulan II tahun 2020 terdiri dari Pendapatan Negara se-besar 30 % dan Belanja Negara

    se-besar 43 %

    Penerimaan

    perpajakan

    triwulan II

    tahun 2020

    sebesar Rp

    939,71 miliar

    atau lebih

    tinggi Rp 65,5

    miliar dari

    tahun 2019

    untuk periode

    yang sama

  • 6

    KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR

    TRIWULAN II TAHUN 2020

    1,26 persen dan PBB

    sebesar 261,54 persen

    dibandingkan tahun

    sebelumnya, sementara

    penerimaan PPh dan Pajak

    Lainnya mengalami

    penurunan masing-masing

    0.99 persen dan 0.98 persen dibanding tahun sebelumnya.

    a. Pajak Penghasilan (PPh)

    Penerimaan PPh di Provinsi NTT secara total mencapai Rp574,3 miliar turun sebesar

    Rp4,6 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya. Penerimaan PPh ini

    mendominasi diantara jenis

    pajak yang lain, sama seperti

    tahun sebelumnya, PPh

    menjadi penyumbang terbesar

    untuk pendapatan negara di

    NTT dari hasil pajak.

    Berdasarkan sebaran

    wilayahnya, penerimaan PPh

    paling besar berada dalam wilayah kerja KPPN Kupang yang meliputi Pemprov NTT,

    Pemkab Kupang, Pemkab TTS, Pemkab Alor, Pemkab Rote Ndao, Pemkab Sabu

    Raijua, dan Pemkot Kupang dengan nilai mencapai Rp360,3 miliar. Sementara itu untuk

    wilayah kerja KPPN Atambua tidak memiliki pendapatan sama sekali. Adapun rincian

    realisasi pendapatan perpajakan per Kabupaten/Kota dalam wilayah pembayaran KPPN

    digambarkan dalam grafik II.1 di atas.

    b. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

    Penerimaan PPN di Provinsi NTT

    secara total pada triwulan II tahun

    2020 mencapai Rp342,6 miliar

    lebih tinggi daripada periode yang

    sama tahun sebelumnya, terpaut

    sekitar Rp70.3 miliar atau yang

    tercatat sebesar Rp272,3 miliar.

    Penerimaan dari PPN dapat kita

    ketahui dari grafik II.2, tercatat sebagai penerimaan terbesar kedua dari pajak di Provinsi

    Sumber : SPAN (pertanggal 30 Juni 2020)

    Grafik II.1 Perbandingan Realisasi triwulan II PPh 2019-2020

    Sumber: SPAN (per 30 Juni 2020)

    Grafik II.2 Perbandingan Realisasi PPN triwulan II 2019-2020

    Realisasi

    penerimaan

    PPh tertinggi

    Tw.II 2020

    pada KPPN

    Kupang

    sebesar Rp

    360,3 miliar,

    sementara

    terendah

    pada KPPN

    Atambua

    sebesar Rp 0

    Penerimaan

    PPN tertinggi

    triwulan II 2020

    pada KPPN

    Kupang sebesar

    Rp 200 miliar,

    sementara

    terendah pada

    KPPN Atambua

    sebesar Rp 0

    Tabel II .2 Realisasi Penerimaan Pajak Triwulan II, 2019-2020 (miliar)

    Sumber : Kanwil DJP Nusra dan SPAN (pertanggal

    30 Juni 2020))

  • 7

    KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR

    TRIWULAN II TAHUN 2020

    NTT. Sebagaimana digambarkan dalam grafik di atas, penerimaan PPN tertinggi

    menurut wilayahnya juga terjadi pada wilayah kerja KPPN Kupang yang meliputi

    Pemprov NTT, Pemkab Kupang, Pemkab Timor Tengah Selatan, Pemkab Alor, Pemkab

    Rote Ndao, Pemkab Sabu Raijua, dan Pemkot Kupang dengan nilai mencapai Rp200

    miliar, sedangkan yang terendah juga tercatat pada wilayah kerja KPPN Atambua, hal

    ini sama persis dengan periode tahun sebelumnya.

    2. Penerimaan Negara Bukan Pajak

    Secara keseluruhan, penerimaan PNBP di Provinsi NTT sampai dengan triwulan II tahun

    2020 mencapai Rp247,9 miliar. Realisasi

    penerimaan PNBP ini naik sebesar Rp15,3

    miliar jika dibandingkan realisasi semester

    I tahun 2019. Penurunan terbesar

    realisasi penerimaan PNBP diakibatkan

    oleh penurunan kelompok PNBP Lainnya

    yang turun sebesar Rp17.1 miliar dibandingkan realisasi tahun 2019 (tabel II.3). Adapun

    rincian realisasi PNBP dan penyebab penurunan realisasi PNBP Lainnya dijelaskan

    dalam uraian berikut ini.

    a. Penerimaan PNBP Lainnya

    Kinerja penerimaan dari komponen PNBP lainnya di Provinsi NTT pada triwulan II tahun

    2020 turun sebesar Rp17,07 miliar dari capaian tahun 2019.

    Jika kita lihat secara rinci

    sebagaimana dalam tabel

    II.4, pada tahun 2020 dari

    sembilan komponen

    hanya tiga komponen

    yang memiliki realisasi

    lebih baik dibandingkan

    tahun lalu yakni

    Pendapatan Kesehatan,

    Perlindungan Sosial dan

    Keagamaan naik sekitar 24

    persen, Pendapatan Denda naik sekitar 38 persen, dan Pendapatan Lain-lain naik

    sekitar 37 persen. Kontribusi penurunan terbesar disumbangkan oleh Pendapatan

    Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi sebesar Rp10,17 miliar serta Pendapatan

    Jasa Lainnya sebesar Rp9,97 miliar.

    Tabel II.3 Perbandingan Realisasi PNPB

    (miliar) (Miliar(m Sumber: SPAN (pertanggal 30 Juni 2020)

    Tabel II.4 Realisasi PNBP Lainnya Triwulan II tahun 2019-2020 (miliar)

    Sumber: SPAN (per 30 Juni 2020)

    Terjadi

    penurunan

    realisasi

    penerimaan

    PNBP triwulan II

    tahun 2020

    sebesar Rp

    334,3 miliar atau

    sekitar 42,6%

    dibandingkan

    triwulan II tahun

    2019

    Tahun Rencana Realisasi

    2019 345.6 232.6

    2020 582.2 247.9

    Penerimaan PNPB Pada Triwulan II

    Rencana Realisasi Rencana Realisasi

    Pendapatan dari Pengelolaan BMN - - - -

    Pendapatan Jasa - - - - Pendapatan Kejaksaan dan Peradilan dan Hasil

    Tindak Pidana Korupsi - - - -

    Pendapatan dari Penjualan, Pengelolaan BMN dan

    Iuran Badan Usaha1.49 3.47 1.23 2.64

    Pendapatan Administrasi dan Penegakan Hukum 10.73 33.41 11.61 29.21

    Pendapatan Kesehatan, Perlindungan Sosial dan

    Keagamaan4.94 7.03 21.50 8.71

    Pendapatan Pendidikan, Budaya, Riset dan

    Teknologi61.10 37.87 83.59 27.70

    Pendapatan Jasa Transportasi , Komunikasi dan

    Informatika47.60 23.61 50.38 18.33

    Pendapatan Jasa Lainnya 0.93 14.78 26.83 4.81 Pendapatan Bunga, Pengelolaan Rekening

    Perbankan dan Pengelolaan Keuangan.1.69 2.83 1.89 2.34

    Pendapatan Denda - 1.32 0.11 4.46

    Pendapatan Lain-lain 0.16 24.45 0.17 33.50

    TOTAL 151.28 148.77 197.31 131.70

    Komponen PNB LainnyaTriwulan II

    2019 2020

  • 8

    KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR

    TRIWULAN II TAHUN 2020

    b. Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU)

    Pada Provinsi NTT, terdapat tiga satuan kerja yang telah menjalankan pengelolaan

    keuangan Badan Layanan Umum secara penuh, yaitu Universitas Nusa Cendana,

    Rumah Sakit Bhayangkara

    Kupang, dan Politeknik

    Kesehatan Kupang.

    Realisasi pendapatan BLU

    pada triwulan II tahun 2020

    sebesar Rp116,2 miliar atau

    sekitar 30 persen dari target.

    Sebagaimana dijelaskan

    dalam grafik II.3,

    penerimaan BLU dilihat dari tahun 2017 terus mengalami perkembangan yang positif

    namun secara persentase sejak tahun 2018 hingga triwulan II tahun 2020 pendapatan

    mengalami penurunan.

    B. Belanja Negara

    Sama seperti sebuah rumah tangga, negara juga membelanjakan kekayaan bersihnya

    untuk menunaikan kewajibannya dalam menjalankan pemerintahan demi tercapainya

    tujuan bernegara. Oleh karenanya pemerintah akan melakukan belanja negara yang

    dalam APBN diklasifikasikan ke dalam dua kelompok besar yaitu Belanja Pemerintah

    Pusat dan Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD).

    1. Belanja Pemerintah Pusat

    Alokasi belanja pemerintah pusat di Provinsi NTT telah dibelanjakan sebesar

    Rp3.673,44 miliar atau 36 persen dari total pagu belanja pemerintah pusat pada APBN

    di NTT. Realisasi ini 5 persen lebih rendah dari periode yang sama tahun 2019. Jika

    diamati dari jenis belanjanya, belanja barang merupakan belanja yang realisasinya lebih

    rendah dari periode tahun sebelumnya sedangkan realisasi belanja bantuan sosial naik

    Rp2,25 miliar menjadi Rp2,34 miliar

    dari periode tahun sebelumnya.

    Sementara belanja pegawai menjadi

    belanja yang tertinggi realisasinya

    dengan Rp1.453,19 miliar atau 46

    persen dari total seluruh belanja

    pegawai. Realisasi belanja modal

    Grafik II.3 Perbandingan Pendapatan BLU Triwulan II 2020 (Miliar)

    Sumber: OM SPAN (per 30 Juni 2020)

    Tabel II.5 Perkembangan Realisasi APBN per Jenis

    Belanja Triwulan II tahun 2018 - 2019 (miliar)

    Sumber: OM SPAN (pertanggal 30 Juni 2019)

    Pendapatan

    BLU triwulan II

    tahun 2020

    mencapai 116,2

    miliar atau

    sekitar 30

    persen dari

    target yang

    ditetapkan.

    Realisasi

    belanja APBN

    s.d triwulan II

    tahun 2020

    sebesar 36%,

    menurun 3%

    dibandingkan

    triwulan II tahun

    2019

  • 9

    KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR

    TRIWULAN II TAHUN 2020

    merupakan belanja yang mengalami peningkatan paling tinggi mencapai Rp379,71

    miliar.

    2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)

    Desentralisasi fiskal mengharuskan pemerintah pusat untuk mengalokasikan sumber-

    sumber ekonominya untuk membiayai pendelegasian beberapa fungsi/kewenangan

    kepada pemerintahan daerah (money follows function). Dalam perjalanannya,

    mekanisme dana perimbangan/transfer yang saat ini menjadi Transfer ke Daerah dan

    Dana Desa (TKDD) akan terus dilakukan penyesuaian untuk lebih prudent dan

    berkeadilan. Sampai dengan triwulan II tahun 2020, penyaluran DAK Fisik dan Dana

    Desa sebesar Rp1.606,70 miliar atau sekitar 30 persen dari total pagu sebesar

    Rp5.355,26 miliar.

    Tabel II. 6 Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Lingkup Provinsi NTT Triwulan II Tahun 2019-2020 (miliar)

    Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa mengalami penurunan sebesar Rp 396,38 miliar

    dari periode yang sama pada tahun sebelumnya. Rendahnya penyaluran DAK Fisik dan

    Dana Desa disebabkan refocusing dan realokasi TKDD sesuai PMK nomor

    35/PMK.07/2020 tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa TA 2020

    dalam rangka penanganan pandemi Corona Virus Disease 2019 dan adanya

    penghentian proses pengadaan barang/jasa DAK Fisik TA 2020 selain bidang

    kesehatan dan pendidikan sesuai surat Menteri Keuangan nomor S-247/MK.07/2020

    tanggal 27 Maret 2020.

    3. Manajemen Investasi Pusat

    Pada triwulan II tahun 2020, penyaluran KUR di Provinsi NTT mencapai Rp630,22 miliar

    yang terdistribusi kepada 23.521 debitur. Dari jumlah tersebut, penyaluran terbesar

    berada di Kota Kupang dengan jumlah penyaluran mencapai Rp75,98 miliar. Sedangkan

    jumlah debitur terbesar berada di Kabupaten Ende mencapai 2.215 debitur (grafik II.4).

    Transfer ke Daerah dan Dana Desa

    2019

    2020

    Dipa Realisasi %Real Dipa Realisasi %Real

    DAK Fisik 3,482.48 196.85 5.65%

    2,297.90 123.82 5.39%

    Dana Desa 3,020.50 1.806.23 59.80% 3,057.36 1.482.89 48.50%

    Realisasi DAK

    Fisik dan Dana

    Desa untuk

    triwulan II tahun

    2020 masing-

    masing sebesar

    5,39 persen dan

    48,50 persen Sumber: SPAN (per 30 Juni 2020)

  • 10

    KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR

    TRIWULAN II TAHUN 2020

    Grafik II.4. Realisasi KUR Provinsi NTT Berdasarkan Jumlah Debitur dan Penyaluran

    Triwulan II Tahun 2020 (miliar)

    Dengan melihat komposisi ini, tentunya peningkatan peran serta dan sinergitas seluruh

    stakeholder KUR baik itu pemerintah pusat, daerah dan lembaga penyalur diharapkan

    dapat menjadi promotor keberhasilan program KUR. Selain program KUR, pemerintah

    juga menggulirkan program

    pembiayaan Ultra Mikro (UMi)

    melalui Lembaga Keuangan Bukan

    Bank (Pegadaian, PNM, dan

    Bahana) yang bertujuan untuk

    memberikan akses pembiayaan

    murah dan cepat kepada para

    pengusaha mikro yang selama ini

    belum dapat terakses oleh KUR dari perbankan. Berbeda dengan realisasi KUR yang

    mengalami penurunan, Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) untuk triwulan II tahun 2020

    mengalami kenaikan hingga 487 persen untuk nilai penyaluran dan 334 persen untuk

    jumlah debitur seperti yang diuraikan pada tabel II.7.

    C. Prognosis Realisasi APBN

    Prognosis realisasi APBN di NTT diukur menggunakan pendekatan forecasting

    menggunakan eksponensial Holt-Winters Smoothing terhadap realisasi belanja dan

    pendapatan pada periode beberapa tahun sebelumnya.

    Berdasarkan hasil pengujian eksponensial Holt-Winters Smoothing dalam grafik II.5,

    didapatkan prognosis realisasi penerimaan dan realisasi APBN sampai dengan triwulan

    IV tahun 2020 yang tersaji dalam tabel II.8 berikut ini.

    Realisasi KUR

    di Prov.NTT s.d

    triwulan II tahun

    2020 Rp 630,22

    miliar dengan

    23.521 debitur.

    Sedangkan UMi

    terealisasi

    sebesar Rp

    12,26 miliar

    dengan 2.956

    debitur. Sumber: Sistem Informasi Kredit Program (SIKP), data diolah

    2020 2019 % 2020 2019 %

    JAN 331 20 1555% 1.599.600.000 46.000.000 3377%

    FEB 1.017 - - 3.959.600.000 - -

    MAR 799 - - 3.166.300.000 - -

    APR 295 107 176% 1.346.200.000 225.000.000 498%

    MAY 84 178 -53% 514.700.000 558.400.000 -8%

    JUN 430 376 14% 1.674.000.000 1.260.200.000 33%

    Total 2.956 681 334% 12.260.400.000 2.089.600.000 487%

    Total DebiturPeriode

    Total Penyaluran

    Tabel II.7 Realisasi UMi s.d triwulan II tahun 2019-2020

    Sumber: SIKP UMi

  • 11

    KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR

    TRIWULAN II TAHUN 2020

    Grafik II.5 Hasil Winters’ Method Plot untuk Realisasi Penerimaan dan Belanja APBN

    Sumber: Hasil output eksponensial Holt-Winters Smoothing

    Tabel II.8 Perkiraan Realisasi APBN Provinsi NTT s.d. Triwulan II Tahun 2020 (miliar)

    Uraian Pagu

    Perkiraan Realisasi s.d. Triwulan III 2020

    Perkiraan Realisasi s.d. Triwulan IV 2020

    Rp % Rp %

    Pendapatan Negara 3.985,35 3.283,57 82,39% 3.775,77 94,74%

    Belanja Negara 35.467,19 26.174,79 73,80% 34.605,34 97,57%

    Surplus (Defisit) (31.481,84) (22.891,22) (30.829,57)

    Sumber: Hasil forcasts eksponensial Holt-Winters Smoothing, diolah

    Prognosis penerimaan negara sampai dengan bulan September 2020 (triwulan III)

    diprediksi tercapai sebesar 82,39 persen dan sampai dengan akhir tahun akan terealisasi

    sebesar 94,74 persen atau sekitar Rp3.775,77 miliar. Sedangkan prognosis belanja

    negara sampai dengan bulan September 2020 (triwulan III) diprediksi terealisasi sebesar

    73,80 persen dari pagu belanja APBN. Lebih lanjut, jika kondisi pandemi Covid-19 dapat

    terkendali dan tidak terjadi pembatasan kegiatan sosial ekonomi kembali serta upaya

    percepatan realisasi dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dapat

    terimplementasi dengan baik, maka sampai dengan akhir tahun 2020 realisasi belanja

    APBN di NTT diproyeksikan akan mencapai 97,57 persen atau sebesar Rp34,4 triliun.

    INSIGHT II. PROGRESS PROGRAM RESTRUKTURISASI UMKM NTT

    Salah satu program Pemulihan Ekonomi

    Nasional (PEN) adalah restrukturisasi

    pinjaman UMKM. Sampai dengan Juni 2020,

    jumlah UMKM pada Bank Umum di NTT yang

    telah menerima manfaat program ini mencapai

    36.242 UMKM atau 86,06 persen. Selain itu,

    pada IKNB, UMKM yang memanfaatkan

    sebesar 7.213 dengan outstanding Rp 226,19

    Miliar. Kondisi ini menunjukkan bahwa

    program ini telah berjalan dan telah dapat

    meringankan beban UMKM NTT.

    Index

    Be

    lan

    ja A

    PB

    N 2

    01

    5-2

    02

    0

    70635649423528211471

    1,2

    1,0

    0,8

    0,6

    0,4

    0,2

    0,0

    Smoothing Constants

    Alpha (level) 0,3

    Gamma (trend) 0,3

    Delta (seasonal) 0,3

    Accuracy Measures

    MAPE 14,6657

    MAD 0,0577

    MSD 0,0065

    Variable

    Forecasts

    95,0% PI

    Actual

    Fits

    Winters' Method Plot for Belanja APBN 2015-2020Multiplicative Method

    Perkiraan

    realisasi

    penerimaan dan

    belanja s.d

    triwulan III

    tahun 2020

    sebesar 82,39

    persen dan

    73,80 persen

    Sumber : OJK Prov. NTT

  • 12

    KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR

    TRIWULAN II TAHUN 2020

    III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

    Analisis kinerja pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

    triwulan II tahun 2020 dilakukan dengan mengukur perkembangan pelaksanaan APBD

    yang meliputi Pendapatan, Belanja dan Prognosis APBD.

    Tabel III.1. Realisasi Pendapatan APBD Lingkup Pemda di Provinsi NTT s.d. Akhir Triwulan II Tahun 2019 dan Tahun 2020 (miliar)

    Sumber: SIKD 30 Juni 2020 dan GFS Triwulan II Tahun 2020 (data diolah).

    Kinerja pendapatan di NTT sampai dengan periode triwulan II tahun 2020 sebesar

    Rp9.595,43 miliar. Capaian tersebut lebih rendah sebesar Rp3.405,72 miliar dari tahun

    sebelumnya untuk periode yang sama yang mencapai Rp13.001,15 miliar. Penurunan

    pendapatan tersebut disinyalir sebagai implikasi pandemi Covid-19 yang berdampak

    pada memburuknya sistem keuangan yang ditunjukkan dengan penurunan berbagai

    aktivitas perekonomian.

    Tabel III.2. Realisasi Belanja APBD Lingkup Pemda di Provinsi NTT s.d. Akhir

    Triwulan II Tahun 2019 dan Tahun 2020 (miliar)

    Pagu Realisasi Pagu Realisasi

    Pajak Daerah 1,383.66 552.23 1,697.11 514.46

    Retribusi Daerah 286.14 81.63 486.46 91.33

    Hasil Pengelolaan Kekayaan 244.18 206.00 304.65 93.90

    Lain-lain PAD yg sah 935.54 323.40 1,054.75 260.14

    Pendapatan Asli Daerah 2,849.52 1,163.26 3,542.97 959.83

    Dana Bagi Hasil Pajak 229.99 81.10 231.24 74.75

    Dana Bagi Hasil Bukan Pajak 29.22 3.33 26.61 11.77

    Dana Alokasii Umum 14,043.32 8,015.90 14,445.95 7,133.35

    Dana Alokasi Khusus 7,118.70 1,938.27 7,219.88 909.48

    Jumlah Transfer Pusat Lainnya 3,040.04 1,772.02 3,217.11 477.43

    Jumlah Pendapatan Transfer

    Pemerintah Daerah Lainnya/Provinsi445.30 - 610.90 -

    Jumlah Pendapatan 24,906.57 11,810.62 25,751.69 8,606.78

    Hibah 752.22 27.27 824.70 28.82

    Dana Darurat - - - -

    Lain-lain 0.10 - 0.10 0.00

    Jumlah Lain-lain yang Sah 752.32 27.27 824.80 28.82

    TOTAL 28,508.41 13,001.15 30,119.46 9,595.43

    2019 2020Uraian

    Sumber: SIKD, 30 Juni 2020 dan GFS Triwulan II Tahun 2020 (data diolah).

    Kinerja APBD

    triwulan II tahun

    2020 sebesar

    Rp 9.595,43

    miliar yang

    terdiri dari PAD

    sebesar Rp

    959,83 miliar,

    Pendapatan Rp

    8.606,78 miliar,

    dan Lain-lain

    yang sah Rp

    28.,82 miliar

    Realisasi

    belanja APBD

    triwulan II tahun

    2020 mengalami

    penurunan

    sebesar Rp

    101,45 miliar

    atau sekitar 1

    persen

    dibanding

    triwulan II tahun

    2019

  • 13

    KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR

    TRIWULAN II TAHUN 2020

    Sementara itu, dari sisi belanja sebagaimana dalam tabel III.2, realisasi triwulan II tahun

    2020 mencapai Rp7.047,28 miliar atau sekitar 22 persen dari pagu yang ditetapkan.

    Total realisasi belanja operasional yang diantaranya terdiri dari belanja pegawai, belanja

    barang dan jasa, serta belanja modal mencapai 19 persen dari pagu APBD tahun 2020

    A. Pendapatan Daerah

    Komposisi pembentuk Pendapatan Daerah diklasifikasikan kedalam tiga komponen

    utama yaitu Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan Transfer dan Lain-Lain Pendapatan

    Yang Sah. Pada semester I tahun ini, pendapatan daerah sudah terealisasi sebesar

    Rp.9.595,43 miliar atau 32 persendari target yang ditetapkan.

    1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

    Pendapatan asli daerah mencerminkan pendapatan yang murni berasal dari upaya

    pemerintah daerah secara mandiri. PAD digunakan sebagai acuan kondisi kemandirian

    fiskal pemerintahan suatu daerah. Berdasarkan klasifikasinya, PAD terdiri dari empat

    komponen yaitu Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah

    Yang Dipisahkan, dan Lain-Lain PAD Yang Sah. Pada triwulan II tahun ini, porsi Pajak

    Daerah sudah terealisasi sebesar Rp514,46 miliar atau sekitar 54 persen dari total

    Pendapatan Asli Daerah di wilayah Provinsi NTT.

    a. Penerimaan Pajak Daerah

    Realisasi penerimaan pajak daerah tertinggi dicapai oleh Provinsi NTT yang mencapai

    Rp396,2 miliar, diikuti oleh Kabupaten Manggarai Barat dengan capaian Rp26,9 miliar,

    Kota Kupang Rp22,4 miliar. Sementara itu, realisasi pajak daerah terendah dimiliki oleh

    Kabupaten Sabu Raijua yang hanya mencapai Rp544,7 juta.

    Gambar III.1 Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tertinggi dan Terendah (miliar)

    Triwulan II Tahun 2020

    Sumber: BPKAD lingkup NTT, data diolah

    Realisasi PAD

    triwulan II tahun

    2020 sebesar

    sekitar 27

    persen dari

    target 2020

    Realisasi Pajak

    Daerah dan

    Retribusi,

    tertinggi pada

    Prov. NTT yang

    masing-masing

    sebesar Rp

    396,2 miliar dan

    Rp 21,3 miliar.

    Sedangkan

    yang terendah

    pada Kabupaten

    Sabu Raijua

    yang nilainya

    masing-masing

    sebesar Rp

    544,7 juta dan

    Rp 92 juta.

  • 14

    KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR

    TRIWULAN II TAHUN 2020

    b. Penerimaan Retribusi Daerah (RD)

    Dalam gambar III.1 menunjukkan bahwa penerimaan retribusi daerah yang tertinggi

    berturut-turut dicapai oleh Provinsi NTT dengan nilai mencapai Rp21,3 miliar, Kabupaten

    Alor sebesar Rp14,6 miliar, dan Kabupaten Flores Timur sebesar Rp9,2 miliar, dan

    Kabupaten Manggarai Barat sebesar Rp7,1 miliar. Sedangkan pemerintah daerah

    dengan nilai realisasi terendah ialah Kabupaten Sabu Raijua dengan nilai sebesar Rp92

    juta.

    c. Penerimaan Hasil Kekayaan Negara Yang Dipisahkan

    Realisasi Penerimaan dari Hasil Kekayaan Negara yang dipisahkan pada semester I

    tahun 2020 tertinggi berturut-turut dicapai oleh Provinsi NTT dengan Rp30,9 miliar,

    Kabupaten Kupang Rp7,1 miliar, Kota Kupang Rp6,9 miliar, dan Kabupaten TTU Rp6,7

    miliar. Sedangkan untuk Kabupaten Sikka, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Ngada,

    Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Nagekeo dan Kabupaten Malaka tidak memiliki

    realisasi penerimaan hasil kekayaan Negara yang dipisahkan.

    d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

    Realisasi Penerimaan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah tertinggi dicapai

    oleh Provinsi NTT dengan capaian sebesar Rp105,9 miliar, diikuti oleh Kabupaten Belu

    sebesar Rp22,2 miliar, Kota Kupang sebesar Rp21,9 dan Kabupaten Sumba Timur

    Rp.20,7 miliar. Sedangkan realisasi yang terendah berada di Kabupaten Rote Ndao

    dengan capaian Rp676,6 juta.

    2. Pendapatan Transfer

    Grafik III.1 Realisasi Pendapatan Transfer Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi NTT s.d.

    Triwulan II Tahun 2020 (triliun)

    Sumber: BPKAD lingkup NTT, data diolah

    Dari data di atas dapat kita ketahui, realisasi pendapatan transfer pada triwulan II tahun

    2020 mengalami penurunan sekitar 38 persen dari tahun sebelumnya untuk periode

    TW II 2019 TW II 2020 Pendapatan

    transfer triwulan

    II tahun 2020

    mengalami

    penurunan

    sebesar Rp 3,27

    triliun atau

    sekitar 27

    persen dari

    triwulan II tahun

    2019.

  • 15

    KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR

    TRIWULAN II TAHUN 2020

    yang sama. Akumulasi penurunan tersebut terjadi pada semua pemda di NTT. Untuk

    realisasi tertinggi secara berturut-turut dicatat oleh Pemprov NTT dengan realisasi

    sebesar Rp1,15 triliun, Kabupaten Flores Timur Rp576,96 miliar, Kabupaten TTS

    Rp516,62 miliar, Kota Kupang Rp443.66, dan Kabupaten TTU Rp436,07 miliar.

    Sementara itu Kabupaten Sikka menduduki posisi realisasi terendah dengan nilai

    Rp54,12 miliar atau hanya tercatat sekitar 0,62 persen dari total transfer semester I

    tahun 2020.

    3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

    Tidak semua kabupaten/kota memiliki sumber daya yang masuk dalam kategori ini.

    Untuk semester I tahun 2020, penerimaan dari Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

    hanya dimiliki oleh Pemerintah Provinsi NTT dengan nilai Rp300,03 juta, Kabupaten

    Belu sebesar Rp159,78 juta, Kabupaten Sumba Barat sebesar Rp14,15 miliar, dan

    Kabupaten Lembata sebesar Rp4,55 juta. Sebagai informasi, komponen yang kami

    hitung sebagai kelompok Lain-Lain Pendapatan yang Sah adalah Pendapatan Hibah

    dan Dana Darurat.

    B. Belanja Daerah

    Sampai dengan triwulan II tahun 2020, realisasi Belanja Daerah tercatat sebesar Rp7,1

    triliun, atau mencapai 8,7 persen dari pagu belanja dalam APBD.

    1. Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal

    Sebagaimana ditunjukkan dalam grafik III.2, realisasi belanja terbesar secara berturut-

    turut pada semester I tahun ini adalah belanja pegawai dengan realisasi Rp4,349,58

    miliar, belanja barang sebesar Rp1.181,03 miliar, dan belanja modal sebesar Rp552,58

    miliar. Rendahnya penyerapan belanja pada seluruh pemerintah daerah disinyalir

    karena adanya pembatasan aktivitas (social distancing) sebagai bentuk pencegahan

    penyebaran Covid-19 di hampir seluruh daerah NTT.

    Sumber: BPKAD lingkup NTT, data diolah

    Grafik III.2 Realisasi Belanja Daerah Triwulan II Tahun 2020 (miliar)

    Realisasi

    belanja daerah

    triwulan II tahun

    2020 sebesar

    Rp 7,1 triliun

    atau sekitar 22

    persen.

  • 16

    KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR

    TRIWULAN II TAHUN 2020

    2. Belanja Daerah Berdasarkan Fungsi

    Belanja daerah berdasarkan fungsi terdiri dari pelayanan umum, ketertiban dan

    keamanan, ekonomi, lingkungan hidup, perumahan dan fasilitas umum, kesehatan,

    pariwisata dan budaya, pendidikan, perlindungan sosial, dan fungsi lainnya. Hingga

    akhir triwulan II tahun 2020, realisasi per fungsi tertinggi terdapat pada fungsi pelayanan

    umum yang mencapai 33 persen dan pendidikan sebesar 29 persen. Sedangkan untuk

    fungsi terendah realisasinya terdapat pada pariwisata dan budaya yang realisasinya

    sekitar 1 persen dari total realisasi per fungsi.

    Alokasi terbesar berada pada urusan pelayanan umum dengan alokasi pagu senilai

    Rp13,7 triliun, diikuti urusan pendidikan dengan pagu sebesar Rp7,3 triliun

    C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Triwulan II Tahun 2020

    Grafik III.4 Hasil Winters’ Method Plot untuk realisasi penerimaan dan belanja APBD

    Sumber: Hasil output eksponensial Holt-Winters Smoothing

    Prognosis realisasi APBD di NTT diukur menggunakan pendekatan forecasting

    menggunakan eksponensial Holt-Winters Smoothing terhadap realisasi belanja dan

    pendapatan pada periode beberapa tahun sebelumnya. Berdasarkan hasil pengujian

    eksponensial Holt-Winters Smoothing dalam grafik III.4, didapatkan prognosis realisasi

    Sumber: BPKAD lingkup NTT, data diolah

    Grafik III.3 Realisasi Belanja Daerah Berdasarkan Fungsi (Miliar)

    Persentase

    realisasi belanja

    daerah tertinggi

    berturut-turut

    yakni belanja

    pegawai

    sebesar 38%,

    belanja bansos

    sebesar 23%,

    dan belanja

    barang&jasa

    sebesar 18%,

    sementara

    terendah

    belanja bantuan

    keuangan

    sebesar 8%

    Perkiraan

    realisasi

    penerimaan

    dan belanja

    APBD s.d

    triwulan III

    tahun 2020

    sebesar 72,69

    persen dan

    83,14 persen

  • 17

    KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR

    TRIWULAN II TAHUN 2020

    penerimaan dan realisasi APBD sampai dengan triwulan IV tahun 2020 yang tersaji

    dalam tabel III.3 berikut ini.

    Prognosis pendapatan daerah (termasuk dana transfer) sampai dengan bulan

    September 2020 (triwulan III) diprediksi tercapai sebesar 72,69 persen dan sampai

    dengan akhir tahun akan terealisasi sebesar 86,72 persen atau sekitar Rp26,1 triliun.

    Sedangkan prognosis belanja daerah sampai dengan bulan September 2020 (triwulan

    III) diprediksi terealisasi sebesar 83,14 persen dari pagu belanja APBD.

    Tabel III.3 Perkiraan Realisasi APBD Lingkup Provinsi NTT s.d. Triwulan IV Tahun 2020

    (miliar)

    Uraian Pagu

    Perkiraan Realisasi s.d. Triwulan III 2020

    Perkiraan Realisasi s.d. Triwulan IV 2020

    Rp % Rp %

    Pendapatan Daerah 30.119,46 21.893,84 72,69% 26.119,59 86,72%

    Belanja Daerah 31.384,79 26.093,31 83,14% 30.323,98 96,62%

    Surplus (Defisit) (1.265,33) (4.199,47) (4.204,39)

    Sumber: Hasil forcast eksponensial Holt-Winters Smoothing, dan BPKAD diolah

    Lebih lanjut, jika kondisi pandemi Covid-19 terkendali dan pemerintah daerah mampu

    mempercepat dan mengoptimalisasikan belanja APBD, sampai dengan akhir tahun

    2020 realisasi belanja APBD di NTT diproyeksikan akan mencapai 96,62 persen atau

    sebesar Rp30,32 triliun.

    INSIGHT III. ANALISIS BELANJA APBD PEMERINTAH PROVINSI NTT DALAM

    RANGKA PENANGANAN COVID-19 DI NTT

    Pemerintah Daerah Provinsi NTT mengalokasikan anggaran sebesar Rp 711,86 miliar dalam rangka penanganan covid-19 yang meliputi kegiatan pada bidang kesehatan dan bantuan sosial dan/ atau

    ekonomi kepada masyarakat yang terdampak di Provinsi NTT. Dengan alokasi tersebut ditambah program penanganan covid-19 dari Pemerintah Pusat, diharapkan pandemi yang berada pada wilayah NTT dapat terkendali sehingga akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di NTT pada kuartal III tahun 2020 bergerak positif.

    Sumber : BKD Prov NTT

    Bidang Pagu Realisasi %

    Kesehatan 100,000,000,000 34,468,772,258 34.47

    Bantuan Sosial/Ekonomi 611,863,912,683 2,121,134,005 0.35

    Total 711,863,912,683 36,589,906,263 0.05

  • 18

    KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR

    TRIWULAN II TAHUN 2020

    IV. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)

    A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian

    Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) adalah merupakan laporan hasil

    konsolidasian antara Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dengan Laporan Keuangan

    Pemerintah Daerah Konsolidasian pada periode waktu tertentu. Laporan Realisasi

    Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi NTT disajikan dalam tabel IV.1.

    Tabel IV 1. Laporan Realisasi Anggaran KonsolidasianTingkat Wilayah Provinsi

    NTT Triwulan II tahun 2019 (miliar)

    Sumber: LKPK Kanwil NTT, SIKD (per 30 Juni 2020)

    B. Pendapatan Konsolidasian

    Analisis Proporsi dan Perbandingan

    Laporan Pendapatan Konsolidasi Keuangan Pemerintah di NTT secara keseluruhan

    pada triwulan II tahun 2020

    mengalami kenaikan dari sisi

    perpajakan sekitar 27.71 persen dan

    Hibah sekitar 6 persen dari tahun

    sebelumnya pada periode yang

    sama. Sementara untuk Penerimaan

    Bukan Pajak mengalami penurunan

    sekitar 18 persen. Komposisi

    pendapatan konsolidasian

    didominasi oleh penerimaan

    daerah di bagian penerimaan perpajakan dan PNBP yang memiliki kontribusi hingga 92

    persen dari total pendapatan konsolidasian. Sedangkan untuk penerimaan dari transfer

    dan hibah hanya sebesar Rp195,56 miliar atau 0.1 persen dari penerimaan

    konsolidasian. Lebih lanjut, total pendapatan konsolidasian disumbangkan oleh

    penerimaan pusat pada penerimaan perpajakan dan PNBP. Untuk penerimaan pusat

    Sumber: LKPK Kanwil DJPb NTT (diolah)

    Grafik IV.1 Perbandingan Komposisi Pendapatan

    Konsolidasian Prov.NTT Triwulan II tahun 2019-2020 (miliar)

    Pelaksanaan

    anggaran

    konsolidasian

    (APBN dan

    APBD)

    triwulan II

    tahun 2020

    defisit Rp

    8.737,32

    miliar.

    Proporsi

    perpajakan

    konsolidasian

    triwulan II

    tahun 2019

    dan 2020

    mencapai

    58,8% dan

    PNBP sebesar

    45,5%.

  • 19

    KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR

    TRIWULAN II TAHUN 2020

    dari perpajakan lebih besar 83 persen dari penerimaan daerah, sementara untuk PNBP,

    penerimaan daerah jauh lebih besar dari yang diperoleh penerimaan pusat

    C. Belanja Konsolidasian

    Analisis Proporsi dan

    Perbandingan

    Pada triwulan II tahun 2020

    komponen belanja pemda lebih

    besar sekitar 49 persen

    daripada belanja pusat dimana

    belanja pemda sebesar

    Rp8.785,07 miliar sedangkan

    belanja pusat sebesar

    Rp5,890,94 miliar.

    Grafik IV.3 Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Terhadap Belanja Konsolidasian Provinsi NTT Triwulan II Tahun 2019-2020 (miliar)

    Sumber: LKPK Kanwil DJPb NTT (diolah)

    Realisasi belanja daerah terbesar dari belanja pegawai sebesar Rp6.567,32 miliar dan

    yang terendah dari belanja tak terduga sebesar Rp11,42 miliar. Untuk belanja pusat

    terbesar berturut-turut adalah belanja pegawai Rp610,94 miliar, belanja modal Rp595,71

    miliar, dan belanja barang Rp364,35 miliar. Sementara belanja modal yang diharapkan

    menjadi penggerak ekonomi masih di bawah belanja pegawai dan belanja barang pada

    belanja daerah.

    D. Analisis Kontribusi Pemerintah Dalam PDRB

    Berdasarkan detail rincian transaksi yang mempengaruhi kekayaan netto, dapat

    disimpulkan bahwa pendapatan pada tahun ini mengalami penurunan dari tahun

    sebelumnya sebesar Rp1.942,28 miliar atau sekitar 10,89 persen, berbanding lurus

    dengan kenaikan beban mencapai Rp 689,94 miliar atau sekitar 5,92 persen.

    Sumber: LKPK Kanwil DJPb NTT (diolah)

    Grafik IV.2 Perbandingan Penerimaan Pusat dan Daerah Terhadap

    Penerimaan Konsolidasian Provinsi NTT Triwulan II Tahun 2020

    (miliar)

    Belanja

    konsolidasian

    triwulan II tahun

    2020 ditemukan

    belanja barang

    masih lebih tinggi

    di daerah (183,29

    miliar) sedangkan

    Belanja Modal

    lebih tinggi di

    pusat (666,81

    miliar)

  • 20

    KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR

    TRIWULAN II TAHUN 2020

    Meskipun kenaikan

    belanja lebih tinggi dari

    kenaikan pendapatan,

    namun secara keseluruhan

    peningkatan beban

    pemerintah di NTT tersebut

    masih dapat dibiayai oleh

    pendapatan yang

    diperoleh. Sehingga

    keseimbangan operasi

    netto masih menunjukkan

    tren yang positif yakni Rp

    5.493,70 miliar meskipun

    mengalami penurunan

    sekitar 32 persen dari

    tahun lalu. Selanjutnya,

    melalui konsumsi dan investasi yang dilakukan pemerintah ini, akan dapat diketahui

    seberapa besar kontribusi belanja yang telah direalisasikan pemerintah terhadap Produk

    Domestik Regional Bruto (PDRB) di Provinsi NTT.

    Tabel IV.3 Perhitungan Kontribusi Pemerintah Terhadap PDRB Provinsi NTT Tahun 2020 (Rupiah)

    Sumber: LKPK Kanwil DJPb NTT, BPS, BPKAD data diolah

    Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa kontribusi belanja pemerintah dan

    kontribusi investasi pemerintah terhadap PDRB pada triwulan II tahun 2020 masing-

    masing turun sebesar 1,61 persen dan 2,65 persen dibandingkan kontribusi tahun 2018.

    Selain itu, untuk PDRB juga mengalami penurunan sebesar Rp505 miliar dibandingkan

    periode yang sama tahun 2019. Penurunan kontribusi belanja dan investasi pemerintah

    pada triwulan II tahun 2020 diduga merupakan kontraksi perekonomian nasional sebagai

    dampak dari pandemi Covid-19. Meskipun demikian, peran aktivitas pemerintah melalui

    2019 2020

    A. Konsumsi Pemerintah 8,461 7,882

    Kompensasi Pegawai 5,712 5,814

    Penggunaan Barang dan Jasa 2,722 2,031

    Konsumsi Aset Tetap - -

    Manfaat Sosial 27.0 36

    B. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 11,578 10,667

    C. PDRB 26,550.00 26,045.00

    A/C 31.87% 30.26%

    B/C 43.61% 40.96%

    Transaksi yang Mempengaruhi Kekayaan Neto

    (Miliar)

    Sumber: LKPK Kanwil DJPb NTT, BPS, BPPKAD data diolah

    Pendapatan

    dan beban

    triwulan II

    tahun 2019

    tingkat wilayah

    Provinsi NTT

    mengalami

    penurunan

    dibandingkan

    triwulan I tahun

    2018

    Kontribusi

    belanja

    pemerintah

    terhadap PDRB

    sebesar 30,26

    persen,

    sedangkan

    investasi

    sebesar 40,96

    persen.

    Tabel IV.2 Laporan Operasional Laporan Statistik Keuangan

    Pemerintah Tingkat Wilayah Provinsi NTT Triwulan II 2020 (miliar)

    2019 2020

    Pendapatan 19,773.01 17,830.73

    Pajak 1,426.42 1,454.71

    Kontribusi Sosial - -

    Hibah 1,555.04 447.50

    Pendapatan Lainnya 16,791.55 15,928.52

    Beban 11,647.19 12,337.03

    Kompensasi Pegawai 5,711.69 5,814.34

    Penggunaan Barang dan Jasa 2,722.02 2,030.91

    Konsumsi Aset Tetap - -

    Bunga - -

    Subsidi - -

    Hibah 3,019.24 4,121.88

    Manfaat Sosial 26.95 36.26

    Beban Lainnya 167.29 333.64

    Keseimbangan Operasi Bruto/Neto 8,125.82 5,493.70

    Transaksi Aset Non Keuangan Neto 1,692.43 1,771.97

    Aset Tetap 1,174.36 1,768.81

    Perubahan Persediaan - -

    Barang Berharga - -

    Aset Non Produksi 11.51 3.16

    Net Lending/Borrowing 4,890.42 5,495.65

    Transaksi Aset Keuangan dan Kewajiban 4,890.42 5,495.65

    Akuisisi Neto Aset Keuangan 6,939.94 3,721.90

    - Dalam Negeri 6,939.94 3,721.90

    - Luar Negeri - -

    Keterjadian Kewajiban - -

    - Dalam Negeri - 0.17

    - Luar Negeri - -

    (Miliar)Transaksi yang Mempengaruhi Kekayaan

    Neto

  • 21

    KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR

    TRIWULAN II TAHUN 2020

    belanja dan investasi masih relatif besar kontribusinya bagi prekonomian NTT. Lebih

    lanjut, telah terbukti bahwa kontribusi investasi pemerintah sebagai pembentuk PMTB

    (belanja modal) memiliki kontribusi lebih besar (40,96%) daripada belanja konsumsi

    pemerintah (30,26%). Oleh karena itu, optimalisasi kinerja pelaksanaan anggaran

    khususnya terkait realisasi belanja dan investasi pemerintah memiliki implikasi yang

    krusial bagi pertumbuhan ekonomi di NTT.

    INSIGHT IV. ANALISIS HORISONTAL TERHADAP ASET KONSOLIDASIAN NTT

    Berdasarkan data semester I Laporan Konsolidasian APBN dan APBD Provinsi NTT Tahun 2018 s.d 2020 terlihat bahwa sampai dengan Triwulan II 2020 (semester I-2020) penambahan asset pada neraca konsolidasian menunjukkan kontraksi sebesar -7 persen meskipun secara realisasi belanja modal realisasinya lebih besar 49 persen dibandingkan periode sebelumya.

    Kondisi ini dimungkinkan disebabkan oleh adanya pandemi covid-19, dimana ketika proses administrasi/perikatan kontraktual sudah dilaksanakan, namun pengerjaan proyek fisik belum bisa dilakukan segera karena adanya pembatasan sosial, dan larangan bepergian. Fenomena ini tentunya perlu menjadi perhatian pemerintah, sehingga di era new normal ini, perlu mendorong para supplier pemerintah untuk dapat segera melaksanakan kewajibannya dengan tetap memenuhi protokol kesehatan.

    V. BERITA / ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH

    Kinerja Fiskal Dukung Ketahanan Ekonomi di Masa Pandemi

    Dampak pandemi Covid-19 telah menyebabkan pelemahan ekonomi (kontraksi

    ekonomi) NTT pada kurun waktu dua kuartal pertama di tahun 2020. Setelah menekan

    ekonomi NTT sehingga hanya mampu tumbuh 2,84 persen (y-on-y) di triwulan I-2020,

    dampak pandemi Covid-19 juga telah mengakibatkan pertumbuhan negatif pada

    ekonomi NTT di triwulan II tahun ini yakni mencapai -1,96 persen (y-on-y).

    Secara regional,

    ketahanan

    ekonomi NTT di

    masa pandemi

    lebih baik diban-

    dingkan nasional.

    Sumber : LKPK Kanwil DJPb NTT (tanpa akumulasi penyusutan tahun)

  • 22

    KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR

    TRIWULAN II TAHUN 2020

    Gambar V.1 Hasil Analisis Permasalahan Menggunakan Force Field Analysis

    Namun demikian, jika melihat pergerakan kinerja ekonomi secara triwulanan

    sebagaimana grafik I.1, nampak bahwa pertumbuhan ekonomi pada periode April

    sampai dengan Juni tumbuh positif sebesar 0,92 persen (q-to-q). Kondisi ini tentunya

    menunjukkan fenomena yang positif, disaat ekonomi nasional terkontraksi hingga

    mencapai -5,32 persen (y-on-y) dan -4,19 (q-to-q), namun ekonomi NTT hanya

    terkontraksi -1,96 persen (y-on-y) dan bahkan mampu tumbuh positif sebesar 0,92

    persen (q-to-q) pada triwulan II tahun 2020. Oleh karena itu, faktor

    penyangga/pendorong (driving forces) ketahanan ekonomi NTT ini tentunya perlu terus

    dioptimalkan dengan secara pararel meminimalisir hambatan dan kendala yang menjadi

    faktor penghambat (restraining forces) kebangkitan perekonomian NTT pada periode

    berikutnya. Selanjutnya, untuk mengetahui dan memetakan faktor yang menjadi

    penghambat sekaligus faktor yang menjadi pendorong dalam peningkatan kinerja

    ekonomi di NTT ke depan akan dijelaskan melalui pendekatan Force Field Analysis

    (FFA) sebagaimana gambar diatas.

    Selanjutnya, dari keenam faktor tersebut, akan ditetapkan masing-masing dua faktor

    pendorong dan dua faktor penghambat sebagai prioritas untuk dielaborasi sebagaimana

    bobot penilaian yang ditetapkan.

    A. Faktor Pendorong Kinerja Pertumbuhan Ekonomi NTT

    1. Percepatan Realisasi Belanja Pemerintah

    Di masa melemahnya aktivitas ekonomi, belanja negara diharapkan dapat menjadi

    counter cyclical (pembalik siklus) melalui percepatan realisasi belanja pemerintah baik

    APBN dan APBD. Sehingga ketika pandemi mulai terjadi pada bulan Maret, pemerintah

    menyusun berbagai kebijakan untuk mendorong adanya belanja pemerintah di daerah,

    diantaranya: (1) Pengaturan pengajuan SPM ke KPPN dalam masa darurat pandemi

    Melalui FFA,

    Faktor pen-

    dorong dan

    penghambat

    kinerja

    ekonomi NTT

    dapat

    dipetakan.

  • 23

    KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR

    TRIWULAN II TAHUN 2020

    Covid-19 yang bertujuan untuk menjamin belanja negara bisa tetap berjalan khususnya

    untuk jenis tagihan yang prioritas; (2) Kebijakan penyesuaian belanja K/L dan

    pemerintah daerah tahun 2020 (refocusing dan realokasi belanja pemerintah); (3)

    Mekanisme pelaksanaan anggaran belanja atas beban APBN dalam penanganan

    pandemi Covid-19 yang mengatur mulai dari pembuatan komitmen hingga proses

    pembayaran kepada penyedia barang/jasa (PMK 43/PMK.05/2020); (4) Relaksasi revisi

    belanja dan besaran deviasi rencana penarikan dana pada K/L.

    Melalui beberapa respon kebijakan tersebut, pada periode pandemi Covid-19 (triwulan

    II tahun 2020) realisasi belanja APBN bisa diakselerasi sebesar 1,36 kali lipat yakni

    mencapai Rp4,43 triliun dibandingkan kuartal I yang hanya terealisasi Rp1,87 triliun

    (lampiran III). Sehingga sejalan dengan upaya percepatan belanja ini, sebagaimana

    grafik I.1, komponen konsumsi pemerintah mampu tumbuh positif sebesar 30,72 persen

    dan mempunyai andil cukup besar sehingga PDRB NTT mampu tumbuh positif 0,92

    pada triwulan II tahun 2020.

    2. Respon Cepat Pemerintah di Masa Pandemi

    Pemerintah Provinsi NTT relatif sangat responsif dalam penanganan dan pencegahan

    penyebaran Covid-19 di wilayah NTT. Sebagaimana diuraikan dalam gambar V.1,

    beberapa kebijakan stategis telah diambil oleh Pemerintah Provinsi NTT dalam

    mencegah penularan Covid-19. Selain itu, pemerintah NTT juga bergerak cepat dalam

    melakukuan realokasi dan refocusing belanja APBD untuk penanganan Covid-19

    dimana untuk Belanja Bidang Kesehatan dialokasikan sebesar Rp100 miliar dan sampai

    dengan Juni 2020 telah terealisasi sebesar 34,47 persen. Sedangkan untuk Bantuan

    Sosial dan Ekonomi Masyarakat terdampak teralokasi sebesar Rp 611,86 miliar dan

    telah terealisasi sebesar Rp 2,12 miliar sampai dengan semester I-2020 (lampiran IV).

    Gambar V.2 Respon Cepat Pemerintah Dalam Penanganan Covid-19 di NTT

    Sumber : Gugus Tugas Pemprov NTT, diolah

    Ketahanan

    ekonomi NTT

    pada Q2 yang

    mampu tumbuh

    positif sebesar

    0,92 (q to q)

    didukung oleh

    peningkatan

    realisasi belanja

    pemerintah

    sebesar 1,36

    kali lipat di Q2.

    Respon cepat

    Pemda di

    masa pandemi

    telah berhasil

    meminimalisir

    tingkat

    penularan dan

    mencegah

    pelemahan

    ekonomi se-

    makin dalam.

  • 24

    KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR

    TRIWULAN II TAHUN 2020

    B. Faktor Penghambat Kinerja Pertumbuhan Ekonomi NTT

    1. Penurunan Daya Beli dan Konsumsi Masyarakat

    Adanya pembatasan sosial dan aktivitas ekonomi sebagai upaya pencegahan

    penyebaran Covid-19 terbukti telah menyebabkan penurunan daya beli dan konsumsi

    masyarakat. Berdasarkan data dari Dinas Koperasi Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Provinsi NTT, nampak bahwa sebanyak 6.529 pekerja di 307 perusahaan di NTT telah

    kehilangan penghasilan mereka karena mendapatkan pengurangan waktu kerja,

    dirumahkan dan bahkan terkena PHK pada periode April s.d Mei 2020 (lampiran VI).

    Selain itu, pada kelompok masyarakat

    kelas menengah atas, belum

    meredanya ancaman penularan

    Covid-19 ini membuat mereka

    menahan belanjanya dan cenderung

    menyimpan dananya pada produk

    perbankan yang ada. Sehingga pada

    periode April – Juni 2020, total Dana

    Pihak Ketiga (giro, deposito ,

    tabungan) mencapai Rp30,7 triliun

    naik sebesar Rp1,5 triliun (lampiran V).

    Kondisi ini tentunya akan bermuara pada penurunan daya beli masyarakat sehingga

    mereka akan mengurangi konsumsinya. Fenomena ini terkonfirmasi dari (grafik V.1)

    perilaku/mobilitas masyarakat NTT yang menurun khususnya pada sektor perdagangan

    retail dan rekreasi yang masih belum bisa kembali seperti posisi sebelum pandemi. Oleh

    karena itu, untuk meningkatkan Kembali daya beli dan konsumsi masayarakat,

    pemerintah telah mendorong percepatan realisasi program PEN khususnya yang terkait

    perlindungan sosial dan dukungan UMKM/dunia usaha.

    2. Implementasi Program Perlindungan UMKM Terdampak Belum Optimal

    Adanya pandemi Covid-19 telah mengakibatkan terkontraksinya pertumbuhan sektor

    Akomodasi Makan dan Minum sebesar -42,36 persen, dan sektor Perdagangan Besar

    dan Eceran mencapai -7,75 persen. Pada periode April sampai dengan Mei 2020

    tercatat sebanyak 4.437 UMKM dan 379 Koperasi menjadi korban terdampak.

    Menyadari hal ini, pemerintah sebenarnya telah membuat kebijakan untuk melindungi

    para pelaku usaha khususnya UMKM mulai dari mendorong penyaluran KUR dan UMi,

    sampai dengan memberikan insentif perpajakan, restrukturisasi pinjaman, maupun

    subsidi bunga sebagai bagian program PEN.

    Pandemi covid-

    19 dan adanya

    pembatasan

    sosial dan

    aktivitas eko-

    nomi menurun-

    kan daya beli

    dan konsumsi

    masyarakat

    NTT. Grafik V.1 Mobilitas Penduduk di Tempat Perdagangan Retail dan Rekreasi

    Sumber: BPS NTT

    Penurunan

    daya beli

    sebagai

    akibat dari

    berkurangnya

    penghasilan

    para pekerja

    perlu segera

    dipulihkan

    melalui per-

    cepatan

    realisasi

    program per-

    lindungan

    sosial dan

    dukungan

    UMKM.

    Upaya per-

    lindungan

    UMKM melalui

    peningkatan

    pembiayaan/

    modal kerja dan

    subsidi bunga

    belum tereali-

    sasi secara

    optimal.

  • 25

    KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR

    TRIWULAN II TAHUN 2020

    Namun demikian sampai dengan Juni 2020, program subsidi bunga masih berada pada

    penyempurnaan mekanisme dan proses bisnis (penyempurnaan PMK 65/PMK.5/2020)

    sehingga manfaatnya belum dapat dioptimalkan.

    Sebagaimana diuraikan dalam

    grafik V.2, penambahan modal

    kerja UMKM melalui penyaluran

    Kredit UMKM di NTT tercatat

    mengalami penurunan sejak

    memasuki awal pandemi di

    Maret, meskipun pada bulan Mei

    sudah sedikit naik sebesar 0,18

    persen. Kinerja realisasi

    penyaluran KUR s.d Juni 2020

    juga tercatat hanya sebesar

    Rp767,6 miliar, turun sebesar 26

    persen dibandingkan periode tahun lalu. Memperhatikan kondisi ini, pada kuartal III,

    realisasi dari program PEN untuk dukungan UMKM harus dapat direalisasikan secara

    optimal. Sinergi dan kolaborasi diantara pemangku kepentingan (OJK, Kemenkeu, dan

    juga Lembaga Jasa Keuangan) di daerah harus terus dioptimalkan untuk sama-sama

    bergerak dan berupaya maksimal guna membangkitkan geliat UMKM/dunia usaha di

    Nusa Tenggara Timur.

    Semoga dengan kolaborasi dan sinergi serta gotong royong semua elemen bangsa, kita

    mampu segera keluar dari pandemi Covid-19. Lebih lanjut, dengan semangat dan kerja

    keras mari kita bersama mengawal dan mengoptimalkan APBN demi mewujudkan

    kebangkitan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

    Total Kredit UMKM

    KUR = Rp 767,6

    miliar -26 %

    Grafik V.2 Mobilitas Penduduk di Tempat Perdagangan Retail dan Rekreasi

    Sumber: OJK Provinsi NTT,diolah

    Realisasi KUR

    menurun

    sebesar -26 %,

    sedangkan

    program subsidi

    bunga UMKM

    belum dapat

    direalisasikan

    karena masih

    dalam proses

    perbaikan

    mekanisme dan

    proses bisnis.

    Sinergi,

    kolaborasi, dan

    kerja keras

    semua pemangku

    kepentingan

    diperlukan dalam

    mengoptimalkan

    fiskal pemerintah

    untuk kesejah-

    teraan rakyat.

  • 26

    KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR

    TRIWULAN II TAHUN 2020

    DAFTAR PUSTAKA

    BUKU/ ARTIKEL

    Berita Resmi Statistik Pertumbuhan Ekonomi NTT Triwulan II – 2020. BPS Provinsi NTT.

    Kupang

    Berita Resmi Statistik Kondisi Ketenagakerjaan Februari 2020. BPS Provinsi NTT.

    Kupang

    Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Triwulan II Tahun 2019 dan 2020. Kantor Wilayah

    Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi NTT. Kupang

    Government Financial Statistic Triwulan II Tahun 2020. Kantor Wilayah Direktorat

    Jenderal Perbendaharaan Provinsi NTT. Kupang

    Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Nusa Tenggara

    Timur Tahun Anggaran 2020. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kupang

    Prioritas Plafon Anggaran Sementara Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

    Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun Anggaran 2020. Pemerintah Provinsi Nusa

    Tenggara Timur. Kupang

    WEBSITE

    www.bps.go.id

    www.bi.go.id

    www.ntt.bps.go.id

    http://spanint.kemenkeu.go.id/spanint/app/

    http://ditpa.kemenkeu.go.id/2017/index.php

    https://sikp.kemenkeu.go.id/login

    http://sikd.djpk.kemenkeu.go.id

    http://www.neraca.co.id/article/62490/inflasi-dan-pertumbuhan-ekonomi, Inflasi dan

    Pertumbuhan Ekonomi, Prof. Firmanzah., PhD, Rektor Universitas Paramadina

    https://nasional.kontan.co.id/news/pilkada-berdampak-sesaat-ke-ekono

    http://www.bps.go.id/http://www.bi.go.id/http://www.ntt.bps.go.id/http://spanint.kemenkeu.go.id/spanint/app/http://ditpa.kemenkeu.go.id/2017/index.phphttps://sikp.kemenkeu.go.id/loginhttp://sikd.djpk.kemenkeu.go.id/http://www.neraca.co.id/article/62490/inflasi-dan-pertumbuhan-ekonomihttps://nasional.kontan.co.id/news/pilkada-berdampak-sesaat-ke-ekonoferderikusText Box

  • PROYEKSI BELANJA APBD 2020

    LAMPIRAN I

  • PROYEKSI PENERIMAAN APBD

    LAMPIRAN I-1

  • Proyeksi Winters' Method Plot for Pendapatan APBN

    LAMPIRAN II

  • Proyeksi Winters' Method Plot for Belanja APBN

    Index

    Be

    lan

    ja A

    PB

    N 2

    01

    5-2

    02

    0

    70635649423528211471

    1,2

    1,0

    0,8

    0,6

    0,4

    0,2

    0,0

    Smoothing Constants

    Alpha (level) 0,3

    Gamma (trend) 0,3

    Delta (seasonal) 0,3

    Accuracy Measures

    MAPE 14,6657

    MAD 0,0577

    MSD 0,0065

    Variable

    Forecasts

    95,0% PI

    Actual

    Fits

    Winters' Method Plot for Belanja APBN 2015-2020Multiplicative Method

    LAMPIRAN II-1

  • LAMPIRAN III

  • GURERⅣuR Ⅳ廿sA富EⅣGGA隠す重ⅢuR

    LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN

    UNTUK PENCEGAHAN DAN/A甘AU PENANGANAN COVID- 19

    Bu払N ↓uNI TAHUN ANGGARAN 202o

    PROV工NS工NUSA TENGGARA ¶:MUR

    Ang撃膿m

    (Rp)

    Rea-(Rp)

    8. Operasional po並o covid-1 9

    2. Tenda Isolasi (bchan plastik serat

    uku重an 3Ⅹ3Ⅹ2,5皿ete重)

    3. Lampu ultraviolet Germisidal (288

    watt珊ps Po皿and

    1. Bahan Habis pakai (RIck打at瓢na

    Undana)

    2・ ATK叩打関心遺P重a土amaundana)

    KASIPPA2AText Box LAMPIRAN IV

  • Keg範,tan

    5・ APDun巾k22Kablkoぬ

    b・ Maske重N95 (musus T孤aga

    Medis)

    9・ BahanlAla亡test peme重遊sa劃

    Covid- 1 9

    d・ Penggandaan lFoto Copy

    i. Pembayaran Lan蕊anan lnternet

    untuk VC Penanganan Cwid-19

    14・ Ke昌iatan pembek瓢an SDM

    Keseha亡an dalam Rangka

    Penanganan Covid-19 Di

    K証〉up貧ten/盤ota (調R章RAB)

    15. Extra Feeding penin挟atan Daya

    Tahan Tubuh

    18. Dufungan oper謎ional

    Penyemprotan Desinfektan I,in8kup

    Peme轟ntah Hovinsi NT富

    21. J謎a Layanan Karantina Tenaga

    MediきlTenaga Keseha亡an da重a皿

    Ran‡永a Penanganan Covid-19 di

    Hotel Sas劃do

    32・ Pengadaan Ah Bersm 『angki)

  • K呼血血

    Belmja Peralatan dan Mesin (Pengadaan

    Bar劃劇

    5・ 0Ⅹygen po重ねble

    5・ Jasa pen乙sangan perlen唾ap劃

    Webina重

    d. Pekerjaan Phtu Gerbang

    (Menuju Area PerawatanCovid-19) di REU Nainata

  • Keg血tまn

    I. Penin8kat劃Kualitas sarana dan

    Prasa重ana pendukung : HVAC

    Ruang Isolasi frekanan Ne嬰tif)

    1. Termometer Digital (Infra Red)

    4. Arat uhir satur謎iokeigen (rise

    O翠阿東leter)

    5・ CyroTube (Tu請puli重)

    8. KacaMataGoogle

    12. Sepa血B○○t

    13. Kantong plastik untuk Linbah

    Me血s (besa重)

    14・ K袖亡ong則as亀k田丸達雄mbah

    Medis (sedang)

    25. RapidTest

    26. Paket obat-Obatan I咋tain c 1

    grzm rv,dan A2±血oricin

    rv,Oseltamizir 75 ng)

    29. Perlenく率apan pasca wa鳥t pasien

    Covid

    30. -tan Desinfektan TinBkatTinggi / DTh untuk Perend秘nan

    BHP Covid-19 (@ 750 ml)

    32. PetiJenazah

  • Keg血t孤

    22. Bios節rty cabinet

    24. Ph瓢ma ceudcal Ref轟gator

    (Kukaspenyimpan Reagen) 2 pintu

    26. Eye and Face safety shower

    32・ Mist Blc廿osぬ寄c Backpackl Ala亡

    Desinfcksi dengan Pengaturan

    Te長anan (Backpack Sprayer

    VP3 00ES)

    Jasa Kontruksi Gedung / Bm糾nan

    2. SARS-COV-2 igG Reagen隠t

  • i i i i i 竃 i �

    Ⅳo. 價Y+ノnxネツ�Angg卿an �V��ゥE稲ル(�Penyc重aなan ���種曲 �〇十 宥�コ唯�

    陣中) 宙ワW��(%) 秒�止れ � 傚�JW&�

    臆 纏Xuc�I4%F�3#��ネツ�30.348.000 � �音i i 澱� �

    臆 澱薈�7VY5ニラv�W2�r膾e6�踐ト�'8�ク�ク葮e2�ょ7v�$F�キ&�7FW&鳴�貞eDヤカ唯�����ァV6�W$�鳴���T���ル>�8ャヲイ��"葷�6カW$纉R��2葷�6カW$&VF���ネツ��B葷�6カW$&VF�姥'&WB��ZUF�薮�4&�6�13.500.000 � 劔仗��

    漢 �28.250.000 � � � �

    臆 �47.000.000 � � ��

    臆 �46.500.000 � � � �

    漢 僮.350.000.000 � �

    14.300.000 � � � �

    618.9了S.000 � � ��

    漢 �2_850.000 � � ��

    漢 �80.275.000 � � ��

    臆 �1.400.000 � � ��

    16.Handscoonpanjangsteril(medis/ obgyn) ���������� � � �

    17.JasaLayanan施rantinaTenaga Mcdis 18.KontrakservisMesinpcR 19.Kabel BelaniaMod狐 白經s2�������327.180.000 ��テ�R�† 都B� 儖H

    漢 �81.647.416 � � ��

    漢 �88.652.000 � � ��

    臆 �.081.120.000 � � ��

    Pengad-Barang 1.Gen題巳t500KVA 白紊3�������� � � �

    1.430.000.000 � �1音i 音i 亦���匁唯�

    漢 幡�6�カ�?遊キ6牌VH葷vト(フヲwV靂「�651.120.000 � 劔�

    1・RenovasiRu劃gKomodo(Ruangan Isolasi) 鼎c偵c#����� � ��兮ket

    2.RenovasiRuangGenzet& Perbalkan,Maindi§tributimPanel ��經������ � 亦�i i 刷 兮ket

    B種dan螺e雪at皿an由の堪掛d狐Po埠髄量 � � ��Ill. �27.560.000 �#r�#2����99,81% �6 亦��������� �ニツ�

    1.PatroliTimGabungan(bersanaTNI danPOLRI)dda皿重angka memberikanhimbauankepada maeyarakatterkaitpencegahan penyebaranCovid-19 �#r經c�����227.123,000 涛津�R�

    IV. �靕H蒭フ�i&霄ネネノ+&yTx鍈����G&��WF也6�G����F�ニ����誚カ�ヨVヨ&Xリニカ�諞蒙&�V��カW��F�ヨ�W�&6カ�GFW&カ�唯��V�Vv���V逍V&�&���f烹モ��383.000.000 �3��������86,19% � � �

    363.000.000 �3��������90,94% ��0 亦�� �ニ�

    8 ��ヨvVF��葷�6カW&カ�問�9.000.000 湯�������10000% 澱�0 亦�日 日 ��

    3.皿e調瓢sc亀nner 澱�������6、000.000 ����ク�ウ��R� �冓 nit

    4・B出血ohimbauankepada masyaralcat 迭�������5.000.000 免�テ��R���剳nh

    Ⅴ. 禰ネニ�6�ラXネニ�F�籔�I���623.邑種4.000 鼎c2�#r�3�7431% �i 亦� �

    1.BiayakeljaTimpelaksanavideo ConferenceCovid-19ProvinsiNm 2.AuatTulisKantorKegiatanvideo con艇種ence 都"�������72.000.000 �ツ����テ��R� 亦���i i i 亅��ali

    2.294.000 ��釘����100,00% � �p �ツ�Ye2�

    3.Bchankdistrikanuntuklayanan internet �r繝sZC����16.275.000 涛�テ�RR� �I i ��

    4.TransportLckalbagiTinpocko Pengumpuldatadanlr血ormasi Cov王d-19 鉄��������28.750.000 鉄rテS�R�6 ��i i i �an

    5・DokumentasiKegia亡an a.Pelak-aanK捲iatanvidcon terkaitCovid-19 � � �

    1.000.000 � � 白� �

    b・Di瓦og血tc重軸Radiotentang C°vid-19 c.DialoghteraktifTelevisi tentangCovid-19 白繝������900.000 鉄�テ��R� �i �all

    1.200.000 � � � �

    d.PembuatanlklanLayanan Maayarakattentangcovid-19 涛������ �� �

    I ! i 亦����� �

  • Keg血血櫨

    8・ JasaTenagaA皿l血st調ik血章l

    Na重as調be重/ Mode重a血重

    12・ SewaGedung I K弧to重l Te調pa亡

    14- Pengada孤pe重angka仁dan

    Perlen車やan Video Co章基verence

  • Ⅸ唾t孤

    a. Pengad- Laptop Host

    3. Makanan dan Minuman Rapat

    5. Pembelian dan penyenprotan

    Disirrfcktan di Terr血ial T沖e a,

    Pelabuhan Penyeberangan dan

    Kantor Dinas

    - morsept (tablet disinfektan)

  • Ke励ntan

    - Sarung Tangan (steril)

    APD Lengkap

    e・ BahanBak狐弛れy尋女/ Ga室dan

    Peh工皿as

    a. Alat seprot Disinfe照fu

    Manual (16 liter)

    1. Honorbagipetugasposko BPBD

    (46 o重gx 90 ha叫

    2. Cetak pamnet/ Spanduk/ Baliho

    dalan rangka percapatan

    penanganan Covid-1 9

    5・ BahanBakarM血yakl Gasd劃

    Pelumas dalzm rangka perc中atan

    penanganan Covid-1 9

    6. Perlen8kapan dan perlatan

    Kebe重sih孤

    a. Perlengkap紬dan peralatan

    cuci tangan dan An心sep心k

    b. Perlengkapan dan peralatan

    血sin危ktan

    ーAm samg t劃g孤

    ーBahan penyemp重ot s∝出血

    Hipckiorit (5,25% dal-

    cairan bahan pemuth

    pakalan Bayhi)/ Cukada皿Wipo工

    7. Makanan dan Minuman Kegiatan

    a・ Untuk pe加gas posko k劃tor

    BPBD 46 orang ed-a nasasiaga/ tanggap d釦urat

    ocko BPBD 46 oran

  • Ke8iatan

    selana masa siaga/tanggap

    da「ura亡

    8・ Per瓢atan Kel蝕むan

    a. Peralata皿kelen重車apan謄t

    p etugrs lapangan

    b. Maske重出n da正UKMu皿tuk

    dibagikan kepada masyarakat

    1. Perlen8kapan dan perlatan

    Kebe重sihan

    b. Perlen敦apan d狐pera鳴tan

    disinfektan

    - Sprayer (elektrik dan manual|

    2・ Peralatan K曾Iengkapan

    4. Pengadaan Tripod stahiha

    Handphone (Gi血bal stahilizrer for

    handphone)

    L血u-h血Belanja

    Dengan i血menyatakan bahwa saya bertanggung jawab penuh

    kebena輪n lapo輪n血dan buk心-bu馳重ea虹sasi yang tercan血m dalam lapor

    disimp孤sesu壷dengan ketentuan y組g ber血ku u皿血k kelengkapan ad皿in

    dan kepe血uan pe皿e血sa弧神経at pengawas血ngsion瓢.

    Demikian laporan ini dibuat dengan sebenamya.ト

    嘉S・叫.執

  • GU重電RⅣUR ⅣUSA重電ⅣGGARA重賞ⅢUR

    払PORAN BANTUAN SOS工AしUNTUK PEMBER霊AN BANTUAN SO

    DAN/Amp EKONOMI KEPADA MAsyARAKAT yANG TERDAM払K c

    BULAN ↓uN工船HUN ANGGARAN 2020

    PROVINSI NUSA TENGGARA ⅢMUR

    農地翰麿ま

    くRp)

    1・ Hono章pengdola Keu創れgan (5

    2` Honorarium pejabat/Panitia

    3. Honorahum p紐宣ida/P句abat

    Ke血a (1 0重a調劉

    (I 0重ang)

    (I 0章a租室)

    b. Hono重a正調雌m Te血五s

    Pendukung/ Penerima Hasil

    Peke重ja盆n噛t

    Kabepaten (3 orang x 16

    Kabupaten)

    a. Biaya pengolahan Lahan

    (1・000 Ha)

    b・重ns孤竜f opera章o重Bhgade

    Als血tan

    Belania Ba重an旦dan Jasa

    a. Penanaman Ja邸ng dengan

    Pola lnteg重asi (Pe重t狐ian dan

    Petemakan)

    c・ Pela書亜弧同塵強心(16 Kab)

    3. Belanja paket/Pengirinan/

    a.駁aya operasitmal Tmaga

    Penda調p止g Lapangan /

    Fas並ta書o重

    KASIPPA2AText Box LAMPIRAN IV -1

  • Tdis/Tenaga Am ke 16Kabupa書e皿

    c. Tranaport Lckal Peserta

    (Pet創意i主(1・0工5 0重a櫨g x 2

    H ari)

    e. Seremonial ( Tanan/Panen)

    b. Rakor Evaluasi Haal

    Pelcksanaan K± (I 02

    Ka坤

    8. Belanja JasaTenaga Ahli/

    Instuktur/ Narasumber/

    Mode重ato重

    Tenaga Pend劃直p血g

    kpangan/ Fa室蘭tator

    (70 0rgx

    Tenaga operator Brigade

    Alsintan (14 0ra噂x 6

    Bu重an)

    c・ Jasa Narasumbe「 pela瞳han

    Pet甜ii (3 o重gx 3ja皿x 2

    Kabupaten)

    d. Jasa Na重as皿be重pda心h紬

    Pendamping Lapangan (6

    orgx2ja皿x3ha正x4

    Pe重封a〔an Bengkel

    Bhgade Al s血t狐

    b. Belanja Bahan Baker

    rmyal��v�6ツ��VヌVヨ�0B轟gade Als血亡an

    I) Minyak/ Solar (618

    2) P虫u皿as (788

    1) Mo聞isasiて亡ak亡o重

    dari gudang ke lokasi

    (43 Unit承2 rmix 10

    轟ter)

    2) Mob址sasi stock

    BBM da轟SPBU ke

  • lokasi (43

    Ka血x 10 Liter)

    Ⅹ 7 Bulan)

    Penan撞man Jagu章ig

    deng包n Pda血te望・asi

    (咄an danPet調akan )

    J址d Pedoman/ Juhis/

    Ju岨ak, Modu重Pda也i狐

    da皿lap脚a孤

    (8 Bu韓u x

    Hari x 4 Zona)

    1 Kegiatan)

    Ill Sewa aulalmangrapa亡

    pelatihan pendanping lap angan

    b・ Pela血h劃penda重np血g (4

    Zona)

    13. Belanja peljalanan Dinas Dalan

    Daerah dalam ran重たa

    Pembin- dan Monev kegiatan

    恥puk Urea (100 Kg I

    10・000櫨a)

    恥puk NPK (i5o Kgx

    1〇・0○○ Ha)

    櫨e重bisida桓ste競正kl

    selcktif)/ Pestisida (i Ltr

    x 9・000)

    d. Belanja Tan~/BibitTan劃亀n

    untuk Penana調Jagしきng

    dengan Pola htegrasi (Pertanian

    d紬Pete皿akan)

    1. Honorarium pegawal Honorer /

    鵬dak Te亡ap

    a・ Stafse血etahat (3 o章狐gx 3

  • Kcg五重織れ

    b・ Pe調gas Kea皿an劃(2 o「劃g

    x 3 bul劃)

    o重劃g x 3 b山an)

    d. Pen擬jar PAUD (5 orangx 3

    bul弧)

    旦il_aria Ba重an宴: dan J手塁

    2. Belanja peran8ko ,Materai dan

    4. BelanjaTan- / BihitTanman

    e. Belanja Paket / Pengiriman/

    Pengep覆輪n

    f. Jasa petugas ptmun即t

    S-pch (6 bulan x 22 x

    2 ・00〇・000)

    g・ J謎a Kade重(44 o重a皿gx

    c. Belanja Balan Bakar

    Minyak/ Gas dan Pelumas

    Kenda重aan B調oto重

    13. Belanja Hibah Baran8 dan Jasa

    yang akan diserahkan kepadamasyarakat Pembinaan Desa /

    Kelu章ahan Model PK軽血22

    Kab/Ko亡aきe NTT

  • 隠egぬta皿

    b・ Pe血n軽血題最o皿o重心

    Kelu甜ga m瓦覆ui H瓢aman

    Asri, Teratur, Indah dan

    (HAT関vA) PKK

    Kebun Pertarrian (22

    Ds/Kd x 2 klpk tani x

    Ko重劃ikan (44最elompok

    x2 k°Iamx

    駁bit並弧a止tawa重(44Ⅹ

    Rp・ 1.000)

    Pakan ikan (44

    女do加pok x 6女a皿ng x

    Rp・400.000)

    Anakan keloでく8.592 KK

    Rp・4.000)

    (POSYANDU )

    Peralatan antropome廿i

    (44 Poey狐du x

    Rp・ I 〇・000.000)

    (194 set x 鱒p・ 130-000)

    Bers血し五度しingan

    (RES重NG) un血k Pmgelolaan

    Sa調pah

    Operasional bagi Petugas

    P調皿親重t Sa重賞やah (22

    o章ang x 8 bulan x

    Rp・200・000)

    Gerobck Pengangkut

    Sampah (22皿it x

    Rp・5・000.000)

    Tong Sampan (8.592

    e. Pengembangan potensi Anak

    dan Rerngja melalui Warung

    Bakat dan M血a亡(WARUNG

    孤KM重)

    (44 buah)

    しap狐g細く22 1apang紬x

    Usia( LANSRA)

    Kふ章i ( 22 kelompck x 10

    Ⅹ Rp・10・000 )

    L調( 22 kelo血pok x工0

    Rp・25・000 )

    Pねsarana bagi Pendidikan

    Anak Usia Di克く恥uD)un請k

    Memenuhi Standa重

    Akreditasi Nasional

    Alat Permainan Edukasi

    (APE)taling book ( 22Rp・2・000・〇〇〇)

    Ruang WC (22 m弧gx

    Rp・ 14・500・000)

    Menara riber penampung

    air (22 unit x

    Rp・2・0○○.000)

    Paga「 (22 unit x

  • Sound町sten (22 set x

    Rp・ 10・000)

    Gong (22set x

    Keyboard (22 buah x

    T弧bur (22 buah x

    Kain (22 kelompck x 4

    pcs x Rp. 2 ・ 000-000)

    し孤(22玉dom卿o畳x 10

    Rp ・25.000教

    Sa皿幣Tenun(22 Eel x

    20 srgx鱒p.

    Jepit Rambut(22 Ⅹ 10

    Alat Lrm Tembak(22 kel

    Ⅹ2bhxRp.

    Isi Len Tenbak(22 kel x

    Rp・ 90・000)

    Pen允B重os(22 kel x 12

    Rp- 55-000)

    Karet Tangan(22 Kd I x I

    Tempa亡cuci tang孤(22

    Sabun Cucj Tangan

    Caむく22 DslKelx 6 Ⅹ 12

    8叫

    Maske章u重工血k 22

    desalkelu重ah孤皿odel

    3・ Lain-th pmber血や狐罰教の億細心

    H種可am!峻t

    B狐tuan socぬl safety net /ja血ng

    陣容哩旦Sodal

    a. Penyediaan bahm makan pokck

    担erasi dan biaya distribusi ke 22

    kabupaten / kota

    Biaya distribusi ke

    kabup或en I kota

  • Dengan ini menyatakan bahwa saya bertanggung jawab pen

    kebena轟m laporan亜d劃bu馳-bu虻耽亜sasi yang te耽antum dalam

    〃~ ~

    dis血p劃sesuai deng劃ketentuan y紬g ber址u u虹uk k。engkapan admi

    dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional.

    Demikian laporan ini dibuat dengan sebenamya. A

  • LAMPIRAN V

    DAFTAR PUSTAKAKEMENTERIAN KEUANGAN