kemenkes - upaya promotif dan preventif di fasilitas pelayanan kesehatan dalam era bpjs

Upload: lena-maulidinyea

Post on 16-Oct-2015

954 views

Category:

Documents


56 download

DESCRIPTION

upaya promotif-rehabilitatif

TRANSCRIPT

  • Usman SumantriUpaya Promotif dan Preventif di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (PPK 1,2,3) dalam Era BPJS

  • I. PENDAHULUAN

  • Sistem Kesehatan NasionalPengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

    (Perpres No 72 Tahun 2012 ttg Sistem Kesehatan Nasional)

  • Sub Sistem SKNupaya kesehatan; penelitian dan pengembangan kesehatan; pembiayaan kesehatan; sumber daya manusia kesehatan; sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan; manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan; dan pemberdayaan masyarakat

  • PELAKSANAAN SKN

    Pelaksanaan SKN ditekankan pada peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat, profesionalisme sumber daya manusia kesehatan, serta upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif

    (Perpres No 72 Tahun 2012 ttg Sistem Kesehatan Nasional)

  • BIAYA KESUKMUKPPenduduk MiskinPenduduk Mampu

    Pem

    Jaminan Kesehatan sukarela

    Masy

    JK wajibAPPenggalianPengalokasianPembelanjaanPublic-PrivateSubsistem Pembiayaan KesehatanApa Yang Menjadi Prioritas Dibiayai Pemerintah??

  • UPAYA PELAYANAN KESEHATANUntuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakatUpayaKesehatanUpaya KesehatanPeroranganUpayaKesehatan Masyarakat

  • UPAYA PELAYANAN KESEHATAN PHBS , Penurunan Gizi Buruk Masyarakat penanggulangan KKP Penurunan Kematian Ibu, Bayi dan ABA Pemberantasan TBC, Polio, Tetanus, Campak, Hepatitis 4. Pemberantasan Malaria, Pengendalian HIV/AIDS5. Menjamin akses air bersih , akses obat, essensial, Alkon, Pasar sehat, kali bersih, pembangunan berwawasan kesUKMUKPOperasional (BOK, DTPK, DBK)

    SPM (4 pelayanan dan 18 Indikatro Sistem Jaminan KesehatanKOMPREHENSIF UHC

  • 5 (LIMA ) TINGKAT PENCEGAHAN (FIVE LEVELS OF PREVENTION)

  • II. PENGATURAN MANFAAT DALAM JKN

  • UU 40/2004 pasal 22 :Manfaat jaminan kesehatan bersifat pelayanan perseorangan berupa pelayanan kesehatan yang mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, termasuk obat dan bahan medis habis pakai yang diperlukan.Untuk jenis pelayanan yang dapat menimbulkan penyalahgunaan pelayanan, peserta dikenakan urun biaya.

    PENYIAPAN PAKET MANFAAT DASAR

  • PENGATURAN MANFAAT JK DALAM PERPRES JK (1)Pasal 20(1) Setiap Peserta berhak memperoleh Manfaat JaminanKesehatan yang bersifat pelayanan kesehatanperorangan, mencakup pelayanan promotif, preventif,kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat danbahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhanmedis yang diperlukan.(2) Manfaat Jaminan Kesehatan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) terdiri atas Manfaat medis dan Manfaatnon medis.khusus untuk pemateri

    khusus untuk pemateri

  • PENGATURAN MANFAAT JK DALAM PERPRES JK (2)Pasal 20 lanjutan(3)Manfaat medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2)tidak terikat dengan besaran iuran yang dibayarkan.(4) Manfaat non medis sebagaimana dimaksud pada ayat(2) meliputi Manfaat akomodasi dan ambulans.(5) Manfaat akomodasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditentukan berdasarkan skala besaran iuran yangdibayarkan.(6) Ambulans sebagaimana dimaksud pada ayat (4) hanyadiberikan untuk pasien rujukan dari FasilitasKesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkanoleh BPJS Kesehatan.khusus untuk pemateri

    khusus untuk pemateri

  • PENGATURAN MANFAAT JK DALAM PERPRES JK (3)Pasal 21(1) Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputipemberian pelayanan:a. penyuluhan kesehatan perorangan;b. imunisasi dasar;c. keluarga berencana; dand. skrining kesehatan.(2) Penyuluhan kesehatan perorangan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi paling sedikitpenyuluhan mengenai pengelolaan faktor risikopenyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat.khusus untuk pemateri

    khusus untuk pemateri

  • PENGATURAN MANFAAT JK DALAM PERPRES JK (4)Pasal 21 lanjutan(3)Pelayanan imunisasi dasar sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf b meliputi Baccile Calmett Guerin(BCG), Difteri Pertusis Tetanus dan Hepatitis-B (DPTHB),Polio, dan Campak.(4) Pelayanan keluarga berencana sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf c meliputi konseling, kontrasepsidasar, vasektomi dan tubektomi bekerja sama denganlembaga yang membidangi keluarga berencana.(5) Vaksin untuk imunisasi dasar dan alat kontrasepsidasar sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4)disediakan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.khusus untuk pemateri

    khusus untuk pemateri

  • PENGATURAN MANFAAT JK DALAM PERPRES JK (5)Pasal 21 lanjutan(6)Pelayanan skrining kesehatan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf d diberikan secara selektif yangditujukan untuk mendeteksi risiko penyakit danmencegah dampak lanjutan dari risiko penyakittertentu.(7) Ketentuan mengenai tata cara pemberian pelayananskrining kesehatan jenis penyakit, dan waktupelayanan skrining kesehatan sebagaimana dimaksudpada ayat (6) diatur dengan Peraturan Menteri.khusus untuk pemateri

    khusus untuk pemateri

  • PENGATURAN MANFAAT JK DALAM PERPRES JK (6)Pasal 22(1)Pelayanan kesehatan yang dijamin terdiri atas:a. pelayanan kesehatan tingkat pertama, meliputi pelayanan kesehatan non spesialistik yang mencakup:1. administrasi pelayanan;2. pelayanan promotif dan preventif;3. pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis;4. tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif;5. pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;6. transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis;7. pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pratama; dan8. rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi.khusus untuk pemateri

    khusus untuk pemateri

  • *www.jpkm-online.net*StructuredSelf CarePrimary CareSecondaryTertiaryTertiary CareSecondary CarePrimary CareSelf CareUnstructuredJaminan Kesehatan(Terstruktur)Strukturisasi YankesSistem Rujukan

    www.jpkm-online.net

  • *www.jpkm-online.net*Mengapa Strukturisasi Penting?HealthyTerminally illSick85%15%Primary CareSecondary and Tertiary Cares

    www.jpkm-online.net

  • UPAYA PROMOSI KESEHATAN PADA PELAYANAN KESEHATAN PRIMER KEMENKES NO.585/MENKES/SK/V/2007

    Reorientasi sistem pelayanan kesehatan (reorient health services) sistem pelayanan kesehatan tidak lagi berorientasi kuratif dan rehabilitatif, tetapi mengarah pada upaya-upaya promotif dan preventif untuk mewujudkan keluarga sehatMerespon kesenjangan dalam pelayanan kesehatan Menjembatani terciptanya keadilan dalam pelayanan kesehatan terutama di daerah terpencil, sangat terpencil dan perbatasan.Menempatkan masyarakat sebagai subyek utama kesehatanMendorong dan memungkinkan masyarakat menjaga kesehatan sendiri dan keluarga.

    Menempatkan masyarakat sebagai pelaku esensial dalam meningkatkan status kesehatan.

  • Memberikan pelayanan yang komprehensif dan holistic kepada masyarakatAda satu unit khusus yang memiliki fungsi dan tugas memberikan informasi, penjelasan dan penyuluhan kepada pasien, pengunjung dan masyarakat

    Mengirim Tenaga Medis/Keperawatan/Tenaga Kesehatan masyarakat untuk memberikan penjelasan mengenai masalah kesehatan yang biasa terjadi dimasyarakat dan juga memberikan penyuluhan mengenai pencegahan dan peningkatan kesehatan

    Muatan materi informasi dapat berisikan segala sesuatu tentang masalah kesehatan masyarakat seperti: PHBS, masalah kesehatan lingkungan, masalah kesehatan reproduksi, masalah gizi masyarakat, kesehatan dan keselamatan kerja, dll.MODEL LAYANAN PROMOTIF & PREVENTIF DI FASKES PRIMER LAINNYA :

  • III. NAKES PROMKES

  • Arah Pengembangan (2005-2024) Sejalan Dengan Implementasi JK-SJSN*Arah pengembangan tenaga kesehatan sejalan dengan arah pengembangan upaya kesehatan, dari tenaga kuratif bergerak ke arah tenaga preventif, promotif sesuai kebutuhanRPJMN I2005-2009RPJMN II2010-2014RPJMN III2015-2019RPJMN IV2020-2024Pendukung/penunjangUpaya KuratifUpaya Preventif, PromotifUniversalCoverage*

  • KETENAGAAN PROMOSI KESEHATANKepmenkes: Nomor 1114/MENKES/SK/VIII/2005, ttg Pedoman Pelaksanaan Promkes di Daerah

    Saat ini ada 9599 Puskesmas. Jika kebutuhan tenaga pengelola Promosi Kesehatan per puskesmas minimal dibutuhkan 1 orang tenaga D3/D4/S1.

    Maka dibutuhkan sekitar 9599 tenaga D3/D4/S1 pengelola promkes/pemberdayaan masyarakat di seluruh Indonesia untuk memenuhi Puskesmas.

  • KETENAGAAN PROMOSI KESEHATANKepmenkes: Nomor 1114/MENKES/SK/VIII/2005, ttg Pedoman Pelaksanaan Promkes di Daerah

    Saat ini ada sekitar 2184 Rumah Sakit di Indonesia. Minimal setiap RS membutuhkan: 2 org D3 Kes1 org S1 Kes/Kesmas

    D3 KesS1 Kes/Kesmas2 org x 2184 RS= 4.368 tenaga D3 Kes1 org x 2184 RS= 1.721 tenaga S1 Kesmas

  • KETENAGAAN PROMOSI KESEHATANKepmenkes: Nomor 1114/MENKES/SK/VIII/2005, ttg Pedoman Pelaksanaan Promkes di Daerah

    Saat ini ada 508 kabupaten/kota di Indonesia. Minimal setiap Dinas Kesehatan Kab/Kota membutuhkan: 3 org D3 Kes2 org S1 Kes/Kesmas1 org S2 Kes/Kesmas.

    D3 KesS1 Kes/KesmasS2 Kes/Kesmas3 org x 508 kab/kota= 1724 tenaga D3 Kes2 org x 508 kab/kota= 1016 tenaga S1 Kesmas1 org x 508 kab/kota= 508 tenaga S2 Kesmas

  • KETENAGAAN PROMOSI KESEHATANKepmenkes: Nomor 1114/MENKES/SK/VIII/2005, ttg Pedoman Pelaksanaan Promkes di Daerah

    Saat ini ada 34 provinsi di Indonesia. Minimal setiap Dinas Kesehatan Provinsi membutuhkan: 5 org D3 Kes3 org S1 Kesmas2 org S2 Kesmas.

    D3 KesS1 KesmasS2 Kesmas5 org x 34 Provinsi= 170 tenaga D3 Kes3 org x 34 Provinsi= 102 tenaga S1 Kesmas2 org x 34 Provinsi= 68 tenaga S2 Kesmas

  • KETENAGAAN PROMOSI KESEHATANKepmenkes: Nomor 1114/MENKES/SK/VIII/2005, ttg Pedoman Pelaksanaan Promkes di DaerahRata-rata Jumlah Tenaga Penyuluh Kesehatan di Puskesms, Rifaskes 2011

  • KETENAGAAN PROMOSI KESEHATANKepmenkes: Nomor 1114/MENKES/SK/VIII/2005, ttg Pedoman Pelaksanaan Promkes di DaerahTenaga Penyuluh Kesehatan/ Promkes di Puskesmas menurut Tingkat Pendidikan Terakhir, Rifaskes 2011

  • KETENAGAAN PROMOSI KESEHATANDukungan kebijakan (regulasi, SDM, dana, dan sarana) masih minim dalam upaya pemberdayaan masyarakat.Ketenagaan promosi kesehatan secara kuantitas masih kurang memadai, serta dibutuhkan upaya untuk meningkatkan kualitas yang ada. Peningkatan kualitas dilakukan dg pendidikan dan pelatihan

  • KETENAGAAN PROMOSI KESEHATANPengembangan tenaga Promosi KesehatanTenaga Promkes disiapkan untuk fasilitas pelayanan kesehatan baik Puskesmas maupun RSDilakukan melalui pendidikan dan pelatihanPelatihan dilakukan bagi tenaga kesehatan yg sudah adaPendidikan dilakukan untuk memproduksi khusus tenaga Promotor KesehatanPengembangan pendidikan Promkes diarahkan utk menghasilkan tenaga promotor kesehatan yg memiliki kemampuan sebagai fasilitator pemberdayaan masyarakat dalam bidang Promosi Kesehatan

  • *TERIMA KASIH

  • *RPJM BIDANG KESEHATAN 2015 - 2019 Arah Pembangunan Akses Masyarakat terhadap pelayanankesehatan yang berkualitas telah mulai mantap Fokus :KIA Yankes Maskin Usila Penanggulangan penyakit dan Gizi burukPenanggulangan Masalah kesehatan akibat bencana Yan Terpencil, tertinggal, dan perbatasan RPJP BIDANG KESEHATAN 2005 2025 JKNMDGsPelayanan Kesehatan Primer

  • PENDEKATAN UPAYA KESEHATAN1432UU KESEHATAN NO.36/2009Dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan

  • 5 (LIMA ) TINGKAT PENCEGAHAN (FIVE LEVELS OF PREVENTION)

  • SISTIM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKATPELAYANAN PRIMER PELAYANAN SEKUNDERPELAYANAN TERSIER UKMUKPSKN 2012 Perpres 72/2012

  • KETENAGAAN PROMOSI KESEHATAN

    PROVINSI YANG MEMILIKI TENAGA FUNGSIONALPROVINSI YANG TIDAK MEMILIKI TENAGA FUNGSIONAL17 Provinsi 15 Provinsi

  • Peta Jalan Distribusi SDM KesehatanMenyusun rencana distribusi nasionalMenyusun prioritas penempatanMenyusun NSPKKajian DistribusiMelakukan feed back ke unit dan daerahPenempatan nakesSosialisasi aturan dan implementasiPemantauan & review regulasiPenempatan nakesPenyusunan model distribusiPenempatan nakesSosialisasi aturan dan implementasiPemantauan & review regulasi

  • Pola Ketenagaan Minimal Upaya Wajib Puskesmas

    No.Jenis TenagaPuskesmasNon PerawatanPerawatan1Dokter Umum122Dokter Gigi113Apoteker014Tenaga Kesmas (S1)115Perawat (S1-Ners)016Tenaga Promkes (DIV)117Epidemioligis (DIV)118Bidan (DIII)469Perawat (DIII)61010Sanitarian (DIII)1111Nutrisionis (Ahli Gizi/ DIII)1112Perawat Gigi (DIII)1113Asisten Apoteker1114Analis Kesehatan (DIII)1115Tenaga Pendukung/ Juru (SMK Kes)112130

  • PENGATURAN JK DALAM SJSN Pasal 19 (2) Jaminan kesehatan diselenggarakan dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Semua terapi yang berindikasi medis yang memungkinkan pasien kembali produktif, seoptimal mungkin, jika terapi secara akademis terbukti cost-effective.

    khusus untuk pemateri

    khusus untuk pemateri

  • *RPJM BIDANG KESEHATAN 2015 - 2019 Arah Pembangunan Akses Masyarakat terhadap pelayanankesehatan yang berkualitas telah mulai mantap Fokus :KIA Yankes Maskin Usila Penanggulangan penyakit dan Gizi burukPenanggulangan Masalah kesehatan akibat bencana Yan Terpencil, tertinggal, dan perbatasan RPJP BIDANG KESEHATAN 2005 2025 JKNMDGsPelayanan Kesehatan Primer

    Assalaamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,Salam damai sejahtera untuk kita semua,Yang Terhormat. Pimpinan Redaksi Harian KompasPara Wartawan harian KompasSaudara saudara Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat rahmat dan karuniaNya, kita dapat bersama-sama berkumpul pada pertemuan hari ini.Saya menganggap penting untuk hadir memenuhi undangan harian Kompas untuk memberikan informasi tentang persiapan pelaksanaan JKN yang akan dimulai 1 Januari 2014.

    *Kesehatan merupakan hak dasar/hak fundamental warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk mewujudkan hal tersebut, sesuai Undang undang No.17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) Tahun 2005-2025 dinyatakan untuk mewujudkan bangsa yang berdaya saing, pembangunan nasional diarahkan untuk mengedepankan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing

    Untuk mewujudkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing, pembangunan kesehatan diarahkan pada peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang ini dapat diwujudkan dengan PHBS (perilkau hidup sehat dan bersih) agar derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Derajat kesehatan merupakan pilar utama dalam peningkatan sumber daya manusia disamping bidang pendidikan dan ekonomi.*Sifat upaya kesehatan bisa bersifat pendidikan dan pemberdayaan masyarakat (promotif), pencegahan atau minimalisasi potensi resiko (preventif), pengobatan (kuratif ) dan pemulihan atau optimalisasi fungsi (rehabilitatif). Sedangkan pada kedokteran lebih menekankan pada upaya yang bersifat pengobatan atau kuratif yakni identifikasi penyebab sakit, serta memberikan tindakan untuk mengobatinya atau mengatasinya secara tepat, atau tindakan pencegahan terhadap tingkat keparahan yang lebih tinggi.

    *Kesehatan merupakan hak dasar/hak fundamental warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk mewujudkan hal tersebut, sesuai Undang undang No.17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) Tahun 2005-2025 dinyatakan untuk mewujudkan bangsa yang berdaya saing, pembangunan nasional diarahkan untuk mengedepankan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing

    Untuk mewujudkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing, pembangunan kesehatan diarahkan pada peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang ini dapat diwujudkan dengan PHBS (perilkau hidup sehat dan bersih) agar derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Derajat kesehatan merupakan pilar utama dalam peningkatan sumber daya manusia disamping bidang pendidikan dan ekonomi.*Bapak Menko Kesra dan para Menteri Kabinet Indonesia bersatu II yang saya hormati,

    Urusan berikutnya yang perlu menjadi perhatian kita bersama adalah Penyiapan Paket Manfaat Dasar

    Mengacu pada UU No 40/2004 tentang SJSN khususnya pada pasal 22; diamanatkan bahwa manfaat yang menjadi hak peserta bersifat pelayanan kesehatan perorangan yang mencakup upaya pelayanan kesehatan yang mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, termasuk obat dan bahan medis habis pakai yang diperlukan. Pada penjelasan pasal 22 (1) tersebut: yang dimaksud komprehensif, termasuk cuci darah dan operasi jantung.

    Diamanatkan pula bahwa untuk jenis pelayanan yang dapat menimbulkan penyalahgunaan pelayanan, peserta dikenakan urun biaya seperti misalnya indikasi medis persalinan dapat dilakukan melalui persalinan normal tetapi pasien menghendaki di operasi agar tdk ada rasa sakit melahirkan.

    Hal ini tentu perlu diwujudkan dalam pengaturan yang jelas untuk memberi kepastian mengenai ruang lingkup manfaat bagi peserta, demikian pula bagi Faskes yang memberikan pelayanan*

    SKN 2012 :Tujuan pemberdayaan masyarakat adalah meningkatnya kemampuan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat, mampu mengatasi masalah kesehatan secara mandiri, berperan aktif dalam setiap pembangunan kesehatan, serta dapat menjadi penggerak dalam mewujudkan pembangunan berwawasan kesehatan.

    Sasaran pemberdayaan masyarakat :Perorangan (tokoh masyarakat, tokoh agama, politisi, figur masyarakat, dan sebagainya), kelompok (organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi, kelompok masyarakat), dan masyarakat luas serta Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang berperan sebagai agen perubahan untuk penerapan perilaku hidup sehat (subyek pembangunan kesehatan).

    *Kesehatan merupakan hak dasar/hak fundamental warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk mewujudkan hal tersebut, sesuai Undang undang No.17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) Tahun 2005-2025 dinyatakan untuk mewujudkan bangsa yang berdaya saing, pembangunan nasional diarahkan untuk mengedepankan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing

    Untuk mewujudkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing, pembangunan kesehatan diarahkan pada peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang ini dapat diwujudkan dengan PHBS (perilkau hidup sehat dan bersih) agar derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Derajat kesehatan merupakan pilar utama dalam peningkatan sumber daya manusia disamping bidang pendidikan dan ekonomi.*Arah pengembangan tenaga kesehatan (2005-2024) sejalan dengan arah pengembangan upaya kesehatan, dari tenaga kuratif bergerak ke arah tenaga preventif, promotif sesuai kebutuhan

    *Kesehatan merupakan hak dasar/hak fundamental warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk mewujudkan hal tersebut, sesuai Undang undang No.17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) Tahun 2005-2025 dinyatakan untuk mewujudkan bangsa yang berdaya saing, pembangunan nasional diarahkan untuk mengedepankan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing

    Berdasarkan RPJP Bidang kesehatan Tahin 2005 20025 telah di nyatakan bahwa Sasaran yang akan divcapai Meningkatkan UHH dari 69 73,7 tahun Menurunakan AKB dari 32,3 15,5 /1000 kelahiran hidup Menurunnya AKI dari 262 74/100.000 kelahiran hidupMenurunnya Prevalensi Gibur pada balita dari 26 % - 9,5 % Strategi yang ditetapkan Pembangunan Berwawasan kesehatan Pemberdayaan Masyarakat dan Daerah Pengembangan Upaya dan pembiayaan kesehatan Pengembangan dan Pendayagunaan SDM kes Penanggulangan Keadaan darurat kesehatan

    RPJP diturunkan dalam RPJM 2015 2019 dengan arah pembangunan : Akses Masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas telah mulai mantap dengan fokus : a. KIA, b. Yankes Maskin, c. Usila d. Penanggulangan penyalkit dan Gibur, e. Penanggualang Masalah kesehatan akibat bencana, f. Yan Terpencil, tertinggal dan perbatasan

    Pada tahun 2010 2014 telah disiapkan upaya mencapai arah pembangunan 2015 2019 melalui :Pelaksanana JKN Upaya Pencapaian MDGS Peningkatan Pelayanan Kesehatan Primer

    *Dalam Undang Undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan telah diamanatkan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.

    Peningkatan kesehatan (promosi kesehatan) merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat untuk mengoptimalkan kesehatan melalui kegiatan penyuluhan, penyebarluasan informasi, atau kegiatan lain untuk menunjang tercapainya hidup sehat. Pencegahan penyakit merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat untuk menghindari atau mengurangi risiko, masalah, dan dampak buruk akibat penyakit.Penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) diselenggarakan untuk mengembalikan status kesehatan, mengembalikan fungsi tubuh akibat penyakit dan/atau akibat cacat, atau menghilangkan cacat.

    *Sifat upaya kesehatan bisa bersifat pendidikan dan pemberdayaan masyarakat (promotif), pencegahan atau minimalisasi potensi resiko (preventif), pengobatan (kuratif ) dan pemulihan atau optimalisasi fungsi (rehabilitatif). Sedangkan pada kedokteran lebih menekankan pada upaya yang bersifat pengobatan atau kuratif yakni identifikasi penyebab sakit, serta memberikan tindakan untuk mengobatinya atau mengatasinya secara tepat, atau tindakan pencegahan terhadap tingkat keparahan yang lebih tinggi.

    *

    Dalam SKN 2012, Pelayanan kesehatan meliputi :Pelayanan Kesehatan Perorangan :Pelayanan kesehatan perorangan primerPelayanan kesehatan perorangan sekunderPelayanan kesehatan perorangan tersier

    Pelayanan Kesehatan Masyarakat :Pelayanan Kesehatan Masyarakat PrimerPelayanan Kesehatan Masyarakat SekunderPelayanan Kesehatan masyarakat Tersier*Slide ini menujukkan kegiatan distribusi tenaga kesehatan yang akan dilaksanakan sampai tahun 2014.Pemetaan kebutuhan SDMK dilakukan secara berkelanjutan sampai dengan 2014 dengan peningkatan kuantitas dan kualitas data. Pengumpulan data SDMK yang saat ini masih dilakukan secara terpisah ditargetkan pada tahun 2014 sudah terintegrasi di Pusdatin Kemkes.

    Tahun 2012 :Menyusun rencana distribusi tingkat nasionalMenyusun prioritas penempatan berdasarkan hasil pemetaan kebutuhan SDMKMenyusun NSPK berupa SKB dari kementerian dan lembaga terkait antara lain:Kemkes RIMenpan & RBKemendagriKemenkeuBKNNSPK yang disusun diarahkan untuk mendorong daerah melaksanakan redistribusi tenaga sesuai dengan kebutuhan dan peraturan yang berlaku. Disadari bahwa untuk melaksnakan redistribusi tidak mudah, sehingga diperlukan komitmen dalam kebijakan bersama sekaligus mengawal pelaksanaannya di lapangan.

    Kajian distribusi, saat ini sedang dilakukan kajian distribusi nakes di Indonesia yang diharapkan dapat menghasilkan policy paper sebagai bahan penyusunan kebijakan dibidang distribusi. Pendekatan yang ditempuh akan diselaraskan dengan kebijakan otonmi daerah yang memberikan kewenangan daerah untuk mengelola aparturnya (termasuk aparatur kesehatan)Penempatan nakes

    Tahun 2013:Melakukan feed back ke unit dan daerahfeedback disusun untuk memberikan informasi tentang progres daerah dalam mendistribusikan tenaga kesehatan sesuai kebutuhan/standar. Feedback juga akan dikirimkan ke kementerian/lembaga terkait untuk menggalang komitmen bersama dalam mendistribusikan/memeratakan tenaga kesehatan sesuai kebutuhan di daerah.Penempatan nakesSosialisasi aturan dan implementasiSebagai tindak lanjut penyusunan NSPK dilaksanakan sosialisasi dan implementasi aturan. Dengan manafaatkan saluran yang telah ada baik secara lintas program maupun sektor.Pemantauan & review regulasiSosialisai dan implementasi aturan akan menghasilkan berbagai kemungikinan dengan salah satu hasilnya adalah masalah implementasi yang perlu segara ditindaklanjuti, karenanya pemantauan dan revbiew regulasi yang telah ada pelu tetap dilaksanakan secara berkesinambungan.Penyusunan model distribusi dalam bentuk pedoman atau kebijakan, sebagai tindak lanjut dari kajian distribusi yang dilakukan tahun 2012

    Tahun 2014:Melakukan feed back ke unit dan daerah

    *Kesehatan merupakan hak dasar/hak fundamental warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk mewujudkan hal tersebut, sesuai Undang undang No.17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) Tahun 2005-2025 dinyatakan untuk mewujudkan bangsa yang berdaya saing, pembangunan nasional diarahkan untuk mengedepankan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing

    Berdasarkan RPJP Bidang kesehatan Tahin 2005 20025 telah di nyatakan bahwa Sasaran yang akan divcapai Meningkatkan UHH dari 69 73,7 tahun Menurunakan AKB dari 32,3 15,5 /1000 kelahiran hidup Menurunnya AKI dari 262 74/100.000 kelahiran hidupMenurunnya Prevalensi Gibur pada balita dari 26 % - 9,5 % Strategi yang ditetapkan Pembangunan Berwawasan kesehatan Pemberdayaan Masyarakat dan Daerah Pengembangan Upaya dan pembiayaan kesehatan Pengembangan dan Pendayagunaan SDM kes Penanggulangan Keadaan darurat kesehatan

    RPJP diturunkan dalam RPJM 2015 2019 dengan arah pembangunan : Akses Masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas telah mulai mantap dengan fokus : a. KIA, b. Yankes Maskin, c. Usila d. Penanggulangan penyalkit dan Gibur, e. Penanggualang Masalah kesehatan akibat bencana, f. Yan Terpencil, tertinggal dan perbatasan

    Pada tahun 2010 2014 telah disiapkan upaya mencapai arah pembangunan 2015 2019 melalui :Pelaksanana JKN Upaya Pencapaian MDGS Peningkatan Pelayanan Kesehatan Primer

    *