kembang api
DESCRIPTION
reaksi kembang apiTRANSCRIPT
enis kembang api yang biasa digunakan pada pertunjukkan besar adalah kembang
api shell yaitu kembang api yang berbentuk tabung yang berisi bahan kimia yang mudah
meledak. Kembang api jenis shell ini terdapat dalam dua bentuk yaitu dalam bentuk tabung
(cylindrical) dan bulat (spherical). Shell ini merupakan komponen utama pada kembang api
karena di dalam shell ini terdapat bahan bakar dan star yang terdiri dari oksidator, reduktor,
pengikat, dan agen warna yang akan menghasilkan cahaya indah yang kita
nikmati. Star merupakan bagian kembang api yang memberikan sensasi keindahan saat
meledak. Sebuah star yang belum meledak berbentuk bulatan hitam kusam seukuran
permen.
Gambar 1 Bagian Dalam Kembang Api
Efek pola kembang api terbentuk dari peletakkan stars didalam shell. Misalkan, jika kita
ingin menghasilkan efek pancaran yang berbentuk lingkaran, stars harus disusun dengan
konfigurasi melingkar mengelilingi hulu ledak, dengan jarak dan posisi yang sama. Untuk
menghasilkan bentuk lainnya, menyusun stars dalam bentuk dan lapisan yang berbeda-
beda.
Terdapat dua zat penting dalam kembang api yaitu bahan peledak atau dikenal dengan
mesiu atau bubuk hitam, dan agen pewarna. Bubuk hitam adalah suatu campuran yang
terdiri dari bubuk arang (karbon), sulfur, dan kalium nitrat (KNO3), dengan perbandingan
tertentu, perbandingan ini berhubungan dengan fungsi dari bubuk hitam itu sendiri, untuk
kembang api perbandingan KNO3:C:S adalah 75:15:10. Bubuk KNO3 berfungsi sebagai
oksidator atau penghasil oksigen, sementara campuran aran dan sulfur berfungsi sebagai
reduktor. Reaksi kimia yang terjadi pada bubuk hitam merupakan reaksi redoks dan
memerlukan sejumlah energi untuk mengaktivasi reaksi redoks. Oleh karena itu kembang
api hanya dapat bereaksi jika telah diberi percikan api. Saat diberi percikan api, bubuk
hitam dapat mencapai energi aktivasinya, dan bereaksi seperti persamaan kimia dibawah
ini:
4KNO3(g) + 7C(s) + S(s) → 3 CO2(g) + 3CO(g) + 2N2(g) + K2CO3(s) + K2S(s)
Dari persamaan kimia diatas, kita mengetahui bahwa zat hasil reaksi peledakan bubuk
hitam adalah sejumlah padatan (K2CO3 dan K2S) dan gas (CO2,CO,N2). Selain dihasilkan
zat baru, persamaan kimia diatas juga menghasilkan sejumlah energi yang cukup besar,
jika dihitung nilai perubahan entaplhinya secara teoritis. Dengan menggunakan stoikiometri,
maka secara teoritis, 2 gram bubuk hitam akan melepaskan energi sebesat 1688,2 kJ/mol
dan hanya terjadi pada suhu 2500K. Energi yang dilepaskan akan berubah menjadi energi
lain seperti energi suara, energi cahaya, dan energi panas.
Cahaya pada kembang api dihasilkan dengan dua cara yaitu Incandesence dan
Luminescence.
Proses incandesence adalah proses penghasilan emisi cahaya karena panas. Panas
tersebut membuat bahan penyusun meningkat suhunya dan bercahaya
Pada pemanasan ini mengakibatkan suatu benda bisa memancarkan cahaya berwarna-
warna sesuai dengan tabel 1.
Tabel 1. Warna yang Dihasilkan
Untuk warna biru dan hijau tidak bisa menggunakan metode ini karena membutuhkan
temperatur dan energi yang tinggi sehingga memerlukan metode kedua
yaitu Luminescence. Luminescence adalah menghasilkan cahaya selain dengan energi
panas. Cahaya dihasilkan oleh elektron didalam atom logam. Elektron didalam atom
tersusun sesuai dengan bilangan kuantumnya. Elektron menyerap energi dari hasil reaksi
reduksi oksidasi dan dapat tereksitasi ke sub kulit diatasnya, ini membuat atom tersebut
tidak stabil. Elektron akan kembali ke posisi semula dengan memancarkan energi sehingga
membuat stabil kembali (gambar 2)
Gambar 2 Eksitasi Elektron
Spektrum yang dipancarkan merupakan ciri khas dari suatu atom. Atom yang berbeda
memiliki spektrum dengan panjang gelombang berbeda, sehingga warna spektrum untuk
atom berbeda juga berbeda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan energi dari setiap masing-
masing atom, misalnya atom barium memiliki nomor atom yang besar sehingga memiliki
kulit-kulit dengan tingkatan energi yang lebih besar dibandingkan dengan atom litium yang
memiliki nomor atom yang kecil sehingga memiliki kulit dengan tingkatan energi yang lebih
kecil. Sehingga pada saat tereksitasi atom barium akan tereksitasi ke tingkat energi yang
lebih besar dibandingkan atom litium dan saat kembali akan memancarkan energi yang
sama dengan perbedaan energi antara energi awal (energi standar) dengan energi pada
saat elektron tersebut tereksitasi hal ini menyebabkan emisi cahaya yang dipancarkan pun
berbeda sesuai dengan besar energinya yang berdampak pada panjang gelombang emisi
cahaya tersebut, dimana semakin besar energi yang dipancarkan, semakin kecil panjang
gelombangnya. Berikut ini contoh terbentuknya warna hijau pada kembang api karena
adanya stars yang terdiri dari garam Barium dan oksidator KClO4. Saat terjadi reaksi
pembakaran yang suhunya mencapai >2500oC, terjadi reaksi:
KClO4 → KCl +2O2
KCl → K+ + Cl-
K+ + Cl- → BaCl+
BaCl+ memiliki panjang gelombang 514 nm dan 524 nm, hal ini membuat reaksi emisi yang
terjadi Nampak berwarna hijau. Reaksi seperti ini juga terjadi pada garam-garam lainnya.
Berikut ini bahan-bahan penyusun yang digunakan dalam kembang api ditunjukan dalam
tabel 2.
Tabel 2
Intensitas warna yang terlihat pada saat kembang api meledak dipengaruhi beberapa hal,
salah satunya adalah komposisi zat dalamstars itu sendiri dan massa dari stars yang
digunakan. Jika terdapat dua atau lebih gelombang cahaya maka akan menyebabkan
superposisi gelombang cahaya. Peristiwa dimana beberapa gelombang secara bersama-
sama membentuk gelombang tunggal disebut sebagaisuperposisi. Superposisi gelombang
yang bersifat konstruktif terjadi ketika gangguan pada gelombang (1) searah dengan
gangguan pada gelombang (2). Hal ini dapat dibayangkan dari sudut pandang gangguan
yang dirambatkan dimana jika gangguan (gaya) bekerja pada arah yang sama berarti
gangguan total yang dihasilkan dari dua gelombang tersebut semakin besar. Pada
gelombang, efek tersebut terlihat pada ukuran amplitudo yang makin besar. Ketika dua
gelombang cahaya melintas satu sama lain, medan listrik resultan E pada titik
persimpangan sama dengan penjumlahan dari masing-masing medan listrik E1 dan E2
Sedangkan intensitas sendiri, intensitas gelombang gabungan adalah sebanding dengan
kuadrat medan listrik resultan:
Kembang api terlontar dikarenakan hasil reaksi dari kembang api menghasilkan gas yang
sangat banyak. Selain menghasilkan gas dengan cepat, reaksi kimia dari bahan
menghasilkan panas dan mengalami pemuaian. Dalam termodinamika dan kimia
fisik, hukum Charles adalah hukum gas ideal pada tekanan tetap yang menyatakan
bahwa pada tekanan tetap, volume gas ideal bermassa tertentu berbanding lurus terhadap
temperaturnya (dalam Kelvin).
Berdasarkan hukum Charles maka volume gas akan mengalami pemuaian seiring dengan
meningkatnya suhu pada tekanan tetap (gambar 3) . Peningkatan suhu ini akan
meningkatkan gerakan molekul gas, ini yang menyebabkan shell terlontar ke angkasa.
Pemuaian gas yang begitu cepat dibandingkan dengan kecepatan suara menghasilkan
suara ledakan yang sering kita dengar.
Gambar 3 Hukum
Charles
Ketinggian kembang api terlontar sebanding dengan besar kembang api untuk
menghasilkan gas. Menurut stokiometri bahwa hasil reaksi yang dihasilkan sebanding
dengan pereaksinya. Jika kembang api ditontarkan membentuk sudut maka gaya gravitasi
akan mempengaruhi sehingga membentuk lintasan berbentuk parabola (gambar 4).
Perubahan massa persatuan waktu ini juga yang menyebabkan mengapa kembang api
bisa terlontar keatas. Lintasan ini digunakan oleh Pyrotechnicuntuk menghasilkan bentuk
pola kembang api seperti pada gambar 4
Gambar 4 Pola Kembang Api
Menghidupkan kembang api itu sangat menyenangkan apalagi jika diiringi dengan acara
tertentu seperti perayaan tahun baru yang baru saja kita rasakan. Namun kembang api
harus diberi perhatian serius karena kembang api sesungguhnya sangat berbahaya. Suara
yang dihasilkan bisa membuat kehilangan pendengaran kita apalagi jika terdapat beberapa
ledakan akan membuat suara lebih kuat. Ini dikaenakan gelombang suara kembang api
yang satu dengan yang lain akan melakukan superposisi sehingga menghasilkan amplitudo
yang tinggi dan suara yang keras. Selain menutup teliga untuk mengurangi dari dampak
suara yang keras, penonton harus menjauh dari sumber ledakan kembang api. Ini sesuai
dengan persamaan taraf intensitas bunyi, jika kita akan mengurangi tingkat kebisingan
(taraf intensitas) maka harus membuat jarak baru yang menjahui dari sumber bunyi
tersebut. Selain bunyi dan ledakan yang dihasilkan membahayakan, kembang api jenis
firecrackers juga perlu perhatian yang serius karena selain cahaya yang dihasilkan
kembang api ini menghasilkan suhu yang sanggat tinggi yaitu sekitar 1000 oC. Untuk itu,
orang tua harus memberikan perhatian jika anak-anak sedang menghidupkan kembang api.