kemampuan memahami paragraf deduktif dan induktif...

14
KEMAMPUAN MEMAHAMI PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2018/2019 ARTIKEL E-JURNAL Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia oleh ZULKIFLI NIM 120388201073 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2018

Upload: others

Post on 19-Nov-2020

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEMAMPUAN MEMAHAMI PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF …repository.umrah.ac.id/3313/1/jurnal-zulkifli.pdf · peneliti bahwa kemampuan memahami paragraf deduktif dan induktif siswa kelas

KEMAMPUAN MEMAHAMI PARAGRAF DEDUKTIF DAN

INDUKTIF SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

NEGERI 5 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2018/2019

ARTIKEL E-JURNAL

Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia

oleh

ZULKIFLI

NIM 120388201073

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2018

Page 2: KEMAMPUAN MEMAHAMI PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF …repository.umrah.ac.id/3313/1/jurnal-zulkifli.pdf · peneliti bahwa kemampuan memahami paragraf deduktif dan induktif siswa kelas

KEMAMPUAN MEMAHAMI PARAGRAF DEDUKTIF DAN

INDUKTIF SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

NEGERI 5 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Satra Indonesia

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Maritime Raja Ali Haji

Nomor Handphone : 081276200842

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah kemampuan

memahami Paragraf Deduktif dan Induktif Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Bintan

Tahun Pelajaran 2018/2019. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan metode

deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif kuantitatif adalah metode yang

membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah dengan cara

mengumpulkan data, menyusun data, menganalisis, dan menginterpretasikannya

dan teknik yang menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran

terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya.

Adapun hasil tes, kemampuan siswa memahami kalimat utama pada

paragraf deduktif adalah termasuk kategori „baik‟. Hal ini dapat dilihat pada hasil

penelitian berdasarkan 5 soal yang memuat indikator tentang kemampuan

menentukan kalimat utama pada paragraf deduktif, yakni yakni rata-rata 154 dibagi

40 siswa bejumlah 3,85. Kemampuan siswa memahami kalimat utama pada

paragraf induktif adalah termasuk kategori „baik‟. Hal ini dapat dilihat pada hasil

penelitian berdasarkan 5 soal yang memuat indikator tentang kemampuan

menentukan kalimat utama pada paragraf induktif, yakni rata-rata 169 dibagi 40

siswa berjumlah 4,23. Kemampuan siswa memahami kalimat penjelas pada

paragraf deduktif adalah termasuk kategori „baik‟. Hal ini dapat dilihat pada hasil

penelitian berdasarkan 5 soal yang memuat indikator tentang kemampuan

menentukan kalimat penjelas pada paragraf deduktif, yakni rata-rata 178 dibagi 40

berjumlah 4,14. Kemampuan siswa memahami kalimat penjelas pada paragraf

induktif adalah termasuk kategori „baik‟. Hal ini dapat dilihat pada hasil penelitian

berdasarkan 5 soal yang memuat indikator tentang kemampuan menentukan

kalimat penjelas pada paragraf induktif, yakni rata-rata 173 dibagi 40 siswa

berjumlah 4,03.

Jadi, simpulan yang dapat diambil oleh peneliti berdasarkan nilai

kemampuan memahami paragraf deduktif dan induktif siswa adalah tergolong

‘tinggi’ dengan nilai rata-rata 86.25. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis dalam

penelitian ini ditolak karena dilihat dari penelitian yang telah dilakukan oleh

Page 3: KEMAMPUAN MEMAHAMI PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF …repository.umrah.ac.id/3313/1/jurnal-zulkifli.pdf · peneliti bahwa kemampuan memahami paragraf deduktif dan induktif siswa kelas

peneliti bahwa kemampuan memahami paragraf deduktif dan induktif siswa kelas

VII SMP Negeri 5 Bintan, tahun 2018/2019 tergolong tinggi bukan cukup.

Kata kunci : Paragraf Deduktif dan Induktif

I. PENDAHULUAN

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan

kehidupan manusia. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikan, suatu bangsa

menjadi maju. Pendidikan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan

motor penggerak kemajuan dan kemakmuran suatu bangsa. Proses pendidikan

sudah dimulai sejak manusia itu dilahirkan dalam lingkungan keluarga dilanjutkan

dengan pendidikan formal, tersruktur dan sistematis dalam lingkungan sekolah. Di

sekolah terjadi interaksi secara langsung antara siswa sebagai peserta didik dan

guru sebagai pendidik dalam suatu proses pembelajaran.

Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah lemahnya

proses pembelajaran. Anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan

berpikir. Seharusnya pembelajaran di dalam kelas lebih diarahkan kepada

kemampuan anak untuk memahami informasi (Rahayu, 2013:1). Hal ini dapat

terjadi dalam pengajaran bahasa. Pengajaran bahasa adalah usaha untuk

mengembangkan perbendaharaan bahasa peserta didik. Adapun yang dimaksud

dengan perbendaharan bahasa di sini bukan hanya jumlah kata dan kalimat saja,

melainkan keseluruhan kemampuan, dan kecakapan berbahasa.

Berbahasa merupakan kemampuan individu yang sangat penting dalam

kehidupan. Kemampuan berbahasa tersebut seperti kemampuan dalam menyatakan

Page 4: KEMAMPUAN MEMAHAMI PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF …repository.umrah.ac.id/3313/1/jurnal-zulkifli.pdf · peneliti bahwa kemampuan memahami paragraf deduktif dan induktif siswa kelas

pikiran dalam bentuk ungkapan dan kalimat yang penuh makna, logis, dan

sistematis (Aqib, 2009:29).

Keberhasilan sebuah proses kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari peran

seorang guru sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang No. 20 Pasal 40

Ayat 2 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi:

Guru dan tenaga kependidikan berkewajiban: (1) menciptakan suasana

pendidikan yang bemakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis.

(2) mempunyai komitmen yang professional untuk meningkatkan mutu

pendidikan dan, (3) memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga,

profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan

kepadanya.

Berdasarkan kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa guru kini tidak lagi

hanya sekadar mengajarkan pengetahuan yang dimilikinya saja, tetapi juga harus

mampu sebagai pendidik sekaligus sebagai pembimbing dengan memberikan

pengarahan sehingga siswa dapat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Oleh

karena itu, guru harus memiliki kemampun untuk merancang kegiatan

pembelajaran yang efektif dan efisien.

Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup empat aspek

keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan tersebut meliputi: keterampilan

menyimak; keterampilan berbicara; keterampilan membaca; dan keterampilan

menulis. Dari keempat keterampilan berbahasa di atas, salah satunya keterampilan

membaca. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh

pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui

media kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar makna kata-kata

secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan

Page 5: KEMAMPUAN MEMAHAMI PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF …repository.umrah.ac.id/3313/1/jurnal-zulkifli.pdf · peneliti bahwa kemampuan memahami paragraf deduktif dan induktif siswa kelas

yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses

membaca itu tidak itu tidak terlaksana dengan baik.

Menurut Syakur (2009:128), proses memahami pada dasarnya adalah

proses menghubungkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahui.

Melalui proses tersebut seseorang mengontruksi pengetahuannya. Memahami atau

“mendengar dan membaca” dapat diuraikan dalam tiga tahap: tahap pertama

meliputi perceptual dengan pesan akustik atau pesan tertulis dibahasakan

(maksudnya diuraikan); tahap kedua diistilahkan dengan tahap parsing, suatu

proses dengan kata-kata di dalam pesan ditransformasikan menjadi gambaran

mental mengenai kandungan makna kata-kata; tahap ketiga adalah tahap

pemanfaatan dalam pembaca atau pendengar benar-benar menggunakan gambaran

mental makna kalimat yang bila berupa “penegasan” hanya menyimpan maknanya

di dalam ingatan, dan bila berupa “pertanyaan” mungkin akan dijawab.

Membaca juga merupakan proses pengolahan bacaan secara kritis dan

kreatif yang dilakukan pembaca untuk memperoleh pemahaman menyeluruh

tentang bacaan itu, yang diikuti oleh penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan

dampak bacaan itu. Jadi keterampilan membaca merupakan keterampilan yang

sangat penting dimiliki oleh peserta didik sebagai bentuk pemerolehan pesan dari

lambang-lambang bahasa tulis dan sebagai kemampuan lanjutan setelah

kemampuan menyimak dan berbicara.

Merujuk pada Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama kelas VII

Semester I, dijelaskan bahwa Standar Kompetensi, “Mengidentifikasi pola

pengembangan paragraf dengan kegiatan membaca intensif”. Kompetensi Dasar,”

Page 6: KEMAMPUAN MEMAHAMI PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF …repository.umrah.ac.id/3313/1/jurnal-zulkifli.pdf · peneliti bahwa kemampuan memahami paragraf deduktif dan induktif siswa kelas

Mengidentifikasi ciri-ciri berbagai teks deduktif dan induktif. Hasil sementara dari

kegiatan pembelajaran selaku mahasiswa saat magang di SMP Negeri 5 Bintan

lakukan di kelas VII pada materi paragraf (deduktif dan induktif) diperoleh data,

yaitu dari 40 siswa, hanya 15 siswa yang memperoleh nilai di atas 65; sedangkan

25 siswa yang lain mendapat nilai di bawah 65. Jika diprosentasekan, maka siswa

yang nilainya memuaskan 37,5% sedangkan yang nilainya kurang adalah 62.5%.

Kondisi seperti ini sangat perlu dicarikan solusinya.

Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih

sangat bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu

sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu (Trianto, 2007:1). Yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini, tentang kemampuan membedakan paragraf

induktif dan paragraf deduktif dalam dengan menggunakan teknik membaca

intensif. Untuk menumbuhkan kemampuan minat membaca atau menentukan

perbedaan paragraf induktif dan paragraf deduktif secara optimal, maka diperlukan

suatu pendekatan dalam kegiatan belajar mengajar agar siswa lebih memahami

pelajaran yang diberikan.

Pendekatan adalah suatu upaya penyederhanaan masalah sampai batas-

batas tertentu sehingga masih dapat ditoleransi untuk memudahkan

penyelesaiannya. Upaya ini digunakan hampir dalam berbagai cabang ilmu

pengetahuan dimana suatu masalah baru umumnya diselesaikan dengan

pengetahuan modifikasi cara pemecahan yang telah diketahui bagi permasalahan

lain. Dari uraian di atas, maka jelaslah bahwa pendekatan merupakan cara memulai

sesuatu untuk memudahkan dalam pemecahan suatu masalah.

Page 7: KEMAMPUAN MEMAHAMI PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF …repository.umrah.ac.id/3313/1/jurnal-zulkifli.pdf · peneliti bahwa kemampuan memahami paragraf deduktif dan induktif siswa kelas

Berdasarkan uraian di atas rendahnya kemampuan siswa membedakan

paragraf induktif dan paragraf deduktif disebabkan rendahnya kemampuan

membaca. Hal ini disebabkan beberapa faktor antara lain: rendahnya kemampuan

siswa dalam menentukan kalimat utama, rendahnya siswa dalam menentukan topik

utama, dan rendahnya siswa dalam membedakan paragraf induktif dan deduktif.

Hal inilah yang mendorong peneliti ingin mengadakn penelitian dengan judul,

“Kemahiran Memahami Paragraf Deduktif dan Induktif Siswa Kelas VII Sekolah

Menengah Pertama Negeri 5 Bintan, Tahun Pelajaran 2018/2019.”

II. KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Paragraf

Perenggan merupakan istilah asli bahasa Indonesia dan umumnya orang

lebih mengenal istilah paragraf yang diserap dari istilah bahasa Inggris paragraph.

Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat, karena dalam bentuk inilah penulis

menuangkan ide atau pikirannya sehingga membentuk suatu topik atau tema

pembicaraan.

Menurut Malik dan Shanty (2003:19), “Paragraf atau alinea adalah

seperangkat kalimat yang membicarakan sebuah topik dalam karangan”. Dengan

adanya paragraf itu akan mudah untuk memahami bacaan karena pengertian yang

terdapat dalam suatu paragraf itu menampilkan satu bagian dari beberapa bagian

keseluruhan bacaan. Tambahan pula, Malik (2014:12) mengatakan perenggan atau

paragraf terbentuk dari serangkaian kalimat yang berkaitan secara struktural dan

maknanya serta tersusun secara logis dan sistematis untuk mengembangkan satu

Page 8: KEMAMPUAN MEMAHAMI PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF …repository.umrah.ac.id/3313/1/jurnal-zulkifli.pdf · peneliti bahwa kemampuan memahami paragraf deduktif dan induktif siswa kelas

topik. Oleh karena itu, setiap paragraf hanya memiliki satu pikiran utama atau

gagasan pokok.

Selain itu, menurut Zahara dan Husin (2009:2), “Paragraf adalah

serangkaian kalimat yang disusun secara sistematis dan logis sehingga membentuk

satu kesatuan pokok pembahasan atau suatu tulisan karya ilmiah atau karangan

dalam sebuah kalimat yang penulisannya diawali dengan baris baru”. Umumnya

sebuah tulisan atau paragraf dibuat agak masuk ke dalam dengan beberapa ketukan

spasi dengan tujuan dapat memberikan gagasan atau ide-ide dari penulis. Lagi

pula, Nuraeni (2010:163) mengatakan bahwa paragraf adalah gabungan dari

beberapa kalimat yang saling berhubungan dan memiliki satu gagasan utama atau

pokok pikiran. Gabungan kalimat dalam paragraf harus disusun secara padu dan

logis sehingga membentuk kesatuan dalam satu gagasan utama.

Berdasarkan pengertian paragraf atau perenggan di atas maka dapat

disimpulkan bahwa paragraf atau perenggan adalah bagian tulisan yang

mengembangkan sebuah kalimat topik dengan kalimat-kalimat yang memadai,

berurutan antara satu kalimat dan kalimat lainnya secara logis dan sitematis.

Semua kalimat yang membangunnya itu menyokong atau memperjelas gagasan

pokok yang terdapat di dalam kalimat topic, dan kalimat-kalimat itu memiliki

pertalian struktur dan makna.

Unsur-Unsur Paragraf

Unsur-unsur paragraf digunakan untuk membuat paragraf yang baik dan

benar. Sebuah paragraf yang lengkap memiliki beberapa unsur pembentuk seperti

topic atau gagasan utama , kalimat utama, dan kalimat penjelas. Menurut Nuraeni

Page 9: KEMAMPUAN MEMAHAMI PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF …repository.umrah.ac.id/3313/1/jurnal-zulkifli.pdf · peneliti bahwa kemampuan memahami paragraf deduktif dan induktif siswa kelas

(2010:164), “Unsur paragraf terdiri atas gagasan utama, kalimat utama, dan

kalimat penjelas.

a. Topik atau Gagasan Utama

Unsur paragraf yang pertama ialah topik atau gagasan utama. Topik atau

gagasan utama ialah unsur penting dalam paragraf karena gambaran dari

keseluruhan isi dalam sebuah paragraf. Topik paragraf dapat berupa gagasan

pengarang maupun suatu masalah yang ingin disampaikan kepada pembaca.

Dengan adanya gagasan utama, para pembaca dapat mengerti isi keseluruhan

dari paragraf tersebut. Maka dari itu sebelum membuat paragraf, memang

diharuskan untuk menentukan gagasan utama terlebih dahulu.

b. Kalimat Utama

Kalimat utama berisi gagasan utama yang ditulis secara tersirat. Unsur

pembangun paragraf ini bersifat umum karena masih dapat diuraikan kembali

menjadi kalimat kalimat penjelas. Setiap paragraf mempunyai kalimat utama

yang jumlahnya satu kalimat saja. Unsur paragraf ini terletak di bagian awal

paragraf, awal dan akhir paragraf, dan di akhir paragraf. Berikut beberapa

contoh kalimat utama dalam paragraf.

Kalimat utama adalah kalimat yang mengandung pokok pikiran atau

gagasan utama terkait dengan suatu hal yang dibahas (topik) dalam sebuah

paragraf. Dalam sebuah paragraf yang baik dan benar hanya terdapat satu

kalimat utama, tidak lebih.

Hipotesis Penelitian

Page 10: KEMAMPUAN MEMAHAMI PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF …repository.umrah.ac.id/3313/1/jurnal-zulkifli.pdf · peneliti bahwa kemampuan memahami paragraf deduktif dan induktif siswa kelas

Kemampuan memahami paragraf deduktif dan induktif siswa kelas VII

Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Bintan Tahun Pelajaran 2018/2019 tergolong

cukup.

III. Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif

menurut Sudjana dan Ibrahim (2001:64), “Metode deskriptif adalah metode yang

dilakukan untuk mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa yang terjadi pada saat

sekarang”. Penelitian ini mendeskripsikan penerapan model penemuan pada

paragraf deduktif dan induktif siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri

5 Bintan.

Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002:

109). Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah sampel acak. Teknik

penarikan sampel penelitian ini ditentukan sebanyak 30% dari jumlah populasi

sebanyak 136 siswa dari 5 kelas, yaitu 40 siswa. Penetapan sampel penelitian ini

didasarkan pada pendapat Arikunto (2002:109), “Apabila subjek kurang dari 100,

lebih baik diambil semua, sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi.

Selanjutnya, jika jumlah subjeknya banyak dapat diambil 10-15% atau 20-25%

atau lebih tergantung pada kemampuan peneliti, sempit luasnya wilayah

pengamatan, dan besarnya risiko peneliti.”

TABEL 2

JUMLAH POPULASI DAN SAMPEL KELAS VII

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 BINTAN

TAHUN PELAJARAN 2018/ 2019

No Kelas Persentase

Populasi Sampel Responden

1 VII A 30% 30 30% x30 9

Page 11: KEMAMPUAN MEMAHAMI PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF …repository.umrah.ac.id/3313/1/jurnal-zulkifli.pdf · peneliti bahwa kemampuan memahami paragraf deduktif dan induktif siswa kelas

2 VII B 30% 27 30% x 27 8

3 VII C 30% 31 30% x 31 9

4 VII D 30% 25 30% x 25 7

5 VII E 30% 23 30% x 23 7

Jumlah 136 40

Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan data siswa kelas VII SMP Negeri 5

Bintan, maka tingkat kemampuan memahami paragraf deduktif dan induktif siswa

tergolong tinggi. Hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata nilai yang telah diuji,

yakni berjumlah 86.25. Nilai ini didapat dari jumlah keseluruhan nilai siswa, yakni

3450 dibagi 40 dari jumlah siswa yang telah mengikuti tes. Adapun hasil dan

pembahasan data berdasarkan rumusan masalah adalah sebagai berikut.

1. Kemampuan siswa memahami kalimat utama pada paragraf deduktif adalah

termasuk kategori „baik‟. Hal ini dapat dilihat pada hasil penelitian

berdasarkan 5 soal yang memuat indikator tentang kemampuan menentukan

kalimat utama pada paragraf deduktif, yakni rata-rata 154 dibagi 40 siswa

bejumlah 3,85.

2. Kemampuan siswa memahami kalimat utama pada paragraf induktif adalah

termasuk kategori „baik‟. Hal ini dapat dilihat pada hasil penelitian

berdasarkan 5 soal yang memuat indikator tentang kemampuan menentukan

kalimat utama pada paragraf induktif, yakni rata-rata 169 dibagi 40 siswa

berjumlah 4,23.

3. Kemampuan siswa memahami kalimat penjelas pada paragraf deduktif adalah

termasuk kategori „baik‟. Hal ini dapat dilihat pada hasil penelitian

Page 12: KEMAMPUAN MEMAHAMI PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF …repository.umrah.ac.id/3313/1/jurnal-zulkifli.pdf · peneliti bahwa kemampuan memahami paragraf deduktif dan induktif siswa kelas

berdasarkan 5 soal yang memuat indikator tentang kemampuan menentukan

kalimat penjelas pada paragraf deduktif, yakni rata-rata 178 dibagi 40

berjumlah 4,14.

4. Kemampuan siswa memahami kalimat penjelas pada paragraf induktif adalah

termasuk kategori „baik‟. Hal ini dapat dilihat pada hasil penelitian

berdasarkan 5 soal yang memuat indikator tentang kemampuan menentukan

kalimat penjelas pada paragraf induktif, yakni rata-rata 173 dibagi 40 siswa

berjumlah 4,03.

Jadi, simpulan yang dapat diambil oleh peneliti berdasarkan nilai

kemampuan memahami paragraf deduktif dan induktif siswa adalah tergolong

‘baik’ dengan nilai rata-rata 86.25. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis dalam

penelitian ini ditolak karena dilihat dari penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti bahwa kemampuan memahami paragraf deduktif dan induktif siswa kelas

VII SMP Negeri 5 Bintan, tahun 2018/2019 tergolong tinggi bukan rendah.

Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikemukakan implikasi, yakni

kemampuan memahami paragraf deduktif dan induktif dapat diartikan sebagai

kemampuan dalam memahami bahan bacaan yang merupakan salah satu aspek

yang penting dalam kegiatan membaca karena pada hakikatnya pemahaman

terhadap paragraf deduktif dan induktif dapat meningkatkan keterampilan

membaca itu sendiri untuk mencapai tujuan tertentu.

Saran

Page 13: KEMAMPUAN MEMAHAMI PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF …repository.umrah.ac.id/3313/1/jurnal-zulkifli.pdf · peneliti bahwa kemampuan memahami paragraf deduktif dan induktif siswa kelas

Berdasarkan hasil penelitian pada kemahiran membaca pemahaman siswa

kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Bintan, Tahun Pelajaran 2018/

2019, peneliti menyarankan sebagai berikut:

1. Bagi siswa, khususnya pada saat proses pembelajaran diharapkan serius untuk

memperhatikan materi yang sedang dipelajari dan mempersiapkan diri untuk

menerima materi dari guru, khususnya melalui kemahiran membaca

pemahaman, yakni, dengan cara untuk menyiapkan diri dengan melatih untuk

membaca banyak sumber buku.

2. Bagi guru, khususnya guru bahasa Indonesia hendaknya membimbing siswa

dengan memberikan soal-soal latihan. Siswa bisa memupuk rasa kreativitas

dan inisiatif serta memiliki tanggung jawab terhadap diri sendiri untuk

mengerjakan soal-soal tersebut.

3. Bagi pembaca yang ingin melanjutkan penelitian ini, dapat melakukan

kegiatan kemahiran membaca pemahaman pada siswa pada jenjang yang

berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal.,dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV YramaWidya.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Husin dan Zahara. 2009. Seri Pendalaman Materi Bahasa Indonesia untuk

SMK/MAK. Jakarta: Penerbit Erlasngga.

Keraf, Gorys. 1993. Komposisi. Jakarta: Penerbit Nusa Indah.

Malik, Abdul dan Leo, Isnaini Shanty. 2003. Kemahiran Menulis.

Pekanbaru:UNRI PRESS.

Malik, Abdul. 2014. Perenggan Satuan Dasar Tulisan. Tanjungpinang:UMRAH

Press.

Page 14: KEMAMPUAN MEMAHAMI PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF …repository.umrah.ac.id/3313/1/jurnal-zulkifli.pdf · peneliti bahwa kemampuan memahami paragraf deduktif dan induktif siswa kelas

Mulyati, Yeti. 2008. Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.

Nuraeni, Enung. 2010. Buku Pintar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Wahyumedia.

Rafiah. 2011. “Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar

Kimia Siswa VIII pada Konsep Kimia Sekolah Menengah Atas Negeri 3

Tanggerang Selatan.” Skripsi Sarjana Ilmu Tarbiah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Tanggerang (Tidak

diterbitkan).

Rahayu, Yuli. 2013. “Efektivitas Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing

Melalui Pendekatan Open-Ended Terhadap Kemampuan Pemahaman

Konsep dan Penalaran Matematika Siswa Kelas VII MTs Ma‟arif

Kaliwiro.” Skripsi Sarjana Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta (Tidak diterbitkan).

Rahman, Arif. 2008. “Upaya Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa

Melalui Metode Penemuan Terbimbing pada Materi Pokok Pengaruh

Manusia di Dalam Ekosistem Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama

Piri Ngalik Tahun Pelajaran 2008.” Skripsi Sarjana Fakultas Sains dan

Teknologi, Universitas Islam Sunan Kalijaga, Yogyakarta (Tidak

diterbitkan).

Redaksi Kawan Pustaka. 2008. Latihan Soal & Pembahasan UN Bahasa

Indonesia. Jakarta: Kawan Pustaka.

Sudjana dan Ibrahim. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar

Baru Aglesindo.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Alfabeta.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta: Tim Prestasi Pustaka.

Wahyuni, Sri dan Ibrahim, Syukur. 2012. Asesmen Pembelajaran Bahasa.

Bandung: PT Refika Aditama.