kemajuan teknologi vs kesehatan anak

5
Bahaya Gadget untuk Anak Agresif Hingga Tak Mau Bersosialisasi Radian Nyi Sukmasari - detikHealth Rabu, 08/01/2014 10:46 WIB Jakarta, Di era saat ini, gadget bisa jadi salah satu solusi bagi orang tua untuk mendiamkan anak. Padahal, dengan enteng menggunakan gadget sebagai cara membuat anak diam justru bahaya bagi anak. "Secara fisik, dari sisi tulangnya itu akan melengkung, tulang nggak tumbuh dengan baik, dia jadi bungkuk, menulis aja nempel di meja, nggak bisa berdiri tegak, begitu juga tulang lehernya," kata psikolog Kasandra Putranto. Diakui Kasandra, memang dari sisi mental anak bisa lebih sigap sebagai akibat dari respons dia terhadap games. Tapi dari sisi tangan, tulang si anak juga kurang bergerak, selain itu, sisi negatif terhadap perkembangan mentalnya yakni anak jadi mudah marah atau agresif karena terpengaruh mainannya. "Dia juga terpaku indoor activity tidak kuat secara fisik, tidak mau keluar. Lalu secara psikologis dia nggak mau capek, lelah," kata Kasandra di sela-sela Talkshow 'Ibu Juara untuk Keluarga SeGar' di Jakarta Convention Center, Jakarta, dan ditulis pada Rabu (8/1/2014). "Belum lagi adiksi pornografi, game, atau media sosial sehingga

Upload: diannursyifarahmah

Post on 25-Sep-2015

215 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

jskdhadkhsa

TRANSCRIPT

Bahaya Gadget untuk AnakAgresif Hingga Tak Mau Bersosialisasi

Radian Nyi Sukmasari- detikHealthRabu, 08/01/2014 10:46 WIB

Jakarta,Di era saat ini, gadget bisa jadi salah satu solusi bagi orang tua untuk mendiamkan anak. Padahal, dengan enteng menggunakan gadget sebagai cara membuat anak diam justru bahaya bagi anak.

"Secara fisik, dari sisi tulangnya itu akan melengkung, tulang nggak tumbuh dengan baik, dia jadi bungkuk, menulis aja nempel di meja, nggak bisa berdiri tegak, begitu juga tulang lehernya," kata psikolog Kasandra Putranto.

Diakui Kasandra, memang dari sisi mental anak bisa lebih sigap sebagai akibat dari respons dia terhadap games. Tapi dari sisi tangan, tulang si anak juga kurang bergerak, selain itu, sisi negatif terhadap perkembangan mentalnya yakni anak jadi mudah marah atau agresif karena terpengaruh mainannya.

"Dia juga terpaku indoor activity tidak kuat secara fisik, tidak mau keluar. Lalu secara psikologis dia nggak mau capek, lelah," kata Kasandra di sela-sela Talkshow 'Ibu Juara untuk Keluarga SeGar' di Jakarta Convention Center, Jakarta, dan ditulis pada Rabu (8/1/2014).

"Belum lagi adiksi pornografi, game, atau media sosial sehingga dia mereduksi hubungan interpesonal, tidak mau bersosialisasi, mereduksi kesempatan mendapat prestasi, dan melakukan aktivitas fisik yang menjauhkan diri dari sehat," imbuhnya.

Menurut Kasandra, faktor lain yang bisa membiasakan anak suka asyik sendiri dan malas melakukan aktivitas fisik adalah dibiasakan ditinggal nonton televisi sendiri. Hal ini tidak hanya dilakukan orang tua tapi juga orang yang menjaga misalnya kakak atau pengasuh. Padahal, menurut American Academic of Pediatrics, anak di bawah umur dua tahun boleh terpapar internet, tv serta media tiga atau empat dimensi hanya kurang dari dua jam.

"Anak di boks terus disetelin tv anak ngeliatin tv karena mamanya mau nyuci, mau masak, ini bahaya nggak boleh. Terus ngasih game di gadget, sengaja dikasih supaya anak anteng dan tidak rewel," katanya.

Sebaiknya, latih anak agar bisa aktif sejak ia masih bayi. Saat dia mau bergerak, maka orang tua harus membiarkan asal tetap dalam pengawasan. Contoh lain ketika anak memberantakkan mainannya, saran Kasandra biarkan saja dan justru nanti suruh ia membereskannya.

"Begitu juga saat makan sendiri, latih dia, jangan terburu-buru ingin menyuapi, biarkan ia gerak. Makin lama tahapan bergeraknya kan meningkat dari bisa angkat leher, merangkak, berdiri, sampai naik tangga misalnya," papar wanita yang juga menjadi Humas Ikatan Psikologi Klinis ini.

Jika orang tua sibuk, mereka harus pandai mengatur waktu agar mempunyai quality time dengan si anak. "Bagaimana manajemen dalam keluarga harus dilakukan dengan baik karena waktu dengan anak-anak itu tidak akan kembali lagi," pungkasnya.

Rabu 24 September 201416:47Sumber : http://health.detik.com/read/2014/01/08/104611/2461337/1301/bahaya-gadget-untuk-anak-agresif-hingga-tak-mau-bersosialisasi

Teknologi dan Ancaman Bahaya Kesehatan Anak

AN Uyung Pramudiarja- detikinetRabu, 20/11/2013 07:39 WIB

Jakarta- Anak kecil jaman sekarang sudah sangat dekat dengan teknologi. Misalnya saja, dalam penggunaan smartphone dan tablet. Namun sadarkah Anda, di balik kecanggihan teknologi itu semua ada bahaya besar yang mengancam kesehatan mereka?

Anak-anak semakin dekat dengan teknologi dan karenanya mereka menghadapi banyak masalah kesehatan. Kali ini, para ilmuwan juga ikut mengkhawatirkan teknologitouchscreenatau layar sentuh yang dinilainya membahayakan tangan anak.

Kemudahan dan kepraktisan yang ditawarkan oleh teknologitouchsreenmemang berguna bagi orang dewasa, namun tidak demikian bagi anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan. Akibat telalu banyak menggeser-geser dan mengetuk menu di layar, jari anak dikhawatirkan tidak tumbuh normal.

Kemudahan dan kepraktisan yang ditawarkan oleh teknologitouchsreenmemang berguna bagi orang dewasa, namun tidak demikian bagi anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan. Akibat telalu banyak menggeser-geser dan mengetuk menu di layar, jari anak dikhawatirkan tidak tumbuh normal.

Lindsay Marzoli, seorang terapis dari Learning and Therapy Corner di Amerika Serikat mengatakan hal itu akan membuat otot jari tangan anak menjadi lemah. Saking lemahnya, jari-jari itu jadi tidak cukup kuat bahkan untuk sekedar dipakai menulis.

"Apa yang kami lihat adalah banyak anak datang dengan keterlambatan perkembangan motorik, beberapa juga mengalami penurunan kekuatan otot di area tersebut," kata Marzoli seperti dikutip dariDaily Mail,Rabu (19/11/2013).

Panduan terbaru dari American Academy of Pediatrics menyatakan bahwa anak tidak disarankan berada di depan layar selama lebih dari dua jam sehari. Bukan sekedar untuk menggeser-geser atau mengetuk menu di layar, melainkan juga untuk sekedar menonton apa yang ada di layar.

Sebuah penelitian di Abertawe Bro Morgannwg University menunjukkan, teknologi bisa menjadi bom waktu bagi kesehatan anak. Berlebihan menggunakan telepon pintar alias smartphone ataupun komputer tablet bisa memicu nyeri punggung dan leher, bahkan pada usia anak-anak.

Selain itu, banyak menggunakan teknologi semacam smartphone cenderung membuat anak-anak lebih malas bergerak. Kurang gerak, ditambah dengan pola makan yang tidak sehat bisa memicu kegemukan dan berbagai komplikasinya, termasuk diabetes dan gangguan jantung

Rabu 24 September 201416:51Sumber : http://inet.detik.com/read/2013/11/20/073953/2417794/398/teknologi-dan-ancaman-bahaya-kesehatan-anak