keluarga sehat
DESCRIPTION
kedokteranTRANSCRIPT
KELUARGA SEHAT
Keluarga Sehat disini maksudnya adalah dalam arti setiap anggota keluarga saling
mendukung satu sama lain dalam mengatasi masalah keluarga yang datang baik dari dalam
maupun luar, sehingga dapat terlaksana fungsi dan peran keluarga secara adekuat. Keluarga sehat
lebih tepat disebut sebagai keluarga sejahtera.
Untuk menentukan apakah keluarga termasuk keluarga sehat atau tidak, telah dirumuskun
suatu nilai yang disebut APGAR keluarga oleh Rosen, Geyman dan Layton (1980). Adapun
aspek yang dinilai:
A Adaptasi: kepuasan menerima bantuan dari anggota keluarga lain
P Partnership: kepuasan dalam komunikasi, urun rembuk, pengambilan keputusan dan
penyelesaian masalah
G Growth: kepuasan terhadap kebebasanyang diberikan keluarga dalam mematangkan
pertumbuhan anggota keluarga kedewasaan masing-masing aggota.
A Affection: kepuasan terhadap kasih sayang dan interaksi emosional dalam keluarga
R Resolve: kepuasan terhadap kebersamaan dalam membagi waktu, kekayaan dan ruang antar
anggota keluarga.
Adapun untuk menilai kelima aspek diatas, dibuatlah suatu kuesioner yang berisi 5
pernyataan.
No Pernyataan Sering/selalu Kadang Jarang/tidak
pernah
1 Saya puas bahwa saya bisa
kembali kepada keluarga saya, bila
saya ada masalah
2 Saya puas dengan cara keluarga
saya membahas dan membagi
masalah dengan saya
3 Saya puas bahwa keluarga saya
menerima dan mendukung
keinginan saya melakukan
kegiatan dan ataupun arah hidup
yang baru
4 Saya puas dengan cara-cara
keluarga saya menyatakan rasa
kasih sayang dan menanggapi
emosi
5 Saya puas dengan cara-cara
keluarga saya membagi waktu
bersama
Tiap jawaban sering diberi nilai 2, jawaban kadang-kadang diberi nilai 1 dan jawaban
tidak pernah/jarang diberi nilai 0. Jumlah nilai diakumulasi dan diinterpretasikan sebagai:
0-3 keluarga tidak sehat, dalam artian sangat membutuhkan banyak perbaikan untuk
meningkatkan hubungan antara keluarga.
4-6 keluarga kurang sehat,
7-10 keluarga sehat, dalam arti tiap anggota keluarga telah mengembangkan kemunikasi dan
pembagian peran yang sesuai sehingga membentuk keluarga yang saling mendukung satu sama
lain.
Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Keluarga
Budaya, Ras, dan Lingkungan
Budaya atau adat istiadat yang dianut suatu keluarga akan tercermin dalam sikap dan
perilakunya sehari-hari. Keyakinan keluarga tentang kesehatan, pola didik, pola asuh terhadap
anak juga dipengaruhi oleh nilai budaya. Hal ini terjadi karena nilaiyang ada keluarga merupakan
suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota
keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman perilaku dan
pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Jadi dengan adanya budaya, maka dalam
kelurga akan tertanam nilai-nilai yang akan mempengaruhi perilaku suatu individu dalam
keluarga ketika menghadapi suatu masalah, misalnya masalaha kesehatan. Pada beberapa budaya
tertentu ada beberapa pola budaya yang mempengaruhi kesehatan komunitas budaya tersebut,
misalnya budaya nikah antar kelurga, tentu akan mempengaruhi profil genetik dari suatu kelurga
dan akan berdampak pada kesehatan kelurga. Pola konsumsi makanan dan minuman pada
budaya-budaya tertentu juga merupakan suatu contoh hal yang dapat menunjukkan peran suatu
budaya terhadap ksehetan, dalam hal ini berpengaruh pada asupan gizi individu. Budaya juga
sebagaimana dijelaskan diatas akan membentuk aturan-atauran dalam keluarga, sehingga
kebudayaan akan mempengaruhi tindakan setiap anggota keluarga. Pada budaya dimana
perempuan mendapat urutan penghargaan terendah setelah pria, akan menyebabkan pola didikan
dan asuhan anggata kelurga perempuan dalam keluarga berbeda, sehingga akan mempengaruhi
pola diskriminasi kelurga dan hal ini juga terjadi pada diskriminasi kesehatan keluarga.
Ras akan mempengaruhi profil kesehatan suatu kelurga, karena ada beberapa penyakit
yang berkaitan dengan ras tertentu, selain itu lingkungan juga mempengaruhi kesehatan
keluarga, karena lingkungan berkaitan dengan adanya ketersediaan layanan kesehatan atau
provider kesehatan, kemudian juga lingkungan akan dibentuk oleh faktor pendapat atau stigma
yang berkembang mengenai suatu masalaha kesehatan di kelompokm masyarakat tersebut,
kemudian kondisi lingkungan juga berkaitan dengan adanya ketersedian penunjang kesehatan
seperti kondisi rumah, tingkat polusi dan sampah, kemudian adanya fasilitas kebersihan dan lain-
lainnya.
Peran Keluarga
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang
diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam masyarakat,
misalnya status sebagai istri/suami atau anak. Dengan memeahami peran dalam keluarga, maka
akan dapat tercipta komunikasi efektif dalam keluarga, komunikasi efektif ini akan menjaga
suatu keluarga tetap berada dalam suatu kondisi psikologis yang sehat. Dengan mamahami perna
masing-masing maka akan dapat tercipat keluarga yang dapat saling melengkapi satu sama lain
dan saling memahami kondisi anggota keluarga.
Stuktur dan Fungsi Kelurga
Struktur dan fungsi merupakan hal yang berhubungan erat dan terus menerus berinteraksi
satu sama lain. Struktur didasarkan pada organisasi, yaitu perilaku anggota keluarga dan pola
hubungan dalam keluarga. Hubungan yang ada dapat bersifat kompleks, misalnya seorang
wanita bisa sebagai istri, sebagai ibu, sebagai menantu, dan lain-lain yang semua itu mempunyai
kebutuhan, peran dan harapan yang berbeda. Pola hubungan itu akan membentuk kekuatan dan
struktur peran dalam keluarga. Struktur keluarga dapat diperluas dan dipersempit tergantung dari
kemampuan dari keluarga tersebut untuk merespon stressor yang ada dalam keluarga. Struktur
keluarga yang sangat kaku atau sangat fleksibel dapat mengganggu atau merusak fungsi
keluarga.
Fiedman (1992) menggambarkan fungsi sebagai apa yang dilakukan keluarga. Fungsi
keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh keluarga untuk mencapai tujuan keluarga
tersebut. Proses ini termasuk komunikasi diantara anggota keluarga, penetapan tujuan, resolusi
konflik, pemberian makanan, dan penggunaan sumber dari internal maupun eksternal. Tujuan
reproduksi, seksual, ekonomi dan pendidikan dalam keluarga memerlukan dukungan secara
psikologi antar anggota keluarga, apabila dukungan tersebut tidak didapatkan maka akan
menimbulkan konsekuensi emosional seperti marah, depresi dan perilaku yang menyimpang.
Tujuan yang ada dalam keluarga akan lebih mudah dicapai apabila terjadi komunikasi yang jelas
dan secara langsung. Komunikasi tersebut akan mempermudah menyelesaikan konflik dan
pemecahan masalah. Misalnya masalah kesehatan keluarga.
Bentuk Keluarga
Masing-masing model keluarga, baik dalam bentuk keluarga tradisional maupun keluarga
non tradisional, komposisi pembentukkan keluarga akan mempengaruhi pola kesehatan dalam
keluarga, ini terkait dengan pola komunikasi yang terbentuk, pola asuhan dalam keluarga, bentuk
aturan yang berlaku dalam keluarga. Dalam hal ini, perbedaan bentuk keluarga akan lebih
cenderung mempengaruhi kondisi ksehatan mental anggota keluarga. Selain itu bentuk keluarga
ini akan berkaitan dengan fase kehidupan dari kelurga, dimana fase kehidupan keluarga juga
akan mempengaruhi kesehatan keluarga. Bentuk kelurga juga kan berkaitan dengan banyaknya
anggota keluarga dan banyaknya anggota kelurga ini akan mempengaruhi pola kebutuhan
ekonomi keluarga, dan secara tidak langsung akan mempengaruhi kesehatan keluarga.
Status Sosio-ekonomi
Status sosioekonomi ini berkaitan dengan tingakt pendapatan dan tingkat sosial suatu
keluarga di dalam masyarakat, tingkat ekomoni akan mempengaruhi pola beli kelurga berkaitan
dengan makanan dan kebutuhan sandang serta papan lainnya, kemudian juga akan
mempengaruhi tingkat kemampuan suatu keluarga dalam mengakses pelayanan kesehatan.
Kondisi sosial keluarga juga akan mempengaruhi pola kesehatan, pada umumnya pada golongan
sosial rendah cenderung sulit mendapatkan akses pelayanan kesehatan, ada kecenderungan
diskriminasi kesehatan. Selain itu kondisi ekonomi dan sosial ini juga berkaitan dengan
kebijakan-kebijakan pemerintah terhadap kesehatan masyarakat.