keluarga dan fungsinya ilmu sosial budaya dasar 2017

17
Fakultas Hukum Universitas Ibnu Chaldun Jakarta 2017 1

Upload: muchlis-soleiman

Post on 22-Jan-2018

102 views

Category:

Education


7 download

TRANSCRIPT

Fakultas Hukum Universitas Ibnu Chaldun Jakarta

2017

1

Manusia merupakan mahluk yang berbeda dengan mahluk lainnya yang ada dimuka bumi, hanya manusia yang dikaruniai dengan tiga alat utama oleh Yang Maha Kuasa (Akal, Hati Nurani, dan Naluri) sedangkan mahluk lainnya hanya diberikan 1 alat saja (naluri).

Namun secara fisik manusia yang baru lahir kemuka bumi, tidak bisa seperti mahluk lain yang secara tiba tiba bisa bergerak dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya sesuai dengan keinginannya.

2

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia memerlukan mahluk lainnya, serta manusia lain yang dapat membantunya mempelajari “bagaimana caranya agar bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya”.

Hal diatas berarti bahwa manusia tak akan bisa lepas dari berhubungan dengan manusia lainnya selama hidupnya, dalam rangka bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya.

Salah satu hubungan yang telah menjadi kodrat semenjak manusia ada dimuka bumi (Adam dan hawa) adalah hubungan antar “lawan jenis”

3

Sudah menjadi kodrat kejadian manusia bahwa seorang “pria” membutuhkan “wanita” dan seorang wanita membutuhkan pria dalam kehidupanya.

Untuk melanggengkan hubungan ini maka manusia mewujudkannya dalam sebuah proses kegiatan yang bernama “perkawinan”

Ikatan “perkawinan” ini dalam kehidupan manusia disesuaikan dengan norma kehidupan dan aturan hukum yang berlaku dalam dalam masyarakat tempat mereka hidup

4

Ketika terikat dengan sebuah perkawinan maka setatus seorang “pria” berubah menjadi seorang “suami” yang berfungsi sebagai “kepala rumah tangga”.

Seorang “wanita” berubah statusnya menjadi seorang “istri”, yang berfungsi sebagai “ibu rumah tangga”

Atas dasar ikatan hubungan perkawinan tersebut maka manusia akan bisa memperoleh keturunan sebagai generasi penerus dari ikatan tersebut

5

Keturunan atau generasi penerus tersebut dalam kehidupan manusia disebut sebagai seorang “anak”

Seorang “suami” ketika sudah memiliki anak akan berubah statusnya menjadi seorang “ayah”sedangkan seorang istri yang melahirkan anak dari hasil benih “ayah” berubah statusnya menjadi seorang “ibu”

Hubungan yang terjalin antara seorang ayah,ibu dan anak dalam kehidupan manusia disebut sebagai “keluarga”

6

Dalam kehidupan manusia sebagai mahluk sosial (sistem sosial) “keluarga” merupakan “unit terkecil”.

Kesatuan antara “suami” sebagai “ayah”, “istri” sebagai “ibu”, dan “anak” sebagai generasi penerus keturunan ayah dan ibu disebut sebagai “keluarga inti” (kern familie),atau keluarga dalam arti “sempit”.

Jadi keluarga dalam arti sempit (inti) meliputi hubungan atas dasar perkawinan dan hubungan darah.

7

Keluarga besar merupakan perluasan dari keluarga inti dalam arti sempit, yangtetap didasarkan pada ikatan perkawinan dan hubungan darah.

Keluarga inti merupakan dasar yang menentukan siapa-siapa saja yang bisa disebut sebagai anggota keluarga besar.

Anggota keluarga besar dapat didasri oleh 2 dasar utama, yaitu :a) Ikatan perkawinan keluarga inti, yaitu : ayah ibu mertua, kakek

nenek mertua, paman bibi mertua, kakak dan adik ipar serta cucu mertua.

b) Hubungan darah yaitu ayah ibu kandung, kakek dan nenek kandung, paman dan bibi kandung, serta cucu kandung.

8

Konsep “keluarga besar” ini umumnya dianut oleh negara-negara timur, seperti Indonesia, Jepang, Cina, Malaysia, Brunai, Darussalam, filipina, India dan tempat-tempat lainnya.

Namun dalam perkembangannya “konsep keluarga besar” ini tidak lagi hanya “ikatan perkawinan” dan “hubungan darah” melainkan juga didasari oleh beberapa “faktor-faktor kehidupan sosial”

9

Faktor-faktor itu meliputi :1. Faktor sosial psikologis, yaitu : “rasa kasih sayang yang

sudah tertanam, tidak mau pisah dari kelompok”.2. Faktor Sosial budaya, yaitu : “ cara hidup, pola prilaku,

dan lingkungan geografis.3. Faktor sosial ekonomi, yaitu : “ kemiskinan, pekerjaan

tidak tetap, penghasilan kecil, dan pendidikan yang rendah yang menumbuhkan solidaritas dan saling ketergantungan.

Hal lain yang bisa menjadi hubungan pengikat dalam sebuah keluarga besar diantaranya : Suku (etnis, daerah asal) Garis keturunan

10

Ideologi (pandangan hidup) Agama dan kepercayaan Tradisi dan adat istiadat (norma kebiasaan) dan Rasa solideritas (kebergantungan)

Di indonesia keluarga besar merupakan sistem sosial budaya yang telah membudaya sebagai warisan dari para leluhur, misalnya : pada masyarakat minang terkenal dengan sebutan “rumah gadang”,dikalangan masyarakat sumatera utara, maluku, dan sulawesi terkenal dengan sebutan “marga atau famili”

11

12

1. Patrilineal adalah : “keluarga besar yang mengutamakan garis keturunan ayah”. Dalam keluarga besar ini ayah memiliki status, peran dan otoritas yang lebih tinggi. Anak laki-laki mempunyai peran yang lebih besar dan otoritas menentukan putusan atau kebijakan akhir. Kelemahannya adalah terdapat diskriminasi peran, status, dan otoritas antara laki-laki dan perempuan, dalam ini perempuan dianggap memiliki peran, status, dan otoritas yang lebih rendah dari laki-laki sehingga dianggap kurang memiliki peran dalam keluarga.

13

2. Matrilineal adalah : “Keluarga besar yang mengutamakan garis keturunan ibu”. Dalam keluarga besar ini ibu memiliki status, peran dan otoritas yang lebih tinggi dimana hal tersebut dilaksanakan oleh saudara laki-laki ibu sebagai paman anak-anaknya. Perempuan mempunyai peran yang lebih besar dan otoritas menentukan putusan atau kebijakan akhir walaupun perannya diserahkan kepada pamannya. Kelemahannya adalah laki-laki dalam keluarga besar ini cenderung hanya dianggap sebagai pemberi bibit kepada istrinya guna penerus generasi.

14

2. Parental (bilateral) adalah : “Keluarga besar yang berdasarkan garis keturunan ayah dan ibu”. Dalam keluarga besar ini ayah dan ibu memiliki status, peran dan otoritas yang sama. Kelebihannya adalah : “tidak membedakan antara peran perempuan (ibu) dan laki-laki (ayah) dalam kehidupan berkeluarga”. Kelemahannya adalah : “ kadang-kadang seorang ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah untuk keluarga dimana sepantasnya yang berperan mencari nafkah untuk keluarga adalah seorang ayah”.

15

1. Penerus Generasi.2. Sumber budaya dan sistem nilai budaya : “

keluarga adalah pusat interaksi sosaial pertama manusia, interaksi ini akan membentuk sebuah budaya, budaya ini akan berlangsung lama selama keluarga itu tetap menjadi keluarga yang utuh maka budaya akan memiliki nilai budaya yang bersifat normatif dan lama kelamaan akan menjadi pedoman hidup anggota keluarga”.

16

3. Fungsi Pendidikan : “budaya dan sistem nilai budaya yang dianggap baik dan berhasil membina anggota keluarga bisa menjadi cermin keberhasilan pendidikan masyarakat”. Fungsi ini disebut sebagai “fungsi sosial edukatif”. Pendidikan bermula dari orangtua lingkungan keluarga, pendidikan anak dikeluarga berhasil diharapkan pendidikan anak disekolah juga berhasil. Ayah sebagai kepala keluarga merupakan figur kunci kesejahteraan keluarga, sedangkan ibu sebagai kunci “pendidikan terapan” keluarga, keduanya menjadi sumber sistem nilai keluarga.

Munandar Soelaeman. M.Koenjaranigrat, Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar Ilmu, PT. Refika Aditama,Bandung, 2002

Abdul Kadir Muhammad, Prof, SH, Ilmu Sosial Budaya Dasar, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung 2005.

Sosiologi Suatu Pengantar, Prof, DR, Soerjono soekanto, Rajawali Pers, Jakarta, 2004.

Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan, Abdul Syani, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2004

Sistem Sosial Budaya Indonesia, Jacobus Ranjabar, SH, M.Si, Gahlia, Ciawi Bogor, 2006

Diktat dan hand out perkuliahan.

17