kelompok kasus3

17
LATIHAN 1. Prosedur Analitis a. Perbandingan Rasio Keuangan PT Maju Makmur Rasio 2008 2009 Arti Perubahan LIKUIDITAS - Current Ratio 1,35 74 1,35 79 Tidak ada fluktuasi yang signifikan, mengindikasikan posisi rasio lancar stabil. - Days to Sell Inventory 183, 19 188, 99 Terdapat peningkatan rasio dalam rentang yang lebar sehingga menggambarkan adanya peningkatan fluktuasi yang signifikan. Hal ini mengindikasikan perputaran persediaan memerlukan waktu yang semakin lama dibandingkan pada tahun 2008. - Average Collection Period (days) 43,6 1 49,0 5 Terdapat peningkatan rasio dalam rentang yang lebar sehingga menggambarkan adanya peningkatan fluktuasi yang signifikan. Hal ini mengindikasikan perusahaan semakin lama dalam mengumpulkan pelunasan piutang pelanggan dibandingkan pada tahun 2008. PROFITABILITAS

Upload: jhonhaloho

Post on 06-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

praktikum audit

TRANSCRIPT

Page 1: KELOMPOK KASUS3

LATIHAN

1. Prosedur Analitis

a. Perbandingan Rasio Keuangan PT Maju Makmur

Rasio 2008 2009 Arti Perubahan

LIKUIDITAS

- Current Ratio 1,35741,357

9

Tidak ada fluktuasi yang signifikan,

mengindikasikan posisi rasio lancar stabil.

- Days to Sell

Inventory183,19

188,9

9

Terdapat peningkatan rasio dalam rentang yang

lebar sehingga menggambarkan adanya

peningkatan fluktuasi yang signifikan. Hal ini

mengindikasikan perputaran persediaan

memerlukan waktu yang semakin lama

dibandingkan pada tahun 2008.

- Average Collection

Period (days)43,61 49,05

Terdapat peningkatan rasio dalam rentang yang

lebar sehingga menggambarkan adanya

peningkatan fluktuasi yang signifikan. Hal ini

mengindikasikan perusahaan semakin lama

dalam mengumpulkan pelunasan piutang

pelanggan dibandingkan pada tahun 2008.

PROFITABILITAS

- Profit Margin (%) 6,89% 7,86%

Terdapat peningkatan rasio sehingga

menggambarkan adanya peningkatan fluktuasi

yang cukup signifikan. Hal ini

mengindikasikan perusahaan mampu

meningkatkan laba bersih penjualannya.

- Return on Asset (%) 5,51% 6,46%

Terdapat peningkatan rasio sehingga

menggambarkan adanya peningkatan fluktuasi

yang cukup signifikan. Hal ini

mengindikasikan perusahaan mampu

meningkatkan laba bersih atas aktiva yang

digunakan untuk kegiatan operasionalnya.

- Return on Equity 41,5% 49,1% Terdapat peningkatan rasio dalam rentang yang

Page 2: KELOMPOK KASUS3

(%)

lebar sehingga menggambarkan adanya

peningkatan fluktuasi yang signifikan. Hal ini

mengindikasikan perusahaan berhasil

meningkatkan pengembalian melalui laba

bersih atas ekuitas saham yang diinvestasikan

dalam kegiatan operasional perusahaan.

SOLVABILITAS

- Debt-to-Total Assets

(%)38,7% 38,4%

Tidak ada fluktuasi yang signifikan,

mengindikasikan posisi rasio lancar stabil.

Namun demikian, berdasarkan rasio tersebut

terdapat indikasi bahwa perusahaan mampu

untuk lebih mengoptimalkan penggunaan

ekuitas modalnya tanpa mengeluarkan banyak

biaya untuk meminjam dana tambahan.

- Times Interest

Earned9,028 9,613

Tidak ada fluktuasi yang signifikan,

mengindikasikan posisi rasio lancar stabil.

Namun, terdapat indikasi bahwa kesulitan

perusahaan untuk membayar biaya bunga

tahunan dengan menggunakan laba operasi

semakin meningkat pada tahun 2009.

Perbandingan rasio keuangan PT Maju Makmur antara tahun 2008 dan tahun

2009 secara keseluruhan menunjukkan posisi yang aman. Namun, bila diperhatikan lebih

lanjut, PT Maju Makmur memiliki rasio likuiditas yang menunjukkan hasil negatif. Disisi

lain, rasio profitabilitas mencerminkan hal yang posistif karena perusahaan mampu

meningkatkan laba bersih atas setiap aktiva maupun ekuitas yang diinvestasikan untuk

kegiatan operasionalnya.

Berdasarkan rasio-rasio tersebut, dapat diketahui bahwa prospek masa depan PT.

Maju Makmur sangat potensial. Hanya saja PT Maju Makmur perlu menganalisis cara

alternatif untuk meningkatkan kinerjanya. Dengan fokus pada margin laba, PT Maju

Makmur dapat menurunkan harga jual untuk meningkatkan volume penjualan. Selain itu,

perlu memikirkan kemungkinan perluasan produk atau pangsa pasar baru. Bagian

keuangan, hendaknya fokus mencari alternatif untuk menekan biaya serta menganalisis

dampak dari strategi pendanaan alternative.

b. Perbandingan rasio keuangan tahun 2009 dengan rasio rata-rata industri.

Page 3: KELOMPOK KASUS3

Rasio

Rata-

Rata

Industri

PT Maju

Makmur

2009

Arti Perubahan

LIKUDITAS

- Current Ratio 2,23 1,3579

Rasio berada di bawah rata-rata industri. Hal ini

mungkin mengindikasikan permasalahan

solvabilitas jangka pendek.

- Average

Collection

Period (Days)

13 49,05

Rasio berada di atas rata-rata industri. Hal ini

mungkin mengindikasikan rata-rata

pelanggannya tidak membayar tagihan tepat

waktu. Keadaan ini menunjukkan PT Maju

Makmur mengalami kesulitan untuk menagih

piutang tersebut. Dampak buruknya adalah

perusahaan akan kekurangan dana untuk

investasi di aktiva-aktiva produktif lainnya.

- Days to Sell

Inventory98 188,99

Rasio PT Maju Makmur berada di atas rata-rata

industri. Hal ini mengindikasikan PT Maju

Makmur menyimpan terlalu banyak persediaan

dengan tingkat pengembalian yang rendah.

Dengan perputaran yang rendah kita dapat

curiga apakah perusahaan sebenarnya

menyimpan barang-barang yang sudah tidak

terpakai atau persediaan tidak sesuai dengan

nilai yang disajikan.

PROFITABILITAS

- Net Profit

Margin (%)2,62% 7,86%

Rasio PT Maju Makmur berada di atas rata-rata

industry. Hal ini mengindikasikan PT Maju

Makmur berhasil mengurangi biaya operasional

dan menunjukkan bahwa operasional

perusahaan telah berjalan dengan efisien. Rasio

ini juga menunjukkan bahwa PT Maju Makmur

tidak melakukan pendanaan melalui utang yang

berlebihan.

- Return on

Assets (%)

5,16% 6,46% Rasio PT Maju Makmur berada di atas rata-rata

industri. Hal ini mengindikasikan PT Maju

Page 4: KELOMPOK KASUS3

Makmur mampu menghasilkan laba yang tinggi

dan biaya bunga yang rendah karena

perusahaan tidak melakukan pendanaan melalui

urang dengan berlebihan.

- Return on

Equity (%)11,63% 49,1%

Rasio PT Maju Makmur berada di atas rata-rata

industri. Hal ini mengindikasikan bahwa pada

pemegang saham akan mendapatkan tingkat

pengembalian yang tinggi atas uang yang

diinvestasikan.

LEVERAGE

- Times Interest

Earned11,6 9,613

Rasio PT Maju Makmur berada di bawah rata-

rata industri. Hal ini mengindikasikan PT Maju

Makmur mampu menutupi beban bunganya

dengan batas keamanan yang relatif rendah

sehingga tidak menghadapi kesulitan di masa

depan.

- Debt-to-Total

Assets (%)48,1% 38,4%

Rasio PT Maju Makmur berada di bawah rata-

rata industri. Hal ini mengindikasikan PT Maju

Makmur tidak perlu mengeluarkan banyak

biaya untuk meminjam dana tambahan karena

PT Maju Makmur masih memiliki kemampuan

untuk meningkatkan ekuitas modalnya terlebih

dahulu. Kreditor pun akan lebih menyukai rasio

utang yang rendah karena semakin rendah

angka rasionya, maka semakin rendah resiko

dari kerugian yang dialami kreditor jika terjadi

likuidasi.

Analisis rasio perbandingan rasio PT Maju Makmur tahun 2009 dengan rasio dari

perusahaan lain dalam industri yang sama. Teknik ini dapat dijadikan sebagai penentuan

tolak ukur atas kinerja PT Maju Makmur dibandingkan dengan industri lain yang sejenis.

Berdasarkan rasio likuiditas, profitabilitas, dan leverage, menurut kami PT Maju

Makmur memiliki hasil yang positif dari rasio profitabilitas dan leverage. Namun, PT

Maju Makmur memiliki hasil yang negatif atas rasio likuiditas.

Page 5: KELOMPOK KASUS3

Untuk mengatasi masalah dari rasio likuiditas tersebut, PT Maju Makmur perlu

mencari cara alternatif dalam hal kebijakan perusahaan atas persyaratan yang menjadi

dasar perusahaan untuk menjual barang dagangannya. Selain itu, sistem persediaan just in

time mungkin dapat membantu PT Maju Makmur untuk mengatasi kesulitan dalam hal

kelebihan persediaan yang dapat menurunkan solvabilitasnya. Bila kedua hal ini diatasi

dengan baik, maka kemungkinan besar rasio profitabilitas dan leverage juga akan

mengalami peningkatan dan menunjukkan hasil yang positif atas kegiatan operasional PT

Maju Makmur.

c. Pemeriksaan Laporan Keuangan dan Neraca Saldo

Prosedur Temuan Arti

Periksa Neraca

Saldo

Saldo debit muncul pada

“akun penyisihan piutang

ragu-ragu”.

Akun-akun kerugian ada kemungkinan

bertambah atau terjadi salah posting pada sisi

debit.

Periksa Neraca

Saldo

Saldo beban akrual dan

utang pajak mengalami

peningkatan fluktuasi

dari tahun 2008 ke tahun

2009

Peningkatan ini mungkin terjadi karena PT

Maju Makmur menerapkan kebijakan bonus,

sehingga ketika laba bersih perusahaan

meningkat, maka penghasilan (bonus) yang

dibayarkan juga semakin besar. Pada

akhirnya dapat meningkatkan jumlah pajak

penghasilannya.

Periksa Neraca

Saldo

Saldo debit muncul pada

“Beban Sewa

Intraperusahaan - Toko

6”.

Terdapat kemungkinan terjadi salah posting

pada sisi debit atau sedang dilakukan

penyesuaian atau pembalikan pada akun

tersebut.

Periksa Laporan

Keuangan

Dilihat dari sisi

likuiditas, rasio Average

Collection Periode

(days) PT Maju Makmur

jauh berada di atas rata-

rata industri (berdampak

negatif).

Hal ini mengindikasikan rata-rata

pelanggannya tidak membayar tagihan tepat

waktu atau pelanggan terlambat melakukan

pembayaran. Keadaan ini menunjukkan

pelanggan mengalami kesulitan keuangan

sehingga PT Maju Makmur mengalami

kesulitan untuk menagih piutang tersebut.

Dampak buruknya terhadap PT Maju

Makmur adalah perusahaan akan kehabisan

dana untuk investasi di aktiva-aktiva

Page 6: KELOMPOK KASUS3

produktif lainnya.

Periksa Laporan

Keuangan

Dilihat dari sisi

likuiditas, rasio Days to

Sell inventory PT Maju

Makmur jauh berada di

atas rata-rata industri

(berdampak negatif).

Hal ini mengindikasikan PT Maju Makmur

menyimpan terlalu banyak persediaan dan

mencerminkan suatu investasi dengan tingkat

pengembalian yang rendah atau nihil. Dengan

perputaran yang rendah kita dapat curiga

apakah perusahaan sebenarnya menyimpan

barang-barang yang sudah tidak terpakai atau

persediaan tidak sesuai dengan nilai yang

disajikan.

RISET KELOMPOK

1. Risiko Audit

Pernyataan ISA 200: Auditor yang harus merencanakan dan melaksanakan audit untuk

mengurangi risiko audit yang dapat dierima pada tingkat rendah yang memang sesuai

dengan tujuan dari audit.

      Risiko audit terdiri dari dua elemen berikut ini:

a. Risiko bahwa laporan keuangan mengandung salah saji materi (bawaan dan

pengendalian risiko). Risiko Bawaan (Inherent Risk), adalah kerentanan suatu saldo

akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa

tidak terdapat pengendalian yang terkait (maksudnya bahwa risiko bawaan timbul

dengan asumsi pengedalian intern dalam perusahaan tidak ada. Jika sekiranya

pengendalian intern dalam perusahaan memadai serta efektif dalam pelaksanaannya

dengan sendirinya risiko bawaan akan dapat diminimalisasi). Risiko salah saji

demikian adalah lebih besar pada saldo akun atau golongan transaksi tertentu

dibandingkan dengan yang lain. Sebagai contoh, perhitungan yang rumit lebih

mungkin disajikan salah jika dibandingkan dengan perhitungan yang sederhana. Uang

tunai dalam perusahaan lebih mudah dicuri daripada persediaan. Suatu akun dalam

laporan keuangan yang berasal dari estimasi akuntansi cenderung mengandung risiko

yang lebih besar dibandingkan dengan akun yang sifatnya relatif rutin dan berisi data

faktual. Perusahaan yang bergerak dalam bidang industri yang memproduksi barang-

barang hi-tech seperti misalnya handphone akan lebih berisiko terjadinya penumpukan

Page 7: KELOMPOK KASUS3

persediaan yang usang karena tidak sesuai lagi dengan tuntutan pasar. Risiko

Pengendalian (Control Risk), adalah risiko bahwa suatu salah saji material yang dapat

terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh

pengendalian intern entitas. Risiko ini merupakan fungsi efektivitas desain dan operasi

pengendalian intern untuk mencapai tujuan entitas yang relevan dengan penyusunan

laporan keuangan entitas. Beberapa risiko pengendalian akan selalu ada karena

keterbatasan bawaan dalam setiap pengendalian

b. Risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi adanya salah saji materi (deteksi atau

perikatan risiko). intern. Risiko Deteksi (Detection Risk), adalah risiko bahwa auditor

tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko

deteksi merupakan fungsi efektivitas prosedur audit dan penerapannya oleh auditor.

Risiko ini timbul sebagian karena ketidakpastian yang ada pada waktu auditor tidak

memeriksa 100% saldo akun atau golongan transaksi, dan sebagian lagi karena

ketidakpastian lain yang ada, walaupun saldo akun atau golongan transaksi tersebut

telah diperiksa 100%. Ketidakpastian lain semacam itu bisa timbul karena auditor

mungkin memilih suatu prosedur audit yang tidak sesuai, menerapkan secara keliru

prosedur yang semestinya, atau menafsirkan secara keliru hasil audit. Ketidakpastian

seperti ini dapat dikurangi sampai pada tingkat yang dapat diabaikan melalui

perencanaan dan supervisi memadai serta pelaksanaan praktek audit yang sesuai

dengan standar pengendalian mutu.

Untuk mengurangi risiko audit agar dapat diterima oleh tingkat yang terendah, seorang

auditor harus :

a. Menilai resiko salah saji material.

b. Membatasi deteksi risiko. Hal ini dapat dicapai dengan melakukan prosedur yang

menjawab dinilai risiko pada laporan keuangan, kelas transaksi, dan saldo akuntansi

Dalam ISA Tahap penilaian risiko dalam audit terdiri dari :

a. Melangsungkan penerimaan klien atau prosedur pelanjutan

b. Merencanakan peningkatan secara keseluruhan

c. Menunjukkan prosedur penilaian risiko untuk pemahaman bisnis dan mengidentifikasi

risiko pengendalian dan inheren.

d. Mengidentifikasi prosedur pengendalian internal yang relevan dan menilai desain dan

implementasi mereka.

e. Menilai risiko dari material misstatement dalam laporan keuangan

f. Mengidentifikasi risiko yang signifikan yang memerlukan pertimbangan khusus audit

dan risikonya untuk prosedur itu sendiri yang tidak memenuhi.

Page 8: KELOMPOK KASUS3

g. Komunikasi materi kelemahan dalam desain dan pelaksanaan pengendalian internal

untuk manajemen dan orang-orang yang dituntut dengan pemerintahan.

h. Membuat sebuah informasi penilaian terhadap risiko dari salah saji materi pada semua

tingkatan laporan keuangan dan tingkatan asersi.

Hubungan Timbal Balik Antar Risiko

Konsep – konsep materialitas dan resiko dalam auditing saling terkait erat dan tak

terpisahkan. Resiko merupakan suatu pengukuran atas ketidakpastian, sementara

materialitas merupakan suatu pengukuran atas ukuran atau besaran. Secara bersama-sama,

kedua hal tersebut mengukur tingkat ketidakpastian suatu nilai pada suatu besaran

tertentu. Sebagai contoh, suatu pernyataan bahwa auditor berencana untuk mengumpulkan

bukti audit sedemikian rupa hingga hanya terdapat suatu tingkat resiko (resiko

akseptibilitas audit) sebesar 5 persen saja atas kegagalan dalam mengungkapkan suatu

salah saji yang melebihi nilai salah saji yang masih dapat ditoleransi sebesar $400,000

(materialitas) merupakan suatu pernyataan yang sangat akurat dan penuh arti. Jika, baik

bagian yang menyatakan risiko atau materialitas dari pernyataan tersebut dihapuskan,

maka pernyataan tersebut tidak akan memiliki arti apapun. Suatu tingkat risiko sebesar 5

persen tanpa diikuti dengan suatu ukuran materialitas yang spesifik dapat menyatakan

secara tidak langsung bahwa suatu salah saji yang bernilai $100 atau $1,000,000 pun

dapat diterima. Suatu overstatement sebesar $442,000 tanpa diikuti dengan suatu tingkat

risiko yang spesifik dapat menyatakan secara tidak langsung bahwa suatu tingkat risiko

sebesar 1 persen atau 80 persen pun dapat diterima.

Matriks hubungan antar risiko dan bukti audit

Situasi Audit RiskInheren

Risk

Control

Risk

Detection

Risk

Jumlah Bukti

yang Diperlukan

1 Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah

2 Rendah Rendah Rendah Sedang Sedang

3 Rendah Tinggi Tinggi Rendah Tinggi

4 Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang

5 Tinggi Rendah Sedang Sedang Sedang

2. Menurut PSA no 22 (SA Seksi 329), Prosedur analitis merupakan bagian penting

dalam proses audit dan terdiri dari evaluasi terhadap informasi keuangan yang dibuat

dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan yang satu

Page 9: KELOMPOK KASUS3

dengan data keuangan lainnya, atau antara data keuangan dengan data nonkeuangan.

Prosedur analitis mencakup perbandingan yang paling sederhana hingga model yang

rumit yang mengaitkan berbagai hubungan dan unsur data.

Manfaat prosedur analitis yang digunakan oleh auditor :

a. Membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit lainnya.

b. Sebagai pengujian substantif untuk memperoleh bukti tentang asersi tertentu yang

berhubungan dengan saldo akun atau jenis transaksi.

c. Sebagai review menyeluruh informasi keuangan pada tahap review akhir audit.

Prosedur analitis utama yang dilakukan oleh auditor adalah melakukan analisis

terhadap rasio-rasio keuangan utama. Analisis yang sama dilakukan oleh auditor untuk

memberikan mereka suatu pemahaman yang lebih baik tentang bisnis klien. lebih lanjut,

apabila rasio-rasio yang dihitung berdasarkan tahun berjalan dibandingkan dengan

ekspektasi yang dikembangkan dari data tahun-tahun sebelumnya, jumlah anggaran, atau

norma industri, maka dapat diperoleh masukan dalam bidang-bidang dengan risiko salah

saji yang tinggi. Contohnya, ketika perbandingan mengungkapkan fluktuasi yang tidak

diharapakan, atau ketika fluktuasi yang diharapkan tidak muncul, auditor biasanya ingin

menyelidiki apakah perubahan sementara tersebut diakibatkan oleh salah saji dari satu atau

lebih variabel yang digunakan dalam menghitung rasio.

Prosedur analitis penting bagi auditor karena prosedur analitis dapat membantu

dalam perencanaan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit yang akan digunakan untuk

memperoleh bukti saldo akun atau golongan transaksi tertentu. Selain itu, prosedur analitis

juga digunakan untuk meningkatkan pemahaman auditor atas bisnis klien dan transaksi

atau peristiwa yang terjadi sejak tanggal audit terakhir, serta mengidentifikasi bidang yang

kemungkinan mencerminkan risiko tertentu yang bersangkutan dengan audit.

Prosedur analitis dapat membantu keefisienan dan keefektivan audit yang dilakukan

auditor berdasarkan:

a. Sifat asersi.

Prosedur analitis mungkin merupakan pengujian efektif dan efisien atas asersi

yang kemungkinan salah sajinya tidak akan tampak dari pemeriksaan bukti rinci

atau bila bukti yang rinci tidak langsung tersedia. Sebagai contoh, perbandingan

dari kumpulan gaji yang dibayar dengan jumlah karyawan mungkin menunjukkan

Page 10: KELOMPOK KASUS3

pembayaran yang tidak sah yang mungkin tidak tampak dari pengujian transaksi

individual.

b. Kelayakan dan kemampuan untuk memprediksikan suatu hubungan.

Karena tingkat keyakinan yang lebih tinggi diharapkan dari prosedur

analitis dibutuhkan lebih banyak hubungan untuk mengembangkan harapan.

Hubungan dalam satu lingkungan yang stabil biasanya lebih dapat diduga daripada

hubungan dalam satu lingkungan yang dinamis atau tidak stabil. Hubungan yang

melibatkan akun laba-rugi cenderung lebih dapat diduga dari pada hubungan yang

melibatkan hanya akun neraca, karena akun laba-rugi mencerminkan transaksi

selama satu periode waktu, sementara akun neraca mencerminkan saldo pada satu

titik waktu. Hubungan yang menyangkut transaksi yang tergantung pada

keputusan manajemen kadang-kadang kurang dapat diduga. Sebagai contoh,

manajemen mungkin memilih untuk mengeluarkan biaya pemeliharaan dari pada

mengganti aktiva tetap atau mereka mungkin menunda suatu pengeluaran klien.

c. Ketersediaan dan keandalan data yang digunakan untuk mengembangkan harapan.

Auditor memperoleh keyakinan dari prosedur analitis berdasarkan atas

konsistensi jumlah yang tercatat dengan harapan yang dikembangkan dari data

yang diperoleh dari sumber lainnya. Keandalan data yang digunakan untuk

mengembangkan harapan harus sesuai dengan tingkat keyakinan yang diinginkan

dari prosedur analitis. Auditor harus menilai keandalan data dengan

mempertimbangkan sumber data dan kondisi yang melingkupi pengumpulan data

serta pengetahuan lain yang mungkin dimiliki auditor mengenai data itu.

d. Ketepatan harapan.

Harapan auditor harus cukup tepat untuk memberikan tingkat keyakinan yang

diinginkan sehingga perbedaan yang mungkin merupakan salah saji yang material,

baik secara individu atau secara kelompok, dengan salah saji lainnya, akan

teridentifikasi untuk diaudit oleh auditor (paragraf 20). Ketika harapan menjadi

lebih tepat, toleransi perbedaan yang diharapkan menjadi lebih sempit, sehingga

jika terjadi perbedaan yang signifikan antara hasil prosedur analitis dengan angka

sesungguhnya, perbedaan tersebut kemungkinan besar karena salah saji.

Ketepatan harapan tergantung pada, antara lain, identifikasi dan pertimbangan

auditor terhadap faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi jumlah yang

Page 11: KELOMPOK KASUS3

diaudit dan tingkat kerincian data yang digunakan untuk mengembangkan

harapan.

Prosedur analitis dilaksanakan dalam sebuah audit pada tahap perencanaan audit. Tepatnya

prosedur tersebut dilakukan setelah langkah memperoleh pemahaman atas bisnis dan

industri klien dan sebelum membuat pertimbangan awal tentang tingkat materialitas.