kelompok kasus3
DESCRIPTION
praktikum auditTRANSCRIPT
LATIHAN
1. Prosedur Analitis
a. Perbandingan Rasio Keuangan PT Maju Makmur
Rasio 2008 2009 Arti Perubahan
LIKUIDITAS
- Current Ratio 1,35741,357
9
Tidak ada fluktuasi yang signifikan,
mengindikasikan posisi rasio lancar stabil.
- Days to Sell
Inventory183,19
188,9
9
Terdapat peningkatan rasio dalam rentang yang
lebar sehingga menggambarkan adanya
peningkatan fluktuasi yang signifikan. Hal ini
mengindikasikan perputaran persediaan
memerlukan waktu yang semakin lama
dibandingkan pada tahun 2008.
- Average Collection
Period (days)43,61 49,05
Terdapat peningkatan rasio dalam rentang yang
lebar sehingga menggambarkan adanya
peningkatan fluktuasi yang signifikan. Hal ini
mengindikasikan perusahaan semakin lama
dalam mengumpulkan pelunasan piutang
pelanggan dibandingkan pada tahun 2008.
PROFITABILITAS
- Profit Margin (%) 6,89% 7,86%
Terdapat peningkatan rasio sehingga
menggambarkan adanya peningkatan fluktuasi
yang cukup signifikan. Hal ini
mengindikasikan perusahaan mampu
meningkatkan laba bersih penjualannya.
- Return on Asset (%) 5,51% 6,46%
Terdapat peningkatan rasio sehingga
menggambarkan adanya peningkatan fluktuasi
yang cukup signifikan. Hal ini
mengindikasikan perusahaan mampu
meningkatkan laba bersih atas aktiva yang
digunakan untuk kegiatan operasionalnya.
- Return on Equity 41,5% 49,1% Terdapat peningkatan rasio dalam rentang yang
(%)
lebar sehingga menggambarkan adanya
peningkatan fluktuasi yang signifikan. Hal ini
mengindikasikan perusahaan berhasil
meningkatkan pengembalian melalui laba
bersih atas ekuitas saham yang diinvestasikan
dalam kegiatan operasional perusahaan.
SOLVABILITAS
- Debt-to-Total Assets
(%)38,7% 38,4%
Tidak ada fluktuasi yang signifikan,
mengindikasikan posisi rasio lancar stabil.
Namun demikian, berdasarkan rasio tersebut
terdapat indikasi bahwa perusahaan mampu
untuk lebih mengoptimalkan penggunaan
ekuitas modalnya tanpa mengeluarkan banyak
biaya untuk meminjam dana tambahan.
- Times Interest
Earned9,028 9,613
Tidak ada fluktuasi yang signifikan,
mengindikasikan posisi rasio lancar stabil.
Namun, terdapat indikasi bahwa kesulitan
perusahaan untuk membayar biaya bunga
tahunan dengan menggunakan laba operasi
semakin meningkat pada tahun 2009.
Perbandingan rasio keuangan PT Maju Makmur antara tahun 2008 dan tahun
2009 secara keseluruhan menunjukkan posisi yang aman. Namun, bila diperhatikan lebih
lanjut, PT Maju Makmur memiliki rasio likuiditas yang menunjukkan hasil negatif. Disisi
lain, rasio profitabilitas mencerminkan hal yang posistif karena perusahaan mampu
meningkatkan laba bersih atas setiap aktiva maupun ekuitas yang diinvestasikan untuk
kegiatan operasionalnya.
Berdasarkan rasio-rasio tersebut, dapat diketahui bahwa prospek masa depan PT.
Maju Makmur sangat potensial. Hanya saja PT Maju Makmur perlu menganalisis cara
alternatif untuk meningkatkan kinerjanya. Dengan fokus pada margin laba, PT Maju
Makmur dapat menurunkan harga jual untuk meningkatkan volume penjualan. Selain itu,
perlu memikirkan kemungkinan perluasan produk atau pangsa pasar baru. Bagian
keuangan, hendaknya fokus mencari alternatif untuk menekan biaya serta menganalisis
dampak dari strategi pendanaan alternative.
b. Perbandingan rasio keuangan tahun 2009 dengan rasio rata-rata industri.
Rasio
Rata-
Rata
Industri
PT Maju
Makmur
2009
Arti Perubahan
LIKUDITAS
- Current Ratio 2,23 1,3579
Rasio berada di bawah rata-rata industri. Hal ini
mungkin mengindikasikan permasalahan
solvabilitas jangka pendek.
- Average
Collection
Period (Days)
13 49,05
Rasio berada di atas rata-rata industri. Hal ini
mungkin mengindikasikan rata-rata
pelanggannya tidak membayar tagihan tepat
waktu. Keadaan ini menunjukkan PT Maju
Makmur mengalami kesulitan untuk menagih
piutang tersebut. Dampak buruknya adalah
perusahaan akan kekurangan dana untuk
investasi di aktiva-aktiva produktif lainnya.
- Days to Sell
Inventory98 188,99
Rasio PT Maju Makmur berada di atas rata-rata
industri. Hal ini mengindikasikan PT Maju
Makmur menyimpan terlalu banyak persediaan
dengan tingkat pengembalian yang rendah.
Dengan perputaran yang rendah kita dapat
curiga apakah perusahaan sebenarnya
menyimpan barang-barang yang sudah tidak
terpakai atau persediaan tidak sesuai dengan
nilai yang disajikan.
PROFITABILITAS
- Net Profit
Margin (%)2,62% 7,86%
Rasio PT Maju Makmur berada di atas rata-rata
industry. Hal ini mengindikasikan PT Maju
Makmur berhasil mengurangi biaya operasional
dan menunjukkan bahwa operasional
perusahaan telah berjalan dengan efisien. Rasio
ini juga menunjukkan bahwa PT Maju Makmur
tidak melakukan pendanaan melalui utang yang
berlebihan.
- Return on
Assets (%)
5,16% 6,46% Rasio PT Maju Makmur berada di atas rata-rata
industri. Hal ini mengindikasikan PT Maju
Makmur mampu menghasilkan laba yang tinggi
dan biaya bunga yang rendah karena
perusahaan tidak melakukan pendanaan melalui
urang dengan berlebihan.
- Return on
Equity (%)11,63% 49,1%
Rasio PT Maju Makmur berada di atas rata-rata
industri. Hal ini mengindikasikan bahwa pada
pemegang saham akan mendapatkan tingkat
pengembalian yang tinggi atas uang yang
diinvestasikan.
LEVERAGE
- Times Interest
Earned11,6 9,613
Rasio PT Maju Makmur berada di bawah rata-
rata industri. Hal ini mengindikasikan PT Maju
Makmur mampu menutupi beban bunganya
dengan batas keamanan yang relatif rendah
sehingga tidak menghadapi kesulitan di masa
depan.
- Debt-to-Total
Assets (%)48,1% 38,4%
Rasio PT Maju Makmur berada di bawah rata-
rata industri. Hal ini mengindikasikan PT Maju
Makmur tidak perlu mengeluarkan banyak
biaya untuk meminjam dana tambahan karena
PT Maju Makmur masih memiliki kemampuan
untuk meningkatkan ekuitas modalnya terlebih
dahulu. Kreditor pun akan lebih menyukai rasio
utang yang rendah karena semakin rendah
angka rasionya, maka semakin rendah resiko
dari kerugian yang dialami kreditor jika terjadi
likuidasi.
Analisis rasio perbandingan rasio PT Maju Makmur tahun 2009 dengan rasio dari
perusahaan lain dalam industri yang sama. Teknik ini dapat dijadikan sebagai penentuan
tolak ukur atas kinerja PT Maju Makmur dibandingkan dengan industri lain yang sejenis.
Berdasarkan rasio likuiditas, profitabilitas, dan leverage, menurut kami PT Maju
Makmur memiliki hasil yang positif dari rasio profitabilitas dan leverage. Namun, PT
Maju Makmur memiliki hasil yang negatif atas rasio likuiditas.
Untuk mengatasi masalah dari rasio likuiditas tersebut, PT Maju Makmur perlu
mencari cara alternatif dalam hal kebijakan perusahaan atas persyaratan yang menjadi
dasar perusahaan untuk menjual barang dagangannya. Selain itu, sistem persediaan just in
time mungkin dapat membantu PT Maju Makmur untuk mengatasi kesulitan dalam hal
kelebihan persediaan yang dapat menurunkan solvabilitasnya. Bila kedua hal ini diatasi
dengan baik, maka kemungkinan besar rasio profitabilitas dan leverage juga akan
mengalami peningkatan dan menunjukkan hasil yang positif atas kegiatan operasional PT
Maju Makmur.
c. Pemeriksaan Laporan Keuangan dan Neraca Saldo
Prosedur Temuan Arti
Periksa Neraca
Saldo
Saldo debit muncul pada
“akun penyisihan piutang
ragu-ragu”.
Akun-akun kerugian ada kemungkinan
bertambah atau terjadi salah posting pada sisi
debit.
Periksa Neraca
Saldo
Saldo beban akrual dan
utang pajak mengalami
peningkatan fluktuasi
dari tahun 2008 ke tahun
2009
Peningkatan ini mungkin terjadi karena PT
Maju Makmur menerapkan kebijakan bonus,
sehingga ketika laba bersih perusahaan
meningkat, maka penghasilan (bonus) yang
dibayarkan juga semakin besar. Pada
akhirnya dapat meningkatkan jumlah pajak
penghasilannya.
Periksa Neraca
Saldo
Saldo debit muncul pada
“Beban Sewa
Intraperusahaan - Toko
6”.
Terdapat kemungkinan terjadi salah posting
pada sisi debit atau sedang dilakukan
penyesuaian atau pembalikan pada akun
tersebut.
Periksa Laporan
Keuangan
Dilihat dari sisi
likuiditas, rasio Average
Collection Periode
(days) PT Maju Makmur
jauh berada di atas rata-
rata industri (berdampak
negatif).
Hal ini mengindikasikan rata-rata
pelanggannya tidak membayar tagihan tepat
waktu atau pelanggan terlambat melakukan
pembayaran. Keadaan ini menunjukkan
pelanggan mengalami kesulitan keuangan
sehingga PT Maju Makmur mengalami
kesulitan untuk menagih piutang tersebut.
Dampak buruknya terhadap PT Maju
Makmur adalah perusahaan akan kehabisan
dana untuk investasi di aktiva-aktiva
produktif lainnya.
Periksa Laporan
Keuangan
Dilihat dari sisi
likuiditas, rasio Days to
Sell inventory PT Maju
Makmur jauh berada di
atas rata-rata industri
(berdampak negatif).
Hal ini mengindikasikan PT Maju Makmur
menyimpan terlalu banyak persediaan dan
mencerminkan suatu investasi dengan tingkat
pengembalian yang rendah atau nihil. Dengan
perputaran yang rendah kita dapat curiga
apakah perusahaan sebenarnya menyimpan
barang-barang yang sudah tidak terpakai atau
persediaan tidak sesuai dengan nilai yang
disajikan.
RISET KELOMPOK
1. Risiko Audit
Pernyataan ISA 200: Auditor yang harus merencanakan dan melaksanakan audit untuk
mengurangi risiko audit yang dapat dierima pada tingkat rendah yang memang sesuai
dengan tujuan dari audit.
Risiko audit terdiri dari dua elemen berikut ini:
a. Risiko bahwa laporan keuangan mengandung salah saji materi (bawaan dan
pengendalian risiko). Risiko Bawaan (Inherent Risk), adalah kerentanan suatu saldo
akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa
tidak terdapat pengendalian yang terkait (maksudnya bahwa risiko bawaan timbul
dengan asumsi pengedalian intern dalam perusahaan tidak ada. Jika sekiranya
pengendalian intern dalam perusahaan memadai serta efektif dalam pelaksanaannya
dengan sendirinya risiko bawaan akan dapat diminimalisasi). Risiko salah saji
demikian adalah lebih besar pada saldo akun atau golongan transaksi tertentu
dibandingkan dengan yang lain. Sebagai contoh, perhitungan yang rumit lebih
mungkin disajikan salah jika dibandingkan dengan perhitungan yang sederhana. Uang
tunai dalam perusahaan lebih mudah dicuri daripada persediaan. Suatu akun dalam
laporan keuangan yang berasal dari estimasi akuntansi cenderung mengandung risiko
yang lebih besar dibandingkan dengan akun yang sifatnya relatif rutin dan berisi data
faktual. Perusahaan yang bergerak dalam bidang industri yang memproduksi barang-
barang hi-tech seperti misalnya handphone akan lebih berisiko terjadinya penumpukan
persediaan yang usang karena tidak sesuai lagi dengan tuntutan pasar. Risiko
Pengendalian (Control Risk), adalah risiko bahwa suatu salah saji material yang dapat
terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh
pengendalian intern entitas. Risiko ini merupakan fungsi efektivitas desain dan operasi
pengendalian intern untuk mencapai tujuan entitas yang relevan dengan penyusunan
laporan keuangan entitas. Beberapa risiko pengendalian akan selalu ada karena
keterbatasan bawaan dalam setiap pengendalian
b. Risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi adanya salah saji materi (deteksi atau
perikatan risiko). intern. Risiko Deteksi (Detection Risk), adalah risiko bahwa auditor
tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko
deteksi merupakan fungsi efektivitas prosedur audit dan penerapannya oleh auditor.
Risiko ini timbul sebagian karena ketidakpastian yang ada pada waktu auditor tidak
memeriksa 100% saldo akun atau golongan transaksi, dan sebagian lagi karena
ketidakpastian lain yang ada, walaupun saldo akun atau golongan transaksi tersebut
telah diperiksa 100%. Ketidakpastian lain semacam itu bisa timbul karena auditor
mungkin memilih suatu prosedur audit yang tidak sesuai, menerapkan secara keliru
prosedur yang semestinya, atau menafsirkan secara keliru hasil audit. Ketidakpastian
seperti ini dapat dikurangi sampai pada tingkat yang dapat diabaikan melalui
perencanaan dan supervisi memadai serta pelaksanaan praktek audit yang sesuai
dengan standar pengendalian mutu.
Untuk mengurangi risiko audit agar dapat diterima oleh tingkat yang terendah, seorang
auditor harus :
a. Menilai resiko salah saji material.
b. Membatasi deteksi risiko. Hal ini dapat dicapai dengan melakukan prosedur yang
menjawab dinilai risiko pada laporan keuangan, kelas transaksi, dan saldo akuntansi
Dalam ISA Tahap penilaian risiko dalam audit terdiri dari :
a. Melangsungkan penerimaan klien atau prosedur pelanjutan
b. Merencanakan peningkatan secara keseluruhan
c. Menunjukkan prosedur penilaian risiko untuk pemahaman bisnis dan mengidentifikasi
risiko pengendalian dan inheren.
d. Mengidentifikasi prosedur pengendalian internal yang relevan dan menilai desain dan
implementasi mereka.
e. Menilai risiko dari material misstatement dalam laporan keuangan
f. Mengidentifikasi risiko yang signifikan yang memerlukan pertimbangan khusus audit
dan risikonya untuk prosedur itu sendiri yang tidak memenuhi.
g. Komunikasi materi kelemahan dalam desain dan pelaksanaan pengendalian internal
untuk manajemen dan orang-orang yang dituntut dengan pemerintahan.
h. Membuat sebuah informasi penilaian terhadap risiko dari salah saji materi pada semua
tingkatan laporan keuangan dan tingkatan asersi.
Hubungan Timbal Balik Antar Risiko
Konsep – konsep materialitas dan resiko dalam auditing saling terkait erat dan tak
terpisahkan. Resiko merupakan suatu pengukuran atas ketidakpastian, sementara
materialitas merupakan suatu pengukuran atas ukuran atau besaran. Secara bersama-sama,
kedua hal tersebut mengukur tingkat ketidakpastian suatu nilai pada suatu besaran
tertentu. Sebagai contoh, suatu pernyataan bahwa auditor berencana untuk mengumpulkan
bukti audit sedemikian rupa hingga hanya terdapat suatu tingkat resiko (resiko
akseptibilitas audit) sebesar 5 persen saja atas kegagalan dalam mengungkapkan suatu
salah saji yang melebihi nilai salah saji yang masih dapat ditoleransi sebesar $400,000
(materialitas) merupakan suatu pernyataan yang sangat akurat dan penuh arti. Jika, baik
bagian yang menyatakan risiko atau materialitas dari pernyataan tersebut dihapuskan,
maka pernyataan tersebut tidak akan memiliki arti apapun. Suatu tingkat risiko sebesar 5
persen tanpa diikuti dengan suatu ukuran materialitas yang spesifik dapat menyatakan
secara tidak langsung bahwa suatu salah saji yang bernilai $100 atau $1,000,000 pun
dapat diterima. Suatu overstatement sebesar $442,000 tanpa diikuti dengan suatu tingkat
risiko yang spesifik dapat menyatakan secara tidak langsung bahwa suatu tingkat risiko
sebesar 1 persen atau 80 persen pun dapat diterima.
Matriks hubungan antar risiko dan bukti audit
Situasi Audit RiskInheren
Risk
Control
Risk
Detection
Risk
Jumlah Bukti
yang Diperlukan
1 Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah
2 Rendah Rendah Rendah Sedang Sedang
3 Rendah Tinggi Tinggi Rendah Tinggi
4 Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
5 Tinggi Rendah Sedang Sedang Sedang
2. Menurut PSA no 22 (SA Seksi 329), Prosedur analitis merupakan bagian penting
dalam proses audit dan terdiri dari evaluasi terhadap informasi keuangan yang dibuat
dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan yang satu
dengan data keuangan lainnya, atau antara data keuangan dengan data nonkeuangan.
Prosedur analitis mencakup perbandingan yang paling sederhana hingga model yang
rumit yang mengaitkan berbagai hubungan dan unsur data.
Manfaat prosedur analitis yang digunakan oleh auditor :
a. Membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit lainnya.
b. Sebagai pengujian substantif untuk memperoleh bukti tentang asersi tertentu yang
berhubungan dengan saldo akun atau jenis transaksi.
c. Sebagai review menyeluruh informasi keuangan pada tahap review akhir audit.
Prosedur analitis utama yang dilakukan oleh auditor adalah melakukan analisis
terhadap rasio-rasio keuangan utama. Analisis yang sama dilakukan oleh auditor untuk
memberikan mereka suatu pemahaman yang lebih baik tentang bisnis klien. lebih lanjut,
apabila rasio-rasio yang dihitung berdasarkan tahun berjalan dibandingkan dengan
ekspektasi yang dikembangkan dari data tahun-tahun sebelumnya, jumlah anggaran, atau
norma industri, maka dapat diperoleh masukan dalam bidang-bidang dengan risiko salah
saji yang tinggi. Contohnya, ketika perbandingan mengungkapkan fluktuasi yang tidak
diharapakan, atau ketika fluktuasi yang diharapkan tidak muncul, auditor biasanya ingin
menyelidiki apakah perubahan sementara tersebut diakibatkan oleh salah saji dari satu atau
lebih variabel yang digunakan dalam menghitung rasio.
Prosedur analitis penting bagi auditor karena prosedur analitis dapat membantu
dalam perencanaan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit yang akan digunakan untuk
memperoleh bukti saldo akun atau golongan transaksi tertentu. Selain itu, prosedur analitis
juga digunakan untuk meningkatkan pemahaman auditor atas bisnis klien dan transaksi
atau peristiwa yang terjadi sejak tanggal audit terakhir, serta mengidentifikasi bidang yang
kemungkinan mencerminkan risiko tertentu yang bersangkutan dengan audit.
Prosedur analitis dapat membantu keefisienan dan keefektivan audit yang dilakukan
auditor berdasarkan:
a. Sifat asersi.
Prosedur analitis mungkin merupakan pengujian efektif dan efisien atas asersi
yang kemungkinan salah sajinya tidak akan tampak dari pemeriksaan bukti rinci
atau bila bukti yang rinci tidak langsung tersedia. Sebagai contoh, perbandingan
dari kumpulan gaji yang dibayar dengan jumlah karyawan mungkin menunjukkan
pembayaran yang tidak sah yang mungkin tidak tampak dari pengujian transaksi
individual.
b. Kelayakan dan kemampuan untuk memprediksikan suatu hubungan.
Karena tingkat keyakinan yang lebih tinggi diharapkan dari prosedur
analitis dibutuhkan lebih banyak hubungan untuk mengembangkan harapan.
Hubungan dalam satu lingkungan yang stabil biasanya lebih dapat diduga daripada
hubungan dalam satu lingkungan yang dinamis atau tidak stabil. Hubungan yang
melibatkan akun laba-rugi cenderung lebih dapat diduga dari pada hubungan yang
melibatkan hanya akun neraca, karena akun laba-rugi mencerminkan transaksi
selama satu periode waktu, sementara akun neraca mencerminkan saldo pada satu
titik waktu. Hubungan yang menyangkut transaksi yang tergantung pada
keputusan manajemen kadang-kadang kurang dapat diduga. Sebagai contoh,
manajemen mungkin memilih untuk mengeluarkan biaya pemeliharaan dari pada
mengganti aktiva tetap atau mereka mungkin menunda suatu pengeluaran klien.
c. Ketersediaan dan keandalan data yang digunakan untuk mengembangkan harapan.
Auditor memperoleh keyakinan dari prosedur analitis berdasarkan atas
konsistensi jumlah yang tercatat dengan harapan yang dikembangkan dari data
yang diperoleh dari sumber lainnya. Keandalan data yang digunakan untuk
mengembangkan harapan harus sesuai dengan tingkat keyakinan yang diinginkan
dari prosedur analitis. Auditor harus menilai keandalan data dengan
mempertimbangkan sumber data dan kondisi yang melingkupi pengumpulan data
serta pengetahuan lain yang mungkin dimiliki auditor mengenai data itu.
d. Ketepatan harapan.
Harapan auditor harus cukup tepat untuk memberikan tingkat keyakinan yang
diinginkan sehingga perbedaan yang mungkin merupakan salah saji yang material,
baik secara individu atau secara kelompok, dengan salah saji lainnya, akan
teridentifikasi untuk diaudit oleh auditor (paragraf 20). Ketika harapan menjadi
lebih tepat, toleransi perbedaan yang diharapkan menjadi lebih sempit, sehingga
jika terjadi perbedaan yang signifikan antara hasil prosedur analitis dengan angka
sesungguhnya, perbedaan tersebut kemungkinan besar karena salah saji.
Ketepatan harapan tergantung pada, antara lain, identifikasi dan pertimbangan
auditor terhadap faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi jumlah yang
diaudit dan tingkat kerincian data yang digunakan untuk mengembangkan
harapan.
Prosedur analitis dilaksanakan dalam sebuah audit pada tahap perencanaan audit. Tepatnya
prosedur tersebut dilakukan setelah langkah memperoleh pemahaman atas bisnis dan
industri klien dan sebelum membuat pertimbangan awal tentang tingkat materialitas.