kelompok 9

Upload: zumrotul-mina

Post on 10-Jan-2016

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kelompok 9

TRANSCRIPT

Perdamaian dan Kehidupan

PERDAMAIAN DAN KEHIDUPAN

TUGAS PRESENTASI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menempuh Mata Kuliah Umum Pendidikan Agama IslamUniversitas Jember

Disusun Oleh:KELOMPOK IX

Desi Rahmawati (122310101021)Edward Lukman Hakim (121510601079)FirmanFajari (121903102006)Siti Zumrotul Mina (122310101005)

Unit Pelayanan Teknik Bidang Studi Mata Kuliah UmumUNIVERSITAS JEMBERNovember, 2012

Bab 1 Pendahuluan

1.1 LatarBelakangManusia berasal dari satu diri yang kemudian berkembang menjadi suku-suku dan berbangsa-bangsa.Semua manusia berasal dari sumber yang satu, kemudian berkembang menjadi berbagai macam warna, ras, budaya, dan bangsa. Mereka harus tetap saling mendekati, saling menghormati dalam interaksi sosial. Manusia di dunia diciptakan beragam dan berbeda-beda. Perbedaan yang sangat menonjol adalah perbedaan fisik. Misalnya perbedaan warna kulit, bentuk mata, bentuk rambut, tinggi badan, dan sebagainya. Perbedaan ras dan suku sering menimbulkan pertengkaran dan pertikaian. Bahkan tidak jarang sampai menimbulkan pertumpahan darah. Tindakan seperti ini sangat tidak mencerminkan perilaku Islam. Padahal Islam tidak mengajarkan hal seperti itu. Allah menciptakan manusia yang bersuku-suku dan berbangsa-bangsa bukanlah untuk bersaing menonjolkan keunggulanya lalu menimbulkan pertikaian, akan tetapi agar mereka saling mengenal satu sama lain lalu bersaudara. Pada dasarnya setiap manusia mempunyai kedudukan yang sama, tidak ada manusia yang memiliki derajat lebih tinggi dari manusia lain. Status sosial yang ada di dalam masyarakat kita ini sebenarnya tidaklah benar karena hanya dilihat dari jabatan, kekayaan atau kekuasaan semata. Allah memandang manusia bukan dari kekayaan, jabatan ataupun kekuasaannya, tetapi Allah melihat dari kualitas ketaqwaaannya. Oleh karena adanya keanekaragaman budaya, agama, tradisi dan lain-lain itu, maka manusia harus bekerjasama dalam nilai kebenaran, kebaikan serta ketaqwaan. Janganlah bekerjasama dalam melakukan nilai kedosaan dan permusuhan.

1.2 Rumusan Masalah1.2.1 Bagaimanakah konsep Islam tentang masyarakat?1.2.2 Bagaimanakah hubungan Islam dengan perdamaian?1.2.3 Bagaimana kesamaaan dan kesejahteraan derajat dalam Islam?

1.3 Tujuan1.3.1 Mengetahui dan memahami konsep Islam tentang masyarakat1.3.2 Mengetahui dan memahami hubungan Islam dengan perdamaian1.3.3 Mengetahui dan memahami kesamaaan dan kesejahteraan derajatdalam Islam

Bab 2 Pembahasan

2. 1 Konsep Islam tentang masyarakatA. Pengertian IslamPengertian Islam menurut bahasa :Salam : Selamat, aman sentausa,sejahteraSilmun : artinya keselamatan atau perdamaianPengertian Islam secara istilah adalah agama Allah ( Samawi ) yang diwahyukan kepada Rasul-Nya sejak Nabi Adam As hingga yang terakhir Nabi Muhammad SAW.Secara vertikal Islam mengajarkan agar manusia tunduk, patuh dan menyerahkan diri kepada hukum Allah. Sedangkan secara horizontal Islam mengatur bagaimana seharusnya manusia melakukan hubungan dengan dirinya,bbagaimana ia dapat hidup damai, tentram dan bahagia lahir dan batin serta dunia dan akhirat.Agama itu untuk mengatur seluruh aspek kehidupan manusia baik aspek keyakinan, ibadah, sosial, hukum, politik, ekonomi, akhlak dan lain sebagainya maupun untuk pedoman hidup bagi seluruh umat manusia agar dapat tercapai kehidupan yang diridhoi Allah SWT dan kebahagiaan hidup di dunia Akhirat. Agama Islam merupakan Agama yang paling sempurna di sisi Allah SWT.Sebagaiman Firman Allah SWT, dalam Kitab-Nya

Artinya: Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.(Q.S.Ali Imron:19)

B. Pengertian MasyarakatMasyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dalam wilayah yang sama dan memiliki tujuan yang sama.Masyarakat Islam adalah kelompok manusia dimana hidup terjaring kebudayaan Islam, yang diamalkan oleh kelompok itu sebagai kebudayaannya. Dalam artian kelompok itu bekerja sama dan hidup bersama berasaskan prinsip Al- Quran dan As-Sunnah dalam kehidupan.Masyarakat dalam pandangan Islam merupakan alat atau sarana untuk melaksanakan ajaran-ajaran Islam yang menyangkut kehidupan bersama. Karena itulah masyarakat harus menjadi dasar kerangka kehidupan duniawi bagi kesatuan dan kerja sama umat menuju adanya suatu pertumbuhan manusia yang mewujudkan persamaan dan keadilan.Sebagai masyarakat yang berlandaskan agama Islam, sudah seharusnya mengamalkan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan sehari-harinya. Begitu juga dengan tingkah laku sehari-hari harus mencerminkan perilaku seorang muslim.a. Ukhuwah IslamiahUkhuwah Islamiah adalah persaudaraan dalam Islam. Islam adalah sebuah keluarga dan seluruh umat Islam merupakan saudara

Artinya:Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.(Q.S Alhujurat: 10)

b. Tolong MenolongIslam sangat memperhatikan sifat-sifat tolong-menolong dan persatuan. Karena masyarakat akan menjadi kokoh juga memperingan segala tanggung jawabnya. Laut adalah koleksi dari percikan-percikan air yang bersatu. Demikian juga gunung, adalah komponen dari zat-zat dan molekul-molekul yang terpadu.Artinya:Tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran (Q.S Almaidah:2)Atas dasar tolong-menolong itulah Islam membina Syariat dan hukum-hukumnya. Dengan tolong-menolong itulah kaum muslimin dahulu membangun sehingga kekuasaanya merata di timur dan barat. Dengan tolong-menolong itulah pemerintahan mereka dikala itu melawan keinginan dan hawa nafsu, melawan perpecahan, dan kehancuran, melawan kedholiman dan kesewenang-wenangan, serta melawan segala macam kerusakan.

c. Berlomba dalam KebaikanTujuan hidup yang paling mulia adalah selalu berbuat kebaikan, agar meninggi sifat kemanusiaannya dan menyerupai malaikat serta berakhlak sesuai dengan sifat Allah yang pengasih dan penyayang kepada hamba-hambaNya.Allah memerintahkan hamba-hambaNya agar berbuat kebaikan dan berlomba-lomba mengamalkannya. Allah berfirman :Artinya: Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadapNya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Dimana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha kuasa atas tiap-tiap sesuatu (Q.S. Al Baqarah: 148)

d. Amar Maruf Nahi MunkarSesungguhnya amar maruf nahi munkar merupakan bagian dari amal shalih yaitu sebagai realisasi kepedulian sosial. Akan tetapi ada ayat Al Quran yang secara khusus mengaitkan amar maruf nahi munkar dengan kualitas manusia yaitu:

Artinya: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.(Q.S.Ali Imron:110)

2.2 Islam dan perdamaianSerulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. An Nahl:125)Agama Islam yang disebarkan dan diajarkan oleh Nabi Muhammad saw merupakan agama yang ditujukan demi kesejahteraan dan keselamatan seluruh umat sekalian alam. Kata Islam sendiri yang berasal dari bahasa Arab berarti tunduk, patuh, selamat, sejahtera, dan damai. Maka, agama Islam mengajarkan umatnya untuk selalu menegakkan perdamaian di dunia sehingga persaudaraan dapat terjalin dengan erat.Maulana Muhammad Ali mengatakan bahwa Islam adalah agama perdamaian; dan dua ajaran pokoknya, yaitu keesaan Allah dan kesatuan atau persaudaraan umat manusia menjadi bukti nyata bahwa agama Islam selaras benar dengan namanya.Sebelum Nabi Muhammad saw diutus oleh Allah swt untuk mengajarkan agama Islam, sejarah mencatat bahwa kehidupan manusia pada waktu itu dikenal sebagai masa Jahiliah. Di zaman Jahiliah itu banyak terjadi kezhaliman seperti pembunuhan, permusuhan, penindasan, dan lain sebagainya. Namun, setelah Nabi Muhammad saw diutus sebagai Rasul Allah dan menyampaikan ajaran Islam, bukti bahwa Islam agama perdamaian terwujud. Pengikut Nabi Muhammad saw berangsur-angsur banyak, Islam menjadi agama yang menjanjikan keselamatan dan kesejahteraan. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt,Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS. Al Anbiya:107)Islam adalah agama yang memiliki konsep akan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah swt, Tuhan Yang Maha Esa, dengan panduan Al Quran dan As Sunnah. Kedamaian dan kesejahteraan umat adalah dasar utama yang diajarkan dalam Islam. Oleh karena itu, pembunuhan, permusuhan, dan perpecahan bukanlah ajaran yang berasal dari agama Islam.Islam juga mengajarkan bagaimana menghadapi perpecahan dan segala perselisihan yang bermaksud memecah belah umat. Dalam Al Quran dijelaskan bahwa sejak zaman Rasul pun Islam selalu mendapat pertentangan dan serangan dari musuh-musuh Islam. Rasulullah saw difitnah dan dimusuhi. Namun beliau tetap istiqomah menjalankan syariat dari Allah swt. Dalam Al Quran menyebutkan, Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaithan-syaithan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. (QS. Al Anam:112).Begitu pula dalam surat Al Baqarah ayat 120: Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya). Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.Sifat Rasul dalam menyampaikan ajaran Islam di zaman itu bisa menjadi teladan kita di tengah adanya berbagai fitnah maupun usah pemecahbelahan umat Islam yang akhir-akhir ini semakin menjadi, baik berupa film, tulisan, buku, dan lain sebagainya. Keimanan kita sebagai umat Islam sedang diuji oleh Allah swt, di mana kita merasa marah di kala kesucian Islam diporak-porandakan, sehingga Islam memiliki image yang buruk di mata dunia. Maka ingatlah kita akan firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 103: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.Semoga Allah selalu melindungi seluruh umat Islam di dunia, agar terlepas dari segala macam kezhaliman. Marilah kita selalu bertakwa kepada Allah swt dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Sesungguhnya orang yang bertakwa dipandang mulia dan ditinggikan derajatnya oleh Allah swt di dunia dan di akhirat.

2.3 Kesamaan dan kesetaraan derajat dalam IslamDalam sistem hukum Islam persamaan merupakan inti yang membangun sistem itu sendiri. Untuk melihat masalah tersebut secara jelas, dalam uraian singkat berikut akan di uraikan bagaimana prinsip itu dilaksanakan pada zaman Nabi dan para khalifah sesudahnya, serta akan di uraikan pula prinsip persamaan yang terdapat dalam Al-Quran dan Sunnah Rosulullah.Sebagai latar belakang perlu dikemukakan bahwa sebelum Islam, dikalangan masyarakat Arab terdapat diskriminasi kabilah dan asal-usul keturunan. Orang-orang Quraisy yang menjadi penjaga Kabah di Mekkah, merasa dirinya paling mulia dan paling tinggi dalam kedudukan jika dibandingkan dengan suku-suku bangsa Arab yang lai. Jika melakukan ibadah haji, misalnya, mereka melakukan ibadah itu dengan cara yang berbeda dengan suku-suku bangsa lain.Namun ketika Nabi Muhammad SAW. melakukan ibadah haji pertama setelah beliau menjadi Rosulullah, beliau tidak mengikuti kebiasaan sukunya meskipun ia berasal dari suku Quraisy, melainkan beliau bertitik tolak dengan orang lain atau suku lain. Yang dilaksanakan Nabi ini sesuai dengan petunjuk Allah yang terdapat dalam firman-Nya.Kemudian bertolaklah kamu dari tempat orang-orang banyak bertolak (Arafah)(QS. Al-baqarah:199)Untuk menghilangkan deskriminasi kedudukan karena berasal dari kelompok tertentu itu, dalam berbagai sunnahnya Nabi Muhammad SAW. berusaha untuk menghapuskan deskriminasi tersebut. Contohnya ketika beliau menunaikan ibadah haji terakhir, beliau beramanat di Padang Arafah yang berbunyi,Seseungguhnya leluhurmu adalah satu yaitu Adam. Karena itu (manusia itu adalah satu dan sama), tidak ada perbedaan antara orang Arab dan bukan Arab, antara orang yang berkulit merah dengan yang berkulit hitam, kecuali taqwanya kepada Allah (H.R. Bukhori, Muslim).Ucapan Rosulullah tersebut sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qurannul karim,Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah ialah orang-orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal.(QS. Al-Hujurat:13)Dalam Firman Allah tersebut disebutkan bahwa orang yang mempunyai ketaqwaan kepada Allah memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari yang lain. Kedudukan yang berbeda tersebut adalah di sisi Allah, bukan di sisi manusia. Sehingga kedudukan manusia adalah sama di depan hukum di dunia. Sebagaimana sabda Rosulullah SAW. Demi Allah, jika Fatimah puteriku mencuri, tetap kupotong tangannya (tanpa membedakannya dengan orang lain meskipun ia adalah puteri Nabi) (MDA).

Hakekat Keadilan dan Kesetaraan gender dalam Islam.Hakekat keadilan dan kesetaraan gender memang tidak bisa dilepaskan dari konteks yang selama ini dipahami oleh masyarakat tentang peranan dan kedudukan laki-laki dan perempuan di dalam realitas sosial mereka. Masyarakat belum memahami bahwa gender adalah suatu konstruksi/bangunan budaya tentang peran, fungsi dan tanggung jawab sosial antara laki-laki dan perempuan. Kondisi demikian mengakibatkan kesenjangan peran sosial dan tanggung jawab sehingga terjadi diskriminasi, terhadap laki-laki dan perempuan. Hanya saja bila dibandingkan, diskriminasi terhadap perempuan kurang menguntungkan dibandingkan laki-laki. Faktor utama penyebab kesenjangan gender adalah tata nilai sosial budaya masyarakat, pada umumnya lebih mengutamakanlaki-laki daripada perempuan (budaya patriarki). Disamping itu, penafsiran ajaran agama yang kurang menyeluruh atau cenderung dipahami menurut teks/tulisan kurang memahami realitas/kenyataan, cenderung dipahami secara sepotong-sepotong kurang menyeluruh. Sementara itu, kemampuan, kemauan dan kesiapan kaum perempuan sendiri untuk merubah keadaan tidak secara nyata dilaksanakan. Kesetaraan gender mempunyai arti kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-hak yang sama sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan seperti : politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan lain sebagainya.. Kesetaraan gender juga meliputi penghapusan diskriminasi dan ketidakadilan struktural, baik terhadap laki-laki maupun perempuan. Dengan keadilan gender berarti tidak ada pembakuan peran, beban ganda, dan kekerasan terhadap perempuan maupun laki-laki. Tidak adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki menjadi tanda terwujudnya kesetaran dan keadilan gender, dengan demikian mereka memiliki akses, kesempatan berpartisipasi dan kontrol atas pembangunan serta memperoleh manfaat yang setara dan adil dari pembangunan. Namun Allah tidak membedakan yang mana laki-laki maupun yang mana perempuan. Allah hanya memandang dari segi seberapa besar ketaqwaan manusia tersebut kepada-Nya.

Bab 3 Penutup

3.1 KesimpulanAgama Islam adalah agama yang hanya satu-satunya diridhai oleh Allah. Dan agama Islam adalah agama yang mengutamakan kedamaian di muka Bumi, mulai dari zaman Rosulullah hingga saat ini. Islam juga tidak membedakan warna kulit, ras, suku maupun bangsa. Allah pula tidak membedakan apakah mereka anak pejabat ataupun rakyat jelata. Allah hanya membedakan manusia dari tingkat ketaqwaannya terhadap Allah. Oleh sebab itu manusia janganlah saling merendahkan satu sama lain karena Allah mengajarkan hambanya untuk saling menolong, dan tidak membeda-bedakan satu sama lain.

3.2 Saran3.2.1Sebagai seorang muslim kita tidak boleh membeda-bedakan orang atas dasar SARA. 3.2.2Karena Allah tidak melihat manusia dari kesmpurnaanya melainkan dari ketakwaannya.3.2.3Kita sebagai seorang muslim harus selalu menjunjung tinggi perdamaian karena Allah SWT menyukai perdamaian.

DaftarPustaka :

Achmadi. 2005. Ideologi Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Latif, Z. M dkk. 2001. Akidah Isla. Yogyakarta: UII Press. Kaelany HD. 2000. Islam dan Aspek-aspek Kemasyarakatan. Jakarta: Bumi Aksara.Gazalba S. 1976. Masyarakat Islam Pengantar Sosiologi dan Sosiografi. Jakarta: Bulan Bintang. Drs. Kaelany HD,M.A, op cit, hlm.157Sabiq S. 1981. Unsur-unsur Dinamika dalam Islam. Yogyakarta: Intermasa.Kelompok IX | 3