kelompok 9

Upload: dwi-cahyo-husodo

Post on 07-Jan-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Bahasa Indonesia Menjawab Tantangan GlobalisasiBerawal dari ikrar yang dikenal dengan nama Soempah Pemoeda yang butir ketiganya berbunyi Kami poetera-poeteri Indonesia, mendjoendjoeng tinggi bahasa persatoean, bahasa Indonesia. Ikrar yang diperingati setiap tahun oleh bangsa Indonesia ini juga memperlihatkan betapa pentingnya bahasa bagi suatu bangsa. Bahasa sebagai alat komunikasi paling efektif, mutlak diperlukan setiap bangsa, demikian halnya dengan bahasa Indonesia. Tanpa bahasa, bangsa tidak mungkin dapat menggambarkan dan menunjukkan dirinya secara utuh dalam dunia pergaulan dengan bangsa lain. Akibatnya, bangsa tersebut akan lenyap ditelan masa. Pondasi ikrar Soempah Pemoeda inilah yang menjadi dasar utama perkembangan bahasa Indonesia dari masa ke masa.Seiring adanya arus globalisasi datanglah berbagai tantangan terhadap bangsa Indonesia, hal ini menyentuh semua aspek kehidupan, termasuk bahasa. Bahasa indonesia akan mengalami berbagai ancaman maupun peluang akibat arus globalisasi ini. Keadaan ini akan menjadi sebuah paradoks dimana adanya pertentangan antara arus globalisasi dan eksistensi bahasa Indonesia yang harus dipertahankan sebagai identitas dan persatuan (alangkah lebih baik menggunakan pemersatu ataupun wujud persatuan) bangsa Indonesia. Beberapa fakta yang memperkuat adanya peluang dan tantangan bagi Bahasa Indonesia di tengah gencarnya arus globalisasi antara lain terbukti dari data yang menunjukkan bahwa Bahasa Indonesia telah diajarkan di lebih dari 45 negara di dunia. Terdapat 76 lembaga di Indonesia yang telah mengajarkan Bahasa Indonesia kepada penutur asing di perguruan tinggi, sekolah maupun lembaga kursus. Sementara di luar negeri, pengajaran Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing (BIPA) telah dilakukan di 46 negara yang tersebar di seluruh benua dengan 179 lembaga penyelenggara misalnya perguruan tinggi, KBRI, pusat-pusat kebudayaan, sekolah Indonesia di luar negeri. Dari data tersebut dapat dikatakan Bahasa Indonesia berpotensi besar untuk menjadi bahasa penghubung antar bangsa bahkan bahasa internasional, terlihat dari semakin tinggi pula minat warga asing untuk mempelajarinya.Namun, di sisi lain (pemborosan kata) hal tersebut juga bisa menjadi ancaman jika sikap bangsa Indonesia cenderung untuk (pemborosan kata) lebih menghargai bahasa asing daripada bahasa mereka sendiri. Fakta yang ada menunjukkan bahwa kalangan remaja di era modern ini lebih sering menggunakan bahasa gaul yang justru berpotensi untuk merusak kemurnian Bahasa Indonesia itu sendiri.Dengan menggunakan Bahasa Indonesia, kita bisa menyampaikan perasaan dan pikiran dengan lengkap dan mudah dipahami oleh orang lain. Namun akhir akhir ini, banyak orang Indonesia tidak merasa bangga dalam menggunakan Bahasa Indonesia. Mereka lebih bangga dan menghargai Bahasa asing, misalnya Bahasa Inggris. Mereka menanggap(menganggap) bahwa Bahasa asing lebih tinggi derajatnya daripada Bahasa Indonesia. Bahkan seolah tidak mau tahu perkembangan Bahasa Indonesia di era globalisasi ini.Fenomena negatif yang terjadi di tengah masyarakat pada era globalisasi ini, antara lain banyak orang yang memperlihatkan kemahiran menggunakan Bahasa asing walaupun mereka tidak menguasai Bahasa Indonesia dengan baik, banyak orang merasa malu apabila tidak menguasai Bahasa asing tetapi tidak pernah merasa malu apabila tidak menguasai Bahasa Indonesia. , serta banyak orang yang meremehkan Bahasa Indonesia (seharusnya ini tidak ada sudah menerangkan apa yang anda maksud, penambahan kalimat ini hanya membuat bias maksud yang ingin anda sampaikan). Akibatnya perkembangan Bahasa Indonesia akan terhambat dan memungkinkan menghilangnya Bahasa Indonesia di masyarakat Indonesia.Dalam perannya, Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat pemersatu Bangsa yang tertera pada BAB XV pasal 36, mengenai kedudukan bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa Negara ialah bahasa Indonesia (kalimat ini seharusnya tidak dicantumkan karena pada kalimat sebelumnya telah diutarakan maksudnya, sehingga terlihat seperti pemborosan). Pertama, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional sesuai dengan sumpah pemuda 1928. Kedua, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa Negara sesuai dengan undang undang dasar 1945. Bahasa Indonesia kini mulai terancam akibat serapan bahasa asing(justru ini perkembangan bukannya ancaman, yang namanya ancaman berarti eksistensi bahasanya diusik) pada kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Kondisi ini tentu saja dapat mengancam eksistensi bahasa indonesia yang merupakan bahasa pemersatu bangsa. Generasi muda cenderung bersifat acuh tak acuh terhadap pemakaian bahasa asing pada kemajuan IPTEK seperti penggunaan internet dan media maya, tentu saja kondisi ini dapat membahayakan keberadaan Bahasa Indonesia. Apabila generasi muda terus bersikap tidak peduli, maka bahasa Indonesia tidak lagi dikenal dan mereka akan cenderung memakai bahasa asing yang akan mengubah bahasa asli yakni bahasa Indonesia.Menurut Felicia (2001 : 1), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Begitu dekatnya kita kepada bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu untuk mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya, sebagai pemakai bahasa, (pemakai bahasa itu seperti apa) orang Indonesia tidak terampil menggunakan bahasa. Suatu kelemahan yang tidak disadari dan akan menjadi bumerang bagi bangsa Indonesia. Ketika suatu bangsa menghargai dan menjunjung tinggi sarana komunikasinya, maka mereka mampu menjaga harga diri dan eksistensi Negaranya.Idealnya bahasa Indonesia perlu untuk dilestarikan dan dijaga keberadaanya di tengah masyarakat Indonesia yang mempunyai banyak ancaman dari bahasa asing. Perlu adanya peran Masyarakat dan Pemerintah untuk menjaga dan melestarikan. Apabila (seharusnya bukan apabila, tapi sebagai contoh) dilihat dari segi IPTEK, maka perlu adanya kebijakan penggunaan internet atau dunia maya yang menggunakan bahasa operasional berupa bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain itu pentingnya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar pada media massa, di bidang pendidikan maupun forum nasional dan internasional sehingga bahasa indonesia terjaga keberadaannya dan dapat bertahan di tengah arus globalisasi.Sungguh sebuah ironi jika pada tumbuh kembangnya pendidikan pada masyarakat Indonesia tidak ditanamkan etika berbahasa yang baik dan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa, sehingga berakibat kurangnya perhatian pada kondisi Bahasa Indonesia dari pemiliknya sendiri. Secara logika, bagaimana bahasa Indonesia mampu bertahan di tengah kancah globalisasi dunia jika bangsa Indonesia sendiri tidak menempatkannya sebagai bahasa utama dalam kehidupan sosialnya. Sebagai generasi muda, tentu kita tidak bisa hanya memandang dengan sebelah mata fenomena ini. Berbagai tantangan yang berdatangan seiring derasnya arus globalisasi menjadi tugas utama bangsa untuk menyelesaikannya dengan melestarikan bahasa Indonesia tidak hanya sebagai alat komunikasi, melainkan juga sebagai identitas dan harga diri bangsa Indonesia itu sendiri. (apakah seluruh tantangan yang berdatangan bisa dijawab dengan melestarikan Bahasa Indonesia)Kelompok 91. Nilla Ardya Prihatanti32121000322. Annisa Nur Ramadhani32121000343. Ersa Malindawati32121000354. Shinta Octaviana Putri32121000415. Ihdina Sabili3212100065

Dari judul dan bahasan kurang ada komposisi yang pas. Judul Menjawab Tantangan Globalisasi, namun pada bahasannya tidak dibahas secara baik bagaimana menjawab hal tersebut, namun lebih ke arah bagaimana bahasa Indonesia begitu rentan terhadap Globalisasi.Nilai20/25 (kelogisan)22/25 (keaktualan)17/25 (sistematika)19/25 (kemanfaatan)