kelompok 5 isue 4

60
L/O/G/O OKLUSI GIGI

Upload: jitu-joao

Post on 28-Dec-2015

38 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kelompok 5 Isue 4

L/O/G/O

OKLUSI GIGI

Page 2: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

pengertian

• Oklusi adalah kontaknya permukaan oklusal gigi rahang atas dengan permukaan oklusal gigi rahang bawah

Page 3: Kelompok 5 Isue 4

L/O/G/O

Klasifikasi oklusi

Page 4: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

• Klas 1• Hubungan ideal yang bisa

ditolerir. Ini adalah hubungan antero-posterior yang sedemikian rupa, dengan gigi-gigi berada pada posisi yang tepat di lengkung rahang, ujung gigi kaninus atas berada pada bidang vertical yang sama seperti ujung distal gigi kaninus bawah. Gigi-gigi premolar atas berinterdigitasi dengan cara yang sama dengan gigi-gigi premolar bawah.

Page 5: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

• Klas 2• Pada hubungan klas 2,

lengkung gigi bawah terletak lebih posterior daripada lengkung gigi atas dibandingkan pada hubungan klas 1. Karena itulah, keadaan ini kadang disebut sebagai “hubungan postnormal”.

• Ada 2 tipe hubungan Klas 2 yang umum dijumpai,Klas 2 ini umumnya dikelompokkan menjadi dua devisi.

Page 6: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

Klas 3• Pada hubungan Klas

3, lengkung gigi bawah terletak lebih anterior terhadap lengkung gigi atas dibandingkan pada hubungan Klas 1. Oleh karena itu, hubungan ini kadang-kadang disebut juga sebagai “hubungan prenormal”.

• Ada dua tipe utama dari hubungan Klas 3. Yang pertama, biasanya disebut Klas 3 sejati, dimana rahang bawah berpindah dari posisi istirahat ke oklusi Klas 3 pada saat penutupan normal. Pada tipe yang kedua, gigi-gigi insisivus terletak sedemikian rupa sehingga gerak menutup mandibula menyebabkan insisivus bawah berkontak dengan insisivus atas sebelum mencapai oklusi sentrik.

Page 7: Kelompok 5 Isue 4

L/O/G/O

maloklusi

Page 8: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

Pengertian

• Maloklusi adalah hubungan antara gigi rahang atas dan bawah yang tidak sesuai dengan bentuk morfologi maxillodentofacial. Maloklusi adalah Keadaan gigi yang tidak harmonis secara estetik mempengaruhi penampilan seseorang dan mengganggu keseimbangan fungsi baik fungsi pengunyahan maupun bicara (Daroewati, 2001).

Page 9: Kelompok 5 Isue 4

L/O/G/O

Jenis-Jenis Maloklusi

Page 10: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

Protusi

Gigi yang posisinya maju ke depan. Protusi dapat disebabkan oleh faktor keturunan, kebiasaan jelek seperti menghisap jari dan menghisap bibir bawah, mendorong lidah ke depan, kebiasaan menelan yang salah serta bernafas melalui mulut.

Page 11: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

Intrusi dan ekstrusi

• Intrusi adalah pergerakan gigi menjahui bidang oklusal. Pergerakan intrusi membutuhkan kontrol kekuatan yang baik.

• Ekstrusi adalah pergerakan gigi yang mendekati bidang oklusal.

Page 12: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

Crossbite

• Crossbite anterior

Suatu keadaan rahang dalam relasi sentrik, namun terdapat satu atau beberapa gigi anterior maksila yang posisinya terletak di sebelah lingual dari gigi anterior mandibula.

• Crossbite posterior

Hubungan bukolingual yang abnormal dari satu atau beberapa gigi posterior mandibula.

Page 13: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

Deepbite

• Suatu keadaan dimana jarak menutupnya bagian insisal insisivus maksila terhadap insisal insisivus mandibula dalam arah vertikal melebihi 2-3mm. Pada kasus deep bite, gigi posterior sering lingoversi atau miring ke mesial dan insisivus mandibula sering berjejal, linguo versi, dan supra oklusi.

Page 14: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

Open bite

• Keadaan adanya ruangan oklusal atau insisal dari gigi saat rahang atas dan rahang bawah dalam keadaan oklusi sentrik.

• Anterior open bite

Klas I angle anterior open bite terjadi karena rahang atas yang sempit, gigi depan inklinasi ke depan

• Posterior open bite pada regio premolar dan molar.• Kombinasi anterior dan posterior (total open bite)

terdapat baik di anterior, posterior, dapat unilateral atau bilateral.

Page 15: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

Crowded

• Keadaan berjejalnya gigi di luar susunan yang normal. Penyebab crowded adalah lengkung basal yang terlalu kecil daripada lengkung koronal. Lengkung basal adalah lengkung pada prossesus alveolaris tempat dari apeks gigi itu tertanam, lengkung koronal adalah lengkungan yang paling lebar dari mahkota gigi atau jumlah mesiodistal yang paling besar dari mahkota gigi geligi.

• Crowded ringan• Crowded berat

Page 16: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

Diastema

• Suatu keadaan adanya ruang diantara gigi geligi yang seharusnya berkontak.

• Lokal, jika terdapat 2 atau 3 gigi, dapat disebakan karena dens supernumerary, frenulum labii yang abnormal, gigi yang tidak ada, kebiasaan jelek, dan persistensi.

• Umum, jika terdapat pada sebagian besar gigi, dapat disebabkan oleh faktor keturunan, lidah yang besar dan oklusi gigi yang traumatis.

Page 17: Kelompok 5 Isue 4

L/O/G/O

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA MALOKLUSI

Page 18: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

SPESIFIK

GENETIK

PENGARUH

LINGKUNGANRahardjo, 2009

Page 19: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

FAKTOR SPESIFIK

• Gangguan pertumbuhan tulang

• Disfungsi otot• Gangguan

perkembangan gigi• Gigi sulung tanggal

prematur• persistensi gigi• Trauma• Pengaruh jaringan lunak• Kebiasaan buruk

FAKTOR GENETIK

a. Terjadinya disharmoni antar ukuran rahang dengan ukuran gigi yang menghasilkan crowded atau diastema

b. Terjadinya disharmoni antar ukuran rahang atas dengan ukuran rahang bawah yang menyebabkan tidak adanya hubungan oklusi. Hal ini terjadi karena adanya persilangan genetic dari individu satu dengan yang lain sehingga menghasilkan individu baru yang mewarisi sebagian dari individu induk

Page 20: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

FAKTOR PENGARUH LINGKUNGAN

• Pengaruh lingkungan selama pertumbuhan dan perkembangan pada wajah, rahang, dan gigi sebagian besar terdiri dari tekanan dan kekuatan terkait dengan aktivitas fisiologis. Fungsi harus beradaptasi dengan lingkungan. Misalnya, bagaimana Anda mengunyah dan menelan akan ditentukan oleh apa yang Anda harus makan, tekanan terhadap rahang dan gigi akan mempengaruhi pertumbuhan rahang dan erupsi gigi.

• Faktor Iatrogenik, rasal dari tindakan profesional karena adanya perawatan ortodonsi yang salah (kesalahan desain piranti).

Page 21: Kelompok 5 Isue 4

L/O/G/O

Akibat dari Maloklusi

Page 22: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

• Maloklusi dapat mengakibatkan terjadinya gangguan pada pengunyahan, bicara serta estetik

Page 23: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

• Gangguan pengunyahan yang terjadi yaitu

1. dapat berupa rasa tidak nyaman saat mengunyah,

2. terjadinya rasa nyeri pada TMJ dan juga mengakibatkan nyeri kepala dan leher.

3. Pada gigi yang berjejal dapat mengakibatkan kesulitan dalam pembersihan.

4. Tanggalnya gigi-gigi akan mempengaruhi pola pengunyahan misalnya pengunyahan pada satu sisi, dan pengunyahan pada satu sisi ini juga dapat mengakibatkan rasa sakit pada TMJ.

Page 24: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

• Maloklusi dapat mempengaruhi kejelasan bicara seseorang. Apabila ciri maloklusinya berupa disto oklusi akan terjadi hambatan mengucapkan huruf p dan b. Apabila ciri maloklusinya berupa mesio oklusi akan terjadi hambatan mengucapkan huruf s, z, t, dan n

Page 25: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

• Menurut Bruggeman anomali dental yang mengakibatkan gangguan bicara adalah

• 1. Ruang antar gigi (spaces) yaitu terjadi kelainan bunyi saat mengucapkan semua huruf terutama s, sh, z, zh kecuali huruf n dan y.

• 2. Lebar lengkung yaitu terjadi kelainan saat mengucapkan huruf s, z, th.

• 3. Open bite yaitu terjadi kelainan bunyi saat mengucapkan huruf s, sh, z, zh, th, dan kadang kadang pada huruf t dan d.

• 4. Derajat protrusi yaitu terjadi kelainan bunyi saat mengucapkan huruf s, sh,z, zh.

• 5. Pada gigi yang rotasi kelainan bunyi yang terjadi sama dengan kelainan pada ruang antar gigi.

Page 26: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

• Maloklusi dapat mempengaruhi estetis dari penampilan seseorang.

• Penampilan wajah yang tidak menarik mempunyai dampak yang tidak menguntungkan pada perkembangan psikologis seseorang, apalagi pada saat usia masa remaja.

• Pengalaman psikis yang tidak menguntungkan dapat sangat menyakitkan hati sehingga remaja korban penindasan tersebut akan menjadi sangat depresi.

Page 27: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

Kehilangan gigi

• Pola kehilangan gigi adalah struktur kehilangan gigi yang diklasifikasikan atas kehilangan gigi sebagian berdasarkan Klasifikasi Kennedy dan kehilangan seluruh gigi. Kehilangan gigi baik sebagian atau seluruhnya merupakan indikator kesehatan mulut suatu populasi. Jumlah kehilangan gigi merupakan penilaian dari sukses atau tidak suatu prosedur pencegahan dan perawatan kesehatan gigi – geligi (Mokhtar, 2002).

Page 28: Kelompok 5 Isue 4

L/O/G/O

Dampak Kehilangan Gigi

Page 29: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

Umum

1. Fungsional

Individu yang kehilangan gigi sebagian atau seluruhnya hanya dapat memakan makanan yang lembut sehingga nutrisi bagi tubuh menjadi terbatas.

Page 30: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

2. Sistemik

Dampak sistemik yang timbul akibat kehilangan gigi berupa penyakit sistemik seperti defisiensi nutrisi, osteoporosis dan penyakit kardiovaskular (artherosclerosis). Penyebabnya adalah status gigi yang buruk dan perubahan pola konsumsi.

Page 31: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

3. Emosional

Dampak emosional adalah perasaan atau reaksi yang ditunjukkan pasien sehubungan dengan status kehilangan seluruh gigi yang dialaminya. Kehilangan gigi dapat merubah bentuk wajah, tinggi muka dan vertikal dimensi serta rahang yang prognasi sehingga menimbulkan reaksi seperti merasa sedih dan depresi, kehilangan kepercayaan diri, merasa tua, perubahan tingkah laku, merasa tidak siap untuk menerima kehilangan gigi dan tidak ingin orang lain melihat penampilannya saat tidak memakai gigitiruan serta mengubah tingkah laku dalam bersosialisasi.

Page 32: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

Khusus

1. Migrasi dan Rotasi

Hilangnya kesinambungan pada gigi dapat menyebabkan pergeseran,miring atau berputarnya gigi. Karena gigi tidak lagi menempati posisi yang normal, pada saat pengunyahan maka akan mengakibatkan kerusakan struktur periodontal.

Page 33: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

2. Erupsi berlebihan

Bila gigi sudah tidak mempunyai gigi antagonisnya lagi, maka akan terjadi erupsi berlebihan. Erupsi berlebih dapat terjadi tanpa atau disertai pertumbuhan tulang alveolar, maka struktur periodontal akan mengalami kemunduran, sehingga gigi mulai ekstruksi

Page 34: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

3. Penurunan Efisiensi Kunyah

Mereka yang sudah kehilangan gigi cukup banyak, apalagi gigi belakang akan merasakan betapa efisiensi kunyahnya menurun

Page 35: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

4. Gangguan pada sendi temporomandibular

Kebiasaan mengunyah yang buruk, penutupan berlebih atau over clessure, hubungan rahang yang eksentrik akibat kehilangan gigi, dapat menyebabkan gangguan pada TMJ

Page 36: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

5. Beban berlebih pada jaringan pendukung

Bila penderita yang sudah kehilangan sebagian gigi aslinya, maka gigi yang masih ada akan menerima tekanan mastikasi lebih besar sehingga terjadi pembebanan berlebih (over loading). Hal ini akan mengakibatkan kerusakan membrane periodontal dan lama kelamaan gigi yang tidak akan menjadi goyang dan akhirnya terpaksa dicabut

Page 37: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

6. Kelaianan Bicara

Kehilangan gigi depan atas dan bawah sering kali menyebabkan kelainan bicara. Karena giginya (khususnya gigi depan) termasuk bagian organ fonetik (penghasil suara)

7. Memburuknya penampilan Gigi yang hilang mengurangi daya tarik wajh seseorang

Page 38: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

8. Terganggunya kebersihan mulut

Migrasi dan rotasi gigi menyebabkan gigi kehilangan kontak dengan gigi tetangganya, demikian pula gigi yang kehilangan lawan giginya. Adanya ruang interproksimal ini, mengakibatkan celah antar gigi mudah disisipi sisa makanan. Dengan sendirinya kebersihan mulut terganggu dan mudah terjadi plak. Pada tahap berikut terjadinya karies dapat meningkat.

Page 39: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

9. Efek terhdap jaringan lunak mulut

Bila ada gigi yang hilang, ruang yang di tinggalkanya akan ditempati jaringan lunak pipi dan lidah. Jika berlangsung lama, hal ini akan menyebabkan kesukaran adaptasi terhadap geligi tiruan yang kemudian dibuat, karena terdesaknya kembali jaringan lunak tadi tempat yang di tempati protesi. Dalam hal ini, pemakaian gigi tiruan akan dirasakan sebagai suatu benda asing yang cukup mengganggu (Haryanto dkk, 1995).

Page 40: Kelompok 5 Isue 4

L/O/G/O

TMJ

Page 41: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

Definisi

Temporomandibula merupakan sendi yang

bertanggung jawab terhadap pergerakan

membuka dan menutup rahang mengunyah

dan berbicara yang letaknya dibawah depan

telinga. Sendi temporomandibula merupakan

satu-satunya sendi di kepala, sehingga bila

terjadi sesuatu pada salah satu sendi ini, maka

seseorang mengalami masalah yang serius

(Pedersen, 1996).

Page 42: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

Dampak kehilangan gigi pada TMJ

• Kehilangan gigi menyebabkan ketidak seimbangan oklusi, yang mana merupakan salah satu faktor penyebab disfungsi TMJ.

• Perubahan posisi (tetangga/antagonis), menyebabkan kurve oklusal berubah bentuk, lengkung menjadi gelombang sehingga gerakan artikulasi menjadi tidak lancar. (Madjono, 1989)

Page 43: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

• Kebiasaan menguyah dengan satu sisi menyebabkan terjadinya disharmoni oklusi. Misalnya menguyah dengan sisi kanan saja maka gangguan sendi terjadi pada diskus sebelah kiri dengan terdengarnya keletuk sendi pada saat membuka dan menutup mulut (Madjono, 1989)

Page 44: Kelompok 5 Isue 4

L/O/G/O

Oklusi Gigi Pada Saat Gerakan

Mastikasi Mandibula

Page 45: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

• Kontak gigi geligi karena gerakan mandibula dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1.     Intercupal Contact Position (ICP), adalah kontak maksimal antara gigi geligi dengan antagonisnya

2.     Retruded Contact Position (RCP), adalah kontak maksimal antara gigi geligi pada saat mandibula bergerak lebih ke posterior dari ICP, namun RB masih mampu bergerak secara terbatas ke lateral.

3.     Protrusif Contact Position (PCP) adalah kontak gigi geligi anterior pada saat RB digerakkan ke anterior

4.     Working Side Contact Position (WSCP) adalah kontak gigi geligi pada saat RB digerakkan ke lateral (Hamzah, 2009).

Page 46: Kelompok 5 Isue 4

L/O/G/O

HUBUNGAN MALOKLUSI DENGAN TEMPOROMANDIBULAR JOINT

Page 47: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

MALOKLUSI TMJ

Contents

Contents

ThemeGallery is a Design Digital Content & Contents mall developed by Guild Design Inc.

ThemeGallery is a Design Digital Content & Contents mall developed by Guild Design Inc.

• Description of the contents• Description of the contents

Description of the business

Description of the business

Description of the business

Page 48: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

MALOKLUSI

Kelainan susunan gigi geligi

Menyebabkan gangguan TMJ dan Proses mastikasi

Page 49: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

Gangguan TMJ dikarenakan adanya kelainan posisi dan fungsi gigi-geligi serta

otot penyunyahan.

Mempengaruhi gerakan mandibula ketika membuka dan menutup rahang

Page 50: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

Page 51: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

Keadaan maloklusi menyebabkan keausan pada kondilus dan diskus artikularis pada fossa glenoideus. Sehingga diskus dan kondilus berpindah dari posisi normalnya. Hal ini tidak bisa lepas dari peran otot pengunyahan.

Page 52: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

Perpindahan diskus dan kondilus dikarenakan ligament sendi dan otot mastikasi bekerja berlawanan. Ligament sendi tidak mampu mempertahankan diskus pada posisinya, sehingga diskus dan kondilus berpindah dari posisi normalnya akibat kontraksi otot pterygoideus lateral.

Page 53: Kelompok 5 Isue 4

L/O/G/O

KLICKING

Bunyi Pada Sendi

Page 54: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

PENGERTIAN

• Clicking (kliking) sebagai salah satu bunyi pada sendi temporomandibula yang dapat terjadi setiap waktu selama gerakan membuka dan menutup mandibula tepukan (Dimitroulis dkk., 1995).

• Bunyi kliking adalah suatu suara dengan durasi yang pendek tepukan (Dimitroulis dkk., 1995).

• Suara ini relatif kuat terdengar dan kadng-kadang terdengar seperti satu tepukan (Dimitroulis dkk., 1995)

• Kliking merupakan gejala tersering yang menandakan adanya gangguan sendi temporomandibula dan dislokasi diskus artikularis (Suryonegoro, 1995)

Page 55: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

• Mekanisme kliking terjadi jika pada gerakan diskus tidak sinkron dengan gerakan kondil

• Kliking dapat terjadi karena ketidak teraturan permukaan sendi

• Bertambahnya usia juga mempunyai hubungan dengan bertambahnya insiden

kliking

(Jubhari dkk., 1999)

Page 56: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

Single Clicking:Bunyi yanng terdengar pada saat

mempuka mulut

Double Clicking :Bunyi klliking ekdua saat menutup mulut setelah kliking tunggal terdengar pada waktu membuka

mulut

CLICKING(Nazruddin, 2002)

Page 57: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

Etiologi Kliking Sendi Temporomandibula

Gangguan Pada Tulang Rahang

Otot – otot Mastikasi

Gangguan Oklusiatau

Gangguan Akibat Perubahan Pola Oklusi

(Gray dkk., 1994)

Page 58: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

Gangguan Pada Tulang RahangFaktor Luar kelainan bawaan dan penyakit sistemikFaktor Dalam Trauma

Kliking dapat terjadi karena osteoathritis (Gross, 1991) Otot – Otot mastikasi

Otot yang paling berperan Pterygoideus eksternus Shicer (1960), menjelaskan secara fisiologis adanya aksi otot yang

berlawanan dengan normal sebagai akibat dari hiperaktifitas otot atau tidak terkoordinasinya otot

Gangguan Oklusi Atau Gangguan Akibat Perubahan Pola OklusiKehilangan gigi merupakan penyebab terjadinya ketidak harmonisan

dari oklusi sentrik karena hilangnya kontak antara gigi rahang atas dan rahang bawah (Neil, 1983)

Kliking sering dihubungkan dengan oklusi yang tidak benar. Adanya perubahan oklusi selalu menghasilkan suatu perubahan koordinasi oto-otot. Permukaan oklusal yang tidak sesuai dengan aksi otot-otot dan sendi temporomandibula selalu menghasilkan hiperaktivitas otot dan perubahan posisi diskus (Hasson, 1986)

Page 59: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

Terdapat gejala klinis yang dapat dikenali pada kliking, Yaitu antara lain sebagau berikut:- Nyeri pada sekitar telinga- Lock jaw: Kesulitan membuka rahang, tetapi Posisi Diskus artikularisnya berbeda dengan kliking-Close lock: Proc condilaris mengarah ke posterior padahal

diskus ke anterior, jadi menghambat gerak kondil.- Sakit pada rahang- Kesulitan mengunyah- Sakit kepala- Sulit menggerakan rahang- Nyeri pada otot pengunyahan- Rasa pada rahang terkunci pada saat menguap- Gigitan yang tidak pas (Marpaung dkk., 2003).

Page 60: Kelompok 5 Isue 4

www.themegallery.com

THANK YOU