kelompok 40 modul 1 promodel - acc

56
LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern seperti saat ini, perkembangan sistem industri dan jasa di Indonesia mempengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia. Hal itu disebabkan karena semakin berkembangnya zaman, kebutuhan masyarakat atau bisa disebut pelanggan menginginkan semua proses yang ada dapat dilakukan sesederhana mungkin, cepat (tidak lama mengantri), dan murah. Ketika berbicara mengenai industri dan jasa, kedua hal tersebut tidak lepas dari sebuah sistem. Dan semua sistem baik industri maupun jasa didalamnya terdapat beberapa entitas dan resource yang bisa diamati sehingga dapat dianalisis dan diperbaiki untuk menghasilkan output yang optimal. Untuk melakukan analisis dan perbaikan terhadap suatu sistem diperlukan ketelitian yang tinggi dari pengawas atau operator yang bekerja secara langsung. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hal tersebut, mulai dari operator yang tidak konsisten, kelalaian, dan human error. Untuk itu diperlukan cara agar dapat melakukan analisis dan perbaikan pada suatu sistem. Salah satunya dengan membuat simulasi terhadap suatu sistem yang akan diamati. Pada modul ini, akan dimodelkan sistem pada sistem pembuatan pai apel di kota Malang tepatnya di Jl. Tumenggung Suryo No 90B. Dalam pembuatan pai apel ini ada beberapa proses antara lain pembuatan pai, pengovenan, pendinginan, penyortiran, pembungkusan, dan terakhir melakukan packaging. Pada pemodelan kali ini waktu yang didistribusikan meliputi waktu proses pembuatan pai, proses pengovenan, proses pendinginan, proses sortir, proses pembungkusan dan proses packaging. Dalam pembuatan pai apel ini juga terdapat beberapa masalah diantaranya jadwal produksi yang tidak menentu dan tidak ada pembagian jobdesk yang jelas untuk karyawannya. Dengan pembuatan model simulasi ini, diharapkan permasalahan tersebut dapat diminimalisir.

Upload: elsya-dhana-alfira

Post on 01-Oct-2015

276 views

Category:

Documents


24 download

DESCRIPTION

Praktikum Simulasi

TRANSCRIPT

  • LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Di era modern seperti saat ini, perkembangan sistem industri dan jasa di

    Indonesia mempengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia. Hal itu

    disebabkan karena semakin berkembangnya zaman, kebutuhan masyarakat atau bisa

    disebut pelanggan menginginkan semua proses yang ada dapat dilakukan

    sesederhana mungkin, cepat (tidak lama mengantri), dan murah. Ketika berbicara

    mengenai industri dan jasa, kedua hal tersebut tidak lepas dari sebuah sistem. Dan

    semua sistem baik industri maupun jasa didalamnya terdapat beberapa entitas dan

    resource yang bisa diamati sehingga dapat dianalisis dan diperbaiki untuk

    menghasilkan output yang optimal.

    Untuk melakukan analisis dan perbaikan terhadap suatu sistem diperlukan

    ketelitian yang tinggi dari pengawas atau operator yang bekerja secara langsung.

    Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hal tersebut, mulai dari operator yang tidak

    konsisten, kelalaian, dan human error. Untuk itu diperlukan cara agar dapat

    melakukan analisis dan perbaikan pada suatu sistem. Salah satunya dengan

    membuat simulasi terhadap suatu sistem yang akan diamati.

    Pada modul ini, akan dimodelkan sistem pada sistem pembuatan pai apel di kota

    Malang tepatnya di Jl. Tumenggung Suryo No 90B. Dalam pembuatan pai apel ini

    ada beberapa proses antara lain pembuatan pai, pengovenan, pendinginan,

    penyortiran, pembungkusan, dan terakhir melakukan packaging. Pada pemodelan

    kali ini waktu yang didistribusikan meliputi waktu proses pembuatan pai, proses

    pengovenan, proses pendinginan, proses sortir, proses pembungkusan dan proses

    packaging. Dalam pembuatan pai apel ini juga terdapat beberapa masalah

    diantaranya jadwal produksi yang tidak menentu dan tidak ada pembagian jobdesk

    yang jelas untuk karyawannya. Dengan pembuatan model simulasi ini, diharapkan

    permasalahan tersebut dapat diminimalisir.

  • 2 LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    1.2 Tujuan

    Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini antara lain:

    1. Mengidentifikasi permasalahan yang terdapat pada sistem pembuatan pai apel.

    2. Memodelkan sistem produksi pembuatan pai apel menggunakan Petri Net.

    3. Memodelkan sistem produksi pembuatan pai apel pada software ProModel serta

    mensimulasikannya.

    4. Menganalisis hasil simulasi.

    1.3 Manfaat

    Manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan praktikum ini antara lain:

    1. Mampu mengidentifikasi permasalahan yang terdapat pada sistem pembuatan

    pai apel.

    2. Mampu memodelkan sistem produksi pembuatan pai apel menggunakan Petri

    Net.

    3. Mampu menentukan distribusi waktu menggunakan stat:fit berdasarkan data

    sistem nyata di proses pembuatan pai apel.

    4. Mampu memodelkan sistem produksi pembuatan pai apel pada software

    ProModel serta mensimulasikannya.

    5. Mampu menganalisis hasil simulasi.

    1.4 Batasan

    Batasan dari praktikum ini antara lain:

    1. Data yang diambil adalah proses pembuatan pai, pengovenan, pendinginan,

    sortir, pembungkusan, dan packaging.

    2. Pengambilan data sebanyak 5 set data dengan 10 data setiap set.

    3. Pengamatan dilakukan selama 8 jam kerja.

    1.5 Asumsi

    Asumsi dari praktikum ini antara lain:

    1. Karyawan dan mesin berada dalam kondisi fit(normal).

    2. Berat masing-masing pai apel adalah 15gr.

  • LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Sistem

    Kata sistem berasal dari bahasa Yunani, yaitu system yang mempunyai

    pengertian suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian atau dengan

    pengertian yang lebih umum, sistem adalah kumpulan komponen atau elemen atau

    entiti yang berinteraksi satu dengan yang lainnya dalam rangka mencapai tujuan

    tertentu dan terjadi dalam lingkungan yang kompleks (Asmungi, 2006:19).

    2.1.1 Karakteristik Sistem

    Sistem memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut:

    1. Kejadian (event) merupakan suatu peristiwa yang dapat merubah keadaan

    sistem. Contoh: kedatangan material.

    2. Aktivitas (activity) merupakan suatu proses yang menyebabkan perubahan dalam

    sistem yang dapat mengubah atribut maupun entity. Contoh: proses

    penimbangan material.

    3. Hubungan (relationship) merupakan kesinambungan interaksi antara dua objek

    atau lebih yang memudahkan proses pengenalan satu akan yang lain. Contoh:

    hubungan antara operator dan mesin.

    4. Antarmuka penghubung (interface) merupakan media penghubung antar

    subsistem. Contoh: monitor mesin produksi.

    5. Elemen-elemen merupakan komponen bagian dari sistem yang berupa entitas

    atau subsistem

    a. Entitas: merupakan kumpulan objek yang terdefinisikan yang mempunyai

    karakteristik sama dan bisa dibedakan satu dan lainnya. Contoh: material.

    b. Subsistem: sistem di dalam suatu sistem dimana sistem berada pada lebih

    dari satu tingkat. Contoh: sistem pada mesin.

    6. Atribut merupakan sebutan, sifat atau karakteristik yang memiliki elemen

    sistem, terdiri atas dua macam yaitu parameter dan variabel.

    a. Parameter: merupakan suatu nilai yang besarannya dianggap tetap selama

    model simulasi dijalankan. Contoh: ukuran standar material.

  • 4 LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    b. Variable: merupakan informasi yang mencerminkan karakteristik suatu

    sistem, mengikat sistem secara keseluruhan sehingga semua entity dapat

    mengandung variabel yang sama. Contoh: waktu kedatangan material.

    7. Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antar sistem atau

    lingkungan luarnya. Contoh: ruangan packaging.

    8. Lingkungan luar (environment) merupakan apapun di luar sistem yang

    mempengaruhi operasi sistem. Contoh: kelembaban dan suhu ruangan cooling.

    9. Masukan sistem (input) merupakan suatu energi yang dimasukkan ke dalam

    sistem. Contoh: apel sebagai material dalam proses pembuatan pai apel.

    10. Pengganggu (disturbance atau noise) merupakan faktor yang menyebabkan

    terjadinya kesalahan pada sistem. Contoh: bising yang mengganggu kerja

    operator.

    11. Keluaran sistem (output) merupakan hasil dari energi yang diolah dan

    diklasifikasikan menjadi keluaran. Contoh: pai apel dalam kemasan.

    12. Umpan balik (feedback) merupakan reaksi dan respon stakeholder atas sistem yang

    dilakukan. Contoh: reaksi operator ketika mesin rusak.

    13. Ukuran performansi sistem di bagi menjadi dua yaitu transient state dan steady

    state.

    a. Transient state: yaitu situasi awal setelah sistem dimulai atau diinisialisasikan

    (start-up or warm-up period).

    b. Steady state: yaitu keadaan stabil memiliki berbagai properti yang tidak

    berubah dalam waktu.

    14. Proses pengolahan (transformation process) merupakan suatu proses yang akan

    merubah masukan menjadi keluaran. Contoh: proses pengovenan.

    15. Perilaku sistem (behavior) merupakan perilaku dari sistem yang melibatkan

    masukan, pengolahan dan keluaran. Contoh: kerusakan pada sistem produksi.

    2.1.2 Klasifikasi Sistem

    Klasifikasi sistem antara lain sebagai berikut:

    1. Sistem abstrak (abstract system) dan sistem fisik (physical system)

    a. Sistem abstrak (abstract system) adalah sistem yang berupa pemikiran atau

    ide-ide yang tampak secara fisik. Contoh: sistem teologia.

  • LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    5

    b. Sistem fisik (physical system) adalah sistem yang ada secara fisik. Contoh:

    sistem komputer.

    2. Sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia (human made system)

    a. Sistem alamiah (natural system) adalah sistem yang terjadi melalui proses

    alam dan tidak dibuat manusia. Contoh: sistem perputaran bumi.

    b. Sistem buatan manusia (human made system) adalah sistem yang di rancang

    oleh manusia dan melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin.

    Contoh: mesin CNC yang membutuhkan manusia sebagai operator.

    3. Sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tak tentu (probabilistic system)

    a. Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat di prediksi,

    interaksi di antara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga

    keluarannya dapat diramalkan. Contoh: sistem komputer melalui program.

    b. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat

    diprediksi karena mengandung probabilitas. Contoh: kondisi alam yang

    berhubungan dengan cuaca.

    4. Sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka (open system)

    a. Sistem tertutup (closed system) adalah sistem yang tidak berhubungan dan

    tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara

    otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak diluarnya

    (kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup), yang ada

    hanyalah relatively closed system.

    b. Sistem terbuka (open system) adalah sistem yang berhubungan dan

    terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan

    menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya,

    sehingga harus memiliki sistem pengendalian yang baik.

    2.2 Model

    Model dalam pemodelan sistem mempunyai arti cerminan atau gambaran atau

    representasi dari sistem nyatanya. Dengan demikian pemodelan sistem adalah upaya

    untuk membuat gambaran atau representasi daripada sistem nyatanya (Asmungi,

    2006:25).

  • 6 LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    2.2.1 Stakeholder dari Pemodelan

    Stakeholder dari pemodelan antara lain sebagai berikut:

    1. Problem owner merupakan individu atau sekelompok orang memiliki

    kewenangan mengendalikan permasalahan.

    2. Problem user merupakan individu atau sekelompok orang yang menggunakan

    solusi model untuk memecahkan masalah, meningkatkan kinerja dan

    mengeksekusinya.

    3. Problem customer merupakan pihak yang mendapatkan manfaat atau menjadi

    objek akibat penerapan solusi.

    4. Problem analyst merupakan pihak yang menganalisis masalah dan mendapatkan

    solusi dan kemudian disampaikan kepada problem owner untuk mendapatkan

    persetujuan.

    2.2.2 Klasifikasi Model

    Klasifikasi model menurut Murdick, Ross, Claggett (1984) dan Ackoff, Gupta,

    Minas (1962) dibagi berdasarkan kelas, yaitu sebagai berikut:

    1. Berdasarkan fungsi, model dibagi menjadi tiga yaitu:

    a. Model deskriptif

    Model yang memberikan gambaran dari sistem nyata. Contoh: struktur

    organisasi, tampak atas tata letak fasilitas, laporan keuangan, peta.

    b. Model prediktif

    Model yang digunakan untuk meramalkan hasil dari kondisi tertentu.

    Contoh: analisis break even point, diagram pohon keputusan, antrian.

    c. Model normatif

    Model yang memberikan jawaban terbaik dari alternatif yang ada terhadap

    suatu masalah. Contoh: model optimasi, program linier, critical path method,

    marketing mix.

    2. Berdasarkan struktur, model dibagi menjadi tiga yaitu:

    a. Model ikonis

  • LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    7

    Model yang merupakan perwakilan fisik dari beberapa hal, baik dalam

    bentuk ideal maupun dalam skala yang berbeda. Contoh: maket, layout

    fasilitas.

    b. Model analog

    Model yang dapat mewakili situasi dinamik atau keadaan berubah menurut

    waktu. Contoh: sistem peredaran darah dengan selang, jaringan lalulintas

    dengan jaringan listrik.

    c. Model simbolik

    Model yang merupakan perwakilan dari realitas yang dikaji, dapat berupa

    angka, simbol, dan rumus. Contoh: model hukum pithagoras.

    3. Berdasarkan acuan waktu, model dibagi menjadi dua yaitu:

    a. Model statis

    Model yang tidak memperhitungkan perubahan-perubahan karena

    pengaruh waktu. Contoh: model laba yang diharapkan, struktur organisasi.

    b. Model dinamis

    Model yang memperhitungkan faktor waktu dalam menggambarkan

    perilaku sistem nyata. Contoh: model pertumbuhan populasi, model

    dinamis.

    4. Berdasarkan tingkat ketidakpastian, model dibagi menjadi empat yaitu:

    a. Model deterministik

    Model yang keluarannya yang dihasilkan dapat diduga secara pasti

    berdasarkan masukannya. Contoh: model laba, model persediaan Wilson.

    b. Model probabilistik

    Model yang mendasarkan pada teknik peluang dan memperhitungkan

    ketidakmenentuan (uncertainty). Contoh: diagram pohon keputusan dan peta

    kendali mutu.

    c. Model konflik

    Model yang memiliki sifat alamiah pengambil keputusan berada dalam

    pengendalian lawan. Contoh: model kompetisi, model posisi tawar.

    d. Model tak pasti

    Model yang dikembangkan untuk kondisi ketidakpastian mutlak.

  • 8 LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    5. Berdasarkan derajat kuantifikasi, model dibagi menjadi tiga yaitu:

    a. Model kualitatif, yaitu model yang menggambarkan suatu mutu pada suatu

    realita. Model kualitatif dibagi menjadi dua:

    1) Model mental

    Model yang menggambarkan proses berfikir manusia. Contoh: proses

    belajar manusia.

    2) Model verbal

    Model yang disajikan dalam bahasa sehari-hari. Contoh: model

    konseptual.

    b. Model kuantitatif, yaitu model yang variabelnya dapat dikuantifikasikan

    berupa numerik. Model kuantitatif dibagi menjadi empat:

    1) Model heuristik

    Model yang digunakan utnuk mencari jawaban yang baik tetapi bukan

    optimum. Contoh: kesetimbangan lintasan produksi.

    2) Model simulasi

    Model yang digunakan untuk mencari jawaban yang menguntungkan

    pada sistem yang sangat kompleks. Contoh: model simulasi diskrit,

    pemrograman dinamis.

    3) Model optimum

    Model optimum yaitu model yang digunakan untuk menentukan

    jawaban terbaik. Contoh: analisis marjinal, analisis incremental, model

    optimal algoritmik.

    4) Model statistik

    Model yang mendeskripsikan dan menyimpulkan data. Contoh: tabel

    mortalitas, peta kendali.

    6. Berdasarkan derajat generalisasi, model dibagi menjadi dua yaitu:

    a. Model umum

    Secara umum dapat diterapkan di berbagai bidang fungsional. Contoh:

    model antrian.

    b. Model spesifik

    Hanya digunakan untuk masalah tertentu. Contoh: model persediaan

    probabilistik.

  • LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    9

    7. Berdasarkan acuan dimensi, model dibagi menjadi dua yaitu:

    a. Model dua dimensi

    Model yang terdiri dari dua faktor atau dimensi penentu. Contoh: model

    pegas, regresi linear.

    b. Model multi dimensi

    Model yang terdiri dari banyak faktor penentu. Contoh: model multikriteria,

    prototype kapal.

    8. Berdasarkan acuan lingkungan, model dibagi menjadi dua yaitu:

    a. Model loop terbuka

    Model yang memiliki interaksi dengan lingkungannya. Contoh: model aksi

    reaksi, model sosial.

    b. Model loop tertutup

    Model yang tidak memiliki interaksi dengan lingkungannya. Contoh: model

    thermostat.

    2.3 Simulasi

    Simulasi adalah suatu metodologi untuk melaksanakan percobaan dengan

    menggunakan model dari suatu sistem nyata (Siagian, 1987). Simulasi adalah model

    dari suatu sistem nyata, dimana sistem tersebut dimodelkan dengan menggunakan

    sebuah software yang berfungsi untuk menirukan perilaku sistem nyata.

    2.3.1 Elemen Simulasi

    Suatu sistem dalam simulasi mencakup entities, activities, resources, dan control.

    Elemen-elemen tersebut mendefinisikan siapa, apa, dimana, kapan, dan bagaimana

    suatu entity diproses. Berikut merupakan penjelasan elemen desar pemodelan:

    1. Entities, yaitu segala sesuatu yang dapat diproses. Entity dapat berupa part,

    produk, manusia atau lembar kerja. Contoh entitas misalnya part dalam pabrik,

    pasien rumah sakit, konsumen bank atau penumpang pesawat terbang.

    2. Activity, yaitu kegiatan yang dilakukan di dalam sistem yang mempengaruhi

    entitas baik secara langsung atau tidak langsung.

    3. Resources, yaitu alat/operator untuk menjalankan aktivitas.

  • 10 LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    4. Controls, yaitu segala sesuatu yang menentukan bagaimana, kapan, dan dimana

    aktivitas dijalankan.

    2.3.2 Software Simulasi

    Dalam pemodelan sistem dikenal dua software yang paling umum digunakan,

    yaitu programming language dan simulation application.

    2.3.2.1 Programming Language

    Programming language adalah suatu bahasa ataupun tata cara yang dapat

    digunakan oleh manusia (programmer) untuk berkomunikasi secara langsung dengan

    komputer. Secara umum programming language dibagi menjadi dua yaitu:

    1. High level language

    High level language adalah suatu bahasa atau suatu tata cara yang dapat digunakan

    untuk memberikan perintah/instruksi kepada komputer. High level language lebih

    mudah dipelajari karena semua kalimat, kata ataupun aturan yang ada di dalam

    high level language juga merupakan kalimat, kata ataupun aturan yang digunakan

    dalam kehidupan sehari-hari. Contoh: C++, C, FORTRAN, BASIC.

    2. Low level language

    Low level language adalah suatu bahasa atau suatu tata cara yang dapat digunakan

    untuk berkomunikasi dengan komputer. Low level language juga disebut sebagai

    bahasa mesin karena tata cara yang digunakan masih berorientasi dengan mesin.

    Contoh: bahasa biner.

    2.3.2.2 Simulation Application

    Simulation application adalah suatu program (software) yang berfungsi untuk

    menirukan atau memodelkan suatu perilaku sistem nyata sehingga hasilnya dapat

    dianalisis dan dipelajari. Secara umum simulation application dibagi menjadi dua,

    yaitu:

    1. General Purposes Application

    General purposes application adalah sebuah tipe software dengan tools yang dapat

    digunakan secara umum sehingga dapat digunakan untuk berbagai macam tugas

    atau tujuan. Contoh: Arena.

  • LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    11

    2. Special Purposes Application

    Special purposes application adalah sebuah tipe software yang dibuat untuk

    melakukan suatu tugas atau tujuan yang spesifik, tetapi biasanya untuk tugas

    atau tujuan yang spesifik tersebut software jenis ini lebih lengkap dibandingkan

    dengan general purposes application. Contoh: ProModel.

    2.4 Pemodelan dengan ProModel

    Pada praktikum kali ini menggunakan pemodelan dengan ProModel. ProModel

    merupakan sebuah alat simulasi berbasis windows yang digunakan untuk

    mensimulasikan dan menganalisis sistem. ProModel merupakan kombinasi yang

    sempurna antara kemudahan pemakaian, kecanggihan, serta kefleksibilitasan yang

    lengkap untuk pembuatan model yang menggambarkan beberapa situasi dan

    merealisasikan animasi membuat simulasi menjadi hidup.

    2.4.1 Definisi ProModel

    ProModel (Production Modeler) yang dikeluarkan oleh ProModel Corporation

    adalah alat simulasi untuk berbagai macam jenis model sistem manufaktur dan

    sistem servis. ProModel merupakan tools yang sangat baik digunakan oleh engineer

    untuk tes desain alernatif, ide, dan peta proses sebelum diterapkan. ProModel

    berfokus pada utilisasi resources, kapasitas produksi, produktivitas, inventory levels,

    bottleneck, waktu baku, dan lain sebagainya. ProModel menggunakan Graphical User

    Interface yang bersifat multitasking dan pengoperasiannya bersifat pointandclick

    sehingga mudah digunakan.

    2.4.2 Struktur Elemen ProModel

    Elemen dasar pemodelan yang ada dalam ProModel antara lain:

    1. Locations

    Location menggambarkan tempat yang tetap dalam sistem dimana entitas

    dikelilingkan pada saat pemrosesan, waktu tunggu, penyimpanan, pengambilan

    keputusan atau beberapa aktivitas lainnya. Beberapa tipe lokasi yang disediakan

    disesuaikan dengan entitas yang masuk dan juga membutuhkan lokasi

  • 12 LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    pemrosesan dimana entitas akan mempunyai nilai tambahan dalam sistem

    tersebut.

    Dalam ProModel, location merupakan tempat atau layout dari model suatu

    sistem, yang berisi gambar latar belakang seperti mesin-mesin, stasiun kerja,

    gudang penyimpanan, dan sebagainya. Lokasi adalah komponen statis sehingga

    tidak ikut bergerak selama simulasi dijalankan.

    Data-data yang diperlukan untuk mendefinisikan lokasi adalah sebagai berikut:

    a. Name, yaitu nama masing-masing lokasi

    b. Capacity, yaitu kapasitas lokasi dalam memproses entity

    c. Unit, yaitu jumlah lokasi yang dimaksud

    d. Downtimes (DTs), menyatakan saat lokasi tidak berfungsi, misalnya karena

    kerusakan, maintenance, waktu setup, dan lain-lain

    e. Rules, digunakan untuk merumuskan aturan pemrosesan entity yang

    memasuki lokasi, bagaimana entity yang selesai diproses mengantri, dan

    bagaimana lokasi yang lebih dari satu unit untuk memproses entity yang

    datang

    f. Notes, digunakan untuk memasukkan catatan tambahan atau program-

    program lainnya

    2. Entities

    Entities adalah segala sesuatu yang dapat diproses atau sesuatu yang akan

    menjadi objek yang akan diproses dalam model sistem. Entity dapat berupa part,

    produk, manusia atau lembar kerja. Yang harus dilakukan pertama kali adalah

    memilih icon untuk mewakili masing-masing entity. Begitu icon dipilih,

    ProModel akan membuat record untuk entity yang bersangkutan. Beberapa

    contoh misalnya part dalam pabrik, pasien rumah sakit, konsumen bank atau

    penumpang pesawat terbang.

    Data-data yang diperlukan untuk mendefinisikan entity adalah sebagai berikut.

    a. Name, yaitu nama dari setiap entity.

    b. Speed, adalah kecepatan entity bergerak atau berpindah dari satu lokasi ke

    lokasi berikutnya.

    3. Stats processing

  • LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    13

    Stats processing merupakan operasi yang terjadi didalam sistem dan dilakukan

    pada lokasi dan antar lokasi. Proses merupakan kegiatan pengolahan input yang

    dilakukan oleh setiap mesin (lokasi) sehingga akan menghasilkan output tertentu.

    Dikatakan pada lokasi karena disini harus diidentifikasikan proses yang terjadi

    pada lokasi yang bersangkutan, misal lamanya waktu proses, nama material

    handling yang membawa, dan lamanya waktu perpindahan. Dari menu Build

    pilih Processing. Processing menggambarkan operasional yang terjadi pada lokasi,

    misalnya jumlah waktu yang dibutuhkan pada lokasi tertentu, sumber daya yang

    dibutuhkan untuk pemrosesan secara lengkap dan segala sesuatu yang terjadi

    pada lokasi tersebut termasuk pemilihan entities untuk lokasi tujuan selanjutnya.

    Data-data yang diperlukan untuk mendefinisikan processing adalah sebagai

    berikut.

    a. Entity, menyatakan entity sebagai input yang akan diproses.

    b. Location, menunjukan operasi yang akan dilakukan pada entity (input),

    termasuk waktu operasinya.

    c. Operation, menujukan proses operasi yang dialami entitas.

    d. Block, adalah jalur yang ditempuh entitas. Yang diisikan dalam block adalah

    nomor. Jika nomor blocknya sama maka asal jalurnya juga sama.

    e. Output, menunjukan entitas yang keluar dari proses.

    f. Destination, menyatakan lokasi yang menjadi tujuan selanjutnya dalam

    memproses entity.

    g. Rule, menyatakan aturan-aturan yang digunakan dalam processing, misalnya

    proses perakitan (join), probabilitas, dan lainnya.

    h. Move logic, digunakan untuk mendefinisikan metode pergerakan entitas,

    yaitu dengan menetapkan waktu pergerakan atau dengan apa entitas

    dipindahkan.

    4. Arrivals

    Arrivals adalah mekanisme untuk mendefinisikan bagaimana entities masuk ke

    dalam sistem. Entities dapat dikirim secara individu maupun secara kelompok.

    Jumlah pengiriman entities pada waktu yang sama disebut dengan batch size (Qty

    each). Waktu antara pengiriman yang terjadi disebut dengan interarrival time

  • 14 LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    (frekuensi). Jumlah keseluruhan bagian yang terkirim disebut dengan occurences.

    Sedangkan waktu awal pengiriman disebut dengan first time.

    Data-data yang dibutuhkan untuk mendefinisikan arrivals adalah:

    a. Entity, menunjukan entitas apa yang masuk kedalam sistem.

    b. Location, menunjukan lokasi pertama kali entitas memasuki sistem.

    c. Quantity Each(QtyEach), menyatakan jumlah entitas yang datang setiap satu

    kali kedatangan.

    d. First time, menunjukkan waktu pertama kali entity masuk kedalam sistem.

    e. Occurences, menyatakan banyaknya entity setiap satu kali kedatangan.

    f. Frequency, menyatakan selang waktu antar dua kedatangan yang berurutan.

    g. Logic, digunakan untuk menyatakan logika-logika lain untuk menyatakan

    arrival.

    h. Disable, menyatakan apakah kedatangan entity yang bersangkutan ada atau

    tidak. Default dalam ProModel adalah no, artinya tidak ada kedatangan entity

    yang bersangkutan.

    5. Variable

    Variable digunakan untuk pengambilan keputusan dan pelaporan statistik. Nilai

    dari variabel dapat dimonitor dari waktu ke waktu dan ditampilkan pada akhir

    simulasi sebagai plot time series atau histogram. Variabel dapat memegang nilai-

    nilai integer atau real. Variabel lokal dapat juga digunakan untuk kenyamanan

    cepat bila mendefinisikan logika. Variabel terdiri atas dua jenis antara lain:

    a. Variabel global, tempat pemegang didefinisikan oleh pengguna untuk

    mewakili perubahan nilai numeric.

    b. Variabel global, tempat pemegang yang tersedia hanya dalam logika yang

    menyatakan mereka.

    Beberapa variabel yang terdapat ProModel antara lain:

    a. Total change menunjukkan berapa kali nilai variabel berubah selama

    simulasi.

    b. Average (time) per change merupakan waktu rata-rata yang diberikan pada

    variabel namun tetap pada satu nilai.

    c. Minimum value merupakan nilai minimum dari variabel selama simulasi

    berlangsung.

  • LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    15

    d. Maximum value merupakan niali maksimum dari variabel selama simulasi

    berlangsung.

    e. Current value menunjukkan nilai terakhir dari variabel ketika simulasi

    berakhir.

    f. Average value menunjukkan nilai rata-rata dari variabel selama simulasi

    berlangsung.

    6. Resource

    Resource adalah alat untuk menjalankan aktivitas (memproses entity). Sebuah

    peralatan, manusia atau perlengkapan lainnya yang digunakan/bertugas untuk

    mengantar sebuah entity.

    Data-data yang diperlukan untuk mendefinisikan resources adalah sebagai

    berikut:

    a. Name, menunjukan nama dari resources tersebut.

    b. Units, menunjukan jumlah resources.

    7. Path network

    Path networks ini terdiri dari node-node dan lintasan yang menghubungkan antara

    node yang satu dengan node yang lainnya. Arah lintasan bisa satu arah atau dua

    arah, dan bisa dibuat berdasarkan faktor jarak maupun faktor waktu.

    Data-data yang diperlukan untuk mendefinisikan path networks adalah sebagai

    berikut:

    a. Name, yaitu nama lintasan yang bersangkutan.

    b. Type, terdiri dari 3 pilihan yaitu:

    1) Non passing, pergerakan hanya untuk satu arah.

    2) Passing, pergerakan yang berlaku untuk dua arah.

    3) Crane, pergerakan yang berlaku untuk sistem crane.

    c. T/S, menunjukan pilihan berdasarkan satuan waktu (Time) atau jarak dan

    kecepatan (Speed and Distance).

    d. Path, menunjukan jumlah dari lintasan dalam suatu jaringan.

  • 16 LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    2.4.3 Konsep Pemodelan ProModel

    ProModel merupakan sebuah alat simulasi berbasis windows yang digunakan

    untuk mensimulasikan dan menganalisis sistem. ProModel merupakan kombinasi

    yang sempurna antara kemudahan pemakaian, kecangihan serta kesfleksibilitasan

    yang lengkap untuk pembuatan model yang menggambarkan beberapa situasi dan

    merealisasikan animasi membuat simulasi menjadi hidup.

    Konseptualisasi model yaitu membangun model yang masuk akal dan

    memahami sistem. Konsep pemodelan ProModel dibagi menjadi dua, yaitu:

    1. Pendekatan proses didasarkan pada tracking low dari entitas-entitas keseluruhan

    sistem berikut titik pemprosesan dan aturan keputusan percabangan.

    2. Pendekatan peristiwa (event) atau pendekatan perubahan keadaan (state change

    approach) didasarkan pada variabel keadaan internal dan events sistem yang

    mengubahnya, diikuti oleh deskripsi operasi sistem ketika suatu event terjadi.

    2.4.3.1 Batching Multiple Entities of Similar Type

    Batching multiple entities of similar type terdiri dari dua macam, yaitu temporary

    batching using group or ungroup dan permanent combine.

    2.4.3.1.1 Temporary Batching Using Group or Ungroup

    Temporary batching using group or ungroup memiliki dua perintah, yaitu group dan

    ungroup. Group sendiri merupakan pengelompokan entitas-entitas secara sementara

    sedangkan ungroup dilakukan untuk pemisahan. ProModel menjaga semua

    karakteristik dan properties dari setiap individu entitas sebelum dan sesudah

    menggunakan perintah ungroup. Pada kapasitas lokasi dimana pengelompokan

    terjadi harus sedikit lebih banyak dari ukuran kelompok. Syntax: GROUP

    AS .

    Contoh syntax: GROUP 24 AS Pie_Loyang.

    2.4.3.1.2 Permanent Combine

    Permanent Combine digunakan untuk mengumpulkan jumlah tertentu dari entitas-

    entitas menjadi satu kesatuan, dengan nama yang berbeda. Ketika mendefinisikan

  • LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    17

    lokasi, kapasitas lokasi yang menggunakan pernyataan Combine akan sama besar

    dengan jumlah gabungan. Syntax: COMBINE.

    Contoh syntax: COMBINE 5.

    2.4.3.2 Accumulation of Entites

    Accum digunakan pada saat suatu model menginginkan beberapa entitas harus

    diakumulasikan terlebih dahulu sebelum diproses. Jadi, suatu entitas akan diproses

    pada sebuah stasiun kerja ketika sudah memenuhi jumlah yang diinginkan atau

    diperintahkan sebelumnya.

    Jika menentukan operasi accum dalam proses untuk entitas individu, akumulasi

    akan terjadi dengan tipe entitas individu. Namun, jika menentukan sebagai entitas

    pengolahan, jenis entitas semua pada lokasi yang akan berpartisipasi dalam

    akumulasi yang sama. Syntax: ACCUM .

    Contoh syntax: ACCUM 10.

    2.4.3.3 Splitting of One Entity into Multiple Entities

    Dalam ProModel sebuah entitas dapat dipisahkan menjadi jumlah yang spesifik

    dengan nama entitas yang berbeda, dan dengan biaya serta waktu pengerjaan yang

    berbeda untuk masing-masing entitas baru tersebut. Entitas-entitas baru tersebut

    akan memiliki atribut yang sama dengan entitas awalnya. Untuk melakukan hal

    tersebut digunakan pernyataan SPLIT AS. Syntax: SPLIT AS .

    Contoh syntax: SPLIT 5 AS Pie_Loyang.

    2.5 Teori Antrian

    Teori antrian merupakan studi matematika dari antrian atau kejadian garis

    tunggu (waiting lines), yaitu suatu garis tunggu dari pelanggan yang memerlukan

    layanan dari sistem yang ada.

    2.5.1 Komponen Dasar Antrian

    Komponen dasar antrian adalah sebagai berikut:

    1. Kedatangan

  • 18 LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Setiap masalah antrian melibatkan kedatangan, misalnya orang, mobil, atau

    panggilan telepon untuk dilayani. Unsur ini sering disebut proses input. Proses

    input meliputi sumber kedatangan atau biasa dinamakan calling population, dan

    cara terjadinya kedatangan yang umumnya merupakan proses random.

    Terdapat tiga perilaku antrian, yaitu:

    a. Reneging (pembatalan) adalah meninggalkan antrian sebelum dilayani.

    b. Balking adalah orang yang langsung pergi ketika melihat panjangnya antrian,

    menolak untuk memasuki antrian.

    c. Jockeying adalah orang yang berpindah-pindah dari satu antrian ke antrian

    lain karena ingin dilayani lebih cepat.

    2. Pelayanan

    Pelayan atau mekanisme pelayanan dapat terdiri dari satu atau lebih pelayan,

    atau satu atau lebih fasilitas pelayanan. Contohnya pada sebuah check out counter

    dari suatu supermarket terkadang hanya ada seorang pelayan, tetapi bisa juga

    diisi seorang kasir dengan pembantunya untuk memasukkan barang-barang ke

    kantong plastik. Sebuah bank dapat mempekerjakan seorang atau banyak teller.

    Di samping itu, perlu diketahui cara pelayanan diselesaikan, yang kadang-

    kadang merupakan proses random. Ada 3 aspek yang harus diperhatikan dalam

    mekanisme pelayanan, yaitu:

    a. Tersedianya pelayanan

    Mekanisme pelayanan tidak selalu tersedia untuk setiap saat. Misalnya

    dalam pertunjukan bioskop, loket penjualan karcis masuk hanya dibuka

    pada waktu tertentu antara satu pertunjukan dengan pertunjukan

    berikutnya. Sehingga pada saat loket ditutup, mekanisme pelayanan terhenti

    dan petugas pelayanan istirahat.

    b. Kapasitas pelayanan

    Kapasitas dari mekanisme pelayanan diukur berdasarkan jumlah langganan

    yang dapat dilayani secara bersama-sama. Kapasitas pelayanan tidak selalu

    sama untuk setiap saat, ada yang tetap, tetapi ada juga yang berubah-ubah.

    Karena itu, fasilitas pelayanan dapat memiliki satu atau lebih saluran.

    Fasilitas yang mempunyai satu saluran disebut saluran tunggal atau sistem

  • LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    19

    pelayanan tunggal dan fasilitas yang mempunyai lebih dari satu saluran

    disebut saluran ganda atau pelayanan ganda.

    c. Lamanya pelayanan

    Lamanya pelayanan adalah waktu yang dibutuhkan untuk melayani seorang

    langganan atau satu-satuan. Waktu pelayanan boleh tetap dari waktu ke

    waktu untuk semua langganan atau boleh juga berupa variabel acak.

    Umumnya untuk keperluan analisis, waktu pelayanan dianggap sebagai

    variabel acak yang terpencar secara bebas dan sama serta tidak tergantung

    pada waktu kedatangan.

    3. Antrian komponen

    Inti dari analisis antrian adalah antri itu sendiri. Timbulnya antrian terutama

    tergantung dari sifat kedatangan dan proses pelayanan. Penentu antrian lain

    yang penting adalah disiplin antri. Disiplin antri adalah aturan keputusan yang

    menjelaskan cara melayani pengantri, misalnya datang awal dilayani dulu yang

    lebih dikenal dengan singkatan FCFS, datang terakhir dilayani dulu LCFS,

    berdasar prioritas, berdasar abjad, berdasar janji, dan lain-lain. Jika tak ada

    antrian berarti terdapat pelayan yang nganggur atau kelebihan fasilitas

    pelayanan.

    2.5.2 Disiplin Pelayanan Antrian

    Displin pelayanan antrian adalah aturan keputusan yang menjelaskan cara

    melayani pengantri. Menurut Siagian (1987), ada empat bentuk disiplin pelayanan

    yang biasa digunakan, yaitu:

    1. First come first served (FCFS) atau first in first out (FIFO) artinya, lebih dulu datang,

    lebih dulu dilayani. Misalnya, antrian pada loket bioskop.

    2. Last come first served (LCFS) atau last in first out (LIFO) artinya, yang tiba terakhir

    yang lebih dulu keluar. Misalnya, sistem antrian dalam elevator untuk antrian

    yang sama tiba terakhir yang lebih dulu keluar.

    3. Service in random order (SIRO) artinya, panggilan didasarkan pada peluang secara

    random, tidak dipermasalahkan siapa yang lebih dulu tiba. Misalnya, pada arisan

    dimana penarikan berdasarkan nomor undian.

  • 20 LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    4. Priority service (PS) artinya, prioritas pelayanan diberikan kepada pelanggan yang

    memiliki prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan pelanggan yang memiliki

    prioritas lebih rendah, meskipun yang terakhir ini kemungkinan sudah tiba lebih

    dulu di garis tunggu. Misalnya, ada pasien yang datang terakhir ke UGD namun

    kondisinya sangat parah, sehingga ditangani lebih dulu.

    2.5.3 Model Antrian

    Ada empat model struktur antrian dasar yang umum yaitu:

    1. Single channel single phase

    Berarti hanya ada satu pelanggan yang masuk system pelayanan atau hanya ada

    satu fasilitas pelayanan. Single phase berarti hanya ada satu pelayanan. Contoh:

    sistem antrian pada ATM.

    Gambar 2.1 Single channel single phase Sumber: Murti, Surachman (2012:259)

    2. Multiple channel single phase (paralel)

    Terjadi kapan saja dimana ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh

    antrian tunggal. Contoh: antrian pada teller sebuah bank.

    Gambar 2.2 Multiple channel single phase Sumber: Murti, Surachman (2012:259)

    3. Single channel multiple phase (seri)

    Menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara berurutan

    (dalam fase-fase). Contoh: pencucian mobil maupun motor.

    Gambar 2.3 Single channel multiple phase Sumber: Murti, Surachman (2012:259)

  • LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    21

    4. Multiple channel multiple phase

    Sistem yang mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahapannya.

    Contoh: registrasi mahasiswa di universitas.

    Gambar 2.4 Multiple channel multiple phase

    Sumber: Murti, Surachman (2012:260)

    2.6 Petri Net

    Petri Net adalah salah satu model untuk merepresentasikan sistem terdistribusi

    diskrit. Sebagai sebuah model, Petri Net merupakan grafik dua arah yang terdiri

    dari place, transition, dan tanda panah yang menghubungkan keduanya. Di samping

    itu, untuk merepresentasikan keadaan sistem,token diletakkan pada place tertentu.

    Ketika sebuah transition terpantik, token akan bertransisi sesuai tanda panah. Petri

    Net pertama kali diajukkan oleh Carl Adam Petri pada tahun 1962.

    Tabel 2.1 Simbol Petri Net

    Simbol Kegunaan

    Lingkaran (Location)

    Merepresentasikan aktivitas (pasif/aktif) atau kondisi/status (pre/post)

    Segi Empat (Transition)

    Merepresentasikan kejadian atau saat perubahan/transisi kondisi

    Panah (Flow Relation)

    Merepresentasikan relasi urutan antar node yang menunjukkan bahwa node pendahulu

    berlanjut menjadi node berikutnya

    Token (Marking)

    Merepresentasikan pergerakan location atau

    perubahan kondisi yang dialami entitas

    Sumber: Asmungi (2004:31)

  • 22 LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    2.7 Pengumpulan Data Simulasi dan Data Input

    Input dari model simulasi adalah distribusi tertentu dari parameter yang ingin

    dimodelkan. Angka acak akan dibangkitkan oleh perangkat model simulasi sesuai

    dengan distribusi yang telah dimasukkan. Untuk itu perlu proses pengumpulan data

    yang baik dan intensif untuk mendapatkan distribusi yang dapat

    mempresentasikansistem nyata garbage in garbage out (GIGO) adalah konsep dasar

    pada computer science yang dapat diaplikasikan pada lingkup discrete-event simulation

    (Banks, et al., 2004). Konsep ini menyatakan bahwa kendatipun struktur dari model

    sudah tervalidasi, namun bila input data tidak dikumpulkan atau dianalisa secara

    tepat, serta tidak mempresentasikan output sistem simulasi akan menjadi rancu

    sehingga dapat merusak proses simulasi penentuan keputusan.

    Data input untuk model simulasi adalah faktor yang mempengaruhi jalannya

    simulasi (Banks, et al., 2004). Pada simulasi sistem antrian, data yang dikumpulkan

    adalah distribusi waktu antar kedatangan dan waktu pelayanan. Sedangkan untuk

    waktu inventory simulasi sistem, data masukan adalah distribusi permintaan dan lead

    time. Sementara simulasi dari reliabilitas sistem, data yang digunakan adalah

    distribusi time to failure.

    Adapun langkah-langkah dalam mengumpulkan data simulasi adalah sebagai

    berikut:

    1. Mengumpulkan data dari sistem nyata yang akan dimodelkan. Proses ini

    memerlukan waktu dan tenaga yang cukup banyak. Namun, dalam beberapa

    situasi pengumpulan data tidak mungkin untuk dilakukan contohnya adalah

    ketika tidak tersedianya waktu, atau ketika peraturan dan undang-undang tidak

    mengijinkan pengumpulan data. Apabila mengalami kejadian seperti demikian,

    pemodelan harus menggunakan expert opinion sehingga dapat membuat dugaan

    yang memiliki dasaran yang tepat.

    2. Mengidentifikasi distribusi probabilitas untuk mempresentasikan input proses.

    Distribusi probabilitas yang dapat dipilih seperti normal, uniform, triangular,

    exponential, poisson, dan sebagainya. Bila pemodel memiliki distribusi data,

    langkah ini dapat dimulai dengan menentukan distribusi frekuensi seharusnya

    dengan melihat histogram dari data.

  • LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    23

    3. Memilih parameter yang sesuai untuk mempresentasikan data dari distribusi

    yang telah ditentukan. Contohnya bila menentukan sebuah input proses memiliki

    distribusi normal, maka perlu menentukan berapa rata-rata dan standar deviasi

    yang sesuai. Namun pada software simulasi, seringkali sudah terintegrasi dengan

    tools yang dapat digunakan untuk melihat parameter dari distribusi data tersebut

    seperti stat:fit pada ProModel dan input analyzer pada Arena.

    4. Melakukan evaluasi terhadap distribusi yang dipilih serta parameter yang

    ditentukan dengan goodness of fit. Jika merasa kurang yakin terhadap kesesuaian

    distribusi dan parameter yang telah dipilih untuk mempresentasikan sistem,

    maka ulangi langkah kedua dan ketiga hingga merasa yakin. Keyakinan

    terhadap distribusi dapat dilihat dari nilai eror antara distribusi yang dipilih

    dengan data aktual yang dikumpulkan dari sistem nyata.

    Dalam menentukan distribusi yang paling sesuai untuk jenis input proses

    (langkah 2), dapat digunakan dasaran sebagai berikut:

    1. Distribusi uniform

    Nilai antara a dan b, dimana a < b, dan probabilitas dari semua nilai-nilai adalah

    sama.

    Gambar 2.5 Grafik distribusi uniform

    Sumber: Suprayogi.2006.distribusi probabilitas kontinyu teorits.pdf

    2. Distribusi normal

    Sebuah fungsi yang berbentuk lonceng dengan parameter (mean) dan (standar

    deviasi).

    Gambar 2.6 Grafik distribusi normal

    Sumber: Suprayogi.2006.distribusi probabilitas kontinyu teorits.pdf

  • 24 LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Variabel acak normal digunakan untuk memodelkan banyak fenomena acak

    yang dapat dinyatakan sebagai jumlah variabel acak, berdasarkan central limit

    theorem. Analisa harus berhati-hati dalam menggunakan distribusi normal untuk

    model fenomena acak, yang tidak dapat mengasumsikan nilai negatif. Distribusi

    normal pada umumnya digunakan untuk menggambarkan proses.

    3. Distribusi triangular

    Sebuah distribusi dengan batas bawah (minimum) adalah a, modus c, dan batas

    atas (maksimum) b.

    Gambar 2.7 Grafik distribusi triangular

    Sumber: Suprayogi.2006.distribusi probabilitas kontinyu teorits.pdf

    Variabel acak triangular digunakan ketika distribusi yang mendasari tidak

    diketahui, tetapi masuk akal untuk mengasumsikan bahwa nilai berkisar dari

    beberapa nilai minimal, bentuk linear kurva PDF adalah cara paling sederhana

    untuk mewakili jenis perilaku. Variabel acak triangular biasanya digunakan

    untuk mempresentasikan proses.

    4. Distribusi eksponensial

    Fungsi eksponensial adalah salah satu fungsi yang paling penting dalam

    matematika. Biasanya, fungsi ini ditulis dengan notasi exp(x), dimana e adalah

    basis logaritma natural yang kira-kira sama dengan 2,71828183.

    Gambar 2.8 Grafik distribusi eksponensial

    Sumber: Suprayogi.2006.distribusi probabilitas kontinyu teorits.pdf

    Variabel acak eksponensial banyak digunakan untuk model acak waktu antar

    kedatangan untuk waktu kontinyu. Variabel acak eksponensial biasanya

  • LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    25

    digunakan untuk mempresentasikan interarrival pelanggan, banyaknya

    kegagalan, dan sebagainya.

    5. Distribusi weibull

    Biasanya digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang mmenyangkut

    lama waktu (umur) suatu objek yang mampu bertahan hingga akhirnya objek

    tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya (rusak atau mati).

    Gambar 2.9 Grafik distribusi weibull

    Sumber: Suprayogi.2006.distribusi probabilitas kontinyu teorits.pdf

    Distribusi weibull pada umumnya digunakan mempresentasikan waktu

    kerusakan.

    6. Distribusi lognormal

    Merupakan distribusi probabilitas sebuah variabel acak yang logaritmanya

    tersebar secara normal.

    Gambar 2.10 Grafik distribusi lognormal

    Sumber: Suprayogi.2006.distribusi probabilitas kontinyu teorits.pdf

    Distribusi lognormal pada umumnya digunakan untuk mempresentasikan

    waktu kerusakan.

    7. Distribusi Poisson

    Merupakan limit dari distribusi binomial dengan banyaknya percobaan n relatif

    besar.

  • 26 LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Gambar 2.11 Grafik distribusi Poisson

    Sumber: Darsyah.2013.perbandingan kurva pada distribusi uniformdan distribusi binomial.pdf

    Distribusi Poisson pada umumnya digunakan untuk menggambarkan jumlah

    kedatangan dalam satuan waktu.

    2.8 Verifikasi dan Validasi

    Verifikasi dan validasi merupakan tahapan untuk menguji

    kredibilitas/kesesuaian sistem nyata dengan model simulasi. Verifikasi adalah proses

    untuk menentukan apakah model telah beroperasi sesuai dengan yang diinginkan

    oleh programmer. Verifikasi berkaitan dengan kondisi konseptual apakah model telah

    sesuai dengan konsep yang diinginkan (Banks, Carson, dan Nelson, 1995). Verifikasi

    adalah proses pemeriksaan logika operasional model (program komputer) sesuai

    dengan logika diagram alur (Hoover dan Perry, 1989).

    Langkah-langkah verifikasi (Jerry Banks, 2004) adalah:

    1. Membandingkan diagram alir konseptual dengan model pada software simulasi.

    2. Melihat rangkuman proses pada model dan melakukan pencocokan ulang

    terhadap logika proses.

    3. Melakukan pencocokan animasi apakah sudah berjalan sesuai dengan sistem

    nyata.

    4. Melakukan kompilasi error atau debugging.

    Validasi adalah proses penentuan apakah model, sebagai konseptualisasi,

    merupakan representasi yang akurat dan sesuai dengan sistem nyata (Hoover dan

    Perry, 1989). Validasi model simulasi dilakukan dengan partisipasi analis, pengambil

    keputusan dan manajer sistem. Uji validasi adalah apakah pengambil keputusan

    dapat mempercayai model yang digunakan sebagai bagian dari proses pengambilan

    keputusan. Tidak ada teknik tunggal untuk melakukan validasi model. Prosedur

  • LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    27

    validasi model simulasi tergantung dari sistem yang sedang dimodelkan dan

    lingkungan pemodelan. Beberapa metode validasi adalah:

    1. Perbandingan output simulasi dengan sistem nyata

    Perbandingan statistik dan perbedaan dalam performansi harus diuji untuk

    signifikansi statistiknya. Perbandingan ini tidak bisa dilakukan dengan

    sederhana begitu, karena performansi yang diukur menggunakan simulasi

    didasarkan pada periode waktu yang sangat lama, mungkin beberapa tahun.

    Kinerja yang diukur dalam sistem nyata sebaliknya didasarkan pada periode

    waktu singkat, mungkin hanya dalam ukuran minggu atau paling lama bulan.

    2. Metode Delphi

    Metode Delphi dikembangkan sebagai pendekatan ke analisis permasalahan

    ketika sangat sedikit data tersedia atau sistem nyata sedang dipertimbangkan.

    Dalam metode Delphi, sekelompok ahli terpilih membentuk panel yang akan

    menghasilkan jawaban konsensus terhadap pertanyaan yang diajukan ke

    mereka. Dalam lingkungan simulasi, panel mungkin terdiri dari manager dan

    pengguna sistem yang sedang dimodekan dan pertanyaan adalah tentang

    perilaku atau kinerja sistem di bawah kondisi operasi tertentu. Metode Delphi

    terdiri dari prosedur interaktif berikut:

    1. Kuesioner yang memuat pertanyaan respon sistem nyata terhadap input

    tertentu atau perubahan struktural dikirim ke setiap anggota panel.

    2. Didasarkan pada respon akan kuesioner pertama, kuesioner kedua dibentuk

    yang akan menarik respon lebih spesifik dari panel.

    3. Kuesioner baru dikirimkan ke panel bersamaan dengan pemurnian respon

    panel akan pertanyaan dari tahap sebelumnya.

    Tahap 1 sampai 3 diulang 2 kali atau lebih sampai analis mendapatkan

    prediksi ahli akan respon sistem terhadap input atau perubahan struktural yang

    sedang dipertimbangkan.

    3. Pengujian Turing

    Metode ini diajukan oleh Alan Turing sebagai uji intelegensia buatan. Seorang

    ahli atau panel ahli menyediakan ringkasan gambaran atau laporan berdasarkan

    sistem nyata dan model simulasi. Jika ahli tidak dapat mengidentifikasi laporan

    berdasarkan output model simulasi, kredibilitas model ditingkatkan. Kesulitan

  • 28 LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    utama validasi model menggunakan uji Turing adalah penyesuaian ukuran

    kinerja sistem nyata sehingga pengaruh tidak dimaksudkan sebagai bagian dari

    model simulasi dihilangkan.

    4. Perilaku ekstrim

    Kadang-kadang sistem nyata dapat diamati di bawah kondisi ekstrim dimana

    situasi tidak biasa muncul. Kadang-kadang hal ini menjadi solusi ideal untuk

    mengumpulkan data ukuran kienrja sistem nyata untuk perbandingan output

    mode simulasi yang dijalankan pada kondisi yang sama. Kadang-kadang juga

    manager sistem lebih mudah memprediksi bagaimana perilaku sistem nyata

    pada kondisi ekstrim daripada pada kondisi normal. Dengan membandingkan

    prediksi perilaku sistem nyata di bawah kondisi ekstrim dengan kinerja model

    pada kondisi sama, mode dapat divalidasi.

  • LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    29

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Diagram Alir Praktikum

    Diagram alir praktikum modul 1 adalah sebagai berikut:

    Gambar 3.1 Diagram alir praktikum modul 1

  • 30 LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    3.2 Prosedur Praktikum

    Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam praktikum ini adalah:

    1. Mulai

    2. Melakukan studi pustaka, yaitu mempelajari segala materi yang berkaitan

    dengan praktikum yang terdapat ditemukan dari berbagai referensi.

    3. Mengidentifikasi masalah, yaitu menentukan permasalahan yang akan

    dimodelkan dalam praktikum modul ini.

    4. Pengambilan data berupa data proses pembuatan Pai Apel Malang.

    5. Penentuan distribusi, menggunakan software ProModel, yaitu dengan

    memasukkan data ke dalam menu stat fit pada ProModel hingga muncul output

    distribusi data, dan pilih distribusi dengan ranking tertinggi dengan status do not

    reject.

    6. Pemodelan sistem menggnakan Petri Net, merupakan proses membentuk sebuah

    model dengan Petri Net dari suatu sistem nyata yang diamati. Pada praktikum

    ini, sistem yang diamati adalah proses pembutan Pai Apel Malang.

    7. Pemodelan sistem dengan ProModel, menggambarkan cara kerja sistem yang

    dijalankan dengan software ProModel.

    8. Verifikasi, adalah proses pemeriksaan logika operasional model (program

    komputer) sesuai dengan logika diagram alur.

    9. Validasi, adalah proses penentuan apakah model, sebagai konseptualisasi,

    merupakan representasi yang akurat dan sesuai dengan sistem nyata.

    10. Analisis dan pembahasan

    Analisa dan pembahasan dari sebelum simulasi dan hasil setelah disimulasikan

    berupa input dan output data yang diperoleh.

    11. Kesimpulan dan saran

    Kesimpulan dan saran memberikan rangkuman dari awal proses hingga akhir

    dan melengkapi apa yang kurang pada proses tersebut.

    12. Selesai

    Hasil dari praktikum didapatkan output dari data yang diolah, serta kesimpulan

    yang didapat pada praktikum ini.

  • LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    31

    BAB IV

    ANALISA DAN PEMBAHASAN

    4.1 Gambaran Sistem

    Sistem yang digunakan dalam pemodelan di modul ini adalah sistem pembuatan

    kue pie di Pai Apel Malang, Sanan. Komponen yang ada di dalamnya adalah sebagai

    berikut:

    1. Entitas yaitu potongan pai.

    2. Resource yaitu pegawai pertama adalah yang membuat pai dan melakukan

    pengovenan. Kemudian yang kedua adalah pegawai yang melakukan

    pengemasan dan pengepakan.

    3. Aktivitas yaitu pengovenan, pendinginan, penyortiran, pengemasan, dan

    pengepakan.

    Alur di dalam sistem adalah adonan pai yang telah dibuat kemudian dioven.

    Setelah proses pengovenan kemudian dilakukan pendinginan. Selanjutnya dilakukan

    proses penyortiran kue pai yang sudah matang. Setelah itu, dilakukan pengemasan

    dan pengepakan.

    4.2 Petri Net

    Berikut merupakan Petri Net dari proses pembuatan Pai Apel Malang.

  • 32 LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Gambar 4.1 Petri Net proses pembuatan Pai Apel Malang

  • LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    33

    4.3 Flowchart Sistem

    Berikut merupakan flowchart sistem dari proses pembuatan Pai Apel Malang.

    Mulai

    a = proses antrian pengovenan

    b = proses antrian pendinginan

    c = proses antrian penyortiran

    d = proses antrian pembungkusan

    a, b, c, d = 0

    Pembuatan Pai Apel

    Oven idle?

    a = a + 1

    Tidak

    Ya

    a = a - 1

    Fan idle?

    b = b + 1

    Pai Apel

    matang

    b = b - 1

    Pai Apel siap

    disortir

    A

    Tidak

    Ya

    c = c + 1

    Apakah Operator

    menyortir Pai Apel

    idle?

    Tidak

    c = c - 1

    A

    YaPai Apel

    mentah

    Proses

    Pengepakan

    Selesai

    Pai Apel siap

    dibungkus

    d = d + 1

    Apakah Operator

    membungkus Pai

    Apel idle?

    d = d - 1

    Ya

    Tidak

    Gambar 4.2 Flowchart sistem proses pembuatan Pai Apel Malang

  • 34 LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    4.4 Pengujian Distribusi Data

    Berikut ini merupakan data pengamatan pembuatan pai apel, sortir,

    membungkus pai dan proses packing.

    Tabel 4.1 Data Hasil Pengamatan

    NO. P1 P2 P3 P4 NO. P1 P2 P3 P4

    1. 7 11 5 8 26. 6 13 4 8

    2. 7 14 6 10 27. 4 15 6 4

    3. 8 14 5 7 28. 9 14 6 7

    4. 7 14 6 7 29. 6 11 3 5

    5. 9 10 4 6 30. 5 14 7 7

    6. 6 15 3 5 31. 6 14 7 5

    7. 7 14 3 8 23. 7 14 4 7

    8. 9 15 4 9 33. 7 13 4 9

    9. 6 12 5 8 34. 5 11 6 4

    10. 6 13 6 10 35. 4 14 5 6

    11. 5 13 5 7 36. 5 14 6 7

    12. 5 13 5 5 37. 8 14 4 9

    13. 9 11 4 4 38. 5 11 6 10

    14. 7 13 4 7 39. 5 10 7 10

    15. 8 10 4 7 40. 7 10 5 10

    16. 4 10 4. 5 41. 9 15 6 4

    17. 6 13 4 10 42. 4 10 3 9

    18. 6 12 3 7 43. 4 10 6 6

    19. 8 15 7 7 44. 7 14 4 4

    20. 7 15 4 10 45. 4 11 5 5

    21. 9 12 5 7 46. 7 12 5 6

    22. 5 13 5 10 47. 5 15 7 5

    23. 9 12 4 7 48. 4 12 5 9

    24. 4 13 7 6 49. 6 11 7 8

    25. 4 10 4 8 50. 6 12 7 10

    Keterangan: P1 = waktu kedatangan Pai Apel Malang (menit)

    P2 = waktu penyortiran Pai Apel Malang (detik)

    P3 = waktu membungkus Pai Apel Malang (detik)

    P4 = waktu proses packing (detik)

    Berikut ini langkah-langkah pengujian distribusi data dengan Stat:Fit:

    1. Menjalankan software ProModel.

    2. Pilih tools pada tool bar, pilih Stat:Fit.

  • LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    35

    Gambar 4.3 Langkah pengujian Stat:Fit

    3. Masukkan data pengamatan yang telah dilakukan pada datable.

    Gambar 4.4 Pengujian Stat:Fit

    4. Klik Fit, kemuudian Auto:Fit, pilih continuos klik Ok.

    Gambar 4.5 Proses Stat:Fit

    5. Hasil akan ditambahkan berupa automatic filling. Untuk penggunaan distribusi

    pada simulasi pilih distribusi dengan acceptance do not reject dan memiliki rank

    terbesar.

    Gambar 4.6 Contoh hasil pengujian Stat:Fit

  • 36 LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Tabel 4.2 Tabel Pengujian Stat:Fit

    Aktivitas Pendugaan

    Distribusi

    Distribusi

    Stat:Fit Rank Acceptance

    Distribusi

    Terpilih Alasan

    Pembuatan Pai Apel

    Eksponensial / Normal /

    Uniform

    Uniform

    (4., 9.)

    Uniform

    (22.4)

    Uniform (Do not reject)

    Uniform

    (4., 9.)

    Karena sesuai

    dengan

    pendugaan distribusi

    (uniform) dan memiliki rank

    tertinggi (22.4)

    dengan

    acceptance (do

    not reject)

    Lognormal (4., 0.874,

    0.554)

    Lognormal (0.211)

    Lognormal

    (reject)

    Exponential (4., 2.26)

    Exponential (0)

    Exponential (reject)

    Penyortiran Pai Apel

    Triangular /

    Normal / Uniform

    Uniform (10., 15.)

    Uniform (95.) Uniform

    (Do not reject)

    Uniform

    (10., 15.)

    Karena sesuai dengan

    pendugaan

    distribusi (uniform) dan

    memiliki rank

    tertinggi (95.) dengan

    acceptance (do

    not reject)

    Lognormal (10., 1.02,

    0.537)

    Lognormal (1.46)

    Lognormal

    (reject)

    Pembungkusan Pai Apel

    Triangular / Normal /

    Uniform

    Uniform

    (3., 7.)

    Uniform

    (43.3)

    Uniform (Do not reject)

    Uniform

    (3., 7.)

    Karena sesuai

    dengan

    pendugaan distribusi

    (uniform) dan memiliki rank

    tertinggi (43.3)

    dengan

    acceptance (do

    not reject)

    Lognormal (3., 0.675,

    0.531)

    Lognormal (0.139)

    Lognormal

    (reject)

    Exponential (3., 2.02)

    Exponential (0)

    Exponential (reject)

    Proses packing

    Pai Apel

    Triangular /

    Normal / Uniform

    Uniform (4., 10.)

    Uniform (55.6)

    Uniform

    (Do not reject)

    Uniform (4., 10.)

    Karena sesuai dengan

    pendugaan

    distribusi (uniform) dan

    memiliki rank

    tertinggi (55.6) dengan

    acceptance (do

    not reject)

    Lognormal

    (4., 1.1, 0.586)

    Lognormal

    (30.3)

    Lognormal (reject)

    Exponential

    (4., 3.14)

    Exponential

    (1.69e-002)

    Exponential

    (reject)

    4.5 Pembuatan Model Sistem Produksi Pai Apel Malang

    Berikut ini merupakan langkah-langkah pembuatan model sistem produksi Pai

    Apel Malang dengan software ProModel:

    1. Menjalankan software ProModel.

    Gambar 4.7 Pemilihan latar belakang

  • LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    37

    2. Kemudian membuatan background yang berfungsi sebagai latar belakang

    permodelan sistem. Dengan cara klik Build pada toolbar pilih Background Graphics

    pilih BehindGrid. Setelah itu klik Edit pilih ImportGraphic, pilih Tutorial Back klik

    Open.

    Gambar 4.8 Latar belakang ProModel 3D

    3. Langkah berikutnya adalah pembuatan layout sistem produksi dengan cara, pilih

    Build pada toolbar, klik Locations atau klik Ctrl+L. Buat locations dengan cara men-

    dragsimbol locations yang diinginkan layout, ketikkan nama lokasi yang

    diinginkan klik Ok.

    Tabel 4.3 Icon Location

    No.

    Locations

    Graphics

    Type

    Name Capacity Units Dts Stats Rules

    1. Raw

    Material Pembuatan Pai INFINITE 1 None

    Time

    Series Oldest

    2. Oven Oven 24 1 None Time

    Series Oldest

    3. Table Pendinginan 1 1 None Time

    Series Oldest

    4. Table Sortir 1 1 None Time

    Series Oldest

    5. Desk Pembungkusan 1 1 None Time

    Series Oldest

    6. Box Pengepakan 10 1 None Time

    Series Oldest

    7. Conveyor Keluar INFINITE 1 None Time

    Series Oldest, FIFO

  • 38 LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Gambar 4.9 Location proses pembuatan pai apel

    4. Setelah pembuatan locations selesai sesuai sistem yang dimodelkan, langkah

    berikutnya adalah pendefinisian entitas yang akan diproses. Klik Build klik

    Entities atau Ctrl+E. Pilih simbol entitas yang diinginkan.

    Tabel 4.4 Icon Entity

    No. Icon Name Speed (fpm) Stats

    1. Gear Pai Mentah 150 Time Series

    2. Pallet Pai Loyang 150 Time Series

    3. Pallet Pai Matang Loyang 150 Time Series

    4. Gear Pai Matang Satuan 150 Time Series

    5. Gear Pai Kemasan 150 Time Series

    6. Gear Pai Kotakan 150 Time Series

    5. Langkah berikutnya adalah pembuatan jaringan aliran produksi. Klik Build, pilih

    path networks. Pilih kolom Path pada dialog box Path Networks. Pada layout klik kiri

    di sekitar locations tertentu lalu tarik garis menuju location berikutnya klik kanan

    pada locations tujuan kemudian lanjutkan lagi sesuai langkah di awal.

    Gambar 4.10 Langkah pembuatan Net 1 dan Net 2

  • LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    39

    Untuk pembuatan interfaces pilih kolom interfaces klik kiri pada locations yang

    dijadikan awal proses kemudian klik pada locations. Ulangi semua langkah

    hingga seluruh tempat proses produksi terhubung sesuai jalur dengan interfaces.

    6. Untuk menambahkan resources yang akan digunakan klik Build pilih resources atau

    Ctrl+R. Tambahkan machinist dengan memilih machinist graphic, ganti nama

    machinist menjadi operator 1. Klik menu Specs untuk membuka dialog box Resource

    specification pilih Path Network, pilih Net 1.Lalu klik Ok.

    Gambar 4.11 Proses pemilihan specs path network

    7. Tahap selanjutnya adalah menentukan logika proses. Klik Build pilih Processing

    atau Ctrl+P. Pada Processing terdapat dua jenis logika yaitu logika process layout

    dan routing layout. Alur proses ditunjukkan pada tabel berikut ini:

    a. Kedatangan pai apel mentah ke oven

    Tabel 4.5 Tabel Processing Kedatangan ke Oven

    Entity Location Operation

    Pai_Mentah Pembuatan_Pai INC WIP

    Tabel 4.6 Tabel Routing Kedatangan ke Oven

    Blk Output Destination Rule Move Logic

    1 Pai_Mentah Oven FIRST 1 MOVE WITH Operator1 THEN FREE

    b. Menggabungkan 24 pai apel mentah menjadi loyang untuk masuk ke oven

    Tabel 4.7 Tabel Processing Penggabungan Pai Mentah Entity Location Operation

    Pai_Mentah Oven GROUP 24 AS Pie_Loyang

  • 40 LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    c. Pai apel di dalam oven selama 30 menit

    Tabel 4.8 Tabel Processing Pengovenan Entity Location Operation

    Pai_Loyang Oven WAIT 30 MIN UNGROUP

    d. Pai matang dari oven ke pendinginan

    Tabel 4.9 Tabel Processing Pendinginan Entity Location Operation

    Pai_Matang_Loyang Oven

    Tabel 4.10 Tabel Routing Pendinginan

    Blk Output Destination Rule Move Logic

    1 Pai_Matang_Satuan Pendinginan FIRST 1 MOVE WITH Operator1 THEN FREE

    e. Pendinginan ke sortir

    Tabel 4.11 Tabel Processing Pendinginan ke Sortir Entity Location Operation

    Pai_Matang_Satuan Pendinginan

    Tabel 4.12 Tabel Routing Pendinginan ke Sortir

    Blk Output Destination Rule Move Logic

    1 Pai_Matang_Satuan Sortir FIRST 1 MOVE WITH Operator1 THEN FREE

    f. Sortir ke bungkus

    Tabel 4.13 Tabel Processing Sortir ke Bungkus Entity Location Operation

    Pai_Matang_Satuan Sortir WAIT U(10, 15) SEC

    Tabel 4.14 Tabel Routing Sortir ke Bungkus

    Blk Output Destination Rule Move Logic

    1 Pai_Matang_Satuan Bungkus FIRST 1

    g. Bungkus ke pengepakan

    Tabel 4.15 Tabel Processing Bungkus ke Pengepakan Entity Location Operation

    Pai_Matang_Satuan Bungkus WAIT U(3, 7) SEC

    Tabel 4.16 Tabel Routing Bungkus ke pengepakan

    Blk Output Destination Rule Move Logic

    1 Pai_Matang_Satuan Pengepakan FIRST 1

  • LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    41

    h. Pengepakan ke keluar

    Tabel 4.17 Tabel Processing Pengepakan ke Keluar Entity Location Operation

    Pai_Kemasan Pengepakan COMBINE 10WAIT U(4, 10)SEC

    Tabel 4.18 Tabel Routing Pengepakan ke Keluar

    Blk Output Destination Rule Move Logic

    1 Pai_Kotakan Keluar FIRST 1

    i. Keluar ke exit

    Tabel 4.19 Tabel Processing Keluar ke Exit Entity Location Operation

    Pai_Kotakan Keluar DEC WIP

    4.20 Tabel Routing Keluar ke Exit

    Blk Output Destination Rule Move Logic

    1 Pai_Kotakan EXIT FIRST 1

    8. Setelah logika proses selesai, kemudian melakukan pendefinisian kedatangan.

    Klik Build pilih Arrivals.

    4.21 Tabel Arrival

    Entity Location Qty

    Each

    First

    Time Occurances Frequency Logic Disable

    Pai_Mentah Pembuatan

    _Pai 1 INFINITE U (4,9) MIN No

    9. Untuk pembuatan variables dapat dilakukan dengan cara klik Build pilih Variables

    atau klik icon V. Ketikkan ID yang diinginkan, kemudian aktifkan Icon variable

    menjadi yes.

    4.22 Tabel Variables Icon ID Type Initial

    Value

    Stats Notes

    Yes WIP Integer 0 Time Series, Time

    Yes Total_Produk Integer 0 Time Series, Time

  • 42 LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    10. Jalankan simulasi dengan cara klik Simulation pada toolbar, lalu klik Run

    Gambar 4.12 Simulasi sedang berjalan

    4.6 Analisa dan Pembahasan

    Berdasarkan model yang telah dibuat untuk sistem produksi Pai Apel Malang,

    analisis nya adalah sebagai berikut:

    1. Location

    Tabel 4.23 Output Utilization Location Sistem Pai Apel pada ProModel

    Location

    % Utilization

    Replikasi

    1 2 3 4 5

    Pembuatan Pai 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

    Oven 71,98 64,85 67,43 66,44 66,87

    Pendinginan 3,70 2,80 3,66 2,90 2,27

    Sortir 3,34 2,76 3,59 2,76 2,15

    Bungkus 1,34 0,96 1,24 0,91 0,69

    Pengepakan 34,28 32,02 34,54 26,41 15,55

    Keluar 0,02 0,02 0,02 0,02 0,01

    Pada location yang dianalisis adalah utilization, utilization menggambarkan kinerja

    dari tiap lokasi. Utilization pada masing-masing replikasi berbeda, namun

    perbedaannya tidak terlalu signifikan, karena pada setiap replikasi jumlah entitas

    kedatangan yang diproses berbeda, hal ini disebabkan waktu proses

    menggunakan distribusi probabilitas sehingga menghasilkan sistem bersifat

    probabilistik (tidak menentu). Utilization terbesar dan yang paling optimal

    terdapat pada location oven, yaitu sebesar 71,98, itu karena pada location oven

  • LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    43

    sebagai mesin. Sedangkan utilization terkecil dan tidak optimal terdapat pada

    location pembungkusan, yaitu sebesar 0,69 karena proses pada location tersebut

    membutuhkan waktu yang singkat.

    2. Entity activity

    Tabel 4.24 Output Entity Activity Sistem Pai Apel pada ProModel

    Entity

    Total Exits Current Qty In System

    Replikasi Replikasi

    1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

    Pai Mentah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 7,00 25,00 18,00 30,00 10,00

    Pai Loyang 4,00 3,00 4,00 3,00 2,00 0,00 1,00 0,00 1,00 0,00

    Pai Matang

    Loyang 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

    0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

    Pai Matang Satuan

    0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

    Pai Kemasan

    90,00 70,00 90,00 70,00 30,00 6,00 2,00 6,00 2,00 6,00

    Pai Kotakan 9,00 7,00 9,00 7,00 3,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

    Pada entity activity, yang dianalisis adalah total exits dan current qty in system. Total

    exits digunakan untuk mengetahui berapa banyak entitas yang keluar dari sistem

    produksi pai apel. Total exits tertinggi terletak pada entitas pai kemasan yaitu

    sebesar 90 karena menghasilkan pai satuan yang nantinya akan dipacking ke

    dalam kotak masing-masing 10 pai dalam tiap kotak. Sedangkan pai mentah, pai

    matang loyang, dan pai matang satuan tidak ada jumlah keluaran karena entitas

    tersebut merupakan entitas setengah jadi yang nantinya masih diproses menjadi

    pai apel.

    Current quantity in system digunakan untuk mengetahui jumlah entitas yang

    berada pada sistem ketika sistem berikut dihentikan. Pada output menunjukkan

    bahwa ada beberapa entitas termasuk entitas setengah jadi yang masih berada di

    dalam sistem. Current quantity in system tertinggi terletak pada entitas pai mentah

    yaitu sebesar 25 karena entitas pai mentah memiliki waktu proses yang lama di

    dalam sistem.

  • 44 LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    3. Resource

    Tabel 4.25 Output Utilization Resource Sistem Pai Apel pada ProModel

    Resource

    %Utilization

    Replikasi

    1 2 3 4 5

    Operator 1 8,25 6,79 8,61 6,79 8,35

    Operator 2 4,26 3,19 4,26 3,19 4,26

    Pada resource, yang dianalisis adalah utilization tiap operator. Utilization

    digunakan untuk menentukan kinerja tiap operator. Presentase utilization pada

    resource yang baik antara 50-70%. Utilization pada operator 1 dan operator 2

    kurang dari 10%, itu artinya operator 1 dan operator 2 mempunyai tingkat

    produktivitas yang rendah, karena pada proses pengovenan dan pendinginan

    membutuhkan waktu yang lama sehingga operator tidak bekerja untuk

    melakukan pemindahan material.

    4.7 Verifikasi dan Validasi

    Verifikasi dilakukan untuk menentukan apakah model telah berjalan sesuai

    dengan yang diinginkan, sedangkan validasi dilakukan unutk mengetahui apakah

    model telah sesuai dengan kondisi konseptual yang diinginkan. Berikut ini

    merupakan hasil verifikasi dan validasi dari pemodelan data simulasi sistem

    pembuatan Pai Apel Malang.

    4.7.1 Verifikasi

    Berikut ini adalah tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melakukan verifikasi

    model simulasi proses pembuatan Pai Apel Malang.

    1. Membandingkan hasil Petri Net dengan hasil software ProModel. Tahapan dari

    Petri Net adalah pai datang antrian pai proses pengovenan antrian pai

    matang proses pendinginan antrian sortir proses penyortiran antrian pai

    siap bungkus proses pembungkusan pai antrian pengepakan pai proses

    pengepakan pai pai keluar.

  • LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    45

    Gambar 4.13 Verifikasi Petri Net

  • 46 LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Kemudian proses yang dilakukan di ProModel juga sama, seperti pada gambar

    dibawah ini:

    Gambar 4.14 Verifikasi software ProModel

    Berdasarkan kesamaan proses Petri Net dan model pada ProModel maka dapat

    dikatakan model yang dibuat sudah terverifikasi dengan sistem nyatanya. Yaitu

    diawali dengan kedatangan pai mentah kemudian masuk lokasi oven. Setelah

    melalui lokasi oven menuju lokasi pendinginan, penyortiran, pengemasan,

    pengepakan, dan selesai.

    2. Melakukan pengecekan satuan pada processingdi ProModel`

    Gambar 4.15 Pengecekan processing di ProModel

    3. Melakukan pengecekan pada compile error.

    Gambar 4.16 Pengecekan pada compile error

  • LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    47

    Berdasarkan verifikasi yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan model

    yang telah dibuat di software ProModel telah terverifikasi, yang artinya model

    telah berjalan sesuai dengan yang diinginkan programmer.

    4. Melakukan pencocokan animasi apakah sudah berjalan sesuai dengan sistem

    nyata.

    Gambar 4.17 Proses running dalam ProModel

    4.7.2 Validasi

    Berikut ini adalah tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melakukan validasi

    model simulasi proses pembuatan Pai Apel Malang.

    1. Buka program yang telah dibuat pada ProModel.

    2. Run program.

    3. Pada Report Selection, pilih pada Replication. Klik OK.

    Gambar 4.18 Proses validasi pada ProModel

    4. Pada General Report, klik Location untuk mengetahui average time per entry (MIN)

    dan klik Entity Activities untuk mengetahui Total Exits, sehingga akan muncul

    output dengan total replikasi sebanyak 5 kali untuk masing-masing location.

  • 48 LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Tabel 4.26 Data Sortir, Pembungkusan, dan Output Sistem Pada 5 Replikasi

    Replikasi Sortir Pembungkusan Output Sistem

    Aktual Simulasi Aktual Simulasi Aktual Simulasi

    1 10.7 10.2 4.4 4.2 10 9

    2 10.9 10.8 3.8 3.6 8 7

    3 10.7 10.8 3.6 3.6 10 9

    4 10.6 10.8 3.7 3.6 9 7

    5 10.7 10.8 3.9 3.6 8 9

    5. Melakukan validasi menggunakan software SPSS

    a. Uji kenormalan data penyortiran dengan statistik parametrik

    1) Aktifkan Variable View danisikan nama variabel, kemudian isikan data

    pada Data View.

    2) Klik Analyze, pilih Descriptive Statics, lalu Explore.

    3) Masukkan variabel Sortir sebagai Dependent List.

    4) Klik Plots, centang Normality plots with tests, klik Continue.

    Gambar 4.19 Uji normalitas data penyortiran

    5) Kemudian akan muncul output sebagai berikut:

    Tabel 4.27 Output Uji Normalitas Penyortiran Tests of Normality

    Jenis Kolmogorov-

    Smirnova Shapiro-Wilk

    Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

    Sortir sortir_simulasi .372 5 .022 .828 5 .135

    sortir_nyata .473 5 .001 .552 5 .000

    a. Lilliefors Significance Correction

    Hipotesis:

    H0: Data berdistribusi normal

    H1: Data tidak berdistribusi normal

    Kriteria pengujian:

    H0 diterima apabila Sig. 0,05 dan ditolak apabila Sig. < 0,05.

  • LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    49

    Kesimpulan:

    Pada data simulasi, H0 diterima karena Sig. sortir_simulasi 0,05

    sehingga data simulasi berdistribusi normal. Pada data aktual, H0

    ditolak karena Sig. sortir_nyata < 0,05 sehingga data aktual tidak

    berdistribusi normal.

    b. Uji kenormalan data penyortiran dengan statistik nonparametrik

    Karena data simulasi berdistribusi normal tetapi data aktual tidak

    berdistribusi normal, maka dilakukan uji nonparametrik yaitu uji Mann-

    Whitney. Langkah-langkah pengujiannya antara lain:

    1) Aktifkan Variable View danisikan nama variabel, kemudian isikan data

    pada Data View.

    2) Klik Analyze, pilih Nonparametric Tests, kemudian pilih Legacy Dialogs

    dan klik 2 Independent Samples.

    3) Masukkan variabel pada kotak Test Variable List, kemudian centang

    Mann-Whitney U pada kotak Test Type. Klik OK.

    Gambar 4.20 Uji normalitas data penyortiran statistik nonparametrik

    4) Untuk menentukan grup, klik Define Groups. Selanjutnya pada kotak

    dialog groups, tuliskan 1 untuk group 1 dan 2 untuk group 2. Lalu klik

    Continue.

    5) Klik tombol options, kemudian centang descriptive dan pilih Exclude cases

    test-by-test, lalu klik continue, kemudian klik OK.

    6) Kemudian muncul output sebagai berikut:

  • 50 LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Tabel 4.28 Output Uji Normalitas Penyortiran Statistik Nonparametrik

    Test Statisticsa

    Sortir

    Mann-Whitney U 9.000

    Wilcoxon W 24.00

    0 Z -.764 Asymp. Sig. (2-tailed) .445 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .548b

    a. Grouping Variable: Jenis b. Not corrected for ties.

    Hipotesis:

    H0: tidak terdapat perbedaan antara data proses sortir pada simulasi

    dengan data aktual (valid)

    H1: ada perbedaan antara data proses sortir pada simulasi dengan data

    aktual (tidak valid)

    Kriteria pengujian:

    H0 diterima jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) /2 dan H0 ditolak jika nilai

    Asymp. Sig. (2-tailed) < /2.

    Kesimpulan:

    Berdasarkan hasil output pada tabel, didapatkan nilai Asymp. Sig.

    (2tailed)/2 > 0.025, maka H0 diterima, berarti tidak terdapat perbedaan

    antara data proses pencetakan pada simulasi dengan data aktual (valid).

    c. Uji kenormalan data pembungkusan

    Selanjutnya muncul output sebagai berikut:

    Tabel 4.29 Output Uji Normalitas Pembungkusan Tests of Normality

    Jenis Kolmogorov-

    Smirnova Shapiro-Wilk

    Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

    Bungkus bungkus_nyata .274 5 .200* .867 5 .254

    bungkus_simulasi .473 5 .001 .552 5 .000

    *. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction

    Hipotesis:

    H0: Data berdistribusi normal

    H1: Data tidak berdistribusi normal

  • LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    51

    Kriteria pengujian:

    H0 diterima apabila Sig. 0,05 dan ditolak apabila Sig. < 0,05.

    Kesimpulan:

    Pada data bungkus_simulasi, H0 ditolakkarena Sig. bungkus_simulasi < 0,05

    sehingga data simulasi tidak berdistribusi normal. Pada data aktual Ho

    diterima karena Sig. bungkus_nyata 0,05; sehingga data aktual

    berdistribusi normal.

    d. Uji kenormalan data pembungkusan dengan statistik nonparametrik

    Karena data aktual berdistribusi normal tetapi data simulasi tidak

    berdistribusi normal, maka dilakukan uji nonparametrik pada Software SPSS,

    yaitu uji Mann-Whitney. Selanjutnya muncul output sebagai berikut:

    Tabel 4.30 Output Uji Normalitas Statistik Nonparametrik

    Test Statisticsa

    Bungkus

    Mann-Whitney U 6.000 Wilcoxon W 21.000 Z -1.448 Asymp. Sig. (2-tailed) .147 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]

    .222b

    a. Grouping Variable: Jenis

    b. Not corrected for ties.

    Hipotesis:

    H0: tidak terdapat perbedaan antara data proses sortir pada simulasi dengan

    data aktual (valid)

    H1: ada perbedaan antara data proses sortir pada simulasi dengan data aktual

    (tidak valid)

    Kriteria pengujian:

    H0 diterima jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) /2 dan H0 ditolak jika nilai

    Asymp. Sig. (2-tailed) < /2.

    Kesimpulan:

    Berdasarkan hasil output pada tabel, didapatkan nilai Asymp. Sig. (2tailed)/2

    > 0.025, maka H0 diterima, berarti tidak terdapat perbedaan antara data

    proses pencetakan pada simulasi dengan data aktual (valid).

  • 52 LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    e. Uji kenormalan data output sistem dengan statistik parametrik

    Selanjutnya muncul output sebagai berikut:

    Tabel 4.31 Output Uji Normalitas Output Sistem Tests of Normality

    Jenis Kolmogorov-

    Smirnova Shapiro-Wilk

    Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

    Output output_nyata .241 5 .200* .821 5 .119

    output_simulasi .367 5 .026 .684 5 .006

    *. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction

    Hipotesis:

    H0: Data berdistribusi normal

    H1: Data tidak berdistribusi normal

    Kriteria pengujian:

    H0 diterima apabila Sig. 0,05 dan ditolak apabila Sig. < 0,05

    Kesimpulan:

    Berdasarkan hasil output pada tabel, didapatkan nilai Asymp. Sig. (2tailed)/2

    > 0.025, maka H0 diterima, berarti tidak terdapat perbedaan antara data

    proses pencetakan pada simulasi dengan data aktual (valid).

    f. Uji kenormalan data output sistem dengan statistik nonparametrik

    Karena data aktual berdistribusinormal tetapi data simulasi tidak

    berdistribusi normal, maka dilakukan uji nonparametrik pada software SPSS,

    yaitu uji Mann-Whitney. Selanjutnya muncul output sebagai berikut:

    Tabel 4.32 Output Uji Normalitas Output Sistem Statistik Nonparametrik Test Statisticsa

    Output

    Mann-Whitney U 7.500 Wilcoxon W 22.500 Z -1.088 Asymp. Sig. (2-tailed) .277 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .310b

    a. Grouping Variable: Jenis b. Not corrected for ties.

    Hipotesis:

    H0: tidak terdapat perbedaan antara data proses sortir pada simulasi dengan

    data aktual (valid)

  • LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    53

    H1: ada perbedaan antara data proses sortir pada simulasi dengan data aktual

    (tidak valid)

    Kriteria pengujian:

    H0 diterima jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) /2 dan H0 ditolak jika nilai

    Asymp. Sig. (2-tailed)

  • 54 LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Halaman ini sengaja dikosongkan

  • LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    55

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah:

    1. Dalam pembuatan Pai Apel Malang terdapat beberapa masalah diantaranya

    jadwal produksi yang tidak menentu, tidak ada pembagian jobdesk yang jelas

    untuk karyawannya dan karyawan banyak yang idle.

    2. Tahapan dari Petri Netproses pembuatan pai apel adalah pai datang antrian pai

    proses pengovenan antrian pai matang proses pendinginan antrian sortir

    proses penyortiran antrian pai siap bungkus proses pembungkusan pai

    antrian pengepakan pai proses pengepakan pai pai keluar.

    3. Proses pada Petri Netdan model pada ProModel sudah terverifikasi dengan

    sistem nyatanya, yaitu diawali dengan kedatangan pai mentah kemudian masuk

    lokasi oven. Setelah melalui lokasi oven menuju lokasi pendinginan, penyortiran,

    pengemasan, pengepakan, dan selesai.

    4. Utilization terbesar dan yang paling optimal terdapat pada location oven, yaitu

    sebesar 71,98, itu karena pada location oven sebagai mesin. Sedangkan utilization

    terkecil dan tidak optimal terdapat pada location pembungkusan, yaitu sebesar

    0,69, itu karena pada location pembungkusan waktu proses yang dibutuhkan

    singkat. Pada Current quantity in system tertinggi terletak pada entitas paimentah

    yaitu sebesar 25 karena merupakan entitas yang memiliki waktu proses terlama

    didalam sistem.Presentaseutilization resource pada operator 1 dan operator 2

    kurang dari 10%, itu artinya operator 1 dan operator 2 mempunyai tingkat

    produktivitas yang rendah, karena pada proses pengovenan dan pendinginan

    membutuhkan waktu yang lama sehingga kedua operator banyak melakukan.

    5.2 Saran

    Saran yang dapat diambil dari praktikum ini adalah:

    1. Sebaiknya tidak perlu digunakan operator khusus untuk memindahkan entitas

    dari proses satu ke proses yang lain karena dari hasil simulasi, utilitas

  • 56 LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    operatornya kecil sehingga dapat dibebankan pada pekerja yang melakukan

    proses pembungkusan dan pengepakan.

    2. Pada lokasi proses penyortiran sebaiknya menjadi satu lokasi serta pada proses

    pembungkusan dan pengepakan menjadi satu lokasi, sehingga utilitas pada

    lokasi akan meningkat.