kelompok 2 (makalah kecil)

50
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bangsa pasti mempunyai cita-cita atau tujuan hidup berbangsa dan bernegara, dengan tujuan yang dicita-citakannya inilah memberi gairah hidup serta memberi arah dalam menentukan tujuan yang di cita-citakannya. Tujuan bangsa indonesia tercantum dalam alinea kedua pembukaan UUD 1945, yang mengandung pengertian bahwa kemerdekaan bukanlah tujuan akhir perjuangan bangsa, melainkan merupakan alat untuk mewujudkan negara Indonesia yang bersatu, berdaulaut, adil dan makmur. Berdasarkan cita-cita itu ditentukanlah tujuan-tujuan bangsa Indonesia yang secara ringkas dapat dinyatakan sebagai berikut: 1. Membentuk negara kesatuan republik Indonesia yang melindungi bangsa dan tanah air (pendekatan keamanan) 2. wMenyelenggarakan masyarakat yang adil dan makmur (pendidikan kesejahteraan) 3. Ikut serta dalam menciptakan ketertiban dan kedamaian Perwujudan cita-cita dan tujuan-tujuan nasional dipengaruhi oleh berbagai faktor penting yang harus diperhatikan, antara lain faktor kondisi geografis negara, manusia dan linkungannya. Wilayah Republik Indonesia dan terdiri dari beribu-ribu pulau, dikelilingi oleh dua lautan yaitu, lautan Pasifik dan lautan Hindia dan dua benua yaitu Asia dan Australia. Penduduknya padat dan tidak merata, terdiri dari berbagai suku dan bangsa yang adat istiadatnya berbeda. Perairan yang sangat luas dengan sekian ribu pulau yang dipisahkan satu sama lainnya oleh lautan merupakan titik rawan baik ditinjau dari segi politik, ekonomi, sosial maupun budaya, bahkan pertahanan keamanan, penduduk yang padat namun 1

Upload: lea-afriana

Post on 21-Nov-2015

118 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pkn

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSetiap bangsa pasti mempunyai cita-cita atau tujuan hidup berbangsa dan bernegara, dengan tujuan yang dicita-citakannya inilah memberi gairah hidup serta memberi arah dalam menentukan tujuan yang di cita-citakannya. Tujuan bangsa indonesia tercantum dalam alinea kedua pembukaan UUD 1945, yang mengandung pengertian bahwa kemerdekaan bukanlah tujuan akhir perjuangan bangsa, melainkan merupakan alat untuk mewujudkan negara Indonesia yang bersatu, berdaulaut, adil dan makmur. Berdasarkan cita-cita itu ditentukanlah tujuan-tujuan bangsa Indonesia yang secara ringkas dapat dinyatakan sebagai berikut:1. Membentuk negara kesatuan republik Indonesia yang melindungi bangsa dan tanah air (pendekatan keamanan)2. wMenyelenggarakan masyarakat yang adil dan makmur (pendidikan kesejahteraan)3. Ikut serta dalam menciptakan ketertiban dan kedamaianPerwujudan cita-cita dan tujuan-tujuan nasional dipengaruhi oleh berbagai faktor penting yang harus diperhatikan, antara lain faktor kondisi geografis negara, manusia dan linkungannya. Wilayah Republik Indonesia dan terdiri dari beribu-ribu pulau, dikelilingi oleh dua lautan yaitu, lautan Pasifik dan lautan Hindia dan dua benua yaitu Asia dan Australia. Penduduknya padat dan tidak merata, terdiri dari berbagai suku dan bangsa yang adat istiadatnya berbeda. Perairan yang sangat luas dengan sekian ribu pulau yang dipisahkan satu sama lainnya oleh lautan merupakan titik rawan baik ditinjau dari segi politik, ekonomi, sosial maupun budaya, bahkan pertahanan keamanan, penduduk yang padat namun tidak merata, serta terdiri dari berbagai suku, bangsa, agama dan kepercayaan yang berbeda-beda dapat menjadi sumber pertentangan dan keresahan. Oleh karena itu bangsa Indonesia harus memiliki wawasan nasional yang dapat dijadikan sebagai landasan yang kuat dalam menyelenggarakan kehidupan nasional. Wawasan nasional suatu bangsa merupakan cara pandang suatu banga tentang diri dan lingkungannya. Wawasan ini merupakan penjabaran falsafah bangsa sesuai dengan letak geografis suatu negara serta sejarah yang dialami. Sehingga wawasn ini akan menentukan bagaimana suatu bangsa memanfaatkan kondisi geografis, sejarah serta sosial budayanya dalam mencapai cita-cita dan menjamin kepentingan nasionalnya. Dan juga menentukan bagaimana bangsa itu memandang diri dan lingkungannya. Dengan demikian wawasan itu menjadi sumber utama dalam landasan yang kuat dalam menyelenggarakan kehidupan nasional.

1.2 Tujuan PenulisanTujuan dari pembuatan laporan chapture ini adalah :1. Untuk mengetahui kesimpulan atau ringkasan tiap bab dari masing-masing buku2. Untuk mengetahui hal yang menarik dari buku-buku yang dijadikan referensi3. Untuk mengetahui kelebihan dari masing-masing buku4. Untuk mengetahui kekurangan masing-masing buku5. Menganalisis serta membandingkan materi buku dengan buku mata kuliah Kewarganegaraan serta mengetahui buku yang cocok digunakan sebagai referensi mata kuliah Kewarganegaraan

1.3 Rumusan Masalah1. Apa kesimpulan atau ringkasan tiap-tiap bab dari masing-masing buku?2. Apa bahasan yang menarik dari buku yang dijadikan referensi?3. Apa kelebihan masing-masing buku?4. Apa kekurangan masing-masing buku?5. Apa buku yang paling cocok dijadikan referensi pendukung mata kuliah kewarganegaraan?

BAB IIISI

2.1 Ringkasan buku PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Edisi Revisi dikarang oleh Drs. Payerli Pasaribu, M.Si penerbit Unimed PressPendahuluanSecara etimologi perkataan falsafah berasal dari bahasa Yunani Philosophia, yang terdiri dari dua suku kata, yakni philien artinya mencari atau mencintai dan sophia artinya kebenaran atau kebijaksanaan. Filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Philosophia sebagai kata majemuk berarti : daya upaya pemikiran manusia untuk mencari kebenaran atau kebijaksanaan. Dari istilah tersebut jelaslah bahwa orang berfilsafat ialah orang mencintai kebenaran dan mencari kebenaran dan bukan memiliki kebenaran.Arti praktis, berfilsafat ialah berpikir secara mendalam, artinya berpikir sampai ke akar-akarnya dan sungguh-sungguh tentang hakikat sesuatu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia filsafat dapat berarti pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal dan hukumnya.FILSAFAT SEBAGAI PRODUK DAN PROSES1. Pengertian FilsafatFilsafat adalah ilmu pengetahuan tentang hakikat yang menanyakan apa hakikat atau sari atau inti atau esensi segala sesuatu (Soetriono & Hanafie, 2007:20).Secara sederhana keberadaan filsafat dalam kehidupan manusia dapat dilihat dari pandangan setiap orang tentang sumber kebenaran dalam hidupnya. Seseorang yang memandang bahwa materilah sumber kebenaran dalam hidupnya, berarti orang tersebut berfilsafat materialisme. Demikian juga jika seseorang memandang bahwa kenikmatan adalah yang terpenting dalam hidup maka orang itu memiliki filsafat hedonisme. Dalam hal kehidupan bermasyarakat dan bernegara ada orang yang memandang bahwa kebebasan individulah yang penting, itu berarti orang yang bersangkutan berfilsafat individualisme. Sementara itu ada juga yang berpandangan kehidupan bernegara dipisahkan dari kehidupan keagamaan yang disebut filsafat sekulerisme (Kaelan & Zubaidi, 2007:7). Keseluruhan arti filsafat yang meliputi berbagai masalah yang berkaitan dengan kehidupan manusia dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu filsafat sebagai produk dan filsafat sebagai proses.

2. Filsafat sebagai produkFilsafat dapat dipahami dengan meneliti objeknya. Para ahli menerangkan bahwa objek filsafat dapat dibedakan menjadi: Objek material filsafat : yaitu segala sesuatu yang ada dan mungkin ada, baik material kongkret, phisikis, maupun non material abstrak. Dengan demikian objek filsafat tidak terbatas. Objek formal filsafat : yaitu menyelidiki segala sesuatu itu guna mengerti hakikatnya sedalam-dalamnya atau mengerti objek materiil itu secara hakiki, mengerti kodrat segala sesuatu itu secara mendalam (to know the nature of everything).Pada dasarnya terdapat dua cara yang pokok bagi manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar. Pertama adalah mendasarkan diri kepada rasio dan kedua berdasarkan pengalaman. Filsafat dapat dilihat sebagai produk, yang menurut Kaelan & Zubaidi (2007:8) mencakup pengertian : a) sebagai jenis pengetahuan , ilmu, konsep dari para filsuf pada zaman dahulu, teori, sistem atau pandangan tertentu yang merupakan hasil dari proses berfilsafat dan mempunyai ciri-ciri tertentu, dan (b) sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari aktivitas berfilsafat.

3. Filsafat Sebagai Suatu ProsesSalah satu ciri istimewa manusia adalah kemampuannya dalam berpikir secara struktur. Untuk itulah manusia selalu berusaha meningkatkan kualitas pemikirannya, dari yang mistis-religius menuju ontologis-kefilsafatan, sampai akhirnya kepada taraf yang paling kongkret-fungsional (Soetriono & Hanafie, 2004:5) sebagai suatu proses.Filsafat sebagai suatu proses diartikan sebagai bentuk suatu aktifitas berfilsafat, dalam proses pemecahan suatu permasalahan dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai dengan objek.

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT, IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1. Pancasila sebagai SistemSistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerja sama untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Menurut Voich dalam Kaelan dan Zubaidi (2007:9) sistem lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :a. Suatu kesatuan bagian-bagianb. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiric. Saling berhubungan, saling ketergantungand. Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama (tujuan sistem)e. Terjadi dalam satu lingkungan yang kompleksDengan demikian Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu sistem dalam pengertian bahwa bagian-bagian (sila-silanya) saling berhubungan secara erat sehingga membentuk suatu struktur yang menyeluruh. Pancasila sebagai suatu sistem dapat dipahami sebagai pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia dalam hubungannya dengan Tuhan Yang maha Esa, dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, dengan masyarakat bangsa dan negaranya. Pemikiran dasar ini memberikan suatu pola atau patron berpikir bagi bangsa Indonesia.2. Kesatuan sila-sila Pancasila sebagai Suatu Sistem FilsafatPancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada alinea keempat, merupakan kesatuan yang utuh secara sistematis. Pancasila merupakan lima dasar yang merupakan kesatuan, satu totalitas, dan tersusun secara hierarkhis berbentuk piramidal.Pancasila sebagai dasar falsafah negara ditegaskan dalam Pembukaan Undang-Undang 1945, yaitu : Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung pengertian pengakuan bangsa Indonesia terhadap adanya Tuhan. Sila ini bahkan ditegaskan lagi dalam pasal 29 ayat (1) UUD 1945, yaitu bahwa Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Ini berarti negara Republik Indonesia dengan tegas menjamin kemerdekaan penduduknya untuk memeluk agamanya masing-masing. Kemanusiaan yang adil dan beradab menempatkan manusia sesuai dengan harkatnya sebagai makhluk Tuhan. Persatuan Indonesia, mengandung arti prinsip nasionalisme, cinta bangsa dan tanah air. Sila ini memberi isyarat bahwa bangsa Indonesia harus menggalang terus persatuan dan kesatuan bangsa. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebikjaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, tidak lain adalah demokrasi Indonesia. Hikmat permusyawaratan berarti bahwa tindakan bersama diambil sesudah ada keputusan bersama. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, menghendaki adanya kemakmuran yang merata diantara seluruh rakyat; bukan merata statis, melainkan merata dinamis yang meningkat. Artinya, seluruh kekayaan alam Indonesia seluruh potensi bangsa diolah bersama menurut kemampuan masing-masing untuk kemudian dimanfaatkan bagi kebahagiaan yang sebesar-besarnya bagi seluruh rakyat Indonesia.Pancasila sebagai Nilai dasar Fundamental bagi bangsa dan Negara RINilai nilai Pancasila, yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan sesungguhnya adalah nilai dasar fundamental yang bersifat objektif, positif, intrinsik dan transeden.Nilai nilai Pancasila oleh bangsa Indonesia diyakini sebagai filsafat (pandangan hidup) yang paling baik, benar, adil dan bijaksana sebagai pedoman kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dan melekat pada kelangsungan hidup bangsa Indonesia.3. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara IndonesiaIdeologi berasal dari kata idea, yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita dan logos yang artinya ilmu. Secara harfiah, ideologi berarti ilmu pengetahuan tentang ide-ide atau ajaran-ajaran tentang pengertian dasar (Kodhi dan Soejadi, 1998:49). Ideologi Pancasila tidak mengajarkan indoktrinasi melainkan persuasi. Idiologi Pancasila diyakini mampu berperan : membimbing semua warga negara Indonesia sedemikian rupa, sehingga mereka dalam usaha bersama menyelenggarakan negara dengan sadar dan sukarela bersedia mentaati dan melaksanakan pedoman-pedoman yang terkandung dalam kelima sila Pancasila.4. Makna nilai nilai setiap Sila Pancasila

Makna Nilai Sila pertama Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta segala sesuatu dengan segala sifat-sifatnya yang sempurna dan suci. Kebebasan untuk memeluk agama dan kepercayaan masing-masing, tanpa ada paksaan bagi para pemeluk agama dan kepercayaan. Makna Nilai Sila Kedua Pengakuan terhadap harkat dan martabat manusia dengan segala hak dan kewajiban asasinya Perlakuan adil terhadap sesama manusia, terhadap diri sendiri, alam sekitar dan Tuhan Manusia sebagai makhluk yang beradab atau berbudaya yang memiliki daya cipta, rasa, karsa dan keyakinan Makna Nilai Sila Ketiga Pengakuan terhadap kebhinekaan tunggal ika unsur-unsur bangsa Indonesia, seperti suku, agama, bahasa dan adat istiadat Pengakuan terhadap persatuan bangsa wilayah Indonesia serta wajib membela dan menjunjungnya Cinta dan bangga akan bangsa dan negara Indonesia Makna Nilai Sila Keempat Negara adalah untuk kepentingan rakyat Kedaulatan adalah di tangan rakyat Pimpinan kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang dilandasi akal sehat Keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat oleh wakil-wakil rakyat. Makna Nilai Sila kelima Perwujudan keadilan sosial meliputi seluruh rakyat Indonesia Keseimbangan antara hak dan kewajiban Menghormati hak milik orang lain Cinta akan kemajuan dan pembangunan

2.2 Ringkasan buku Etika Berwarga Negara Edisi 2. 2007. Jakarta: Salemba Empat dikarang oleh Srijanti; H.I, A. Rahman; S.K, PurwantoSejarah Lahirnya PancasilaPancasila sebagai dasar Negara pertama kali diusulkan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 di hadapan siding Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Menurut beliau, istilah pancasila tersebut diperoleh dari para sahabatnya yang merupakan ahli bahasa. Rumusan pancasila yang dikemukakan tersebut terdiri atas : 1. Kebangsaan Indonesia, 2. Internasional atau kemanusiaan, 3. Mufakat atau demokrasi, 4. Kesejahteraan social, dan 5. Ketuhanan yang berkemanusiaan.Pada tanggal 22 Juni 1945, tokoh-tokoh BPUPKI yang diberi nama Panitia Sembilan mengadakan pertemuan untuk membahas pidato serta usul-usul mengenai dasar Negara yeng telah dikemukakan dalam siding-sidang BPUPKI.Dalam pembahasan tersebut, disusunlah sebuah piagam yang diberi nama Piagam Jakarta, yang di dalamnya terdapat rumusan dan sistematika Pancasila sebagai berikut: 1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab, 3. Persatuan Indonesia, 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan 5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

A. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia.1. Defenisi IdeologiSecara etimologis, ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu eidos dan logos. Eidos berarti gagasan dan logos berarti berbicara (ilmu). Maka secara etimologis ideologi adalah berbicara tentang gagasan/ilmu yang mempelajari tentang gagasan. Gagasan yang dimaksud di sini adalah gagasan yang murni ada dan menjadi landasan atau pedoman dalam kehidupan masyarakat yang ada atau berdomisili dalam wilayah Negara dimana mereka berada.Dalama beberapa kamus atau referensi, dapat terlihat bahwa defenisi ideologi ada beberapa macam. Keanekaragaman yang dimaksud antara lain terlihat pada defenisi yang berikut:a. Defenisi ideologi menurut BP-7 pusat (kini telah dilikuidasi).Ideologi adalah ajaran, doktrin, teori yang diyakini kebenarannya yang disusun secara sistematis dan diberi petunjuk pelaksanaan dalam menanggapi dan menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam masyarakat,berbangsa, dan bernegara.b. Defenisi yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Maswadi Rauf, ahli ilmu Politik Universitas Indonesia.Ideologi adalah rangkaian (kumpulan) nilai yang disepakati bersama untuk menjadi landasan atau pedoman dalam mencapai tujuan atau kesejahteraan bersama.

B. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka.Artinya, ideologi pancasila dapat mengikuti perkembangan yang terjadi pada Negara lain yang memiliki ideologi yang berbeda dengan pancasila dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Hal ini disebabkan karena ideologi pancasila memiliki nilai-nilai yang meliputi : Nilai DasarNilai dasar adalah nilai yang ada dalam ideology pancasila yang merupakan pedoman dari nilai atau norma dalam masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia. Nilai InstrumentalNilai Instrumental adalah nilai yang merupakan pendukung utama dari nilai dasar (pancasila). Nilai ini dapat mengikuti setiap perkembangan zaman, baik dalam negeri maupun dari luar negeri. Nilai PraktisNilai ini adalah nilai yang harus ada dalam praktik penyelenggaraan Negara. Sifat ini adalah abstrak.

C. Fungsi dan Peranan Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan bernegara.Fungsi dan peranan pancasila meliputi :a. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesiab. Pancasila sebagai kepribadian bangsac. Pancasila sebagai perjanjian luhur Indonesiad. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hokum Indonesiae. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa IndonesiaD. Implementasi Pancasila dalam Kehidupan Masyarakat.1. Implementasi Sila Pertama: Ketuhanan yang Maha Esa Dalam rangka menjalankan kehidupan beragama dan kpercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, terdapat beberapa pedoman yang dapat dilakukan oleh warga Negara, yaitu:a. Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.b. Hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.2. Implementasi Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan BeradabPada sila kedua ini menghendaki warga Negara untuk menghormati kedudukan setiap manusia dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Butir-butir implementasi sila kedua adalah sebagai berikut:a. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban antar sesama manusia.b. Saling mencintai sesama manusia.c. Mengembangkan sikap tenggang rasa.3. Implementasi Sila Ketiga: Persatuan IndonesiaSila persatuan Indonesia merujuk pada persatuan yang utuh dan tidak terpecah belah atau bersatunya macam-macam perbedaan suku, agama dan lain sebagainya. Butir-butir implementasi pada sila ketiga yaitu:a. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan serta keselamatan bangsa dan Negara diatas kepentingan pribadi atau golongan.b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negarac. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.4. Implementasi Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan.Sila keempat ini mempunyai makna bahwa kekuasaan ada di tangan rakyat, dan dalam melaksanakan kekuasaannya.a. Mengutamakan kepentingan Negara dan masyarakatb. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lainc. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama5. Implementasi Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat IndonesiaSila ini mempunyai makna bahwa seluruh rakyat Indonesia mendapatkan perlakuan yang adil dalam bidang hokum, politik, ekonomi dan kebudayaan.a. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.b. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban c. Menghormati hak-hak orang lain

2.3 Ringkasan buku Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Edisi Kedua dikarang oleh Winarno, S. Pd M.Si. 2011. Jakarta: Bumi Aksara

FILSAFAT PANCASILA

PENGERTIAN FILSAFATPancasila dalam pendekatan filsafat adalah ilmu pengetahuan yang mendalam mengenai pancasila. Filsafat pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang pancasila dalam bangunan bangsa dan Negara Indonesia.

NILAI NILAI YANG TERKANDUNG PADA PANCASILA Pancasila sebagai filsafat pada hakikatnya merupakan suatu nilai. Rumusan pancasila sebagaimana terdapat dalam pembukaan UUD 1945 Alenia IV yang berisi kelima sila dari Pancasila pada hakikatnya adalah suatu nilai. Nilai nilai tersebut yang merupakan perasan dari Sila - sila pancasila yaitu :1. Nilai Ketuhanan2. Nilai Kemanusiaan3. Nilai Persatuan4. Nilai Kerakyatan5. Nilai Keadilan Menurut Prof. Notonegoro, nilai ada 3 ( tiga ) macam, yaitu :a. Nilai materiilb. Nilai vitalc. Nilai kerohanian

Dalam filsafat pancasila juga disebutkan ada tiga tingkatan nilai, yaitu:a. Nilai dasarb. Nilai instrumentalc. Nilai praksis

NILAI PANCASILA SEBAGAI NORMA BERNEGARAAda hubungan antara nilai dengan norma. Norma atau kaidah adlah aturan pedoman bagi manusia dalam berprilaku sebagai perwujudan dari nilai. Setiap norma pasti mengandung nilai.Norma yang kita kenal dalam kehidupan sehari hari ada empat, yaitu:a. Norma agamab. Norma moral ( etik )c. Norma kesopanand. Norma hukumSebagai seperangkat dasar, Pancasila harus dijabarkan kedalam norma agar praksis dalam kehidupan bernegara. Norma yang tepat sebagai penjabaran atas nilai dasar Pancasila tersebut adalah norma etik dan norma hukum. Ketetapan MPR No.II/MPR/1978 tentang P4 dapat dianggap sebagai etika social dan etika politik bagi bangsa Indonesia yang didasarkan atas nilai nilai Pancasila.

MAKNA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA Pancasila sebagai dasar ( filsafat ) Negara mengandung makna bahwa nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi dasar atau pedoman bagi penyelenggaraan bernegara. Pereduksian dan pemaknaan atas Pancasila dalam pengertian yang sempit dan politis berakibat pada :a. Pancasila dipamahami sebagai sebuah mitos b. Pancasila dipahami secara politik ideologis untuk kepentingan kekuasaanc. Nilai nilai Pancasila menjadi nilai yang disotopia tidak sekedar otopia

Di era reformasi ada keiinginan sebagian pihak atau kalangan untuk melakukan penafsiran kembali atas Pancasila dalam kedudukannya bagi bangsa dan Negara Indonesia. Dr. Koentowijoyo dalam tulisannya mengenai Radikalisasi Pancasila (1998) menyatakan perlunya kita member ruh baru pada Pancasila, sehingga ia mampu menjadi kekuatan yang menggerakan sejarah. Selama ini Pancasila hanya menjadi lip service , tidak ada pemerintah yang sungguh sungguh melaksanakannya. Telah terjadi penyelewengan penyelewengan atas Pancasila, baik oleh Orde Lama maupun Orde Baru. Ruh itu dinamakan Radikalisasi Pancasila.

MAKNA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL Ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita cita, dan logos yang berarti ilmu. Dalam pengertian sehari hari, idea disamakan artinya dengan cita-cita. Cita cita yang dimaksud adalah cita cita bersifat tetap yang harus dicapai sehingga cita cita itu sekaligus merupakan dasar, pandangan/ paham. Ada dua fungsi ideology dalam masyarakat, yaitu 1. Sebagai tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai secara bersama oleh suatu masyarakat.2. Sebagai pemersatu masyarakat dan karenanya sebagai prosedur penyelesaian konflik yang terjadi dimasyarakat. Ketetapan bangsa Indonesia bahwa Pancasila adalah ideology bagi Negara dan bangsa Indonesia adalah sebagaimana tertuang dalam ketetapan MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan MPR RI No.II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (Eka Prasetya Pancakarsa) dan Penetapan tentang PEnegasan Pancasila sebagai dasar Negara. Pada Pasal 1 ketetapan tersebut dinyatakan bahwa pancasila sebagaimana dimaksud dalam pembukaan UUD 1945 adalah dasar Negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara.Adapun makna Pancasila sebagai ideologi nasional menurut ketetapan tersebut adalah bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam ideology pancsila menjadi cila-cita normatif penyelenggaraan bernegara.

2.4 Ringkasan buku PANCASILA DAN UUD 1945 DALAMPARADIGMA REFORMASI dikarang oleh H.SUBANDI ALMARSUDI , SH.,MH. 2001. Jakarta: PT Raja Grafindo PersadaPANCASILA SEBAGAI FALSAFAH HIDUP BANGSA INDONESIAA. BEBERAPA PENGERTIAN TENTANG FILSAFAT Ditinjau dari arti bahasa /etimologi atau asal usul bahasa , perkataan filsafat merupakan bentuk kata FALSAFAT , yang semula berasal dari kata yunani Philosophia , yang dapat diuraikan sebagai berikut : Philos / Philein berarti suka , cinta , mencintai . Shopia berarti bijaksanaan, hikmah, kepandaian, ilmu sehingga mengandung arti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada ilmu.Dalam arti praktis filsafat mengandung makna alam berfikir/alam pikiran. Namun berfilsafat ialah berfikir secara mendalam atau radikal. Radikal berasal dari kata radix, yang artinya akar. Maka berfikir secara radikal berarti berfikir sampai keakar-akarnya, dan sungguh-sungguh terhadap hakikat sesuatu. Hakikat menurut kamus artinya ialah kebenaran,atau kenyataan yang sebenarnya. Hakikat sesuatu berarti kebenaran dari suatu, sedangkan sesuatu itu bisa berupa apa saja,seperti tentang manusia,benda,hukum,ekonomi,dan sebagainya. Dengan demikian berfilsafat mengandung arti mencari kebenaran atas sesuatu.Dalam kamus bahasa Indonesia karangan W.J.S . POERWADARMINTA (JAKARTA : PN BALAI PUSTAKA,1987) mengartikan kata filsafat sebagai pengetahuan dan penyelidikan dengan akal buudi mengenai sebab-sebab, asas-asas , hukum dan sebagainya dari pada segala yang ada di alam semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu.Selain dari pada pengertian menurut segi bahasa , juga terdapat perumusan atau definisi tentang filsafat yang diberikan oleh para sarjana dan para filsuf seperti : Para filsuf Yunani dan Romawi , antara lain : a. Plato ( 427-348 S.M.)Filsafat ialah ilmu pengetahuan yang bersilfat untuk mencapai kebenaran yang asli . b. Aristoteles (382-322 S.M.) Filsafat ialah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metefisika, logika,retorika , etika,ekonomi,politik dan sostetika . c. Cicero (106-043 S.M.) Filsafat ialah ibu dari semua ilmu pengetahuan lainnya . Filsafat ialah ilmu pengetahuan terluhur dan keinginan untuk mendapatkannya. Para filsuf Abad Pertengahan , seperti : a. Descartes (1596-1650)Filsafat ialah kumpulan segala pengetahuan dimata Tuhan , alam dan manusia menjadi pokok penyelidikannya . b. Immanuel Kant (1724-1804)Filsafat ialah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal segala pengetahuan yang tercakup didalamnya. Para pakar Indonesia, antara lain : a. Darji DarmodiharjoFilsafat ialah pemikiran manusia dalam usahanya mencari kebijaksanaan dan kebenaran yang sedalam-dalamnya sampai keakar-akarnya (radikal , radik = akar ) , teratur (sistematis), dan menyeluruh (universal).

b. I.R. Pudjowijatno Filsafat ialah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan atas pikiran belaka. Dari berbagai ragam pengertian tentang filsafat , maka filsafat disebut queen of knowledge (ibu/induk dari segala ilmu pengetahuan ).Pengetahuan ialah segala sesuatu kebenaran yang diterima oleh manusia, baik yang telah teruji menjadi ilmu maupun yang belum teruji. Jadi pengetahuan mengandung pengertian lebih luas dari pada ilmu.Perkataan Ilmu Pengetahuan juga sering dikaitkan dengan perkataan teknologi, hubungan antara keduanya semacam pengertian : scien-tists seeks to know, teknologists to do (ilmu digunakan manusia untuk mencari tahu , sedangkan teknologi digunakan sebagai alat untuk mencapai maksud). Catatan : Metafisika berarti hal-hal yang terdapat sesudah fisika. Metafisika dapat didefinisikan sebagai bagian pengetahuan manusia yang bersangkutan dengan pertanyaan mengenai hakikat yang ada yang terdalam . B. OBYEK FILSAFAT Ditinjau dari segi obyeknya,maka obyeknya filsafat meliputi hal-hal yang ada dan yang dianggap atau diyakini ada, seperti manusia,dunia,Tuhan dan lain-lain, sehingga dengan demikian berfilsafat itu tidak mungkin mengenai hal-hal yang tidak ada.Sehubungan dengan hal tersebut para ahli membedakan obyek filsafat atas : a. Obyek material yaitu, mengenai segala sesuatu yang ada dsan mungkin ada. b. Obyek forma , yaitu untuk mengerti segala sesuatu yang ada sedalam-dalamnya , hakikatnya , metafisis. Dengan ruang lingkup demikian , filsafat mempunyai sistematika yang amat luas , yang meliputi bidang-bidang /cabang-cabangnya ialah ontology , epistemology , dan axiology .a. Ontology ialah bidang atau cabang filsafat yang menyelidiki hakikat dari realita yang ada. b. Epistemology ialah suatu cabang filsafat yang membahas sumber, batas, proses hakikat dan validitas pengetahuan. c. Aksiology ialah cabang filsafat yang menyelidiki nilai.

C. TUJUAN FILSAFAT Berfilsafat mengandung tujuan, dan tujuan filsafat ini dapat dibedakan kedalam 2 macam yaitu : 1. Tujuan teoritis Dalam hal ini filsafat berusaha untuk mencapai kenyataan , atau untuk mencapai hal yang nyata. 2. Tujuan Praktis Dalam hal ini mempergunakan hasil daripada filsafat yang teoretis tersebut untuk memperoleh pedoman-pedoman hidup, guna dipraktikkan dan dijadikan pedoman dalam praktik kehidupan.

D. KEGUNAAN FILSAFAT Secara singkat kegunaan filsafat ialah untuk memberikan dinamika dan ketekunan dalam mencari kebenaran , arti , dan makna hidup.

E. FALSAFAH HIDUP BANGSA INDONESIA Falsafah sering dibedakan dalam pengertian umum yang berpasangan , yaitu falsafah dalam arti proses dan falsafah dalam arti produk. Selain dari pada itu dikenal pengertian falsafah sebagai ilmu dan falsafah sebagai pandangan hidup , disamping juga dikenal pengertian falsafah dalam arti teoretis dan falsafah dalam arti praktis. Falsafah pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam hal sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bagi bangsa Indonesia dimanapun mereka berada. Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia, tumbuh dan berkembann bersaman dengan tumbuh dan berkembang bangsa Indonesia. Prinsip-prinsip yang terdapat dalam pancasila bersumber pada budaya dan pengalaman bangsa Indonesia, yang berkembang akibat dari upaya bangsa dalam mencari jawaban atas persoalan-persoalan yang esensial yang menyangkut makna atas hakikat sesuatu yang menjadi bagian dari kehidupan bangsa Indonesia , yang meliputi antara lain : a. Alam semesta, seperti bagaimana alam semesta ini terbentuk, bagaimana hubungan antara unsr-unsur yang terdapat dalam alam semesta, bagaimana hubungan antara microcosmos dan macrocosmos, siapa pencipta alam semesta dan sebagainya.b. Manusia dan kehidupannya: siapa yang sebenarnya manusia itu darimana asalnya dan kemana kembalinya, bagaimana hubungan manusia dengan manusia lain, dengan masyarakat, dan dengan pencipta manusia dan sebagainya.c. Nilai-nilai yang kemudian diangkat menjadi norma-norma yang mengatur kehidupan: seperti nilai-nilai tentang baik dan buruuk benar dan salah, berguna dan tidak berguna dan sebagainya.Pancasila yang merupakan falsafah hidup bangsa Indonesia mengandung nilai-nilai dasar yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia , bahkan oleh bangsa-bangsa yang beradab. Nilai nilai dasar dimaksud ialah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan sosial, atau bagi bangsa Indonesia rumusan setepatnya daripada nilai-nilai dasar tersebut dimuat dalam alinea keempat dari pembukaan UUD 1945.Bagi bangsa Indonesia , nilai nilai pancasila ini merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh, yang tersusun secara sistematis hirarkhis, artinya bahwa antara nilai dasar yang satu dengan nilai dasar lainnya saling berhubungan, tidak boleh dipisah-pisahkan, dipecah-pecahkan maupun ditukar tempatnya.Dalam rangka memahami hakikat nilai-nilai dasar pancasila penguapan sila tidak dilarang, asalkan senantiasa berpijak pada adanya hubungan korelasi tersebut secara utuh, tanpa bermaksud menghapuskan ataupun mengubah susunan tempat, status daripada sila-sila yang ditetapkan.Dalam memberikan penilaian, subyek dapat menggunakan segala kelengkapan analisis yang ada padanya : 1. indera yang dimilikinya menghasilkan nilai nikmat, dan sebaliknya nilai kesengsaraan. 2. rasio menghasilkan nilai benar atau salah.3. rasa menghasilkan nilai baik dan buruk atau adil dan tidak adil.4. rasa estetis menghasilkan nilai indah dan tidak indah.5. iman menghasilkan nilai suci dan tidak suci , halal dan haram.Sesuatu dapat dikatakan mempunyai nilai, yaitu apabila sesuatu itu berguna/bermanfaat, benar (nilai kebenaran), indah (nilai aestheis), baik(nilai moral/ethis), religious (nilai agama).Mengingat banyaknya klasifikasi tentang nilai yang diberikan maka Darji Darmodihardjo,cs. Mengadakan klasifikasi nilai secara berpasangan sebagai berikut : a. Nilai obyektif dan nilai subyektif Nilai obyektif ialah nilai yang dilihat berdasarkaan kondisi senyatanya dari obyek tersebut. Nilai subyektif ialah nilai yang diberikan oleh subyek . b. Nilai positif dan nilai negatif Nilai positif ialah nilai yang bermanfaat bagi kepentingan manusia,baik ditinjau dari sudut kepentingan lahirnya maupun batiniah. Contoh: nilai kebaikan,keindahan,kesusilaan.Nilainegatifialahnilaiyang merupakan antinomy dari nilai positif. Contoh: nilai-nilai kejahatan,keburukan,ketidaksusilaan. c. Nilai intrinsik dan nilai ekstrinsik Nilai intrinsik ialah nilai yang berdiri sendiri, yang mengandung kualitas tertentu. Nilai ekstrinsik ialah nilai yang bergantung pada nilai intrinsic dari akibat-akibatnya. d. Nilai transenden dan nilai imanen Nilai transenden ialah nilai yang melampauin batas-batas pengalaman dan pengetahuan manusia. Nilai imanen ialah nilai yang terikat dengan pengalaman dan pengetahuan manusia. e. Nilai dasar dan nilai instrumental Nilai dasar ialah nilai yang bersifat tetap, yang dipilih sebagai landasan bagi nilai instrumental untuk akhirnya diwujudkan sebagai kenyataan (praksis). Nilai instrumental ialah nilai yang merupakan usaha konkretisasi dari nilai dasar. 1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa Perkataan ketuhanan berasal dari tuhan . siapakah tuhan itu ? jawaban kita ialah , pencipta segala yang ada dan semua makhluk . Pengertian zat Tuhan disini hanya Tuhan sendiri yang maha mengetahui dan tidak mungkin dapat digambarkan menurut akal pikiran manusia, karena zat tuhan adalah sesempurna-sempurnanya yang perbuatannya tidak mungkin dapat disamakan dan ditandingi dengan perbuatan manusia yang serba terbatas , mengandung banyak kekurangan dan tidak kesempurnaan , sedangkan manusia dihadapan tuhan adalah lemah .Dengan keyakinan demikian , Negara Indonesia didirikan atas landasan moral luhur , yaitu berdasarkan ketuhanan yang maha esa , yang sebagai konsekuensinya , maka Negara menjamin kepada warga Negara dan kependuduknya untuk memeluk dan untuk beribadat sesuai dengan agama dan kepercayaannya , seperti pengertiannya terkandung dalam : a. Pembukaan UUD 1945 alinea ketiga , yang antara lain berbunyi : atas berkat rahmat allah yang maha kuasa .. Dari bunyi kalimat ini membuktikan bahwa Negara Indonesia tidak menganut paham maupun mengandung sifat sebagai Negara sekuler, yakni suatu paham yang memisahkan secara tegas antara urusan Negara dengan urusan agama . Selain daripada itu sekaligus menunjukkan bahwa Negara Indonesia bukan merupakan Negara agama , yaitu Negara yang didirikan atas landasan agama tertentu , melainkan sebagai Negara yang didirikan atas landasan pancasila atau Negara pancasils . b. Pasal 29 UUD 1945(1) Negara berdasarkan atas ketuhanan yang maha Esa.(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu . Oleh karena itu didalam Negara Indonesia tidak boleh adapertentangan dalam hal ketuhanan yang maha esa , dan sikap atau perbuatan yang anti terhadap tuhan yang maha esa , anti agama , maupun sikap dan perbuatan yang menjurus pada pemaksaan didalam beragama.Dalam kaitan ini tepatlah konsepsi yang dikembangkan oleh pemerintah (berasal dari H. Alamsyah Ratu Perwiranegara , Menteri Agama ) untuk senantiasa memelihara dan mewujudkan 3 model kerukunan hidup yang meliputi : 1. Kerukunan hidup antar umat seagama 2. Kerukunan hidup antar umat beragama 3. Kerukunan hidup antar umat beragama dan pemerintahSila I , ketuhanan yang maha esa ini menjadi sumber utama nilai-nilaikehiduupan bangsa Indonesia, yang menjiwai dan mendasari serta membimbing perwujudan dari sila II sampai dengan sila V.2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradabPerkataan Kemanusiaan berasal dari kata manusia , yakni makhluk ciptaantuhan yang maha esa, yang memiliki potensi pikir, rasa, karsa dan cipta. Karena potensi ini manusia mempunyai, menempati kedudukan dan martabat yang tinggi. Kata adil mengandung makna bahwa suatu keputusan dan tindakan didasarkan atas ukuran /norma-norma yang obyektif , dan tidak subyektif , sehingga tiding sewenang-wenang.Kata beradab berasal dari kata arab, artinya budaya. Jadi adab mengandung arti berbudaya, yaitu sikap hidup , keputusan dan tindakan yang selalu dilandasi oleh nilai-nilai budaya, terutama norma sosial dan kesusilaan/moral.Kemanusiaan yang adil beradab mengandung pengertian adanya kesadaran sikap dan perbuatan manusia yang didasarkan kepada potensi budi nurani manusia dalam hubungannya dengan norma-norma dan kebudayaan umumnya, baik pada diri pribadi, sesama manusia maupun pada alam sekitarnya/lingkungan hidup.Maka dari itu perlakukan manusia terhadap sesamanya harus sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan fitrahnya , bahwa manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang maha mulia . manusia harus hormat terhadap sesamanya , tidak memandang rendah atau merendahkan , apa lagi menginjak-injak dan memperbudak terhadap sesamanya , karena dihadapan tuhan status manusia adalah sama , sedangkan yang membedakan hanyalah ketakwaan terhadap Tuhan, sehingga sikap dan perlakuannya terhadap sesama manusia harus memanusiakan manusia artinya bersikap dan bertindak manusiawi.Kemanusiaan yang adil dan beradab bagi bangsa Indonesia bersumber pada ajaran tuhan yang maha esa , yaitu sesuai dengan kodratnya manusia sebagai ciptaannya . Hal ini selaras dengan : a. Pembukaan UUD 1945 alinea pertama.Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan olehsebab itu maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan .b. Pasal 27,28,30 dan 31 UUD 1945. Pasal 271. Segala warga Negara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. 2. Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pasal 28 Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagimana ditetapkan dengan undang-undang Pasal 301. Tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelian negara . 2. Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang. Pasal 311. Tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran .2. Pemerintahan mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang.3. Sila Persatuan Indonesia Persatuan berasal dari kata satu, yang berarti utuh, tidak terpecah-pecah, persatuan mengandung pengertian bersatunya macam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan. Indonesia mengandung adanya 2(dua) makna , yaitu makna geografis , yang berarti sebagian bumi yang membentang dari 95-141 derajat bujur timur dan dari 6 derajat lintang utara sampai 11 derajat lintang selatan , serta makna bangsa dalam arti politis , yaitu bangssa yang hidup dalam wilayah tersebut . Persatuan Indonesia ialah persatuan bangsa yang mendiamin wilayah indonesia . bangsa yang mendiami wilayah Indonesia ini bersatu karena didorong untuk mencapai kehidupan kebangsaan yang bebas dalam wadah Negara yang merdeka dan berdaulatan . persatuan Indonesia merupakan factor yang dinamis dalam kehidupan bangsa Indonesia , dengan tujuan memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut mewujudkan perdamaian dunia yang abadi . Karena itu nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme yang mengatasi segala paham , baik paham golongaan maupun paham kesekuan , yang selalu membina tumbuhnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia , seperti dilukiskan dalam lambang garuda pancasila dengan semboyan bhineka tunggal ika , yang mengandung makna : berbeda beda tetap satu jua . Hakikat pengertian sila ini selaras dengan : a. Pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang berbunyi antara lain : kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum , mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan , perdamaian abadi , dan keadilan sosial , maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia ini dalam suatu undang-undang dasar Negara Indonesia b. Pasal-pasal 1,32,35,dan 36 UUD 1945 Pasal 1 :(1) Negara Indonesia ialah Negara kesatuan yang berbentuk republik . (2) Kedaulatan adalah ditangan rakyat , dan dilakukan sepenuhnya oleh majelis permusyawaratan rakyat . Pasal 32 : Pemerintahan memajukan kebudayaan nasional Indonesia . Pasal 35 : Bendera Negara Indonesia ialah sang merah putih .Pasal 36 : Bahasa Negara ialah bahasa indonesia 4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalampermusyawaratan /perwakilanKerakyatan berasal dari kata rakyat , yaitu sekelompok manusia . kerakyatan dalam hubungannya dengan sila ini menunjukkan makna bahwa kekuasaan yang tertinggi berada ditangan rakyat.Hikmat kebijaksanaan mengandung arti adanya penggunaan pikiran atau rasio yang sehat dengan selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa , kepentingan rakyat dan dilaksanakan dengan sadar , jujur dan bertanggung jawab serta didorong oleh iktikad baik sesuai hati nurani.Dengan demikian yabg dimaksud dengan kerakyatan dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawatan / perwakilan ini ialah bahwa rakyat didalam menjalankan kekuasaan atau kekuasaan yang dijalankan dengan mengatasnamakan rakyat itu ditempuh melalui sistem perwakilan , dan keputusan-keputusan yang diambil diselenggarakan melalui jalan musyawarah yang dipimpin oleh pikiran yang sehat serta rasa tanggung jawab , baik kepada tuhan yang maha esa , maupun kepada rakyat yang diwakilin nya / rakyat banyak . Hakikat pengertian sila ini selaras dengan : a. Pembukaan UUD 1945 alineaa keempat yang antara lain berbunyi sebagai berikut : maka disusunlah kemerdekaan itu dalam suatu undang-undang dasar Negara Indonesia , yang berkedaulatan rakyat b. Pasal-pasal1,2,3,28 dan 37 UUD 1945 Pasal 2 : (1) Majelis permusyawaratan rakyat terdiri atas anggota-anggota dewan perwakilan rakyat , ditambaj dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan golongan-golongan , menurut aturan yang ditetapkan dengan undang-undang .(2) Majelis permusyawaratan rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun .(3) Segala putusan majelis permusyawaratan rakyat ditetapkan dengan suara terbanyak . Pasal 3 : Majelis permusyawaratan rakyat menetapkan undang-undang dasar dan garis-garis besar haluan Negara . Pasal 37 : (1) Untuk mengubah undang-undang dasar sekurang-kurangnya 2/3 dari pada jumlah anggota majelis permusyawaratan rakyat harus hadir .(2) Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 daripada jumlah anggota yang hadir .

5. Sila keadilan sosial bagi seleruh rakyat Indonesia Keadilan berasal dari kata adil , yang berarti tidak berat sebelah . keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam musyawarah disegala bidang kehidupan , baik materi maupun spiritual. Makna keadilan sosial di sini mencakup pula pengertian adil dan makmur . kehidupan manusia meliputi kehidupan jasmani dan rohani , maka keadilan pun meliputi keadilan didalam pemenuhan tuntutan tuntutan hakiki bagi kehidupan jasmani dan rohani atau materi dan spiritual manusia , yaitu bagi seleruh rakyat Indonesia secara merata, berdasarkan atas asas kekeluargaan. Kehidupan adil dan makmur yang ingin diwujudkan ialah suatu kehidupan bangsa Indonesia yang adil dalam kemakmuran , dan makmur dalam keadilan . Hakikat pengertian sila ini selaras dengan : a. Pembukaan UUD 1945 alinea kedua yang berbunyi : dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah pada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa menghantarkan rakyat Indonesia kedapan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia yang merdeka , bersatu , berdaulatan , adil dan makmur

b. Pasal-pasal 23,27,28,29,31,33 dan 34 UUD 1945Pasal 23 : (1) Anggaran pendapatan dan belanja ditetapkan tiap-tiap tahun dengan undang-undang . apabila dewan perwakilan rakyat tidak menyetujui anggaran yang diusulkan pemerintah , maka pemerintah menjalankan anggaran tahun lalu . (2) Segala pajak untuk keperluan Negara berdasarkan undang-undang .(3) Macam dan harga mata uang ditetapkan dengan undang-undang .(4) Hal keuangan Negara selanjutnya diatur dengan undang-undang.(5) Untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan Negara diadakan suatu badan pemeriksa keuangan , yang peraturannya ditetapkan dengan undang-undang . hasil pemeriksaan itu diberitahukan kepada dewan perwakilan rakyat. Pasal 33 : (1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan . (2) Cabang-cabang produksi yang penting dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai Negara .(3) Bumi dan air , dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan diperguunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat .Pasal 34 : Fakir miskin dan anak anak yang terlantar dipelihara oleh Negara

2.5 Ringkasan buku Pemahaman Nilai Luhur Pancasila dari AnakBangsa Ribuan Pulau dikarang oleh Dre. Suparno WijoyoPANCASILAPerjuangan bangsa Indonesia telah sampai ke pintu gerbang kemerdekaan. Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia dalam suatu undang undang dasar Republik Indonesia , yang berbentuk dalam suatu susunan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada :Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia , Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Demikianlah bahwa pancasila itu yang telah menjadi kesepakatan bersama menjadi dasar berbangsa dan bernegara di Negara Kesatuan Republik Indonesia . Kita semua wajib memahami, sehigga benar-benar Pancasila itu dapat menjadi dasar titik tolak beraktivitas untuk pelaksanaan berbngsa dan bernegara di bumi tercinta Negara Kesatuan Republik Indonesia ini.Jiwa PancasilaJiwa pancasila adalah jiwa yang ada di dalam tubuh, tepatnya berada di dalam dada manusia yang berwujud ghaib atau abstrak yang sangat mendasar, penentu proses tercapainya tujuan berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila.Jiwa yang mendasari tiap-tiap sila dari pancasila diuraikan sebagai berikut : Ketuhanan Yang Maha EsaYang mendasari sila ini adalah mengingat Allah. Dengan mengingat Allah dimana, kapan saja, kita melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan laranganNya. Menyadari bahwa perintah Allah itulah yang benar, tidak boleh diragukan, wajib diingat, sehingga kita terpelihara dalam perjalanan menempuh hidup dan kehidupan. Kemanusiaan Yang Adil Dan BeradabPemerintah dan wakil rakyat berkewajiban membuat undang undang, aturan-aturan dan hukum yang berkeadilan untuk membina bangsanya. Mewujudkan yang sesuai menurut tujuan pendidikan nasional yaitu membentuk manusia seutuhnya, yaitu manusia yang baik budi pekertinya, berilmu pengetahuan dan berkebudayaan, berideologi pancasila dan berpandangan hidup pancasila. Persatuan IndonesiaYang mendasari sila ke-tiga ini adalah jujur. Persatuan Indonesia dapat semakin kokoh bila didasari oleh kejujuran, terutama para pengelola pemerintahan dan wakil rakyat. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan PerwakilanYang mendasari sila ke-empat adalah kesucian jiwa. Dengan mengingat Allah seseorang dapat menyuburkan kesucian jiwa. Mutlak dibutuhkan dalam permusyawaratan karena dengan dasar kesucian jiwa musyawarah menjadi terang, tidak ada unsur-unsur mau menang sendiri, semata-mata hanya terfokus untuk kepentingan kejayaan nusa dan bangsanya.Dalam musyawarah yang didasari kesucian jiwa, semata-mata target yang dicapai membawa misi untuk tercapainya kebahagiaanm kemakmuran dunia dan akhirat bagi seluruh bangsa Indonesia. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat IndonesiaYang mendasari sila ke-lima ini adalah kebersihan hati. Kebersihan hati mutlak dibutuhkan dalam usah untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia karena hati yang bersih ini sifatnya tidak mau memiliki yang bukan haknya. Itulah sebabnya orang yang bersih hati mampu membuat kebaikan dan mampu mewujudkan keadilan.FALSAFAH PANCASILABangsa Indonesia terutama para pengelola pemerintahan dan wakil rakyat di negeri yang sudah berstatus merdeka yang memiliki dasar Negara Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 dapat memahami dan mewujudkan dasar negara. Hukum adalah alat stabilisator peradaban berbangsa dan bernegara. Di negara kesatuan Republik Indonesia, segala produk undang undang, hukum dan peraturan wajib berdasarkan kemanusiaan yang adil dan beradab, yaitu hukum berdasarkan keadilan atau dasar hukum adalah keadilan sehingga segala keputusan perkara wajib demi keadilan.Manusia yang mempunyai kemampuan untuk memegang amanah Allah amanah berbangsa dan bernegara tidak lain adalah manusia yang memahami agama, yaitu manusia seutuhnya, baik budi pekertinya, berilmu pengetahuan tinggi dan berkebudayaan, berjiwa pancasila, ingat sabar, jujur, suci dan bersih, berfalsafah pancasila, berideologi pancasila dan berpandangan hidup pancasila. Falsafah pancasila itu adalah tercapainya kebahagiaan, kemakmuran, dunia dan akhirat.Inilah yang disebut orang indonesia asli, yang dicita-citakan para pendiri kemerdekaan yang tertera di Undang-Undang Dasar 1945 pasal 6 ayat (1).

IDEOLOGI PANCASILADi negeri yang berdasarkan pancasila dan Undand-Undang dasar 1945, dengan sila pertamanya Ketuhanan Yang Maha Esa , yang artinya bangsa indonesia wajib taat kepada petunjuk kitab suci yang diturunkan ke permukaan bumi dan wajib mampu membedakan orang yang taat pada agama dengan orang yang ingkar pada petunjuk agamanya, kita mampu berketatapan hati mengambil suatu kesimpulan, yakni pengalaman apa yang terjadi dalam sejarah manusia dihidupkan di permukaan bumi hingga terakhir kita meniggalkan bumi.

Segala masalah wajib diselesaikan berdasarkan Pancasila, dengan pengertian dalam keadaan apapun, bangsa Indonesia tidak boleh mengerjakan pekerjaan yang dilarang Sang Pencipta alam jagad raya dan seisinya seperti yang sedang kita alami, yaitu timbulnya pornoaksi dan pornografi. Kembalilah kepemahaman ideologi pancasila.Semoga bangsa Indonesia dapat memahami petunjuk agama dalam proses perjalanan berbangsa dan bernegara, menempuh hidup dan kehidupan di alam fana ini, sehingga bangsa Indonesia mampu berketetapan hati untuk memilih dan meyakini bahwa ideologi pancasila itu adalah tidak menerima segala bentuk faham yang tidak beragama. Dengan pengertian dalam keadaan apapun bangsa Indonesia akan boleh mengerjakan pekerjaan yang dilarang Sang Pencipta alam jagad raya dan seisinya.

BAB IIIANALISIS DAN KOMENTAR

2.4 ANALISIS Buku PertamaDrs. Payerli Pasaribu, M.Si ( PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Edisi Revisi )

Hal yang menarik dari chapture buku iniPenjelasan mengenai filsafat Pancasila dalam buku tersebut sangat mudah dimengerti serta logis. Bahasa yang digunakan mudah dicerna serta dibagian pendahuluan didetailkan makna serta definisi dari filsafat itu sendiri. Bahasan dari buku ini ringkas, padat dan jelas. Buku ini juga memiliki catatan kaki sehingga pembaca mengetahui darimana bahan dikutip.

Kelebihan bukuMemiliki susunan pembahasan yang bagus dan terarur. Makna tiap sila dalam Pancasila dibuat dengan poin per poin sehingga pembaca tidak kewalahan dan mengerti isi dari tiap-tiap sila. Pembahasan dalam buku ini juga membahaa Pancasila bukan hanya sebagai falsafah saja tetapi juga sebagai ideologi dan dasar fundamental bagi bangsa dan negara. Kami mengungkapkan dalam buku ini juga diberikan contoh-contoh yang mudah dipahami.

Kekurangan bukuKarena isi dari buku ini ringkas, sehingga sejarah terbentuknya Pancasila tidak diungkapkan. Tokoh-tokoh yang berperan dan kapan mulai lahirnya Pancasila tidak dijelaskan. Serta dibagian makna nilai-nilai tiap sila tidak diungkapkan dijelaskan lebih panjang.

Buku KeduaSrijanti; H.I, A. Rahman; S.K, Purwanto (Etika Berwarga Negara Edisi 2)

Hal yang menarik dari chapture buku iniPenjelasan tentang implementasi dari setiap sila yang terdapat dalam pancasila yang memudahkan pembaca untuk memahami isi dari setiap sila tersebut.

Kelebihan bukuMenjelaskan secara ringkas sejarah lahirnya pancasila serta menjelaskan peran pancasila dalam kehidupan bermasyarakat. Penggunaan bahasa yang digunakan mudah dimengerti sehingga mudah untuk memahami tentang peran pancasila dalam kehidupan masyarakat.

Kekurangan bukuMasih ada bahasan tentang filsafat pancasila yang tidak dijelaskan dalam buku ini. Buku ini hanya membahas secara rinci tentang pancasila sebagai ideologi bangsa. Dalam buku ini tidak membahas tentang peran filsafat sebagai produk dan proses seperti yang terdapat dalam buku referensi lain.

Buku KetigaWinarno, S. Pd M.Si (Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Edisi Kedua )

Hal yang menarik dari chapture buku iniDalam buku ini dijelaskan tentang nilai dan norma dari Pancasila. Bahasa yang digunakan mudah dimengerti sehingga pembaca mudah memahami. Isi dari buku ini dapat memotivasi untuk memahami dan mengamalkan Pancasila.

Kelebihan bukuDalam buku tersebut dijelaskan tentang pengamalan Pancasila serta dicantumkan ketetapan MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang Pancasila sebagai dasar negara. Dijelaskan pula Pancasila dalam pendekatan filsafat. Dan banyak pendapat dari ilmuan atau filosof yang diungkapkan dalam buku tersebut.

Kekurangan bukuMakna dari nilai-nilai setiap sila-sila Pancasila tidak dijelaskan. Pembagian filsafat sebagai produk dan proses juga tidak dijelaskan serta fungsi dari filsafat Pancasila tidak dijelaskan.

Buku KeempatH.SUBANDI AL MARSUDI , SH.,MH (PANCASILA DAN UUD 1945 DALAM PARADIGMA REFORMASI )

Hal yang menarik dari chapture buku iniDalam buku ini juga diutarakan para filsuf dari abad pertengahan, para pakar Indonesia, yunani dan Romawi.

Kelebihan bukuDalam buku ini, banyak pasal-pasal yang memperkuat tentang makna dari sila Pancasila. Bahasa yang digunakan mudah dimengerti serta banyak juga pendapat para filsuf mengenai makna dan definisi dari filsafat. Materi yang ditulis sangat ringkas. dalam buku ini juga dijelaskan tentang pembagian bidang-bidang dari filsafat.

Kekurangan bukuTidak dijelaskan fungsi filsafat Pancasila, serta tidak dijelaskan pula Pancasila sebagai nilai dasar fundamental serta ideologi bangsa dan negara Indonesia

Buku KelimaDrs. Suparno Wijoyo( Pemahaman Nilai Luhur Pancasila dari Anak Bangsa Ribuan Pulau )

Hal yang menarik dari chapture buku iniBahasa yang digunakan mudah dimengerti sehingga mempermudah pembaca untuk memahami isi buku. Selain itu ,buku ini juga juga ditulis berdasarkan petunjuk kitab suci yang dibawakan para pembawa kebenaran seperti nabi serta kenyataan yang terjadi di negara Indonesia sehingga menurut kami buku ini akan sangat membantu dalam pembentukan karakter pembaca.

Kelebihan bukuPembahasan dalam buku ini padat dan jelas. Uraian tiap-tiap sila dijelaskan panjang lebar sehingga pembaca lebih paham dan lebih mengerti makna dari tiap-tiap sila. Pembahasan dalam buku juga disertai kapan terbentuknya pancasila serta tokoh-tokoh yang berperan dalam lahirnya pancasila.

Kekurangan bukuDi dalam buku ini pembahasan mengenai pancasila tidak disatukan dalam satu bab. Selain itu, pada bagian-bagian tertentu terdapat pengulangan kalimat sehingga terkesan bertele-tele.

KESIMPULAN DAN SARAN4.1 KesimpulanKesimpulan umum dari perbandingan 5 buku pendidikan kewarganegaraan yaitu : Semua buku membahas mengenai kurikulum inti salah satunya Matakuliah Filsafat Pancasila serta dijelaskan pula makna dari tiap sila-sila Pancasila. Hampir semua buku menjelaskan definisi dari filsafat baik itu menurut pakar dan ilmuan. Semua buku yang dibahas memberikan penjelasan mengenai tujuan Filsafat Pancasila. Setiap buku yang kami jadikan referensi memiliki kekurangannya dan kelebihannya masing-masing dalam menjelaskan materi Fisafat Pancasila Dari semua buku yang dijadikan referensi, buku yang menurut kami yang cocok untuk dibaca selain buku kuliah MKU yaitu buku karangan H. Subandi Al Marsudi, SH, MH.

4.2 Saran Kata-kata yang digunakan sebaiknya menggunakan kata-kata yang lebih mudah untuk dimengerti ataupun diberikan penjelasan mengenai kata-kata tersebut. Seharusnya lebih banyak lagi pasal maupun ketetapan MPR dan UU dalam menjelaskan dan memperkuat makna dari Pancasila. Makna dari Pancasila sebaiknya dibuat contoh yang lebih jelas dan lebih dekat dalam pelaksanaan di masyarakat maupun mahasiswa. Materi yang terlalu ringkas dan tidak jelas harus diperbaiki agar bisa dimengerti orang lain.DAFTAR PUSTAKA

AL MARSUDI, H.SUBANDI , SH.,MH. 2001. PANCASILA DAN UUD 1945 DALAM PARADIGMA REFORMASI. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Pasaribu , Drs. Payerli, M.Si.2014.PENDIDIKANKEWARGANEGARAAN Edisi Revisi. Medan : Penerbit Unimed Press

Srijanti; H.I, A. Rahman; S.K, Purwanto.2007. Etika Berwarga Negara Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat

Wijoyo, Drs. Suparno. 2008. Pemahaman Nilai Luhur Pancasila dari Anak Bangsa Ribuan Pulau. Medan : Cv Pelita Buana

Winarno, S. Pd M.Si. 2011. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara

1