kelompok 1.dinamika populasi dan kepadatan penduduk

21
DINAMIKA POPULASI DAN KEPADATAN PENDUDUK Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Yang dibimbing oleh Ibu Prof. Dr. Hj. Mimien Henie Irawati, M.S Oleh : UNIVERSITAS NEGERI MALANG 1. Evi Normawati 120351410915 2. Indah Puspitaningtyas 120351410908

Upload: evi-normawati

Post on 25-Dec-2015

52 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kelompok 1.Dinamika Populasi Dan Kepadatan Penduduk

DINAMIKA POPULASI DAN KEPADATAN PENDUDUK

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup

Yang dibimbing oleh Ibu Prof. Dr. Hj. Mimien Henie Irawati, M.S

Oleh :

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PRODI S1 PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Agustus, 2014

PENDAHULUAN

1. Evi Normawati 1203514109152. Indah Puspitaningtyas 120351410908

Page 2: Kelompok 1.Dinamika Populasi Dan Kepadatan Penduduk

1.1 Latar Belakang

Di dalam ekologi, populasi diartikan sekelompok individu sejenis yang menempati ruang dan waktu yang tertentu. Dinamika dapat diartikan sebagai suatu perubahan jumlah baik itu penambahan maupun pengurangan. Jadi dinamika populasi dapat diartikan sebagai perubahan jumlah populasi di suatu wilayah tertentu.

Seperti halnya kependudukan, jumlah penduduk di dunia selalu mengalami perubahan. Pertumbuhan penduduk dunia mulai meningkat sejak revolusi hijau dan semakin cepat sejak revolusi industri. Pertumbuhan penduduk Indonesia meningkat pesat sejak kemerdekaan. Pertumbuhan enduduk yang cepat berakibat pada penyediaan kebutuhan hidup, dan seringkali mengakibatkan dampak sosial ekonomi yang tidak diinginkan (Mahanal dkk, 1995). Dari hasil sensus penduduk tahun 1990 jumlah penduduk Indonesia adalah 179,4 juta. Dibanding dengan jumlah sensus tahun 1980 maka akan terlihat peningkatan penduduk Indonesia rata-rata 1,98% pertahun. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 1995 sebanyak 195,3 juta jiwa (Sanusi, 2003).

Hubungan antara masalah-masalah kependudukan dan lingkungan hidup sangat kompleks dan sangat majemuk sifatnya, karena di dalamnya tercakup banyak sekali faktor-faktor, misalnya saja dampak teknologinya, pola konsumsinya, dan faktor-faktor sosial, ekonomi, serta politiknya. Kepadatan penduduk yang tinggi akan memberikan tekanan pada daya dukung alam lingkungannya. Manakala tekanan tersebut melampaui batas kemampuan daya dukung alam lingkungan maka akan merusak lingkungan hidupnya.

Sebaliknya, suatu lingkungan hidup yang terpelihara kelestariannya akan sangat menunjang bagi kelangsungan hidup suatu masyarakat. Dengan jumlah penduduk yang terus bertambah, sementara lahan untuk pertanian dan pemukiman sangat terbatas, memungkinkan timbulnya “lapar tanah”. Lapar tanah untuk pertanian sangat terasa di Jawa yang jumlah penduduknya hanya 60% dari seluruh penduduk Indonesia. Sedangkan sawah-sawah kelas satu di pinggiran kota dan di sepanjang jalan ekonomi menciut akibat perluasan daerah pemukiman serta kegiatan industri.

Sehubungan dengan uraian di atas, maka adanya dinamika suatu populasi khususnya penduduk di dunia akan menimbulkan berbagai permasalahan. Oleh sebab itu makalah ini akan membahas dinamika populasi dan masalah kependudukan serta solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut.

1.2 Rumusan Masalaha. Apa hakikat populasi itu?b. Apa hakikat dinamika populasi?c. Bagaimanakah dinamika penduduk yang terjadi di dunia?d. Apa hubungan antara kepadatan penduduk dengan lingkungan hidup?e. Bagaimanakah solusi untuk mengatasi masalah kepadatan penduduk?

Dinamika Populasi dan Kepadatan Penduduk 1

Page 3: Kelompok 1.Dinamika Populasi Dan Kepadatan Penduduk

1.3 Tujuana. Mengetahui dan memahami hakikat populasib. Mengetahui dan memahami dinamika populasic. Mengetahui dan memahami dinamika penduduk yang terjadi di duniad. Mengetahui dan memahami hubungan antara kepadatan penduduk dengan lingkungan

hidupe. Menemukan solusi untuk mengatasi masalah kepadatan penduduk

KAJIAN TEORI

A. HAKIKAT POPULASI

Populasi berasal dari bahasa latin yaitu populus = rakyat, berarti penduduk. Didalam ekologi yang dimaksudkan dengan populasi adalah sekelompok individu yang sejenis. Apabila membicarakan populasi, haruslah disebut jenis individu yang dibicarakan, dengan menentukan batas-batas waktunya serta tempatnya. Misalnya populasi mahasiswa UM tahun 2012, populasi penduduk Mojokerto tahun 2012.

B. DINAMIKA POPULASI

Ukuran populasi berubah sepanjang waktu, perubahan ukuran dalam populasi ini disebut dinamika populasi. Demikian pula seperti halnya penduduk. Jumlah penduduk di suatu wilayah dari waktu ke waktu selalu mengalami perubahan, dan keadaan inilah dikenal sebagai dinamika penduduk. Jumlah penduduk di suatu wilayah ditentukan oleh faktor kelahiran, kematian, penduduk baru, dan penduduk yang pindah. Faktor-faktor tersebut akan menentukan dinamika penduduk di suatu wilayah.

1. Kelahiran (Natalitas)

Kelahiran bayi akan menambah jumlah penduduk.

Faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) adalah:

a. Kawin usia muda.b. Pandangan ”banyak anak banyak rezeki”. Berdasarkan haasil diskusi, “banyak anak

banyak rezeki” bukanlah sebuah mitos. Dalam pandangan Islam, yang dimaksud rezeki bukanlah hanya sebatas materi, akan tetapi meliputi kesehatan, kebahagiaan, serta hal lain yang dapat memberikan manfaat untuk orang lain.

c. Anak menjadi harapan bagi orang tua sebagai pencari nafkah.d. Anak merupakan penentu status sosial. Berdasarkan hasil diskusi, ketika anak berhasil

maka akan dapat mengangkat martabat orang tua. Meksud dari keberhasilan anak adalah ketika dia dapat mempertahankan hidupnya dan dapat menjadi manusia yang

Dinamika Populasi dan Kepadatan Penduduk 2

Page 4: Kelompok 1.Dinamika Populasi Dan Kepadatan Penduduk

berkualitas. Manusia yang berkualitas disini bukanlah manusia yang memiliki kelengkapan fisik. akan tetapi yang dimaksud manusia berkualitas adalah manusia yang sangat bermanfaat untuk orang lain. Dalam ajaran agama Islam juga telah disebutkan bahwa “Sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bermanfaat untuk sesamanya”.

e. Anak merupakan penerus keturunan terutama anak laki-laki.

Faktor penghambat kelahiran (anti natalitas) adalah:

a. Pelaksanaan Program Keluarga Berencana.b. Penundaan usia perkawinan alasan menyelesaikan pendidikan.c. Semakin banyak wanita karier.2. Kematian (Mortalitas)

Kematian penduduk akan mengurangi jumlah penduduk.

Faktor yang menunjang angka kematian adalah:

a. Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.b. Fasilitas kesehatan yang belum memadai.c. Keadaan gizi penduduk rendah.d. Terjadinya bencana alam, seperti gempa bumi, banjir dan gunung meletus.e. Peperangan, wabah penyakit, pembunuhan.

Faktor penghambat kematian (anti mortalitas) adalah:

a. Meningkatnya kesadaran penduduk akan pentingnya kesehatan.b. Fasilitas kesehatan yang memadai.c. Meningkatnya keadaan gizi penduduk.d. Memperbanyak tenaga medis, seperti dokter dan bidan.e. Kemajuan di bidang kedokteran.

3. Penduduk baru (remigrasi dan imigrasi).

Penduduk baru dapat berasal dari perpindahan ke negeri atau tempat asalnya (remigrasi) atau perpindahan penduduk dari luar negeri ke dalam negeri (imigrasi). Penduduk baru umumnya dikenal dengan istilah imigrasi. Penduduk baru umumnya disebut dengan imigran.

4. Penduduk pindah (urbanisasi, transmigrasi, dan emigrasi).

Penduduk pindah terdiri dari perpindahan dari desa ke kota (urbanisasi), perpindahan penduduk dari yang padat ke daerah/pulau yang kurang padat di dalam suatu negara (transmigrasi), dan perpindahan penduduk dari dalam negeri ke luar negeri (emigrasi). Penduduk pindah umumnya disebut emigran.

Dinamika Populasi dan Kepadatan Penduduk 3

Page 5: Kelompok 1.Dinamika Populasi Dan Kepadatan Penduduk

C. DINAMIKA PENDUDUK YANG TERJADI DI DUNIA

Masalah kependudukan atau lebih tepatnya lagi masalah kepadatan penduduk yang melanda hampir semua negara di dunia dewasa ini, sebenarnya adalah akibat menurunnya tingkat kematian dengan tanpa disertai menurunnya tingkat kesuburan. Umumnya di negara-negara berkembang (maju) sudah mampu menurunkan tingkat kesuburannya, sedangkan di negara yang sedang berkembang belum mampu menurunkan tingkat kematian dan tingkat kesuburannya (Hasnida, 2002).

Berdasarkan sensus yang telah dilakukan masing-masing negara di dunia, pada umumnya hampir setiap negara terus mengalami pertumbuhan penduduk. Menurut UNFPA, yaitu badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani masalah kependudukan, melaporkan bahwa pada tahun 1804, yaitu kira-kira 200 tahun yang lalu, penduduk dunia hanya berjumlah 1 milyar jiwa. Pertumbuhan penduduk tidak sama di semua negara, ada yang cepat dan ada pula yang lambat. Negara-negara maju pada umumnya mengalami pertumbuhan penduduk yang lambat, sebaliknya negara-negara terbelakang dan berkembang, pertumbuhan penduduknya jauh lebih tinggi (Sabtono, 2011).

Angka kelahiran yang tertinggi terjadi di beberapa negara Asia dan Afrika, dimana untuk setiap pasangan suami-istri mempunyai rata-rata jumlah anak 6-8 orang. Di negara-negara ini angka kelahirannya tersebut tercatat cukup tinggi, yaitu mencapai 45 per 1000 penduduk (Hasnida, 2002).

Beberapa pendapat yang diperkuat oleh hasil penelitian mengungkapkan bahwa tingkat pertambahan penduduk yang tinggi tersebut antara lain disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

1. Sejak berabad-abad lamanya kesuburan yang tinggi itu merupakan jawaban terhadap kematian yang tinggi untuk mempertahankan kelangsungan hidup keluarga bangsa dan agama.

Dinamika Populasi dan Kepadatan Penduduk 4

Page 6: Kelompok 1.Dinamika Populasi Dan Kepadatan Penduduk

2. Di negara-negara yang sedang berkembang, anak adalah kekayaan orang tua yang paling dibanggakan karena merupakan jaminan sosial, ekonomi, dan emosi di hari tua. Oleh karena itu, kesuburan sangat dihormati untuk menjamin cukup anak, terutama anak laki-laki. Di negara-negara agraris, anak laki-laki sangat diperlukan untuk membantu mengerjakan sawah ladang atau melaksanakan upacara keagamaan tertentu pada waktu orang tuanya meninggal. Anak juga dianggap merupakan jaminan bagi para ibu, apabila kelak mereka diceraikan atau dimadu.

3. Di negara-negara yang sedang berkembang, perkawinan pada usia remaja sering dilakukan, terutama bagi wanita di daerah pedesaan. Banyaknya perkawinan usia muda tersebut antara lain disebabkan orang tua merasa malu kalau anak gadisnya belum ada yang melamar, takut menjadi perawan tua. Oleh karena itu, banyak orang tua yang aktif mencarikan jodoh (calon suami) bagi anak gadisnya, meskipun anak gadisnya belum cukup umur untuk menikah, bahkan belum menginjak usia remaja.

4. Para orang tua dan mertua selalu mengharapkan perkawinan anaknya segera dikaruniai anak. Bagi mereka ini penting, sebab anak dari perkawinan tersebut merupakan bukti kesuburan anak gadisnya atau kejantanan anak laki-lakinya. Kebudayaan untuk menunda anak pertama pada usia yang lebih tua belum ada, sehingga pasangan itu akan dihadapkan kepada masa subur yang sangat panjang.

5. Menurut Masri Singarimbun (1977), para orang tua di Sunda dan Jawa, baik di desa maupun di kota mempunyai konsep yang sama tentang besarnya keluarga ideal. Keluarga yang ideal tersebut terdiri dari suami, istri, dan 4 orang anak, dengan 2 laki-laki dan 2 perempuan. Kalau ditakdirkan hanya mempunyai anak laki-laki saja atau perempuan saja, maka jumlah anak tersebut tidak lebih dari 4 – 5 anak (Sumapradja, 1981).

D. HUBUNGAN ANTARA KEPADATAN PENDUDUK DENGAN LINGKUNGAN HIDUP

Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari alam. Untuk menjaga kelangsungan hidupnya, manusia melakukan eksploitasi terhadap alam. Eksploitasi terhadap alam dapat menimbulkan berbagai masalah, terutama pada sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Berbagai jenis bahan tambang seperti minyak bumi, gas alam, dan batu bara merupakan sumber daya alam yang suatu saat akan habis dan tidak dapat diperbarui lagi. Meningkatnya populasi penduduk berarti meningkat pula kebutuhan hidup.

Kepadatan penduduk yang tinggi akan memberikan tekanan pada daya dukung alam lingkungannya. Manakala tekanan tersebut melampaui batas kemampuan daya dukung alam lingkungan maka akan merusak lingkungan hidupnya.

Sebaliknya, suatu lingkungan hidup yang terpelihara kelestariannya akan sangat menunjang bagi kelangsungan hidup suatu masyarakat. Dengan jumlah penduduk yang terus bertambah, sementara lahan untuk pertanian dan pemukiman sangat terbatas, memungkinkan timbulnya “lapar tanah”. Lapar tanah untuk pertanian sangat terasa di Jawa yang jumlah penduduknya hanya 60% dari seluruh penduduk Indonesia. Sedangkan sawah-sawah kelas

Dinamika Populasi dan Kepadatan Penduduk 5

Page 7: Kelompok 1.Dinamika Populasi Dan Kepadatan Penduduk

satu di pinggiran kota dan di sepanjang jalan ekonomi menciut akibat perluasan daerah pemukiman serta kegiatan industri.

Kesinambungan kehidupan alami sudah tidak diperhitungkan lagi. Tegakan pepohonan yang tadinya berfungsi untuk menahan curah hujan dan mengatur aliran air, sekarang sudah digantikan dengan tanaman ketela pohon atau jagung. Akibatnya, di musim hujan terjadi genangan air, tetapi di musim kemarau orang sulit mencari air.

Ahli-ahlipun mengatakan daya dukung lingkungan sudah terlampaui oleh kepadatan penduduk. Akibatnya, keseimbangan kehidupan antara manusia dan lingkungannya terganggu. Gangguan tersebut akan mengarah kepada keadaan yang lebih parah dan merugikan, apabila tidak ada usaha untuk memperbaikinya. Berbagai cara telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi hal itu, anatar lain program penghijauan dan reboisasi, sementara untuk mengurangi tekanan penduduk agar tidak melampaui daya dukung alam serta lingkungan dilakukan transmigrasi. Namun, semua usaha ini masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Dari gambaran tadi, jelas nampak ada hubungan erat antara unsur manusia dalam kaitannya dengan kelestarian lingkungan hidup (Tanah Air dalam Hasnida, 2002).

Berikut adalah beberapa dampak akibat kepadatan penduduk yang tidak seimbang dengan kelestarian lingkungan :

1. Ketersediaan Air BersihAir merupakan salah satu bahan pokok yang mutlak dibutuhkan oleh manusia

sepanjang masa. Meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan peningkatan kebutuhan air. Pada umumnya, kebutuhan air diperkotaan dipenuhi oleh PAM (Perusahaan Air Minum) yang mengalirkan air sampai ke rumah-rumah penduduk. Akan tetapi, makin padatnya penduduk menyebabkan daerah peresapan air hujan makin berkurang. Jika proses kehilangan air dibiarkan berlangsung terus, pada suatu saat akhirnya kandungan air tanah sedemikian rendahnya sehhingga energi potensialnya sangat tinggi dan mengakibatkan tanaman tidak mampu menggunakan air tanah tersebut (Islami dkk, 1995). Sedangkan tanaman diperlukan dalam hal ketersediaan oksigen yang sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup.

Meskipun 2/3 dari luasan bumi berupa air, namun tidak semua jenis air dapat digunakan secara langsung. Oleh karena itu persediaan air bersih yang terbatas dapat menimbulkan masalah yang cukup serius. Air bersih dibutuhkan oleh berbagai macam industri, untuk memenuhi kebutuhan penduduk, irigasi, ternak, dan sebagainya. Jumlah penduduk yang meningkat juga berarti juga meningkatkan produksi dalam industri sehingga akan semakin banyak sampah atau limbah yang dihasilkan.

Pembuatan sumur artesis untuk keperluan industri dan kompleks perumahan mengakibatkan sumur-sumur tradisional mengering. Selain itu, kawasan pemukiman padat penduduk sering hanya menyediakan sedikit kawasan terbuka sebagai daerah serapan air hujan. Kawasan yang tertutup rapat oleh aspal dan beton membuat air tidak dapat meresap ke lapisan tanah, sehingga pada waktu hujan air hanya mengalir begitu saja melalui permukaan tanah. Akibatnya cadangan air di dalam tanah semakin lama semakin berkurang sehingga pada musim kemarau sering kekurangan air bersih.

Dinamika Populasi dan Kepadatan Penduduk 6

Page 8: Kelompok 1.Dinamika Populasi Dan Kepadatan Penduduk

2. Ketersediaan Lahan

Kepadatan penduduk mendorong peningkatan kebutuhan lahan, baik lahan untuk tempat tinggal, sarana penunjang kehidupan, industri, tempat pertanian, dan sebagainya. Untuk mengatasi kekurangan lahan, sering dilakukan dengan memanfaatkan lahan pertanian produktif untuk perumahan dan pembangunan sarana dan prasarana kehidupan. Selain itu pembukaan hutan juga sering dilakukan untuk membangun areal industri, perkebunan, dan pertanian. Meskipun hal ini dapat dianggap sebagai solusi, sesungguhnya kegiatan itu merusak lingkungan hidup yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Jadi peluang terjadinya kerusakan lingkungan akan meningkat seiring dengan bertambahnya kepadatan penduduk.

Pesatnya pertambahan penduduk mengakibatkan makin besar kepadatan penduduk. Jumlah penduduk yang bertambah dengan luas lahan tetap menyebabkan peningkatan kepadatan penduduk. Akibatnya, makin besar perbandingan antara jumlah penduduk dan luas lahan. Pada akhirnya, lahan untuk perumahan makin sulit didapat. Itulah sebabnya di kota-kota besar yang sangat padat penduduknya, kita lihat banyak yang mendirikan bangunan tidak resmi, bahkan ada pula yang membuat tempat tinggal sementara dari plastik atau dari karton di pinggir sungai atau di bawah kolong jembatan.

3. Ketersediaan Udara Bersih

Di daerah padat penduduk seperti di perkotaan, jumlah kendaraan bermotor meningkat. Gas sisa pembakaran kendaraan bermotor menyebabkan pencemaran udara. Pencemaran udara banyak mengakibatkan gangguan kesehatan. Manusia dan makhluk hidup memerlukan udara sehat, yaitu udara yang tidak mengandung unsur pencemar, misalnya gas karbon monoksida dan karbon dioksida yang jumlahnya melebihi normal. Gas yang diambil dari udara buruk pernapasan makhluk hidup adalah oksigen. Gas tersebut merupakan hasil proses fotosintesis tumbuhan hijau. Oleh karena itu, diperlukan pelestarian tumbuhan hijau melalui penghijauan dan reboisasi untuk membersihkan udara.

Udara bersih merupakan kebutuhan mutlak bagi kelangsungan hidup manusia. Udara bersih banyak mengandung oksigen. Semakin banyak jumlah penduduk berarti semakin banyak oksigen yang diperlukan. Bertambahnya pemukiman, alat transportasi, dan kawasan industri yang menggunakan bahan bakar fosil (minyak bumi, bensin, solar, dan batu bara) mengakibatkan kadar CO2 dan CO di udara semakin tinggi. Berbagai kegiatan industri juga menghasilkan gas-gas pencemar seperti oksida nitrogen (NOx) dan oksida belerang (SOx) di udara. Zat-zat sisa itu dihasilkan akibat dari pembakaran yang tidak sempurna.

Jadi dapat dipahami bahwa semakin tinggi kepadatan penduduk, maka kebutuhan oksigen semakin banyak. Oleh karena itu pemerintah kota di setiap wilayah gencar mengkampanyekan penanaman pepohonan. Selain sebagai penyejuk dan keindahan, pepohonan berfungsi sebagai hutan kota untuk menurunkan tingkat pencemaran udara.

4. Pencemaran Lingkungan

Dinamika Populasi dan Kepadatan Penduduk 7

Page 9: Kelompok 1.Dinamika Populasi Dan Kepadatan Penduduk

Peningkatan jumlah penduduk diikuti dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Hal itu menyebabkan kebutuhan akan barang,jasa, dan tempat tinggal meningkat tajam dan menuntut tambahan sarana dan prasarana untuk melayani keperluan masyarakat. Akan tetapi, alam memiliki daya dukung lingkungan yang terbatas. Kebutuhan yang terus-menerus meningkat tersebut pada gilirannya akan menyebabkan penggunaan sumber daya alam sulit dikontrol. Pengurasan sumber daya alam yang tidak terkendali tersebut mengakibatkan kerusakan lingkungan.

Aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sering menimbulkan dampak buruk pada lingkungan. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan bahan bangunan dan kertas, maka kayu di hutan ditebang. Untuk memenuhi kebutuhan lahan pertanian, maka hutan dibuka dan rawa/lahan gambut dikeringkan. Untuk memenuhi kebutuhan sandang, didirikan pabrik tekstil. Untuk mempercepat transportasi, diciptakan berbagai jenis kendaraan bermotor. Apabila tidak dilakukan dengan benar, aktivitas seperti contoh tersebut lambat laun dapat menimbulkan pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem. Misalnya penebangan hutan yang tidak terkendali dapat mengakibatkan berbagai bencana seperti banjir dan tanah longsor, serta dapat melenyapkan kekayaan keanekaragaman hayati di hutan tersebut. Apabila daya dukung lingkungan terbatas, maka pemenuhan kebutuhan penduduk selanjutnya menjadi tidak terjamin.

E. SOLUSI UNTUK MENGATASI MASALAH KEPADATAN PENDUDUK

Uraian sebelumnya telah membahas bahwa kepadatan penduduk akan menimbulkan berbagai permasalahan. Untuk mengatasi masalah yang dihadapi, jumlah penduduk di dunia harus diperlambat pertumbuhannya dan lebih diarahkan persebarannya. Jika ini berhasil sumber daya yang ada dapat dikelola dengan lebih baik dan optimal, sehingga upaya-upaya untuk lebih memprioritaskan peningkatan kualitas dan pemberdayaan penduduk dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya (Tjaja, 2009).

Untuk mencapai pemerataan penduduk dalam mencapai keseimbangan ekonomi dan ekologi, dilaksanakan transmigrasi dari pulau yang padat penduduk ke Pulau yang konsentrasi penduduknya rendah. Di sisi lain, sebagian pengamat sosial berpendapat bahwa pelaksanaan transmigrasi yang dilakukan selama ini terkesan hanyalah sekedar upaya membuang orang dari kepadatan. Meski ada yang berhasil, secara umum yang ada hanyalah kegagalan, keluhan, jeritan perasaan disingkirkan. Namun, itu dipoles atas nama pembangunan yang dicanangkan pemerintah. Di antara mereka yang ditansmigrasikan lewat program pemerintah, ternyata tidak sedikit yang pulang kembali ke daerah asalnya. Mereka merasa tidak produktif, tidak dimanusiakan setelah berada di daerah tujuan transmigrasi (Maryoto, 2000).

Pada tahun 1987 dan 1989, pemerintah Amerika Serikat membangun sistem ekologikal tertutup di daerah Oracle, Arizona. Sistem tersebut digunakan untuk mengetes apakah dan bagaimana manusia dapat hidup dan bekerja dalam sebuah biosphere tertutup, selagi melakukan eksperimen ilmiah. Sistem ini juga digunakan untuk meneliti kemungkinan penggunaan biosphere tertutup dalam kolonisasi angkasa, dan juga mengizinkan untuk

Dinamika Populasi dan Kepadatan Penduduk 8

Page 10: Kelompok 1.Dinamika Populasi Dan Kepadatan Penduduk

penelitian dan manipulasi sebuah biosphere tanpa merugikan Bumi. Sistem tersebut dinamai Biosfer 2.

Saju juta galon air laut dimasukkan dalam Biosfer 2. Dengan selubung kaca yang tinggi, tercipta pula hujan,layaknya hujan sungguhan. Ada padang rumput, padang pasir, semak belukar, yang dibuat dalam berbagai ketinggian. Dunia air dibuat. Ada laut, karang,laguna dan pantai. Ada 300 jenis ikan diikutsertakan, termasuk juga alga,bunga karang dan siput. Demikian juga ada semut, kecoa,laba-laba dan siput. Di beberapa tempat dipasang detektor untuk mengetahui apakah ada kebocoran dari selubung Biosfer 2 sehingga memungkinkan kontak dengan lingkungan luar. Juga untuk memantau perubahan komposisi senyawa gas.

Tahun 1991 sebuah tim yang terdiri atas 8 orang saintis tinggal di biosfer 2, sebuah dunia mandiri yang dibangun di gurun Sonora. Kompleks rumah kaca dan unit tempat tinggal seluas 1 hektar (2,5 acre) itu berisikan tanaman pangan dan hewan ternak pilihan, yang hidup dalam sebuah atmosfer yang memperoleh kelembaban dari samudra tiruan. Setelah awal yang menjanjikan, percobaan jangka panjang ini awalnya dijadikan untuk berlangsung selama 2

Dinamika Populasi dan Kepadatan Penduduk 9

Page 11: Kelompok 1.Dinamika Populasi Dan Kepadatan Penduduk

tahun namun mulai terkatung-katung seiring mulai meningkatnya kadar karbon dioksida dan diserangnya tanaman pangan oleh hama. Tim Biosferian selamat dari pengalaman itu dalam kondisi kesehatan yang cukup baik, namun mereka telah menunjukkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam menciptakan sistem kehidupan yang senantiasa seimbang (Burnie, 2005).

Berdasarkan hasil diskusi, 8 Biosferian tidak dapat bertahan lebih lama lagi di dalam biosfer 2. Hal ini dikarenakan adanya persaingan untuk mendapatkan oksigen antar banyak organisme yang juga hidup di dalamnya. Meskipun tumbuhan dapat menyuplai ketersediaan oksigen, akan tetapi di malam hari tumbuhan juga memerlukan oksigen. Dan di dalam biosfer 2 ini, tumbuhan tidak dapat berfotosintesis secara maksimal layaknya tumbuhan normal karena energi matahari yang masuk juga sudah berbeda dengan adanya kaca lapisan biosfer 2. Oleh karena itu, penyuplaian oksigen dari tumbuhan pun juga tidak dapat maksimal.

Berdasarkan hasil diskusi pembangunan biosfer 2 ini memang membutuhkan banyak lahan dan akan menyebabkan penyempitan lahan. Akan tetapi hal itu tidak begitu mempengaruhi karena pembangunan biosfer 2 ini di daerah gurun yang sangat jarang dihuni oleh makhluk hidup. Dapat diperoleh manfaat lain dari pembangunan biosfer 2 ini yaitu, dapat dijadikan ekowisata, tempat enelitian, dan biosfer 2 ini juga mampu menumbuhkan tanaman yang sejatinya tidak dapat hidup di daerah gurun.

Pembuatan Biosfer 2 ini bertujuan untuk meneliti dan mengupayakan agar manusia dapat bertahan hidup jika kelak ditemukan sebuah planet yang dapat dihuni dan kondisinya tidak sama seperti di Bumi. Akan tetapi berdasarkan hasil penelitian 8 saintis yang tinggal di Biosfer 2, manusia tidak dapat bertahan hidup lebih lama layaknya di Bumi. Penduduk dunia akan mencapai jumlah tujuh miliar pada akhir tahun (Kompas,2011). Hal tersebut berarti bahwa Bumi dapat memenuhi kebutuhan sekitar 7 miliar manusia. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan, dalam ekologikal tertutup buatan hanya dapat memenuhi kebutuhan 8 manusia dalam kurun waktu yang sangat singkat. Sedangkan ekologi alami (Bumi) dapat memenuhi lebih dari 7 miliar manusia dalam kurun waktu yang sangat lama.

Manusia tidak dapat bertahan hidup dalam ekolgikal tertutup dalam kurun waktu yang lama, maka harus ada solusi lain yang dapat mengurangi kepadatan penduduk. Salah satu program yang selama ini dijalankan pemerintah dalam hal mengatasi kepadatan penduduk adalah dengan transmigrasi, padahal transmigrasi hanyalah memindahkan penduduk bukan menekan angka pertumbuhan penduduk. Maka harus ada solusi lain yang dapat menekan angka pertumbuhan penduduk sekaligus tetap melestarikan lingkungan. Solusi tersebut antara lain :

1. Program Keluarga Bencana

Keluarga berencana merupakan suatu cara untuk menciptakan keluarga bahagia sejahtera, tetapi juga merupakan cara untuk membantu negara dalam mencapai tujuan nasionalnya. KB dapat mencegah ledakan penduduk, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya (Mahanal, 1995). Melalui KB, jumlah anak dapat direncanakan dan rentang

Dinamika Populasi dan Kepadatan Penduduk 10

Page 12: Kelompok 1.Dinamika Populasi Dan Kepadatan Penduduk

kehamilan antar anak dapat diatur sehingga jumlah anak dapat lebih di tekan dan dapat menurunkan angka kelahiran sekaligus menekan ledakan penduduk.

Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu kebijakan “anti-natalis” yang dianut oleh pemerintah Indonesia pada era Suharto karena pada saat itu terjadinya pertumbuhan penduduk yang sangat cepat sejak tahun 1949 dianggap merupakan kelalaian era Soekarno yang “pro-natalis”.

Program KB merupakan program sosial dasar yang menangani lima aspek, sebagaimana tercermin dalam Undang Undang No 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga yang meliputi: 1) Mengatur kehamilan, 2) Menjaga kesehatan dan menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak, 3) Meningkatkan akses dan kualitas informasi, pendidikan, konseling, dan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, 4) Meningkatkan partisipasi dan kesertaan pria dalam praktik keluarga berencana, 5) Mempromosikan penyusuan bayi sebagai upaya untuk menjarangkan jarak kehamilan. Ini artinya, program KB tidak sekedar berupaya mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, tetapi yang lebih penting adalah meningkatkan kualitas penduduk (Ramani, 2013).

2. Meningkatkan Masa Pendidikan dan Pendalaman Agama

Seseorang yang menempuh masa pendidikan lebih lama akan menunda terlebih dahulu untuk berkeluarga. Sehingga angka kelahiran bayi dapat ditekan. Dengan pendidikan maka seseorang akan memiliki pengetahuan lebih mengenai hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam berkeluarga. Dengan pendidikan juga seseorang akan lebih mengetahui dan memahami bahaya dari seks bebas seperti yang akhir-akhir ini terjadi di lingkungan masyarakat. Pendalaman agama juga perlu dilakukan oleh manusia sehingga mereka menyadari pentingnya menjaga keimanan agar tidak sampai terjerumus dalam pergaulan bebas. Sehingga pernikahan dini lebih bisa ditekan dan bisa menekan laju pertumbuhan penduduk.

3. Kepedulian Lingkungan

Kepedulian terhadap lingkungan akan dapat memperbaiki lingkungan yang sebagian telah rusak akibat kepadatan penduduk. Kepedulian ini bisa dilakukan dengan cara reboisasi, pembatasan lahan industri, pengelolaan sampah sehingga dapat menurunkan angka pencemaran, dan lain sebagainya. Dengan reboisasi maka hutan akan kembali hijau sehingga akan ada tanaman yang dapat menahan air hujan agar tidak langsung mengalir ke sungai maupun lautan, hal ini akan dapat meningkatkan air dalam tanah. Pembatasan lahan industri juga perlu dilakukan, hal ini dikarenakan lahan industri yang didirikan oleh pemerintah saat ini semakin mempersempit lahan pertanian padahal bahan pokok kebutuhan manusia dapat diperoleh dari lahan pertanian. Semakin padatnya jumlah penduduk maka juga akan semakin banyak sampah yang dihasilkan. Dengan teknik pengelolan sampah yang baik akan dapat mengurangi pencemaran lingkungan sehingga kelestarian lingkungan hidup akan dapat lebih terjaga.

Dinamika Populasi dan Kepadatan Penduduk 11

Page 13: Kelompok 1.Dinamika Populasi Dan Kepadatan Penduduk

PENUTUP

Kesimpulan

Populasi adalah kumpulan individu yang sejenis dalam waktu dan tempat tertentu. Jumlah populasi dapat berubah. Seperti halnya jumlah penduduk yang berubah dari waktu ke waktu. Jumlah penduduk saat ini cenderung meningkat sehingga menyebabkan kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk ini dapat menimbulkan berbagai macam permasalahan, antara lain ketersediaan air bersih, ketersediaan lahan, ketersediaan udara bersih, dan pencemaran lingkungan. Permasalahan kepadatan penduduk harus diselesaikan, banyak program yang telah dilakukan oleh pemerintah seperti transmigrasi dan pembuatan biosfer 2 sebagai persiapan jika memungkinkan hidup di planet lain. Akan tetapi Biosfer 2 ini jauh tidak lebih baik daripada Bumi yang alami. Oleh karena itu, diperlukan solusi lain. Solusi tersebut antara lain dengan cara melaksanakan Program KB, meningkatkan masa pendidikan dan pendalaman agama serta meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan.

Saran

Biosfer 2 tidak dapat menandingi Bumi alami yang telah diciptakan oleh Sang Maha Kuasa. Oleh karena itu, kita sebagai makhluk ciptaaan-Nya harus senantiasa bersyukur dan menjadi khalifah yang baik. Kita juga seharusnya dapat menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan agar kehidupan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Agar lingkungan juga senantiasa berimbang dengan jumlah penduduk maka kita seharusnya lebih meningkatkan pengetahuan kependidikan, pendalaman agama, kepedulian terhadap lingkungan. Selain itu juga pendalaman agama dapat meningkatkan iman kita agar senantiasa mengingat kuasa Tuhan.

Dengan melihat video biosfer 2, dapat diketahui banyaknya keanekaragaman tumbuhan yang hidup di sana. Dan jika dibandingkan dengan keanekaragaman hayati di Indonesia serta kekayaan alam yang melimpah yang ada di Indonesia, sebagai bangsa Indonesia sudah sepantasnya bersyukur dan menjaga semua pemberian Tuhan Yang Maha Esa. Jadilah bangsa Indonesia yang memanfaatkan kekayan alam secara arif bijaksana, dengan pemanfaataan yang baik Indonesia akan menjadi negara unggul yang mengedepankan potensi agraris bangsa. indonesia tidak perlu meniru negara maju lain, sebab dengan mengembangkan potensi sumber daya alam maka Indonesia akan menjadi lebih unggul daripada negara maju.

Dinamika Populasi dan Kepadatan Penduduk 12

Page 14: Kelompok 1.Dinamika Populasi Dan Kepadatan Penduduk

DAFTAR PUSTAKA

Burnie, David. 2005. Bengkel Ilmu Ekologi. Jakarta: Erlangga

Hasnida. 2002. Crowding (Kesesakan) dan Density (Kepadatan). (Online), (http://www. library.usu.ac.id ), diakses 20 Agustus 2014

Islami, T. & Utomo, W.H. 1995. Hubungan Tanah, Air, dan Tanaman. Semarang: IKIP Semarang Press

Mahanal, Susriyati, dkk. 1995. Panduan Perkuliahan Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH). Malang: IKIP Malang

Patnistik, Egidius.18 Agustus 2011. Penduduk Dunia Tembus 7 Miliar Tahun Ini. Kompas.com

Ramani, Andrei. 2013. Pelaksanaan Kb (Melalui Jampersal) Untuk Menekan Laju Pertumbuhan Penduduk Dan Pencapaian Target Millenium Development Goal (Mdgs). (Online), ( http://fkm.unej.ac.id/files/Semnas%202013/Contoh.pdf), diakses 22 Agustus 2014

Sabtono, Petrus Haryo. 2011. Permasalahan Kependudukan dan Penanggulangannya, (Online), (http://www.abelpetrus.wordpress.com) diakses 20 Agustus 2014

Sasuni, Sri Rahayu. 2003. Masalah Kependudukan di Negara Indonesia. (Online), (http://www. library.usu.ac.id ), diakses 20 Agustus 2014

Tjaja, Ratna Pertiwi. 2009. Menuju Penduduk Tumbuh Seimbang Tahun 2020. Makalah disajikan dalam Workshop Apresiasi Kebijakan Ketransmigrasian dan Kependudukan, Kantor Menteri Negara Transmigrasi dan Kependudukan, Jakarta, 23 November

Dinamika Populasi dan Kepadatan Penduduk 13