kelainan refraksi mata
DESCRIPTION
Kelainan Refraksi MataTRANSCRIPT
Irvan07120100011
MACAM – MACAM KELAINAN REFRAKSI MATA
Kelainan refraksi adalah kelainan pembiasan sinar oleh media penglihatan yang terdiri dari kornea, cairan mata, lensa, badan kaca, atau panjang bola mata, sehingga bayangan benda dibiaskan tidak tepat di daerah makula lutea tanpa bantuan akomodasi.
MiopiaMiopia atau rabun jauh merupakan suatu keadaan dimana mata mampu melihat obyek yang dekat, tetapi kabur bila melihat objek-objek yang jauh letaknya. Pada umumnya miopia merupakan kelainan yang diturunkan oleh orang tuanya sehingga banyak dijumpai pada usia dini sekolah. Ciri khas dari perkembangan miopia adalah derajat kelainan yang meningkat terus sampai usia remaja kemudian menurun pada usia dewasa muda. Walaupun agak jarang, miopia dapat pula disebabkan oleh perubahan kelengkungan kornea atau oleh kelainan bentuk lensa mata. Karena itu untuk memperoleh gambaran penyebab yang lebih jelas pada seseorang, riwayat adanya miopia di dalam keluarga perlu di kemukakan.
Lazimnya miopia terjadi karena memanjangnya sumbu bolamata. Mata yang penampang
seharusnya bulat, akibat proses pemanjangan ini kemudian berbentuk bulat telur. Selanjutnya,
pemanjangan sumbu ini menyebabkan media refraktif sulit memfokuskan berkas cahaya terfokus
di depan retina. Berkas cahaya terfokus didepan retina. Sejalan dengan memanjangnya sumbu
bolamata, derajat miopia pun akan bertambah.
Pada usia anak-anak sampai remaja, proses pemanjangan bolamata dapat merupakan bagian dari pertumbuhan tubuh. Pertambahan derajat miopia membutuhkan kacamata yang kiat berat derajat kekuatannya, karena itu pada masa usia dini dianjurkan agar pemeriksaan diulang setiap 6 bulan pada golongan usia antara 20-40 tahun, progresivitas miopia akan melambat. Meskipun demikian pertambahannya tetap ada, terutama pada mereka yang baru mulai menderita miopia diatas usia 20 tahun.
Miopia dapat dibedakan berdasarkan tingginya dioptri, yaitu:
<1 dioptri miopia sangat ringan
1-3 dioptri miopia ringan
3-6 dioptri miopia sedang
6-10 dioptri miopia tinggi
>10 dioptri miopia sangat tinggi
HipermetropiaHipermetropi / Rabun dekat adalah keadaan di mana berkas cahaya yang masuk ke mata
difokuskan di belakang retina. Penyebab timbulnya hipermetropi ini diakibatkan oleh beberapa
hal yaitu:
1. Sumbu utama bola mata yang terlalu pendek.
Hipermetropia jenis ini disebut juga Hipermetropi Axial. Hipermetropi Axial ini dapat
Irvan07120100011
disebabkan oleh Mikropthalmia, Retinitis Sentralis, ataupun Ablasio Retina (lapisan retina
lepas lari ke depan sehingga titik fokus cahaya tidak tepat dibiaskan).
2. Daya pembiasan bola mata yang terlalu lemah
Hipermetopia jenis ini disebut juga Hipermetropi Refraksi. Dimana dapat terjadi gangguan-
gangguan refraksi pada kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreus humor. Gangguan yang
dapat menyebabkan hipermetropia refraksi ini adalah perubahan pada komposisi kornea dan
lensa sehingga kekuatan refraksinya menurun dan perubahan pada komposisi aqueus humor
dan vitreus humor (misalkan Pada penderita Diabetes Mellitus, hipermetropia dapat terjadi
bila kadar gula darah di bawah normal, yang juga dapat mempengaruhi komposisi aueus dan
vitreus humor tersebut)
3. Kelengkungan Kornea dan Lensa tidak Adekuat
Hipermetropia jenis ini disebut juga hipermetropi kurvatura. Dimana kelengkungan dari
kornea ataupun lensa berkurang sehingga bayangan difokuskan di belakang retina.
4. Perubahan posisi lensa.
Dalam hal ini didapati pergeseran posisi lensa menjadi lebih posterior.
Gejala klinis pada hypermetropia adalah sakit kepala frontal, memburuk pada waktu mulai
timbul gejala hipermetropi dan makin memburuk sepanjang penggunaan mata dekat. Penglihatan
tidak nyaman (asthenopia) ketika pasien harus focus pada suatu jarak tertentu untuk waktu yang
lama, misalnya menonton pertandingan bola. Akomodasi akan lebih cepat lelah ketika terpaku
pada suatu level tertentu dari ketegangan.
PresbiopiaPresbiopia, yang biasa juga disebut penglihatan tua (presby = old = tua; opia = vision =
penglihatan) merupakan keadaan normal sehubungan dengan usia, di mana kemampuan
akomodasi seseorang telah mengalami penurunan sehingga sampai pada tahap di mana
penglihatan pada jarak dekat menjadi kurang jelas dan terjadi pada orang yang telah lanjut usia
(diatas 40 tahun). Pasien dalam kasus ini berusia 50 tahun, dimana secara teori sudah mengalami
penurunan kemampuan penglihatan yang terjadi secara fisiologis dan sering disebut pula
presbiopia.
Presbiopia adalah merupakan bagian dari proses penuaan yang secara alamiah dialami oleh
semua orang. Penderita akan menemukan perubahan kemampuan penglihatan dekatnya
pertamakali pada pertengahan usia empat puluhan. Pada usia ini, keadaan lensa kristalin berada
dalam kondisi dimana elastisitasnya telah banyak berkurang sehingga menjadi lebih kaku dan
menimbulkan hambatan terhadap proses akomodasi, karena proses ini utamanya adalah dengan
Irvan07120100011
mengubah bentuk lensa kristalin menjadi lebih cembung. Organ utama penggerak proses
akomodasi adalah muskulus siliaris, yaitu suatu jaringan otot yang tersusun dari gabungan serat
longitudinal, sirkuler, dan radial. Fungsi serat-serat sirkuler adalah untuk mengerutkan dan
relaksasi serat-serat zonula, yang merupakan kapsul di mana lensa kristalin barada di dalamnya.
Otot ini mengubah tegangan pada kapsul lensa, sehingga lensa dapat mempunyai berbagai fokus
baik untuk objek berjarak dekat maupun yang berjarak jauh dalam lapangan pandang. Jika
elastisitas lensa kristalin berkurang dan menjadi kaku (sclerosis), maka muskulus siliaris menjadi
terhambat atau bahkan tertahan dalam mengubah kecembungan lensa kristalin.
Dalam menentukan nilai addisi, penting untuk memperhatikan kebutuhan jarak kerja penderita
pada waktu membaca atau melakukan pekerjaan sehari – hari yang banyak membutuhkan
penglihatan dekat. Karena jarak baca dekat pada umumnya adalah 33 cm, maka lensa S +3,00 D
adalah lensa plus terkuat sebagai addisi yang dapat diberikan pada seseorang. Pada keadaan ini,
mata tidak melakukan akomodasi bila melihat obyek yang berjarak 33 cm, karena obyek tersebut
berada pada titik focus lensa S +3,00 D tersebut. Jika penderita merupakan seseorang yang dalam
pekerjaannya lebih dominan menggunakan penglihatan dekat, lensa jenis fokus tunggal
(monofocal) merupakan koreksi terbaik untuk digunakan sebagai kacamata baca. Lensa bifocal
atau multifocal dapat dipilih jika penderita presbiopia menginginkan penglihatan jauh dan
dekatnya dapat terkoreksi.
AstigmatismeAstigmatisma adalah sebuah gejala penyimpangan dalam pembentukkan bayangan pada lensa,
hal ini disebabkan oleh cacat lensa yang tidak dapat memberikan gambaran/ bayangan garis
vertikal dengan horizotal secara bersamaan.cacat mata ini dering di sebut juga mata silinder.
Penyebabnya umumnya adalah bawaan. Beberapa penyakit mata dan pasca bedah kornea, juga
dapat menjadi penyebabnya. Astigmat bawaan tidak bisa sembuh total, tetapi dapat dikoreksi
dengan kacamata, lensa kontak atau dengan bedah lasik, dan yang disebakan oleh penyakit
misalnya timbilen (hordeulum), selaput konjuctiva (pterigium) akan hilang apabila penyakitnya
sembuh atau di operasi, sedang astigmat pasca bedah kornea dapat dikurangi dengan melepas
jahitan atau dengan kacamata.
Oleh karena astigmat dapat menimbulkan pusing, kelelahan mata bahkan kabur maka sebaiknya
jika ada keluhan tersebut segera di konsultasikan ke dokter spesialis mata.Astigmatisma
disebabkan karena kornea mata tidak berbentuk sferik (irisan bola), melainkan lebih melengkung
pada satu bidang dari pada bidang lainnya. Akibatnya benda yang berupa titik difokuskan
Irvan07120100011
sebagai garis. Mata astigmatisma juga memfokuskan sinar-sinar pada bidang vertikal lebih
pendek dari sinar-sinar pada bidang horisontal.
Astigmat derajat kecil masih bisa di toleransi oleh mata apabila mata dalam keadaan sehat. Oleh
karena itu perlu menjaga kesehatan mata dengan cara jika melihat dekat jangan terlalu lama,
maksimal 2 jam dan diistirahatkan kurang lebih 15 menit. Salah satu cara mengatasi
astigmatisma yang effisien ialah dengan menggunakan kacamata berbentuk silindris.
AnisometriaAnisometropia adalah suatu keadaan dimana mata mempunyai kelainan refraksi yang tidak sama
pada mata kanan dan mata mata kiri. Dapat saja satu mata myopia sedang mata yang lainnya
hypermetropia. Perbedaan kelainan ini paling sedikit 1.0 Dioptri. Jika terdapat anisometropia 2.5
- 3.0 Dioptri maka akan dirasakan terjadi perbedaan besar bayangan 5%, yang mengakibatkan
akan terganggunya fusi. Pada keadaan ini dapat terjadi supresi penglihatan pada satu mata. Fusi
merupakan proses mental yang menggabungkankan bayangan yang dibuat oleh 2 mata untuk
membentuk lapangan dimensi penglihatan binokuler. Pada kelainan refraksi atau satu mata
lemah maka penglihatan binokuler menjadi lemah. Akibat dari keadaan ini otak akan mencari
yang mudah sehingga memakai kacamata yang tidak memberikan kesukaran untuk melihat.
Sebab anisometropia adalah kelainan konginetal atau akibat trauma bedah yang menimbulkan
jaringan parut sehingga timbul astigmatisme. Anisometropia akan mengakibatkan perbedaan
tajam penglihatan aniseikonia dan aniseiforia.
Anisometropia pada hypermetropia lebih buruk dibanding pada myopia. Pada anak ia kan
melihat terutama dengan mata yang jelas dan membiarkan penglihatan yang kabur atau lemah
tidak melihat biasanya yang lebih hypermetropia sehingga mata tersebut menjadi ambliopia.
Pada anisometropia :
Kurang dari 1.5 D masih terdapat fusi dan penglihatan stereoskopik.
Antara 1.5 - 3.0 D, jika terjadi kelelahan maka mata yang tidak dominan akan mengalami
supresi.
Dengan anisometropia sumbu, dapat dikoreksi dengan kacamata. Apalagi dengan
mengingat hukum Knapp.
Keluhan pada anisometropia
pasien dengan anisometropia akan memberikan keluhan :
sakit kepala
Irvan07120100011
astenopia ( keadaan lelah, panas pada mata, berair, mata sakit, rasa tertekan)
silau atau fotofobia
sukar membaca
gelisah
vertigo
pusing
lesu
gangguan melihat ruang (dimensi)
Pengobatan terutama ditujukan pada pencegahan timbulnya ambliopia, aniseikonia dengan
memakai lensa kontak dan jika terjadi phoria dipakailah lensa prisma. Pengobatan anisometropia
pada anak-anak dilakukan dengan pemberian lensa koreksi pada kacamata ukuran penuh,
kemudian dilakukan latihan ortopik dan jika perlu dilakukan bebat mata.