kekerasan pada anak dan perempuan

Upload: fauzi-rahman

Post on 06-Apr-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/3/2019 Kekerasan Pada Anak Dan Perempuan

    1/3

    Kekerasan Pada Anak Dan Perempuan; Dampak dan Solusinya

    Kekerasan pada anak (child abuse) dan perempuan secara klinis diartikan sebagaisuatu tindakan yang dilakukan satu individu terhadap individu lain yang

    mengakibatkan gangguan fisik dan atau mental. Namun hemat penulis, masalah

    kekerasan dalam hal ini tidak saja diartikan sebagai suatu tindakan yang

    mengakibatkan gangguan fisik dan mental namun juga mengakibatkan gangguan

    social, karena kekerasan bukan saja dalam bentuk emosional, seksual dan fisik

    namun juga dalam hal ekonomi, seperti halnya dipaksa jadi pelacur, pembantu,

    pengamen dan lain sebagainya. Begitupun sang pelaku bukan saja dilakukan oleh

    oleh orang-orang terdekat dalam keluarga (KDRT/domestic violence) namun juga

    di lakukan oleh orang luar, dengan kata lain bukan saja kekerasan tapi sudah

    masuk kejahatan dan modusnyapun semakin berkembang.

    Seperti akhir triwulan pertama tahun 2007 lalu, muncul kasus dengan tingkat

    ekstrimitas yang tinggi, yakni sejumlah kasus pembunuhan anak oleh ibu

    kandungnya sendiri. Kasus terkini, Maret 2008, seorang ibu membunuh bayi dan

    balita dengan cara menceburkan mereka ke bak mandi. Modus baru yang perlu

    diwaspadai, kasus perdagangan anak untuk dijual organ tubuhnya. Menurut

    laporan dalam suatu pertemuan di Australia, diduga ada anak dari Indonesia yang

    jadi korban perdagangan anak untuk kepentingan dijual organ tubuhnya. Data

    kasus yang dilaporkan ke kepolisian, setiap tahun ada sekitar 450 kasus kekerasan

    pada anak dan perempuan. Sebanyak 45 persen dari jumlah kasus itu, adalah anak

    korbannya (kompas, 14/04/2008). Dari laporan ini modus perdagangan manusia

    (human trafficking) saja sudah berubah. Dimana awalanya perdagangan manusia

    hanya dalam hal prostitusi dan buruh kerja, namun akhir-akhir ini sudah masuk ke

    dalam perdagangan organ tubuh, dan penulis yakin bahwa modus seperti ini

    bukan saja terjadi pada anak namum juga pada perempuan.

    Faktor Penyebab dan Dampaknya

    Faktor penyebab terjadinya kekerasan pada anak dan perempuan, secara

    keumuman disebabkan oleh suatu teori yang di kenal behubungan dengan stress

    dalam keluarga (family stress). Stres dalam keluarga tersebut bisa berasal dari

    anak, orang tua (suami atau Istri), atau situasi tertentu. Stres berasal dari anakmisalnya anak dengan kondisi fisik, mental, dan perilaku yang terlihat berbeda

    dengan anak pada umumnya. Bayi dan usia balita, serta anak dengan penyakit

    kronis atau menahun juga merupakan salah satu penyebab stres. Stres yang

    berasal dari suami atau istri misalnya dengan gangguan jiwa (psikosis atau

    neurosa), orang tua sebagai korban kekerasan di masa lalu, orang tua terlampau

    perfek dengan harapan pada anak terlampau tinggi, orang tua yang terbiasa

    dengan sikap disiplin. Stres berasal dari situasi tertentu misalnya terkena

    suami/istri terkena PHK (pemutusan hubungan kerja) atau pengangguran, pindah

    lingkungan, dan keluarga sering bertengkar.

  • 8/3/2019 Kekerasan Pada Anak Dan Perempuan

    2/3

    Namun tentunya teori tersebut hanya melingkupi kekerasan dalam rumah tangga.

    Penyebab utama lainnya adalah, kemiskinan, masalah hubungan social baik

    keluarga atau komunitas, penyimpangan prilaku social (masalah psikososial).Lemahnya kontrol social primer masyarakat dan hukum dan pengaruh nilai sosial

    kebudayaan di lingkungan social tertentu. Namun bagi penulis penyebab utama

    terjadinya masalah ini adalah hilangnya nilai Agama (terutama Islam), karena

    tentunya hanya dengan agama yang bisa mengatur masalah social berbasis

    kesadaran individu.

    Diantara dampak kekerasan pada anak dan perempuan adalah stigma buruk yang

    melekat pada korban diantaranya, Pertama, Stigma Internal yaitu, Kecenderungan

    korban menyalahkan diri, menutup diri, menghukum diri, menganggap dirinya

    aib, hilangnya kepercayaan diri, dan terutama adalah trauma sehingga seperti

    halnya perempauan tidak mau lagi berkeluaraga setelah dirinya trauma menerimakekerasan dari suaminya. Kedua, Stigma Eksternal yaitu, kecenderungan

    masyarakat menyalahkan korban, media informasi tanpa empati memberitakan

    kasus yang dialami korban secara terbuka dan tidak menghiraukan hak privasi

    korban. Selain stigma buruk yang melekat pada korban, kejahatan pada anak dan

    perempuan juga dapat menghancurkan tatanan nilai etika dan social seperti halnya

    dampak buruk dari human trafficking.

    Solusi Mendesak

    Untuk mencegah dan menghentikan kekerasan pada anak dan perempuan

    dibutuhkan beberapa pendekatan diantaranya, pendekatan individu, yaitu dengan

    cara menambah pemahaman agama, karena tentunya seorang yang mempunyai

    pemahaman agama yang kuat (terutama Islam) akan lebih tegar menghadapi

    situasi-situasi yang menjadi factor terjadinya kekerasan. Terlebih Islam telah

    mengajarkan aturan hidup dalam berumah tangga, baik sikap kepada Istri atau

    kepada anak dan juga mengajarkan interaksi sosial yang baik. Islam sangat

    mengutuk segala macam bentuk kekerasan, Islam memperbolehkan bercerai jika

    ada kekerasan dalam rumah tangga sebagai mana hadis dari Aisyah RA berkata,

    bahwasanya Habibah binti Sahl, istri Tsabit bin Qais dipukul suaminya sampai

    memar. Keesokan paginya Habibah melaporkan tindakan kekerasan suaminya

    kepada Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah memanggil Tsabit. Sabdanya,''Ambillah sebagian hartanya (maharnya) dan ceraikanlah ia!'' Tsabit bertanya,

    ''Apakah hal itu sebagai penyelesaiannya ya Rasulullah?'' Jawab Rasulullah, ''Ya

    betul.'' Tsabit berkata lagi, ''Sesungguhnya saya sudah memberinya dua kali lipat,

    dan keduanya berada di tangannya.'' Kata Rasulullah lagi, ''Ambillah kedua

    bagian tersebut, dan ceraikan ia!'' Lalu Tsabit pun melaksanakan perintah

    tersebut. (HR. Imam Abu Dawud).

    Pendekatan sosial melingkupi pendekatan partisipasi masyarakat dalam

    melaporkan dan waspada setiap tindakan kejahatan, terutama human trafficking.

    Pendekatan medis, untuk memberikan pelayanan dan perawatan baik secara pisik

    atau kejiwaan, juga memberikan penyuluhan terhadap orang tua tentang

  • 8/3/2019 Kekerasan Pada Anak Dan Perempuan

    3/3

    bagaimana mengasuh anak dengan baik dan benar. Dan terakhir adalah

    pendekatan hukum, tentunya yang bertanggung jawab masalah ini adalah

    pemerintah untuk selalu mencari dan menanggapi secara sigap terhadap setiaplaporan atau penemuan kasus kekerasan dan kejahatan dan menghukumnya

    dengan ketentuan hukum yang berlaku.