keislaman dan ke -ma-an iii

11
KeIslaman dan Ke-MA-an III INSEMINASI BUATAN BAYI TABUNG

Upload: wiley

Post on 24-Feb-2016

52 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

KeIslaman dan Ke -MA-an III. I NSEMINASI B UATAN BAYI TABUNG. PETA KONSEP. BAYI TABUNG. BA Y I T ABUNG. PENGERTIAN. I N S E M I N A S I BUATAN. KLASIFIKASI BIBIT. MACAM DAN HUKUMNYA. HUKUM DI INDONESIA. KLONING. VIDEO. 1. 2. Pengertian bayi tabung. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: KeIslaman dan Ke -MA-an III

KeIslaman dan Ke-MA-an III

INSEMINASI BUATAN BAYI TABUNG

Page 2: KeIslaman dan Ke -MA-an III

PETA KONSEP

INSEMINASI

BUATAN

BAYI TABUNG

KLONING

BAYI TABUNG

PENGERTIAN

KLASIFIKASI BIBIT

MACAM DAN HUKUMNYA

HUKUM DI INDONESIA

VIDEO 1 2

Page 3: KeIslaman dan Ke -MA-an III

Pengertian bayi tabung

Bayi tabung adalah sel telur yang telah dibuahi oleh sperma yang telah dibiakkan dalam tempat pembiakan (cawan) yang sudah siap untuk diletakkan ke dalam rahim seorang ibu. Dalam bahasa Arab dikenal dengan Isitilah األنابيب طفل

BACK

Page 4: KeIslaman dan Ke -MA-an III

Klasifikasi Menurut Bibit1. Antara sperma dari suami dan ovum dari

isterinya yang kemudian ditanam dalam rahim isterinya.

2. Antara sperma yang telah dibekukan dalam bank sperma dari suaminya yang meninggal dan ovum isterinya kemudian ditanam dalam rahim isterinya.

3. Antara sperma dari laki-laki yang tidak diketahui asalnya dan ovum wanita yang tidak bersuami kemudian ditanam dalam rahim wanita itu.

4. Antara sperma dan ovum isteri kemudian ditanam dalam rahim orang lain (sewa rahim).

BACK

Page 5: KeIslaman dan Ke -MA-an III

Hukum dan Macamnya• Untuk bibit yang berasal dari suami-isteri yang sah

dan ditanamkan pada isterinya, kebanyakan ulama membolehkan, karena bukan termasuk kategori zina, dan keduanya terikat dengan akad nikah.

• Untuk bibit dari suami-isteri dan ditanamkan pada orang lain, lembaga fiqh OKI menghukumi haram karena dikhawatirkan percampuran nasab dan hilangnya keibuan serta halangan syara’ lainnya.

• Untuk kasus sperma suami yang telah meninggal dan ovum isteri lalu ditanam pada rahim isteri, tidak dapat dibenarkan oleh Islam, karena diantara sebab putusnya hubungan pernikahan adalah salah satu pasangan suami-isteri meninggal.

Page 6: KeIslaman dan Ke -MA-an III

1. Inseminasi Heterolog, yang disebut juga artificial insemination donor (AID) yaitu iseminasi buatan yang selnya bukan berasal dari air mani suami isteri yang sah.

2. Inseminasi Homolog, disebut juga artificial insemination husband (AIH) yaitu iseminasi buatan yang berasal dari sel air mani suami-isteri yang sah.

Inseminasi buatan dan bayi tabung dibolehkan dalam Islam manakala perpaduan sperma dengan ovum itu bersumber dari suami-isteri yang sah. Yang dilarang adalah iseminasi buatan yang berasal dari perpaduan sperma dan ovum dari orang lainBACK

Page 7: KeIslaman dan Ke -MA-an III

    

Dilihat dari segi teknologinya, empat lembaga fatwa, 1. Bahtsul Masail NU,2. Komisi Fatwa MUI,3. Dewan Hisbah PERSIS, 4. dan MPKS menyepakati bolehnya melakukan inseminasi buatan dan bayi tabung, sepanjang sperma berasal dari suami dan ovum dari istrinya yang masih terikat dalam pernikahan dan dihamilkan oleh wanita pemilik ovum tersebut, dan mengharamkan insemi nasi buatan atau bayi tabung donor karena akan berakibat me ran cukan nasab. Majlis Tarjih mengeluarkan fatwa dengan dua pendirian, membolehkan dan mengharamkan.

Pandangan HUKUM lembaga fatwa di indonesia

Page 8: KeIslaman dan Ke -MA-an III

    Bahtsul Masail dan pendapat yang membolehkan bayi tabung dari Majlis Tarjih mewajibkan pula cara mengeluarkan sperma dan/atau ovum secara muhtaram atau tidak bertentangan dengan syara’, bahkan Majlis Tarjih menyarankan agar petugas yang menandur kannya dalam rahim adalah wanita. Maksudnya, jika dalam proses pe nge luaran sperma dan penandurannya dalam rahim tidak muhta ram maka hukum inseminasi tersebut menjadi haram. MUI dan Dewan Hisbah lebih memperluas batasan kebolehan dan keha ramannya, bagi suami yang berpoligami, zigot hanya boleh dita nam di rahim pemilik ovum demi menjaga kemurnian nasab.

BACK

Page 9: KeIslaman dan Ke -MA-an III

BACK

Page 10: KeIslaman dan Ke -MA-an III

BACK

Page 11: KeIslaman dan Ke -MA-an III

See you tomorrowgoog bye