kehutanan laporan kinerja instansi pemerintah tahun … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang...

312
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Upload: hakhanh

Post on 17-Mar-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016

DINAS PERTANIAN,

PERKEBUNAN DAN

KEHUTANAN

LAPORAN KINERJA INSTANSI

PEMERINTAH TAHUN 2015

Page 2: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN

1

Page 3: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Sehubungan dengan berakhirnya tahun 2015 Dinas Pertanian,

Perkebunan, dan Kehutanan telah menyusun Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah Tahun 2015 yang juga merupakan salah satu bentuk laporan akhir

tahun berdasarkan rencana kerja yang telah disusun.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 Dinas Pertanian,

Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Bandung merupakan potret dari

Performance sector pertanian di Kabupaten Bandung yang merupakan resultante

dari berbagai upaya, kegiatan, program yang dilaksanakan oleh jajaran Dinas

Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan mulai dari Kepala Dinas sampai dengan

para petugas tingkat lapangan (kecamatan dan desa) yang secara bersama-

sama dengan petani Kabupaten Bandung serta berbagai pihak terkait terus

berupaya tiada henti untuk mewujudkan ataupun menuju kearah tercapainya

gambaran ideal sektor pertanian/agribisnis yang telah dicita-citakan bersama dan

dinyatakan dalam Visi Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten

Bandung, yaitu “Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui

pengembangan agribisnis berkelanjutan berbasis sumberdaya lokal menuju

keunggulan bersaing global, maju, mandiri, dan berwawasan lingkungan”

Kami yakin bahwa apa yang telah dilaksanakan oleh Dinas Pertanian,

Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Bandung samnpai saat ini masih jauh

kearah tercapainya Visi tersebut serta belum sepenuhnya mampu mewujudkan

seluruh aspirasi berbagai pihak yang terkait (stakeholder) dengan pembangunan

pertanian, khususnya masyarakat tani di Kabupaten Bandung. Hal ini

disebabkan oleh masih adanya beberapa factor pembatas yang dihadapi dan

tentunya akan kami upayakan uantuk dilakukan penanganan dan pemecahan

masalah guna perbaikan dan penyempurnaan di tahun-tahun yang akan datang.

Page 4: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Semoga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 ini dapat

bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan referensi,

penilaian, dan informasi mengenai kegiatan pada sub sektor pertanian di

Kabupaten Bandung.

Soreang, Februari 2016

Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan

Kabupaten Bandung,

Ir. H. A. Tisna Umaran, MP Pembina Utama Muda

NIP. 19640923 199203 1 005

Page 5: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ...................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................

DAFTAR TABEL.............................................................................

DAFTAR GAMBAR..........................................................................

ii

iii

iv

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang....................................................... 1

I.2

I.3

I.3.1

I.3.2

I.4

I.5

I.5.1

I.5.2

Dasar-dasar Penyusunan Masalah.......................

Gambaran Umum SKPD.........................................

Susunan Organisasi............................................

Bidang Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi........

Sumberdaya Dinas Pertanian, Perkebunan dan

Kehutanan..............................................................

Permasalahan Utama (Strategic Issued) yang

Dihadapi.................................................................

Identifikasi Masalah...............................................

Isu-isu Strategis....................................................

3

7

7

10

15

16

16

29

BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

II.1 Rencana Strategis.................................................. 30

II.1.1

II.1.2

II.1.3

II.1.4

Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perkebunan, dan

Kehutanan..............................................................

Tujuan dan Sasaran Jangka

Menengah...............................................................

Strategi, Kebijakan dan Penetapan Rencana Kinerja

Lima Tahunan Pembangunan Pertanian dan Kehutanan

Tahun 2010-2015........................ Kerangka Kebijakan,

Strategis dan Penetapan Kinerja Tahunan Pembangunan

Pertanian dan Kehutanan Tahun

2014.......................................................................

30

31

33

44

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

III.1

III.1.1

Gambaran Umum Target dan Realisasi

Anggaran................................................................

Anggaran Pendapatan............................................

89

89

III.1.2 Anggaran Belanja................................................... 89

Page 6: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I.1 Sumber daya Aparatur/Petugas Pertanian......... 15

Tabel II.1 Sasaran Strategis, Indikator dan Target Kinerja

sampai dengan Periode 2015.................

42

Tabel II.2 Prioritas Komoditas Unggulan............................ 45

Tabel II.3 Penetapan Rencana Kinerja Tahunan Dinas

Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Tahun

III.2

III.2.1

III.3

III.3.1

III.3.2

III.3.3

III.3.4

III.3.5

III.3.6

III.3.7

III.3.8

Analisi Pengukuran Kinerja...................................

Analisa Pencapaian Kinerja Sasaran Tahun

2014.......................................................................

Pelaksanaan Kegiatan, Kesimpulan dan

Saran......................................................................

Program Peningkatan Ketahanan

Pangan...................................................................

Program Peningkatan penerapan teknologi

pertanian/perkebunan............................................

Program Peningkatan produksi

pertanian/perkebunan............................................

Program Peningkatan kesejahteraan petani.........

Program Peningkatan pemasaran hasil produksi

pertanian/perkebunan............................................

Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan.................

Program perlindungan dan konservasi sumberdaya

hutan..................................................

Program Program pemanfaatan potensi sumberdaya

hutan..................................................

94

95

124

124

128

130

132

132

133

134

135

Page 7: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

2014..................................................................... 52

Tabel II.4 Sasaran Kegiatan pada Program Peningkatan

Ketahanan Pangan Tahun 2014..........................

59

Tabel II.5 Sasaran Kegiatan pada Program Peningkatan

Pemasaran Hasil Produksi

Pertanian/Perkebunan.........................................

69

Tabel II.6 Sasaran Kegiatan pada Program Penerapan

Teknologi Pertanian/Perkebunan.......................

72

Tabel II.7 Sasaran Kegiatan pada Program Peningkatan

Produksi Pertanian/Perkebunan.........................

78

Tabel II.8 Sasaran Kegiatan pada Program Pemanfaatan

Potensi Sumberdaya Hutan.................................

80

Tabel II.9 Sasaran Kegiatan pada Program Rehabilitasi Hutan

dan Lahan..................................................

83

Tabel II.10 Sasaran Kegiatan Pada program Peningkatan

Kesejahteraan Petani..........................................

87

Tabel II.11 Sasaran Kegiatan Pada program Perlindungan dan

Konservasi Sumberdaya Hutan....................

88

Tabel III.1 Target dan Realisasi Anggaran Pendapatan Dinas

Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten

Bandung Tahun 2014........................

89

Tabel III.2 Target dan Realisasi Belanja Tidak Langsung... 90

Tabel III.3 Target dan Realisasi Anggaran Belanja Langsung

SKPD Tahun 2014..............................

91

Tabel III.4 Target dan Realisasi Anggaran Belanja Langsung

Program Tahun 2014..........................

94

Tabel III.5 Pengukuran sasaran kinerja tahunan 2014........ 96

Tabel III.6 Target dan Realisasi Jumlah Produksi Padi Palawija

di Kabupaten Bandung Tahun 2014.....

98

Tabel III.7 Sasaran dan Realisasi Pengunaan Pupuk Tahun

2014.....................................................................

102

Tabel III.8 Sasaran dan Realisasi Pengunaan Pupuk Per Bulan

Tahun 2014...............................................

103

Tabel III.9 Rencana dan Realisasi Stimulan Pengendalian OPT

Tahun 2014.................................................

108

Tabel III.10 Potensi Air Permukaan Bendungan Desa di

Kabupaten Bandung............................................

110

Tabel III.11 Pengukuran Sasaran Strategis 2 Tahun 2014.... 112

Tabel III.12 Realisasi Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan

Produktivitas Komoditas Sayuran di Kabupaten

Bandung Tahun 2014........................

114

Tabel III.13 Realisasi Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan

Produktivitas Komoditas Buah-Buahan di Kabupaten

bandung Tahun 2014........................

118

Tabel III.14 Realisasi Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan

Page 8: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Produktivitas Komodias Obat-obatan di Kabupaten

Bandung Tahun 2014........................

119

Tabel III.15 Realisasi Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan

Produktivitas Komoditas Tanaman Hias di Kabupaten

Bandung Tahun 2014........................

120

Tabel III.16 Pengukuran sasaran strategis 3 Tahun 2014..... 121

Tabek III.17 Luas hutan dan Lahan Kritis yang

Direhabilitasi........................................................

122

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar I.1 Struktur organisasi Dinas Pertanian, Perkebunan dan

Kehutanan.................................

8

Gambar II.1 Kerangka Migrasi Strategi Pembangunan Sub-Sektor

Tanaman Pangan dan Perkebunan Kab.

Bandung...............................................................

37

Gambar II.2 Kerangka Migrasi Strategi Pembangunan Sub-Sektor

Kehutanan Kab. Bandung.........................

41

Gambar III.1 Grafik Realisasi Pengunaan Pupuk Total Per

Bulan.....................................................................

104

Page 9: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan

iklim global,terjadi krisis pangan dan energi dunia, harga pangan dan

energi meningkat,sehingga negara-negara yang semula menjadi

pengekspor pangan cenderung menahan produknya dijadikan stok

pangan. Kondisi global tersebut juga terjadi di Indonesia, sehingga

diperlukan upaya-upaya guna mengamankan produksi dan

meningkatkan stok pangan nasional. Isu strategis nasional lainnya

adalah mengenai laju pertumbuhan penduduk yang masih tinggi,

tingginya laju konversi lahan, terbatasnya infrastruktur pertanian

serta pola pangan penduduk yang bergantung pada beras.

Pada tahun 2014 pertanian di Indonesia masih dihadapkan pada

tantangan berat antara lain: (1) dampak perubahan iklim pada sektor

pertanian berupa: meningkatnya serangan OPT dan penyakit hewan,

menurunnya produktivitas dan menurunnya kualitas hasil panen; (2)

meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi

dan tingkat kemiskinan; (3) ketersediaan produksi kedelai, gula dan

daging dalam negeri dan internasional terbatas, di sisi lain

kebutuhan konsumsi domestik untuk ketiga komoditas tersebut

meningkat; (4) kenaikan impor bahan pangan dan pakan akan

mengurangi devisa negara; (5) terbatasnya pembiayaan pertanian

yang mudah diakses petani/peternak; (6) terbatasnya infrastruktur

Page 10: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

lahan dan air; (7) sistem penyuluhan pertanian yang belum efektif,

dan (8) belum optimalnya peran dan dukungan pemerintah daerah

(RKT Kementrian Pertanian, 2014), maka dilakukan penyelarasan

kegiatan pembangunan pertanian di Kabuapten Bandung dengan

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Kementrian Pertanian Tahun 2014.

Disamping itu, sesuai yang diamanatkan dalam Instruksi

Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Kinerja Instansi Pemerintah,

Peraturan menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan

Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Surat Edaran Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik

Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 tentang Penyampaian Laporan

Kinerja Tahun 2011, bahwa Laporan kinerja merupakan kewajiban

dari setiap instansi pemerintahan pada akhir tahun berlaku sebagai

laporan pertanggungjawaban secara sistematik dan melembaga.

Laporan tersebut untuk mengukur seberapa jauh tingkat kinerja dan

keberhasilan pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan

dan tertuang dalam Rencana Kerja Tahunan Instansi Pemerintahan.

Laporan Kinerja adalah ikhtisar yang menjelaskan secara

ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja yang disusun

berdasarakan rencana kerja yang ditetapkan dalam rangka

pelaksanaan APBD berdasarkan indikator input dan outup

program/kegiatan. Laporan Kinerja merupakan kewajiban untuk

memberikan pertanggungjawaban kinerja dan tindakan

seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi.

Sedangkan kinerja itu sendiri merupakan hal mengenai tingkat

pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan

dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi. Oleh

sebab itu, Kinerja Instansi Pemerintah merupakan perwujudan

Page 11: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawaban

keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan organisasi.

Untuk menindaklanjuti hal tersebut, Dinas Pertanian,

Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung telah menyusun

LAKIP Tahun 2014, sebagai upaya pertanggungjawaban keuangan

dan kinerja dinas untuk menilai tingkat keberhasilan dan kegagalan

pelaksanaan organisasi yang terkait dengan pembangunan pertanian,

perkebunan, dan kehutanan yang tertuang dalam Rencana Strategis

Tahun 2010-2015 dan Renja tahun 2014.

1.2. Dasar-dasar Penyusunan Laporan

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

mempertimbangkan landasan hukum, sebagai berikut:

a. Landasan Idiil Pancasila

b. Landasan Konstitusional Undang-Undang Dasar (UUD) 1945

c. Landasan Operasional :

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4286).

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara.

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4400).

Page 12: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional;

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4437).

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4438).

7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah

8. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentang

Pelaporan Penylenggaraan Pemerintahan Daerah, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4124

9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah;

10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun

2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran

Kementrian Negara/Lembaga;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah.

12. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2005 Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004 – 2009.

Page 13: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

13. Peraturan Presiden RI Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014.

14. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Kinerja

Instansi Pemerintah;

15. Kepmendagri Nomor 050-188/Kep/Bangda/2007 tentang

Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan

Daerah (Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah/RPJMD).

16. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri

Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan

Menteri Keuangan Nomor 28 Tahun 2010; Nomor 0199/M

PPN/04/2010; Nomor PMK 95/PMK 07/2010, tentang

Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) dengan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014.

17. Peraturan menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan

Penetapan Kinerja dan Pelaporan Kinerja Instansi

Pemerintah;

18. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011

tentang Penyampaian Laporan Kinerja Tahun 2011;

19. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 6 Tahun 2004

tentang Transparansi dan Partisipasi dalam Penyelenggaraan

Pemerintah di Kabupaten Bandung.

Page 14: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

20. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung No. 8 Tahun 2005

tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunaan

Daerah.

21. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 2 Tahun 2006

tentang Alokasi Dana Perimbangan Desa di Kabupaten

Bandung sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah

Kabupaten Bandung Nomor 24 Tahun 2009 tentang Perubahan

Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 2 Tahun

2006 tentang Alokasi Dana Perimbangan Desa di Kabupaten

Bandung.

22. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 3 Tahun 2006

tentang Pedoman Kerjasama Pemerintah Daerah Kabupaten

Bandung.

23. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 2 Tahun 2007

tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.

24. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 17 Tahun 2007

tentang Urusan Pemerintahan Kabupaten Bandung.

25. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 11 tahun 2011

tentang Rancangan awal Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung Tahun 2011-

2015.

26. Surat Edaran Bupati Bandung Nomor 130.04/22/Org tentang

Penetapan Kinerja dan Penyusunan LAKIP SKPD.

Page 15: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

1.3. Gambaran Umum SKPD

1.3.1. Susunan Organisasi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 20

tahun 2007 tanggal 17 Desember 2007 tentang “Pembentukan

Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Bandung” dibentuk Dinas

Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan yang dipimpin oleh pejabat

setingkat eselon II dengan susunan unit kerja eselon III terdiri dari :

Sekretaris Dinas, Bidang Pertanian Tanaman Pangan, Bidang

Hortikultura, Bidang Perkebunan dan Bidang Kehutanan. Selain itu

terdapat 3 UPTD eselon IV yaitu UPTD Alat Mesin Pertanian dan

Proteksi Tanaman, UPTD Benih Tanaman dan UPTD Pengembangan

Usaha Tani, seperti terlihat pada Gambar 1.1 dan Gambar 1.2.

Page 16: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

KEPALA

DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN, DAN

KEHUTANAN

SEKRETARIS DINAS

SUB BAGIAN

PENYUSUNAN PROGRAM

SUB BAGIAN

UMUM DAN KEPEGAWAIAN

SUB BAGIAN

KEUANGAN

BIDANG TANAMAN PANGAN

PERTANIAN

BIDANG

HORTIKULTURA

BIDANG

PERKEBUNAN

BIDANG

KEHUTANAN

SEKSI

SARANA DAN PRASARANA

SEKSI

PENGEMBANGAN PRODUKSI

SERELIA, KACANG-KACANGAN,

DAN UMBI-UMBIAN

SEKSI

PASCA PANEN, PENGOLAHAN,

DAN PEMASARAN HASIL

SEKSI

PENGEMBANGAN PRODUKSI

SAYURAN

SEKSI

PENGEMBANGAN PRODUKSI

TAN. HIAS, TAN. BUAH, DAN

TAN. OBAT

SEKSI

PASCA PANEN, PENGOLAHAN,

DAN PEMASARAN HASIL

SEKSI

PENGEMBANGAN PRODUKSI

PERKEBUNAN

SEKSI

PASCA PANEN, PENGOLAHAN,

DAN PEMASARAN HASIL

SEKSI

PENGENDALIAN

SEKSI

PENGEMBANGAN DAN

PEMANFAATAN SD HUTAN

SEKSI

REHABILITASI LAHAN DAN

KONSERVASI TANAH

SEKSI

PERLINDUNGAN DAN

PENGENDALIAN HUTAN

UPTD

JAFUNG

Gambar I.1 struktur organisasi Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan

Page 17: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

KEPALA

DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN, DAN

KEHUTANAN

KEPALA UPTD

ALSINTAN DAN PENGENDALIAN OPT

KEPALA UPTD

PENGEMBANGAN BENIH

KEPALA UPTD

PENGEMBANGAN USAHA

KEPALA SUB BAGIAN

TATA USAHA

KEPALA SUB BAGIAN

TATA USAHA

KEPALA SUB BAGIAN

TATA USAHA

JAFUNG

Gambar I.2 struktur organisasi UPTD Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan

Page 18: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

30

1.3.2. Bidang Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

Tugas pokok Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan

berdasarkan Perda Kab. Bandung No. 20 tahun 2007 adalah merumuskan

kebijakan teknis operasional di bidang pertanian, perkebunan dan

kehutanan yang meliputi pertanian tanaman pangan, hortikultura,

perkebunan dan kehutanan serta melaksanakan ketatausahaan Dinas.

Menindaklanjuti Perda tersebut, maka pada tanggal 26 Februari

2008 terbentuk Peraturan Bupati Bandung tahun 5 tahun 2008 tentang

“Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah kabupaten

Bandung”. Berdasarkan Peraturan Bupati tersebut, tugas pokok kepala

dinas pertanian, perkebunan dan kehutanan adalah memimpin,

merumuskan, mengatur, membina, mengendalikan, mengkoordinasikan

dan mempertanggung-jawabkan kebijakan teknis pelaksanaan urusan

pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan

sebagian bidang pertanian dan ketahanan pangan serta bidang

kehutanan.

Adapun tugas pokok dan Fungsi Kesekretariatan: memimpin,

mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di bidang

pengelolaan pelayanan kesekretariatan yang meliputi pengkoordinasian

penyusunan progra m, pengelolaan umum dan kepegawaian serta

pengelolaan keuangan:

a. penetapan penyusunan rencana dan program kerja

pengelolaanpelayanan kesekretariatan;

b. penetapan rumusan kebijakan koordinasi penyusunan program

danpenyelenggaraan tugas-tugas Bidang secara terpadu;

c. penetapan rumusan kebijakan pelayanan administratif Dinas;

d. penetapan rumusan kebijakan pengelolaan administrasi umum

dankerumahtanggaan;

e. penetapan rumusan kebijakan pengelolaan kelembagaan

danketatalaksanaan serta hubungan masyarakat;

Page 19: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

31

f. penetapan rumusan kebijakan pengelolaan administrasi

kepegawaian;

g. penetapan rumusan kebijakan administrasi pengelolaan keuangan;

h. penetapan rumusan kebijakan pelaksanaan, monitoring, evaluasi

danpelaporan pelaksanaan tugas Dinas;

i. penetapan rumusan kebijakan pengkoordinasian publikasi

pelaksanaan tugas Dinas;

j. penetapan rumusan kebijakan pengkoordinasian penyusunan

danpenyampaian bahan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Dinas;

k. pelaporan pelaksanaan tugas pengelolaan pelayanan

kesekretariatan;

l. evaluasi pelaksanaan tugas pengelolaan pelayanan

kesekretariatan;

m. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas

danfungsinya;

n. pelaksanaan koordinasi/kerja sama dan kemitraan dengan unit

kerja/instansi/ lembaga atau pihak ketiga di bidang

pengelolaanpelayanan kesekretariatan.

Sedangkan, tugas pokok dan fungsi Bidang-bidang dalam Dinas

Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan:

1. Bidang Pertanian Tanaman Pangan

Tugas pokok Kepala Bidang Pertanian Tanaman Pangan adalah

memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di

bidang pengelolaan pertanian tanaman pangan yang meliputi

sarana dan prasarana, pengembangan produksi serealia, kacang-

kacangan dan umbi-umbian serta pasca panen, pengolahan dan

pemasaran hasil.

Fungsi Bidang Pertanian Tanaman Pangan adalah :

Page 20: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

32

a) menetapkan penyusunan dan program kerja pengelolaan

pertanian tanaman pangan,

b) menyelenggarakan pelamkasanaan tugas di bidang

pengelolaan pertanian tanaman pangan,

c) mengkoordinasikan perencanaan teknis di bidang pengelolaan

tanaman pangan,

d) merumuskan sasaran pelaksanaan tugas di bidang

pengelolaan pertanian tanaman pangan,

e) membina dan mengarahkan pelaksanaan tugas di bidang

pengelolaan pertanian tanaman pangan,

f) melaporkan pelaksanaan tugas pengelolaan pertanian tanaman

pangan,

g) mengevaluasi pelaksanaan tugas pengelolaan pertanian

tanaman pangan, melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai

dengan bidang tugas da fungsinya serta

h) melaksanakan koordinasi/kerjasama dan kemitraan dengan

unit kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga di bidang

pengelolaan pertanian tanaman pangan.

2. Bidang Hortikultura

Tugas pokok Kepala Bidang Hortikultura adalah memimpin,

mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di bidang

pengelolaan hortikultura yang meliputi pengemangan produksi

sayuran, tanaman hias, buah-buahan dan obat-obatan serta pasca

panen, pengolahan dan pemasaran hasil.

Fungsi Bidang Hortikultura adalah :

a) menetapkan penyusunan dan program kerja pengelolaan

hortikultura

b) menyelenggarakan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan

hortikultura

Page 21: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

33

c) mengkoordinasikan perencanaan teknis di bidang pengelolaan

hortikultura

d) merumuskan sasaran pelaksanaan tugas di bidang

pengelolaan hortikultura

e) melaporkan pelaksanaan tugas pengelolaan hortikultura

f) mengevaluasi pelaksanaan tugas pengelolaan hortikultura

g) melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang

tugas da fungsinya serta

i) melaksanakan koordinasi/kerjasama dan kemitraan dengan

unit kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga di bidang

pengelolaan hortikultura

3. Bidang Perkebunan

Tugas pokok Kepala Bidang Perkebunan adalah memimpin,

mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di bidang

pengelolaan perkebunan yang meliputi pengembangan produksi

perkebunan, pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil serta

pengendalian.

Fungsi Bidang Perkebunan adalah :

a) menetapkan penyusunan dan program kerja pengelolaan

perkebunan

b) menyelenggarakan pelamkasanaan tugas di bidang

pengelolaan perkebunan

c) mengkoordinasikan perencanaan teknis di bidang pengelolaan

perkebunan

d) merumuskan sasaran pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan

perkebunan

e) membina dan mengarahkan pelaksanaan tugas di bidang

pengelolaan perkebunan

f) melaporkan pelaksanaan tugas pengelolaan perkebunan

g) mengevaluasi pelaksanaan tugas pengelolaan perkebunan

Page 22: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

34

h) melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang

tugas da fungsinya serta

j) melaksanakan koordinasi/kerjasama dan kemitraan dengan

unit kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga di bidang

pengelolaan perkebunan

4. Bidang Kehutanan

Tugas pokok Kepala Bidang Kehutanan adalah memimpin,

mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di bidang

pengelolaan kehutanan yang meliputi pengembangan dan

pemanfaatan sumberdaya kehutanan, rehabilitasi lahan dan

konservasi tanah serta perlindungan dan pengendalian hutan.

Fungsi Bidang Kehutanan adalah :

a) menetapkan penyusunan dan program kerja pengelolaan

kehutanan

b) menyelenggarakan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan

kehutanan

c) mengkoordinasikan perencanaan teknis di bidang pengelolaan

kehutanan

d) merumuskan sasaran pelaksanaan tugas di bidang

pengelolaan kehutanan

e) membina dan mengarahkan pelaksanaan tugas di bidang

pengelolaan kehutanan

f) melaporkan pelaksanaan tugas pengelolaan kehutanan

g) mengevaluasi pelaksanaan tugas pengelolaan kehutanan

h) melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang

tugas da fungsinya serta

i) melaksanakan koordinasi/kerjasama dan kemitraan dengan

unit kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga di bidang

kehutanan.

Page 23: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

35

1.4. Sumberdaya Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan

Sumberdaya manusia setiap instansi harus cakap dan memiliki

sikap mental dan moral yang baik. Tahun 2014 jumlah personil di Dinas

Pertanian, perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung berjumlah 81

orang dengan perincian pada Tabel I.1.

Tabel I.1 Sumber daya Aparatur/Petugas Pertanian

No Klasifikasi

berdasarkan Uraian Jumlah Keterangan

1

Tingkat Pendidikan

Formal Yang

Ditamatkan

S2 8

S1 28

D3 6

SLTA 22

SLTP 4

2 Pangkat/Jabatan

IV.c

IV.b

1

1

IV.a 5

III.d 8

III.c 12

III.b 16

III.a 6

II.d 4

II.c 1

II.b

II.a

I.b

11

1

2

I.c 1

3 Berdasarkan Jabatan Eselon II.b 1

eselon III.a 1

Eselon III.b 4

Eselon IV.a 19

Eselon IV.b 3

POPT 26 Pegawai Propinsi

yg diperbantukan

Page 24: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

36

1.5. Permasalahan Utama (Strategic Issued) yang Dihadapi

1.5.1. Identifikasi Masalah

a. Dampak Perubahan Iklim

Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam menyediakan

bahan pangan dan menyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia.

Perubahan iklim memberikan dampak pada kenaikan suhu dan

perubahan curah hujan sehingga membawa dampak negatif bagi sektor

pertanian. Output sektor pertanian turun seiring dengan adanya dampak

perubahan iklim.

Dampak perubahan iklim bersifat multi-dimensional, mulai dari

sumberdaya, infrastruktur dan sistem produksi pertanaian, hingga aspek

ketahanan dan kemandirian pangan, serta kessejahteraan petani dan

masyarakat pada umumnya. Pengaruh tersebut dapat dikategorikan

menjadi 2 kelompok, yaitu Kerentanan dan Dampak. Kerentanan secara

harfiah dapat diartikan sebagai kondisi yang mengurangi kemampuan

(manusia, tanaman dan ternak) dalam beradaptasi dan atau menjalankan

fungsi fisiologis/biologis, perkembangan/fenologi, pertumbuhan dan

produksi serta reproduksi secara optimal akibat perubahan iklim,

sedangkan Dampak adalah kondisi keuntungan dan atau kerugian, baik

secara fisik maupun sosial dan ekonomi yang disebabkan oleh

perubahan iklim. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

menyebutkan bahwa bencana di Indonesia periode tahun 1815-2011

didominasi oleh faktor Hidrometeorologi dan interaksinya.

Berbagai dampak yang ditimbulkan oleh adanya perubahan iklim

adalah:

1. Dampak terhadap sumberdaya lahan dan air

Menurut Irawan et al dalam periode 1981-199 telah terjadi

alih fungsi lahan sawan seluas 1.002.055 Ha, sementara

penambannya hanya mencapai 518.224 Ha, di Kabupaten

Page 25: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

37

Bandung sendiri pengurangan lahan sawah selama pada tahun

2013 mencapai 0.81% dari luas lahan di tahun 2012 sebesar

35.975 Ha menjadi 35.682 Ha pada tahun 2014. Disisi lain

kebutuhan pangan semakin meningkat dengan peningkatan jumlah

penduduk yang laju pertumbuhannya semakin meningkat,

pemerintah mencoba untuk melakukan gebrakan baru dengan

menetapkan serta mempertahankan luas lahan sawah melalui

kegiatan Penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

(LP2B), kegiatan ini sebagai mempertahanan produksi pangan dan

upaya mempertahankan kecukupan pangan bagi masing-masing

daerah.

Dampak perubahan iklim terhadap pengelolaan air juga

sangat dirasakan, terutama dampak negatif berupa: kekeringan,

banjirdan pola hujan yang sulit diprediksi serta tidak teratur.

Kekeringan dapat meningkatkan persentase puso lahan,

namun hal ini telah diantisipasi oleh dinas pertanian perkebunan

dan kehutanan Kabupateb Bandung dengan membuat Sumur-

sumur resapan, sumur dan bangunan pompa air irigas.

Volume setta debit air yang tidak dapat dikontrol

menyebabkan banjir yang juga telah merupsak jaringan irigasi,

terutama jaringan tersier yang merupakan jalur pembagi air

antara petak-petak sawah. Pembangunan jaringan irigasi melalui

kegiatan JIDES, merupakan salah satu upaya untuk melakukan

perbaikan jaringan irigasi tersier, selain itu juga melaksanakan

kegiatan (Water Resources and Irrigation Sector Management

Program (WISMP), kegiatan ini merupakan kegiatan bersama

antara SKPD terkait, sehingga sumber pendanaan berasal dari

masing-masing SKPD untuk pekerjaan yang sesuai.

Pola hujan yang tidak teratur juga menyebabkan penurunan

produksi pertanian, terutama disebabkan oleh kerusakan tanaman

Page 26: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

38

sayuran dan tingginya OPT yang lambat laun menjadi resisten

terhadap obat pembasmi. Namun ini juga telah diantisipasi oleh

Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan melalui pembentukan

Brigade Proteksi tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa,

sehingga akan memudahkan distribusi informasi serta

pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan OPT di lapangan.,

selain membentuk Brigade proteksi juga dilakukan pembinaan

terhadap anggota tentang pengetahun OPT dan

pemberantasannya serta pemberina stimulan berupa obat-obatan

pemberantas OPT sebagai langkah pemberantasan ketika terjadi

serangan OPT ekstrim.

2. Dampak terhadap tanaman

Subsektor pertanian paling rentan terhadap perubahan pola

curah hujan, karena umumnya tanaman pangan merupakan

tanaman semusim yang relatif sensitif terhadap cekaman

(kekurangan dan kelebihan) air. Secara teknis, kerentanan

tanaman pangan sangat berhubungan dengan sistem penggunaan

lahan dan sifat tanah, pola tanam, teknologi pengelolaan tanah,

air, tanaman dan varietas (Las et al.,2008b).Oleh sebab itu,

kerentanan pangan terhadap pola curah hujan akan berimbas pada

luas areal tanaman dan panen, produktifitas dan kualitas hasil.

Kejadian iklim ekstrim, terutama El-Nino atau El-Nina, antara

lain menyebabkan: (a) kegagalan panen, penurunan IP yang

berujung pada penurunan produktifitas dan produksi; (b)

kerusakan sumberdaya lahan pertanian; (c) peningkatan

frekuensi, luas dan bobot/intensitas kekeringan; (d) peningkatan

kelembaban; dan (e) peningkatan intensitas gangguan organisme

pengganggu tanaman (OPT) (Las et al., 2008a). Fenomena El

Nino akan menyebabkan curah hujan di sebagian besar wilayah

Indonesia akan berkurang tergantung dari intensitas El Nino

Page 27: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

39

tersebut. Namun karena posisi geografis Indonesia yang dikenal

sebagai benua maritim tidak seluruh wilayah Indonesia

dipengaruhi oleh fenomena El Nino. Sedangkan La Nina

merupakan kebalikan dari El Nino. La Nina adalah fenomena

mendinginnya suhu muka laut di pasifik Ekuator atau anomali

suhu muka laut di daerah tersebut negatif yang menyebabkan

curah hujan di Indonesia secara umum akan bertambah

tergantung kepada lokasi dan Intensitas La Nina tersebut.

Peristiwa La Nina terjadi ketika angin pasat berhembus dengan

keras dan terus menerus melintasi daerah yang dilewati. Angin

tersebut mendorong lebih banyak air hangat dibandingkan

biasanya, akibatnya semakin banyaklah awan yang

terkonsentrasi, sehingga menyebabkan turunya hujan di daerah

tersebut lebih banyak. Di daerah tersebut terjadi hujan deras

yang mengakibatkan banjir dan air pasang.

Antisipasi yang dilakukan Dinas Pertanian Perkebunan dan

Kehutanan Kabupaten Bandung adalah dengan mempersiapkan

rencana tata waktu tanam melalui penetapan bersama target dan

angka ramalan tingkat Kabupaten.

3. Meningkatkatnya Harga Pangan dan Korelasinya dengan Inflasi

Data Indek Harga Konsumen (IHK) bulan November 2014

menurut BI mencapai level tertinggi selama 5 bulan terkahir Tahun

2014 sebesar 6.23%, terdongkraknya inflasi disebabkan diantaranya

adalah komponen volatile food seperti cabai yang juga dipengaruhi oleh

kebijakan pengurangan subsidi BBM pada November 2014. Sedangkan,

Provinsi Jawa Barat pada bulan November mengalami inflasi sebesar

5.54% karena pengaruh faktor tersebut.

Pemerintah Kabupaten Bandung merespon adanya kenalikan

inflasi ini dengan berkoordinasi dengan SKPD terkait untuk menekan

Page 28: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

40

laju inflasi dengan terus mendongkrak ketersediaan bahan pangan

termasuk cabai,

b. Sistem Alih Teknologi Masih Lemah dan Kurang Tepat Sasaran

Sistem adopsi atau alih teknlogi dinilai masih lemah karena

lambatnya diseminasi teknologi baru (invention) dan pengembangan

teknologi yang sudah ada (innovation) di tingkat petani. Rendahnya

diseminasi teknologi disebabkan oleh beberapa hal. Sebelum

diberlakukannya kebijakan otonomi daerah, sistem penyampaian hasil

teknologi dilakukan oleh penyuluh melalui proses aplikasi teknologi di

area percontohan. Pada era desentralisasi, kegiatan penyuluhan menjadi

kewenangan pemerintah daerah dan permasalahan pada sistem

penyampaian teknologi menjadi lebih kompleks akibat dorongan fungsi

penyuluhan di tingkat lapangan masih kurang

c. Kualitas, Mentalitas, dan Keterampilan Sumberdaya Petani Rendah

Rendahnya kualitas sumberdaya manusia merupakan kendala

yang serius dalam pembangunan pertanian. Tingkat pendidikan dan

keterampilan rendah. Selama 10 tahun terakhir kemajuan pendidikan

berjalan lambat. Tahun 1992, 50 persen tenaga kerja di sektor

pertanian tidak tamat SD, 39 persen tamat SD, sedangkan yang tamat

SLTP hanya 8 persen (BPS, 1993). Tahun 2002, yang tidak tamat SD

menjadi 35 persen tamat SD 46 persen dan tamat SLTP 13 persen

(BPS, 2003). Rendahnya mentalitas petani antara lain dicirikan oleh

usaha pertanian yang berorientasi jangka pendek, mengejar keuntungan

sesaat, serta belum memiliki wawasan bisnis luas. Selain itu banyak

petani menjadi sangat tergantung pada bantuan/pemberian pemerintah.

Keterampilan petani yang rendah terkait dengan rendahnya pendidikan

dan kurang dikembangkannya kearifan lokal (indigenous knowledge).

Selama ini masalah di atas diatasi melalui peningkatkan

kemampuan SDM petani dan aparat melalui kegiatan pendidikan,

Page 29: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

41

pelatihan, dan penyuluhan. Untuk mendukung kegiatan tersebut sarana

yang digunakan adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang berada di

Daerah seperti Balai Diklat, Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, dan

Sekolah Pembangunan Pertanian.

Ketertinggalan petani dalam hal pendidikan diatasi dengan

pendekatan penyetaraan pendidikan yang selanjutnya dikaitkan dengan

pelatihan keterampilan berusahatani. Disamping itu, berbagai upaya

penguatan kapasitas petani juga perlu dilakukan terutama dalam hal

pengembangan sikap kewirausahaan, kemampuan dalam pemasaran dan

manajemen usaha. Hal ini juga menimbulkan ketergantungan yang

sangat besar dari petani terhadap lembaga-lembaga donor, termasuk

institusi pemerintahan.

d. Lemahnya Koordinasi Antar Lembaga Terkait Dan Birokrasi

Kinerja pembangunan pertanian sangat ditentukan oleh

keterpaduan diantara subsistem pendukungnya, yaitu mulai dari

subsistem hulu (industri agro-input, agro-kimia, agro-otomotif),

subsistem budidaya usahatani (onfarm), subsistem hilir (pengolahan dan

pemasaran) dan subsistem pendukung (keuangan, pendidikan, dan

transportasi). Keterkaitan antar subsistem sangat erat namun

penanganannya terkait dengan kebijakan berbagai sektor. Sementara

itu, Departemen Pertanian hanya memiliki kewenangan dalam aspek

budidaya/usahatani. Berbagai kebijakan yang terkait dengan produk

pertanian sering tidak harmonis dari hulu hingga ke hilir, seperti kasus

penanganan impor produk pertanian (paha ayam, daging illegal, benih

kapas transgenik).

Berkaitan dengan hal tersebut, diperlukan adanya kesamaan

persepsi dan komitmen tentang peranan sektor pertanian dalam

pembangunan nasional. Apabila disepakati bahwa sektor pertanian

merupakan penggerak utama ekonomi nasioanal maka koordinasi antar

Page 30: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

42

instansi menjadi hal yang sangat penting dalam menyusun kebijakan

maupun implementasinya. Untuk itu perlu perbaikan menejemen

pembangunan pertanian dengan mengacu pada UU dan Peraturan

Pemerintah.

e. Kebijakan Makro Ekonomi Yang Belum Berpihak Kepada Petani

Salah satu faktor penting yang menentukan kelanjutan dan

kemampuan dayasaing usaha pertanian adalah adanya kebijakan makro

yang kondusif. Saat ini kebijakan makro ekonomi baik fiskal, moneter,

perdagangan, maupun prioritas dalam pengembangan ekonomi nasional

dinilai belum kondusif bagi keberlanjutan dan kemampuan dayasaing

usaha pertanian.

Kebijakan pemerintah yang belum memihak sektor petanian

antara lain: (1) penerapan pajak ekspor komoditas pertanian yang

bertujuan untuk mendorong industri pengolahan produk pertanian dalam

negeri; (2) kredit perbankan yang disediakan pemerintah, porsi terbesar

diserap oleh pengusaha konglomerat, sisanya adalah untuk koperasi,

usaha kecil menengah termasuk petani; (3) alokasi dana APBD untuk

pembangunan sektor pertanian kurang memadai; (4) beberapa daerah

menarik biaya retribusi yang tinggi termasuk pada komoditas pertanian

sehingga mengurangi dayasaing dan menjadi penghambat dalam

investasi di sektor pertanian; (5) pembangunan sarana dan prasarana

lebih besar di perkotaan dibanding dengan perdesaan; dan (6)

liberalisasi perdagangan telah menyebabkan membanjirnya produk

pertanian yang disubsidi berlebih oleh negara maju membuat petani kita

tidak mampu bersaing. Untuk itu diperlukan: (a) advokasi kebijakan

dengan instansi terkait, dan (b) dukungan legislatif dan stakeholders

lainnya.

Page 31: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

43

f. Pesatnya Pertumbuhan Industri Ritel Modern

Laju pertumbuhan industri ritel modern tidak terlepas dari pola

perubahan struktur demografis; terutama di negara berkembang.

Beberapa alasan yang mendasari pertumbuhan tersebut adalah; (1)

Urbanisasi, yang merupakan stimulan utama pertumbuhan; (2)

pergeseran pola konsumsi masyarakat pada pangan olahan dan (3) lebih

rendahnya harga komoditas pertanian di ritel modern dibandingkan

dengan pasar tradisonal (harga riil). Pada masa 10 tahun mendatang,

supermarket diprediksi dapat menguasai lebih dari 75 persen pangsa

pasar komoditas ritel; terutama di negara-negara berkembang.

Proyeksi ini dilakukan berdasarkan kecenderungan yang terjadi di

negara-negara Amerika Latin dan Asia yang memiliki angka

pertumbuhan sampai dengan 30 persen per tahun. Faktor utama lainnya

sebagai pendorong pertumbuhan industri ritel modern tersebut adalah

integrasi perdagangan dunia; terutama flow keuangan dunia (FDI).

Semakin terbuka pasar sebuah negara maka semakin besar peluang

pertumbuhan ritel modern ini.

Beberapa tren perubahan fundamental pada sektor pertanian yang

disebabkan oleh pertumbuhan supermarket ini adalah; (1) sistem rantai

pasok untuk komoditas pertanian yang tersentralisasi ditandai dengan

meningkatnya peran teknologi informasi dan manajemen rantai pasok;

(2) hilangnya ketergantungan dan keberadaan spot market ditandai

dengan semakin terspesialisasinya pelaku-pelaku dalam sistim rantai

pasok pertanian; (3) inovasi bersifat institusional yang bersumber dari

top leader firm di dalam industri tersebut; dan (4) standarisasi kualitas

dan keamanan produk pertanian yang selalu dinamis.

g. Pergeseran Pola Permintaan Pangan

Pada konteks global, tren perubahan pada pola konsumsi pangan

diindikasikan akan dan sedang membawa perubahan di dalam pasar

Page 32: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

44

produk-produk pertanian yang memberikan peluang kepada Indonesia

beserta wilayah sentra pertaniannya. Salah satu perubahan yang dapat

diamati secara empiris ditunjukkan oleh fakta bahwa sektor agro-

industri memiliki laju pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan

dengan sektor pertanian; sektor pertanian menghasilkan bahan baku

pangan (unprocessed food) sementara industri agro menghasilkan

pangan olahan (processed food). Kondisi ini dapat dijustifikasi dengan

melihat bahwa selalu terdapat kecenderungan laju peningkatan

pendapatan per kapita masyarakat. Implikasinya adalah belanja pangan

masyarakat juga mengalami peningkatan. Namun, proporsi laju

peningkatan per kapita diindikasikan lebih cepat dibandingkan dengan

proporsi belanja pangan sehingga terjadi pergeseran pola belanja

pangan; dari staple food yang merupakan sumber kalori paling murah ke

arah pangan yang harganya lebih mahal per unit kalori; seperti pada

pangan sumber protein serta buah-buahan dan sayuran.

Sebagai bagian dari pergeseran ini, masyarakat akan

mengkonsumsi lebih banyak pangan olahan dengan beberapa alasan: (1)

rasio pendapatan masyarakat dan biaya pangan menjadi lebih besar

karena pangan yang unprocessed dapat diderivasi menjadi beragam

jenis pangan sehingga secara riil menjadi lebih murah; (2) pangan

olahan cenderung memiliki kualitas yang seragam dan lebih tahan lama

sehingga dapat menghasilkan opportunity cost yang lebih rendah.

h. Tuntutan Keamanan Pangan

Sejalan dengan pergeseran produk pertanian segar kepada

produk olahan maka fakta menunjukkan bahwa sisi konsumsi telah

memberikan perhatian lebih terhadap proses industrialisasi pertanian

terutama di negara berkembang. Konsumen pangan cenderung lebih

memprioritaskan kualitas dan keamanan pangan. Hal ini berkaitan

dengan semakin tingginya kesadaran konsumen terhadap potensi

Page 33: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

45

gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh pangan yang dikonsumsi dan

kandungan pestisida dalam pangan; dimana proses produksi komoditas

olahan berkaitan erat dengan tuntutan efisiensi pada industri yang

berimplikasi pada penggunaan input-input modern, teknologi dan

rekayasa biologis; yang diindikasikan akan menimbulkan resiko teknis

dalam penggunaanya (technological risks). Tuntutan konsumen atas

keamanan pangan sangat jelas terlihat dari fenomena semakin tingginya

permintaan pangan yang bersifat organik dan ”bersih”. Selain itu,

lembaga-lembaga pemberi sertifikasi tingkat dunia semakin banyak

terberntuk dan keikutsertaan suatu negara dalam perdagangan

internasional komoditas pertanian ditentukan oleh lembaga-lembaga

tersebut.

i. Prioritas terhadap Lingkungan dan Hutan

(a). Sampah dan Limbah Pertanian

Salah satu komponen yang sangat terkait dengan sektor pertanian

di masa depan adalah sampah (organik). Selain menghasilkan manfaat

ekonomi, sektor pertanian diindikasikan merupakan sektor yang

memiliki kontribusi yang tidak sedikit dalam konteks permasalahan

persampahan yang dihadapi oleh banyak wilayah terutama kota besar.

(b). Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutan

Hutan menjadi salah isu yang paling penting dalam konteks

permasalahan lingkungan global. Kecenderungan terjadinya bencana

alam; terutama banjir dan kekeringan, memberikan indikasi tidak lagi

berfungsinya hutan sebagai penyangga ekosistem. Paradigma hutan

sebagai penghasil devisa tampaknya tidak lagi menjadi kerangka utama

negara-negara penghasil produk hutan mengingat nilai kerusakan

infrastruktur dan tingginya biaya mitigasi bencana akibat tidak

berfungsinya hutan. Adanya pembagian kewenangan antara pemerintah

Page 34: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

46

pusat dan daerah sebagai daerah otonom dalam pelaksanaan

pengelolaan hutan menyebabkan terjadinya distorsi kebijakan di tingkat

daerah.

j. Kemunculan Industri Biofarmaka

Peran komoditas tanaman obat cenderung semakin meningkat

dalam perdagangan local dan internasional. WHO telah secara eksplisit

memberikan berbagai advokasi mengenai pemanfaatan tanaman obat

dalam program-program kesehatan di Negara-negara berkembang.

Fakta menunjukkan bahwa terdapat lebih dari 50 ribu spesies tanaman

yang diindikasikan bermanfaat sebagai tanaman penghasil obat-obatan

namun baru sekitar 1000 spesies yang dapat dimanfaatkan secara

penuh. Kondisi ini berimplikasi pada sangat besarnya potensi pasar

komoditas tanaman obat. Karakteristik produk dan nilai transaksi

industri tanaman obat dipaparkan berikut ini.

Pertama (1) adalah fitofarmaka; berupa isolat aktif yang berasal

dari tanaman obat. Nilai transaksi jenis produk ini diestimasi mencapai

13.5 milyar dolar dengan pertumbuhan sebesar 6.3 persen per tahun.

(2) Ekstrak botani atau herbal; merupakan jenis produk tanaman obat

non ekstrak. Beberapa negara tujuan ekspor utama adalah AS, Jerman,

Perancis dan negara-negara Eropa lainnya. Nilai transaksi produk

tersebut diestimasi sebesar 35 milyar dolar dengan laju pertumbuhan

sebesar 20 persen per tahun. (3) Nutrasetikal; berupa produk suplemen

pada pangan dengan nilai transaksi sebesar 5.5 milyar dolar. (4) Bahan

mentah (raw) tanaman obat dengan nilai transaksi mendekati 30 milyar

dolar per tahunnya.

Berkaitan dengan karakter industri tanaman obat tersebut,

pertumbuhan diciptakan melalui berbagai bentuk bio-partnerships

Page 35: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

47

antara industri dan petani. Hubungan ini lebih bersifat sebagai suatu

perpaduan yang strategis antara ilmu farmasi modern dan tradisional

(indigenous knowledge); yang merupakan domain dari masyarakat

tradisional. Kondisi ini menunjukkan bahwa pembangunan dan

pengembangan komoditas tanaman obat dititikberatkan pada eksplorasi

lebih jauh pada tanaman obat yang belum termanfaatkan dengan

dukungan kesinergian dari indutri-industri farmasi.

k. Label Perdagangan Etis dan Adil (Ethics and Fair Trade)

Semakin terbukanya pasar dunia dan semakin luasnya pergerakan

komoditas pertanian berimplikasi kepada konvergensi tuntutan

konsumen terhadap komoditas tersebut. Selain tuntutan konsumen yang

mengarah pada aspek keamanan pangan, standarisasi sosial dari sebuah

komoditas pertanian yang diperdagangkan semakin keras disuarakan.

Beberapa standar sosial yang harus dipenuhi oleh sebuah produk

pertanian sebagai syarat untuk diterima oleh konsumen global berkaitan

dengan aspek perdagangan yang etis dan adil.

Salah satu opsi strategis masa depan yang harus diambil industri

pertanan adalah memperluas pangsa pasar. Industri pertanian di India

dan Cina telah menginisiasi penggunaan label ethical trade (ETI)dan fair

trade (FTI) dengan tujuan merebut pangsa pasar produk pertanian di

pasar Eropa. ETI dan FTI merupakan badan sertifikasi yang

memberikan jaminan terhadap suatu produk agar dapat diterima

konsumen. Sertifikat dari ETI akan menjamin produsen (pengolah) suatu

komoditas telah memenuhi syarat-syarat dalam menggunakan tenaga

kerja sesuai dengan standar yang telah diratifikasi bersama ILO,

sementara FT memberikan jaminan bahwa manfaat ekonomi yang

terdapat dalam transaksi suatu komoditas (pertanian) terdistribusi

merata pada setiap komponen pasok rantai komoditas tersebut.

Page 36: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

48

1.5.2. Isu-isu Strategis

Berdasarkan permasalahan utama di sektor pertanian tersebut,

isu-isu strategis dan mendasar yang harus tertangani dalam periode

2011-2015 dan esensial untuk menunjang terciptanya pembangunan

pertanian, perkebunan, dan kehutanan yang berkelanjutan dan memiliki

competititveness dan comparativeness adalah (1) identifikasi dan

penguatan potensi sumberdaya lokal; (2) menicptakan kemitraan dan

konsolidasi yang solid di antara para pelaku usaha, stakeholders, dan

pemerintahan; (3) peningkatan kualitas dan kuantitas yang konsisten

dan berkelanjutan melalui penerapan teknologi dan SOP; dan (4)

membangun infrastruktur dasar pembangunan pertanian, perkebunan

dan kehutanan. Selain itu, penguatan kelembagaan dinas, aparatur dan

institusi, menjadi isu strategis yang harus secara konsisten

ditingkatkan, sehingga cepat tanggap, informatif, regulatori, dan

fasilitatori.

BAB II

RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

Page 37: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

49

II.1. Rencana Strategis

II.1.1. Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perkebunan, dan

Kehutanan

Visi pembangunan dari Dinas Pertanian, Perkebunan, dan

Kehutanan Kabupaten Bandung periode 2012-2015 adalah

“Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan

agribisnis berkelanjutan berbasis sumberdaya lokal menuju keunggulan

bersaing global, maju, mandiri, dan berwawasan lingkungan”

Elemen-elemen yang menjadi jiwa dari visi tersebut adalah;

(a) Mensejahterakan masyarakat yang berarti bahwa prioritas

pembangunan pertanian ditempatkan pada kesejahteraan

masyarakat pada umumnya; dan khususnya pada masyarakat

pertanian; dimana kemampuan tukar output pertanian yang

dihasilkan petani diharapkan selalu meningkat antar waktu.

(b) Pengembangan agribisnis berkelanjutan yang mengandung

pengertian bahwa agribisnis merupakan suatu bentuk usahatani

yang harus dikembangkan dengan meningkatkan kapasitas

sumberdaya pertanian dari waktu ke waktu dengan ilmu

pengetahuan dan teknologi sebagai dasar pengambilan

keputusannya; yang pada gilirannya memiliki dampak positif

terhadap status kesejahteraan masyarakat pertanian dalam

terminologi kondisi ekonomi, sosial dan lingkungan hidup.

(c) Berbasis sumberdaya lokal yang artinya memanfaatkan

semaksimal mungkin segenap potensi yang dimiliki wilayah yang

meliputi beragam sumberdaya alam, manusia dan kapital serta

derajat keterkaitan wilayah yang dimiliki.

Page 38: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

50

(d) Memiliki keunggulan bersaing global yang berarti bahwa output

sektor pertanian dihasilkan melalui pola-pola yang terstandarisasi

sehingga dapat menjamin keamanan dan kesehatan konsumen

sebagai dasar dari keunggulan komparatif dan kompetitif di pasar

lokal, nasional dan internasional.

Untuk mencapai visi Pembangunan Pertanian tersebut, Dinas

Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Bandung mengemban

misi yang harus dilaksanakan, yaitu:

1. Mendorong peningkatan peran sektor pertanian Kabupaten Bandung

dalam perekonomian regional dan nasional.

2. Meningkatkan akses dan ketersediaan sumberdaya pertanian yang

bersifat lokal dengan memanfaatkan teknologi untuk menjamin

keberlanjutan usaha pertanian.

3. Meningkatkan peran dan keterkaitan antar pelaku usaha melalui

integrasi wilayah produksi dan konsumsi komoditas serta produk

pertanian.

4. Meningkatkan partisipasi setiap usaha pertanian terhadap pasar

bebas melalui pembenahan pola produksi, kelembagaan dan pasar.

5. Membangun agribisnis berwawasan lingkungan

II.1.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah

Tujuan:

1. Menumbuhkembangkan sistem manajemen terpadu antar komoditas

pertanian dan wilayah sentra produksi

2. Menciptakan sistem produksi pertanian yang menghasilkan nilai

tambah dan memiliki keunggulan kompetitif.

3. Menjaga kualitas lingkungan dalam pembangunan pertanian,

Page 39: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

51

perkebunan, dan kehutanan yang berkelanjutan

Secara lebih spesifik, tujuan dari implementasi Rencana Strategis

Pembangunan Pertanian jangka lima tahun di Kabupaten Bandung

memiliki sasaran sebagai berikut:

1. Meningkatkan kesejahteraan kelompok masyarakat yang mata

pencahariannya berkaitan langsung dengan sumberdaya pertanian

terutama sub-sistem hulu dan produksi yang pada gilirannya juga

pada sub-sistem hilir.

2. Meningkatkan swasembada pangan lokal melalui peningkatan

produktivitas lahan dan komoditas pangan unggulan lokal

3. Meningkatkan posisi tawar petani melalui penguatan kelembagaan

petani serta meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani

sehingga mampu meningkatkan partisipasi dan aksesibilitas

terhadap inovasi teknologi, perkreditan, informasi pasar, dan

kelestarian sumberdaya pertanian

4. Meningkatkan keunggulan komparatif dan kompetitif produk

pertanian baik produk primer maupun olahan, sehingga mampu

berdaya saing di pasar, khususnya pasar ekspor melalui

pengembangan agribisnis dalam aglomerasi ekonomi pertanian.

5. Mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi pada

pembangunan pertanian, pengembangan agribisnis, dan informasi

pasar

6. Mengembangkan usaha ekonomi produktif dalam upaya stabilitas

kualitas lingkungan hutan dan lahan

Rencana Strategis ini setelah disepakati oleh semua stakeholder

harus merupakan pedoman dasar bagi perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan di sektor pertanian selama sepuluh tahun kedepan. Setiap

lima tahun dokumen rencana strategis harus ditinjau kembali dan

kemudian direvisi apabila diperlukan. Pedoman ini setelah disahkan

Page 40: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

52

akan menjadi dokumen arahan bagi penyusunan rencana pembangunan

tahunan dengan target dan sasaran pembangunan yang lebih terarah,

efektif, dan efisien. Selanjutnya, Rencana Strategis juga harus dijadikan

sebagai bahan evaluasi setiap tahun, merupakan masukan bagi

perbaikan program tahun berikutnya.

II.1.3. Strategi, Kebijakan dan Penetapan Rencana Kinerja

Lima Tahunan Pembangunan Pertanian dan Kehutanan

Tahun 2010-2015

Kerangka migrasi strategi pembangunan pertanian menunjukkan

proses penetapan dan perubahan strategi pembangunan antar waktu.

Dalam hal ini, migrasi strategi pembangunan pertanian ditetapkan dalam

jangka waktu 5 tahun dengan harapan bahwa strategi-strategi yang

terpilih pada setiap jangka waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan

migrasi tersebut. Kelebihan dari arsitektur strategi ini adalah sifatnya

yang sensitif dalam menghadapi perubahan-perubahan yang dinamis

pada sektor pertanian dan perkebunan.

Berdasarkan strategic foresight dan identifikasi kesenjangan

sektor pertanian di Kabupaten Bandung, proses pembangunan pertanian

dapat dibagi menjadi tiga jangka waktu dalam tiga dimensi

pembangunan; yaitu dimensi produk, pasar dan institusional. Secara

umum, pengembangan subsektor tanaman pangan, hortikultura dan

perkebunan diarahkan pada terciptanya komoditas dan produk yang

memiliki standar global. Pencapaian standar tersebut ditujukan untuk

memperbesar peluang pasar produk tersebut; meskipun mungkin pada

faktanya produk tersebut belum dapat menembus pasar global tetapi

barriers to entry terhadap pasar internasional telah dapat dieliminasi.

Pencapaian standar tersebut dapat dicapai dengan mengikuti pola

Page 41: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

53

produksi komoditas dan proses pembentukan produk yang juga

terstandarisasi internasional; beberapa diantaranya adalah good

agricultural practices dan good manufacturing practices yang telah

diratifikasi pada tingkat internasional. Sementara untuk subsektor

kehutanan, strategi-strategi yang disusun diarahkan untuk menciptakan

kawasan hutan yang berkelanjutan; dimana implikasinya adalah harus

adanya perubahan pola produksi, dari produksi fisik (kayu dan non-

kayu) menjadi produksi barang dan jasa lingkungan (dalam hal ini adalah

ekowisata). Di samping itu, hutan dapat memberikan nilai perlindungan

exsitu dan insitu.

Dalam jangka pendek, strategi-strategi yang disusun untuk setiap

dimensi bersifat penentuan dan identifikasi komponen pengembangan

untuk masing-masing subsektor. Strategi identifikasi sangat dibutuhkan

sebagai dasar untuk strategi berikutnya; atau untuk perubahan (dan

migrasi) strategi pada jangka waktu berikutnya. Pada subsektor

tanaman pangan, penentuan komoditas pertanian yang akan menjadi

fokus pengembangan dan pemetaan pelaku usaha dalam komoditas

tersebut (beserta stakeholders-nya) dirasakan sangat relevan sebagai

dasar pengembangan selanjutnya. Selain dari komoditas, wilayah

dimana komoditas tersebut dapat dikembangkan juga menjadi dasar dari

pengembangan komoditas. Sebagai justifikasi, pengembangan suatu

komoditas memerlukan keterkaitan antara aspek spasial dengan

jaringan usahatani komoditas tersebut. Keunggulan komoditas dapat

dicapai dengan memanfaatkan dampak tumpahan (spillover effect) yang

cenderung terjadi pada wilayah-wilayah sentra produksi pertanian yang

berkelompok membentuk cluster. Cluster sentra produksi berbagai

komoditas pertanian yang terbentuk secara alami di Kabupaten

Bandung.

Page 42: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

54

Pada subsektor perkebunan, inventarisasi teknologi produksi dan

upaya penerapannya menjadi komponen yang cukup penting mengingat

permasalahan yang dihadapi bermuara pada sisi produksi dan

pengolahan hasil. Sementara pada subsektor kehutanan, komponen-

komponen kelembagaan merupakan komponen penting karena

permasalahan yang dihadapi adalah mengenai konflik pemanfaatan

sumberdaya alam dan penanganan lahan dan air.

Strategi identifikasi tersebut selanjutnya dilengkapi dengan

upaya-upaya mengembangkan pola produksi yang konvergen pada

konsep good agricultural practices (GAP). GAP harus dijadikan dasar

pada proses pembangunan pertanian karena konsep ini memuat pola

produksi yang bersifat holistik dan dapat diterapkan secara spesifik

pada setiap jenis sistem agroekologis. Pengadopsian konsep ini dapat

dilakukan setelah wilayah dan komoditas utama telah teridentifikasi.

Selanjutnya diperlukan proses penerjemahan prinsip-prinsip GAP

tersebut sesuai dengan karakteristik wilayah dan komoditas yang

bersangkutan.

Strategi jangka pendek juga akan diwarnai dengan upaya-upaya

mengembangkan mekanisme supply chain (SCM) pada setiap komoditas.

SCM merujuk pada kegiatan manajerial (koordinasi) antar pelaku dan

lembaga yang terlibat dalam sektor pertanian (produksi, distribusi dan

pemasaran) dengan tujuan mengahasilkan produk yang diminta oleh

konsumen. Yang menjadi penekanan pada mekanisme ini adalah proses

kolaborasi perencanaan dan keterkaitan antar pelaku usahatani

tersebut. Strategi ini sangat relevan dengan Dinas Pertanian Kabupaten

Bandung yang berfungsi sebagai fasilitator pembangunan pertanian.

Di dalam dimensi pasar, competitive intelligence (CI) menjadi

kunci dari strategi-strategi jangka pendek. Strategi CI mencakup

proses-proses yang berkaitan dengan mengumpulkan, menganalis, dan

Page 43: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

55

mengaplikasikan informasi yang diperoleh berkaitan dengan komoditas

dan produk. Dalam operasionalisasinya, CI dapat dilakukan dengan

membentuk jaringan formal dengan stakeholders yang terlibat dalam

sektor pertanian. Dalam konteks ini, CI lebih ditekankan kepada

penggalian informasi mengenai pasar komoditas dan produk pertanian.

Pada gilirannya, informasi-informasi yang diperoleh akan diterjemahkan

sebagai input dalam melakukan penyesuaian rencana strategis ketika

pasar pertanian mengalami dinamika. Informasi-informasi yang

dibutuhkan oleh Kabupaten Bandung terntunya berkaitan dengan

kekuatan dan kelemahan sektor pertanian serta peluang-peluang yang

dapat dieksploitasi. Kerangka keterkaitan strategi dan migrasi stretegi

disajikan pada Gambar 10.

Sebagai hasil dari jangka pendek, terdapat beberapa komponen

dasar strategi yang harus diterapkan. Pada jangka menengah

diharapkan telah terciptanya arah menuju pola produksi komoditas dan

pasar yang bersifat kontrak (contract based). Sebagai justifikasi, pasar

yang bersifat kontrak akan memberikan peluang yang lebih besar

terhadap usahatani berskala kecil untuk dapat berpartisipasi dalam

pasar. Meskipun begitu, pola ini memerlukan jaringan usaha yang relatif

telah terbangun; dimana usaha-usaha untuk membangun jaringan

tersebut telah diinisiasi pada strategi jangka pendek. Selanjutnya,

lingkungan yang dapat mendorong usahatani kecil untuk dapat

memenuhi standar dalam pola kontrak harus dikembangkan

Page 44: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

56

Gambar II.1. Kerangka Migrasi Strategi Pembangunan Sub-Sektor Tanaman Pangan dan Perkebunan Kab. Bandung

Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang

PA

SA

RK

ELE

MB

AG

AA

NP

RO

DU

K

5 Penerapan Integral Chain Care selanjutnya

(penekanan pada good manufacturing

practices, HACCP dan sistim traceability).

6 Adopsi teknologi yang tersedia untuk

pengembangan komoditas menjadi produk

derivatif;.

1 Pemetaan komoditas aktual dan potensi.

2 Penentuan fokus pengembangan komoditas.

3 Inventarisasi dan inisisasi pemanfaatan teknologi yang

tersedia pada tingkat nasional dan internasional.

4 Penyesuaian dan penerapan standar komoditas dan

terdiferensiasi. Sosialisasi dan inisiasi penerapan Integral

Chain Care tahap awal (penekanan pada sektor budidaya;

good agricultural practices, good pesticide practices).

6 Penetrasi pasar nasional untuk

komoditas terfokus beserta

produk dan produk derivatifnya.

Pemanfaatan peluang pasar

global (extenderization).

12 Pemanfaatan kekuatan

kolaborasi dan SCNM untuk

menciptakan co-innovation pada

produk. Pengembangan sistem

inovasi agribisnis.

13 Proses regenerasi dan suksesi

pada generasi muda

agripreneur.

7 Pengembangan industri

pertanian di sektor hilir.

7 Pemetaan cluster komoditas dan produk.

8 Pengembangan sistem informasi cluster.

9 Pengarahan dan pemanfaatan dana corporate

social responsibility untuk pembentukan

cluster.

10 Menciptakan iklim kondusif untuk merangsang

pembentukan aliansi strategis antar pelaku

usaha dan stakeholders. Pengembangan

biopartnership pada industri agrofarmaka.

11 Pengembangan collaborative decision making.

4 Transformasi perilaku pasar yang informal

(open negotiation based) menjadi formal

(contract based).

5 Penetrasi pasar (penekanan pada niche

market dan pasar industri).

1 Competitive intelligent. Pemetaan karakteristik dan

perilaku pasar.

2 Inventarisasi kendala barriers to entry pada pasar.

3 Pengembangan promosi generik. Inisiasi penetrasi pasar

(penekanan pada pasar ritel moderen).

1 Inisiasi untuk mentransformasi kelembagaan petani

berbasis produksi menjadi berbasis pasar (nilai).

2 Pengembangan aglomerasi di sektor pertanian.

3 Pemetaan dan identifikasi keterkaitan di antara jaringan

pelaku usaha dan stakeholders di sektor pertanian.

4 Menginisiasi pembentukan forum pada (3.) dan

merancang proses kolaborasi di dalam rantai pasokan.

5 Pemetaan industri penunjang komoditas dan produk.

6 Inisiasi pembentukan klaster agribisnis pangan dan

perkebunan. Pengembangan supply chain and network

management (SCNM).

Page 45: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

57

Salah satu prasyarat bagi terciptanya pasar kontrak adalah

adanya standarisasi komoditas atau produk pertanian. Pada jangka

pendek, upaya-upaya standarisasi telah diinisiasi salah satunya melalui

strategi adopsi konsep GAP; dan pada jangka menengah dikembangkan

lebih lanjut dengan mengadopsi konsep traceability. Konsep ini merujuk

pada kelengkapan informasi pada setiap tahap produksi komoditas

pertanian. Konsep ini sangat perlu diadopsi mengingat bahwa preferensi

konsumen telah berubah ke arah makanan yang aman dan sehat; dimana

perhatian konsumen terhadap proses produksi akan semakin besar pada

masa mendatang. Isu-isu mengenai penggunaan komoditas pertanian

transgenik dan bahan kimia akan memperbesar tekanan konsumen

terhadap produsen. Sejalan dengan konsep traceability, secara paralel

konsep HACCP (hazard analysis and critical control points)harus dapat

diterapkan.HACCP merupakan suatu pendekatan yang sistematik

terhadap keamanan pangan yang dilakukan pada setiap tahap produksi

pangan tersebut. Pendekatan ini dianggap sangat perlu mengingat

bahwa selama ini inspeksi pangan lebih sering dilakukan pada tahap

akhir produksi.

Pada sisi kelembagaan, pembangunan jangka menengah harus

diwarnai dengan pengembangan kolaborasi pengambilan keputusan

usaha (collaborative decision making) diantara pelaku pada sektor

pertanian untuk menjamin efektivitias dari serangkaian strategi-strategi

yang telah dilakukan sebelumnya. Pengambilan keputusan usahatani

secara kolaboratif merupakan strategi lanjutan dari strategi SCM;

dimana kolaborasi menunjukkan bentuk hubungan antar pelaku dan

lembaga dalam sektor pertanian yang bersifat partnership. Konsekuensi

dari bentuk hubungan tersebut adalah adanya kontrak formal mengenai

distribusi profit dan loss yang dialami dalam rantai produksi tersebut.

Page 46: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

58

Dalam jangka panjang merupakan pengembangan dari strategi-

strategi yang telah disusun pada jangka pendek. Dalam jangka

menengah, strategi-strategi akan mengalami perubahan (penyesuaian)

terhadap tujuan yang akan dicapai pada jangka panjang. Dari sekian

banyak opsi strategi, pembentukan integral chain care (ICC) pada

subsektor tanaman pangan dan perkebunan perlu mendapatkan prioritas

karena ICC merupakan koridor utama dalam pencapaian target

pengembangan. Pada subsektor perkebunan, pembentukan aliansi

strategis dengan asosiasi-asosiasi perlu dilakukan untuk dapat

meningkatkan posisi tawar dari produk yang dihasilkan. Di antara

beberapa dimensi pembangunan dalam kerangka migrasi strategi,

dimensi kelembagaan tampaknya belum menjadi perhatian utama.

Paradigma baru dalam pembangunan pertanian menyaratkan

keseluruhan dimensi mendapatkan proporsi pengembangan yang

seimbang. Pembangunan pertanian di dalam dimensi kelembagaan

melalui aktivitas-aktivitas yang bersifat co-innovation, collaborative

decision making dan beragam skema yang mengambil bentuk

biopartnerships diharapkan akan menjamin tercapainya target

pembangunan pertanian yang berkelanjutan.

Berkaitan dengan subsektor kehutanan, perencanaan dapat

diterjemahkan sebagai sebuah proses pengambilan keputusan dan

kegiatan yang berkesinambungan dalam menentukan alternatif

pemanfaatan dan konservasi sumberdaya hutan dengan tujuan tertentu

pada jangka menengah dan jangka panjang. Dalam konteks perencanaan

strategis ini, pengembangan subsektor kehutanan diarahkan pada

pemanfaatan hutan yang tidak bersifat eksploitatif sebagai altenatif dari

pemanfaatan yang konvensional. Pada jangka pendek, strategi-strategi

pengembangan kehutanan diarahkan pada upaya-upaya mengidentifikasi

manfaat lain dari hutan dalam menghasilkan barang dan jasa lingkungan.

Page 47: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

59

Sebelumnya, telah dikemukakan bahwa dari sekian alternatif

pemanfaatan hutan maka ekowisata (ecotourism) menawarkan peluang

yang sangat besar untuk dikembangkan. Dalam konteks ini, peran utama

dari Dinas adalah sebagai koordinator dan negoisator mengingat bahwa

hutan adalah sebuah barang publik yang hingga saat ini selalu

menghadapi masalah-masalah hak properti dan hak pemanfaatannya.

Sebagai konsekuensi dari barang publik, terdapat banyak pelaku

ekonomi yang sangat berkepentingan dalam memanfaatkan hutan; dan

tidak jarang menimbulkan konflik sumberdaya. Fungsi negoisator

menjadi sangat relevan dengan banyaknya pelaku ekonomi yang terlibat

tersebut.

Pada jangka menengah, strategi pengembangan beralih pada

aspek penyediaan infrastruktur yang berkaitan dengan ekowisata.

Selain dari anggaran belanja pemerintah, penyediaan infrastruktur

tersebut dapat dilakukan melalui pihak swasata yang distimulasi dengan

pemberian insentif fiskal. Dalam pengembangannya, peranan masing-

masing stakeholder dalam subsektor kehutanan menjadi sangat krusial.

Keberhasilan pengelolaan hutan tentunya sangat bergantung pada

komitmen dan partisipasi stakeholder. Selain itu, pendidikan informal

yang berkaitan dengan konservasi sumberdaya alam harus telah

disosialisikan; terutama ditujukan pada masyarakat yang berhubungan

langsung dengan hutan. Pada jangka panjang, strategi-strategi

diarahkan kepada pengintegrasian ekowisata di Kabupaten Bandung

pada jaringan keparawisataan nasional dan internasional. Kegiatan-

kegiatan promosi menjadi kunci bagi terlaksananya strategi ini. Selain

itu, objek ekowisata tersebut telah terhubung dengan upaya-upaya

konservasi lainnya yang mengarah pada proteksi wilayah yang

bersangkutan.

Page 48: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

60

Gambar II.2. Kerangka Migrasi Strategi Pembangunan Sub-Sektor Kehutanan Kab. Bandung

Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang

PA

SA

RK

ELE

MB

AG

AA

NP

RO

DU

K

1 Identifikasi pasar barang dan

jasa lingkungan; menyusun

target pasar. Penyusunan paket-

paket produksi barang dan jasa

lingkungan.

2 Pemenuhan kebutuhan

infrastruktur minimal dengan

memanfaatkan jaringan dengan

swasta.

3 Inisiasi pengintegrasian objek

hutan ke dalam jaringan

kepariwisataan nasional dan

internasional.

1 Pemetaan stakeholders

kehutanan; terutama masyarakat

sekitar hutan. Pembentukan

komunitas hutan. Inisiasi

pembentukan jaringan bisnis

dan pendidikan.

2 Pembakuan mekanisme sharing

manfaat dan tanggung jawab

dengan stakeholders.

Pengembangan sistim

pendidikan lingkungan.

3 Pemberlakuan audit sosial

terhadap stakeholders.

Pemanfaatan kekuatan

kolaborasi untuk

menciptakan co-innovation

pada produk lingkungan.

1 Inventarisasi detil mengenai

interaksi antara hutan dengan

objek lainnya (aspek tekno-

sosio-ekonomi).

2 Adopsi dan pembakuan standar

mengenai pengelolaan hutan

sesuai konvensi internasional.

3 Konvergensi sistim pertanian

dengan produk dan jasa

lingkungan.

Page 49: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

61

Tabel II.1 Sasaran Strategis, Indikator dan Target Kinerja sampai

dengan Periode 2015

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET

KINERJA

TAHUN 2015

Meningkatkan

swasembada pangan

lokal melalui

peningkatan

produktivitas lahan dan

komoditas pangan

unggulan lokal

1. Jumlah produksi komoditas tanaman

pangan unggulan:

- Padi (ton) 536.347

- Jagung (Ton) 53.386

- Ubi Kayu (Ton) 57.580

2. Jumlah produktivitas komoditas

tanaman pangan:

- Padi (kui/ha) 63,01

- Jagung (kui/ha) 64,15

- Ubi Kayu (kui/ha) 113,00

3. Prosentase kehilangan/kerusakan

hasil tanaman pangan 0,2 – 5%

4. Proporsi serangan OPT terhadap

luas tanam:

- Padi

- Jagung

11%

7%

1. Jumlah perluasan tanam yang telah

menerapkan teknologi

a. Padi

- SL-PTT

- SRI

b. SL-PTT Jagung

12.000 ha

5.000 ha

6.250 ha

2. Prosentase luas tanam yang telah

menerapkan teknologi:

a. Penggunaan Pupuk Berimbang

b. Penggunaan Benih Berlabel

- Padi

- Jagung

70%

65%

60%

Page 50: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

62

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET

KINERJA

TAHUN 2015

Meningkatkan

keunggulan komparatif

dan kompetitif produk

pertanian melalui

pengembangan

agribisnis dalam

aglomerasi ekonomi

pertanian

1. Jumlah produksi komoditas

unggulan:

- Sayuran (ton)

- Buah-buahan (ton)

- Biofarmaka (ton)

- Tan. Hias (tangkai)

- Kopi (ton)

- Teh (ton)

- Cengkeh (ton)

1.091.180

594.473

894.960

397.543

4.407

3.495

124

2. Jumlah kelompok tani yang telah

memiliki registrasi kebun

a. Hortikultura

b. Perkebunan

55 kelompok

10 kelompok

3. Jumlah kelompok usaha rumah

kemasan dan UPH:

a. Hortikultura

b. Perkebunan

5 kelompok

7 kelompok

Mengembangkan usaha

ekonomi produktif dalam

upaya stabilitas kualitas

lingkungan hutan dan

lahan

1. Jumlah usaha agribisnis hasil non-

kayu:

- Jamur

- Lebah Madu

- Ulat Sutera

5 unit

5 kel

4 kel

2. Jumlah usaha agribisnis hasil kayu 1 kelompok

3. Penanaman lahan kritis 22.906 ha

Page 51: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

63

II.1.4. Kerangka Kebijakan, Strategis dan Penetapan Kinerja

Tahunan Pembangunan Pertanian dan Kehutanan Tahun 2014

Sejalan dengan visi dan misi Dinas Pertanian, Perkebunan, dan

Kehutanan Kabupaten Bandung yang telah ditentukan sebelumnya,

diperlukan beragam kebijakan strategis untuk mendukung pencapaian

tujuan dan sasaran dari pembangunan sektor pertanian. Secara garis

besar, strategi, kebijakan dan program yang disusun untuk

meningkatkan kesejahteraan petani pada tahun 2014 bertujuan untuk

memfasilitasi peningkatan pendapatan petani melalui pemberdayaan,

peningkatan akses terhadap sumberdaya usaha pertanian,

pengembangan kelembagaan, dan perlindungan terhadap petani.

Sedangkan sasaran yang ingin dicapai adalah: (1) meningkatnya

kapasitas dan kapabilitas petani, (2) semakin kokohnya kelembagaan

petani, (3) meningkatnya akses petani terhadap sumberdaya produktif;

dan (4) meningkatnya kualitas infrastruktur pertanian.

(a). Kebijakan yang berdasarkan strategi Produksi

Kerangka kebijakan yang termasuk di dalam dimensi produk

dibentuk berdasarkan target pencapaian kinerja pertanian yang

berkaitan dengan sisi produksi pertanian. Dalam rangka memperoleh

keunggulan kompetitif komoditas dan produk pertanian, maka secara

spesifik target jangka panjang yang akan dicapai adalah memperoleh

komoditas yang telah mendapatkan standarisasi internasional dan

bersifat terdiferensiasi.

Tabel II.2 Prioritas Komoditas Unggulan

Page 52: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

64

Komoditas Kabupaten Bandung

Pangan Non Pangan

Tanaman Pangan Padi, Jagung, dan Ubi

kayu

Hortikultura Cabe, Bawang merah,

Kentang, Kubis, Tomat,

Stroberi, Alpukat, Jambu,

Biofarmaka

Tanaman hias

Perkebunan Kopi, Teh Cengkeh, Tembakau

Diantara berbagai opsi kebijakan di dalam dimensi pengembangan

produk, kebijakan penetapan standar mutu produksi tampaknya belum

mendapatkan prioritas. Sesuai dengan target yang akan dicapai,

penetapan standar mutu produksi berfungsi sebagai benchmark dan

indikator kinerja produksi komoditas dan produk pertanian. Penetapan

standar mutu ini merupakan akumulasi dari beberapa komponen yang

dapat dijadikan acuan dalam merencanakan program pengembangan

yang lebih spesifik.

Di dalam subsektor kehutanan, kebijakan pengadopsian dan

penetapan kerangka pengolahan dan pemanfaatan berdasarkan prinsip-

prinsip konservasi hutan ditujukan untuk menciptakan produk dan jasa

lingkungan yang dapat digunakan sebagai patokan dalam setiap jangka

waktu pembangunan. Kebijakan ini mencakup beberapa komponen

pengembangan; (1) pengkajian mengenai berbagai manfaat hutan yang

kemudian dapat disosialisasikan kepada setiap stakeholders; (2)

pengadopsian standar internasional mengenai kegiatan pemanfaatan

hutan; dan (3) penetapan regulasi sebagai koridor terlaksananya

kebijakan tersebut.

(b). Kebijakan yang berdasarkan strategi Pasar

Page 53: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

65

Pencapaian utama pembangunan dalam dimensi pasar adalah

menciptakan peluang dan keikutsertaan komoditas dan produk pertanian

di pasar global. Kebijakan-kebijakan yang dapat memayungi proses

pencapaian tersebut disajikan berikut ini.

Kebijakan Rencana Tindakan

Penetapan mekanisme yang

berkaitan dengan riset pasar

(identifikasi peluang pasar)

Pengembangan market-competitive

intelligence

Pengembangan inovasi pertanian

spesifik lokasi

Pengembangan alternatif

sistim transaksi

(pembiayaan, pengalihan

resiko dan penjaminan)

Pengembangan pola contract

farming.

Peningkatan fungsi fasilitasi

dan advokasi antara pelaku

pasar

Advokasi dan pendampingan dengan

tujuan meperkuat aspek legal usaha

pertanian

Beberapa dari kebijakan di atas yang belum mendapatkan

prioritas adalah kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan riset

pasar dan peningkatan fungsi fasilitasi dan advokasi. Riset pasar sangat

dibutuhkan untuk tetap menjamin kedinamisan strategi dan

keberlanjutan keunggulan komoditas dan produksi pertanian yang

dihasilkan. Mengingat perilaku pasar (sisi permintaan) yang selalu

berubah, maka dibutuhkan strategi yang juga dituntut untuk selalu dapat

beradaptasi dengan perubahan. Dalam hal ini, riset pasar merupakan

bahan bakar utama bagi upaya-upaya adaptasi yang harus dilakukan.

Page 54: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

66

Kebijakan peningkatan fungsi fasilitasi dan advokasi antara

pelaku pasar juga sangat penting untuk diprioritaskan. Kebijakan ini

ditujukan untuk mengantisipasi kecenderungan terjadinya kegagalan

pasar yang kerap terjadi pada sektor pertanian. Selain itu, fungsi

fasilitasi tentunya sangat dibutuhkan untuk mengintegrasikan usahatani

berskala kecil (tradisional) kepada alternatif-alternatif sistim transaksi

moderen yang sedang mengalami pertumbuhan pesat pada saat ini.

Selain itu, sudah waktunya untuk juga dipikirkan mengenai:

pengembangan manajemen resiko usahatani dan penciptaan iklim

investasi usaha yang kondusif. Untuk itu, pemerintah daerah perlu

menunjukan political will yang kuat dalam menunjang para pelaku

agribisnis dengan dibuatnya program-program yang spesifik. Kebijakan

dan program yang berkaitan dengan pengembangan pemasaran

dilaksanakan melalui program pemasaran hasil produk

pertanian/perkebunan.

(c). Kebijakan yang berdasarkan strategi kelembagaan

Pada jangka panjang, pembangunan pertanian dalam dimensi

institusional ditujukan pada terciptanya sistem cluster pada sektor

pertanian. Selanjutnya cluster akan berperan sebagai media dasar

dalam mengembangkan kolaborasi antar stakeholders dalam rantai

produksi komoditas. Kerangka kebijakan pendukung pencapaian

tersebut disajikan pada matriks kebijakan selanjutnya.

Kebijakan pertama yang harus dilakukan adalah menata kembali

fungsi pemerintah sebagai kelembagaan penunjang yang didasari oleh

kebutuhan sektoral, dengan demikian akan jelas struktur dan hirarki

kelembagaan pemerintah dalam sektor pertanian. Langkah tersebut

diharapkan akan berdampak pada koordinasi yang baik diantara para

pengambil dan pelaksana kebijakan pengembangan pertanian. Selain itu,

Page 55: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

67

peningkatan profesionalisme aparatur Dinas Pertanian diharapkan

menjadi akselerator terbentuknya proses kolaborasi tersebut.

Selanjutnya, kebijakan harus didukung pula dengan kebijakan

pengembangan sistem koordinasi usahatani. Keragaan usahatani

memerlukan dukungan yang bersifat lintas fungsional, administrasi dan

disiplin disertai dengan penggunaan teknologi (teknik) di bidang

manajemen yang akan memberikan dampak signifikan terhadap kinerja

sektor pertanian di Kabupaten Bandung.

Kebijakan Rencana Tindakan

Penataan fungsi tugas

pemerintah yang

didasari oleh

kebutuhan spesifik

Pendidikan dan pelatihan teknis SDM

Dinas Pertanian, Perkebunan, dan

Kehutanan

Peningkatan profesionalisme SDM Dinas

Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan

Penetapan mekanisme

keterkaitan lembaga

peneltian dengan

pelaku sektor

pertanian dan pasar

Peningkatan koordinasi dengan lembaga

penelitian (nasional dan internasional) dan

perguruan tinggi (perencanaan

kolaboratif)

Pengembangan sistem

koordinasi dan

komunikasi pertanian

(E-Government)

Pengembangan lembaga pertanian di

pedesaan

Penyebaran informasi mengenai program

pembangunan pertanian (partisipatif)

Peningkatan peran pengawasan

partisipatif program pembangunan

pertanian

Penciptaan proses pengambilan keputusan

yang bersifat kolaboratif

Mendorong berfungsinya cluster-cluster

Page 56: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

68

Kebijakan Rencana Tindakan

komoditas pertanian

Pemberdayaan

masyarakat kehutanan

Peningkatan partisipasi masyarakat dalam

perumusan kebijakan dan program

pemanfaatan hutan

Peningkatan kewirausahaan masyarakat

kehutanan melalui pendidikan informal

Masih berkaitan dengan dimensi institusional, permberdayaan

masyarakat dalam rangka pembangunan sektor perkebunan dan

kehutanan merupakan komponen yang paling relevan mengingat konflik

sumberdaya yang sering timbul di kedua subsektor ini. Pada subsektor

perkebunan, peningkatan kapasitas pekebun-pekebun berskala kecil

dan buruh perkebunan dapat dilakukan melalui optimasi penggunaan isu

corporate social responsibility pada perusahaan perkebunan berskala

besar; termasuk di dalamnya perusahaan perkebunan milik pemerintah.

Di dalam sub sektor kehutanan, optimasi pemanfaatan hutan dapat

dilakukan dengan meningkatkan keterlibatan masyarakat, terutama

masyarakat pinggiran hutan. Dengan rekayasa kelembagaan, diharapkan

masyarakat menjadi aktif dalam melakukan kegiatan konservasi serta

mengalihkan ekstraksi sumberdaya hutan menjadi bentuk-bentuk jasa

lingkungan. Rekayasa kelembagaan tersebut dapat diinisiasi dengan

mengidentifikasi hukum adat atau norma yang berlaku lokal.

Selanjutnya, penentuan pengelolaan hutan dapat diformulasikan

bersama-sama seluruh stakeholders primer; sementara peningkatan

kapasitas kelembagaan dapat dilakukan melalui beragam bentuk

pendampingan dan advokasi.

(d) Kebijakan yang berdasarkan Pengelolaan Lingkungan

Target pencapaian pembangunan pertanian dan kehutanan

berkelanjutan sebagaimana diuraikan di atas akan sangat dipengaruhi

Page 57: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

69

oleh fenomena perubahan iklim yang telah menjadi isu global dan sangat

berdampak terhadap kelangsungan pembangunan di masa yang akan

datang. Perlu upaya mengurangi dampak negatif perubahan iklim

terhadap sumberdaya dan sistem produksi pertanian serta terhadap

sosial ekonomi petani dan juga peningkatan kualitas lingkungan,

terutama kualitas lahan dan hutan. Oleh karena itu, untuk menyiapkan

antisipasinya diperlukan analisis tentang kerentanan dampak perubahan

iklim, inventarisasi dan delineasi wilayah yang terkena dampak, serta

penyusunan road map rencana aksi adaptasi dan mitigasi perubahan

iklim dan lingkungan. Kebijakan ini tahun 2014, dilaksanakan melalui

program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Pembangunan pertanian didesain dengan mencermati

perkembangan lingkungan global sebagai respon terhadap pembangunan

yang menyeluruh di bidang lain di dalam ekonomi nasional. Kenaikan

standar hidup, perkembangan teknologi termasuk di dalamnya

bioteknologi, serta perkembangan pasar domestik dan pasar dunia

merupakan faktor yang mendorong tumbuh kembangnya pertanian

modern sebagai bagian dari pembangunan ekonomi nasional.

Pembangunan pertanian modern yang dimaksud adalah pembangunan

pertanian melalui pembangunan agribisnis dan agroindustri dengan

penguatan pola kemitraan usaha tani dari industri hulu sampai industri

hilir.

Di dalam memandang perencanaan pembangunan pertanian sebagai

upaya peningkatan kesejahteraan petani, pembangunan harus diarahkan

agar penduduk desa yang relatif miskin dapat menikmati buah dari

kemajuan pembangunan nasional dan dapat memberdayakan dirinya

sendiri untuk berpartisipasi secara penuh di dalam proses

pembangunan. Pemberdayaan itu juga diarhakan ke dalam suatu proses

di mana rakyat dapat bergerak untuk memanfaatkan kesempatan-

Page 58: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

70

kesempatan yang tersedia yang disiapkan untuk memperbaiki kualitas

hidup secara bertahap.

Saat ini terdapat kecenderungan dan perubahan paradigma untuk

mendesain pembangunan pertanian atas dasar perubahan dan

perkembangan teknologi dan mekanisme pasar. Perubahan ini

mendorong keseluruhan sektor ikut harus mampu mengubah arah dan

strategi pembangunan termasuk di sektor pertanian.

Berdasarkan pertimbangan kondisi, potensi sumberdaya domestik,

serta peluang yang dimiliki, maka dapat dibuat arah pembangunan

pertanian pada masa datang di Kabupaten Bandung dengan tetap

memperhatikan pola perubahan yang terjadi di sepanjang proses

kegiatan agribisnis melalui program kerja Dinas Pertanian, Perkebunan

dan Kehutanan.

Setiap program/kegiatan yang direncanakan ditujukan untuk

mencapai Rencana Kerja Lima Tahunan yang dievaluasi setiap tahun.

Lebih lanjut, untuk mencapai sasaran lima tahunan tersebut, perlu

ditetapkan Rencana Kerja Tahunan. Rencana Kinerja Tahunan

merupakan penjabaran dari Rencana Kinerja Lima Tahunan. Strategis

pencapaian sasaran dan tujuan tahunan dirancang ke dalam

program/kegiatan tahunan. Pada tahun 2013, Dinas Pertanian

Perkebunan dan Kehutanan menyusun Rencana Tindak ke dalam 8

program dan 22 kegiatan. Berikut Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun

2014, antaralain (tabel II.3):

Page 59: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

71

Tabel II.3. Penetapan Rencana Kinerja Tahunan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2014

SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET

KINERJA PROGRAM/KEGIATAN

Meningkatkan

swasembada pangan

lokal melalui

peningkatan

produktivitas lahan

dan komoditas

pangan unggulan

lokal

1. Jumlah Pencapaian

Produktivitas Komoditas:

- Padi (kuintal/ha)

64,14

1. Pengembangan Intensifikasi Padi Palawija

2. Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan

Hasil

3. Pengembangan Diversifikasi Pangan

4. Pengembangan Perbenihan/Pembibitan

5. Penyusunan Database Produk Pangan

6. Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi

Tepat Guna Pertanian/Perkebunan

7. Pemeliharaan Rutin/Berkala Teknologi

Pertanian/Perkebunan Tepat Guna

- Palawija (kuintal/ha) 108,67

2. Jumlah Kelompok yang telah

memiliki sertifikat organik

(Kel) 3

3. Tingkat kehilangan/kerusakan

hasil tanaman pangan (%) 10,35

4. Prosentase luas tanam yang

telah menerapkan teknologi:

a. Penggunaan Pupuk

Berimbang (%)

b. Penggunaan Benih Berlabel

70

68

Page 60: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

72

SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET

KINERJA PROGRAM/KEGIATAN

7(%)

5. Proporsi serangan OPT

terhadap luas tanam

a. Padi

b. Jagung

12

10

6. Pencapaian Indeks

Pertanaman (IP)

2,29

7. Proporsi luas areal tanam

yang terkena puso (%)

1,12

8. Jumlah unit UPJA yang

berkembang

17

Meningkatkan

keunggulan

komparatif dan

kompetitif produk

1. Jumlah rata-rata pencapaian

produktivitas komoditas

unggulan:

- Sayuran (kuintal/ha)

210,19

1. Penelitian dan Pengembangan

Sumberdaya Pertanian

2. Peningkatan Mutu, Produksi dan

Produktivitas Produk

Page 61: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

73

SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET

KINERJA PROGRAM/KEGIATAN

pertanian melalui

pengembangan

agribisnis dalam

aglomerasi ekonomi

pertanian

- Buah-buahan (kuintal/ha)

- Biofarmaka (kg/m2)

- Tan. Hias (tangkai/ha)

- Kopi (kuintal/ha)

- Teh (kuintal/ha)

- Cengkeh (kuintal/ha)

- Tembakau (kuintal/ha)

102,00

3,19

17,14

11,90

23,50

2,15

9,50

Pertanian/Perkebunan

3. Penelitian dan Pengembangan

Pemasaran Atas Hasil Produk

Pertanian/Perkebunan

4. Promosi Atas Hasil Produk Pertanian/

Perkebunan

5. Pembangunan Pusat-pusat penampungan

hasil produk Pertanian/Perkebunan

6. Penyusunan database produk pangan

7. Pengembangan Pertanian pada Lahan

Kering

8. Penyediaan sarana dan Prasarana

Produksi Pertanian/Perkebunan

9. Pengembangan bibit unggul pertanian/

perkebunan

2. Jumlah kelompok tani yang

menerapkan SOP GAP

a. Sayuran

b. Buah-buahan

c. Tanaman Hias

d. Biofarmaka

35

13

5

4

3. Jumlah komoditas yang

dikembangkan:

Page 62: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

74

SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET

KINERJA PROGRAM/KEGIATAN

a. Sayuran (komoditas)

b. Buah-buahan (komoditas)

c. Tanaman Hias (komoditas)

d. Biofarmaka (komoditas)

11

4

3

1

4. Jumlah kelompok yang telah

memiliki registrasi kebun

(kelompok)

30

Mengembangkan

usaha ekonomi

produktif dalam

upaya stabilitas

kualitas lingkungan

hutan dan lahan

1. Prosentase luas lahan kritis

yang tertanami (%)

47,58 1. Pengembangan hasil hutan non kayu

2. Pembuatan benih/bibit kehutanan

3. Pembinaan Pengendalian dan

Pengawasan Gerakan Rehabilitasi Hutan

dan Lahan

4. Peningkatan Peran Serta Masyarakat

Dalam Rehabilitasi Hutan dan Lahan

2. Jumlah luas areal hutan

rakyat/ Agroforestry (ha)

7.910

3. Jumlah komoditas yang

mengembangkan aneka usaha

4

Page 63: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

75

SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET

KINERJA PROGRAM/KEGIATAN

kehutanan

4. Jumlah kelompok tani

berbasis aneka usaha

kehutanan dan AUK

(kelompok)

118

Page 64: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

61

1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan

Salah satu tujuan dari pembangunan pertanian di Kabupaten

Bandung adalah meningkatkan produktivitas usahatani tanaman pangan

melalui pola kemitraan dan meningkatkan ketahanan pangan di pedesaan.

Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya produktivitas tanaman

komoditas pertanian unggulan per hektar dalam satu kali tanam,

berkembangnya usahatani padi dan palawija dengan pola kemitraan, dan

tersedianya pangan yang cukup dengan harga yang terjangkau oleh daya

beli masyarakat, serta terwujudnya diversifikasi konsumsi pangan yang

tercermin dari tersedianya berbagai komoditas pangan dan pangan

olahan.

Untuk mewujudkan tujuan pembangunan pertanian ini, Dinas

Pertanian Kabupaten Bandung mengajukan beberapa strategi

perencanaan pembangunan melalui kegiatan:

1. Penyusunan Database Potensi Produk Pangan;

2. Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian;

3. Pengembangan Intensifikasi Tanaman, Padi Palawija;

4. Pengembangan Diversifikasi Pangan

5. Pengembangan Pertanian pada Lahan Kering;

6. Pengembangan Perbenihan dan Pembibitan;

7. Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Pertanian/Perkebunan;

8. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Pertanian /

Perkebunan;

Dengan upaya ini diharapkan mampu mencapai ketahanan pangan di

tingkat rumah tangga petani dan gizi masyarakat yang seimbang sebagai

prasyarat dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, juga

meningkatkan usahatani pertanian dengan pola kemitraan, yang pada

akhirnya dapat meningkatkan indeks daya beli dan indeks kesehatan

masyarakat, terutama masyarakat tani di pedesaan. Adapun teknis

pelaksanaan, sebagai berikut:

a. Pengidentifikasian Kelompok Sasaran

Page 65: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

62

Kegiatan dilaksanakan oleh petugas lapangan untuk mengetahui

potensi sumber daya pangan, spesifikasi teknis teknologi

pengembangan, kemampuan SDM dan pengembangan bisnis

pertanian. Selain itu, juga dikumpulkan data dan informasi mengenai

kelembagaan dan budaya lokal.

1) Seleksi peserta dan jenis usaha

Berdasarkan hasil identifikasi, dilakukan seleksi dan

penentuan jenis usaha pangan lokal kepada calon peserta.

Penetapan jenis usaha dilakukan dengan studi kelayakan usaha

untuk mengetahui keuntungan dan keberlanjutan usaha. Kegiatan

ini harus dilakukan dengan hati - hati karena hasilnya

menentukan kegiatan selanjutnya.

2) Pelatihan Teknis Agribisnis

Setelah seleksi peserta, dilaksanakan pelatihan tentang

pengembangan pangan lokal yang disesuaikan dengan hasil

seleksi dan potensi wilayahnya.Mata pelajaran diberikan secara

teori dan praktek baik berupa teknis maupun manajemen usaha.

Kegiatan ini akan berhasil baik jika dilaksanakan dengan metode

belajar sambil bekerja. Pelatihan teknis agribisnis ditujukan

untuk peningkatan kesiapan penerima manfaat dalam manajerial

usaha.

b. Pemberian bantuan

Bantuan dapat diberikan berupa uang, peralatan, sarana

produksi atau kombinasi keduanya.Sebaiknya bantuan tersebut

diberikan secara bertahap sesuai dengan kebutuhannya dalam

kegiatan produksi/pengolahan pangan/pertanian.

c. Pendampingan/pembinaan

Kelompok dalam mengelola usahanya, perlu diberikan

pendamping/pembina dengan keahlian sesuai dengan kebutuhan

teknis dan manajemen dari usahanya. Pendampingan dilaksanakan

Page 66: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

63

selama satu tahun atau satu kali proses produksi/pengolahan

pangan/pertanian sampai dengan pemasarannya. Apabila dalam

proses pendampingan menghadapi permasalahan yang sulit

dipecahkan ditingkat lapangan, maka dapat meminta bantuan kepada

dinas/instansi teknis terkait.

d. Pembinaan pasca proyek dan pengembangannya

Walaupun pendampingan sudah selesai, pembinaan tetap

diberikan selama beberapa bulan dengan frekwensi kunjungan

sesuai dengan kondisi dan kebutuhan kelompok. Pembinaan akan

terus dilanjutkan sampai kelompok dapat mengembangkan usahanya

menjadi kokoh dan mandiri termasuk mengupayakan kemitraan

dengan perusahaan mitra. Pembinaan pasca proyek ini merupakan

pembinaan rutin yang diberikan oleh petugas lapangan dari dinas

sesuai dengan bidangnya.

Adapun sasaran dari program peningkatan ketahanan pangan

direncanakan tersebar di 31 kecamatan yang merupakan daerah sentra

komoditas padi, palawija, dan hortikultura.

Sedangkan dampak yang diharapkan dari kegiatan tersebut,

adalah:

1. Meningkatnya keragaman produksi dan konsumsi pangan.

2. Berkembangnya kegiatan perbenihan tanaman Pangan, hortikultura

dan perkebunan.

3. Berkembangnya daerah sentra produksi tanaman pangan,

hortikultura dan perkebunan.

4. Terbinanya kelompok tani dalam penerapan teknologi pertanian

organik.

5. Berkembangnya usahatani organik di pedesaan.

Kegiatan agribisnis mencakup empat subsistem, yaitu: subsistem

agribisnis hulu (up-stream agribusiness), yakni kegiatan ekonomi yang

menghasilkan (agroindustri hulu) dan perdagangan sarana produksi

Page 67: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

64

pertanian primer (seperti industri pupuk, obat-obatan, bibit/benih, alat

mesin pertanian, dan lain-lain); subsistem usahatani (on-farm

agribusiness); subsistem agribisnis hilir (down-streamagribusiness).

Keberhasilan pembangunan pertanian melalui pendekatan sistem

agribisnis sangat tergantung pada tingkat kehandalan dari setiap

komponen yang menjadi subsistemnya. Untuk mencapai kehandalan

yang simultan dari setiap subsistem dalam sistem agribisnis dibutuhkan

uluran dan campur tangan pemerintah melalui regulasi, koordinasi,

perlindungan, stimulasi, pelayanan dan penilaian terhadap seluruh

subsistem dalam sistem agribisnis beserta lingkungan yang

mempengaruhinya. Selain itu, kondisi sumberdaya lingkungan serta

sarana dan prasarana juga merupakan faktor yang menentukan

kehidupan dan pengembangan sistem agribisnis tersebut, yang

direncanakan tersebar di Kabupaten Bandung (31 kecamatan).

Sedangkan sasaran dan dampak yang diharapkan dari kegiatan ini,

antara lain adalah :

1. Mendorong terbentuknya usaha agribisnis baru sebagai usaha

diversifikasi pangan;

2. Terbinanya kelompok tani dalam penerapan standar-standar mutu

produk dan teknologi pengolahan hasil; dan

3. Terfasilitasi alat mesin pengolahan pasca panen hasil pertanian

dan sarana prasarana agribisnis.

Kegiatan Pengembangan sistem informasi manajemen pertanian

diarahkan untuk mencapai sasaran:

- Terkumpul, terolah, dan teranalisanya data primer komoditas

Pertanian serta peramalan produksi pertanian

- Teridentifikasinya data potensi wilayah dan agroekosistem

- Berkembangnya manajemen database pertanian

- Terlaksananya perencanaan pembangunan pertanian yang tepat

sasaran.

Page 68: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

65

Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan di atas merupakan rincian

tahapan kegiatan, sehingga dapat dicapai impact yang bermanfaat bagi

masyarakat tani pada khususnya. Adapun sasaran kegiatan yang ingin

dicapai pada tahun 2014, sebagai berikut:

Tabel II.4. Sasaran Kegiatan pada Program Peningkatan Ketahanan

Pangan Tahun 2014

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target

Kinerja

Penyusunan Database

produksi pangan

-Pengembangan Websites 1 Paket

-Terlaksananya Advokasi

Pengelolaan Data Statistik Peranian

Tanaman pangan dan Hortikultura

1 Kali

-Terlaksananya Penetapan Sasaran

Intensifikasi Tanaman Pangan,

Hortikultura dan Perkebunan

1 kali

-Terlaksananya kegiatan

sinkronisasi data statistik pertanian

2 Kegiatan

-Terlaksananya Forum Komunikasi

Pengelolaan Statistik Perkebunan

1 Paket

-Terlaksananya ubinan produktivitas

tanaman pangan utama

1 paket

-Terlaksananya Pengembangan STA

dan UPH Kabupaten Bandung

1 paket

-Terlaksananya Identifikasi

Penyebaran Lahan Sawah di

Kabupaten Bandung

1 paket

-Terlaksananya Penentuan Angka

Ramalan/Prognosa Statistik

Tanaman Pangan dan Hortikultura

1 Paket

Page 69: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

66

Monitoring, evaluasi

dan pelaporan

kebijakan subsidi

pertanian

-Terlaksananya penyusunan RDKK 1 kegiatan

-Rekapitulasi RDKK tk kecamatan 62 OH

-Rekapitulasi RDKK tk kabupaten 18 OH

-Pelaporan pupuk bersubsidi tk

kabupaten

12 bulan

-Terlaksannya analisa pupuk dan

pestisida

1 kegiatan

-Penguatan komisi pengawasan

pupuk dan pestisida

1 paket

-Terlaksananya verifikasi dan

validasi pupuk bersubsidi

1 paket

Penanganan Pasca

Panen dan Pengolahan

Hasil

-Terlaksananya fasilitasi

pengembangan padi organik fasilitasi

sertifikat organik

2 paket

-Terlaksananya fasilitasi

pengembangan padi organik fasilitasi

rumah kemasan padi organik

1 paket

- Terlaksananya pengadaan stimulan

alat pasca panen padi

1 paket

1. Terpal 100

lembar

2. Power Threser

4 unit

3. Polisher 1 unit

-Terlaksananya fasilitasi pasca

panen dan pengolahan jagung Bintek

pasca panen

1 paket

-Terlaksananya fasilitas pasca 1 paket

Page 70: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

67

panen dan pengolahan jagung

stimulan alat pasca panen jagung

(corn Sheller)

-Terlaksananya fasilitasi pasca

panen dan pengolahan ubi kayu

stimulan alat pengolahan ubi kayu

1 paket

-Stimulan alat pengolahan ubi kayu 1 paket

-Terlaksananya bimbingan teknis

pasca panen

1 paket

- Terlaksananya fasilitasi Gudang

Alsintan Pasca panen

1 paket

Pengembangan

Intensifikasi Padi dan

Palawija

-Terlaksananya Workshop SLPTT 2 kali

-Terlaksananya pengadaan benih

padi

1.125 Kg

-Terlaksananya Bimbingan teknis

penerapan teknologi produksi

Serelia dan Kabi

1 kali

-Terlaksananya pengadaan jagung 3.000 kg

-Terlaksananya Bintek

pengembangan dan pemanfaatan

Pupuk Organik

1 kali

-Terlaksananya Mapping pencapaian

dan pemanfaatan pupuk organik

1 kali

-Terlaksananya Rakor P2BN 2 kali

Pengembangan

Diversifikasi Pangan

-Terlaksananya Diversifikasi pola

tanam dengan komoditas kedelai

8,000 Kg

-Terlaksananya Diversifikasi pola

tanam komoditas kedelai

1 Paket

Page 71: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

68

- Benih kedelai (150 Ha x 40 Kg) 6000 kg

- Pupuk ZPt (Rhizobium) 450 lt

- Terlaksananya Rapat Koordinasi 4 kali

-Terselenggaranya

Monitoring,Koordinasi, dan Evaluasi

4

Kecamatan

Pengembangan

Pertanian pada Lahan

Kering

-Terfasilitasinya kegiatan

pengembangan buah-buahan di

dataran rendah

2 lokasi

1. Mangga 500 pohon

2. Durian 500 pohon

-Terfasilitasinya kebutuhan bibit

buah-buahan dalam mendukung

pengembangan hortikultura ramah

lingkungan

-Fasilitasi sarana jaringan pengairan

budidaya hortikultura

1 paket

-Pipanisasi pengairan green house 2 unit

-Pompa air 1 paket

-Adopsi teknologi budidaya

hortikultura

1000

pohon

- Bibit jambu Kristal 155 L

-Sarana pengembangan pertanian

ramah lingkungan (pupuk organik

cair)

534 L

-Stimulan penerapan teknologi

ramah lingkungan (bibit bakteri/

agensi hayati/isolate)

1 paket

-Fasilitasi mesin pencacah sampah

organik

1 Paket

Page 72: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

69

pengembangan sarana pengairan di

lahan kering

-Pembagunan embung 1 unit

pengembangan produk olahan

kemasan

-Fasilitasi pengemasan 1 paket

Pengembangan pertanian pada lahan

kering

-Terfasilitasinya sarana

penyimpanan benih kentang

1

kelompok

-Tersedianya kontainer plastik 200 buah

-Terfasilitasinya kegiatan

pengembangan kawasan strawberry

3 lokasi

-Perbaikan produktivitas strawberry

( bibit)

1500

polybag

-Pembangunan green house

permanen

200m2

-Penangkaran benih strawberry

(bibit)

1500

polybag

-Demplot pengembangan strawberry

organik

-Bibit strawberry 796

polybag

-Pestisida organik/ pelindung

tanaman organik

150 botol

-Pupuk organik cair 100 L

-Terfasilitasinya kegiatan

pengembangan kawasan jeruk

3 lokasi

- Penangkaran bibit jeruk 1000

pohon

Page 73: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

70

- Pengembangan budidaya jeruk 1000

pohon

-Terfasilitasinya kegiatan

pengembangan kawasan alpukat

2 lokasi

-Pengembangan budidaya alpukat 1500

pohon

-Terfasilitasinya kegiatan

pengembangan budidaya tanaman

hias

2 lokasi

-Pemeliharaan kebun percobaan

tanaman hias (pupuk organik cair)

180 L

-Bibit Krisan 50.000

stek

-Bibit anggrek remaja 260 pot

Operasional lainnya

Pengembangan

Perbenihan/Pembibitan

-Terlaksananya pengadaan benih

padi VUB kelas SS (Label ungu) dan

Benih Padi VUB ES (Label Biru)

6000 kg

-Terlaksananya pengadaan benih

padi VUB kelas SS (label ungu) dan

benih padi VUB kelas ES (label biru)

1.benih padi VUB kelas SS 1200 Kg

2.Benih padi VUB kelas ES 7000 Kg

Terlaksananya pengadaan traktor

-Fasilitasi pelepasan benih padi

lokal

1 paket

-Terlaksananya pengadaan sarana

produksi

1.Pengadaan NPK 3500 kg

Page 74: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

71

2.engadaan fungisida 210 kg

3.Pengadaan pupuk organik /

kompos

10.295 kg

4.Pengadaan PPC 100 botol

-Terlaksananya demplot padi gogo 1 paket

-Terfasilitasinya kegiatan

pengembangan klinik tanaman

2 lokasi

-Fasilitasi perlengkapan klinik

tanaman

1.Pipet tetes (50 buahx 2 kel) 100

buah/kel

2.Preparat (100 box x 2 kel) 200

box/kel

3.Gelas Kimia 250 ml 50 buah

4.Gelas Kimia 50 ml 50 buah

5.Gelas Ukur Plastik 30 buah

6.Cawan Petri Kaca 50 buah

7.Jarigen 200 buah

8.Corong Plastik 20 buah

9.Gunting 20 buah

10.Kapas 200 Pcs

11.Toren Air 10 unit

12.Alat Gelembung Udara 10 unit

13.Platisin 100 buah

14.Mikroskop Binokuler 4 unit/kel

15.PH Meter 6 unit

16.Lemari Laboratorium 2 unit

17.Meja Laboratorium 2 unit

18.Kursi Laboratorium 20 unit

Page 75: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

72

-Pengembangan klinik tanaman 2 lokasi

-Penyelenggaraan kerjasama

Swakelola

1 paket

-Pengembangan klinik tanaman

sayuran

1 unit

1. Perencanaan 1 paket

2.Pengawasan 1 paket

-Terfasilitasinya pelayanan klinik

tanaman keliling

8

kecamatan

-Fasilitasi alat pendeteksi

Geotaging

3 unit

-Kendaraan operasional klinik

tanaman

1 unit

-Kendaraan operasional lapangan

roda dua

1 unit

-Mikroskop Digital 3 unit

-PH Meter 3 unit

-Fasilitasi sarana pendukung

dudidaya tanaman hias dan buah-

buahan (hand sprayer

stainless/metal)

5 unit

Penelitian dan

Pengembangan

Sumberdaya

Pertanian/Perkebunan

-Terlaksananya pengembangan

usaha tani konservasi lahan terpadu

1 Paket

-Terlaksananya kegiatan

pendampingan

1 Paket

-Terlaksananya kegiatan forum

gangguan usaha perkebunan

1 Paket

-Terlaksananya kegiatan IBK

(Indikator Blok Kerja)

1 Paket

Page 76: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

73

-Terlaksananya kegiatan

pengendalian hama dan penyakit

1 Paket

2. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/ Perkebunan

Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/ perkebunan

menjadi keharusan dalam mempertahankan kontinuitas usaha agribisnis

pada berbagai komoditas unggulan di sektor pertanian. Menurut Abdul

Adjid, D (2001), pasar adalah suatu tempat yang terbentuk dari usaha

dua pihak yang akan berinteraksi, yaitu pembelian dan penjualan. Dengan

kata lain, pasar menjadi sentra aktivitas ekonomi di dalam lingkungan

dunia usaha termasuk di sektor pertanian. Stabilitas dan mekanisme

pasar termasuk ke dalam sasaran utama dalam menciptakan masyarakat

ekonomi yang berswasembada. Maka dari itu, program peningkatan

pemasaran hasil produksi pertanian/ perkebunan merupakan hal mutlak

yang harus dilaksanakan dalam pembangunan pertanian di Kabupaten

Bandung.

Salah satu sub sistem dalam sistem agribisnis adalah penataan

jaringan pemasaran guna meningkatkan posisi tawar petani dan Program

peningkatan pemasaran bertujuan untuk mengembangkan dan menata

jaringan pemasaran komoditas pertanian. Hal ini dirasakan perlu karena

salah satu penyebab rendahnya nilai jual produk pertanian di tingkat

petani di Kabupaten Bandung disebabkan oleh ketidakteraturan dan

panjangnya jalur pemasaran komoditas pertanian.

Kegiatan-kegiatan ini direncanakan tersebar di 31 kecamatan di

Kabupaten Bandung. Sedangkan sasaran dan dampak yang diharapkan

dari kegiatan tersebut, adalah sebagai berikut:

1. Mendorong terbentuknya rumah kemasan hasil pertanian serta

mendorong meningkat nya permintaan konsumen;

2. Mengembangkan pusat-pusat penampungan Komoditas Pertanian

skala kecil di pedesaan;

Page 77: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

74

3. Terlaksananya promosi produk hasil pertanian; dan

4. Tertatanya/teraturnya jalur pemasaran komoditas pertanian.

5. Meningkatnya kesadaran serta pengetahuan petani akan produk

bermutu/unggulan pertanian serta teknologi terbaru beserta

penerapannya dalam bidang pertanian.

Pada tahun 2014, program peningkatan pemasaran hasil produksi

pertanian/perkebunan diarahkan untuk menyusun, mendeteksi dan

merestrukturisasi mekanisme dan stabilitas jaringan pasar komoditas

hortikultura dan tanaman pangan di Kabupaten Bandung. Adapun sasaran

kegiatan yang ingin dicapai, sebagai berikut:

Tabel II.5. Sasaran Kegiatan pada Program Peningkatan Pemasaran Hasil

Produksi Pertanian/ Perkebunan

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target

Kinerja

Pelatihan

petani dan

pelaku

agribisnis

Terlaksananya Fasilitasi kemitraan dan

pendampingan usaha kelompok tani

1 Paket

Terlaksananya sekolah lapang tanaman hias 1 Paket

- handsprayer stainles/metal 2 Buah

- gunting tanaman 10 Buah

- ember 5 Buah

- pupuk hayati 40 Pcs

- bibit krisan 7300 Stek

- forum kemitraan tanaman hias kerjasama

swakelola

1 Paket

Terlaksananya adopsi penangkaran benih

hortikultura

2 Paket

Terlaksananya penyusunan SOP GAP Tanaman

Hias

1 Paket

Page 78: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

75

Terlaksananya pelatihan budidaya Strawberry

organik

1 Paket

Terlaksananya penyusunan SOP Budidaya

Hortikultura

4 Kelompok

- Evaluasi dan monitoring kegiatan, CPCL 1 Paket

3. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/ Perkebunan

Beberapa tantangan yang dihadapi dalam pemberdayan

sumberdaya pertanian dalam rangka peningkatan produksi dan

produktivitas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan adalah:

a. Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan petani dan

kelompok tani tentang inovasi teknologi pertanian.

b. Mencukupi kebutuhan air yang terus meningkat dalam waktu,

ruang, jumlah serta mutu yang tepat sebagai akibat dari

meningkatnya jumlah penduduk dan pembangunan di segala bidang

(industri, pertanian, pariwisata dan lain-lain). Sedangkan

ketersediaan air relatif tetap dan bahkan pada daerah-daerah

tertentu sumber daya airnya cenderung menurun.

c. Meningkatkan efisiensi penggunaan air melalui penerapan

teknologi hemat air.

d. Kelangkaan air yang selalu terjadi pada setiap musim kemarau

yang telah menyebabkan beberapa areal pertanian (terutama lahan

sawah) di Kabupaten Bandung mengalami kekeringan.

e. Mencukupi kebutuhan alat mesin pertanian untuk kegiatan

produksi dan pengolahan hasil.

f. Mencukupi ketersediaan sarana produksi berupa pupuk, obat-

obatan dan pestisida.

Adapun kegiatan yang diwadahi dalam program ini, adalah

Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian/ Perkebunan.

Kegiatan Pengembangan Ketersediaan sarana prasarana pertanian dalam

Page 79: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

76

rangka peningkatan produktivitas pertanian diarahkan untuk mencapai

sasaran:

- Terfasilitasinya dan terpeliharanya alat mesin pertanian

pengolahan produksi;

- Terbinanya dan berkembangnya pelayanan jasa alat mesin

pertanian;

- Terencananya kebutuhan pupuk, obat-obatan, dan pestisida;

Terbinanya kelompok tani dalam penerapan teknologi pengairan

hemat;

Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/ perkebunan

ditujukan sebagai usaha pendukungan dalam peningkatan produksi

tanaman unggulan pertanian, seperti padi, jagung, kentang, cabe, tomat,

bawang merah, kubis, alpukat, kopi, dan teh. Adapun sasaran kegiatan

yang ingin dicapai pada tahun 2014, sebagai berikut:

Tabel II.6. Sasaran Kegiatan pada ProgramPenerapan Teknologi

Pertanian/ Perkebunan

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target

Kinerja

Penelitian dan

pengembangan

teknologi

pertanian/perkebunan

tepat guna

Pembangunan Jalan Usaha Tani

27 Paket

Pembangunan cek dam/dam parit 27 paket

Pengembangan irigasi air

permukaan

6 paket

Rehabilitasi balai benih pertanian 17 paket

Page 80: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

77

kabupaten bandung

Terbangunnya peningkatan

produksi tanaman pangan,

hortikultura, dan perkebunan

1 paket

Pengadaan Sarana

dan Prasarana

Teknologi

Pertanian/Perkebuna

n Tepat Guna

Terlaksananya Bimbingan Teknis

Teknologi Agen Hayati

25 Orang

Terlaksananya pengembangan Desa

PHT

25 Orang

Terlaksananya bintek perlindungan

tanaman dalam rangka pengamanan

produksi hasil pertanian

100 Orang

Terlaksananya Bintek penerapan

teknologi tepat guna

50 Orang

Terlaksananya Bintek penerapan

teknologi pertanian

30 Orang

Tersedianya bahan obat-obatan 1 Paket

- Rodentisida anti koagulan 150 Kg

- Insektisida 150 Lt

- Fungisida 100 Kg

- Rodentisida/pengasapan 40 Dus

Tersedianya alat penunjang alat-

alat pengolahan pertanian (Brigade

proteksi pertanian)

2 Paket

- Hand Sprayer 15 L 50 Unit

- Alat pencacah organik 2 Unit

- Traktor besar 40 Unit

- Traktor kecil 3 Unit

- Mesin pompa air 3" (bensin) 25 Unit

- Mesin Pompa 4" (Diesel) 2 Unit

Page 81: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

78

- Mesin giling padi 2 Unit

- Mesin pemipil jagung 1 Unit

- Mesin penepung 2 Unit

- Mesin potong rumput 50 Unit

- Alat udidaya jamur/auti claf 1 Unit

- Mesin roda tiga 1 Unit

- Hand Stacker 1 Unit

Pemeliharaan

rutin/berkala sarana

dan prasarana

teknologi

pertanian/perkebunan

tepat guna

Terlaksananya Diseminasi LP2B 1 Kegiatan

Terlaksananya Tindak lanjut

Diseminasi

1 Kegiatan

Terlaksananya Bimbingan Teknis

Pengelolaan air

1 Kegiatan

Terlaksananya Identifikasi

Kelembagaan P3A dan GP3A Mitra

Cai

1 Paket

Terlaksananya Revitalisasi P3A

Mitra Cai

2 Paket

Terlaksananya Revitalisasi GP3A

Mitra Cai

2 Paket

Terlaksananya penguatan P3A dan

GP3A mitra cai

1 Paket

Terlaksananya Rancangan perda

tentang perlindungan lahan

berkelanjutan

1 Paket

Terlaksananya pelatihan Dana

Investasi Agribisnis (DIA)

1 Paket

Terlaksananya pelatihan GP3A

dalam kegiatan pasca panen

1 Paket

Page 82: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

79

Terlaksananya Pelatihan GP3A

dalam berbagai kegiatan pasca

panen dan pemasaran produk

pertanian

1 Paket

Terlaksanannya pengesahan

/legalisasi badan hukum P3A dan

PG3A

14 Paket

Terlaksanananya kegiatan dem

area

1 Paket

Terlaksananya kegiatan sekolah

lapangan iklim

1 Paket

Terlaksananya rehabilitasi jaringan

irigasi

248 Ha

4. Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan

Program peningkatan produksi pertanian/ perkebunan ditujukan

untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah komoditas

hortikultura dan perkebunan spsesifik lokalita. Adapun teknis

pelaksanaan kegiatan diarahkan dalam pemenuhan:

a. Pengidentifikasian Kelompok Sasaran

Kegiatan dilaksanakan oleh petugas lapangan untuk mengetahui

potensi sumber daya pangan, spesifikasi teknis teknologi

pengembangan, kemampuan SDM dan pengembangan bisnis

pertanian. Selain itu, juga dikumpulkan data dan informasi mengenai

kelembagaan dan budaya lokal.

1) Seleksi peserta dan jenis usaha

Page 83: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

80

Berdasarkan hasil identifikasi, dilakukan seleksi dan

penentuan jenis usaha pangan lokal kepada calon peserta.

Penetapan jenis usaha dilakukan dengan studi kelayakan usaha

untuk mengetahui keuntungan dan keberlanjutan usaha. Kegiatan

ini harus dilakukan dengan hati - hati karena hasilnya

menentukan kegiatan selanjutnya.

2) Pelatihan Teknis Agribisnis

Setelah seleksi peserta, dilaksanakan pelatihan tentang

pengembangan pangan lokal yang disesuaikan dengan hasil

seleksi dan potensi wilayahnya.Mata pelajaran diberikan secara

teori dan praktek baik berupa teknis maupun manajemen usaha.

Kegiatan ini akan berhasil baik jika dilaksanakan dengan metode

belajar sambil bekerja. Pelatihan teknis agribisnis ditujukan

untuk peningkatan kesiapan penerima manfaat dalam manajerial

usaha.

b. Pemberian bantuan

Bantuan dapat diberikan berupa uang, peralatan, sarana

produksi atau kombinasi keduanya.Sebaiknya bantuan tersebut

diberikan secara bertahap sesuai dengan kebutuhannya dalam

kegiatan produksi/pengolahan.

c. Pendampingan/pembinaan

Kelompok dalam mengelola usahanya, perlu diberikan

pendamping/pembina dengan keahlian sesuai dengan kebutuhan

teknis dan manajemen dari usahanya. Pendampingan dilaksanakan

selama satu tahun atau satu kali proses produksi/pengolahan

hortikultura dan perkebunan sampai dengan pemasarannya. Apabila

dalam proses pendampingan menghadapi permasalahan yang sulit

dipecahkan ditingkat lapangan, maka dapat meminta bantuan kepada

dinas/instansi teknis terkait.

Page 84: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

81

d. Pembinaan pasca proyek dan pengembangannya

Walaupun pendampingan sudah selesai, pembinaan tetap

diberikan selama beberapa bulan dengan frekuensi kunjungan sesuai

dengan kondisi dan kebutuhan kelompok. Pembinaan akan terus

dilanjutkan sampai kelompok dapat mengembangkan usahanya

menjadi kokoh dan mandiri termasuk mengupayakan kemitraan

dengan perusahaan mitra. Pembinaan pasca proyek ini merupakan

pembinaan rutin yang diberikan oleh petugas lapangan dari dinas

sesuai dengan bidangnya.

Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan digulirkan

untuk meningkatkan optimalisasi produktivitas komoditas unggulan dan

indeks pertanaman lahan sawah dan lahan kering Kabupaten Bandung.

Adapun kegiatan yang diwadahi dalam program ini, sebagai berikut:

1. Penyuluhan peningkatan produksi pertanian/perkebunan;

2. Penyediaan sarana produksi pertanian dan perkebunan; dan

3. Peningkatan/Rehabilitasi saluran Irigasi.

Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan diarahkan untuk

mencapai sasaran:

- Meningkatkan hasil produksi komoditas pertanian/perkebunan

unggulan Kabupaten Bandung yaitu dari tanaman hortikultura;

sayuran 1.060.004 ton; buah-buahan 574.281 ton; tanaman hias

388.369 tangkai; obat-obatan 859.830 ton; tanaman perkebunan;

teh 3.277 ton, kopi 4.087 ton, dan cengkeh 117 ton.

- (1) berkembangnya kelompok usaha agribisnis berbasis

hortikultura 4 kelompok (2) berkembangnya kelompok usaha

agribisnis berbasis komoditas kopi 3 kelompok; teh 2 kelompok;

dan cengkeh 1 kelompok;

Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan di atas merupakan rincian

tahapan kegiatan, sehingga dapat dicapai impact yang bermanfaat bagi

Page 85: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

82

masyarakat tani pada khususnya. Adapun sasaran kegiatan yang ingin

dicapai pada tahun 2014, sebagai berikut:

Tabel II.7. Sasaran Kegiatan pada Program Peningkatan Produksi

Pertanian/ Perkebunan

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target

Kinerja

Penyediaan sarana

produksi

pertanian/perkebunan

Terlaksananya Pengadaan Bibit Kopi

dan Cengkeh

51500

Pohon

- Bibit kopi 5400 Pohon

- Bibit Cengkeh 176000

Benih

Terlaksananya pengadaan benih kopi 1 Paket

Terlaksananya sarana dan prasarana

pasca panen

3 Paket

Terlaksananya pembuatan SOP kopi

dan cengkeh

2 Dokumen

Tersedianya SOP kopi, Cengkeh 10000 Ha

Tercapainya luas pertanaman Kopi

Pengembangan bibit

unggul

pertanian/perkebunan

Terlaksananya penyediaan benih

kentang bermutu

3000 Kg

- bantuan benih kentang G0 20000 Knol

- Bantuan benih kentang G3 3500 Kg

Page 86: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

83

- Bantuan benih kentang G4 4000 Kg

Terlaksananya pengadaan bibit

jamur tiram

Baglog

Terlaksananya pengadaan bibit cabe 80 Pcs

Terlaksananya pengembangan benih

Bawang Merah

800 Kg

Terlaksananya pengembangan

sayuran dataran rendah

14 Kec

- bantuan benih kangkung 700 Kg

Terfasilitasinya pembangunan

screen house penangkar kentang

2 Unit

Terfasilitasinya pembangunan

screen house penangkar cabe

1 Unit

Terfasilitasinya pembangunan

kubung jamur

2 Unit

Terlaksananya pengembangan

pemanfaatan pekarangan

Terlaksananya sarana pengairan

irigasi springkle

1 Unit

Peningkatan kualitas

dan pasca panen

tanaman tembakau

Terlaksananya sosialisasi DBHCT 1 Kali

Terlaksananya kegiatan Evaluasi

DBHCHT

1 Kali

Terlaksananya peningkatan kualitas

dan pasca panen tanaman tembakau

1 Kali

Terlaksananya kegiatan Bimtek

budidaya tanaman tembakau

1 Kali

Terlaksananya kegiatan Bimtek

pengendalian OPT tanaman

1 Kali

Page 87: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

84

tembakau

Terlaksananya bimtek pasca panen

dan pengolahan tembakau

1 Kali

Terlaksananya sistem kebersamaan

ekonomi (SKE)

1 Kelompok

Terlaksananya pemurnian benih

tembakau tahap 1

1 Kali

Terlaksananya pembuatan

dokumentasi pengolahan tembakau

1 Kali

Terlaksananya inventarisasi dan

validasi data tembakau

1 Kali

Terlaksananya kegiatan workshop

pemasaran tembakau

1 Kali

Terlaksananya peningkatan kualitas

tembakau melalui sistem GAP

1 Kali

5. Program Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan

Program pemanfaatan potensi sumberdaya hutan merupakan salah

satu kebijakan pembangunan kehutanan yang diarahkan untuk

memberikan alternatif usaha bagi masyarakat di sekitar hutan, sekaligus

dalam upaya rehabilitasi hutan dan lahan, selain langkah tindak vegetatif.

Pada tahun 2014, program ini ditujukan untuk: (1) pengembangan

agribisnis jamur dan (2) pengembangan agribisnis lebah madu.

Tabel II.8. Sasaran Kegiatan pada Program Pemanfaatan Potensi

Sumberdaya Hutan

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target

Kinerja

Pengembangan

Hasil Hutan

Terlaksanya budidaya aneka usaha kehutanan

non kayu

100 %

Page 88: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

85

Non-Kayu

Terlaksanannya Budidaya Lebah Madu

- Stuf Lengkap dan Bibit Koloni (Lebah +

Ratu)

60 Buah

- Pengasap (Smoker) 6 Buah

- Saringan madu 6 Buah

- Pisau Madu 6 Buah

- Sikat lebah 6 Buah

- Masker 6 Buah

- Sarung tangan karet 6 Buah

Terlaksananya Pengembangan ulat sutera

- Murbei 15000

Stek

- pupuk kandang 1962 Kg

- furadan/sejenisnya 3 Botol

- pupuk NPK 50 Kg

- rumah ulat kecil 15 M2

- rak ulat dan inkubasi 2 Paket

- rumah ulat besar 45 M2

- rak ulat 30 M2

Terlaksananya Pemberdayaan Masyarakat

Hutan

1 Paket

- jamur tiram 45462

Log

-jamur kuping 5000 Log

Page 89: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

86

- pestisida cair organik 15 Botol

Terlaksananya Pengembangan Buah-buahan

Hutan

540

Polibag

- Konyal/Markisa 600

Polibag

- pupuk kandang 200 Kg

- pupuk cair organik 2 Botol

- pestisida organik 2 Botol

- tali kaos/ majun 8 KG

Terlaksananya kontak bisnis 100 %

Jumlah kegiatan monitoring, evaluasi, dan

sosialisasi perlindungan, pengendalian, dan

konservasi hutan (pkt)

47,58 %

6. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Program rehabilitasi hutan dan lahan merupakan kebijakan yang

ditujukan dalam pelestarian dan konservasi lingkungan, bertujuan untuk:

a. Meningkatkan akselerasi penanggulangan lahan kritis;

b. Mendukung dan mengembangkan program perbaikan lingkungan

melalui Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GRLK) melalui

pemberdayaan masyarakat tani di sekitar hutan dalam peningkatan

peran aktif masyarakat;

c. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.

Adapun sasaran yang diharapkan, adalah:

Page 90: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

87

a. Terpenuhinya masalah kekurangan bibit tanaman untuk penanaman

pada lahan kritis seluas 4.415 hektar;

b. Tercapainya sasaran percepatan penanganan lahan kritis;

c. Mendorong tercapainya Kabupaten Bandung Hijau dan Lestari.

Tabel II.9. Sasaran Kegiatan pada Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target

Kinerja

Fasilitasi

Implementasi

Green

Province

Tersusunnya Dokume RTPKL dan RSPKL

40 Buku

Pembuatan

bibit/benih

tanaman

kehutanan

Tersedianya benih tanaman kehutanan 20 Kg

- benih tanaman albazia 4 Kg

- benih tanaman gmelina 1 Kg

- Benih jabon 5800 Tunas

- bibit ecaliptus 500 Batang

- benih ecaliptus 2 Kg

- benih suren 5 KG

- indukan buah-buahan 60 Pohon

- benih mahoni 4 Kg

- bibit mahoni 600 Batang

- bibit alba 1000 Batang

pembuatan demplot UPSA

- bibit rumput untuk terasering 500

pengembangan budidaya tanaman jadi Polis

Page 91: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

88

- bibit tanaman jati 1500 Batang

pengembangan budidaya tanaman bambu

- bibit bambu 1000 Tunas

pengembangan budidaya aren

- bibit aren 1000 Polibag

Tersedianya sarana pembuatan

pembibitan tanaman kehutanan

1 Paket

- Paranet 225 M

- Bambu gombong 16 Btg

- bambu tiang 50 Buah

- polybag besar 9 KG

- selang plastik 100 M

- embrat 2 Buah

- Cangkul 2 Buah

- Singkup 2 Buah

- Parang 2 Buah

- Drum plastik 2 Buah

- papan nama persemaian 1 Buah

- polybag kecil 22000

Lembar

Terfasilitasinya pupuk kandang

- kegiatan pembibitatan 19394 Kg

- pembuatan demplot UPSA 100 Kg

- pengembangan budidaya tanaman jati

(asli)

4000 Kg

- pengembangan budidaya bambu 500 Kg

- pengembangan budidaya aren 500 Kg

Terfasilitasinya pupuk NPK 1500 Kg

- kegiatan pembibitan 950 Kg

- pembuatan demplot UPSA 20 Kg

Page 92: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

89

- pengembangan budidaya tanaman jati 1500 Kg

-sp 36 1500 Kg

- pestisida 2 Paket

- pengembangan budidaya bambu 10 Kg

- pengembangan budidaya aren 50 Kg

Operasional Lainnya

Peningkatan

peran serta

masyarakat

dalam

rehabilitasi

hutan dan

lahan

Mendukung terlaksananya lomba-lomba

RTH

10 Lomba

- Kegiatan lomba-lomba P2WKSS,

sekolah sehat, Posyandu,TMMD

-- Kayu-kayuan 10000 Pohon

-- MPTS 6000 Pohon

Terlaksananya pemberdayaan

masyarakat/kelompok tani penghijauan

50 KTP

- pengadaan benih/biji tanaman Albazia

(sertifikat)

26 Kg

- Pengadaan benih/biji tanaman Gmelina 100 Kg

- Pengadaan benih/biji tanaman

Ecalyptus (SKMB)

8 Kg

- Pengadaan Polybag 1750 Kg

Terlaksananya RHL melalui Kemah Kerja

Bupati

1 Desa

- Bibit Penanaman Simbolis 100 Pohon

- bibit kayu-kayuan 10000 Pohon

- Pengadaan pupuk kandang 200 Kg

Pengadaan peralatan lapangan

-Cangkul 20 Buah

-Ember Plastik 30 Buah

-Sepatu boot 30 Buah

Page 93: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

90

-Payung 30 Buah

-Lap tangan 30 Buah

-Ajir 10000 Buah

Terlaksananya Bintek RHL 1 Lokasi

- bintek RHL 1 Paket

- penyususnan RP -RHL dan RTn- RHL 1 Paket

Terlaksananya FGD RHL 1 Lokasi

Jumlah kegiatan monitoring, evaluasi, dan

sosialisasi perlindungan, pengendalian,

dan konservasi hutan (pkt)

Konservasi

Lahan dan

air (embung,

Jalan tani,

dam

penahan,

sapras

pendukung)

Bangub

Terbangunnya sarana pengairan

(embung)

6 Unit

Terlaksananya pembangunan Gully Plug 23 Unit

Terlaksananya pembuatan sumur resapan 25 Paket

Terbangunnya dam penahan 7 paket

Terfasilitasinya bibit tanaman keras dan

MPTS

163000

Pohon

- Pembuatan hutan rakyat 300 Ha

-- Bibit tanaman keras 110000 Btg

-- Pupuk organik 143000 Kg

-- Bibit MPTS 33000 Pohon

- Peningkatan usaha kehutanan

-- Bibit kemiri 20000 Pohon

-- Pupuk Organik 20000 kg

Pengadaan

lahan

leuweung

sabilulungan

(bangub)

Pengadaan lahan untuk hutan rakyat

- Pengembangan "leuweung sabilulungan"

(lahan)

1 paket

Page 94: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

91

7. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

Tabel II.10 Sasaran Kegiatan Pada program Peningkatan Kesejahteraan

Petani

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Kinerja

Pelatihan petani

dan pelaku

agribisnis

Terlaksananya Fasilitasi Kemitraan dan

Pendampingan Usaha Kelompok

1 Paket

Terlaksananya sekolah lapang

tanaman hias

1 Paket

- handsprayer stainles/metal 2 Buah

- gunting tanaman 10 Buah

- ember 5 Buah

- pupuk hayati 40 Pcs

- bibit krisan 7300 Stek

- forum kemitraan tanaman hias

kerjasama swakelola

1 Paket

Terlaksananya adopsi penangkaran benih

hortikultura

2 Paket

Terlaksananya penyusunan SOP GAP

Tanaman Hias

1 Paket

Terlaksananya pelatihan budidaya

Strawberry organik

1 Paket

Terlaksananya penyusunan SOP Budidaya

Hortikultura

4 Kelompok

- Evaluasi dan monitoring kegiatan, CPCL 1 Paket

8. Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Hutan

Page 95: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

92

Tabel II.11 Sasaran Kegiatan Pada program Perlindungan dan

Konservasi Sumberdaya Hutan

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Kinerja

Pencegahan

dan

pengendalian

kebakaran

hutan dan

lahan

Terlaksananya pencegahan dan pengendalian

kebakaran hutan dan lahan serta mencegah dan

membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan dan

hasil hutan yg disebabkan oleh perbuatan

manusia, ternak, daya-daya alam, hama dan

penyakit

1 Paket

- ATK penunjang 1 Paket

- banner sarana dan cetak foto 20/230Buah/Eks

- pengadaan kompas/navigasi 4 Unit

- Altimeter barometer 4 Unit

- Alat ukur laser 4 Unti

Terlaksananya upaya perlindungan dan

pengamanan hutan

1 Paket

- Jaket Raincoat 10 Buah

- Pakaian lapangan 10 Buah

- Celana lapangan 10 Buah

- Tas Pinggang 10 Buah

- Rompi 10 Buah

- pengadaan alat masak 3 Unit

Terlaksananya penyuluhan tentang undang-

undang pencegahan dan pemberantasan

perusakan hutan

1 Paket

Page 96: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

93

Terlaksananya informasi kebakaran hutan yang

akan digunakan sebagai sumber air dalam

pelaksanaan pemadaman

1 Paket

- pembinaan masyarakat desa sekita hutan 1 Paket

III

PENCAPAIAN KINERJA

DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN, DAN KEHUTANAN KABUPATEN BANDUNG

“Agar suatu usaha pertanian dapat berkelanjutan, usaha tersebut harus mampu mempertahankan bahkan meningkatkan produktivitas, efisiensi, pendapatan, penambahan

modal, akseptabilitas social dan pertumbuhan usaha” (Dimyati, dkk 1998)

Page 97: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

94

Page 98: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

95

BAB III. PENCAPAIAN KINERJA

3.1. Gambaran Umum Target dan Realisasi Anggaran

3.1.1. Anggaran Pendapatan

Pada triwulan III Tahun 2014, Dinas Pertanian Perkebunan dan

Kehutanan Kabupaten Bandung ditargetkan untuk menghasilkan pendapatan

sebesar Rp. 156.420.000,- (seratus lima puluh enam juta empat ratus dua

puluh ribu rupiah) dari hasil pengelolaan balai-balai benih. Namun setelah

dilakukan perubahan anggaran, Anggaran pendapatan menjadi Rp

161.420.000,- (Seratus enam puluh satu juga empat ratus dua puluh ribu

rupiah), pada akhir triwulan III Anggaran Pendapatan sudah terealisasi 100%.

Adapun perincian anggaran pendapatan Dinas Pertanian, Perkebunan dan

Kehutanan Kabupaten bandung dan realisasinya triwulan III Tahun 2014 dapat

dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Target dan Realisasi Anggaran Pendapatan Dinas Pertanian,

Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung Tahun 2013

No SUMBER PENDAPATAN Target (Rp) Realisasi

(Rp) (%)

1 Balai Benih Padi Jelekong dan Buah Batu

156.420.000

161.422.800 100,00

J u m l a h 156.420.000 161.422.800 100,00

3.1.2. Anggaran Belanja

Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2014 mendapatkan

alokasi anggaran Belanja sebesar Rp 35.077.472.184 (Tiga puluh lima milyar

tujuh puluh tujuh juta empat ratus tujuh puluh dua ribu seratus delapan puluh

empat rupiah), yang terdiri dari belanja tidak langsung Rp,4.706.102.375,- dan

belanja langsung Rp 30.532.789.809,- (Tiga puylub milyar lima ratus tiga

puluh dua juta tujuh ratus delapan puluh sembilan delapan ratus sembilan

rupiah).

1. Belanja Tidak Langsung (BTL)

Belanja tidak langsung merupakan alokasi belanja untuk membiayai gaji

pegawai beserta tunjangannya. Pada tahun 2014, Dinas Pertanian

mendapatkan alokasi BTL sebesar Rp 4.706.102.375,- atau 15 % dari total

anggaran belanja. Dari target tersebut, terealisasi pada triwulan III sebesar Rp

Page 99: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

96

3.388.737.616,- (Tiga milyar tiga ratus delapan puluh delapan juta tujuh ratus

tiga puluh tujuh ribu enam ratus enam belas rupiah) atau 72.0 %.

Tabel 3.2 Target dan realisasi Belanja Tidak Langsung

No Belanja Target (Rp) Realisasi

(Rp) (%)

1 Gaji dan Tunjangan 3.679.347.000

2.709.433.878

73.6

2 Tambahan Penghasilan PNS

1.026.755.375 679.303.738 66.2

J u m l a h 4.706.102.375 3.388.737.616 72.0

2. Belanja Langsung

Belanja langsung dialokasikan untuk membiayai belanja langsung peningkatan kinerja aparatur dinas dan belanja langsung masyarakat. Pada tahun 2014, target anggaran Belanja Langsung sebesar Rp 30.532.789.809,- dan terealisasi sebesar Rp. 7.256.538.812,- atau 23.8% dari target yang telah ditetapkan, yang terdiri dari belanja langsung SKPD Rp 633.930.707,- atau 47.1 % dan belanja langsung urusan pilihan Rp 6.622.608.105,- atau 22.7%. Berikut Rincian target dan realisasi pada belanja SKPD Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun Anggaran 2014.

Tabel 3.2. Target dan Realisasi Anggaran Belanja Langsung SKPD Tahun 2014

No. URAIAN TARGET TA.2014

(Rp)

REALISASI TA.2014

(Rp) %

SISA ANGGARAN

I. BELANJA SKPD

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

417.157.000 304.266.073 72.9 112.890.927

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

847.272.743 292.410.634 34.5 554.862.109

3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

27.650.000 27.650.000 100.00 0

4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan keuangan

53.775.000 9.604.000 17.9 44.171.000

Belanja Langsung Pilihan

Anggaran belanja langsung pilihan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2014 adalah sebesar Rp. 29.186.935.066,- yang dialokasikan untuk membiayai sebanyak 9 program dan 26 kegiatan. Anggaran tersebut bersumber dari APBD Kabupaten Bandung Tahun 2014; Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang Kehutanan, (DAK) bidang perkebunan/pertanian, bantuan gubernur dan Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau APBN 2014. Total realisasi anggaran Belanja Langsung Pilihan

Page 100: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

97

sebesar Rp 6.622.608.105,- dan terdapat sisa anggaran sebesar Rp 22.564.326.961,-. Perincian belanja dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Page 101: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

64

Program/Kegiatan Anggaran Rp) Realisasi (Rp) Persentase (Rp) Sisa (Rp)

300.000.000 121.390.000 40,46% 178.610.000 Pelatihan petani dan pelaku agribisnis 300.000.000 121.390.000 40,46% 121.390.000

5.243.144.066 2.133.337.700 44,94% 3.109.806.366 Penyusunan data base potensi produksi pangan 507.294.066 151.573.100 29,88% 151.573.100 Monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan subsidi pertanian 321.350.000 275.090.000 85,60% 275.090.000 Penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian 598.000.000 73.678.000 14,74% 73.678.000 Pengembangan intensifikasi tanaman padi, palawija 824.000.000 492.660.500 59,79% 492.660.500 Pengembangan diversifikasi tanaman 150.000.000 27.585.000 18,39% 27.585.000 Pengembangan pertanian pada lahan kering 1.914.500.000 648.569.000 41,46% 648.569.000 Pengembangan perbenihan/perbibitan 313.000.000 239.237.000 90,28% 239.237.000 Penelitian dan pengembangan sumberdaya pertanian 615.000.000 224.945.100 36,58% 224.945.100

1.034.550.000 463.329.850 46,65% 571.220.150 Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggulan daerah 541.250.000 379.439.850 75,89% 379.439.850 Pembangunan pusat-pusat penampungan produksi hasil pertanian/perkebunan masyarakat

yang akan dipasarkan493.300.000 83.890.000 17,01% 83.890.000

10.407.479.400 1.938.955.780 21,31% 8.468.523.620 Penelitian dan pengembanan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna 5.922.753.400 217.565.000 3,67% 217.565.000 Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna 3.020.750.000 1.422.138.780 70,80% 1.422.138.780 Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat

guna1.463.976.000 299.252.000 25,59% 299.252.000

5.087.871.600 1.170.393.175 24,91% 3.917.478.425 Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan 2.079.292.000 386.751.200 18,24% 386.751.200 Pengembangan bibit unggul pertanian/perkebunan 1.430.360.000 293.728.975 29,96% 293.728.975 Peningkatan Kualitas dan Pasca Panen Tanaman Tembakau 1.578.219.600 489.913.000 30,68% 489.913.000

378.260.000 293.452.600 77,58% 84.807.400 Pengembangan hasil hutan non kayu 378.260.000 293.452.600 77,58% 293.452.600

6.291.099.000 464.183.000 7,38% 5.826.916.000 Koordinasi penyelenggaraan reboisasi dan penghijauan hutan 200.000.000 - 0,00% - Pembuatan bibit/benih tanaman kehutanan 289.481.000 88.796.000 30,67% 88.796.000 Peningkatan peran serta masyarakat dalam rehabilitasi hutan dan lahan 801.618.000 375.387.000 46,83% 375.387.000 Konservasi Lahan dan Air (Embung, Jalan Tani, Dam Penahan, Sapras Pendukung)

(Bantuan Gubernur)2.500.000.000 - 0,00% -

Pengadaan Lahan Leuweung Sabilulungan (Bantuan Gubernur) 2.500.000.000 - 0,00% - Fasilitasi Implementasi Green Province - - 0,00% -

144.531.000 37.566.000 25,99% 106.965.000 Pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan 144.531.000 37.566.000 25,99% 37.566.000

100.000.000 - 0,00% 100.000.000 Pendampingan kelompok usaha perhutanan rakyat 100.000.000 - 0,00% -

Perlindungan dan konservasi sumber daya hutan

Program perencanaan dan pengembangan hutan

Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

Program Peningkatan Ketahan Pangan (pertanian/perkebunan)

Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan

Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan

Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan

Program pemanfaatan potensi sumber daya hutan

Program rehabilitasi hutan dan lahan

Tabel 3.3 Target dan Realisasi Anggaran Belanja Langsung Program Tahun 2014 Triwulan II

Page 102: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

89

3.2. Analisis Pengukuran Kinerja

Untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai

dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan

visi dan misi Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung

maka perlu dilakukan pengukuran kinerja. Dinas Pertanian, Perkebunan dan

Kehutanan Kabupaten dilakukan terhadap:

(a) Tingkat pencapaian sasaran, yang merupakan tingkat pencapaian

target (rencana tingkat capaian) dari masing-masing indikator sasaran

yang telah ditetapkan berdasarkan Rencana kerja tahunan dan rencana

strategis lima tahunan.

(b) Kinerja kegiatan , yang merupakan tingkat pencapaian target (rencana

tingkat capaian) dari setiap kelompok indikator kinerja kegiatan, dan

langkah-langkah kegiatan.

Pengukuran kinerja ini merupakan hasil dari suatu penilaian yang

sistematik didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan berupa

masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan dampak. Penilaian tersebut tidak

terlepas dari proses yang merupakan kegiatan mengolah masukan menjadi

keluaran dan hasil.

3.2.1. Analisa Pencapaian Kinerja Sasaran Tahun 2014

Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan pertanian

di Kabupaten Bandung tahun 2014, yang telah ditetapkan dalam Indikator

kinerja utama, Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan menetapkan

beberapa langkah rencana tindak lanjut tahun 2014 ke dalam 9 program

dan 26 kegiatan. Untuk mengevaluasi tingkat efektivitas program/kegiatan

tersebut, indikator kinerja menjadi acuan penilaian sasaran strategis.

Sasaran Strategis 1

Meningkatkan swasembada pangan lokal melalui peningkatan

produktivitas lahan dan komoditas pangan unggulan lokal

Salah satu sasaran strategis pembangunan pertanian adalah

meningkatnya swasembada pangan lokal melalui peningkatan lahan dan

komoditas pangan unggulan lokal. Hal ini merupakan salah satu langkah

perwujudan tercapainya ketahanan pangan sampai tingkat rumah tangga,

Page 103: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

90

terutama dalam keberlanjutan ketersediaan pangan. Keadaan ini dicirikan

antara lain dengan tersedianya pangan yang cukup serta harga yang

terjangkau oleh daya beli masyarakat dan terwujudnya diversifikasi

konsumsi pangan yang tercermin dari tersedianya berbagai komoditas

pangan, baik produk segar maupun produk olahan.

Untuk mewujudkan ketersediaan pangan sampai tingkat rumah

tangga tersebut, pemerintah mengupayakan strategi antara lain berbagai

usaha peningkatan produksi dan produktivitas lahan dan pangan. Selain itu,

peningkatan kapasitas dan kapabilitas masyarakat tani dalam desiminasi

teknologi mulai dari budidaya tanaman pangan pada sisi on-farm juga

teknologi pasca panen dan pengolahan hasil pada sisi off-farm.

Berdasarkan hasil pengukuran terhadap pencapaian sasaran seperti

yang telah dilakukan dan dapat dilihat pula dari berbagai fakta yang ada,

baik berupa keberhasilan maupun kekurangberhasilan pelaksanaan

pembangunan pertanian di Kabupaten Bandung, apabila dibandingkan

dengan tahun 2014 maupun terhadap sasaran/target yang telah

ditentukan, ataupun juga terhadap realisasi pencapaian dalam pelaksanaan

kegiatan pada tahun 2014 ini.

Tabel 3.3 pengukuran sasaran kinerja tahunan 2014

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA

REALISASI

Meningkatkan swasembada pangan lokal melalui peningkatan produktivitas lahan dan komoditas pangan unggulan lokal

5. Jumlah produksi komoditas tanaman pangan unggulan: - Padi (ton)

509.667

435.320

- Jagung (Ton) 77.514 68.300

- Ubi Kayu (Ton) 121.579 92.244

6. Jumlah produktivitas komoditas tanaman pangan: - Padi (kui/ha) 64,14

63.25

- Jagung (kui/ha) 65,54 66.50

- Ubi Kayu (kui/ha) 197,40 191.22

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa ketersediaan pangan yang

diindikasikan oleh jumlah produksi tanaman pangan mengalami

Page 104: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

91

pertumbuhan positif dan melebihi target kinerja yang telah ditetapkan.

Pencapaian jumlah hasil produksi padi sampai September 2014 (data yang

diperoleh baru sampai triwulan III) ini mencapai 435.320 ton GKG atau

dengan hasil Produksi sebesar 85.41 % dari target produksi dengan

produktivitas sebesar 63.25 kuintal/hektar. Pencapaian ini belum

melampaui target yang telah ditetapkan karena waktu masih berjalan juga

yang disebabkan oleh adanya perlakuan dan langkah strategis dalam

peningkatan produktivitas lahan dan komoditas padi serta penurunan

persentase kehilangan hasil akibat proses pasca panen dan pengolahan

hasil.

Sedangkan realisasi produksi jagung mencapai 68.30 ton (Jagung

pipilan kering atau sebesar 88.11 % dari total target. Hasil panen jagung

terbagi ke dalam dua bentuk produk yang jagung dipanen muda dan

jagung dalam bentuk pipilan kering. Pada tahun 2014, petani lebih

menginginkan panen muda karena dari sisi ekonomi lebih cepat

pergulirannya.

Dalam Tabel 3.4 dapat dilihat bahwa peningkatan padi di Kabupaten

Bandung tahun 2014 ini terjadi dalam peningkatan produksi dan

produktivitas per satuan luas bila dibandingkan dengan realisasi MT tahun

tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan kondisi iklim pada MT. 2014 lebih

bersahabat untuk membudidayakan padi/ tanaman pangan lainnya,

walaupun pada beberapa titik sentra produksi mengalami puso akibat

kekeringan. Lebih lanjut, upaya yang dilakukan untuk meningkatkan luas

tanam melalui peningkatan indeks pertanaman padi. Peningkatan IP

tersebut dilaksanakan melalui perbaikan/rehabilitasi jaringan irigasi

dan/atau pembangunan jaringan irigasi baru, dinilai efektif. Dengan

demikian, dampak negatif dari alih fungsi lahan terhadap pencapaian

jumlah produksi tanaman pangan, khususnya padi masih bisa diminimalisasi

melalui peningkatan IP dan produktivitas komoditas, disamping

pengendalian OPT secara sabilulungan (Brigade Proteksi Tanaman).

Tabel 3.4. Target dan Realisasi Jumlah Produksi Padi Palawija di Kabupaten Bandung Tahun 2013 Triwulan III

No Uraian Komoditi Realisasi

2012 (Ha)

Realisasi

2013 (Ha)

Realisasi

2014 (Ha)

Perkembangan

Realisasi Thdp

Target 2012

% thdp

2013

A PADI

1 Padi Sawah

Page 105: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

92

Luas Tanam (ha) 78.969 89.069 80.773 90,69 102,28

Luas panen (ha) 78.029 86.499 64.353 74,40 82,47

Produksi (ton) 518.032 570.703 417.344 73,13 80,56

Produktivitas (kwt/ha) 66,39 65,98 64,85 98,29 97,68

2 Padi Gogo

Luas Tanam (ha) 7.950 5.093 4.169 81,86 52,44

Luas panen (ha) 7.885 5.646 4.475 79,26 56,75

Produksi (ton) 33.997 22.079 17.976 81,42 52,88

Produktivitas (kwt/ha) 43,12 39,11 40,17 102,72 93,16

JUMLAH PADI

Luas Tanam (ha) 86.919 94.162 84.942 90,21 97,73

Luas panen (ha) 85.914 92.145 68.828 74,70 80,11

Produksi (ton) 552.029 592.782 435.320 73,44 78,86

Produktivitas (kwt/ha) 63,66 64,33 63,25 98,32 99,35

B PALAWIJA

1 Jagung

Luas Tanam (ha) 13.101 13.589 11.540 84,92 88,08

Luas panen (ha) 8.587 13.076 10.270 78,54 119,60

Produksi (ton) 50.687 86.256 68.300 79,18 134,75

Produktivitas (kwt/ha) 59,03 65,97 66,50 100,82 112,66

2 Kedelai

Luas Tanam (ha) 48 364 - - -

Luas panen (ha) 44 159 - - -

Produksi (ton) 67 246 - - -

Produktivitas (kwt/ha) 15,34 15,46 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

3 Kacang Tanah

Luas Tanam (ha) 1.673 1.722 1.568 91,06 93,72

Luas panen (ha) 1.655 1.691 1.418 83,86 85,68

Produksi (ton) 2.853 2.437 2.026 83,13 71,01

Produktivitas (kwt/ha) 17,24 14,41 14,29 99,13 82,88

5 Ubi Kayu

Luas Tanam (ha) 6.540 6.886 7.154 103,89 109,39

Luas panen (ha) 6.588 6.506 4.824 74,15 73,22

Produksi (ton) 120.923 124.960 92.244 73,82 76,28

Produktivitas (kwt/ha) 183,55 192,07 191,22 99,56 104,18

6 Ubi Jalar

Luas Tanam (ha) 1.737 1.777 1.798 101,18 103,51

Luas panen (ha) 1.820 1.686 1.726 102,37 94,84

Produksi (ton) 26.503 22.267 22.373 100,48 84,42

Produktivitas (kwt/ha) 145,62 132,07 129,62 98,15 89,02

JUMLAH PALAWIJA

Luas Tanam (ha) 23.099 24.338 22.060 90,64 95,50

Luas panen (ha) 18.694 23.118 18.238 78,89 97,56

Produksi (ton) 201.032 236.166 184.944 78,31 92,00

Produktivitas (kwt/ha) 107,54 102,16 101,41 99,26 94,30

Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung, 2013

Page 106: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

93

Indikator kinerja lain yang dapat digunakan untuk mengevaluasi

pencapaian sasaran strategis 1: “Meningkatkan swasembada pangan lokal

melalui peningkatan produktivitas lahan dan komoditas pangan unggulan

lokal” untuk mendorong tercapainya pengamanan produksi pangan adalah

1. Sub sistem pengelolaan sarana dipengaruhi oleh ketersediaan sarana

produksi pada saat dibutuhkan petani terutama pupuk, pestisida,

benih serta sarana dan prasarana lainnya.

2. Sub sistem pengelolaan infrastruktur dasar pertanian.

3. Peningkatan kapasitas dan kapabilitas petani melalui desiminasi

teknologi budidaya tanaman: (1) Sekolah Lapang Pengelolaan

Tanaman Terpadu; (2) System Rice of Intesification; (3) penggunaan

pupuk berimbang.

4. Peningkatan sarana prasarana pasca panen.

5. Pemberdayaan kelembagaan pertanian tanaman pangan.

Melalui peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana

tersebut di atas secara langsung dapat berdampak pada peningkatan luas

pertanaman pertanian tanaman pangan yang merupakan upaya dalam

pencapaian peningkatan produksi 5% terutama komoditas padi di

Kabupaten Bandung. Grafik Indeks Pertanaman (IP) dibawah menunjukkan

adanya peningkatan nilai dari 1,92 di tahun 2009, 1,98 di tahun 2011, 2.01

pada tahun 2012, 2,27 pada Tahun 2013 dan 2.28 pada tahun 2014

triwulan III dan produktivitas padi meningkat dari 55,63 kuintal/ha di tahun

2005 menjadi 61,20 kuintal/ha di tahun 2011, 63,89 kuintal/ha pada Tahun

2013 dan menjadi 63.25 kuintal/ha pada tahun 2014 triwulan III

Sub sistem pengelolaan sarana dipengaruhi oleh ketersediaan sarana

produksi pada saat dibutuhkan petani terutama pupuk, pestisida, benih

serta sarana dan prasarana lainnya

1. Pupuk

Keberadaan pupuk sangat penting artinya bagi keberhasilan kegiatan

pengembangan agribisnis. Secara teknis kebutuhan pupuk setiap tahun

meningkat sejalan dengan peningkatan kebutuhan pangan masyarakat,

akan tetapi pada tahun 2014 ini penggunaan pupuk kimia telah banyak

berkurang dengan tujuan untuk mengurangi tingkat degradasi lahan/tanah,

dengan kata lain untuk mengembalikan tingkat kesuburan tanah, dengan

cara sedikit demi sedikit memperbaiki tekstur serta struktur tanah agar

Page 107: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

94

sifat-sifat fisik, biologi maupun kimia tanah nya menjadi lebih baik lagi dan

otomatis ketersediaan unsur hara serta penyerapannya oleh tanaman

menjadi maksimal, juga bisa membentuk iklim mikro yang sesuai dengan

perakaran tanaman. Cara yang ditempuh diantaranya yaitu dengan cara

mensosialisasikan kembali penggunaan pupuk organik terutama pupuk

organik buatan sendiri/kompos maupun buatan pabrik yang lebih ramah

terhadap lingkungan ataupun dengan cara melakukan pemupukan yang

berimbang antara pupuk an organik dan pupuk organik.

Lebih lanjut, sebagai upaya penerapan pupuk organik,

pengembangan unit-unit pengolahan pupuk organik dalam bentuk rumah

kompos menjadi prioritas. Disamping mensosialisasikan penggunaan

kembali pupuk organik dan menjaga kualitas lingkungan melalui

pemanfaatan kembali limbah peternakan dan pertanian, juga memberikan

alternatif usaha bagi kelompok masyarakat tani di luar agribisnis. Langkah

strategis yang telah dilakukan sampai dengan Tahun 2014, adalah:

1. Memfasilitasi pembangunan rumah kompos dan Memfasilitasi alat-

alat pengolahan pupuk organik.

2. Memfasilitasi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan teknologi

pengolahan pupuk organik bagi kelompok usaha.

3. Revitalisasi komisi Pengawasan Penyaluran Pupuk Kabupaten

Bandung (KP3)

Fasilitasi pengembangan unit pengolahan pupuk organik dialokasikan dari

anggaran yang bersumber dari APBN Kementerian Pertanian Tahun 2013

pada Direktorat Jenderal Pengelolaan Sarana dan Prasarana dan APBD

Kabupaten Bandung Tahun 2014. Pada Tahun 2013 telah dilakukan

Fasilitasi pengembangan Unit Pengolahan Pupuk Organik 12 Unit pada 6

Kecamatan dan 4 buah rumah kompos pada 4 kecamatan.

Melalui upaya pengembangan Unit Pengolahan Pupuk Organik,

Kelompok Usaha Ekonomi Pedesaan (KUEP) “Taruna Mukti” Kampung

Papakmanggu Desa Cibodas Kecamatan Pasirjambu telah berhasil

menyalurkan pupuk organik kurang lebih 7.000 Ton/tahun pada tahun

2013. Penyaluran produk pupuk organik tersebut tersebar dari Kabupaten

Bandung, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Subang, juga telah

bekerjasama dengan PT. PN VIII dan PT. Agrimas sebagai pasar/pengguna

produk.

2. Pengelolaan Benih

Page 108: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

95

Kegiatan pada tahun 2014 ini Dinas Pertanian Perkebunan dan

Kehutanan hanya membantu/memfasilitasi BKPPP dan BPSB dalam

melakukan pengawasan dan sertifikasi benih terhadap para penangkar

benih. Selanjutnya, Balai benih Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan

di Solokan Jeruk dan Jelekong sebagai UPTD dari Dinas Pertanian

Perkebunan dan Kehutanan terus mengembangkan dan memantau

penggunaan benih bermutu/berlabel di lapangan. Pada Tahun 2013, Dinas

Pertanian Perkebunan dan Kehutanan telah melakukan penjajakan

kerjasama dengan BATAN untuk melakukan pelepasan varietas padi lokal

Kabupaten Bandung, yakni varietas Jembar. Kerjasama tersebut di mulai

dengan uji multi lokasi dan uji adaptasi di beberapa titik di Kabupaten

Bandung dan beberapa titik di luar Kabupaten Bandung, yang langkah

selanjutnya telah dilaksanakan pada Tahun 2013. Disamping itu pula dalam

upaya mengejar penyerapan teknologi pertanian, UPTD Benih menampung

serta menyediakan benih berlabel/bermutu untuk disebar/ditanam oleh

para petani di wilayah kabupaten bandung, dan menurut data dari UPTD

benih bermutu/berlabel yang banyak ditanam/digunakan oleh para petani di

Kabupaten Bandung ini adalah Varietas Ciherang, Sintanur, Mekongga, IR-

64 dan benih Lokal sebanyak.

3. Pengelolaan Alat Mesin Pertanian

Alat Mesin Pertanian sangat mempengaruhi tingkat pencapaian

ketersediaan pangan di Kabupaten Bandung. Melalui hal tersebut, akan

mempercepat waktu tanam, waktu olah, dan waktu simpan dengan

kuantitas dan kualitas yang relatif lebih bila dibandingkan dengan secara

manual. Perkembangan Alat Mesin Pertanian dari tahun ke tahun terus

mengalami peningkatan baik dari jumlah alat maupun ketrampilan operator.

Peningkatan tersebut disebabkan adanya swadaya masyarakat maupun

dukungan dari pemerintah Pusat, Propinsi ataupun Kabupaten. Meskipun

demikian, program mekanisasi pertanian secara bertahap perlu terus

dikembangkan karena semakin terbatasnya tenaga kerja di pedesaan

terutama buruh tani, meningkatnya efisiensi dan efektivitas pemanfaatan

alat itu sendiri, meningkatnya tuntutan konsumen terhadap mutu dan

kualitas produk pertanian. Pada tahun 2014 ini jumlah jenis mesin yang

dihibahkan kepada petani mengalami peningkatan dengan jumlah yang

Page 109: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

96

mengalmai penurunan, hal ini disebabkan karena alat mesin tahun-tahun

sebelumnya masih ada serta masih layak untuk digunakan dan diarahkan

untuk pengembangan sarana reparasi alat mesin tersebut.

Pengembangan kegiatan mekanisasi pertanian diharapkan dapat

berdampak positif terhadap kualitas penerapan teknologi usaha tani,

pendapatan usaha tani, peningkatan minat generasi muda untuk terus

bekerja di sektor pertanian, sehingga diharapkan usaha tani dan bisnis

pertanian dapat terus berkembang serta dapat meningkatkan minat para

generasi muda agar tidak merasa minder dalam bergumul dengan lumpur

dan bercinta dengan tanah dan terus bekerja pada sektor pertanian dalam

merajut masa depan keluarga.

Pada tahun 2014, sebagai langkah strategis dalam mengelola alat

mesin pertanian di Kabupaten Bandung, Dinas Pertanian Perkebunan dan

Kehutanan melalui Unit Pelayanan Jasa Alsintan melakukan pengadaan 1

unit alat perbengkelan yang bertujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan

dan pemelihara alat dan mesin pertanian yang telah ada di lapangan.

Dengan UPJA ini, kelompok-kelompok masyarakat mendapatkan alternatif

usaha dalam bidang penyewaan alat mesin pertanian tersebut. Hal tersebut

dapat memberikan efek positif pada kedua belah pihak. Di sisi petani, akan

mempermudah pekerjaan dan mempercepat waktu usahanya dengan

pembayaran sewa setelah panen, di sisi lain, UPJA akan mendapatkan

keuntungan sebagai penghasilan dan pemeliharaan aset UPJA. Kehadiran

UPJA di perdesaan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan petani,

kelompok tani dan gabungan kelompok tani dalam rangka penyediaan

pelayanan jasa alsintan guna mendukung tercapainya pemenuhan produksi

pertanian yang terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah

penduduk, menurunnya daya dukung lahan, rendahnya intensitas

pertanaman, dan kepemilikan alsintan secara individu yang kurang

menguntungkan.

Pada Tahun 2014, pemerintah Kabupaten Bandung melalui Dinas

Pertanian Perkebunan dan Kehutanan telah merencanakan memberikan

stimulan berupa alat mesin pertanian kepada kelompok tani sebagai

langkah dalam pengembangan UPJA, berupa alat dan mesin baik pada sub

sistem on-farm maupun sub sistem pasca panen dan pengolahan hasil. Hal

tersebut dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas usaha

kelompok tani. Stimulan alat dan mesin tersebut berupa:

1. Traktor besar sebanyak 40 unit.

2. Pompa Air 3” sebanyak 25 Unit

Page 110: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

97

3. Pompa Air 4” sebanyak 2 Unit

4. Mesin giling padi sebanyak 2 unit

5. Mesin Pemipil Jagung sebanyak 1 Unit

6. Mesin Penepung sebanyak 2 unit

7. Mesin Potong Rumput sebanyak 50 unit

8. Alat Budidaya Jamur sebanyak 1 unit

9. Motor Roda Tiga sebanyak 1 unit

Lebih lanjut, pengembangan UPJA di Kabupaten telah dilaksanakan

di Kecamatan Kutawaringin dan Ciparay. Kedua UPJA center tersebut

diharapkan dapat memberikan efek positif untuk menjawab kebutuhan

masyarakat tani akan alat dan mesin pertanian.

4. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Salah satu upaya pengamanan produksi beras daerah adalah

pengendalian OPT. Pemerintah Kabupaten Bandung berupaya seefektif dan

seefisien mungkin dalam mengendalikan serangan OPT maupun menangani

bencana alam. Hal ini memberikan efek positif dalam meminimalisasi

kemungkinan terjadinya puso yang diakibatkan oleh serangan OPT dan

bencana alam kekeringan/banjir. Melalui pembentukan Brigade Proteksi

Tanaman di tingkat kecamatan dan desa se-Kabupaten Bandung

pengendalian dan penanganan tersebut dapat segera dilakukan secara

cepat, tepat, dan akurat.

Brigade proteksi tanaman merupakan agen pemerintah yang

bertugas sebagai pemantau, pengendali, dan pelaksana pengamanan

produksi pangan di Kabupaten Bandung, terutama yang diakibatkan oleh

serangan OPT dan bencana alam. Agen tersebut terdiri dari Petugas

Pengendali OPT (POPT) dinas dan para petani di desa dan kecamatan se-

Kabupaten Bandung. Setiap kejadian di lapangan akan segera ditangani

secara cepat dan tepat dengan memotong jalur koordinasi/birokrasi.

Teknologi pengendalian OPT yang telah dilaksanakan adalah: (1) Spot

Stop; (2) Trips Barrier System; (3) Agen hayati.

Selain itu, pengembangan desa-desa PHT yang bekerjsama dengan

BPTPH Provinsi Jawa Barat menjadi salah satu prioritas langkah untuk

mengendalikan serangan OPT. Melalui kombinasi Desa PHT dan brigade

proteksi tanaman diharapkan akan mengurangi dampak negatif dari

serangan OPT dan bencana alam terhadap jumlah produksi dan keadaan

puso. Berikut rencana stimulan yang telah disalurkan untuk pengendalian

OPT, yang berasal dari APBD Kabupaten Bandung dan APBN, adalah:

Page 111: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

98

Tabel 3.8 Rencana Stimulan Pengendalian OPT Tahun 2014

No Sarana Volume

1. Sarana pengendali agen hayati

a. Trichogaamma sp

b. metharizium sp

c. Beauveria sp

952 pias

800 bungkus

800 bungkus

2. Teknologi trip barrier system 10 paket

3. Obat-obatan pengendalian OPT

a. Rodentisida anti oagulan

b. Insektisida

c. Fungisida

d. Rodentisida/pengasapan

150 kg

150 L

100 kg

40 dus

4. Masker 100 buah Sumber: UPTD Alat mesin Pertanian dan Pengendalian OPT

Sub sistem pengelolaan infrastruktur dasar pertanian

1. Pengelolaan Infrastruktur Pengairan

Pada sisi pengelolaan infrastruktur pengairan, Pelaksanaannya

ditentukan oleh beberapa peraturan termasuk pengaturan kewenangan

diantaranya. Undang-undang No. 7 tahun 2004 tentang SDA dan Peraturan

Pemerintah No. 20 tahun 2006 tentang Irigasi mengamanatkan bahwa

tanggung jawab pengelolaan jaringan irigasi tersier sampai ke tingkat

usahatani (JITUT) dan jaringan irigasi desa (JIDES) menjadi hak dan

tanggung jawab petani pemakai air (P3A) sesuai dengan kemampuannya.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang pembagian

urusan pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah daerah Provinsi dan

Pemerintah daerah Kabupaten/Kota disebutkan bahwa kewenangan

pengembangan dan rehabilitasi jaringan irigasi tingkat usahatani dan

jaringan irigasi desa menjadi kewenangan dan tanggung jawab instansi

tingkat kabupaten/kota yang menangani urusan pertanian.

Potensi sumber daya air permukaan di wilayah Kabupaten Bandung

dari sisi kuantitas dapat dikatakan cukup baik apabila hanya dilihat secara

jumlah volume keseluruhan dalam setahun. Namun apabila ditinjau dari

periode waktu dan lokasi setiap Satuan Wilayah Sungai (SWS), kondisi

Page 112: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

99

ketersediaan sumber air ini diperkirakan mempunyai 3 macam fluktuasi

yaitu fluktuasi tinggi, Sedang dan Rendah. Potensi sumber daya air yang

dimiliki oleh Kabupaten Bandung berupa mata air dan situ-situ serta curah

hujan. Untuk pemanfaatan sumber air tersebut telah dibangun bangunan

pengambilan utama berupa bendungan, embung dan bangunan irigasi-

irigasi, bendungan-bendungan yang ada ini dimanfaatkan selain untuk

mengairi lahan pertanian juga untu pembangkit tenaga listrik.

Potensi air permukaan sungai dan air permukaan bendungan yang

ada di Kabupaten Bandung dapat dilihat pada Tabel 3.9 di bawah ini.

Tabel 3.9. Potensi Air Permukaan Bendungan Desa di Kabupaten Bandung

No

Lokasi Nama

Sungai/

DAM

Volume

(Juta m3) Kecamatan Desa

1 Soreang - Sadu - Cibeureum 20,0947

- Buninagara - Leuwikuya 97,4462

2 Pasirjambu - Buninagara - Leuwikuya -

3 Ciwidey - Panyocokan - Cigadog 30,2745

4 Margaasih - Lagadar - Malang 20,1326

5 Katapang - Parungserab - Leuwikuya 18,6567

- Banyusari -

Kiarawuyeuh

8,7039

- Juntigirang - Juntihilir 6,5847

- Banyusari - Baros 2,1192

6 Majalaya - Wangisagara -

Wangisagara

63,8793

7 Ciparay - Pakutandang - Cirasea 93,5105

8 Pacet - Maruyung - Wanir 71,1452

9 Rancaekek - Rancaekek kulon - Ciajasana 46,1848

10 Ibun - Lampegan - Cikaro 125

11 Cangkuang - Jatisari - Ciherang 95,7811

Pengelolaan sumberdaya air ini, dilaksanakan program pengontrolan

dan pemeliharan juga rehabilitasi saluran-saluran irigasi tersier yang ada

melalui JIDES dan JITUT, agar supaya tidak terjadi kekeringan pada musim

kemarau dan banjir pada musim penghujan dan juga pembuatan sumur

pantek serta embung. Tujuan utama pengelolaan/pemeliharaan air irigasi

Page 113: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

100

ini adalah untuk (1) meningkatkan indeks pertanaman (IP) dan (2)

mengurangi dampak bencana alam kekeringan dan banjir. Upaya

pemeliharaan saluran irigasi tersebut, dianggarkan baik berasal dari APBD

Kabupaten Bandung, APBD Provinsi Jawa Barat, maupun APBN.

Pada Tahun 2014, direncanakan beberapa kegiatan pengelolaan air

irigasi tersier di beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Bandung, yakni

kegiatan rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES), Rehabilitasi Jaringan

Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT), pembangunan embung; dan revitalisasi

kelembagaan pengelolaan air irigasi - P3A mitra cai -. Rehabilitasi Jaringan

Irigasi seluas 40 Ha di Kecamatan Pacet, 40 Ha di Kecamatan Arjasari, 40 Ha di

Kecamatan Pameungpeuik, 48 Ha di Kecamatan Banjaran, 40 Ha di Kecamatan

Solokanjeruk, 40 Ha di Kecamatan Cangkuang.

Sasaran Strategis 2

Meningkatkan keunggulan komparatif dan kompetitif produk

pertanian melalui pengembangan agribisnis dalam aglomerasi

ekonomi pertanian

Sasaran strategis ini diarahkan untuk mengembangkan kelompok-

kelompok usaha agribisnis yang berbasis komoditas hortikultura dan

perkebunan unggul lokal Kabupaten Bandung. Agribisnis hortikultura dan

perkebunan dikembangkan berdasarkan pada potensi satu kawasan

tertentu. Pengembangan Kawasan Pertanian menekankan transformasi

desa-desa dengan memperkenalkan unsur-unsur urbanisme ke dalam

lingkungan pedesaan yang spesifik yang didalamnya menekankan kekuatan

lokal untuk berkembang aktif dalam struktur ekonomi wilayah.

Selain itu, pertimbangan kaidah-kaidah konservasi air dan tanah

menjadi prioritas dalam pengembangan kawasan hortikultura dan

perkebunan di Kabupaten Bandung. Penentuan kawasan-kawasan

didasarkan pada: (1) potensi yang dimiliki; (2) sumberdaya pertanian yang

memadai; (3) sesuai kaidah konservasi dan tercantum dalam RTRW

Kabupaten Bandung; dan (4) memiliki peluang komparatif dan kompetitif.

Berdasarkan hasil pengukuran terhadap pencapaian sasaran strategis

2 seperti yang telah dilakukan dan dapat dilihat pula dari berbagai fakta

yang ada, baik berupa keberhasilan maupun kekurangberhasilan

Page 114: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

101

pelaksanaan pembangunan pertanian di Kabupaten Bandung, apabila

dibandingkan dengan tahun 2014 maupun terhadap sasaran/target yang

telah ditentukan, ataupun juga terhadap realisasi pencapaian dalam

pelaksanaan kegiatan pada tahun 2014 ini.

Tabel 3.12 pengukuran sasaran strategis 2 Tahun 2014

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Kinerja

Realisasi

Meningkatkan

keunggulan komparatif dan

kompetitif produk

pertanian melalui pengembangan

agribisnis dalam aglomerasi ekonomi

pertanian

2. Jumlah produksifitas

komoditas unggulan: - Sayuran (kui/ha)

- Buah-buahan (kui/ha)*

- Biofarmaka (kg/m2)* - Tan. Hias (tangkai/ha)

- Kopi (Ton/ha) - Teh (Ton/ha)

- Cengkeh (Ton/ha) - Tembakau

210,19

102,00

3,19 17,14

1,19 2,35

0,22 0,95

174,48 101

7.7 Kg/M2 5.92

0,993 2,223 0,194 0,900

Keterangan: *) data sampai dengan triwulan III (September 2014)

Pencapaian Jumlah Produksi Komoditas Hortikultura dan

Perkebunan

Produksi serta produktivitas komoditas pertanian khususnya

komoditas hortikultura dan perkebunan yang diunggulkan di Kabupaten

Bandung tahun 2014 ini terjadi peningkatan yang cukup signifikan

walaupun menghadapi kendala-kendala yang cukup sulit seperti keadaan

alam yang cukup ekstreem khususnya iklim yang kering, namun disisi lain

iklim tersebut membantu dalam pertumbuhan serta perkembangan bunga

dan pembuahan komoditas hortikultura dan perkebunan sehingga

umumnya mampu menaikan produksi dan produktivitasnya asalkan

Page 115: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

102

pengairannya tetap terjaga dan terpenuhi. Selain itu pula ada tantangan

internal diantaranya adalah peralihan komoditas karena alasan-alasan

tertentu, pengurangan lahan produktif karena digunakan untuk keperluan

lainnya serta terkadang penanaman/pertanian komoditas hortikultura

berbenturan dengan isu-isu tentang kaidah-kaidah konservasi.

Sayuran

Lima komoditas utama sayuran di kabupaten Bandung adalah

kentang, tomat, cabe, bawang merah, dan kubis. Kelima komoditas

tersebut mengalami peningkatan dalam hal produksi dan produktivitas.

Disamping itu, terdapat komoditas-komoditas spesifikasi lokal dan eksklusif

yang dikembangkan atas kerjasama antara petani dengan pelaku pasar

(ritel, industri, dan eksportir), seperti wortel, brokoli, paprika, dan sayuran

eksklusif jepang. Komoditas tersebut tersebar di Kecamatan Pangalengan,

Ciwidey, Pasirjambu, Rancabali, Cimenyan, dan Kertasari.

Tabel 3.12 Realisasi Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas

Komoditas Sayuran di Kabupaten Bandung Tahun 2014 Triwulan

III

No Uraian Komoditi Realisasi

2011

Realisasi

2012

Realisasi

2013

Realisasi

2014

Perkembangan

Realisasi

Th.2012 thdp

Th.2011

Perkembangan

Realisasi

Th.2014 thdp

Th.2013

1 2 4 5 6 7 8 9

1 Bawang Merah

Luas Tanam (ha) 2.827 3.116 2.911 1.327 110,22

45,59

Luas panen (ha) 1.799 3.265 2.915 2.356 181,49

80,82

Produksi (ton) 20.887 39.222 1.699 25.112 187,79

79,22

Produktivitas

(kwt/ha)

116,1 120,13

108,74

106,59

103,47

98,02

2 Kentang

Luas Tanam (ha) 6.527 6.711 4.814 2.127 102,82

44,18

Luas panen (ha) 5.346 7.036 5.372 3.028 131,61

56,37

Produksi (ton) 110.793 131.007 08.832 60.970 118,24

Page 116: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

103

56,02

Produktivitas

(kwt/ha)

207,25 186,19

202,59

201,35

89,84

99,39

3 Kubis

Luas Tanam (ha) 5.394 5.266 4.004 2.572 97,63

64,24

Luas panen (ha) 4.592 5.242 4.331 2.901 114,16

66,98

Produksi (ton) 109.326 125.606 00.150 66.566 114,89

66,47

Produktivitas

(kwt/ha)

238,08 239,61

231,24

229,46

100,65

99,23

4* Cabe

Luas Tanam (ha) 787 226

718

278 28,72

38,72

Luas panen (ha) 740 691

596

336 93,38

56,38

Produksi (ton) 20.682 20.376

17.598

9.391 98,52

53,37

Produktivitas

(kwt/ha)

27,95

29,49

295,26

279,50

336,07

94,66

5* Tomat

Luas Tanam (ha) 1.295 1.174 1.189 498 90,66

41,88

Luas panen (ha) 1.339 1.097 1.215 618 81,93

50,86

Produksi (ton) 94.124 94.486

67.900

12.152 100,38

17,90

Produktivitas

(kwt/ha)

702,95 861,31

229,15

196,64

122,53

85,81

6 Bawang Daun

Luas Tanam (ha) 3.147 3.549 1.189 2.222 112,77

186,88

Luas panen (ha) 2.969 3.512 1.215 1.895 118,29

155,97

Produksi (ton) 49.570 54.115

67.900

29.972 109,17

44,14

Produktivitas

(kwt/ha)

166,96

154,086

229,15

158,16

92,29

69,02

7 Kembang Kol

Luas Tanam (ha) 466 512

575

305 109,87

53,04

Page 117: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

104

Luas panen (ha) 418 511

602

282 122,25

46,84

Produksi (ton) 8.091 9.958 9.777 5.544 123,08

56,71

Produktivitas

(kwt/ha)

193,56 194,88

162,40

196,59

100,68

121,05

8 Petsai/Sawi/Sosin

Luas Tanam (ha) 3.128 3.176 3.635 1.702 101,53

46,82

Luas panen (ha) 3.015 3.218 3.476 1.864 106,73

53,62

Produksi (ton) 61.396 67.581

71.079

38.999 110,07

54,87

Produktivitas

(kwt/ha)

203,63 210,01

204,48

209,22

103,13

102,32

9 Wortel

Luas Tanam (ha) 2.131 1.745 2.212 1.166 81,89

52,71

Luas panen (ha) 2.006 1.796 2.003 992 89,53

49,53

Produksi (ton) 42.524 40.316

42.507

20.007 94,81

47,07

Produktivitas

(kwt/ha)

211,99 224,48

212,22

201,69

105,89

95,04

10 Lobak

Luas Tanam (ha) 376 306

643

299 81,38

46,50

Luas panen (ha) 360 313

512

292 86,94

57,03

Produksi (ton) 8.027 7.228

10.977

6.286 90,05

57,26

Produktivitas

(kwt/ha)

222,96 230,91

214,39

215,26

103,57

100,41

11 Kacang Merah

Luas Tanam (ha) 1.547 1.690 1.421 712 109,24

50,11

Luas panen (ha) 1.191 1.538 1.684 1.560 129,14

92,64

Produksi (ton) 10.835 9.833

16.150

16.256 90,75

100,66

Produktivitas

(kwt/ha)

90,97 63,93 95,90

104,20

70,27

108,66

12* Kacang Panjang

Page 118: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

105

Luas Tanam (ha) 179 119

116

59 66,48

50,86

Luas panen (ha) 139 156

145

78 112,23

53,79

Produksi (ton) 2.786 3.620 3.538 1.949 129,92

55,10

Produktivitas

(kwt/ha)

117,59 232,03

243,97

249,88

197,32

102,43

13* Jamur

Luas Tanam (m2) 8.971 11.413

12.715

17.579 127,22

138,25

Luas panen (m2) 8.689 20.205

12.749

13.318 232,54

104,46

Produksi (ku) 15.643 29.530

232.460

20.020 188,77

8,61

Produktivitas

(kg/m2)

18 14,62 18,23

15,03

81,18

82,44

14* Terung

Luas Tanam (ha) 173 160

176

100 92,49

56,82

Luas panen (ha) 143 186

157

105 130,07

66,88

Produksi (ton) 4.673 4.964 4.475 3.968 106,23

88,67

Produktivitas

(kwt/ha)

135,05 266,89

285,04

377,93

197,62

132,59

15* Buncis #DIV/0!

Luas Tanam (ha) 696 850

749

323 122,13

43,12

Luas panen (ha) 639 789

786

350 123,47

44,53

Produksi (ton) 14.857 18.279

18.230

3.873 123,04

21,24

Produktivitas

(kwt/ha)

128,27 231,68

231,94

110,65

180,62

47,71

16* Ketimun

Luas Tanam (ha) 561 460

471

198 82

42,04

Luas panen (ha) 524 538

460

325 102,67

70,65

Produksi (ton) 24.388 18.164

17.340

6.664 74,48

38,43

Produktivitas 207,8 337,62 162,47

Page 119: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

106

(kwt/ha) 213,96 205,05 95,83

17* Labu Siam

Luas Tanam (ha) 55 87

73

14 158,18

19,18

Luas panen (ha) 62 69

78

24 111,29

30,77

Produksi (ton) 66.493 60.089

59.990

493 90,37

0,82

Produktivitas

(kwt/ha)

10.724,68 8.708,49

830,59

205,42

81,2

24,73

18* Kangkung

Luas Tanam (ha) 266 260

457

202 97,74

44,20

Luas panen (ha) 242 255

473

196 105,37

41,44

Produksi (ton) 9.092 9.495 9.326 2.355 104,44

25,26

Produktivitas

(kwt/ha)

135,91 372,37

126,50

120,17

273,98

94,99

19* Bayam

Luas Tanam (ha) 153 259

206

83 169,28

40,29

Luas panen (ha) 128 267

212

93 208,59

43,87

Produksi (ton) 1.250 2.953 2.124 874 236,29

41,14

Produktivitas

(kwt/ha)

97,64 110,61 92,90

93,97

113,28

101,15

20* Seledri

Luas Tanam (ha) 1.560 1.516 1.692 917 97,18

54,20

Luas panen (ha) 1.596 1.441 1.565 908 90,29

58,02

Produksi (ton) 30.479 28.516

30.099

18.606 93,56

61,82

Produktivitas

(kwt/ha)

190,97 197,89

191,82

204,91

103,62

106,83

21* Cabe Rawit

Luas Tanam (ha) 432 282

398

174 65,28

43,72

Luas panen (ha) 424 324

331

164 76,42

49,55

Page 120: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

107

Produksi (ton) 11.943 8.150 8.142 1.022 68,24

12,56

Produktivitas

(kwt/ha)

68,45 251,54 75,37

62,34

367,48

82,70

Jumlah Sayuran

Luas Tanam (ha) 40.671 42.877

43.170

15.340 105,42

35,53

Luas panen (ha) 36.361 52.449

43.523

18.439 144,25

42,37

Produksi (ton) 717.859 783.488

927.418

3.975.92

8

109,14

428,71

Produktivitas

(kwt/ha)

19,74 14,94

213,09

2.156,26 75,66

1.011,92

22* Strowberry**)

Luas Tanam (ha) 172 148

94

65 86,05

69,15

Luas panen (ha) 188 141

91

52 75

57,14

Produksi (ton) 35.342 151.959

154.316

2.517 429,97

1,63

Produktivitas

(kwt/ha)

179,93 10.777,21

1.918,16

484,02

5.989,81

25,23

Sumber : Bidang hortikultura Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung 2013

Ket **) Termasuk dalam komoditas tanaman buah-buahan semusim

Buah-buahan

Produksi komoditas buah-buahan unggulan seperti alpukat, durian

dan strawberry di Kabupaten Bandung pada tahun 2014 umumnya dapat

melampaui target serta memperlihatkan realisasi yang lebih tinggi jika

dibandingkan dengan tahun 2013, tetapi ada juga yang tidak bisa

melampaui realisasi tahun 2014, ini disebabkan oleh kondisi alam yang

cukup kering sehingga dalam proses pembungaan dan pembuahan

tanaman banyak yang gugur karena evavotranspirasi dari tanaman itu

sendiri cukup tinggi, disamping itu pula sudah banyak tanaman yang tua

dan tidak produktif lagi serta tanaman muda sebagai penggatinya belum

produktif menghasilkan buah. Untuk selengkapnya mengenai realisasi

produksi,

Tanaman Hias dan Obat-obatan

Page 121: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

108

Produksi komoditas tanaman hias dan obat-obatan unggulan seperti

Anggrek, Krisan, Mawar dan Gerbera, serta komoditas tanaman obat di

Kabupaten Bandung tahun 2014 yaitu diantaranya jahe, lengkuas, kencur,

kunyit umumnya memperlihatkan realisasi produksi yang sedikit menurun

dibanding target dan realisasi tahun 2013 ini dikarenakan cuaca yang cukup

panas sehingga tidak mendukung terhadap pertumbuhan tanaman

dikarenakan porositas, struktur serta agregat tanah menjadi lebih besar dan

solid/keras terutama untuk perkembangan tanaman obat-obatan yang

kebanyakan berbentuk rimpang.

Sasaran Strategis 3

Mengembangkan usaha ekonomi produktif dalam upaya stabilitas

kualitas lingkungan hutan dan lahan

Rehabilitasi hutan dan lahan di Kabupaten Bandung dilaksanakan

melalui 2 mekanisme pendekatan: (1) pendekatan vegetatif dan (2)

pendekatan ekonomi dengan mengembangkan agribisnis di sekitar hutan.

Kedua mekanisme tersebut saling berkesinambungan dan ketergantungan

satu dengan yang lainnya.

Tabel 3.16. pengukuran sasaran strategis 3 Tahun 2014 Triwulan I

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target

Kinerja Realisasi

Mengembangkan usaha ekonomi produktif dalam upaya stabilitas kualitas lingkungan hutan dan lahan

Prosentase luas lahan kritis yang tertanami (%)

47,58

43.58

Luas hutan rakyat 7.910

4.659

Jumlah kelompok agroforestry

118

92

Page 122: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

109

Pengelolaan Lahan Kritis

Adanya praktek-praktek budidaya pertanian yang tidak memperhatikan

kaidah-kaidah konservasi tanah dan air serta banyaknya penelantaran lahan-

lahan kering yang berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama telah

mengakibatkan terjadinya lahan-lahan kritis di Kabupaten Bandung.

Keberadaan lahan kritis di Kabupaten Bandung ini telah menyebabkan

rusaknya keseimbangan, daya dukung serta daya tampung lingkungan

terutama pada lahan-lahan yang terdapat di daerah-daerah hulu dengan fungsi

sebagai daerah resapan air. Kondisi yang sama, dan dengan ditambah

banyaknya pemukiman pendudukpun terjadi di daerah sepanjang aliran sungai

(DAS), keadaan ini pada akhirnya turut berpengaruh sebagai faktor penyebab

atau faktor yang mempercepat terjadinya bencana alam di Kabupaten Bandung

seperti banjir, longsor, kekeringan serta makin tingginya kualitas pencemaran

yang terjadi di beberapa badan sungai di Kabupaten Bandung, baik pencemaran

dari rumah tangga maupun industri.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, Dinas Pertanian Perkebunan

dan Kehutanan berdasarkan Rencana Pengengelolaan Rehabilitasi Hutan

dan Lahan Periode 2011-2015, pada tahun 2011, tahun 2012, tahun 2013

dan tahun 2014 ini telah melakukan upaya-upaya untuk mengurangi luas

lahan kritis di Kabupaten Bandung melalui penanaman komoditas tanaman

tahunan produktif seperti buah-buahan dan kayu-kayuan, baik melalui

kegiatan yang dibiayai APBD Kabupaten, Propinsi maupun APBN TA. 2014.

Upaya-upaya tersebut telah dilakukan Dinas Pertanian Perkebunan dan

Kehutanan dan berhasil menanami lahan kritis serta tegalan seluas

6.096,67 Ha pada tahun 2013, sedangkan pada tahun 2014 triwulan I

belum dilakukan penanaman disebabkan hujan yang belum stabil

Tabel 3.17 Luas Hutan dan Lahan Kritis yang Direhabilitasi

Page 123: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

110

NO

LUAS HUTAN DAN LAHAN KRITIS YANG

DIREHABILITASI

2011 (Ha)

2012 (Ha)

2013 (Ha)

2014 (Ha)

1 Arjasari 446,89 212,36 276,14 0

2 Baleendah 198,56 75 82,39 0

3 Banjaran 0 205 42,95 0

4 Bojongsoang 77,27 0 0 0

5 Cangkuang 422,5 172,95 76,36 0

6 Cicalengka 203,41 248,18 445,68 0

7 Cikancung 305,19 252 308,41 0

8 Cilengkrang 169,32 52,5 239,32 0

9 Cileunyi 484,3 25 115,45 0

10 Cimaung 207,73 215 164,77 0

11 Cimenyan 297,05 0 21,59 0

12 Ciparay 256,82 30 126,55 0

13 Ciwidey 356,82 52,5 47,50 0

14 Dayeuhkolot 11,81 0 0 0

15 Ibun 2,27 302 237,05 0

16 Katapang 38,35 0 0 0

17 Kertasari 212,5 75,45 154,77 0

18 Kutawaringin 108,64 300 10,91 0

19 Majalaya 2,27 0 0,91 0

20 Margaasih 0 0 115,45 0

21 Margahayu 0 0 0 0

22 Nagreg 97,15 298,5 173,86 0

23 Pacet 716,77 250 312,05 0

24 Pameungpeuk 0 25 1,27 0

25 Pangalengan 306,82 230 413,41 0

26 Paseh 160,23 200 250,68 0

27 Pasirjambu 547,25 150 223,86 0

28 Rancabali 230 0 96,59 0

29 Rancaekek 0 0 0 0

30 Solokanjeruk 0 0 1,14 0

31 Soreang 200,91 55 171,14 0

32 Tersebar di Kab. Bandung 147,73 2.670,23 1.209,59 0

JUMLAH 6.208,56 6.096,67

15.319,91

0

Sumber: Bidang Kehutanan Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kab. Bandung 2013

Saat ini upaya mempertahankan dan melestarikan hutan rakyat

diakui cukup berat dan masih mengalami banyak kendala. Hasil kajian LPM

ITB (2001) menunjukkan gambaran kondisi kerusakan lahan yang

Page 124: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

111

diakibatkan oleh penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah

konservasi tanah dan air serta terjadinya penggunaan lahan yang tidak

sesuai dengan peruntukannya di Kabupaten Bandung cukup

memprihatinkan sehingga menyebabkan tingkat erosi yang terjadi di

Kabupaten Bandung berkisar mulai dari kategori sedang sampai dengan

berat.

3.2. Pelaksanaan Kegiatan, Kesimpulan dan Saran

3.2.A. Pelaksanaan Kegiatan

A. Program Peningkatan Ketahanan Pangan

Pada program peningkatan ketahanan pangan terdapat 8 kegiatan

yang mendo peningkatan ketahanan paangan di kabupaten bandung,

beberapa sub kegiatan yang telah dilaksanakan pada triwulan I adalah

sebagai berikut:

1. Pengelolaan data statistik pertanian, tanaman pangan dan hortikultura

serta pelkatihan ubinan, telah dilaksanakan 100% (1 kali). Sub kegiata ini

melibatkan 62 penyuluh PNS dan Non PNS dari seluruh Kabupaten

Bandung dengan perwakilan setiap kecamatan 2 orang penyuluh. Kegiatan

ini perlu dilakukan terutama disebabkan oleh sebagain besar tenaga

penyuluh (terutama Non PNS) yang masih baru, sehingga dalam

optimalisasi pelaksanaan ubinan perlu dilakukan pelatihan.

2. Sinkronisasi data statistik pertanian, telah dilakukan 100% (1 kali). Sub

kegiatan ini sangat diperlukan dalam pengecekan data serta

menindaklanjuti target-target statistik pertanian dengan merencanakan

action di lapangan, sehingga akan didapatkan hasil sesuai target yang

dicanangkan oleh pusat maupun provinsi Jawa Barat.

3. Tersusunnya RDKK tingkat kecamatan dan tingkat kabupaten.

4. Terlaksannya Bimbingan teknis penerapan teknologi produksi Serelia dan

Kabi.

5. Terlaksananya Rakor P2BN

6. Terlaksananya pengadaan benih padi VUB kelas SS (Label ungu) dan Benih

Padi VUB ES (Label Biru)

7. Terlaksananya pengadaan benih padi VUB kelas SS (label ungu) dan benih

padi VUB kelas ES (label biru)

8. Terlaksananya pengadaan sarana produksi (fungisida, NPK, Pupuk Organik,

PPC)

9. Terlaksananya pengembangan usaha tani konservasi lahan terpadu.

10. Terlaksananya kegiatan forum gangguan usaha perkebunan

Page 125: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

112

11. Terlaksananya kegiatan IBK (Indikator Blok Kerja)

12. Terlaksananya kegiatan pengendalian hama dan penyakit

13. Terlaksannya analisa pupuk dan pestisida

14. Terlaksananya penguatan komisi pengawasan pupuk dan pestisida

15. Terlaksananya fasilitasi pengembangan padi organik fasilitasi rumah

kemasan padi organik

16. Terlaksananya Bintek pengembangan dan pemanfaatan Pupuk Organik

B. Program Peningkatan penerapan teknologi pertanian/ perkebunan

Pada Program Peningkatan penerapan teknologi pertanian/ perkebunan

terdapat 3 kegiatan dalam rangka mendorong peningkatan penerapan teknologi

pertanian sebagai upaya mendukung pembangunan pertanian di Kabupaten

Bandung. Adapun sub kegiatan yang telah dilakukan pada triwulan I adalah:

1. Bimbingan teknis perlindungan tanaman dalam rangka pengamanan

produksi hasil pertanian. Bimbingan teknis ini dilaksanakan dengan peserta

petani serta petugas brigade proteksi tanaman tingkat kabupaten, tingkat

kecamatan dan tingkat desa. Kegiatan ini sangat diperlukan dalam rangka

meningkatkan pengetahuan petani dalam melakukan tindakan preventif

atas terjadinya gangguan OPT pada tanaman. Diharapkan dengan kegiatan

ini mampu mengurangi proporsi serangan OPT secara keseluruhan di

Kabupaten Bandung.

2. Terlaksanyanya pembangunan usaha tani 3 paket (10%)

3. Terlaksananya pembangunan Cekdam 1 paket (0.4%)

4. Terlaksananya pembangunan irigasi permukaan 4 paket (66.67%)

5. Terlaksananya pengembangan Desa PHT

6. Terlaksananya Bintek penerapan teknologi tepat guna

7. Terlaksananya Bintek penerapan teknologi pertanian

8. Terlaksananya pengadaan bahan obat-obatan (Rodentisida anti koagulan,

Insektisida, fungisida, rodentisida/pengasapan)

9. Terlaksananya Bimbingan Teknis Pengelolaan air

10. Terlaksananya Revitalisasi GP3A Mitra Cai

11. Terlaksananya penguatan P3A dan GP3A mitra cai

12. Terlaksananya pengembangan Desa PHT

13. Terlaksananya Bintek penerapan teknologi tepat guna

14. Tersedianya alat penunjang alat-alat pengolahan pertanian (Brigade

proteksi pertanian)

15. Terlaksananya rehabilitasi jaringan irigasi

16. Terlaksanananya kegiatan dem area

17. Terlaksananya pelatihan GP3A dalam kegiatan pasca panen

C. Program Peningkatan produksi pertanian/perkebunan

Page 126: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

113

Terdapat 3 kegiatan pada Program Peningkatan produksi

pertanian/perkebunan ini, progres pelaksanaan sub kegiatan adalah sebagai

berikut:

1. Terlaksananya pengadaan bibit kopi 5.400 batang dan cengkeh 176.000

batang.

2. Terlaksananya pengadaan benih kopi 1 paket

3. Terlaksananya pengembangan sayuran dataran rendah di 14 kecamatan

dengan 700 kg benih kangkung darat

4. Terlaksananya kegiatan Bimtek budidaya tanaman tembakau

5. Terlaksananya kegiatan Bimtek pengendalian OPT tanaman tembakau

6. Terlaksananya bimtek pasca panen dan pengolahan tembakau

7. Terlaksananya sistem kebersamaan ekonomi (SKE)

8. Terlaksananya pembuatan dokumentasi pengolahan tembakau

9. Terlaksananya kegiatan workshop pemasaran tembakau

10. Terlaksananya peningkatan kualitas dan pasca panen tanaman tembakau

11. Terlaksananya pemurnian benih tembakau tahap 1

12. Terlaksananya inventarisasi dan validasi data tembakau

13. Terlaksananya peningkatan kualitas tembakau melalui sistem GAP

D. Program Peningkatan kesejahteraan petani

Pada Program Peningkatan kesejahteraan petani terdapat 1 kegiatan,

namun pada triwulan I ini belum ada sub kegiatan yang terlaksana, terdapat

beberapa progres pelaksanaan sub kegiatan sebagai berikut:

1. Terlaksananya fasilitasi kemitraan dan pendampingan usaha kelompo

2. Terlaksananya sekolah lapang tanaman hias

3. Terlaksananya penyusunan SOP Budidaya Hortikultura

4. Terlaksananya penyusunan SOP GAP Tanaman Hias

5. Terlaksananya adopsi penangkaran benih hortikultura

E. Program Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/ perkebunan

Pada Program Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/

perkebunan terdapat 2 kegiatan, terdapat beberapa progres pelaksanaan sub

kegiatan sebagai berikut:

1. Terlaksananya pameran strawbery dan jamur

2. Terlaksananya gelar pasar tani tingkat kabupaten, provinsi dan nasional

3. Terlaksananya Fasilitasi sarana kelembagaan

4. Terlaksananya fasilitasi penyusunan database/profil kelompok PUA

Hortikultura

5. Terfasilitasinya Rapat pertemuan/koordinasi Asosiasi pengolahan

6. Terlaksananya pendampingan pengembangan desain dan kemasan produk

olah hortikultura

Page 127: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

114

7. Terlaksananya pendampingan pengembangan usaha dan penguatan

kelembagaan

8. Terlaksananya pendampingan pengembangan Rumah Kemasan /STA

9. Terfasilitasinya bangunan gudang penyimpanan bawang

F. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Pada Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan terdapat 5 kegiatan.

Pelaksanaan kegiatan-kegiatan di dalam program tersebut sangat banyak

dipengaruhi oleh iklim dan musim, keberhasilan penanaman pada tingkat

langangan sangat besar dipengaruhi oleh fase penanaman yang tepat, yaitu

penanaman pada saat musim hujan sudah mulai stabil. Beberapa sub kegiatan

yang sudah dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Tersedianya benih tanaman kehutanan

2. pembuatan demplot UPSA

3. pengembangan budidaya tanaman jati

4. pengembangan budidaya tanaman bambu

5. pengembangan budidaya aren

6. Tersedianya sarana pembuatan pembibitan tanaman kehutanan

7. Terfasilitasinya pupuk kandang

8. Terfasilitasinya pupuk NPK

9. Terlaksananya pengadaaan bibit dalam mendukung terlaksananya lomba-

lomba RTH

10. Terlaksananya pemberdayaan masyarakat/kelompok tani penghijauan

11. Terlaksananya FGD RHL

12. Terlaksananya Bintek RHL

G. Program perlindungan dan konservasi sumberdaya hutan

Pada Program perlindungan dan konservasi sumberdaya hutan hanya

terdapat 1 kegiatan saja dan beberapa sub kegiatan yang sudah terlaksanakan di

triwulan III ini adalah sebagai berikut:

1. Terlaksananya sosialisasi upaya pencegahan dan pengendalian kebakaran

hutan dan lahan serta mencegah dan membatasi kerusakan hutan,

kawasan hutan dan hasil hutan yg disebabkan oleh perbuatan manusia,

ternak, daya-daya alam, hama dan penyakit

2. Terlaksananya pengadaan alat penunjang upaya perlindungan dan

pengamanan hutan

3. Terlaksananya upaya penyuluhan tentang undang-undang pencegahan dan

pemberantasan perusakan hutan

4. Terlaksananya informasi kebakaran hutan yang akan digunakan sebagai

sumber air dalam pelaksanaan pemadaman

H. Program Program pemanfataan potensi sumberdaya hutan

Page 128: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

115

Pada program pemanfaatan sumberdaya hutan terdapat 1 kegiatan yang

befokus pada pemanfaatan hasil hutan kayu dan non kayu, saat ini hasil hutan

non kayu yang II terdapat progres kegiatan sebagai berikut:

1. Terlaksanannya Budidaya Lebah Madu 1 paket

2. Terlaksananya Pengembangan ulat sutera

3. Terlaksananya Pemberdayaan Masyarakat Hutan

4. Terlaksananya Pengembangan Buah-buahan Hutan

5. Terlaksananya kontak bisnis

BAB III. PENCAPAIAN KINERJA

3.3. Gambaran Umum Target dan Realisasi Anggaran

Page 129: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

116

III.2.3 Anggaran Pendapatan

Pada Tahun 2014, Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan

Kabupaten Bandung ditargetkan untuk menghasilkan pendapatan

sebesar Rp. 156.420.000,- (seratus lima puluh enam juta empat ratus

dua puluh ribu rupiah) dari hasil pengelolaan balai-balai benih. Namun

setelah dilakukan perubahan anggaran, Anggaran pendapatan menjadi

Rp 161.420.000,- (Seratus enam puluh satu juga empat ratus dua

puluh ribu rupiah), pada tahun 2014 Anggaran Pendapatan sudah

terealisasi 100% dengan kelebihan Rp. 2.800,-, sehingga total PAD

yang masuk sebesar 161.422.800,-.

Adapun perincian anggaran pendapatan Dinas

Pertanian,Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten bandung dan

realisasi Tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel III.1.

Tabel III.1.Target dan Realisasi Anggaran Pendapatan Dinas

Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung

Tahun 2014

No SUMBER PENDAPATAN Target (Rp) Realisasi (Rp) (%)

1 Balai Benih Padi Jelekong

dan Buah Batu

161.420.00

0

161.422.800 100,00

J u m l a h 161.420.000 161.422.800 100,00

III.2.4 Anggaran Belanja

Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2014

mendapatkan alokasi anggaran Belanja sebesar Rp 35.077.472.184,-

(Tiga puluh lima milyar tujuh puluh tujuh juta empat ratus tujuh puluh

dua ribu seratus delapan puluh empat rupiah), yang terdiri dari

belanja tidak langsung Rp,4.706.102.375,- dan belanja langsung Rp

Page 130: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

117

30.532.789.809,- (Tiga puluh milyar lima ratus tiga puluh dua juta

tujuh ratus delapan puluh sembilan delapan ratus sembilan rupiah.

3. Belanja Tidak Langsung (BTL)

Belanja tidak langsung merupakan alokasi belanja untuk

membiayai gaji pegawai beserta tunjangannya. Pada tahun 2014,

Dinas Pertanian mendapatkan alokasi BTL sebesar Rp

4.706.102.375,- atau 15 % dari total anggaran belanja. Dari target

tersebut, terealisasi pada tahun 2014 sebesar Rp4.514.614.404,-

(Empat Milyar Lima Ratus Empat Belas Juta Juta Enam Ratus Empat

Belas Ribu Empat Ratus Empat Rupiah) atau 95.93 % dari alokasi BTL

Tahun 2014.

Tabel III.2 Target dan Realisasi Belanja Tidak Langsung

No Belanja Target (Rp) Realisasi (Rp) (%)

1 Gaji dan Tunjangan 3.679.347.00

0

3.520.856.61

5

74.81

2 Tambahan Penghasilan

PNS

1.026.755.37

5

993.757.789 21.12

J u m l a h 4.706.102.375 4.514.614.404 95.93

4. Belanja Langsung

Belanja langsung dialokasikan untuk membiayai belanja langsung

peningkatan kinerja aparatur dinas dan belanja langsung masyarakat.

Pada tahun 2014, target anggaran Belanja Langsung sebesar Rp

30.532.789.809,- dan pada tahun 2014 terealisasi sebesar Rp.

25.821.805.013,- atau 84.57% dari target yang telah ditetapkan, yang

terdiri dari belanja langsung SKPD Rp 1.255.404.193,- dan belanja

langsung urusan pilihan Rp24.566.400.820,-. Berikut Rincian target

Page 131: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

118

dan realisasi pada belanja SKPD Dinas Pertanian Perkebunan dan

Kehutanan Tahun Anggaran 2014.

Tabel III.3. Target dan Realisasi Anggaran Belanja Langsung SKPD

Tahun 2014

No. URAIAN

TARGET

TA.2014

(Rp)

REALISASI

TA.2014

(Rp)

% SISA

ANGGARAN

I. BELANJA SKPD

5. Program Pelayanan

Administrasi Perkantoran

417.157.000 405.265.609 97.15 11.891.391

6. Program Peningkatan

Sarana dan Prasarana

Aparatur

847.272.743 771.686.584 91.08 75.586.159

7. Program Peningkatan

Disiplin Aparatur

27.650.000 27.650.000 100.00 0

8. Program Peningkatan

Pengembangan Sistem

Pelaporan Capaian Kinerja

dan keuangan

53.775.000 50.802.000 94.47 2.973.000

Belanja Langsung Pilihan

Anggaran belanja langsung pilihan Dinas Pertanian, Perkebunan

dan Kehutanan Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2014 adalah

sebesar Rp.30.532.789.809,- yang dialokasikan untuk membiayai

sebanyak 9 program dan 26 kegiatan. Anggaran tersebut bersumber

dari APBD Kabupaten Bandung Tahun 2014; (DAK) bidang

perkebunan/pertanian, bantuan gubernur dan Dana Bagi Hasil Cukai

Tembakau APBN 2014. Total realisasi anggaran Belanja Langsung

Pilihan sebesar Rp 29.186.935.066,- dan terdapat sisa anggaran

sebesar Rp 4.607.148.846,-.Perincian belanja dapat dilihat pada

Tabel III.4.

Page 132: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

Tabel III.4 Target dan Realisasi Anggaran Belanja Langsung Program Tahun 2014

PROGRAM /KEGIATAN ANGGARAN

(RP) REALISASi

(RP) PERSENTASE SISA (RP)

Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 300.000.000,00 294.220.000,00 98,07% 5.780.000,00

Pelatihan petani dan pelaku agribisnis 300.000.000,00 294.220.000,00 98,07% 5.780.000,00

Program Peningkatan Ketahan Pangan

(pertanian/perkebunan)

5.243.144.066,00 5.061.375.440,00 96,53% 181.768.626,00

Penyusunan data base potensi produksi pangan 507.294.066,00 492.058.050,00 97,00% 15.236.016,00 Monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan subsidi

pertanian 321.350.000,00 317.480.000,00 98,80% 3.870.000,00

Penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian 598.000.000,00 577.992.680,00 96,65% 20.007.320,00 Pengembangan intensifikasi tanaman padi, palawija 824.000.000,00 792.353.760,00 96,16% 31.646.240,00 Pengembangan diversifikasi tanaman 150.000.000,00 141.740.000,00 94,49% 8.260.000,00 Pengembangan pertanian pada lahan kering 1.914.500.000,00 1.820.919.550,00 95,11% 93.580.450,00 Pengembangan perbenihan/perbibitan 313.000.000,00 311.654.800,00 99,57% 1.345.200,00 Penelitian dan pengembangan sumberdaya pertanian 615.000.000,00 607.176.600,00 98,73% 7.823.400,00

Program peningkatan pemasaran hasil produksi

pertanian/perkebunan

1.034.550.000,00 1.020.299.250,00 98,62% 14.250.750,00

Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan

unggulan daerah 541.250.000,00 535.113.250,00 98,87% 6.136.750,00

Pembangunan pusat-pusat penampungan produksi hasil

pertanian/perkebunan masyarakat yang akan dipasarkan 493.300.000,00 485.186.000,00 98,36% 8.114.000,00

Program peningkatan penerapan teknologi

pertanian/perkebunan

10.407.479.400,00 9.222.096.730,00 88,61% 1.185.382.670,00

Page 133: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instasi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

93

Penelitian dan pengembanan teknologi

pertanian/perkebunan tepat guna 5.922.753.400,00 4.988.772.900,00 84,23% 933.980.500,00

PROGRAM /KEGIATAN ANGGARAN (RP)

REALISASi (RP)

PERSENTASE SISA (RP)

Pengadaan sarana dan prasarana teknologi

pertanian/perkebunan tepat guna 3.020.750.000,00 2.904.070.930,00 96,14% 116.679.070,00

Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana teknologi

pertanian/perkebunan tepat guna 1.463.976.000,00 1.329.252.900,00 90,80% 134.723.100,00

Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan 5.087.871.600,00 4.663.539.620,00 91,66% 424.331.980,00

Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan 2.079.292.000,00 1.737.271.150,00 83,55% 342.020.850,00 Pengembangan bibit unggul pertanian/perkebunan 1.430.360.000,00 1.400.775.155,00 97,93% 29.584.845,00 Peningkatan Kualitas dan Pasca Panen Tanaman

Tembakau 1.578.219.600,00 1.525.493.315,00 96,66% 52.726.285,00

Program pemanfaatan potensi sumber daya hutan 378.260.000 364.874.600,00 96,46% 13.385.400,00

Pengembangan hasil hutan non kayu 378.260.000,00 364.874.600,00 96,46% 13.385.400,00 Program rehabilitasi hutan dan lahan 6.491.099.000,00 3.750.213.620,00 57,77% 2.740.885.380,00

Pembuatan bibit/benih tanaman kehutanan 489.481.000,00 468.518.660,00 95,72% 20.962.340,00 Peningkatan peran serta masyarakat dalam rehabilitasi

hutan dan lahan 801.618.000,00 769.409.460,00 95,98% 32.208.540,00

Konservasi Lahan dan Air (Embung, Jalan Tani, Dam

Penahan, Sapras Pendukung) (Bantuan Gubernur) 2.500.000.000,00 2.332.267.500,00 93,29% 167.732.500,00

Pengadaan Lahan Leuweung Sabilulungan (Bantuan

Gubernur) 2.500.000.000,00 0,00 0,00% 2.500.000.000,00

Fasilitasi Implementasi Green Province ( Bantuan

Gubernur ) 200.000.000,00 180.018.000,00 90,01% 19.982.000,00

Page 134: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instasi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

94

Perlindungan dan konservasi sumber daya hutan 144.531.000,00 143.681.560,00 99,41% 849.440,00

Pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan 144.531.000,00 143.681.560,00 99,41% 849.440,00 Program perencanaan dan pengembangan hutan 100.000.000,00 46.100.000,00 46,10% 53.900.000,00

Pendampingan kelompok usaha perhutanan rakyat 100.000.000,00 46.100.000,00 46,10% 53.900.000,00

Page 135: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

94

Kegiatan Pengadaan Lahan Leuweung Sabilulungan dengan

Anggaran berasal dari Dana Bantuan Gubernur sebesar Rp. 2.500.000,-

tidak dapat terlaksana di Tahun 2014, Hal tersebut disebabkan oleh

rangkaian waktu proses pengadaan tanah dengan luas lebih dari 5 Ha

tidak mencukupi, proses tersebut mulai penetapan angggaran, persiapan

pelaksanaan pengadaan tanah, proses penentuan harga oleh tim apraisal,

negosiasi, proses pembayaran dan sertifikasi tanah. Solusi atas hal

tersebut adalah Anggaran akan diluncurkan di Tahun 2015, hal tersebut

sudah dikoordinasikan dengan Kepala DPPK, BAPPEDA, serta telah

disampaikan surat permohonan dan lampiran berupa SP2D yang telah

terbit dengan nilai Rp. 1.387.915.500,- kepada Bupati Bandung dalam

rangka peluncuran anggaran tersebut.

Terdapat sisa anggaran yang sangat besar pada kegiatan

Penelitian dan pengembanan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna

sebesar Rp. 933.980.500,-, hal ini disebabkan karena beberapa hal, yaitu:

1. Dibatalkannya kegiatan Pembuatan Jalan Usaha Tani

Hortikultura di beberapa lokasi

2. Dibatalkannya kegiatan Pembuatan Jalan Usaha Tani

Perkebunan di beberapa lokasi.

3. Hasil negosiasi pengadaan peralatan dalam kegiatan irigasi

permukaan, terutama dalam pengadaan pompa

III. 2 Analisis Pengukuran Kinerja

Untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan

sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka

mewujudkan visi dan misi Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan

Kabupaten Bandung maka perlu dilakukan pengukuran kinerja. Dinas

Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten dilakukan terhadap:

(c) Tingkat pencapaian sasaran, yang merupakan tingkat pencapaian

target (rencana tingkat capaian) dari masing-masing indikator

sasaran yang telah ditetapkanberdasarkan Rencana kerja tahunan

dan rencana strategis lima tahunan.

Page 136: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

95

(d) Kinerja kegiatan, yang merupakan tingkat pencapaian target

(rencana tingkat capaian) dari setiap kelompok indikator kinerja

kegiatan, dan langkah-langkah kegiatan.

Pengukuran kinerja ini merupakan hasil dari suatu penilaian yang

sistematik didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan berupa

masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan dampak. Penilaian tersebut tidak

terlepas dari proses yang merupakan kegiatan mengolah masukan

menjadi keluaran dan hasil.

III.2.1 Analisa Pencapaian Kinerja Sasaran Tahun 2014

Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan

pertanian di Kabupaten Bandungtahun 2014, yang telah ditetapkan

dalam Indikator kinerja utama, Dinas Pertanian Perkebunan dan

Kehutanan menetapkan beberapa langkah rencana tindak lanjut

tahun 2014 ke dalam 9 program dan 26 kegiatan. Untuk

mengevaluasi tingkat efektivitas program/kegiatan tersebut,

indikator kinerja menjadi acuan penilaian sasaran strategis.

Sasaran Strategis 1

Meningkatkan swasembada pangan lokal melalui peningkatan

produktivitas lahan dan komoditas pangan unggulan lokal

Salah satu sasaran strategis pembangunan pertanian adalah

meningkatnya swasembada pangan lokal melalui peningkatan lahan

dan komoditas pangan unggulan lokal. Hal ini merupakan salah satu

langkah perwujudan tercapainya ketahanan pangan sampai tingkat

rumah tangga, terutama dalam keberlanjutan ketersediaan

pangan.Keadaan ini dicirikan antara lain dengan tersedianya pangan

Page 137: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

96

yang cukup serta harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat

dan terwujudnya diversifikasi konsumsi pangan yang tercermindari

tersedianya berbagai komoditas pangan, baik produk segar maupun

produk olahan.

Untuk mewujudkan ketersediaan pangan sampai tingkat rumah

tangga tersebut, pemerintah mengupayakan strategi antara lain

berbagai usaha peningkatan produksi dan produktivitas lahan dan

pangan. Selain itu, peningkatan kapasitas dan kapabilitas masyarakat

tani dalam desiminasi teknologi mulai dari budidaya tanaman pangan

pada sisi on-farm juga teknologi pasca panen dan pengolahan hasil

pada sisi off-farm.

Berdasarkan hasil pengukuran terhadap pencapaian sasaran

seperti yang telah dilakukan dan dapat dilihat pula dari berbagai

fakta yang ada, baik berupa keberhasilan maupun

kekurangberhasilan pelaksanaan pembangunan pertanian di

Kabupaten Bandung,apabila dibandingkan dengan tahun 2014

maupun terhadap sasaran/target yang telah ditentukan,ataupun juga

terhadap realisasi pencapaian dalam pelaksanaan kegiatan pada

tahun 2014 ini.

Tabel III.5 pengukuran sasaran kinerja tahunan 2014

SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET

KINERJA REALISASI

Meningkatkan

swasembada

pangan lokal

melalui

peningkatan

produktivitas

lahan dan

komoditas

7. Jumlah produksi

komoditas tanaman

pangan unggulan:

- Padi (ton)

509.667

543.078

- Jagung (Ton) 77.514 81.078

- Ubi Kayu (Ton) 121.579 127.846

8. Jumlah

produktivitas 64,14

Page 138: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

97

SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET

KINERJA REALISASI

pangan

unggulan

lokal

komoditas tanaman

pangan:

- Padi (kui/ha)

62.68

- Jagung (kui/ha) 65,54 62.89

- Ubi Kayu

(kui/ha) 197,40

185.89 Keterangan: Data sampai dengan Bulan September 2014

Tabel III.5 menunjukkan bahwa ketersediaan pangan yang

diindikasikan oleh jumlah produksi tanaman pangan mengalami

pertumbuhan positif dan melebihi target kinerja yang telah

ditetapkan. Pencapaian jumlah hasil produksi padi sampai akhir

Desember 2014 mencapai 543.078 ton GKG atau melebihi target

sebesar 6.65% dari dengan produktivitas sebesar 62.68

kuintal/hektar. Produktifitas ini lebih kecil dari target produktifitas

tahun 2013, meskipun demikian target produksi padi dapat tercapai

dengan peningkatan Indeks Pertanaman mencapai 2.42 lebih besar

0.12 dari target Indeks Pertanaman Tahun 2014 sebesar 2.30.

Penurunan produktifitas ini disebabkan oleh beberapa hal sebagai

berikut: (1) Konsentrasi kegiatan pembangunan pertanian tanaman

pangan tahun 2014 pada lahan sawah lebih besar kepada

pembangunan sarana pertanian, yang diharpkan mampu

memperbesar luas tanam dengan luas lahan yang tetap, adapun

produktifitas dapat didongkrak kemudian setelah luas tanam yang

diharapkan tercapai. (2) Kondisi iklim yang kurang mendukung.

Peningkatan IP tersebut dilaksanakan melalui perbaikan/rehabilitasi

jaringan irigasi dan/atau pembangunan jaringan irigasi baru, dinilai

efektif. Dengan demikian, dampak negatif dari alih fungsi lahan

terhadap pencapaian jumlah produksi tanaman pangan, khususnya

padi masih bisa diminimalisasi melalui peningkatan IP dan

Page 139: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

98

produktivitas komoditas, disamping pengendalian OPT secara

sabilulungan (Brigade Proteksi Tanaman).

Sedangkan realisasi produksi jagung mencapai 81.078 ton

(Jagung pipilan kering sebesar 4.60 % dari total target sebesar

77.514 ton). Hasil panen jagung terbagi ke dalam dua bentuk produk

yang jagung dipanen muda dan jagung dalam bentuk pipilan kering.

Pada tahun 2014, petani lebih menginginkan panen muda karena dari

sisi ekonomi lebih cepat pergulirannya.

Dalam Tabel III.5 dapat dilihat bahwa peningkatan produksi

padi di Kabupaten Bandung tahun 2014 ini terjadi dalam peningkatan

luas tanamnya, sehingga meskipun produktifitas menurun, produksi

akan lebih besar. Pada awal dan pertengahan tahun 2014 memang

kondisi iklim masih mendukung, namun menginjak pada akhir Masa

Tanam akhir kondisi iklim tidak mendukung.

Tabel III.6.Target dan Realisasi Jumlah Produksi Padi Palawija di

Kabupaten Bandung Tahun 2014

No Uraian Komoditi Realisasi 2012 (Ha) Realisasi 2013

(Ha)

Realisasi 2014

(Ha)

A PADI

Padi Sawah

Luas Tanam (ha) 78.969 89.069 86.651

Luas panen (ha) 78.029 86.499 81.579

Produksi (ton) 518.032 570.703 524.355

Produktivitas (kwt/ha) 66,39 65,98 63.84

2 Padi Gogo

Luas Tanam (ha) 7.950 5.093 2.810

Luas panen (ha) 7.885 5.646 4.622

Produksi (ton) 33.997 22.079 18.723

Produktivitas (kwt/ha) 43,12 39,11 40.28

JUMLAH PADI

Luas Tanam (ha) 86.919 94.162 89.461

Luas panen (ha) 85.914 92.145 86.381

Produksi (ton) 552.029 592.782 543.078

Produktivitas (kwt/ha) 63,66 64,33 62.68

Page 140: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

99

No Uraian Komoditi Realisasi 2012 (Ha) Realisasi 2013

(Ha)

Realisasi 2014

(Ha)

B PALAWIJA

1 Jagung

Luas Tanam (ha) 13.101 13.589 12.319

Luas panen (ha) 8.587 13.076 12.209

Produksi (ton) 50.687 86.256 81.078

Produktivitas (kwt/ha) 59,03 65,97 62.89

2 Kedelai

Luas Tanam (ha) 48 364 295

Luas panen (ha) 44 159 275

Produksi (ton) 67 246 387

Produktivitas (kwt/ha) 15,34 15,46 13.9

3 Kacang Tanah

Luas Tanam (ha) 1.673 1.722 2.069

Luas panen (ha) 1.655 1.691 2.258

Produksi (ton) 2.853 2.437 3.198

Produktivitas (kwt/ha) 17,24 14,41 14.03

5 Ubi Kayu

Luas Tanam (ha) 6.540 6.886 5.952

Luas panen (ha) 6.588 6.506 6.893

Produksi (ton) 120.923 124.960 127.846

Produktivitas (kwt/ha) 183,55 192,07 185.89

6 Ubi Jalar

Luas Tanam (ha) 1.737 1.777 2.494

Luas panen (ha) 1.820 1.686 2.545

Produksi (ton) 26.503 22.267 29.009

Produktivitas (kwt/ha) 145,62 132,07 117.52

JUMLAH PALAWIJA

Luas Tanam (ha) 23.099 24.338 22.060

Luas panen (ha) 18.694 23.118 18.238

Produksi (ton) 201.032 236.166 184.944

Produktivitas (kwt/ha) 107,54 102,16 101,41

Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung, 2014

Indikator kinerja lain yang dapat digunakan untuk

mengevaluasi pencapaian sasaran strategis 1: “Meningkatkan

swasembada pangan lokal melalui peningkatan produktivitas lahan

dan komoditas pangan unggulan lokal”untuk mendorong tercapainya

pengamanan produksi pangan adalah

Page 141: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

100

6. Sub sistem pengelolaan sarana dipengaruhi oleh ketersediaan

sarana produksi pada saat dibutuhkan petani terutama pupuk,

pestisida, benih serta sarana dan prasarana lainnya.

7. Sub sistem pengelolaan infrastruktur dasar pertanian.

8. Peningkatan kapasitas dan kapabilitas petani melalui

desiminasi teknologi budidaya tanaman: (1) Sekolah Lapang

Pengelolaan Tanaman Terpadu; (2) System Rice of

Intesification; (3) penggunaan pupuk berimbang.

9. Peningkatan sarana prasarana pasca panen.

10. Pemberdayaan kelembagaan pertanian tanaman pangan.

Melalui peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan

prasarana tersebut di atas secara langsung dapat berdampak pada

peningkatan luas pertanaman pertanian tanaman pangan yang

merupakan upaya dalam pencapaian peningkatan produksi 5%

terutama komoditas padi di Kabupaten Bandung. Grafik Indeks

Pertanaman (IP) dibawah menunjukkan adanya peningkatan nilai dari

1,92 di tahun 2009, 1,98 di tahun 2011, 2.01 pada tahun 2012, 2,27

pada Tahun 2013 dan 2.42 pada tahun 2014 dan produktivitas padi

meningkat dari 55,63 kuintal/ha di tahun 2005 menjadi 61,20

kuintal/ha di tahun 2011, 63,89 kuintal/ha pada Tahun 2013 dan

turun menjadi 62.68 kuintal/ha pada tahun 2014

Sub sistem pengelolaan sarana dipengaruhi oleh ketersediaan sarana

produksi pada saat dibutuhkan petani terutama pupuk, pestisida,

benih serta sarana dan prasarana lainnya

1. Pupuk

Keberadaan pupuk sangat penting artinya bagi keberhasilan

kegiatan pengembangan agribisnis. Secara teknis kebutuhan pupuk

Page 142: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

101

setiap tahun meningkat sejalan dengan peningkatan kebutuhan

pangan masyarakat, akan tetapi pada tahun 2014 ini penggunaan

pupuk kimia telah banyak berkurang dengan tujuan untuk

mengurangi tingkat degradasi lahan/tanah, dengan kata lain untuk

mengembalikan tingkat kesuburan tanah, dengan cara sedikit demi

sedikit memperbaiki tekstur serta struktur tanah agar sifat-sifat

fisik, biologi maupun kimia tanah nya menjadi lebih baik lagi dan

otomatis ketersediaan unsur hara serta penyerapannya oleh tanaman

menjadi maksimal, juga bisa membentuk iklim mikro yang sesuai

dengan perakaran tanaman. Cara yang ditempuh diantaranya yaitu

dengan cara mensosialisasikan kembali penggunaan pupuk organik

terutama pupuk organik buatan sendiri/kompos maupun buatan

pabrik yang lebih ramah terhadap lingkungan ataupun dengan cara

melakukan pemupukan yang berimbang antara pupuk an organik dan

pupuk organik.

Lebih lanjut, sebagai upaya penerapan pupuk organik,

pengembangan unit-unit pengolahan pupuk organik dalam bentuk

rumah kompos menjadi prioritas. Disamping mensosialisasikan

penggunaan kembali pupuk organik dan menjaga kualitas lingkungan

melalui pemanfaatan kembali limbah peternakan dan pertanian, juga

memberikan alternatif usaha bagi kelompok masyarakat tani di luar

agribisnis. Langkah strategis yang telah dilakukan sampai dengan

Tahun 2014, adalah:

4. Memfasilitasi pembangunan rumah kompos dan Memfasilitasi

alat-alat pengolahan pupuk organik.

5. Memfasilitasi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan

teknologi pengolahan pupuk organik bagi kelompok usaha.

6. Revitalisasi komisi Pengawasan Penyaluran Pupuk Kabupaten

Bandung (KP3)

Page 143: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

102

Alokasi dan Realisasi penggunaan pupuk dapat dilihat pada

Tabel III.7 berikut.

Tabel III.7.Sasaran dan Realisasai Penggunaan Pupuk Tahun 2013

dan 2014

No Jenis Sarana

Produksi

Realisasi Tahun 2013

Sasaran Tahun 2014

Realisasi Tahun 2014

% Tase Realisasi-

Target 2014

Sisa Alokasi

2014

1 Urea 24.701 24.406 24.864 101,87 1.543

2 SP- 36 (Superphos)

5.929 5.080 4.113 80,95 968

3 ZA 6.534 4.608 3.859 83,74 749

4 NPK 18.239 18.256 16.751 91,76 1.505

5 Organik 1.300 1.345 787 58,51 558

Dari tabel III.7 dapat dilihat bahwa penggunaan urea

mengalami peningkatan, namun dalam jumlah yang sangat kecil.

Sedangkan penggunaan pupuk jenis yang lain mengalami penurunan.

Belum dapat disimpulkan secara pasti bahwa penurunan penggunaan

pupuk tersebut merupakan dampak positif dari perbaikan saluran

irigasi dan beberapa kegiatan intensifikasi padi. Namun dapat

dipastikan bahwa penggunaan pupuk organik buatan kelompok tani

melalui kegiatan APPO telah berhasil mensuplly pupuk organik bagi

petani, sehingga penggunaan pupuk organik buatan pabrik juga

berkurang seperti ditunjukkan tabel di atas. Rincian Alokasi dan

Realisasi Penggunaan Pupuk Per Bulan Tahun 2014 dapat dilihat

pada Tabel III.8.

Page 144: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

Tabel III.8.Sasaran dan Realisasai Penggunaan Pupuk Per Bulan Tahun 2014

UREA SP-36 ZA NPK ORGANIK UREA SP-36 ZA NPK ORGANIK

1 Januari 3.213,00 945,75 746,00 1.346,95 100,00 3.199,50 943,75 740,40 1.439,00 91,00

2 Februari 1.929,00 525,55 253,00 1.362,45 113,00 2.311,00 525,55 258,96 1.619,10 53,00

3 Maret 1.757,00 437,86 620,00 1.447,89 112,00 1.837,00 445,86 623,99 1.498,39 31,00

4 April 1.676,00 224,75 389,00 1.306,70 108,00 1.803,00 229,75 401,46 1.329,20 12,00

5 Mei 1.806,00 131,20 194,00 1.473,12 111,00 1.774,00 131,20 194,30 1.564,62 44,24

6 Juni 1.953,00 299,49 306,00 1.812,99 111,00 1.846,00 299,49 306,24 2.190,49 84,76

7 Juli 2.001,00 131,20 247,00 1.301,85 112,00 1.767,00 131,20 234,66 1.541,35 57,00

8 Agustus 1.857,00 176,10 244,00 840,95 109,00 1.877,00 176,10 243,60 1.265,95 90,00

9 September 1.776,00 235,25 141,00 672,35 109,00 1.784,00 235,25 141,14 980,85 127,00

10 Oktober 1.999,00 251,25 230,00 804,60 115,00 1.571,00 249,25 228,00 1.054,60 69,00

11 November 2.925,00 883,00 628,00 2.837,00 116,00 2.458,00 266,95 200,50 798,65 62,00

12 Desember 3.514,00 838,60 610,00 3.049,15 129,00 2.636,00 478,15 285,50 1.469,00 66,00

26.406,00 5.080,00 4.608,00 18.256,00 1.345,00 24.863,50 4.112,50 3.858,75 16.751,20 787,00

94,16% 80,95% 83,74% 91,76% 58,51%

1.542,50 967,50 749,25 1.504,80 558,00

JUMLAH REALISASI

JUMLAH

Persentase

Sisa Alokasi

NO BULANJUMLAH ALOKASI

Page 145: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

104

Gambar III.1. Grafik Realisasi Penggunaan Pupuk Total Per Bulan

Penggunaan pupuk pada paling tinggi pada bulan Januari disusul

bulan Juni, Maret dan Februari, karena merupakan masa tanam padi

di Kabupaten Bandung, sehingga pada bulan November atau

Desember Tahun sebelumnya perlu dilakukan persiapan

ketersediaan pupuk , hal tersebut sebagai wujud antisipasi lonjakan

permintaan pupuk pada awal Tahun.

2. Pengelolaan Benih

Kegiatan pada tahun 2014 ini Dinas Pertanian Perkebunan dan

Kehutanan hanya membantu/memfasilitasi BKPPP dan BPSB dalam

melakukan pengawasan dan sertifikasi benih terhadap para

penangkar benih.Selanjutnya, Balai benih Dinas Pertanian

Perkebunan dan Kehutanan di Solokan Jeruk dan Jelekong sebagai

UPTD dari Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan terus

mengembangkan dan memantau penggunaan benih bermutu/berlabel

di lapangan. Dalam upaya mengejar penyerapan teknologi pertanian,

Page 146: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

105

UPTD Benih menampung serta menyediakan benih berlabel/bermutu

untuk disebar/ditanam oleh para petani di wilayah kabupaten

bandung, dan menurut data dari UPTD benih bermutu/berlabel yang

banyak ditanam/digunakan oleh para petani di Kabupaten Bandung

ini adalah Varietas Ciherang, Sintanur, Mekongga, IR-64dan benih

Lokal sebanyak.

5. Pengelolaan Alat Mesin Pertanian

Alat Mesin Pertanian sangat mempengaruhi tingkat pencapaian

ketersediaan pangan di Kabupaten Bandung. Melalui hal tersebut,

akan mempercepat waktu tanam, waktu olah, dan waktu simpan

dengan kuantitas dan kualitas yang relatif lebih bila dibandingkan

dengan secara manual. Perkembangan Alat Mesin Pertanian dari

tahun ke tahun terus mengalami peningkatan baik dari jumlah alat

maupun ketrampilan operator. Peningkatan tersebut disebabkan

adanya swadaya masyarakat maupun dukungan dari pemerintah

Pusat, Propinsi ataupun Kabupaten. Meskipun demikian, program

mekanisasi pertanian secara bertahap perlu terus dikembangkan

karena semakin terbatasnya tenaga kerja di pedesaan terutama

buruh tani, meningkatnya efisiensi dan efektivitas pemanfaatan alat

itu sendiri, meningkatnya tuntutan konsumen terhadap mutu dan

kualitas produk pertanian. Pada tahun 2014 ini jumlah jenis mesin

yang dihibahkan kepada petani mengalami peningkatan dengan

jumlah yang mengalmai penurunan, hal ini disebabkan karena alat

mesin tahun-tahun sebelumnya masih ada serta masih layak untuk

digunakan dan diarahkan untuk pengembangan sarana reparasi alat

mesin tersebut.

Pengembangan kegiatan mekanisasi pertanian diharapkan

dapat berdampak positif terhadap kualitas penerapan teknologi

Page 147: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

106

usaha tani, pendapatan usaha tani, peningkatan minat generasi muda

untuk terus bekerja di sektor pertanian, sehingga diharapkan usaha

tani dan bisnis pertanian dapat terus berkembang serta dapat

meningkatkan minat para generasi muda agar tidak merasa minder

dalam bergumul dengan lumpur dan bercinta dengan tanah dan terus

bekerja pada sektor pertanian dalam merajut masa depan keluarga.

Pada tahun 2014, sebagai langkah strategis dalam mengelola

alat mesin pertanian di Kabupaten Bandung, Dinas Pertanian

Perkebunan dan Kehutanan melalui Unit Pelayanan Jasa Alsintan

melakukan pengadaan 1 unit alat perbengkelan yang bertujuan untuk

mengoptimalkan pengelolaan dan pemelihara alat dan mesin

pertanian yang telah ada di lapangan. Dengan UPJA ini, kelompok-

kelompok masyarakat mendapatkan alternatif usaha dalam bidang

penyewaan alat mesin pertanian tersebut. Hal tersebut dapat

memberikan efek positif pada kedua belah pihak. Di sisi petani, akan

mempermudah pekerjaan dan mempercepat waktu usahanya dengan

pembayaran sewa setelah panen, di sisi lain, UPJA akan

mendapatkan keuntungan sebagai penghasilan dan pemeliharaan aset

UPJA. Kehadiran UPJA di perdesaan diharapkan dapat memenuhi

kebutuhan petani, kelompok tani dan gabungan kelompok tani dalam

rangka penyediaan pelayanan jasa alsintan guna mendukung

tercapainya pemenuhan produksi pertanian yang terus meningkat

sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, menurunnya daya

dukung lahan, rendahnya intensitas pertanaman, dan kepemilikan

alsintan secara individu yang kurang menguntungkan.

Pada Tahun 2014, pemerintah Kabupaten Bandung melalui

Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan telah merencanakan

memberikan stimulan berupa alat mesin pertanian kepada kelompok

tani sebagai langkah dalam pengembangan UPJA, berupa alat dan

Page 148: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

107

mesin baik pada sub sistem on-farm maupun sub sistem pasca

panen dan pengolahan hasil. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan

untuk meningkatkan produktivitas usaha kelompok tani. Stimulan alat

dan mesin tersebut berupa:

10. Traktor besarsebanyak 40 unit.

11. Pompa Air 3” sebanyak 25 Unit

12. Pompa Air 4” sebanyak 2 Unit

13. Mesin giling padi sebanyak 2 unit

14. Mesin Pemipil Jagung sebanyak 1 Unit

15. Mesin Penepung sebanyak 2 unit

16. Mesin Potong Rumput sebanyak 50 unit

17. Alat Budidaya Jamur sebanyak 1 unit

18. Motor Roda Tiga sebanyak 1 unit

Lebih lanjut, pengembangan UPJA di Kabupaten telah

dilaksanakan di Kecamatan Kutawaringin dan Ciparay. Kedua UPJA

center tersebut diharapkan dapat memberikan efek positif untuk

menjawab kebutuhan masyarakat tani akan alat dan mesin pertanian.

6. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Salah satu upaya pengamanan produksi beras daerah adalah

pengendalian OPT. Pemerintah Kabupaten Bandung berupaya

seefektif dan seefisien mungkin dalam mengendalikan serangan OPT

maupun menangani bencana alam. Hal ini memberikan efek positif

dalam meminimalisasi kemungkinan terjadinya puso yang diakibatkan

oleh serangan OPT dan bencana alam kekeringan/banjir. Melalui

pembentukan Brigade Proteksi Tanaman di tingkat kecamatan dan

desa se-Kabupaten Bandung pengendalian dan penanganan tersebut

dapat segera dilakukan secara cepat, tepat, dan akurat.

Page 149: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

108

Brigade proteksi tanaman merupakan agen pemerintah yang

bertugas sebagai pemantau, pengendali, dan pelaksana pengamanan

produksi pangan di Kabupaten Bandung, terutama yang diakibatkan

oleh serangan OPT dan bencana alam. Agen tersebut terdiri dari

Petugas Pengendali OPT (POPT) dinas dan para petani di desa dan

kecamatan se-Kabupaten Bandung. Setiap kejadian di lapangan akan

segera ditangani secara cepat dan tepat dengan memotong jalur

koordinasi/birokrasi. Teknologi pengendalian OPT yang telah

dilaksanakan adalah: (1) Spot Stop; (2) Trips Barrier System; (3)

Agen hayati.

Selain itu, pengembangan desa-desa PHT yang bekerjsama

dengan BPTPH Provinsi Jawa Barat menjadi salah satu prioritas

langkah untuk mengendalikan serangan OPT. Melalui kombinasi

Desa PHT dan brigade proteksi tanaman diharapkan akan

mengurangi dampak negatif dari serangan OPT dan bencana alam

terhadap jumlah produksi dan keadaan puso. Berikut rencana

stimulan yang telah disalurkan untuk pengendalian OPT, yang

berasal dari APBD Kabupaten Bandung dan APBN, adalah:

Tabel III.9 Rencana dan Realisasi Stimulan Pengendalian OPT Tahun

2014

No Sarana Rencana Realisasi

1. Sarana pengendali agen hayati

a. Trichogaamma sp

b. metharizium sp

c. Beauveria sp

952 pias

800 bungkus

800 bungkus

952 pias

800 bungkus

800 bungkus

2. Teknologi trip barrier system 10 paket 10 paket

3. Obat-obatan pengendalian OPT

a. Rodentisida anti oagulan

b. Insektisida

c. Fungisida

d. Rodentisida/pengasapan

150 kg

150L

100 kg

40 dus

150 kg

150L

100 kg

40 dus

Page 150: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

109

No Sarana Rencana Realisasi

4. Masker 100 buah 100 buah Sumber: UPTD Alat mesin Pertanian dan Pengendalian OPT

Sub sistem pengelolaan infrastruktur dasar pertanian

2. Pengelolaan Infrastruktur Pengairan

Pada sisi pengelolaan infrastruktur pengairan, Pelaksanaannya

ditentukan oleh beberapa peraturan termasuk pengaturan

kewenangan diantaranya. Undang-undang No. 7 tahun 2004 tentang

SDA dan Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 2006 tentang Irigasi

mengamanatkan bahwa tanggung jawab pengelolaan jaringan irigasi

tersier sampai ke tingkat usahatani (JITUT) dan jaringan irigasi desa

(JIDES) menjadi hak dan tanggung jawab petani pemakai air (P3A)

sesuai dengan kemampuannya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah

No. 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara

Pemerintah, Pemerintah daerah Provinsi dan Pemerintah daerah

Kabupaten/Kota disebutkan bahwa kewenangan pengembangan dan

rehabilitasi jaringan irigasi tingkat usahatani dan jaringan irigasi

desa menjadi kewenangan dan tanggung jawab instansi tingkat

kabupaten/kota yang menangani urusan pertanian.

Potensi sumber daya air permukaan di wilayah Kabupaten

Bandung dari sisi kuantitas dapat dikatakan cukup baik apabila hanya

dilihat secara jumlah volume keseluruhan dalam setahun. Namun

apabila ditinjau dari periode waktu dan lokasi setiap Satuan Wilayah

Sungai (SWS), kondisi ketersediaan sumber air ini diperkirakan

mempunyai 3 macam fluktuasi yaitu fluktuasi tinggi, Sedang dan

Rendah. Potensi sumber daya air yang dimiliki oleh Kabupaten

Bandung berupa mata air dan situ-situ serta curah hujan. Untuk

pemanfaatan sumber air tersebut telah dibangun bangunan

Page 151: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

110

pengambilan utama berupabendungan, embung dan bangunan irigasi-

irigasi, bendungan-bendungan yang ada ini dimanfaatkan selain

untuk mengairi lahan pertanian juga untu pembangkit tenaga listrik.

Potensi air permukaan sungai dan air permukaan bendungan

yang ada di Kabupaten Bandung dapat dilihat pada Tabel III.8 di

bawah ini.

Tabel III.10. Potensi Air Permukaan Bendungan Desa di Kabupaten

Bandung

No Lokasi Nama

Sungai/ DAM

Volume

(Juta m3) Kecamatan Desa

1 Soreang - Sadu - Cibeureum 20,0947

- Buninagara - Leuwikuya 97,4462

2 Pasirjambu - Buninagara - Leuwikuya -

3 Ciwidey - Panyocokan - Cigadog 30,2745

4 Margaasih - Lagadar - Malang 20,1326

5 Katapang - Parungserab - Leuwikuya 18,6567

- Banyusari -

Kiarawuyeuh

8,7039

- Juntigirang - Juntihilir 6,5847

- Banyusari - Baros 2,1192

6 Majalaya - Wangisagara -

Wangisagara

63,8793

7 Ciparay - Pakutandang - Cirasea 93,5105

8 Pacet - Maruyung - Wanir 71,1452

9 Rancaekek - Rancaekek kulon - Ciajasana 46,1848

10 Ibun - Lampegan - Cikaro 125

11 Cangkuang - Jatisari - Ciherang 95,7811

Pengelolaan sumberdaya air ini, dilaksanakan program

pengontrolan dan pemeliharan juga rehabilitasi saluran-saluran

irigasi tersier yang ada melalui JIDES dan JITUT, agar supaya tidak

terjadi kekeringan pada musim kemarau dan banjir pada musim

Page 152: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

111

penghujan dan juga pembuatan sumur pantek serta embung. Tujuan

utama pengelolaan/pemeliharaan air irigasi ini adalah untuk (1)

meningkatkan indeks pertanaman (IP) dan (2) mengurangi dampak

bencana alam kekeringan dan banjir. Upaya pemeliharaan saluran

irigasi tersebut, dianggarkan baik berasal dari APBD Kabupaten

Bandung, APBD Provinsi Jawa Barat, maupun APBN.

Pada Tahun 2014, telah direalisaskikan beberapa kegiatan

pengelolaan air irigasi tersier di beberapa wilayah kecamatan di

Kabupaten Bandung,yakni kegiatan rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa

sebagai usaha rehabilitasi jaringan air, pada tahun 2014

direalisasikan dibeberapa wilayah berikut: (1) Kecamatan Rancaekek

sebanyak 4 paket, (2) Kecamatan Bojongsoang sebanyak 4 paket,

(3) Kecamatan Ciparay sebanyak 1 Paket, (4) Kecamatan

Solokanjeruk sebanyak 5 Paket, (5) Kecamatan Kutawaringin 1

paket, dan (6) Kecamatan Cicalengka 1 paket. Sedangkan untuk

mendukung kestabilan supply air telah dibangun 6 paket cekdam,

masing-masing lokasi 1 paket di 6 kecamatan, yaitu: (1) Kecamatan

Rancabali, (2) Kecamatan Cimaung, (3) Kecamatan Arjasari, (4)

Kecamatan Kutawaringin, (5) Kecamatan Cangkuang, dan (6)

Kecamatan Cicalengka.

Sasaran Strategis 2

Meningkatkan keunggulan komparatif dan kompetitif produk pertanian

melalui pengembangan agribisnis dalam aglomerasi ekonomi

pertanian

Sasaran strategis ini diarahkan untuk mengembangkan

kelompok-kelompok usaha agribisnis yang berbasis komoditas

hortikultura dan perkebunan unggul lokal Kabupaten Bandung.

Page 153: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

112

Agribisnis hortikultura dan perkebunan dikembangkan berdasarkan

pada potensi satu kawasan tertentu.Pengembangan Kawasan

Pertanian menekankan transformasi desa-desa dengan

memperkenalkan unsur-unsur urbanisme ke dalam lingkungan

pedesaan yang spesifik yang didalamnya menekankan kekuatan lokal

untuk berkembang aktif dalam struktur ekonomi wilayah.

Selain itu, pertimbangan kaidah-kaidah konservasi air dan

tanah menjadi prioritas dalam pengembangan kawasan hortikultura

dan perkebunan di Kabupaten Bandung. Penentuan kawasan-

kawasan didasarkan pada: (1) potensi yang dimiliki; (2) sumberdaya

pertanian yang memadai; (3) sesuai kaidah konservasi dan

tercantum dalam RTRW Kabupaten Bandung; dan (4) memiliki

peluang komparatif dan kompetitif.

Berdasarkan hasil pengukuran terhadap pencapaian sasaran

strategis 2 seperti yang telah dilakukan dan dapat dilihat pula dari

berbagai fakta yang ada, baik berupa keberhasilan maupun

kekurangberhasilan pelaksanaan pembangunan pertanian di

Kabupaten Bandung,apabila dibandingkan dengan tahun 2014

maupun terhadap sasaran/target yang telah ditentukan,ataupun juga

terhadap realisasi pencapaian dalam pelaksanaan kegiatan pada

tahun 2014 ini.

Tabel III.11 pengukuran sasaran strategis 2 Tahun 2014

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Kinerja Realisasi

Page 154: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

113

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Kinerja Realisasi

Meningkatkan

keunggulan

komparatif dan

kompetitif produk

pertanian melalui

pengembangan

agribisnis dalam

aglomerasi

ekonomi pertanian

3. Jumlah produksifitas

komoditas unggulan:

- Sayuran (kui/ha)

- Buah-buahan (kui/ha)

- Biofarmaka (kg/m2)

- Tan. Hias (tangkai/ha)

- Kopi (Ton/ha)

- Teh (Ton/ha)

- Cengkeh (Ton/ha)

- Tembakau

210,19

102,00

3,19

17,14

1,19

2,35

0,22

0,95

178.61

117.74

5.612

22.60

1.017

2,282

0.209

0.4

Pencapaian Jumlah Produksi Komoditas Hortikultura dan Perkebunan

Produksi serta produktivitas komoditas pertanian khususnya

komoditas hortikultura dan perkebunan yang diunggulkan di

Kabupaten Bandung tahun 2014 ini terjadi peningkatan yang cukup

signifikan walaupun menghadapi kendala-kendala yang cukup sulit

seperti keadaan alam yang cukup ekstreem khususnya iklim yang

kering, namun disisi lain iklim tersebut membantu dalam

pertumbuhan serta perkembangan bunga dan pembuahan komoditas

hortikultura dan perkebunan sehingga umumnya mampu menaikan

produksi dan produktivitasnya asalkan pengairannya tetap terjaga

dan terpenuhi. Selain itu pula ada tantangan internal diantaranya

adalah peralihan komoditas karena alasan-alasan tertentu,

pengurangan lahan produktif karena digunakan untuk keperluan

lainnya serta terkadang penanaman/pertanian komoditas hortikultura

berbenturan dengan isu-isu tentang kaidah-kaidah konservasi.

Sayuran

Page 155: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

114

Lima komoditas utama sayuran di kabupaten Bandung adalah

kentang, tomat, cabe, bawang merah, dan kubis. Kelima komoditas

tersebut mengalami peningkatan dalam hal produksi dan

produktivitas. Disamping itu, terdapat komoditas-komoditas

spesifikasi lokal dan eksklusif yang dikembangkan atas kerjasama

antara petani dengan pelaku pasar (ritel, industri, dan eksportir),

seperti wortel, brokoli, paprika, dan sayuran eksklusif jepang.

Komoditas tersebut tersebar di Kecamatan Pangalengan, Ciwidey,

Pasirjambu, Rancabali, Cimenyan, dan Kertasari.

Tabel III.12 Realisasi Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan

Produktivitas Komoditas Sayuran di Kabupaten Bandung

Tahun 2014

No Uraian Komoditi Realisasi 2011

Realisasi 2012

Realisasi 2013

Realisasi 2014

Perkembangan Realisasi

Th.2012 thdp Th.2011

Perkembangan Realisasi

Th.2014 thdp Th.2013

1 2 4 5 6 7 8 9

1 Bawang Merah Luas Tanam (ha) 2.827 3.116 2.911 3.086 110,22 106,01

Luas panen (ha) 1.799 3.265 2.915 3.027 181,49 103,84

Produksi (ton) 20.887 39.222 31.699 32.770 187,79 103,38

Produktivitas (kwt/ha)

116,1 120,13 108,74 108,26 103,47 99,55

2 Kentang

Luas Tanam (ha) 6.527 6.711 4.814 4.380 102,82 90,98

Luas panen (ha) 5.346 7.036 5.372 4.676 131,61 87,04

Produksi (ton) 110.793 131.007 108.832 93.968

118,24 86,34

No Uraian Komoditi Realisasi 2011

Realisasi 2012

Realisasi 2013

Realisasi 2014

Perkembangan Realisasi

Th.2012 thdp Th.2011

Perkembangan Realisasi

Th.2014 thdp Th.2013

Produktivitas (kwt/ha)

207,25 186,19 202,59 200,96 89,84 99,19

3 Kubis

Luas Tanam (ha) 5.394 5.266 4.004 4.457 97,63 111,31

Luas panen (ha) 4.592 5.242 4.331 4.683 114,16 108,13

Produksi (ton) 109.326 125.606 100.150 107.192 114,89 107,03

Produktivitas (kwt/ha)

238,08 239,61 231,24 228,90 100,65 98,99

4* Cabe

Luas Tanam (ha) 787 226 718 753 28,72 104,87

Luas panen (ha) 740 691 596 702 93,38 117,79

Produksi (ton) 20.682 20.376 17.598 17.579 98,52 99,89

Produktivitas (kwt/ha)

27,95 29,49 295,26 250,41 336,07 84,81

Page 156: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

115

5* Tomat

Luas Tanam (ha) 1.295 1.174 1.189 1.125 90,66 94,62

Luas panen (ha) 1.339 1.097 1.215 1.105 81,93 90,95

Produksi (ton) 94.124 94.486 67.900 49.749 100,38 33,51

Produktivitas (kwt/ha)

702,95 861,31 229,15 205,93 122,53 89,87

6 Bawang Daun

Luas Tanam (ha) 3.147 3.549 1.189 4.117 112,77 346,26

Luas panen (ha) 2.969 3.512 1.215 4.112 118,29 338,44

Produksi (ton) 49.570 54.115 67.900 68.401 109,17 100,74

Produktivitas (kwt/ha)

166,96 154,086 229,15 166,34 92,29 72,59

7 Kembang Kol

Luas Tanam (ha) 466 512 575 592 109,87 102,96

Luas panen (ha) 418 511 602 573 122,25 95,18

Produksi (ton) 8.091 9.958 9.777 11.258 123,08 115,15

No Uraian Komoditi Realisasi 2011

Realisasi 2012

Realisasi 2013

Realisasi 2014

Perkembangan Realisasi

Th.2012 thdp Th.2011

Perkembangan Realisasi

Th.2014 thdp Th.2013

Produktivitas (kwt/ha)

193,56 194,88 162,40 196,48 100,68 120,98

8 Petsai/Sawi/Sosin

Luas Tanam (ha) 3.128 3.176 3.635 2.938 101,53 80,83

Luas panen (ha) 3.015 3.218 3.476 3.145 106,73 90,48

Produksi (ton) 61.396 67.581 71.079 66.486 110,07 93,54

Produktivitas (kwt/ha)

203,63 210,01 204,48 211,40 103,13 103,38

9 Wortel

Luas Tanam (ha) 2.131 1.745 2.212 1.914 81,89 86,53

Luas panen (ha) 2.006 1.796 2.003 1.924 89,53 96,06

Produksi (ton) 42.524 40.316 42.507 40.950 94,81 96,34

Produktivitas (kwt/ha)

211,99 224,48 212,22 212,84 105,89 100,29

10 Lobak

Luas Tanam (ha) 376 306 643 504 81,38 78,38

Luas panen (ha) 360 313 512 493 86,94 96,29

Produksi (ton) 8.027 7.228 10.977 10.798 90,05 98,37

Produktivitas (kwt/ha)

222,96 230,91 214,39 219,03 103,57 102,17

11 Kacang Merah

Luas Tanam (ha) 1.547 1.690 1.421 1.837 109,24 129,28

Luas panen (ha) 1.191 1.538 1.684 1.795 129,14 106,59

Produksi (ton) 10.835 9.833 16.150 18.663 90,75 115,56

Produktivitas (kwt/ha)

90,97 63,93 95,90 103,97 70,27 108,41

12* Kacang Panjang

Luas Tanam (ha) 179 119 116 142 66,48 122,41

Luas panen (ha) 139 156 145 127 112,23 87,59

Produksi (ton) 2.786 3.620 3.538 3.050 129,92 86,20

Produktivitas (kwt/ha)

117,59 232,03 243,97 240,12 197,32 98,42

13* Jamur

Page 157: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

116

Luas Tanam (m2) 8.971 11.413 12.715 48.979 127,22 385,21

Luas panen (m2) 8.689 20.205 12.749 41.565 232,54 326,03

Produksi (ku) 15.643 29.530 232.460 44.113 188,77 18,98

Produktivitas (kg/m2)

18 14,62 18,23 10,61 81,18 58,21

14* Terung

Luas Tanam (ha) 173 160 176 214 92,49 121,59

Luas panen (ha) 143 186 157 202 130,07 128,66

Produksi (ton) 4.673 4.964 4.475 6.801 106,23 151,97

Produktivitas (kwt/ha)

135,05 266,89 285,04 336,68 197,62 118,11

15* Buncis #DIV/0!

Luas Tanam (ha) 696 850 749 654 122,13 87,32

Luas panen (ha) 639 789 786 660 123,47 83,97

Produksi (ton) 14.857 18.279 18.230 8.390 123,04 46,02

Produktivitas (kwt/ha)

128,27 231,68 231,94 127,12 180,62 54,81

No Uraian Komoditi Realisasi 2011

Realisasi 2012

Realisasi 2013

Realisasi 2014

Perkembangan Realisasi

Th.2012 thdp Th.2011

Perkembangan Realisasi

Th.2014 thdp Th.2013

16* Ketimun

Luas Tanam (ha) 561 460 471 554 82 117,62

Luas panen (ha) 524 538 460 525 102,67 114,13

Produksi (ton) 24.388 18.164 17.340 12.919 74,48 74,50

Produktivitas (kwt/ha)

207,8 337,62 213,96 246,07 162,47 115,01

17* Labu Siam

Luas Tanam (ha) 55 87 73 37 158,18 50,68

Luas panen (ha) 62 69 78 42 111,29 53,85

Produksi (ton) 66.493 60.089 59.990 61.666 90,37 10,07

Produktivitas (kwt/ha)

10.724,68 8.708,49 830,59 1.438,02 81,2 173,13

18* Kangkung

Luas Tanam (ha) 266 260 457 408 97,74 89,28

Luas panen (ha) 242 255 473 384 105,37 81,18

Produksi (ton) 9.092 9.495 9.326 6.856 104,44 52,64

Produktivitas (kwt/ha)

135,91 372,37 126,50 127,84 273,98 101,06

19* Bayam

Luas Tanam (ha) 153 259 206 156 169,28 75,73

Luas panen (ha) 128 267 212 159 208,59 75,00

Produksi (ton) 1.250 2.953 2.124 1.645 236,29 72,58

Produktivitas (kwt/ha)

97,64 110,61 92,90 96,97 113,28 104,38

20* Seledri

Luas Tanam (ha) 1.560 1.516 1.692 1.902 97,18 112,41

Luas panen (ha) 1.596 1.441 1.565 1.842 90,29 117,70

Produksi (ton) 30.479 28.516 30.099 39.191 93,56 122,56

Produktivitas (kwt/ha)

190,97 197,89 191,82 200,27 103,62 104,41

21* Cabe Rawit

Luas Tanam (ha) 432 282 398 530 65,28 133,17

Luas panen (ha) 424 324 331 452 76,42 136,56

Produksi (ton) 11.943 8.150 8.142 12.363 68,24 39,47

Page 158: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

117

Produktivitas (kwt/ha)

68,45 251,54 75,37 71,10 367,48 94,33

Jumlah Sayuran

Luas Tanam (ha) 40.671 42.877 43.170 30.428 105,42 70,48

Luas panen (ha) 36.361 52.449 43.523 30.773 144,25 70,71

Produksi (ton) 717.859 783.488 927.418 6.821.105 109,14 735,49

Produktivitas (kwt/ha)

19,74 14,94 213,09 2.216,59 75,66 1.040,23

22* Strowberry**)

Luas Tanam (ha) 172 148 94 214 86,05 227,66

Luas panen (ha) 188 141 91 108 75 118,68

Produksi (ton) 35.342 151.959 154.316 71.443 429,97 2,83

Produktivitas (kwt/ha)

179,93 10.777,21 1.918,16 403,80 5.989,81 21,05

Provitas nya adalah Produksi Total (Produksi habis panen + Produksi belum habis panen) dibagi dengan Total Panen habis/dibongkar

Sumber : Bidang hortikultura Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung 2014

Buah-buahan

Produksi komoditas buah-buahan unggulan seperti alpukat,

durian dan strawberry di Kabupaten Bandung pada tahun 2014

umumnya dapat melampaui target serta memperlihatkan realisasi

yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2013,tetapi ada

juga yang tidak bisa melampaui realisasi tahun 2014, ini disebabkan

oleh kondisi alam yang cukup kering sehingga dalam proses

pembungaan dan pembuahan tanaman banyak yang gugur karena

evavotranspirasi dari tanaman itu sendiri cukup tinggi, disamping itu

pula sudah banyak tanaman yang tua dan tidak produktif lagi serta

tanaman muda sebagai penggatinya belum produktif menghasilkan

buah. Untuk selengkapnya mengenai realisasi produksi,

Page 159: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

I II III IV I II III IV I II III IV

1 Alpukat 16.254 1.391 - 513 18.158 75.702 54.103 57.638 108.350 108.350 597.149 10.857 12.887 17.588 638.481

2 Belimbing 49 70 8 126 253 9.571 8.282 7.759 3.902 9.571 14.121 1.523 1.047 1.371 18.062

3 Duku 140 - - - 140 654 532 497 24.228 24.228 176 103 - 93 372

4 Jambu Air 928 223 - - 1.151 24.179 20.689 - 29.773 29.773 55.036 3.131 - - 58.167

5 Jambu Biji 12.852 1.196 200 2.053 16.301 57.734 50.208 48.011 24.632 57.734 183.217 6.232 6.603 6.474 202.526

6 Jeruk Siam 8.200 435 - 10.200 18.835 9.331 6.620 10.440 18.725 18.725 28.388 953 1.589 1.534 32.464

7 Jeruk Besar 1.769 - - 63 1.832 9.718 8.413 8.937 55.585 55.585 4.939 1.648 1.856 1.547 9.990

8 Mangga 1.284 641 156 345 2.426 44.782 40.696 42.664 23.523 44.782 54.880 8.566 8.739 23.597 95.782

9 Manggis 19 - - 250 269 932 4.555 2.440 77.428 77.428 181 414 197 200 992

10 Nangka 831 488 5 8 1.332 50.386 42.351 46.387 16.721 50.386 393.944 9.139 10.028 9.196 422.307

11 Nenas - - - 20 20 1.552 1.175 1.325 53.841 53.841 43 12 14 17 86

12 Pepaya 311 8.551 15 988 9.865 16.822 13.494 12.604 15.618 16.822 24.347 2.407 1.111 1.850 29.715

13 Pisang 21.827 12.332 15.065 14.554 63.778 386.185 311.258 283.122 - 386.185 2.035.648 29.947 21.086 22.163 2.108.844

14 Rambutan 325 224 - 71 620 13.136 7.957 7.043 10.820 13.136 106.684 755 600 1.159 109.198

15 Salak - 25 - - 25 5.174 717 924 1.761 5.174 1.044 11 12 66 1.133

16 Sawo 180 66 - - 246 6.409 6.499 5.831 17.133 17.133 24.946 1.157 1.008 1.200 28.311

17 Markisa 500 - - 500 1.000 780 700 605 33.332 33.332 64 45 43 48 200

18 Sirsak 46 - - 11 57 11.143 - 10.081 159.880 159.880 4.039 - 682 1.027 5.748

19 Sukun 452 141 65 - 658 34.021 35.386 19.597 5.045 35.386 87.853 4.639 2.523 4.868 99.883

21 Durian 909 588 - 275 1.772 18.839 12.371 7.639 659 18.839 52.585 2.571 1.272 5.220 61.648

2266.876 26.371 15.514 29.977 138.738 777.050 626.006 573.544 680.956 1.216.290 3.669.284 84.110 71.297 99.218 3.923.909 Jumlah

NO KOMODITAS Tanam Baru (Pohon) Jumlah Tanaman yg sdng Menghsilkan (Pohon) Jum.Tan yg Menghasilkan Thn

ini

Produksi (Kwt) JUMLAH

Tabel III.13 Realisasi Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditas Buah-Buahan di Kabupaten

Bandung Tahun 2014

Page 160: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

Habis/ dibongkar Belum Habis Habis/ dibongkar Belum Habis

1 JAHE 479.584 222.482 - 828.002 - 2 LAOS 66.124 109.193 - 489.199 - 3 KENCUR 14.861 20.760 - 35.276 - 4 KUNYIT 92.338 67.000 - 157.556 - 5 LEMPUYANG 21.151 3.400 - 8.029 - 6 TEMULAWAK 24.450 6.620 - 19.857 - 7 TEMUIRENG - 12.700 - 3.495 - 8 TEMUKUNCI 475 20 - 35 - 9 DLINGGO - - - - - 10 KAPULAGA 197.835 31.015 80.874 41.439 67.609 11 MENGKUDU 14.552 235 1.647 763 5.189 12 MAHKOTA DEWA 2.203 292 1.392 729 5.768 13 KEJIBELING 7.225 310 2.979 242 1.882 14 SAMBILOTO 5.027 3.357 470 3.689 338 15 LIDAH BUAYA 30.893 427 173.836 745 1.011.618

956.718 477.811 261.198 1.589.056 1.092.404 Produktivitas (Kg/M²) 5,612

Tanam Baru (m²)Panen (m2) Produksi (Kg)

JUMLAH

No KOMODITAS

Tanaman Hias dan Obat-obatan

Produksi komoditas tanaman hias dan obat-obatan unggulan

seperti Anggrek, Krisan, Mawar dan Gerbera, serta komoditas

tanaman obat di Kabupaten Bandung tahun 2014 yaitu diantaranya

jahe, lengkuas, kencur, kunyit umumnya memperlihatkan realisasi

produksi yang sedikit menurun dibanding target dan realisasi tahun

2013 ini dikarenakan cuaca yang cukup panas sehingga tidak

mendukung terhadap pertumbuhan tanaman dikarenakan porositas,

struktur serta agregat tanah menjadi lebih besar dan solid/keras

terutama untuk perkembangan tanaman obat-obatan yang

kebanyakan berbentuk rimpang.

Tabel III.14 Realisasi Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan

Produktivitas Komoditas Obat-obatan di Kabupaten

Bandung Tahun 2014

Page 161: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

Tabel III.15 Realisasi Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan

Produktivitas Komoditas Tanaman Hias di Kabupaten

Bandung Tahun 2014

Habis/dibongk

arBelum Habis

Habis/dibongk

arBelum Habis

100 - 2.000 - 94.000 Ciwidey

4.000 2.550 450 12.550 2.741 Rancabali

550 2.710 4.345 114.891 125.295 Pasirjambu

500 500 1.486 27.424 8.285 Cimaung

- - - - - Pangalengan

- - - - - Kertasari

- - - - - Pacet

59 380 - 4.177 - Ibun

- - - - - Paseh

- - - - - Cikancung

- - - - - Cicalengka

1.330 237 2.906 2.523 178.719 Nagreg

- - - - - Rancaekek

3 - - - - Majalaya

- - - - - Solokan Jeruk

- - - - - Ciparay

- - - - - Baleendah

- - - - - Arjasari

- 40 - 319 - Banjaran

- 100 - 911 - Cangkuang

- 200 100 2.400 1.143 Pameungpeuk

2 5 - 43 - Katapang

7.000 700 - 4.241 - Soreang

- - - - - Kutawaringin

- - - - - Margaasih

105 - - - - Margahayu

21 - - - - Dayeuhkolot

- - 22 - 66 Bojongsoang

- - - - - Cileunyi

- - - - - Cilengkrang

60 100 1.670 486 25.581 Cimenyan

13.730 7.522 12.979 169.965 435.830 jumlah

TOTAL TANAMAN HIAS

Tanam (m2)

Panen (m2) Produksi

KECAMATAN

Page 162: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

Sasaran Strategis 3

Mengembangkan usaha ekonomi produktif dalam upaya stabilitas

kualitas lingkungan hutan dan lahan

Rehabilitasi hutan dan lahan di Kabupaten Bandung

dilaksanakan melalui 2 mekanisme pendekatan: (1) pendekatan

vegetatif dan (2) pendekatan ekonomi dengan mengembangkan

agribisnis di sekitar hutan. Kedua mekanisme tersebut saling

berkesinambungan dan ketergantungan satu dengan yang lainnya.

Tabel III.16. Pengukuran sasaran strategis 3 Tahun 2014

Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Target Kinerja Realisasi

Mengembangkan

usaha ekonomi

produktif dalam

upaya stabilitas

kualitas

lingkungan

hutan dan lahan

Prosentase luas lahan

kritis yang tertanami (%)

47,58

66.04

Luas hutan rakyat (Ha)

7.910

4.659

Jumlah kelompok

agroforestry

118

92

Keterangan: Data sampai dengan Bulan September 2014

Pengelolaan Lahan Kritis

Adanya praktek-praktek budidaya pertanian yang tidak

memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air serta banyaknya

penelantaran lahan-lahan kering yang berlangsung dalam jangka waktu

yang cukup lama telah mengakibatkan terjadinya lahan-lahan kritis di

Kabupaten Bandung.

Keberadaan lahan kritis di Kabupaten Bandung ini telah

menyebabkan rusaknya keseimbangan,daya dukung serta daya tampung

lingkungan terutama pada lahan-lahan yang terdapat di daerah-daerah

hulu dengan fungsi sebagai daerah resapan air.Kondisi yang sama,dan

dengan ditambah banyaknya pemukiman pendudukpun terjadi di daerah

Page 163: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

sepanjang aliran sungai (DAS), keadaan ini pada akhirnya turut

berpengaruh sebagai faktor penyebab atau faktor yang mempercepat

terjadinya bencana alam di Kabupaten Bandungseperti banjir, longsor,

kekeringan serta makin tingginya kualitas pencemaran yang terjadi di

beberapa badan sungai di Kabupaten Bandung, baik pencemaran dari

rumah tangga maupun industri.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, Dinas

PertanianPerkebunan dan Kehutanan berdasarkan Rencana

Pengengelolaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Periode 2011-2015,

pada tahun 2011, tahun 2012, tahun 2013 dan tahun 2014 ini telah

melakukan upaya-upaya untuk mengurangi luas lahan kritis di

Kabupaten Bandung melalui penanaman komoditas tanaman tahunan

produktif seperti buah-buahan dan kayu-kayuan, baik melalui

kegiatan yang dibiayai APBD Kabupaten, Propinsi maupun APBN

TA. 2014. Upaya-upaya tersebut telah dilakukan Dinas Pertanian

Perkebunan dan Kehutanan dan berhasil menanami lahan kritis serta

tegalan seluas 6.096,67Ha pada tahun 2013, sedangkan pada tahun

2014 dominasi penanaman dilakukan pada akhir tahun pada saat

hujan sudah stabil

TabelIII.17 Luas Hutan dan Lahan Kritis yang Direhabilitasi

N

O

LUAS HUTAN DAN

LAHAN KRITIS YANG

DIREHABILITASI

2011

(Ha)

2012

(Ha)

2013

(Ha)

2014

(Ha)

1 Arjasari 446,89 212,36 276,14 40

2 Baleendah 198,56 75 82,39 2

3 Banjaran 0 205 42,95 112

4 Bojongsoang 77,27 0 0 -

5 Cangkuang 422,5 172,95 76,36 -

6 Cicalengka 203,41 248,18 445,68 295

7 Cikancung 305,19 252 308,41 77

8 Cilengkrang 169,32 52,5 239,32 43

Page 164: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

N

O

LUAS HUTAN DAN

LAHAN KRITIS YANG

DIREHABILITASI

2011

(Ha)

2012

(Ha)

2013

(Ha)

2014

(Ha)

9 Cileunyi 484,3 25 115,45 43

10 Cimaung 207,73 215 164,77 46

11 Cimenyan 297,05 0 21,59 1

12 Ciparay 256,82 30 126,55 -

13 Ciwidey 356,82 52,5 47,50 2

14 Dayeuhkolot 11,81 0 0 -

15 Ibun 2,27 302 237,05 45

16 Katapang 38,35 0 0 -

17 Kertasari 212,5 75,45 154,77 56

18 Kutawaringin 108,64 300 10,91 1

19 Majalaya 2,27 0 0,91 1

20 Margaasih 0 0 115,45 -

21 Margahayu 0 0 0 4

22 Nagreg 97,15 298,5 173,86 43

23 Pacet 716,77 250 312,05 61

24 Pameungpeuk 0 25 1,27 5

25 Pangalengan 306,82 230 413,41 430

26 Paseh 160,23 200 250,68 140

27 Pasirjambu 547,25 150 223,86 5

28 Rancabali 230 0 96,59 44

29 Rancaekek 0 0 0 1

30 Solokanjeruk 0 0 1,14 4

31 Soreang 200,91 55 171,14 93

32 Tersebar di Kab.

Bandung 147,73 2.670,23

1.209,59 0

JUMLAH 6.208,56 6.096,67 15.319,91 1.592 Sumber: Bidang Kehutanan Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kab. Bandung 2014

Keterangan: Data sampai dengan Bulan September 2014

Saat ini upaya mempertahankan dan melestarikan hutan rakyat

diakui cukup berat dan masih mengalami banyak kendala. Hasil

kajian LPM ITB (2001) menunjukkan gambaran kondisi kerusakan

lahan yang diakibatkan oleh penggunaan lahan yang tidak sesuai

dengan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air serta terjadinya

penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya di

Kabupaten Bandung cukup memprihatinkan sehingga menyebabkan

Page 165: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

tingkat erosi yang terjadi di Kabupaten Bandung berkisar mulai dari

kategori sedang sampai dengan berat.

III.3. Pelaksanaan Kegiatan, Kesimpulan dan Saran

III.3.1 Program Peningkatan Ketahanan Pangan

Pada program peningkatan ketahanan pangan terdapat 8

kegiatan yang mendo peningkatan ketahanan paangan di kabupaten

bandung, beberapa sub kegiatan yang telah dilaksanakan adalah

sebagai berikut:

17. Pengelolaan data statistik pertanian, tanaman pangan dan

hortikultura serta pelkatihan ubinan, telah dilaksanakan 100%

(1 kali). Sub kegiata ini melibatkan 62 penyuluh PNS dan Non

PNS dari seluruh Kabupaten Bandung dengan perwakilan

setiap kecamatan 2 orang penyuluh. Kegiatan ini perlu

dilakukan terutama disebabkan oleh sebagain besar tenaga

penyuluh (terutama Non PNS) yang masih baru, sehingga

dalam optimalisasi pelaksanaan ubinan perlu dilakukan

pelatihan.

18. Sinkronisasi data statistik pertanian, telah dilakukan 100% (1

kali). Sub kegiatan ini sangat diperlukan dalam pengecekan

data serta menindaklanjuti target-target statistik pertanian

dengan merencanakan action di lapangan, sehingga akan

didapatkan hasil sesuai target yang dicanangkan oleh pusat

maupun provinsi Jawa Barat.

19. Terlaksananya pengembangan website pertanian

Page 166: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

20. Terlaksananya feasibility Sub Terminal Agribisnis sebagia

usaha identifikasi lokasi yang paling tepat dalam pembangunan

Sub Terminal Agribisnis.

21. Terlaksananya Identifikasi Penyebaran lahan sawah sebagai

upaya mendukung data pra persiapan penetapan LP2B

22. Terlaksananya koordinasi penentuan angka ramalan tahun

2015

23. Tersusunnya RDKK tingkat kecamatan dan tingkat kabupaten.

24. Terlaksananya pelaporan pupuk bersubsidi tk kabupaten

25. Terlaksananya analisa pupuk dan pestisida

26. Terlaksananya penguatan komisi pengawasan pupuk dan

pestisida

27. Terlaksananya verifikasi dan validasi pupuk bersubsidi

28. Terlaksannya Bimbingan teknis penerapan teknologi produksi

Serelia dan Kabi.

29. Terlaksananya Rakor P2BN

30. Terlaksananya Workshop SLPTT

31. Terlaksananya pengadaan benih padi

32. Terlaksananya pengadaan jagung

33. Terlaksananya Bintek pengembangan dan pemanfaatan Pupuk

Organik

34. Terlaksananya Mapping pencapaian dan pemanfaatan pupuk

organik

35. Terlaksananya Revitalisasi Penggilingan Padi Kecil

36. Terlaksananya fasilitasi pengembangan padi organik fasilitasi

rumah kemasan padi organik.

37. Terlaksananya pengadaan stimulan alat pasca panen padi

(Terpal, Power thresser, Polisher)

Page 167: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

38. Terlaksananya fasilitasi pasca panen dan pengolahan jagung

Bintek pasca panen

39. Terlaksananya fasilitas pasca panen dan pengolahan jagung

stimulan alat pasca panen jagung (corn Sheller)

40. Terlaksananya fasilitasi pasca panen dan pengolahan ubi kayu

stimulan alat pengolahan Tanaman Pangan

41. Terlaksananya stimulan alat pengolahan Tanaman Pangan

42. Terlaksananya bimbingan teknis pasca panen

43. Terlaksananya pengadaan benih padi VUB kelas SS (label

ungu) dan benih padi VUB kelas ES (label biru)

44. Terlaksananya pengadaan sarana produksi (fungisida, NPK,

Pupuk Organik, PPC)

45. Terlaksananya Diversifikasi pola tanam dengan komoditas

kedelai

46. Terlaksananya Diversifikasi pola tanam komoditas kedelai

47. Terlaksananya Benih kedelai (150 Ha x 40 Kg)

48. Terlaksananya Pupuk ZPt (Rhizobium)

49. Terlaksananya Terlaksananya Rapat Koordinasi

50. Terlaksananya Terselenggaranya Monitoring,Koordinasi, dan

Evaluasi

51. Terfasilitasinya kegiatan pengembangan buah-buahan di

dataran rendah, Mangga, Durian

52. Terfasilitasinya kebutuhan bibit buah-buahan dalam

mendukung pengembangan hortikultura ramah

lingkungan,fasilitasi sarana jaringan pengairan budidaya

hortikultura,pipanisasi pengairan green house, pompa

air,Adopsi teknologi budidaya hortikultura,bibit jambu Kristal,

sarana pengembangan pertanian ramah lingkungan (pupuk

organik cair)

Page 168: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

53. Terlaksananya Stimulan penerapan teknologi ramah

lingkungan (bibit bakteri/ agensi hayati/isolate) (fasilitasi

mesin pencacah sampah organik)

54. Terlaksananyapengembangan sarana pengairan di lahan kering

(pembagunan embung)

55. Terlaksananyapengembangan produk olahan kemasan

(fasilitasi pengemasan)

56. TerlaksananyaPengembangan pertanian pada lahan kering

57. Terfasilitasinya sarana penyimpanan benih kentang

(tersedianya kontainer plastik)

58. Terfasilitasinya kegiatan pengembangan kawasan strawberry

(Perbaikan produktivitas strawberry ( bibit), pembangunan

green house permanen,Penangkaran benih strawberry

(bibit),demplot pengembangan strawberry organik,bibit

strawberry, pestisida organik/ pelindung tanaman organik,

pupuk organik cair)

59. Terfasilitasinya kegiatan pengembangan kawasan jeruk

(Penangkaran bibit jeruk, Pengembangan budidaya jeruk)

60. Terfasilitasinya kegiatan pengembangan kawasan alpukat

(pengembangan budidaya alpukat)

61. Terfasilitasinya kegiatan pengembangan budidaya tanaman

hias (pemeliharaan kebun percobaan tanaman hias (pupuk

organik cair)

62. Terlaksananya Pengadaan Bibit Krisan

63. Terlaksananya PengadaanBibit anggrek remaja

64. Terfasilitasinya kegiatan pengembangan klinik tanaman

Page 169: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

65. Pengembangan klinik tanaman (Penyelenggaraan kerjasama

Swakelola, pengembangan klinik tanaman sayuran,

Perencanaan, Pengawasan)

66. Terfasilitasinya pelayanan klinik tanaman keliling, Fasilitasi

alat pendeteksi Geotaging, kendaraan operasional klinik

tanaman, kendaraan operasional lapangan roda dua, Mikroskop

Digital,PH Meter

67. fasilitasi sarana pendukung dudidaya tanaman hias dan buah-

buahan (hand sprayer stainless/metal)

68. Terlaksananya pengembangan usaha tani konservasi lahan

terpadu.

69. Terlaksananya kegiatan forum gangguan usaha perkebunan

70. Terlaksananya kegiatan IBK (Indikator Blok Kerja)

71. Terlaksananya kegiatan pengendalian hama dan penyakit

72. Terlaksannya analisa pupuk dan pestisida

73. Terlaksananya penguatan komisi pengawasan pupuk dan

pestisida

74. Terlaksananya fasilitasi pengembangan padi organik fasilitasi

rumah kemasan padi organik

75. Terlaksananya Bintek pengembangan dan pemanfaatan Pupuk

Organik

Pada Program ini sebenarnya tersedia stock benih padi yang

disediakan dalam rangka bencana alam, pada akhir tahun 2014 ini

terdapat beberapa bencana banjir di beberapa wilayah di Kabupaten

Bandung, namun sampai dengan penutupan tahun 2014 belum ada

kelompok tani yang mengajukan bantuan benih padi dalam

melakukan penanaman kembali lahan yang rusak karena banjir.

Melihat indikasi tersebut, maka terdapat 2 (dua) kemungkinan, yaitu:

(1) masyarakat tidak mengetahui adanya stock benih bantuan

Page 170: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

bencana alam; (2) Tidak terdapat sawah yang rusak akibat bencana

banjir pada tahun ini.

III.3.2 Program Peningkatan penerapan teknologi pertanian/

perkebunan

Pada Program Peningkatan penerapan teknologi pertanian/

perkebunan terdapat 3 kegiatan dalam rangka mendorong

peningkatan penerapan teknologi pertanian sebagai upaya

mendukung pembangunan pertanian di Kabupaten Bandung. Adapun

sub kegiatan yang telah dilakukan adalah:

18. Bimbingan teknis perlindungan tanaman dalam rangka

pengamanan produksi hasil pertanian. Bimbingan teknis ini

dilaksanakan dengan peserta petani serta petugas brigade

proteksi tanaman tingkat kabupaten, tingkat kecamatan dan

tingkat desa. Kegiatan ini sangat diperlukan dalam rangka

meningkatkan pengetahuan petani dalam melakukan tindakan

preventif atas terjadinya gangguan OPT pada tanaman.

Diharapkan dengan kegiatan ini mampu mengurangi proporsi

serangan OPT secara keseluruhan di Kabupaten Bandung.

19. Terlaksananya pembangunan Cekdam 27 paket

20. Terlaksananya pembangunan irigasi permukaan 6 paket

21. Terlaksananya Rehabilitasi balai benih pertanian kabupaten

bandung 17 Paket

22. Terlaksananya Diseminasi LP2B

23. Terlaksananya Tindak lanjut Diseminasi

24. Terlaksananya Bimbingan Teknis Pengelolaan air

25. Terlaksananya Identifikasi Kelembagaan P3A dan GP3A Mitra

Cai

Page 171: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

26. Terlaksananya Revitalisasi P3A Mitra Cai

27. Terlaksananya Revitalisasi GP3A Mitra Cai

28. Terlaksananya penguatan P3A dan GP3A mitra cai

29. Terlaksananya Rancangan perda tentang perlindungan lahan

berkelanjutan

30. Terlaksananya pelatihan Dana Investasi Agribisnis (DIA)

31. Terlaksananya pelatihan GP3A dalam kegiatan pasca panen

32. Terlaksananya Pelatihan GP3A dalam berbagai kegiatan pasca

panen dan pemasaran produk pertanian

33. Terlaksanannya pengesahan /legalisasi badan hukum P3A dan

PG3A

34. Terlaksanananya kegiatan dem area

35. Terlaksananya kegiatan sekolah lapangan iklim

36. Terlaksananya rehabilitasi jaringan irigasi

37. Terlaksananya Bimbingan Teknis Teknologi Agen Hayati

38. Terlaksananya pengembangan Desa PHT

39. Terlaksananya bintek perlindungan tanaman dalam rangka

pengamanan produksi hasil pertanian

40. Terlaksananya Bintek penerapan teknologi tepat guna

41. Terlaksananya Bintek penerapan teknologi pertanian

42. Tersedianya bahan obat-obatan (Rodentisida anti koagulan,

Insektisida, Fungisida, Rodentisida/pengasapan)

43. Tersedianya alat penunjang alat-alat pengolahan pertanian

(Brigade proteksi pertanian)

III.3.3 Program Peningkatan produksi pertanian/perkebunan

Page 172: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

Terdapat 3 kegiatan pada Program Peningkatan produksi

pertanian/perkebunan ini, progres pelaksanaan sub kegiatan adalah

sebagai berikut:

14. Terlaksananya pengadaan bibit kopi 5.400 batang dan cengkeh

176.000 batang.

15. Terlaksananya pengadaan benih kopi 1 paket

16. Terlaksananya sarana dan prasarana pasca panen

17. Terlaksananya pembuatan SOP kopi dan cengkeh

18. Tersedianya SOP kopi, Cengkeh

19. Tercapainya luas pertanaman Kopi

20. Terlaksananya pengembangan sayuran dataran rendah di 14

kecamatan dengan 700 kg benih kangkung darat

21. Terlaksananya penyediaan benih kentang bermutu (bantuan

benih kentang G0,Bantuan benih kentang G3,Bantuan benih

kentang G4)

22. Terlaksananya pengadaan bibit jamur tiram

23. Terlaksananya pengadaan bibit cabe

24. Terlaksananya pengembangan benih Bawang Merah

25. Terlaksananya pengembangan sayuran dataran rendah

(bantuan benih kangkung)

26. Terfasilitasinya pembangunan screen house penangkar

kentang

27. Terfasilitasinya pembangunan screen house penangkar cabe

28. Terfasilitasinya pembangunan kubung jamur

29. Terlaksananya pengembangan pemanfaatan pekarangan

30. Terlaksananya sarana pengairan irigasi springkle

31. Terlaksananya kegiatan Bimtek budidaya tanaman tembakau

32. Terlaksananya kegiatan Bimtek pengendalian OPT tanaman

tembakau

Page 173: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

33. Terlaksananya bimtek pasca panen dan pengolahan tembakau

34. Terlaksananya sistem kebersamaan ekonomi (SKE)

35. Terlaksananya pembuatan dokumentasi pengolahan tembakau

36. Terlaksananya kegiatan workshop pemasaran tembakau

37. Terlaksananya peningkatan kualitas dan pasca panen tanaman

tembakau

38. Terlaksananya pemurnian benih tembakau tahap 1

39. Terlaksananya inventarisasi dan validasi data tembakau

40. Terlaksananya peningkatan kualitas tembakau melalui sistem

GAP

41. Terlaksananya kegiatan Evaluasi DBHCHT

III.3.4 Program Peningkatan kesejahteraan petani

Pada Program Peningkatan kesejahteraan petani telah

terealisasi, namun pada triwulan I belum ada sub kegiatan yang

terlaksana, realisasi pelaksanaan sub kegiatan pada tahun 2014

sebagai berikut:

6. Terlaksananya fasilitasi kemitraan dan pendampingan usaha

kelompo

7. Terlaksananya sekolah lapang tanaman hias

8. Terlaksananya penyusunan SOP Budidaya Hortikultura

9. Terlaksananya penyusunan SOP GAP Tanaman Hias

10. Terlaksananya adopsi penangkaran benih hortikultura

11. Terlaksananya pelatihan budidaya Strawberry organik

12. Terlaksananya penyusunan SOP Budidaya Hortikultura

III.3.5 Program Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/

perkebunan

Page 174: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

Pada Program Peningkatan pemasaran hasil produksi

pertanian/ perkebunan terdapat 2 kegiatan, terdapat beberapa

progres pelaksanaan sub kegiatan sebagai berikut:

10. Terlaksananya pameran strawbery dan jamur

11. Terlaksananya gelar pasar tani tingkat kabupaten, provinsi

dan nasional

12. Terlaksananya Fasilitasi sarana kelembagaan

13. Terlaksananya fasilitasi penyusunan database/profil kelompok

PUA Hortikultura

14. Terfasilitasinya Rapat pertemuan/koordinasi Asosiasi

pengolahan

15. Terlaksananya pendampingan pengembangan desain dan

kemasan produk olah hortikultura

16. Terlaksananya pendampingan pengembangan usaha dan

penguatan kelembagaan

17. Terlaksananya pendampingan pengembangan Rumah Kemasan

/STA

18. Terfasilitasinya bangunan gudang penyimpanan bawang

III.3.6 Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Pada Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan terdapat 5

kegiatan. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan di dalam program

tersebut sangat banyak dipengaruhi oleh iklim dan musim,

keberhasilan penanaman pada tingkat lapangan sangat besar

dipengaruhi oleh fase penanaman yang tepat, yaitu penanaman

pada saat musim hujan sudah mulai stabil. Beberapa sub

kegiatan yang sudah dilaksanakan adalah sebagai Mendukung

terlaksananya lomba-lomba RTH

Page 175: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

1. Terlaksananya Kegiatan lomba-lomba P2WKSS, sekolah

sehat, Posyandu,TMMD ( Kayu-kayuan, MPTS)

2. Terlaksananya pemberdayaan masyarakat/kelompok tani

penghijauan (pengadaan benih/biji tanaman Albazia

(sertifikat), Pengadaan benih/biji tanaman Gmelina,

Pengadaan benih/biji tanaman Ecalyptus (SKMB), Pengadaan

Polybag

3. Terlaksananya RHL melalui Kemah Kerja Bupati (Bibit

Penanaman Simbolis, bibit kayu-kayuan, Pengadaan pupuk

kandang, pengadaan peralatan lapangan, Cangkul, Ember

Plastik, Sepatu boot, Payung, Lap tangan, Ajir

4. Terlaksananya Bintek RHL (bintek RHL, penyususnan RP -

RHL dan RTn- RHL)

5. Terlaksananya FGD RHL

6. Terbangunnya sarana pengairan (embung)

7. Terlaksananya pembangunan Gully Plug

8. Terlaksananya pembuatan sumur resapan

9. Terbangunnya dam penahan

10. Terfasilitasinya bibit tanaman keras dan MPTS

(Pembuatan hutan rakyat, Bibit tanaman keras, Pupuk

organic, Bibit MPTS, Peningkatan usaha kehutanan, Bibit

kemiri, Pupuk Organik)

III.3.7 Program perlindungan dan konservasi sumberdaya hutan

Pada Program perlindungan dan konservasi sumberdaya

hutan telah terlaksana seluruh kegiatan sebagai berikut:

5. Terlaksananya sosialisasi upaya pencegahan dan pengendalian

kebakaran hutan dan lahan serta mencegah dan membatasi

Page 176: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan yg

disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, daya-daya alam,

hama dan penyakit

6. Terlaksananya pengadaan alat penunjang upaya perlindungan

dan pengamanan hutan

7. Terlaksananya upaya penyuluhan tentang undang-undang

pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan

8. Terlaksananya informasi kebakaran hutan yang akan

digunakan sebagai sumber air dalam pelaksanaan pemadaman

III.3.8 Program Program pemanfataan potensi sumberdaya hutan

Pada program pemanfaatan sumberdaya hutan terdapat 1

kegiatan yang befokus pada pemanfaatan hasil hutan kayu dan non

kayu telah terlaksana seluruh kegiatan sebagai berikut:

6. Terlaksanannya Budidaya Lebah Madu

7. Terlaksananya Pengembangan ulat sutera

8. Terlaksananya Pemberdayaan Masyarakat Hutan

9. Terlaksananya Pengembangan Buah-buahan Hutan

10. Terlaksananya kontak bisnis

Kegiatan Pengadaan Lahan Leuweung Sabilulungan pada rekening

2.02.16.10 dengan total anggaran berasal dari Dana Bantuan Gubernur

sebesar Rp. 2.500.000.000,- tidak dapat terlaksana di Tahun 2014, Hal

tersebut disebabkan oleh rangkaian waktu proses pengadaan tanah

dengan luas lebih dari 5 Ha tidak mencukupi, proses tersebut mulai

penetapan angggaran, persiapan pelaksanaan pengadaan tanah, proses

penentuan harga oleh tim apraisal, negosiasi, proses pembayaran dan

Page 177: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

sertifikasi tanah. Solusi atas hal tersebut adalah Anggaran akan

diluncurkan di Tahun 2015, hal tersebut sudah dikoordinasikan dengan

Kepala DPPK, BAPPEDA, serta telah disampaikan surat permohonan

dan lampiran berupa SP2D yang telah terbit dengan nilai Rp.

1.387.915.500,- kepada Bupati Bandung dengan tembusan ke DPPK

dan BAPPEDA dalam rangka peluncuran anggaran tersebut untuk

dilaksanakan pada tahun 2015.

Terdapat sisa anggaran pada kegiatan Penelitian dan

pengembanan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna sebesar Rp.

933.980.500,-, hal ini disebabkan karena beberapa hal, yaitu:

1. Dibatalakannya kegiatan Pembuatan Jalan Usaha Tani

Hortikultura dan Jalan Usaha Tani Perkebunan, pada beberapa

lokasi pembangunan ini tidak terlaksana 100% oleh karena

beberpa hal, yaitu:

a. Lokasi yang akan dibangun merupakan lokasi dengan

dominasi komoditas tanaman pangan

b. Pada lokasi yang direncakan ternyata telah dilakukan

kegiatan perbaikan jalan dengan sumber dana selain dari

Dinas pertanian Perkebunan dan kehutanan.

2. Hasil negosiasi pengadaan peralatan dalam kegiatan irigasi

permukaan, terutama dalam pengadaan pompa pada kegiatan

tersebut.

Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan anggaran dari APBN (DAK

Bidang Pertanian)

Kegiatan Ubinan dirubah dalam penyusunan APBDP 2014, hal

tersebut dikarenakan pelaksanaan ubinan telah didanai dari sumber

anggaran selain APBD Kabupaten Bandung.

Page 178: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pelaksanaan kegiatan tahun 2014 dalam rangka mencapai target

sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan telah mencapai hasil

maksimal, namun terdapat beberapa fisik kegiatan serta

keuangannya tidak dapat terlaksana di tahun 2014, yaitu;

a. Pembangunan Jalan usaha Tani Perkebunan di Kecamatan

Pasirjambu dan Cimenyan tidak dapat terlaksana 100% dan

pembangunan Jalan Usaha Tani Hortikultura dibatalkan

pelaksanaannya pada Kecamatan Pangalengan, Cicalengka dan

Ciparay, pada beberapa tersebut ternyata banyak didominasi

oleh komoditas tanaman pangan dan telah terdapat beberapa

kegiatan perbaikan jalan dengan sumber anggaran selain dari

Dinas pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung,

hal tersebut merupakan koreksi dalam pelaksanaan CPCL

kegiatan pada tahun selanjutnya.

b. Pengadaan Tanah dalam membangun Leuweung Sabilulungan

(Sumber Dana Bantuan Gubernur), hal tersebut dikarenakan

jangka waktu yang ada dalam pengadaan tanah dengan luasan

5,4 Ha tidak mencukupi.

4.2 Saran

Pada pelaksanaan kegiatan di tahun selanjutnya diharapkan

pelaksanaan CPCL yang lebih teliti dengan mengkoordinasikan

rencana kegiatan bersama dengan pemerintah setempat, hal ini akan

Page 179: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

BAB III PENCAPAIAN KINERJA

lebih meminimalisir kegagalan pelaksanaan kegiatan yang

disebabkan oleh ketidaksesuaian lokasi. Perlunya rencana biaya

yang lebih sesuai dengan harga pasar, sehingga dapat dihindari sisa

anggaran karena hasil negosisai yang lebih besar

Perihal pengadaan tanah, diperlukan perencanaan pelaksanaan

pengadaan yang lebih sesuai dengan tenggang awktu yang ada,

dalam hal ini telah dilakukan pengajuan luncuran kegiatan pengadaan

tanah untuk dilaksanakan di tahun 2015 dengan nilai sesuai SP2D

yang telah keluar yaitu Rp. 1.387.915.500,- dan sudah masuk ke

dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Pertanian

Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2015.

Page 180: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………. i-ii DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ……………………………………………… 1 1.2 Dasar-dasar Penyusunan Laporan ……………………… 2 1.3 Gambaran Umum SKPD 1.3.1 Susunan Organisasi ……………………………… 5 1.3.2 Bidang Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi ….. 8 1.4 Sumberdaya Dinas Pertanian Perkebunan dan

Kehutanan ……………………………………………………

12 1.5 Permasalahan Utama (Strategic Issue) yang Dihadapi 1.5.1 Identifikasi Masalah ……………………………… 13 1.5.2 Isu-isu Strategis ………………………………….. 22

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1

2.2 2.3

Ringkasan / Ikhtisar Perjanjian Kinerja ........................... Sasaran Tahun 2015 ....................................................... Kerangka Kebijakan, Strategis dan Penetapan Kinerja Tahunan Pembangunan Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015 ......................................................................

23 24

31

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 Capaian Kinerja Organisasi............................................... 65 3.2 Realisasi Anggaran .......................................................... 83

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan........................................................................ 101 4.2 Saran................................................................................. 102

Page 181: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim

global,terjadi krisis pangan dan energi dunia, harga pangan dan energi

meningkat,sehingga negara-negara yang semula menjadi pengekspor pangan

cenderung menahan produknya dijadikan stok pangan. Kondisi global tersebut

juga terjadi di Indonesia, sehingga diperlukan upaya-upaya guna mengamankan

produksi dan meningkatkan stok pangan nasional. Isu strategis nasional lainnya

adalah mengenai laju pertumbuhan penduduk yang masih tinggi, tingginya laju

konversi lahan, terbatasnya infrastruktur pertanian serta pola pangan penduduk

yang bergantung pada beras.

Pada tahun 2015 pertanian di Indonesia masih dihadapkan pada tantangan

berat antara lain: (1) dampak perubahan iklim pada sektor pertanian berupa:

meningkatnya serangan OPT dan penyakit hewan, menurunnya produktivitas

dan menurunnya kualitas hasil panen; (2) meningkatnya harga pangan yang

berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan; (3) ketersediaan produksi

kedelai, gula dan daging dalam negeri dan internasional terbatas, di sisi lain

kebutuhan konsumsi domestik untuk ketiga komoditas tersebut meningkat;

(4) kenaikan impor bahan pangan dan pakan akan mengurangi devisa negara;

(5) terbatasnya pembiayaan pertanian yang mudah diakses petani/peternak;

(6) terbatasnya infrastruktur lahan dan air; (7) sistem penyuluhan pertanian yang

belum efektif, dan (8) belum optimalnya peran dan dukungan pemerintah daerah

(RKT Kementrian Pertanian, 2014), maka dilakukan penyelarasan

kegiatan pembangunan pertanian di Kabupaten Bandung dengan Rencana

Kinerja Tahunan (RKT) Kementrian Pertanian Tahun 2015.

Disamping itu, sesuai yang diamanatkan dalam Instruksi Presiden Nomor 7

Tahun 1999 tentang Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman

Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah dan

Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 tentang Penyampaian Laporan

Kinerja Tahun 2011, bahwa Laporan kinerja merupakan kewajiban dari setiap

instansi pemerintahan pada akhir tahun berlaku sebagai laporan

Page 182: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

2

pertanggungjawaban secara sistematik dan melembaga. Laporan tersebut untuk

mengukur seberapa jauh tingkat kinerja dan keberhasilan pencapaian sasaran

dan tujuan yang telah ditetapkan dan tertuang dalam Rencana Kerja Tahunan

Instansi Pemerintahan.

Laporan Kinerja adalah ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas dan

lengkap tentang capaian kinerja yang disusun berdasarakan rencana kerja yang

ditetapkan dalam rangka pelaksanaan APBD berdasarkan indikator input dan

outup program/kegiatan. Laporan Kinerja merupakan kewajiban untuk

memberikan pertanggungjawaban kinerja dan tindakan seseorang/badan

hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi. Sedangkan kinerja itu sendiri

merupakan hal mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu

kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan

visi organisasi. Oleh sebab itu, Kinerja Instansi Pemerintah merupakan

perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk

mempertanggungjawaban keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan organisasi.

Untuk menindaklanjuti hal tersebut, Dinas Pertanian, Perkebunan dan

Kehutanan Kabupaten Bandung telah menyusun LKIP Tahun 2015, sebagai

upaya pertanggungjawaban keuangan dan kinerja dinas untuk menilai tingkat

keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan organisasi yang terkait dengan

pembangunan pertanian, perkebunan, dan kehutanan yang tertuang dalam

Rencana Strategis Tahun 2010-2015 dan Renja tahun 2015.

1.2. Dasar-dasar Penyusunan Laporan

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

mempertimbangkan landasan hukum, sebagai berikut:

a. Landasan Idiil Pancasila

b. Landasan Konstitusional Undang-Undang Dasar (UUD) 1945

c. Landasan Operasional :

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286).

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

Page 183: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

3

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4400).

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437).

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4438).

7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan

Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

8. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan

Penylenggaraan Pemerintahan Daerah, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4124

9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2004 tentang

Rencana Kerja Pemerintah;

10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2004 tentang

Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara/Lembaga;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah.

12. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2005 Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional Tahun 2004 – 2009.

13. Peraturan Presiden RI Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014.

14. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Kinerja Instansi

Pemerintah;

Page 184: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

4

15. Kepmendagri Nomor 050-188/Kep/Bangda/2007 tentang Pedoman

Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah/RPJMD).

16. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan

Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor

28 Tahun 2010; Nomor 0199/M PPN/04/2010; Nomor PMK 95/PMK

07/2010, tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) dengan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014.

17. Peraturan menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29

Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan

Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah;

18. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 tentang

Penyampaian Laporan Kinerja Tahun 2011;

19. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 6 Tahun 2004 tentang

Transparansi dan Partisipasi dalam Penyelenggaraan Pemerintah di

Kabupaten Bandung.

20. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung No. 8 Tahun 2005 tentang Tata

Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunaan Daerah.

21. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 2 Tahun 2006 tentang

Alokasi Dana Perimbangan Desa di Kabupaten Bandung sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 24

Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten

Bandung Nomor 2 Tahun 2006 tentang Alokasi Dana Perimbangan Desa

di Kabupaten Bandung.

22. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 3 Tahun 2006 tentang

Pedoman Kerjasama Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung.

23. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 2 Tahun 2007 tentang

Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.

24. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Urusan Pemerintahan Kabupaten Bandung.

Page 185: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

5

25. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 11 tahun 2011 tentang

Rancangan awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kabupaten Bandung Tahun 2011-2015.

26. Surat Edaran Bupati Bandung Nomor 130.04/22/Org tentang Penetapan

Kinerja dan Penyusunan LAKIP SKPD.

1.3. Gambaran Umum SKPD

1.3.1. Susunan Organisasi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 20 tahun

2007 tanggal 17 Desember 2007 tentang “Pembentukan Organisasi Dinas

Daerah Kabupaten Bandung” dibentuk Dinas Pertanian, Perkebunan dan

Kehutanan yang dipimpin oleh pejabat setingkat eselon II dengan susunan unit

kerja eselon III terdiri dari : Sekretaris Dinas, Bidang Pertanian Tanaman

Pangan, Bidang Hortikultura, Bidang Perkebunan dan Bidang Kehutanan. Selain

itu terdapat 3 UPTD eselon IV yaitu UPTD Alat Mesin Pertanian dan Proteksi

Tanaman, UPTD Benih Tanaman dan UPTD Pengembangan Usaha Tani, seperti

terlihat pada Gambar 1.1 dan Gambar 1.2.

Page 186: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

6

KEPALA

DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN, DAN

KEHUTANAN

SEKRETARIS DINAS

SUB BAGIAN

PENYUSUNAN PROGRAM

SUB BAGIAN

UMUM DAN KEPEGAWAIAN

SUB BAGIAN

KEUANGAN

BIDANG TANAMAN PANGAN

PERTANIAN

BIDANG

HORTIKULTURA

BIDANG

PERKEBUNAN

BIDANG

KEHUTANAN

SEKSI

SARANA DAN PRASARANA

SEKSI

PENGEMBANGAN PRODUKSI

SERELIA, KACANG-KACANGAN,

DAN UMBI-UMBIAN

SEKSI

PASCA PANEN, PENGOLAHAN,

DAN PEMASARAN HASIL

SEKSI

PENGEMBANGAN PRODUKSI

SAYURAN

SEKSI

PENGEMBANGAN PRODUKSI

TAN. HIAS, TAN. BUAH, DAN

TAN. OBAT

SEKSI

PASCA PANEN, PENGOLAHAN,

DAN PEMASARAN HASIL

SEKSI

PENGEMBANGAN PRODUKSI

PERKEBUNAN

SEKSI

PASCA PANEN, PENGOLAHAN,

DAN PEMASARAN HASIL

SEKSI

PENGENDALIAN

SEKSI

PENGEMBANGAN DAN

PEMANFAATAN SD HUTAN

SEKSI

REHABILITASI LAHAN DAN

KONSERVASI TANAH

SEKSI

PERLINDUNGAN DAN

PENGENDALIAN HUTAN

UPTD

JAFUNG

Gambar I.1 struktur organisasi Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan

Page 187: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

7

KEPALA

DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN, DAN

KEHUTANAN

KEPALA UPTD

ALSINTAN DAN PENGENDALIAN OPT

KEPALA UPTD

PENGEMBANGAN BENIH

KEPALA UPTD

PENGEMBANGAN USAHA

KEPALA SUB BAGIAN

TATA USAHA

KEPALA SUB BAGIAN

TATA USAHA

KEPALA SUB BAGIAN

TATA USAHA

JAFUNG

Gambar I.2 struktur organisasi UPTD Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan

Page 188: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

8

1.3.2. Bidang Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

Tugas pokok Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan berdasarkan

Perda Kab. Bandung No. 20 tahun 2007 adalah merumuskan kebijakan teknis

operasional di bidang pertanian, perkebunan dan kehutanan yang meliputi

pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan kehutanan serta

melaksanakan ketatausahaan Dinas.

Menindaklanjuti Perda tersebut, maka pada tanggal 26 Februari 2008

terbentuk Peraturan Bupati Bandung tahun 5 tahun 2008 tentang “Rincian

Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah kabupaten Bandung”. Berdasarkan

Peraturan Bupati tersebut, tugas pokok kepala dinas pertanian, perkebunan dan

kehutanan adalah memimpin, merumuskan, mengatur, membina,

mengendalikan, mengkoordinasikan dan mempertanggung-jawabkan kebijakan

teknis pelaksanaan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan

tugas pembantuan sebagian bidang pertanian dan ketahanan pangan serta

bidang kehutanan.

Adapun tugas pokok dan Fungsi Kesekretariatan: memimpin,

mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di bidang pengelolaan

pelayanan kesekretariatan yang meliputi pengkoordinasian penyusunan progra

m, pengelolaan umum dan kepegawaian serta pengelolaan keuangan:

a. penetapan penyusunan rencana dan program kerja

pengelolaanpelayanan kesekretariatan;

b. penetapan rumusan kebijakan koordinasi penyusunan program

danpenyelenggaraan tugas-tugas Bidang secara terpadu;

c. penetapan rumusan kebijakan pelayanan administratif Dinas;

d. penetapan rumusan kebijakan pengelolaan administrasi umum

dankerumahtanggaan;

e. penetapan rumusan kebijakan pengelolaan kelembagaan

danketatalaksanaan serta hubungan masyarakat;

f. penetapan rumusan kebijakan pengelolaan administrasi kepegawaian;

g. penetapan rumusan kebijakan administrasi pengelolaan keuangan;

h. penetapan rumusan kebijakan pelaksanaan, monitoring, evaluasi

danpelaporan pelaksanaan tugas Dinas;

i. penetapan rumusan kebijakan pengkoordinasian publikasi pelaksanaan

tugas Dinas;

Page 189: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

9

j. penetapan rumusan kebijakan pengkoordinasian penyusunan

danpenyampaian bahan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Dinas;

k. pelaporan pelaksanaan tugas pengelolaan pelayanan kesekretariatan;

l. evaluasi pelaksanaan tugas pengelolaan pelayanan kesekretariatan;

m. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas

danfungsinya;

n. pelaksanaan koordinasi/kerja sama dan kemitraan dengan unit

kerja/instansi/ lembaga atau pihak ketiga di bidang pengelolaanpelayanan

kesekretariatan.

Sedangkan, tugas pokok dan fungsi Bidang-bidang dalam Dinas

Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan:

1. Bidang Pertanian Tanaman Pangan

Tugas pokok Kepala Bidang Pertanian Tanaman Pangan adalah

memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di bidang

pengelolaan pertanian tanaman pangan yang meliputi sarana dan

prasarana, pengembangan produksi serealia, kacang-kacangan dan

umbi-umbian serta pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil.

Fungsi Bidang Pertanian Tanaman Pangan adalah :

a) menetapkan penyusunan dan program kerja pengelolaan pertanian

tanaman pangan,

b) menyelenggarakan pelamkasanaan tugas di bidang pengelolaan

pertanian tanaman pangan,

c) mengkoordinasikan perencanaan teknis di bidang pengelolaan

tanaman pangan,

d) merumuskan sasaran pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan

pertanian tanaman pangan,

e) membina dan mengarahkan pelaksanaan tugas di bidang

pengelolaan pertanian tanaman pangan,

f) melaporkan pelaksanaan tugas pengelolaan pertanian tanaman

pangan,

g) mengevaluasi pelaksanaan tugas pengelolaan pertanian tanaman

pangan, melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang

tugas da fungsinya serta

Page 190: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

10

h) melaksanakan koordinasi/kerjasama dan kemitraan dengan unit

kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga di bidang pengelolaan

pertanian tanaman pangan.

2. Bidang Hortikultura

Tugas pokok Kepala Bidang Hortikultura adalah memimpin,

mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di bidang

pengelolaan hortikultura yang meliputi pengemangan produksi sayuran,

tanaman hias, buah-buahan dan obat-obatan serta pasca panen,

pengolahan dan pemasaran hasil.

Fungsi Bidang Hortikultura adalah :

a) menetapkan penyusunan dan program kerja pengelolaan hortikultura

b) menyelenggarakan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan

hortikultura

c) mengkoordinasikan perencanaan teknis di bidang pengelolaan

hortikultura

d) merumuskan sasaran pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan

hortikultura

e) melaporkan pelaksanaan tugas pengelolaan hortikultura

f) mengevaluasi pelaksanaan tugas pengelolaan hortikultura

g) melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas da

fungsinya serta

i) melaksanakan koordinasi/kerjasama dan kemitraan dengan unit

kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga di bidang pengelolaan

hortikultura

3. Bidang Perkebunan

Tugas pokok Kepala Bidang Perkebunan adalah memimpin,

mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di bidang

pengelolaan perkebunan yang meliputi pengembangan produksi

perkebunan, pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil serta

pengendalian.

Fungsi Bidang Perkebunan adalah :

a) menetapkan penyusunan dan program kerja pengelolaan perkebunan

b) menyelenggarakan pelamkasanaan tugas di bidang pengelolaan

perkebunan

Page 191: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

11

c) mengkoordinasikan perencanaan teknis di bidang pengelolaan

perkebunan

d) merumuskan sasaran pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan

perkebunan

e) membina dan mengarahkan pelaksanaan tugas di bidang

pengelolaan perkebunan

f) melaporkan pelaksanaan tugas pengelolaan perkebunan

g) mengevaluasi pelaksanaan tugas pengelolaan perkebunan

h) melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas da

fungsinya serta

j) melaksanakan koordinasi/kerjasama dan kemitraan dengan unit

kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga di bidang pengelolaan

perkebunan

4. Bidang Kehutanan

Tugas pokok Kepala Bidang Kehutanan adalah memimpin,

mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di bidang

pengelolaan kehutanan yang meliputi pengembangan dan pemanfaatan

sumberdaya kehutanan, rehabilitasi lahan dan konservasi tanah serta

perlindungan dan pengendalian hutan.

Fungsi Bidang Kehutanan adalah :

a) menetapkan penyusunan dan program kerja pengelolaan kehutanan

b) menyelenggarakan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan

kehutanan

c) mengkoordinasikan perencanaan teknis di bidang pengelolaan

kehutanan

d) merumuskan sasaran pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan

kehutanan

e) membina dan mengarahkan pelaksanaan tugas di bidang

pengelolaan kehutanan

f) melaporkan pelaksanaan tugas pengelolaan kehutanan

g) mengevaluasi pelaksanaan tugas pengelolaan kehutanan

h) melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas da

fungsinya serta

i) melaksanakan koordinasi/kerjasama dan kemitraan dengan unit

kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga di bidang kehutanan.

Page 192: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

12

1.4. Sumberdaya Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan

Sumberdaya manusia setiap instansi harus cakap dan memiliki sikap

mental dan moral yang baik. Tahun 2015 jumlah personil di Dinas Pertanian,

Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung berjumlah 76 orang dengan

perincian pada Tabel I.1.

Tabel I.1 Sumber daya Aparatur/Pegawai Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan

No Klasifikasi

berdasarkan Uraian Jumlah Keterangan

1

Tingkat Pendidikan

Formal Yang

Ditamatkan

S2 8

S1 32

D3 5

SLTA 23

SLTP 2

2 Pangkat/Jabatan

IV.c

IV.b

1

1

IV.a 7

III.d 12

III.c 8

III.b 16

IIIa 6

II.d 4

II.c 5

II.b

II.a

I.b

7

2

-

I.c 1

3 Berdasarkan Jabatan Eselon II.b 1

eselon III.a 1

Eselon III.b 4

Eselon IV.a 18

Eselon IV.b 3

Page 193: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

13

1.5. Permasalahan Utama (Strategic Issued) yang Dihadapi

1.5.1. Identifikasi Masalah

a. Dampak Perubahan Iklim

Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam menyediakan bahan

pangan dan menyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia. Perubahan iklim

memberikan dampak pada kenaikan suhu dan perubahan curah hujan sehingga

membawa dampak negatif bagi sektor pertanian. Output sektor pertanian turun

seiring dengan adanya dampak perubahan iklim.

Dampak perubahan iklim bersifat multi-dimensional, mulai dari

sumberdaya, infrastruktur dan sistem produksi pertanaian, hingga aspek

ketahanan dan kemandirian pangan, serta kessejahteraan petani dan

masyarakat pada umumnya. Pengaruh tersebut dapat dikategorikan menjadi 2

kelompok, yaitu Kerentanan dan Dampak. Kerentanan secara harfiah dapat

diartikan sebagai kondisi yang mengurangi kemampuan (manusia, tanaman dan

ternak) dalam beradaptasi dan atau menjalankan fungsi fisiologis/biologis,

perkembangan/fenologi, pertumbuhan dan produksi serta reproduksi secara

optimal akibat perubahan iklim, sedangkan Dampak adalah kondisi keuntungan

dan atau kerugian, baik secara fisik maupun sosial dan ekonomi yang

disebabkan oleh perubahan iklim. Badan Nasional Penanggulangan Bencana

(BNPB) menyebutkan bahwa bencana di Indonesia periode tahun 1815-2011

didominasi oleh faktor Hidrometeorologi dan interaksinya.

Berbagai dampak yang ditimbulkan oleh adanya perubahan iklim adalah:

1. Dampak terhadap sumberdaya lahan dan air

Menurut Irawan et al dalam periode 1981-1990 telah terjadi alih

fungsi lahan sawah seluas 1.002.055 Ha, sementara penambannya

hanya mencapai 518.224 Ha, di Kabupaten Bandung sendiri

pengurangan lahan sawah pada tahun 2013 mencapai 0.81% dari luas

lahan di tahun 2012 sebesar 35.975 Ha menjadi 35.682 Ha pada tahun

2014. Disisi lain kebutuhan pangan semakin meningkat dengan

peningkatan jumlah penduduk yang laju pertumbuhannya semakin

meningkat, pemerintah mencoba untuk melakukan gebrakan baru dengan

menetapkan serta mempertahankan luas lahan sawah melalui kegiatan

Penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), kegiatan ini

sebagai mempertahanan produksi pangan dan upaya mempertahankan

Page 194: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

14

kecukupan pangan bagi masing-masing daerah.

Dampak perubahan iklim terhadap pengelolaan air juga sangat

dirasakan, terutama dampak negatif berupa: kekeringan, banjirdan pola

hujan yang sulit diprediksi serta tidak teratur.

Kekeringan dapat meningkatkan persentase puso lahan, namun

hal ini telah diantisipasi oleh dinas pertanian perkebunan dan kehutanan

Kabupateb Bandung dengan membuat Sumur-sumur resapan, sumur dan

bangunan pompa air irigas.

Volume setta debit air yang tidak dapat dikontrol menyebabkan

banjir yang juga telah merupsak jaringan irigasi, terutama jaringan tersier

yang merupakan jalur pembagi air antara petak-petak sawah.

Pembangunan jaringan irigasi melalui kegiatan JIDES, merupakan salah

satu upaya untuk melakukan perbaikan jaringan irigasi tersier, selain itu

juga melaksanakan kegiatan (Water Resources and Irrigation Sector

Management Program (WISMP), kegiatan ini merupakan kegiatan

bersama antara SKPD terkait, sehingga sumber pendanaan berasal dari

masing-masing SKPD untuk pekerjaan yang sesuai.

Pola hujan yang tidak teratur juga menyebabkan penurunan

produksi pertanian, terutama disebabkan oleh kerusakan tanaman

sayuran dan tingginya OPT yang lambat laun menjadi resisten terhadap

obat pembasmi. Namun ini juga telah diantisipasi oleh Dinas Pertanian

Perkebunan dan Kehutanan melalui pembentukan Brigade Proteksi

tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa, sehingga akan memudahkan

distribusi informasi serta pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan

OPT di lapangan., selain membentuk Brigade proteksi juga dilakukan

pembinaan terhadap anggota tentang pengetahun OPT dan

pemberantasannya serta pemberina stimulan berupa obat-obatan

pemberantas OPT sebagai langkah pemberantasan ketika terjadi

serangan OPT ekstrim.

2. Dampak terhadap tanaman

Subsektor pertanian paling rentan terhadap perubahan pola curah

hujan, karena umumnya tanaman pangan merupakan tanaman semusim

yang relatif sensitif terhadap cekaman (kekurangan dan kelebihan) air.

Secara teknis, kerentanan tanaman pangan sangat berhubungan dengan

sistem penggunaan lahan dan sifat tanah, pola tanam, teknologi

Page 195: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

15

pengelolaan tanah, air, tanaman dan varietas (Las et al.,2008b).Oleh

sebab itu, kerentanan pangan terhadap pola curah hujan akan berimbas

pada luas areal tanaman dan panen, produktifitas dan kualitas hasil.

Kejadian iklim ekstrim, terutama El-Nino atau El-Nina, antara lain

menyebabkan: (a) kegagalan panen, penurunan IP yang berujung pada

penurunan produktifitas dan produksi; (b) kerusakan sumberdaya lahan

pertanian; (c) peningkatan frekuensi, luas dan bobot/intensitas

kekeringan; (d) peningkatan kelembaban; dan (e) peningkatan intensitas

gangguan organisme pengganggu tanaman (OPT) (Las et al., 2008a).

Fenomena El Nino akan menyebabkan curah hujan di sebagian besar

wilayah Indonesia akan berkurang tergantung dari intensitas El Nino

tersebut. Namun karena posisi geografis Indonesia yang dikenal sebagai

benua maritim tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh

fenomena El Nino. Sedangkan La Nina merupakan kebalikan dari El Nino.

La Nina adalah fenomena mendinginnya suhu muka laut di pasifik

Ekuator atau anomali suhu muka laut di daerah tersebut negatif yang

menyebabkan curah hujan di Indonesia secara umum akan bertambah

tergantung kepada lokasi dan Intensitas La Nina tersebut. Peristiwa La

Nina terjadi ketika angin pasat berhembus dengan keras dan terus

menerus melintasi daerah yang dilewati. Angin tersebut mendorong lebih

banyak air hangat dibandingkan biasanya, akibatnya semakin banyaklah

awan yang terkonsentrasi, sehingga menyebabkan turunya hujan di

daerah tersebut lebih banyak. Di daerah tersebut terjadi hujan deras yang

mengakibatkan banjir dan air pasang.

Antisipasi yang dilakukan Dinas Pertanian Perkebunan dan

Kehutanan Kabupaten Bandung adalah dengan mempersiapkan rencana

tata waktu tanam melalui penetapan bersama target dan angka ramalan

tingkat Kabupaten.

3. Meningkatkatnya Harga Pangan dan Korelasinya dengan Inflasi

Data Indek Harga Konsumen (IHK) bulan November 2014 menurut BI

mencapai level tertinggi selama 5 bulan terkahir Tahun 2014 sebesar 6.23%,

terdongkraknya inflasi disebabkan diantaranya adalah komponen volatile food

seperti cabai yang juga dipengaruhi oleh kebijakan pengurangan subsidi BBM

pada November 2014. Sedangkan, Provinsi Jawa Barat pada bulan November

mengalami inflasi sebesar 5.54% karena pengaruh faktor tersebut.

Page 196: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

16

Pemerintah Kabupaten Bandung merespon adanya kenaikan inflasi ini

dengan berkoordinasi dengan SKPD terkait untuk menekan laju inflasi dengan

terus mendongkrak ketersediaan bahan pangan termasuk cabai.

b. Sistem Alih Teknologi Masih Lemah dan Kurang Tepat Sasaran

Sistem adopsi atau alih teknlogi dinilai masih lemah karena lambatnya

diseminasi teknologi baru (invention) dan pengembangan teknologi yang sudah

ada (innovation) di tingkat petani. Rendahnya diseminasi teknologi disebabkan

oleh beberapa hal. Sebelum diberlakukannya kebijakan otonomi daerah, sistem

penyampaian hasil teknologi dilakukan oleh penyuluh melalui proses aplikasi

teknologi di area percontohan. Pada era desentralisasi, kegiatan penyuluhan

menjadi kewenangan pemerintah daerah dan permasalahan pada sistem

penyampaian teknologi menjadi lebih kompleks akibat dorongan fungsi

penyuluhan di tingkat lapangan masih kurang

c. Kualitas, Mentalitas, dan Keterampilan Sumberdaya Petani Rendah

Rendahnya kualitas sumberdaya manusia merupakan kendala yang

serius dalam pembangunan pertanian. Tingkat pendidikan dan keterampilan

rendah. Selama 10 tahun terakhir kemajuan pendidikan berjalan lambat. Tahun

1992, 50 persen tenaga kerja di sektor pertanian tidak tamat SD, 39 persen

tamat SD, sedangkan yang tamat SLTP hanya 8 persen (BPS, 1993). Tahun

2002, yang tidak tamat SD menjadi 35 persen tamat SD 46 persen dan tamat

SLTP 13 persen (BPS, 2003). Rendahnya mentalitas petani antara lain dicirikan

oleh usaha pertanian yang berorientasi jangka pendek, mengejar keuntungan

sesaat, serta belum memiliki wawasan bisnis luas. Selain itu banyak petani

menjadi sangat tergantung pada bantuan/pemberian pemerintah. Keterampilan

petani yang rendah terkait dengan rendahnya pendidikan dan kurang

dikembangkannya kearifan lokal (indigenous knowledge).

Selama ini masalah di atas diatasi melalui peningkatkan kemampuan

SDM petani dan aparat melalui kegiatan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan.

Untuk mendukung kegiatan tersebut sarana yang digunakan adalah Unit

Pelaksana Teknis (UPT) yang berada di Daerah seperti Balai Diklat, Sekolah

Tinggi Penyuluhan Pertanian, dan Sekolah Pembangunan Pertanian.

Ketertinggalan petani dalam hal pendidikan diatasi dengan pendekatan

penyetaraan pendidikan yang selanjutnya dikaitkan dengan pelatihan

keterampilan berusahatani. Disamping itu, berbagai upaya penguatan kapasitas

Page 197: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

17

petani juga perlu dilakukan terutama dalam hal pengembangan sikap

kewirausahaan, kemampuan dalam pemasaran dan manajemen usaha. Hal ini

juga menimbulkan ketergantungan yang sangat besar dari petani terhadap

lembaga-lembaga donor, termasuk institusi pemerintahan.

d. Lemahnya Koordinasi Antar Lembaga Terkait Dan Birokrasi

Kinerja pembangunan pertanian sangat ditentukan oleh keterpaduan

diantara subsistem pendukungnya, yaitu mulai dari subsistem hulu (industri agro-

input, agro-kimia, agro-otomotif), subsistem budidaya usahatani (onfarm),

subsistem hilir (pengolahan dan pemasaran) dan subsistem pendukung

(keuangan, pendidikan, dan transportasi). Keterkaitan antar subsistem sangat

erat namun penanganannya terkait dengan kebijakan berbagai sektor.

Sementara itu, Departemen Pertanian hanya memiliki kewenangan dalam aspek

budidaya/usahatani. Berbagai kebijakan yang terkait dengan produk pertanian

sering tidak harmonis dari hulu hingga ke hilir, seperti kasus penanganan impor

produk pertanian (paha ayam, daging illegal, benih kapas transgenik).

Berkaitan dengan hal tersebut, diperlukan adanya kesamaan persepsi

dan komitmen tentang peranan sektor pertanian dalam pembangunan nasional.

Apabila disepakati bahwa sektor pertanian merupakan penggerak utama

ekonomi nasioanal maka koordinasi antar instansi menjadi hal yang sangat

penting dalam menyusun kebijakan maupun implementasinya. Untuk itu perlu

perbaikan menejemen pembangunan pertanian dengan mengacu pada UU dan

Peraturan Pemerintah.

e. Kebijakan Makro Ekonomi Yang Belum Berpihak Kepada Petani

Salah satu faktor penting yang menentukan kelanjutan dan kemampuan

dayasaing usaha pertanian adalah adanya kebijakan makro yang kondusif. Saat

ini kebijakan makro ekonomi baik fiskal, moneter, perdagangan, maupun prioritas

dalam pengembangan ekonomi nasional dinilai belum kondusif bagi

keberlanjutan dan kemampuan dayasaing usaha pertanian.

Kebijakan pemerintah yang belum memihak sektor petanian antara lain:

(1) penerapan pajak ekspor komoditas pertanian yang bertujuan untuk

mendorong industri pengolahan produk pertanian dalam negeri; (2) kredit

perbankan yang disediakan pemerintah, porsi terbesar diserap oleh pengusaha

konglomerat, sisanya adalah untuk koperasi, usaha kecil menengah termasuk

petani; (3) alokasi dana APBD untuk pembangunan sektor pertanian kurang

Page 198: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

18

memadai; (4) beberapa daerah menarik biaya retribusi yang tinggi termasuk

pada komoditas pertanian sehingga mengurangi dayasaing dan menjadi

penghambat dalam investasi di sektor pertanian; (5) pembangunan sarana dan

prasarana lebih besar di perkotaan dibanding dengan perdesaan; dan (6)

liberalisasi perdagangan telah menyebabkan membanjirnya produk pertanian

yang disubsidi berlebih oleh negara maju membuat petani kita tidak mampu

bersaing. Untuk itu diperlukan: (a) advokasi kebijakan dengan instansi terkait,

dan (b) dukungan legislatif dan stakeholders lainnya.

f. Pesatnya Pertumbuhan Industri Ritel Modern

Laju pertumbuhan industri ritel modern tidak terlepas dari pola perubahan

struktur demografis; terutama di negara berkembang. Beberapa alasan yang

mendasari pertumbuhan tersebut adalah; (1) Urbanisasi, yang merupakan

stimulan utama pertumbuhan; (2) pergeseran pola konsumsi masyarakat pada

pangan olahan dan (3) lebih rendahnya harga komoditas pertanian di ritel

modern dibandingkan dengan pasar tradisonal (harga riil). Pada masa 10 tahun

mendatang, supermarket diprediksi dapat menguasai lebih dari 75 persen

pangsa pasar komoditas ritel; terutama di negara-negara berkembang. Proyeksi

ini dilakukan berdasarkan kecenderungan yang terjadi di negara-negara Amerika

Latin dan Asia yang memiliki angka pertumbuhan sampai dengan 30 persen per

tahun. Faktor utama lainnya sebagai pendorong pertumbuhan industri ritel

modern tersebut adalah integrasi perdagangan dunia; terutama flow keuangan

dunia (FDI). Semakin terbuka pasar sebuah negara maka semakin besar

peluang pertumbuhan ritel modern ini.

Beberapa tren perubahan fundamental pada sektor pertanian yang

disebabkan oleh pertumbuhan supermarket ini adalah; (1) sistem rantai pasok

untuk komoditas pertanian yang tersentralisasi ditandai dengan meningkatnya

peran teknologi informasi dan manajemen rantai pasok; (2) hilangnya

ketergantungan dan keberadaan spot market ditandai dengan semakin

terspesialisasinya pelaku-pelaku dalam sistim rantai pasok pertanian; (3) inovasi

bersifat institusional yang bersumber dari top leader firm di dalam industri

tersebut; dan (4) standarisasi kualitas dan keamanan produk pertanian yang

selalu dinamis.

Page 199: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

19

g. Pergeseran Pola Permintaan Pangan

Pada konteks global, tren perubahan pada pola konsumsi pangan

diindikasikan akan dan sedang membawa perubahan di dalam pasar produk-

produk pertanian yang memberikan peluang kepada Indonesia beserta wilayah

sentra pertaniannya. Salah satu perubahan yang dapat diamati secara empiris

ditunjukkan oleh fakta bahwa sektor agro-industri memiliki laju pertumbuhan yang

lebih tinggi dibandingkan dengan sektor pertanian; sektor pertanian

menghasilkan bahan baku pangan (unprocessed food) sementara industri agro

menghasilkan pangan olahan (processed food). Kondisi ini dapat dijustifikasi

dengan melihat bahwa selalu terdapat kecenderungan laju peningkatan

pendapatan per kapita masyarakat. Implikasinya adalah belanja pangan

masyarakat juga mengalami peningkatan. Namun, proporsi laju peningkatan per

kapita diindikasikan lebih cepat dibandingkan dengan proporsi belanja pangan

sehingga terjadi pergeseran pola belanja pangan; dari staple food yang

merupakan sumber kalori paling murah ke arah pangan yang harganya lebih

mahal per unit kalori; seperti pada pangan sumber protein serta buah-buahan

dan sayuran.

Sebagai bagian dari pergeseran ini, masyarakat akan mengkonsumsi

lebih banyak pangan olahan dengan beberapa alasan: (1) rasio pendapatan

masyarakat dan biaya pangan menjadi lebih besar karena pangan yang

unprocessed dapat diderivasi menjadi beragam jenis pangan sehingga secara riil

menjadi lebih murah; (2) pangan olahan cenderung memiliki kualitas yang

seragam dan lebih tahan lama sehingga dapat menghasilkan opportunity cost

yang lebih rendah.

h. Tuntutan Keamanan Pangan

Sejalan dengan pergeseran produk pertanian segar kepada produk

olahan maka fakta menunjukkan bahwa sisi konsumsi telah memberikan

perhatian lebih terhadap proses industrialisasi pertanian terutama di negara

berkembang. Konsumen pangan cenderung lebih memprioritaskan kualitas dan

keamanan pangan. Hal ini berkaitan dengan semakin tingginya kesadaran

konsumen terhadap potensi gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh pangan

yang dikonsumsi dan kandungan pestisida dalam pangan; dimana proses

produksi komoditas olahan berkaitan erat dengan tuntutan efisiensi pada industri

yang berimplikasi pada penggunaan input-input modern, teknologi dan rekayasa

biologis; yang diindikasikan akan menimbulkan resiko teknis dalam

Page 200: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

20

penggunaanya (technological risks). Tuntutan konsumen atas keamanan pangan

sangat jelas terlihat dari fenomena semakin tingginya permintaan pangan yang

bersifat organik dan ”bersih”. Selain itu, lembaga-lembaga pemberi sertifikasi

tingkat dunia semakin banyak terberntuk dan keikutsertaan suatu negara dalam

perdagangan internasional komoditas pertanian ditentukan oleh lembaga-

lembaga tersebut.

i. Prioritas terhadap Lingkungan dan Hutan

(a). Sampah dan Limbah Pertanian

Salah satu komponen yang sangat terkait dengan sektor pertanian di

masa depan adalah sampah (organik). Selain menghasilkan manfaat ekonomi,

sektor pertanian diindikasikan merupakan sektor yang memiliki kontribusi yang

tidak sedikit dalam konteks permasalahan persampahan yang dihadapi oleh

banyak wilayah terutama kota besar.

(b). Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutan

Hutan menjadi salah isu yang paling penting dalam konteks

permasalahan lingkungan global. Kecenderungan terjadinya bencana alam;

terutama banjir dan kekeringan, memberikan indikasi tidak lagi berfungsinya

hutan sebagai penyangga ekosistem. Paradigma hutan sebagai penghasil devisa

tampaknya tidak lagi menjadi kerangka utama negara-negara penghasil produk

hutan mengingat nilai kerusakan infrastruktur dan tingginya biaya mitigasi

bencana akibat tidak berfungsinya hutan. Adanya pembagian kewenangan

antara pemerintah pusat dan daerah sebagai daerah otonom dalam pelaksanaan

pengelolaan hutan menyebabkan terjadinya distorsi kebijakan di tingkat daerah.

j. Kemunculan Industri Biofarmaka

Peran komoditas tanaman obat cenderung semakin meningkat dalam

perdagangan local dan internasional. WHO telah secara eksplisit memberikan

berbagai advokasi mengenai pemanfaatan tanaman obat dalam program-

program kesehatan di Negara-negara berkembang. Fakta menunjukkan bahwa

terdapat lebih dari 50 ribu spesies tanaman yang diindikasikan bermanfaat

sebagai tanaman penghasil obat-obatan namun baru sekitar 1000 spesies yang

dapat dimanfaatkan secara penuh. Kondisi ini berimplikasi pada sangat besarnya

Page 201: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

21

potensi pasar komoditas tanaman obat. Karakteristik produk dan nilai transaksi

industri tanaman obat dipaparkan berikut ini.

Pertama (1) adalah fitofarmaka; berupa isolat aktif yang berasal dari

tanaman obat. Nilai transaksi jenis produk ini diestimasi mencapai 13.5 milyar

dolar dengan pertumbuhan sebesar 6.3 persen per tahun. (2) Ekstrak botani atau

herbal; merupakan jenis produk tanaman obat non ekstrak. Beberapa negara

tujuan ekspor utama adalah AS, Jerman, Perancis dan negara-negara Eropa

lainnya. Nilai transaksi produk tersebut diestimasi sebesar 35 milyar dolar

dengan laju pertumbuhan sebesar 20 persen per tahun. (3) Nutrasetikal; berupa

produk suplemen pada pangan dengan nilai transaksi sebesar 5.5 milyar dolar.

(4) Bahan mentah (raw) tanaman obat dengan nilai transaksi mendekati 30

milyar dolar per tahunnya.

Berkaitan dengan karakter industri tanaman obat tersebut, pertumbuhan

diciptakan melalui berbagai bentuk bio-partnerships antara industri dan petani.

Hubungan ini lebih bersifat sebagai suatu perpaduan yang strategis antara ilmu

farmasi modern dan tradisional (indigenous knowledge); yang merupakan

domain dari masyarakat tradisional. Kondisi ini menunjukkan bahwa

pembangunan dan pengembangan komoditas tanaman obat dititikberatkan pada

eksplorasi lebih jauh pada tanaman obat yang belum termanfaatkan dengan

dukungan kesinergian dari indutri-industri farmasi.

k. Label Perdagangan Etis dan Adil (Ethics and Fair Trade)

Semakin terbukanya pasar dunia dan semakin luasnya pergerakan

komoditas pertanian berimplikasi kepada konvergensi tuntutan konsumen

terhadap komoditas tersebut. Selain tuntutan konsumen yang mengarah pada

aspek keamanan pangan, standarisasi sosial dari sebuah komoditas pertanian

yang diperdagangkan semakin keras disuarakan. Beberapa standar sosial yang

harus dipenuhi oleh sebuah produk pertanian sebagai syarat untuk diterima oleh

konsumen global berkaitan dengan aspek perdagangan yang etis dan adil.

Salah satu opsi strategis masa depan yang harus diambil industri

pertanan adalah memperluas pangsa pasar. Industri pertanian di India dan Cina

telah menginisiasi penggunaan label ethical trade (ETI)dan fair trade (FTI)

dengan tujuan merebut pangsa pasar produk pertanian di pasar Eropa. ETI dan

FTI merupakan badan sertifikasi yang memberikan jaminan terhadap suatu

Page 202: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

22

produk agar dapat diterima konsumen. Sertifikat dari ETI akan menjamin

produsen (pengolah) suatu komoditas telah memenuhi syarat-syarat dalam

menggunakan tenaga kerja sesuai dengan standar yang telah diratifikasi

bersama ILO, sementara FT memberikan jaminan bahwa manfaat ekonomi yang

terdapat dalam transaksi suatu komoditas (pertanian) terdistribusi merata pada

setiap komponen pasok rantai komoditas tersebut.

1.5.2. Isu-isu Strategis

Berdasarkan permasalahan utama di sektor pertanian tersebut, isu-isu

strategis dan mendasar yang harus tertangani dalam periode 2011-2015 dan

esensial untuk menunjang terciptanya pembangunan pertanian, perkebunan, dan

kehutanan yang berkelanjutan dan memiliki competititveness dan

comparativeness adalah (1) identifikasi dan penguatan potensi sumberdaya

lokal; (2) menicptakan kemitraan dan konsolidasi yang solid di antara para pelaku

usaha, stakeholders, dan pemerintahan; (3) peningkatan kualitas dan kuantitas

yang konsisten dan berkelanjutan melalui penerapan teknologi dan SOP; dan (4)

membangun infrastruktur dasar pembangunan pertanian, perkebunan dan

kehutanan. Selain itu, penguatan kelembagaan dinas, aparatur dan institusi,

menjadi isu strategis yang harus secara konsisten ditingkatkan, sehingga cepat

tanggap, informatif, regulatori, dan fasilitatori.

Page 203: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II. PERENCANAAN KINERJA

23

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1. Ringkasan / Ikhtisar Perjanjian Kinerja

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) merupakan produk dari perencanaan kinerja,

sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam

Renstra, yang akan dilaksanakan oleh Dinas Pertanian, Perkebunan dan

Kehutanan Kabupaten Bandung melalui kegiatan tahunan pada satu tahun

tertentu.

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) disusun setiap tahun dan memuat informasi

tentang : (1) Sasaran tahunan beserta indikator kinerja sasasaran tahunan

dan target capaiannya; (2). Program tahunan yang akan dilaksanakan pada

tahun yang bersangkutan; (3). Kegiatan beserta indikator kinerja kegiatan dan

target capaiannya.

Adapun Perjanjian Kinerja Tahun 2015 Dinas Pertanian, Perkebunan dan

Kehutanan Kabupaten Bandung sebagai berikut :

No Sasaran Indikator Kinerja Target

1 Berkembangnya Usaha Jumlah Kelompok Usaha Yang Bermitra (Klpk) 5

Agribisnis Berbasis Ekonomi

Produktifitas Komoditas Padi (Kwt/Ha) 64,56

Lokal dan Mampu Berdaya

Produktifitas Palawija (Kwt/Ha) 108,88

Saing Prosentase Kehilangan/Kerusakan Hasil 10,18

Tanaman Pangan (%)

Jumlah Pencapaian Indeks Pertanaman (IP) 2,3

Jumlah Kelompok Tani Yang Memiliki 40 Registrasi Kebun Hortikultura (Kelompok

2 Terselenggaranya Konservasi

Prosentasae Luas Lahan Kritis yang Tertanami 54,94

Sumber Daya Alam Luas Hutan Rakyat (Ha) 5.015

Page 204: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II. PERENCANAAN KINERJA

24

2.2. Sasaran Tahun 2015

Sasaran tahunan dalam RKT merupakan bagian dari sasaran lima tahun dalam

Renstra Dinas yang akan diwujudkan secara bertahap pada tahun tertentu.

Indikator kinerjasasaran adalah ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang

menggambarkan tingkat pencapaian sasaran. Sedangkan target indikator

kinerja merupakan gambaran kuantitatif tentang jumlah atau tingkat realisasi

yang diinginkan pada tahun yang bersangkutan.

Untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembangunan pertanian dan

perkebunan, maka sasaran strategis yang ingin dicapai Tahun 2015 seperti

terlihat pada tabel dibawah ini.

Tabel II.1 Sasaran Strategis, Indikator dan Target Kinerja sampai dengan Periode

2015

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA

TAHUN 2015

Meningkatkan

swasembada pangan

lokal melalui

peningkatan

produktivitas lahan dan

komoditas pangan

unggulan lokal

1. Jumlah produksi komoditas

tanaman pangan unggulan:

- Padi (ton) 508.241

- Jagung (Ton) 80.278

- Ubi Kayu (Ton) 129.977

2. Jumlah produktivitas komoditas

tanaman pangan:

- Padi (kui/ha) 62.62

- Jagung (kui/ha) 64.39

- Ubi Kayu (kui/ha) 197.40

3. Prosentase kehilangan/kerusakan

hasil tanaman pangan (%) 10.18

4. Proporsi serangan OPT terhadap

luas tanam:

- Padi (%)

- Jagung (%)

10

9

Page 205: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II. PERENCANAAN KINERJA

25

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA

TAHUN 2015

5. Prosentase luas tanam yang telah

menerapkan teknologi:

a. Penggunaan Pupuk Berimbang

(%)

b. Penggunaan Benih Berlabel (%)

75

70

6. Jumlah produktifitas komoditas

unggulan:

- Sayuran (Kwt/Ha)

- Buah-buahan (kwt/Ha)

- Biofarmaka (Kg/m2))

- Tan. Hias (tangkai/Ha)

- Kopi (ton/Ha)

- Teh (ton/Ha)

- Cengkeh (ton/Ha)

- Tembakau (Ton/Ha)

216,50

104,00

3,25

17.480

1,195

2,500

0,220

1,00

Meningkatkan

keunggulan komparatif

dan kompetitif produk

pertanian melalui

pengembangan

agribisnis dalam

aglomerasi ekonomi

pertanian

Jumlah kelompok tani yang telah

memiliki registrasi kebun

Hortikultura (Kelompok)

40

Jumlah Unit-unit Pasca Panen dan

Pengolahan Hasil (Kelompok)

49

Mengembangkan usaha

ekonomi produktif

dalam upaya stabilitas

kualitas lingkungan

hutan dan lahan

1. Prosentase Luas Lahan Kritis yang

Tertanami (%)

54.94

2. Jumlah Kelompok Agroforestry

(Kelompok)

190

3. Luas Hutan Rakyat/Agroforestry 12.925

4. Jumlah Komoditas AUK yang

diusahakan (komoditas)

4

5. Jumlah Kelompok Tani yang 50

Page 206: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II. PERENCANAAN KINERJA

26

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA

TAHUN 2015

berbasis AUK (Kelompok)

Page 207: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II. PERENCANAAN KINERJA

27

Tabel II.3. Penetapan Rencana Kinerja Tahunan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2015

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA

PROGRAM/KEGIATAN

Meningkatkan

swasembada pangan

lokal melalui

peningkatan

produktivitas lahan dan

komoditas pangan

unggulan lokal

1. Jumlah Pencapaian Produktivitas

Komoditas:

- Padi (kuintal/ha)

62,62

1. Pengembangan Intensifikasi Padi Palawija

2. Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan

Hasil

3. Pengembangan Diversifikasi Pangan

4. Pengembangan Perbenihan/Pembibitan

5. Penyusunan Database Produk Pangan

6. Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi

Tepat Guna Pertanian/Perkebunan

7. Pemeliharaan Rutin/Berkala Teknologi

Pertanian/Perkebunan Tepat Guna

8. Pengembangan Intensifikasi Padi Palawija

(Bantuan Gubernur)

9. Pemeliharaan Rutin berkala Sarana dan

Prasarana Teknologi Pertanian tepat Guna

(DAK)

10. Pemeliharaan Rutin berkala Sarana dan

Prasarana Teknologi Pertanian tepat Guna

(WISMP-LOAN)

- Jagung (kuintal/ha)

- Ubi Kayu (kuintal/ha)

64,39

197,40

2. Jumlah Kelompok yang telah memiliki

sertifikat organik (Kel) 3

3. Tingkat kehilangan/kerusakan hasil

tanaman pangan (%) 10,18

4. Prosentase luas tanam yang telah

menerapkan teknologi:

a. Penggunaan Pupuk Berimbang (%)

b. Penggunaan Benih Berlabel (%)

75

70

5. Proporsi serangan OPT terhadap luas

tanam

a. Padi

b. Jagung

10

9

6. Pencapaian Indeks Pertanaman (IP) 2,3

Page 208: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II. PERENCANAAN KINERJA

28

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA

PROGRAM/KEGIATAN

7. Proporsi luas areal tanam yang terkena

puso (%)

0,70 11. Penelitian dan Pengembangan Teknologi

Pertanian/Perkebunan Tepat Guna

8. Jumlah unit UPJA yang berkembang 20

Meningkatkan

keunggulan komparatif

dan kompetitif produk

pertanian melalui

pengembangan

agribisnis dalam

aglomerasi ekonomi

pertanian

1. Jumlah rata-rata pencapaian produktivitas

komoditas unggulan:

- Sayuran (kuintal/ha)

- Buah-buahan (kuintal/ha)

- Biofarmaka (kg/m2)

- Tan. Hias (tangkai/ha)

- Kopi (kuintal/ha)

- Teh (kuintal/ha)

- Cengkeh (kuintal/ha)

- Tembakau (kuintal/ha)

216,50

104,00

3,25

17.480

1,195

2,500

0,220

1,00

1. Peningkatan Mutu, Produksi dan

Produktivitas Produk Pertanian/Perkebunan

2. Penelitian dan Pengembangan Pemasaran

Atas Hasil Produk Pertanian/Perkebunan

3. Promosi Atas Hasil Produk Pertanian/

Perkebunan

4. Pembangunan Pusat-pusat penampungan

hasil produk Pertanian/Perkebunan

5. Penyusunan database produk pangan

6. Pengembangan Pertanian pada Lahan Kering

7. Penyediaan sarana dan Prasarana Produksi

Pertanian/Perkebunan

8. Pengembangan bibit unggul pertanian/

perkebunan

9. Peningkatan Produksi Produk dan Mutu

Tanaman Rempah dan Penyegar (Jahe

Merah) (Bantuan Gubernur)

2. Jumlah kelompok tani yang menerapkan

SOP GAP

a. Sayuran (Kelompok)

b. Tanaman Obat (Kelompok)

45

5

3. Jumlah komoditas yang dikembangkan:

a. Sayuran (komoditas) b. Tanaman Obat (komoditas)

10

Page 209: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II. PERENCANAAN KINERJA

29

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA

PROGRAM/KEGIATAN

1

10. Pengembangan Perbenihan Krisan, kentang,

Bawang merah, Asparagus dan Jeruk

(Bantuan Gubernur)

11. Peningkatan Produksi Tanaman Kopi dan

Teh (Bantuan Gubernur)

4. Jumlah kelompok yang telah memiliki

registrasi kebun (kelompok)

40

Mengembangkan usaha

ekonomi produktif

dalam upaya stabilitas

kualitas lingkungan

hutan dan lahan

1. Prosentase luas lahan kritis yang

tertanami (%)

54.64

1. Pengembangan hasil hutan non kayu

2. Pembinaan Pengendalian dan Pengawasan

Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan

3. Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam

Rehabilitasi Hutan dan Lahan

4. Pengadaan Leuweung Sabilulungnan

(Bantuan Gubernur)

5. Pelaksanaan Agroforestry (Bantuan

Gubernur)

6. Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran

Hutan dan Lahan

7. Pendampingan Kelompok Usaha Perhutanan

Rakyat (Pendamping BLKSDA-BM)

2. Jumlah luas areal hutan rakyat/

Agroforestry (ha)

12.925

3. Jumlah komoditas yang mengembangkan

aneka usaha kehutanan

4

4. Jumlah kelompok tani berbasis aneka

usaha kehutanan dan AUK (kelompok)

190

Page 210: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan AkuntabilitasKinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II PERENCANAAN KINERJA

30

Program

Anggaran (Rp)

1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

692.106.800

2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

229.629.200

3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur

27.200.000

4 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

53.775.000

5 Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

120.000.000

6 Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)

4.399.173.015

7 Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

4.637.067.897

8 Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan

250.000.000

9 Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan

1.184.940.000

10 Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan

11.287.085.100

11 Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan

3.716.292.691

12 Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan

100.000.000

Jumlah Total 26.697.269.703

Page 211: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II PERENCANAAN KINERJA

31

2.3. Kerangka Kebijakan, Strategis dan Penetapan Kinerja Tahunan

Pembangunan Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015

Sejalan dengan visi dan misi Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan

Kabupaten Bandung yang telah ditentukan sebelumnya, diperlukan beragam

kebijakan strategis untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran dari

pembangunan sektor pertanian. Secara garis besar, strategi, kebijakan dan program

yang disusun untuk meningkatkan kesejahteraan petani pada tahun 2015 bertujuan

untuk memfasilitasi peningkatan pendapatan petani melalui pemberdayaan,

peningkatan akses terhadap sumberdaya usaha pertanian, pengembangan

kelembagaan, dan perlindungan terhadap petani. Sedangkan sasaran yang ingin

dicapai adalah: (1) meningkatnya kapasitas dan kapabilitas petani, (2) semakin

kokohnya kelembagaan petani, (3) meningkatnya akses petani terhadap sumberdaya

produktif; dan (4) meningkatnya kualitas infrastruktur pertanian.

(a). Kebijakan yang berdasarkan strategi Produksi

Kerangka kebijakan yang termasuk di dalam dimensi produk dibentuk

berdasarkan target pencapaian kinerja pertanian yang berkaitan dengan sisi produksi

pertanian. Dalam rangka memperoleh keunggulan kompetitif komoditas dan produk

pertanian, maka secara spesifik target jangka panjang yang akan dicapai adalah

memperoleh komoditas yang telah mendapatkan standarisasi internasional dan

bersifat terdiferensiasi.

Tabel II.2 Prioritas Komoditas Unggulan

Komoditas Kabupaten Bandung

Pangan Non Pangan

Tanaman Pangan Padi, Jagung, dan Ubi kayu

Hortikultura Cabe, Bawang merah,

Kentang, Kubis, Tomat,

Stroberi, Alpukat, Jambu,

Biofarmaka

Tanaman hias

Perkebunan Kopi, Teh Cengkeh, Tembakau

Page 212: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II PERENCANAAN KINERJA

32

Diantara berbagai opsi kebijakan di dalam dimensi pengembangan produk,

kebijakan penetapan standar mutu produksi tampaknya belum mendapatkan

prioritas. Sesuai dengan target yang akan dicapai, penetapan standar mutu produksi

berfungsi sebagai benchmark dan indikator kinerja produksi komoditas dan produk

pertanian. Penetapan standar mutu ini merupakan akumulasi dari beberapa

komponen yang dapat dijadikan acuan dalam merencanakan program

pengembangan yang lebih spesifik.

Di dalam subsektor kehutanan, kebijakan pengadopsian dan penetapan

kerangka pengolahan dan pemanfaatan berdasarkan prinsip-prinsip konservasi

hutan ditujukan untuk menciptakan produk dan jasa lingkungan yang dapat

digunakan sebagai patokan dalam setiap jangka waktu pembangunan. Kebijakan ini

mencakup beberapa komponen pengembangan; (1) pengkajian mengenai berbagai

manfaat hutan yang kemudian dapat disosialisasikan kepada setiap stakeholders; (2)

pengadopsian standar internasional mengenai kegiatan pemanfaatan hutan; dan (3)

penetapan regulasi sebagai koridor terlaksananya kebijakan tersebut.

(b). Kebijakan yang berdasarkan strategi Pasar

Pencapaian utama pembangunan dalam dimensi pasar adalah menciptakan

peluang dan keikutsertaan komoditas dan produk pertanian di pasar global.

Kebijakan-kebijakan yang dapat memayungi proses pencapaian tersebut disajikan

berikut ini.

Kebijakan Rencana Tindakan

Penetapan mekanisme yang

berkaitan dengan riset pasar

(identifikasi peluang pasar)

Pengembangan market-competitive

intelligence

Pengembangan inovasi pertanian spesifik

lokasi

Pengembangan alternatif sistim

transaksi (pembiayaan,

pengalihan resiko dan

penjaminan)

Pengembangan pola contract farming.

Peningkatan fungsi fasilitasi dan Advokasi dan pendampingan dengan

Page 213: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II PERENCANAAN KINERJA

33

advokasi antara pelaku pasar tujuan meperkuat aspek legal usaha

pertanian

Beberapa dari kebijakan di atas yang belum mendapatkan prioritas adalah

kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan riset pasar dan peningkatan fungsi

fasilitasi dan advokasi. Riset pasar sangat dibutuhkan untuk tetap menjamin

kedinamisan strategi dan keberlanjutan keunggulan komoditas dan produksi

pertanian yang dihasilkan. Mengingat perilaku pasar (sisi permintaan) yang selalu

berubah, maka dibutuhkan strategi yang juga dituntut untuk selalu dapat beradaptasi

dengan perubahan. Dalam hal ini, riset pasar merupakan bahan bakar utama bagi

upaya-upaya adaptasi yang harus dilakukan.

Kebijakan peningkatan fungsi fasilitasi dan advokasi antara pelaku pasar

juga sangat penting untuk diprioritaskan. Kebijakan ini ditujukan untuk

mengantisipasi kecenderungan terjadinya kegagalan pasar yang kerap terjadi pada

sektor pertanian. Selain itu, fungsi fasilitasi tentunya sangat dibutuhkan untuk

mengintegrasikan usahatani berskala kecil (tradisional) kepada alternatif-alternatif

sistim transaksi moderen yang sedang mengalami pertumbuhan pesat pada saat ini.

Selain itu, sudah waktunya untuk juga dipikirkan mengenai: pengembangan

manajemen resiko usahatani dan penciptaan iklim investasi usaha yang kondusif.

Untuk itu, pemerintah daerah perlu menunjukan political will yang kuat dalam

menunjang para pelaku agribisnis dengan dibuatnya program-program yang spesifik.

Kebijakan dan program yang berkaitan dengan pengembangan pemasaran

dilaksanakan melalui program pemasaran hasil produk pertanian/perkebunan.

(c). Kebijakan yang berdasarkan strategi kelembagaan

Pada jangka panjang, pembangunan pertanian dalam dimensi institusional

ditujukan pada terciptanya sistem cluster pada sektor pertanian. Selanjutnya cluster

akan berperan sebagai media dasar dalam mengembangkan kolaborasi antar

stakeholders dalam rantai produksi komoditas. Kerangka kebijakan pendukung

pencapaian tersebut disajikan pada matriks kebijakan selanjutnya.

Kebijakan pertama yang harus dilakukan adalah menata kembali fungsi

pemerintah sebagai kelembagaan penunjang yang didasari oleh kebutuhan sektoral,

dengan demikian akan jelas struktur dan hirarki kelembagaan pemerintah dalam

sektor pertanian. Langkah tersebut diharapkan akan berdampak pada koordinasi

yang baik diantara para pengambil dan pelaksana kebijakan pengembangan

Page 214: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II PERENCANAAN KINERJA

34

pertanian. Selain itu, peningkatan profesionalisme aparatur Dinas Pertanian

diharapkan menjadi akselerator terbentuknya proses kolaborasi tersebut.

Selanjutnya, kebijakan harus didukung pula dengan kebijakan

pengembangan sistem koordinasi usahatani. Keragaan usahatani memerlukan

dukungan yang bersifat lintas fungsional, administrasi dan disiplin disertai dengan

penggunaan teknologi (teknik) di bidang manajemen yang akan memberikan dampak

signifikan terhadap kinerja sektor pertanian di Kabupaten Bandung.

Kebijakan Rencana Tindakan

Penataan fungsi tugas

pemerintah yang didasari

oleh kebutuhan spesifik

Pendidikan dan pelatihan teknis SDM Dinas

Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan

Peningkatan profesionalisme SDM Dinas

Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan

Penetapan mekanisme

keterkaitan lembaga

peneltian dengan pelaku

sektor pertanian dan pasar

Peningkatan koordinasi dengan lembaga

penelitian (nasional dan internasional) dan

perguruan tinggi (perencanaan kolaboratif)

Pengembangan sistem

koordinasi dan komunikasi

pertanian (E-Government)

Pengembangan lembaga pertanian di pedesaan

Penyebaran informasi mengenai program

pembangunan pertanian (partisipatif)

Peningkatan peran pengawasan partisipatif

program pembangunan pertanian

Penciptaan proses pengambilan keputusan yang

bersifat kolaboratif

Mendorong berfungsinya cluster-cluster

komoditas pertanian

Pemberdayaan

masyarakat kehutanan

Peningkatan partisipasi masyarakat dalam

perumusan kebijakan dan program pemanfaatan

hutan

Peningkatan kewirausahaan masyarakat

kehutanan melalui pendidikan informal

Masih berkaitan dengan dimensi institusional, permberdayaan masyarakat

dalam rangka pembangunan sektor perkebunan dan kehutanan merupakan

komponen yang paling relevan mengingat konflik sumberdaya yang sering timbul di

kedua subsektor ini. Pada subsektor perkebunan, peningkatan kapasitas pekebun-

pekebun berskala kecil dan buruh perkebunan dapat dilakukan melalui optimasi

Page 215: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II PERENCANAAN KINERJA

35

penggunaan isu corporate social responsibility pada perusahaan perkebunan

berskala besar; termasuk di dalamnya perusahaan perkebunan milik pemerintah.

Di dalam sub sektor kehutanan, optimasi pemanfaatan hutan dapat dilakukan

dengan meningkatkan keterlibatan masyarakat, terutama masyarakat pinggiran

hutan. Dengan rekayasa kelembagaan, diharapkan masyarakat menjadi aktif dalam

melakukan kegiatan konservasi serta mengalihkan ekstraksi sumberdaya hutan

menjadi bentuk-bentuk jasa lingkungan. Rekayasa kelembagaan tersebut dapat

diinisiasi dengan mengidentifikasi hukum adat atau norma yang berlaku lokal.

Selanjutnya, penentuan pengelolaan hutan dapat diformulasikan bersama-sama

seluruh stakeholders primer; sementara peningkatan kapasitas kelembagaan dapat

dilakukan melalui beragam bentuk pendampingan dan advokasi.

(d) Kebijakan yang berdasarkan Pengelolaan Lingkungan

Target pencapaian pembangunan pertanian dan kehutanan berkelanjutan

sebagaimana diuraikan di atas akan sangat dipengaruhi oleh fenomena perubahan

iklim yang telah menjadi isu global dan sangat berdampak terhadap kelangsungan

pembangunan di masa yang akan datang. Perlu upaya mengurangi dampak negatif

perubahan iklim terhadap sumberdaya dan sistem produksi pertanian serta terhadap

sosial ekonomi petani dan juga peningkatan kualitas lingkungan, terutama kualitas

lahan dan hutan. Oleh karena itu, untuk menyiapkan antisipasinya diperlukan analisis

tentang kerentanan dampak perubahan iklim, inventarisasi dan delineasi wilayah

yang terkena dampak, serta penyusunan road map rencana aksi adaptasi dan

mitigasi perubahan iklim dan lingkungan. Kebijakan ini tahun 2015 dilaksanakan

melalui program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Pembangunan pertanian didesain dengan mencermati perkembangan

lingkungan global sebagai respon terhadap pembangunan yang menyeluruh di

bidang lain di dalam ekonomi nasional. Kenaikan standar hidup, perkembangan

teknologi termasuk di dalamnya bioteknologi, serta perkembangan pasar domestik

dan pasar dunia merupakan faktor yang mendorong tumbuh kembangnya pertanian

modern sebagai bagian dari pembangunan ekonomi nasional. Pembangunan

pertanian modern yang dimaksud adalah pembangunan pertanian melalui

pembangunan agribisnis dan agroindustri dengan penguatan pola kemitraan usaha

tani dari industri hulu sampai industri hilir.

Di dalam memandang perencanaan pembangunan pertanian sebagai upaya

peningkatan kesejahteraan petani, pembangunan harus diarahkan agar penduduk

desa yang relatif miskin dapat menikmati buah dari kemajuan pembangunan

Page 216: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II PERENCANAAN KINERJA

36

nasional dan dapat memberdayakan dirinya sendiri untuk berpartisipasi secara

penuh di dalam proses pembangunan. Pemberdayaan itu juga diarhakan ke dalam

suatu proses di mana rakyat dapat bergerak untuk memanfaatkan kesempatan-

kesempatan yang tersedia yang disiapkan untuk memperbaiki kualitas hidup secara

bertahap.

Saat ini terdapat kecenderungan dan perubahan paradigma untuk mendesain

pembangunan pertanian atas dasar perubahan dan perkembangan teknologi dan

mekanisme pasar. Perubahan ini mendorong keseluruhan sektor ikut harus mampu

mengubah arah dan strategi pembangunan termasuk di sektor pertanian.

Berdasarkan pertimbangan kondisi, potensi sumberdaya domestik, serta

peluang yang dimiliki, maka dapat dibuat arah pembangunan pertanian pada masa

datang di Kabupaten Bandung dengan tetap memperhatikan pola perubahan yang

terjadi di sepanjang proses kegiatan agribisnis melalui program kerja Dinas

Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan.

Setiap program/kegiatan yang direncanakan ditujukan untuk mencapai

Rencana Kerja Lima Tahunan yang dievaluasi setiap tahun. Lebih lanjut, untuk

mencapai sasaran lima tahunan tersebut, perlu ditetapkan Rencana Kerja Tahunan.

Rencana Kinerja Tahunan merupakan penjabaran dari Rencana Kinerja Lima

Tahunan. Strategis pencapaian sasaran dan tujuan tahunan dirancang ke dalam

program/kegiatan tahunan. Pada tahun 2015 Dinas Pertanian Perkebunan dan

Kehutanan menyusun Rencana Tindak ke dalam 12 program dan 23 kegiatan.

Page 217: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II PERENCANAAN KINERJA

37

II.1.3. Strategi, Kebijakan dan Penetapan Rencana Kinerja Lima Tahunan

Pembangunan Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2010-2015

Kerangka migrasi strategi pembangunan pertanian menunjukkan proses

penetapan dan perubahan strategi pembangunan antar waktu. Dalam hal ini, migrasi

strategi pembangunan pertanian ditetapkan dalam jangka waktu 5 tahun dengan

harapan bahwa strategi-strategi yang terpilih pada setiap jangka waktu dapat

disesuaikan dengan kebutuhan migrasi tersebut. Kelebihan dari arsitektur strategi ini

adalah sifatnya yang sensitif dalam menghadapi perubahan-perubahan yang dinamis

pada sektor pertanian dan perkebunan.

Berdasarkan strategic foresight dan identifikasi kesenjangan sektor pertanian

di Kabupaten Bandung, proses pembangunan pertanian dapat dibagi menjadi tiga

jangka waktu dalam tiga dimensi pembangunan; yaitu dimensi produk, pasar dan

institusional. Secara umum, pengembangan subsektor tanaman pangan, hortikultura

dan perkebunan diarahkan pada terciptanya komoditas dan produk yang memiliki

standar global. Pencapaian standar tersebut ditujukan untuk memperbesar peluang

pasar produk tersebut; meskipun mungkin pada faktanya produk tersebut belum

dapat menembus pasar global tetapi barriers to entry terhadap pasar internasional

telah dapat dieliminasi. Pencapaian standar tersebut dapat dicapai dengan mengikuti

pola produksi komoditas dan proses pembentukan produk yang juga terstandarisasi

internasional; beberapa diantaranya adalah good agricultural practices dan good

manufacturing practices yang telah diratifikasi pada tingkat internasional. Sementara

untuk subsektor kehutanan, strategi-strategi yang disusun diarahkan untuk

menciptakan kawasan hutan yang berkelanjutan; dimana implikasinya adalah harus

adanya perubahan pola produksi, dari produksi fisik (kayu dan non-kayu) menjadi

produksi barang dan jasa lingkungan (dalam hal ini adalah ekowisata). Di samping

itu, hutan dapat memberikan nilai perlindungan exsitu dan insitu.

Dalam jangka pendek, strategi-strategi yang disusun untuk setiap dimensi

bersifat penentuan dan identifikasi komponen pengembangan untuk masing-masing

subsektor. Strategi identifikasi sangat dibutuhkan sebagai dasar untuk strategi

berikutnya; atau untuk perubahan (dan migrasi) strategi pada jangka waktu

berikutnya. Pada subsektor tanaman pangan, penentuan komoditas pertanian yang

akan menjadi fokus pengembangan dan pemetaan pelaku usaha dalam komoditas

tersebut (beserta stakeholders-nya) dirasakan sangat relevan sebagai dasar

pengembangan selanjutnya. Selain dari komoditas, wilayah dimana komoditas

tersebut dapat dikembangkan juga menjadi dasar dari pengembangan komoditas.

Page 218: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II PERENCANAAN KINERJA

38

Sebagai justifikasi, pengembangan suatu komoditas memerlukan keterkaitan antara

aspek spasial dengan jaringan usahatani komoditas tersebut. Keunggulan komoditas

dapat dicapai dengan memanfaatkan dampak tumpahan (spillover effect) yang

cenderung terjadi pada wilayah-wilayah sentra produksi pertanian yang berkelompok

membentuk cluster. Cluster sentra produksi berbagai komoditas pertanian yang

terbentuk secara alami di Kabupaten Bandung.

Pada subsektor perkebunan, inventarisasi teknologi produksi dan upaya

penerapannya menjadi komponen yang cukup penting mengingat permasalahan

yang dihadapi bermuara pada sisi produksi dan pengolahan hasil. Sementara pada

subsektor kehutanan, komponen-komponen kelembagaan merupakan komponen

penting karena permasalahan yang dihadapi adalah mengenai konflik pemanfaatan

sumberdaya alam dan penanganan lahan dan air.

Strategi identifikasi tersebut selanjutnya dilengkapi dengan upaya-upaya

mengembangkan pola produksi yang konvergen pada konsep good agricultural

practices (GAP). GAP harus dijadikan dasar pada proses pembangunan pertanian

karena konsep ini memuat pola produksi yang bersifat holistik dan dapat diterapkan

secara spesifik pada setiap jenis sistem agroekologis. Pengadopsian konsep ini

dapat dilakukan setelah wilayah dan komoditas utama telah teridentifikasi.

Selanjutnya diperlukan proses penerjemahan prinsip-prinsip GAP tersebut sesuai

dengan karakteristik wilayah dan komoditas yang bersangkutan.

Strategi jangka pendek juga akan diwarnai dengan upaya-upaya

mengembangkan mekanisme supply chain (SCM) pada setiap komoditas. SCM

merujuk pada kegiatan manajerial (koordinasi) antar pelaku dan lembaga yang

terlibat dalam sektor pertanian (produksi, distribusi dan pemasaran) dengan tujuan

mengahasilkan produk yang diminta oleh konsumen. Yang menjadi penekanan pada

mekanisme ini adalah proses kolaborasi perencanaan dan keterkaitan antar pelaku

usahatani tersebut. Strategi ini sangat relevan dengan Dinas Pertanian Kabupaten

Bandung yang berfungsi sebagai fasilitator pembangunan pertanian.

Di dalam dimensi pasar, competitive intelligence (CI) menjadi kunci dari

strategi-strategi jangka pendek. Strategi CI mencakup proses-proses yang berkaitan

dengan mengumpulkan, menganalis, dan mengaplikasikan informasi yang diperoleh

berkaitan dengan komoditas dan produk. Dalam operasionalisasinya, CI dapat

dilakukan dengan membentuk jaringan formal dengan stakeholders yang terlibat

dalam sektor pertanian. Dalam konteks ini, CI lebih ditekankan kepada penggalian

informasi mengenai pasar komoditas dan produk pertanian. Pada gilirannya,

Page 219: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II PERENCANAAN KINERJA

39

informasi-informasi yang diperoleh akan diterjemahkan sebagai input dalam

melakukan penyesuaian rencana strategis ketika pasar pertanian mengalami

dinamika. Informasi-informasi yang dibutuhkan oleh Kabupaten Bandung terntunya

berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan sektor pertanian serta peluang-peluang

yang dapat dieksploitasi. Kerangka keterkaitan strategi dan migrasi stretegi disajikan

pada Gambar 10.

Sebagai hasil dari jangka pendek, terdapat beberapa komponen dasar

strategi yang harus diterapkan. Pada jangka menengah diharapkan telah terciptanya

arah menuju pola produksi komoditas dan pasar yang bersifat kontrak (contract

based). Sebagai justifikasi, pasar yang bersifat kontrak akan memberikan peluang

yang lebih besar terhadap usahatani berskala kecil untuk dapat berpartisipasi dalam

pasar. Meskipun begitu, pola ini memerlukan jaringan usaha yang relatif telah

terbangun; dimana usaha-usaha untuk membangun jaringan tersebut telah diinisiasi

pada strategi jangka pendek. Selanjutnya, lingkungan yang dapat mendorong

usahatani kecil untuk dapat memenuhi standar dalam pola kontrak harus

dikembangkan

Page 220: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II PERENCANAAN KINERJA

40

Gambar II.1. Kerangka Migrasi Strategi Pembangunan Sub-Sektor Tanaman Pangan dan Perkebunan Kab. Bandung

Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang

PA

SA

RK

ELE

MB

AG

AA

NP

RO

DU

K

5 Penerapan Integral Chain Care selanjutnya

(penekanan pada good manufacturing

practices, HACCP dan sistim traceability).

6 Adopsi teknologi yang tersedia untuk

pengembangan komoditas menjadi produk

derivatif;.

1 Pemetaan komoditas aktual dan potensi.

2 Penentuan fokus pengembangan komoditas.

3 Inventarisasi dan inisisasi pemanfaatan teknologi yang

tersedia pada tingkat nasional dan internasional.

4 Penyesuaian dan penerapan standar komoditas dan

terdiferensiasi. Sosialisasi dan inisiasi penerapan Integral

Chain Care tahap awal (penekanan pada sektor budidaya;

good agricultural practices, good pesticide practices).

6 Penetrasi pasar nasional untuk

komoditas terfokus beserta

produk dan produk derivatifnya.

Pemanfaatan peluang pasar

global (extenderization).

12 Pemanfaatan kekuatan

kolaborasi dan SCNM untuk

menciptakan co-innovation pada

produk. Pengembangan sistem

inovasi agribisnis.

13 Proses regenerasi dan suksesi

pada generasi muda

agripreneur.

7 Pengembangan industri

pertanian di sektor hilir.

7 Pemetaan cluster komoditas dan produk.

8 Pengembangan sistem informasi cluster.

9 Pengarahan dan pemanfaatan dana corporate

social responsibility untuk pembentukan

cluster.

10 Menciptakan iklim kondusif untuk merangsang

pembentukan aliansi strategis antar pelaku

usaha dan stakeholders. Pengembangan

biopartnership pada industri agrofarmaka.

11 Pengembangan collaborative decision making.

4 Transformasi perilaku pasar yang informal

(open negotiation based) menjadi formal

(contract based).

5 Penetrasi pasar (penekanan pada niche

market dan pasar industri).

1 Competitive intelligent. Pemetaan karakteristik dan

perilaku pasar.

2 Inventarisasi kendala barriers to entry pada pasar.

3 Pengembangan promosi generik. Inisiasi penetrasi pasar

(penekanan pada pasar ritel moderen).

1 Inisiasi untuk mentransformasi kelembagaan petani

berbasis produksi menjadi berbasis pasar (nilai).

2 Pengembangan aglomerasi di sektor pertanian.

3 Pemetaan dan identifikasi keterkaitan di antara jaringan

pelaku usaha dan stakeholders di sektor pertanian.

4 Menginisiasi pembentukan forum pada (3.) dan

merancang proses kolaborasi di dalam rantai pasokan.

5 Pemetaan industri penunjang komoditas dan produk.

6 Inisiasi pembentukan klaster agribisnis pangan dan

perkebunan. Pengembangan supply chain and network

management (SCNM).

Page 221: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II PERENCANAAN KINERJA

41

Salah satu prasyarat bagi terciptanya pasar kontrak adalah adanya

standarisasi komoditas atau produk pertanian. Pada jangka pendek, upaya-upaya

standarisasi telah diinisiasi salah satunya melalui strategi adopsi konsep GAP; dan

pada jangka menengah dikembangkan lebih lanjut dengan mengadopsi konsep

traceability. Konsep ini merujuk pada kelengkapan informasi pada setiap tahap

produksi komoditas pertanian. Konsep ini sangat perlu diadopsi mengingat bahwa

preferensi konsumen telah berubah ke arah makanan yang aman dan sehat; dimana

perhatian konsumen terhadap proses produksi akan semakin besar pada masa

mendatang. Isu-isu mengenai penggunaan komoditas pertanian transgenik dan

bahan kimia akan memperbesar tekanan konsumen terhadap produsen. Sejalan

dengan konsep traceability, secara paralel konsep HACCP (hazard analysis and

critical control points)harus dapat diterapkan.HACCP merupakan suatu pendekatan

yang sistematik terhadap keamanan pangan yang dilakukan pada setiap tahap

produksi pangan tersebut. Pendekatan ini dianggap sangat perlu mengingat bahwa

selama ini inspeksi pangan lebih sering dilakukan pada tahap akhir produksi.

Pada sisi kelembagaan, pembangunan jangka menengah harus diwarnai

dengan pengembangan kolaborasi pengambilan keputusan usaha (collaborative

decision making) diantara pelaku pada sektor pertanian untuk menjamin efektivitias

dari serangkaian strategi-strategi yang telah dilakukan sebelumnya. Pengambilan

keputusan usahatani secara kolaboratif merupakan strategi lanjutan dari strategi

SCM; dimana kolaborasi menunjukkan bentuk hubungan antar pelaku dan lembaga

dalam sektor pertanian yang bersifat partnership. Konsekuensi dari bentuk hubungan

tersebut adalah adanya kontrak formal mengenai distribusi profit dan loss yang

dialami dalam rantai produksi tersebut.

Dalam jangka panjang merupakan pengembangan dari strategi-strategi yang

telah disusun pada jangka pendek. Dalam jangka menengah, strategi-strategi akan

mengalami perubahan (penyesuaian) terhadap tujuan yang akan dicapai pada

jangka panjang. Dari sekian banyak opsi strategi, pembentukan integral chain care

(ICC) pada subsektor tanaman pangan dan perkebunan perlu mendapatkan prioritas

karena ICC merupakan koridor utama dalam pencapaian target pengembangan.

Pada subsektor perkebunan, pembentukan aliansi strategis dengan asosiasi-asosiasi

perlu dilakukan untuk dapat meningkatkan posisi tawar dari produk yang dihasilkan.

Di antara beberapa dimensi pembangunan dalam kerangka migrasi strategi, dimensi

kelembagaan tampaknya belum menjadi perhatian utama. Paradigma baru dalam

pembangunan pertanian menyaratkan keseluruhan dimensi mendapatkan proporsi

pengembangan yang seimbang. Pembangunan pertanian di dalam dimensi

Page 222: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II PERENCANAAN KINERJA

42

kelembagaan melalui aktivitas-aktivitas yang bersifat co-innovation, collaborative

decision making dan beragam skema yang mengambil bentuk biopartnerships

diharapkan akan menjamin tercapainya target pembangunan pertanian yang

berkelanjutan.

Berkaitan dengan subsektor kehutanan, perencanaan dapat diterjemahkan

sebagai sebuah proses pengambilan keputusan dan kegiatan yang

berkesinambungan dalam menentukan alternatif pemanfaatan dan konservasi

sumberdaya hutan dengan tujuan tertentu pada jangka menengah dan jangka

panjang. Dalam konteks perencanaan strategis ini, pengembangan subsektor

kehutanan diarahkan pada pemanfaatan hutan yang tidak bersifat eksploitatif

sebagai altenatif dari pemanfaatan yang konvensional. Pada jangka pendek, strategi-

strategi pengembangan kehutanan diarahkan pada upaya-upaya mengidentifikasi

manfaat lain dari hutan dalam menghasilkan barang dan jasa lingkungan.

Sebelumnya, telah dikemukakan bahwa dari sekian alternatif pemanfaatan hutan

maka ekowisata (ecotourism) menawarkan peluang yang sangat besar untuk

dikembangkan. Dalam konteks ini, peran utama dari Dinas adalah sebagai

koordinator dan negoisator mengingat bahwa hutan adalah sebuah barang publik

yang hingga saat ini selalu menghadapi masalah-masalah hak properti dan hak

pemanfaatannya. Sebagai konsekuensi dari barang publik, terdapat banyak pelaku

ekonomi yang sangat berkepentingan dalam memanfaatkan hutan; dan tidak jarang

menimbulkan konflik sumberdaya. Fungsi negoisator menjadi sangat relevan dengan

banyaknya pelaku ekonomi yang terlibat tersebut.

Pada jangka menengah, strategi pengembangan beralih pada aspek

penyediaan infrastruktur yang berkaitan dengan ekowisata. Selain dari anggaran

belanja pemerintah, penyediaan infrastruktur tersebut dapat dilakukan melalui pihak

swasata yang distimulasi dengan pemberian insentif fiskal. Dalam

pengembangannya, peranan masing-masing stakeholder dalam subsektor

kehutanan menjadi sangat krusial. Keberhasilan pengelolaan hutan tentunya sangat

bergantung pada komitmen dan partisipasi stakeholder. Selain itu, pendidikan

informal yang berkaitan dengan konservasi sumberdaya alam harus telah

disosialisikan; terutama ditujukan pada masyarakat yang berhubungan langsung

dengan hutan. Pada jangka panjang, strategi-strategi diarahkan kepada

pengintegrasian ekowisata di Kabupaten Bandung pada jaringan keparawisataan

nasional dan internasional. Kegiatan-kegiatan promosi menjadi kunci bagi

terlaksananya strategi ini. Selain itu, objek ekowisata tersebut telah terhubung

Page 223: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II PERENCANAAN KINERJA

43

dengan upaya-upaya konservasi lainnya yang mengarah pada proteksi wilayah yang

bersangkutan.

Page 224: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II PERENCANAAN KINERJA

44

Gambar II.2. Kerangka Migrasi Strategi Pembangunan Sub-Sektor Kehutanan Kab. Bandung

Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang

PA

SA

RK

ELE

MB

AG

AA

NP

RO

DU

K

1 Identifikasi pasar barang dan

jasa lingkungan; menyusun

target pasar. Penyusunan paket-

paket produksi barang dan jasa

lingkungan.

2 Pemenuhan kebutuhan

infrastruktur minimal dengan

memanfaatkan jaringan dengan

swasta.

3 Inisiasi pengintegrasian objek

hutan ke dalam jaringan

kepariwisataan nasional dan

internasional.

1 Pemetaan stakeholders

kehutanan; terutama masyarakat

sekitar hutan. Pembentukan

komunitas hutan. Inisiasi

pembentukan jaringan bisnis

dan pendidikan.

2 Pembakuan mekanisme sharing

manfaat dan tanggung jawab

dengan stakeholders.

Pengembangan sistim

pendidikan lingkungan.

3 Pemberlakuan audit sosial

terhadap stakeholders.

Pemanfaatan kekuatan

kolaborasi untuk

menciptakan co-innovation

pada produk lingkungan.

1 Inventarisasi detil mengenai

interaksi antara hutan dengan

objek lainnya (aspek tekno-

sosio-ekonomi).

2 Adopsi dan pembakuan standar

mengenai pengelolaan hutan

sesuai konvensi internasional.

3 Konvergensi sistim pertanian

dengan produk dan jasa

lingkungan.

Page 225: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

45

1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan

Salah satu tujuan dari pembangunan pertanian di Kabupaten Bandung

adalah meningkatkan produktivitas usahatani tanaman pangan melalui pola

kemitraan dan meningkatkan ketahanan pangan di pedesaan. Hal ini dapat

dilihat dengan meningkatnya produktivitas tanaman komoditas pertanian

unggulan per hektar dalam satu kali tanam, berkembangnya usahatani padi dan

palawija dengan pola kemitraan, dan tersedianya pangan yang cukup dengan

harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat, serta terwujudnya diversifikasi

konsumsi pangan yang tercermin dari tersedianya berbagai komoditas pangan

dan pangan olahan.

Untuk mewujudkan tujuan pembangunan pertanian ini, Dinas Pertanian

Kabupaten Bandung mengajukan beberapa strategi perencanaan pembangunan

melalui kegiatan:

1. Penyusunan Database Potensi Produk Pangan;

2. Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian;

3. Pengembangan Intensifikasi Tanaman, Padi Palawija;

4. Pengembangan Diversifikasi Pangan

5. Pengembangan Pertanian pada Lahan Kering;

6. Pengembangan Perbenihan dan Pembibitan;

7. Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Pertanian/Perkebunan;

8. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Pertanian /

Perkebunan;

Dengan upaya ini diharapkan mampu mencapai ketahanan pangan di

tingkat rumah tangga petani dan gizi masyarakat yang seimbang sebagai

prasyarat dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, juga

meningkatkan usahatani pertanian dengan pola kemitraan, yang pada akhirnya

dapat meningkatkan indeks daya beli dan indeks kesehatan masyarakat,

terutama masyarakat tani di pedesaan. Adapun teknis pelaksanaan, sebagai

berikut:

a. Pengidentifikasian Kelompok Sasaran

Kegiatan dilaksanakan oleh petugas lapangan untuk mengetahui

potensi sumber daya pangan, spesifikasi teknis teknologi pengembangan,

kemampuan SDM dan pengembangan bisnis pertanian. Selain itu, juga

dikumpulkan data dan informasi mengenai kelembagaan dan budaya lokal.

1) Seleksi peserta dan jenis usaha

Page 226: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

46

Berdasarkan hasil identifikasi, dilakukan seleksi dan penentuan

jenis usaha pangan lokal kepada calon peserta. Penetapan jenis usaha

dilakukan dengan studi kelayakan usaha untuk mengetahui keuntungan

dan keberlanjutan usaha. Kegiatan ini harus dilakukan dengan hati -

hati karena hasilnya menentukan kegiatan selanjutnya.

2) Pelatihan Teknis Agribisnis

Setelah seleksi peserta, dilaksanakan pelatihan tentang

pengembangan pangan lokal yang disesuaikan dengan hasil seleksi

dan potensi wilayahnya.Mata pelajaran diberikan secara teori dan

praktek baik berupa teknis maupun manajemen usaha. Kegiatan ini

akan berhasil baik jika dilaksanakan dengan metode belajar sambil

bekerja. Pelatihan teknis agribisnis ditujukan untuk peningkatan

kesiapan penerima manfaat dalam manajerial usaha.

b. Pemberian bantuan

Bantuan dapat diberikan berupa uang, peralatan, sarana produksi

atau kombinasi keduanya.Sebaiknya bantuan tersebut diberikan secara

bertahap sesuai dengan kebutuhannya dalam kegiatan

produksi/pengolahan pangan/pertanian.

c. Pendampingan/pembinaan

Kelompok dalam mengelola usahanya, perlu diberikan

pendamping/pembina dengan keahlian sesuai dengan kebutuhan teknis

dan manajemen dari usahanya. Pendampingan dilaksanakan selama satu

tahun atau satu kali proses produksi/pengolahan pangan/pertanian sampai

dengan pemasarannya. Apabila dalam proses pendampingan menghadapi

permasalahan yang sulit dipecahkan ditingkat lapangan, maka dapat

meminta bantuan kepada dinas/instansi teknis terkait.

d. Pembinaan pasca proyek dan pengembangannya

Walaupun pendampingan sudah selesai, pembinaan tetap diberikan

selama beberapa bulan dengan frekwensi kunjungan sesuai dengan

kondisi dan kebutuhan kelompok. Pembinaan akan terus dilanjutkan

sampai kelompok dapat mengembangkan usahanya menjadi kokoh dan

Page 227: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

47

mandiri termasuk mengupayakan kemitraan dengan perusahaan mitra.

Pembinaan pasca proyek ini merupakan pembinaan rutin yang diberikan

oleh petugas lapangan dari dinas sesuai dengan bidangnya.

Adapun sasaran dari program peningkatan ketahanan pangan

direncanakan tersebar di 31 kecamatan yang merupakan daerah sentra

komoditas padi, palawija, dan hortikultura.

Sedangkan dampak yang diharapkan dari kegiatan tersebut, adalah:

1. Meningkatnya keragaman produksi dan konsumsi pangan.

2. Berkembangnya kegiatan perbenihan tanaman Pangan, hortikultura dan

perkebunan.

3. Berkembangnya daerah sentra produksi tanaman pangan, hortikultura

dan perkebunan.

4. Terbinanya kelompok tani dalam penerapan teknologi pertanian organik.

5. Berkembangnya usahatani organik di pedesaan.

Kegiatan agribisnis mencakup empat subsistem, yaitu: subsistem

agribisnis hulu (up-stream agribusiness), yakni kegiatan ekonomi yang

menghasilkan (agroindustri hulu) dan perdagangan sarana produksi pertanian

primer (seperti industri pupuk, obat-obatan, bibit/benih, alat mesin pertanian, dan

lain-lain); subsistem usahatani (on-farm agribusiness); subsistem agribisnis hilir

(down-streamagribusiness). Keberhasilan pembangunan pertanian melalui

pendekatan sistem agribisnis sangat tergantung pada tingkat kehandalan dari

setiap komponen yang menjadi subsistemnya. Untuk mencapai kehandalan

yang simultan dari setiap subsistem dalam sistem agribisnis dibutuhkan uluran

dan campur tangan pemerintah melalui regulasi, koordinasi, perlindungan,

stimulasi, pelayanan dan penilaian terhadap seluruh subsistem dalam sistem

agribisnis beserta lingkungan yang mempengaruhinya. Selain itu, kondisi

sumberdaya lingkungan serta sarana dan prasarana juga merupakan faktor yang

menentukan kehidupan dan pengembangan sistem agribisnis tersebut, yang

direncanakan tersebar di Kabupaten Bandung (31 kecamatan).

Sedangkan sasaran dan dampak yang diharapkan dari kegiatan ini,

antara lain adalah :

1. Mendorong terbentuknya usaha agribisnis baru sebagai usaha

diversifikasi pangan;

2. Terbinanya kelompok tani dalam penerapan standar-standar mutu produk

dan teknologi pengolahan hasil; dan

Page 228: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

48

3. Terfasilitasi alat mesin pengolahan pasca panen hasil pertanian dan

sarana prasarana agribisnis.

Kegiatan Pengembangan sistem informasi manajemen pertanian

diarahkan untuk mencapai sasaran:

- Terkumpul, terolah, dan teranalisanya data primer komoditas Pertanian

serta peramalan produksi pertanian

- Teridentifikasinya data potensi wilayah dan agroekosistem

- Berkembangnya manajemen database pertanian

- Terlaksananya perencanaan pembangunan pertanian yang tepat sasaran.

Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan di atas merupakan rincian

tahapan kegiatan, sehingga dapat dicapai impact yang bermanfaat bagi

masyarakat tani pada khususnya. Adapun sasaran kegiatan yang ingin dicapai

pada tahun 2015, sebagai berikut:

Tabel II.4. Sasaran Kegiatan pada Program Peningkatan Ketahanan Pangan

Tahun 2015

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Kinerja

Penyusunan Database

Potensi produksi pangan

1. Terkumpulnya data potensi pangan,

perkebunan, hortikultura bulanan,

triwulan, semesteran dan tahunan

2. Terlaksanya kegiatan Penyajian Data

dan Informasi Pertanian Berbasis GIS

3. Terlaksananya evaluasi dan

sinkronisasi data statistik pertanian

4. Terlaksananya kegiatan penentuan

angka ramalan / prognosa statistik

tanaman pangan dan hortkultura

5. Terlaksananya rapat koordinasi

perencanaan pembangunan pertanian

6. Tersusunyya Dokumen Supply Deman

Benih Padi

7. Tersusunnya Dokumen Green

Economy Pertanian

2 Dokumen

1 Paket

2 Kali

2 Kali

1 Kali

1 Dokumen

1 Dokumen

Page 229: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

49

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Kinerja

Penanganan Pasca Panen

dan Pengolahan Hasil

Pertanian

1. Terlaksananya sertifikasi organik ulang

gapoktan Harapan Jaya

2. Fasilitasi pasca panen dan pengolahan

padi untuk mendukung pengembangan

lahan pangan berkelanjutan (power

thresser)

3. Fasilitasi pasca panen dan pengolahan

padi untuk mendukung pengembangan

lahan pangan berkelanjutan (Terpal)

4. Terlaksananya bimbingan teknis pasca

panen padi

5. Terlaksananya Gerakan pasca panen

padi

6. Terlaksananya Fasilitasi pasca panen

jagung (Com sheller)

7. Terlaksananya bimbingan teknis pasca

panen jagung

8. Terlaksananya pendampingan

pengolahan tepung ganyong

9. Terlaksananya bimbingan teknis

pengolah hasil

10. Terlaksananya stimulan alat

pengolahan hasil tanaman pangan

1 Paket

6 Unit

85 Lembar

1 Kali

1 Kali

1 Unit

1 Kali

1 Paket

1 Kali

1 Paket

Pengembangan

Intensifikasi Tanaman

Padi, Palawija

1. Terlaksananya acara panen raya

2. Terlaksananya Bimbingan Teknis

Budidaya Jagung

3. Terlaksananya Rakor P2BN

4. Terlaksananya Pengadaan Benih padi

5. Terlaksananya Pengadaan Benih

Jagung

6. Terlaksananya Pelaksanaan Demplot

Penerapan Teknologi Tanaman

1 Kali

1 kali

2 kali

12,250 Kg

3,375 Kg

5 Paket

Page 230: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

50

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Kinerja

Pangan

7. Terlaksananya acara panen raya

jagung

8. Terlaksananya acara tanam serempak

bersama TNI AD

9. Workshop Evaluasi GP-PTT

10. Terlaksananya acara hari lapang

11. Terlaksananya partisipasi dinas dalam

penyelenggaraan pameran hari pangan

sedunia XXIX 2015

1 Kali

1 Kali

1 Kali

1 Kali

1 Kali

Pengembangan

Diversifikasi Tanaman

1. Terlaksananya Diversifikasi pola tanam

komododitas Ubikayu

2. Terlaksananya Diversifikasi pola tanam

dengan komododitas Sorgum

3. Terlaksananya Bimtek penerapan

Teknologi Budidaya Ubikayu

4. Terlaksananya Rapat Koordinasi

150,000 Stek

100 Kg

1 Kali

2 Kali

Pengembangan Pertanian

pada Lahan Kering

1. Terlaksananya Pengembangan

Sarana Klinik Tanaman Hortikultura

2. Terfasilitasinya pendampingan klinik

tanaman

3. Terfasilitasinya Bimbingan Teknis

Penangkaran Tanaman Hias

4. Terlaksananya Sekolah Lapang

Good Agricultural Practices

Strawberry.

5. Terfasilitasinya Adopsi

Pengembangan Budidaya Buah-

Buahan

6. Terfasilitasinya Sarana Prasarana

Pengembangan Komoditas

Holtikuktura

7. Terfasilitasinya Pendampingan

1 Lokasi

1 Kegiatan

1 Kegiatan

2 Kegiatan

1 Kegiatan

1 Kegiatan

1 Kegiatan

Page 231: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

51

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Kinerja

Penerapan Teknologi Pasca Panen

Strawberry

8. Terfasilitasinya Sarana Pengairan

Pengembangan Holtikultura

(Pompa Air)

9. Terfasilitasinya Sarana Pengolahan

Lahan (Cultivator)

10. Terfasilitasinya Sarana Budidaya

Tanaman Hias Berbasis Lokal

(Green House)

11. Terfasilitasinya Sarana Pengolahan

Pupuk Organik

10 Unit

6 Unit

1 Unit

1 Kelompok

Pengembangan

Perbenihan/Pembibitan

1. Terlaksananya Pengadaan Benih

Padi VUB Kelas SS

2. Terlaksananya Pengadaan Benih

Padu VUB Kelas ES (Label Biru)

3. Terlaksananya Sertifikasi Benih

Padi Label Biru

4. Terlaksananya Sosialiasasi

Demplot Padi Gogo

1,300 Kg

7,100 Kg

9,000 Kg

1 Kali

Penelitian dan

Pengembangan

Sumberdaya Pertanian

1. Terlaksananya Sosialisasi Kegiatan

Pengendalian OPT / IBK / GUP

2. Terlaksananya PILKT

3. Tersedianya Sarana Prasarana

Pengendalian OPT

4. Terlaksananya Gebyar Promosi

Perkebunan

5. Terlaksananya Adopsi Teknologi

Kopi Speciality

1 Kali

1 Kali

1,500 Unit

1 Kali

1 Kali

Page 232: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

52

2. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/

Perkebunan

Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/ perkebunan menjadi

keharusan dalam mempertahankan kontinuitas usaha agribisnis pada berbagai

komoditas unggulan di sektor pertanian. Menurut Abdul Adjid, D (2001), pasar

adalah suatu tempat yang terbentuk dari usaha dua pihak yang akan

berinteraksi, yaitu pembelian dan penjualan. Dengan kata lain, pasar menjadi

sentra aktivitas ekonomi di dalam lingkungan dunia usaha termasuk di sektor

pertanian. Stabilitas dan mekanisme pasar termasuk ke dalam sasaran utama

dalam menciptakan masyarakat ekonomi yang berswasembada. Maka dari itu,

program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/ perkebunan

merupakan hal mutlak yang harus dilaksanakan dalam pembangunan pertanian

di Kabupaten Bandung.

Salah satu sub sistem dalam sistem agribisnis adalah penataan jaringan

pemasaran guna meningkatkan posisi tawar petani dan Program peningkatan

pemasaran bertujuan untuk mengembangkan dan menata jaringan pemasaran

komoditas pertanian. Hal ini dirasakan perlu karena salah satu penyebab

rendahnya nilai jual produk pertanian di tingkat petani di Kabupaten Bandung

disebabkan oleh ketidakteraturan dan panjangnya jalur pemasaran komoditas

pertanian.

Kegiatan-kegiatan ini direncanakan tersebar di 31 kecamatan di

Kabupaten Bandung. Sedangkan sasaran dan dampak yang diharapkan dari

kegiatan tersebut, adalah sebagai berikut:

1. Mendorong terbentuknya rumah kemasan hasil pertanian serta

mendorong meningkat nya permintaan konsumen;

2. Mengembangkan pusat-pusat penampungan Komoditas Pertanian skala

kecil di pedesaan;

3. Terlaksananya promosi produk hasil pertanian; dan

4. Tertatanya/teraturnyajalurpemasarankomoditaspertanian.

5. Meningkatnyakesadaransertapengetahuanpetaniakanprodukbermutu/ung

gulanpertaniansertateknologiterbarubesertapenerapannyadalambidangpe

rtanian.

Pada tahun 2015, program peningkatan pemasaran hasil produksi

pertanian/perkebunan diarahkan untuk menyusun, mendeteksi dan

merestrukturisasi mekanisme dan stabilitas jaringan pasar komoditas hortikultura

Page 233: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

53

dan tanaman pangan di Kabupaten Bandung. Adapun sasaran kegiatan yang

ingin dicapai, sebagai berikut:

Tabel II.5. Sasaran Kegiatan pada Program Peningkatan Pemasaran Hasil

Produksi Pertanian/ Perkebunan

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Kinerja

Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/ perkebunan

Jumlah unit-unit pasca panen dan pengolahan hasil (Kelompok)

49

Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggul daerah

1. Terlaksananya Pameran Komoditas Unggulan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Tingkat Kabupaten

2. Terlaksananya Pameran Komoditas Unggulan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan tingkat Provinsi

3. Terlaksananya Pameran Komoditas Unggulan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Tingkat Nasional

4. Terlaksananya Jambore Varietas 5. Terlaksananya Pameran APKASI

1 Kali

1 Kali

1 Kali

1 Kali 1 Kali

Pembangunan pusat-pusat penampungan produksi hasil pertanian / perkebunan masyarakat yang akan dipasarkan

1. Terfasilitasinya Kegiatan Adopsi Pengolahan Hasil Holtikultura

2. Terfasilitasinya Pelaksanaan Pemutakhiran Data Base Petani Pelaku Usaha Agribisnis Kabupaten Bandung

3. Terlaksananya Pendampingan Manajemen Agribisnis Asosiasi Pertani Sayuran Segar Kabupaten Bandung

4. Terlaksananya Pelatihan Pengolahan Hasil Pertanian Holtikultura Bagi Petani Pengembang Budidaya Holtikultura

5. Terlaksananya Pendampingan Peningkatan Mutu Olahan Holtikultura Bagi Pelaku Olahan Pertanian Holtikultura lokal

6. Terfasilitasinya Sarana Pendukung Penerapan Good Handling Practices

1 Kegiatan

1 Kegiatan

1 Kegiatan

1 Kegiatan

1 Kegiatan

450 Buah

Page 234: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

54

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Kinerja

7. Terfasilitasinya Sarana Pengolahan Hasil Holtikultura Untuk Kelompok Olahan hasil Pertanian

6 Unit

3. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/ Perkebunan

Beberapa tantangan yang dihadapi dalam pemberdayan sumberdaya

pertanian dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas tanaman

pangan, hortikultura dan perkebunan adalah:

a. Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan petani dan

kelompok tani tentang inovasi teknologi pertanian.

b. Mencukupi kebutuhan air yang terus meningkat dalam waktu, ruang,

jumlah serta mutu yang tepat sebagai akibat dari meningkatnya jumlah

penduduk dan pembangunan di segala bidang (industri, pertanian,

pariwisata dan lain-lain). Sedangkan ketersediaan air relatif tetap dan

bahkan pada daerah-daerah tertentu sumber daya airnya cenderung

menurun.

c. Meningkatkan efisiensi penggunaan air melalui penerapan teknologi

hemat air.

d. Kelangkaan air yang selalu terjadi pada setiap musim kemarau yang

telah menyebabkan beberapa areal pertanian (terutama lahan sawah) di

Kabupaten Bandung mengalami kekeringan.

e. Mencukupi kebutuhan alat mesin pertanian untuk kegiatan produksi dan

pengolahan hasil.

f. Mencukupi ketersediaan sarana produksi berupa pupuk, obat-obatan dan

pestisida.

Adapun kegiatan yang diwadahi dalam program ini, adalah Pengadaan

Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian/ Perkebunan. Kegiatan

Pengembangan Ketersediaan sarana prasarana pertanian dalam rangka

peningkatan produktivitas pertanian diarahkan untuk mencapai sasaran:

- Terfasilitasinya dan terpeliharanya alat mesin pertanian pengolahan

produksi;

- Terbinanya dan berkembangnya pelayanan jasa alat mesin pertanian;

Page 235: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

55

- Terencananya kebutuhan pupuk, obat-obatan, dan pestisida;

Terbinanya kelompok tani dalam penerapan teknologi pengairan hemat;

Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/ perkebunan

ditujukan sebagai usaha pendukungan dalam peningkatan produksi tanaman

unggulan pertanian, seperti padi, jagung, kentang, cabe, tomat, bawang merah,

kubis, alpukat, kopi, dan teh. Adapun sasaran kegiatan yang ingin dicapai pada

tahun 2015, sebagai berikut:

Tabel II.6. Sasaran Kegiatan pada ProgramPenerapan Teknologi Pertanian/

Perkebunan

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Kinerja

Penelitian dan pengembangan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna

1. Terlaksananya Pembangunan Irigasi

Permukaan

2. Terlaksananya Pipanisasi

3. Terlaksananya Pembangunan DAM Parit

4. Terlaksananya Pembangunan Screen

House dan Pemagaran

5. Terlaksananya Pembangunan Gudang

Pestisida

6. Terlaksananya Pengadaan Sarana

dan Prasarana Balai Benih

7. Tersedianya Prasarana dan Sarana

Penyuluhan

8. Terlaksananya Pembangunan Jalan

Usaha Tani Tanaman Pangan

9. Terlaksananya pengembangan

prasarana dan Sasaran Air (Pipaniasi)

10. Terlaksananya Kajian Lingkungan

Untuk Pembangunan Gudang

Pestisida

30 Unit

10 Paket

21 Unit 1 Paket

1 Unit

111 Unit

38 Unit

6 Paket

2 Paket

1 Paket

Page 236: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

56

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Kinerja

Pengadaan Sarana dan

Prasarana Teknologi

Pertanian/Perkebunan

Tepat Guna

1. Terlaksananya Bimbingan Teknis

Teknologi Agen Hayati

2. Terlaksananya Pengembangan Desa

PHT

3. Terlaksananya Bimbingan Teknis

Teknologi Tepat Guna

4. Terlaksananya Bimbingan Teknis

Teknologi Pertanian

5. Tersedianya Bahan Obat-obatan /

Pupuk

6. Tersedianya Alat Penunjang

Pengolahan Pertanian

50 Orang

50 Orang

100 Orang

30 Orang

1 Paket

136 Unit

Pemeliharaan

rutin/berkala sarana dan

prasarana teknologi

pertanian/perkebunan

tepat guna

1. Terlaksananya Kajian LP2B

2. Terlaksananya Pengesahan /

Legalisasi Badan Hukum P3A dan

GP3A

3. Terlaksananya Kegiatan Dam Area

4. Tersedianya Grand Design

5. Terlaksananya Inventarisasi dan

Pemetaan Lahan Sawah

6. Terlaksananya Sosialisasi

Pelaksanaan Inventarisasi LP2B

7. Terlaksananya Rapat Koordinasi

LP2B

8. Terlaksananya Rapat Koordinasi

WISMP

9. Terlaksananya Pendampingan

Penelusuran Jaringan

10. Tersedianya Sarana dan Prasarana

Pelaksanaan LP2B

1 Paket

10 Buah

1 Paket

1 Paket

1 Paket

2 Kali

3 Kali

8 Kali

7 Unit

Page 237: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

57

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Kinerja

Pemeliharaan

Rutin/Berkala Sarana dan

Prasarana Teknologi

Pertanian / Perkebunan

Tepat guna (Peningkatan

Manajemen Pengelolaan

Air WISP II - LOAN)

1. Pelatihan Optimalisasi Lahan dan Air

Untuk Pengembangan Agribisnis

2. Terlaksananya Pelatihan GP3A dalam

Aspek Manajemen Organisasi dan

Keuangan

3. Terlaksananya Kegiatan Sekolah

Lapang "Integrasi, Diversifikasi dan

Intensifikasi/Ekstensifikasi dengan

Sistem Usaha Tani Ramah

Lingkungan yang Adaptif terhadap

Perubahan Iklim

4. Tersedianya Pupuk Cair Dalam

Kegiatan DEM Area

5. Tersertifikasinya Kelompk GP3A

1 Kali

1 Kali

1 Kali

60 Liter

10 Kel

4. Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan

Program peningkatan produksi pertanian/ perkebunan ditujukan untuk

meningkatkan produktivitas dan nilai tambah komoditas hortikultura dan

perkebunan spsesifik lokalita. Adapun teknis pelaksanaan kegiatan diarahkan

dalam pemenuhan:

a. Pengidentifikasian Kelompok Sasaran

Kegiatan dilaksanakan oleh petugas lapangan untuk mengetahui

potensi sumber daya pangan, spesifikasi teknis teknologi pengembangan,

kemampuan SDM dan pengembangan bisnis pertanian. Selain itu, juga

dikumpulkan data dan informasi mengenai kelembagaan dan budaya lokal.

1) Seleksi peserta dan jenis usaha

Berdasarkan hasil identifikasi, dilakukan seleksi dan penentuan

jenis usaha pangan lokal kepada calon peserta. Penetapan jenis usaha

dilakukan dengan studi kelayakan usaha untuk mengetahui keuntungan

Page 238: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

58

dan keberlanjutan usaha. Kegiatan ini harus dilakukan dengan hati -

hati karena hasilnya menentukan kegiatan selanjutnya.

2) Pelatihan Teknis Agribisnis

Setelah seleksi peserta, dilaksanakan pelatihan tentang

pengembangan pangan lokal yang disesuaikan dengan hasil seleksi

dan potensi wilayahnya.Mata pelajaran diberikan secara teori dan

praktek baik berupa teknis maupun manajemen usaha. Kegiatan ini

akan berhasil baik jika dilaksanakan dengan metode belajar sambil

bekerja. Pelatihan teknis agribisnis ditujukan untuk peningkatan

kesiapan penerima manfaat dalam manajerial usaha.

b. Pemberian bantuan

Bantuan dapat diberikan berupa uang, peralatan, sarana produksi

atau kombinasi keduanya.Sebaiknya bantuan tersebut diberikan secara

bertahap sesuai dengan kebutuhannya dalam kegiatan

produksi/pengolahan.

c. Pendampingan/pembinaan

Kelompok dalam mengelola usahanya, perlu diberikan

pendamping/pembina dengan keahlian sesuai dengan kebutuhan teknis

dan manajemen dari usahanya. Pendampingan dilaksanakan selama satu

tahun atau satu kali proses produksi/pengolahan hortikultura dan

perkebunan sampai dengan pemasarannya. Apabila dalam proses

pendampingan menghadapi permasalahan yang sulit dipecahkan ditingkat

lapangan, maka dapat meminta bantuan kepada dinas/instansi teknis

terkait.

d. Pembinaan pasca proyek dan pengembangannya

Walaupun pendampingan sudah selesai, pembinaan tetap diberikan

selama beberapa bulan dengan frekuensi kunjungan sesuai dengan kondisi

dan kebutuhan kelompok. Pembinaan akan terus dilanjutkan sampai

kelompok dapat mengembangkan usahanya menjadi kokoh dan mandiri

termasuk mengupayakan kemitraan dengan perusahaan mitra. Pembinaan

pasca proyek ini merupakan pembinaan rutin yang diberikan oleh petugas

lapangan dari dinas sesuai dengan bidangnya.

Page 239: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

59

Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan digulirkan untuk

meningkatkan optimalisasi produktivitas komoditas unggulan dan indeks

pertanaman lahan sawah dan lahan kering Kabupaten Bandung.

Adapun kegiatan yang diwadahi dalam program ini, sebagai berikut:

1. Penyuluhan peningkatan produksi pertanian/perkebunan;

2. Penyediaan sarana produksi pertanian dan perkebunan; dan

3. Peningkatan/Rehabilitasi saluran Irigasi.

Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan di atas merupakan rincian

tahapan kegiatan, sehingga dapat dicapai impact yang bermanfaat bagi

masyarakat tani pada khususnya. Adapun sasaran kegiatan yang ingin dicapai

pada tahun 2015, sebagai berikut:

Tabel II.7. Sasaran Kegiatan pada Program Peningkatan Produksi Pertanian/

Perkebunan

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Kinerja

Penyediaan sarana

produksi

pertanian/perkebunan

1. Terlaksananya pengadaan bibit kopi

dan cengkeh

2. Terlaksananya Pengadaan Kemasan

Produk Perkebunan

3. Terlaksananya Panen Raya Kopi

4. Terlaksananya Pengembangan

Komoditas Agrofarmaka Pada Tegakan

Kopi

5. Terlaksananya Pengadaan Mesin

Pengolah kopi

6. Terlaksananya Pengadaan Mesin

Penepung Kopi

7. Terlaksananya Pengadaan Roasting

Kopi

8. Terlaksananya Pengadaan Dry House

Komoditas Stevia

72.000 Pohon

1 Paket

1 Paket

1 Paket

8 unit

1 Unit’

2 Unit

1 Unit

Page 240: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

60

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Kinerja

Pengembangan bibit

unggul

pertanian/perkebunan

1. Tersedianya Benih Kentang Bermutu

2. Tersedianya Benih Kentang Bermutu

3. Tersedianya Bibit Cabe

4. Tersedianya Sarana Produksi

Pengembangan Sayuran Dataran

Rendah

5. Pembangunan Screen House

Penangkaran Kentang

6. Tersedianya Sarana Pengolahan

Lahan

7. Tersedianya Sarana Pengembangan

Jamur (Kumbung)

8. Tersedianya Sarana Prasarana Untuk

Pengembangan Pemanfaan lahan

Pekarangan

9. Terbangunnya Sarana Pengairan

Berupa Embung di Kawasan Sayuran

10. Tersedianya Sarana Prasarana

Pendukung Pengembangan Sayuran

Eksklusif

11. Terlaksananya Registrasi Lahan

Holtikultura

12. Tersedianya Sarana Prasarana

Pendukung Pengembangan Budidaya

Sayuran Ramah Lingkungan

13. Tersedianya Tenaga Pembantu /

Pendukung Pengelola Kegiatan

Pengembangan Hortikultura

(Perencanaan dan Administrasi Bid.

Holtikultura)

14. Tersedianya Tenaga Pengelola /

Pemeliharaan Kebun Bibit Dinas

10.000 Knol

20.000 Baglog

100 Pcs

14 Paket

3 Unit

3 Unit

3 Unit

1 Paket

1 Unit

1 Unit

1 Paket

50 Kebun

1 Paket

12 Bulan

Page 241: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

61

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Kinerja

Pertanian, Pekebunan dan Kehutanan

Kab, Bandung

Peningkatan kualitas dan

pasca panen tanaman

tembakau

1. Terlaksananya Magang Pasca Panen

dan Pengolahan Tembakau Hitam

2. Terlakasananya Penanganan Pasca

Panen Tembakau

3. Terlaksananya Penerapan Pengolahan

Pupuk Organik Padat

4. Terlaksananya Penganganan

Terjadinya Kemarau Panjang

5. Terlaksananya Penerapan Teknologi

Budidaya

6. Terlaksananya Peningkatan

Produktivitas Komoditas Tembakau

lokal

7. Terlaksananya Peningkatan Kualitas

Produk dan SDM Tembakau

1 Paket

3 Paket

1 Paket

1 Paket

3 Paket

2 Paket

2 Paket

5. Program Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan

Program pemanfaatan potensi sumberdaya hutan merupakan salah satu

kebijakan pembangunan kehutanan yang diarahkan untuk memberikan alternatif

usaha bagi masyarakat di sekitar hutan, sekaligus dalam upaya rehabilitasi hutan

dan lahan, selain langkah tindak vegetatif. Pada tahun 2015, program ini

ditujukan untuk : (1) pengembangan agribisnis jamur tiram; (2) Budidaya

Empon-empon dan (3) pengembangan agribisnis ulat sutera.

Page 242: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

62

Tabel II.9. Sasaran Kegiatan pada Program Pemanfaatan Potensi Sumberdaya

Hutan

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Kinerja

Pengembangan

Hasil Hutan

Non-Kayu

1. Terlaksananya Pengembangan ulat sutera

2. Terlaksananya Pengembangan Ekonomi

Masyarakat Melalui Jamur Tiram

3. Terlaksananya Pengembangan Tanaman Empon-

Empon

4. Terlaksananya Pemupukan Pengembangan Ulat

Sutera

5. Terlaksananya Bimtek

6. Terlasananya Pemupukan Pengembangan Ekonomi

Masyarakat Melalui Jamur Tiram

7. Terlaksananya Pemumukan Pengembangan

Tanaman Empon-Empon

8. Terlaksananya Budidaya Jamur

9. Terlaksananya Pelaporan Kegiatan

5.050 Stek

12.000 Log

100 Kg

1 Paket

1 Kali

1 Paket

1 Paket

1 Paket

100%

6. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Program rehabilitasi hutan dan lahan merupakan kebijakan yang ditujukan

dalam pelestarian dan konservasi lingkungan, bertujuan untuk:

a. Meningkatkan akselerasi penanggulangan lahan kritis;

b. Mendukung dan mengembangkan program perbaikan lingkungan melalui

Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GRHL) melalui pemberdayaan

masyarakat tani di sekitar hutan dalam peningkatan peran aktif masyarakat;

c. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.

Adapun sasaran yang diharapkan, adalah:

a. Terpenuhinya masalah kekurangan bibit tanaman untuk penanaman pada

lahan kritis seluas 4.415 hektar;

b. Tercapainya sasaran percepatan penanganan lahan kritis;

c. Mendorong tercapainya Kabupaten Bandung Hijau dan Lestari.

Page 243: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

63

Tabel II.10. Sasaran Kegiatan Pada Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Kinerja

Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan

1. Terlaksananya Pembuatan Hutan Rakyat

2. Terlaksananya Pengembangan Tanaman Bambu

3. Terlaksananya Pengadaan Pupuk Kandang Kegiatan Hutan Rakyat

4. Terlaksananya Pengadaan Pupuk Kandang Kegiatan Pengembangan Tanaman Bambu

5. Terlaksananya Rapat (Sosialisasi Koordinasi dan Evaluasi)

6. Terlaksananya Penyusunan Pelaporan DAK

7. Terlaksananya Pembuatan Pembangunan Sipil Teknis

8. Terlaksananya Pembuatan DAM Penahan

9. Meningkatkan Wawasan Kepada Masyarakat Mengenai Pengamanan Hutan

10. Tersusunnya Pelaporan DAK

330 Hektar 36 Hektar 145,000 Kg 34,000 Kg 4 Kali 15 Hari 4 Kecamatan 5 Unit 1 Kali 15Hari

Peningkatan peran serta masyarakat dalam rehabilitasi hutan dan lahan

1. Terlaksananya Kegiatan FGD RHL 2. Terlaksananya Kemah Kerja

Bupati 3. Terlaksananya Kegiatan Lomba-

Lomba : P2WKSS, Sekolah Sehat, Posyandu, TMMD, Kakija dll

4. Terlaksananya Bimbingan Teknis RHL

5. Tersusunnya Laporan Akuntabilitas Tahun 2015

6. Tersusunya Rencanan Teknik Kehutanan Tingkat Kabupaten

7. Terlaksananya Pengadaan Bibit Kanan dan Kiri Jalan

8. Terlaksananya Pengadaan Bibit Kanan dan Kiri Sungai

9. Terlaksananya Kegiatan Sosialiasasi RKTK

1 Paket 1 Paket 26,500 Batang 1 Kali

1 Dokumen 1 Dokumen 3,000 Batang 3,000 Batang 1 Paket

Page 244: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

64

7. Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Hutan

Tabel II.11 Sasaran Kegiatan Pada program Perlindungan dan Konservasi

Sumberdaya Hutan

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Kinerja

Pencegahan

dan

pengendalian

kebakaran

hutan dan

lahan

Terlaksananya Sosialisasi dan Pembinaan

Masyarakat Desa Sekitar Hutan/Kelompok Tani

Hutan (KTH)

Terlaksananya Study Banding Pencegahan dan

Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan 3

Hari x 25 Orang

Terlaksananya Pengumpulan Data

Perlindungan dan Pengamanan hutan

10 Kali

1 Paket

1 Dokumen

8. Program perencanaan dan pengembangan hutan

Tabel II.12 Sasaran Kegiatan Pada Program perencanaan dan pengembangan

hutan

Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Kinerja

Pendampingan

kelompok

usaha

perhutanan

rakyat

1. Terlaksananya Kegiatan Pendampingan

Kelompok Usaha Perhutanan Rakyat

2. Terbentuknya Organisasi KNPL

3. Terlaksananya Workshop dan Pelatihan

Budidaya Pertanian

5 Kelompok

5 Desa

5 Kelompok

Page 245: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2015 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

65

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

III. 1 Capaian Kinerja Organisasi

Untuk mengukur analisis capaian kinerja maka terdapat 3 sasaran strategis yang

hendak dicapai yang diukur dengan 5 indikator kinerja Utama.

Program dan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2015 sebanyak 12

program dan 23 kegiatanyang merupakan komitmen pimpinan dan jajaran Dinas

Pertanian,Perkebunan dan Kehutanan untuk mencapai target kinerja sasaran

yang ditargetkan pada tahun 2015. Hasil sebagai realisasi pencapaian sasaran

Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung yang diukur

dengan menggunakan Indikator Kinerja Utama (IKU) dapat digambarkan sebagai

berikut :

Sasaran Strategis 1

Meningkatkan swasembada pangan lokal melalui peningkatan produktivitas

lahan dan komoditas pangan unggulan lokal

Tabel III.5 Pengukuran Sasaran Kinerja Tahunan 2015

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA

REALISASI

Meningkatkan swasembada pangan lokal melalui peningkatan produktivitas lahan dan komoditas pangan unggulan lokal

1. Jumlah produksi komoditas tanaman pangan unggulan: - Padi (ton)

508.241

546.594

- Jagung (Ton) 80.278 43.494

- Ubi Kayu (Ton) 129.977 105.724

2. Jumlah produktivitas komoditas tanaman pangan: - Padi (kui/ha)

62,62

63,84

- Jagung (kui/ha) 64,39 65,45

- Ubi Kayu (kui/ha) 197,40 198,51

Tabel III. 5 menunjukkan bahwa ketersediaan pangan yang diindikasikan

oleh jumlah produksi tanaman pangan (padi, jagung dan ubi kayu) mengalami

Page 246: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2015 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

66

pertumbuhan positif, sudah melebihi target kinerja pada tahun 2015. Pencapaian

jumlah hasil produksi padi sampai tahun 2015 ini mencapai 546.594 ton atau

sebesar 63,84 % dari target produksi Tahun 2015 508.241 ton dan produktivitas

sebesar 63,84 % dari sasaran sampai dengan tahun 2015 yang telah ditetapkan

dengan produktivitas sebesar 62,62 kuintal/hektar.

Pencapaian ini telah melampaui target sampai dengan tahun 2015 yang

telah ditetapkandisebabkan oleh adanya perlakuan dan langkah strategis dalam

peningkatan produktivitas lahan dan komoditas padi serta penurunan persentase

kehilangan hasil akibat proses pasca panen dan pengolahan hasil.

Lebih lanjut, upaya yang dilakukan untuk meningkatkan luas tanam

melalui peningkatan indeks pertanaman padi, melalui perbaikan dan

pembangunan jaringan irigasi sawah baru. Peningkatan IP tersebut dilaksanakan

melalui perbaikan/rehabilitasi jaringan irigasi dan/atau pembangunan jaringan

irigasi baru, dinilai efektif. Dengan demikian, dampak negatif dari alih fungsi

lahan terhadap pencapaian jumlah produksi tanaman pangan, khususnya padi

masih bisa diminimalisasi melalui peningkatan IP dan produktivitas komoditas,

disamping pengendalian OPT secara sabilulungan (Brigade Proteksi Tanaman).

Page 247: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2015 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

67

Tabel III.6.Target dan Realisasi Padi Tahun 2015

No Uraian Komoditi Realisasi

2013 Realisasi

2014

Target/ Sasaran

2015

Realisasi 2015

Perkembangan Realisasi Thdp

Target 2015

A PADI

1 Padi Sawah

Luas Tanam (ha) 89.069 86.651 79.354 83.836 105,65

Luas panen (ha) 86.499 81.759 75.386 82.727 109,74

Produksi (ton) 570.703 524.355 486.694 535.475 110,02

Produktivitas (kwt/ha)

65,98

64,13

64,56 64,73 100,26

2 Padi Gogo

Luas Tanam (ha) 5.093 2.810 6.077 2.961 48,72

Luas panen (ha) 5.646 4.622 5.773 2.561 44,36

Produksi (ton) 22.079 18.723 21.547 11.119 51,60

Produktivitas (kwt/ha)

39,11

40,51

37,32 43,42 116,33

JUMLAH PADI

Luas Tanam (ha) 94.162 89.461 85.431 86.797 101,60

Luas panen (ha) 92.145 86.381 81.159 85.613 105,49

Produksi (ton) 592.782 543.078 508.241 546.594 107,55

Produktivitas (kwt/ha)

64,33

62,87

62,62 63,84 101,95

Page 248: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2015 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

68

KOMODITAS PRODUKSI TANAMAN PANGAN UNGGULAN

Uraian komoditi Realisasi

2014 Target 2015

Realisasi 2015

% realisasi

Terhadap target 2015

% realisasi terhadap

realisasi 2014

PALAWIJA

Jagung

Luas Tanam (ha) 12.319 13.599 8.506

62,55 69,05

Luas Panen (ha) 12.209 12.468 6.646 53,30 54,44

Produksi (ton) 81.078 80.278 43.494 54,18 53,64

Produktivitas (kwt/ha) 66,41 64,39 65,45 101,64 98,55

Kedelai

Luas Tanam (ha) 295 0 425 0 144,07

Luas Panen (ha) 275 0 335 0 118,55

Produksi (ton) 387 0 432 0 111,75

Produktivitas (kwt/ha) 14,07 0 12,91 0 94,29

Kacang Tanah

Luas Tanam (ha) 2.069 1.512 1.054 69,73 50,94

Luas Panen (ha) 2.258 1.436 1.050 73,12 46,50

Produksi (ton) 3.198 2.199 1.629 74,08 50,94

Produktivitas (kwt/ha) 14,16 15,31 15,52 101,31 109,57

Ubi Kayu

Luas Tanam (ha) 5.952 6.931 5.171 74,61 86,88

Luas Panen (ha) 6.893 6.584 5.326 78,75 75,22

Produksi (ton) 127.846 129.977 105.724 83,93 85,33

Produktivitas (kwt/ha) 185,47 197,40 198,51 106,58 113,44

Ubi Jalar

Luas Tanam (ha) 2.494 1.995 1.476 73,98 59,18

Luas Panen (ha) 2.545 1.895 1.449 76,45 56,94

Produksi (ton) 29.009 25.692 19.825 77,27 68,44

Produktivitas (kwt/ha) 117,58 135,56 136,82 101,07 116,52

Page 249: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2015 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

69

Realisasi produksi jagung mencapai 43.494 ton (Jagung pipilan kering)

atau sebesar 54,18 % dari total target Tahun 2015 dengan produktifitas

mencapai 65,45 Kwt/ha, hal tersebut disebabkan oleh lebih produksi jagung lebih

banyak dipanen muda pada bulan desember sebagai persiapan tradisi

masyarakat menjual jagung bakar pada awal tahun selain itu juga untuk

mempercepat perguliran modal petani, serta panen muda yang disebabkan oleh

kebutuhan pakan ternak. Hasil panen jagung terbagi ke dalam dua bentuk produk

yang jagung dipanen muda dan jagung dalam bentuk pipilan kering.

Produksi Ubi Kayu belum melampui target dengan realisasi terhadap

target sebesar 83,93 %, dengan produktifitas mencapai 198,51 Kui/Ha , hal ini

cenderung disebabkan oleh jangka waktu panen dari ubi kayu yang relatif lama,

dapat mencapai 1 tahun, komoditas ini dapat menjadi alternatif tabungan petani,

dengan tanaman selingan yang lebih cepat perputaran modalnya.

Salah satu sasaran strategis pembangunan pertanian adalah

meningkatnya swasembada pangan lokal melalui peningkatan lahan dan

komoditas pangan unggulan lokal. Hal ini merupakan salah satu langkah

perwujudan tercapainya ketahanan pangan sampai tingkat rumah tangga,

terutama dalam keberlanjutan ketersediaan pangan.Keadaan ini dicirikan antara

lain dengan tersedianya pangan yang cukup serta harga yang terjangkau oleh

daya beli masyarakat dan terwujudnya diversifikasi konsumsi pangan yang

tercermindari tersedianya berbagai komoditas pangan, baik produk segar

maupun produk olahan.

Untuk mewujudkan ketersediaan pangan sampai tingkat rumah tangga

tersebut, pemerintah mengupayakan strategi antara lain berbagai usaha

peningkatan produksi dan produktivitas lahan dan pangan. Selain itu,

peningkatan kapasitas dan kapabilitas masyarakat tani dalam desiminasi

teknologi mulai dari budidaya tanaman pangan pada sisi on-farm juga teknologi

pasca panen dan pengolahan hasil pada sisi off-farm.

Berdasarkan hasil pengukuran terhadap pencapaian sasaran seperti yang

telah dilakukan dan dapat dilihat pula dari berbagai fakta yang ada, baik berupa

keberhasilan maupun kekurangberhasilan pelaksanaan pembangunan pertanian

di Kabupaten Bandung,apabila dibandingkan dengan tahun 2015 maupun

Page 250: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2015 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

70

terhadap sasaran/target yang telah ditentukan,ataupun juga terhadap realisasi

pencapaian dalam pelaksanaan kegiatan pada tahun 2015 ini

Indikator kinerja lain yang dapat digunakan untuk mengevaluasi

pencapaian sasaran strategis 1: “Meningkatkan swasembada pangan lokal

melalui peningkatan produktivitas lahan dan komoditas pangan unggulan

lokal”untuk mendorong tercapainya pengamanan produksi pangan adalah

1. Sub sistem pengelolaan sarana dipengaruhi oleh ketersediaan sarana

produksi pada saat dibutuhkan petani terutama pupuk, pestisida, benih

serta sarana dan prasarana lainnya.

2. Sub sistem pengelolaan infrastruktur dasar pertanian.

3. Peningkatan kapasitas dan kapabilitas petani melalui desiminasi teknologi

budidaya tanaman: (1) Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu;

(2) System Rice of Intesification; (3) penggunaan pupuk berimbang.

4. Peningkatan sarana prasarana pasca panen.

5. Pemberdayaan kelembagaan pertanian tanaman pangan.

Melalui peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana tersebut di

atas secara langsung dapat berdampak pada peningkatan luas pertanaman

pertanian tanaman pangan yang merupakan upaya dalam pencapaian

peningkatan produksi 5% terutama komoditas padi di Kabupaten Bandung.

Indeks Pertanaman (IP) menunjukkan adanya peningkatan nilai dari 1,92 di

tahun 2009; 1,98 di tahun 2011; 2.01 pada tahun 2012; 2,27 pada Tahun 2013;

2.51 pada tahun 2014;2.43 pada tahun 2015 sampai dengan bulan Desember.

Page 251: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2015 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

71

Sub sistem pengelolaan sarana dipengaruhi oleh ketersediaan sarana produksi

pada saat dibutuhkan petani terutama pupuk, pestisida, benih serta sarana dan

prasarana lainnya

1. Pupuk

Keberadaan pupuk sangat penting artinya bagi keberhasilan kegiatan

pengembangan agribisnis. Secara teknis kebutuhan pupuk setiap tahun

meningkat sejalan dengan peningkatan kebutuhan pangan masyarakat, akan

tetapi pada tahun 2015 ini penggunaan pupuk kimia telah banyak berkurang

dengan tujuan untuk mengurangi tingkat degradasi lahan/tanah, dengan kata lain

untuk mengembalikan tingkat kesuburan tanah, dengan cara sedikit demi sedikit

memperbaiki tekstur serta struktur tanah agar sifat-sifat fisik, biologi maupun

kimia tanah nya menjadi lebih baik lagi dan otomatis ketersediaan unsur hara

serta penyerapannya oleh tanaman menjadi maksimal, juga bisa membentuk

iklim mikro yang sesuai dengan perakaran tanaman. Cara yang ditempuh

diantaranya yaitu dengan cara mensosialisasikan kembali penggunaan pupuk

organik terutama pupuk organik buatan sendiri/kompos maupun buatan pabrik

yang lebih ramah terhadap lingkungan ataupun dengan cara melakukan

pemupukan yang berimbang antara pupuk an organik dan pupuk organik.

Lebih lanjut, sebagai upaya penerapan pupuk organik, pengembangan

unit-unit pengolahan pupuk organik dalam bentuk rumah kompos menjadi

prioritas. Disamping mensosialisasikan penggunaan kembali pupuk organik dan

menjaga kualitas lingkungan melalui pemanfaatan kembali limbah peternakan

dan pertanian, juga memberikan alternatif usaha bagi kelompok masyarakat tani

di luar agribisnis. Langkah strategis yang telah dilakukan sampai dengan Tahun

2015, adalah:

1. Memfasilitasi pembangunan rumah kompos dan Memfasilitasi alat-alat

pengolahan pupuk organik.

2. Memfasilitasi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan teknologi

pengolahan pupuk organik bagi kelompok usaha.

3. Revitalisasi komisi Pengawasan Penyaluran Pupuk Kabupaten Bandung

(KP3)

Page 252: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2015 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

72

Selain mendorong peningkatan penggunaan pupuk organik, dengan adanya

bantuan APPO ini diharapkan dapat mengurangi tingkat pencemaran yang

disebabkan oleh limbah ternak

2. Pengelolaan Benih

Kegiatan pada tahun 2015 ini Dinas Pertanian Perkebunan dan

Kehutanan hanya membantu/memfasilitasi BKPPP, BPTH Jawa-Madura dan

BPSB dalam melakukan pengawasan peredaran dan sertifikasi benih terhadap

para penangkar benih.Selanjutnya, Balai Benih Dinas Pertanian Perkebunan dan

Kehutanan di Solokan Jeruk dan Jelekong sebagai UPTD dari Dinas Pertanian

Perkebunan dan Kehutanan terus mengembangkan dan memantau penggunaan

benih bermutu/berlabel di lapangan. Pada Tahun 2015,dalam upaya mengejar

penyerapan teknologi pertanian, UPTD Benih menampung serta menyediakan

benih berlabel/bermutu untuk disebar/ditanam oleh para petani di wilayah

kabupaten bandung, dan menurut data dari UPTD benih bermutu/berlabel yang

banyak ditanam/digunakan oleh para petani di Kabupaten Bandung. Pada Tahun

2015 telah dilakukan rehabilitasi UPTD Benih dengan pembuatan lantai jemur,

gudang dan kantor. Upaya ini dilakukan dalam rangka memperbaiki kualitas

benih yang dihasilkan terutama pada kadar air yang diharapkan. Terjadinya

kemarau panjang menjadi kendala tersendiri pada pengelolaan balai benih.

3. Pengelolaan Alat Mesin Pertanian

Alat Mesin Pertanian sangat mempengaruhi tingkat pencapaian

ketersediaan pangan di Kabupaten Bandung. Melalui hal tersebut, akan

mempercepat waktu tanam, waktu olah, dan waktu simpan dengan kuantitas dan

kualitas yang relatif lebih bila dibandingkan dengan secara manual.

Perkembangan Alat Mesin Pertanian dari tahun ke tahun terus mengalami

peningkatan baik dari jumlah alat maupun ketrampilan operator. Peningkatan

tersebut disebabkan adanya swadaya masyarakat maupun dukungan dari

pemerintah Pusat, Propinsi ataupun Kabupaten. Meskipun demikian, program

mekanisasi pertanian secara bertahap perlu terus dikembangkan karena semakin

terbatasnya tenaga kerja di pedesaan terutama buruh tani, meningkatnya

efisiensi dan efektivitas pemanfaatan alat itu sendiri, meningkatnya tuntutan

konsumen terhadap mutu dan kualitas produk pertanian. Pada tahun 2015 ini

Page 253: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2015 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

73

jumlah jenis mesin yang dihibahkan kepada petani mengalami peningkatan

dengan jumlah yang mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena alat mesin

tahun-tahun sebelumnya masih ada serta masih layak untuk digunakan dan

diarahkan untuk pengembangan sarana reparasi alat mesin tersebut.

Pengembangan kegiatan mekanisasi pertanian diharapkan dapat

berdampak positif terhadap kualitas penerapan teknologi usaha tani, pendapatan

usaha tani, peningkatan minat generasi muda untuk terus bekerja di sektor

pertanian, sehingga diharapkan usaha tani dan bisnis pertanian dapat terus

berkembang serta dapat meningkatkan minat para generasi muda agar tidak

merasa minder dalam bergumul dengan lumpur dan bercinta dengan tanah dan

terus bekerja pada sektor pertanian dalam merajut masa depan keluarga.

Pada tahun 2015, sebagai langkah strategis dalam mengelola alat mesin

pertanian di Kabupaten Bandung, Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan

melalui Unit Pelayanan Jasa Alsintan melakukan pengadaan mesin pertanian

yang akan dihibahkan kepada masyarakat berupa:

1 Traktor Kecil sebanyak 3 Unit, tidak terealisasi karena produsen

sudah tidak memproduksi lagi jenis traktor kecil tersebut .

2 Cultivator sebanyak 33 unit telah dilakukan pengadaan, telah

terealisasikan 33 Unit

3 Pemotong Rumput sebanyak 7 Unit, telah terealisasi

4 Power Threse sebanyak 2 unit, telah terealisasi

5 Pompa Air 3” sebanyak 30 unit, telah terealisasi

6 Pompa Air 4” sebanyak 1 Unit, telah terealisasi 1 Unit

7 Hand Sprayer sebanyak 60 unit, telah terealisasi 60 Unit

Dalam usaha pemeliharaan alat mesin pertanian yang telah ada dengan

menambah 1 unit alat perbengkelanpada tahun 2015 sehingga

dapatmengoptimalkan pengelolaan dan pemelihara alat dan mesin pertanian

yang telah ada di lapangan. Dengan UPJA ini, kelompok-kelompok masyarakat

mendapatkan alternatif usaha dalam bidang penyewaan alat mesin pertanian

tersebut. Hal tersebut dapat memberikan efek positif pada kedua belah pihak. Di

sisi petani, akan mempermudah pekerjaan dan mempercepat waktu usahanya

dengan pembayaran sewa setelah panen, di sisi lain, UPJA akan mendapatkan

keuntungan sebagai penghasilan dan pemeliharaan aset UPJA. Kehadiran UPJA

di perdesaan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan petani, kelompok tani dan

Page 254: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2015 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

74

gabungan kelompok tani dalam rangka penyediaan pelayanan jasa alsintan guna

mendukung tercapainya pemenuhan produksi pertanian yang terus meningkat

sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, menurunnya daya dukung lahan,

rendahnya intensitas pertanaman, dan kepemilikan alsintan secara

4. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Salah satu upaya pengamanan produksi beras daerah adalah

pengendalian OPT. Pemerintah Kabupaten Bandung berupaya seefektif dan

seefisien mungkin dalam mengendalikan serangan OPT maupun menangani

bencana alam. Hal ini memberikan efek positif dalam meminimalisasi

kemungkinan terjadinya puso yang diakibatkan oleh serangan OPT dan bencana

alam kekeringan/banjir. Melalui pembentukan Brigade Proteksi Tanaman di

tingkat kecamatan dan desa se-Kabupaten Bandung pengendalian dan

penanganan tersebut dapat segera dilakukan secara cepat, tepat, dan akurat.

Brigade proteksi tanaman merupakan agen pemerintah yang bertugas

sebagai pemantau, pengendali, dan pelaksana pengamanan produksi pangan di

Kabupaten Bandung, terutama yang diakibatkan oleh serangan OPT dan

bencana alam. Agen tersebut terdiri dari Petugas Pengendali OPT (POPT) dinas

dan para petani di desa dan kecamatan se-Kabupaten Bandung. Setiap kejadian

di lapangan akan segera ditangani secara cepat dan tepat dengan memotong

jalur koordinasi/birokrasi. Teknologi pengendalian OPT yang telah dilaksanakan

adalah: (1) Spot Stop; (2) Trips Barrier System; (3) Agen hayati.

Pada tahun 2015 terjadinya kemarau panjang menjadikan kendala yang

sangat berat untuk dapat menggenjot produksi dan luas tanam, dari hasil deteksi

UPTD ALSINTAN melalui Petugas POPT, Penyuluh dan Brigade Proteksi yang

sudah terbentuk bahwa terdapat 68 Ha sawah yang terdampak oleh kelangkaan

air, yaitu di wilayah Baleendah seluas 60 Ha dan Katapang 8 Ha

Selain itu, pengembangan desa-desa PHT yang bekerjsama dengan

BPTPH Provinsi Jawa Barat menjadi salah satu prioritas langkah untuk

mengendalikan serangan OPT. Melalui kombinasi Desa PHT dan brigade

proteksi tanaman diharapkan akan mengurangi dampak negatif dari serangan

OPT dan bencana alam terhadap jumlah produksi dan keadaan puso. Berikut

rencana stimulan yang telah disalurkan untuk pengendalian OPT, yang berasal

dari APBD Kabupaten Bandung dan APBN, adalah:

Page 255: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2015 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

75

Tabel III.7 Rencana Stimulan Pengendalian OPT Tahun 2015

No Sarana Volume

1. Sarana pengendali agen hayati

a. Trichogaamma sp

b. metharizium sp

c. Beauveria sp

1.072 pias

800 bungkus

800 bungkus

2. Teknologi trip barrier system 20 paket

3. Obat-obatan pengendalian OPT

a. Rodentisida anti oagulan

b. Insektisida

c. Fungisida

d. Rodentisida/pengasapan

250 kg

230 L

200 kg

170dus

Sumber: UPTD Alat mesin Pertanian dan Pengendalian OPT 2015

Selain dengan memberikan stimulan stimulan diatas, juga dilakukan pembinaan

sumberdaya manusia melalui beberapa kegiatan Bimbinga teknis, yaitu:

1. Bimbingan Teknis Pengembangan Desa PHT telah dilaksanakan

2. Bimbingan Teknis Teknologi Tepat Guna telah dilaksanakan

3. Bimbingan Teknis penerapan Teknologi Pertanian telah dilaksanakan

4. Bimbingan Teknis Agen Hayati telah dilaksanakan

Sub sistem pengelolaan infrastruktur dasar pertanian

1. Pengelolaan Infrastruktur Pengairan

Pada sisi pengelolaan infrastruktur pengairan, Pelaksanaannya

ditentukan oleh beberapa peraturan termasuk pengaturan kewenangan

diantaranya. Undang-undang No. 7 tahun 2004 tentang SDA dan Peraturan

Pemerintah No. 20 tahun 2006 tentang Irigasi mengamanatkan bahwa tanggung

jawab pengelolaan jaringan irigasi tersier sampai ke tingkat usahatani (JITUT)

dan jaringan irigasi desa (JIDES) menjadi hak dan tanggung jawab petani

pemakai air (P3A) sesuai dengan kemampuannya. Berdasarkan Peraturan

Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara

Pemerintah, Pemerintah daerah Provinsi dan Pemerintah daerah

Kabupaten/Kota disebutkan bahwa kewenangan pengembangan dan rehabilitasi

jaringan irigasi tingkat usahatani dan jaringan irigasi desa menjadi kewenangan

Page 256: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2015 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

76

dan tanggung jawab instansi tingkat kabupaten/kota yang menangani urusan

pertanian.

Potensi sumber daya air permukaan di wilayah Kabupaten Bandung dari

sisi kuantitas dapat dikatakan cukup baik apabila hanya dilihat secara jumlah

volume keseluruhan dalam setahun. Namun apabila ditinjau dari periode waktu

dan lokasi setiap Satuan Wilayah Sungai (SWS), kondisi ketersediaan sumber air

ini diperkirakan mempunyai 3 macam fluktuasi yaitu fluktuasi tinggi, Sedang dan

Rendah. Potensi sumber daya air yang dimiliki oleh Kabupaten Bandung berupa

mata air dan situ-situ serta curah hujan. Untuk pemanfaatan sumber air tersebut

telah dibangun bangunan pengambilan utama berupabendungan, embung dan

bangunan irigasi-irigasi, bendungan-bendungan yang ada ini dimanfaatkan selain

untuk mengairi lahan pertanian juga untu pembangkit tenaga listrik.

Potensi air permukaan sungai dan air permukaan bendungan yang ada di

Kabupaten Bandung dapat dilihat pada Tabel III.8 di bawah ini.

Tabel III.8. Potensi Air Permukaan Bendungan Desa di Kabupaten Bandung

No

Lokasi Nama Sungai/

DAM

Volume

(Juta m3) Kecamatan Desa

1 Soreang - Sadu - Cibeureum 20,0947

- Buninagara - Leuwikuya 97,4462

2 Pasirjambu - Buninagara - Leuwikuya -

3 Ciwidey - Panyocokan - Cigadog 30,2745

4 Margaasih - Lagadar - Malang 20,1326

5 Katapang - Parungserab - Leuwikuya 18,6567

- Banyusari - Kiarawuyeuh 8,7039

- Juntigirang - Juntihilir 6,5847

- Banyusari - Baros 2,1192

6 Majalaya - Wangisagara - Wangisagara 63,8793

7 Ciparay - Pakutandang - Cirasea 93,5105

8 Pacet - Maruyung - Wanir 71,1452

9 Rancaekek - Rancaekek kulon - Ciajasana 46,1848

10 Ibun - Lampegan - Cikaro 125

11 Cangkuang - Jatisari - Ciherang 95,7811

Page 257: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2015 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

77

Pengelolaan sumberdaya air ini, dilaksanakan program pengontrolan dan

pemeliharan juga rehabilitasi saluran-saluran irigasi tersier yang ada melalui

JIDES dan JITUT, agar supaya tidak terjadi kekeringan pada musim kemarau

dan banjir pada musim penghujan dan juga pembuatan sumur pantek serta

embung. Tujuan utama pengelolaan/pemeliharaan air irigasi ini adalah untuk (1)

meningkatkan indeks pertanaman (IP) dan (2) mengurangi dampak bencana

alam kekeringan dan banjir. Upaya pemeliharaan saluran irigasi tersebut,

dianggarkan baik berasal dari APBD Kabupaten Bandung, APBD Provinsi Jawa

Barat, maupun APBN.

Pada Tahun 2015, direncanakan beberapa kegiatan pengelolaan air

irigasi tersier di beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Bandung,yakni:

1. Irigasi Air Permukaan sebanyak 30 Unit

2. Pipanisasi sebanyak 8 Paket

3. Pembangunan DAM Parit sebanyak 19 Paket

4. Hibah Pompa Air 2” sebanyak 9 Unit

5. Hibah Pompa Air 3” sebanyak 40 Unit

6. Hibah Pompa Air 4” sebanyak 2 Unit

7. Hibah Embung sebanyak 1 Unit

Selain itu juga terus dibina kelompok-kelompok pengguna air melalui Gabungan

Kelompok Pengguna Air melalui kegiatan WISMP, pada Tahun 2015

dilaksanakan legalisasi kelompok P3A sebanyak 10 Kelompok.

Sebanyak 7 (tujuh) kegiatan di atas sampai dengan tahun 2015 ini sudah

mencapai tahap penyelesaian dan sudah selesai pembayaran pada triwulan I.

Page 258: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2015 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

78

Sasaran Strategis 2

Meningkatkan keunggulan komparatif dan kompetitif produk pertanian

melalui pengembangan agribisnis dalam aglomerasi ekonomi pertanian

Sasaran strategis ini diarahkan untuk mengembangkan kelompok-

kelompok usaha agribisnis yang berbasis komoditas hortikultura dan perkebunan

unggul lokal Kabupaten Bandung. Agribisnis hortikultura dan perkebunan

dikembangkan berdasarkan pada potensi satu kawasan tertentu. Pengembangan

Kawasan Pertanian menekankan transformasi desa-desa dengan

memperkenalkan unsur-unsur urbanisme ke dalam lingkungan pedesaan yang

spesifik yang didalamnya menekankan kekuatan lokal untuk berkembang aktif

dalam struktur ekonomi wilayah.

Selain itu, pertimbangan kaidah-kaidah konservasi air dan tanah menjadi

prioritas dalam pengembangan kawasan hortikultura dan perkebunan di

Kabupaten Bandung. Penentuan kawasan-kawasan didasarkan pada: (1) potensi

yang dimiliki; (2) sumberdaya pertanian yang memadai; (3) sesuai kaidah

konservasi dan tercantum dalam RT-RW Kabupaten Bandung; dan (4) memiliki

peluang komparatif dan kompetitif.

Berdasarkan hasil pengukuran terhadap pencapaian sasaran strategis 2

seperti yang telah dilakukan dan dapat dilihat pula dari berbagai fakta yang ada,

baik berupa keberhasilan maupun kekurangberhasilan pelaksanaan

pembangunan pertanian di Kabupaten Bandung,apabila dibandingkan dengan

tahun 2014 maupun terhadap sasaran/target yang telah ditentukan,ataupun juga

terhadap realisasi pencapaian dalam pelaksanaan kegiatan pada tahun 2015 ini.

Page 259: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2015 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

79

Tabel III.9 Pengukuran sasaran strategis 2 Tahun 2015

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target Kinerja

Realisasi

Meningkatkan keunggulan komparatif dan kompetitif produk pertanian melalui pengembangan agribisnis dalam aglomerasi ekonomi pertanian

1. Jumlah produktifitas komoditas unggulan: - Sayuran(kui/ha) - Buah-buahan

(kui/ha)* - Biofarmaka (kg/m2)* - Tan. Hias

(tangkai/ha) - Kopi (Ton/ha) - Teh (Ton/ha) - Cengkeh (Ton/ha) - Tembakau (ton/Ha)

216,50 104,00

3,25

17.480

1.195 2.500 0,220 1,00

369.48 -

- - - - - -

Komoditas unggulan sayuran berupa: (1) Bawang Merah; (2) Kubis;(3) Kentang;

(4)Cabe dan (5) Tomat dengan perhitungan produktifitas adalah rata-rata

produktifitas dari 5 komoditas unggulan tersebut. Untuk Komoditas perkebunan

(Kopi, teh, cengkeh dan tembakau) baru dapat diketahui progress

perkembangannnya pada semester 2, dikarenakan pelaporan data statistik

perkebunan dalam periode per semester.

Pencapaian Jumlah Produksi Komoditas Hortikultura dan Perkebunan

Produksi serta produktivitas komoditas pertanian khususnya komoditas

hortikultura dan perkebunan yang diunggulkan di Kabupaten Bandung tahun

2015 ini terjadi peningkatan yang cukup signifikan walaupun menghadapi

kendala-kendala yang cukup sulit seperti keadaan alam yang cukup ekstreem

khususnya iklim yang kering, namun disisi lain iklim tersebut membantu dalam

pertumbuhan serta perkembangan bunga dan pembuahan komoditas hortikultura

dan perkebunan sehingga umumnya mampu menaikan produksi dan

produktivitasnya asalkan pengairannya tetap terjaga dan terpenuhi. Selain itu

pula ada tantangan internal diantaranya adalah peralihan komoditas karena

alasan-alasan tertentu, pengurangan lahan produktif karena digunakan untuk

keperluan lainnya serta terkadang penanaman/pertanian komoditas hortikultura

berbenturan dengan isu-isu tentang kaidah-kaidah konservasi.

Page 260: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2015 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

80

Sayuran

Lima komoditas utama sayuran di kabupaten Bandung adalah kentang,

tomat, cabe, bawang merah, dan kubis. Kelima komoditas tersebut mengalami

peningkatan dalam hal produksi dan produktivitas. Disamping itu, terdapat

komoditas-komoditas spesifikasi lokal dan eksklusif yang dikembangkan atas

kerjasama antara petani dengan pelaku pasar (ritel, industri, dan eksportir),

seperti wortel, brokoli, paprika, dan sayuran eksklusif jepang. Komoditas tersebut

tersebar di Kecamatan Pangalengan, Ciwidey, Pasirjambu, Rancabali,

Cimenyan, dan Kertasari.

Sasaran Strategis 3

Mengembangkan usaha ekonomi produktif dalam upaya stabilitas kualitas

lingkungan hutan dan lahan

Rehabilitasi hutan dan lahan di Kabupaten Bandung dilaksanakan

melalui 2 mekanisme pendekatan: (1) pendekatan vegetatif dan (2) pendekatan

ekonomi dengan mengembangkan agribisnis di sekitar hutan. Kedua mekanisme

tersebut saling berkesinambungan dan ketergantungan satu dengan yang

lainnya.

Tabel III.11. Pengukuran sasaran strategis 3 Tahun 2015

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Kinerja

Realisasi

Mengembangkan usaha ekonomi produktif dalam upaya stabilitas kualitas lingkungan hutan dan lahan

Prosentase luas lahan kritis yang tertanami (%)

54,94

79,10

Luas hutan rakyat 5.015

3.967

Page 261: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2015 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

81

Pengelolaan Lahan Kritis

Adanya praktek-praktek budidaya pertanian yang tidak memperhatikan

kaidah-kaidah konservasi tanah dan air serta banyaknya penelantaran lahan-lahan

kering yang berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama telah mengakibatkan

terjadinya lahan-lahan kritis di Kabupaten Bandung.

Keberadaan lahan kritis di Kabupaten Bandung ini telah menyebabkan

rusaknya keseimbangan,daya dukung serta daya tampung lingkungan terutama pada

lahan-lahan yang terdapat di daerah-daerah hulu dengan fungsi sebagai daerah

resapan air.Kondisi yang sama,dan dengan ditambah banyaknya pemukiman

pendudukpun terjadi di daerah sepanjang aliran sungai (DAS), keadaan ini pada

akhirnya turut berpengaruh sebagai faktor penyebab atau faktor yang mempercepat

terjadinya bencana alam di Kabupaten Bandungseperti banjir, longsor, kekeringan

serta makin tingginya kualitas pencemaran yang terjadi di beberapa badan sungai di

Kabupaten Bandung, baik pencemaran dari rumah tangga maupun industri.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, Dinas PertanianPerkebunan dan

Kehutanan berdasarkan Rencana Pengelolaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Periode 2011-2015, pada tahun 2011, tahun 2012, tahun 2013, tahun 2014 dan

tahun 2015 ini telah melakukan upaya-upaya untuk mengurangi luas lahan kritis

di Kabupaten Bandung melalui penanaman komoditas tanaman tahunan

produktif seperti buah-buahan dan kayu-kayuan, baik melalui kegiatan yang

dibiayai APBD Kabupaten, Propinsi maupun APBN TA. 2015. Upaya-upaya

tersebut telah dilakukan Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten

Bandung dan berhasil menanami lahan kritis serta tegalan seluas6.208,56 pada

tahun 2011,pada tahun 2012 seluas 6.096,67 Ha, pada tahun 2013 seluas 15.319,91

Ha, pada tahun 2014 seluas 1.592 , sedangkan pada tahun 2015 dilakukan

penanaman seluas 3.967 Ha dan pengembangan kelompok agroforestry.

Page 262: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2015 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

82

Disamping itu terdapat Program :

a. Kegiatan Agroforestry Bantuan Gubernur Jawa Barat Tahun 2015 seluas 50

Ha

b. Quick Wins Penanganan DAS Citarum Hulu Wilayah Kabupaten Bandung

seluas 3.500 Ha.

c. Kegiatan PLKSDA DAS Citarum 21 Ha

d. Kegiatan Rehabilitasi DAS Citarum

e. Model Desa Konservasi seluas 50 Ha yang terletak di Kecamatan Pasir

Jambu 25 Ha dan Kecamatan Pangalengan 25 Ha.

f. Program Pembangunan Masyarakat Pedesaan Berbasis Konservasi Ditjen

BPDASPS Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 30 Ha.

Page 263: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2015 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

83

III. 2 Realisasi Anggaran

Untuk merealisasikan dan mencapai target-target sasaran melalui pencapaian

target indikator kinerja utama menggunakan dana dengan gambaran sebagai

berikut :

A. Anggaran Pendapatan

Pada Tahun 2015 Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan

Kabupaten Bandung ditargetkan untuk menghasilkan pendapatan sebesar Rp.

166.365.000,- (Seratus Enam Puluh Enam Juta Tiga Ratus Enam Puluh Lima

Ribu Rupiah) dari hasil pengelolaan sawah pada UPTD Perbenihan dan

Pembibitan Tanaman.

Pada Tahun 2015 Anggaran Pendapatansudah terealisasi 100% dengan

kelebihan Rp. 162.900,- sehingga total PAD yang masuk sebesar Rp.

166.527.900,-.

Tabel III.1.Target dan Realisasi Anggaran Pendapatan Dinas Pertanian,

Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung Tahun 2015

No SUMBER PENDAPATAN Target (Rp) Realisasi (Rp) (%)

1 Balai Benih Padi Jelekong danBuah Batu

166.365.000 166.527.900 100,10

J u m l a h 166.365.000 166.527.900 100,10

B. Anggaran Belanja

Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2015setelah adanya

penambahan melalui DPA parsial mendapatkan alokasi anggaran Belanja

sebesar Rp 62.816.861.837,- (Enam puluh dua milyar delapan ratus enam belas

juta delapan ratus enam puluh satu ribu delapan ratus tiga puluh tujuh rupiah),

yang terdiri dari belanja tidak langsung Rp. 6.636.569.162,- (Enam milyar enam

ratus tiga puluh enam juta lima ratus enam puluh sembilan ribu seratus enam

puluh dua rupiah)dan belanja langsungRp 56.180.292.675,- (Lima puluh enam

Page 264: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2015 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

84

milyar seratus delapan puluh juta dua ratus sembilan puluh dua ribu enam ratus

tujuh puluh lima rupiah).

Adapun rincian penambahan sebagai berikut:

- Bantuan Keuangan Gubernur sebesar Rp. 4.537.915.500.-

- APBNP sebesar Rp. 22.620.500.000,-

1. Belanja Tidak Langsung (BTL)

Belanja tidak langsung merupakan alokasi belanja untuk membiayai gaji

pegawai beserta tunjangannya. Pada tahun 2015, Dinas Pertanian Perkebunan

dan Kehutanan mendapatkan alokasi BTL sebesar Rp. 6.636.569.162,- (Enam

milyar enam ratus tiga puluh enam juta lima ratus enam puluh sembilan ribu

seratus enam puluh dua rupiah)atau 10,56% dari total anggaran belanja Dinas

Pertanian Perkebunan dan Kehutanan.

Dari target tersebut, terealisasi pada tahun 2015sebesar Rp

5.557.844.338,- (Lima milyar lima ratus lima puluh tujuh juta delapan ratus empat

puluh empat ribu tiga ratus tiga puluh delapan rupiah) atau 83,7% dari alokasi

BTL Tahun 2015 dengan sisa anggaran BTL sebesar Rp.1.078.724.824,- (Satu

milyar tujuh puluh delapan juta tujuh ratus dua puluh empat ribu delapan ratus

dua puluh empat rupiah).

Tabel III.2 Target dan Realisasi Belanja Tidak Langsung

No BELANJA Target (Rp) Realisasi (Rp) (%)

1 Gaji dan Tunjangan 4.749.893.000 3.854.902.933 81,2

2 Tambahan Penghasilan

PNS 1.886.676.162 1.702.941.405 90,3

J u m l a h 6.636.569.162 5.557.844.338 83,7

2. Belanja Langsung

Belanja langsung dialokasikan untuk membiayai belanja langsung

peningkatan kinerja aparatur dinas dan belanja langsung masyarakat. Pada

tahun 2015, target anggaran Belanja Langsung sebesar Rp 56.180.292.675,-

(Lima puluh enam milyar seratus delapan puluh juta dua ratus sembilan puluh

dua ribu enam ratus tujuh puluh lima rupiah) dan pada akhir tahun

Page 265: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2015 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

85

2015terealisasi sebesar Rp. 48.037.174.373,- dari target yang telah ditetapkan,

yang terdiri dari belanja rutin/mutlak sebesar Rp 1.170.612.455,-dan belanja

langsung urusan program/pilihan Rp. 46.866.561.918,-.

Berikut Rincian target dan realisasi pada belanja rutin/mutlak Dinas

Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun Anggaran 2015.

Tabel III.3. Target dan Realisasi Anggaran Belanja Langsung Rutin/Mutlak Tahun 2015

No. URAIAN TARGET TA.

2015 (Rp)

REALISASI TA. 2015

(Rp) %

SISA ANGGARAN

I. BELANJA SKPD

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

913.519.341 837.149.055 91,64 76.370.286

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

264.632.600

256.088.400 96.77 8.544.200

3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

27.200.000 23.800.000 87,50 3.400.000

4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan keuangan

53.775.000 53.575.000 99,63 200.000

Belanja Langsung Pilihan

Anggaran belanja langsung program/pilihan Dinas Pertanian, Perkebunan

dan Kehutanan Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2015 adalah sebesar Rp.

54.921.165.734,- (Lima puluh empat milyar sembilan ratus dua puluh satu juta

seratus enam puluh lima ribu tujuh ratus tiga puluh empat rupiah) yang

dialokasikan untuk membiayai sebanyak 12 program dan 23 kegiatan.

Anggaran tersebut berasal dari beberapa sumber, yaitu:

1 APBD Kabupaten Bandung

2 Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kehutanan

3 Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian

Page 266: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2015 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

86

4 Bantuan Gubernur Jawa Barat

5 WISMP

6 Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau

7 APBNP Bidang Pertanian

Perincian target dan realisasi belanja langsung program/pilihan Tahun 2015

dapat dilihat pada Tabel III.4.

Page 267: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

92

Tabel III.4 Target dan Realisasi Anggaran Belanja Langsung Tahun 2015

Kode Rekening Program/Kegiatan Anggaran (Rp) Sampai Dengan Tahun 2015

% Realisasi

dari target Tahun 2015

Total Sisa Sumber

Target (Rp) Realisasi (Rp)

2.01 . 2.01.01 . 01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

913.519.341 913.519.341 837.149.055 91,64

76.370.286

2.01 . 2.01.01 . 01 . 01

Penyediaan jasa surat menyurat

1.743.000 1.743.000 1.743.000 100,00 -

APBD II

2.01 . 2.01.01 . 01 . 02

Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik

50.190.541 50.190.541 38.533.005 76,77

11.657.536 APBD II

Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor

8.700.000 8.700.000 8.700.000 100,00 -

APBD II

2.01 . 2.01.01 . 01 . 07

Penyediaan jasa administrasi keuangan

60.368.000 60.368.000 49.692.000 82,32

10.676.000 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 01 . 08

Penyediaan jasa kebersihan kantor

100.920.000 100.920.000 99.649.950 98,74

1.270.050 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 01 . 10

Penyediaan alat tulis kantor

81.168.000 81.168.000 75.937.000 93,56

5.231.000 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 01 . 11

Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

62.119.800 62.119.800 61.566.800 99,11

553.000 APBD II

Page 268: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

93

2.01 . 2.01.01 . 01 . 12

Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor

6.570.000 6.570.000 6.570.000 100,00 -

APBD II

2.01 . 2.01.01 . 01 . 13

Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor

377.070.000 377.070.000 340.362.300 90,27

36.707.700 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 01 . 15

Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan

13.200.000 13.200.000 13.146.000 99,59

54.000 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 01 . 17

Penyediaan makanan dan minuman

12.300.000 12.300.000 12.300.000 100,00 -

APBD II

2.01 . 2.01.01 . 01 . 18

Rapat-rapat kordinasi dan konsultasi ke luar daerah

63.920.000 63.920.000 61.064.000 95,53

2.856.000 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 01 . 19

Penyediaan Tenaga Pendukung teknis dan Administrasi Perkantoran

28.600.000 28.600.000 28.160.000 98,46

440.000 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 01 . 20

Rapat-rapat kordinasi dan konsultasi ke Dalam Daerah

38.450.000 38.450.000 37.925.000 98,63

525.000 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 01 . 22

Penunjang Perayaan Hari-hari Bersejarah *)

8.200.000 8.200.000 1.800.000 21,95

6.400.000 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 02 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur

264.632.600 264.632.600 256.088.400 96,77

8.544.200

Page 269: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

94

2.01 . 2.01.01 . 02 . 22

Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

166.620.000 166.620.000 165.530.600 99,35

1.089.400 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 02 . 24

Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

98.012.600 98.012.600 90.557.800 92,39

7.454.800 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 03 Program peningkatan disiplin aparatur

27.200.000 27.200.000 23.800.000 87,50

3.400.000

2.01 . 2.01.01 . 03 . 02

Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya

27.200.000 27.200.000 23.800.000 87,50

3.400.000 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 06

Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

53.775.000 53.775.000 53.575.000 99,63

200.000

2.01 . 2.01.01 . 06 . 01

Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD

35.000.000 35.000.000 35.000.000 100,00 -

APBD II

2.01 . 2.01.01 . 06 . 02

Penyusunan laporan keuangan semesteran

9.800.000 9.800.000 9.600.000 97,96

200.000 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 06 . 04

Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun

8.975.000 8.975.000 8.975.000 100,00 -

APBD II

2.02 . 2.01.01 . 15 Program pemanfaatan potensi sumber daya hutan

120.000.000 120.000.000 116.976.000 97,48

3.024.000

2.02 . 2.01.01 . 15 . 03

Pengembangan hasil hutan non kayu

120.000.000 120.000.000 116.976.000 97,48

3.024.000 APBD II

Page 270: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

95

2.01 . 2.01.01 . 16 Program Peningkatan Ketahan Pangan (pertanian/perkebunan)

5.633.003.015 5.633.003.015 5.161.293.855 91,63

471.709.160

2.01 . 2.01.01 . 16 . 02

Penyusunan data base potensi produksi pangan

650.130.000 650.130.000 619.885.750 95,35

30.244.250 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 16 . 12

Penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian

490.000.000 490.000.000 441.385.500 90,08

48.614.500 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 16 . 15

Pengembangan intensifikasi tanaman padi, palawija

1.098.923.015 1.098.923.015 976.296.030 88,84

122.626.985 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 16 . 16

Pengembangan diversifikasi tanaman

150.000.000 150.000.000 144.165.000 96,11

5.835.000 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 16 . 17

Pengembangan pertanian pada lahan kering

1.628.500.000 1.628.500.000 1.469.340.000 90,23

159.160.000 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 16 . 20

Pengembangan perbenihan/perbibitan

424.700.000 424.700.000 415.956.400 97,94

8.743.600 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 16 . 25

Penelitian dan pengembangan sumberdaya pertanian

790.750.000 790.750.000 700.794.425 88,62

89.955.575 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 16 . 36

Pengembangan Intensifikasi Tanaman, Padi/Palawija (Bantuan Gubernur)

400.000.000 400.000.000 393.470.750 98,37

6.529.250 BANGUB

2.02 . 2.01.01 . 16 Program rehabilitasi hutan dan lahan

5.537.067.897 5.537.067.897 4.743.727.050 85,67

793.340.847

Page 271: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

96

2.02 . 2.01.01 . 16 . 05

Pembinaan, pengendalian dan pengawasan gerakan rehabilitasi hutan dan lahan

2.206.284.397 2.206.284.397 1.853.794.100 84,02

352.490.297

DAK HUT

2.02 . 2.01.01 . 16 . 06

Peningkatan peran serta masyarakat dalam rehabilitasi hutan dan lahan

1.442.868.000 1.442.868.000 1.233.661.650 85,50

209.206.350 APBD II

2.02 . 2.01.01 . 16 . 10

Pengadaan Lahan Leuweung Sabilulungan (Bantuan Gubernur)

1.387.915.500 1.387.915.500 1.200.658.400 86,51

187.257.100 BANGUB

2.02 . 2.01.01 . 16 . 12

Pelaksanaan Agroforestry (BANGUB)

500.000.000 500.000.000 455.612.900 91,12

44.387.100 BANGUB

2.02 . 2.01.01 . 17 Perlindungan dan konservasi sumber daya hutan

250.000.000 250.000.000 248.956.000 9958,24% 1.044.000

2.02 . 2.01.01 . 17 . 01

Pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan

250.000.000 250.000.000 248.956.000 99,58

1.044.000 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 17

Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan

1.731.590.000 1.731.590.000 1.712.093.275 98,87

19.496.725

2.01 . 2.01.01 . 17 . 07

Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggulan daerah

1.171.650.000 1.171.650.000 1.159.858.025 98,99

11.791.975 APBD II

Page 272: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

97

2.01 . 2.01.01 . 17 . 09

Pembangunan pusat-pusat penampungan produksi hasil pertanian/perkebunan masyarakat yang akan dipasarkan

559.940.000 559.940.000 552.235.250 98,62

7.704.750 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 18 Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan

34.884.745.100 34.884.745.100 29.665.831.018 85,04

5.218.914.082

2.01 . 2.01.01 . 18 . 01

Penelitian dan pengembanan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna

8.203.468.100 8.203.468.100 6.266.348.773 76,39

1.937.119.327 DAK Pertanian

2.01 . 2.01.01 . 18 . 02

Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna

2.582.861.000 2.582.861.000 1.562.291.642 60,49

1.020.569.358 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 18 . 03

Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna

1.235.144.000 1.235.144.000 618.919.023 50,11

616.224.977 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 18 . 09

Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna (Peningkatan Manajemen Pengelolaan Air WISP II - LOAN)

242.772.000 242.772.000 224.622.000 92,52

18.150.000 WISMP

Page 273: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

98

2.01 . 2.01.01 . 18 . 10

Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian/Perkebunan Tepat Guna (DAK)

22.620.500.000 22.620.500.000 20.993.649.580 92,81

1.626.850.420 APBN-P

2.01 . 2.01.01 . 19 Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan

6.661.267.691 6.661.267.691 5.162.165.720 77,50

1.499.101.971

2.01 . 2.01.01 . 19 . 02

Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan

1.474.742.000 1.474.742.000 1.135.169.480 76,97

339.572.520 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 19 . 03

Pengembangan bibit unggul pertanian/perkebunan

1.620.000.000 1.620.000.000 1.431.318.150 88,35

188.681.850 APBD II

2.01 . 2.01.01 . 19 . 07

Peningkatan Kualitas dan Pasca Panen Tanaman Tembakau

1.316.525.691 1.316.525.691 1.161.040.015 88,19

155.485.676 DBHCHT

2.01 . 2.01.01 . 19 . 10

Penidngkatan Produksi Produk dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar (Jahe Merah) (Bantuan Gubernur)

750.000.000 750.000.000 0 0,00

750.000.000 BANGUB

2.01 . 2.01.01 . 19 . 11

Peningkatan Perbenihan Krisan, Kentang, Bawang Merah, Asparagus dan Jeruk (BANGUB)

1.000.000.000 1.000.000.000 977.173.875 97,72

22.826.125 BANGUB

Page 274: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

99

2.01 . 2.01.01 . 19 . 12

Peningkatan Produksi tanaman Kopi dan teh (BANGUB)

500.000.000 500.000.000 457.464.200 91,49

42.535.800 BANGUB

2.02 . 2.01.01 . 20 Program perencanaan dan pengembangan hutan

103.492.031 103.492.031 55.519.000 53,65 47.973.031

2.02 . 2.01.01 . 20 . 02

Pendampingan kelompok usaha perhutanan rakyat

103.492.031 103.492.031 55.519.000 53,65

47.973.031 APBD II

Total 56.180.292.675 56.180.292.675 48.037.174.373 85,51

8.143.118.302

Page 275: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

100

Meningkatkan Kontribusi Ekonomi Kerakyatan terhadap Perekonomian Daerah

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Program Kegiatan Anggaran

2015 2015 Target Realisasi

1 Berkembangnya Usaha Jumlah Kelompok Kelompok 5 5

Peningkatan Produksi Pertanian/

Pengembangan Bibit Unggul

1.620.000.000

1.431.318.150

Agrobisnis Berbasis Usaha yang Bermitra Perkebunan Pertanian/Perkebunan

Ekonomi Lokal dan

Produktivitas Kuintal/Ha 64,56 64,73 Peningkatan Ketahanan Pangan

Pengembangan Intensifikasi

1.098.923.015

976.296.030

Komoditas Padi Pertanian/Perkebunan Tanaman Padi, Palawija

Produktivitas Kuintal/Ha 108,9 108,21 Peningkatan Ketahanan Pangan

Pengembangan Intensifikasi

1.098.923.015

976.296.030

Komoditas Palawija Pertanian/Perkebunan Tanaman Padi, Palawija

Prosentase Kehilangan/ Persen 10,18 10,02

Peningkatan Ketahanan Pangan

Penanganan Pasca Panen

490.000.000

441.385.500

Kerusakan Hasil Tanaman Pertanian/Perkebunan dan Pengolahan Hasil

Pangan Pertanian

Page 276: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

101

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Program Kegiatan Anggaran

2015 2015 Target Realisasi

Jumlah Pencapaian Poin 2,3 2,43 Peningkatan Penerapan Teknologi

Pengadaan Sarana dan

2.582.861.000

1.562.291.642

Indeks Pertanaman Pertanian/Perkebunan Tepat Guna Prasarana Teknologi

(IP) Pertanian/Perkebunan

Tepat Guna

Jumlah Kelompok Tani Kelompok 40 40 Peningkatan Kesejahteraan Petani

Pelatihan Petani dan Pelaku 0 0

Yang Memiliki Registrasi Usaha

Kebun Hortikultura

2 Terselenggaranya Prosentase Luas Lahan Persen 54,94 79,10 Rehabilitasi Peningkatan Peran Serta

1.442.868.000

1.233.661.650

Konservasi Sumber Daya Kritis yang Ditanami Hutan dan Lahan Masyarakat dalam

Rehabilitasi Hutan & Lahan

Luas Hutan Rakyat/ Ha 5015 3.967 Perlindungan dan Konservasi Pencegahan dan

250.000.000

248.956.000

Agroforestry Sumber Daya Hutan Pengendalian Kebakaran

Hutan dan Lahan

Page 277: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

100

Target realisasi keuangan tahun 2015 sesuai dengan SIMDA adalah sebesar

Rp. 56.180.292.675,- (Lima Puluh Enam milyar seratus delapan puluh juta dua ratus

sembilan puluh dua ribu enam ratus tujuh puluh lima rupiah), namun baru dapat

terealisasikan sebesar Rp. 48.037.174.373,- (Empat puluh delapan milyar tiga puluh

tujuh juta seratus tujuh puluh empat ribu tiga ratus tujuh puluh tiga rupiah) atau sebesar

85.51% dari target sampai dengan akhir tahun 2015, hal tersebut dikarenakan

penambahan total anggaran belanja dari APBN-P 2015 dan BANGUB Provinsi Jawa

Barat pada bulan Juli 2015. Hal tersebut harus menjadi fokus para pelaksana kegiatan

agar target 100% pada tahun 2015 dan sisa target dapat terselesaikan.

Kegiatan Peningkatan Produksi Produk dan Mutu Tanaman Rempah dan

Penyegar (Jahe Merah) dengan Anggaran berasal dari Dana Bantuan Gubernur

sebesar Rp. 750.000.000,- dibatalkan di Tahun 2015, dikarenakan terdapat kendala

teknis pelaksanaan di lapangan.

Page 278: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

101

Page 279: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB III PENCAPAIAN KINERJA

102

Tabel III.10Realisasi Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas

Komoditas Sayuran di Kabupaten Bandung Tahun 2015

Realisasi Produksi Holtikultura di Kabupaten Bandung

S.d Desember

No Uraian Komoditi Realisasi

2011 Realisasi

2012 Realisasi

2013 Realisasi

2014 Realisasi 2015

Perkembangan Realisasi Th.2015

thdp Th.2014

1 2 4 5 6 7 9

1 Bawang Merah

Luas Tanam (ha) 2.827 3.116 2.911 3.086 2.377 53,18

Luas panen (ha) 1.799 3.265 2.915 3.027 3.254 96,70

Produksi (ton) 20.887 39.222 31.699 32.770 39.566 1.097,15

Produktivitas (kwt/ha) 116,1 120,13 108,74 108 121,59 113,46

2 Kentang

Luas Tanam (ha) 6.527 6.711 4.814 4.380 2.253 51,44

Luas panen (ha) 5.346 7.036 5.372 4.676 3.464 74,08

Produksi (ton) 110.793 131.007 108.832 93.968 705.986 751,30

Produktivitas (kwt/ha) 207,25 186,19 202,59 201 203,81 101,42

3 Kubis

Luas Tanam (ha) 5.394 5.266 4.004 4.457 1.941 43,55

Luas panen (ha) 4.592 5.242 4.331 4.683 2.790 59,58

Produksi (ton) 109.326 125.606 100.150 107.192 645.313 602.016,01

Produktivitas (kwt/ha) 238,08 239,61 231,24 229 231,29 101,05

4* Cabe

Luas Tanam (ha) 787 226 718 753 422 56,04

Luas panen (ha) 740 691 596 702 892 127,07

Produksi (ton) 20.682 20.376 17.598 17.579 208.047 1.183,50

Produktivitas (kwt/ha) 27,95 29,49 295,26 250 233,24 93,14

5* Tomat

Luas Tanam (ha) 1.295 1.174 1.189 1.125 842 74,84

Luas panen (ha) 1.339 1.097 1.215 1.105 1.376 124,52

Produksi (ton) 94.124 94.486 67.900 22.755 483.887 972,66

Produktivitas (kwt/ha) 702,95 861,31 229,15 206 351,66 78,11

6 Bawang Daun

Luas Tanam (ha) 3.147 3.549 1.189 4.117 2.418 58,73

Luas panen (ha) 2.969 3.512 1.215 4.112 2.632 64,01

Produksi (ton) 49.570 54.115 67.900 68.401 386.480 565.020,98

Produktivitas (kwt/ha) 166,96 154,086 229,15 166 146,84 88,28

7 Kembang Kol

Luas Tanam (ha) 466 512 575 592 278 46,96

Luas panen (ha) 418 511 602 573 293 51,13

Produksi (ton) 8.091 9.958 9.777 11.258 56.997 506,28

Produktivitas (kwt/ha) 193,56 194,88 162,40 196 194,53 99,01

8 Petsai/Sawi/Sosin

Luas Tanam (ha) 3.128 3.176 3.635 2.938 1.882 64,06

Luas panen (ha) 3.015 3.218 3.476 3.145 2.032 64,61

Page 280: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB III PENCAPAIAN KINERJA

103

Produksi (ton) 61.396 67.581 71.079 66.486 436.750 656,91

Produktivitas (kwt/ha) 203,63 210,01 204,48 211 214,94 101,67

9 Wortel

Luas Tanam (ha) 2.131 1.745 2.212 1.914 1.056 55,17

Luas panen (ha) 2.006 1.796 2.003 1.924 1.214 63,10

Produksi (ton) 42.524 40.316 42.507 40.950 275.306 672,30

Produktivitas (kwt/ha) 211,99 224,48 212,22 213 226,78 106,55

10 Lobak

Luas Tanam (ha) 376 306 643 504 277 54,96

Luas panen (ha) 360 313 512 493 308 62,47

Produksi (ton) 8.027 7.228 10.977 10.798 69.404 642,75

Produktivitas (kwt/ha) 222,96 230,91 214,39 219 225,34 102,88

11 Kacang Merah

Luas Tanam (ha) 1.547 1.690 1.421 1.837 450 24,50

Luas panen (ha) 1.191 1.538 1.684 1.795 1.411 78,61

Produksi (ton) 10.835 9.833 16.150 18.663 141.037 755,70

Produktivitas (kwt/ha) 90,97 63,93 95,90 104 99,96 96,14

12* Kacang Panjang

Luas Tanam (ha) 179 119 116 142 47 33,10

Luas panen (ha) 139 156 145 127 135 106,30

Produksi (ton) 2.786 3.620 3.538 3.050 22.216 728,39

Produktivitas (kwt/ha) 117,59 232,03 243,97 240 164,56 68,53

13* Jamur

Luas Tanam (m2) 8.971 11.413 12.715 48.979 33.660 68,72

Luas panen (m2) 8.689 20.205 12.749 41.565 68.324 164,38

Produksi (ku) 15.643 29.530 232.460 44.113 395.664 896,93

Produktivitas (kg/m2) 18 14,62 18,23 11 5,79 54,58

14* Terung

Luas Tanam (ha) 173 160 176 214 60 28,04

Luas panen (ha) 143 186 157 202 168 83,17

Produksi (ton) 4.673 4.964 4.475 6.801 37.936 557,80

Produktivitas (kwt/ha) 135,05 266,89 285,04 337 225,81 67,07

15* Buncis

Luas Tanam (ha) 696 850 749 654 398 60,86

Luas panen (ha) 639 789 786 660 639 96,82

Produksi (ton) 14.857 18.279 18.230 8.390 126.841 765,39

Produktivitas (kwt/ha) 128,27 231,68 231,94 127 198,50 79,06

16* Ketimun

Luas Tanam (ha) 561 460 471 554 277 50,00

Luas panen (ha) 524 538 460 525 546 104,00

Produksi (ton) 24.388 18.164 17.340 12.919 170.980 898,05

Produktivitas (kwt/ha) 207,8 337,62 213,96 246 313,15 86,35

17* Labu Siam

Luas Tanam (ha) 55 87 73 37 5 13,51

Luas panen (ha) 62 69 78 42 753 1.792,86

Produksi (ton) 66.493 60.089 59.990 6.040 416.640 675,64

Produktivitas (kwt/ha) 10.724,68 8.708,49 830,59 1.438 553,31 3,77

18* Kangkung

Page 281: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB III PENCAPAIAN KINERJA

104

Luas Tanam (ha) 266 260 457 408 231 56,62

Luas panen (ha) 242 255 473 384 313 81,51

Produksi (ton) 9.092 9.495 9.326 4.909 64.044 934,13

Produktivitas (kwt/ha) 135,91 372,37 126,50 128 204,61 114,61

19* Bayam

Luas Tanam (ha) 153 259 206 156 97 62,18

Luas panen (ha) 128 267 212 159 114 71,70

Produksi (ton) 1.250 2.953 2.124 1.542 14.090 856,53

Produktivitas (kwt/ha) 97,64 110,61 92,90 97 123,60 119,47

20* Seledri

Luas Tanam (ha) 1.560 1.516 1.692 1.902 1.130 59,41

Luas panen (ha) 1.596 1.441 1.565 1.842 1.137 61,73

Produksi (ton) 30.479 28.516 30.099 36.890 246.427 662,60

Produktivitas (kwt/ha) 190,97 197,89 191,82 200 216,73 101,87

21* Cabe Rawit

Luas Tanam (ha) 432 282 398 530 141 26,60

Luas panen (ha) 424 324 331 452 688 152,21

Produksi (ton) 11.943 8.150 8.142 3.214 104.055 841,66

Produktivitas (kwt/ha) 68,45 251,54 75,37 71 151,24 55,30

Jumlah Sayuran

Luas Tanam (ha) 40.671 42.877 43.170 30.428 49.506 162,69

Luas panen (ha) 36.361 52.449 43.523 30.773 92.156 299,47

Produksi (ton) 717.859 783.488 927.418 6.821.105 5.367.636 78,69

Produktivitas (kwt/ha) 19,74 14,94 213,09 2.217 58,25 2,63

22* Strowberry**)

Luas Tanam (ha) 172 148 94 214 105 49,07

Luas panen (ha) 188 141 91 108 869 804,63

Produksi (ton) 35.342 151.959 154.316 4.361 417.735 584,71

Produktivitas (kwt/ha) 179,93 10.777,21 1.918,16 404 480,71 7,27

* = Provitas nya adalah Produksi Total (Produksi habis panen + Produksi belum habis panen) dibagi dengan Total Panen habis/dibongkar

Sumber : Bidang hortikultura Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten

Bandung 2015

Ket **) Termasuk dalam komoditas tanaman buah-buahan semusim

Keterangan: Data sampai dengan Bulan Desember 2015

KEGIATAN VEGETATIF PENANAMAN HUTAN RAKYAT

SUMBER DANA APBN (DAK KEHUTANAN) TAHUN 2015

No Kecamatan /

Desa Blok

Luas

(Ha)

Jenis Tanaman Nama

Kelompok

Page 282: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB III PENCAPAIAN KINERJA

105

1 Cicalengka

Tanjung Wangi Sampalan

25 Kayu-kayuan, MPTS Giri Lestari

5 Bambu Hitam, Petung

Narawita Cikupa

25 Kayu-kayuan, MPTS Mekarsari I

Margaasih Cilopang

25 Kayu-kayuan, MPTS Sauyunan

Dampit Cibogo

5 Bambu Hitam, Petung Mekar Wangi

2 Cikancung

Mekarlaksana Bakom

25 Kayu-kayuan, MPTS Mekar Tani

Cilopang

25 Kayu-kayuan, MPTS Mutiara Bukit

3 Nagreg

Nagreg Sumurugul

15 Kayu-kayuan, MPTS Tunas Harapan

Kendan Kendan

15 Kayu-kayuan, MPTS Hutan Harapan

Gunung Batu

10 Bambu Hitam, Petung Citra Lestari

4 Paseh

Cipedes Jatinunggal

25 Kayu-kayuan, MPTS Jatinunggal

5 Cimenyan

Cikadut Pasirmalang

35 Kayu-kayuan, MPTS Motekar

Mandala Mekar Cibanteng

15 Kayu-kayuan, MPTS Mandala Mukti

6 Cilengkrang

Melatiwangi Pasir Malaka

25 Kayu-kayuan, MPTS Jati Makmur

No Kecamatan /

Desa Blok

Luas

(Ha)

Jenis Tanaman Nama

Kelompok

Pasir Jebug

25 Kayu-kayuan, MPTS Jati Lestari

Cilengkrang Cigupakan

15 Kayu-kayuan, MPTS Jaya Makmur

Cigupakan Kayu-kayuan, MPTS Giri Mukti II

Page 283: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB III PENCAPAIAN KINERJA

106

10

Cap Singa

25 Kayu-kayuan, MPTS Kahuripan 2

Ciporeat Palalangon/

16 Bambu Hitam, Petung Sinar Mukti

Candi

Jumlah

366

KEGIATAN AGROFORESTRY

BANTUAN GUBERNUR TAHUN ANGGARAN 2015

No Kecamatan Desa

Nama

Kelompok Penanaman Luas (Ha)

Kayu MPTS Sela

Page 284: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB III PENCAPAIAN KINERJA

107

1 Cicalengka Nagrog Giri Mukti

Albizia

1000 Btg

Alpukat

100 Btg

Kapol

2.500

Btg

10

Gmelina

2.125 Btg

Cengkeh

300 Btg

Jahe

150 Kg

Cabe 50

Pak

2 Kertasari Cikembang Bina Tani

Eucaliptus

2.500 Btg

Sirsak

200 Btg

Kapol

2.500

Btg

10

Kaliandra

625 Btg

Jeruk

200 Btg

Jahe

150 Kg

Cabe 25

Pak

3 Cilengkrang Melatiwangi

Mekar

Harapan

Eucaliptus

2.000 Btg

Sirsak

100 Btg

Kapol

2.500

Btg

10

Gmelina

1.000 Btg

Cengkeh

300 Btg

Jahe

200 Kg

Cabe 50

Pak

4 Cimenyan Ciburial Babusalam

Eucaliptus

640 Btg

Alpukat

150 Btg

Jahe

500 Kg 10

Suren 930

Btg

Mangga

50 Btg

Kaliandra

625 Btg

Petai 50

Btg

Sobsi 930

Btg

Cengkeh

100 Btg

Durian

50 Btg

Batu Garok

Eucaliptus

930 Btg

Alpukat

150 Btg

Jahe

500 Kg 10

Suren 640

Btg

Mangga

50 Btg

No Kecamatan Desa Nama

Kelompok Penanaman

Luas

(Ha) No Kecamatan

Kaliandra

625 Btg

Petai 50

Btg

Sobsi 930

Btg

Cengkeh

100 Btg

Durian

50 Btg

Jumlah 50

Page 285: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB III PENCAPAIAN KINERJA

108

KEGIATAN PLKSDA DAS CITARUM

TAHUN ANGGARAN 2015

No

Kecamatan /

Desa Nama Bibit Tanaman Pupuk Peralatan

Luas

Kelompok Sela Penunjang

(Ha)

A Pelaksanaan

1 Banjaran

Neglasari Cikahuripan

Jeruk 280

Btg

Jahe 1600

Kg

Organik

5.600

Kg Bak Air 1 Buah

2

An Pompa Air 1 Buah

Page 286: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB III PENCAPAIAN KINERJA

109

Organik

210 Kg

Pestisida

2 Ltr

Papan Nama 1

Buah

Alat 1 Buah

2 Cikancung

Mandalasari Mandala VII

Durian

200 Btg

Cabe kr

20 Bks

Organik

4.000

Kg Bak Air 1 Buah

2

An

Organik

200 Kg Pompa Air 1 Buah

Pestisida

2 Ltr

Papan Nama 1

Buah

Alat 1 Buah

Mekarlaksana

Laksana

Hurip

Alpukat

300 Btg

Cabe M

20 Bks

Organik

6.000

Kg Bak Air 1 Buah

2

An

Organik

200 Kg Pompa Air 1 Buah

Pestisida

2 Ltr

Papan Nama 1

Buah

Alat 1 Buah

B Pemeliharaan

1 Banjaran

Neglasari Cikahuripan

Jagung 30

Kg

Organik

3.360

Kg

3

No Kecamatan /

Desa Nama Bibit Tanaman Pupuk Peralatan

Luas

An

Organik

600 Kg

Pestisida

2 Ltr

NPK 13

Kg

2 Soreang

Sukajadi

Mekar

Tunggal

Jagung 30

Kg

An

Organik

400 Kg

3

Urea

360 Kg

Page 287: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB III PENCAPAIAN KINERJA

110

KCL

5Kg

SP36 7

Kg

3 Cikancung

3

Mandalasari

Mandala

Sari

Jagung 15

Kg

Organik

4.800

Kg

An

Organik

200 Kg

NPK 8

Kg

Mekarlaksana

Laksana

Hurip

Jagung 30

Kg

Organik

7.200

Kg

3

An

Organik

400 Kg

Urea

1.260

Kg

KCL

504 Kg

SP36

1.170

Kg

No Kecamatan /

Desa Nama Bibit Tanaman Pupuk Peralatan

Luas

Cihanyir

Karya

Mandiri

Cabe kr

10 Bks

Organik

9.520

Kg

3

An

Organik

200 Kg

Urea 44

Kg

KCL 14

Kg

SP36 28

Kg

Jumlah

21

Page 288: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB III PENCAPAIAN KINERJA

111

Data Calon Lokasi Program Quick Wins

Penanganan DAS Citarum Hulu Wilayah Kabupaten Bandung Tahun 2015

Subdas Kecamatan Desa Kelompok Lokasi

Area

Fix (Ha)

Cirasea Ciparay Babakan Sejahtera Pasir Kakapa, Pasir Benta 25,00

Cirasea Ciparay Babakan Salayu Pasir Tulang, Loji, Narengtong 25,00

Cirasea Ciparay Bumiwangi Pasir Genteng

Batu Belah, Gunung Tumpeng,

Bukit Culah 25,00

Cirasea Ciparay Bumiwangi Giri Mekar Calengka 25,00

Cirasea Ciparay Ciheulang Giri Laya Palawija 25,00

Cirasea Ciparay Ciheulang Giri Makmur Gn. Nini, Pasir Dulang 25,00

Cirasea Ciparay Mekarlaksana Barokah Citamiang, Ciangin Puyuh, 25,00

Cirasea Ciparay Mekarlaksana Tani Mukti Cihonje 25,00

Cirasea Ciparay Mekarlaksana

Harapan

Sejahtera Paninjauan 25,00

Cirasea Ciparay Pakutandang Bukit Culah Tanah Carik 25,00

Cirasea Ibun Dukuh Paripurna 2 Cicangkrang 20,00

Page 289: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB III PENCAPAIAN KINERJA

112

Cirasea Ibun Dukuh Paripurna 3 Puncak eurih 15,00

Cirasea Ibun Ibun Benteng Benteng Sindiung 25,00

Cirasea Ibun Ibun Tani Mukti Pasir Kamasan, batu malan 25,00

Cirasea Ibun Mekarwangi Sindang Mukti Pasir Pogor 1 25,00

Cirasea Ibun Mekarwangi Sinar Mukti Pasir Pogor 2 25,00

Cirasea Ibun Neglasari Pasir Galing Pasir Jati Sawit 15,00

Cirasea Ibun Neglasari Pasir godog Pasir godog 25,00

Cirasea Ibun Neglasari Suka Tanam Suka Tanam 25,00

Cirasea Ibun Sudi Cigumelor

Pasir Pogor Sudi, Dayeh

Luhur/Cigumelor 15,00

Cirasea Kertasari Cibeureum Alam Lestari Ancol 25,00

Cirasea Kertasari Cibeureum Citarum Mandiri Lebak Sari 20,00

Cirasea Kertasari Cihawuk Giri Mekar Cihawuk 25,00

Cirasea Kertasari Cihawuk Akar Lestari Ciakar 25,00

Cirasea Kertasari Cihawuk Pasir Angin Pasir Angin 25,00

Cirasea Kertasari Resmitinggal Cinta Alam 1 Lamping Cihejo 25,00

Cirasea Pacet Cikawao Tanah Carik 1 Tanah carik 1 20,00

Cirasea Pacet Cikawao Carik 2 Carik 2 20,00

Cirasea Pacet Cikawao Cikopo-Cipiring Cikopo 25,00

Cirasea Pacet Cikawao Al Falah Lebak Dulah, Calincing, Bojong 25,00

Cirasea Pacet Cinangela Bina Hijau

Kancah Nangkup, Pasir Oneng,

Jajawai 25,00

Cirasea Pacet Cinangela

Cihideng

Bongkahan Kampung Lestari 15,00

Cirasea Pacet Mandalahaji Tani Harapan 1 Pasir Dongkol 25,00

Cirasea Pacet Mandalahaji Tani Harapan 3 Lebak Kampeng 25,00

Cirasea Pacet Mandalahaji Tani Harapan 4 Bunter 25,00

Cirasea Pacet Mandalahaji Tani Harapan 6 Pasir Lenggeut 25,00

Cirasea Pacet Mandalahaji Tani Harapan 5 Pupunakan 25,00

Cirasea Pacet Mandalahaji Carik Lestari Carik 25,00

Cirasea Pacet Mandalahaji Tani Harapan 2 Malahaji 25,00

Cirasea Pacet Mekarjaya Mitra Tani Cipatat 20,00

Cirasea Pacet Mekarjaya Mekar Rahayu Carik Desa / Sampalan 20,00

Cirasea Pacet Mekarjaya Sinar Harapan Caralang 20,00

Cirasea Pacet Mekarjaya Binangkit Cililitan / Haur Sadapur/Lamping 20,00

Cirasea Pacet Mekarsari Silih Asih Madur, Nunuk Wetan 15,00

Cirasea Pacet Mekarsari Baros Mekar Pasir luhur, bubu, babedahan, 20,00

Cirasea Pacet Mekarsari Jembar 4 Pondok Domang 10,00

Cirasea Pacet Mekarsari Jembar 2 Pasir Dana 10,00

Cirasea Pacet Mekarsari Jembar 3 Batu Datar / Haur Sadapur 20,00

Cirasea Pacet Mekarsari Jembar 1 Pasar Dana / Alang-alang 25,00

Cirasea Pacet Nagrak Sari Bumi Gunung Putra 25,00

Page 290: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB III PENCAPAIAN KINERJA

113

Cirasea Pacet Nagrak Raksa Jagat Manja Beureum 25,00

Cirasea Pacet Nagrak Hejo Lembur Cingaceur 25,00

Cirasea Pacet Sukarame Warga Mukti Cibinong, 25,00

Cirasea Pacet Sukarame Karya Bakti Pasir Rumbia 15,00

Cirasea Pacet Sukarame Mekar Harapan Pasir Datar 25,00

Cirasea Pacet Sukarame Rumbia Pasir Rumbia 20,00

Cirasea Paseh Drawati Ciaremas Kulon 25,00

Cirasea Paseh Drawati Jugul Cipeueut 25,00

Cirasea Paseh Drawati Walahir Batunyusun 25,00

Cirasea Paseh Loa Cidadap Pasir Abig 25,00

Cirasea Paseh Loa Cimenteng Curug Eti 25,00

Cirasea Paseh Loa Sempak Cek Dam Kramat 25,00

Cirasea Paseh Loa Nagara Sari Berecek 20,00

Cirasea Paseh Loa Langkob Pasir Pogor 25,00

Cirasea Pacet Loa Loa Asri Pasir Ningsah, Lengo 20,00

Ciwidey Kutawaringin Buninegara Sugimukti 2 Pasir Caringin 20,00

Ciwidey Kutawaringin Kutawaringin Cimarame II Randu Kurung/Ciherang 15,00

Ciwidey Kutawaringin Padasuka Padahurip 5 Citegel 15,00

Ciwidey Kutawaringin Sukamulya Gunung Geulis Gunung Geulis 20,00

Ciwidey Kutawaringin Sukamulya Saluyu Cigemblung 15,00

Ciwidey Ciwidey Nengkelan

Bumi Sari

Mandiri Pasir Luhur 25,00

Ciwidey Ciwidey Sukawening Mekar Rahayu 1 Pasir Mala 25,00

Ciwidey Ciwidey Lebakmuncang Cilember Cilember 25,00

Ciwidey Ciwidey Lebakmuncang Caringin Asih Pasir Guyur / Tugu 25,00

Ciwidey Ciwidey Nengkelan Buna Nusa Kinangki 2 25,00

Ciwidey Ciwidey Rawabogo Gunung Padang Citisu 25,00

Ciwidey Ciwidey Nengkelan Tani Mukti Kinangki 1 25,00

Ciwidey Pasir Jambu Cibodas Sangkan Urip Cibodas 15,00

Ciwidey Pasir Jambu Cibodas Sangkan Urip Cibodas 10,00

Ciwidey Pasir Jambu Margamulya Mulya Marga Mulya 25,00

Ciwidey Pasir Jambu Tenjolaya Tenjolaya Pasir Ipis 7,00

Ciwidey Pasir Jambu Cisondari Sandagori Cisondari 7,50

Ciwidey Pasir Jambu Cisondari Sandagori Kubang Salahani Ciaul 17,50

Ciwidey Pasir Jambu Cikoneng Sunda Mandiri 1 Pasir Malang 25,00

Ciwidey Pasir Jambu Tenjolaya Tenjolaya Celak 18,00

Ciwidey Pasir Jambu Cukanggenteng Cihaji 1 Cukang Ganteng 1 25,00

Ciwidey Soreang Sukanagara Harapan Maju Cigorogol 20,00

Ciwidey Soreang Sukajadi

Sugih Mukti

Sauyunan Badak mulya 7,00

Ciwidey Soreang Sukajadi

Sugih Mukti

Sauyunan Cimonce 18,00

Page 291: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB III PENCAPAIAN KINERJA

114

Ciwidey Soreang Sadu Sauyunan Gunung Sadu 5,00

Ciwidey Soreang Sadu Sauyunan Gunung Sadu 10,00

Ciwidey Soreang Panyirapan Karya Mandiri Haminte 10,00

Ciwidey Soreang Panyirapan Karya Mandiri Haminte 1,00

Ciwidey Soreang Panyirapan Karya Mandiri Pasirpeundeuy 4,00

Ciwidey Kutawaringin Jatisari Neglasari Mukti Gunung Gadung 15,00

Ciwidey Kutawaringin Jatisari Mekar Sari Pasirhiris 15,00

Ciwidey Soreang Sukajadi

Mandala

Sauyunan Kiara payung 25,00

Ciwidey Soreang Karamatmulya Karamat Tani Legok Kaso 15,00

Ciwidey Pasir Jambu Cukanggenteng Cihaji 2 Cukang Genteng 2 25,00

Ciwidey Pasir Jambu Sugihmukti Sugih Mukti 1 Tugu 25,00

Ciwidey Pasir Jambu Sugihmukti Sugih Mukti 3 Baru Acih 25,00

Ciwidey Ciwidey Rawabogo Pasir Luhur Pasir Luhur 25,00

Ciwidey Ciwidey Sukawening Mekar Rahayu 2 Pasir Tulang 25,00

Ciwidey Soreang Sukanagara Giri Mukti Gunung Bubut 25,00

Ciwidey Kutawaringin Cilame Puspa Tani Pasir Pamidangan 17,00

Ciwidey Kutawaringin Cilame Puspa Tani Pasir pamidangan 8,00

Ciwidey Kutawaringin Buninegara Sugih Mukti Pasir pogor 25,00

Ciwidey Kutawaringin Cibodas Lestari Cipeundeuy 15,00

Ciwidey Kutawaringin Kutawaringin Tunas Mekar Sinday 10,00

Cisangkuy Baleendah Jelekong Giri Harja 2 Blok Batu Gajah 25,00

Cisangkuy Baleendah Wargamekar

Bakti Mekar

Jaya Tangkeban 25,00

Cisangkuy Baleendah Wargamekar Mekar Luyu Curug 25,00

Cisangkuy Banjaran Mekarjaya Mekar Laksana Pasir Salam 25,00

Cisangkuy Banjaran Banjaranwetan Mitra Tani Kibanen 25,00

Cisangkuy Cangkuang Bandasari Tani Mulya 2 Leweung datar 25,00

Cisangkuy Cangkuang Bandasari Tani Mulya 3 Gunung Salam/Gugunungan 25,00

Cisangkuy Cangkuang Pananjung Hegar Manah Puncak jaya 25,00

Cisangkuy Cangkuang Pananjung Sugih Mukti sembah tuan, Puncak jaya 25,00

Cisangkuy Cangkuang Nagrak Pusaka Lestari Sudimampir 14,00

Cisangkuy Cangkuang Nagrak Pusaka Lestari Ciawinangkod 6,00

Cisangkuy Cangkuang Jatisari Giri Mukti Batu korsi 25,00

Cisangkuy Arjasari Arjasari Laksana Mekar Ciwaru 25,00

Cisangkuy Arjasari Arjasari Sari Mukti Pasir Jampana 9,00

Cisangkuy Arjasari Arjasari Sari Mukti Cibintinu 11,00

Cisangkuy Arjasari Arjasari Sari Mukti Ciwaru 5,00

Cisangkuy Arjasari Arjasari Sawit Kompleks UNPAD Arjasari 25,00

Cisangkuy Arjasari Arjasari Guru Minda Pasir Salam 25,00

Cisangkuy Arjasari Pinggirsari Sukamaju

Pasir Laja/Gn.

Pipisan/Gn.Genteng 25,00

Page 292: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB III PENCAPAIAN KINERJA

115

Cisangkuy Arjasari Pinggirsari Sauyunan Puncak besar 25,00

Cisangkuy Arjasari Pinggirsari Gentong Pipisan Gentong Kulon 10,00

Cisangkuy Arjasari Pinggirsari Wana Jaya Cikareo 15,00

Cisangkuy Arjasari Patrolsari Sumber Rejeki I Pasir Luhur 20,00

Cisangkuy Arjasari Patrolsari Sumber Rejeki 3 Gunung Pemuda 25,00

Cisangkuy Arjasari Ancolmekar Tani Mukti Cibima Barat 25,00

Cisangkuy Arjasari Ancolmekar Cempaka Cibima Timur 25,00

Cisangkuy Arjasari Baros Sinapeul Sinapeul 25,00

Cisangkuy Arjasari Mekarjaya Mekar Rahayu Pasir Astana 15,00

Cisangkuy Arjasari Mekarjaya Giri Asih Jaya Jugul 7,50

Cisangkuy Arjasari Mekarjaya Giri Asih Jaya Pasir Bentang 7,50

Cisangkuy Arjasari Lebakwangi Giri Mukti Galumpit 12,00

Cisangkuy Arjasari Lebakwangi Giri Mukti Pasir Wilis 9,00

Cisangkuy Arjasari Lebakwangi Giri Mukti Pasir Dempak 4,00

Cisangkuy Arjasari Wargaluyu Saluyu Pasir Lutung Jaringao 25,00

Cisangkuy Arjasari Wargaluyu Giri Raharja Sinapeul 25,00

Cisangkuy Cimaung Sukamaju Mekar Mukti 2 Ciburuy/Pasirnangka 20,00

Cisangkuy Cimaung Sukamaju Mustika Cinangsi 25,00

Cisangkuy Cimaung Sukamaju Karya Mekar Pasir Tengah 20,00

Cisangkuy Cimaung Sukamaju Mitra Pasunadan Ciloa 25,00

Cisangkuy Cimaung Malasari Mekar Indah Kurung Puyuh 25,00

Cisangkuy Cimaung Malasari Giri Mukti Patapaan 25,00

Cisangkuy Cimaung Malasari

Giri Kujang

Rahayu Ciseke 25,00

Cisangkuy Cimaung Malasari Kopengsari Kopeng/Datar 25,00

Cisangkuy Cimaung Malasari Wargi Saluyu Pasir Ganyen 25,00

Cisangkuy Cimaung Malasari Subur Mukti Pasir Kujang 25,00

Cisangkuy Cimaung Mekarsari Margaasih Cideungkleuk 25,00

Cisangkuy Cimaung Mekarsari Bina Lestari Gadapraya/Pasir Haleuang 25,00

Cisangkuy Cimaung Jagabaya Sukaraja Sukahaji / Dano 15,00

Cisangkuy Cimaung Warjabakti Giri Waluya Parabon Sakiman 25,00

Cisangkuy Cimaung Warjabakti Bakti Mulya Pasir Kuda 16,00

Cisangkuy Cimaung Warjabakti Bakti Mulya Cipatra 9,00

Cisangkuy Pangalengan Pulosari Sarinah Kiara Sanding 6,00

Cisangkuy Pangalengan Pulosari Sarinah Kiara Sinarwangi 6,00

Cisangkuy Pangalengan Pulosari Sarinah Taraju 13,00

Cisangkuy Pangalengan Margamukti Tani Unggul Cikole 20,00

Cisangkuy Pangalengan Margamukti Tani Unggul Sukamenak 5,00

Cisangkuy Pangalengan Margamukti Barokah Tani Cimaung 15,00

Cisangkuy Pangalengan Pangalengan Mandiri Pahlawan/Jublegan 25,00

Cisangkuy Pangalengan Tribaktimulya Mekar Tani Mekarsari 25,00

Page 293: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB III PENCAPAIAN KINERJA

116

Cisangkuy Pangalengan Margaluyu Samukti Puncak Raya 12,50

Cisangkuy Pangalengan Margaluyu Samukti Barumukti 12,50

Cisangkuy Pangalengan Margaluyu Riksa Tani Baru Bungsu 10,00

Cisangkuy Pangalengan Lamajang Tani Mandiri Cibarecek 25,00

Cisangkuy Pangalengan Lamajang Mitra Pasundan Cinangka 25,00

Cisangkuy Pangalengan Margamulya Mulya Jaya Narogtog 7,00

Cisangkuy Pangalengan Margamulya Mulya Jaya Munjul 18,00

Jumlah 3.500

PROGRAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT PEDESAAN BERBASIS KONSERVASI

DITJEN BPDASPS KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

No

Kecamatan /

Desa

Luas

(Ha) Penanaman

Nama

Kelompok

Kayu MPTS Sela

1 Cicalengka

Tenjolaya 5 Gmelina 2.000 btg Alpukat Jagung Giri Mukti

Albizia 2.000 btg Mangga Cabe Rawit

Petai Ubi Jalar

(200

btg)

2 Cilengkrang

Ciporeat 5 Gmelina 2.100 btg Cabe Kahuripan

Mahoni 2.100 btg

3 Cikancung

Mekarlaksana 5 Gmelina 4.200 btg Cabe Muhara Bukit

Durian Alpukat

150 Btg

Cihanyir 5 Gmelina 4.000 btg Jagung Tani Makmur

Page 294: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB III PENCAPAIAN KINERJA

117

4 Cileunyi

Cimekar 5 Albizia 2.000 btg Jagung Pilar Hijau

Manglid 500 btg Cabe Rawit

Mahoni 1.000 btg

Suren 500 btg

5 Nagreg

Ganjarsabar 5 Gmelina 4.000 btg Sangkanhurip

Jumlah 30

Tabel. Luas Hutan dan Lahan Kritis yang diRehabilitasi

No Luas Hutan Dan Lahan

Kritis Yang Direhabilitasi

2011 2012 2013 2014 2015

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)

1 Arjasari 446,89 212,36 276,14 40

400

2 Baleendah 198,56 75 82,39 2

75

3 Banjaran 0 205 42,95 112

55

4 Bojongsoang 77,27 0 0 0 0

5 Cangkuang 422,5 172,95 76,36 0

145

6 Cicalengka 203,41 248,18 445,68 295

100

7 Cikancung 305,19 252 308,41 77

73

8 Cilengkrang 169,32 52,5 239,32 43

131

9 Cileunyi 484,3 25 115,45 43

5

Page 295: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB III PENCAPAIAN KINERJA

118

10 Cimaung 207,73 215 164,77 46

355

11 Cimenyan 297,05 0 21,59 1

70

12 Ciparay 256,82 30 126,55 0

250

13 Ciwidey 356,82 52,5 47,5 2

225

14 Dayeuhkolot 11,81 0 0 0 0

15 Ibun 2,27 302 237,05 45

215

16 Katapang 38,35 0 0 0 0

17 Kertasari 212,5 75,45 154,77 56

155

18 Kutawaringin 108,64 300 10,91 1

190

19 Majalaya 2,27 0 0,91 1 0

20 Margaasih 0 0 115,45 0 0

21 Margahayu 0 0 0 4 0

22 Nagreg 97,15 298,5 173,86 43

45

23 Pacet 716,77 250 312,05 61

665

24 Pameungpeuk 0 25 1,27 5 0

25 Pangalengan 306,82 230 413,41 430

225

26 Paseh 160,23 200 250,68 140

220

27 Pasirjambu 547,25 150 223,86 5

225

28 Rancabali 230 0 96,59 44 0

29 Rancaekek 0 0 0 1 0

30 Solokanjeruk 0 0 1,14 4 0

31 Soreang 200,91 55 171,14 93

143

32 Tersebar di Kab. Bandung

147,73 2.670,23 1.209,59 0 0

Jumlah 6.208,56 6.096,67 5.319,79 1.594

3.967

Sumber: Bidang Kehutanan Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kab. Bandung

2015

Keterangan: Data sampai dengan Bulan Desember 2015

Page 296: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 BAB III PENCAPAIAN KINERJA

119

Page 297: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Page 101

BAB IV. PENUTUP

IV.1. Kesimpulan

Dari hasil Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Pertanian, Perkebunan

dan Kehutanan Kabupaten Bandung Tahun 2015 dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Realisasi Belanja Tidak Langsung mencapai 83,37% atau Rp 5.557.844.338,-

(Lima milyar lima ratus lima puluh tujuh juta delapan ratus empat puluh

empat ribu tiga ratus tiga puluh delapan rupiah)

2. Realisasi belanja Langsung Rutin mencapai 93,0% atau Rp 1.170.612.455,-

(Satu milyar seratus tujuh puluh juta enam ratus dua belas ribu empat

ratus lima puluh lima rupiah)

3. Realisasi belanja Langsung Program/Pilihan mencapai 85,3% atau Rp

46.866.561.918,- (Empat puluh enam milyar delapan ratus enam puluh

enam juta lima ratus enam puluh satu ribu sembilan ratus delapan belas

rupiah)

4. Realisasi produksi tanaman pangan pokok Jagung dan Ubi Kayu belum

melampaui sasaran tahun 2015, namun hal ini bisa di dongkrak naik pada

tahun berikutnya

5. Sebagian besar produksi Sayuran telah mencapai lebih dari 70% produksi

akhir tahun 2015 dengan penambahan alat mesin pertanian yang berguna

untuk mendongkrak supply air.

6. Produksi komoditas perkebunan dapat dilihat progresnya pada akhir semester

kedua, yaitu pada statistik perkebunan yang disusun berdasarkan periode

semesteran

7. Secara menyeluruh sub kegiatan progres realisasi fisiknya sudah mencapai

100% dengan prosentase keuangan mencapai 85,51 %.

Page 298: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Page 102

IV.2. Saran

Dari pembahasan yang dilakukan di atas serta permasalahan yang

menghambat laju realisasi, diharapkan hal-hal sebagai berikut:

1. Pada akhir tahun dapat dilakukan percepatan pada semua kegiatan sehingga

pelaksanaan kegiatan dapat sesuai dengan yang ditargetkan.

2. Pada sektor kehutanan yang selama ini aktifitas penanaman dapat dilakukan

pada akhir tahun setelah hujan stabil, maka dapat direncanakan kegiatan yang

terkait dengan pengembangan SDM maupun peningkatan peran serta

masyarakat dalam rehabilitasi hutan dan lahan dengan porsi waktu yang lebih

merata.

3. Pada akhir tahun harus dapat didongkrak produksi tanaman pangan (padi,

Jagung dan ubi Kayu) lebih besar dari sasaran sebelumnya.

4. Keterbatasan sarana dan prasarana serta kemampuan sumberdaya manusia

masih menjadi kendala yang tidak dapat dihindari pada pelaksanaan di semua

kegiatan.

Page 299: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

No Sasaran Indikator Kinerja Target

1 2 3 4

- Jumlah Kelompok Usaha Yang Bermitra

(Kelompok)

5

- Produktifitas Komoditas Padi (Kwt/Ha) 64,56

- Produktifitas Palawija (Kwt/Ha) 108,88

- Prosentase Kehilangan/Kerusakan Hasil

Tanaman Pangan (%)10,18

- Jumlah Pencapaian Indeks Pertanaman (IP)

2,3

- Jumlah Kelompok Tani Yang Memiliki

Registrasi Kebun Hortikultura (Kelompok)

40

2 Terselenggaranya Konservasi Sumber

Daya Alam -

Prosentasae Luas Lahan Kritis yang

Tertanami (Ha)

54,94

- Luas Hutan Rakyat (Ha) 5.015

Program Anggaran (Rp)

1 Program Pelayanan Administrasi

Perkantoran

692.106.800

2 Program Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur

229.629.200

3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur 27.200.000

4 Program Peningkatan Pengembangan

Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan

Keuangan

53.775.000

5 Program Pemanfaatan Potensi Sumber

Daya Hutan

120.000.000

6 Program Peningkatan Ketahanan Pangan

(Pertanian/Perkebunan)

4.399.173.015

7 Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan 4.637.067.897

8 Program Perlindungan dan Konservasi

Sumber Daya Hutan

250.000.000

9 Program Peningkatan Pemasaran Hasil

Produksi Pertanian/Perkebunan

1.184.940.000

10 Program Peningkatan Penerapan Teknologi

Pertanian/Perkebunan

11.287.085.100

11 Program Peningkatan Produksi

Pertanian/Perkebunan

3.716.292.691

12 Program Perencanaan dan

Pengembangan Hutan

100.000.000

26.697.269.703

Soreang, Januari 2015

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN

KABUPATEN BANDUNG

1 Berkembangnya Usaha Agribisnis Berbasis

Ekonomi Lokal dan Mampu Berdaya Saing

BUPATI BANDUNG KEPALA DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN

KEHUTANAN

H. DADANG M. NASER, SH., S.IP., M.Ipol Ir. H. A TISNA UMARAN, MP

19640923 199203 1 005

Page 300: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

715

2335 3050

4745 7795

791 8586

5051 13637

Page 301: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Tujuan 6 : Meningkatkan Kontribusi Ekonomi Kerakyatan Terhadap Perekonomian

Daerah

Jumlah pelaku

UMKMorang Diskoperindag

Nilai Investasi Rp. Milyar BPMP

Jumlah

sertifikasi

produk Industri

Rumah Tangga

(PIRT) dan

sertifikasi halal

produk Diskoperindag

Jumlah Koperasi

(Aktif)unit Diskoperindag

Jumlah Pasar

tradisional yang

sudah ditata

unit Diskoperindag

Nilai Ekspor Rp Diskoperindag

Prosentase

kasus yang

diselesaikan

dengan

perjanjian

bersama (PB)

persen Disnaker

Prosentase

tenaga kerja

yang

mendapatkan

pelatihan

berbasis

kewirausahaan

persen Disnaker

Prosentase

pencari kerja

terdaftar yang di

tempatkan

persen Disnaker

Prosentase

tenaga kerja

yang

mendapatkan

pelatihan

berbasis

masyarakat

persen Disnaker

Persentase

peningkatan

produksi ikan

konsumsi

persen Disnakan

Jumlah

kelompok usaha

yang bermitra

kelompok

Penjumlahan

secara

Akumulasi

Distanbunhut

Produktivitas

komoditas padi

kuintal /

ha

(Jumlah

Produksi)

dibagi (Luas

Panen)

Distanbunhut

Produktivitas

komoditas

palawija

kuintal /

ha

(Jumlah

Produksi)

dibagi (Luas

Panen)

Distanbunhut

Jumlah peternak

pembudidaya

(Klp)

kelompok Disnakan

Prosentase

kehilangan/keru

sakan hasil

tanaman pangan

persenG1 : (G1+G2) x

100%Distanbunhut

Meningkatnya pelaku

KUMKM dan pelaku

usaha modal besar

Berkembangnya usaha

agrobisnis berbasis

ekonomi lokal dan

mampu berdaya saing

1

2

3

Meningkatnya kualitas

tenaga kerja yang berdaya

saing.

Meningkatkan

Kontribusi

Ekonomi

Kerakyatan

Terhadap

Perekonomian

SKPDNo Sasaran Indikator Kinerja Satuan Alat UkurTujuan

Page 302: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Tujuan 6 : Meningkatkan Kontribusi Ekonomi Kerakyatan Terhadap Perekonomian

Daerah

SKPDNo Sasaran Indikator Kinerja Satuan Alat UkurTujuan

Jumlah

pencapaian

indeks

pertanaman (IP)

poin

(Jumlah Luas

Tanam) dibagi

(Luas Lahan)

Distanbunhut

Jumlah

Kelompok tani

yang memiliki

registrasi kebun

hortikultura

kelompok

Penjumlahan

secara

Akumulasi

Distanbunhut

Jumlah

kunjungan

wisata

orang Dispopar

Jumlah daya

tarik wisata lokasi Dispopar

Jumlah mitra

kerja pariwisataorang Dispopar

Berkembangnya usaha

agrobisnis berbasis

ekonomi lokal dan

mampu berdaya saing

Mengembangkan kawasan

wisata terpadu dalam

tatanan integrasi ekonomi

lokal

3

4

Meningkatkan

Kontribusi

Ekonomi

Kerakyatan

Terhadap

Perekonomian

Page 303: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

G1 = Berat gabah yang rontok pada tumpukan padi, (kg) G2 = Gabah hasil perontokan dari setiap tumpukan padi, (kg)

Page 304: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi
Page 305: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

G2 = Gabah hasil perontokan dari setiap tumpukan padi, (kg)

Page 306: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi
Page 307: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Tujuan 6 : Meningkatkan Kontribusi Ekonomi Kerakyatan terhadap Perekonomian Daerah

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Capaian Target Target Realisasi Kinerja

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2015 (%) RPJM Nasional Sampai Tahun 2015 (%) SKPD

3 Berkembangnya Usaha Jumlah Kelompok Kelompok 0 1 2 3 5 0 1 2 3 5 100 23 _ 100 Distanbunhut

Agrobisnis Berbasis Usaha yang Bermitra

Ekonomi Lokal dan

Mampu Berdaya Saing

Produktivitas Kuintal/Ha 61,2 63,66 63,75 64,14 64,56 61,2 63,66 64,33 62,87 64,73 100,26 64,6 _ 99,84 Distanbunhut

Komoditas Padi

Produktivitas Kuintal/Ha 107,54 108,18 108,22 108,67 108,88 107,54 108,18 102,16 99,88 108,21 99,38 108,88 _ 97,13 Distanbunhut

Komoditas Palawija

Prosentase Kehilangan/ Persen 11,52 10,75 10,47 10,07 10,18 11,52 10,75 10,47 10,07 10,02 98,43 10,57 _ 99,70 Distanbunhut

Kerusakan Hasil Tanaman

Pangan

Jumlah Pencapaian Poin 1,98 2,01 2,1 2,29 2,3 1,98 2,01 2,27 2,28 2,43 105,65 2,3 _ 102,72 Distanbunhut

Indeks Pertanaman

(IP)

Jumlah Kelompok Tani Kelompok 5 9 20 30 40 5 9 45 63 40 100 40 _ 155,77 Distanbunhut

Yang Memiliki Registrasi

Kebun Hortikultura

7 Terselenggaranya Prosentase Luas Lahan Persen 10,28 32,86 40,22 47,58 54,94 10,28 32,86 63,72 66,37 79,10 143,98 54,94 _ 135,75 Distanbunhut

Konservasi Sumber Daya Kritis yang Ditanami

Luas Hutan Rakyat/ Ha 715 2.335 4.745 791 5.015 715 2.335 4.629 6.251 3.967 79,10 12.925 _ 131,59 Distanbunhut

Agroforestry

Soreang, Maret 2016

KEPALA DINAS

PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN

KABUPATEN BANDUNG

Ir. H. A. TISNA UMARAN, MP

Pembina Utama Muda

NIP. 19640923 199203 1 005

Target Realisasi

DATA PENGUKURAN PERJANJIAN KINERJA

PADA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2015

Page 308: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Tujuan 6 Meningkatkan Kontribusi Ekonomi Kerakyatan terhadap Perekonomian Daerah

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Program Kegiatan

2015 2015 Target Realisasi SKPD

3 Berkembangnya Usaha Jumlah Kelompok Kelompok 5 5 Peningkatan Produksi Pertanian/ Pengembangan Bibit Unggul 1.620.000 1.431.318.150 Distanbunhut

Agrobisnis Berbasis Usaha yang Bermitra Perkebunan Pertanian/Perkebunan

Ekonomi Lokal dan

Mampu Berdaya Saing

Produktivitas Kuintal/Ha 64,56 64,73 Peningkatan Ketahanan Pangan Pengembangan Intensifikasi 1.098.923.015 976.296.030 Distanbunhut

Komoditas Padi Pertanian/Perkebunan Tanaman Padi, Palawija

Produktivitas Kuintal/Ha 108,88 108,21 Peningkatan Ketahanan Pangan Pengembangan Intensifikasi 1.098.923.015 976.296.030 Distanbunhut

Komoditas Palawija Pertanian/Perkebunan Tanaman Padi, Palawija

Prosentase Kehilangan/ Persen 10,18 10,02 Peningkatan Ketahanan Pangan Penanganan Pasca Panen 490.000.000 441.385.500 Distanbunhut

Kerusakan Hasil Tanaman Pertanian/Perkebunan dan Pengolahan Hasil

Pangan Pertanian

Jumlah Pencapaian Poin 2,3 2,43 Peningkatan Penerapan Teknologi Pengadaan Sarana dan 2.582.861.000 1.562.291.642 Distanbunhut

Indeks Pertanaman Pertanian/Perkebunan Tepat Guna Prasarana Teknologi

(IP) Pertanian/Perkebunan

Tepat Guna

Jumlah Kelompok Tani Kelompok 40 40 Peningkatan Kesejahteraan Petani Pelatihan Petani dan Pelaku 0 0 Distanbunhut

Yang Memiliki Registrasi Usaha

Kebun Hortikultura

7 Terselenggaranya Prosentase Luas Lahan Persen 54,94 79,10 Rehabilitasi Peningkatan Peran Serta 1.442.868.000 1.233.661.650 Distanbunhut

Konservasi Sumber Daya Kritis yang Ditanami Hutan dan Lahan Masyarakat dalam

Rehabilitasi Hutan & Lahan

Luas Hutan Rakyat/ Ha 5015 3.967 Perlindungan dan Konservasi Pencegahan dan 250.000.000 248.956.000 Distanbunhut

Agroforestry Sumber Daya Hutan Pengendalian Kebakaran

Hutan dan Lahan

Anggaran

Page 309: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Sasaran Indikator Kinerja Program Indikator Target Rencana Anggaran Penanggung Keterangan

Strategis TW I TW II TW III TW IV Kegiatan Kegiatan Aksi jawab

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Berkembangnya Usaha Jumlah Kelompok 5 Program :

Agrobisnis Berbasis Usaha yang Bermitra Peningkatan Produksi Pertanian/

Ekonomi Lokal dan (Kelompok) Perkebunan

Mampu Berdaya Saing

Kegiatan :

Pengembangan Bibit Unggul Meningkatanya kelompok 50 kebun Mengembangkan 1.620.000.000 Bidang

Pertanian/Perkebunan usaha yang bermitra bibit Unggul Hortikultura

pada produksi pertanian/ pertanian Perkebunan

perkebunan

Kegiatan : 12 Unit Menyediakan Sarana 1.474.742.000 Bidang

Penyediaan Sarana Produksi Produksi Pertanian/ Perkebunan

Pertanian/Perkebunan Perkebunan

Kegiatan : 6 paket Melaksanakan 1.316.525.691 Bidang

Peningkatan Kualitas dan Pasca penanganan pasca Perkebunan

Panen Tanaman Tembakau panen tembakau dan

penerapan teknologi

budidaya

Kegiatan : 16.200 Kg Mengadakan bibit 750.000.000 Bidang

Peningkatan Produksi Produk jahe merah Hortikultura

dan Mutu Tanaman Rempah dan

Penyegar (Jahe Merah)

(Bangub)

Kegiatan : 1.000.000.000 Bidang

Peningkatan Perbenihan Krisan, 5 Paket Hortikultura

Kentang, Bawang Merah, Asparagus

dan Jeruk

(Bangub)

Kegiatan : 6.600 bibit kopi Meningkatkan 500.000.000 Bidang

Peningkatan Produksi Tanaman 16.000 bibit teh produksi tanaman Perkebunan

Kopi dan Teh kopi dan teh

(Bangub)

Produktivitas 64,56 Program :

Komoditas Padi Peningkatan Ketahanan Pangan

(Kuintal/Ha) Pertanian/Perkebunan

Kegiatan : Pencapaian Produktivitas 29 Kecamatan Mengembangkan 1.098.923.015 Bidang

Pengembangan Intensifikasi Komoditas Padi Intensifikasi Tanaman Pangan

Tanaman Padi, Palawija Padi, Palawija

Kegiatan : 2 Dokumen Menyusun Data Base 650.130.000 Subag

Penyusunan Data Base Potensi Potensi Produk Pangan Program

Produk Pangan

Kegiatan : 150.000 stek Mengembangkan 150.000.000 Bidang

Pengembangan diversifikasi diversivikasi tanaman Pangan

RENCANA AKSI KINERJA SASARAN TAHUN 2015

DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BANDUNG

Target Kinerja Sasaran Jadwal Kegiatan

Meningkatkan

perbenihan Krisan,

Kentang, bawang

merah , asparagus

TW I TW II TW III TW IV

Page 310: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Sasaran Indikator Kinerja Program Indikator Target Rencana Anggaran Penanggung Keterangan

Strategis TW I TW II TW III TW IV Kegiatan Kegiatan Aksi jawab

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Target Kinerja Sasaran Jadwal Kegiatan

TW I TW II TW III TW IV

Tanaman

Kegiatan : 110 Ha Mengembangkan 400.000.000 Bidang

Pengembangan Intensifikasi intensifikasi tanaman Pangan

Tanaman Padi/Palawija (Bangub) padi/palawija

Produktivitas 108,88 Program :

Komoditas Palawija Peningkatan Ketahanan Pangan

(Kuintal/Ha) Pertanian/Perkebunan

Kegiatan : Pencapaian Produktivitas 5 Paket Mengembangkan 1.098.923.015 Bidang

Pengembangan Intensifikasi Komoditas Palawija intensifikasi tanaman Pangan

Tanaman Padi, Palawija padi/palawija

Kegiatan : 10 Ha Mengembangkan 1.628.500.000 Bidang

Pengembangan Pertanian pada pertanian pada Hortikultura

Lahan Kering lahan kering

Kegiatan : 7 Ha Mengembangkan 424.700.000 Bidang

Pengembangan Perbenihan/ perbenihan/ Pangan

Pembibitan pembibitan

Kegiatan : 1 Paket Melaksanakan 790.750.000 Bidang

Penelitian dan Pengembangan Penelitian serta Perkebunan

Sumber Daya Pertanian mengembangkan

sumber daya

pertanian

Prosentase Kehilangan/ 10,18 Program :

Kerusakan Hasil Tanaman Peningkatan Ketahanan Pangan

Pangan Pertanian/Perkebunan

(Persen)

Kegiatan : Menurunnya prosentase 1 Paket Melaksanakan 490.000.000 UPTD

Penanganan Pasca Panen kehilangan hasil tanaman penanganan pasca Alsintan

dan Pengolahan Hasil pangan panen dan

Pertanian pengolahan hasil

pertanian

Jumlah Pencapaian 2,3 Program :

Indeks Pertanaman (IP) Peningkatan Penerapan Teknologi

(Point) Pertanian/Perkebunan Tepat Guna

Kegiatan : Meningkatnya jumlah 121 Unit Mengadakan sarana 2.582.861.000 Bidang

Pengadaan Sarana dan pencapaian dan prasarana Hortikultura

Prasarana Teknologi index pertanaman (IP) teknologi pertanian/

Pertanian/Perkebunan perkebunan tepat

Tepat Guna guna

Kegiatan : 10 Paket Melaksanakan 8.203.468.100 Bidang

Penelitian dan Pengembangan Penelitian serta Pangan

Teknologi Pertanian/Perkebunan mengembangkan

Tepat Guna teknologi pertanian/

perkebunan tepat

guna

Page 311: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Sasaran Indikator Kinerja Program Indikator Target Rencana Anggaran Penanggung Keterangan

Strategis TW I TW II TW III TW IV Kegiatan Kegiatan Aksi jawab

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Target Kinerja Sasaran Jadwal Kegiatan

TW I TW II TW III TW IV

Kegiatan : 5 Paket Melaksanakan 1.235.144.000 Bidang

Pemeliharaan Rutin/Berkala Pemeliharaan Rutin/ Pangan

Sarana dan Prasarana Teknologi Berkala Sarana dan

Pertanian/Perkebunan Tepat Guna Prasarana Pertanian/

perkebunan tepat

guna

Kegiatan : 1 Paket Melaksanakan 242.772.000

Pemeliharaan Rutin/Berkala Pemeliharaan Rutin/

Sarana dan Prasarana Teknologi Berkala Sarana dan

Pertanian/Perkebunan Tepat Guna Prasarana Pertanian/

(Peningkatan Manajemen perkebunan tepat

Pengeloaan Air WISP II-LOAN) guna

Kegiatan : 108 Paket Melaksanakan 22.620.500.000

Pemeliharaan Rutin/Berkala Pemeliharaan Rutin/

Sarana dan Prasarana Teknologi Berkala Sarana dan

Pertanian/Perkebunan Tepat Guna Prasarana Pertanian/

(DAK) perkebunan tepat

guna

Jumlah Kelompok Tani 40 Program :

Yang Memiliki Registrasi Peningkatan Kesejahteraan Petani

Kebun Hortikultura

(Kelompok) Kegiatan : Meningkatnya jumlah Melaksanakan 0

Pelatihan Petani dan Pelaku kelompok tani yang pelatihan petani

Usaha memiliki registrasi dan pelaku usaha

kebun hortikultura

Terselenggaranya Prosentase Luas Lahan 54,94 Program :

Konservasi Sumber Daya Kritis yang Ditanami Rehabilitasi Hutan dan Lahan

(Persen)

Kegiatan : Meningkatnya luas lahan 31 Kecamatan Melaksanakan 1.442.868.000 Bidang

Peningkatan Peran Serta kritis yang ditanami pemberdayaan masy Kehutanan

Masyarakat dalam oleh masyarakat dalam rehabilitasi

Rehabilitasi Hutan & Lahan hutan dan lahan

Kegiatan : 366 Ha Melaksanakan 2.206.284.397 Bidang

Pembinaan, Pengendalian dan pembuatan Hutan Kehutanan

Pengawasan Gerakan Rehabilitasi Rakyat dan Tanaman

Hutan dan Lahan Bambu

Kegiatan : 3,67 Ha Melaksanakan 1.387.915.500 Bidang

Pengadaan Lahan Leuweung pengadaan lahan Kehutanan

Sabilulungan (Bangub) leuweung sabilulungan

Kegiatan : 50 Ha Melaksanakan 500.000.000 Bidang

Pelaksanaan Agroforestry penanaman dengan Kehutanan

(Bangub) pola agroforestry

Luas Hutan Rakyat/ 5015 Program :

Agroforestry Perlindungan dan Konservasi

(Ha) Sumber Daya Hutan

Kegiatan : Meningkatnya upaya 5015 Ha Melaksanakan 250.000.000 Bidang

Pencegahan dan perlindungan dan Pencegahan dan Kehutanan

Page 312: KEHUTANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN … 2015.pdf · meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat kemiskinan ; (3) ketersediaan produksi

Sasaran Indikator Kinerja Program Indikator Target Rencana Anggaran Penanggung Keterangan

Strategis TW I TW II TW III TW IV Kegiatan Kegiatan Aksi jawab

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Target Kinerja Sasaran Jadwal Kegiatan

TW I TW II TW III TW IV

Pengendalian Kebakaran konservasi terhadap pengendalian

Hutan dan Lahan hutan rakyat/agroforestry kebakaran hutan

dan lahan

Bandung, Januari 2015

KEPALA DINAS PERTANIAN,

PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN

KABUPATEN BANDUNG

Ir. H. A. TISNA UMARAN, MM

Pembina Utama Muda

NIP. 19640923 199203 1 005