keefektifan pembelajaran menulis teks cerita ...v motto dan persembahan moto 1. jadilah orang yang...

217
i KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK DENGAN MODEL PROJECT BASED LEARNING DAN MODEL SINEKTIK BERDASARKAN DAYA KREATIF PESERTA DIDIK KELAS XI TESIS diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Oleh Pondra Muliawan 0202516003 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2020

Upload: others

Post on 30-Nov-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

i

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK

DENGAN MODEL PROJECT BASED LEARNING

DAN MODEL SINEKTIK BERDASARKAN DAYA KREATIF

PESERTA DIDIK KELAS XI

TESIS

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Magister Pendidikan

Oleh

Pondra Muliawan

0202516003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020

Page 2: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

ii

Page 3: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

iii

Page 4: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

iv

Page 5: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Moto

1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat

kita melewati kesempatan emas.

2. Menuangkan ide secara tertulis bisa dianalogikan dengan merangkai bunga

atau untuk orang lain. Karangan bunga mewujudkan sesuatu yang indah

seperti halnya karya sastra.

3. Guru yang sukses adalah guru yang bisa menciptakan pembelajaran yang

menyenangkan.

Persembahan

Tesis ini penulis persembahkan kepada

Almamater UNNES

Page 6: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

vi

ABSTRAK

Muliawan, Pondra. 2020. “Keefektifan Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

dengan Model Project Based Learning dan Model Sinektik Berdasarkan

Daya Kreatif Peserta Didik Kelas XI. Program Pascasarjana.

Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Prof. Dr. Agus Nuryatin,

M. Hum. Pembimbing II Prof. Dr. Ida Zulaeha, M. Hum.,

Kata Kunci: menulis cerita pendek, model project based learning, model sinektik,

daya kreatif.

Pembelajaran keterampilan menulis cerpen adalah pembiasaan peserta

didik merangkai sebuah tulisan kreatif, yaitu cerita yang berisi tentang kehidupan

suatu tokoh yang didalamnya terdapat konflik dan penyelesaian cerita. Dalam hal

ini, pendidik memilih model pembelajaran yang sesuai dengan daya kreatif

peserta didik

Penelitian ini bertujuan (1) menganalisis keefektifan pembelajaran

keterampilan menulis cerpen dengan model project based learning berdasarkan

daya kreatif peserta didik kelas XI; (2) menganalisis keefektifan pembelajaran

keterampilan menulis cerpen dengan model sinektik berdasarkan daya kreatif

peserta didik kelas XI; (3) menganalisis perbedaan keefektian pembelajaran

menulis teks cerita pendek dengan model project based learning dan model

sinektik berdasarkan daya kreatif peserta didik kelas XI.

Desain penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen. Terdapat tiga

variabel pada penelitian ini, yaitu variabel terikat ( menulis cerita pendek),

variabel bebas (model project based learning dan model sinektik), dan variabel

moderator (daya kreatif peserta didik). Populasi pada penelitian ini adalah peserta

didik kelas XI SMA tahun ajaran 2018/2019 di Kabuaten Tulang Bawang. Metode

pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling

(sampel bertujuan) yaitu kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Banjar Agung sebagai

Page 7: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

vii

kelas eksperimen I dan kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Banjar Margo sebagai kelas

eksperimen II. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu teknik tes dan

teknik nontes. Teknik analisis data menggunakan paired t-test dan uji anova.

Hasil penelitian ini adalah 1) terdapat keefektifan pembelajaran menulis

teks cerita pendek dengan menggunakan model project based learning

berdasarkan daya kreatif pada peserta didik kelas XI. Hal tersebut berdasarkan

pada perbedaan nilai rata-rata peserta didik sebelum dan sesudah diberi perlakuan

dengan model project based learning. Sebelum diberi perlakuan nilai rata-rata

kemampuan menulis teks cerita pendek pada peserta didik kreatif tinggi sebesar

63,50 sedangkan setelah diberi perlakuan menjadi 83,75, pada peserta didik

berdaya kreatif sedang sebelum diberi perlakuan sebesar 66,00 sedangkan setelah

diberi perlakuan menjadi 76,69, dan pada peserta didik berdaya kreatif rendah

sebelum diberi perlakuan sebesar 66,55, setelah diberi berlakuan menjadi 78,80.

2) terdapat keefektifan pembelajaran menulis teks cerita pendek dengan

menggunakan model sinektik berdasarkan daya kreatif pada peserta didik kelas

XI. Hal tersebut berdasarkan pada perbedaan nilai rata-rata peserta didik sebelum

dan sesudah diberi perlakuan dengan model sinektik. Sebelum diberi perlakuan

nilai rata-rata kemampuan menulis teks cerita pendek pada peserta didik kreatif

tinggi sebesar 71,57 sedangkan setelah diberi perlakuan menjadi 87,86, pada

peserta didik berdaya kreatif sedang sebelum diberi perlakuan sebesar 67,89

sedangkan setelah diberi perlakuan menjadi 81,56, dan pada peserta didik berdaya

kreatif rendah sebelum diberi perlakuan sebesar 66,00, setelah diberi berlakuan

menjadi 78,38. 3) terdapat perbedaan keefektifan pembelajaran menulis teks cerita

pendek dengan model project based learning dan model sinektik berdasarkan daya

kreatif pada peserta didik kelas XI. Berdasarkah hasil penghitungan dengan one

way anova menunjukkan bahwa hipotesis perbedaan keefektifan menunjukkan

rata-rata model project based learning dengan daya kreatif tinggi yaitu 83,75, daya

kreatif sedang 76,69 dan tinggi 77,44, sedangkan pada model sinektik dengan

daya kreatif tinggi 87,86, daya kreatif sedang 81,56, dan daya kreatif rendah

78,38. Jadi, pembelajaran menulis teks cerita pendek menggunakan model

sinektik dengan daya kreatif tinggi mempunyai rata-rata hasil belajar tertinggi.

Page 8: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

viii

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, (1) disrnkan kepda guru bahasa

indonesia hendaknya menerapkan model pembelajaran project based learning dan

model sinektik dalam pembelajaran menulis teks cerit pendek untuk mencapai

tujuan pembelajaran sesuai dengan harapan. Selain itu perlu memeprhatikan daya

kreatif sehingga dapat memberi perlakuan kepada peserta didik dengan model

yang sesuai. (2) pendidik hendaknya kreatif dan inovatif dalam menggunakan

model dan media pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi peserta

didik agar lebih termotivasi untuk aktif dan kreatif sehingga proses pembelajaran

lebih menyenangkan. (3) peneliti di bidang bahasa Indonesia hendaknya

mengembangkan kembali model project based learning dan model sinektik untuk

mengoptimalkan daya kreativitas pada peserta didik dalam menulis teks cerita

pendek.

Page 9: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

ix

ABSTRACT

Muliawan, Pondra. 2020. “The Effectiveness of Learning Writing Short Story

through Project-Based Learning and Synectic Model Based on the 11th

Grade Students’ Creativity”. Pascasarjana. Universitas Negeri

Semarang. First Supervisor Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum. Second

Supervisor Prof. Ida Zulaeha, M. Hum.

Keywords: writing short story, project-based learning model, Synectic model,

creativity

Learning writing short story involves students’ habitual behavior in

composing creative writing, which is story about a character’s life that contains

conflicts and resolution. In this case, teachers choose learning model which is

suitable to the students’ creativity.

This study attempts to (1) analyze the effectiveness of learning writing

short story through project-based learning model based on the 11th grade students’

creativity; (2) analyze the effectiveness of learning writing short story through

Synectic model based on the 11th grade students’ creativity; (3) analyze the

difference between the effectiveness of learning writing short story through

project-based learning model and Synectic model based on 11th grade students’

creativity.

This study used quasi-experiment model. There were three variables in this

study: independent variable (writing short story), dependent variable (project-

based learning and Synectic model); and moderator variable (students’ creativity).

The population involved in this study were 11th grade students of Senior High

Schools in Tulang Bawang Regency in the 2018/2019 academic year. The

samples were taken by using purposive sampling method, which consisted of XI

Science 1 of SMA N 1 Banjar Agung as the experiment group I and XI Science 1

of SMA N 1 Banjar Margo as the experiment group II. The data were collected by

using test and non-test technique. The data were analyzed by using paired t-test

and anova test.

The results showed that 1) there was effectiveness of learning writing short

story through project-based learning model based on the 11th grade students’

creativity. It was according to the difference of students’ average score before and

after applying project-based learning model. Before the learning model was

applied, the average score of students with high creativity in writing short story

was 63.50. After applying the learning model, the score significantly increased to

83.75. Besides, the average score of students with medium creativity was 66.00,

and it increased to 76.69 after the learning model was applied. The average score

of students with low creativity was 66.55, and it increased to 78.80 after the

learning model was applied. 2) There was effectiveness of learning writing short

story through Synectic based on the 11th grade students’ creativity. The result was

indicated by the difference of students’ average score before and after applying

project-based learning model. Before the learning model was applied, the average

score of students with high creativity in writing short story was 71.57. After

Page 10: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

x

applying the learning model, the score significantly increased to 87.86. Besides,

the average score of students with medium creativity was 67.89, and it increased

to 81.56 after the learning model was applied. The average score of students with

low creativity was 66.00, and it increased to 78.38 after the learning model was

applied. 3) There was difference between the effectiveness of learning writing

short story through project-based learning model and Synectic model in the 11th

grade students. According to the calculation with one-way anova, the hypothesis

of effectiveness difference in project-based learning model showed the average

score was 83.75 for high creativity, 76.69 for medium creativity, and 77.44 for

low creativity. Meanwhile, in Synectic model, the average score was 87.86 for

high creativity, 81.56 for medium creativity, and 78.38 for low creativity.

Consequently, learning writing short story through Synectic model with high

creativity showed higher learning results.

Based on the results of the study, (1) it is suggested that Indonesian

language teachers use project-based learning and Synectic model in teaching

writing short story to achieve learning objectives. In addition, they need to

consider students’ creativity so that treatment can be given properly. (2) The

teachers also should be creative and innovative in using learning model and media

according to the students’ situations and conditions to that they are motivated to

be active and creative in order to make learning process interesting. (3) The

researchers of Indonesian language should re-develop project-based learning and

Synectic model in order to optimize students’ creativity in writing short story.

Page 11: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

xi

PRAKATA

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat-Nya berkat karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan tesis yang berjudul

“Keefektifan Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek dengan Model Project

Based Learning dan Model Sinektik berdasarkan Daya Kreatif Peserta Didik

Kelas XI”. Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar magister

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program

Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.

Penelitian ini adapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-

tingginya kepada pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian ini. Ucapan

terima kasih peneliti sampaikan pertama kali kepada para pembimbing, prof. Dr.

Agus Nuryatin, M. Hum. (Pembimbing 1) dan Prof. Dr. Ida Zulaeha, M. Hum.

(Pembimbing 2) yang telah berkenan mencurahkan ilmu dan pengalamannya,

memberikan perhatian dengan ikhlas, dan dengan sabar memberikan bimbingan

serta dorogan kepada peneliti.

Ucapan terima kasih peneliti sampaikan juga kepada semua pihak yang

telah membantu selama proses penyelesaian studi, diantaranya:

1. Direktur Pascasarjana UNNES yang telah memberikan kesempatan serta

arahan selama pendidikan, penelitian, dan penulisan tesis ini.

2. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana UNNES

yang telah memberikan kesempatan dan arahan dalam penulisan tesis ini.

Page 12: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

xii

3. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Pascasarjana UNNES yang telah banyak memberikan bimbingan dan ilmu

kepada peneliti selama menempuh pendidikan.

4. Kepala SMA Negeri 1 Banjar Agung dan Kepala SMA Negeri 1 Banjar

Margo yang telah memberikan izin dalam melaksanakan penelitian.

5. Teman-teman angkatan 2016 Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Program Pascasarjana UNNES.

Semoga hasil penelitian ini bermanfaat dan berkonstribusi bagi penelitian

bahasa.

Semarang, Februari 2020

Pondra Muliawan

Page 13: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

xiii

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................... iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

ABSTRACT ..................................................................................................... viii

PRAKATA ....................................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xx

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 9

1.3 Cakupan Masalah ..................................................................................... 10

1.4 Rumusan Masalah .................................................................................... 10

1.5 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 11

1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS,

KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka ............................................................................................ 13

2.2 Landasan Teoretis ...................................................................................... 28

Page 14: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

xiv

2.2.1 Cerita Pendek .......................................................................................... 28

2.2.1.1 Hakikat Teks Cerpen ............................................................................ 28

2.2.1.2 Unsur-Unsur Cerpen ............................................................................ 31

2.2.1.3 Langkah-Langkah Menulis Cerpen ...................................................... 40

2.2.1.4 Manfaat Menulis Cerpen ...................................................................... 42

2.2.2 Model Pembelajaran................................................................................ 44

2.2.2.1 Model Project Based Learning ............................................................ 46

2.2.2.2 Model Sinektik ..................................................................................... 54

2.2.3 Daya Kreatif ............................................................................................ 62

2.3 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 69

2.4 Hipotesis Penelitian .................................................................................... 70

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................... 72

3.2 Desain Penelitian ........................................................................................ 72

3.3 Variabel Penelitian ..................................................................................... 74

3.3.1 Variabel Bebas ........................................................................................ 75

3.3.2 Variabel Terikat ...................................................................................... 76

3.3.3 Variabel Moderator ................................................................................. 78

3.4 Populasi dan Sampel .................................................................................. 78

3.4.1 Populasi ................................................................................................... 79

3.4.2 Sampel ..................................................................................................... 79

3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 81

3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan data .................................................. 81

Page 15: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

xv

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 81

3.6.2 Instrumen ................................................................................................ 82

3.6.2.1 Instrumen Tes ....................................................................................... 82

3.6.2.2 Nontes .................................................................................................. 86

3.6.2.3 Uji Coba Instrumen .............................................................................. 93

3.7 Teknik Analisis Tes.................................................................................... 94

3.7.1 Uji Persyaratan Analisis .......................................................................... 95

3.7.1.1 Uji Normalitas ...................................................................................... 95

3.7.1.2 Uji Homogenitas .................................................................................. 95

3.7.2 Uji Hipotesis Penelitian .......................................................................... 96

3.7.3 Analisis Data ........................................................................................... 97

3.8 Teknik Analisis Nontes .............................................................................. 97

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian .......................................................................................... 98

4.1.1 Keefektifan Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

dengan Model Project Based Learning Berdasarkan Daya Kreatif ................. 98

4.1.1.1 Daya Kreatif Kelas Project Based Learning ........................................ 99

4.1.1.2 Proses Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek dengan

Model Project Based Learning Berdasarkan Daya Kreatif ............................. 100

4.1.1.3 Hasil Tes Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

dengan Model Project Based Learning Berdasarkan Daya Kreatif ................. 107

4.1.2 Keefektifan Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

dengan Model Sinektik Berdasarkan Daya Kreatif .......................................... 116

Page 16: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

xvi

4.1.2.1 Daya Kreatif Kelas Sinektik ................................................................ 116

4.1.2.2 Proses Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek dengan

Model Sinektik Berdasarkan Daya Kreatif ...................................................... 117

4.1.2.3 Hasil Tes Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

dengan Model Sinektik Berdasarkan Daya Kreatif .......................................... 127

4.1.3 Keefektifan Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

dengan Model Project Based Learning dan Model Sinektik

Berdasarkan Daya Kreatif ................................................................................ 140

4.1.3.1 Keefektifan Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

dengan Model Project Based Learning Berdasarkan Daya Kreatif ................. 141

4.1.3.1.1 Uji Normalitas ................................................................................... 142

4.1.3.1.2 Uji Paired T-test ................................................................................ 142

4.1.3.1.3 Uji Homogenitas ............................................................................... 143

4.1.3.1.4 Uji Banding One Way ANOVA Hasil Belajar Kelas

Project Based Learning Berdasarkan Daya Kreatif ......................................... 144

4.1.3.2 Keefektifan Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek

dengan Model Sinektik Berdasarkan Daya Kreatif .......................................... 147

4.1.3.2.1 Uji Normalitas ................................................................................... 147

4.1.3.2.2 Uji Paired T-test ................................................................................ 148

4.1.3.2.3 Uji Homogenitas ............................................................................... 199

4.1.3.2.4 Uji Banding One Way ANOVA Hasil Belajar Kelas

Sinektik Berdasarkan Daya Kreatif .................................................................. 149

Page 17: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

xvii

4.1.3.3 Perbedaan Keefektifan Pembelajaran Menulis Teks Cerita

Pendek dengan Model Project Based Learning dan Model Sinektik

Berdasarkan Daya Kreatif ................................................................................ 152

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................... 154

4.3 Implikasi Penelitian .................................................................................... 169

4.4 Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 170

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan .................................................................................................... 171

5.2 Saran ........................................................................................................... 173

Daftar Pustaka ................................................................................................ 175

Lampiran ........................................................................................................ 190

Page 18: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

xviii

Daftar Tabel

Tabel 2.1 Sintak Pembelajaran Model Project Based Learning ............. 49

Tabel 2.2 Sintak Pembelajaran Model Sinektik ...................................... 59

Tabel 3.1 Tabel Model Project Based Learning dan Model

Sinektik Berdasarkan Daya Kreatif ........................................ 73

Tabel 3.2 Sampel Penelitian .................................................................... 81

Tabel 3.3 Aspek Penilaian....................................................................... 83

Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Menulis Teks Cerita Pendek ....................... 83

Tabel 3.5 Hasil Validitas Butir Soal ....................................................... 85

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................... 86

Tabel 3.7 Kisi-Kisi Angket Berpikir Kreatif .......................................... 87

Tabel 3.8 Rumus Norma Kategorisasi .................................................... 88

Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Angket Daya Kreatif ................................ 89

Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Angket Daya Kreatif .......................... 89

Tabel 3.11 Pedoman Dokumentasi dalam Pembelajaran

Menggunakan Model Project Based Learning .................... 90

Tabel 3.12 Pedoman Dokumentasi dalam Pembelajaran

Menggunakan Model Sinektik ............................................. 91

Tabel 3.13 Kisi-Kisi Observasi Pembelajaran Menulis Teks

Cerpen .................................................................................. 92

Tabel 4.1 Daya Kreatif Kelas Project Based Learning........................... 99

Tabel 4.2 Hasil Tes Awal Kelas Project Based Learning ...................... 107

Page 19: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

xix

Tabel 4.3 Hasil Tes Akhir Kelas Project Based Learning ...................... 108

Tabel 4.4 Daya Kreatif Peserta Didik Kelas Sinektik ............................ 117

Tabel 4.5 Hasil Tes Awal Kelas Sinektik ............................................... 128

Tabel 4.6 Hasil Tes Akhir Kelas Sinektik ............................................... 128

Tabel 4.7 Uji Normalitas Tes Awal dan Tes Akhir Kelas Project

Based Learning ....................................................................... 142

Tabel 4.8 Uji Paired T-Test pada Kelas Project Based Learning........... 143

Tabel 4.9 Uji Homogenitas Kelas Project Based Learning .................... 144

Tabel 4.10 Uji Banding One Way Anova ................................................ 145

Tabel 4.11 Uji Lanjut LSD...................................................................... 145

Tabel 4.12 Uji Deskriptif ........................................................................ 146

Tabel 4.13 Uji Normalitas Tes Awal dan Tes Akhir Kelas Sinektik ...... 147

Tabel 4.14 Uji Paired T-Test pada Kelas Sinektik ................................. 148

Tabel 4.15 Uji Homogenitas Kelas Sinektik ........................................... 149

Tabel 4.16 Uji Banding One Way Anova ................................................ 150

Tabel 4.17 Uji Lanjut LSD...................................................................... 150

Tabel 4.18 Uji deskriptif ......................................................................... 151

Tabel 4.19 Uji Banding One Way ........................................................... 153

Tabel 4.20 Uji Deskriptif ........................................................................ 153

Page 20: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

xx

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Peserta didik mendengarkan penjelasan dan

pertanyaan mendasar tentang proyek yang akan

dibuat ............................................................................... 100

Gambar 4.2, 43 Menyimpulkan materi ................................................... 102

Gambar 4.4 Peserta didik didampingi guru mendesain

perencanaan pelaksanaan proyek .................................... 104

Gambar 4.5, 4.6 Kegiatan pelaksanaan pengerjaan proyek .................... 105

Gambar 4.8 Kegiatan mengukur ketercapaian ........................................ 105

Gambar 4.9 Kegiatan saat peserta didik diberi apresepsi

tentang cerpen .................................................................. 118

Gambar 4.10 Kegiatan menganalisis cerpen secara

berkelompok .................................................................... 119

Gambar 4.11 Peserta didik mempresentasikan hasil analisis .................. 119

Gambar 4.12 Kegiatan menutup pelajaran .............................................. 120

Gambar 4.13 Peserta didik dibimbing oleh guru saat memilih

analogi analogi................................................................. 121

Gambar 4.14 Kegiatan mempresentasikan hasil diskusi ......................... 123

Gambar 4.15 Kegiatan diskusi mengenai analogi langsung dan

personal............................................................................ 124

Gambar 4.16 Peserta didik berdiskusi menentukan konflik

padat ................................................................................ 125

Gambar 4.17 Peserta didik meninjau kembali tugas yang telah

dibuat ............................................................................... 125

Gambar 4.18 Peserta didik menulis teks cerita pendek secara

individu ............................................................................ 127

Page 21: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Model Project Based Learning ................................. 190

Lampiran 2 RPP Model Sinektik .......................................................... 221

Lampiran 3 Instrumen Pretest ............................................................... 252

Lampiran 4 Instrumen Postest ............................................................... 253

Lampiran 5 Angket Berpikir Kreatif ..................................................... 254

Lampiran 6 Uji Validitas dan Reabilitas Kinerja Produk ..................... 259

Lampiran 7 Uji Validitas dan Reabilitas Daya Kreatif ......................... 261

Lampiran 8 Uji Normalitas ................................................................... 263

Lampiran 9 Uji Homogenitas ................................................................ 264

Lampiran 10 Uji Hipotesis 1 ................................................................... 265

Lampiran 11 Uji Hipotesis 2 ................................................................... 268

Lampiran 12 Uji Hipotesis 3 ................................................................... 271

Lampiran 13 Hasil Daya Kreatif, Tes Awal dan Tes Akhir

Kelas Project Based Learning ............................................ 273

Lampiran 14 Hasil Daya Kreatif, Tes Awal dan Tes Akhir

Kelas Sinektik .................................................................... 274

Lampiran 16 Hasil Observasi sikap kelas Project Based

Learning ............................................................................. 275

Lampiran 17 Hasil Observasi sikap kelas sinektik ................................ 276

Lampiran 18 Teks Cerita Pendek Peserta Didik ..................................... 287

Lampiran 19 Surat Telah Melaksanakan Penelitian ............................... 294

Page 22: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menulis merupakan komunikasi tulis yang bertujuan menginformasikan

dan mengekspresikan maksud dan tujuan tertentu, baik dari pengalaman imajinatif

maupun hasil pengalaman realistik (Zulaeha, 2013:11). Gie (dalam Zulaeha

2013:11) mengungkapkan bahwa mengarang atau menulis adalah rangkaian

kegiatan seseorang mengungkapkan buah pikirannya melalui bahasa tulis untuk

dibaca dan dimengerti oleh orang lain atau pembaca. Seseorang memenuhi

kebutuhan ekspresi diri mereka melalui keterampilan berbicara dan menulis.

Gunes (dalam Balta, 2018) mengatakan bahwa menulis adalah meletakkan

informasi yang dipilih berdasarkan tujuan, metode, topik, dan batas di atas kertas

dengan menyusunnya melalui beberapa proses seperti memesan,

menglarifikasikan, mengasosiasikan, mencocokkan, mengkritik, memperkirakan,

menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi.

Kegiatan menulis merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam proses

pembelajaran. Balta (2018) mengatakan bahwa jenis teks yang berbeda

memerlukan penggunaan cara berpikir yang berbeda karena variasi dalam hal

fungsi dan struktur.

Kemampuan peserta didik dalam menulis disebabkan oleh berbagai faktor.

Salah satunya sebagian besar siswa terlalu banyak berpikir sehingga ia tidak

Page 23: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

2

sempat menulis. Kondisi ini sejalan dengan banyak siswa yang sulit sekali

menentukan kalimat pertama dalam karangan. Selain itu, kurang tajam dalam

pengamatan terhadap fenomena-fenomena kehidupan yang menyulitkan dalam

menentukan tema. Faktor yang lain yakni, memandang remeh dalam penggunaan

bahasa dalam bentuk tertulis sehingga terjadi kesalahan penggunaan kalimat yang

aneh, kalimat yang tidak runtut dan sebagainya (Darmadi, 1996:19). Nuryatin

(2016:90) menyatakan bahwa guru juga perlu bersikap adaptif, pebelajaran

individual murid harus dipertimbangkan, bahkan hanya dalam hubungannya

dengan kemampuan akademik mereka, tetapi juga gaya belajarnya. Ini berarti

bahwa mengajar perlu dibuat bervariasi, untuk memancing digunakannya cara-

cara belajar murid yang berbeda.

Salah satu kegiatan menulis adalah menulis cerita pendek. Cerpen

merupakan wadah yang biasa dipakai untuk menyuguhkan sebagian kecil saja dari

kehidupan tokoh paling menarik perhatian pengarang (Zulaeha, 2013:44). Teks

cerita pendek adalah karya sastra yang berisi cerita dari kehidupan tokoh yang

menarik perhatian pengarang yang di dalamnya terdapat konflik dan peristiwa-

peristiwa yang dialami oleh beberapa tokoh.

Dalam pembelajaran menulis cerita pendek memerlukan model yang tepat

agar peserta didik dapat menulis cerpen dengan baik sesuai dengan kaidah dan

struktur yang tepat. Dalam menulis cerita pendek, peserta didik sering kali

mengalami kesulitan.

Page 24: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

3

Hilal (2013) mengatakan bahwa fakta di lapangan menunjukkan model

pembelajaran yang digunakan belum mampu mendekatkan siswa kepada dunia

sastra. Masih ada siswa yang bahkan belum dapat menuangkan gagasannya ke

dalam sebuah tulisan khususnya dalam keterampilan menulis dan kurangnya

perhatian guru terhadap penerapan model pembelajaran yang efektif dan

bervariasi membuat siswa cepat bosan dan kurang memperhatikan pelajaran. Oleh

sebab itu, peneliti memberikan solusi berupa penerapan suatu model pembelajaran

yang efektif yang mampu membuat siswa merasa senang mengikuti pembelajaran

dan lebih mudah dalam mengungkapkan ide-ide atau gagasannya ketika menulis

cerpen. Zulaeha (2013) menguatkan bahwa pembelajaran yang menggunakan

model-model inovatif memberikan pengalaman kreatif bagi siswa untuk

menyesuaikan diri dengan konteks lingkungan masyarakat sosial.

Melihat kondisi di atas, sebaiknya guru sebelum melaksanakan

pembelajaran menulis guru mempertimbangkan tujuan dan memperhatikan model

pembelajaran yang akan digunakan untuk pembelajaran menulis terutama menulis

cerpen. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai

pedoman dalam melakukan pembelajaran. Model pembelajaran juga dapat

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan. Model

pembelajaran memiliki berbagai macam salah satunya model Project Based

Learning (PjBL) dan Model Sinektik yang akan digunakan pada penelitian ini.

Pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) adalah model

pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media,

(Kemendikbud, 2013:212). Pembelajaran berbasis proyek lebih menekankan pada

Page 25: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

4

proyek perseorangan atau kelompok yang dilaksanakan dalam jangka waktu

tertentu. Melalui pembelajaran berbasis proyek, peserta didik akan melakukan

eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan

berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran berbasis proyek diterapkan untuk

memotivasi siswa lebih aktif dan berinisiatif untuk memperoleh hal-hal yang

mereka inginkan baik pada sisi pengetahuan, pemahaman, dan keterampilannya.

Model project based learning cocok digunakan dalam pembelajaran

menulis teks cerita pendek karena model ini dapat menjadikan siswa terampil

dalam menemukan permasalahan mereka dalam kemampuan menulis cerita,

kemudian dapat mengerjakan proyek yang dalam hal ini adalah berbentuk teks

cerpen.

Pada penelitian sebelumnya, Sobihah dkk ( 2017) menemukan bahwa

hasil penelitian penerapan model pembelajaran berbasis proyek dalam

pembelajaran memproduksi teks cerita pendek adalah efektif. Nilai hasil tes kelas

eksperimen lebih baik dari pada hasil tes yang diperoleh kelas kontrol. Hal ini

dapat dilihat dari nilai rata-rata tes akhir yang diperoleh kelas eksperimen sebesar

84 sedangkan nilai rata-rata tes akhir yang diperoleh kelas kontrol sebesar 78,5.

Mahasneh (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “The Effect of

Project-Based Learning on Student Teacher Self-efficacy and Achievement”

memperoleh hasil menunjukkan bahwa perbedaan yang signifikan secara statistik

antara kelompok eksperimen dan kontrol dalam efikasi diri dan skor prestasi

karena pembelajaran berbasis proyek yang mendukung kelompok eksperimen.

Page 26: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

5

Berdasarkan hasil, para peneliti merekomendasikan menggunakan pembelajaran

berbasis proyek dalam kegiatan belajar mengajar, selain melakukan lebih banyak

studi untuk memverifikasi penggunaan pembelajaran berbasis proyek versus

metode tradisional di negara-negara Arab.

Sebagai pembelajaran berbasis proyek (PjBL), para peneliti telah

mengambarkan, dan memanfaatkan konteks interdisipliner, seperti studi sosial,

sebagai tempat untuk terlibat dalam pemecahan masalah dunia nyata dapat

memiliki dampak yang mendalam dan positif dengan memperdalam pemahaman

siswa, fleksibilitas dalam aplikasi dan transfer pengetahuan (Mergendoller, dkk.,

2000). Penelitian Bednar dkk, (1992) membahas bahwa PjBL terdiri dari

presentasi masalah otentik sebagai titik awal untuk belajar, dapat meningkatkan

motivasi siswa dan integrasi pengetahuan mereka. Lawless & Brown (2015)

mengatakan bahwa ketika bekerja secara kooperatif dalam kelompok dalam

lingkungan PjBL, siswa belajar bagaimana merencanakan dan menentukan apa

yang mereka butuhkan untuk memecahkan masalah, mengajukan pertanyaan, dan

memutuskan di mana mereka bisa mendapatkan jawaban ini karena mereka

memahami dunia di sekitar mereka. Menurut Hutasuhut (2010) dalam PjBL

peserta didik dituntut untuk menggunakan segalam potensinya dalam

memecahkan permasalahan dalam penyelesaian tugas.

Sementara itu, model pengajaran sinektik memberi daya imajinasi siswa

terhadap pengalaman yang dialami untuk memudahkan mereka menyusun

karangan tersebut. Model sinektik mengajak siswa berpikir kreatif dan

Page 27: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

6

menggunakan imajinasi mereka sehingga diharapkan hasil karya menulis lebih

kreatif dan berkualitas.

Model sinektik cocok digunakan dalam pembelajaran menulis teks cerita

pendek karena model ini menjadikan siswa kreatif dalam berpikir. Karena dalam

menulis teks cerita pendek memerlukan kekreatifan penulis yang tinggi agar

menghasilkan tes cerpen yang menarik.

Pada penelitian sebelumnya, Gordon (dalam Hastuti 1996) menyebutkan

bahwa hubungan kreativitas dengan proses sinektik dapat memunculkan proses

kreatif menuju kesadaran dan mengembangkan secara nyata kapasitas terhadap

individu dan kelompok. Selain itu, kreativitas merupakan pola pengembangan

mental yang baru. Komponen emosional lebih penting daripada kemampuan

intelektual. Banyak pemecahan masalah yang bersifat rasional dan intelektual;

jika yang dibantu dengan yang irrasional dan emosional akan membangkitkan ide-

ide segar.

Dalam penelitian Hilal (2013) yang berjudul “Keefektifan Pembelajaran

Menulis Cerpen dengan Menggunakan Model Problem Based Instruction (PBI)

dan Model Sinektik Pada Siswa SMA” diperoleh hasil bahwa pembelajaran

menulis cerpen dengan menggunakan model sinektik telah memenuhi kriteria

keefektifan. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t dimana t hitung berada di daerah

penerimaan hipotesis alternatif yang berarti terdapat perbedaan rata-rata tes awal

dan tes akhir kelas yang melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan

model sinektik. Skor tes akhir (setelah mendapat perlakuan) lebih baik daripada

Page 28: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

7

skor tes awal (sebelum diberi perlakuan). Pembelajaran menulis cerita pendek

dengan menggunakan model sinektik lebih baik dibandingkan pembelajaran

dengan menggunakan Problem Based Instruction (PBI). Hal ini dibuktikan

dengan uji perbedaan dua rata-rata antara kelas sinektik dengan kelas Problem

Based Instruction (PBI) yaitu ada perbedaan yang signifikan antara kelas yang

melaksanakan pembelajaran dengan model sinektik dengan kelas yang

melaksanakan pembelajaran dengan model Problem Based Instruction (PBI).

Munarto(2016) mengatakan bahwa Model sinektik menjadi alternatif yang sangat

tepat untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, ekspresif kreatif,

empati, dan wawasan dalam hubungan sosial, sehingga kreativitas siswa muncul

beragam.

Kedua model memiliki kelebihan masing-masing. Menurut Wena

(2009:147), model project based learning memiliki kelebihan: a) Meningkatkan

motivasi, b) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, c) Meningkatkan

kolaborasi, d) Meningkatkan keterampilan mengelola sumber, dan e) Increased

resource – management skill. Sedangkan model sinektik memiliki kelebihan: a)

strategi pembelajan yang digunakan dalam model pembelajaran sinektik

bermanfaat untuk mengembangkan pengertian baru pada diri siswa tentang suatu

masalah sehingga dia sadar cara menanggapinya, b) dapat mengembangkan

kejelasan pengertian dan internalisasi pada diri siswa tentang materi baru, c) dapat

mengembangkan pola pikir kreatif, baik pada diri siswa maupu pada guru, d)

dapat dilaksanakan dalam kebebasan intelektual dan kesamaan martabat antar

Page 29: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

8

siswa, dan e) dapat membantu siswa menemukan cara berpikir baru dalam

memecahkan suatu masalah.

Di samping menentukan model yang tepat, pendidik juga harus

mengetahui keadaan setiap peserta didik, karena menulis cerita pendek merupakan

jenis menulis kreatif, sehingga pendidik juga harus tahu tingkat kekreatifan

masing-masing peserta didik. Kreatifitas adalah cara berfikir dan bertindak atau

membuat sesuatu yang original (Mayaski, dalam Fachrudddin, 2017). Gardner

sebagaimana dikutip Fisher (2004) berpendapat kreatif merupakan kemampuan

memecahkan persoalan, membuat produk dan melahirkan pertanyaan. Para ahli

lainnya memahami kreatif sebagai state of mind dan proses imaginative yang

menghasilkan produk original dan mempunyai nilai (Fisher, 2004). Kemampuan

berpikir kreatif siswa tidak dapat berkembang dengan baik apabila dalam proses

pembelajaran guru tidak melibatkan siswa secara aktif dalam pembentukan

konsep, metode pembelajaran yang digunakan di sekolah masih secara

konvensional, yaitu pembelajaran yang masih berpusat pada guru. Pembelajaran

tersebut dapat menghambat perkembangan kreatifitas dan aktifitas siswa seperti

dalam hal mengkomunikasikan ide dan gagasan, Sugilar (2013). Sastra dapat

menjadi media untuk meningkatkan kreativitas dan kemampuan literasi siswa.

karena teks sastra merupakan produk kreatif, di dalamnya sarat akan nilai-nilai

edukatif dan karakter, dalam proses penciptaan karya sastra memerlukan

kreativitas yang tinggi, Ismayani (2017).

Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang di atas dan beberapa hasil

penelitian sebelumnya, maka perlu dilakukan pengujian model manakah yang

Page 30: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

9

paling efektif antara model Project Based Learning (PjBL) dan model sinektik

dalam menulis teks cerpen berdasarkan daya kreatif peserta didik.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, ada

beberapa permasalahan yang mempengaruhi pembelajaran menulis teks cerpen,

diantaranya dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal

merupakan faktor yang berasal dari diri peserta didik permasalah yang timbul

pada pembelajaran menulis teks cerpen yaitu : (1) keterampilan peserta didik

dalam menulis teks cerpen masih kurang (2) siswa kesulitan dalam memunculkan

ide, gagasan, dan perasannya dalam menulis teks cerpen. (3) peserta didik masih

belum mengetahui perbedaan teks cerpen dengan teks lainnya. Faktor eksternal

adalah faktor yang berasal dari guru dituntut menggunakan stragegi yang tepat,

kreatif dan menarik.

Salah Satu inovasi yang lahir untuk mengantisipasi perubahan paradigma

pendidikan adalah diterapkannya pemanfaatan model-model pembelajaran yang

memfasilitasi peserta didik dalam mengembangkan potensinya secara optimal.

Dalam pembelajaran guru dituntut lebih inovatif dalam menggunakan model-

model pembelajaran yang dapat memunculkan kegiatan umpan balik antara guru

dan peserta didik. Penggunaan model pembelajaran yang tepat mampu

menjembatani penyampaian materi dari guru kepada peserta didik, sehingga

peserta didik dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Page 31: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

10

1.3 Cakupan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka

permasalahan dalam penelitian ini perlu dibatasi. Hal ini bertujuan agar

permasalahan tidak terlalu luas dan tidak menyimpang dari tujuan. Peneliti

memberikan batasan masalah yaitu pembelajaran menulis teks cerpen berdasarkan

daya kreatif peserta didik yang terpusat pada penggunaan dua model yaitu model

project based learning dan model sinektik. Hasil pembelajaran menulis teks

cerpen dengan penggunaan kedua model tersebut dibandingkan, dan menentukan

model mana yang lebih efektif digunakan dalam pembelajaran menulis teks

cerpen pada peserta didik kelas XI SMA berdasarkan daya kreatif.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, permasalahan

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.

(1) Bagaimana keefektifan pembelajaran keterampilan menulis teks cerita pendek

dengan model project based learning berdasarkan daya kreatif peserta didik

kelas XI?

(2) Bagaimana keefektifan pembelajaran keterampilan menulis teks cerita pendek

dengan model sinektik berdasarkan daya kreatif peserta didik kelas XI?

(3) Bagaimanakah perbedaan keefektian pembelajaran menulis teks cerita pendek

dengan model project based learning dan model sinektik berdasarkan daya

kreatif peserta didik kelas XI?

Page 32: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

11

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk.

1) menganalisis keefektifan pembelajaran keterampilan menulis teks cerita

pendek dengan model project based learning berdasarkan daya kreatif peserta

didik kelas XI.

2) menganalisis keefektifan pembelajaran keterampilan menulis teks cerita

pendek dengan model sinektik berdasarkan daya kreatif peserta didik kelas

XI.

3) menganalisis perbedaan keefektian pembelajaran menulis teks cerita pendek

dengan model project based learning dan model sinektik berdasarkan daya

kreatif peserta didik kelas XI

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan khususnya

pada pembelajaran menulis. Adapun manfaat tersebut sebagai berikut .

1) Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat menambah hasanah perkembangan penelitian

pendidikan dan menambah pengetahuan dalam pembelajaran menyusun teks

cerpen di lembaga-lembaga pendidikan.

2) Manfaat praktis

Secara praktis, temuan-temuan penelitian ini bermanfaat bagi.

a. Bagi pendidik, penelitian ini memberikan kemudahan dalam memecahkan

masalah yang berkaitan dengan upaya pendidik untuk meningkatkan

Page 33: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

12

keterampilan menyusun teks cerpen, meningkatkan rasa tanggung jawab

pendidik terhadap mutu pendidikan, dan memberikan motivasi pendidik

untuk dapat melakukan penelitian-penelitian terkait dalam masalah

pembelajaran.

b. Bagi peserta didik, penelitian ini memberikan kemudahaan antara lain (1)

peserta didik dapat lebih siap menerima pelajaran karena sudah diberikan

pengetahuan awal, (2) peserta didik lebih termotivasi atau semangat dan

merasa tidak bosan pada saat kegiatan pembelajaran karena adanya inovasi

dari kegiatan pembelajaran, (3) peserta didik memperoleh banyak informasi

sehingga lebih mudah untuk menuangkan gagasannya dalam penyusunan

teks, (4) peserta didik merasa lebih memahami materi pelajaran yang sedang

diajarkan, dan (5) peserta didik dapat berlatih untuk berdiskusi atau

bekerjasama dalam kelompok.

c. Bagi sekolah, penelitian ini memberikan semangat bagi para pendidik di

sekolah tersebut, untuk melaksanakan penelitian-penelitian yang berkaitan

dengan peningkatan belajar peserta didik.

d. Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi

peneliti untuk mengadakan penelitian lanjutan yang berhubungan dengan

peningkatan kemampuan peserta didik dengan berbagai model dan media

dalam proses pembelajaran.

Page 34: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS, KERANGKA

BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka

Beberapa penelitian sebelumnya telah mengkaji keefektifan Pembelajaran

berbasis proyek (Project Based Learning) dan Model Sinektik dalam

meningkatkan kemampuan menulis para siswa. Di antaranya dilakukan oleh

Sobihah dkk (2017), Ambarwati (2015), Hastuti (1996), Hilal (2013), Lestari

(2015), Aldersi (2013), Smedt (2013), Pocinho (2014), Sunarto (2015), Rahman

(2015), Ardianti (2017), Amanda (2014), Atikah (2017), Milla (2014), Hasani

(2017), Torres (2017), Sirisrimangkorn (2018), Yusri (2018), Celik dkk (2018),

Mahasneh (2018), Baran dkk (2018) Ummah dkk. (2019), Huysken (2019), Fasy

(2019).

Sobihah dkk ( 2017) menyatakan bahwa hasil penelitian penerapan model

pembelajaran berbasis proyek dalam pembelajaran memproduksi teks cerita

pendek adalah efektif. Nilai hasil tes kelas eksperimen lebih baik dari pada hasil

tes yang diperoleh kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata tes akhir

yang diperoleh kelas eksperimen sebesar 84 sedangkan nilai rata-rata tes akhir

yang diperoleh kelas kontrol sebesar 78,5.

Relevansi dalam penelitian ini adalah sama sama menggunakan model

pembelajaran berbasis proyek dalam kegiatan pembelajaran menulis teks cerpen,

Page 35: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

14

namun. Dalam penelitian yang akan dilakukan adalah berdasarkan daya kreatif

peserta didik.

Dalam pelelitian lain, Ambarwati (2015) mengatakan model Project Based

Learning berbasis GQM terhadap kemampuan komunikasi matematis dan percaya

diri siswa adalah efektif, yang ditunjukkan dengan (1) kemampuan komunikasi

matematis siswa kelas eksperimen mencapai KKM individual, (2) kemampuan

komunikasi matematis siswa kelas eksperimen mencapai KKM klasikal, (3)

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih baik daripada

kelas kontrol, (4) percaya diri siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas

kontrol, serta ada pengaruh percaya diri terhadap kemampuan komunikasi

matematis yaitu sebesar 41,5%.

Relevansi dengan penelitian yang akan dilakuan adalah sama sama

menggunakan model project based learning, namun dalam pembelajaran materi

yang berbeda.

Pada penelitian sebelumnya, Gordon (dalam Hastuti 1996) menyebutkan

bahwa hubungan kreativitas dengan proses sinektik dapat memunculkan proses

kreatif menuju kesadaran dan mengembangkan secara nyata kapasitas terhadap

individu dan kelompok. Selain itu, kreativitas merupakan pola pengembangan

mental yang baru. Komponen emosional lebih penting daripada kemampuan

intelektual. Banyak pemecahan masalah yang bersifat rasional dan intelektual;

jika yang dibantu dengan yang irrasional dan emosional akan membangkitkan ide-

ide segar. Penelitian yang akan dilakukan adalah mencari tahu keefektifan model

sinektik pembelajaran menulis cerpen berdasarkan daya kreatif peserta didik,

Page 36: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

15

sehingga perpaduan antara variabel bebas dan variabel moderator sudah cocok

dan dapat dilaksanakan.

Lestari (2015) meneliti pengembangan bahan ajar menulis cerpen berbasis

proyek dengan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan siswa

menulis cerpen. Hasil yang diperoleh adalah bahan ajar yang dikembangkan

memiliki tingkat kelayakan ditinjau dari aspek kelayakan isi, aspek penyajian,

aspek kebahasaan, dan aspek kegrafisan secara keseluruhan sangat baik dan layak

digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen bagi siswa SMA kelas XII.

Selanjutnya bahan ajar tersebut juga mendapatkan respon yang sangat baik dari

siswa terkait dengan aspek kelayakan isi, aspek bahasa, aspek penyajian, dan

kegrafisan. Hal ini dibuktikan dengan hasil penilaian oleh subjek terbatas dengan

skor penilaian aspek materi 18,53 kategori sangat baik, aspek kebahasaan skor

18,97 kategori sangat baik , aspek penyajian skor 41,3 kategori sangat baik, aspek

kegrafisan skor 13.78 termasuk kategori sangat baik. Bahan ajar menulis cerpen

berbasis proyek dengan pendekatan kontekstual tersebut juga terbukti efektif

digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen karena setelah diujikan pada kelas

kontrol dan kelas eksperimen terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil

belajar menulis cerpen antara siswa yang belajar menggunakan modul menulis

cerpen (kelas eksperimen) dengan siswa yang belajar dengan menggunakan buku

standar yang disediakan di sekolah (kelas control) bahwa terdapat perbedaan

peningkatan nilai pretes dan postest antara kedua kelas yang cukup signifikan.

Rata-rata peningkatan nilai kelas eksperimen yang menggunakan modul sebesar

Page 37: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

16

2,81, sedangkan rata-rata kenaikan nilai kelas kontrol yang tidak menggunakan

modul sebesar 0,5.

Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama

menggunakan model sinektik dalam pebelajaran menulis cerpen, namun dalam

penelitian Lestari menggunakan pendekatan kontekstual.

Hasani (2017) melakukan penelitian yang berjudul “Using Project-based

Learning in Writing an Educational Article: An Experience Report”, Penelitian ini

melibatkan 32 siswa dari 2nd Pendidikan Matematika Tahun Akademik

2015/2016. Kami menggambarkan studi reflektif pada artikel mereka yang

dipublikasikan di media massa lokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat

siswa sangat bervariasi, ada pendidikan dan pendidikan sejarah, pendidikan dan

nilai-nilai, masalah pendidikan kontemporer dan pendidikan matematika. Hal ini

juga menunjukkan bahwa menggunakan pembelajaran berbasis proyek, jumlah

artikel siswa yang diterbitkan di media massa adalah 25% (8 dari 32 artikel),

artikel sisanya (75%) sedang ditinjau. Dari hasil, dapat disimpulkan bahwa

dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek, kemampuan menulis siswa

dapat ditingkatkan. Selanjutnya, pembelajaran ini dapat mendorong pembelajaran

siswa dan melibatkan fakultas dalam pengembangan profesional.

Torres (2017) melakukan penelitian yang berjudul “Increasing EFL

Learners’ Oral Production at a Public School Through Project-Based Learning”

penelitian ini meneliti bagaimana sekelompok siswa kelas sembilan meningkatkan

keterampilan berbicara dalam bahasa Inggris sebagai ruang kelas bahasa asing

melalui pembelajaran berbasis proyek. Data tentang pengalaman dikumpulkan

Page 38: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

17

melalui catatan lapangan, transkrip kinerja lisan peserta didik, dan satu

wawancara. Teori beralas diimplementasikan untuk analisis data, di mana tiga

temuan utama muncul: (1) pembelajaran berbasis proyek mendorong siswa untuk

meningkatkan produksi lisan melalui pengembangan kompetensi leksikal, (2)

membantu mereka mengatasi ketakutan berbicara di l2, dan (3) ), meningkatkan

minat mereka untuk belajar tentang kehidupan sekolah dan komunitas mereka.

Sirisrimangkorn (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “The Use of

Project-based Learning Focusing on Drama to Promote Speaking Skills of EFL

Learners” mengatakan bahwa penggunaan pembelajaran berbasis proyek yang

berfokus pada drama direkomendasikan untuk meningkatkan keterampilan

berbicara dan faktor afektif. Penelitian ini juga menyoroti keuntungan

menggunakan pembelajaran berbasis proyek yang berfokus pada drama sebagai

metode pengajaran yang efektif karena memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk berbicara bahasa Inggris dan dipandang sebagai cara yang

menyenangkan bagi peserta didik untuk belajar bahasa asing. Akhirnya, penelitian

ini merekomendasikan penggunaan pembelajaran berbasis proyek yang berfokus

pada drama di kelas bahasa karena memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk berbicara bahasa asing dalam konteks komunikatif.

Yusri (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “The Effects of Problem

Solving, Project-Based Learning, Linguistic Intelligence and Critical Thinking on

the Students’ Report Writing” memperoleh hasil bahwa (1) Keterampilan menulis

laporan siswa yang diajarkan melalui pemecahan masalah lebih tinggi daripada

yang diajarkan melalui pembelajaran berbasis proyek. (2) Ada interaksi antara

Page 39: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

18

penyelesaian masalah, pembelajaran berbasis proyek, kecerdasan linguistik dan

pemikiran kritis pada penulisan laporan siswa. (3) Penulisan laporan siswa yang

diajar melalui pemecahan masalah dan memiliki kecerdasan linguistik tinggi dan

berpikir kritis tinggi lebih tinggi daripada mereka yang diajar melalui

pembelajaran berbasis proyek dan memiliki kecerdasan linguistik tinggi dan

pemikiran kritis tinggi (4) Laporan siswa keterampilan menulis yang diajarkan

melalui pemecahan masalah dan memiliki kecerdasan linguistik rendah dan

berpikir kritis rendah lebih rendah daripada mereka yang diajarkan melalui

pembelajaran berbasis proyek dan memiliki kecerdasan linguistik rendah dan

berpikir kritis rendah. Pengantar alat komunikasi paling kuat adalah bahasa.

Sederhananya, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu

yang terlintas dalam pikiran. Namun, bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau

alat berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, ide, konsep atau

perasaan. Dalam pendidikan, keterampilan menulis memiliki arti yang sangat

penting. Siswa yang tidak mampu menulis dengan baik cenderung menghadapi

hambatan dalam berkomunikasi, tetapi siswa yang sering menulis, secara tidak

langsung akan mengasah kemampuan berpikir kritis dalam menyelesaikan semua

masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Namun, banyak siswa yang

tidak menyadari pentingnya keterampilan menulis. Padahal sebagian besar dari

mereka merasa malas dan enggan menulis, karena dalam proses penulisan

diperlukan pemikiran yang mendalam dan waktu luang, termasuk menulis laporan

dalam bahasa Inggris.

Page 40: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

19

Kemampuan seseorang untuk mengekspresikan ide juga dipengaruhi oleh

kecerdasan linguistik dan pemikiran kritis. Dalam kegiatan sehari-hari, kecerdasan

linguistik adalah salah satu kecerdasan esensial, karena kecerdasan linguistik

berkaitan dengan kemampuan menulis. Kecerdasan linguistik memengaruhi

kemampuan seseorang untuk mengomunikasikan gagasannya. Ini terkait erat

dengan keterampilan bahasa, termasuk keterampilan menulis.

Celik (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “The Impact of Project-

Based Learning on Achievement and Student Views: The Case of AutoCAD

Programming Course” mengatakan bahwa Dalam penelitian tersebut, campuran

desain deskriptif di mana data kualitatif dan kuantitatif dikumpulkan dan

dianalisis. Kuantitatif bagian dilakukan dengan metode skrining relasional dan

bagian kualitatif dilakukan dengan deskriptif metode analisis. Kelompok studi

termasuk 13 siswa baru yang menghadiri sekolah menengah kejuruan pendidikan,

program inspeksi bangunan di sebuah universitas yang terletak di wilayah

Anatolia Timur di Turki selama Semester musim semi tahun akademik 2016-2017

dan dipilih dengan metode convenience sampling. Penelitian itu dilakukan selama

periode 14 minggu di mana kursus pemrograman terkait diinstruksikan. Dalam

studi, Data kuantitatif dikumpulkan dengan tes prestasi yang mengukur prestasi

akademik universitas siswa dalam kursus pemrograman AutoCAD. Data kualitatif

dikumpulkan dengan formulir wawancara terstruktur dirancang untuk

mengumpulkan pandangan siswa tentang kursus terkait. Data kuantitatif dianalisis

dengan uji-t dan metode analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data

kualitatif. Kesimpulannya, ditentukan bahwa pembelajaran berbasis proyek

Page 41: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

20

memiliki dampak positif pada prestasi akademik. Selanjutnya, siswa menyatakan

itu mereka mencapai pembelajaran yang bermakna sebagai hasil dari aplikasi

pembelajaran berbasis proyek dan metodenya memadai untuk proses pengajaran,

meningkatkan minat mereka pada kursus dan menghubungkan konten dengan

kehidupan sehari-hari.

Mahasneh (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “The Effect of

Project-Based Learning on Student Teacher Self-efficacy and Achievement”, Hasil

penelitian menunjukkan bahwa perbedaan yang signifikan secara statistik antara

kelompok eksperimen dan kontrol dalam efikasi diri dan skor prestasi karena

Pembelajaran Berbasis Proyek yang mendukung kelompok eksperimen.

Berdasarkan hasil, para peneliti merekomendasikan mengadopsi Pembelajaran

Berbasis Proyek dalam situasi belajar mengajar, selain melakukan lebih banyak

studi untuk memverifikasi penggunaan Pembelajaran Berbasis Proyek versus

metode tradisional di negara-negara Arab.

Baran dkk (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “Learning Physics

through Project-Based Learning Game Techniques” menunjukkan bahwa rata-

rata pencapaian konsep nilai post-test siswa di kelompok eksperimen berbeda

secara signifikan. Apalagi siswa dalam eksperimen kelompok mengindikasikan

bahwa mereka telah menikmati pelaksanaan kegiatan. Dan mereka berpikir bahwa

metode ini harus diterapkan di semua kelas fisika karena itu telah secara positif

mempengaruhi sikap mereka terhadap subjek dan memotivasi. Itu formulir

penilaian diri diisi oleh peserta dalam kelompok eksperimen juga mengungkapkan

berbagai pendapat mengenai aplikasi, baik positif maupun negatif.

Page 42: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

21

Ummah dkk (2019) dalam penelitiannya yang berjudul “Creating

Manipulatives: Improving Students' Creativity Through Project-Based Learning”

memperoleh hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan kreativitas melalui

pembelajaran berbasis proyek. Meningkatnya kretivitas ini didasarkan pada

proyek pembuatan media pembelajaran matematika manipulatif. Peningkatan

kreativitas juga didasarkan pada dipenuhinya aspek fleksibilitas dan kebaruan

dalam kriteria baik, sedangkan aspek orisinalitas memenuhi kriteria cukup baik.

Huysken (2019) dalam penelitiannya yang berjudul “Assessing

Collaborative, Project-based Learning Models in Introductory Science Courses”

mengatakan bahwa Model pembelajaran kolaboratif dan berbasis proyek telah

terbukti bermanfaat bagi pembelajaran dan keterlibatan siswa dalam disiplin

STEM. Studi kasus ini mengevaluasi penggunaan model pembelajaran berbasis

proyek dan masalah yang sangat kolaboratif dalam kursus pengantar dalam

geosains dan biologi. Dalam geosains, kami mengembangkan modul berbasis

proyek dengan fokus lokal yang kuat. Tim siswa bekerja di tiga laboratorium

berbasis proyek yang berurusan dengan geologi / geomorfologi lokal, kualitas air

dari aliran lokal, dan masalah banjir lokal. Ini menggantikan laboratorium yang

diajarkan secara tradisional pada peta topografi dan sungai dan aliran. Tim siswa

mempresentasikan hasil proyek sebagai pengganti mengambil praktik

laboratorium tradisional. Dalam biologi, kami merancang model pembelajaran

kolaboratif yang memasukkan tiga modul pembelajaran berbasis masalah ke

dalam kursus biologi pengantar semester pertama. Siswa ditugaskan topik dalam

evolusi, biologi sel dan genetika untuk penelitian secara mandiri selama semester,

Page 43: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

22

dengan masing-masing modul memuncak dalam presentasi singkat tentang topik

tersebut. Modul dirancang untuk mencerminkan konsep yang dibahas dalam

kuliah. Hasil awal menunjukkan bahwa kinerja siswa dan sikap terhadap materi

pelajaran diuntungkan dari model pembelajaran ini.

Sementara itu, untuk penelitian tentang model model sinektik dalam

meningkatkan kemampuan menulis para siswa dilakukan oleh Gordon (dalam

Hastuti 1996) menyebutkan bahwa hubungan kreativitas dengan proses sinektik

dapat memunculkan proses kreatif menuju kesadaran dan mengembangkan secara

nyata kapasitas terhadap individu dan kelompok. Selain itu, kreativitas merupakan

pola pengembangan mental yang baru. Komponen emosional lebih penting

daripada kemampuan intelektual. Banyak pemecahan masalah yang bersifat

rasional dan intelektual; jika yang dibantu dengan yang irrasional dan emosional

akan membangkitkan ide-ide segar.

Dalam penelitian Hilal (2013) diperoleh hasil bahwa pembelajaran

menulis cerpen dengan menggunakan model sinektik telah memenuhi kriteria

keefektifan. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t dimana t hitung berada di daerah

penerimaan Hipetesis alternatif yang berarti terdapat perbedaan rata-rata tes awa

dan tes akhir kelas yang melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan

model sinektik. Skor tes akhir (setelah mendapat perlakuan) lebih baik daripada

skor tes awal (sebelum diberi perlakuan). Pembelajaran menulis cerita pendek

dengan menggunakan model sinektik lebih baik dibandingkan pembelajaran

dengan menggunakan Problem Based Instruction (PBI). Hal ini dibuktikan dengan

uji perbedaan dua rata-rata antara kelas sinektik dengan kelas Problem Based

Page 44: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

23

Instruction (PBI) yaitu ada perbedaan yang signifikan antara kelas yang

melaksanakan pembelajaran dengan model sinektik dengan kelas yang

melaksanakan pembelajaran dengan model Problem Based Instruction (PBI). Fasy

(2019) dalam penelitiannya yang berjudul “The Effectiveness of Learning to

Write Conservation Poetry Texts with a Synectic Model Based on the Students’

Independence Level” memperoleh hasil belajar menulis teks puisi konservasi

dengan model sinektik lebih efektif digunakan pada siswa yang memiliki tingkat

kemandirian yang tinggi.

Perbedaan dengan penelitian di atas dengan yang sedang penelitian

dilakukan penulis ada bawah digunakannya dua model sekaligus antara

Pembelajaran berbasis proyek (Project based Learning) dan Model Sinektik untuk

kemudian dibandingkan model mana yang paling efektif dalam meningkatkan

kemampuan menulis dalam hal ini menulis cerpen dari objek penelitian.

Al Dersi (2013) menulis artikel beijudul “The Use of Short-Stories for

Developing Vocabulary of EFL Learners” Artikel ini bertujuan untuk mengetahui

peran cerita pendek dalam mengembangkan kosakata pelajar EFL, Hasil

penelitian menunjukkan penggunaan cerita pendek mempunyai banyak manfaat

pedagogis dan menyenangkan bagi siswa. Dalam artikel ini juga membuktikan

dengan membaca cerita pendek dapat meningkatkan kosakata pelajar EFL. Selain

itu, proses pembelajaran lebih menyenangkan dan bermakna. Khalib (2013) juga

menulis artikel berjudul “Short Story Based Language Teaching (SSBLT): A

literature-based Language Teaching Method” Dalam artikel ini dinyatakan bahwa

sastra merupakan bahan yang berharga dan menarik untuk meningkatkan

Page 45: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

24

kemampuan berbahasa peserta didik. Penggunaan centa pendek bertujuan untuk

membantu peserta didik belajar bahasa dan membantu dalam menggunakan

bahasa untuk komunikasi.

Smedt (2013) juga menulis artikel yang berjudul “A Research Synthesis on

Effective Writing Instruction in Primary Education” mengemukakan bahwa

keterampilan menulis yang efektif sangat diperlukan untuk berpartisipasi dalam

masyarakat. Meskipun penting, tetap ada kekhawatiran tentang menulis pada

keterampilan menulis di sekolah dasar. Tetapi pada abad ke 21, Smedt

mengemukakan bahwa anak-anak harui siap dengan keterampilan menulis.

Pocinho, et.al (2014) menulis artikel yang berjudul “Learning to Write and

Get School Success: a Quasi-Experimental Study among 9th Formers”

mengemukakan bahwa artikel ini bertujuan untuk menganalisis hasil pelaksanaan

Program Strategi Menulis pada tahun 2007-2008, yang dirancang oleh

sekelompok guru Portugis sehagai bahasa ibu. Penelitian ini dibagi menjadi dua

kclompok yaitu kelompok ckspcrimen dan kontrol. Kelompok eksperimen

(n=110) dan kelompok kontrol kelompok kontrol (n=99), kelompok tersebut

memiliki kesulitan dengan keterampilan menulis dalam bahasa ibu mereka (yaitu

Lexis, sintaks, jenis teks dan organisasi ide). Hasil penelitian menyimpulkan

bahwa kelompok eksperimen memperoleh peningkatan secara signifikan jika

dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa program

studi menulis membawa manfaat untuk meningkatkan keterampilan menulis.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Smedt (2013) dan Pocinho et.al

(2014) dapat disimpulkan bahwa menulis bukan semata kegiatan belajar

Page 46: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

25

menuangkan pikiran ke dalam bentuk tulisan. Perbedaan penelitian ini dengan

kedua penelitian tersebut adalah pada aspek menulis, Smedt dan Pocinho, et.al

menggeneralkan menulis saja, tetapi pada penelitian ini menspesifikannya

menjadi menulis cerpen. Tentu saja dengan prinsip yang sama yaitu menulis

merupakan cara belajar yang efektif.

Sunarto (2015) juga dalam penelitiannya yang berjudul “Pengembangan

Model Sinektik Terpimpin Berwawasan Lingkungan Menulis Puisi Dalam

Pembentukan Moral Siswa” memperoleh hasil model sinektik terpimpin pada

pembelajaran menulis puisi berwawasan lingkungan dalam pembentukan moral

siswa sekolah dasar sebagai produk pengembangan terbukti efektif untuk

meningkatkan hasil pembelajaran menulis puisi berwawasan lingkungan. Hal

tersebut tampak keberhasilan pada tes akhir yang menunjukkan nilai rata-rata

siswa yang lebih baik dibandingkan dengan hasil tes awal. Nilai KKM kelas saat

uji coba model mencapai ketuntasan 100%, sebelum uji coba ada beberapa siswa

yang belum mencapai ketuntasan yaitu 30% pada sekolah model I dan 37% pada

sekolah model II.Dalam penggunaan model ini guru diharapkan memahami

prinsip-prinsip model sinektik, kreatif dalam membimbing siswa pada saat siswa

berada di lingkungan sekitar, dan mampu menumbuhkan sikap moral berbasis

lingkungan.

Rahman (2015) melakukan penelitian yang berjudul “keefektifan

pembelajaran menyusun teks cerita pendek dengan model quantum dan project

based learning (PjBL) pada siswa SMP”. Hasil dari penelitian tersebut

menunjukkan pembelajaran menyusun teks cerita pendek secara tertulis pada

Page 47: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

26

kelas VII efektif dilakukan dengan model quantum dan PjBL. Pembelajaran

menyusun teks cerita pendek secara tertulis pada kelas VII menggunakan model

quantum lebih efektif dibanding dengan menggunakan model PjBL.

Perbedaan penelitian yang akan dilakukan adalah penggunaan model

quantum dan PJBL, sedangkan peneliti akan menggunakan model sinektik dan

PJBL dalam menulis teks cerita pendek.

Ardianti (2017) dalam penelitiannya yang berjudul “Implementasi Project

Based Learning (PjBL) Berpendekatan Science Edutainment Terhadap Kreativitas

Peserta Didik” menatakan bahwa terdapat perbedaan signifikans pada kreativitas

peserta didik antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penggunaan

PjBL berpendekatan science edutainment memberikan pengaruh yang signifikans

terhadap kreativitas peserta didik. Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh

Amanda, (2014) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek

Terhadap Hasil Belajar IPA Ditinjau dari Self Efficacy Siswa” menyatakan bahwa

model pembelajaran berbasis proyek mampu meningkatkan pencapaian hasil

belajar siswa lebih baik dibandingkan model pembelajaran konvensional.

Atikah (2017) dalam penelitiannya yang berjudul “Model Pembelajaran

Berbasis Proyek Melalui Pendekatan Kontekstual Dalam Menulis Teks Berita”

mengemukakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada pemberlakuan

pertama dan kedua dalam menulis teks berita dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis proyek melalui pendekatan kontekstual.

Milla (2014), mengatakan bahwa abad 21 menuntut manusia harus kreatif

dalam mampu menciptakan solusi baru, menemukan prinsip baru dan penemuan

Page 48: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

27

baru, menciptakan cara baru untuk mengkomunikasikan gagasan baru, mampu

kerjasama kelompok untuk memecahkan masalah yang rumit atau untuk

menciptakan perangkat kompleks, menghasilkan jasa, dan produk-produk. Ia

melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model PjBL (Project-Based

Learning) terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar Siswa pada

Materi Pengelolaan Lingkungan” Hasil yang didapatkan dari pembelajaran

tersebut adalah terjadi pengaruh yang signifikan (F=6,39, db=1, p=0,01) dalam

penerapan model PjBL (Project-Based Learning) terhadap hasil belajar kognitif

dengan metode analisis kovarian (ANAKOVA). Selain itu hasil penelitian ini juga

terjadi perbedaan yang signifikan (F=6,89, db=39,06, p=0,00) terhadap

kemampuan berpikir kreatif serta terjadi perbedaan yang signifikan (F=3,87,

=39,33, p=0,00) terhadap hasil belajar afektif menggunakan uji t (independent

sample t test). Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan model PjBL

berpengaruh terhadap kemampan berpikir kreatif dan hasil belajar siswa kelas VII

di SMP Negeri 2 Balung.

Dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti di

atas, model Project Based Learning dapat digunakan dalam pembelajaran menulis

dan pembelajaran lainnya dengan efektif, salah satunya menulis teks cerita

pendek. Model Sinektik juga dapat digunakan dalam pembelajaran menulis. Oleh

sebab itu, akan membandingkan kedua model tersebut dan mencari tahu mana

yang lebih efektif dalam pebelajaran menulis teks cerita pendek.

Page 49: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

28

2.2 Landasan Teoretis

Pada penelitian ini, teori yang dijadikan sebagai dasar meliputi konsep-

konsep tentang (1) cerita pendek, (2) model pembelajaran (3) model Project

Based Learning, (4) model sinektik (5) daya kreatif.

2.2.1 Cerita Pendek

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai hakikat cerita pendek, unsur-

unsur cerita pendek, langkah-langkah menulis cerita pendek, dan manfaat menulis

cerita pendek.

2.2.1.1 Hakikat Teks cerpen

Sebuah cerita yang pendek belum tentu dapat digolongkan ke dalam jenis

cerita pendek jika ruang lingkup dan permasalahan yang diungkapkan tidak

memenuhi persyaratan yang dituntut oleh cerita pendek. Cerpen adalah wadah

yang biasanya dipakai oleh pengarang untuk menyuguhkan sebagian kecil saja

dari kehidupan tokoh yang paling menarik perhatian pengarang (Suharianto

1982:39).

Menurut Nursito (1999:112), cerpen adalah cerita yang hanya

menceritakan satu peristiwa dari seluruh kehidupan pelakunya atau cerita yang

pendek, namun tidak setiap cerita yang pendek dapat digolongkan ke dalam

cerpen. Cerpen adalah cerita yang pendek dan di dalamnya terdapat pergolakan

jiwa pada diri pelakunya sehingga secara keseluruhan cerita bisa menyentuh

nurani pembaca yang dapat dikategorikan sebagai sebuah sastra cerpen.

Ismail (2001:40) menyebutkan cerpen adalah salah satu ragam fiksi atau

cerita rekaan yang sering disebut kisahan prosa pendek.

Page 50: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

29

Menurut Rani dan Maryani (2004:85), cerpen adalah karangan pendek

yang berbentuk prosa. Dalam cerpen diceritakan sepenggal kehidupan tokoh yang

penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan atau menyenangkan dan

mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan.

Cerita Pendek yang sering pula disebut cerpen sesuai dengan sebutannya,

memang sebuah cerita yang singkat. Alur yang diceritakan tidak bertele-tele

sehingga cerita padat dan tepat dan langsung menuju sasaran masalah dalam

proses penceritaannya. Supratman (2004:85) mengemukakan, “Cerpen (cerita

pendek) adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Dalam cerpen dikisahkan

sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan

atau menyenangkan dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan.

Sudjiman (1990:16) menyatakan, “Cerita pendek (short story) adalah kisahan

pendek kurang dari 10.000 kata yang dimaksudkan dapat memberikan kesan

tunggal dan dominan. Cerita pendek memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu

situasi pada suatu ketika. Meskipun persyaratan ini tidak terpenuhi, cerpen tetap

memperlihatkan kepaduan sebagai patokan. Cerpen yang efektif terdiri dari tokoh

yang ditampilkan pada satu latar belakang dan lewat lakuan lahir dan batin terlibat

dalam satu situasi.”

Kemudian Rosidi (dalam Purba, 2001:53) menyatakan, “Cerpen atau cerita

pendek adalah cerita yang pendek dan merupakan suatu kebulatan ide. Dalam

kesingkatan dan kepaduan itu, sebuah cerita pendek adalah lengkap, bulat dan

singkat. Semua bagian dalam cerpen mesti terkait pada suatu kesatuan jiwa,

Page 51: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

30

pendek, padat, dan lengkap. Tidak ada bagian-bagian yang boleh lebih atau bisa

dibuang.”

Sumardjo (2001:91) berpendapat bahwa cerpen adalah seni, keterampilan

menyajikan cerita, yang di dalamnya merupakan satu kesatuan bentuk utuh,

manunggal, dan tidak ada bagian-bagian yang tidak perlu, tetapi juga ada bagian

yang terlalu banyak.

Menurut Ardiana (2002:8), cerpen merupakan salah satu bentuk cerita

fiksi. Cerpen sesuai dengan namanya, memperlihatkan sifat yang serta pendek,

baik peristiwa yang diungkapkan, isi cerita, jumlah pelaku, dan jumlah kata yang

digunakan. Cerpen merupakan karya fiksi yang disusun sesuai dengan ide yang

muncul pada otak penulis. Gagasan tersebut kemudian disusun dengan bahasa

yang menarik sehingga dapat mempengaruhi pembaca. Selain itu, penulisan

cerpen harus memperhatikan jumlah kata karena cerpen harus dapat dibaca

dadlam waktu yang singkat.

Wiyanto (2005:96) mengemukakan bahwa menulis cerpen harus banyak

berkhayal karena cerpen memang karya fiksi yang berbentuk prosa. Peristiwa-

peristiwa yang terjadi dalam cerpen berdasarkan kreatifitas pengarangnya.

Demikian pula para pelaku yang terlibat dalam peristiwa berdasarkan kreativitas

pengarang. Waktu, tempat, dan suasana terjadi peristiwapun bergantung pada

kreativitas pengarangnya. Oleh karena itu, ecrpen disebut cerita rekam.

Zulaeha (2013:44) mengatakan bahwa cerpen merupakan wadah yang

dipakai pengarang untuk menyuguhkan sebagian kecil saja dari kehidupan tokoh

yang menarik perhatian pengarang.

Page 52: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

31

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa cerita pendek

adalah cerita fiksi yang permasalahannya berisi sebagian kecil dari kehidupan

tokoh yang menarik perhatian pengarang dan keseluruhan cerita memberi kesan

kepada pembaca. Cerita pendek merupakan sebuah karya sastra yang

mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian dalam satu situasi

atau peristiwa hingga semua bagian terkait pada kebulatan yang utuh dan menjadi

satu kesatuan jiwa.

2.2.1.2 Unsur-unsur Cerita Pendek

Cerita pendek termasuk ke dalam cerita rekaan atau fiksi yang di dalamnya

memiliki beberpa unsur penting dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan

yang lain karena unsur-unsur tersebut sebuah satu kesatuan.

Suroto (1989:63) mengemukakan, “Ada dua unsur pokok yang

membangun karya sastra (cerpen) yaitu unsur intrinsik atau unsur dari dalam dan

unsur ekstrinsik atau unsur dari luar. Unsur intrinsik adalah unsur dalam sastra

yang ikut mempengaruhi terciptanya karya sastra. Sedangkan unsur ekstrinsik

adalah unsur luar karya sastra yang ikut mempengaruhi terciptanya karya sastra.”

Nugriyantoro (2001:23) menyatakan, “Unsur intrinsik adalah unsur-unsur

yang membangun karya sastra itu sendiri, unsur inilah yang menyebabkan karya

sastra itu hadir sebagai karya sastra. Unsur-unsur yang secara faktual akan

dijumpai jika orang membaca karya sastra.”

Page 53: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

32

Selain itu, Kosasih (2004:251) menyatakan, “Unsur-unsur intrinsik

pembentuk cerpen adalah tema, alur, penokohan, sudut pandang, dan gaya

bahasa.”

Selain unsur intrinsik, ada juga unsur ekstrinsik. Suroto (1989:138)

mengemukakan, “Unsur-unsur ekstrinsik cerpen meliputi latar belakang

kehidupan pengarang, keyakinan, dan pandangan hidup pengarang, adat istiadat

yang berlaku saat itu, situasi politik dan lain-lain.

Nuryatin (2016:61) mengemukakan bahwa unsur pembangun cerpen

mencakupi tema (dan amanat), penokohan, alur, latar, pusat pengisahan/sudut

pandang, dan gaya cerita. Berikut ini dipaparkan pengertian masing-masing unsur

tersebut.

1. Tema dan Amanat

Tema adalah ide sentral sebuah cerita. Tema cerpen ialah dasar cerita,

yaitu suatu konsep atau ide atau gagasan yang menjadi dasar diciptakannya

sebuah cerpen.

Dalam sebuah cerpen terkadang terdapat pemecahan persoalan yang ada.

Pemecahan masalah itu diistilahkan dengan amanat. Amnat juga dapat diartikan

sebagai pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.

Amanat dapat disampaikan oleh penulis melalui dua cara. Cara yang

pertama, amanat disampaikan secara tersurat; maksudnya, pesan yang hendak

disampaikan oleh penulis ditulis secara langsung di dalam cerpen; biasanya

diletakkan pada bagian akhir cerpen. Dalam hal ini pembaca dapat langsung

mengetahui pesan yang disampaikan oleh penulis. Cara yang kedua, amanat

Page 54: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

33

disampaikan secara tersirat; maksudnya, pesan tidak dituliskan secara langsung di

dalam teks cerpen melainkan disampaikan melalui unsur-unsur cerpen. Pembaca

diharapkan dapat menyimpulkan sendiri pesan yang terkandung di dalam cerpen

yang dibacanya (Nuryatin, 2016:63).

2. Tokoh dan Penokohan

Tokoh cerita atau charater adalah pelaku yang dikisahkan perjalanan

hidupnya dalam cerita fiksi lewat alur baik sebagai pelaku maupun penderita

berbagai peristiwa yang diceritakan.

Nuryatin (2016:66) menambahkan, masalah yang kemudian muncul,

bagaimanakah cara untuk dapat mengetahui tokoh utama dalam sebuah cerita

yang muungkin melibatkan sekian banyak tokoh. Ada tiga langkah yang dapat

ditempuh dalam usaha menentukan tokoh dalam sebuah cerita.

Pertama, melihat masalahnya (tema), lalu mencari tokoh mana yang paling

banyak berhubungan atau terlibat dengan masalah tersebut. Kedua, mencari tokoh

mana yang paling banyak berhubungan dengan tokoh-tokoh lainnya. Ketiga,

mencari tokoh mana yang paling banyak memerlukan waktu penceritaan tokoh

yang paling banyak memenuhi persyaratan yang demikian itu adalah sebagai

tokoh utama, Esten (dalam Nuryatin, 2016:66).

K.M. (1991:33) mengemukakan bahwa bila kita membaca sebuah cerita

dan mengikuti jalan ceritanya, kita memahami kisahan tokoh dalam cerita itu.

Tokoh dalam cerita itu mempunyai watak atau karakter yang mewarnai cerita

tersebut. Ada yang berwatak jujur, sabar, rajin, hormat, pengasih, penyayang,

Page 55: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

34

penolong, humor, lucu, atau, berwatak keras, penentang, mudah tersinggung,

kikir, sadis, kasar, cemburu, mudah curiga, pemalu dan sebagainya.

3. Alur

Alur merupakan terjemahan dari istilah inggris plot. Alur adalah sambung-

sinambung peristiwa berdasarkan hukum sebab akibat. Alur tidak hanya

mengemukakan apa yang terjadi, tetapi juga menjelaskan mengapa hal itu terjadi

dengan sambung-sinambungnya peristiwa inii terjadilah sebuah cerita.sebuah

cerita bermula dan berakhir, dan antara awal dan akhir inilah terlaksana alur itu,

Stanton (dalam Nuryatin, 2016:69).

Alur cerita dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis yang berbeda

berdasarkan kriteria urutan waktu, kepadatan (kualitatif), dan jumlah (kuantitatif).

Berdasarkan urutan waktu, alur dapat dibedakan menjadi dua kategori,yaitu alur

kronologis dan alur tak kronologis. Alur kronologis disebut alur lurus atau alur

maju atau alur progresif. Alur tak kronologis disebut alur mundur, alur sorot balik,

alur flash-back atau alur regresif.

Berdasarkan kepadatan atau secara kualitatif,alur dapat dikategorikan

menjadi dua, yakni alur erat dan alur longgar. Dalam alur erat hubungan antara

peristiwa satu dengan peristiwa lainnya organik sekali; tidak ada satu peristiwa

pun yang dapat dilepas tanpa merusak keseluruhan cerita. Dalam alur longgar,

hubungan antar peristiwa tidak sepadu dalam alur erat; ada saja kemungkinan

untuk melepas salah satu peristiwa tanpa merusak keutuhan cerita, Stanton (dalam

Nuryatin 2016:74).

Page 56: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

35

Berdasarkan jumlah atau secara kuantitatif, alur dapat dikategorikan

menjadi dua, yakni alur tunggal dan alur ganda. Karya sastra fiksi yang berplot

tunggal biasanya hanya mengembangkan sebuauh cerita dengan menampilkan

seorang tokoh utama protagonis yang serbaa hero. Cerita pada umumnya hanya

mengikuti perjalanan hidup tokoh tersebut.dalam alur ganda terdapat lebih dari

satu alur. Struktur alur dalam cerita yang beralur ganda dapat terdiri atas adanya

sebuah alur utama (main plot) dan alur tambahan (sub-plot) (Stanton dalam

Nuryatin, 2016:74).

Menurut Nurgriyantoro (2001:153), berdasarkan kriteria urutan waktu,

alur dapat dibagi ke dalam tiga kategori.

a. Alur Maju

Jika peristiwa yang dikisahkan secara kronologis, peristiwa-peristiwa

pertama diikuti oleh peristiwa-peristiwa yang kemudian atau secara runtun cerita

dimulai dari tahap awal, tengah, dan akhir.

b. Alur Mundur

Urutan kejadian yang dikisahkan tidak bersifat kronologis, cerita dari

tengah atau bahkan dari akhir baru kemudian tahap cerita.

c. Alur Campuran

Secara mutlak, alur ini ada yang secara kronologis atau sebaliknya sorot

balik. Jika sebuah cerpen menggunakan alur campuran, biasanya pembaca akan

sulit memahami cerpen itu dalam menentukan alurnya. Oleh karenanya, untuk

lebih memahami harus didasarkan pada yang lebih menonjol untuk mengetahui

keterkaiatan antar kejadian yang dikisahkan.

Page 57: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

36

Berdasarkan pendapat di atas, yang dimaksud dengan alur adalah sebuah

pengambangan bagian-bagian cerita yang terangkai menjadi satu kesatuan dan

terbentuk dari hubungan sebab-akibat.

Sayuti (2000:7) plot atau alur fiksi hendaknya diartikan tidak hanya

sebagai peristiwa-peristiwa yang diceritakan dengan panjang lebar dalam suatu

rangkaian cerita, tetapi lebih merupakan penyusunan yang dilakukan oleh

penulisnya tentang peristiwa tersebut berdasarkan hubungan-hubungan

kualitasnya. Alur secara garis besar mengarah pada rangkaian cerita sehingga

antar ceritadapat saling berkesinambungan dengan baik dan dapat dipahami oleh

pembaca. Rangkaian peristiwa-peristiwa dalam ecrpen disusun dengan alur maju

atau mundur sehingga rangkaian ceritanya jelas bagi pembaca.

Menurut Aminudin (2002:83) alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk

oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadapkan

oleh pelaku dalam suatu cerita. Sebuah cerita merupakan rangkaian peristiwa dan

peristiwa. Rangkaian itu merupakan susunan dri kejadian-kejadian yang lebih

kecil.

Waluyo (2002:147) berbicara tentang alur juga berkaitan dengan

pembagian waktu dan irama cerita. Pada awal cerita, irama waktu cukup longgar.

Waktu bercerita makin dipecepat pada bagian perumitan dan lebih cepat lagi pada

penggawatan agar secepatnya mencapai klimaks.

3. Latar

Istilah latar adalah terjemahan dari istilah Inggris setting. Suatu cerita

terjadi di suatu tempat dan pada waktu tertentu. Karena aksi tokoh-tokoh

Page 58: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

37

terjadilah peristiwa pada suatu waktu dan dalam ruang tertentu. Latar atau setting

yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat,

hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa

yang diceritakan. Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas

(Nuryatin, 2016.75)

Latar atau setting meliputi tempat, waktu, dan lingkungan sosial dimana

terjadinya peristiwa yang dimaksudkan pengarang dalam ceritanya.

a. Latar tempat yaitu, merujuk pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan.

Unsur tempat yang digunakan berupa tempat-tempat dengan nama tertentu.

b. Latar waktu yaitu, penggambaran waktu kejadian, seperti pagi hari, siang

hari, sore hari, tanggal dan tahun. Latar berhubungan erat dengan masalah

kapan terjadinya peristiwa dalam sebuah karya.

c. Latar sosial yaitu, merujuk pada hal-hal yang berhubungan perilaku

kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan pada sebuah

karya fiksi. Latar ini merupakan kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi,

keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap.

Sayuti (2000:58) latar adala elemen fiksi yang menunjukkan kepada kita

dimana dan kapan kejadian-kejadian dalam cerita berlangsung.

Menurut ariadinata (2006:94-95) menuliskan latar dalam sebuah cerpen,

membutuhkan pengetahuan yang dalam dan teramat cermat tentang peristiwa

yang hendak diceritakan. Kelalaian sedikit saja dalam penulisan latar akan

melahirkan kejanggalan-kejanggalan yang mempengaruhi mutu karya yang

Page 59: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

38

ditulis. Latar merupakan salah satu bagian yang sangat penting di dalam sebuah

karya sastra cerpen.

4. Pusat Pengisahan / Sudut Pandang

Istilah lain dari pusat pengisahan adalah sudut pandang. Keduanya

merujuk pada istilah dalam bahasa inggris point of view. Manurut Abrams (dalam

Nuryatin, 2016:78) point of view adalah cara dan / atau pandangan yang

dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar,

dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada

pembaca.

Sumardjo dan Saini K.M. (1997:56) mengemukakan, “Point of view pada

dasarnya dalah visi pengarang, artinya sudut pandang yang diambil pengarang

untuk melihat suatu kejadian cerita.”

Selanjutnya Sudjiman (1990:34) menyatakan, “Sudut pandang mengacu

pada posisi pengarang/pencerita, apakah dia di dalam cerita atau di luar cerita.”

Posisi pengarang terdiri atas:

a. Pengarang terlibat secara langsung dalam cerita (auther participant), yakni

pengarang ikut ambil bagian sebagai tokoh utama. Dalam cerita, pengarang

menggunakan kata ganti orang pertama “aku” atau “saya.”

b. Pengarang sebagai seorang pengamat (auther observant), posisi pengarang

sebagai pengamat yang mengisahkan pengamatannya menggunakan kata

ganti orang ketiga “ia” atau “dia” dalam cerita.

Page 60: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

39

c. Pengarang serba tahu (auther emniscient), pengarang berada di luar cerita

tetapi serba tahu. Dalam kisahan cerita pengarang memakai nama-nama

orang.

Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa point of view

(sudut pandang) adalah cara pengarang memposisikan diri dalam cerita.

Sudut pandang pada dasarnya adalah visi pengrang dalam arti bahwa ia

merupakan pandangan yang diambil oleh pengarang untuk melihat peristiwa dan

kejadian dalam cerita, sudut pandang merupakan cara pandang yang digunakan

pengarang untuk melihat peristiwa-peristiwa yang ada dalam cerpen. sayuti

(2007:73)

5. Gaya Cerita

Gaya menurut H.B Jassin (dalam Nuryatin, 2016:79) adalah soal pilihan

kata, memilih dan mempergunakan kata-kata sesuai dengan isi yang hendak

disampaikan, juga bagaimana menyusun kalimat secara efektif dan secara estetis,

yakni memberi kesan yang dikehendaki pada si penerima.

Dalam proses menulis, pengarang akan senantiasa memilih kata-kata dan

menyusunnya menjadi kalimat sedemikian rupa sehingga mampu mewadahi apa

yang dipikirkan dan dirasakan tokoh ceritanya. Oleh karena itu dalam karya-karya

sastra serig dijumpai pemakaian kata-kata dan kalimat-kalimat khusus yang biasa

dikenal dengan dengan istilah pigura-pigura bahasa, dengan aneka jenisnya seperti

metafora, metonimia, hiperbol, litotes, pleonasme, klimaks, dan lain-lain.

Page 61: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

40

Dalam hal gaya, masing masing pengrang mempunyai ciri khas atau gaya

mengarang sendiri. Gaya mengarang tidak bisa diajarkan, setiap pengarang itu

menumbuhkan gaya mengarangnya sendiri, Nuryatin (2016:80)

2.2.1.3 Langkah-langkah Menulis Cerpen

Langkah-langkah yang dapat digunakan untuk mempermudah menulis

cerpen (Rampan, 1995:54):

a) Menentukan ide atau tema

Ide atau tema dapat diperoleh dari pengalaman pribadi atau orang lain. Ide

yang muncul sebaiknya dicatat agar tidak susah untuk disusun dalam penentuan

ide yang paling tepat untuk disusun dalam sebuah cerpen.

Suwandi dan Sutarmo (dalam Zulaeha, 2013: 48) mengatakan bahwa tema

merupakan sesuatu yang menjiwai sebuah cerita. Tema menjadi dasar dalam

bercerita. Rumah sebuah cerita terletak di dalam tema. Dalam menulis cerpen

tema harus dihayati oleh penulis. Tema-tema yang sering dipakai dalam penulisan

cerpen misalnya masalah sosial, keagamaan, kemiskinan, kesenjangan,

perjuangan, percintaan, dan lain-lain. Tema yang diminati bagi kalangan remaja

adalah tema kasih sayang dan percintaan, selain tema-tema yang lain.

b) Menyusun garis besar kerangka karangan

Kerangka merupakan gambaran mengenai jalan cerita yang akan dibuat

menjadi sebuah cerita. Ditulis apa adanya, berdasarkan ide yang diperoleh dari

awa sampai akhir. Yang dilakukan dalam tahap ini : (1) pemilihan tokoh dan

Page 62: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

41

penokohan yang menjadi tulang punggung cerita; (2) memilih latar; (3)

menentukan alur.

Pengungkapan karakter tokoh dalam cerita harus logis. Pengarang harus

dapat menciptakan gambaran yang tepat untuk watak orang yang ditampilkan.

Berawal dari penciptaan karakter tokoh, jalan cerita kan terbentuk.

c) Mengembangkan kerangka karangan

Dalam tahap ini, peneliti mengembangkan kerangka dan jangan berhenti

untuk melihat tulisan yang sudah ditulis.

d) Merevisi

Setelah selesai menulis, baru boleh dibaca untuk diketahui kekurangan dan

kelebihan tulisan.

Dalam menulis cerita pendek perlu diperhatikan pengembangan gagasan.

Pengembangan gagasan inilah yang dapat menyatukan ide secara utuh dan padu

untuk disampaikan secara tertulis. Sebaiknya tulisan menggunakan bahasa yang

menarik dan komunikatif agar terjalin hubungan yang erat antara pembaca dan

penulis.

Adapun ide adalah sesuatu yang melintas dalam pikiran kita dan sifatnya

masih sangat umum. Menuangkan ide secara tertulis bisa dianalogikan dengan

merangkai bunga atau bingkai kado untuk orang lain. Karangan bunga atau kado

mewujudkan sesuatu yang jadi, indah, dan utuh. Menuangkan dan memadukan

ide dalam kegiatan menulis membutuhkan kemampuan menyusun dan

merangkaikan kalimat. Kalimat harus mampu mengungkapkan sebuah pikiran.

Akan tetapi sebuah kalimat saja belum cukup untuk mewujudkan suatu tulisan

Page 63: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

42

yang jadi, utuh, dan lengkap. Oleh karena itu, kalimat itu harus dirangkaikan

dengan kalimat-kalimat lain meluas, menguraikan, dan menjelaskan ide itu,

sehingga tercipta suatu pikiran yang lengkaphingga membentuk paragraf, dan

akhirnya membentuk karangan yang diinginkan.

Kemampuan menguasai kalimat, kemampuan menyusun paragraf dengan

perangkaian dan pengembangan yang baik bukanlah suatu pekerjaan yang mudah.

Kemampuan tersebut membutuhkan pengetahuan dan pengalaman yang cukup.

Para siswa SMA umumnya masih kesulitan menyusun kalimat dan paragraf

sebagai bentuk penuangan ide. Sebenarnya ada banyak model pembelajaran yang

bisa digunakan untuk mengatasi kesulitan tersebut, seperti model Project Based

Instruction (PBI) dan model Sinektik.

2.2.1.4 Manfaat Menulis Cerita Pendek

Percy (dalam Gie 2002:21) mengemukakan enam manfaat menulis kreatif,

yaitu (1) suatu sarana pengungkapan diri; seseorang dapat mengungkapkan

perasaannya melalui serangkaian kalimat, (2) sebagai sarana pemahaman; ketika

menuliskan gagasannya seorang pengarang bisa merenungkan gagasannya dan

menyempurnakan pemahamannya terhadap sesuatu hal yang baru atau yang

sedang ditulisnya, (3) suatu sarana untuk membantu mengembangkan kepuasan

pribadi, kebanggan, dan suatu perasaan harga diri; rasa bangga, puas, dan harga

diri merupakan imbalan dari keberhasilan seseorang mengerjakan atau

menghasilkan sesuatu, (4) sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap

lingkungan sekitar, (5) sebagai sarana untuk keterlibatan secara bersemangat

Page 64: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

43

bukan penerimaan yang pasrah, dan (6) sebagai suatu sarana untuk

mengembangkan suatu pemahaman dan kemampuan menggunakan bahasa.

Manfaat menulis menurut Pennebeker (dalam Hernowo 2005:51-55)

antara lain, (1) menjernihkan pikiran, (2) mengatasi trauma, (3) membantu

mendapatkan dan mengingat informasi baru, (4) membantu memecahkan masalah,

(5) menulis bebas membantu dalam proses menulis. Pendapat tersebut

mengisyaratkan bahwa banyak sekali manfaat yang diperoleh dari kegiatan

menulis kreatif terutama dari segi psikologis seperti menjernihkan pikiran,

mengatasi trauma, dan membantu memecahkan masalah.

Akhadiah dkk. (1988:1-2) mengemukakan bahwa ada banyak keuntungan

yang dapat diperoleh dalam kegiatan menulis, yaitu: (1) menulis akan membuat

seseorang dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi dirinya; (2) Ide dalam

kegiatan menulis dapat dikembangkan menjadi berbagai gagasan; (3) perlu lebih

banyak proses menyerap, mencari, dan menguasai informasi yang sesuai dengan

topik yang akan ditulis; (4) menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara

sistematik serta mengungkapkan secara tersurat; (5) menulis dapat menjadi sarana

menilai seseorang dengan lebih objektif; (6) menulis di atas kertas akan lebih

memudahkan dalam menyelesaikan masalah dengan menganalisis secara tersurat,

dalam konteks yang lebih konkret; (7) tugas menulis tentang sebuah topik dapat

mendorong seseorang untuk belajar secara aktif; dan (8) kegiatan menulis yang

terencana akan membiasakan berpikir serta berbahasa secara tertib.

Kegiatan menulis sekurang-kurangnya menghasilkan enam jenis nilai,

yaitu: (1) nilai kecerdasan, dengan sering menulis akan melatih otak untuk sering

Page 65: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

44

berpikir kritis sehingga mampu berpikir logis dengan menghubungkan beberapa

pemikiran, merencanakan rangka uraian logis dan sistematis, dan menimbang-

nimbang sesuatu dengan tepat; (2) nilai kependidikan, seseorang akan terus

terpacu untuk berusaha agar mencapai keberhasilan yang diinginkan; (3) nilai

kejiwaan, dengan menulis akan mendorong seseorang untuk ulet agar

menghasilkan tulisan berkualitas agar dapat dimuat di media cetak; (4) nilai

kemasyarakatan, peneliti yang telah berhasil dengan karya-karyanya akan

memperoleh penghargaan dalam masyarakat seperti dikenal banyak orang; (5)

nilai keuangan, hasil karya peneliti yang dihargai dengan sejumlah materi jika

diterbitkan oleh peneliti; (6) nilai filsafat, hasil karya pemikiran yang ditinggalkan

akan tetap abadi meskipun yang melahirkan pemikiran tersebut telah tiada.

Berdasarkan pendapat tersebut, manfaat menulis cerpen adalah untuk

mengenali kemampuan potensi diri, melatih mengembangkan berbagai gagasan,

menyerap, mencari, serta menguasai informasi yang berhubungan dengan topik

yang sedang ditulis, mengorganisasikan gagasan secara sistematis serta

mengekspresikannya secara tersurat, meninjau serta menilai gagasannya sendiri

secara objektif, memecahkan permasalahan, mendorong untuk terus belajar secara

aktif, menjadi terbiasa berpikir serta berbahasa secara tertib dan teratur.

2.2.2 Model Pembelajaran

Suatu kondisi pembelajaran yang berkualitas merupakan hal yang

diinginkan setiap pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran tersebut. Namun,

yang paling utama membangun pembelajaran yang berkualitas ialah pendidik atau

Page 66: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

45

guru. Setiap guru profesional harus memiliki wawasan yang baik terkhusus dalam

bidang model-model pembelajaran.

Model merupakan suatu gambaran mental yang membantu mencerminkan

dan menjelaskan pola pikir dan pola tindakan sesuatu hal, sedangkan

pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan guru dalam rangka

menciptakan suasana yang kondusif bagi siswa belajar (Abidin, 2013: 117).

Dengan demikian, model pembelajaran merupakan suatu konsep yang menjadi

acuan bagi pendidik dalam proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran

tersebut lebih terarah dan menyenangkan bagi siswa.

Model merupakan pola, contoh, acuan, ragam, dari sesuatu yang dibuat

atau dihasilkan sedangkan pembelajaran adalah sebuah upaya untuk menciptakan

iklim pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan

peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan

siswa, serta antara siswa dengan siswa. Berdasarkan pengertian tersebut juga

dapat diketahui bahwa peranan model pembelajaran sangat diperlukan sebagai

suatu alat dalam proses belajar dan mengajar.

Joyce (dalam Trianto 2011: 5) model pembelajaran adalah suatu

perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk

menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku,

film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Adapun menurut Soekamto (dalam

Trianto 2011: 5) mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah

“Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

Page 67: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

46

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,

dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para

pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar”. Berdasarkan pendapat

para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu

rencana yang disusun secara sistematis, berkaitan dengan bagaiamana pelaksanaan

pembelajaran yang akan dilakukan, sekaligus menjadi pedoman dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, untuk mewujudkan

keberhasilan dalam suatu pembelajaran, diperlukan model pembelajaran yang

dapat merangsang peserta didik untuk belajar secara aktif, yaitu dengan

menggunakan model investigasi kelompok dan model pembelajaran berbasis

masalah.

2.2.2.1 Model Project Based Learning

1) Hakikat Model Project Based Learning

Projet based learning berasal dari gagasan John Dewey tentang konsep

“Learning by doing” yaitu proses perolehan hasil belajar dengan mengerjakan

tindakan-tindakan tertentu sesuai dengan tujuan (Grant, 2002). Kelas demokratis

mengandung arti bahwa siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil untuk

menyelesaikan proyek yang menarik dan pilihan siswa sendiri.

Piaget dalam Wrigley (2003) mengemukakan bahwa pengetahuan siswa

akan berkembang saat siswa menghadapi pengalaman baru yang memaksa untuk

membangun dan memodifikasi pengetahuan awal. Vygotsky dalam Wrigley

(2003) menyatakan bahwa perkembangan intelektual individu berhadapan dengan

pengalaman baru dan menantang lalu berusaha untuk memecahkan masalah yang

Page 68: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

47

dimunculkan oleh pengalaman tersebut. Kedua pernyataan ahli tersebut didukung

dengan teori konstruktivisme yang menekankan pengetahuan dibangun sendiri

oleh siswa dengan menggunakan pengalaman dan struktur kognitif yang sudah

dimiliki (Wrigley, 2003).

Menurut Nurohman (2007:2), model yang melibatkan partisipasi aktif dari

peserta didik dapat membuat pembelajaran lebih bermakna. Ketika mempelajari

sesuatu dan dapat menemukan makna, makna tersebut akan memberikan alasan

peserta didik untuk belajar. Melalui pembelajaran berbasis proyek, siswa akan

bekerja di dalam tim, menemukan keterampilan merencanakan, mengorganisasi,

bernegosiasi, dan membuat konsensus tentang isu-isu tugas yang akan dikerjakan,

siapa yang bertanggungjawab untuk setiap tugas, dan bagaimana informasi akan

dikumpulkan dan dipresentasikan secara ilmiah Project based learning

menekankan pendidikan yang memberi peluang pada sistem pembelajaran yang

berpusat pada siswa, kolaboratif dan mengintegrasikan masalah-masalah yang

nyata dan praktis, pengajarannya efektif dalam membangun pengetahuan dan

kreativitas, Thomas (dalam Marlinda, 2012)

Model pembelajaran berbasis proyek yang dikonstruksi dari prinsip-

prinsip pembelajaran konstruktivis diduga dapat menumbuhkan nilai-nilai yang

hendak dibangun dalam soft skills seperti: pemecahan masalah, kreativitas,

inovasi, kerjasama tim, kemampuan berkomunikasi dan presentasi (Rais, 2010:1).

Menurut Asan (2005), project based learning adalah suatu pendekatan pendidikan

yang efektif yang berfokus pada kreatifitas berfikir, pemecahan masalah, dan

interaksi antara siswa dengan kawan sebaya mereka untuk menciptakan dan

Page 69: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

48

menggunakan pengetahuan baru. Khususnya ini dilakukan dalam konteks

pembelajaran aktif, dialog ilmiah dengan supervisor yang aktif sebagai peneliti.

Dari beberapa pengertian model project based learning merupakan model

pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai media yang difokuskan pada

aktivitas siswa untuk melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis dan

pemanfaatan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Model

ini melibatkan partisipasi aktif dari peserta didik dapat membuat pembelajaran

lebih bermakna sehingga siswa dapat antusias dalam pembelajaran. Project based

learning atau pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang

berpusat pada siswa untuk melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap

suatu topik. Siswa secara konstruktif melakukan pendalaman pembelajaran

dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang

berbobot, nyata, dan relevan (Grant, 2002). Berdasarkan teori tersebut dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran yang

menitik beratkan pada aktifitas siswa untuk dapat memahami suatu konsep dengan

melakukan investigasi mendalam tentang suatu masalah dan menemukan solusi

dengan pembuatan proyek.

2. Karakteristik Project Based Learning

Project based learning memiliki karakteristik yang membedakan model

yang lain. Karakteristik tersebut, antara lain: 1) Centrality, Pada project based

learning proyek menjadi pusat dalam pembelajaran. 2) Driving question, Project

based learning difokuskan pada pertanyaan atau masalah yang mengarahkan

siswa untuk mencari solusi dengan konsep atau prinsip ilmu pengetahuan yang

Page 70: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

49

sesuai. 3) Constructive Investigation, Pada project based learning, siswa

membangun pengetahuannya dengan melakukan investigasi secara mandiri (guru

sebagai fasilitator). 4) Autonomy, Project based learning menuntut student

centered, siswa sebagai problem solverdari masalah yang dibahas. 5) Realisme,

Kegiatan siswa difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi yang

sebenarnya. Aktifitas ini mengintegrasikan tugas otetik dan menghasilkan sikap

profesional (Thomas, 2000).

3. Tujuan Project Based Learning (PjBL)

Setiap model pembelajaran pasti memiliki tujuan dalam penerapannya.

Tujuan project based learning, antara lain :

1. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah proyek

2. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran

3. Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah proyek yang

kompleks dengan hasil produk nyata

4. Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam

mengelola bahan atau alat untuk menyelesaikan tugas atau proyek

5. Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada PjBL yang bersifat

kelompok

4. Sintak Project Based Learning

Tahap-tahap model project based learning terdiri dari enap tahap (Rais,

2010:8-9). Tahap-tahap tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 2.1 Sintak Pembelajaran Model Project Based Learning.

Page 71: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

50

No Tahapan Perilaku Guru

1 Penentuan Pertanyaan

Mendasar (Start With the

Essential Question)

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan

esensial yaitu pertanyaan yang dapat memberi

penugasan kepada siswa dalam melakukan

suatu aktivitas. Topik penugasan sesuai

dengan dunia nyata yang relevan untuk siswa.

dan dimulai dengan sebuah investigasi

mendalam

2 Mendesain Perencanaan

Proyek (Design a Plan

for the Project)

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif

antara guru dan siswa. Dengan demikian

siswa diharapkan akan merasa “memiliki”

atas proyek tersebut. Perencanaan berisi

tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang

dapat mendukung dalam menjawab

pertanyaan esensial, dengan cara

mengintegrasikan berbagai subjek yang

mungkin, serta mengetahui alat dan bahan

yang dapat diakses untuk membantu

penyelesaian proyek.

3 Menyusun Jadwal

(Create a Schedule)

Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun

jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek.

Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1)

membuat timeline (alokasi waktu) untuk

menyelesaikan proyek, (2)

membuat deadline (batas waktu akhir)

penyelesaian proyek, (3) membawa peserta

didik agar merencanakan cara yang baru, (4)

membimbing peserta didik ketika mereka

membuat cara yang tidak berhubungan

dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik

Page 72: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

51

untuk membuat penjelasan (alasan) tentang

pemilihan suatu cara.

4 Memonitor siswa dan

kemajuan proyek

(Monitor the Students

and the Progress of the

Project)

Guru bertanggungjawab untuk

melakukan monitor terhadap aktivitas siswa

selama menyelesaikan proyek. Monitoring

dilakukan dengan cara menfasilitasi siswa

pada setiap proses. Dengan kata lain guru

berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa.

Agar mempermudah proses monitoring,

dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam

keseluruhan aktivitas yang penting.

5 Menguji Hasil (Assess

the Outcome)

Penilaian dilakukan untuk membantu guru

dalam mengukur ketercapaian standar,

berperan dalam mengevaluasi kemajuan

masing- masing siswa, memberi umpan balik

tentang tingkat pemahaman yang sudah

dicapai siswa, membantu guru dalam

menyusun srategi pembelajaran berikutnya.

6 Mengevaluasi

Pengalaman (Evaluate

the Experience)

Pada akhir pembelajaran, guru dan siswa

melakukan refleksi terhadap aktivitas dan

hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses

refleksi dilakukan baik secara individu

maupun kelompok.

5. Sistem Penilaian Proyek

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang

harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu

investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,

Page 73: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

52

pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk

mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan

dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu

secara jelas (Kemdikbud, 2013).

Pada penilaian proyek terdapat 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:

1. Kemampuan pengelolaan,- Kemampuan peserta didik dalam memilih topik,

mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan

laporan.

2. Relevansi,- Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan

tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.

3. Keaslian,- Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil

karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan

dukungan terhadap proyek peserta didik (Kemdikbud, 2013).

6. Sistem Sosial

Sistem sosial dari model PjBL ini bersifat Kooperatif. Artinya peserta didik

bekerja sama dengan teman dalam sebuah tim atau kelompok untuk

mendiskusikan masalah yang di berikan pada saat pembelajaran. Mereka dapat

membrainstorming gagasan-gagasannya adanya pemikiran kritis dan kreatif dari

masing-masing peserta didik sebagai interaksi dalam memecahkan masalah. Guru

dalam hal ini berupaya dengan cara memilih proses kegiatan yang memungkinkan

guru dan peserta didik berkolaborasi. Suasana cenderung demokratis. Guru dan

Page 74: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

53

peserta didik memiliki peranan yang sama yaitu memecahkan masalah, dan

interakksi kelas dilandasi dengan kesepakatan kelas

7. Prinsip reaksi

Prinsip reaksi yang berkembang dalam model pembelajaran ini guru lebih

berperan sebagai fasilitator dalam proses peserta didik melakukan aktivitas

pemecahan masalah

8. Sistem Pendukung

Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan project based learning

diperlukan perangkat pendukung yang paling tidak terdiri dari buku sumber,

internet, alat peraga, lembar kerja, gambar, dan video.

9. Dampak Intstruksional dan pengiring

Model Pembelajaran Berbasis Project Based Learning dikembangkan

dengan harapan memberi dampak intruksional berupa (1) peningkatan

kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran, (2) pengembangan

kemampuan siswa dalam berpikir kritis, kreatif, dan inovatif, dan (3) membina

daya kreativitas produktif siswa. Dampak penyertanya adalah dalam hal (1)

mengembangkan karakter siswa antara lain disiplin, cermat, kerja keras, tanggung

jawab, toleran, santun, berani, dan kritis serta etis dan (2) membentuk kecakapan

hidup pada diri siswa, (3) meningkatkan sikap ilmiah dan (4) membina

kemampuan siswa dalam berkomunikasi, beragumentasi, dan

berkolaborasi/bekerja sama.

Page 75: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

54

10. Kelebihan dan Kekurangan Model Project Based Learning

Menurut Wena (2009: 147), model pembelajaran project based learning

mempunyai beberapa kekurangan dan kelebihan sebagai berikut :

1) Kelebihan Model Pembelajaran Project Based Learning

a) Meningkatkan motivasi

b) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

c) Meningkatkan kolaborasi

d) Meningkatkan keterampilan mengelola sumber

e) Increased resource – management skill

2) Kelemahan Model Pembelajaran Project Based Learning

a) Memerlukan banyak waktu yang harus diselesaikan untuk menyelesaikan

masalah.

b) Memerlukan biaya yang cukup banyak.

c) Banyak peralatan yang harus disediakan.

2.2.2.2 Model Sinektik

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai hakikat model sinektik,

sintakmatik, sistem sosial, prinsip pengelolaan/reaksi, sistem pendukung, dan

dampak instruksional dan pengiring.

1) Hakikat Model Sinektik

Sinektik adalah pendekatan baru yang menarik untuk perkembangan

kreativitas yang dipelopori oleh Willian J.J Gordon. Awalnya Gordon

menggunakan prosedur-prosedur sinektik untuk mengembangkan “Creativity

Page 76: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

55

Groups” (kelompok-kelompok kreativitas) dalam organisasi industri. Beberapa

tahun belakangan ini Gordon mengadaptasi sinektik untuk digunakan pada anak-

anak sekolah dan material-material yang banyak memuat aktivitas-aktivitas

sinektik yang sekarang dipublikasikan (Nur Imani 2008:32).

Gordon (dalam Hastuti 1996: 155) berpendapat bahwa sinektik didasari pada

empat ide yang menantang pandangan konvensional tentang kreatifitas:

(1) kreativitas itu penting bagi kehidupan sehari-hari bukan kegiatan yang luar

biasa seperti seni, musik, dan penemuan baru. Kreativitas berlangsung

pemecahan masalah, ekspresi - kreatif, empati, insight dalam hubungan

sosial.

(2) proses kreativitas bukan sesuatu yang dibawa sejak lahir, malainkan dapat

dipelajari dan dimanfaatkan dalam kehidupan sekarang maupun yang akan

datang.

(3) kreativitas tercipta disegala bidang dan menunjukkan adanya hubungan yang

erat dengan sain dan seni.

(4) peningkatan berpikir kreatif individu dan kelompok sama melalui ide-ide dan

produk di berbagai hal.

Gordon (dalam Hastuti 1996:155) menyebutkan bahwa hubungan

kreativitas dengan proses sinektik dapat memunculkan proses kreatif menuju

kesadaran dan mengembangkan secara nyata kapasitas terhadap individu dan

kelompok. Selain itu, kreativitas merupakan pola pengembangan mental yang

baru. Komponen emosional lebih penting disamping kemampuan intelektual.

Banyak pemecahan masalah yang bersifat rasional dan intelektual; jika yang

Page 77: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

56

dibantu dengan yang irrasional dan emosional akan membangkitkan ide-ide

segar. Gordon (dalam Haryati 2005:31) mengemukakan bahwa sinektik berarti

menghubungkan atau menyambung. Jadi, model pembelajaran ini merupakan

upaya pemahaman menulis cerpen melalui proses metaforik dan analogi yang

menekankan keaktifan dan kreativitas siswa.

Prinsip yang harus dipegang dalam menggunakan model sinektik adalah:

a) jangan membatasi pengalaman yang mungkin diperoleh siswa;

b) hormati gagasan yang muncul;

c) jangan takuti siswa dengan hal ujian;

d) biarkan imajinasi siswa berkembang tanpa ada batasan; e) berikan ruang

untuk beradu pendapat;

e) pancing ide-ide kreatif dan produktif mereka.

Menurut Winataputra (1986:166-168), inti dari model sinektik adalah

aktifitas metafora yang meliputi analogi personal, analogi langsung dan konflik

yang dipadatkan. Kegiatan metaforis bertujuan untuk menyajikan perbedaan

konseptual antara diri siswa dengan objek yang dihadapi atau materi yang

dipelajari. Misalkan dengan meminta siswa mengandaikan system tubuhnya

seperti jaringan transportasi. Melalui aktifitas tersebut, kreativitas menjadi sebuah

proses sadar. Metafora membuat sebuah hubungan persamaan perbandingan suatu

objek atatu ide yang lain dengan menggunakan salah satu tempat dari tempat yang

lainnya. Melalui substitusi-substitusi ini, proses kreatif terjadi hubungan antara

yang familiar dengan yang tidak familiar atau penciptaan ide-ide baru dari ide

yang dikenal.

Page 78: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

57

Metafora mengenalkan jarak konsep antara siswa dan objek atau mata

pelajaran serta mendorong pemikiran-pemikiran murni. Contohnya dengan

menyuruh siswa berpikir tentang buku teks mereka sebagai sebuah sepatu tua atau

sebagai sebuah sungai, kita menyediakan sebuah struktur, sebuah metafora, yang

menyebabkan siswa dapat berpikir tentang sesuatu yang dikenal dengan cara yang

baru. Sebaliknya, kita dapat menyuruh siswa untuk berpikir tentang sebuah topik

baru dalam sebuah cara lama, seperti membandingkan tubuh manusia dengan

sistem transportasi.

Aktivitas metafora yang demikian mengambil dan mengandalkan

kemampuan siswa, membantu mereka menghubungkan ide-ide dari sesuatu yang

telah dikenal kepada sesuatu yang baru atau pandangan yang telah dikenal dari

sebuah perspektif baru. Strategi-strategi sinektik yang menggunakan aktivitas

metafora yang selanjutnya didesain untuk menyediakan sebuah struktur melalui

suatu hal untuk membebaskakn dirinya untuk mengembangkan imajinasi dan

pengetahuan mereka ke dalam pengetahuan sehari-hari. Tiga tipe analogi

digunakan sebagia dasar pelatihan sinektik: analogi personal, analogi langsung,

konflik tekanan.

Analogi personal dilakukan siswa ketika mereka meletakkan diri mereka

pada objek yang sedang dibandingkan. Identifikasi ini memungkinkan digunakan

untuk seseorang, tumbuhan, hewan, atau benda mati. Contohnya, para siswa

diinstruksikan Jelaskan apa yang kamu rasakan? Gambarkanlah perasaanmu

ketika kamu menghidupkannya di pagi hari; disaat kamu menuju yang kamu

amati.

Page 79: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

58

Analogi langsung merupakan perbandingan sederhana antara dua objek

atau konsep. Fungsi proses ini adalah untuk mentransposikan suatu keadaan nyata

pada keadaan lain dalam rangka memperoleh pandangan baru atua ide tau masalah

baru. Misalnya, lebih lembut manakah antara sebuah bisikan atau bulu kucing?

Seperti model pembelajaran lain yang mempunyai kelebihan dan

kekurangan, model pembelajaran sinektik juga memiliki kelebihan tersendiri.

Kelebihan model pembelajaran sinektik adalah:

1) strategi pembelajan yang digunakan dalam model pembelajaran sinektik

bermanfaat untuk mengembangkan pengertian baru pada diri siswa tentang

suatu masalah sehingga dia sadar cara menanggapinya.

2) dapat mengembangkan kejelasan pengertian dan internalisasi pada diri siswa

tentang materi baru.

3) dapat mengembangkan pola pikir kreatif, baik pada diri siswa maupu pada

guru.

4) dapat dilaksanakan dalam kebebasan intelektual dan kesamaan martabat antar

siswa.

5) dapat membantu siswa menemukan cara berpikir baru dalam memecahkan

suatu masalah.

Selain itu model pembelajaran sinektik juga memiliki kekurangan, yaitu:

1) sulit dilaksanakan bagi guru dan siswa yang sudah terbiasa melaksanakan

model pembelajaran konvensional.

2) ada kemungkinan siswa kurang mengguasai fakta-fakta dan prosedur

melaksanakan suatu keterampilan.

Page 80: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

59

3) untuk memecahkan masalah-masalah ilmiah, diperlukan saran dan prasarana

yang memadai.

4) model sinektik menuntut guru mampu menempatkan diri sebagai pemrakarsa

dan pembimbing, kemampuan yang belum tentu dimiliki semua guru.

2) Sintakmatik

Model sinektik terdiri atas enam tahapan. Tahapan-tahapan tersebut

merupakan tindakan berpola. Pola ini diciptakan agar hasil pembelajaran sesuai

dengan yang diharapkan. Sintak model sinektik dijelaskan sebagai:

Tabel 2.2 Sintak Pembelajaran Model Sinektik

Tahap pertama:

Mendeskripsikan kondisi saat ini

Tahap kedua

Analogi langsung (1)

Guru meminta siswa

mendeskripsikan situasi atau topik

seperti yang mereka lihat saat ini.

Siswa mengusulkan analogi-analogi

langsung, memilihnya, dan

mengeksplorasi (mendeskripsikannya)

lebih jauh.

Tahap ketiga:

Analogi personal

Tahap keempat

Konflik padat

Siswa menjadi analogi yang telah

mereka pilih dalam tahap kedua tadi.

Siswa mengambil deskripsi-deskripsi dari

tahap kedua dan ketiga, mengusulkan

beberapa analogi konflik padat, dan

memilih salah satunya.

Tahap kelima:

Analogi langsung(2)

Tahap keenam:

Memeriksa kembali tugas awal

Page 81: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

60

Siswa membuat dan memilih analogi

langsung yang lain, yang didasarkan

pada analogi konflik padat.

Guru meminta siswa kembali pada tugas

atau masalah awal dan menggunakan

analogi terakhir dan atau seluruh

pengalaman sinektiknya.

(Joyce, 2011:258)

Pada tahap pertama ini tujuan pembelajaran yang perlu ditekankan adalah

untuk membangkitkan kreativitas siswa khususnya dalam menulis cerpen dengan

cara guru meminta siswa untuk mengamati keadaan di sekitarnya dan

mendeskripsikannya. Pada tahap kedua ini guru membimbing siswa untuk

mengemukakan beberapa pengandaian / analogi atas situasi atau keadaan yang

telah mereka pilih dan mereka amati, kemudian siswa diminta memilih salah satu

analogi tersebut.

Pada tahap ketiga, saat ini guru membimbing siswa untuk menjadi analogi

yang telah mereka pilih pada tahap kedua. Pada tahap keempat ini, berdasarkan

tahap kedua dan tahap ketiga di atas, siswa diminta mengemukakan beberapa

konflik/pertentangan, dan memilih salah satu untuk dijadikan topik utama dalam

cerpennya. Pada tahap kelima siswa mengemukakan analogi langsung

berdasarkan konflik yang telah dipilih pada tahap keempat di atas. Pada tahap

keenam ini siswa diajak kembali ke tugas dan permasalahan yang sebenarnya

menggunakan analogi terakhir/ analogi pada tahap kelima.

Berikut ini adalah penjelasan untuk lebih mengetahui karakter model

pembelajaran sinektik.

Page 82: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

61

3) Sistem Sosial

Kategori dari model sinektik ini adalah terstruktur sedang. Model ini

menuntut agar antara guru dan siswa terdapat hubungan yang kooperatif di mana

guru menjalankan dwifungsi sebagai pemrakarsa dan pengontrol aktivitas siswa

pada setiap tahap. Selain itu guru menjadi fasilitator bagi kegiatan siswa dalam

proses belajar mengajar. Namun ketika kegiatan metaforis, siswa tetap memiliki

kebebasan dalam diskusi yang terbuka dan tanpa akhir atau open- ended. Guru

membimbing siswa untuk melewati setiap tahapan pembelajaran model sinektik,

menjawab pertanyaan siswa secara singkat agar siswa dapat menemukan jalan

keluar topik permasalahan yang dihadapi.

4) Prinsip Pengelolaan / reaksi

Prinsip reaksi bermakna sikap dan perilaku guru untuk menanggapi dan

merespon bagaimana siswa memproses informasi, menggunakannya sesuai

pertanyaan yang diajukan oleh guru. Tugas penting yang diemban guru pada tahap

ini adalah menangkap kesiapan siswa dalam menerima informasi baru dan

aktivitas mental baru untuk dipahami dan diterapkan. Guru harus benar- benar

mampu membaca kondisi siswanya agar proses pembelajaran tidak terhambat

dikarenakan siswa yang belum siap.

5) Sistem Pendukung

Yang dibutuhkan dalam pelaksanaan model sinektik ini adalah ruangan

yang nyaman, fasilitas multimedia yang memadai (komputer / laptop, layar LCD)

agar proses pembelajaran berjalan lancar dan tujuan pembelajaran tercapai dengan

maksimal.

Page 83: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

62

6) Dampak Instruksional dan Pengiring

Dampak instruksional dan pengiring model sinektik dapat dilihat pada

gambar berikut

2.2.3 Daya Kreatif

Kreativitas adalah proses melahirkan ide atau konsep baru atau sesuatu

yang baru, atau mengintegrasikan ide atau konsep dengan penerapannya (validasi)

yang menghasilkan produk orisinal dan baru (novelty) yang bernilai bagi

pembuatnya dan dinilai bernilai atau bermanfaat bagi orang lain (Fachruddin,

2017). Kreatif adalah kemampuan melahirkan sesuatu yang unik. Kreatifitas

merupakan kombinasi antara kemampuan, keterampilan dan sikap. Kreatifitas

adalah cara berfikir dan bertindak atau membuat sesuatu yang original (Mayaski,

2009). Gardner sebagaimana dikutip Fisher (2004) berpendapat kreatif merupakan

kemampuan memecahkan persoalan, membuat produk dan melahirkan pertanyaan.

Para ahli lainnya memahami kreatif sebagai state of mind dan proses imaginative

Page 84: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

63

yang menghasilkan produk original dan mempunyai nilai (Fisher, 2004). kemudian

Sekar (2015) mengatakan Berpikir kreatif adalah suatu proses berpikir yang

menghasilkan bermacam-macam kemungkinan jawaban. Berpikir kreatif juga

dipandang sebagai suatu proses yang digunakan ketika seorang individu

mendatangkan atau memunculkan suatu ide baru. Pengertian berpikir kreatif ini

ditandai dengan adanya ide baru yang dimunculkan sebagai hasil dari proses

berpikir tersebut.

Kreatifitas merupakan hasil dari percampuran interaktif antar pengetahuan,

kemampuan intelektual, gaya berfikir (thinking style), kepribadian, motivasi dan

linkungan. Motivasi terdiri dua jenis yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi

intrinsik dan dorongan dari dalam mempunyai peran sangat penting bagi

kelangsungan (sustainabilitas) usaha-usaha yang diperlukan untuk mencapai hasil

atau produk kreatif (Ward, 2007).

Dalam kreatif terdapat kemampuan imajinatif atau imajinasi. Kegiatan

imajinatif adalah proses melahirkan sesuatu yang asli. Dengan imajinasi kita dapat

menghadirkan fikiran atau otak kita dalam imaji dan ide yang sebelumnya belum

terpikirkan. Kreatif dapat juga berbentuk kemampuan memprediksi, merencanakan

dan mengantisipasi akibat atau konsekwensi yang bakal muncul. Kreatif

merupakan perpaduan antara percaya diri, kesadaran dan kompetensi yang dapat

menunjang keberhasilan dalam kehidupan. Selain itu, kreatif merupakan

adventurous thinking, yang dicirikan dengan keberanian melepaskan diri dari

pakem [out of the box], terbuka terhadap pengalaman baru dan membuka diri

terhadap pilihan atau alternative (Fisher, 2004).

Page 85: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

64

Secara sederhana Weintraub (1998) menyebutkan beberapa karakteristik

orang kreatif yaitu orang yang anti meniru. Seseorang dinilai kreatif, apabila ia

siap mencoba sesuatu yang baru atau sesuatu yang sama sekali baru. Seseorang

kreatif memiliki kesediaan menanggung resiko [korban] apabila usaha yang

dilakukan tidak berhasil alias gagal atau berani mengambil resiko (Stevenson,

2006). Seorang kreatif merasa antusias dan senang menggali sesuatu yang baru.

Bagi seorang kreatif, resiko seperti kegagalan dapat menjadi ukuran kesenangan

(Stevenson, 2006).

Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan

cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang (thinking new

thing). Kreativitas adalah kemampuan untuk melakukan pemikiran yang baru dan

berbeda.

Kreatifitas adalah suatu gaya hidup, suatu cara dalam mempersepsi dunia (

SC Utami Munandar, 1999;24-25). Pengembangan kreatifitas hendaknya dimulai

usai dini yaitu dilingkungan keluarga sebagai tempat pendidikan pertama dan

dalam pendidikan pra sekolah ( GBHN 1993;19). Kreatifitas perlu dipupuk

dikembangkan dan ditingkatkan adalah salah satu usaha untuk mengembangkan

kecerdasan, dengan cara menggali, memupuk bakat dan minat yang ada atau yang

dimiliki oleh anak usia dini atau pra sekolah. Seorang guru diharapkan mampu

untuk merangsang dan melatih kreatifitas anak sehingga kreatifitas anak dapat

tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin. Apabila guru mempunyai

kemampuan berkreasi, maka ia dapat melatih diri, yang penting adanya niat dan

kemauan. 13 Sifat kemauan untuk berkreasi ini adalah terbuka dan mau menerima

Page 86: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

65

saran / pendapat serta kreasi orang lain. Kreatifitas terjadi karena pembiasaan,

yaitu pembiasaan mencipta sesuatu yang baru. Untuk mencipta yang baru

dibutuhkan banyak masukan. Karena dengan masukan-masukan tersebut yang

datangnya dari berbagai bidang akan memicu akal diri sendiri untuk mencipta.

kreativitas dalam arti umum adalah kemampuan bergelut dengan imajinasi

dan kemungkinankemungkinan yang melakukan hubungan serta temuan baru yang

bermakna tinggi, dengan beriteraksi pada gagasan-gagasan orang maupun

lingkungan hidup (Wahjosumidjo, 1998:35). Selanjutnya ia menyebut bahwa

kreativitas adalah aktivitas yang dinamis yang melibatkan proses mental, baik

secara sadar maupun dibawah sadar.

Faktor-faktor Kreatifitas Faktor-faktor terciptanya kreatifitas menurut

Torrance Munandar yang dikutip oleh Purwanti (2008: 13) adalah sebagai berikut.

1. Kelancaran

Dalam mengungkapkan atau banyaknya masukan atau informasi yang

dimiliki. Kecepatan dan lancarnya dalam mengeluarkan informasi, pendapat,

pemikiran membuat anak mencipta yang baru.

2. Luwes

Ketika anak mengeluarkan pendapat, pemikiran maupun jawabannya, sikap

perilaku kita adalah menerima. Menerima ini tidak akan membuat anak, kecil hati.

Betul atau salah tidak perlu kita ungkapkan pada saat itu.

3. Alternatif / Pilihan

Dari sekian banyak informasi, pendapat maupun pikiran itu kemudian

dipilih yang tepat / paling tepat.

Page 87: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

66

4. Orisinil / asli

Apa yang diciptakan itu diharapkan selalu mengandung unsur asli atau

orisinil. Tidak menyontek / meniru. Penekanan tentang orisinil ini akan

menghasilkan anak yang prilakunya jujur , dan penuh tanggung jawab.

5. Elaborasi/dikerjakan Dengan Rinci,Tekun, dan Cermat

Pada waktu menciptakan hendaknya selalu disarankan atau dianjurkan agar

dikerjakan dengan lebih rinci atau teliti. Dengan elaborasi kita menaruh harapan

yang tinggi untuk menyelesaikan tugas dengan baik dan tidak begitu-begitu saja ,

tetapi dengan hasil lebih baik dan lebih sempurna.

Ciri – ciri anak yang kreatif

Menurut SC Utami Munandar ciri-ciri anak anak yang kreatif atau

kepribadian yang kreatif tampil sejak tahun-tahun pertama dari hidupnya. Ciri-ciri

anak yang kreatif ialah rasa takjub akan keajaiban hidup dan kepekaan dalam

pengamatan.

1. Keterbukaan terhadap emosi-emosi dalam dirinya ( spontan , tanpa hambatan.).

2. Rasa ingin tahu, ingin menjajagi lingkungannya senang berpetualang.

3. Penuh imajinasi.

4. Berfikir intuitif, menggunakan firasat dalam pemecahan masalah.

5. Berfikir bebas, tidak menerima begitu saja dari otoritas.

6. Keterlibatan pribadi terhadap tugas yang diminati.

7. Berfikir divergen, pola berfikir yang mencari macam-macam variasi.

8. Originalitas.

9. Kecendrungan untuk bermain dengan ide-ide baru.

Page 88: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

67

Sehubungan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

tersebut Hurlock (1978;35) memberikan 8 (delapan) indikator kreativitas secara

populer yakni :

(1) pembuatan sesuatu yang baru dan berbeda;

(2) kreasi sesuatu yang baru dan orisinil;

(3) apa saja yang diciptakan selalu baru dan berbeda dari yang telah ada dan

menunjukan keunikan;

(4) merupakan proses mental yang unik;

(5) kecerdasan tinggi;

(6) sarana konsep;

(7) imajenasi dan fantasi serta bentuk permainan mental;

(8) penurut (con-fermers) dan pencipta (creators) (Meitasari, 1999: 2-4)

Cropley (1997) menyebutkan beberapa karakteristik anak sangat kreatif

(highly creative children), yaitu memiliki motivasi berprestasi tinggi, cerdas,

memiliki talenta dibanding peserta didik lainnya (peserta didik yang memiliki

kemampuan biasa-biasa). Anak kreatif biasanya memiliki (daya) imaji diri yang

kuat dan sikap seperti ini dapat melahirkan perilaku atau tindakan yang dinilai

negatif, misalnya arogan, oleh sebagian orang. Anak-anak kreatif memiliki keingin

tahuan yang tinggi dan karakter ini dapat melahirkan sikap atau perilaku positif

yaitu berani mengambil resiko. Keberanian mengambil resiko tidak hanya dalam

pengertian fisik, juga dalam pengertian intelektual dan sosial.

Kreatif dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku (creative behavior),

berpikir (creative thinking) dan tindakan yang termasuk dalamnya produk (denga

Page 89: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

68

kata lain creative action mencakup proses dan produk). Creative behavior

merupakan unsur utama yang dapat melahirkan creative thinking dan creative act

termasuk creative product. Ada beberapa parameter yang menunjukkan perilaku

atau sikap kreatif (Berfikir Kreatif Berfikir Kritis Syntesa Analysis Divergen

Convergen Lateral Vertikal Possibility Probability Imajinasi Keputusan /penilaian

(judgment) Hypothesis forming Hypothesis testing Subjektif Objektif Suatu

jawaban (indefinite) Satu jawaban (pasti/definite) Otak kanan Otak kiri Terbuka

(open-ended) Tertutup (closed) Asosiatif Lurus (linear) Spekulasi Nalar

Perbedaan antara Berfikir Kreatif dan Berfikir Kritis, yaitu : (1) memiliki

rasa ingin tahu yang tinggi, (2) memiliki motivasi berprestasi, (3) memiliki intuisi,

(4) berpikir divergen, (5) berpikir kritis, (6) mencoba hal-hal baru, (7) berani

menanggung resiko atas kegagalan, (8) kemampuan menentukan cara dan pilihan

yang tepat (appropriates), (9) produktif, (10) selalu tidak puas terhadap yang

dihasilkan, (11) mengkombinasi berbagai hal dan bentuk menjadi sesuatu yang

baru, (12) memodifikasi dari sesuatu yang ada, (13) mencipta suatu ide atau karya

yang baru sama sekali, (14) dapat menerima perbedaan, (15) setiap masalah dicari

akar permasalahnnya dan tidak menimbulkan masalah baru, dan (16) bekerja

dengan benar dan tenang dalam keadaan tertekan. (SUKMA: Jurnal Pendidikan,

Volume 1 Issue 1, Jan-Jun 2017 Fuad Fachruddin behavior)

Page 90: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

69

2.3 Kerangka Berpikir

Keterampilan menulis teks cerita pendek adalah salah satu bagian dalam

kesatuan pembelajara bahasa Indonesia yang tersusun pada kompetensi dasar

kurikulum 2013 jenjang SMA/MA. Penerapan model pembelajaran yang begitiu

banyak sehingga bingung untuk memilih model pembelajaran yang tepat, menjadi

permasalahan tersendiri dalam pembelajaran. Peneliti memberikan sebuah inovasi

dalam penggunaan sebuah model yang dapat digunakan dalam pembelajaran

menulis teks cerita pendek yaitu model project based learning dan model sinektik

serta perlu adanya perhaatian terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik.

Dengan memperhatikan daya kreatif, peserta didik akan mudah menerima materi

pelajaran. Sehingga dengan menerapkan model project based learning dan

sinektik serta memperhatikan daya kreatif pada peserta didik, peserta didik

kemudian mampu menulis teks cerita pendek.

Dengan hal tersebut dapat menimbulkan pembelajaran yang lebih efektif,

kelebihan-kelebihan yang terdapat dalam masing-masing model tersebut dapat

memberikan manfaat dengan baik, sehingga timbullah pembelajaran menulis

cerita pendek yang efektif.

Page 91: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

70

Bagan Kerangka Berpikir

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut.

1) Pembelajaran menulis cerpen menggunakan model Project Based Learning

(PjBL) efektif digunakan pada peserta didik kelas XI berdasarkan daya

kreatif.

2) Pembelajaran menulis cerpen menggunakan model sinektik efektif digunakan

pada peserta didik kelas XI berdasarkan daya kreatif.

Hasil Pembelajara yang Efektif

Model Sinektik Model Project

Based Learning

Tinggi Sedang Rendah

Daya Kreatif

Supaya peserta didik dapat

menuangkan ide atau

gagasan ke dalam bentuk

cerpen

Menulis Cerita Pendek

Page 92: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

71

Terdapat perbedaan keefektifan pembelajaran menulis teks cerita pendek dengan

model project based learning dan model sinektik pada peserta didik berdaya

kreatif tinggi, peserta didik berdaya kreatif sedang, dan peserta didik berdaya

kreatif rendah.

Page 93: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

171

171

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan,

dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat keefektifan pembelajaran menulis teks cerita pendek dengan

menggunakan model project based learning berdasarkan daya kreatif pada

peserta didik kelas XI. Hal tersebut berdasarkan pada perbedaan nilai rata-

rata peserta didik sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan model

project based learning. Sebelum diberi perlakuan nilai rata-rata

kemampuan menulis teks cerita pendek pada peserta didik kreatif tinggi

sebesar 63,50 sedangkan setelah diberi perlakuan menjadi 83,75, pada

peserta didik berdaya kreatif sedang sebelum diberi perlakuan sebesar

66,00 sedangkan setelah diberi perlakuan menjadi 76,69, dan pada peserta

didik berdaya kreatif rendah sebelum diberi perlakuan sebesar 66,55,

setelah diberi berlakuan menjadi 78,80. Jadi pembelajaran menulis teks

cerita pendek dengan model project based learning efektif digunakan bagi

peserta didik berdaya kreatif tinggi.

2. Terdapat keefektifan pembelajaran menulis teks cerita pendek dengan

menggunakan model sinektik berdasarkan daya kreatif pada peserta didik

kelas XI. Hal tersebut berdasarkan pada perbedaan nilai rata-rata peserta

didik sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan model sinektik.

Page 94: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

172

Sebelum diberi perlakuan nilai rata-rata kemampuan menulis teks cerita

pendek pada peserta didik kreatif tinggi sebesar 71,57 sedangkan setelah

diberi perlakuan menjadi 87,86, pada peserta didik berdaya kreatif sedang

sebelum diberi perlakuan sebesar 67,89 sedangkan setelah diberi perlakuan

menjadi 81,56, dan pada peserta didik berdaya kreatif rendah sebelum

diberi perlakuan sebesar 66,00, setelah diberi berlakuan menjadi 78,38.

Jadi pembelajaran menulis teks cerita pendek dengan model sinektik

efektif digunakan bagi peserta didik berdaya kreatif tinggi.

3. Terdapat perbedaan keefektifan pembelajaran menulis teks cerita pendek

dengan model project based learning dan model sinektik berdasarkan daya

kreatif pada peserta didik kelas XI. Pembelajaran menulis teks cerita

pendek pada peserta didik kelas XI menggunakan model sinektik lebih

efektif dibanding dengan model project based learning. Berdasarkah hasil

penghitungan dengan one way anova menunjukkan bahwa hipotesis

perbedaan keefektifan menunjukkan rata-rata model project based

learning dengan daya kreatif tinggi yaitu 83,75, daya kreatif sedang 76,69

dan tinggi 77,44, sedangkan pada model sinektik dengan daya kreatif

tinggi 87,86, daya kreatif sedang 81,56, dan daya kreatif rendah 78,38.

Jadi, pembelajaran menulis teks cerita pendek menggunakan model

sinektik dengan daya kreatif tinggi mempunyai rata-rata hasil belajar

tertinggi, sehingga dapat disimpulkan bembelajaran menulis teks cerita

pendek dengan model sinektik pada peserta didik berdaya kreatif tinggi

lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran menulis teks cerita

Page 95: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

173

pendek dengan model sinektik pada peserta didik dengan daya kreatif

sedang dan rendah, maupun pembelajaran menulis teks cerita pendek

dengan model project based leaning pada peserta didik dengan daya

kreatif tinggi, sedang, dan rendah. Perbedaan yang terdapat dari kelas

dengan perlakuan project based learning dan model sinektik yaitu pada

model PjBL, peserta didik lebih dapat berkreasi, mandiri tanpa bimbingan

guru, bertanggung jawab, memperoleh pemantauan dari guru, dan

presentasi. Sedangkan pada peserta didik yag diberi perlakua model

sinektik, mereka menekankan pada analogi-analogi yang ditekankan saat

menulis cerita pendek. Kedua model tersebut membutuhkan tingkat kreatif

yang tinggi, pada peserta didik berdaya kreatif sedang dan rendah yang

diberi perlakuan sinektik masih bisa menggunakan model sinektik apabila

diberi perlakuan tambahan bimbingan guru.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan hasil penelitian, peneliti mengajukan saran sebagai

berikut.

1) Pendidik bahasa indonesia hendaknya menerapkan model pembelajaran

project based learning dan model sinektik dalam pembelajaran menulis teks

cerit pendek untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan harapan.

Selain itu perlu memeprhatikan daya kreatif sehingga dapat memberi

perlakuan kepada peserta didik dengan model yang sesuai.

2) Pendidik hendaknya kreatif dan inovatif dalam menggunakan model dan

media pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik agar

Page 96: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

174

lebih termotivasi untuk aktif dan kreatif sehingga proses pembelajaran lebih

menyenangkan.

3) Peneliti di bidang bahasa Indonesia hendaknya mengembangkan kembali

model project based learning dan model sinektik untuk mengoptimalkan daya

kreativitas pada peserta didik dalam menulis teks cerita pendek.

Page 97: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

175

175

DAFTAR PUSATAKA

Abed, S., Davoudi, A. H. M., & Hoseinzadeh, D. (2015). The Effect Of Synectics

Pattern On Increasing The Level Of Problem Solving And Critical Thinking

Skills In Students Of Alborz Province. WALIA Journal, 31(1), 110-118.

Abidin, Yunus. (2013). Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter.

Bandung: PT Refika Aditama.

Agustina, S., Pasaribu, M., & Saehana, S. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran

Sinektik Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4

Palu. JPFT (Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online), 4(2), 42-46.

Ahsin, M. N., & Ristiyani, R. (2019). Penerapan Model Sinektik Untuk

Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerpen Bagi Mahasiswa. KREDO:

Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra, 3(1).

https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/article/view/4060/0

Akhadiah, Sabarti. (1988). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.

Jakarta : Erlangga.

Al Banna, Hasan. (2011). Antologi Cerpen Zulaiha. Depok: Koekoesan.

Al Dersi, Zamzam Emhemmad Mari. (2013) “The Use of Short-Stories for

Developing Vocabulary of EFL Learners” University of Sebha, Libya:

Journal Of English Languange & Translation Studies, Vol:1, Issue: 1. Hlm

72-86.

Alwasilah, A. Chaedar dan Senny Suzanna Alwasilah. (2007). Pokoknya Menulis.

Bandung: PT Kiblat BukuUtama.

Amanda, N. W. Y., Subagia, I. W., Tika, I. N., & Si, M. (2014). Pengaruh Model

Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Hasil Belajar IPA Ditinjau Dari

Self Efficacy Siswa. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA

Indonesia, 4(1). http://119.252.161.254/e-

journal/index.php/jurnal_ipa/article/view/1106

Ambarwati, R., Dwijanto, D., & Hendikawati, P. (2015). Keefektifan Model

Project-Based Learning Berbasis GQM Terhadap Kemampuan Komunikasi

Matematis dan Percaya Diri Siswa Kelas VII. Unnes Journal of

Mathematics Education, 4(2).

Aminudin. (2002). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Sinar Baru

Algensindo.

Page 98: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

176

. (2009). Pandai Memahami dan Menulis Cerita Pendek. Bandung: PT

Pribumi Mekar.

Amitaningsih, A. (2011). Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Berbasis

Kuik (Kisah, Unsur Intrinsik, Dan Khayalan) Melalui Model Sinektik Di

Kelas X SMA Negeri 1 Pemalang. Lingua Didaktika: Jurnal Bahasa dan

Pembelajaran Bahasa, 4(2), 75-85.

http://ejournal.unp.ac.id/index.php/linguadidaktika/article/view/1258

Ardianti, S. D., Pratiwi, I. A., & Kanzunnudin, M. (2017). Implementasi Project

Based Learning (PjBL) Berpendekatan Science Edutainment Terhadap

Kreativitas Peserta Didik. Refleksi Edukatika: Jurnal Ilmiah

Kependidikan, 7(2). https://jurnal.umk.ac.id/index.php/RE/article/view/1225

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :

Rineka Cipta.

Atikah, D. (2017). Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Melalui

Pendekatan Kontekstual Dalam Menulis Teks Berita. Semantik, 4(2), 123-

152. http://www.e-

journal.stkipsiliwangi.ac.id/index.php/semantik/article/view/457/326

Aztry, A. (2012). Keefektifan model sinektik dan penemuan konsep pada

pembelajaran menulis puisi berdasarkan tingkat kemandirian siswa kelas

VII SMP. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 1(2).

Baihaqi, I. (2019). Pembelajaran Drama dengan Metode Role Playing Berbasis

Project Learning bagi Mahasiswa PBSI Universitas Tidar. CaLLs (Journal

of Culture, Arts, Literature, and Linguistics), 5(2), 83-94. http://e-

journals.unmul.ac.id/index.php/CALLS/article/view/2710

Balta, E. E. (2018). The Relationships among Writing Skills, Writing Anxiety and

Metacognitive Awareness. Journal of Education and Learning, 7(3), 233-

241.

Baran, M., Maskan, A., & Yasar, S. (2018). Learning Physics through Project-

Based Learning Game Techniques. International Journal of Instruction,

11(2), 221-234.

Bednar, A.K., Cunningham, D; Duffy, T.M., & Perry, J.D. (1995). Theory into

practice: How do we link? In T.M. Duffy and D.H. Jonassen (Eds.),

Constructivism and the technology of instruction: A conversation (pp. 17-

34). Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum Associates.

Page 99: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

177

Blumenfeld, P., Fishman, B.J., Krajcik, J., Marx, R. W., & Soloway, E. (2000).

Creating Usable Innovations in Systemic Reform: Scaling-up Technology-

Embedded Project-Based Science in Urban Schools. Educational

Psychologist, 35(3):149-164.

Brown, S.W., Lawless, K.A., & Boyer, M.A. (2015). The GlobalEd 2

simulations: Promoting positive academic dispositions in middle school

students in a web-based PBL environment (p. 147-159). In A. Walker, H.

Leary, C. Hmelo-Silver & P. Ertmer (Eds.). Essential readings in problem-

based learning. Purdue University Press: West Lafayette, IN.

Çelik, H. C., Ertas, H., & İlhan, A. (2018). The Impact Of Project-Based Learning

On Achievement And Student Views: The Case Of Autocad Programming

Course. Journal Of Education And Learning, 7(6), 67-80.

Cropley, Athur J. (1997). More Ways Than One: Fostering Creativity, Norwood,

New Jersey: Ablex Publishing Corporation.

Darmadi Kaswan. (1996). Meningkatkan Kemampuan Menulis. Yogyakarta: Andi

Offset.

Dia, E. E. (2015). Model Sinektik Dalam Pembelajaran Kemampuan

Menggunakan Bahasa Indonesia Untuk Memaparkan

Pendapat.Sastranesia:Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia.

https://ejournal.stkipjb.ac.id/index.php/sastra/article/view/826

Doppelt, Y. (2003). Implementation and assessment of project-based learning in a

flexible environment. International journal of technology and design

education, 13(3), 255-272.

Fachruddin, Fuad. (2017). Pengembangan Daya Kreatif (Creative Power) Melalui

Dunia Sekolah. Sukma: Jurnal Pendidikan Volume 1 Issue 1, jan-jun 2017,

hlm. 131-175.

Farida, N. (2014). Pengaruh sikap kreatif terhadap prestasi belajar

matematika. AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan

Matematika, 3(2).

http://ojs.fkip.ummetro.ac.id/index.php/matematika/article/view/77

Fasy, N. F. N., & Zulaeha, I. (2019). The Effectiveness of Learning to Write

Conservation Poetry Texts with a Synectic Model Based on the Students’

Independence Level. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, 8(3), 57-62.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/seloka/article/view/35381

Page 100: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

178

Fisher, Robert; Williams, Mary. (2004). Unlocking Creativity: Teaching Across

the Curriculum. London: David ulton Publisher.

Fuad, Zulfikar. (2012). The Secret Of Biography:Rahasia Menulis Biografi Ala

Ramadhan K.H. Jakarta: Akademia Permata

Gie, The Lian. (2002). Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi

Giilbahar, Y., & Tinmaz, H. (2006). Implementing Project-Based Learning and E-

Portofolio Assesment In an Undergraduate Course. Journal of Research on

Technology in Education, 38 (3): 309-327.

Giwanti, T. I., Prasetyo, A. P. B., & Banowati, E. (2019). Science Literacy Ability

and Student Learning Outcomes On Project Based Learning (PjBL). Journal

of Primary Education, 242-247.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpe/article/view/34897/14430

GM, Jingga. (2012). Yuk, Menulis Yuuuk…. Yogyakarta: Araska.

Grant, M.M. 2002. Getting A Grip of Project Based Learning : Theory, Cases and

Recomandation. North Carolina : Meredian A Middle School Computer

Technologies. Journal vol. 5.)

Gunarsa, S.D., dan Gunarsa, Y.S.D. (1985). Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja, Cet. 2. Jakarta : Penerbit PT. Multindo Auto Finance. BPK.

Gunung Mulia.

Haekal, M. H., & Zulaeha, I. (2019). Learning to Write Scientific Articles with

The Project Based Learning on The Levels of Students’ Creative

Thinking. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 8(3),

37-43. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/seloka/article/view/35378

Harding, T.S. (2007). Work-in-Progress-Self Directed Learning and Motivation in

a Project-based Learning Environment. ASEE/IEEE Frontiers in Education

Conference, (online) (http://www.fie.engrng.pitt.edu, diakses 1 oktober

2019)

Harjito. (2002). Sastra dan Manusia : Teoridan Terapannya. Semarang : IKIP

PGRI.

Harmono. (2009). Eksperimentasi Pembelajaran Kooperatif TipeSTAD dan Tipe

STAD yang Dimodifikasi pada Materi Logika Matematika Terhadap Hasil

Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Kreativitas Belajar Siswa

Madrasah Aliyah di Kabupaten Ngawi. Tesis. Surakarta: Universitas

Sebelas Maret

Page 101: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

179

Hasanah, Uswatun. (2014). Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Proyek

dalam Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah. Skripsi S1. Yogyakarta:

Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS UNY.

Hasani, A., Hendrayana, A., & Senjaya, A. (2017). Using Project-Based Learning

in Writing an Educational Article: An Experience Report. Universal Journal

of Educational Research, 5(6), 960-964.

Hastuti, P.H.S. (1996). Strategi Belajara Mengajar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Depdikbud.

Hayati, M. N., Supardi, K. I., & Miswadi, S. S. (2013). Pengembangan

pembelajaran ipa smk dengan model kontekstual berbasis

proyek. Innovative Journal of Curriculum and Educational

Technology, 2(1).

Hernowo. (2004). Mengikat Makna Untuk Remaja. Bandung: MLC

Hilal , Indra Nur. (2013). Keefektifan Pembelajaran Menulis Cerpen Dengan

Menggunakan Model Problem Based Instruction (Pbi) Dan Model Sinektik

Pada Siswa SMA. Journal. Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri

Semarang

Hutasuhut, S. (2010). Implementasi pembelajaran berbasis proyek (project-based

Learning) untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar Mata kuliah

pengantar ekonomi pembangunan Pada jurusan manajemen fe

unimed. Jurnal Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis, 2(01).

https://www.neliti.com/publications/8944/implementasi-pembelajaran-

berbasis-proyek-project-based-learning-untuk-meningkat

Huysken, K., Olivey, H., McElmurry, K., Gao, M., & Avis, P. (2019). Assessing

Collaborative, Project-based Learning Models in Introductory Science

Courses. Journal of the Scholarship of Teaching and Learning, 19(1).

Idhar, Rusdarti, Sunarto. (2015). Pembelajaran Proyek dengan Pendekatan

Saintifik Terhadap Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa Kelas Xi Smk Teuku

Umar Semarang. Journal Of Economy Education, 85-91.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jeec/article/view/9978

Irawan, Aguk. (2008). Cara Asik Menjadi Penulis Beken. Yogyakarta :Arti Bumi

Intaran.

Page 102: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

180

Ismayani, R. M. (2017). Kreativitas dalam Pembelajaran Literasi Teks

Sastra. Semantik, 2(2), 67-86. http://www.e-

journal.stkipsiliwangi.ac.id/index.php/semantik/article/view/326

Ismuwardani, Z., Nuryatin, A., & Doyin, M. (2019). Implementation of Project

Based Learning Model to Increased Creativity and Self-Reliance of Students

on Poetry Writing Skills. Journal of Primary Education, 8(1), 51-58.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpe/article/view/25229

Jagantara, I. M. W., Adnyana, P. B., Si, M., Widiyanti, N. L. P. M., & Si, S.

(2014). Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (Project Based

Learning) terhadap hasil belajar biologi ditinjau dari gaya belajar siswa

SMA. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia, 4(1).

Joyce, Bruce and Weil, Marsha. (2011). Models of Teaching (Second Edition).

Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Kafitri, A., & Doyin, M. (2018). Keefektifan Model Sinektik Dan Model

Quantum Dalam Pembelajaran Mengonstruksi Sebuah Cerita Pendek

Melalui Media Pulup Game Untuk Siswa Sma Kelas XI. Jurnal Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, 7(1), 1-6.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpbsi/article/view/23240

Karwati, U. (2012). Aplikasi Model Pembelajaran Sinektik (Synectic

Model). Jurnal Seni & Budaya Panggung Vol, 22(2), 147-159.

Kemdikbud. (2013). Model Pengembangan Berbasis Proyek (Project Based

Learning). http//www.staff.uny.ac.idThe George Lucas Educational

Foundation. 2005. Instructional Module Project

BasedLearning. http//www.edutopia.org.modules/PBL/whatpbl.php.2005

Kemendikbud. (2013). Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik.

Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan .

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Kurikulum 2013: Kompetensi

Dasar Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs).

Jakarta: Kemendikbud.

KM, Saini. (1991). Mengenal Cerita Pendek Indonesia. Bandung: Masmedia

Pustaka.

Komalasari, D. (2019). Kefektifan Model Problem Based Instruction (PBI) Dan

Model Sinektik Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen Siswa Sekolah

Menengah Pertama. Al-TA'DIB, 12(1), 52-68.

http://ejournal.iainkendari.ac.id/al-tadib/article/view/1272

Page 103: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

181

Kosasih, E. (2004). Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesastraan. Bandung:

Yrama Widia.

Krayukhina, O. E., Shmakova, L. E., Smetanina, V. Y., Nikolaeva, E. A., &

Tershukova, M. B. (2016). Activation Of Learning And Creative Activity

Of The Vocational Pedagogical University Students. International Journal

Of Environmental And Science Education, 11(15), 8311-8322.\

Krisbiono, A. D., Supriyanto, T., & Rustono, R. (2015). Keefektifan penggunaan

model sinektik dan model simulasi dalam pembelajaran menulis teks drama

berdasarkan gaya belajar pada peserta didik kelas XI SMA. Seloka: Jurnal

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 4(2).

Kurniawan, Heru. (2014). Pembelajaran Menulis Kreatif. Bandung. Rosda.

Kurniawati, Anik. 2013. Efektivitas Model Project Based

Learning dalam Pembelajaran Menulis Cerpen pada Siswa kelas X SMA

Negeri 1 Batangan Tahun Ajaran 2012/2013. Diakses dari http:

//library.ikippgrismg.ac.id

Kuspriyanto, B., & Siagian, S. (2013). Strategi pembelajaran dan kemampuan

berpikir kreatif terhadap hasil belajar fisika. Jurnal Teknologi

Pendidikan, 6(1), 134-258.

https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jtp/article/view/4990

Laksana, Puja. (2009). Panduan Praktis Mengarang-Menulis. Semarang: Aneka

Ilmu.

Lestari, T. P., Sarwi, S., & Sumarti, S. S. (2018). STEM-based Project Based

Learning model to increase science process and creative thinking skills of

5th grade. Journal of Primary Education, 7(1), 18-24.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpe/article/view/21382/10349

Lestari,Uji. (2015). Pengembangan Bahan Ajar Menulis Cerpen Berbasis Proyek

Dengan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa

Menulis Cerpen. Jurnal nasional.ump. METAFORA Volume 2 No 1 Oktober

2015

Luthvitasari, N., & Linuwih, S. (2012). Implementasi Pembelajaran Fisika

Berbasis Proyek terhadap Keterampilan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif dan

Kemahiran Generik Sains. Journal of Innovative Science Education, 1(2).

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jise/article/view/630

Macphee, K., Rashotte,C.A. & Torgesen, J.K. (2001). The Effectiveness of a

Group Reading Instruction Program With Poor Readers in Multiple Grades.

Learning Disability Quarterly, 2(4): 1-12.

Page 104: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

182

Mahasneh, A. M., & Alwan, A. F. (2018). The Effect Of Project-Based Learning

On Student Teacher Self-Efficacy And Achievement. International Journal

Of Instruction, 11(3), 511-524

Mahsun. (2014). Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.

Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Marlinda, N. L. P. M. (2012). Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek

terhadap kemampuan berpikir kreatif dan kinerja ilmiah siswa. Jurnal

Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia, 2(2).

http://oldpasca.undiksha.ac.id/e-

journal/index.php/jurnal_ipa/article/view/483

Megawati, O. Pengembangan Modul Pembelajaran Apresiasi Dan Mengkreasikan

Fabel Berbasis Model Sinektik Untuk Siswa Kelas VII SMP N 18 Kota

Jambi Tahun Pelajaran 2017/2018. Repository Unja: Universitas Jambi

http://repository.unja.ac.id/

Mergendoller, J. R., Bellisimo, Y., & Maxwell, N. L. (2000). Comparing

problem-based learning and traditional instruction in high school

economics. Journal of Educational Research, 93(6), 374-383.

Milla Minhatul Maula, M., Jekti Prihatin, P., & Kamalia Fikri, F. (2014).

pengaruh Model PjBL (Project-Based Learning) Terhadap Kemampuan

Berpikir Kreatif Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pengelolaan

Lingkungan.Skripsi: Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Jember.

Mills, J. E., & Treagust, D. F. (2003). Engineering Education—Is Problem-Based

Or Project-Based Learning The Answer. Australasian Journal Of

Engineering Education, 3(2), 2-16.

Munarto, M., & Mulyani, M. (2016). Pengembangan Model Sinektik Terpimpin

Berwawasan Lingkungan Menulis Puisi Dalam Pembentukan Moral

Siswa. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 5(1).

Mustami, M. K. (2007). Pengaruh Model Pembelajaran Synectics dipadu Mind

Maps terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif, Sikap Kreatif, dan

Penguasaan Materi Biologi. Lentera Pendidikan: Jurnal Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, 10(2), 173-184.

Muwahiddah, U., Asikin, M., & Mariani, S. (2019). The Ability Solve Geometry

Problems in Spatial Intelligence Through Project Based Learning-

Ethnomathematics Assisted by Augmented Reality Apk. Unnes Journal of

Mathematics Education Research, 99-104.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujmer/article/view/35021/14485

Page 105: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

183

Nuninsari, D. F., Sutopo, D., & Bharati, D. A. L. (2020). The Implementation of

Project Based Learning Strategy in Teaching Spoken English. English

Education Journal, 94-101.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eej/article/view/33952/14223

Nugraha, E. (2017). Model Sinektik Berorientasi Berpikir Kreatif Dalam

Pembelajaran Menulis Naskah Drama (Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa

Kelas VIII SMP PGII 2 Bandung). LITERASI: Jurnal Ilmiah Pendidikan

Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, 7(2), 121-131.

http://journal.unpas.ac.id/index.php/literasi/article/view/511

Nurgiyantoro, Burhan. (2001). Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis

Kompetensi. Yogyakarta: BPFE

Nurohman, Sabar. (2007). “Pendekatan Project Based Learning sebagai Upaya

Internalisasi Scientific Method bagi Mahasiswa Calon Guru Fisika”.

Diakses dari http:staf.uny.ac.id

Nursito. (1999). Iktisar Kesusasteraan Indonesia. Jakarta :Adicita.

Nuryatin, Agus dan Irawati, Retno Purnama. (2016). Pembelajaran Menulis

Cerpen. Semarang: Cipta Prima Nusantara.

Oktavian, C. N. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek untuk

Mengembangkan Kepedulian Peserta Didik Terhadap Lingkungan. Jurnal

Geografi Gea, 15(2).

https://ejournal.upi.edu/index.php/gea/article/view/3544

Pocinho, Alcina Sousa, dan Renato Gil Carvalho. (2014). “Learning to Write and

Get School Success: a Quasi-experimental Study among 9th Former.

Portugal” : University of Madeira

Poerwanto, N. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Prabowo, A. (2013). Pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan

pemahaman mahasiswa atas permasalahan statistika pada perkuliahan studi

kasus dan seminar. Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif, 3(2), 82-

90. https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano/article/view/2615

Pratiwi, S., & Ariesta, R. (2018). Pelaksanaan Model Pembelajaran Berbasis

Proyek Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 Kelas Viii Di

Smp Negeri 4 Kota Bengkulu. Jurnal Ilmiah KORPUS, 2(2), 210-218.

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/korpus/article/view/6526

Purba, Antilan. (2001). Sastra Indonesia Kontemporer. Medan: USU Press.

Page 106: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

184

Purwanti, Endang. (2008). Upaya Guru Dalam Meningkatkatkan Kreativitas

Melalui Model Quantum Pada Pembelajaran Seni Musik(Tesis). Program

Studi Teknologi Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Puspa Dwi Arinda, F. I. S. K. A. (2019). Keefektifan Model Pembelajaran

Sinektik Bermedia Film Animasi Terhadap Kemampuan Menulis Teks

Narasi Siswa Kelas VII SMP. BAPALA, 5(2).

https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/bapala/article/view/28078

Qur'ani, D. A. E., Kuswandi, D., & Wedi, A. (2019). Pengembangan Perangkat

Pembelajaran Sinektik Berbantuan Video Pada Materi Batik Tulis Kelas XI

MAN 1 Madiun. JINOTEP (Jurnal Inovasi dan Teknologi Pembelajaran):

Kajian dan Riset Dalam Teknologi Pembelajaran, 6(1), 51-57.

http://journal2.um.ac.id/index.php/jinotep/article/view/7410

Rahman, M. H., & Zulaeha, I. (2015). Keefektifan Pembelajaran Menyusun Teks

Cerita Pendek Dengan Model Quantum dan Project Based Learning (PBL)

pada Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 4(2).

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpbsi/article/view/7390

Rahmanto, B. (1988). Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta : kanisius.

Rahmatina, S., Sumarmo, U., & Johar, R. (2014). Tingkat berpikir kreatif siswa

dalam menyelesaikan masalah matematika berdasarkan gaya kognitif

reflektif dan impulsif. Jurnal Didaktik Matematika, 1(1).

http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/DM/article/view/1329

Rais, Muh. (2010). Project Based Learning: Inovasi Pembelajaran yang

Berorientasi Soft skills. Makalah disajikan sebagai Makalah Pendamping

dalam Seminar Nasional Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Fakultas

Teknik Universitas Negeri Surabaya tahun 2010. Surabaya: Unesa.

Rampan, Korrie Layun. (1995). Dasar-dasar Penulisan Cerpen. Flores :Penerbit

Nusa Indah.

Rani, Supratman Abdul dan Yani Maryani. (2004). Intisari Sastra Indonesia

untuk SLTP. Bandung: Pustaka Setia.

Rasyad, Sobihah; Susilo,Jimat; dan Casmanto. (2017). Model Pembelajaran

Berbasis Projek Dalam Memproduksi Teks Cerpen Di SMA N 8 Cirebon.

Journal Bahastra. FKIP Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon, ,

Volume 37, Nomor 2, Edisi Oktober 2017 : 172-179

Page 107: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

185

Rati, N. W., Kusmaryatni, N., & Rediani, N. (2017). Model pembelajaran berbasis

proyek, kreativitas dan hasil belajar mahasiswa. JPI (Jurnal Pendidikan

Indonesia), 6(1), 60-71.

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPI/article/view/9059

Rosa, Helvy Tiana. (2002). Teknik Menulis Cerpen. Cairo : Makalah Pelatihan

Jurnalistik dan Kepenulisan ICMI Pusat.

Rosalin, E. (2008). Guru dalam meningkatkan daya pikir siswa. Jurnal

Manajemen Pendidikan UNY.

https://www.neliti.com/publications/112335/guru-dalam-meningkatkan-

daya-pikir-siswa#cite

Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Bandung: Raja Grafindo Persada.

Rusmiati. (2017). Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Bidang

Studi Ekonomi Siswa Ma Al Fattah Sumbermulyo. UTILITY: Jurnal Ilmiah

Pendidikan dan Ekonomi.Volume 1, No. 1, Februari 2017: Page 21-36

Saefudin, A. A. (2012). Pengembangan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam

pembelajaran matematika dengan pendekatan pendidikan matematika

realistik indonesia (PMRI). Jurnal Al Bidayah, 4(1).

http://jurnal.albidayah.id/index.php/home/article/view/10

Sahabi, S.W., Hite, R. & Cao, C.A. (2018). The Effect Of Globally Collaborative

Project Based Learning On Secondary Students’ Achievement In Advanced

Placement Environmental Science. International Journal Of Environmental

And Science Education, 13(10), 903-921.

Sari, D. N. A., Rusilowati, A., & Nuswowati, M. (2017). Pengaruh Pembelajaran

Berbasis Proyek terhadap Kemampuan Literasi Sains Siswa. PSEJ

(Pancasakti Science Education Journal), 2(2), 114-124. http://e-

journal.upstegal.ac.id/index.php/PSEJ/article/view/741

Sastrika, I. A. K., Sadia, W., & Muderawan, I. W. (2013). Pengaruh Model

Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Pemahaman Konsep Kimia dan

Keterampilan Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA

Indonesia, 3(1). http://119.252.161.254/e-

journal/index.php/jurnal_ipa/article/view/799

Sayuti, Suminto A. (2000). Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama

Media.

Page 108: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

186

Sayuti, Suminto A. (2007). “Pengantar Pengajaran Puisi” dalam Pengajaran

Sastra. Editor : Jabrohim. Yogyakarta : Pustaka pelajar.

Sekar, D. K. S., Pudjawan, K., & Margunayasa, I. G. (2015). Analisis

Kemampuan Berpikir Kreatif dalam Pembelajaran IPA Pada Siswa Kelas IV

di SD Negeri 2 Pemaron Kecamatan Buleleng. MIMBAR PGSD

Undiksha, 3(1).

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/5823

Setyaningtyas, Adelia Frans. (2013). Pembelajaran drama dengan model Project

Based Learning di SMA N 2 Wonogiri. E-Journal UNY.Vol 2No 7. Diakses

dari http: //journal.student.uny.ac.id

Setyaningsih, N. H. (2010). Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen

Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dengan Model Sinektiks

yang Dikembangkan. Lingua, 6(2).

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/lingua/article/view/876

Setyarini, M. N. (2018). The Implementation of Scientific Approach With Project-

based learning in Teaching Recount Text. English Education Journal, 8(3),

387-394.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eej/article/view/24795/11292

Sholihah, F. N., & Pertiwi, N. A. (2019). Penerapan project based learning untuk

meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada matakuliah dasar-dasar

sains. Edubiotik: Jurnal Pendidikan, Biologi Dan Terapan, 4(02), 68-74.

http://ejurnal.budiutomomalang.ac.id/index.php/edubiotik/article/view/448

Sirisrimangkorn, L. (2018). The Use of Project-based Learning Focusing on

Drama to Promote Speaking Skills of EFL Learners. Advances in Language

and Literary Studies, 9(6), 14-20.

Siwa, I. B., & Muderawan, I. W. (2013). Pengaruh pembelajaran Berbasis Proyek

dalam Pembelajaran Kimia terhadap Keterampilan Proses Sains ditinjau dari

gaya kognitif siswa. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA

Indonesia, 3(1). http://119.252.161.254/e-

journal/index.php/jurnal_ipa/article/view/794

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Smedt, Fien De dan Hilde Van Keer. (2013). “A Research Synthesis on Effective

Writing Instruction in Primary Education”. Ghent University, Dunantlaan,

Belgium: International Conference on Education & Educational

Psychology.

Page 109: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

187

Stevenson, Nancy. (2006). Young Person’s Character Education hanbook.

Indianapolish: JIST Publisihinh, Inc.

Sudjiman. (1990). Apresiasi sastra. Bandung: Tarsito.

Sugilar, H. (2013). Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan disposisi

matematik siswa madrasah tsanawiyah melalui pembelajaran generatif.

Infinity Journal, 2(2), 156-168. http://e-

journal.stkipsiliwangi.ac.id/index.php/infinity/article/view/32

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suharianto, S. (1982). Dasar-dasar Teori Sastra. Semarang :Widya Duta.

Suharianto, S. 2008. Dasar-dasar Teori Sastra. Semarang :Rumah Indonesia.

Suharto, V. T. (2011). Perbedaan Keefektifan Model Pembelajaran Experiential.

Learning. Sinektik dan Pengajaran Langsung dalam Pembelajaraan

Apresiasi Prosa Fiksi ditanjau dari Kecerdasan Emosional Siswa. Jurnal

Pendidikan, 17(2). http://e-

journal.unipma.ac.id/index.php/JP/article/viewFile/122/108

Sulistiarmi, W., Wiyanto, W., & Nugroho, S. E. (2016). Analisis Kemampuan

Berpikir Kreatif Siswa Kelas XI-IPA pada Mata Pelajaran Fisika SMA

Negeri Se-Kota Pati. UPEJ Unnes Physics Education Journal, 5(2), 95-101.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej/article/view/13628

Sumardjo, Jakob. (2001). Beberapa Petunjuk Menulis cerpen. Bandung :Mitra

Kencana.

Sumarjdo & Saini K.M.. (1997). Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT. Gamedia

Pustaka Utama.

Suningcih, S., & Mardikantoro, H. B. (2018). The Effectiveness of Learning to

Produce Exposition Texts with Project Based Models in Vocational High

Schools, Based on Specialization Department. Seloka: Jurnal Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, 7(3), 300-305.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/seloka/article/view/28524

Suparno dan Mohamad Yunus. (2008). Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Supratman, Abdul Rani. (2004). Intisari Sastra Indonesia. Bandung : Pustaka

Setia.

Page 110: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

188

Suratiah, S., & Suroso, S. (2018). Keefektifan Pembelajaran Circ Dan Model

Sinektik Pada Keterampilan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP

Negeri 12 Kota Magelang. Diksi, 26(2), 128-138.

Suroto. (1986). Pengenalan Cerita Pendek. Jakarta: Swadaya.

Susilowati, I., Iswari, R. S., & Sukaesih, S. (2013). Pengaruh pembelajaran

berbasis proyek terhadap hasil belajar siswa materi sistem pencernaan

manusia. Journal of Biology Education, 2(1).

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujbe/article/view/2618

Thomas, J.W. (2000). A Review of Research on Problem Based Learning.

California : The Autodesk Foundation.

Trianto, S.Pd.,M.Pd. (2007). Model- model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

Konstruktivistik. Jakarta : PerstasiPustaka.

Turgut, Halil .(2008). Prospective Science Teachers’ Conceptualizations About

Project Based Learning. International Journal of Instruction January 2008

● Vol.1, No.1.ISSN: 1694-609X ● www.e-iji.net

Ummah, S. K., In'am, A., & Azmi, R. D. (2019). Creating Manipulatives:

Improving Students' Creativity through Project-Based Learning. Journal on

Mathematics Education, 10(1), 93-102.

Vargas, N.V., Ortiz, J.L.A. & Ceballo, V.M.A. (2018). Project Based Learning In

The Technical And Vocational Education And Training. International

Journal Of Environmental And Science Education, 13(9), 767-776.

Wajdi, F. (2017). Implementasi Project Based Learning (PBL) dan Penilaian

Autentik dalam Pembelajaran Drama Indonesia. Jurnal Pendidikan Bahasa

dan Sastra UPI, 17(1), 86-101.

https://www.neliti.com/publications/119875/implementasi-project-based-

learning-pbl-dan-penilaian-autentik-dalam-pembelajara

Ward, Thomas B. (2007). The Multiple Roles of Educators in Children’s

Creativity in Ai-Girl Tan (ed) Ccreativity: A Hanbook for Teachers.

London, New York: World Scientific.

Weinstraub, Sandra. (1998). The Hidden Intelligence: Innovation Through

Intuition. Oxford, etc : Heinemann.

Wena, Made. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi

Aksara.

Page 111: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

189

Wibowo,Hanung Setya; Kartono; Sriyanto, M.Ismail. (2015). Penerapan Model

Project–Based Learning (Pj-BL) Untuk Meningkatkan Keterampilan

Menulis Deskripsi. Journal FK IP Universitas Sebelas Maret

Widiyatmoko, A., & Pamelasari, S. D. (2012). Pembelajaran berbasis proyek

untuk mengembangkan alat peraga IPA dengan memanfaatkan bahan bekas

pakai. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 1(1).

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii/article/view/2013

Wijanarko, A. G., Supardi, K. I., & Marwoto, P. (2017). Keefektifan Model

Project Based Learning Terbimbing untuk Meningkatkan Keterampilan

Proses Sains dan Hasil Belajar IPA. Journal of Primary Education, 6(2),

120-125.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpe/article/view/17561/8815

Winataputra, Udin S. (2001). Model-model Pembelajaran Inovatif. Jakarta : PAU-

PPAI Universitas Terbuka.

Willard, K & Duffrin. (2003). Utilizing Project-Based Learning and Competition

to Develop Student Skills and Interest in Producing Quality Food Items.

Journal of Food Science Education, 2(4): 69-73.

Wrigley, H.S. (2003). Knowledge in Action : The Promise of Project Based

Learning, Focus and Basic. Journal vol. 2. h.3. Yogyakarta : Kanisius.

Zulaeha, Ida. (2013). Pembelajaran Menulis Kreatif. Surkarta: Yuma Pustaka.

Page 112: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

190

LAMPIRAN 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMAN 1 Banjar Agung

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ semester : XI/Genap

Materi Pokok : Teks Cerpen

Alokasi waktu : 2x 45 menit

A. Kompetensi Inti

K1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

K2 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

K3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, eksplanasial, dan metakognitif berdasarkan rasaingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

eksplanasial pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan masalah

K4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan

metoda sesuai kaidah keilmuan

Page 113: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

191

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

KOMPETENSI DASAR DAN IPK DARI KI 3

3.9 Menganalisis unsur-unsur pembangun

cerita pendek dalam buku kumpulan

cerita pendek

Indikator Pencapaian Kompetensi

3.9.1 Mengidentifikasi cerpen dengan

memerhatikan unsur-unsur

pembangun cerpen

3.9.2 Menelaah teks cerita pendek

berdasarkan struktur dan kaidah

KOMPETENSI DASAR DAN IPK DARI KI 4

4.9 Mengkonstruksi sebuah cerita pendek

dengan memerhatikan unsur-unsur

pembangun cerpen

Indikator Pencapaian Kompetensi

4.9.1 Menyusun kembali cerpen dengan

memerhatikan unsur-unsur

pembangun cerpen

4.9.2 Mempresentasikan, menanggapi,

dan merevisi hasil kerja dalam

diskusi kelas.

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengamati dan melakukan kegiatan pembelajaran, peserta didik dapat

mengamati berbagai fakta, menanya konsep, mencoba, mengasosiasi, dan

mengomunikasikan. Peserta didik diharapkan dapat:

1. Mengidentifikasi cerpen dengan memerhatikan unsur-unsur pembangun

cerpen

2. Menelaah teks cerita pendek berdasarkan struktur dan kaidah

3. Menyusun kembali cerpen dengan memerhatikan unsur-unsur pembangun

cerpen

4. Mempresentasikan, menanggapi, dan merevisi hasil kerja dalam diskusi

kelas

D. Materi

Struktur cerita pendek

Abstrak-orientasi-komplikasi-evaluasi-resolusi-koda

Unsur-unsur cerita pendek

Page 114: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

192

Tema, tokoh, penokohan, alur, latar, gaya bahasa, sudut pandang, amanat.

E. Model pembelajaran: Projrct Based Learning

F. Metode pembelajaran:

1. Ceramah

2. Diskusi kelompok

3. Tanya jawab

4. Inquiri

5. Penugasan

G. Media/alat dan bahan sumber ajar

1. Media/ alat: media audiovisual/ LCD

2. Sumber belajar:

a. Materi hakikat, struktur, unsur pembangun, dan langkah-langkah

menulis teks cerpen.

b. Buku bahasa Indonesia (wajib) kelas XI, Kementrian dan

Kebudayaan Tahun 2017

c. Internet

d. Buku/sumber lain yang relevan

H. Kegiatan pembelajaran

Pertemuan Pertama (2x45 menit)

Tahap Langkah-langkah pembelajaran Alokasi waktu

Kegiatan

Awal

1. Peserta didik menjawab salam dari guru

2. Pendidik dikondisikan guru untuk siap belajar.

3. Peserta didik bersama guru mendiskusikan

materi dan langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan (menanya)

4. Peserta didik berkelompok yang terdiri dari 4-

5 orang

5. Peserta didik mendiskusikan dan menentukan

subtopic dalam materi yang akan dipelajari

atau gambaran yang diberikan pendidik

10 menit

Page 115: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

193

Kegiatan

Inti

1. Pertanyaan Mendasar

Peserta didik diberi pertanyaan mendasar

tentang materi yang telah dibahas kemudian

memberi penugasan kepada siswa dalam

melakukan suatu aktivitas.

2. Mendesain Perencanaan Proyek

Peserta didik secara kolaboratif mendesain

perencanaan proyek. Dengan demikian siswa

diharapkan akan merasa “memiliki” atas

proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang

aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat

mendukung dalam menjawab pertanyaan

esensial, dengan cara mengintegrasikan

berbagai subjek yang mungkin, serta

mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses

untuk membantu penyelesaian proyek.

3. Menyusun Jadwal

Peserta didik dan guru secara kolaboratif

menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan

proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:

1. membuat timeline (alokasi waktu) untuk

menyelesaikan proyek,

2. membuat deadline (batas waktu akhir)

penyelesaian proyek,

3. membawa peserta didik agar merencanakan

cara yang baru,

4. membimbing peserta didik ketika mereka

membuat cara yang tidak berhubungan

dengan proyek, dan meminta peserta didik

60 menit

Page 116: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

194

untuk membuat penjelasan (alasan) tentang

pemilihan suatu cara.

4. Memonitor Siswa dan Kemajuan Proyek

Peserta didik dimonitor oleh guru selama

menyelesaikan proyek.

Kegiatan

penutup

1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan

pembelajaran

2. Merefleksi dan memberikan motivasi

terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

3. Peserta didik menyimak informasi mengenai

rencana tindak lanjut pembelajaran.

4. Peserta didik menjawab salam penutup dari

guru

20 menit

Pertemuan Kedua (2x45 menit)

Tahap Langkah-langkah pembelajaran Alokasi waktu

Kegiatan

Awal

1. Peserta didik menjawab salam dar guru.

2. Peserta didik dikondisikan oleh guru agar siap

belajar

3. Peserta didik menjawab presensi dari guru.

4. Peserta didik bersama guru mendiskusikan

materi dan langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan (menanya)

5. Peserta didik berkelompok yang terdiri dari 4-

5 orang

6. Peserta didik mendiskusikan dan menentukan

subtopic dalam materi yang akan dipelajari atau

gambaran yang diberikan pendidik

10 menit

Kegiatan

Inti

1. Pertanyaan Mendasar

Peserta didik diberi pertanyaan mendasar

60 menit

Page 117: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

195

tentang materi yang telah dibahas kemudian

memberi penugasan kepada siswa dalam

melakukan suatu aktivitas

2. Memonitor Siswa dan Kemajuan Proyek

Peserta didik dimonitor oleh guru dalam

pelaksanaan pengerjaan proyek

3. Menguji Hasil

Penilaian dilakukan untuk membantu guru

dalam mengukur ketercapaian standar,

berperan dalam mengevaluasi kemajuan

masing- masing peserta didik

1. peserta didik berdiskusi melakukan penilian

awal untuk mengetahui kelebihan dan

kekurangan produk teks cerita pendek

kelompok lain

2. peserta didik berdiskusi memperbaiki teks

cerita pendek yang telah dievaluasi oleh

kelompok lain.

Kegiatan

penutup

1. Peserta didik dan guru membuat simpulan

pelajaran

2. Merefleksi dan memberikan motivasi terhadap

kegiatan yang sudah dilaksanakan.

3. Peserta didik menyimak informasi mengenai

rencana tindak lanjut pembelajaran.

4. Peserta didik menjawab salam penutup dari

guru

20 menit

Page 118: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

196

Pertemuan Ketiga (2x45 menit)

Tahap Langkah-langkah pembelajaran Alokasi waktu

Kegiatan

Awal

1. Peserta didik menjawab salam dari guru.

2. Peserta didik dikondisikan oleh guru agar siap

belajar

3. Peserta didik menjawab presensi dari guru.

4. Peserta didik berkelompok yang terdiri dari 4-

5 orang

5. Peserta didik bersama guru mendiskusikan

materi dan langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan (menanya)

10 menit

Kegiatan

Inti

1. Pertanyaan Mendasar

Peserta didik diberi pertanyaan tentang materi

yang telah dibahas kemudian memberi

penugasan kepada siswa dalam melakukan

suatu aktivitas

2. Memonitor Siswa dan Kemajuan Proyek

Peserta didik dimonitor oleh guru selama

menyelesaikan proyek.

3. Menguji Hasil

Penilaian dilakukan untuk membantu guru

dalam mengukur ketercapaian standar,

berperan dalam mengevaluasi kemajuan

masing- masing siswa

1. peserta didik perwakilan kelompok

mempresentasikan produk teks cerita pendek

yang tela diperbaiki.

2. peserta didik memperhatikan penguatan,

60 menit

Page 119: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

197

saran, dan masukan terhadap produk cerita

pendek

Kegiatan

penutup

1. Peserta didik dan guru Membuat simpulan

pelajaran

2. Merefleksi dan memberikan motivasi

terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

3. peserta didik menyimak informasi mengenai

rencana tindak lanjut pembelajaran.

4. peserta didik menjawab salam dari guru.

20 menit

D. Penilaian

1. Sikap spiritual dan social

a. Jenis/teknik : nontes/observasi

b. Bentuk instrument : lembar observasi

c. Instrument : terlampir

d. Pedoman penskoran : terlampir

2. Pengetahuan

a. Jenis/teknik : tes/tertulis

b. Bentuk instrument : tes essay

c. Instrument : terlampir

d. Pedoman penskoran : terlampir

3. Keterampilan

a. Jenis/teknik : tes/tertulis

b. Bentuk instrument : tes kinerja

c. Instrument : terlampir

d. Pedoman penskoran : terlampir

Page 120: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

198

Page 121: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

199

LAMPIRAN: MATERI TEKS CERITA PENDEK

A. Pengertian Teks Cerita Pendek

cerpen adalah cerita yang hanya menceritakan satu peristiwa dari seluruh

kehidupan pelakunya atau cerita yang pendek, namun tidak setiap cerita yang

pendek dapat digolongkan ke dalam cerpen. Cerpen adalah cerita yang pendek

dan di dalamnya terdapat pergolakan jiwa pada diri pelakunya sehingga secara

keseluruhan cerita bisa menyentuh nurani pembaca yang dapat dikategorikan

sebagai sebuah sastra cerpen. Dalam cerpen diceritakan sepenggal kehidupan

tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan atau menyenangkan

dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan. cerpen merupakan wadah

yang dipakai pengarang untuk menyuguhkan sebagian kecil saja dari kehidupan

tokoh yang menarik perhatian pengarang. Dalam menulis cerpen harus banyak

berkhayal karena cerpen memang karya fiksi yang berbentuk prosa. Peristiwa-

peristiwa yang terjadi dalam cerpen berdasarkan kreatifitas pengarangnya.

Demikian pula para pelaku yang terlibat dalam peristiwa berdasarkan kreativitas

pengarang. Waktu, tempat, dan suasana terjadi peristiwapun bergantung pada

kreativitas pengarangnya.

B. Unsur-Unsur teks Cerita Pendek

Cerita pendek termasuk ke dalam cerita rekaan atau fiksi yang di dalamnya

memiliki beberpa unsur penting dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan

yang lain karena unsur-unsur tersebut sebuah satu kesatuan.

Unsur pembangun cerpen mencakupi tema (dan amanat), penokohan, alur, latar,

pusat pengisahan/sudut pandang, dan gaya cerita. Berikut ini dipaparkan

pengertian masing-masing unsur tersebut.

1. Tema dan Amanat

Tema adalah ide sentral sebuah cerita. Tema cerpen ialah dasar cerita,

yaitu suatu konsep atau ide atau gagasan yang menjadi dasar diciptakannya

sebuah cerpen.

Page 122: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

200

Amanat dapat disampaikan oleh penulis melalui dua cara. Cara yang pertama,

amanat disampaikan secara tersurat; maksudnya, pesan yang hendak disampaikan

oleh penulis ditulis secara langsung di dalam cerpen; biasanya diletakkan pada

bagian akhir cerpen. Dalam hal ini pembaca dapat langsung mengetahui pesan

yang disampaikan oleh penulis. Cara yang kedua, amanat disampaikan secara

tersirat; maksudnya, pesan tidak dituliskan secara langsung di dalam teks cerpen

melainkan disampaikan melalui unsur-unsur cerpen. Pembaca diharapkan dapat

menyimpulkan sendiri pesan yang terkandung di dalam cerpen yang dibacanya

2. Tokoh dan Penokohan

Tokoh cerita atau charater adalah pelaku yang dikisahkan perjalanan

hidupnya dalam cerita fiksi lewat alur baik sebagai pelaku maupun penderita

berbagai peristiwa yang diceritakan.

3. Alur

Alur merupakan terjemahan dari istilah inggris plot. Alur adalah sambung-

sinambung peristiwa berdasarkan hukum sebab akibat. Alur tidak hanya

mengemukakan apa yang terjadi, tetapi juga menjelaskan mengapa hal itu terjadi

dengan sambung-sinambungnya peristiwa inii terjadilah sebuah cerita.sebuah

cerita bermula dan berakhir, dan antara awal dan akhir inilah terlaksana alur itu.

berdasarkan kriteria urutan waktu, alur dapat dibagi ke dalam tiga kategori.

a. Alur Maju

Jika peristiwa yang dikisahkan secara kronologis, peristiwa-peristiwa

pertama diikuti oleh peristiwa-peristiwa yang kemudian atau secara runtun cerita

dimulai dari tahap awal, tengah, dan akhir.

b. Alur Mundur

Urutan kejadian yang dikisahkan tidak bersifat kronologis, cerita dari

tengah atau bahkan dari akhir baru kemudian tahap cerita.

c. Alur Campuran

Secara mutlak, alur ini ada yang secara kronologis atau sebaliknya sorot

balik. Jika sebuah cerpen menggunakan alur campuran, biasanya pembaca akan

sulit memahami cerpen itu dalam menentukan alurnya. Oleh karenanya, untuk

Page 123: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

201

lebih memahami harus didasarkan pada yang lebih menonjol untuk mengetahui

keterkaiatan antar kejadian yang dikisahkan.

3. Latar

Istilah latar adalah terjemahan dari istilah Inggris setting. Suatu cerita

terjadi di suatu tempat dan pada waktu tertentu. Karena aksi tokoh-tokoh

terjadilah peristiwa pada suatu waktu dan dalam ruang tertentu. Latar atau setting

yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat,

hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa

yang diceritakan. Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas.\

Latar atau setting meliputi tempat, waktu, dan lingkungan sosial dimana

terjadinya peristiwa yang dimaksudkan pengarang dalam ceritanya.

a. Latar tempat yaitu, merujuk pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan.

Unsur tempat yang digunakan berupa tempat-tempat dengan nama tertentu.

b. Latar waktu yaitu, penggambaran waktu kejadian, seperti pagi hari, siang

hari, sore hari, tanggal dan tahun. Latar berhubungan erat dengan masalah

kapan terjadinya peristiwa dalam sebuah karya.

Latar sosial yaitu, merujuk pada hal-hal yang berhubungan perilaku kehidupan

sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan pada sebuah karya fiksi. Latar

ini merupakan kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup,

cara berpikir dan bersikap.

4. Pusat Pengisahan / Sudut Pandang

Istilah lain dari pusat pengisahan adalah sudut pandang. Keduanya

merujuk pada istilah dalam bahasa inggris point of view. Manurut Abrams (dalam

Nuryatin, 2016:78) point of view adalah cara dan / atau pandangan yang

dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar,

dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada

pembaca.

Sudut pandang mengacu pada posisi pengarang/pencerita, apakah dia di

dalam cerita atau di luar cerita. Posisi pengarang terdiri atas:

Page 124: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

202

a. Pengarang terlibat secara langsung dalam cerita (auther participant), yakni

pengarang ikut ambil bagian sebagai tokoh utama. Dalam cerita, pengarang

menggunakan kata ganti orang pertama “aku” atau “saya.”

b. Pengarang sebagai seorang pengamat (auther observant), posisi pengarang

sebagai pengamat yang mengisahkan pengamatannya menggunakan kata

ganti orang ketiga “ia” atau “dia” dalam cerita.

c. Pengarang serba tahu (auther emniscient), pengarang berada di luar cerita

tetapi serba tahu. Dalam kisahan cerita pengarang memakai nama-nama

orang.

5. Gaya Cerita

Gaya menurut H.B Jassin (dalam Nuryatin, 2016:79) adalah soal pilihan

kata, memilih dan mempergunakan kata-kata sesuai dengan isi yang hendak

disampaikan, juga bagaimana menyusun kalimat secara efektif dan secara estetis,

yakni memberi kesan yang dikehendaki pada si penerima.

C. Langkah-langkah Menulis Cerpen

Langkah-langkah yang dapat digunakan untuk mempermudah menulis

cerpen (Rampan, 1995:54):

a) Menentukan ide atau tema

Ide atau tema dapat diperoleh dari pengalaman pribadi atau orang lain. Ide

yang muncul sebaiknya dicatat agar tidak susah untuk disusun dalam penentuan

ide yang paling tepat untuk disusun dalam sebuah cerpen.

Suwandi dan Sutarmo (dalam Zulaeha, 2013: 48) mengatakan bahwa tema

merupakan sesuatu yang menjiwai sebuah cerita. Tema menjadi dasar dalam

bercerita. Rumah sebuah cerita terletak di dalam tema. Dalam menulis cerpen

tema harus dihayati oleh penulis. Tema-tema yang sering dipakai dalam penulisan

cerpen misalnya masalah sosial, keagamaan, kemiskinan, kesenjangan,

perjuangan, percintaan, dan lain-lain. Tema yang diminati bagi kalangan remaja

adalah tema kasih sayang dan percintaan, selain tema-tema yang lain.

b) Menyusun garis besar kerangka karangan

Page 125: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

203

Kerangka merupakan gambaran mengenai jalan cerita yang akan dibuat

menjadi sebuah cerita. Ditulis apa adanya, berdasarkan ide yang diperoleh dari

awa sampai akhir. Yang dilakukan dalam tahap ini : (1) pemilihan tokoh dan

penokohan yang menjadi tulang punggung cerita; (2) memilih latar; (3)

menentukan alur.

Pengungkapan karakter tokoh dalam cerita harus logis. Pengarang harus

dapat menciptakan gambaran yang tepat untuk watak orang yang ditampilkan.

Berawal dari penciptaan karakter tokoh, jalan cerita kan terbentuk.

c) Mengembangkan kerangka karangan

Dalam tahap ini, peneliti mengembangkan kerangka dan jangan berhenti

untuk melihat tulisan yang sudah ditulis.

d) Merevisi

Setelah selesai menulis, baru boleh dibaca untuk diketahui kekurangan dan

kelebihan tulisan.

Page 126: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

204

Soal tes pemahaman menulis cerpen

Bidang studi :

Kelas :

Materi :

Pengajar :

Hari/tanggal :

Tes tertulis

1. Jelaskan pengertian teks cerpen!

2. Jelaskan unsur-unsur pembangaun cerpen!

3. Jelaskan struktur dan kaidah kebahasaan teks cerpen!

Bacalah teks cerpen di bawah ini

4. Identifikasi unsur dan struktur teks cerpen di bawah ini!

Cerpen Robohnya Surau Kami karya AA Navis

Kalau beberapa tahun yang lalu Tuan datang ke kota kelahiranku......

Page 127: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

205

No Rambu-Rambu Jawaban

1 Teks cerpen merupakan teks yang menurut wujudnya berbentuk

pendek. Cerita pendek sering diungkapkan dengan cerita yang dapat

dibaca dalam sekali duduk. Pada umumnya bertema sederhana dan

latar yang dilukiskan hanya sesaat dan dalam lingkung yang relative

terbatas.

2 Teks cerpen memiliki unsur pembangun, yakni sebagai berikut.

a. Tema adalah gagasan utama atau pokok cerita.

b. Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan karakter

tokoh-tokoh dalam teks cerpen.

c. Latar meliputi tempat, waktu, dan budaya yang digunakan

dalam suatu cerita. Latar dalam suatu cerita bias bersifat

factual atau bias pula yang imajinatif. Latar berfungsi untuk

memperkuat atau mempertegas keyakinan pembaca terhadap

jalannya suatu cerita.

d. Alur merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh

hubungan sebab akibat ataupun bersifat kronologis.

e. Amanat merupakan ajaran atau pesan yang hendak

disampaikan pengarang. Amanat dalam cerpen umumnya

bersifat tersirat ; disembunyikan pengarang di balik peristiwa-

peristiwa yang membentuk isi cerita.

f. Gaya bahasa berfungsi untuk menciptakan suatu nada atau

suasana persuasive serta merumuskan dialog yang mampu

memperlihatkan hubungan antara sesame tokoh.

3 Struktur teks cerpen yaitu sebagai berikut.

a. Abstrak (sinopsis) merupakan bagian cerita yang

menggambarkan keseluruhan isi cerita.

b. Orientasi atau pengenalan cerita, baik itu berkenaan dengan

penokohan araupun bibit-bibit nasalah yang dialaminya.

c. Komplikasi atau puncak konflik, yakni bagian cerpen yang

meceritakan puncak masalah yang dialami tokoh utama.

d. Evaluasi, yakni bagian yang menyatakan komentar pengarang

atas peristiwa puncak yang telah diceritakannya.

e. Resolusi meruapakan tahap penyelesaian akhir dari seluruh

rangkaian cerita.

f. Koda merupakan komentar akhir terhadap keseluruhan isi

cerita, mungkin juga diisi dengan kesimpulan tentang hal-hal

yang dialami tokoh utama kemudian.

Kaidah kebahasaan teks crpen pada umumnya ditandai oleh

penggunaan:

a. Bahasa tidak baku atau informal, seperti enggak, ketemu,

kebelet

b. Kata sapaan, seperti mah, pah

c. Kosakata percakapan, seperti wah, sih, ah

4 1. Unsur pembangun dalam cerpen tersebut yaitu sebagai berikut.

Page 128: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

206

a. Tema

Tema adalah pokok pikiran yang dicetuskan pengarang yang menjadi

ji(a dan dasar cerita. Temadibedakan menjadi dua yaitu tema mayor

dan tema minor. Tema mayor adalah tema yang merupakan pusat

pikiran sebuah cerita atau karya sastra. Sedangkan tema minor adalah

tema yang dilihat darisudut pandang yang lain. Sehingga di dalam

tema mayor terdapat tema minor.Tema atau pokok persoalan cerpen

Robohnya Surau Kami terletak pada persoalan batin kakek Garin

setelah mendengar bualan Ajo Sidi. Dibuktikan pada kutipan

“Tidak, kesalahan engkau, karena engkau terlalu mementingkan diri

mu sendiri. Kau takut masuk neraka, karena itu kau taat

bersembahyang. Tapi engkau melupakan kaum mu sendiri,

melupakankehidupan anak istimu sendiri, sehingga mereka itu kucar

kacir selamanya. Inilah kesalahan mu yang terbesar, terlalu egoistis,

padahal engkau di dunia berkaum, bersaudara semuanya, tapi engkau

tak memperdulikan mereka sedikitpun.”

Dengan demikian, jika kita buat kesimpulan atas fakta-fakta di atas

maka tema cerpen ini adalah seorang kepala keluarga yang lalai

menghidupi keluarganya.

b. Alur

Alur yang dipakai dalam cerpen Robohnya Surau Kami yaitu alur

maju dan mundur. Dikatakan demikian karena benar-benar bertumpu

pada kisah sebelumnya, yang oleh tokoh Aku kisah itu diceritakan,

dan juga menceritakan tentang sebab meninggalkan seorang kakek

penjaga surau dan kemudian menceritakan kembali lanjutan kisah

tersebut.

Kalau beberapa tahun yang lalu Tuan datang ke kota kelahiranku

dengan menumpang bis.. Dan diujung jalan itu nanti akan Tuan temui

sebuah surau tua. Dan di pelataran kiri surau itu akan Tuan temui

seorang Tua. Orang-orang memanggilnya kakek... Tapi kakek ini

sudah tidak ada lagi sekarang. Ia sudah meninggal... Dan biang

keladi dari kerobohan ini ialah sebuah dongengan yang tak dapat

disangkal kebenarannya. Beginilah kisahnya. Dan besoknya, ketika

Aku mau turun rumah pagi-pagi istriku berkata apa aku tak pergi

menjenguk. “Siapa yang meninggal?” Tanyaku kaget.

“Kakek.”

“Kakek?”

c. Latar

Latar adalah segala keterangan mengenai waktu, ruang dan

suasana terjadinya peristiwa dalam cerita dan dalam lakuan karya

sastra. Latar pada cerpen ini ada dua macam, yaitu: latar tempat dan

latar waktu.

Latar Tempat

Latar jenis ini biasa disebut latar fisik. Latar ini dapat berupa

Page 129: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

207

daerah, bangunan, kapal,sekolah, kampus, hutan, dan sejenisnya. Latar

tempat yang ada dalam cerpen ini jelas disebutkan oleh pengarangnya,

seperti kota, dekat pasar, di surau, dan sebagainya. Dibuktikan pada

bagian:

Kalau beberapa tahun yang lalu Tuan datang ke kota

kelahiranku dengan menumpang bis, Tuan akan berhenti di dekat

pasar. Melangkahlah menyusuri jalan raya arah ke barat. Maka kira-

kira sekilometer dari pasar akan sampailah Tan di jalan kampungku.

Pada simpang kecil kekanan, simpang yang kelima, membeloklah ke

jalan sempit itu. Dan di ujung jalan itu nanti akan tuan temui sebuah

surau tua. Di depannya ada kolam ikan, yang airnya mengalir melalui

empat buah pancuranmandi.

Latar Waktu

Latar jenis ini, yang terdapat dalam cerpen ini ada yang

bersamaan dengan latar tempat,seperti yang sudah dipaparkan di atas

pada latar tempat atau contoh yang lainnya seperti berikut:

“Pada suatu waktu,” kata Ajo Sidi memulai, “..di "khirat Tuhan

Allah memeriksa orang-orang yang sudah berpulang....

Jika tuan datang sekarang, hanya akan menjumpai gambaran yang

mengesankan suatu kebencian yang bakal roboh...

Sekali hari aku datang pula mengupah kepada kakek

“Sedari mudaku aku di sini, bukan?...”

d. Tokoh dan penokohan

Tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam cerita fiksi.

Nurgiantoro (1995) mengatakan bahwa tokoh-tokoh dalam cerita fiksi

dibedakan dalam beberapa jenis berdasarkan ke dalam beberapa jenis

penamaan berdasarkan sudut pandangan dan tinjauan, seperti tokoh

utama dan tambahan, tokoh protagonis, antagonis, tokoh sederhana

dan tokoh bulat, tokoh statis dan tokoh berkembang serta tokoh tipikal

dan tokoh netral.

a. Tokoh Aku

Tokoh ini begitu berperan dalam cerpen ini. Dari mulutnya kita bisa

mendengar kisah siKakek yang membunuh dirinya dengan cara

menggorok lehernya dengan pisau. Pengarang menggambarkan tokoh

ini sebagai orang yang ingin tahu perkara orang lain. Dibuktikan pada

bagian:

Tiba-tiba aku ingat lagi pada Kakek dan kedatangan Ajo Sidi

kepadanya. Apakah Ajo Sidi tidak membuat bualan tentang kakek?

Dan bualan itukah yang mendurjakan kakek? Aku ingin tahu. Lalu aku

tanya pada kakek lagi: “Apa ceritanya, kek?”

Ingin tahuku dengan cerita Ajo Sidi yang memurungkan Kakek jadi

memuncak. Aku tanya lagi kakek: “Bagaimana katanya, kek?”

“Astaga. Ajo Sidi punya gara-gara,” kataku seraya cepat-cepat

meninggalkan istriku yang tercengang-cengang. Aku cari Ajo Sidi ke

Page 130: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

208

rumahnya. Tapi aku berjumpa sama istrinya saja. Lalu aku tanya dia.

b. Ajo Sidi

Tokoh ini sangat istimewa. Tidak banyak dimunculkan tetapi sangat

menentukan keberlangsungan cerita ini. Secara jelas tokoh ini disebut

sebagai si tukang bual. Sebutan ini muncul melalui mulut tokoh Aku.

Menurut si tokoh Aku, Ajo Sidi disebutkan sebagai si tukang bual

yang hebat karena siapa pun yang mendengarnya pasti terpikat. Selain

itu bualannya selalu mengena. Dibuktikan pada bagian:

....Maka aku ingat Ajo Sidi, si pembual itu. Sudah lama aku tak ketemu

dia. Dan aku ingin ketemu dialagi. Aku senang mendengar bualannya.

Ajo Sidi bisa mengikat orang-orang dengan bualannya yang aneh-

aneh sepanjang hari.,,,

c. Si Kakek

Tokoh ini merupakan tokoh sentral. Tokoh ini digambarkan sebagai

orang yang mudah dipengaruhi dan gampang mempercayai omongan

orang, pendek akal dan pikirannya, serta terlalu mementingkan diri

sendiri dan lemah imannya. Penggambaran watak seperti ini karena

tokoh kakek mudah termakan cerita Ajo Sidi. Padahal yang namanya

cerita tidak perlu ditanggapi serius tetapi bagi si kakek hal itu seperti

menelanjangi kehidupannya. Seandainya si kakek panjang akal dan

pikirannya serta kuat imannya tidak mungkin ia mudah termakan

cerita Ajo Sidi. Dia bisa segera bertobat dan bersyukur kepada Tuhan

sehingga dia bisa membenahi hidup dan kehidupannya sesuai dengan

perintah tuhannya. Tetapi sayang, dia segera mengambil jalan pintas

malah masuk ke pintu dosa yang lebih besar.Gambaran untuk tokoh si

Kakek yang terlalu mementingkan diri sendiri melalui ucapanya

sendiri, seperti berikut:

“ Sedari mudaku aku di sini, bukan? tak kuingat punya istri, punya

anak, punya keluarga seperti orang-orang lain, tahu? Tak terpikirkan

hidupku...

d. Haji Saleh

Tokoh ini adalah ciptaan Ajo Sidi. Secara jelas terlihat Watak tokoh

ini digambarkan sebagai orang terlalu mementingkan diri sendiri.

d. Sudut Pandang

Sudut Pandang adalah penempatan isi penceritaan dalam kisah.

Di dalam cerpen robohnya Surau Kami pengarang memposisikan

dirinya dalam cerita ini sebagai tokoh utama atau akuan sertaan sebab

secara langsung pengarang terlibat di dalam cerita dan ini terasa pada

bagian awal cerita. Buktinya:

Kalau beberapa tahun yang lalu Tuan datang ke Kota kelahirnku

dengan menumpang bis, Tuanakan berhenti di dekat pasar...

Sekali hari Aku datang pula mengupah pada kakek. biasanya kakek

gembira menerimaku, karena aku suka memberinya uang...

'kan tetapi, ketika si kakek bercerita tentang Haji Soleh di depan

Page 131: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

209

tokoh Aku, dan cerita ini diperolehnya dari Ajo Sidi, maka pengarang

sudah memposisikan dirinya sebagai tokoh bawahan. Artinya,

pengarang tetap melibatkan diri dalam cerita akan tetapi yang

sebenarnya ia sedang mengangkat tokoh utama atau berusaha ingin

menceritakan tokoh utamanya. Di sini pengarang tetap menggunakan

kata “Aku”. Walaupun begitu kata “Aku” ini merupakan kata ganti

orang pertama pasif.

“Engkau?”

“Aku Saleh. Tapi karena aku sudah ke Mekah, Haji Saleh namaku.”

lalu, setelah si Kakek menceritakan tentang Haji Saleh, tokoh

dongengan Ajo Sidi- ,pengarang kembali ke posisi sebagai tokoh Aku

seperti pada bagian awal cerita.

e. Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah cara pengarang mengungkapkan ceritanya melalui

bahasa yangdigunakan. Setiap pengarang memiliki gaya masing-

masing. Pada cerpen ini pengarang menggunakankata-kata yang biasa

digunakan dalam bidang keagamaan (Islam), seperti garin, Allah

Subhanahuwataala, Alhamdulillah, Astagfirullah, Masya-Allah,

Akhirat, Tawakal, dosa dan pahala, Surga, Tuhan, beribadat

menyembah-Mu, berdoa, menginsyafkan umat-Mu, hamba-Mu, kitab-

Mu, Malaikat, neraka, haji, Syekh, dan Surau serta fitrah Id, juga

Sedekah. Majas yang digunakan dalam cerpen ini di antaranya majas

alegori karena di dalam cerita inicara berceritanya menggunakan

lambang, yakni tokoh haji Saleh dan kehidupan di akhirat, atau lebih

tepatnya menggunakan majas parabel karena majas ini berisi ajaran

agama, moral atau suatu kebenaran umum dengan mengunakan ibarat.

Majas ini sangat dominan dalam cerpen ini.Selain majas alegori atau

parabol, pengarang pun menggunakan majas Sinisme seperti yang

diucapkan tokoh aku: “... Dan yang terutama ialah sifat masa bodoh

manusia sekarang, yang tak hendak memelihara apa yang tidak dijaga

lagi”.

.

7. g. Amanat

Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh

pengarang melaluikaryanya. Sebagaimana tema, amanat dapat

disampaikan secara implisit yaitu dengan caramemberikan ajaran

moral atau pesan dalam tingkah laku atau peristiwa yang terjadi pada

tokoh menjelang cerita berakhir, dan dapat pula disampaikan secara

eksplisit yaitu dengan penyampaian seruan, saran, peringatan, nasehat,

anjuran, atau larangan yang berhubungan dengan gagasan utama

cerita. Jadi amanat adalah gagasan yang mendasari karya sastra dan

sekaligus pesan yang ingindisampaikan pengararang kepada pembaca

atau pendengar.

Page 132: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

210

Amanat yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca atau

pendengar yang terdapatdalam cerpen Robohnya Surau Kami adalah

a) Jangan cepat marah kalau ada orang yang mengejek atau

menasehati kita karena ada perbuatan kita yang kurang layak di

hadapan orang lain. Amanat ini dibuktikan pada kutipan:

“Marah? Ya, kalau aku masih muda, tetapi aku sudah tua. Orang tua

menahan ragam. Sudah lama aku tak marah-marah lagi. Takut aku

kalau imanku rusak karenanya, ibadahku rusak karenanya. Sudah

begitu lama aku berbuat baik, beribadah bertawakkal kepada Tuhan

...”

b) Jangan cepat bangga akan perbuatan baik yang kita lakukan karena

hal ini bisa saja baik di hadapan manusia tetapi tetap kurang baik di

hadapan Tuhan itu. Dibuktikan pada:

“Alangkah tercengangnya Haji Saleh, karena di Neraka itu banyak

teman-temannya di dunia terpanggang hangus, merintih kesakitan.

Dan tambah tak mengerti lagi dengan keadaan dirinya, karena semua

orang-orang yang dilihatnya di Neraka itu tak kurang ibadahnya dari

dia sendiri. Bahkan ada salah seorang yang telah sampai 12 kali ke

Mekkah...

c) Jangan menyia-nyiakan apa yang kamu miliki, dibuktikan pada

kutipan:

“..., kenapa engkau biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu

teraniaya semua, sedang harta bendamu kau biarkan orang lain

mengambilnya untuk anak cucu mereka. Dan engkau lebih suka

berkelahi antara kamu sendiri, saling menipu, saling memeras. Aku

beri kau negeri yang kaya raya, tapi kau malas, kau lebih suka

beribadat saja, karena beribadat tidak mengeluarkan peluh, tidak

membanting tulang. ...

d) Jangan mementingkan diri sendiri. Dibuktikan pada bagian:

”.... Kesalahan engkau, karena engkau terlalu mementingkan dirimu

sendiri. Kau takut masuk neraka, karena itu kau taat bersembahyang,

tapi engkau melupakan kehidupan kaummu sendiri,melupakan

kehidupan anak istrimu sendiri, sehingga mereka itu kucar kacir

selamanya.

Page 133: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

211

Page 134: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

212

PEDOMAN PENSKORAN

No Aspek Penliaian Indikator Kriteria Penilaian Skor

1 Pemahaman

pengertian teks

cerpen

Pemahaman

pengertian teks

cerpen dengan

lengkap dan

benar

Jawaban mengandung

pengertian teks cerpen

dengan lengkap dan benar

4

Jawaban hanya

mengandung inti

pengertian teks cerpen

3

Jawaban kurang

mengandung pengertian

teks cerpen

2

Jawaban tidak

mengandung pengertian

teks cerpen

1

2 Unsur-unsur

pembangun

cerpen

Peserta didik

mampu

menentukan

unsur-unsur

pembangun

cerpen dengan

lengkap, yaitu:

a. tema

b. tokoh dan

penokohan

c. alur

d. latar

amanat

Peserta didik menampilkan

semua unsur cerpen

dengan lengkap.

4

Peserta didik hanya

menampilkan empat unsur

cerpen

3

Peserta didik hanya

menampilkan tiga unsur

cerpen.

2

Peserta didik hanya

menampilkan satu unsur

cerpen.

1

3 Struktur cerpen Peserta didik Peserta didik menemukan

Page 135: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

213

mampu

mengidentifikasi

teks cerpen

dengan utuh

yang terdiri dari:

a. abstrak

b. orientasi

c. komplikasi

d. evaluasi

e. resolusi

f. koda

semua bagain struktur

cerpen

Peserta didik hanya

menemukan lima struktur

cerpen

Peserta didik hanya

menemukan empat struktur

cerpen

Peserta didik hanya

menemukan tiga struktur

cerpen

4 Pemahaman

pengertian ,

struktur cerpen

Menjelaskan

enam struktur

cerpen dengan

tepat dan

lengkap

Menjelaskan enam struktur

dengan tepat dan lengkap

4

Menjelaskan enam struktur

dengan tepat dan tapi

kurang lengkap

3

Menjelaskan lima struktur

dengan tepat dan tapi

kurang lengkap

2

Hanya menyebutkan

struktur teks cerpen

1

5 Menjelaskan

unsur pembangun

cerpen

Menjelaskan

unsur

pembangun

cerpen dengan

tepat dan

lengkap

Menjelaskan unsur

pembangun cerpen dengan

tepat dan lengkap

4

Menjelaskan lima unsur

dengan tepat dan tapi

kurang lengkap

3

Menjelaskan empat unsur

dengan tepat dan tapi

kurang lengkap

2

Page 136: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

214

Hanya menyebutkan unsur

pembangun teks cerpen

1

Keterangan:

Skor Akhir= Skor perolehan X 100

Skor maksimal

Page 137: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

215

Instrumen Tes Keterampilan

A.petunjuk

1. tulislah identitas anda dengan lengkap dan jelas!

2. bacalah soal di bawah ini dengan cermat!

3. jawablah soal pada lembar yang sudah disediakan

B. identitas siswa

Nama :

no. Urut :

kelas :

C. soal

1. buatlah cerpen dengan tema bebas

2. aspek penilaian meliputi hal berikut.

a. kesesusaian tema dengan isi cerpen

b. penggambaran tokoh dan penokohan

c. pendeskripsian latar

d. penggunaan sudut pandang

e. penggunaan alur

f. penggunaan gaya bahasa

Page 138: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

216

Page 139: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

217

RUBRIK PENILAIAN MENULIS TEKS CERPEN

No Aspek

Penilaian Kriteria skor bobot

Skor

maksimal

1 kesesuai

an tema

dengan

isi

cerpen

-Pendeskripsikan tema yang terkandung

dalam cerita sangat nampak terlihat,

baik dalam penyajian tema dan dalam

mengangkat masalah-masalah

kehidupan

-Tema cerita dikembangkan sesuai

dengan isi cerita pendek baik dalam

pendeskripsian tema, penyajian tema,

dan dalam mengangkat masalah-masalah

kehidupan

-Tema cerita dikembangkan belum

nampak dalam cerita, baik dalam

penyajian tema, dan dalam mengangkat

masalahmasalah kehidupan

-Pendeskripsikan tema yang terkandung

dalam cerita kurang nampak, baik dalam

penyajian tema , dan dalam mengangkat

masalah-masalah kehidupan

4

3

2

1

5 20

2 penggam

baran

tokoh

dan

penokoh

an

-Penggambaran watak tokoh sangat

baik, tokoh mampu membawa pembaca

seolah-olah mengalami kejadian dalam

cerita

-Penggambaran watak tokoh baik, tokoh

dapat membawa pembaca mengalami

kejadian dalam cerita

-Penggambaran watak tokoh terlihat

cukup baik, tokoh mampu membawa

pembaca seolah-olah sedikit mengalami

kejadian dalam cerita

4

3

2

1

4 16

Page 140: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

218

-Penggambaran watak tokoh terlihat

kurang nyata, tokoh kurang mampu

membawa pembaca mengalami kejadian

dalam cerita

3 pendeskr

ipsian

latar

-Tepat dalam memilihan tempat, waktu,

dan suasana yang mengukuhkan

terjadinya peristiwa dalam cerita

-Pemilihan tempat dan suasana dalam

membangun cerita sudah sesuai,

sehingga kesan dimana dan bagaimana

situasi tersebut terjadi terlihat baik

-Pemilihan tempat dan suasana dalam

membangun cerita cukup tepat, sehingga

kesan dimana dan bagaimana situasi

tersebut terjadi cukup terlihat

-Pemilihan tempat dan suasana dalam

membangun cerita kurang tepat,

sehingga kesan dimana dan bagaimana

situasi tersebut terjadi kurang terlihat

4

3

2

1

4 16

4 penggun

aan sudut

pandang

-Tepat dalam memberikan perasaan

kedekatan tokoh, baik dalam

menjelaskan kepada pembaca siapa yang

dituju dan menunjukkan perasaan tokoh

kepada pembaca

-Baik dalam memberikan perasaan

kedekatan tokoh, dan menggambarkan

perasaan tokoh kepada pembaca

-Cukup baik dalam menggambarkan

perasaan tokoh kepada pembaca

-Kurang dalam memberikan perasaan

kedekatan tokoh kepada pembaca

4

3

2

1

4 16

5 penggun

aan alur

-Sangat baik dalam penciptaan alur atau

plot, dalam tahapan perkenalan,

4

4 16

Page 141: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

219

pemunculan konflik, klimaks, dan

penyelesaian, serta adanya urutan

peristiwa yang berhubungan, sehingga

menarik untuk dibaca

-Baik dalam permainan alur, dalam

tahapan perkenalan, pemunculan konflik,

klimaks, dan penyelesaian sehingga

menarik untuk dibaca.

-Penciptaan alur atau plot cukup baik,

adanya urutan peristiwa yang

berhubungan sehingga cerita cukup

menarik untuk dibaca.

-Penciptaan alur atau plot kurang,

sehingga cerita kurang menarik untuk

dibaca.

3

2

1

6 penggun

aan gaya

bahasa

-Tepat dalam memilih bahasa yang

mengandung unsur emotif, variasi, dan

tepat dalam memilih ungkapan yang

mewakili sesuatu yang diungkapkan

terbukti dengan cerpen yang enak dibaca

-Penggunaan diksi dan gaya bahasa

cukup sesuai dengan situasi yang

mewakili, cukup bervariasi, dan cukup

ekspresif

-Penggunaan diksi dan gaya bahasa

cukup tepat, dalam mewakili sesuatu

yang diungkapkan

-Penggunaan diksi dan gaya bahasa

kurang tepat, sehingga kurang mewakili

sesuatu yang diungkapkan

4

3

2

1

4 16

Page 142: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

220

INSTRUMEN PENILIAN SIKAP

Nama Satuan Pendidikan :

Tahun Pelajaran :

Kelas/Semester : XI/2

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

No Nama Rasa Ingin Tahu Tanggung Jawab Jujur Santun Kerjasama

Skor

Total Nilai

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Indikator Penilaian

4 = Sangat Baik

3 = Baik

2 = Cukup

1 = Kurang

Skor Akhir = Skor Perolehan x 100

Skor Maksimal

Page 143: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

221

LAMPIRAN 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMAN 1 Banjar Margo

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ semester : XI/1

Materi Pokok : Teks Cerpen

Alokasi waktu : 2x 45 menit (1x pertemuan)

I. Kompetensi Inti

K1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

K2 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

K3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, eksplanasial, dan metakognitif berdasarkan rasaingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

eksplanasial pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan masalah

K4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan

metoda sesuai kaidah keilmuan

J. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Page 144: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

222

KOMPETENSI DASAR DAN IPK DARI KI 3

3.9 Menganalisis unsur-unsur pembangun

cerita pendek dalam buku kumpulan

cerita pendek

Indikator Pencapaian Kompetensi

3.9.1 Mengidentifikasi cerpen dengan

memerhatikan unsur-unsur

pembangun cerpen

3.9.2 Menelaah teks cerita pendek

berdasarkan struktur dan kaidah

KOMPETENSI DASAR DAN IPK DARI KI 4

4.9 Mengkonstruksi sebuah cerita pendek

dengan memerhatikan unsur-unsur

pembangun cerpen

Indikator Pencapaian Kompetensi

4.9.2 Menyusun kembali cerpen dengan

memerhatikan unsur-unsur

pembangun cerpen

4.9.2 Mempresentasikan, menanggapi,

dan merevisi hasil kerja dalam

diskusi kelas.

K. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengamati dan melakukan kegiatan pembelajaran, peserta didik dapat

mengamati berbagai fakta, menanya konsep, mencoba, mengasosiasi, dan

mengomunikasikan. Peserta didik diharapkan dapat:

5. Mengidentifikasi cerpen dengan memerhatikan unsur-unsur pembangun

cerpen

6. Menelaah teks cerita pendek berdasarkan struktur dan kaidah

7. Menyusun kembali cerpen dengan memerhatikan unsur-unsur pembangun

cerpen

8. Mempresentasikan, menanggapi, dan merevisi hasil kerja dalam diskusi kelas

L. Materi

Struktur cerita pendek

Abstrak-orientasi-komplikasi-evaluasi-resolusi-koda

Unsur-unsur cerita pendek

Tema, tokoh, penokohan, alur, latar, gaya bahasa, sudut pandang, amanat.

M. Model pembelajaran: Sinektik

Page 145: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

223

N. Metode pembelajaran:

6. Ceramah

7. Diskusi kelompok

8. Tanya jawab

9. Inquiri

10. Penugasan

O. Media/alat dan bahan sumber ajar

3. Media/ alat: media audiovisual/ LCD

4. Sumber belajar:

e. Materi hakikat, struktur, unsur pembangun, dan langkah-langkah

menulis teks cerpen.

f. Buku bahasa Indonesia (wajib) kelas XI, Kementrian dan

Kebudayaan Tahun 2017

g. Internet

h. Buku/sumber lain yang relevan

P. Kegiatan pembelajaran

Pertemuan Pertama (2x45 menit)

Tahap Langkah-langkah pembelajaran Alokasi waktu

Kegiatan

Awal

6. Peserta didik menjawab salam dari guru.

7. Peserta didik dikondisikan agar siap

belajar

8. Pesera didik merespon presensi dari guru.

Tahap pertama: Penyampaian materi

9. Peserta didik bersama guru

mendiskusikan materi dan langkah

pembelajaran yang akan dilaksanakan

(menanya)

10. Peserta didik mendiskusikan dan

menentukan subtopic dalam materi yang

akan dipelajari atau gambaran yang

10 menit

Page 146: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

224

diberikan pendidik

Kegiatan

Inti

Tahap kedua: Penerapan Model Pembelajaran

1. mendeskripsikan kondisi saat ini

Peserta didik mendeskripsikan situasi atau

topik seperti yang mereka lihat saat ini.

2. Analogi Langsung

Peserta didik mengusulkan analogi-analogi

langsung, memilihnya, dan mengeksplorasi

(mendesripsikannya) lebih jauh.

3. Analogi Personal

Peserta didik menjadi analogi yang telah

mereka pilih dalam tahap kedua tadi.

4. Konflik Padat

Peserta didik mengambil deskripsi-deskripsi

dari tahap kedua dan ketiga, mengusulkan

beberapa analogi konflik padat, dan memiliih

slah satunya.

5. Analogi langsung (2)

Peserta didik membuat dan memiliih analogi

langsung yang lain, yang didasarkan pada

analogi konflik padat.

6. memeriksa kembali tugas awal

Peserta didik diminta kembali pada tugas atau

masalah awal dan menggunakan analogi

terakhir dan atau seluruh pengalaman

sinektiknya.

Tahap ketiga: Peserta didik mempresentasikan

hasil pekerjaannya (mengomunikasikan)

60 menit

Kegiatan

penutup

Tahap keempat: rekognisi tim

1. Peserta didik merevisi berdasarkan hasil

20 menit

Page 147: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

225

presentasi berdasarkan masukan atau saran dari

peserta didik lain dan pendidik

2. Membuat simpulan pelajaran

3. Merefleksi dan memberikan motivasi

terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Pertemuan kedua (2x45 menit)

Tahap Langkah-langkah pembelajaran Alokasi waktu

Kegiatan

Awal

1. Peserta didik menjawab salam dari guru.

2. Peserta didik dikondisikan agar siap belajar

3. Peserta didik dipresensi oleh guru.

Tahap pertama: Penyampaian materi

4. Peserta didik bersama guru mendiskusikan

materi dan langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan (menanya)

5. Peserta didik mendiskusikan dan menentukan

subtopic dalam materi yang akan dipelajari

atau gambaran yang diberikan pendidik

10 menit

Kegiatan

Inti

Tahap kedua: Penerapan Model Pembelajaran

1. mendeskripsikan kondisi saat ini

Peserta didik diminta mendeskripsikan situasi

atau topik seperti yang mereka lihat saat ini.

2. Analogi Langsung

Peserta didik mengusulkan analogi-analogi

langsung, memilihnya, dan mengeksplorasi

(mendesripsikannya) lebih jauh.

3. Analogi Personal

Peserta didik menjadi analogi yang telah

mereka pilih dalam tahap kedua tadi.

4. Konflik Padat

60 menit

Page 148: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

226

Peserta didik mengambil deskripsi-deskripsi

dari tahap kedua dan ketiga, mengusulkan

beberapa analogi konflik padat, dan memiliih

slah satunya.

5. Analogi langsung (2)

Peserta didik membuat dan memiliih analogi

langsung yang lain, yang didasarkan pada

analogi konflik padat.

6. memeriksa kembali tugas awal

Peserta didik diminta kembali pada tugas atau

masalah awal dan menggunakan analogi

terakhir dan atau seluruh pengalaman

sinektiknya.

Tahap ketiga: tes individual

Peserta didik mempresentasikan hasil

pekerjaannya (mengomunikasikan)

Kegiatan

penutup

Tahap keempat: rekognisi tim

1. Peserta didik merevisi berdasarkan

hasil presentasi berdasarkan masukan atau

saran dari peserta didik lain dan pendidik

2. Membuat simpulan pelajaran

3. Merefleksi dan memberikan motivasi

terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan.

20 menit

Pertemuan Ketiga (2x45 menit)

Tahap Langkah-langkah pembelajaran Alokasi waktu

Kegiatan

Awal

1. Peserta didik menjaawab salam dari guru.

2. Peserta didik dikondisikan untuk siap

belajar

10 menit

Page 149: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

227

3. Peserta didik dipresensi oleh guru.

Tahap pertama: Penyampaian materi

4. Peserta didik bersama guru mendiskusikan

materi dan langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan (menanya)

5. Peserta didik mendiskusikan dan

menentukan subtopic dalam materi yang

akan dipelajari atau gambaran yang

diberikan pendidik

Kegiatan

Inti

Tahap kedua: Penerapan Model Pembelajaran

1. mendeskripsikan kondisi saat ini

Peserta didik diminta untuk mendeskripsikan

situasi atau topik seperti yang mereka lihat

saat ini.

2. Analogi Langsung

Peserta didik mengusulkan analogi-analogi

langsung, memilihnya, dan mengeksplorasi

(mendesripsikannya) lebih jauh.

3. Analogi Personal

Peserta didik menjadi analogi yang telah

mereka pilih dalam tahap kedua tadi.

4. Konflik Padat

Peserta didik mengambil deskripsi-deskripsi

dari tahap kedua dan ketiga, mengusulkan

beberapa analogi konflik padat, dan memiliih

slah satunya.

5. Analogi langsung (2)

Peserta didik membuat dan memiliih analogi

langsung yang lain, yang didasarkan pada

analogi konflik padat.

6. memeriksa kembali tugas awal

60 menit

Page 150: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

228

Peserta didik diminta kembali pada tugas atau

masalah awal dan menggunakan analogi

terakhir dan atau seluruh pengalaman

sinektiknya.

Tahap ketiga: meninjau tugas

1. peserta didik memeriksa kembali dan

memastikan cerpen yang telah dibuatnya

sudah memenuhi kriteria penilaian menulis

cerpen.

2. peserta didik saling menukar hasil diskusi

kepada kelompok lain.

Kegiatan

penutup

Tahap keempat: rekognisi tim

1. Peserta didik merevisi berdasarkan hasil

presentasi berdasarkan masukan atau saran

dari peserta didik lain dan pendidik

2. Membuat simpulan pelajaran

3. Merefleksi dan memberikan motivasi

terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

20 menit

D. Penilaian

4. Sikap spiritual dan social

e. Jenis/teknik : nontes/observasi

f. Bentuk instrument : lembar observasi

g. Instrument : terlampir

h. Pedoman penskoran : terlampir

5. Pengetahuan

e. Jenis/teknik : tes/tertulis

f. Bentuk instrument : tes essay

g. Instrument : terlampir

h. Pedoman penskoran : terlampir

6. Keterampilan

Page 151: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

229

e. Jenis/teknik : tes/tertulis

f. Bentuk instrument : tes kinerja

g. Instrument : terlampir

h. Pedoman penskoran : terlampir

Page 152: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

230

LAMPIRAN: MATERI TEKS CERITA PENDEK

A. Pengertian Teks Cerita Pendek

cerpen adalah cerita yang hanya menceritakan satu peristiwa dari seluruh

kehidupan pelakunya atau cerita yang pendek, namun tidak setiap cerita yang

pendek dapat digolongkan ke dalam cerpen. Cerpen adalah cerita yang pendek

dan di dalamnya terdapat pergolakan jiwa pada diri pelakunya sehingga secara

keseluruhan cerita bisa menyentuh nurani pembaca yang dapat dikategorikan

sebagai sebuah sastra cerpen. Dalam cerpen diceritakan sepenggal kehidupan

tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan atau menyenangkan

dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan. cerpen merupakan wadah

yang dipakai pengarang untuk menyuguhkan sebagian kecil saja dari kehidupan

tokoh yang menarik perhatian pengarang. Dalam menulis cerpen harus banyak

berkhayal karena cerpen memang karya fiksi yang berbentuk prosa. Peristiwa-

peristiwa yang terjadi dalam cerpen berdasarkan kreatifitas pengarangnya.

Demikian pula para pelaku yang terlibat dalam peristiwa berdasarkan kreativitas

pengarang. Waktu, tempat, dan suasana terjadi peristiwapun bergantung pada

kreativitas pengarangnya.

B. Unsur-Unsur teks Cerita Pendek

Cerita pendek termasuk ke dalam cerita rekaan atau fiksi yang di dalamnya

memiliki beberpa unsur penting dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan

yang lain karena unsur-unsur tersebut sebuah satu kesatuan.

Unsur pembangun cerpen mencakupi tema (dan amanat), penokohan, alur, latar,

pusat pengisahan/sudut pandang, dan gaya cerita. Berikut ini dipaparkan

pengertian masing-masing unsur tersebut.

1. Tema dan Amanat

Tema adalah ide sentral sebuah cerita. Tema cerpen ialah dasar cerita,

yaitu suatu konsep atau ide atau gagasan yang menjadi dasar diciptakannya

sebuah cerpen.

Page 153: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

231

Amanat dapat disampaikan oleh penulis melalui dua cara. Cara yang pertama,

amanat disampaikan secara tersurat; maksudnya, pesan yang hendak disampaikan

oleh penulis ditulis secara langsung di dalam cerpen; biasanya diletakkan pada

bagian akhir cerpen. Dalam hal ini pembaca dapat langsung mengetahui pesan

yang disampaikan oleh penulis. Cara yang kedua, amanat disampaikan secara

tersirat; maksudnya, pesan tidak dituliskan secara langsung di dalam teks cerpen

melainkan disampaikan melalui unsur-unsur cerpen. Pembaca diharapkan dapat

menyimpulkan sendiri pesan yang terkandung di dalam cerpen yang dibacanya

2. Tokoh dan Penokohan

Tokoh cerita atau charater adalah pelaku yang dikisahkan perjalanan

hidupnya dalam cerita fiksi lewat alur baik sebagai pelaku maupun penderita

berbagai peristiwa yang diceritakan.

3. Alur

Alur merupakan terjemahan dari istilah inggris plot. Alur adalah sambung-

sinambung peristiwa berdasarkan hukum sebab akibat. Alur tidak hanya

mengemukakan apa yang terjadi, tetapi juga menjelaskan mengapa hal itu terjadi

dengan sambung-sinambungnya peristiwa inii terjadilah sebuah cerita.sebuah

cerita bermula dan berakhir, dan antara awal dan akhir inilah terlaksana alur itu.

berdasarkan kriteria urutan waktu, alur dapat dibagi ke dalam tiga kategori.

a. Alur Maju

Jika peristiwa yang dikisahkan secara kronologis, peristiwa-peristiwa

pertama diikuti oleh peristiwa-peristiwa yang kemudian atau secara runtun cerita

dimulai dari tahap awal, tengah, dan akhir.

b. Alur Mundur

Urutan kejadian yang dikisahkan tidak bersifat kronologis, cerita dari

tengah atau bahkan dari akhir baru kemudian tahap cerita.

c. Alur Campuran

Secara mutlak, alur ini ada yang secara kronologis atau sebaliknya sorot

balik. Jika sebuah cerpen menggunakan alur campuran, biasanya pembaca akan

sulit memahami cerpen itu dalam menentukan alurnya. Oleh karenanya, untuk

Page 154: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

232

lebih memahami harus didasarkan pada yang lebih menonjol untuk mengetahui

keterkaiatan antar kejadian yang dikisahkan.

3. Latar

Istilah latar adalah terjemahan dari istilah Inggris setting. Suatu cerita

terjadi di suatu tempat dan pada waktu tertentu. Karena aksi tokoh-tokoh

terjadilah peristiwa pada suatu waktu dan dalam ruang tertentu. Latar atau setting

yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat,

hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa

yang diceritakan. Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas.\

Latar atau setting meliputi tempat, waktu, dan lingkungan sosial dimana

terjadinya peristiwa yang dimaksudkan pengarang dalam ceritanya.

c. Latar tempat yaitu, merujuk pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan.

Unsur tempat yang digunakan berupa tempat-tempat dengan nama tertentu.

d. Latar waktu yaitu, penggambaran waktu kejadian, seperti pagi hari, siang

hari, sore hari, tanggal dan tahun. Latar berhubungan erat dengan masalah

kapan terjadinya peristiwa dalam sebuah karya.

Latar sosial yaitu, merujuk pada hal-hal yang berhubungan perilaku kehidupan

sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan pada sebuah karya fiksi. Latar

ini merupakan kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup,

cara berpikir dan bersikap.

5. Pusat Pengisahan / Sudut Pandang

Istilah lain dari pusat pengisahan adalah sudut pandang. Keduanya

merujuk pada istilah dalam bahasa inggris point of view. Manurut Abrams (dalam

Nuryatin, 2016:78) point of view adalah cara dan / atau pandangan yang

dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar,

dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada

pembaca.

Sudut pandang mengacu pada posisi pengarang/pencerita, apakah dia di

dalam cerita atau di luar cerita. Posisi pengarang terdiri atas:

Page 155: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

233

d. Pengarang terlibat secara langsung dalam cerita (auther participant), yakni

pengarang ikut ambil bagian sebagai tokoh utama. Dalam cerita, pengarang

menggunakan kata ganti orang pertama “aku” atau “saya.”

e. Pengarang sebagai seorang pengamat (auther observant), posisi pengarang

sebagai pengamat yang mengisahkan pengamatannya menggunakan kata

ganti orang ketiga “ia” atau “dia” dalam cerita.

f. Pengarang serba tahu (auther emniscient), pengarang berada di luar cerita

tetapi serba tahu. Dalam kisahan cerita pengarang memakai nama-nama

orang.

5. Gaya Cerita

Gaya menurut H.B Jassin (dalam Nuryatin, 2016:79) adalah soal pilihan

kata, memilih dan mempergunakan kata-kata sesuai dengan isi yang hendak

disampaikan, juga bagaimana menyusun kalimat secara efektif dan secara estetis,

yakni memberi kesan yang dikehendaki pada si penerima.

C. Langkah-langkah Menulis Cerpen

Langkah-langkah yang dapat digunakan untuk mempermudah menulis

cerpen (Rampan, 1995:54):

a) Menentukan ide atau tema

Ide atau tema dapat diperoleh dari pengalaman pribadi atau orang lain. Ide

yang muncul sebaiknya dicatat agar tidak susah untuk disusun dalam penentuan

ide yang paling tepat untuk disusun dalam sebuah cerpen.

Suwandi dan Sutarmo (dalam Zulaeha, 2013: 48) mengatakan bahwa tema

merupakan sesuatu yang menjiwai sebuah cerita. Tema menjadi dasar dalam

bercerita. Rumah sebuah cerita terletak di dalam tema. Dalam menulis cerpen

tema harus dihayati oleh penulis. Tema-tema yang sering dipakai dalam penulisan

cerpen misalnya masalah sosial, keagamaan, kemiskinan, kesenjangan,

perjuangan, percintaan, dan lain-lain. Tema yang diminati bagi kalangan remaja

adalah tema kasih sayang dan percintaan, selain tema-tema yang lain.

b) Menyusun garis besar kerangka karangan

Page 156: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

234

Kerangka merupakan gambaran mengenai jalan cerita yang akan dibuat

menjadi sebuah cerita. Ditulis apa adanya, berdasarkan ide yang diperoleh dari

awa sampai akhir. Yang dilakukan dalam tahap ini : (1) pemilihan tokoh dan

penokohan yang menjadi tulang punggung cerita; (2) memilih latar; (3)

menentukan alur.

Pengungkapan karakter tokoh dalam cerita harus logis. Pengarang harus

dapat menciptakan gambaran yang tepat untuk watak orang yang ditampilkan.

Berawal dari penciptaan karakter tokoh, jalan cerita kan terbentuk.

c) Mengembangkan kerangka karangan

Dalam tahap ini, peneliti mengembangkan kerangka dan jangan berhenti

untuk melihat tulisan yang sudah ditulis.

d) Merevisi

Setelah selesai menulis, baru boleh dibaca untuk diketahui kekurangan dan

kelebihan tulisan.

Page 157: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

235

Soal tes pemahaman menulis cerpen

Bidang studi :

Kelas :

Materi :

Pengajar :

Hari/tanggal :

Tes tertulis

5. Jelaskan pengertian teks cerpen!

6. Jelaskan unsur-unsur pembangaun cerpen!

7. Jelaskan struktur dan kaidah kebahasaan teks cerpen!

Bacalah teks cerpen di bawah ini

8. Identifikasi unsur dan struktur teks cerpen di bawah ini!

Cerpen Robohnya Surau Kami karya AA Navis

Kalau beberapa tahun yang lalu Tuan datang ke kota kelahiranku......

Page 158: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

236

No Rambu-Rambu Jawaban

1 Teks cerpen merupakan teks yang menurut wujudnya berbentuk

pendek. Cerita pendek sering diungkapkan dengan cerita yang dapat

dibaca dalam sekali duduk. Pada umumnya bertema sederhana dan

latar yang dilukiskan hanya sesaat dan dalam lingkung yang relative

terbatas.

2 Teks cerpen memiliki unsur pembangun, yakni sebagai berikut.

g. Tema adalah gagasan utama atau pokok cerita.

h. Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan karakter

tokoh-tokoh dalam teks cerpen.

i. Latar meliputi tempat, waktu, dan budaya yang digunakan

dalam suatu cerita. Latar dalam suatu cerita bias bersifat

factual atau bias pula yang imajinatif. Latar berfungsi untuk

memperkuat atau mempertegas keyakinan pembaca terhadap

jalannya suatu cerita.

j. Alur merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh

hubungan sebab akibat ataupun bersifat kronologis.

k. Amanat merupakan ajaran atau pesan yang hendak

disampaikan pengarang. Amanat dalam cerpen umumnya

bersifat tersirat ; disembunyikan pengarang di balik peristiwa-

peristiwa yang membentuk isi cerita.

l. Gaya bahasa berfungsi untuk menciptakan suatu nada atau

suasana persuasive serta merumuskan dialog yang mampu

memperlihatkan hubungan antara sesame tokoh.

3 Struktur teks cerpen yaitu sebagai berikut.

g. Abstrak (sinopsis) merupakan bagian cerita yang

menggambarkan keseluruhan isi cerita.

h. Orientasi atau pengenalan cerita, baik itu berkenaan dengan

penokohan araupun bibit-bibit nasalah yang dialaminya.

i. Komplikasi atau puncak konflik, yakni bagian cerpen yang

meceritakan puncak masalah yang dialami tokoh utama.

j. Evaluasi, yakni bagian yang menyatakan komentar pengarang

atas peristiwa puncak yang telah diceritakannya.

k. Resolusi meruapakan tahap penyelesaian akhir dari seluruh

rangkaian cerita.

l. Koda merupakan komentar akhir terhadap keseluruhan isi

cerita, mungkin juga diisi dengan kesimpulan tentang hal-hal

yang dialami tokoh utama kemudian.

Kaidah kebahasaan teks crpen pada umumnya ditandai oleh

penggunaan:

d. Bahasa tidak baku atau informal, seperti enggak, ketemu,

kebelet

e. Kata sapaan, seperti mah, pah

f. Kosakata percakapan, seperti wah, sih, ah

Page 159: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

237

4 2. Unsur pembangun dalam cerpen tersebut yaitu sebagai berikut.

e. Tema

Tema adalah pokok pikiran yang dicetuskan pengarang yang menjadi

ji(a dan dasar cerita. Temadibedakan menjadi dua yaitu tema mayor

dan tema minor. Tema mayor adalah tema yang merupakan pusat

pikiran sebuah cerita atau karya sastra. Sedangkan tema minor adalah

tema yang dilihat darisudut pandang yang lain. Sehingga di dalam

tema mayor terdapat tema minor.Tema atau pokok persoalan cerpen

Robohnya Surau Kami terletak pada persoalan batin kakek Garin

setelah mendengar bualan Ajo Sidi. Dibuktikan pada kutipan

“Tidak, kesalahan engkau, karena engkau terlalu mementingkan diri

mu sendiri. Kau takut masuk neraka, karena itu kau taat

bersembahyang. Tapi engkau melupakan kaum mu sendiri,

melupakankehidupan anak istimu sendiri, sehingga mereka itu kucar

kacir selamanya. Inilah kesalahan mu yang terbesar, terlalu egoistis,

padahal engkau di dunia berkaum, bersaudara semuanya, tapi engkau

tak memperdulikan mereka sedikitpun.”

Dengan demikian, jika kita buat kesimpulan atas fakta-fakta di atas

maka tema cerpen ini adalah seorang kepala keluarga yang lalai

menghidupi keluarganya.

f. Alur

Alur yang dipakai dalam cerpen Robohnya Surau Kami yaitu alur

maju dan mundur. Dikatakan demikian karena benar-benar bertumpu

pada kisah sebelumnya, yang oleh tokoh Aku kisah itu diceritakan,

dan juga menceritakan tentang sebab meninggalkan seorang kakek

penjaga surau dan kemudian menceritakan kembali lanjutan kisah

tersebut.

Kalau beberapa tahun yang lalu Tuan datang ke kota kelahiranku

dengan menumpang bis.. Dan diujung jalan itu nanti akan Tuan temui

sebuah surau tua. Dan di pelataran kiri surau itu akan Tuan temui

seorang Tua. Orang-orang memanggilnya kakek... Tapi kakek ini

sudah tidak ada lagi sekarang. Ia sudah meninggal... Dan biang

keladi dari kerobohan ini ialah sebuah dongengan yang tak dapat

disangkal kebenarannya. Beginilah kisahnya. Dan besoknya, ketika

Aku mau turun rumah pagi-pagi istriku berkata apa aku tak pergi

menjenguk. “Siapa yang meninggal?” Tanyaku kaget.

“Kakek.”

“Kakek?”

g. Latar

Latar adalah segala keterangan mengenai waktu, ruang dan

suasana terjadinya peristiwa dalam cerita dan dalam lakuan karya

sastra. Latar pada cerpen ini ada dua macam, yaitu: latar tempat dan

latar waktu.

Latar Tempat

Page 160: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

238

Latar jenis ini biasa disebut latar fisik. Latar ini dapat berupa

daerah, bangunan, kapal,sekolah, kampus, hutan, dan sejenisnya. Latar

tempat yang ada dalam cerpen ini jelas disebutkan oleh pengarangnya,

seperti kota, dekat pasar, di surau, dan sebagainya. Dibuktikan pada

bagian:

Kalau beberapa tahun yang lalu Tuan datang ke kota

kelahiranku dengan menumpang bis, Tuan akan berhenti di dekat

pasar. Melangkahlah menyusuri jalan raya arah ke barat. Maka kira-

kira sekilometer dari pasar akan sampailah Tan di jalan kampungku.

Pada simpang kecil kekanan, simpang yang kelima, membeloklah ke

jalan sempit itu. Dan di ujung jalan itu nanti akan tuan temui sebuah

surau tua. Di depannya ada kolam ikan, yang airnya mengalir melalui

empat buah pancuranmandi.

Latar Waktu

Latar jenis ini, yang terdapat dalam cerpen ini ada yang

bersamaan dengan latar tempat,seperti yang sudah dipaparkan di atas

pada latar tempat atau contoh yang lainnya seperti berikut:

“Pada suatu waktu,” kata Ajo Sidi memulai, “..di "khirat Tuhan

Allah memeriksa orang-orang yang sudah berpulang....

Jika tuan datang sekarang, hanya akan menjumpai gambaran yang

mengesankan suatu kebencian yang bakal roboh...

Sekali hari aku datang pula mengupah kepada kakek

“Sedari mudaku aku di sini, bukan?...”

d. Tokoh dan penokohan

Tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam cerita fiksi.

Nurgiantoro (1995) mengatakan bahwa tokoh-tokoh dalam cerita fiksi

dibedakan dalam beberapa jenis berdasarkan ke dalam beberapa jenis

penamaan berdasarkan sudut pandangan dan tinjauan, seperti tokoh

utama dan tambahan, tokoh protagonis, antagonis, tokoh sederhana

dan tokoh bulat, tokoh statis dan tokoh berkembang serta tokoh tipikal

dan tokoh netral.

a. Tokoh Aku

Tokoh ini begitu berperan dalam cerpen ini. Dari mulutnya kita bisa

mendengar kisah siKakek yang membunuh dirinya dengan cara

menggorok lehernya dengan pisau. Pengarang menggambarkan tokoh

ini sebagai orang yang ingin tahu perkara orang lain. Dibuktikan pada

bagian:

Tiba-tiba aku ingat lagi pada Kakek dan kedatangan Ajo Sidi

kepadanya. Apakah Ajo Sidi tidak membuat bualan tentang kakek?

Dan bualan itukah yang mendurjakan kakek? Aku ingin tahu. Lalu aku

tanya pada kakek lagi: “Apa ceritanya, kek?”

Ingin tahuku dengan cerita Ajo Sidi yang memurungkan Kakek jadi

memuncak. Aku tanya lagi kakek: “Bagaimana katanya, kek?”

“Astaga. Ajo Sidi punya gara-gara,” kataku seraya cepat-cepat

Page 161: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

239

meninggalkan istriku yang tercengang-cengang. Aku cari Ajo Sidi ke

rumahnya. Tapi aku berjumpa sama istrinya saja. Lalu aku tanya dia.

b. Ajo Sidi

Tokoh ini sangat istimewa. Tidak banyak dimunculkan tetapi sangat

menentukan keberlangsungan cerita ini. Secara jelas tokoh ini disebut

sebagai si tukang bual. Sebutan ini muncul melalui mulut tokoh Aku.

Menurut si tokoh Aku, Ajo Sidi disebutkan sebagai si tukang bual

yang hebat karena siapa pun yang mendengarnya pasti terpikat. Selain

itu bualannya selalu mengena. Dibuktikan pada bagian:

....Maka aku ingat Ajo Sidi, si pembual itu. Sudah lama aku tak ketemu

dia. Dan aku ingin ketemu dialagi. Aku senang mendengar bualannya.

Ajo Sidi bisa mengikat orang-orang dengan bualannya yang aneh-

aneh sepanjang hari.,,,

c. Si Kakek

Tokoh ini merupakan tokoh sentral. Tokoh ini digambarkan sebagai

orang yang mudah dipengaruhi dan gampang mempercayai omongan

orang, pendek akal dan pikirannya, serta terlalu mementingkan diri

sendiri dan lemah imannya. Penggambaran watak seperti ini karena

tokoh kakek mudah termakan cerita Ajo Sidi. Padahal yang namanya

cerita tidak perlu ditanggapi serius tetapi bagi si kakek hal itu seperti

menelanjangi kehidupannya. Seandainya si kakek panjang akal dan

pikirannya serta kuat imannya tidak mungkin ia mudah termakan

cerita Ajo Sidi. Dia bisa segera bertobat dan bersyukur kepada Tuhan

sehingga dia bisa membenahi hidup dan kehidupannya sesuai dengan

perintah tuhannya. Tetapi sayang, dia segera mengambil jalan pintas

malah masuk ke pintu dosa yang lebih besar.Gambaran untuk tokoh si

Kakek yang terlalu mementingkan diri sendiri melalui ucapanya

sendiri, seperti berikut:

“ Sedari mudaku aku di sini, bukan? tak kuingat punya istri, punya

anak, punya keluarga seperti orang-orang lain, tahu? Tak terpikirkan

hidupku...

d. Haji Saleh

Tokoh ini adalah ciptaan Ajo Sidi. Secara jelas terlihat Watak tokoh

ini digambarkan sebagai orang terlalu mementingkan diri sendiri.

h. Sudut Pandang

Sudut Pandang adalah penempatan isi penceritaan dalam kisah.

Di dalam cerpen robohnya Surau Kami pengarang memposisikan

dirinya dalam cerita ini sebagai tokoh utama atau akuan sertaan sebab

secara langsung pengarang terlibat di dalam cerita dan ini terasa pada

bagian awal cerita. Buktinya:

Kalau beberapa tahun yang lalu Tuan datang ke Kota kelahirnku

dengan menumpang bis, Tuanakan berhenti di dekat pasar...

Sekali hari Aku datang pula mengupah pada kakek. biasanya kakek

gembira menerimaku, karena aku suka memberinya uang...

Page 162: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

240

'kan tetapi, ketika si kakek bercerita tentang Haji Soleh di depan

tokoh Aku, dan cerita ini diperolehnya dari Ajo Sidi, maka pengarang

sudah memposisikan dirinya sebagai tokoh bawahan. Artinya,

pengarang tetap melibatkan diri dalam cerita akan tetapi yang

sebenarnya ia sedang mengangkat tokoh utama atau berusaha ingin

menceritakan tokoh utamanya. Di sini pengarang tetap menggunakan

kata “Aku”. Walaupun begitu kata “Aku” ini merupakan kata ganti

orang pertama pasif.

“Engkau?”

“Aku Saleh. Tapi karena aku sudah ke Mekah, Haji Saleh namaku.”

lalu, setelah si Kakek menceritakan tentang Haji Saleh, tokoh

dongengan Ajo Sidi- ,pengarang kembali ke posisi sebagai tokoh Aku

seperti pada bagian awal cerita.

e. Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah cara pengarang mengungkapkan ceritanya melalui

bahasa yangdigunakan. Setiap pengarang memiliki gaya masing-

masing. Pada cerpen ini pengarang menggunakankata-kata yang biasa

digunakan dalam bidang keagamaan (Islam), seperti garin, Allah

Subhanahuwataala, Alhamdulillah, Astagfirullah, Masya-Allah,

Akhirat, Tawakal, dosa dan pahala, Surga, Tuhan, beribadat

menyembah-Mu, berdoa, menginsyafkan umat-Mu, hamba-Mu, kitab-

Mu, Malaikat, neraka, haji, Syekh, dan Surau serta fitrah Id, juga

Sedekah. Majas yang digunakan dalam cerpen ini di antaranya majas

alegori karena di dalam cerita inicara berceritanya menggunakan

lambang, yakni tokoh haji Saleh dan kehidupan di akhirat, atau lebih

tepatnya menggunakan majas parabel karena majas ini berisi ajaran

agama, moral atau suatu kebenaran umum dengan mengunakan ibarat.

Majas ini sangat dominan dalam cerpen ini.Selain majas alegori atau

parabol, pengarang pun menggunakan majas Sinisme seperti yang

diucapkan tokoh aku: “... Dan yang terutama ialah sifat masa bodoh

manusia sekarang, yang tak hendak memelihara apa yang tidak dijaga

lagi”.

.

7. g. Amanat

Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh

pengarang melaluikaryanya. Sebagaimana tema, amanat dapat

disampaikan secara implisit yaitu dengan caramemberikan ajaran

moral atau pesan dalam tingkah laku atau peristiwa yang terjadi pada

tokoh menjelang cerita berakhir, dan dapat pula disampaikan secara

eksplisit yaitu dengan penyampaian seruan, saran, peringatan, nasehat,

anjuran, atau larangan yang berhubungan dengan gagasan utama

cerita. Jadi amanat adalah gagasan yang mendasari karya sastra dan

sekaligus pesan yang ingindisampaikan pengararang kepada pembaca

atau pendengar.

Page 163: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

241

Amanat yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca atau

pendengar yang terdapatdalam cerpen Robohnya Surau Kami adalah

a) Jangan cepat marah kalau ada orang yang mengejek atau

menasehati kita karena ada perbuatan kita yang kurang layak di

hadapan orang lain. Amanat ini dibuktikan pada kutipan:

“Marah? Ya, kalau aku masih muda, tetapi aku sudah tua. Orang tua

menahan ragam. Sudah lama aku tak marah-marah lagi. Takut aku

kalau imanku rusak karenanya, ibadahku rusak karenanya. Sudah

begitu lama aku berbuat baik, beribadah bertawakkal kepada Tuhan

...”

b) Jangan cepat bangga akan perbuatan baik yang kita lakukan karena

hal ini bisa saja baik di hadapan manusia tetapi tetap kurang baik di

hadapan Tuhan itu. Dibuktikan pada:

“Alangkah tercengangnya Haji Saleh, karena di Neraka itu banyak

teman-temannya di dunia terpanggang hangus, merintih kesakitan.

Dan tambah tak mengerti lagi dengan keadaan dirinya, karena semua

orang-orang yang dilihatnya di Neraka itu tak kurang ibadahnya dari

dia sendiri. Bahkan ada salah seorang yang telah sampai 12 kali ke

Mekkah...

c) Jangan menyia-nyiakan apa yang kamu miliki, dibuktikan pada

kutipan:

“..., kenapa engkau biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu

teraniaya semua, sedang harta bendamu kau biarkan orang lain

mengambilnya untuk anak cucu mereka. Dan engkau lebih suka

berkelahi antara kamu sendiri, saling menipu, saling memeras. Aku

beri kau negeri yang kaya raya, tapi kau malas, kau lebih suka

beribadat saja, karena beribadat tidak mengeluarkan peluh, tidak

membanting tulang. ...

d) Jangan mementingkan diri sendiri. Dibuktikan pada bagian:

”.... Kesalahan engkau, karena engkau terlalu mementingkan dirimu

sendiri. Kau takut masuk neraka, karena itu kau taat bersembahyang,

tapi engkau melupakan kehidupan kaummu sendiri,melupakan

kehidupan anak istrimu sendiri, sehingga mereka itu kucar kacir

selamanya.

Page 164: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

242

Page 165: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

243

PEDOMAN PENSKORAN

No Aspek Penliaian Indikator Kriteria Penilaian Skor

1 Pemahaman

pengertian teks

cerpen

Pemahaman

pengertian teks

cerpen dengan

lengkap dan

benar

Jawaban mengandung

pengertian teks cerpen

dengan lengkap dan benar

4

Jawaban hanya

mengandung inti

pengertian teks cerpen

3

Jawaban kurang

mengandung pengertian

teks cerpen

2

Jawaban tidak

mengandung pengertian

teks cerpen

1

2 Unsur-unsur

pembangun

cerpen

Peserta didik

mampu

menentukan

unsur-unsur

pembangun

cerpen dengan

lengkap, yaitu:

e. tema

f. tokoh dan

penokohan

g. alur

h. latar

amanat

Peserta didik menampilkan

semua unsur cerpen

dengan lengkap.

4

Peserta didik hanya

menampilkan empat unsur

cerpen

3

Peserta didik hanya

menampilkan tiga unsur

cerpen.

2

Peserta didik hanya

menampilkan satu unsur

cerpen.

1

3 Struktur cerpen Peserta didik Peserta didik menemukan

Page 166: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

244

mampu

mengidentifikasi

teks cerpen

dengan utuh

yang terdiri dari:

g. abstrak

h. orientasi

i. komplikasi

j. evaluasi

k. resolusi

l. koda

semua bagain struktur

cerpen

Peserta didik hanya

menemukan lima struktur

cerpen

Peserta didik hanya

menemukan empat struktur

cerpen

Peserta didik hanya

menemukan tiga struktur

cerpen

4 Pemahaman

pengertian ,

struktur cerpen

Menjelaskan

enam struktur

cerpen dengan

tepat dan

lengkap

Menjelaskan enam struktur

dengan tepat dan lengkap

4

Menjelaskan enam struktur

dengan tepat dan tapi

kurang lengkap

3

Menjelaskan lima struktur

dengan tepat dan tapi

kurang lengkap

2

Hanya menyebutkan

struktur teks cerpen

1

5 Menjelaskan

unsur pembangun

cerpen

Menjelaskan

unsur

pembangun

cerpen dengan

tepat dan

lengkap

Menjelaskan unsur

pembangun cerpen dengan

tepat dan lengkap

4

Menjelaskan lima unsur

dengan tepat dan tapi

kurang lengkap

3

Menjelaskan empat unsur

dengan tepat dan tapi

kurang lengkap

2

Page 167: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

245

Hanya menyebutkan unsur

pembangun teks cerpen

1

Keterangan:

Skor Akhir= Skor perolehan X 100

Skor maksimal

Page 168: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

246

Instrumen Tes Keterampilan

A.petunjuk

1. tulislah identitas anda dengan lengkap dan jelas!

2. bacalah soal di bawah ini dengan cermat!

3. jawablah soal pada lembar yang sudah disediakan

B. Identitas Siswa

Nama :

no. Urut :

kelas :

C. Soal

1. buatlah cerpen dengan tema “kerja keras”

2. aspek penilaian meliputi hal berikut.

a. kesesusaian tema dengan isi cerpen

b. penggambaran tokoh dan penokohan

c. pendeskripsian latar

d. penggnaan sudut pandang

e. penggunaan alur

f. penggunaan gaya bahasa

Page 169: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

247

Page 170: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

248

RUBRIK PENILAIAN MENULIS TEKS CERPEN

No Aspek

Penilaian Kriteria skor bobot

Skor

maksimal

1 kesesuai

an tema

dengan

isi

cerpen

-Pendeskripsikan tema yang terkandung

dalam cerita sangat nampak terlihat,

baik dalam penyajian tema dan dalam

mengangkat masalah-masalah

kehidupan

-Tema cerita dikembangkan sesuai

dengan isi cerita pendek baik dalam

pendeskripsian tema, penyajian tema,

dan dalam mengangkat masalah-masalah

kehidupan

-Tema cerita dikembangkan belum

nampak dalam cerita, baik dalam

penyajian tema, dan dalam mengangkat

masalahmasalah kehidupan

-Pendeskripsikan tema yang terkandung

dalam cerita kurang nampak, baik dalam

penyajian tema , dan dalam mengangkat

masalah-masalah kehidupan

4

3

2

1

5 20

2 penggam

baran

tokoh

dan

penokoh

an

-Penggambaran watak tokoh sangat

baik, tokoh mampu membawa pembaca

seolah-olah mengalami kejadian dalam

cerita

-Penggambaran watak tokoh baik, tokoh

dapat membawa pembaca mengalami

kejadian dalam cerita

-Penggambaran watak tokoh terlihat

cukup baik, tokoh mampu membawa

pembaca seolah-olah sedikit mengalami

kejadian dalam cerita

4

3

2

1

4 16

Page 171: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

249

-Penggambaran watak tokoh terlihat

kurang nyata, tokoh kurang mampu

membawa pembaca mengalami kejadian

dalam cerita

3 pendeskr

ipsian

latar

-Tepat dalam memilihan tempat, waktu,

dan suasana yang mengukuhkan

terjadinya peristiwa dalam cerita

-Pemilihan tempat dan suasana dalam

membangun cerita sudah sesuai,

sehingga kesan dimana dan bagaimana

situasi tersebut terjadi terlihat baik

-Pemilihan tempat dan suasana dalam

membangun cerita cukup tepat, sehingga

kesan dimana dan bagaimana situasi

tersebut terjadi cukup terlihat

-Pemilihan tempat dan suasana dalam

membangun cerita kurang tepat,

sehingga kesan dimana dan bagaimana

situasi tersebut terjadi kurang terlihat

4

3

2

1

4 16

4 penggun

aan sudut

pandang

-Tepat dalam memberikan perasaan

kedekatan tokoh, baik dalam

menjelaskan kepada pembaca siapa yang

dituju dan menunjukkan perasaan tokoh

kepada pembaca

-Baik dalam memberikan perasaan

kedekatan tokoh, dan menggambarkan

perasaan tokoh kepada pembaca

-Cukup baik dalam menggambarkan

perasaan tokoh kepada pembaca

-Kurang dalam memberikan perasaan

kedekatan tokoh kepada pembaca

4

3

2

1

4 16

5 penggun

aan alur

-Sangat baik dalam penciptaan alur atau

plot, dalam tahapan perkenalan,

4

4 16

Page 172: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

250

pemunculan konflik, klimaks, dan

penyelesaian, serta adanya urutan

peristiwa yang berhubungan, sehingga

menarik untuk dibaca

-Baik dalam permainan alur, dalam

tahapan perkenalan, pemunculan konflik,

klimaks, dan penyelesaian sehingga

menarik untuk dibaca.

-Penciptaan alur atau plot cukup baik,

adanya urutan peristiwa yang

berhubungan sehingga cerita cukup

menarik untuk dibaca.

-Penciptaan alur atau plot kurang,

sehingga cerita kurang menarik untuk

dibaca.

3

2

1

6 penggun

aan gaya

bahasa

-Tepat dalam memilih bahasa yang

mengandung unsur emotif, variasi, dan

tepat dalam memilih ungkapan yang

mewakili sesuatu yang diungkapkan

terbukti dengan cerpen yang enak dibaca

-Penggunaan diksi dan gaya bahasa

cukup sesuai dengan situasi yang

mewakili, cukup bervariasi, dan cukup

ekspresif

-Penggunaan diksi dan gaya bahasa

cukup tepat, dalam mewakili sesuatu

yang diungkapkan

-Penggunaan diksi dan gaya bahasa

kurang tepat, sehingga kurang mewakili

sesuatu yang diungkapkan

4

3

2

1

4 16

Page 173: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

251

INSTRUMEN PENILIAN SIKAP

Nama Satuan Pendidikan :

Tahun Pelajaran :

Kelas/Semester : XI/2

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

No Nama Rasa Ingin Tahu Tanggung Jawab Jujur Santun Kerjasama

Skor

Total Nilai

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Indikator Penilaian

4 = Sangat Baik

3 = Baik

2 = Cukup

1 = Kurang

Skor Akhir = Skor Perolehan x 100

Skor Maksimal

Page 174: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

252

LAMPIRAN 3

Instrumen Pretest

A.petunjuk

4. tulislah identitas anda dengan lengkap dan jelas!

5. bacalah soal di bawah ini dengan cermat!

6. jawablah soal pada lembar yang sudah disediakan

B. Identitas Siswa

Nama :

no. Urut :

kelas :

C. Soal

3. buatlah cerpen dengan tema bebas

4. aspek penilaian meliputi hal berikut.

g. kesesusaian tema dengan isi cerpen

h. penggambaran tokoh dan penokohan

i. pendeskripsian latar

j. penggnaan sudut pandang

k. penggunaan alur

l. penggunaan gaya bahasa

Page 175: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

253

LAMPIRAN 4

Instrumen Tes Posttest

A.petunjuk

7. tulislah identitas anda dengan lengkap dan jelas!

8. bacalah soal di bawah ini dengan cermat!

9. jawablah soal pada lembar yang sudah disediakan

B. Identitas Siswa

Nama :

no. Urut :

kelas :

C. Soal

5. buatlah cerpen dengan tema “kerja keras”

6. aspek penilaian meliputi hal berikut.

m. kesesusaian tema dengan isi cerpen

n. penggambaran tokoh dan penokohan

o. pendeskripsian latar

p. penggnaan sudut pandang

q. penggunaan alur

r. penggunaan gaya bahasa

Page 176: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

254

LAMPIRAN 5

Instrumen Berpikir Kreatif

Nama Siswa :

Kelas :

Petunjuk Pengisian Angket

1. Masukkan tanda (√) pada kolom yang tersedia untuk mernyataan yang

diberikan sesuai dengan pilihan anda.

2. Untuk satu item pernyataan hanya satu pendapat.

3. Sebagai alternatif pendapat, SL (selalu), KD (Kadang-kadang), JR

(Jarang), TP (Tidak Pernah)

No PERNYATAAN JAWABAN

SL KD JR TP

1 Saya pikir, saya harus mengikuti prosedur yang

sudah ada dalam memecahkan masalah tertentu

2 Saya pikir, bila saya tidak mempunyai harapan

untuk mendapatkan jawaban dari suatu masalah,

maka mengajukan pertanyaan atas masalah

tersebut hanya akan membuang-buang waktu

saja

3 Saya pikir, suatu metode yang logis, selangkah

demi selangkah adalah yang terbaik untuk

memecahkan semua masalah

4 Saya pikir, saya harus dapat menyuarakan

pendapat saya walaupun dalam kelompok yang

meremehkan pendapat orang lain

5 Saya memikirkan bagaimana pendapat negatif

orang lain tentang saya

6 Saya berpikir, bahwa saya berpeluang

Page 177: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

255

menghasilkan sesuatu karya untuk diberikan

kepada dunia

7 Saya pikir, saya harus melakukan apa yang saya

yakini benar daripada mendapatkan persetujuan

orang lain

8 Saya pikir, saya harus menghormati orang yang

tidak memiliki kepastian dan keyakinan tentang

segala sesuatu

9 Saya pikir, saya dapat menyelesaikan masalah-

masalah lebih cepat dibandingkan dengan orang

lain

10 Saya pikir, setiap masalah harus dihadapi

dengan penuh antusias

11 Saya pikir, sya akan mendapatkan gagasan

terbaik tanpa intervensi dari apapun

12 Saya pikir, saya harus bepegang pada prinsip

benar atau salah dalam setiap pemechan

masalah

13 Saya pikir, untuk mengetahui sesuatu, dapat

dilakukan dengan mengoleksi sesuatu tersebut

14 Saya pikir, melamun menjadi pendorong bagi

saya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan

penting

15 Saya berpikir, bila saya harus memilih antara

dua pekerjaan, maka saya akan memilih

menjadi praktisi daripada menjadi penyelidik

atau evaluator

16 Saya tidak memikirkan cara terbaik bergaul

dengan mahasiswa yang tidak sekelompok studi

dengan saya

Page 178: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

256

17 Saya pikir, saya harus sensitif dengan masalah-

masala estetik

18 Saya pikir, firasat-firasat intuisi dapat dijadikan

pegangan dalam memeahkan masalah

19 Saya berppikir mengumpulkan gagasan baru

daripada mencoba mengikuti gagasan orang lain

20 Saya berpikir, saya harus menghindari keadaan

yang membuat saya merasa tidak percaya diri

21 Saya pikir, sumber informasi lebih penting dari

isinya

22 Saya pikir, saya harus memegang prinsip,

berusaha sebelum bersenang-senang

23 Saya pikir, hormat saya pada diri saya lebih

penting dari pada penghormatan dari orang lain

24 Saya pikir, orang yang berusaha keras untuk

kesempurnaan, tidak bijaksana

25 Saya tidak memikirkan bagian-bagian penting

dari sebuah pekerjaan yang berhubungan

dengan pelayanan pada masyarakat umum

26 Saya pikir, hal yang penting untuk mengetahui

sesuatu adalah melihat tempat dan bentuknya

27 Saya pikir, gagasan-gagasan aneh, walaupun

tidak praktis, dapat diterima

28 Saya memikirkan gagasan-gagasan baru

meskipun tidak praktis

29 Saya pikir, saya segera mengorientasi pemikiran

saya ke metode lain, bila penggunaan suatu

metode mengalami kegagalan

30 Saya pikir, semua gagasan-gagasan saya

muncul bila saya mengikuti kegiatan-kegiatan

Page 179: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

257

ilmiah

31 Saya pikir akan mengubah minat saya untuk

mengejar karir daripada mengubah pekerjaan

agar sesuai dengan minat

32 Saya pikir, saya dapat memecahkan masalah,

karena mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

benar atas masalah tersebut

33 Saya memikirkan beberapa alternatif untuk

mengantisipasi pemecahan suatu masalah

34 Saya pikir, menganalisis kegagalan dan

keberhasilan orang lain, merupakan hal yang

sia-sia

35 Saya pikir, orang yang menggunakan analogi

dalam berpikir, tidak praktis

36 Saya pikir, kecerdikan seorang penjahat

sekalipun, harus dihargai sebagai sebuah karya

37 Saya pikir, saya dapat memulai pekerjaan

walaupun masalahnya masih samar-samar

38 Saya pikir, saya tidak perlu mengamati hal-hal

yang tidak penting untuk saya

39 Saya pikir, bekerja keras adalah salah satu

faktor yang mennunjang keberhasilan

40 Saya pikir, penting bagi saya untuk dihargai

sebagai seorang anggota tim yang baik

41 Saya tidak memikirkan bagaimana

memanfaatkan potensi yang saya miliki seefekti

mungkin

42 Saya pikir, saya tidak perlu bertanggung jawab

sepenuhnya bila diberikan kepercayaan

menyelesaikan tuugas tertentu

Page 180: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

258

43 Saya hanya memikirkan satu jawaban dari

setiap permasalahan yang dihadapi

44 Saya pikir, saya lebih senang bekerja dalam tim

daripada bekerja sendiri-sendiri

45 Saya pikir, saya akan kesulitan bila berhadapan

dengan orang yang sangat antusias atas segala

sesuatu

46 Saya tidak dapat berpikir karena dihantui oleh

masalah- masalah yang saya hadapi

47 Saya pikir, saya harus melepaskan keuntungan

dan kenyamanan yang akan segera saya peroleh

demi mencapai rencana yang telah ditetapkan

48 Saya pikir, saya lebih baik memilih mata kuliah

yang faktual daripada teoretis

49 Saya memikirkan misteri kehidupan sampai ke

hal-hal yang rinci

Keterangan:

Skala uang digunakan adalah:

4= selalu

3= kadang-kadang

2= Jarang

1= Tidak pernah

Page 181: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

259

Lampiran 6

VALIDITAS

TES KETERMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK

Menentukan validitas butir soal, terlihat nilai pearson correlation pada

setiap butir soal dan membandingkannya dengan nilai r tabel. N=24, maka terlihat

pada tabel dengan r tabel= 0,3882. Jadi, butir soal dikatakan valid apabila nilai rxy

≥ rtabel.

Correlations

item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 item_6 skor_total

item_1

Pearson Correlation 1 ,567** ,454* ,599** ,560** ,445* ,880**

Sig. (2-tailed) ,004 ,026 ,002 ,004 ,029 ,000

N 24 24 24 24 24 24 24

item_2

Pearson Correlation ,567** 1 ,340 ,259 ,317 ,346 ,666**

Sig. (2-tailed) ,004 ,104 ,221 ,131 ,097 ,000

N 24 24 24 24 24 24 24

item_3

Pearson Correlation ,454* ,340 1 ,159 ,200 ,121 ,540**

Sig. (2-tailed) ,026 ,104 ,458 ,348 ,573 ,006

N 24 24 24 24 24 24 24

item_4

Pearson Correlation ,599** ,259 ,159 1 ,520** ,508* ,752**

Sig. (2-tailed) ,002 ,221 ,458 ,009 ,011 ,000

N 24 24 24 24 24 24 24

item_5

Pearson Correlation ,560** ,317 ,200 ,520** 1 ,207 ,679**

Sig. (2-tailed) ,004 ,131 ,348 ,009 ,332 ,000

N 24 24 24 24 24 24 24

item_6

Pearson Correlation ,445* ,346 ,121 ,508* ,207 1 ,628**

Sig. (2-tailed) ,029 ,097 ,573 ,011 ,332 ,001

N 24 24 24 24 24 24 24

skor_t

otal

Pearson Correlation ,880** ,666** ,540** ,752** ,679** ,628** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,006 ,000 ,000 ,001

N 24 24 24 24 24 24 24

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 182: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

260

Berdasarkan output validitas menunjukkan bahwa semua butir soal

dinyatakan valid karena nilai rxy ≥ rtabel.

Menentukan reliabilitas soal, terlihat dari nilai Alpha Cronbach dan

membandingkannya dengan nilai rtabel. N=24, maka rtabel adalah 0,3882. Jadi, soal

dikatakan reliabel apabila nilai rxy≥rtabel.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,786 6

Dari tabel di atas dapat dilihat Alpha=0,786 ≥0,3882. Maka tes tersebut reliabel

atau konsisten.

Page 183: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

261

LAMPIRAN 7

VALIDITAS ANGKET DAYA KREATIF

Menentukan validitas butir soal dilihat dari nilai Pearson Correlation pada

setiap butir soal dan membandingkannya dengan nilai rtabel, N=24, maka terlihat

pada tabel untuk N=24 adalah 0,388. Jadi, butir soal dikatakan valid apabila nilai

rxy≥rtabel.

Hasil Uji Validitas Angket Daya Kreatif

No.

Soal

Rxy Ket. No. Soal Rxy Ket.

1 0,890 Valid 26 0,425 Valid

2 0,911 Valid 27 0,862 Valid

3 0,870 Valid 28 0,172 Tidak Valid

4 0,850 Valid 29 0,734 Valid

5 0,388 Valid 30 0,244 Tidak Valid

6 0,452 Valid 31 0,671 Valid

7 0,712 Valid 32 0,830 Valid

8 0,827 Valid 33 0,541 Valid

9 0,869 Valid 34 0,836 Valid

10 0,655 Valid 35 0,753 Valid

11 0,346 Tidak Valid 36 0,479 Valid

12 0,297 Tidak Valid 37 0,675 Valid

13 0,159 Tidak Valid 38 0,464 Valid

14 0,722 Valid 39 0,622 Valid

15 0,364 Tidak Valid 40 0,928 Valid

16 0,391 Valid 41 0,750 Valid

17 0,825 Valid 42 0,671 Valid

18 0,760 Valid 43 0,222 Tidak Valid

19 0,246 Tidak Valid 44 0,887 Valid

20 0,316 Tidak Valid 45 0,425 Valid

21 0,614 Valid 46 0,542 Valid

22 0,484 Valid 47 0,912 Valid

23 0,363 Tidak Valid 48 0,284 Tidak Valid

24 0,769 Valid 49 0,751 Valid

25 0,873 Valid

Page 184: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

262

Reliabilitas

Menentukan reliabilitas soal, terlihat dari nilai alpha cronbach dan

membandingkannya dengan nilai rtabel, dimana N=24, maka dapat dilihat pada

tabel dengan rtabel=0,388, jadi soal reliabel apabila rxy ≥ rtabel

Tabel hasil uji reliabilitas angket daya kreatif

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,964 49

Tabel menunjukkan bahwa nilai alpha 0,964 > 0,388. Dapat disimpulkan bahwa

angket daya kreatif reliabel atau konsisten.

Page 185: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

263

LAMPIRAN 8

Uji Normalitas Tes Awal dan Tes Akhir Kelas Project Based Learning

Tests of Normality

tes Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

hasil awal ,120 30 ,200* ,941 30 ,095

akhir ,139 30 ,146 ,952 30 ,187

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel tests of normlaity tersebut, terdapat kolmogorov-

smirnov dengan hasil tes awal menunjukkan nilai sig=0,200>0,05 dan nilai sig

pada tes akhir= 0,146>0,05. Berdasarkan nilai signifikasi tersebut dapat

disimpulkan bahwa sampel berdistribusi normal. Selanjutnya adalah hasil dari uji

normalitas kelas sinektik.

Uji Normalitas Tes Awal dan tes Akhir Kelas Sinektik

Tests of Normality

tes Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

hasil awal ,166 24 ,086 ,904 24 ,026

akhir ,151 24 ,164 ,899 24 ,020

a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel tests of normlaity tersebut, terdapat kolmogorov-

smirnov dengan hasil tes awal menunjukkan nilai sig=0,086>0,05 dan nilai sig

pada tes akhir= 0,164>0,05. Berdasarkan nilai signifikasi tersebut dapat

disimpulkan bahwa sampel berdistribusi normal.

Page 186: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

264

LAMPPIRAN 9

Hasil Uji Homogenitas Kelas Project Based Learning

Test of Homogeneity of Variances

hasil

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1,052 1 28 ,314

Berdasarkan hasil output homogenitas tes awal kelas project based

learning menunjukkan bahwa nilai sig=0,314>0,05. Maka dapat disimpukan

bahwa variansi pada tes awal homogen. Berikut akan dijelaskan juga hasil uji

homgenitas pada tes awal kelas sinektik.

Hasil Uji Homogenitas Kelas Sinektik

Test of Homogeneity of Variances

hasil

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,187 1 22 ,670

Berdasarkan hasil output homogenitas tes awal kelas sinektik

menunjukkan bahawa nilai sig=0,670>0,05. Maka dapat disimpukan bahwa

variansi pada tes awal homogen.

Page 187: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

265

LAMPIRAN 10

UJI HIPOTESIS 1

Tabel Uji Paired T-Test pada Kelas project based learning

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-

tailed) Mean Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

pre test -

post test

-13,300 7,354 1,343 -16,046 -10,554 -9,906 29 ,000

Berdasarkan hasil uji paired T-Test di atas menyatakan bahwa, pada kolom sig.

(2-tailed) dapat diketahui bahwa nilai sig pada pair 1 pretest-postest = 0,000<0,05.

Jadi H0 ditolak, artinya terdapat perbedaan nilai rata-rata pre-test dengan post-test

kemampuan menulis teks cerita pendek di kelas project based learning. Dengan

kata lain terdapat peningkatan hasil belajar pada kelas dengan model project

based learning.

Tabel Uji Banding One Way Anova

ANOVA

hasil

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 270,309 2 135,154 12,737 ,000

Within Groups 286,491 27 10,611

Total 556,800 29

Dapat dilihat pada kolom sig menunjukkan 0,000<0,05, jadi H0 ditolak,

artinya ada perbedaan rata-rata hasil belajar yang signifikan pada kelas project

Page 188: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

266

based learning antara daya kreatif tinggi, sedang, dan rendah. Karena terdapat

perbedaan rata-rata yang signifikan antara daya kreatif tinggi, sedang, dan rendah,

maka dapat dilakukan uji lanjut LSD.

Tabel Uji Lanjut LSD

Multiple Comparisons

Dependent Variable: hasil

LSD

(I) daya kreatif (J) daya kreatif Mean

Difference (I-J)

Std.

Error

Sig. 95% Confidence Interval

Lower

Bound

Upper Bound

kreatif tinggi kreatif sedang 7,058* 1,464 ,000 4,05 10,06

kreatif rendah 6,306* 1,583 ,000 3,06 9,55

kreatif sedang kreatif tinggi -7,058* 1,464 ,000 -10,06 -4,05

kreatif rendah -,752 1,413 ,599 -3,65 2,15

kreatif rendah kreatif tinggi -6,306* 1,583 ,000 -9,55 -3,06

kreatif sedang ,752 1,413 ,599 -2,15 3,65

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Berdasarkan tabel di atas untuk perbandingan antara kreatif tinggi dengan

kreatif sedang mempunyai nilai sig.= 0,000<0,05, maka terdapat perbedaan rata-

rata hasil belajar yang signifikan antar perlakuan, sedangkan untuk perbandingan

antara kreatif tinggi dengan kreatif rendah mempunyai nilai sig.= 0,000<0,05,

maka terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar yang signifikan antar perlakuan.

Kemudian untuk perbandingan antara kreatif sedang dengan kreatif rendah

mempunyai nilai sig.=0,599>0,05, maka terdapat perbedaan rata-rata belajar tetapi

tidak signifikan antar perlakuan. Untuk menyimpulkan mana yang lebih baik

dapat dilihat dari deskriptif berikut.

Page 189: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

267

Tabel Uji Deskriptif

Descriptives

hasil

N Mean Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence

Interval for Mean

Minimum Maximum

Lower

Bound

Upper

Bound

kreatif tinggi 8 83,75 2,550 ,901 81,62 85,88 79 87

kreatif sedang 13 76,69 3,276 ,909 74,71 78,67 71 80

kreatif rendah 9 77,44 3,745 1,248 74,57 80,32 71 84

Total 30 78,80 4,382 ,800 77,16 80,44 71 87

Berdasarkan hasil uji deskriptif di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Kreatif tinggi dan kreatif sedang ada perbedaan yang signifikan,

berdasarkan tabel deskriptif, maka kreatif tinggi yang lebih baik.

2. Kreatif tinggi dan kreatif rendah ada perbedaan yang signifikan,

berdasarkan tabel deskriptif, maka kreatif tinggi yang lebih baik.

3. Kreatif sedang dan kreatif rendah ada perbedaan yang tidak terlalu

signifikan, meskipun pada tabel deskriptif, kreatif rendah lebih baik

dibanding kreatif sedang, namun secara statistik sedang ataupun rendah

dianggap sama, karena rata-ratanya tidak berbeda jauh.

Page 190: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

268

Lampiran 11

UJI HIPOTESIS 2

Tabel Uji Paired T-Test pada Kelas Sinektik

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-

tailed) Mean Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair

1

kategori -

postest

sinektik

-14,000 9,899 2,021 -18,180 -9,820 -6,928 23 ,000

Berdasarkan hasil uji paired T-Test di atas menyatakan bahwa, pada

kolom sig. (2-tailed) dapat diketahui bahwa nilai sig pada pair 1 post_kelas

sinektik-post_kelas sinektik = 0,000<0,05. Jadi H0 ditolak, artinya terdapat

perbedaan nilai rata-rata pre-test dengan post-test kemampuan menulis teks cerita

pendek di kelas sinektik. Dengan kata lain terdapat peningkatan hasil belajar pada

kelas dengan model sinektik.

Tabel Uji Banding One Way Anova

ANOVA

daya kreatif

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 344,379 2 172,189 7,456 ,004

Within Groups 484,954 21 23,093

Total 829,333 23

Dapat dilihat pada kolom sig menunjukkan 0,004<0,05, jadi H0 ditolak,

artinya ada perbedaan rata-rata hasil belajar yang signifikan pada kelas sinektik

Page 191: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

269

antara daya kreatif tinggi, sedang, dan rendah. Karena terdapat perbedaan rata-rata

yang signifikan antara daya kreatif tinggi, sedang, dan rendah, maka dapat

dilakukan uji lanjut LSD

Tabel Uji Lanjut LSD

Multiple Comparisons

Dependent Variable: hasil

LSD

(I) x (J) x Mean Difference

(I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

kreatif tinggi kreatif sedang 6,302* 2,422 ,017 1,27 11,34

kreati rendah 9,482* 2,487 ,001 4,31 14,65

kreatif sedang kreatif tinggi -6,302* 2,422 ,017 -11,34 -1,27

kreati rendah 3,181 2,335 ,188 -1,68 8,04

kreati rendah kreatif tinggi -9,482* 2,487 ,001 -14,65 -4,31

kreatif sedang -3,181 2,335 ,188 -8,04 1,68

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Berdasarkan tabel di atas untuk perbandingan antara kreatif tinggi dengan

kreatif sedang mempunyai nilai sig.= 0,017<0,05, maka terdapat perbedaan rata-

rata hasil belajar yang signifikan antar perlakuan, sedangkan untuk perbandingan

antara kreatif tinggi dengan kreatif rendah mempunyai nilai sig.= 0,001<0,05,

maka terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar yang signifikan antar perlakuan.

Kemudian untuk perbandingan antara kreatif sedang dengan kreatif rendah

mempunyai nilai sig.=0,188>0,05, maka terdapat perbedaan rata-rata belajartetapi

tidak signifikan antar perlakuan. Untuk menyimpulkan mana yang lebih baik

dapat dilihat dari deskriptif berikut.

Page 192: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

270

Tabel Uji Deskriptif

Descriptives

daya kreatif

N Mean Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence

Interval for Mean

Minimum Maximum

Lower

Bound

Upper

Bound

kreatif tinggi 7 87,86 3,848 1,455 84,30 91,42 84 92

kreatif sedang 9 81,56 5,615 1,872 77,24 85,87 75 92

kreatif rendah 8 78,38 4,534 1,603 74,58 82,17 75 87

Total 24 82,33 6,005 1,226 79,80 84,87 75 92

Berdasarkan hasil uji deskriptif di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Kreatif tinggi dan kreatif sedang ada perbedaan yang signifikan,

berdasarkan tabel deskriptif, maka kreatif tinggi yang lebih baik.

2. Kreatif tinggi dan kreatif rendah ada perbedaan yang signifikan,

berdasarkan tabel deskriptif, maka kreatif tinggi yang lebih baik.

3. Kreatif sedang dan kreatif rendah ada perbedaan yang tidak terlalu

signifikan, meskipun pada tabel deskriptif, kreatif sedang lebih baik

dibanding kreatif rendah, namun secara statistik sedang ataupun rendah

dianggap sama, karena rata-ratanya tidak berbeda jauh.

Page 193: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

271

LAMPIRAN 12

UJI HIPOTESIS 3

Tabel Uji Banding One Way

ANOVA

hasil

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 781,147 5 156,229 9,721 ,000

Within Groups 771,446 48 16,072

Total 1552,593 53

Hasil pengujian:

Dapat dilihat pada kolom Sig (signifikan) menunjukkan 0,000 < 0,05.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, artinya terdapat perbedaan rata-

rata hasil belajar yang signifikan pada kelas PjBL tinggi, PjBL sedang, sinektik

tinggi, dan sinektik sedang. Dapat dilihat kelas mana yang terbaik dapat dilihat

pada tabel deskriptif di bawah.

Tabel Uji Deskriptif

Descriptives

hasil

N Mean Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence

Interval for Mean

Minimum Maximum

Lower

Bound

Upper

Bound

PjBL tinggi 8 83,75 2,550 ,901 81,62 85,88 79 87

PjBL sedang 13 76,69 3,276 ,909 74,71 78,67 71 80

PjBL rendah 9 77,44 3,745 1,248 74,57 80,32 71 84

sinektik tinggi 7 87,86 3,848 1,455 84,30 91,42 84 92

sinektik sedang 9 81,56 5,615 1,872 77,24 85,87 75 92

sinektik rendah 8 78,38 4,534 1,603 74,58 82,17 75 87

Total 54 80,37 5,412 ,737 78,89 81,85 71 92

Page 194: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

272

Berdasarkan tabel uji deskriptif di atas dapat diketahui bahwa model

sinektik dengan daya kreatif tinggi mempunyai rata-rata hasil belajar paling tinggi

dibandingkan dengan model PjBL dengan daya kreatif tinggi, model PjBL dengan

daya kreatif sedang, PjBL dengan daya kreatif rendah, model sinektik dengan

daya kreatif sedang, dan model sinektik dengan daya kreatif rendah.

Page 195: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

273

LAMPIRAN 13

HASIL DAYA KREATIF, TES AWAL DAN TES AKHIR

KELAS PROJECT BASED LEARNING

No Nama Daya Kreatif Tes Awal Tes

Akhir

1 Angelina Permata Sari Sedang 58 76

2 Anggia Novela Sedang 58 80

3 Azzahra Nur Safitri Rendah 75 80

4 Bagus Nugraha Sedang 54 75

5 Bella Ari Setianingrum Rendah 67 84

6 Devi Tri Utami Sedang 70 71

7 Dimas Yudha Pangestu Sedang 70 76

8 Eka Yunia Sari Rendah 67 79

9 Enda Ningrum Sedang 71 80

10 Fajri Bahtiar Sedang 58 79

11 Guntur Parasian Silaban Rendah 67 80

12 Hanang Dani Astro Rendah 62 75

13 Hasna Fatihah Alfath Tinggi 62 83

14 Hikmah Khanifah Rendah 71 76

15 Indri Septiani Tinggi 75 87

16 Kevin Jusido Pratama Tinggi 70 79

17 Kurniasari Rendah 54 71

18 M. Agung Juli Saputra Tinggi 63 84

19 Mela Sinta Damasari Sedang 62 79

20 Nerisha Amanda Tinggi 55 87

21 Pitri Wulandari Sedang 70 80

22 Reyhan Jaya Rendah 67 76

23 Richard Wahyu Dermawan Tinggi 75 84

24 Rina Regita Sari Sedang 75 75

25 Rindu Antika

Dwiputriansyah

Sedang 66 71

26 Riris Theresia Hutagalung Tinggi 63 83

27 Sugeng Rahadi Kurniawan Rendah 63 76

28 Taufik Hidayat Sedang 75 80

29 Titik Rahayu Tinggi 63 83

30 Umu Fadillah Sedang 59 75

Page 196: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

274

LAMPIRAN 14

HASIL DAYA KREATIF, TES AWAL DAN TES AKHIR

KELAS SINEKTIK

No. Nama Daya Kreatif Tes Awal Tes Akhir

1 Abeng Suhendra Tinggi 67 84

2 Adi Sulistio Tinggi 67 84

3 Ajeng Vitama Sari Sedang 67 88

4 Annisa Zahra Sedang 71 80

5 Arya Pratama Tinggi 71 92

6 Audhea Vaniazoa Sedang 54 75

7 Bagus Dwi Fachrizki Rendah 58 76

8 Derbiansyah Rendah 62 75

9 Desi Nurhayati Tinggi 71 84

10 Dewi Susanti Rendah 75 83

11 Dian Permata Hati Tinggi 75 92

12 Eka Winanda Putri Sedang 79 80

13 Fadila Rizkyana Rendah 75 76

14 Fia Siti Sumaning Tias Sedang 58 80

15 Handri Yanto Tinggi 79 88

16 Ida Komala Sari Rendah 71 80

17 Mirna Tri Astuti Sedang 54 92

18 Nur Rohmah Rendah 58 87

19 Nurul Faudah Sedang 75 75

20 Reelnady Ova Rendah 75 75

21 Rizki Anisa Fitria Sedang 79 84

22 Rohimah Tinggi 62 91

23 Sevia Devita Sari Sedang 79 80

24 Siti Khotijah Rendah 58 75

Page 197: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

275

Lampiran 15

Hasil Observasi Sikap kelas Project Based Learning

No. Nama Tes Awal Tes Akhir

1 Angelina Permata Sari 70 85

2 Anggia Novela 65 80

3 Annisa Zahra 70 75

4 Azzahra Nur Safitri 75 85

5 Bagus Nugraha 60 75

6 Devi Tri Utami 65 80

7 Dimas Yudha Pangestu 65 70

8 Eka Yunia Sari 70 85

9 Fajri Bahtiar 60 80

10 Guntur Parasian Silaban 60 75

11 Hanang Dani Astro 75 85

12 Hasna Fatihah Alfath 65 75

13 Hikmah Khanifah 80 90

14 Indri Septiani 75 85

15 Kevin Jusido Pratama 75 80

16 Kurniasari 65 75

17 M. Agung Juli Saputra 70 80

18 Mela Sinta Damasari 60 75

19 Nerisha Amanda 70 85

20 Pitri Wulandari 70 90

21 Reyhan Jaya 80 90

22 Richard Wahyu Dermawan 75 85

23 Rina Regita Sari 75 85

24 Rindu Antika Dwi Putriansyah 85 95

25 Riris Theresia Hutagalung 80 90

26 Sugeng Rahadi Kurniawan 65 85

27 Taufik Hidayat 70 80

28 Titik Rahayu 75 90

29 Umu Fadillah 70 85

30 Wulan Andini 70 80

Page 198: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

276

Lampiran 16

Hasil Observasi Sikap Kelas Sinektik

No Nama Tes Awal Tes Akhir

1 Abeng suhendra 75 85

2 Adi sulistio 80 90

3 Ajeng vitama sari 70 80

4 Arya pratama 70 75

5 Audhea vaniazoa 65 75

6 Bagus dwi fachrizki 70 90

7 Bella ari setianingrum 70 85

8 Derbiansyah 65 80

9 Desi nurhayati 65 75

10 Dewi susanti 75 85

11 Dian permata hati 65 80

12 Eka winanda putri 70 85

13 Fadila rizkyana 80 90

14 Fira siti sumaning tias 75 90

15 Handri yanto 70 85

16 Ida komala sari 65 75

17 Mirna tri astuti 70 85

18 Nur rohmah 65 80

19 Nurul faudah 65 80

20 Reelnadi ova 75 90

21 Rizki anisa fitria 70 85

22 Rohimah 65 80

23 Sevia devita sari 70 85

24 Siti khotijah 80 95

Page 199: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

277

LAMPIRAN 17

TEKS CERITA PENDEK PESERTA DIDIK BERDAYA KREATIF

TINGGI KELAS PROJECT BASED LEARNING

Page 200: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

278

Page 201: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

279

Page 202: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

280

Page 203: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

281

Page 204: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

282

TEKS CERITA PENDEK PESERTA DIDIK BERDAYA KREATIF

SEDANG KELAS PROJECT BASED LEARNING

Page 205: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

283

TEKS CERITA PENDEK PESERTA DIDIK BERDAYA KREATIF

RENDAH KELAS PROJECT BASED LEARNING

Page 206: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

284

Page 207: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

285

Page 208: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

286

Page 209: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

287

LAMPIRAN 18

TEKS CERITA PENDEK PESERTA DIDIK BERDAYA KREATIF

TINGGI KELAS SINEKTIK

Page 210: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

288

Page 211: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

289

TEKS CERITA PENDEK PESERTA DIDIK BERDAYA KREATIF

SEDANG KELAS SINEKTIK

Page 212: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

290

Page 213: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

291

Page 214: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

292

TEKS CERITA PENDEK PESERTA DIDIK BERDAYA KREATIF

RENDAH KELAS SINEKTIK

Page 215: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

293

Page 216: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

294

LAMPIRAN 19

SURAT TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN

SMA NEGERI 1 BANJAR MARGO

Page 217: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA ...v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. Jadilah orang yang kreatif sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewati kesempatan emas. 2

295

SURAT TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN

SMA NEGERI 1 BANJAR AGUNG