keefektifan pelatihan kecerdasan adversitas … · m.si. selaku p enguji i dan ii yang telah...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
i
KEEFEKTIFAN PELATIHAN KECERDASAN ADVERSITAS UNTUK
MENGEMBANGKAN KOMPETENSI KEPEMIMPINAN PADA
PENGURUS KARANG TARUNA UNIT DESA KRAGILAN
KECAMATAN GANTIWARNO KABUPATEN KLATEN
TAHUN 2013
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Pendidikan Strata I Psikologi
Oleh:
Novelia Citraresmi
G0108077
Pembimbing:
Drs. Hardjono, M.Si.
Nugraha Arif Karyanta, S.Psi., M.Psi.
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2014
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
v
MOTTO
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan
hidayah-Nya serta menganugerahkan ilmu, kesehatan, dan kekuatan, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi sebagai syarat mendapatkan gelar Sarjana
Psikologi Program Studi Psikologi Pendidikan Strata I Psikologi dengan judul:
“Keefektifan Pelatihan Kecerdasan Adversitas untuk Mengembangkan
Kompetensi Kepemimpinan pada Pengurus Karang Taruna Unit Desa Kragilan
Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten Tahun 2013”.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari
bimbingan, bantuan, dorongan, dan doa dari berbagai p ihak, oleh karena itu
penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp PD-KR-FINASIM, selaku
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
2. Bapak Drs. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret, sekaligus sebagai pembimbing I
yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan ilmu yang
bermanfaat selama penyelesaian skripsi.
3. Bapak Nugraha Arif Karyanta, S.Psi., M.Psi., selaku pembimbing skripsi II
yang penuh kesabaran memberikan perhatian, bimbingan, dan ilmu yang
bermanfaat kepada penulis.
4. Ibu Dra. Tuti Hardjajani, M.Si. dan Bapak Aditya Nanda Priyatama, S.Psi.,
M.Si. selaku penguji I dan II yang telah bersedia memberikan saran dan
kritik kepada penulis demi sempurnanya penulisan skripsi.
5. Ibu Dra. Machmuroch, MS., selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan perhatian dan arahan selama penulis menempuh studi.
6. Seluruh dosen dan karyawan Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran
UNS. Terimakasih untuk kesabaran, bantuan, bimbingan, dan semua ilmu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
viii
yang telah diberikan. Semoga senantiasa menjadi amal jariyah yang tidak
akan putus sampai kapan pun. Aamiin
7. Mas Mulyono, selaku Ketua Karang Taruna yang telah mengizinkan penulis
mengadakan penelitian di organisasi yang dipimpinnya.
8. Kedua orang tua penulis, ibu dan bapak yang selalu memotivasi anak-
anaknya untuk terus berjuang mencapai puncak kesuksesan dengan usaha
dan doa.
9. Mas Anggun, Mbak Nur, dan Dik Galih yang saling bersinergi dan
memotivasi untuk mewujudkan mimpi-mimpi kita bersama.
10. Simbah Kakung dan Mbah Putri yang tak pernah putus mengalunkan doa
dan memberikan petuah-petuah emas kepada cucu-cucunya.
11. Rekan-rekan karang taruna unit Desa Kragilan yang telah berkenan
membantu dan bekerjasama selama proses penelitian.
12. Puput, Khabibah, dan Tika Hasibuan, selaku fasilitator dan co-fasilitator,
yang banyak membantu dalam kegiatan ini. Terima kasih sudah bersedia
berbagi dan belajar bersama dalam kegiatan ini, semoga bermanfaat bagi
kita semua.
13. Keluarga besar Komunitas PINTU INDONESIA dan RUMAH HEBAT
INDONESIA yang selalu memberikan energi positif bagi penulis. Semoga
kita bisa mewujudkan mimpi-mimpi kita dan tak lupa memberi manfaat bagi
sesama.
14. Teman-teman seperjuangan di HIMAPSI, teman-teman kos “Keppler” serta
ibu dan bapak kos yang selalu mendoakan dan memberi dukungan.
15. Teman-teman Mahasiswa Psikologi UNS 2008 yang telah menorehkan
sepotong episode dalam kehidupan penulis.
16. Teman-teman mahasiswa Psikologi UNS seluruh angkatan serta keluarga
besar Psikologi UNS yang secara langsung maupun tidak langsung turut
memotivasi penulis.
Surakarta, Januari 2014
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ix
ABSTRAK
KEEFEKTIFAN PELATIHAN KECERDASAN ADVERSITAS UNTUK MENGEMBANGKAN KOMPETENSI KEPEMIMPINAN PADA
PENGURUS KARANG TARUNA UNIT DESA KRAGILAN KECAMATAN GANTIWARNO KABUPATEN KLATEN
TAHUN 2013
Novelia CitraresmiProdi Psikologi, Fakultas KedokteranUniversitas Sebelas Maret Surakarta
Pengurus karang taruna perlu memiliki kompetensi yang memadai agar kepemimpinannya efektif. Salah satu kompetensi yang perlu dimiliki seorang pemimpin adalah kemampuan untuk mengubah hambatan menjadi peluang. Setiap pemimpin juga harus bisa melatih bawahannya agar mampu menghadapi kesulitan secara lebih konstruktif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan pelatihan kecerdasan adversitas untuk mengembangkan kompetensi kepemimpinan pada pengurus karang taruna unit Desa Kragilan Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten. Pelatihan kecerdasan adversitas merupakan program pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur tersistematis dan terorganisasi, guna membantu individu agar lebih konstruktif dalam menghadapi kesulitan, sehingga diharapkan bisa mengembangkan kompetensi dalam kepemimpinannya.
Subjek dalam penelitian ini adalah pengurus karang taruna unit Desa Kragilan Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten berjumlah 8 orang. Penelitian ini menggunakan desain non-randomized pretest-posttest control-group design dengan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masing-masing sebanyak 4 orang. Kelompok eksperimen diberikan pelatihan kecerdasan adversitas sebanyak dua kali pertemuan menggunakan metode ceramah dan diskusi, roleplay, pemutaran video, simulasi dan permainan. Pengambilan data dilakukan menggunakan skala kompetensi kepemimpinan dengan indeks korelasi bergerak
Pengaruh pelatihan kecerdasan adversitas diukur dari kenaikan skor skala kompetensi kepemimpinan. Berdasarkan hasil perhitungan uji Mann-Whitney, diperoleh nilai z = -2,021 dan p = 0,057 (p>0,05). Hasil tersebut menunjukkan,bahwa pelatihan kecerdasan adversitas tidak efektif dalam mengembangkan kompetensi kepemimpinan pada pengurus karang taruna unit Desa Kragilan Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten. Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian ini ditolak.
Kata kunci: pelatihan kecerdasan adversitas, kompetensi kepemimpinan, pengurus karang taruna
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
x
ABSTRACT
THE EFFECTIVENESS OF ADVERSITY QUOTIENT TRAINING TO IMPROVE LEADERSHIP COMPETENCIES OF YOUTH CLUBS (KARANG
TARUNA) COMMITTEE IN KRAGILAN GANTIWARNO KLATEN 2013
Novelia CitraresmiDepartment of Psychology, Faculty of Medicine
Sebelas Maret University
Youth clubs committee need to have sufficient competence in order to be effective leadership. One of the competencies that a leader should posses is the ability to turn obstacles into opportunities. Each leader must also be able to train their subordinates in order to be able to face the problems more constructive.
This research aimed to know about the effectiveness of adversity quotient training to improving leadership competencies of youth clubs committee in Kragilan, Gantiwarno, Klaten. Adversity quotient training can be defined as short term education process using systematic and organized procedure, to help someone to be more constructive in facing the difficulties that are expected to develop competence in leadership.
The subjects in this research consisted of 8 youth clubs committee. The design of this research was non-randomized pretest-posttest control-group design with each group that was the experimental group and the control group consistedof 4 people. The experimental group was given the adversity quotient training two days meeting by using methods such as presentation and discussions, role play, video playing, simulations, and games. The data collection methods was done by using a leadership competencies scale had validity value of 0.230 to 0.772 and the
Impact of the adversity quotient training was measured with enhancement in leadership competencies scale score. Based on the result Mann-Whitney U tes earned z-value = -2,021 and p = 0,057 (p>0,05). The result showed that adversity quotient training was not effective for improving leadership competencies of youth clubs committee in Kragilan, Gantiwarno, Klaten.Therefore, the hypothesis of this research was declined.
Keywords: adversity quotient training, leadership competencies, youth clubs committee
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN ………………………………………………........ii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iv
MOTTO...................................................................................................................v
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................vi
KATA PENGANTAR...........................................................................................vii
ABSTRAK.............................................................................................................ix
ABSTRACT..............................................................................................................x
DAFTAR ISI..........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL.................................................................................................xvi
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xviii
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................11
C. Tujuan Penelitian .................................................................................12
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................12
BAB II. LANDASAN TEORI.................................................................................14
A. Kompetensi Kepemimpinan pada Pengurus Karang Taruna ............14
1. Kompetensi Kepemimpinan.........................................................14
a. Pengertian Kompetensi .............................................................14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xii
b. Pengertian Kepemimpinan ........................................................15
c. Pengertian Kompetensi Kepemimpinan...................................17
d. Kesimpulan Pengembangan Kompetensi Kepemimpinan......19
e. Komponen Kompetensi Kepemimpinan ..................................22
2. Karang Taruna...............................................................................24
a. Sejarah Karang Taruna Indonesia.............................................24
b. Perkembangan Karang Taruna Indonesia ................................25
c. Keanggotaan Karang Taruna Indonesia ...................................27
d. Kepengurusan Karang Taruna Indonesia .................................29
e. Kriteria Pengurus Karang Taruna Indonesia...........................30
f. Hak dan Kewajiban Pengurus Karang Taruna Indonesia........31
g. Pimpinan Organisasi Karang Taruna Indonesia......................32
B. Pelatihan Kecerdasan Adversitas........................................................34
1. Pelatihan.........................................................................................34
a. Pengertian Pelatihan ..................................................................34
b. Metode Pelatihan.......................................................................35
c. Evaluasi Program Pelatihan ......................................................38
2. Kecerdasan Adversitas ..................................................................40
a. Pengertian Kecerdasan Adversitas ...........................................40
b. Tingkatan Kecerdasan Adversitas...........................................42
c. Dimensi Kecerdasan Adversitas..............................................43
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Adversitas...46
3. Pelatihan Kecerdasan Adversitas ...................................................48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xiii
C. Keefektifan Pelatihan Kecerdasan Adversitas terhadap
Pengembangan Kompetensi Kepemimpinan pada
Pengurus Karang Taruna Desa Kragilan ...........................................51
D. Kerangka Pemikiran ............................................................................55
E. Hipotesis...............................................................................................55
BAB III. METODE PENELITIAN..........................................................................56
A. Identifikasi Variabel Penelitian...........................................................56
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ...........................................56
C. Populasi, Sampel, Sampling ................................................................59
D. Desain Penelitian .................................................................................60
E. Metode Pengumpulan Data .................................................................63
F. Validitas dan Reliab ilitas .....................................................................65
G. Teknik Analisis Data..........................................................................67
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................68
A. Persiapan Penelitian .............................................................................68
1. Orientasi Kancah Penelitian .........................................................68
2. Persiapan Administrasi .................................................................70
3. Persiapan Alat Ukur ......................................................................70
4. Persiapan Eksperimen ...................................................................71
5. Pelaksanaan Uji Coba ...................................................................73
a. Uji Coba Skala Kompetensi Kepemimpinan...........................73
b. Uji Coba Modul Pelatihan ........................................................74
6. Uji Validitas dan Reliabilitas........................................................75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xiv
a. Uji Validitas ...............................................................................76
b. Uji Reliabilitas...........................................................................77
7. Penyusunan Alat Ukur ..................................................................78
8. Pengkategorian Tingkat Depresi ..................................................78
B. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................79
1. Pelaksanaan Pengambilan Data Pretest .......................................79
2. Penentuan Subjek Penelitian.........................................................80
3. Pelaksanaan Eksperimen...............................................................81
a. Pertemuan Hari Pertama ...........................................................81
b. Pertemuan Hari Kedua..............................................................84
4. Pelaksanaan Pengambilan Data Posttest......................................88
C. Hasil Penelitian ....................................................................................89
1. Analisis Data Kuantitatif...............................................................89
a. Analisis Kuantitatif Skala Kompetensi Kepemimpinan ........89
1) Hasil Pretest dan Posttest................................................89
2) Uji Hipotesis....................................................................91
b. Hasil Analisis Evaluasi Program Pelatihan dan
Pemahaman Materi Pelatihan .......................................................95
1) Evaluasi Proses................................................................95
2) Analisis Pemahaman Materi Pelatihan............................97
2. Analisis Data Kualitatif.................................................................98
a. Analisis Data Kualitatif pada Subjek 1 ....................................99
b. Analisis Data Kualitatif pada Subjek 2..................................101
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xv
c. Analisis Data Kualitatif pada Subjek 3 ..................................103
d. Analisis Data Kualitatif pada Subjek 4..................................105
D. Pembahasan........................................................................................107
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................117
A. Kesimpulan .......................................................................................117
B. Saran ..................................................................................................117
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................120
LAMPIRAN........................................................................................................125
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Rangkaian Pelaksanaan Pelatihan Kecerdasan Adversitas ..........58
Tabel 2 Blue print Skala Kompetensi Kepemimpinan...............................63
Tabel 3 Skala Kompetensi Kepemimpinan ................................................71
Tabel 4 Skala Kompetensi Kepemimpinan Setelah Uji Coba...................74
Tabel 5 Nilai Uji-Coba Pemahaman Modul...............................................75
Tabel 6 Hasil Uji Reliabilitas Alpha Cronbach..........................................77
Tabel 7 Susunan Skala Kompetensi Kepemimpinan untuk Penelitian .....78
Tabel 8 Subjek Kelompok Eksperimen ......................................................80
Tabel 9 Subjek Kelompok Kontrol .............................................................80
Tabel 10 Deskripsi Hasil Penelitian............................................................89
Tabel 11 Gain Score Kelompok Eksperimen dan Kontrol.........................91
Tabel 12 Hasil Uji Mann-Whitney U pada Kelompok
Eksperimen dan Kontrol..............................................................91
Tabel 13 Hasil Uji Wilcoxon T pada Kelompok Eksperimen.....................93
Tabel 14 Hasil Uji Wilcoxon T pada Kelompok Kontrol...........................94
Tabel 15 Hasil Analisis Evaluasi Proses Pelatihan.....................................95
Tabel 16 Nilai Pemahaman Materi Pelatihan.............................................97
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Siklus Experiental Learning ..........................................................49
Gambar 2 Kerangka Pemikiran .......................................................................55
Gambar 3 Desain Penelitian ............................................................................61
Gambar 4 Rata-rata Skor Kompetensi Kepemimpinan Kelompok
Eksperimen dan Kontrol.................................................................90
Gambar 5 Skor Kompetensi Kepemimpinan pada Seluruh Subjek KE
Sebelum dan Sesudah Pelatihan Kecerdasan Adversitas .............98
Gambar 6 Skor Tingkat Kompetensi Kepemimpinan Subjek 1
Sebelum dan Sesudah Pelatihan ....................................................99
Gambar 7 Skor Tingkat Kompetensi Kepemimpinan Subjek 2
Sebelum dan Sesudah Pelatihan...................................................101
Gambar 8 Skor Tingkat Kompetensi Kepemimpinan Subjek 3
Sebelum dan Sesudah Pelatihan...................................................103
Gambar 9 Skor Tingkat Kompetensi Kepemimpinan Subjek 4
Sebelum dan Sesudah Pelatihan...................................................105
Gambar 10 Grafik Perbedaan Mean Skor Tingkat Kompetensi
Kepemimpinan Sebelum dan Sesudah Pelatihan pada
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol..........................109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A. ALAT UKUR PENELITIAN
1. Skala untuk Uji-Coba ........................................................126
2. Skala untuk Penelitian .......................................................129
LAMPIRAN B. LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN
1. Lembar Persetujuan Pelatihan ...........................................133
LAMPIRAN C. MODUL PELATIHAN
1. Modul Pelatihan ................................................................134
LAMPIRAN D. DATA SUBJEK UJI-COBA DAN PENELITIAN
1. Data Subjek Uji-Coba dan Penelitian ..............................194
2. Tabulasi Uji-Coba ..............................................................195
3. Tabulasi Pretest..................................................................198
4. Tabulasi Posttest ................................................................199
LAMPIRAN E. UJI DATA
1. Uji Validitas Alat Ukur.....................................................201
2. Uji Reliabilitas Alat Ukur.................................................203
3. Uji Hipotesis......................................................................203
4. Kategori Tingkat Kompetensi Kepemimpinan ...............205
LAMPIRAN F. DOKUMENTASI PENELITIAN ............................................206
LAMPIRAN G. SURAT IZIN DAN BUKTI PENELITIAN ...........................208
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Realitas yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah terjadinya krisis
multi dimensi, yaitu krisis di berbagai segi kehidupan. Krisis paling nyata yang
dihadapi bangsa Indonesia adalah krisis kepemimpinan (Maisaroh, 2012).
Terdapat tiga gejala terjadinya krisis kepemimpinan. Pertama, masyarakat merasa
tidak memiliki pemimpin sesuai harapan. Kedua, kecenderungan masyarakat loyal
secara buta kepada yang memimpin. Ketiga, yang menyangkut masalah tradisi,
budaya, dan sistem politik, terutama kepartaian (Kompas, 2002). Adanya krisis
kepemimpinan (misleadership) memunculkan dugaan “ada sesuatu yang salah”
pada praktik dan teori kepemimpinan (Harsono, 2010).
Pemuda sebagai agent of change mempunyai peran besar dalam perubahan
suatu negara, karena pemudalah yang akan meneruskan estafet kepemimpinan
untuk kemajuan bangsa. Oleh karena itu, sangat diperlukan suatu wadah sebagai
ajang pengelolaan, pembinaan, dan pengembangan pemuda yang merupakan aset
bangsa sehingga kelak bisa menjadi calon-calon pemimpin siap pakai dan
mengurangi jumlah pemimpin instan. Salah satu organisasi yang bergerak di
bidang kepemudaan tersebut adalah karang taruna.
Karang taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah dan
sarana pengembangan pemuda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran
dan tanggung jawab sosial dari, oleh, dan untuk masyarakat terutama generasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
muda di wilayah desa/kelurahan terutama bergerak dibidang usaha kesejahteraan
sosial (Kemensos RI, 2010). Karang taruna yang lahir pada tahun 1960 di
Kampung Melayu Jakarta, dirintis oleh Departemen Sosial RI melalui suatu
proyek eksperimen yang dilandasi Keputusan Menteri Sosial RI No. HUK 7-
57/1740 tentang Susunan dan Tugas-Tugas Bagian dan Seksi-seksi pada Jawatan
Pekerjaan Sosial, dalam rangka menyelenggarakan usaha-usaha perlindungan
anak. Misi karang taruna lebih ditekankan pada program penanggulangan masalah
kesejahteraan sosial generasi muda (Depsos RI, 1983).
Karang taruna merupakan sarana bagi pembinaan dan pengembangan
generasi muda di tingkat desa/kelurahan. Sebagai salah satu organisasi
kepemudaan yang masuk dalam struktur kepengurusan di tingkat desa/kelurahan,
karang taruna menjadi media yang tepat untuk mencetak generasi penerus yang
berkualitas dan siap menghadapi tantangan zaman. Program kegiatan yang
dilaksankan dalam karang taruna bersifat rekreatif, kreatif, edukatif, ekonomis
produktif dan kegiatan praktis lain yang sesuai dengan lingkungannya.
Hampir di seluruh wilayah Indonesia sudah terbentuk karang taruna.
Namun, sampai saat ini belum ada data akurat yang telah dibukukan mengenai
jumlah riil karang taruna di Indonesia, yang ada adalah data rekapitulasi yang
masih perlu diuji kebenarannya sebagaimana data Kemensos tahun 2010 karang
taruna telah terbentuk sejumlah 74.755 di seluruh Indonesia (Kemensos RI, 2010).
Setiap karang taruna memiliki pengurus yang bertanggung jawab atas
terselenggara dan berkembangnya karang taruna. Jumlah pengurus karang taruna
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan jumlah dan jenis kegiatan yang
diselenggarakan serta berdasarkan jumlah dan kebutuhan anak serta remaja yang
dibina. Perlu pembinaan dan pengembangan bagi pengurus karang taruna agar
dapat melaksanakan fungsi sesuai dengan tugasnya, yaitu meliputi pembinaan
yang diarahkan pada aspek peningkatan pengetahuan dan keterampilan di bidang
manejemen organisasi, kepemimpinan, profesionalisasi dalam pelaksanaan usaha
kesejahteraan sosial dan usaha/kegiatan lain, kaderisasi serta sikap pengabdian
dalam pelaksanaaan tugasnya (Depsos RI, 1983).
Kemajuan suatu bangsa berada di tangan generasi muda. Telah terbukti
dalam sejarah bahwa pemuda memiliki andil besar dalam mewujudkan
kemerdekaan bangsa Indonesia dan berperan dalam reformasi bangsa hingga
menjadi bangsa yang demokratis seperti saat ini. Diharapkan dengan adanya
pembinaan bagi para pemuda ini bisa mewujudkan generasi penerus yang tangguh
dan siap menghadapi tantangan zaman. Berdasarkan Tap MPR No. IV/MPR/1978
(dalam Kartono, 2009) pengembangan generasi muda diarahkan untuk
mempersiapkan kader-kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan
nasional, dengan memberikan bekal keterampilan, kepemimpinan, kesegaran
jasmani, daya kreasi, patriotisme, idealisme, kepribadian, dan budi pekerti yang
luhur. Untuk usaha tersebut di atas perlu diciptakan iklim yang sehat, sehingga
memungkinkan kreativitas generasi muda berkembang secara wajar, disertai
disiplin tinggi. Daya kreativitas tipe pemimpin ini dapat membangkitkan
semangat, percaya diri (self confidence) dan optimisme masyarakat dan bangsa
untuk menghadapi masa depan yang lebih baik lagi bagi kehidupan berbangsa dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
bernegara (Hawari, 2003). Maka perlu adanya usaha bimbingan secara wajar dan
bertanggung jawab. Dalam kerangka itu perlu diadakan usaha guna
mengembangkan generasi muda, yaitu melibatkan angkatan muda dalam proses
kehidupan berbangsa dan bernegara, serta pelaksanaan pembangunan nasional.
Sudah sewajarnya para generasi muda dipersiapkan untuk menjadi
pemimpin muda guna menggantikan para pemimpin tua. Perubahan lingkungan
strategik organisasi yang dahsyat menjadi tantangan baru yang tidak bisa dihadapi
dengan manajemen lama. Untuk itu, diperlukan sumber daya manusia yang
memiliki sifat proaktif dan inovatif untuk mengelola perubahan lingkungan
kehidupan (ekonomi, sosial, politik, teknologi, hukum, dan lain-lain) yang sangat
tinggi kecepatannya. Sumber Daya Manusia yang tidak beradaptasi pada
perubahan yang super cepat ini akan dilanda kesulitan. Salah satu hal yang
memegang peranan penting dalam mengelola perubahan adalah pemimpin
(Noviati dan Hartati, 2009). Generasi muda sebagai calon-calon pemimpin, paling
tidak pemimpin bagi dirinya sendiri, harus dipersiapkan sejak dini agar siap
menghadapi setiap permasalahan untuk mencapai kesuksesan.
Beberapa orang menyatakan bahwa seorang pemimpin sejati itu dilah irkan
untuk memimpin. Salah satunya menurut seorang ahli di bidang manajemen, yaitu
Peter Drucker (dalam Kartono, 2009) tetap berpendirian bahwa pemimpin itu
dilahirkan dan bukan hasil pembentukan. Namun, pendapat ini mendapat banyak
pertentangan dari banyak sarjana di bidang manajemen yang menyatakan bahwa
kepemimpinan di zaman modern ini dapat dikembangkan, dapat diciptakan, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
dapat diajarkan. Sehingga pribadi pemimpin ini bisa diubah dan dibentuk oleh
latihan, pendidikan, dan pengalaman-pengalaman (Kartono, 2009).
Irawati (2004) juga berpendapat bahwa kepemimpinan tidak cukup lagi
hanya mengandalkan bakat atau keturunan. Pemimpin zaman sekarang harus
belajar, harus membaca, harus mempunyai pengetahuan mutakhir dan
pemahamannya mengenai berbagai soal yang menyangkut kepentingan orang-
orang yang dipimpin. Seperti yang diungkapkan Handoyo (2010), tantangan
manajemen dan kepemimpinan saat ini adalah bagaimana mengembangkan orang-
orang yang berbakat di dalam organisasi dengan menciptakan iklim kerja yang
positif dan memberikan peluang untuk inovasi dan mengambil resiko untuk
menghadapi ketidakpastian di masa mendatang. Maka, pemimpin juga harus
memiliki kredibilitas dan integritas, dapat bertahan, serta melanjutkan misi
kepemimpinannya. Kalau tidak, pemimpin itu hanya akan menjadi suatu karikatur
yang akan menjadi cermin atau bahan tertawaan dalam kurun sejarah di kemudian
hari.
Observasi di lapangan dan wawancara dengan pembina karang taruna Ds.
Kragilan Kec. Gantiwarno Kab. Klaten pada tahun 2013 menunjukkan bahwa
kaderisasi pemimpin, khususnya di karang taruna tidak berjalan dengan baik.
Karang taruna hanya mampu memperlihatkan eksistensinya di awal-awal
kepengurusan. Bahkan setelah akhir masa jabatan sulit untuk menentukan calon
pemimpin yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan. Sekalipun ada yang
menduduki jabatan tersebut, fungsi kepemimpinannya kurang berjalan maksimal
karena tidak ada pembinaan yang memadai. Pemuda yang masuk dalam jajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
pengurus pun banyak yang terlena dengan kondisi saat ini, mereka lebih
mengedepankan kepentingan individu daripada kepentingan bersama; sehingga
sulit saat ini menemukan bibit-bibit pemimpin yang mau berkorban dan
mempunyai daya juang tinggi untuk kepentingan masyarakat umum.
Guna mempersiapkan calon-calon pemimpinan dan mengembangkan
kemampuan para pemimpin bisa dilaksanakan beberapa pelatihan, baik melalui
latihan-latihan secara khusus yang formal atau bisa juga dilaksanakan sambil
bekerja di tengah lingkungan kerja. Pelatihan tersebut sebagai media untuk belajar
berbicara, bertukar pikiran, ikut merasakan, dan memecahkan masalah.
Sudah wajar jika dalam kehidupan sehari-hari atau dalam sebuah
organisasi muncul suatu permasalahan. Sumber masalah tersebut bisa berasal dari
dalam diri maupun dari lingkungan yang bisa menimbulkan stres dan pengalaman
tidak menyenangkan lainnya. Hal inilah yang akan menimbulkan sejumlah
gangguan, penyakit organik dan psikis serta berbagai perilaku menyimpang
(Bastaman, 1996). Perlu adanya suatu kemampuan dalam diri untuk bisa
menghadapi setiap permasalahan tersebut, sehingga setiap individu bisa terus
melangkah untuk menghadapi permasalahan atau kesulitan, bahkan menjadikan
permasalahan atau kesulitan tersebut sebagai peluang untuk mencapai kesuksesan.
Kemampuan menghadapi menghadapi masalah tersebut dalam psikologi dikenal
dengan istilah Adversity Quotient (AQ), selanjutnya dalam penelitian in i disebut
kecerdasan adversitas. Istilah ini dikembangkan dan dipopulerkan oleh Paul G.
Stoltz pada tahun 1999. Paul G. Stoltz menggambarkan bahwa untuk mampu
memecahkan masalah yang dihadapi terlebih dulu harus memahami tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
kedudukan masalah itu sendiri. Hal tersebut dikembangkan dengan model
piramida dimulai dari tangga pertama berupa masalah di masyarakat, pada tangga
kedua masalah di tempat kerja, dan pada tangga ketiga masalah pada diri individu.
Selanjutnya kemampuan menghadapi tantangan dalam hidup ini merupakan suatu
kemampuan yang bisa dipelajari dan dikembangkan melalui pelatihan atau
pendidikan, dan sangat dipengaruhi oleh faktor lain termasuk karakteristik
kepribadian seseorang (Aziz, 2008).
Menurut Stoltz (2000), kecerdasan adversitas digunakan untuk membantu
individu-individu memperkuat kemampuan dan ketekunan dalam menghadapi
tantangan hidup sehari-hari, sambil tetap berpegang pada prinsip-prinsip dan
impian-impian mereka, tanpa mempedulikan apa yang terjadi. Pada masa
sekarang yang penuh dengan kekacauan dan perubahan, diperlukan seorang
pemimpin yang tidak hanya memimpin; namun juga bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa para pengikutnya mempunyai kemampuan melewati masa-
masa yang penuh tantangan. Menurut Stoltz (2000), pemimpin harus melatih
pengikut-pengikutnya untuk menghadapi kesulitan secara lebih konstruktif. Hal
ini juga dikemukakan oleh Gilmore (1997) bahwa pada masa sekarang ini
pemimpin dituntut untuk mampu membawa bawahannya agar tetap waspada
terhadap masa depan, eksplorasi masa depan merupakan sebuah peta harta karun
yang menjadi tugas pemimpin untuk mencari jalan serta menghadapi tantangan
dan mencari segala peluang yang ada di sepanjang jalan. Agustian (2007) juga
berpendapat bahwa seorang pemimpin sejati adalah pemimpin yang memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
prinsip, yang mampu menciptakan kepercayaan dan pengaruh yang luar biasa
pada para pengikutnya.
Kecerdasan adversitas sangat berperan penting dalam kepemimpinan.
Seorang pemimpin yang memiliki kecerdasan adversitas tinggi akan melihat
tantangan-tantangan yang layak mendapatkan usaha, kreativitas, dan sumber-
sumber daya yang lebih besar. Sedangkan pemimpin yang memiliki kecerdasan
adversitas rendah ketika menghadapi kesulitan akan menjadi lemah, bahkan
hancur lebur, menjadi hilang semangatnya, dan kecewa. Menurut teori Stoltz,
pemimpin dengan kecerdasan adversitas tinggi merespons paling efektif terhadap
tantangan dan akan menang dalam pekerjaan serta dalam hidupnya, dengan
demikian menjadi pemimpin hari ini dan besok. Bagaimana seorang pemimpin
merespons suatu masalah tidak hanya berdampak pada performa pemimpin, tetapi
juga pada performa yang dipimpin (Canivel, 2010).
Tinggi rendahnya kecerdasan adversitas dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang disingkat CORE yaitu control (control), ownership (kepemilikan), reach
(jangkauan), dan endurance (ketahanan). Kecerdasan adversitas mempunyai tiga
bentuk: Pertama, kecerdasan adversitas adalah suatu kerangka kerja konseptual
yang baru untuk memahami dan meningkatkan semua segi kesuksesan;
kedua,kecerdasan adversitas adalah suatu ukuran untuk mengetahui respons
terhadap kesulitan; ketiga, kecerdasan adversitas adalah serangkaian peralatan
yang memiliki dasar ilmiah untuk memperbaiki respons terhadap kesulitan (Stoltz,
2000).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
Tingkatan kecerdasan adversitas dibagi menggunakan istilah para pendaki
gunung (Stoltz, 2000), yaitu:
a) Quitters (mereka yang berhenti). Tipe quitters memilih untuk keluar,
menghindari kewajiban, mundur, dan berhenti.
b) Campers (mereka yang berkemah). Kelompok ini adalah individu-
individu yang cepat puas dengan apa yang diperolehnya. Meskipun
Campers dapat mencapai tujuannya, akan sulit mempertahankan
keberhasilan itu tanpa melanjutkan usahanya.
c) Climbers (para pendaki). Climbers adalah pemikir yang selalu
memikirkan kemungkinan-kemungkinan, dan tidak pernah
membiarkan umur, jenis kelamin, ras, cacat fisik atau mental, atau
hambatan lain menghalangi usahanya.
Stoltz dan klien-kliennya telah mendemonstrasikan bahwa individu yang
memiliki kecerdasan adversitas lebih tinggi menikmati serangkaian manfaat,
termasuk kinerja, produktivitas, kreativitas, kesehatan, ketekunan, daya tahan, dan
vitalitas yang lebih besar daripada individu yang kecerdasan adversitasnya rendah.
Perusahaan Minessota Power menggunakan kecerdasan adversitas untuk
membantu para pemimpin menerobos perubahan yang tidak bersahabat, dengan
mengurangi tahap peralihan yang mahal dan mempercepat siklus perubahannya
(Stoltz, 2000).
Penelitian tentang kecerdasan adversitas telah banyak dilakukan baik di
luar negeri maupun di dalam negeri. Penelitian di luar negeri di antaranya
dilakukan oleh Seligman dan rekan-rekannya (dalam Stoltz, 2000), yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
mengungkapkan perbedaan-perbedaan dramatis antara orang-orang yang
merespons kesulitan sebagai orang yang optimistis versus pesimistis. Manajer
yang optimistis jauh mengungguli manajer yang pesimistis. Para kadet di West
Point yang optimistis mengungguli kadet-kadet yang pesimistis. Rakyat memilih
pemimpin-pemimpin yang optimistis. Selain itu, Lazaro (dalam Canivel, 2010)
juga memimpin dan mempersembahkan studinya tentang kecerdasan adversitas
dan mutu pekerjaan di 5th Asian Regional Congress of Industrial Relation
Association (IRA) yang diadakan di Korea. Manajer menengah yang diseleksi dari
departemen yang berbeda dari Kota Manila menunjukkan bahwa terdapat korelasi
tinggi antara kecerdasan adversitas dan mutu kerja dari responden yang dimaksud
dengan sistem umpan balik 3600. Penelitian Canivel (2010) juga menunjukkan
bahwa ada hubungan positif antara AQ dengan performa kerja kepala sekolah dan
praktek di sekolah. Williams (dalam Aziz, 2008) juga mengemukakan bahwa ada
hubungan antara kecerdasan adversitas dengan prestasi belajar siswa. Penelitian
yang dilakukan di dalam negeri khususnya pada mahasiswa UIN Malang telah
dilakukan oleh Mulyadi dan Mufita (dalam Aziz 2008) yang menemukan bahwa
tingkat kecerdasan adversitas pada mahasiswa UIN Malang berada pada kategori
sedang. Selanjutnya ditemukan bahwa kecerdasan adversitas mempunyai
pengaruh terhadap pengendalian rasa cemas menghadapi dunia kerja sebesar
0,276. Berbeda dengan penelitian diatas, pada penelitian ini kecerdasan adversitas
dikaji sebagai variabel bebas yang diduga dapat mempengaruhi faktor lain. Hal ini
didasari anggapan bahwa kecerdasan adversitas adalah suatu kemampuan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
bisa dikembangkan dan ditingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan (Stoltz,
2000).
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dijelaskan, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang keefektifan pelatihan kecerdasan adversitas untuk
mengembangkan kompetensi kepemimpinan pada pengurus karang taruna unit
Desa Kragilan Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten.
B. Perumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas,
maka rumusan masalah penelitian ini adalah: ”Apakah terdapat keefektifan
pelatihan kecerdasan adversitas untuk mengembangkan kompetensi
kepemimpinan pada pengurus karang taruna unit Desa Kragilan Kecamatan
Gantiwarno Kabupaten Klaten?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan pelatihan
kecerdasan adversitas guna mengembangkan kompetensi kepemimpinan pada
pengurus karang taruna unit Desa Kragilan Kecamatan Gantiwarno Kabupaten
Klaten.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, antara lain:
1. Manfaat teoritik
Manfaat teoritik dari penelitian ini, antara lain:
a. Memberikan pengertian tentang pentingnya kecerdasan adversitas bagi
seorang pemimpin.
b. Memberikan pengetahuan, wawasan, dan gambaran akibat pemimpin yang
kecerdasan adversitasnya rendah.
c. Memberikan masukan kepada pengurus karang taruna tentang
pengembangan kecerdasan adversitas bagi seluruh Sumber Daya Manusia
dalam organisasi.
d. Sumbangan ilmiah bagi wahana perkembangan ilmu psikologi, khususnya
psikologi sosial serta psikologi industri dan organisasi yang berkaitan
dengan kepemimpinan dan kecerdasan adversitas.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini antara lain:
a. Melatih pengurus karang taruna untuk meningkatkan kecerdasan
adversitas sehingga peran sebagai pemimpin bisa lebih efektif.
b. Mengenalkan kepada pengurus karang taruna cara-cara pengembangan
kecerdasan adversitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
c. Sebagai upaya mengembangkan kompetensi kepemimpinan pengurus
karang taruna khususnya melalui pengembangan keterampilan
menghadapi permasalahan.