kecerdasan adversitas - · pdf filemenyelesaikan tugas makalah ini. adapun makalah yang...

17
KECERDASAN ADVERSITAS (Adversity Quotient) M A K A L A H Disusun dan Dipresentasikan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan dan Pembelajaran Dosen Pengampu : Dr. Hj. Nurlaila N.Q.M Tientje, M.Pd Disusun Oleh : AJIZ SULAEMAN NPM : 072115020 SITI KHADIJAH NPM : 072115046 SITI RUKIYAH NPM : 072115047 TITIN SUMANTI NPM : 072115050 PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN PROGRAM PASCASARJANA B O G O R 2015

Upload: doanque

Post on 04-Feb-2018

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KECERDASAN ADVERSITAS - · PDF filemenyelesaikan tugas makalah ini. Adapun makalah yang disusun yaitu berjudul “Kecerdasan Adversitas (Adversity Quotient)”. Makalah ini ... terminologi

KECERDASAN ADVERSITAS

(Adversity Quotient)

M A K A L A H

Disusun dan Dipresentasikan Untuk Memenuhi Tugas Mata

Kuliah Psikologi Pendidikan dan Pembelajaran

Dosen Pengampu :

Dr. Hj. Nurlaila N.Q.M Tientje, M.Pd

Disusun Oleh :

AJIZ SULAEMAN NPM : 072115020 SITI KHADIJAH NPM : 072115046 SITI RUKIYAH NPM : 072115047 TITIN SUMANTI NPM : 072115050

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PAKUAN

PROGRAM PASCASARJANA B O G O R

2015

Page 2: KECERDASAN ADVERSITAS - · PDF filemenyelesaikan tugas makalah ini. Adapun makalah yang disusun yaitu berjudul “Kecerdasan Adversitas (Adversity Quotient)”. Makalah ini ... terminologi

KATA PENGANTAR

Bismilahirahmanirahim,

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan kesehatan, akal, dan pikiran hingga penulis dapat

menyelesaikan tugas makalah ini. Adapun makalah yang disusun yaitu

berjudul “Kecerdasan Adversitas (Adversity Quotient)”. Makalah ini

disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi

Pembelajaran.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen mata kuliah yang telah

memberikan tugas makalah ini. Penulis juga mohon maaf jika ada

kesalahan baik dalam segi materi maupun dari segi penulisan.

Semoga tugas makalah ini dapat diterima dan dapat bermanfaat, dan

mudah-mudahan untuk kedepannya penulis dapat menulis makalah

dengan baik dan benar.

Bogor, Desember 2015

Penulis

Page 3: KECERDASAN ADVERSITAS - · PDF filemenyelesaikan tugas makalah ini. Adapun makalah yang disusun yaitu berjudul “Kecerdasan Adversitas (Adversity Quotient)”. Makalah ini ... terminologi

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar ....................................................................... i

Daftar Isi …………………………………………………………….. ............. ii

BAB I. Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah ................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................ 2

C. Tujuan Penulisan .......................................................... 2

BAB II. Pembahasan

A. Definisi Kecerdasan Adversity Quotient .......................... 3

B. Pengertian Adversity Quotient ....................................... 5

C. Dimensi Adversity Quotient ........................................... 8

D. Mengembangkan Adversity Quotient .............................. 9

E. Adversity Quotient di Sekolah ........................................ 9

F. Ilmu Pengetahuan Pembentuk Adversity Quotient .......... 9

BAB III. Penutup

A. Kesimpulan .................................................................. 12

Daftar Pustaka

Page 4: KECERDASAN ADVERSITAS - · PDF filemenyelesaikan tugas makalah ini. Adapun makalah yang disusun yaitu berjudul “Kecerdasan Adversitas (Adversity Quotient)”. Makalah ini ... terminologi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Adversity quotient merupakan bentuk kecerdasan yang melatar

belakangi kesuksesan seseorang dalam menghadapi sebuah

tantangan disaat terjadi kesulitan atau kegagalan. Penelitian tentang

adversity quotient ini, dikembangkan berawal dari keberagaman

dunia kerja yang cukup kompleks dengan persaingan yang cukup

tinggi, sehingga banyak individu merasa stres menghadapinya.

Individu yang mengalami hal tersebut di karenakan kendali diri, asal

usul dan pengakuan diri, jangkauan, serta daya tahan yang kurang

kuat dalam menghadapi kesulitan dan permasalahan yang dirasa

cukup sulit dalam hidupnya, biasanya berakhir dengan kegagalan

sehingga menjadi individu yang tidak kreatif dan kurang produktif.

Berdasarkan pada hal di atas, performansi adversity quotient sebagai

kecerdasan yang melatarbelakangi kesuksesan dalam menghadapi

tantangan setelah terjadi kegagalan, mulai banyak digali dan di teliti

khususnya dalam dunia pendidikan saat ini, banyak para ahli dan

pakar pendidikan saat ini mencari dan mencoba mengembangkan

pentingnya adversity quotient pada peserta didik sebagai calon

individu yang di harapkan menjadi SDM yang tetap kuat berkualitas

dan tetap berprestasi dalam bidangnya di masa depan. Oleh karena

itu penulis tertarik untuk mencoba meneliti dan mendeskripsikan

tentang adversity quotient.

1

Page 5: KECERDASAN ADVERSITAS - · PDF filemenyelesaikan tugas makalah ini. Adapun makalah yang disusun yaitu berjudul “Kecerdasan Adversitas (Adversity Quotient)”. Makalah ini ... terminologi

B. Rumusan Masalah

Pada makalah ini penulis merumuskan masalah pada hal-hal sebagai

berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan kecerdasan adversitas (adversity

quotitient) ?

2. Ada berapa kelompok dan ada berapa bentuk kecerdasan

adversitas (adversity quotitient) ?

3. Bagaimana kecerdasan adversitas (adversity quotitient) menjadi

tolak ukur kesuksesan?

C. Tujuan Penulisan

Beberapa tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mangetahui pengertian kecerdasan adversitas (adversity

quotitient).

2. Mengetahui kelompok dan bentuk-bentukkecerdasan adversitas

(adversity quotitient)

3. Mengetahui bagaimana kecerdasan adversitas (adversity

quotitient) menjadi tolak ukur kesuksesan.

2

Page 6: KECERDASAN ADVERSITAS - · PDF filemenyelesaikan tugas makalah ini. Adapun makalah yang disusun yaitu berjudul “Kecerdasan Adversitas (Adversity Quotient)”. Makalah ini ... terminologi

BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI KECERDASAN ADVERSITY (ADVERSITY QUOTIENT)

Secara umum, kecerdasan dapat dipahami pada dua tingkat. Pertama,

kecerdasan sebagai suatu kemampuan untuk memahami informasi

yang membentuk pengetahuan dan kesadaran. Kedua, kecerdasan

sebagai sebuah kemampuan untuk memproses informasi sehingga

masalah-masalah yang dihadapi oleh seseorang dapat segera

dipecahkan (problem solved), dan dengan demikian pengetahuan pun

menjadi bertambah.1

Berdasarkan dua pengertian di atas, dapat dipahami dengan mudah

bahwa kecerdasan merupakan pemandu (guide) bagi individu untuk

mencapai berbagai sasaran dalam hidup yang dijalaninya secara

efektif dan efisien. Dengan kata lain, orang yang lebih cerdas, akan

mampu memilih strategi-strategi pencapaian sasaran yang jauh lebih

baik daripada orang yang kurang cerdas. Artinya, orang cerdas

sepantasnya lebih sukses dibanding orang yang kurang cerdas.

Konsep tentang kecerdasan adversity atau adversity intelligence (AI)

dibangun berdasarkan hasil studi empirik yang dilakukan oleh banyak

ilmuwan serta lebih dari lima ratus kajian di seluruh dunia, dengan

memanfaatkan tiga disiplin ilmu pengetahuan, yaitu psikologi kognitif,

psikoneuroimunologi, dan neurofisiologi. Kecerdasan adversity

memasukkan dua komponen penting dari setiap konsep praktis, yaitu

teori ilmiah dan aplikasinya dalam dunia nyata. Konsep kecerdasan

adversity pertama kali digagas oleh Paul G. Stoltz.

1 M Ronie Dani, 2006,”The power of Emotional & Adversity Quotient For Teacher”. PT. Mizan Publika,

Jakarta Selatan.

3

Page 7: KECERDASAN ADVERSITAS - · PDF filemenyelesaikan tugas makalah ini. Adapun makalah yang disusun yaitu berjudul “Kecerdasan Adversitas (Adversity Quotient)”. Makalah ini ... terminologi

Pengertian kecerdasan adversity tertuang ke dalam tiga bentuk, yaitu:

pertama, kecerdasan adversity sebagai suatu kerangka kerja

konseptual yang baru yang digunakan untuk memahami dan

meningkatkan semua segi kesuksesan. Kedua, kecerdasan adversity

sebagai suatu ukuran untuk mengetahui reaksi seseorang terhadap

kesulitan yang dihadapinya. Ketiga, kecerdasan adversity sebagai

seperangkat peralatan yang memiliki landasan ilmiah untuk

merekonstruksi reaksi terhadap kesulitan hidup.2 Agar kesuksesan

menjadi nyata, maka kombinasi dari ketiga unsur tersebut yaitu

pengetahuan baru, tolok ukur, dan peralatan yang praktis merupakan

sebuah kesatuan yang lengkap untuk memahami dan memperbaiki

komponen dasar dalam meraih sukses.

Secara garis besar konsep kecerdasan adversity menawarkan

beberapa manfaat yang dapat diperoleh, yaitu:

1. Kecerdasan adversity merupakan indikasi atau petunjuk tentang

seberapa tabah seseorang dalam menghadapi sebuah kemalangan

2. Kecerdasan adversity memperkirakan tentang seberapa besar

kapabilitas seseorang dalam menghadapi setiap kesulitan hidup

dan ketidakmampuannya dalam menghadapi kesulitan

3. Kecerdasan adversity memperkirakan siapa yang dapat melampaui

harapan, kinerja, serta potensinya, dan siapa yang tidak

4. Kecerdasan adversity dapat memperkirakan siapa yang putus asa

dalam menghadapi kesulitan dan siapa yang akan bertahan

Orang yang mengubah kegagalannya menjadi batu loncatan mampu

memandang kekeliruan atau pengalaman negatifnya sebagai bagian

dari hidupnya, belajar darinya dan kemudian maju terus.

2 Stoltz, P.G 2000. Keperawatan Jiwa. Edisi-5. Jakarta. EGC Suara Pembaruan. 2006. Kecerdasan

4

Page 8: KECERDASAN ADVERSITAS - · PDF filemenyelesaikan tugas makalah ini. Adapun makalah yang disusun yaitu berjudul “Kecerdasan Adversitas (Adversity Quotient)”. Makalah ini ... terminologi

B. PENGERTIAN ADVERSITY QUOTIENT (AQ)

AQ adalah kecerdasan untuk mengatasi kesulitan. “AQ merupakan

faktor yang dapat menentukan bagaimana, jadi

atau tidaknya, serta sejauh mana sikap, kemampuan dan kinerja

Anda terwujud di dunia,” Menurut Stoltz, orang yang memiliki AQ

tinggi akan lebih mampu mewujudkan cita-citanya dibandingkan

orang yang AQ-nya lebih rendah.

Untuk memberikan gambaran, terminologi para pendaki gunung.

Dalam hal ini, Stoltz membagi para pendaki gunung menjadi tiga

bagian:3

a. Quitter adalah para pekerja yang sekadar untuk bertahan

hidup). Mereka ini gampang putus asa dan menyerah di tengah

jalan. Menolak untuk mendaki lebih tinggi Lagi Gaya hidupnya

tidak menyenangkan atau datar dan tidak “lengkap” Bekerja

sekedar cukup untuk hidup cenderung menghindari tantangan

berat yang muncul dari komitmen yang sesungguhnya jarang

sekali memiliki persahabatan yang sejati dalam menghadapi

perubahan mereka cenderung melawan atau lari dan cenderung

menolak dan menyabot perubahan terampil dalam menggunakan

kata-kata yang sifatnya membatasi, seperti “tidak mau”,

“mustahil”, ini konyol” dan sebagainya. Kemampuannya kecil atau

bahkan tidak ada sama sekali; mereka tidak memiliki visi dan

keyakinan akan masa depan, konribusinya sangat kecil.

b. Camper (berkemah di tengah perjalanan) Para camper lebih

baik, karena biasanya mereka berani melakukan pekerjaan yang

berisiko, tetapi tetap mengambil risiko yang terukur dan aman.

“Ngapain capek-capek” atau“segini juga udah cukup” adalah moto

3 Stoltz. G poul. Adversity Quotient.2000. Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. Jakarta.Grasindo

Page 9: KECERDASAN ADVERSITAS - · PDF filemenyelesaikan tugas makalah ini. Adapun makalah yang disusun yaitu berjudul “Kecerdasan Adversitas (Adversity Quotient)”. Makalah ini ... terminologi

para campers. Orang-orang ini sekurang-kurangnya sudah

merasakan tantangan, dan selangkah lebih maju dari para

quitters. Sayangnya banyak potensi diri yang tidak

teraktualisasikan, dan yang jelas pendakian itu sebenarnya belum

selesai. Mereka mau untuk mendaki, meskipun akan “berhenti”

di pos tertentu, dan merasa cukup sampai disitu Mereka cukup

puas telah mencapai suatu tahapan tertentu (satisficer) Masih

memiliki sejumlah inisiatif, sedikit semangat, dan beberapa usaha.

Mengorbankan kemampuan individunya untuk mendapatkan

kepuasan, dan mampu membina hubungan dengan para camper

lainnya.

Menahan diri terhadap perubahan, meskipun kadang tidak

menyukai perubahan besar karena mereka merasa nyaman

dengan kondisi yang ada Mereka menggunakan bahasa dan kata-

kata yang kompromistis,misalnya, “ini cukup bagus”, atau “kita

cukuplah sampai di sini saja”. Prestasi mereka tidak tinggi, dan

kontribusinya tidak besar juga. Meskipun telah melalui berbagai

rintangan, namun mereka akan berhenti juga pada suatu tempat

dan mereka “berkemah” di situ.

c. Climber yakni mereka, yang dengan segala keberaniannya

menghadapi risiko, akan menuntaskan pekerjaannya. Mereka

mampu menikmati proses menuju keberhasilan, walau mereka

tahu bahwa akan banyak rintangan dan kesulitan yang

menghadang. Namun, di balik kesulitan itu ia akan mendapatkan

banyak kemudahan.”Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu

ada kemudahan” Mereka membaktikan dirinya untuk terus

“mendaki”, mereka adalah pemikir yang selalu memikirkan

kemungkinan-kemungkinan Hidupnya “lengkap” karena telah

melewati dan mengalami semua tahapan sebelumnya. Mereka

menyadari bahwa akan banyak imbalan yang diperoleh dalam

5

Page 10: KECERDASAN ADVERSITAS - · PDF filemenyelesaikan tugas makalah ini. Adapun makalah yang disusun yaitu berjudul “Kecerdasan Adversitas (Adversity Quotient)”. Makalah ini ... terminologi

jangka panjang melalui “langkah-langkah kecil” yang sedang

dilewatinya Menyambut baik tantangan, memotivasi diri, memiliki

semangat tinggi, dan berjuang mendapatkan yang terbaik dalam

hidup; mereka cenderung membuat segala sesuatu terwujud

Tidak takut menjelajahi potensi-potensi tanpa batas yang ada di

antara dua manusia; memahami dan menyambut baik risiko

menyakitkan yang ditimbulkan karena bersedia menerima kritik

Menyambut baik setiap perubahan, bahkan ikut mendorong setiap

perubahan tersebut ke arah yang positif Bahasa yang digunakan

adalah bahasa dan kata-kata yang penuh dengan kemungkinan-

kemungkinan; mereka berbicara tentang apa yang bisa dikerjakan

dan cara mengerjakannya; mereka berbicara tentang tindakan,

dan tidak sabar dengan kata-kata yang tidak didukung dengan

perbuatan Memberikan kontribusi yang cukup besar karena bisa

mewujudkan potensi yang ada pada dirinya Mereka tidak asing

dengan situasi yang sulit karena kesulitan merupakan bagian dari

hidup

Dalam konteks ini, para climber dianggap memiliki AQ tinggi.

Dengan kata lain, AQ membedakan antara para climber, camper,

dan quitter . jawaban luar biasa dari pencipta lampu pijar

(Thomas Alfa Edison) itu menjadi salah satu contoh ekstrem

seorang climber (pendaki)–yang dianggap memiliki kecerdasan

mengatasi kesulitan (adversity quotient, AQ) tinggi. Terminologi

AQ memang tidak sepopuler kecerdasan emosi

(emotional quotient) milik Daniel Goleman,

kecerdasan finansial (financial quotient) milik Robert T. Kiyosaki,

atau kecerdasan eksekusi (execution quotient) karya Stephen R.

Covey.AQ ternyata bukan sekadar anugerah yang bersifat given.

AQ ternyata bisa dipelajari. Dengan latihan-latihan tertentu,

setiap orang bisa diberi pelatihan untuk meningkatkan level AQ-

nya.

6

Page 11: KECERDASAN ADVERSITAS - · PDF filemenyelesaikan tugas makalah ini. Adapun makalah yang disusun yaitu berjudul “Kecerdasan Adversitas (Adversity Quotient)”. Makalah ini ... terminologi

Para climber, setidaknya ada tujuh kapasitas yang dibutuhkan

untuk mengubah kegagalan menjadi batu loncatan, yaitu:

1. Para peraih prestasi pantang menyerah dan tidak pernah jemu

untuk terus mencoba karena tidak mendasarkan harga dirinya

pada prestasi

2. Para peraih prestasi memandang kegagalan sebagai sesuatu

yang nisbi sifatnya

3. Para peraih prestasi memandang kegagalan-kegagalan

sebagai insiden-insiden tersendiri

4. Para peraih prestasi memiliki ekspektasi yang realistis

5. Para peraih prestasi memfokuskan perhatian pada kekuatan-

kekuatannya

6. Para peraih prestasi menggunakan multi pendekatan dalam

meraih prestasi

7. Para peraih prestasi mudah bangkit kembali.

Beberapa faktor yang diperlukan untuk mengubah kegagalan

menjadi suatu peluang yaitu daya saing, produktivitas, kreativitas,

motivasi, mengambil risiko, ketekunan, belajar, merangkul

perubahan, dan keuletan. Ditambahkan juga bahwa dalam

menghadapi setiap kesulitan, kesedihan serta kegagalan hidup

maka yang diperlukan adalah sikap tahan banting dan keuletan.

Untuk menciptakan perubahan dalam hidup seseorang harus

bertekad untuk terus mendaki melawan rintangan. Untuk itu

individu harus mampu mengembangkan kecerdasan adversity

yang tinggi dan mengenali tiga tahap adversity yang disusun

dengan model piramid mulai dari dasar sebagai berikut :

7

Page 12: KECERDASAN ADVERSITAS - · PDF filemenyelesaikan tugas makalah ini. Adapun makalah yang disusun yaitu berjudul “Kecerdasan Adversitas (Adversity Quotient)”. Makalah ini ... terminologi

Model bentuk piramida ini di mulai dari bawah kemudian naik ke

atas, model ini dimulai dari puncak kemudian turun ke individu.

Dengan cara tersebut menggambarkan dua efek. Pertama, model

ini menggambarkan menumpuknya kesulitan di masyarakat, di

tempat kerja, dan kesulitan individu, yang di hadapi oleh setiap

individu sepanjang perjalanan hidup yang penuh dengan

kesulitan, karena kesulitan di sini ada di mana-mana, nyata, dan

tidak dapat dihindari. Namun kesulitan tersebut tidak perlu sampai

menghancurkan semangat hidup individu tersebut.

C. DIMENSI ADVERSITY QUOTIENT (AQ)

Dimensi AQ dapat diringkas dalam kata CO2RE yaitu:

C adalah Control, seberapa besar control yang Anda rasakan saat

Anda dihadapkan pada persoalan yang sulit, bermusuhan dan

berlawanan?

O2 adalah Origin dan Ownership. Siapa atau apa yang menjadi

asal muasal suatu kesulitan? Dan sejauh mana Anda berperan

memunculkan kesulitan?

R adalah Reach. Seberapa jauh suatu kesulitan akan merembes

ke wilayah kehidupan Anda yang lain?

Cita-cita

Masa depan

berprestasi

Aktifitas di sekolah

dan (masyarakat)

Masyarakat

Tempat kerja

Individu

Siswa

(Gambar.1)

Piramida tingkat kesulitan (AQ)

Adversity Quotient individu

(Gambar.2)

Piramida tingkat kesulitan (AQ)

Adversity quotient pada siswa Akselerasi)

8

Page 13: KECERDASAN ADVERSITAS - · PDF filemenyelesaikan tugas makalah ini. Adapun makalah yang disusun yaitu berjudul “Kecerdasan Adversitas (Adversity Quotient)”. Makalah ini ... terminologi

E adalah Endurance. Berapa lama kesulitan akan berlangsung?

Berapa lama penyebab kesulitan akan berlangsung?

D. MENGEMBANGKAN ADVERSITY QUOTIENT (AQ)

Cara mengembangkan dan menerapkan AQ dapat diringkas dalam kata LEAD yaitu:4

L adalah Listened (dengar) respon Anda dan temukan sesuatu yang salah

E adalah Explored (gali) asal dan peran Anda dalam persoalan ini

A adalah Analized (analisalah) fakta-fakta dan temukan beberapa

factor yang mendukung Anda

D adalah Do (lakukan) sesuatu tindakan nyata.

E. ADVERSITY QUOTIENT DI SEKOLAH

Paul Stoltz dalam bukunya menulis, adversity Quotient di dunia

pendidikan akan membuat guru memiliki dan mengembangkan daya

tahan dan keuletan dalam hal menyampaikan pengetahuan yang

bermakna dan bertujuan.

Sungguh seorang guru dengan kecerdasan adversitas yang teruji akan

mampu menghadapi segala dinamika yang terjadi dengan arifnya,

tidak hanya dinamika di profesinya, bahkan juga dalam kehidupan

pribadi. Ini pada gilirannya akan menjadi „virus‟ yang menulari dan

mengukir karakter para pembelajarannya

F. ILMU PENGETAHUAN PEMBENTUK AQ

Istilah AQ (Adversity Quotient) ini dipopulerkan oleh Poul Stoltz1,

dalam bukunya yang berjudul Adversity Quotient Mengubah

Hambatan Menjadi Peluang, buku tersebut di susun berdasarkan

4 Ir.Agus Nggermanto, 2001,”Quantum Quetient (kecerdasan Quantum) Cara praktik melejitkan IQ,EQ dan

SQ yang harmonis” . PT.Nuansa, Bandung.

9

Page 14: KECERDASAN ADVERSITAS - · PDF filemenyelesaikan tugas makalah ini. Adapun makalah yang disusun yaitu berjudul “Kecerdasan Adversitas (Adversity Quotient)”. Makalah ini ... terminologi

pengalamanya terjun di dunia kerja dan menjadi konsultan di dunia

pendidikan selama beberapa tahun. Dengan memanfaatkan tiga

cabang Ilmu Pengetahuan.5

a. Psikoneuroimunologi

Penelitian akhir-akhir ini di bidang psikoneuroimunologi

membuktikan bahwa ada kaitan langsung dan dapat diukur

antara apa yang seseorang pikirkan dan rasakan dengan apa

yang terjadi di dalam tubuh orang tersebut

b. Neurofisiologi

Menurut Dr. Mark Nuwer, kepala neurofisiologi di UCLA Medical

Centers dalam Stoltz (2000:109), mengatakan bahwa proses

belajar berlangsung di wilayah sadar bagian luar yaitu cerebral

cortex. Lama kelamaan jika pola pikiran atau perilaku tersebut

diulang maka kegiatannya akan berpindah ke wilayah otak

bawah sadar yang bersifat otomatis, yaitu basal ganglia. Jadi,

semakin sering seseorang mengulangi pikiran atau tindakan yang

destruktif, maka pikiran atau tindakan itu juga akan semakin

dalam, semakin cepat, dan semakin otomatis. Begitu pun

sebaliknya, semakin sering seseorang mengulangi pikiran atau

tindakan yang konstruktif, maka pikiran atau tindakan itu juga

akan semakin dalam, cepat, dan otomatis. Untuk merubah

kebiasaan yang buruk atau destruktif, misalnya AQ rendah, maka

seseorang harus mulai di wilayah sadar otak dan memulai jalur

saraf baru. Perubahan dapat bersifat segera, dan pola-pola lama

yang destruktif akan beratrofi dan lenyap karena tidak digunakan

5 Stoltz. G poul. Adversity Quotient.2000. Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. Jakarta.Grasindo

10

Page 15: KECERDASAN ADVERSITAS - · PDF filemenyelesaikan tugas makalah ini. Adapun makalah yang disusun yaitu berjudul “Kecerdasan Adversitas (Adversity Quotient)”. Makalah ini ... terminologi

c. Psikologi Kognitif

Bagian yang membahas tentang teori ketidakberdayaan yang

dipelajari, atribusi, kemampuan menghadapi kesulitan, keuletan,

dan efektifitas diri/pengendalian

11

Page 16: KECERDASAN ADVERSITAS - · PDF filemenyelesaikan tugas makalah ini. Adapun makalah yang disusun yaitu berjudul “Kecerdasan Adversitas (Adversity Quotient)”. Makalah ini ... terminologi

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adversity Quotient (AQ) adalah kecerdasan untuk mengatasi kesulitan.

“AQ merupakan faktor yang dapat menentukan bagaimana, jadi

atau tidaknya, serta sejauh mana sikap, kemampuan dan kinerja

Anda terwujud di dunia. Menurut Stoltz, orang yang memiliki AQ tinggi

akan lebih mampu mewujudkan cita-citanya dibandingkan orang yang

AQ-nya lebih rendah.

Ada tiga kelompok manusia yang diibaratkan sedang dalam perjalanan

mendaki gunung yaitu:

low-AQ dinamakan Quitters, kelompok yang melarikan diri dari

tantangan

AQ sedang/moderat dinamakan Campers

high-AQ dinamakan Climbers, kelompok yang suka mencari

tantangan

AQ mempunyai tiga bentuk yaitu (1) AQ sebagai suatu kerangka

kerja konseptual yang baru untuk memahami dan meningkatkan

semua jenis kesuksesan, (2) merupakan suatu ukuran untuk

mengetahui respon terhadap kesulitan, dan (3) merupakan

serangkaian peralatan dasar yang memiliki dasar ilmiah untuk

memperbaiki respon terhadap kesulitan.

Agar kesuksesan menjadi nyata maka gabungan dari ketiga unsur di

atas yaitu pengetahuan baru, tolak ukur, dan peralatan yang praktis

merupakan sebuah kesatuan yang lengkap untuk memahami dan

memperbaiki komponen dasar meraih sukses.

12

Page 17: KECERDASAN ADVERSITAS - · PDF filemenyelesaikan tugas makalah ini. Adapun makalah yang disusun yaitu berjudul “Kecerdasan Adversitas (Adversity Quotient)”. Makalah ini ... terminologi

DAFTAR PUSTAKA

M Ronie Dani, 2006,”The power of Emotional & Adversity Quotient

For Teacher”. PT. Mizan Publika, Jakarta Selatan.

Stoltz, P.G 2000. Keperawatan Jiwa. Edisi-5. Jakarta. EGC Suara

Pembaruan. 2006. Kecerdasan

Stoltz. G poul. Adversity Quotient.2000. Mengubah Hambatan

Menjadi Peluang. Jakarta.Grasindo

Ir.Agus Nggermanto, 2001,”Quantum Quetient (kecerdasan

Quantum) Cara praktik melejitkan IQ,EQ dan SQ yang harmonis” .

PT.Nuansa, Bandung.