keefektifan model pembelajaran berbasis ...proposal skripsi. semoga tuhan yme melimpahkan rahmat...

147
KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MEDIA VIDEO PADA KOMPETENSI DASAR MEMELIHARA SISTEM REM SKRIPSI Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Mesin oleh Akid Tyadhuha Edrus 5201411095 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

Upload: others

Post on 02-Feb-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN

    BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MEDIA VIDEO

    PADA KOMPETENSI DASAR MEMELIHARA

    SISTEM REM

    SKRIPSI

    Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat

    untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Teknik Mesin

    oleh

    Akid Tyadhuha Edrus

    5201411095

    JURUSAN TEKNIK MESIN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2015

  • ii

  • iii

  • iv

    ABSTRAK

    Edrus, Akid Tyadhuha. 2015. Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis

    Masalah Berbantuan Media Video Pada Kompetensi Dasar Memelihara Sistem

    Rem. Skripsi. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri

    Semarang. Prof. Dr. Samsudi, M.Pd.

    Kata kunci : Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Media Video,

    Hasil Belajar.

    Pemilihan model pembelajaran sangat penting dalam proses pembelajaran dan

    memberikan implikasi pada keberlanjutan penerimaan materi dan kemampuan

    siswa. Salah satu model yang sesuai untuk mengajarkan materi memelihara sistem

    rem adalah model pembelajaran berbasis masalah berbantuan media video.

    Penggunaan model ini mengharapkan siswa dapat memecahkan masalah dan

    mengembangkan pendapat untuk menyelesaikan masalah. Jadi siswa diharapkan

    tidak hanya sekedar menghafal materi tetapi juga mampu berpikir untuk

    memecahkan suatu permasalahan dan mampu menyelesaikan masalah.

    Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah model pembelajaran berbasis

    masalah dengan berbantuan media video efektif meningkatkan hasil belajar siswa

    kelas XI TKR di SMK Wisudha Karya Kudus tahun ajaran 2014/2015?”. Tujuan

    dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran

    berbasis masalah dengan berbantuan media video dalam meningkatkan

    kompetensi dasar memelihara sistem rem kelas XI TKR di SMK Wisudha Karya

    Kudus tahun ajaran 2014/2015. Metode penelitian ini menggunakan desain

    eksperimen dengan pola pre test – post test group design, yaitu adanya pre test

    dan post test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian

    dilakukan dengan jalan menggunakan satu kelas yang mengikuti mata pelajaran

    pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga kendaraan ringan dengan pemberian

    pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan

    media video pada kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan pembelajaran

    dengan model pembelajaran langsung media gambar. Pemberian perlakuan

    menggunakan dilakukan setelah pre test dan sebelum post test. Hasil penelitian ini

    menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada hasil thitung = 11,796 > ttabel

    = 1,67 yang menunjukkan adanya peningkatan. Dengan Uji gain menunjukkan

    bahwa peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen sebesar 0,62

    (sedang), sedangkan peningkatan hasil belajar pada kelas kontrol sebesar 0,20

    (rendah). Hal ini dapat memberikan bukti bahwa dengan menggunakan model

    pembelajaran berbasis masalah berbantuan media video efektif digunakan karena

    dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam kompetensi dasar memelihara

    sistem rem. Peneliti menyarankan agar guru menggunakan model pembelajaran

    berbasis masalah berbantuan media video untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

  • v

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    MOTTO

    Hidup itu yakin, yakin semua yang diinginkan akan terjadi atas ijin-Nya.

    Jangan melupakan suatu yang terpenting dalam kehidupan yaitu bersyukur.

    “Tunjukilah kami ke jalan yang lurus” (Q.S. Al-fatihah:7)

    PERSEMBAHAN

    Untuk kedua orang tua tercinta, Bapak Edrus

    dan Ibu Retno Sulistiyo Ningsih yang

    senantiasa memberikan doa ikhlas dan

    menjadi tujuan yang memotivasi di setiap

    pilihan.

    Untuk Afrilia Purwaningrum.

    Untuk teman-teman Pendidikan Teknik

    Mesin Angkatan 2011.

    Untuk sahabat-sahabatku yang selalu

    mengiringi setiap langkahku dengan

    semangat motivasi.

  • vi

    PRAKATA

    Rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, skripsi yang

    berjudul “Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Media

    Video Pada Kompetensi Dasar Memelihara Sistem Rem” dapat terselesaikan.

    Skripsi ini diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1 untuk mencapai

    gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

    Negeri Semarang.

    Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

    sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

    menyempurnakan.

    Disadari selama penyusunan skripsi ini penulis mengalami banyak

    kendala, namun berkat bantuan, dorongan, bimbingan dan kerjasama dari berbagai

    pihak, akhirnya segala kendala tersebut dapat diatasi.

    Dengan terselesaikannya skripsi ini, penulis menyampaikan ucapan terima

    kasih yang setulus-tulusnya kepada:

    1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri

    Semarang.

    2. Drs. Muhammad Harlanu, M.Pd., Dekan Fakultas Teknik Universitas

    Negeri Semarang.

    3. Dr. M. Khumaedi, M.Pd., Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri

    Semarang.

  • vii

    4. Prof. Dr. Samsudi, M.Pd., Dosen Pembimbing yang telah memberikan

    bimbingan, arahan dan motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi

    ini.

    5. Drs. Sudirman., selaku kepala SMK Wisudha Karya Kudus dan Amin

    Darsa, S.Pd., selaku guru pamong yang telah membantu terlaksananya

    penelitian ini.

    6. Dosen Penguji yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran

    kepada penulis dan menyusun skripsi ini.

    7. Seluruh dosen Jurusan Teknik Mesin, atas ilmu yang telah diberikan

    selama menempuh studi.

    8. Peserta didik kelas XI SMK Wisudha Karya Kudus atas kesediiaannya

    menjadi objek penelitian ini.

    9. Dan semua pihak tidak terkecuali yang telah membantu penyusunan

    proposal skripsi.

    Semoga Tuhan YME melimpahkan rahmat serta imbalan yang setimpal

    atas jasa dan amal baik beliau-beliau tersebut di atas.

    Semarang, 24 Agustus 2015

    Penulis

  • viii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

    HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

    HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iii

    ABSTRAK ...................................................................................................... iv

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v

    PRAKATA ..................................................................................................... vi

    DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

    DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi

    DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

    BAB I. PEDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

    B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 2

    C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 2

    D. Rumusan Masalah ............................................................................... 3

    E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 3

    F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 3

    BAB II. KAJIAN PUSTAKA

    A. Kajian Teori ........................................................................................ 5

    1. Pengertian Belajar ........................................................................... 5

    2. Teori-Teori Belajar ......................................................................... 5

  • ix

    3. Hasil Belajar ................................................................................... 6

    4. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah ................................... 6

    5. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah ............................... 7

    6. Teori Belajar yang Melandasi Pembelajaran Berbasis Masalah ..... 8

    7. Keunggulan Pembelajaran Berbasis Masalah ................................. 9

    8. Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah .................................. 9

    9. Pengertian Media Video ................................................................. 10

    10. Keuntungan Media Video ............................................................... 11

    11. Kelemahan Media Video ................................................................ 11

    12. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Media

    Video .............................................................................................. 11

    13. Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Media Gambar .......... 14

    14. Memelihara Sistem Rem ................................................................ 15

    a. Rem ............................................................................................ 15

    b. Pemeliharaan Rem Cakram ....................................................... 16

    c. Pemeliharaan Rem Tromol ........................................................ 23

    B. Kajian Penelitian yang Relevan .......................................................... 30

    C. Kerangka Pikir Penelitian ................................................................... 31

    D. Hipotesis .............................................................................................. 32

    BAB III. METODE PENELITIAN

    A. Jenis dan Desain Penelitian ................................................................. 33

    B. Populasi dan Sampel ........................................................................... 36

    C. Variabel Peneltian ............................................................................... 37

  • x

    D. Teknik dan Instrumen Pengumpul data ............................................... 37

    E. Validitas dan Reabilitas ....................................................................... 39

    F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 43

    BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Data ...................................................................................... 48

    B. Analisis Data ........................................................................................ 51

    C. Pembahasan .......................................................................................... 55

    BAB V PENUTUP

    A. Simpulan .............................................................................................. 60

    B. Saran ..................................................................................................... 60

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 62

    LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 65

  • xi

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    2.1. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Media Video

    .......................................................................................................................... 12

    2.2. Langkah-Langkah Pembelajaran Langsung Berbantuan Media Gambar .

    .......................................................................................................................... 15

    3.1. Desain penelitian ....................................................................................... 33

    3.2. Indikator dan Kisi-Kisi Soal...................................................................... 39

    4.1. Nilai Rata-Rata Kelas ................................................................................ 51

    4.2. Hasil Uji Normalitas Data Awal ............................................................... 51

    4.3. Hasil Uji Homogenitas Data Awal ............................................................ 52

    4.4. Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Data Awal .............................................. 52

    4.5. Hasil Uji Normalitas Data Akhir............................................................... 52

    4.6. Hasil Uji Homogenitas Data Akhir ........................................................... 53

    4.7. Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Data Akhir ............................................... 53

    4.8. Hasil Uji Gain ........................................................................................... 54

    4.9. Hasil Uji Gain pada Rata-Rata Kelas ........................................................ 55

  • xii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    2.1. Ketinggian Fluida ..................................................................................... 16

    2.2. Keausan Mekanis ..................................................................................... 17

    2.3. Keausan Pad Rem Dengan Listrik ........................................................... 17

    2.4. Alur Pada Pad .......................................................................................... 18

    2.5. Ketebalan Piringan ............................................................................................ 18

    2.6. Keolengan Piringan .................................................................................. 18

    2.7. Angkat Kaliper ......................................................................................... 19

    2.8. Torak Bergerak Keluar ......................................................................... 20

    2.9. Pasang Kaliper ......................................................................................... 20

    2.10. Komponen Rem Cakram ........................................................................ 20

    2.11. Lumasi Semua Bagian Yang Bergerak .................................................. 21

    2.12. Pasang Piston ......................................................................................... 21

    2.13. Pasang Boot ............................................................................................ 21

    2.14. Pasang Balok-Balok Rem ....................................................................... 22

    2.15. Pasang Busing ........................................................................................ 22

    2.16. Pasang Kaliper ........................................................................................ 22

    2.17. Pasang Kaliper Pada Kerangka ............................................................... 23

    2.18. Pemberian Grease ....................................................................................... 24

    2.19. Kampas Rem .......................................................................................... 24

    2.20. Backing plate .......................................................................................... 25

    2.21. Roda Bintang .......................................................................................... 25

  • xiii

    2.22. Ukur Diameter Tromol ........................................................................... 26

    2.23. Lepas Pegas ..................................................................................................... 26

    2.24. Lepas Pegas Penahan Sepatu Rem ......................................................... 27

    2.25. Lepas Sepatu Rem .................................................................................. 27

    2.26. Lumasi Dudukan Sepatu Rem .................................................................... 27

    2.27. Komponen Silinder Roda .......................................................................... 28

    2.28. Periksa Sepatu Rem ................................................................................ 29

    2.29. Pegas Sepatu Rem ...................................................................................... 29

    2.30. Sesuaikan Sepatu Rem Dengan Pengukur Diameter Tromol ................. 29

    2.31. Kerangka Pikir Penelitian ........................................................................ 32

    3.1. Alur Rancangan Penelitian ....................................................................... 34

    4.1. Grafik Hasil Pre Test Kelas Kontrol ......................................................... 49

    4.2. Grafik Hasil Pre Test Kelas Eksperimen ................................................... 49

    4.3. Grafik Hasil Post Test Kelas Kontrol ........................................................ 50

    4.4. Grafik Hasil Post Test Kelas Eksperimen ................................................. 50

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Halaman

    1. Data Nama Siswa Kelas Uji Coba ............................................................ 65

    2. Data Nama Siswa Kelas Kontrol .............................................................. 66

    3. Data Nama Siswa Kelas Eksperimen ........................................................ 67

    4. Soal Uji Coba Instrumen ........................................................................... 69

    5. Kunci Jawaban Uji Instrumen ................................................................... 75

    6. Tabulasi Uji Instrumen ............................................................................. 76

    7. Perhitungan Analisis Butir Soal ................................................................ 79

    8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .............................................. 85

    9. Soal Pre Test-Post Test ............................................................................. 101

    10. Kunci Jawaban Pre Test-Post Test ........................................................... 106

    11. Tabulasi Pre Test ...................................................................................... 107

    12. Tabulasi Post Test ..................................................................................... 111

    13. Analisis Data Awal ................................................................................... 115

    14. Analisis Data Akhir ................................................................................... 120

    15. Penetapan Dosen Pembimbing ................................................................. 128

    16. Surat Tugas ............................................................................................... 129

    17. Surat Ijin Penelitian ................................................................................... 130

    18. Surat Keterangan Penelitian ...................................................................... 131

    19. Video ......................................................................................................... 132

    20. Dokumentasi ............................................................................................. 133

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lanjutan pendidikan

    menengah pertama yang mempunyai tujuan utama menyiapkan tenaga kerja yang

    terampil, profesional, dan berdisiplin tinggi sesuai dengan tuntutan dunia kerja.

    Untuk mewujudkan hal tersebut pendidik harus mampu meningkatkan kualitas

    pembelajaran. Pembelajaran adalah kegiatan belajar mengajar yang melibatkan

    komunikasi dua arah antara peserta didik dengan guru tentang materi yang

    diajarkan (Santoso, 2013: 54).

    Salah satu mata pelajaran yang dipelajari siswa di jenjang pendidikan

    SMK adalah mata pelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga kendaraan

    ringan. Guru mata pelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga kendaraan

    ringan di SMK Wisudha Karya Kudus dalam proses pembelajaran masih

    menggunakan model pembelajaran langsung, sehingga model pembelajaran yang

    digunakan kurang efektif. Penggunaan model yang kurang efektif seperti model

    pembelajaran langsung membuat siswa kurang aktif dalam mengikuti proses

    pembelajaran di dalam kelas. Dengan menggunakan model pembelajaran

    langsung nilai yang diperoleh siswa pada mata pelajaran pemeliharaan sasis dan

    pemindah tenaga kendaraan ringan masih rendah. Berikut nilai ulangan dari kelas

    XI TKR dengan jumlah 37 siswa, yang telah memenuhi kriteria ketuntasan

    minimal sebanyak 22 siswa, sedangkan 15 siswa belum mencapai ketuntasan

    belajar. Dengan nilai rata-rata kelas sebesar 74, 00 serta presentase kelulusannya

  • 2

    hanya 62%. Keadaan ini masih jauh Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang

    telah ditetapkan yaitu 75 untuk rata-rata kelas dan 75% untuk presentase

    kelulusan kelas. Oleh karena itu, hendaknya model pembelajaran yang digunakan

    dapat lebih bervariasi yaitu model pembelajaran berbasis masalah berbantuan

    media video, sehingga siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran di dalam

    kelas dan meningkatkan hasil belajar siswa.

    B. Identifikasi Masalah

    Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran di kelas.

    2. Gaya mengajar guru yang kurang bervariasi.

    3. Rendahnya penggunaan media belajar.

    4. Tindakan pendidik dalam penerapan model yang digunakan dalam proses

    pembelajaran kurang efektif.

    5. Hasil belajar siswa yang masih rendah pada ranah kognitif.

    C. Pembatasan Masalah

    Pembatasan masalah pada penelitian ini meliputi :

    1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah model

    pembelajaran berbasis masalah berbantuan media video. Media video yang

    digunakan adalah media video yang dapat di unduh di situs youtube.

    2. Materi kegiatan pembelajaran yang diteliti terbatas pada satu pokok bahasan,

    yaitu memelihara sistem rem, karena sebelumnya telah di sepakati dengan guru

    pengampu mata pelajaran.

    3. Hasil belajar yang diteliti adalah ranah kognitif.

  • 3

    D. Rumusan Masalah

    Dari uraian tersebut, rumusan masalah dalam peneletian ini adalah :

    “Apakah model pembelajaran berbasis masalah dengan berbantuan media video

    efektif meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI TKR di SMK Wisudha Karya

    Kudus tahun ajaran 2014/2015?”

    E. Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

    “Untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran berbasis masalah dengan

    berbantuan media video dalam meningkatkan kompetensi dasar memelihara

    sistem rem kelas XI TKR di SMK Wisudha Karya Kudus tahun ajaran

    2014/2015”.

    F. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat teoritis

    Sebagai bahan kajian atau informasi mengenai pembelajaran

    menggunakan model pembelajaran bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

    2. Manfaat praktis

    a) Bagi peneliti

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan

    dalam bidang penelitian dan untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran

    berbasis masalah berbantuan media video untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

    b) Bagi sekolah

    Menambah pengetahuan kepada tenaga pengajar mata pelajaran

    memelihara sistem rem menggunakan model pembelajaran berbasis masalah

  • 4

    berbantuan media video dan memberikan masukan bagi sekolah dalam rangka

    pengembangan kualitas belajar.

    c) Bagi fakultas

    Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan menambah referensi

    perpustakaan.

  • 5

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Kajian Teori

    1. Pengertian Belajar

    Belajar merupakan sebuah proses perubahan di dalam kepribadian

    manusia sebagai hasil dari pengalaman atau interaksi antara individu dan

    lingkungan (Karwati dan Priansa, 2014: 188). Slameto (2010: 2) mendefinisikan

    belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

    suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

    pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan

    menurut Sadiman, dkk (2014: 2) belajar adalah suatu proses yang kompleks yang

    terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi

    hingga ke liang lahat nanti.

    Beberapa pendapat di atas dapat saling melengkapi tentang definisi

    belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan sebuah proses yang

    kompleks, dimana disana pasti terjadi interaksi antara individu dengan lingkungan

    atau melalui pengalaman yang menghasilkan perubahan maupun perbaikan.

    2. Teori-Teori Belajar

    Adapun teori-teori belajar adalah sebagi berikut:

    a. Teori Gestalt

    Belajar yang penting adalah adanya penyesuaian pertama yaitu

    memperoleh respon yang tepat untuk memecahkan problem yang dihadapi.

  • 6

    Belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi

    mengerti atau memperoleh insight (Slameto, 2010: 9).

    b. Teori belajar menurut J. Brunner

    Menurut Brunner belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang

    tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga

    siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah (Slameto, 2010: 11).

    3. Hasil Belajar

    Hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh peserta

    didik berkat adanya usaha atau pikiran yang mana hal tersebut dinyatakan

    dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat

    dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak perubahan tingkah laku

    pada diri individu (Karwati dan Priansa, 2014: 216).

    Sedangkan Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh

    peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar (Rifa’i dan Anni, 2011: 85). Dari

    uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang

    dicapai peserta didik dari usahanya sehingga terjadi perubahan yang signifikan.

    4. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah

    Menurut Tan (dalam Rusman, 2012: 232) pembelajaran berbasis masalah

    merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk

    melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk

    menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada. Menurut

    Barrow (dalam Huda, 2013: 271) mendefinisikan Pembelajaran Berbasis-Masalah

    (Pembelajaran Berbasis Masalah/PBM) sebagai “pembelajaran yang diperoleh

    melalui proses menuju pemahaman akan resolusi suatu masalah. Masalah tersebut

    dipertemukan pertama-tama dalam proses pembelajaran”.

  • 7

    Strategi belajar berbasis masalah merupakan strategi pembelajaran dengan

    menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan

    dalam belajar atau dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahan-

    permasalahan (Wena, 2011: 91). Sedangkan menurut Hmelo-Silver, (2004),

    Serafino dan Ciccheli, (2005) (dalam Eggen dan Kauchak, 2012: 307)

    pembelajaran berbasis masalah seperangkat model mengajar yang menggunakan

    masalah sebagai fokus untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah,

    materi, dan pengaturan diri.

    Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat didefinisikan bahwa

    pembelajaran berbasis masalah adalah seperangkat model pembelajaran yang

    berpusat pada siswa dan menggunakan masalah sehari-hari di sekitar siswa untuk

    mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan memecahkan masalah,

    menganalisis materi dan kemampuan berkomunikasi. Secara garis besar PBM

    terdiri dari kegiatan menyajikan suatu situasi masalah yang nyata dan bermakna

    kepada siswa serta memfasilitasi mereka untuk melakukan penyelidikan dan

    inkuiri.

    5. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah

    Menurut Rusman (2012: 232-233) karakteristik pembelajaran

    berbasis masalah adalah sebagai berikut:

    a. Permasalahan menjadi starting point dalam belajar; b. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia

    nyata yang tidak terstruktur;

    c. Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple perspective); d. Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap,

    dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan

    belajar dan bidang baru dalam belajar;

    e. Belajar pengarahan diri menjai hal yang utama;

  • 8

    f. Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam

    PBM;

    g. Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif; h. Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama

    pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi

    dari sebuah permasalahan;

    i. Keterbukaan proses dalam PBM meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar; dan

    j. PBM melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar.

    6. Teori Belajar yang Melandasi Pembelajaran Berbasis Masalah

    Adapun beberapa teori belajar yang melandasi pendekatan pembelajaran

    berbasis masalah, yakni sebagai berikut:

    a. Teori Belajar Bermakna dari David Ausebel Belajar bermakna merupakan proses belajar dimana informasi baru

    dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dimiliki seseorang

    yang sedang belajar. Belajar menghafal, diperlukan bila seseorang

    memperoleh informasi baru dalam pengetahuan yang sama sekali tidak

    berhubungan dengan yang telah diketahuinya. Kaitan dengan pembelajaran

    berbasis masalah dalam hal mengaitkan informasi baru dengan struktur

    kognitif yang telah dimiliki oleh siswa (Rusman, 2012: 244).

    b. Teori Belajar Vigostky Perkembangan intelektual terjadi pada saat individu berhadapan

    dengan pengalaman yang baru dan menantang serta ketika mereka berusaha

    untuk memecahkan masalah yang dimunculkan. Vigostky menyakini bahwa

    interaksi sosial dengan teman lain memacu terbentuknya ide baru dan

    memperkaya perkembangan intelektual siswa. Kaitan dengan pembelajaran

    berbasis masalah dalam hal mengaitkan informasi baru dengan struktur

    kognitif yang telah dimiliki oleh siswa melalui kegiatan belajar dalam

    interaksi sosial dengan teman lain (Rusman, 2012: 244).

    c. Teori Belajar Jerome S. Brunner Metode penemuan merupakan metode dimana siswa menemukan

    kembali, bukan menemukan yang sama sekali benar-benar baru. Menurut

    Brunner juga menggunakan konsep Scaffolding dan interaksi sosial di kelas

    maupun di luar kelas. Scaffolding adalah suatu proses untuk membantu

    siswa menuntaskan masalah tertentu melampaui kapasitas

    perkembangannya melalui bantuan guru, teman atau orang lain yang

    memiliki kemampuan lebih (Rusman , 2012: 244-245).

  • 9

    7. Keunggulan Pembelajaran Berbasis Masalah

    Menurut Sanjaya (2007: 220-221) pembelajaran berbasis masalah

    mempunyai beberapa keunggulan, di antaranya:

    a. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.

    b. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasaan siswa serta memberikan kepuasaan untuk

    menemukan pengetahuan baru bagi siswa.

    c. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa. d. Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer

    pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan siswa.

    e. Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang

    mereka lakukan. Di samping itu, pemecahan masalah itu juga dapat

    mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil

    maupun proses belajarnya.

    f. Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran (matematika, IPA, sejarah, dan lain sebagainya),

    pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus

    dimengerti oleh siswa, ukan hanya sekadar belajar dari guru atau buku-

    buku saja.

    g. Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa. h. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk

    berfikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk

    menyesuaikan dengan pengetahuan baru.

    i. Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.

    j. Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajar sekalipun pada pendidikan formal telah berakhir.

    8. Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah

    Di samping keunggulan pembelajaran berbasis masalah juga

    mempunyai beberapa kelemahan. Menurut Sanjaya (2007: 221) kelemahan

    tersebut adalah sebagai berikut:

    a. Manakala siswa tidak memliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka

    akan merasa enggan untuk mencoba.

    b. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.

    c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa

    yang mereka ingin pelajari.

  • 10

    9. Pengertian Media Video

    Dalam aktivitas pembelajaran, media dapat didefinisikan sebagai sesuatu

    yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang

    berlangsung antara pendidik dengan peserta didik (Fathurrohman dan Sutikno,

    2009: 65). Sedangkan menurut Sadiman, dkk, (2014: 7) media adalah segala

    sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke

    penerima sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian siswa

    sedemikian rupa sedemikan proses belajar terjadi.

    Video merupakan media yang tepat untuk memperlihatkan contoh

    keterampilan yang menyangkut gerak (Anderson, 1994: 103). Video juga, sebagai

    media audio-visual yang menampilkan gerak (Sadiman, dkk, 2014: 74). Selain

    pengertian tersebut Daryanto (2013: 86-87) mengemukakan bahwa video

    merupakan suatu medium yang sangat efektif untuk membantu proses

    pembelajaran, baik untuk pembelajaran massal, individual, maupun berkelompok.

    Video juga merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan tuntas

    karena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung.

    Media Video adalah segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio

    dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekunsial (Daryanto, 2013:

    88). Jadi dapat disimpulkan bahwa media video adalah sarana yang dapat

    digunakan untuk menyampaikan pesan ataupun informasi dengan gambar

    bergerak dan suara yang dapat langsung sampai kehadapan siswa secara langsung

    untuk membantu proses pembelajaran.Media video yang digunakan untuk

  • 11

    penelitian di buat oleh Ditbinsuslat Ditjen PAUDNI (2013) yang dapat diakses di

    https://www.youtube.com/watch?v=KjTBJoR6_7Q.

    10. Keuntungan Media Video

    Menurut Daryanto (2013: 90) keuntungan menggunakan media

    video antara lain:

    a. Ukuran tampilan video sangat fleksibel dan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.

    b. Video merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan lugas karena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung.

    c. Video menambah suatu dimensi baru terhadap pembelajaran.

    11. Kelemahan Media Video

    Menurut Daryanto (2013: 90) kelemahan media video antara lain:

    a. Fine details artinya media tayangnya tidak dapat menampilkan obyek sampai yang sekecil-kecilnya dengan sempurna.

    b. Size information artinya tidak dapat menampilkan obyek dengan ukuran yang sebenarnya.

    c. Third dimention artinya gambar yang diproyeksikan oleh video umumnya berbentuk dua dimensi

    d. Opposition artinya pengambilan yang kurang tepat dapat menyebabkan timbulnya keraguan penonton dalam menafsirkan gambar yang

    diliahatnya.

    e. Setting artinya kalau kita tampilkan adegan dua orang yang sedang bercakap-cakap diantara kerumnan orang, akan sulit bagi penonton

    untuk menebak dimana kejadian tersebut berlangsung, bisa saja

    ditafsirkan di pasar, di stasiun, atau tempat keramaian lain.

    f. Material pendukung video membutuhkan alat proyeksi untuk dapat menampilkan gambar yang ada didalamnya.

    g. Budget artinya biaya untuk membuat program video membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

    12. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Media

    Video

    Langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah bantuan media video

    dapat dilihat pada tabel berikut :

    https://www.youtube.com/watch?v=KjTBJoR6_7Q

  • 12

    Tabel 2.1. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Media

    Video

    No. Langkah-langkah PBM

    Arends (2008: 57)

    Langkah

    pembelajaran

    dengan media

    (video)

    (Daryanto

    2013: 47-49)

    Langkah-langkah

    PBM berbantuan

    media video

    (peneliti)

    1. Pastikan bahwa di

    ruangan tempat

    kegiatan

    pembelajaran

    tersedia power

    listrik yang

    dibutuhkan untuk

    memutar program

    Pastikan bahwa di

    ruangan tempat

    kegiatan

    pembelajaran tersedia

    power listrik yang

    dibutuhkan untuk

    memutar program

    2.

    Ruangan

    hendaknya sudah

    diatur sedemikan

    rupa (cahaya,

    ventilasi,

    pengaturan tempat

    duduk, ketenangan,

    dan lain-lain)

    sehingga peserta

    didik dapat

    mengikutinya

    dengan nyaman

    Ruangan hendaknya

    sudah diatur

    sedemikan rupa

    (cahaya, ventilasi,

    pengaturan tempat

    duduk, ketenangan,

    dan lain-lain)

    sehingga peserta

    didik dapat

    mengikutinya dengan

    nyaman

    3.

    Usahakan peserta

    didik sudah berada

    di tempat kegiatan

    pembelajaran

    (stand by)

    setidaknya 15

    menit sebelum

    kegiatan

    pembelajaran

    dimulai dengan alat

    tulis, modul atau

    buku, LKS dan

    kelengkapan

    belajar lainnya.

    Usahakan peserta

    didik sudah berada di

    tempat kegiatan

    pembelajaran (stand

    by) setidaknya 15

    menit sebelum

    kegiatan

    pembelajaran dimulai

    dengan alat tulis,

    modul atau buku,

    LKS dan

    kelengkapan belajar

    lainnya.

    4.

    Guru membahas tujuan

    Jelaskan kepada

    Guru menyampikan

  • 13

    pembelajaran

    mendiskripsikan berbagai

    kebutuhan logistik penting

    dan memotivasi siswa untu

    k terlibat dalam kegiatan

    mengatasi masalah

    mereka tentang

    jenis mata

    pelajaran topik

    yang akan dibahas

    dan tujuan

    pembelajaran yang

    ingin dicapai

    topik yang akan

    dibahas dan tujuan

    yang akan dicapai

    dengan memberikan

    motivasi untuk

    terlibat kegiatan

    mengatasi masalah

    5.

    Mintalah siswa

    untuk

    memperhatikan

    bak-baik terhadap

    materi

    pembelajaran yang

    akan disampaikan

    melalui media

    (video), mencatat

    bagian-bagian yang

    dianggap penting

    serta mengikuti

    berbagai instruksi

    (perintah) yang

    akan disampaikan

    lewat media

    (video)

    Mintalah siswa untuk

    memperhatikan baik-

    baik terhadap materi

    pembelajaran yang

    akan disampaikan

    melalui media

    (video), mencatat

    bagian-bagian yang

    dianggap penting.

    6.

    Putarkan program

    (video) dengan

    memutar atau

    memencet tombol

    play

    Putarkan program

    (video) dengan

    memutar atau

    memencet tombol

    play

    7.

    Usahakan suasana

    tetap tenang atau

    kondunsif selama

    pemutaran program

    media (video)

    Usahakan suasana

    tetap tenang atau

    kondunsif selama

    pemutaran program

    media (video)

    8.

    Guru membantu siswa untuk

    mendefinisikan dan

    mengorganisasikan tugas-

    tugas belajar yang terkait

    dengan permasalahannya

    Perhatikan dan

    catat berbagai

    reaksi peserta didik

    selama mereka

    mengikuti kegiatan

    pembelajaran

    dengan

    memanfaatkan

    Guru memperhatikan

    dan mencatat

    berbagai reaksi

    peserta didik selama

    mereka mengikuti

    kegiatan

    pembelajaran model

    PBM berbantuan

    Guru mendorong siswa untuk

    mendapatkan informasi yang

  • 14

    tepat, melaksanakan

    eksperimen dan mencari

    penjelasan dan solusi.

    program (video) video, membantu

    mengorganisasikan

    tugas-tugas belajar

    yang terkait dengan

    permasalahannya,

    dan mendorong siswa

    mendapatkan

    informasi yang tepat,

    serta membantu

    siswa dalam

    merencanakan dan

    menyiapkan artefak-

    artefak yang tepat.

    Guru membantu siswa dalam

    merencanakan dan

    menyiapkan artefak-artefak

    yang tepat, seperti laporan

    rekaman video dan model-

    model dan membantu mereka

    untuk menyampaikan ke

    orang lain

    9.

    Guru membantu siswa untuk

    melakukan refleksi terhadap

    investigasinya dan proses-

    proses yang mereka gunakan.

    Guru membantu

    siswa untuk

    melakukan refleksi

    terhadap

    investigasinya dan

    proses-proses yang

    mereka gunakan.

    10.

    Berikan Tes untuk

    mengukur tingkat

    keberhasilan

    peserta didik dalam

    mengikuti kegiatan

    pembelajaran

    melalui

    pemanfaatan media

    (video)

    Berikan Tes untuk

    mengukur tingkat

    keberhasilan peserta

    didik dalam

    mengikuti kegiatan

    model PBM

    berbantuan video

    13. Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Media Gambar

    Model pembelajaran langsung adalah gaya mengajar dimana guru terlibat

    aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta didiknya secara langsung

    kepada seluruh kelas (Suprijono, 2013: 47). Media gambar merupakan bahasa

    yang umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana (Sadiman, dkk,

    2014: 29).

  • 15

    Jadi, Model pembelajaran langsung berbantuan media gambar adalah cara

    guru dalam menyampaikan materi terlibat aktif dengan bantuan media gambar.

    Tabel 2.2. Langkah-Langkah Pembelajaran Langsung Berbantuan Media Gambar

    FASE-FASE PERILAKU GURU

    Fase 1: Estabishing Set

    Menyampaikan tujuan dan

    mempersiapkan peserta didik

    Menjelaskan tujuan pembelajaran,

    informasi latar belakang pelajaran,

    mempersiapkan peserta didik untuk

    belajar

    Fase 2: Demonstrating

    Mendemonstrasikan pengetahuan atau

    keterampilan

    Mendemonstrasikan keterampilan

    yang benar, menyajikan informasi

    tahap demi tahap dengan bantuan

    media gambar

    Fase 3: Guided Practice

    Membimbing pelatihan

    Merencakan dan memberi pelatihan

    awal

    Fase 4: Feed Back

    Mengececek pemahaman dan

    memberikan umpan balik

    Mengecek apakah peserta didik telah

    berhasil melakukan tugas dengan baik,

    memberi umpan balik

    Fase 5: Extended Practice

    Memberikan kesempatan untuk

    pelatihan lanjutan dan penerapan

    Mempersiapkan kesempaatan

    melakukan pelatihan lanjutan, dengan

    pelatihan khusus pada penerapan

    kepada situasi lebih kompleks dalam

    kehidupan sehari- hari

    Sumber: Suprijono, 2013: 50

    14. Memelihara sistem rem

    a. Rem

    Rem merupakan bagian mobil yang penting sekali, pemeliharaan rem yang

    baik adalalah sangat penting karena menyangkut faktor keselamatan

    penumpangnya (Daryanto, 2005a: 279). Fungsi rem adalah mengurangi kecepatan

    kendaraan atau menghentikan kendaraan (Daryanto, 2005b: 1). Pengereman bisa

    tidak bekerja dengan baik apabila kanvas rem tipis, permukan rem habis, silinder-

  • 16

    silinder roda macet, atau slang-slang minyak rem kemasukan udara (Boentarto,

    1995: 34).

    Jadi setiap komponen pada kendaraan harus dirawat agar tidak terjadi

    kerusakan termasuk sitem rem. Rem merupakan komponen penting bagi

    keselamatan pengendara, sehingga perawatan rem sebaiknya dilakukan secara

    rutin.

    Sebab-sebab utama dari kerusakan rem menurut Arismunandar dan

    Hirao (1998: 88) adalah sebagai berikut:

    1. Kekurangan minyak rem. 2. Terdapat kebocoran pada pipa-pipa atau sambungan-sambungannya. 3. Terdapat kebocoran minyak rem dari sebelah dalam dari roda. 4. Kebocoran-kebocoran dari silinder utama. 5. Terdapat gelembung-gelembung udara di dalam saluran-saluran minyak

    rem.

    6. Jarak bebas antara bidang rem dan selubung rem terlalu besar. b. Pemeliharaan Rem Cakram

    Cakram rem dipasangkan pada poros roda yang dapat berputar diantara

    kanvas rem. Jika terjadi pengereman maka tekanan hidrolis dari silinder master

    akan menekan piston, dan piston mendorong kanvas rem untuk menekan cakram

    sehingga terjadi gesekan dan pengereman (Boentarto, 1995: 44). Adapun

    pemeriksaan sistem rem cakram secara visual adalah sebagai berikut :

    1) Periksa ketinggian cairan rem dalam master silinder dan memeriksa sistem

    hidrolik rem.

    Gambar 2.1. Ketinggian fluida

    (Sugeng, 2013: 146 )

  • 17

    2) Pemeriksaan kampas rem.

    Periksa ketebalan kampas sepatu rem dan balok rem. Ada tiga jenis indikator

    keausan pad rem cakram adalah sebagai berikut:

    Gambar 2.2. Keausan Mekanis

    (Sugeng, 2013: 148)

    Yang pertama adalah indikator keausan mekanis atau bunyi yang terdengar

    menggunakan strip logam yang melekat pada pad rem dan diposisikan untuk

    membuat kontak dengan cakram rem ketika pad mencapai tingkat ketebalan yang

    ditentukan.

    Gambar 2.3. Keausan Pad Rem Dengan Listrik

    (Sugeng, 2013: 148)

    Tipe kedua adalah indikator keausan pad rem dengan listrik / elektronik,

    dengan menggunakan konektor listrik yang tertanam dalam materi pad rem.

    Ketika bearing mencapai titik yang telah ditentukan, konektor listrik di pad akan

    kontak dengan permukaan cakram, yang akan menghubungkan rangkaian antara

    konektor pad denga ground dan menyalakan lampu peringatan rem pada panel

    instrumen.

  • 18

    Gambar 2.4. Alur Pada Pad

    (Sugeng, 2013: 148)

    Tipe ke tiga adalah dengan alur pada pad.

    Adapun pemeriksaan sistem rem cakram dengan pengukuran adalah

    sebagai berikut:

    1) Periksa ketebalan cakram.

    Gambar 2.5. Ketebalan Piringan

    (Sugeng, 2013: 149)

    Gambar 2.6. Keolengan Piringan

    (Sugeng, 2013: 149)

    2) Periksa alur cakram.

    3) Prosedur untuk mengukur run-out cakram.

    Jika cakram tidak bisa dilepas dari hub, kencangkan kembali mur roda ke

    hub untuk menahan cakram di tempat. Dalam beberapa kasus, mungkin perlu

    untuk menginstal spacer sebelum mengencangkan roda. Ikuti prosedur yang

    direkomendasikan produsen. Putar cakram sambil melihat jarum dial indikator.

    seting dial indicator pada angka nol pada titik terbaca terendah. Terus putar

    cakram. Hentikan putaran saat dial indikator di angka tertinggi. Kurangi

  • 19

    pembacaan tertinggit dari yang terendah, perbedaannya adalah runout cakram.

    Jika tidak ada perbedaan antara pembacaan tertinggi dan terendah, maka runout

    adalah nol. Jika perbedaannya lebih besar dari 0, 005 maka bubut cakram.

    4) Melepas, memeriksa dan memasang kaliper rem cakram.

    Lepas dan periksa caliper. Selalu gunakan alat angkat yang tepat untuk

    menaikkan kendaraan. Lepaskan roda, Tandai roda untuk pemasangan ulang di

    lokasi aslinya. Periksa roda dari retak dan memakaian pola yang tidak biasa.

    Simpan roda ditempat yang aman. Identifikasi apakah kaliper untuk tetap atau.

    Sebuah caliper mengambang mempunyai satu sisi piston. Kaliper tetap biasanya

    mengandung empat piston dua di setiap sisi.

    Gambar 2.7. Angkat Kaliper

    (Sugeng, 2013: 150)

    Angkat kaliper dan keluarkan balok-balok rem. Bersihkan semua

    komponen rem. Gunakan hanya pelarut pembersih rem untuk membersihkan

    komponen rem. Jangan gunakan pelarut mesin atau bensin. Membongkar caliper

    dengan meniupkan udara bertekanan pada lubang selang pleksibel untuk

    mengeluarkan piston. Slipkan kain antara piston dan caliper untuk melindungi

    Piston. Pada caliper tetap, setelah salah satu piston keluar, maka lepaskan

    piston lainnya satu per satu dengan penarik khusus.

  • 20

    Gambar 2.8. Torak bergerak keluar

    (Sugeng, 2013: 151)

    Tekan pedal, torak harus bergerak keluar. Jika torak macet, kaliper rem

    harus dioverhaul. Untuk mengembalikan posisi torak, pakai alat penekan khusus.

    Periksa komponen caliper. Setelah membersihkan semua bagian internal dengan

    pelarut rem yang disarankan, memeriksa piston dari karat, retak, dan lubang-

    lubang. Jika ada salah satu hal tersebut ditemukan, ganti piston. Periksa busing,

    batang dan tabung pengantar

    Gambar 2.9. Pasang Kaliper

    (Sugeng, 2013: 152)

    Pasang kaliper pada kerangka, keraskan baut pengikatnya. Kaliper harus

    dapat bergerak ke kanan dan ke kiri dengan baik. Jika gerakannya beratatau

    macet, maka busing, batang dan tabung pengantar harus diperbaiki

    Gambar 2.10. Komponen Rem Cakram

    (Sugeng, 2013: 152)

  • 21

    Pasang kembali caliper. Lumasi semua bagian yang bergerak.

    Gambar 2.11. Lumasi Semua Bagian Yang Bergerak

    (Sugeng, 2013: 152)

    Selama pemasangan, lumasi semua bagian yang bergerak dengan minyak

    rem bersih atau pelumas lain yang sesuai. Lumasi seal piston, Perlahan- lahan

    menekan kedalam dengan jari. Kemudian pasang piston

    Gambar 2.12. Pasang Piston

    (Sugeng, 2013: 153)

    Lumasi piston dengan vet silicon. Masukkan kedalam silinder kaliper,

    menekan perlahan – lahan dengan jari. Lalu pasang boot

    Gambar 2.13. Pasang Boot

    (Sugeng, 2013: 153)

    Lumasi tutup karet dengan vet silicon. Pasang perlahan-lahan dengan jari.

    Pasang cincin pengunci / penahan. Pasang balok – balok rem

  • 22

    Gambar 2.14. Pasang Balok-Balok Rem

    (Sugeng, 2013: 153)

    Pasang balok–balok rem pada dudukannya dalam kerangka. Lalu pasang busing

    Gambar 2.15. Pasang Busing

    (Sugeng, 2013: 153)

    Pasang busing, batang dan tabung pengantar pada busing dalam kaliper.

    Kemudian pasang kaliper

    Gambar 2.16. Pasang Kaliper

    (Sugeng, 2013: 154)

    Pasang kaliper pada kerangka dengan cara memasukkan busing kaliper pada

    batang pengantar tetap. Pasang kaliper pada kerangka

  • 23

    Gambar 2.17. Pasang Kaliper Pada Kerangka

    (Sugeng, 2013: 154)

    Pasang kaliper pada kerangka dengan cara memasukkan busing kaliper

    pada batang pengantar tetap. Pasang selang rem. Bleeding semua sistem hidrolis

    dan kaliper, periksa ketinggian minyak rem dalam master silinder. Jika

    memasang caliper roda belakang, sambungkan kabel rem parkir dan setel rem

    parkir menurut petunjuk produsen. Pasang kembali roda / ban dan kencangkan

    mur roda dengan torsi sesuai dengan spesifikasi.

    c. Pemeliharaan Rem Tromol

    Rem tromol hidrolik menggunakan minyak rem sebagai perantara untuk

    meneruskan tekanan dari pedal rem ke kanvas rem dalam tromol (Boentarto,

    1995: 34). Periksa sistem rem tromol secara visual. Lepaskan tromol sebelum

    melakukan pemeriksaan visual. Periksa level minyak rem dalam master silinder

    dan memeriksa sistem hidrolik rem. Gunakan alat angkat yang tepat untuk

    menaikkan kendaraan. Lepaskan roda. Bersihkan semua komponen rem tromol.

    Lepas tromol rem. Dalam beberapa sistem, tromol dapat dilepass dari hub roda.

    Dalam sistem lain, diperlukan untuk melepas bearing roda sebelum mengeluarkan

    tromol.

  • 24

    Gambar 18. Pemberian Grease

    (Sugeng, 2013: 156)

    Jika tromol rem beralur oleh paku keling sepatu rem sebagai akibat dari

    pemakaian kanvas sepatu ren yang buruk, alur membuat tromol rem sulit

    dilepas. Jika ini terjadi, setel mundur mundur sepatu rem. putar roda bintang

    dengan sendok rem, untuk menjauhkan sepatu rem terhadap rem tromol. Periksa

    komponen rem tromol. Hati-hati memeriksa komponen rem tromol dan mencatat

    setiap indikasi kebocoran cairan dan mengidentifikasi sumber kebocoran. Periksa

    ketebalan kampas rem.

    Gambar 2.19. Kampas Rem

    (Sugeng, 2013: 157)

    Kepala keling harus setidaknya 1/64 inchi di bawah permukaan lapisan.

    Lapisan yang terikat pada sepatu harus setidaknya setebal sepatu itu sendiri.

    Periksa kampas rem dari retak, paku keling longgar, hilang atau kawasan yang

    rusak, atau masalah lainnya. Ganti sepatu yang tidak jelas memenuhi standar

    ketebalan.

  • 25

    Gambar 2.20. Backing plate

    (Sugeng, 2013: 157)

    Periksa backing plate dari retak dan distorsi, ganti jika retak atau distorsi

    yang ditemukan. Pastikan backing plate dipasang dengan aman. Jika lokasi

    kontak dengan sepatu ini beralur maka ganti backing plate. Periksa pegas

    pengembali sepatu rem dari retak dan distorsi. Pastikan pegas terhubung pada

    kedua ujungnya.

    Gambar 2.21. Roda Bintang

    (Sugeng, 2013: 157)

    Pastikan roda bintang roda tidak hilang setiap gigi dan pastikan bahwa tuas

    pengatur diposisikan dengan baik untuk penyetelannya. Periksa rem tromol

    (Perhatikan apakah tromol oval atau berlekuk juga perhatikan juga apakah tromol

    retak atau bintik-bintik).

    1) Memeriksa sistem rem tromol dengan pengukuran.

  • 26

    Gambar 2.22. Ukur Diameter Tromol

    (Sugeng, 2013: 158)

    Mengukur diameter tromol. Diameter maksimal sering tertera pada tromol.

    Jika tromol tidak konsentris, dapat dibubut sampai batas diameter maksimal

    tromol. Periksa tromol dari alur. Perkirakan kedalaman setiap alur, Tentukan

    apakah dengan membubut alur tromol akan menyebabkan tromol melebihi

    diameter maksimalnya. Spesifikasi diameter maksimal tromol tertulis pada

    bagian luar atau bagian dalam tromol. Selama pemeriksaan rem, penyetel dapat

    dilepas dan dibersihkan tanpa membongkar seluruh komponen rem. Prosedur

    umum untuk pembongkaran, pembersihan, dan pemasangan kembali dan

    menyetel.

    2) Melepas sepatu rem.

    Gambar 2.23. Lepas Pegas

    (Sugeng, 2013: 159)

    Lepas pegas pengembali menggunakan alat khusus pelepas pegas

    pengembali sepatu rem.

  • 27

    Gambar 2.24. Lepas Pegas Penahan Sepatu Rem

    (Sugeng, 2013: 159)

    Lepas ring penahan pegas, penahan sepatu rem dengan memutar ring dan

    menahan pin dari belakang backing palte. Lepas unit pemegang sepatu rem. Lepas

    sepatu rem.

    Gambar 2.25. Lepas Sepatu Rem

    (Sugeng, 2013: 159)

    Lepas sepatu rem dengan menark kedua seaptu rem menjauh dari backing

    plate. Bersihkan backing plate dengan air dan sabun cuci, segera keringkan.

    Pastikan untuk menghilangkan semua kotoran dan karat. Lumasi dudukan sepatu

    rem.

    Gambar 2.26. Lumasi Dudukan Sepatu Rem

    (Sugeng, 2013: 159)

    Pemeriksa daerah yang menjadi persinggungan dengan sepatu rem dari

    tanda-tanda keausan. Selanjutnya melumasi daerah tersebut dengan pelumas yang

  • 28

    dirancang untuk menahan suhu tinggi. Bersihkan dan lumasi semua perangkat

    keras rem. Periksa pegas dari korosi dan distorsi. Ganti komponen yang

    berkualitas buruk. Bersihkan dan lumasi penyetel sesuai dengan prosedur pabrik.

    Prosedur perawatan silinder roda. Lepas baut pengikat silinder roda dari backing

    plate. Dorong keluar semua komponen dalam roda silinder - piston, pegas, seal

    Gambar 2.27. Komponen Silinder Roda

    (Sugeng, 2013: 160)

    Hati-hati membersihkan silinder roda dan dua piston dengan pelarut yang

    direkomendasikan untuk sistem rem. Periksa silinder dan kedua piston dari

    karat, lubang-lubang. Setelah menghoning silinder roda, cuci silinder dengan

    larutan pembersih rem. Pastikan bahwa semua bagian dilumasi dengan minyak

    rem bersih atau pembersi lain yang disetujui rem perakitan pelumas. Pasang seal

    baru dan pegas baru. Dorong kedua seal ke dalam silinder, sehingga menekan

    pegas. seal harus menghadap ke pegas. Pasang kedua piston dengan sisi datar

    menghadap ke arah seal. Kemudian mendorong piston ke silinder sampai rata

    dengan silinder. Pasang boot dan harus bisa memegang piston. Pasang baut

    bleeding. Pastikan bahwa baut bleeding bersih. Pasang silinder roda pada

    backing plate. Pasang pipa atau selang hidrolis sesuai dengan prosedur manual

    perbaikan.

  • 29

    3) Memasang sepatu rem

    Gambar 2.28. Periksa Sepatu Rem

    (Sugeng, 2013: 161)

    Periksa sepatu rem baru dan tentukan apakah ada perbedaan antara sepatu

    rem baru dan yang lama, kebanyakan tipe rem servo menggunakan sepatu rem

    yang berbeda pada setiap roda, lapisan rem satu sepatu lebih panjang dari yang

    lain. Pasang sepatu rem terletak di masing-masing sisi silinder roda dengan

    menghubungkan ke ujung penyetel sepatu rem dengan pegas. Pasang pegas

    pemegang sepatu rem. Setel sepatu rem.

    Gambar 2.29. Pegas Sepatu Rem

    (Sugeng, 2013: 161)

    Gambar 2.30. Sesuaikan Sepatu Rem Dengan Pengukur Diameter Tromol

    (Sugeng, 2013: 162)

    Sesuaikan sepatu rem dengan pengukur diameter tromol. Kencangkan

    kenop untuk mengunci pengukur dalam posisi yang tepat. mSesuaikan sepatu

    rem melalui unit penyetel sampai menyentuh pengukur.

  • 30

    B. Kajian Penelitian yang Relevan

    Penelitian relevan merupakan penelitian yang telah dilakukan yang

    membantu penelitian untuk melakukan penelitian serupa.

    Penelitian pertama Budiharyanto, (2015). Meningkatkan Hasil Belajar

    Praktik Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem

    Based Learning) Pada Standar Kompetensi AC di Kelas XI Kompetensi Keahlian

    Tehnik Ototronik SMK Taman Karya Madya Pertambangan Kebumen Tahun

    Pelajaran 2013/2014 menyimpulkan bahwa Penerapan Model Pembelajaran

    Berbasis Masalah dapat meningkatkan hasil belajar praktek siswa kelas XI OTO 3

    SMK Taman Karya Madya Pertambangan Kebumen. Hal itu dapat dilihat dari

    peningkatan rata-rata nilai hasil belajar pada pra siklus sebesar 72.5, pada siklus 1

    sebesar 77.3 dan pada siklus 2 sebesar 81.7. Selain itu juga dilihat dari

    peningkatan ketuntasan belajar siswa pada pra siklus sebanyak 13 siswa (32.5%),

    pada siklus 1 sebanyak 25 siswa (62.5%) dan pada siklus 2 sebanyak 40 siswa

    (100%).

    Penelitian kedua Hidayat dan Suwito, (2014). Penerapan Model

    Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pada Kompetensi Dasar Menguji Baterai

    Kelistrikan Otomotif Kelas XII di SMK PGRI 1 Lamongan menyimpulkan bahwa

    Hasil penelitian menunjukkan aktivitas guru dalam menyiapkan RPP adalah 81,36

    % (sangat baik) dan aktivitas guru dalam menerapkan RPP adalah 81,46 %

    (sangat baik). Aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran adalah 80, 62 %

    (baik). Respon minat siswa terhadap penerapan model pembelajaran masalah

  • 31

    adalah 91,12 % (sangat baik). Hasil belajar siswa yang tuntas pada siklus I adalah

    15 siswa dengan ketuntasan klasikal 60 % dan pada siklus II adalah 20 siswa

    dengan ketuntasan klasikal 80 %.

    C. Kerangka Pikir Penelitian

    Permasalahan yang ada di sekolah pada umumnya adalah model

    pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran yang masih berpusat

    pada guru. Siswa hanya menerima materi yang disampaikan guru begitu saja.

    Hal ini akan berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah karena proses

    belajar yang membosankan. Model pembelajaran berbasis masalah berbantuan

    media video memberi kesempatan kepada siswa bekerja dalam kelompok-

    kelompok kecil untuk menyelesaikan atau memecahkan suatu masalah secara

    bersama. Selain itu, pembelajaran berbasis masalah berbantuan media video

    dapat membantu siswa dalam memahami mata pelajaran chasis dan pemindah

    daya. Pembelajaran berbasis masalah berbantuan media video memberi

    kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran

    dan sering mengekspresikan ide, siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam

    memanfaatkan pengetahuan dan kemampuan dalam kelompoknya. Ketika siswa

    melakukan kegiatan diskusi dengan kelompoknya, maka dengan sendirinya akan

    mendorong potensi siswa untuk melakukan kegiatan yang mengasah kemampuan

    tentang materi yang diberikan kepada siswa ke tingkat berpikir yang lebih

    tinggi sehingga pada akhirnya akan berpengaruh pada pencapaian hasil belajar

    siswa yang meningkat. Untuk mempermudah keterangan dari pemikiran pada

    kerangka pikir penelitian, maka digambarkan dengan model skema di bawah ini

  • 32

    Gambar 2.31. Kerangka Pikir Penelitian

    D. Hipotesis

    Berdasarkan dari kerangka berfikir di atas maka disusun suatu hipotesis

    yaitu “ Model pembelajaran berbasis masalah berbantuan media video efektif

    untuk meningkatan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar memelihara sistem

    rem. ”

    Masalah di sekolah :

    1. Pembelajaran berpusat pada guru

    2. Rata-rata hasil belajar belum mencapai KKM

    Teknik pembelajaran berbasis masalah berbantuan media video:

    1. Penayangan video

    2. Belajar dalam tim (mengidentifikasi masalah dan menyelesaikan masalah

    tersebut)

    3. Evaluasi

    Hasil belajar

    siswa

    Pembelajaran model PBM berbantuan media video

    diharapkan mampu meningkatkan rata-rata hasil belajar

  • 33

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis dan Desain Penelitian

    Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif.

    1. Desain Eksperimen

    Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain eksperimen dengan pola

    pre test – post test group design, yaitu adanya pre test dan post test pada

    kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian dilakukan dengan jalan

    menggunakan satu kelas yang mengikuti mata pelajaran pemeliharaan sasis dan

    pemindah tenaga kendaraan ringan dengan pemberian pembelajaran menggunakan

    model pembelajaran berbasis masalah berbantuan media video pada kelas

    eksperimen dan kelas kontrol menggunakan pembelajaran dengan model

    pembelajaran langsung berbantuan media gambar. Pemberian perlakuan

    menggunakan dilakukan setelah pre test dan sebelum post test.

    Tabel 3.1. Desain Penelitian

    Group Pre Test Perlakuan Post Test

    Eksperimen E1 X1 E2

    Kontrol K1 X2 K2

    Keterangan:

    E1 : Simbol tes awal untuk kelompok eksperimen yang berupa tes

    tertulis

    K1 : Simbol tes awal untuk kelompok kontrol yang berupa tes tertulis

    X1 : Perlakuan berupa pembelajaran dengan model pembelajaran

    berbasis masalah berbantuan media video

  • 34

    X2 : Perlakuan berupa pembelajaran model pembelajaran langsung

    berbantuan media gambar

    E2 : Simbol tes akhir untuk kelompok eksperimen yang berupa tes

    tertulis

    K2 : Simbol tes akhir kelompok kontrol yang berupa tes tertulis

    Berdasarkan desain penelitian di atas tersusunlah alur rancangan dalam

    penelitian ini. Alur rancangan penelitian dapat ditunjukkan dalam gambar sebagi

    berikut :

    Gambar 3.1. Alur Rancangan Penelitian

    Kelas XI Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan

    (Kompetensi Dasar Memelihara Sistem Rem)

    Eksperimen Kontrol

    Pretest Pretest

    Perlakuan

    Menggunakan Model

    Pembelajaran Langsung

    Berbantuan Media Gambar

    Perlakuan Menggunakan

    Model Pembelajaran

    Berbasis Masalah

    Berbantuan Media Video

    Posttest Posttest

    Analisa

    Kesimpulan

  • 35

    2. Pelaksanaan Eksperimen

    a. Pembuatan RPP

    RPP yang dibuat berdasarkan silabus yang ada di sekolah tersebut.

    Kegiatan pembelajaran dilakukan selama 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu

    2 x 45 menit per pertemuan.

    b. Pembuatan soal

    Menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun.

    c. Uji coba instrumen

    Uji coba dilakukan untuk mengetahui taraf kesukaran, daya pembeda soal,

    validitas dan reliabilitas soal. Soal akan diujicobakan pada kelas XI TKR 2 SMK

    Wisudha Karya Kudus.

    d. Tes sebelum perlakuan (pre test)

    Pre test diberikan kepada siswa sebelum diberikan perlakuan. Pre test

    dikenakan pada siswa sebagai subjek penelitian, yaitu pada kelas eksperimen dan

    kelas kontrol.

    e. Pemberian perlakuan

    Perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini adalah memberikan

    pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan

    media video pada mata pelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga

    kendaraan ringan. Perlakuan diberikan kepada siswa kelas XI TKR 1 sebagai

    kelas eksperimen dan melaksanakan pembelajaran tanpa model pembelajaran

    berbasis masalah berbantuan media video siswa kelas XI TKR 3 pada kelas

    kontrol.

  • 36

    f. Tes setelah perlakuan (post test)

    Post test dikenakan setelah diberi perlakuan. Melaksanakan post test pada

    kelas eksperimen dan kontrol. Post test berfungsi untuk mengetahui hasil belajar

    siswa setelah diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran berbasis

    masalah berbantuan media video.

    B. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Menurut Arikunto (2013:173) populasi adalah keseluruhan subjek

    penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI TKR di

    SMK Wisudha Karya dengan jumlah 115 siswa pada tahun pelajaran 2014/2015.

    2. Sampel

    Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan

    cara-cara tertentu (Sudjana, 2005:161). Sampel dalam peneletian ini adalah bagian

    dari siswa kelas XI TKR di SMK Wisudha Karya Kudus. Sampel yang digunakan

    adalah peserta didik kelas XI TKR 1 dengan jumlah 40 siswa sebagai kelas

    eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan

    media video, sebagai kelas kontrol adalah kelas XI TKR 3 dengan jumlah 37

    siswa yang menggunakan model pembelajaran langsung berbantuan media

    gambar. Teknik sampling yang dilakukan adalah sampel random, yaitu sampel

    yang diambil dengan cara mencampur subjek-subjek di dalam populasi sehingga

    semua subjek dianggap sama (Arikunto, 2013:177).

  • 37

    C. Variabel Penelitian

    Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

    penelitian (Arikunto, 2013:161). Variabel penelitian yang digunakan dalam

    penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

    1. Variabel Bebas

    Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi suatu kejadian.

    Variabel bebas yang dimaksud adalah penggunaan model pembelajaran berbasis

    masalah berbantuan media video pada mata pelajaran pemeliharaan sasis dan

    pemindah tenaga kendaraan ringan di kelompok eksperimen dan model

    pembelajaran langsung berbantuan media gambar di kelompok kontrol.

    2. Variabel Terikat

    Variabel terikat merupakan variabel sebagai akibat dari variabel bebas.

    Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar mata pelajaran

    pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga kendaraan ringan pada peserta didik

    kelas XI TKR di SMK Wisudha Karya.

    D. Teknik dan Instrumen Pengumpul Data

    Teknik atau metode yang digunakan dalam penelitaian ini adalah :

    1. Metode Dokumentasi

    Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang-barang tertulis.

    (Arikunto, 2013:201). Adapun dokumentasi dalam penelitian ini berupa informasi

    mengenai daftar nama peserta didik yang akan menjadi sampel dan mendapatkan

    data nilai yang kemudian akan dianalisis, serta memperoleh informasi mengenai

  • 38

    kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah

    tenaga kendaraan ringan di SMK Wisudha Karya.

    2. Metode Tes

    Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau

    mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah

    dietntukan (Arikunto, 2012:67). Alat tes yang digunakan diuji validitas dan

    reliabilitasnya. Alat tes yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelas

    kontrol sama. Hasil tes digunakan untuk memperoleh data kuantitatif yang akan

    diolah untuk membuktikan kebenaran hipotesis penelitian.

    Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

    dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

    baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah

    (Arikunto, 2013: 203). Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes

    objektif berupa soal pilihan ganda dengan empat jawaban.

    Dalam menyusun perangkat instrumen yang digunakan pada penelitian ini

    ada beberapa langkah yang ditempuh, yaitu:

    1. Materi yang diteskan dibatasi pada pembelajaran yang meliputi :

    memelihara sistem rem.

    2. Menyusun soal sebanyak 35 butir soal pilihan ganda dengan empat

    pilihan jawaban. Penyusunan soal dengan mempertimbangkan indikator

    dan kisi-kisi soal.

  • 39

    Tabel 3.2. Indikator dan Kisi-Kisi Soal

    No Indikator dan Kisi-kisi Soal Sebelum Uji Coba Setelah Uji Coba

    1. Identifikasi sistem rem dan

    komponennya

    1, 2,3, 4, 5,

    6,7,8,9,10

    1,3,4,5,6,7,8,9,10

    2. Pemeliharaan sistem rem

    dan komponennya sesuai

    SOP

    11,12.13,14,

    15,16,17,18

    11,12,14,15,17,18

    3. Perbaikan sistem rem dan

    komponennya

    19,20,21,22,

    23,24,25

    19,20,21,

    22,23,25

    4. Overhaul sistem rem

    26,27,28,29.30,

    31,32,33,34,35

    26,27,28,29.30,

    31,32,33,34,

    JUMLAH 35 30

    Keterangan : angka yang dicetak tebal pada kolom sebelum uji coba merupakan

    soal yang tidak valid.

    E. Validitas dan Reabilitas

    a. Validitas Soal

    Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

    atau kesalihan sesuat instrumen (Arikunto, 2013:211). Rumus untuk menghitung

    validasi menggunakan korelasi point biserial. Rumus antara dua variabel, dalam

    penelitian ini digunakan untuk mencari korelasi antara item dengan seluruh tes

    atau validasi item. Adapun rumus korelasi point biserial yaitu :

    (Arikunto,2012: 93)

    Keterangan:

    rpbis = Koefisien korelasi point biserial

    Mp = Mean skor dari subjek-subjek yang menjawab betul item yang

  • 40

    dicari korlasinya dengan tes

    Mt = Mean skor total (skor rata-rata dari seluruh pengikut tes)

    St = Standar deviasi skor total

    p = proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut

    q = 1-p

    Setelah didapat nilai rpbis kemudian dengan nilai rtabel korelasi product-

    moment. Apabila rpbis > rtabel korelasi product-moment maka soal dikatakan valid,

    tetapi jika Apabila rpbis < rtabel korelasi product-moment maka soal dikatakan tidak

    valid. Harga kritik dari r product-moment N= 38 0,320.

    Berdasarkan perhitungan dengan rumus korelasi point biserial, maka

    diperoleh hasil dari 35 soal, yang tidak valid adalah nomor 2, 13, 16, 24, dan 35.

    b. Reabilitas

    Reliabilitas menunjuk pada sesuatu pengertian bahwa sesuatu instrumen

    cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

    instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat

    tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu

    (Arikunto, 2013: 221).

    (

    )(

    )

    (Arikunto, 2012: 115)

    Keterangan:

    r11 = reabilitas tes secara keseluruhan

    p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

  • 41

    q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah

    ∑ = jumlah hasil perkalian antara p dan q

    n = banyaknya item

    S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)

    Jika r11 hitung > rtabel product-moment maka perangkat soal tersebut realibel dan jika

    sebaliknya yaitu r11 tabel < rtabel product-moment tidak reliabel.

    Berdasarkan hasil uji reabilitas terhadap instrumen menggunakan rumus

    tersebut diperoleh koefisien sebesar 0,871. Pada taraf kesalahan 5% dengan n=38

    diperoleh harga rtabel sebesar 0,320. Karena koefisien reabilitas tersebut lebih

    besar dari nilai rtabel, dapat dinyatakan bahwa instrumen tersebut reliabel dan

    dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian.

    c. Taraf Kesukaran

    Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal dapat diketahui dengan

    menghitung indeks kesukaran pada tiap butir soal dengan menggunakan rumus :

    (Arikunto,2012:223)

    Keterangan :

    P = Indeks kesukaran

    B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

    JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

    Menurut ketentuan yang sering diikuti indeks kesukaran sering diklasifikasikan

    sebagi berikut :

  • 42

    1. Soal dengan P 0,00-0,030 adalah soal sukar

    2. Soal dengan P 0,31-0,70 adalah soal sedang

    3. Soal dengan P 0,71-1,00 adalah soal mudah (Arikunto,2012:225)

    Setelah dilakukan analisis tingkat kesukaran pada soal uji coba dalam penelitian

    ini diperoleh hasil sebagai berikut :

    1. Yang termasuk kriteria mudah yaitu nomor 1, 7, 9, 10, 15, 17, 19, 22, 25,

    27, 32, dan 35.

    2. Yang termasuk kriteria sedang yaitu nomor 2, 3, 4, 5, 6, 8, 12, 13, 14, 16,

    20, 21, 24, 26, 28, 30, 31, dan 33.

    3. Yang termasuk kriteria sukar yaitu nomor 11, 18, 23, 29, dan 34.

    d. Daya Pembeda

    Daya Pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan

    antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh

    (berkemampuan rendah) (`Arikunto,2012: 226).

    Rumus untuk menemukan indeks diskriminasi adalah

    (Arikunto, 2012: 228)

    Keterangan :

    J = Jumlah peserta tes

    JA = Banyaknya peserta kelompok atas

    JB = Banyaknya peserta kelmpok bawah

    BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan

  • 43

    benar

    BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu

    dengan benar

    PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (ingat P

    sebagai indeks kesukaran)

    PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

    Daya beda kesukaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

    D : 0,00 - 0,20 : jelek (poor)

    D : 0,21 - 0,40 : cukup (satisfactory)

    D : 0,41 - 0,70 : baik (good)

    D : 0,71 – 1,00 : baik sekali (excellent)

    (Arikunto, 2012: 232)

    Untuk daya pembeda, soal yang tergolong baik sekali tidak ada. Soal yang

    tergolong baik ada 4 yaitu nomor 4, 5, 6, 17. Soal yang tergolong cukup ada 27

    soal yaitu 1, 2, 3, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 27,

    28.29, 30, 31, 32, 33, dan 34. Soal yang tergolong jelek ada 4 nomor yaitu nomor

    13, 16, 24, dan 35.

    F. Teknis Analisis Data

    1. Analisis Data Awal

    a. Uji Normalitas

    Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya data

    yang akan dianalisis sehingga dapat diketahui hasilnya dengan menggunakan

    rumas uji Chi Kuadrat ( 2

    ).

  • 44

    (Sudjana, 2005: 273)

    Keterangan:

    2 = Chi kuadrat

    Oi = Frekuensi yang diperoleh dari sampel

    Ei = Frekuensi yang diharapkan dari sampel

    k =Banyaknya kelas interval

    Dengan kriteria pengujian H0 diterima jika < , =0,05.

    b. Uji Homogenitas

    Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelas tersebut

    mempunyai varians yang sama. Jika sama maka dikatakan homogen. Untuk

    menguji kesamaan varians tersebut digunakan rumus berikut :

    (Sudjana 2005: 250)

    Peluang untuk distribusi adalah ½ α (α adalah taraf signifikasi, dalam hal ini 5%)

    dan derajat kebebasan untuk pembilang −1 dan derajat kebebasan untuk

    penyebut −1, kriteria :

    a. Jika Fhitung > F 0,5 α −1 ( −1), maka varians kedua kelas sampel tersebut

    berbeda

    b. Jika Fhitung < F 0,5 α −1 ( −1), maka varians kedua kelas sampel tersebut

    sama

  • 45

    c. Uji Kesamaan Rata-Rata

    Uji ini berfungsi untuk menguji perbedaan rata-rata pre test peningkatan

    hasil belajar, maupun ketuntasan belajar antara kelas eksperimen dengan kelas

    kontrol digunakan uji t.

    Hipotesis yang akan diuji adalah :

    H0 : μ2 = μ1

    H1 : μ2 ≠ μ1

    Keterangan :

    μ1 = Rata- rata data kelas eksperimen

    μ2 = Rata- rata data kelas kontrol

    Berdasarkan varians yang sama, rumus t - test yang digunakan :

    ̅̅̅ ̅̅ ̅

    (Sudjana, 2005: 239)

    (Sudjana, 2005: 239)

    Keterangan:

    ̅̅̅: rata-rata nilai kelas eksperimen

    ̅̅ ̅: rata-rata nilai kelas kontrol

    : varians nilai kelas eksperimen

    : varians nilai kelas kontrol

    :jumlah anggota kelas eksperimen

  • 46

    : jumlah anggota kelas kontrol

    Pernyataan uji analisis uji t-test adalah hipotesis diterima jika thitung ≥ ttabel

    dengan derajat (dk) = ( + -2) dan taraf nyata (1- α = 5%). Sedangkan jika

    harga t hitung < t tabel maka hipotesis ditolak.

    2. Analisis Data Akhir (Post Test)

    a. Uji Normalitas

    Rumus untuk menghitung uji normalitas pada tahap akhir sama dengan

    rumus uji normalitas pada tahap awal.

    b. Uji Homogenitas

    Rumus untuk menghitung uji homogenitas pada tahap akhir sama dengan

    rumus uji homogenitas pada tahap awal.

    c. Uji Kesamaan Rata-Rata

    Rumus untuk menghitung uji kesamaan rata-rata pada tahap akhir sama

    dengan rumus uji kesamaan rata-rata pada tahap awal.

    d. Uji Gain

    Setelah diketahui hasil pre test dan post test antara kelas kontrol dan

    kelas eksperimen, maka tahap selanjutnya adalah mencari/ menghitung

    peningkatan hasil sebelum dan sesudah penelitian pada kelas kontrol dan kelas

    eksperimen. Rumus yang digunakan adalah:

    (Sundayana, 2014: 151)

  • 47

    Tabel 3. 1. Interprestasi Gain Ternomalisasi yang Dimodifikasi

    Nilai Gain Ternormalisasi Interpretasi

    -1,00 < g < 0,00 terjadi penurunan

    g = 0,00 tidak terjadi peningkatan

    0,00 < g < 0,30 rendah

    0,30 < g < 0,70 sedang

    0,70 < g < 1,00 tinggi

    (Sundayana, 2014: 151)

  • 48

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    A. Deskripsi Data

    Hasil penelitian ini berupa data penilaian siswa setelah menggunakan

    instrumen tes tertulis kompetensi memelihara sistem rem. Instrumen tertulis ini

    disusun sesuai materi pembelajaran dan indikator pada silabus dan diuji terlebih

    dahulu untuk mengetahui validitas dan realibilitas setiap indikator poin penilaian.

    Berdasarkan hasil uji validitas dan realibilitas yang telah dibahas sebelumnya,

    maka dapat disimpulkan instrumen tersebut valid dan reliabel serta dapat

    digunakan dalam penelitian.

    Sampel dalam peneletian ini adalah bagian dari siswa kelas XI TKR di

    SMK Wisudha Karya Kudus. Sampel yang digunakan adalah peserta didik kelas

    XI TKR 1 dengan jumlah 40 siswa sebagai kelas eksperimen yang menggunakan

    model pembelajaran berbasis masalah berbantuan media video, sebagai kelas

    kontrol adalah kelas XI TKR 3 dengan jumlah 37 siswa yang menggunakan model

    pembelajaran langsung berbantuan media gambar

    Model pembelajaran berbasis masalah berbantuan video akan digunakan

    untuk model pembelajaran pada kelas eksperimen. Sedangkan untuk kelompok

    kontrol mengggunakan model pembelajaran langsung berbantuan media gambar

    akan dilaksanakan sebagai perlakuan yang sebelumnya dilakukan pre-test

    terhadap kedua kelompok. Berikut adalah gambar grafik hasil nilai pre test pada

    kelas kontrol dan eksperimen :

  • 49

    Gambar 4.1. Grafik Hasil Pre Test Kelas Kontrol

    Gambar 4.2. Grafik Hasil Pre Test Kelas Eksperimen

    Setelah diperoleh hasil pre-test kemudian dilanjutkan dengan perlakuan

    dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan video

    untuk kelompok eksperimen dan menggunakan model pembelajaran langsung

    berbantuan media video. Setelah model pembelajaran berbasis masalah

    berbantuan video diterapkan pada kelompok eksperimen dan model

    pembelajaran langsung berbantuan media video sebelumnya diterapkan pada

    kelompok kontrol didapatkan hasil belajar melalui post-test. berupa nilai post test

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    50.00 55.00 60.00 65.00 70.00 75.00 80.00

    Fre

    ku

    en

    si

    Hasil Belajar

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    16

    18

    20

    60.00 62.00 64.00 66.00 68.00 70.00 72.00 74.00 76.00 78.00 80.00

    Fre

    ku

    en

    si

    Hasil Belajar

  • 50

    pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Berikut ini adalah gambar grafik hasil

    Post Test pada kelas kontrol dan eksperimen :

    Gambar 4.3. Grafik Hasil Post Test Kelas Kontrol

    Gambar 4.4. Grafik Hasil Post Test Kelas Eksperimen

    Dari Hasil pre test dan post test terlihat adanya peningkatan pada kelas

    kontrol dan eksperimen. Untuk lebih jelasnya hasil peningkatan nilai tersebut

    dapat dilihat pada tabel berikut :

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    16

    0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00

    Fre

    ku

    en

    si

    Hasil Belajar

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    16

    18

    20

    0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00

    Fre

    ku

    en

    si

    Hasil Belajar

  • 51

    Tabel 4.1. Nilai Rata-Rata Kelas

    No Kelas Pre test Post test

    1. Eksperimen 56,08 83,58

    2. Kontrol 56,13 66,31

    Dari tabel di atas nilai rata-rata pre test pada kelas eksperimen 56,08 dan

    pada kelas kontrol 56,13. Sedangkan nilai post test pada kelas eksperimen 83,58

    dan pada kelas kontrol 66,31. Dari data tersebut nilai pada kelas eksperimen dan

    kelas kontrol nilai rata-rata kelas meningkat, tetapi peningkatannya berbeda.

    B. Analisis Data

    1. Analisis Data Awal

    a. Hasil Uji Normalitas

    Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas Data Awal

    No Kelas 2hitung 2tabel Kriteria

    1. Eksperimen 6,8633 7,81

    Normal

    2. Kontrol 3,2321 Normal

    Dari tabel di atas, maka didapatkan hasil perhitungan uji normalitas data

    kelompok eksperimen diperoleh nilai 2hitung = 6,8633. Dengan taraf nyata = 5% dan dk

    = 3. diperoleh 2tabel = 7,81. Dengan demikian 2hitung <

    2tabel (6,8633

  • 52

    b. Hasil Uji Homogenitas

    Tabel 4.3. Hasil Uji Homogenitas Data Awal

    No Kelas Fhitung F tabel Kriteria

    1. Eksperimen 1,6987 1,72

    Normal

    2. Kontrol Normal

    Dari tabel di atas, maka didapatkan hasil perhitungan untuk kelompok

    eksperimen varians = 51,79 dan untuk kelompok kontrol diperoleh varians =

    87,97. Dari perbandingannya diperoleh Fhitung = 1,6987. Dari tabel distribusi F

    dengan taraf nyata 5% dan dk pembilang =36 serta dk penyebut = 39, diperoleh F

    tabel = 1,72. Dengan demikian Fhitung < Ftabel,maka H0 diterima yang berarti kedua

    kelompok tidak berbeda secara signifikan atau homogen.

    c. Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata

    Tabel 4.4. Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Data Awal

    No Kelas thitung ttabel Kriteria

    1. Eksperimen -0,226 1,67

    Tidak Berbeda

    Signifikan 2. Kontrol

    Dari tabel di atas, maka didapatkan hasil perhitungan uji kesamaan rata-

    rata dengan uji pihak diperoleh thitung = -0,226, sedangkan ttabel = 1,67, karena

    thitung berada pada daerah penerimaan H0, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada

    kesamaan hasil pre test antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

    2. Analisis Data Akhir

    a. Hasil Uji Normalitas

    Tabel 4.5. Uji Normalitas Data Akhir

    No Kelas 2hitung 2tabel Kriteria

    1. Eksperimen 4,1043 7,81

    Normal

    2. Kontrol 6,5628 Normal

  • 53

    Dari tabel di atas, maka didapatkan hasil perhitungan uji normalitas data

    kelompok eksperimen diperoleh nilai 2hitung = 4,1043. Dengan taraf nyata = 5% dan dk

    = 3. diperoleh 2tabel = 7,81. Dengan demikian 2hitung <

    2tabel (4,1043

  • 54

    Dari tabel di atas, maka didapatkan hasil perhitungan uji kesamaan rata-

    rata dengan uji pihak diperoleh thitung = 11