kedudukan sunni
DESCRIPTION
KedudukanTRANSCRIPT
1
KEDUDUKAN SUNNI
Ini jelas sebuah kudeta,” Ahmed al-Fatesh, petugas keamanan di satu hotel di Sanaa,
Yaman, tak ragu menyimpulkan. Setelah berhari-hari dikurung milisi Houthi di istananya, tak
disangka, Presiden Yaman AbdRabbu Mansour Hadi dan Perdana Menteri Khaled Bahah
melayangkan surat pengunduran diri kepada Ketua Parlemen Yaman, Kamis pekan lalu.
“Saya minta maaf secara pribadi kepada Anda dan anggota parlemen serta rakyat Yaman
setelah kami menemui jalan buntu.... Kami telah gagal mencapai tujuan, dan hal itu menyakitkan
dan mengecewakan kami,” Presiden Hadi menulis dalam surat pengunduran dirinya.
Dia tak tegas menulis bahwa tekanan dari milisi Houthi yang memaksanya turun dari kursi
presiden. Namun Sultan al-Atwani, penasihat Presiden Hadi, mengungkapkan bahwa tekanan dari
milisi SyiahZaidiyah itulah yang memaksa bosnya memutuskan mundur. “Kami tak ingin menjadi
bagian dari peristiwa yang tengah terjadi maupun yang akan terjadi,” Perdana Menteri Khaled
Bahah menulis di laman Facebook.
Setelah berhari-hari terlibat baku tembakmelawan pasukan pengawal presiden, milisi
Houthi berhasil menekuk tentara pemerintah dan mengurung Istana Presiden Yaman pekan lalu.
Mereka juga menyekap Kepala Staf Kepresidenan Ahmed Awad bin Mubarak. Awad ditangkap
milisi Houthi saat dalam perjalanan mengantarkan rancangan amendemen konstitusi ke Otoritas
Nasional Pengawas Penerapan Hasil Konferensi Debat Nasional (NDC).
Menurut juru bicara milisi Houthi, rancangan amendemen konstitusi itu bertentangan
dengan kesepakatan NDC dan kesepakatan perdamaian beberapa bulan lalu. Milisi Houthi
menuding ada sejumlah anggota Otoritas Nasional yang mencoba menelikung mereka.
Lewat siaran di stasiuntelevisi Al-Massira, pemimpin laskar Houthi, Abdul Malik al-
Houthi, menuding Presiden Hadi sengaja memperlambat penerapan hasil kesepakatan perdamaian.
Satu lagi “dosa” Presiden Hadi, menurut Abdul Malik, adalah memberikan bantuan kepada
Al-Qaidah, kelompok lawan utama Houthi di Yaman. “Jika pemerintah tak memenuhi tuntutan
kami, kami tak ragu bertindak lebih keras,” Abdul Malik mengancam.
2
Di bawah tekanan dan kurungan milisi Houthi, Presiden Hadi mengabulkan empat tuntutan
Abdul Malik dan teman-temannya Rabu pekan lalu. Empat tuntutan itu antara lain mengubah
rancangan konstitusi, menerapkan hasil kesepakatan perdamaian, dan segera memulihkan
keamanan di Marib.
Entah apa yang membuat Presiden Hadi berubah pikiran, sehari setelah memenuhi tuntutan
milisi Houthi, dia malah mengundurkan diri. Menjadi Presiden Yaman setelah Ali Abdullah Saleh
menyerahkan kursi kepadanya pada 2012kala itu Hadi merupakan Wakil Presiden YamanHadi
merasa mantan bosnya itu tak pernah sungguh-sungguh menyokongnya.
Empat bulan lalu, kala milisi Houthi dengan gampang menembus pertahanan prajurit
pemerintah di Ibu Kota Sanaa, Hadi curiga,Ali Abdullah, yang berkuasa bertahun-tahun di Yaman,
turut “bermain”. “Ada konspirasi terencana,” kata Presiden Hadi kepada para pembantunya kala
itu.
Mundurnya Presiden Hadi membuat situasi di Sanaa sulit diramal. Abu al-Malik Yusuf al-
Fishi, salah satu pemimpin Houthi, mengusulkan supaya dibentuk Dewan Kepresidenan yang
beranggotakan semua kelompok di Yaman. Namun Abdul Malik al-Ejri, pemimpin Houthi lain,
mengatakan usulan itu bukanlah sikap resmi mereka. “Kami belum mengambil posisi dalam kasus
Presiden Hadi,” kata Abdul Malik. Di sejumlah wilayah di selatan Yaman, beberapa tetua suku
sudah angkat senjata melawan milisi Houthi.
Adalah jenggot yang membuat Waddah al-Hitari terbunuh awal Desember lalu. Milisi
Houthi menembak mati Al-Hitari karena dia menyangka Al-Hitari sebagai anggota Al-Qaidah di
Yaman. Padahal tak ada urusan antaraAl-Hitari dan Al-Qaidah.
Dia bukan teroris, melainkan seorang dokter. “Mereka bilang dia mirip teroris. Padahal
kami sudah katakan bahwa dia seorang dokter,” kata Mustafa al-Nadish, teman dekat Waddah al-
Hitari. Mengaku salah memilih sasaran, anggota milisi Houthi menemui keluarga Al-Hitari dan
merundingkan “uang pengganti”.
3
Sejak menyerbu Kota Sanaa pada September tahun lalu, milisi Houthi menjadi
penguasabarudiibukotaYamanitu.MilisiHouthiyangdisokongkomunitasSyiah Zaidiyah itutak cuma
merebut kendali Ibu Kota Sanaa, mereka juga berkuasa di sejumlah wilayah utara Yaman. Milisi
Houthi yang dipimpin oleh Abdul Malik al-Houthi memang belum mengambil kekuasaan di
Yaman, tapi siapa yang berkuasa di Sanaa bisa dilihat buktinya di jalan-jalan kota itu.
Pos pemeriksaan milisi Houthi dan mobil-mobil dengan poster bertulisan “Mati untuk
Amerika, Kematian untuk Israel” bertebaran di seluruh kota. Setiap warga yang melintas harus
melewati pemeriksaan mereka. Di Bandara Internasional Sanaa, semua botol minuman beralkohol
yang dibawa penumpang dibuang oleh milisi Houthi karena hal itu diharamkan oleh Islam.
“Ini sebuah penghinaan,” ujar Al-Qudsi, warga Sanaa, menunjuk pada pos pemeriksaan
milisi Houthi. Bukan cuma ketatnya pemeriksaan yang membuat sebagian warga Kota Sanaa
jengkel dengan milisi Houthi. Berkuasanya milisi yang disokong komunitas SyiahZaidiyah terang
sulit diterima warga muslim Sunni.
Apalagi milisi Syiah itu terang-terangan menunjukkan kehadiran mereka. Sebagian kubah
masjid di Sanaa dicat warna hijau oleh milisi Houthi. Misalnya Masjid Qubbat al-Mutawakkil.
Sudah bertahun-tahun Abdul Salam Muhammad tinggal tak jauh dari Masjid Qubbat dan selalu
beribadah di masjid itu.
“Tapi, setelah mereka mengecat hijau kubah Masjid Qubbat, aku berpindah salat ke masjid
lain,” kata Abdul Salam. “Aku bukan seorangHouthi dan aku tak tahu mengapa mereka mengecat
hijau Masjid Qubbat. Masjid adalah tempat ibadah, tak semestinya menjadi arena politik.”
Walaupun tak terang-terangan merebut kekuasaan, milisi Houthi juga mulai menancapkan
kukunya di sejumlah kantor pemerintah. Seorang pejabat Kementerian Pertahanan mengatakan
milisi Houthi menempatkan sejumlah orangnya di beberapa direktorat strategis. “Mereka juga
menempatkan orang di Kementerian Keuangan untuk mengawasi semua pengeluaran pemerintah.
Jika dia curiga ada cek yang tak beres, dia tak ragu menyobek dan membuangnya ke tempat
sampah.”
4
Bermula dari perkumpulan pelajar Believing Youth, yang dipelopori oleh Hussein al-
Houthi pada 1992, kelompok itu menjadi gerakan perlawanan melawan pemerintahan Presiden
Yaman Ali Abdullah Saleh yang mereka anggap korup. Presiden Ali Abdullah sempat mengajak
Hussein bertemu, tapi undangan itu ditolak mentah-mentah. Sebagai balasannya, Presiden Ali
Abdullah mengirimkan ribuan prajuritnya untuk menumpas gerakan Houthi. Setelah Hussein tewas
dibunuh pasukan pemerintah, sang adik, Abdul Malik, mengambil alih pimpinan milisi Houthi.
Begitu cepatnya taring milisi Houthi tumbuh membuat para analis menduga ada tangan
Iran, negara Syiah tetangga Yaman, di balik milisi Houthi. “Sebelum menyerbu Sanaa, Iran sudah
mengapalkan senjata dan menyetor uang kepada mereka,” kata pejabat dinas intelijen Yaman.
Sumber intelijen lain mengatakan ratusan milisi Houthi dikirim ke Libanon untuk
mengikuti latihan militer bersama Hizbullah, sekutu Iran di sana. “Latihan itu sudah berjalan
bertahun-tahun,” katanya. Lewat Hizbullah pula sebagian uang dari Teheran itu mengalir ke
pemimpin Houthi.
Salah al-Sammad, salah seorang pemimpin Houthi, menepis tudingan bahwa mereka
semakin kuat karena sokongan Teheran. Tapi lain pula pernyataan seorang pejabat militer Iran.
Kepada Reuters, dia mengakui ada ratusanprajurit Garda Revolusi Iran yangdipinjamkan Teheran
sebagai“konsultan” bagi milisi Houthi.
“Ini semua soal keseimbangan kekuatan di wilayah ini. Teheran ingin ada kelompok Syiah
yang kuat di sini, makanya kami ada di Yaman,” kata dia. Bukan rahasia lagi bahwa selama
bertahun-tahun Presiden Ali Abdullah dan para tetua suku yang berkuasa di Yaman menikmati
gelontoran “duit minyak” dari tetangganya yang kaya raya di utara, Arab Saudi. Setelah Houthi
menjadi penguasa di Sanaa, pemerintah Arab tak lagi bersikap dermawan kepada pemerintah
Yaman.