kelompok 4 macam - macam mazhab sunni

35
i MAKALAH FIQH DAN USHUL FIQH “MACAM-MACAM MADZHAB SUNNI” Dosen Pengampu: Dr. Yayan Suryana Disusun Oleh: 1. Lailis Sa’adah (13620012) 2. M.Rizky Habibi (13620032) 3. Wahid Fahri Ramadhan (13620036) 4. Maulina Lutfiyah (13620049)

Upload: lailis-saadah

Post on 16-Jan-2016

96 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

tugas fikih

TRANSCRIPT

Page 1: Kelompok 4 Macam - Macam Mazhab Sunni

i

MAKALAH FIQH DAN USHUL FIQH

“MACAM-MACAM MADZHAB SUNNI”

Dosen Pengampu: Dr. Yayan Suryana

Disusun Oleh:

1. Lailis Sa’adah (13620012)

2. M.Rizky Habibi (13620032)

3. Wahid Fahri Ramadhan (13620036)

4. Maulina Lutfiyah (13620049)

5. Harjuna Krisdianto W (14620002)

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: Kelompok 4 Macam - Macam Mazhab Sunni

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan pertolongan-Nya kepada semua makhluk yang ada di muka bumi ini

dengan segala kekuasaan-Nya. Salah satu kenikmatan yang Allah berikan yaitu

penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Macam-macam Mazhab

Sunni”.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi

Muhammad saw yang telah menuntun umat manusia dari kebodohan hingga menuju

ilmu pengetahuan untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Mengingat keterbatasan yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa dalam

penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran

sangat penulis harapkan dari berbagai pihak yang sifatnya membangun dan untuk

perbaikan makalah yang akan datang. Semoga makalah ini memberikan manfaat

khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Amin.

Yogyakarta, 4 April 2015

Penulis

ii

Page 3: Kelompok 4 Macam - Macam Mazhab Sunni

DAFTAR ISI

HALAMAN COVER................................................................................... i

KATA PENGANTAR................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1

A. Latar Belakang................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah............................................................................ 1

C. Tujuan.............................................................................................. 2

BAB II METODE PENULISAN................................................................. 3

BAB III PEMBAHASAN............................................................................ 6

A. Sebab – Sebab Berdirinya Mazhab Islam ....................................... 6

B. Pengertian Sunni ............................................................................. 7

C. Macam – Macam Mazhab Sunni yang Bertahan ............................ 8

D. Macam – Macam Mazhab Sunni yang Lenyap ............................... 17

E. Faktor – Faktor Eksis dan Lenyapnya Suatu Mazhab ..................... 18

BAB IV PENUTUP..................................................................................... 20

A. Kesimpulan...................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 21

LAMPIRAN................................................................................................. 22

iii

Page 4: Kelompok 4 Macam - Macam Mazhab Sunni

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semua makhluk di dunia ini dilahirkan dengan keadaan yang berbeda-beda,

mulai dari bentuk, karakteristik, letak geografis dan lain-lain. Bahkan manusia pun

dilahirkan berbeda-beda, tidak mungkin semuanya sama, terutama dalam pola fikir

dan kemampuan intelektual mereka pun juga berbeda. Sehingga ketika hukum

berbicara, banyak sekali perbedaan pendapat yang muncul, ada yang menyetujui dan

ada pula yang menentang secara radikal.

Fiqh merupakan hasil ijtihad manusia, yang bersifat relatif, dan dipengaruhi

oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah faktor mujtahidnya atau siapa yang

berijtihad, faktor situasi dan kondisi yakni dalam situasi dan kondisi bagaimanakah

waktu mujtahid tersebut beristimbat, bagaimana situasi pemerintahan pada waktu itu,

dan sebagainya.

Perbedaan hukum Islam bisa dilihat terutama setelah meluasnya agama Islam

ke berbagai belahan dunia, hal tersebut juga dibarengi dengan banyaknya peristiwa-

peristiwa baru yang muncul dalam kehidupan manusia. Keadaan ini menyebabkan

para alim ulama yang dijadikan tempat bertanya tentang hukum Islamberusaha

mencari dan menemukan hukum peristiwa tersebut melalui ijtihad.

B. Rumusan Masalah

1. Mengapa muncul madzhab dalam islam?

2. Apa yang dimaksud dengan madzhab sunni?

3. Apa saja macam-macam madzhab sunni?

4. Apa yang menyebabkan beberapa mazhab tetap bertahan sampai sekarang ?

1

Page 5: Kelompok 4 Macam - Macam Mazhab Sunni

C. Tujuan

1. Mengetahui alasan munculnya madzhab islam

2. Mempelajari pengertian madzhab sunni

3. Mempelajari macam-macam madzhab sunni

4. Mengetahui alasan beberapa mazhab tetap bertahan sampai sekarang

2

Page 6: Kelompok 4 Macam - Macam Mazhab Sunni

BAB II

METODE PENULISAN

Bismillahirrahmanirrahiim.

Pembuatan makalah yang berjudul “Macam – Macam Mazhab Sunni” kami

rencanakan untuk memulai pembuatannya yang akan dilaksanakan pada hari Jumat

tanggal 27 Maret 2015 di Perpustakaan Pusat UIN Sunan Kalijaga Lantai 3. Hari

tersebut kami pilih karena hari itu adalah waktu dimana semua anggota kelompok

bisa berkumpul.

Pada waktu yang telah disepakati, kami seluruh anggota kelompok

berkumpul di Perpustakaan Pusat UIN Sunan Kalijaga Lantai 3 di sebuah meja dekat

rak 2X4, yang berisi tentang buku – buku fikih. Pada saat itu yang pertama kali

datang adalah Maulina Lutfiyah pada pukul 09.35 WIB. Kemudian disusul oleh Lailis

Sa’adah yang datang pada pukul 09.43 WIB. Setelah menunggu selama kurang lebih

15 menit, barulah datang Mahendra Risky Habibi bersama Wahid Fahry Ramadhan.

Sedangkan Harjuna terlambat 1 jam disebabkan ada kuliah, karena dia adalah satu –

satunya mahasiswa angakatan 2014.

Pada pertemuan pertama, kami membahas tentang rumusan masalah yang

akan kami jadikan acuan dalam pembuatan makalah. Timbul banyak pertanyaan dari

anggota kelompok kami, sebab kami sendiri belum begitu memahami tentang mazhab

Sunni. Pertanyaan pertama muncul dari Saudari Maulina yang tiba – tiba bertanya,

“apa itu Mazhab Sunni ?”. Kemudian Saudari Lailis berkata, “ Kamu tahu empat

Imam mazhab yang terkenal sampai saat ini? Nah itu adalah contohnya.” Kemudian

Fahri bertanya, “ Empat Imam Mazhab itu siapa saja sih ? Emang Cuma itu aja po ?”.

Risky menjawab, “ Maliki, Hambali, Syafi’i, Hanafi”. Kemudian kami sibuk

membaca buku masing – masing. Setelah hening beberapa saat, tiba – tiba Maulina

berkata, “eh, di Buku Pokja Akademik menyebutkan bahwa ada Mazhab Sunni yang

sudah lenyap. Ada Auza’I, Latsi, Dlahiri, dan Tsauri. Ngomong – ngomong, kenapa

3

Page 7: Kelompok 4 Macam - Macam Mazhab Sunni

kok bisa timbul Mazhab?”. Fahri menjawab, “ Kan itu kemarin sudah dijelaskan oleh

kelompok 3”. Setelah itu Lailis bertanya, “ Kalian tau perkembangan Mazhab Syafi’i

sama Hanbali ngga ?” Risky menjawab, “ Ini lho, di buku karangan A. Djazuli ada,

coba kamu baca saja”.

Di tengah asyiknya berdiskusi, tiba – tiba Harjuna datang dengan wajah

yang tidak berdosa dan langsung duduk di sebelah Risky sambil mengucapkan salam.

Tiba – tiba Risky melontarkan pertanyaan pada Harjuna, “ Hei coba Kamu jelasin

bagaimana perkembangan mazhab Maliki dan Hanafi?”. Dengan wajah yang polos

disertai senyum yang lebar Harjuna menjawab, “ Hehehe.. Aku ngga tahu Kak, kan

Aku baru datang”. Langsunglah Fahry tertawa dan menyodorkan sebuah buku

karangan Prof TM. Hasbi Ash Shiddieqy sambil berkata pada Risky, “ Di sini ada,

coba Kamu baca. Di buku yang kamu kasih ke Lailis juga ada”. Risky berkata, “oh,

iya po? Aku baru sekilas bacanya”.

Setelah itu kami membaca buku yang pegang masing – masing. Sebelum

diskusi berakhir, Harjuna memberikan sebuah pertanyaan. “ Kak, apa sih yang

menyebabkan beberapa mazhab ada yang eksis dan ada yang lenyap ? “. Maulina

menjawab, “kemarin sudah dijelaskan sekilas oleh Bapak Yayan. Coba kamu baca

ulang buku pokja akademik”. Diskusi sesi pertama selesai pada pukul 11.35 WIB.

Karena perpustakaan akan ditutup yang disebabkan tiba waktu sholat Jumat.

Diskusi sesi kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 1 April 2015 di

Ruang Diskusi Laboratorium Termodinamika. Diskusi dimulai pada pukul 09.00

WIB setelah melaksakan ujian tasawuf. Diskusi kali ini kami mulai menyusun isi

makalah sesuai pembagian topic yang telah disepakati pada pertemuan pertama.

Diskusi kali ini diikuti oleh Lailis, Maulina, Risky, dan Fahry serta ditemani beberapa

orang teman fisika 2013. Harjuna berhalangan hadir disebabkan masih mengikuti

ujian. Tetapi dia sudah mengumpulkan materi bagiannya ke kelompok Kami. Diskusi

berakhir sekitar pukul 14.38 WIB dengan hasil soft file makalah sejauh 90%.

Diskusi terakhir dilaksanakan pada Hari Senin, 6 April 2015 untuk fiksasi

makalah dan power point untuk dipresentasikan besok paginya. Diskusi dimulai ba’da

4

Page 8: Kelompok 4 Macam - Macam Mazhab Sunni

maghrib dan berakhir pada pukul 20.11 WIB yang diikuti oleh Risky, Maulina dan

Lailis. Alhamdulillahirabbil’alamin makalah telah selesai dan untuk pembahasannya

saja sudah diunggah di grup facebook fisika pada pukul 19.03 WIB.

Demikian metode pembuatan makalah yang telah kelompok Kami lakukan.

Semoga bermanfaat.

5

Page 9: Kelompok 4 Macam - Macam Mazhab Sunni

BAB III

PEMBAHASAN

A. Sebab-Sebab Berdirinya Mazhab Islam

Perbedaan-perbedaan dalam hukum islam terlihat setelah meluasnya islam

ke berbagai belahan dunia, hal tersebut juga dibarengi dengan banyaknya

peristiwa-peristiwa baru yang muncul dalam kehidupan manusia. Keadaan

demikian ini menyebabkan para alim ulama’ yang dijadikan tempat bertanya

tentang hukum islam berusaha mencari dan menemukan hukum peristiwa

tersebut melalui ijtihad. Selain hal diatas, adalah tersebarnya para alim ulama ke

berbagai daerah dan negeri. Keadaan lingkungan dan cara berfikir masing-

masing daerah dan negeri tentunya berbeda. Hal ini mempengaruhi pola

penetapan hukum, karena masing-masing ulama dalam berijtihad guna

menetapkan hukum menempuh jalan masing-masing yang dianggap benar

dengan pertimbangan dan pengaruh budaya mesing-masing.

Perbedaan cara pandang dan metode penetapan hukum tersebut, akhirnya

melahirkan aliran-aliran tertentu yang kemudian dikenal dengan aliran ahlul

hadis dan ahlur ra’yi (tradisionalisme dan rasionalisme). Berkembangnya kedua

aliran ijtihad tersebut pada akhirnya melahirkan madzhab-madzhab dalam fiqh

yang memiliki corak metodologi dan produk hukum islam (fiqh) tersendiri, serta

masing-masing juga telah memiliki pengikut dari berbagai lapisan masyarakat. 1

Sebenarnya, para imam mujtahid sendiri tidaklah menganjurkan untuk

mengikuti mereka, yang dianjurkan oleh para imam madzhab adalah kembali

kepada dalil-dalil dalam berijtihad, meskipun dengan cara itu ada kemungkinan

hukum ynag dihasilkan bebeda dengan pendapat mereka. Artinya, para imam

mujtahid mendorong untuk berijtihad. 2

1 Muhammad Yusuf. 2005. Fiqh dan Ushul Fiqh. Halaman 99

2 Djazuli. 2005. Ilmu Fiqh: Penggalian, Perkembangan, dan Penetapan Hukum Islam, halaman 124

6

Page 10: Kelompok 4 Macam - Macam Mazhab Sunni

B. Pengertian Sunni

Sunni berasal dari kata “sunnah” yang secara harfiah artinya adalah tradisi,

adat kebiasaan yang telah melembaga dalam masyarakat. Sunnah dalam

pengertian syara’ ialah tradisi yang dikerjakan oleh Rasulullah Saw dan

diteruskan oleh para salaf yang shaleh. Sunnah dalam batasan yang sempit

memiliki makna perbuatan (fiil), ucapan (qaul), dan persetujuan diam (taqrir)

Nabi. Dalam batasan yang sedikit luas, dimasukkan juga perbuatan, fatwa, dan

tradisi yang diintroduksikan oleh para shahabi (atsar shahabi). Sunnah menurut

ahli kalam ialah keyakinan (i’tiqad) yang didasarkan pada dalil naqli bukan

semata bersandar pada pemahaman akal (rasio). Dalam pengertian ahli politik,

sunnah ialah jejak yang ditinggalkanoleh Rasulullah saw dan para khulafaur

rasyidin.

Jadi, yang dimaksud dengan sunni adalah nama bagi kelompok muslim

pendukung sunnah menurut terminology syara’ ahli hadis, ahli kalam dan ahli

politik. Satu prinsip dasar yang dipegang sunni ialah dalam memahami agama

mereka mengambil jalan tengah (wasathan). Mereka berpegang pada asas

keseimbangan yang mengacu pada Al Qur’an dan as-Sunnah dan berusaha

mencari perdamaian antara akal dan naqal, menyeimbangkan antara dunia dan

akhirat, mendamaikan antara fiqh dan tasawuf. 3

3 Nourouzzaman Shiddiqi. 1994. Sunni dalam Perspektif Sejarah, halaman 1

7

Page 11: Kelompok 4 Macam - Macam Mazhab Sunni

C. Macam-macam Mazhab Sunni yang Bertahan

1. Mazhab Hanafi

Kufah merupakan tempat kediaman kebanyakan fuqaha’ islam. Umar

bin Khatab mengutus Abdullah ibn Mas’ud kesana sebagai guru dan hakim

pada tahun 23 H. Setelah itu timbul Hammad ibn Abi Sulaiman, yaitu murid

dari murid-murid Abdullah ibn Mas’ud.

Hammad ibn Abi Suliman menyatukan fiqh An-Nakha’i dengan fiqh

Asy-Sya’bi dan memberikan yang sudah disatukan itu kepada murid-

muridnya, antaranya kepada Abu Hanifah An-Nu’man. Murid-murid nya yang

terkenal adalah Abu Yusuf, Muhammad, Zufar dan Hasan ibn Ziyad. Mereka

bersamaa-sama Abu Hanifah membentuk mazhab Hanafi, pada permulaan

abad kedua Hijrah, diakhir pemerintahn Amamiyah.

Abu Hanifah mempunyai kesanggupan yang tinggi dalam

menggunakan mantiq dan menetapkan hukum syara’dengan qiyas dan ihtisan.

Beliau terkenal dengan ulama yang sangat berhati hati dalam menerima

hadist. Hadist-hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hanafi banyak terkumpul

pada kitab Jami’ul Masanied yagn dikumpulkan oleh Abu Mufid Muhammad

ibn Yusuf Al-Khawarizmi. Pada masa itu terjadi perbedaan pendapat.

a. Dasar-Dasar Madzhab Abu Hanifah

Abu Hanifah adalah seorang imam yang terkemuka dalam bidang

qiyas dan istihsan apabila beliau tidak memperoleh nash dalam

Kitabullah, Sunnatur Rasul atau Ijma’. Abu Hanifah menggunakan lima

dasar dalam menentukan hukumfiqh dalam madzhabnya, ialah:

1. Al-Kitab2. As-Sunnah3. Al-Ijma’4. Al-Qiyas5. Al-Istihsan

8

Page 12: Kelompok 4 Macam - Macam Mazhab Sunni

Pada masa sekarang ini madzhab Hanafi adalah madzhab resmi

negara Mesir, Turki, Syria dan Libanon. Dan madzhab inilah yang dianut

oleh sebagian besar penduduk Afghanistan, Pakistan, Turkistan, muslim

India dan Tiongkok. Lebih sepertiga umat Islam didunia ini yang

menganut mazhab Hanafi.

2. Mazhab Maliki

Negeri Hejaz adalah tempat wahyu dan tempat berkembangnya Sunnah.

Dinegeri inilah didirikan madrasah yang mempunyai corak sendiri, yaitu

Madasah Ali Hijaz atau Madrasah Alil Madinah. Madrasah ini pada mulanya

dibangun oleh Umar ibn Khatab, Abdullah ibn Umar, Zaid ibn Abbas dan

Aisyah. Kemudian madrasah ini dipimpin oleh Fuqaha’ tujuh yaitu:

1. Sa’id ibn Musaiyab2. Abu Bakar ibn Abdur-Rahman3. Urwah ibn Zubair4. Sulaiman ibn Jassar5. Al Qasim ibn Muhammad6. Kharijah ibn Zaid dan7. Ubaidullah ibn Abdillah

Kota Madinah adalah Darul Hijrah, tempat Nabi s.a.w berdiam diam

sesudah hijrah dari Makkah. Kota inilah yang menajdi pusat ahli hadist dan

disnilah lahir Malik ibn Anas Al Ashbahi. Beliau dilahirkan dalam tahun 95

H. Beliau tidak pernah melawat kemana-mana selain pergi berhaji. Beliau

wafat pada tahun 179 H. Dimasa Harun Al Rayid.

Beliau terkenal sebagai pemuka fiqh didaerah Hejaz, menjadi guru Asy

Syafi’i.Malik mempelajari fiqh dari Rabi’ah ibn Rahman dan mempelajari

hadist dari Nafi’, Az Zuhri, Abie Zinad, Yahya ibn Sa’id Al Anshari. Beliau

menyususn sebuah kitab Hadist yang dinamai Al-Muwaththa’. Disusun secara

kitab Fiqh. Isi kitabnya disepakati olehh para ulama.

9

Page 13: Kelompok 4 Macam - Macam Mazhab Sunni

Khalifah Al Manshur pernah bermaksud menjadikan Al-

Muwaththa’sebagai buku peganggan yang harus dianut isinya. Tetapi Malik

menolaknya.

a. Dasar-Dasar Madzhab Maliki

Al-Qadli’Iyadl dalam kitab Al Madarik berkata : “Malik

mendahulukan Kitabullah menurut tertib tiap samarnya. Ya’ni beliau

mendahulukan nash, kemudian yang dhahir, kemudian yang mafhum.

Sesudah itubeliau berpegang kepada As Sunnah. Dalam hal ini beliau

mendahulukan yang mutawatir atas yang masyhur, yang mashur atas

ahad, sebagaimana beliau mendahhulukan yang nash atas yang dhahir dan

yang dhahir atas mafhum.

Sesudah itu beliau berpegang kepada ijma’, baru kemudian beliau

berpegang kepada qiyas. Dalam pada itu Malik tidakmemberi kepada

qiyas kedudukan yang diberikan oleh Abu Hanafiah. Dan terkadang-

kadang beliau mendahulukan amalan ulama-ulama Madinah atas Hadist

ahad.

Selain dari pada itu beliau mempergunakan maslahat mursalah yang

dasar ini telah dipakai oleh Umar dan sahabat-sahabat yang lain. Pada

masa sekarang ini, mazhab Maliki berkembang di Maroko, Aljazair,

Tunusia, Lybia dan dipedalaman Mesir, Sudan, Bahrain dan Kuwait.

Penganut mazhab ini kira-kira berjumlah 45 juta orang.

3. Mazhab Syafi’i

a. Asal – Usul Mazhab Syafi’i

Nama Mazhab Syafi’i diambil dari nama Imam yang menjadi tokoh

utama yang pemikirannya banyak diikutioleh pengikut mazhab ini. Beliau

adalah Imam Syafi’i, yang memiliki nama asli Muhammad bin Idrisbin

Abbas bin Usman bin Syafi’i bin As-Sa’ib bin Ubaid Abdu Yaziz bin

10

Page 14: Kelompok 4 Macam - Macam Mazhab Sunni

Hasyim bin Murhalib bin Abdu Manaf.4 Imam Syafi’i lahir di Ghaza,

Palestina, pada tahun 150 H. Ayah beliau wafat ketika beliau masih berada

dalam kandungan, sehingga beliau dibesarkan dalam keadaan yatim dan

fakir.Dari silsilah Ayahnya, Beliau merupakan anggota dari Suku Quraiys

yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Nabi Muhammad

SAW yang silsilah keduanya bertemu pada Abdul Manaf. Ibunya berasal

dari Suku alAzdi di Yaman.

Setelah ayahnya wafat, Ibunya pindah ke Mekkah yang merupakan

kota leluhurnya. Imam Syafi’i dikaruniai oleh Allah memiliki kecerdasan

yang luar biasa. Diriwayatkan bahwa beliau ketika berumur kurang lebih

10 tahun telah hafal Alquran dan telah pula menguasai kitab Al

Muwaththa’.Di Mekkah beliau banyak belajar hadits dari ulama- ulama

hadits, seperti Muslim bin Khalid dan Sufyan bin Uyainahketika berusia

20tahun. Kemudian Beliau juga belajar pada Imam Maliki di Madinah

selama 7 tahun.Imam Syafi’i sangat mengagumi Bahasa Alquran yang

sangat indah. Oleh karena itu beliau pergi ke kabilah Hudzail untuk

mempelajari dan mendalami Sastra Arab serta mengikuti saran hidup

Muhammad SAW. Karena terlalu fakirannya,Imam Syafi’i sering

memungut kertas yang telah dibuang kemudain digunakannya untuk

menulis hadits.

Karena terdesak oleh kebutuhan hidup, Imam Syafi’i memutuskan

untuk bekerja di Yaman. Namun sayangnya, di sana beliau justru mendapat

musibah. Beliau dituduh terlibat gerakan Syi’ah yang mengharuskan beliau

untuk menghadap Khalifah Harun Al Rasyid di Baghdad.Karena

kecerdasan dan ketinggian ilmunya, atas bantuan Hasan Asy Syaibani,

murid Abu Hanifah, Imam Syafi’i dapat terhindar dari tuduhan tersebut.

4 Djazuli. 2005. Ilmu Fiqh: Penggalian, Perkembangan, dan Penetapan Hukum Islam, halaman 129

11

Page 15: Kelompok 4 Macam - Macam Mazhab Sunni

Beliau tidak dijatuhi hukuman bahkan kemudian berguru kepada Hasan

Asy Syaibani.

Hasan Asy Syaibani pernah belajar kepada Imam Maliki selama 3

tahun. Dari Hasan Asy Syaibani, Imam Syafi’i mendapatkan pelajaran Fiqh

Imam Abu Hanifah selama 2 tahun. Kemudian beliau kembali lagi ke

Mekkah. Pada saat musim haji, banyak ulama – ulama dari berbagai

belahan dunia berkunjung ke Mekkah. Dari situlah Fih Imam Syafi’I mulai

menyevbar di seluruh wilayah Islam. Setelah 7 tahu di Mekkah, Beliau

kembali lagi ke Bahgdad pada tahun 195 H. Beliau memberikan pelajaran

kepada murid – muridnya, diantara yang paling terkenal adalah Ahmad Ibn

Hanbal yang sebelumnya pernah bertemu dengan Beliau di Mekkah.

Setelah 2 tahun di Baghdad, beliau kembali lagi ke Madinah tetapi tidak

lama kemudian pada tahun 198 H, beliau kembali lagi ke Baghdad

kemudian ke Mesir pada tahun 199 H. Di Mesir, Imam Syafi’i

menyampaikan fatwa – fatwanya yang disebut dengan Qaul Jadid.

Sedangkan fatwanya saat di Baghdad disebut Qaul Qadim.Imam Syafi’I

meniniggal pada tahun 204 H atau 822 M di Mesir.

Dari riwayat hidupnya, tampak bahwa Imam Syafi’i meruapakan

ulama fiqih yang memadukan antara metode ijtihad Imam Maliki dengan

Imam Abu Hanifah, sehingga beliau dapat menemukan metode ijtihadnya

sendiri. Sebab bagi Imam Syafi’i ibadah itu harus membawa kepuasan dan

ketenangan dalam hati. Oleh sebab itu diperlukan kehati-hatian. Beliau

sangat berhati-hati dalam berfatwa. Sehingga konsep ikhtiyat (prinsip

kehati-hatian) sangat mewarnai pemikiran Imam Syafi’i.

b. Dalil – Dalil yang Digunakan Mazhab Syafi’i

Untuk mengemukakan fatwanya, Imam Syafi’i mendasarkan pada :

1. Perkataan Sahabat

12

Page 16: Kelompok 4 Macam - Macam Mazhab Sunni

Imam Ahmad Hambali menerima fatwa para sahabat yang tidak

diperselisihkan oleh para sahabat atau ulama yang disebut sebagai

ijma’ .beliau hanya menerima ijma’ dari shabat. Untuk mengambilnya

pun beliau melakukan seleksi.

2. Hadits Mursal

Imam Ahmad Hambali tergolong ulama yang sangat berani dalam

menjadikan hadits Mursal sebagai dasar untuk menetapkan hukum.

Padahal hadits mursal tergolong hadits dhoif. Ada yang meriwayatkan

bahwa Imam Abu Hanifah cenderung menggunakan hadits dhoif

daripada qiyas. Dengan syarat dhoifnya hadits tersebut bukan karena

adanya fakta bahwa salah satu rawinya fasiq atau kadzib.

3. Al Qiyas

Setelah tidak ditemukan lagi jawaban atas persoalan – persoalan yang

dihadapi menggunakan dalil yang tealh disebutkan sebelumnya, baru lah

Imam Ahmad Hambali menggunakan Qiyas sebagai pedoman.

4. Alquran

Alquran adalah pedoman paling utama dalam menentukan hukum islam.

Tidak ada perbedaan antara Imam Ahmad Hambali dengan para Imam

madzhab sebelumnya, beliau menetapkan Al quran sebagai sumber

utama.

5. As Sunah

Imam Ahmad Hambali sangat memperhatikan hadits marfu’ dalam

menetapkan hukum. Jika sudah menemukan hadits yang dimaksud,

maka beliau tidak lagi menggunakan pendapat para sahabat yang

bertentangan.

6. Perkataan Sahabat

Imam Ahmad Hambali menerima fatwa para sahabat yang tidak

diperselisihkan oleh para sahabat atau ulama yang disebut sebagai

13

Page 17: Kelompok 4 Macam - Macam Mazhab Sunni

ijma’ .beliau hanya menerima ijma’ dari shabat. Untuk mengambilnya

pun beliau melakukan seleksi.

7. Hadits Mursal

Imam Ahmad Hambali tergolong ulama yang sangat berani dalam

menjadikan hadits Mursal sebagai dasar untuk menetapkan hukum.

Padahal hadits mursal tergolong hadits dhoif. Ada yang meriwayatkan

bahwa Imam Abu Hanifah cenderung menggunakan hadits dhoif

daripada qiyas. Dengan syarat dhoifnya hadits tersebut bukan karena

adanya fakta bahwa salah satu rawinya fasiq atau kadzib.

8. Al Qiyas

Setelah tidak ditemukan lagi jawaban atas persoalan – persoalan yang

dihadapi menggunakan dalil yang tealh disebutkan sebelumnya, baru lah

Imam Ahmad Hambali menggunakan Qiyas sebagai pedoman.

c. Kitab Karangan Imam Syafi’i

Di Antara kitab – kitab yang beliau karang adalah :

1) Ar Risalah

Kitab ini merupakan kitab Ushul fiqih yang pertama kali dikarang. Di

dalamnya terletak pokok – pokok pikiran Imam Syafi’i dalam

menetapkan hukum.

2) Al Umm

Kitab ini berisi masalah – masalah fiqh yang dibahas berdasarkan

pokok- pokok pikiran beliau yang terdapat pada kitab Ar Risalah

4. Imam Hambali

a. Asal – Usul Mazhab Hambali

Nama Mazhab Hambali diambil dari tokoh Imam yang

pemikirannya banyak diikuti, yaituImam Ahmad bin Hambal. Beliau lahir

14

Page 18: Kelompok 4 Macam - Macam Mazhab Sunni

di Baghdad, bulan Rabi’ul Awal tahun 164 H. Bapak dan Ibunya berasal

dari kabilah Asya’bani bagian dari Kabilah di Arab.5 Imam Ahmad hambal

sudah menjadi yatim sejak beliau masih kecil.

Sejak kecil sudah tampak minatnya pada agama, beliau menghafal

Alquran, mendalami Bahasa Arab, belajar Hadits, Atsar sahabat dan tabi;in

serta sejarah Nabi, dan para sahabat. Beliau belajar Fiqh dari Abu Yusuf,

murid dari Abu Hanifah, dan dari Imam Syafi’i, tetapi perhatiannya pada

hadits ternyata lebih besar. Beliau belajar Hadits di Baghdad, Basrah,

Kufah, Mekkah, Madinah, dan Yaman. Beliau selalu menuliskan hadits

dengan perowi – perowinya dan cara ini pun diharuskannya kepada murid

– muridnya.6

Imam Hambali memiliki kepribadian yang sangat sabar dan ulet,

memiliki keinginan yang kuat dan teguh dalam pendirian, juga ikhlas

dalam perbuatannya. Beliau menentang pendapat Muktazilah, bahkan

sampai pernah dijatuhi hukuman dan dipenjara oleh Khalifah al-Ma’mum

yang merupakan penganut Muktazilah. Keika kalifah Al Ma’mum wafat,

beliau masih tetap berada di dalam penjara, yaitu di masa Mu’tashim

Billah. Sekeluarnya dari penjara, beliau mengalami sakit – sakitan dan

akhirnya wafat pada tahun 241 H.

Imam Hambali dikenal sebagai Imam yang tidak percaya terhadap

Ijma’. Setelah mendasarkan pada Alquran dan As sunnah, beliau memakai

qaul para sahabat. Bahkan ucapannya yang sangat terkenal, yaitu ; “ Siapa

yang menyatakan terdapat Ijma’, maka dia adalah pendusta”. Namun ijma’

yang dimaksud yang ditentang oleh beliau adlah ijma’ sesudah masa

sahabat. Seperti yang telah dijelaskan di atas, beliau lebih banyak

5 Djazuli. 2005. Ilmu Fiqh: Penggalian, Perkembangan, dan Penetapan Hukum Islam, halaman 1326 Djazuli. 2005. Ilmu Fiqh: Penggalian, Perkembangan, dan Penetapan Hukum Islam, halaman 132

15

Page 19: Kelompok 4 Macam - Macam Mazhab Sunni

perhatiannya terhadap hadits, namun ini bukan berarti beliau tidak

memakai fiqh dalam memutuskan fatwanya. Beliau memiliki ciri khas

tersendiri dalam caranya berijtihad.

Tokoh yang mengembangkan Mazhab Hambali yang terkenal dan

pengaruhnya masih terasa hingga saat ini adalah Ibnu Taimiyah. Beliau

lahir kurang lebih 450 tahun setelah Imam Hambali wafat. Murid dari Ibnu

Taimiyah adalah Ibnu Qoyyim.

b. Dalil – Dalil yang Digunakan Mazhab Hambali

1. Alquran

Alquran adalah pedoman paling utama dalam menentukan hukum islam.

Tidak ada perbedaan antara Imam Syafi’i dengan para Imam madzhab

sebelumnya, beliau menetapkan Al quran sebagai sumber utama.

2. As Sunah

Sebagaimana pendahulunya, Imam Syafi’I memposisikan as Sunnah

sebagai dalil kedua setelah alquran. Hanya perbedaannya adalah dalam

penggunaannya, Imam Syafi’I tidak mensyaratkan kriteria hadits

sebagaimana Imam Abu Hanifah dan Imam Maliki.

3. Al Ijma’

Imam Syafi’i berpandangan bahwa kemungkinan ijma’ yang berarti

persamaan faham atau kesepakatan seluruh ulama’ atas suatu persoalan

pada atu masa merupakan hal yang sulit terjadi, karena jauhnya jarak

dan sulitnya komunikasi di Antara para ulama tersebut. Namun

demikian beliau tetap mengakui adanya ijma’ dan memeganginya

sebagai dalil, dan yang kemungkinan terjadi adalah ijma’ sahabat dalam

persoalan – persoalan tertentu. 7 (Pokja Akademik, 2005 : 115)

4. Perkataan Sahabat

5. Al Qiyas7 Yusuf, Muhammad, dkk. 2005. Fiqh dan Ushul Fiqh, halaman 115

16

Page 20: Kelompok 4 Macam - Macam Mazhab Sunni

6. Al Istishab

Istishab adalah membiarkan berlangsungnya suatu hokum yang sudah

ditetapkan pada masa lampau dan amsih diperlukan ketentuannya

hingga ada dalil lain yang menggantikannya. 8 (Pokja Akademik, 2005 :

116). Istishhab didasarkan pada asumsi bahwa hukum fiqh yang ada bisa

diterapkan pada setiap waktu dan tetap sah sepanjang waktu selama

tidak ada aturan lain yang datang kemudian.

c. Kitab Karangan Imam Hambali

Imam Hambali tidak menulis kitab-kitabnya sendiri, meskipun

beliau memiliki catatan hadits sendiri. Kitab Musnad Ahmad Ibn Hanbal

dalam hadits, disusun, dan dikumpulkan oleh putranya yang bernama

Abdullah. Bahkan untuk masalah fiqih, Imam Ahmad tidak mencatatnya.

Fiqih Imam Ahmad kemudian ditulis oleh murid – muridnya. Di Antara

murid – muridnya adalah : Abdullah bin Ahmad, Abu Bakar al Asdom,

Abdul Malik, Al Malmuny, Ibrahim bin Ishak, Al Hasbi, dll. Murid –

muridnya ini menulis risalah – risalah dan melaksanakannya berdasarkan

fiqih yang ditermia dari Imam Hambali. 9 (Djazuli, 2012 : 133)

D. Macam-Macam Madzab Sunni yang sudah lenyap

1. Madzab Auza’i

Nama pendiri Abdurrohman Bin Muhammad Al-Auza’I abad 88 H. Ulama

yang menentang penggunakan Al-Qiyas secara berlebihan. Beliau senaniasa

mengembalikan furu’ pada hadits nabi tanpa melakukan kajian Al-Qiyas.

Beliau menghabiskan sebagian hidup di Beirut sampai wafat 157 H. Terus

akan tetapi madzhab dikenal di Syiria,Yordania,Andalusia dan Spanyol .

8 Yusuf, Muhammad, dkk. 2005. Fiqh dan Ushul Fiqh, halaman 1169 Djazuli. 2005. Ilmu Fiqh: Penggalian, Perkembangan, dan Penetapan Hukum Islam, halaman 133

17

Page 21: Kelompok 4 Macam - Macam Mazhab Sunni

2. Madzhab Latsi

Pendiri Imam Laits bin Sa’ad yang lahir pada 94H. Dalil-dalil yang beliau

gunakan dalam melakukan kajian hukum hamper sama dengan para Imam

lainnya tetapi beliau tidak sependapat dengan Imam Malik dalam tradisi

masyarakat Madinah sebagai dalil menetapkan suatu hukum.

3. Madzhab Tsauri

Madzhab ini dikembangkan oleh ulama terkemuka di kufah yang bernama

Imam Sufyan ats-Tsauri yang lahir pada tahun 97 H. Imam Tsauri adalah

ulama yang hidup semasa dengan Imam Abu Hanifah, akan tetapi mereka

mempunyai pandangan yang berbeda dalam penggunaan al-qiyas dan al-

istihsan.

4. Madzhab Dhahiri

Madzhab ini dipelopori oleh DAwud bin Ali al-Ashabahani yang lahir pada

tahun 202 H. Beliau belajar fiqh dari murid-murid Imam asy-Syafi’i, oleh

karenanya diriwayatkan pada mulanya beliau bermadzhab asy-Syafi’i namun

beliau mengkritik madzhab Syafi’I tersebut karena menurutnya asy-syafi’i

tidak konsisten dengan menggunakan al-qiyas dan al-istihsan adalah sama.

Kemudian beliau menggunakan cara tersendiri dalam kajian hukumnya, yakni

dengan menekankan pada pemahaman literalis yakni berpegang pada makna

harfiyah atau dhahir nash al-quran maupun as-sunnah, oleh karenanya,

madzhabnya disebut dengan madzhab dhahiri, hal ini berlainan dengan nama

madzhab-madzhab lain yang dinisbatkan dari metode kajian hukumnya.

E. Faktor Penyebab Eksis dan Lenyapnya Suatu Madzhab

1. Faktor-faktor Penyebab Eksisnya Suatu Madzhab

a. Adanya para murid dan pengikut yang turut menyebarkan pemikiran-

pemikiran madzhab tersebut.

b. Adanya karya-karya peninggalan madzhab yang masih bisa diakses dan

dipelajari oleh generasi berikutnya

18

Page 22: Kelompok 4 Macam - Macam Mazhab Sunni

c. Adanya pengaruh dan campur tangan penguasa dalam menentukan

kebijakan dan aturan-aturan hukum suatu negeri

2. Faktor-faktor Penyebab Lenyapnya Suatu Madzhab

a. Adanya pengaruh dari kebijakan penguasa

b. Tidak adanya karya-karya peninggalan madzhab yang memadai

c. Faktor-faktor para murid dan para pengikut

19

Page 23: Kelompok 4 Macam - Macam Mazhab Sunni

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Madzhab dalam islam muncul karena adanya perbedaan pemahaman

pemikiran, perbedaan politik, meluasnya wilayah islam, dan perbedaan

budaya.

2. Mazhab Sunni adalah adalah nama bagi kelompok muslim pendukung sunnah

menurut terminologi syara’ ahli hadis, ahli kalam dan ahli politik.

3. Mazhab Sunni dibagi menjadin dua, yaitu mazhab yang masih bertahan

(Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hanbali) dan mazhab yang sudah lenyap ( Auza’i,

Latsi, Tsauri, dan Dlahiri).

4. Beberapa hal yang menyebabkan suatu mazhab tetap ada, antara lain :

adanya para murid dan pengikut yang turut menyebarkan pemikiran-

pemikiran madzhab tersebut, Adanya karya-karya peninggalan madzhab yang

masih bisa diakses dan dipelajari oleh generasi berikutnya, Adanya pengaruh

dan campur tangan penguasa dalam menentukan kebijakan dan aturan-aturan

hukum suatu negeri. Sedangakan beberapa hal yang menyebabkan suatu

mazhab lenyap antara lain : Adanya para murid Faktor-faktor Penyebab

Lenyapnya Suatu Madzhab, Adanya pengaruh dari kebijakan penguasa,

Tidak adanya karya-karya peninggalan madzhab yang memadai, Faktor-

faktor para murid dan para pengikut.

20

Page 24: Kelompok 4 Macam - Macam Mazhab Sunni

DAFTAR PUSTAKA

Ash Shiddiedy, Hasbi. 1974. Pengantar Ilmu Fiqih. Jakarta: Bulan Bintang

Djazuli. 2005. Ilmu Fiqh : Penggalian, Perkembangan, dan Penerapan Hukum Islam.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Hanafi, A.1984. Pengantar dan Sejarah Hukum Islam. Jakarta: Bulan Bintang

Shiddiqi, Nourouzzaman. 1994. Sunni dalam Perspektif Sejarah. Jurnal Al Jamiah

no.57

Yusuf, Muhammad, dkk. 2005. Fiqh dan Ushul Fiqh. Yogyakarta: Pokja Akademik

UIN Sunan kalijaga

21

Page 25: Kelompok 4 Macam - Macam Mazhab Sunni

LAMPIRAN

Daftar pettanyaan yang diajukan oleh anggota kelompok :

1. Apa yang dimaksud mzhab Sunni ? Lina

2. Apa saja factor yang menimbulkan berdirinya mazhab? Lina

3. Apakah macam-macam mazhab suni? fahri

4. Bagaimana mazhab hanafi dan perkembangannya? riski

5. Bagaimana mazhab maliki dan perkembangannya? riski

6. Bagaimana mazhab syafii dan perkembangannya? lisa

7. Bagaimana mazhab hambali dan perkembangannya? lisa

8. Faktor apa yang menyebabkan mazhab Sunni tetap digunakan hingga saat

ini ?? harjuna

22