kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat …digilib.unila.ac.id/45210/3/skripsi tanpa bab...

78
KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT OLEH NOTARIS DI LUAR WILAYAH KERJANYA (Studi Notaris di Bandar Lampung) (Skripsi) Oleh: PUTRI AYU PARAMESWARI NPM 1412011339 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: others

Post on 29-Dec-2019

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT

OLEH NOTARIS DI LUAR WILAYAH KERJANYA

(Studi Notaris di Bandar Lampung)

(Skripsi)

Oleh:

PUTRI AYU PARAMESWARI

NPM 1412011339

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

ABSTRAK

KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT

OLEH NOTARIS DI LUAR WILAYAH KERJANYA

(Studi Notaris di Bandar Lampung)

Oleh

PUTRI AYU PARAMESWARI

Notaris dalam menjalankan jabatannya harus sesuai dengan Undang-Undang

Jabatan Notaris (UUJN) dan Kode Etik Notaris. Salah satu kewenangan Notaris

yaitu membuat akta otentik dan salah satu akta otentik tersebut adalah Akta

Jaminan Fidusia (AJF). Pembuatan AJF harus dibuat sesuai dengan wilayah

jabatan Notaris itu sendiri. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah

pelaksanaan pembuatan AJF yang dibuat oleh notaris, bagaimanakah kedudukan

hukum AJF yang dibuat oleh notaris di luar wilayah kerjanya, dan apakah

pengawasan yang dilakukan terhadap notaris apabila terdapat akta jaminan fidusia

yang dibuat oleh notaris di luar wilayah kerjanya?

Penelitian ini adalah penelitian normatif empiris, dengan tipe penelitian deskriptif

dan pendekatan yuridis-empiris. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik

wawancara dan studi pustaka. Analisis data dilakukan secara kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembuatan AJF harus sesuai dengan UU

Jaminan Fidusia (UUJF). Syarat formal harus sesuai Pasal 5 UUJF yaitu dibuat

dalam bahasa Indonesia dan merupakan AJF. Syarat materil sesuai Pasal 6 UUJF

yaitu memuat identitas para pihak, data perjanjian pokok yang dijamin fidusia,

uraian mengenai benda yang menjadi objek, nilai penjaminan, dan nilai benda

yang menjadi objek. Proses pembuatan AJF yaitu penerima fidusia menghadap

notaris dan pembuatan AJF dilakukan. Setelah AJF telah dibuat maka harus

dilakukan pendaftaran AJF untuk mendapatkan sertifikat jaminan fidusia.

Kedudukan hukum AJF yang dibuat di luar wilayah kerja Notaris adalah akta

yang bersangkutan kehilangan dan berkedudukan sebagai akta di bawah tangan.

Notaris memiliki pengecualian untuk membuat akta di luar wilayah kerjanya yaitu

dalam penyerahan surat wasiat rahasia atau surat wasiat olografis tertutup untuk

dibuka oleh Balai Harta Peninggalan termasuk dalam tugas jabatan Notaris dan

penyerahan surat-surat wasiat harus dilakukan kepada Balai Harta Peninggalan di

Page 3: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

dalam daerah siapa warisan tersebut terbuka, dalam hal tersebut Notaris

diperbolehkan untuk membuat akta di luar wilayah kerjanya. Pengawasan

dilakukan oleh Majelis Kehormatan Notaris dan Majelis Pengawas Daerah serta

sanksi yang diberikan apabila Notaris terbukti membuat akta di luar wilayah

kerjanya adalah dengan memberikan peringatan tertulis, pemberhentian

sementara, dan diberhentikan secara hormat.

Kata Kunci: Kedudukan Hukum, Akta, Notaris, Wilayah Jabatan

Page 4: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT

OLEH NOTARIS DI LUAR WILAYAH KERJANYA

(Studi Notaris di Bandar Lampung)

Oleh

PUTRI AYU PARAMESWARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA HUKUM

Pada

Bagian Hukum Keperdataan

Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di
Page 6: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di
Page 7: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di
Page 8: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

i

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bandar Lampung pada tanggal 19

September 1996 sebagai anak pertama dari empat

bersaudara, putri dari pasangan Bapak Bambang Sugiono

Tamin dan Ibu Triandari Lestianingrum.

Riwayat pendidikan formal yang penulis tempuh dan

selesaikan adalah Sekolah Dasar Kartika II-5 Bandar

Lampung lulus pada tahun 2008, Sekolah Menengah Pertama Darma Bangsa

Bandar Lampung lulus pada tahun 2011, dan Sekolah Menengah Atas Darma

Bangsa Bandar Lampung pada tahun 2014. Pada tahun yang sama penulis

terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung. Pada tahun

tahun 2017, penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sidowaras

Kecamatan Bumi Ratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif mengikuti seminar daerah maupun

nasional dan organisasi kemahasiswaan yaitu terdaftar sebagai anggota Badan

Intelektual Muda (BIM) Fakultas Hukum Universitas Lampung pada tahun 2014-

2015, anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum Universitas

Lampung pada tahun 2015-2016, anggota Persatuan Mahasiswa Hukum untuk

Seni (PERSIKUSI) pada tahun 2014-2016, menjabat sebagai Wakil Gubernur

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum Universitas Lampung pada

Page 9: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

ii

tahun 2016-2017 serta pada tahun 2014-2016 aktif menjadi penyiar salah satu

radio di Bandar Lampung.

Page 10: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

iii

M O T O

Manusia berencana, Allah yang mementukan.

Dan orang-orang yang berusaha untuk (mencari keridaan) Kami

Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.

(Q.S. Al-Ankabut: 69)

Allah tidak akan mempercepat atau memperlambat sesuatu

melainkan untuk kebaikan kita.

Boleh jadi kamu membenci sesuatu namun ia amat baik bagimu

dan boleh jadi engkau mencintai sesuatu namun ia amat buruk bagimu

Allah Maha Mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.

(Q.S. Al Baqarah: 216)

Page 11: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

iv

PERSEMBAHAN

Atas Ridho Allah SWT dan dengan segala kerendahan hati

Kupersembahkan skripsi ini kepada:

Kedua Orangtuaku Tercinta

Bapak Bambang Sugiono Tamin dan Ibu Triandari Lestianingrum

serta Eyang Kakung Sudarto dan Eyang Putri Halipah

yang selalu sabar yang selama ini telah memberikan cinta, kasih sayang,

kebahagian, pengorbanan, motivasi, nasihat serta semangat melalui bait doa,

setiap tetesan keringat, setiap langkah kaki, yang semuanya hanya untuk

keberhasilan masa depan dan kebahagiaanku

Adik-adikku Tersayang Tika, Juna, dan Ica

terimakasih atas perhatian dan semangat

yang telah kalian berikan

Almamater

Universitas Lampung

Page 12: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

v

SANWACANA

Alhamdulillahirabbil alamin, segala puji dan syukur penulis ucapkan atas

kehadirat Allah SWT, sebab karena hanya dengan kehendak-Nya, maka penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Kedudukan Hukum Akta Jaminan

Fidusia yang dibuat Notaris di luar Wilayah Kerjanya” (Studi Notaris di Bandar

Lampung).

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Lampung. Penulis menyadari bahwa

dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapatkan

bimbingan dan saran dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini

penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Armen Yasir (Alm), S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Lampung.

2. Bapak Prof. Dr. I Gede Wiratama, S.H., M.H., selaku Wakil Dekan Bidang

Akademik dan Kerjasama Fakultas Hukum Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. Sunaryo, S.H, M.Hum., selaku Ketua Bagian Hukum Keperdataan

Fakultas Hukum Universitas Lampung.

4. Ibu Rilda Murniati, S.H., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing I yang telah

banyak membantu penulis dengan penuh kesabaran, kesediaan meluangkan

Page 13: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

vi

waktunya, mencurahkan segenap pemikirannya, memberikan bimbingan,

saran, dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Selvia Oktaviana, S.H., M.H., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, masukan dan saran kepada penulis dalam proses

penyusunan sampai dengan selesainya skripsi ini.

6. Bapak Dr. M. Fakih, S.H., M.S., selaku Dosen Pembahas I yang telah

memberikan masukan dan saran kepada penulis dalam proses perbaikan

skripsi ini.

7. Bapak Depri Liber Sonata, S.H., M.H., selaku Dosen Pembahas II yang telah

memberikan masukan dan saran kepada penulis dalam proses perbaikan

skripsi ini.

8. Ibu Rehulina, S.H., M.H., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingan dan arahan selama saya menempuh pendidikan di

Fakultas Hukum Universitas Lampung;

9. Para narasumber: Notaris Tony Azhari, S.H., Notaris Asvi Maphilindo Volta,

S.H. dan Ibu Sri Yuliani S.H., M.H., atas informasi dan bantuan yang

diberikan selama pelaksanaan penelitian.

10. Seluruh dosen dan karyawan/i Fakultas Hukum Universitas Lampung,

khususnya Dosen Bagian Hukum Keperdataan yang penuh dedikasi dalam

memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis, serta segala bantuan secara

teknis maupun administratif yang diberikan kepada penulis selama

menyelesaikan studi.

11. Sahabat CELLIku Jihan Al Litani, Hani Regina Sari, Virenia Phalosa Rimau,

Nita Triani, Nadya Dwi Putri, Nyiayu Ryanti, Karina Gita , Yuenchi Arwindi

Page 14: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

vii

terimakasih atas segala bantuan, semangat serta canda tawa selama masa

perkuliahan ini, semoga kelak kita bisa sukses bersama-sama.

12. Sahabat-sahabatku Zehan Adela, Arninda Rahman, Maharani Anissa Santun,

Nimas Pertiwi, Aria Rizky Utami, Lany Parma Sari, Dani Alfarizi, Sonya

Ruslan, Audrya Chandra, Selly Permata Bunda terimakasih atas segala

bantuan, semangat, serta kebersamaan selama ini semoga kelak kita semua

bisa menjadi orang yang sukses.

13. Teman-teman Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum UNILA

2014-2016 yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu terimakasih

atas segala pengalaman serta pelajaran yang telah kita lewati.

14. Teman-teman PERSIKUSI FH UNILA 2014-2016 yang tidak bisa penulis

sebutkan namanya satu persatu terimakasih atas segala keceriaan yang telah

kalian berikan selama ini.

15. Teman-teman seperjuangan HIMA Perdata yang tidak bisa penulis sebutkan

namanya satu persatu terimakasih atas segala bantuan dan motivasi yang telah

kalian berikan selama ini.

16. Teman-teman seperbimbingan Jihan Al Litani, Tiara Ratu Puspita Hakim,

Darwin Ricardo, Credho Leonardo, Aria Alim Wijaya terimakasih kawan-

kawan atas segala bantuan semoga kita bisa selalu kompak dan sukses untuk

kedepannya.

17. Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Hukum Unila yang

tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu terimakasih atas segala ilmu

dan kebersamaan yang telah diberikan.

Page 15: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

viii

18. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam

penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu namanya.

Semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis akan mendapatkan

balasan pahala yang besar di sisi Allah SWT dan akhirnya penulis berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Bandar Lampung, 17 Oktober 2018

Penulis

Putri Ayu Parameswari

Page 16: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

ix

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... v

PERNYATAAN ................................................................................................ vi

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... vii

MOTO ................................................................................................................ ix

PERSEMBAHAN .............................................................................................. x

SANWACANA .................................................................................................. xi

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xv

I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 7

C. Ruang Lingkup .............................................................................................. 7

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................ 8

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 10

A. Fungsi dan Kewenangan Notaris Sebagai Pejabat Umum ............................ 10

1. Sejarah Pengaturan Notaris di Eropa ..................................................... 10

2. Sejarah Pengaturan Notaris di Indonesia ............................................... 14

3. Notaris sebagai Pejabat Umum .............................................................. 18

4. Kewenangan Notaris .............................................................................. 19

5. Ikatan Notaris Indonesia (I.N.I) ............................................................ 21

6. Kode Etik Notaris .................................................................................. 22

7. Domisili Hukum Notaris ........................................................................ 25

B. Akta dan Kekuatan Pembuktian Akta ........................................................... 27

1. Pengertian Akta dan Jenis-jenis Akta .................................................... 27

2. Kekuatan Pembuktian Akta ................................................................... 31

C. Tinjauan Umum Jaminan Fidusia ................................................................. 34

1. Pengertian Jaminan ................................................................................. 34

2. Pengertian Jaminan Fidusia..................................................................... 35

3. Objek Jaminan Fidusia ............................................................................ 36

4. Subjek Jaminan Fidusia .......................................................................... 37

D. Majelis Pengawas Notaris dan Majelis Kehormatan Notaris......................... 38

Page 17: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

x

1. Kewenangan Majelis Pengawas Daerah................................................... 39

2. Kewajiban Majelis Pengawas Daerah...................................................... 40

3. Kewenangan Majelis Pengawas Wilayah...................................... ......... 40

4. Kewajiban Majelis Pengawas Wilayah....................................... ............ 41

5. Kewenangan Majelis Pengawas Pusat...................................... .............. 41

6. Majelis Kehormatan Notaris...................................... ............................. 42

E. Kerangka Pikir .............................................................................................. 44

III. METODE PENELITIAN .......................................................................... 47

A. Jenis Penelitian ............................................................................................. 48

B. Tipe Penelitian .............................................................................................. 49

C. Pendekatan Masalah ...................................................................................... 49

D. Data dan Sumber Data .................................................................................. 50

E. Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 52

F. Metode Pengolahan Data...................................... ........................................ 54

G. Analisis Data ................................................................................................. 55

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 56

A. Pelaksanaan Pembuatan Akta Jaminan Fidusia yang dibuat oleh Notaris di

Bandar Lampung ........................................................................................... 56

1. Syarat Pembuatan Akta Otentik .............................................................. 56

2. Sistematika Pembuatan Akta Otentik ...................................................... 57

3. Syarat Pembuatan Akta Jaminan Fidusia...................................... .......... 60

4. Prosedur Pembuatan Akta Jaminan Fidusia...................................... ...... 61

B. Kedudukan Hukum Akta yang dibuat Notaris serta Pengecualian Notaris dalam

membuat Akta di luar Wilayah Kerjanya................................................ ....... 63

1. Kedudukan Hukum Notaris................................................ ........................ 64

2. Kedudukan Hukum Akta Otentik................................................ ............... 64

3. Kewajiban Notaris membuat Aktta di dalam Wilayah Kerjanya................ 65

4. Kedudukan Hukum Akta Jaminan Fidusia yang dibuat Notaris di luar

Wilayah Kerjanya... ................................................................................... 67

5. Pengecualian Notaris dalam membuat Akta di luar Wilayah Jabatannya... 70

C. Pengawasan Terhadap Notaris Apabila Terdapat Akta Jaminan Fidusia yang

dibuat di luar Wilayah................................................ .................................... 72

1. Pihak yang Berwenang melakukan Pengawasan terhadap Notaris.......... .. 72

2. Prosedur Pemberian Sanksi terhadap Notaris yang membuat Akta Jaminan

Fidusia di luar Wilayah Kerjanya................................................ .............. 75

V. PENUTUP ..................................................................................................... 86

A. Kesimpulan ................................................................................................... 86

B. Saran ............................................................................................................. 87

DAFTAR PUSTAKA

Page 18: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hubungan hukum dalam masyarakat dapat diikat dalam suatu perjanjian tertulis.

Perjanjian tertulis dapat dibuat dalam bentuk akta otentik ataupun akta di bawah

tangan. Berdasarkan Pasal 1868 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(selanjutnya disingkat KUHPdt), akta otentik adalah suatu akta yang (dibuat) di

dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang (selanjutnya disingkat UU),

dibuat oleh atau di hadapan pejabat-pejabat umum yang berwenang untuk itu, di

tempat di mana akta dibuatnya. Pejabat umum yang berwenang untuk membuat

akta otentik adalah notaris.

Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (selanjutnya

disingkat UUJN) menentukan bahwa notaris adalah pejabat umum yang

berwenang untuk membuat akta otentik dan memiliki kewenangan lainnya

sebagaimana dimaksud dalam UU ini atau berdasarkan UU lainnya. Istilah

Notaris pada dasarnya berasal dari bahasa Latin, notarius yaitu nama yang

diberikan pada orang-orang Romawi dimana tugasnya adalah menjalankan

pekerjaan menulis atau orang-orang yang membuat catatan pada masa itu. Notaris

dalam menjalankan jabatannya pada awalnya didasarkan pada

ketentuan Reglement Op het Notaris-ambt in Indonesie No. 1860 (Stb. No.3) yang

Page 19: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

2

mulai berlaku 1 Juli 1860. Peraturan ini berlaku hingga dikeluarkannya Undang-

Undang No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. Pada tahun 2014 dikeluarkan

Undang-Undang No. 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris sebagai revisi dari

Undang-Undang No. 30 Tahun 2004.1 Notaris sebagai suatu profesi memiliki

persatuan perhimpunan organisasi profesi. Satu-satunya organisasi notaris yang

diatur dalam UUJN adalah Ikatan Notaris Indonesia (INI). Fungsi INI adalah

untuk mengakomodir kepentingan-kepentingan notaris yang terkait dengan

organisasi itu sendiri.2

Kewenangan Notaris menurut Pasal 15 UUJN adalah membuat akta otentik

mengenai semua perbuatan, perjanjian dan ketetapan yang diharuskan oleh

peraturan perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki oleh yang

berkepentingan, untuk dinyatakan dalam akta otentik, menjamin kepastian tanggal

pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan akta,

semuanya sepanjang pembuatan akta tersebut tidak ditugaskan atau dikecualikan

kepada pejabat atau orang lain yang ditetapkan oleh UU. Selanjutnya

mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal pembuatan surat di

bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus (legalisasi). Notaris juga

mempunyai wewenang untuk membantu pemerintah dalam melayani masyarakat

dalam menjamin kepastian, ketertiban, dan perlindungan hukum melalui akta

otentik yang dibuat oleh atau di hadapannnya, mengingat akta otentik sebagai alat

bukti terkuat dan memiliki nilai yuridis yang esensial dalam setiap hubungan

hukum bila terjadi sengketa dalam kehidupan masyarakat.

1 Freddy Harris dan Lenny Helena, Notaris Indonesia, Jakarta: PT Lintas Cetak Djaja,

2017, hlm. 28. 2 Ibid., hlm. 52.

Page 20: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

3

Wewenang notaris meliputi empat hal. Pertama, notaris harus berwenang

sepanjang yang menyangkut akta yang dibuat itu. Kedua, notaris harus berwenang

sepanjang mengenai orang, untuk kepentingan siapa akta itu dibuat. Notaris tidak

diperbolehkan membuat akta, di dalam mana notaris sendiri, istrinya, keluarga

sedarah atau keluarga semenda3 dari notaris itu dalam garis lurus tanpa

pembatasan derajat dan dalam garis ke samping sampai dengan derajat ketiga,

baik secara pribadi maupun melalui kuasa, menjadi pihak. Maksud dan tujuan dari

ketentuan ini ialah untuk mencegah terjadinya tindakan memihak dan

penyalahgunaan jabatan. Ketiga, notaris harus berwenang sepanjang mengenai

tempat, dimana akta itu dibuat. Bagi setiap notaris ditentukan daerah hukumnya

(daerah jabatannya) dan hanya di dalam daerah yang ditentukan baginya itu ia

berwenang untuk membuat akta otentik. Keempat, notaris harus berwenang

sepanjang mengenai waktu pembuatan akta itu. Notaris tidak boleh membuat akta

selama ia masih cuti atau dipecat dari jabatannya, demikian juga notaris tidak

boleh membuat akta sebelum ia memangku jabatannya (sebelum diambil

sumpahnya).4

Akta otentik yang dibuat oleh notaris merupakan sebuah alat pembuktian untuk

menyatakan adanya suatu perbuatan hukum yang dilakukan oleh para pihak dan

sengaja dibuat untuk dijadikan alat bukti. Akta itu dikatakan otentik apabila

dibuat di hadapan pejabat yang berwenang. Otentik artinya sah. Notaris adalah

pejabat yang berwenang membuat akta, maka akta yang dibuat di hadapan notaris

adalah akta yang otentik atau akta itu sah. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa

3 Satu pertalian kekeluargaan karena perkawinan, yaitu pertalian antara salah seorang

dari suami isteri dan keluarga sedarah dari pihak lain. 4 G.H.S. Lumban Tobing, Peraturan Jabatan Notaris, Cet 3, Jakarta: Erlangga, 1996,

hlm. 49.

Page 21: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

4

seringkali masyarakat membuat perjanjian yang ditulis sendiri oleh pihak-pihak

dan tidak dibuat di hadapan notaris. Tulisan yang demikian disebut akta di bawah

tangan. Akta di bawah tangan dibuat oleh mereka sendiri, tidak disaksikan oleh

pejabat umum. Isinya tidak ada kepastian. Tanggalnya tidak pasti, artinya apa

betul ditanggali sebenarnya atau ditandatangani oleh pihak yang bersangkutan,

apakah isinya benar menurut hukum. Serba tidak ada kepastian.5 Suatu perjanjian

tidak harus dibuat dalam bentuk akta otentik, kecuali terhadap bentuk-bentuk

perjanjian tertentu yang diwajibkan oleh UU harus dibuat dalam bentuk akta

notaris atau akta otentik, seperti akta jaminan fidusia. Selain akta-akta yang telah

ditetapkan oleh UU untuk dibuat secara otentik, maka para pihak diberikan

kebebasan untuk memilih apakah akan membuat suatu perjanjian dalam bentuk

akta otentik ataukah cukup dalam bentuk akta di bawah tangan.6

Akta jaminan fidusia merupakan perjanjian pengikut atau tambahan (accesoir)

dari perjanjian pokok yang telah dibuat sebelumnya yaitu perjanjian kredit. Bank

dalam melakukan perjanjian kredit juga melakukan perjanjian pengikatan

jaminan (accesoir) sebagai penerapan salah satu prinsip 5 c yaitu collateral

atau agunan, maka saat dipenuhi syarat perjanjian kredit pada bank harus diikat

dengan adanya jaminan. Jaminan dalam perjanjian kredit dibuat dalam suatu akta

jaminan yang meliputi Akta Pembebanan Hak Tanggungan (APHT) maupun akta

jaminan fidusia sebagai akta pelengkap pada akta perjanjian kredit.7 Di dalam

5 A. Kohar, Notaris dalam Praktek Hukum, Bandung: Alumni, 1983, hlm. 24-30.

6 Arko Kanadianto, Perjanjian Sebaiknya Akta Notaris atau Bawah Tangan?,

http://arkokanadianto.com/2017/05/perjanjian-sebaiknya-akta-notaris-atau-bawah-tangan/ diakses

pada Kamis, 22 Maret 2018-10.45 WIB. 7 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Jakarta : Prenada Media, 2005,

hlm. 20.

Page 22: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

5

menjalankan prakteknya, di luar jaminan pokok yaitu jaminan hak tanggungan,

terdapat banyak pihak yang menyertakan akta jaminan fidusia sebagai jaminan

tambahan atas kekurangan nilai dari jaminan pokok tersebut. Di dalam pembuatan

akta jaminan fidusia terdapat kemungkinan bahwa objek yang dijadikan jaminan

fidusia berada di luar wilayah kerja notaris dan perjanjian dibuat di luar wilayah

kerja notaris. Sebagai contoh, bagaimana apabila terdapat seseorang yang

melakukan suatu perjanjian fidusia dimana perjanjian tersebut dilakukan di

Bandar Lampung dan objek berada di Bandar Lampung, sedangkan pihak tersebut

ingin membuat akta perjanjian fidusia dengan menggunakan Notaris yang berada

di DKI Jakarta. Hal tersebut dapat mempengaruhi kedudukan seorang Notaris

yang hanya memiliki wilayah kerja satu Provinsi dan dilarang untuk membuat

akta di luar wilayahnya.

Notaris dalam menjalankan tugasnya harus tunduk pada UUJN dan Kode Etik

Notaris, begitupun dalam hal pembuatan akta. Pasal 18 UUJN menentukan bahwa

seorang notaris hanya berkedudukan di satu tempat di kota/kabupaten, dan

memiliki kewenangan wilayah jabatan seluruh wilayah provinsi dari tempat

kedudukannya. Berdasarkan ketentuan tersebut, notaris harus berwenang

sepanjang mengenai tempat dimana akta dibuat maksudnya setiap notaris

ditentukan wilayah jabatannya sesuai dengan tempat kedudukanya. Untuk itu

notaris hanya berwenang membuat akta yang berada di dalam wilayah jabatannya.

Notaris dalam menjalankan tugasnya wajib bertanggung jawab terhadap Kode

Etik Notaris dan UUJN dengan membuat akta di dalam wilayah jabatannya.

Page 23: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

6

Apabila Notaris membuat akta di luar wilayah jabatannya berarti Notaris tersebut

telah melanggar ketentuan yang ada dalam UUJN. 8

Berdasarkan Pasal 17 UUJN yang mengatur mengenai hal-hal yang dilarang

dilakukan oleh notaris salah satunya menentukan bahwa notaris dilarang

menjalankan jabatan di luar wilayah jabatannya. Seorang notaris yang memiliki

wilayah kerja di Provinsi Lampung berhak untuk membuat akta di Lampung

Barat, Lampung Selatan, Tulang Bawang, dan lain sebagainya, karena daerah-

daerah tersebut masih masuk dalam wilayah kerjanya yaitu Provinsi Lampung.

Notaris tersebut tidak berhak membuat akta di wilayah DKI Jakarta ataupun

Palembang karena batas yuridiski adalah provinsi.

Notaris harus senantiasa menjalankan jabatan berdasarkan Kode Etik Notaris agar

dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan UUJN dan tidak melakukan perbuatan

yang dilarang oleh UUJN. Majelis Pengawas Notaris dan Majelis Kehormatan

Notaris juga bersama-sama senantiasa mengawasi dengan baik kepatuhan dan

indikasi adanya pelanggaran yang dilakukan oleh para notaris, baik ada atau tidak

adanya laporan mengenai pelanggaran tersebut. Notaris wajib membuat akta di

dalam wilayahnya apabila terbukti melanggar maka Majelis Pengawas Notaris

akan memberikan sanksi.9 Terjadinya pembuatan akta di luar wilayah kerja

Notaris dapat disebabkan oleh faktor ketidaktahuan masyarakat terhadap adanya

batasan wilayah notaris dalam menjalankan jabatannya serta adanya kelalaian

notaris yang dapat merugikan para pihak yang berkepentingan. Apabila terjadi

pembuatan akta di luar wilayah kerja notaris tersebut, maka yang menjadi

8 G.H.S. Lumban Tobing, Op.Cit., hlm. 50.

9 Freddy Harris dan Lenny Helena, Op.Cit. hlm. 114.

Page 24: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

7

permasalahannya adalah kedudukan akta otentik yang telah dibuat serta dapat

menimbulkan kerugian bagi para pihak yang bersangkutan.

Berdasarkan uraian di atas, maka cukup alasan dan dasar pertimbangan untuk

melakukan penelitian terhadap pelaksanaan pembuatan akta notaris dan

kedudukan akta yang dibuat notaris di luar wilayah kerjanya serta upaya hukum

apabila terdapat akta yang dibuat Notaris di luar wilayah kerjanya yang

dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “Kedudukan Hukum Akta

Jaminan Fidusia yang dibuat oleh Notaris diluar Wilayah Kerjanya”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah pelaksanaan pembuatan akta jaminan fidusia yang dibuat oleh

notaris?

2. Bagaimanakah kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris

di luar wilayah kerjanya?

3. Apakah pengawasan yang dilakukan terhadap notaris apabila terdapat akta

jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di luar wilayah kerjanya?

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini terdiri dari lingkup bidang ilmu hukum dan lingkup

kajian. Lingkup bidang ilmu hukum dalam penelitian ini adalah hukum

keperdataan. Sedangkan lingkup kajian penelitian ini adalah Undang-Undang

Page 25: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

8

Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun

2004 tentang Jabatan Notaris.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

a. Memperoleh pemaparan dengan jelas, rinci dan sistematis tentang pelaksanaan

pembuatan akta oleh notaris yang ada di Bandar Lampung.

b. Memperoleh pemaparan dengan jelas, rinci dan sistematis tentang kedudukan

hukum dari suatu akta yang dibuat oleh notaris di luar wilayah kerjanya.

c. Memperoleh pemaparan dengan jelas, rinci dan sistematis tentang sanksi yang

akan diberikan apabila terdapat akta yang dibuat oleh notaris di luar wilayah

kerjanya.

E. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini dapat berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan mengenai

akta yang dibuat oleh Notaris. Penelitian ini juga dapat menjadi sumbangan

pemikiran dalam pengembangan ilmu hukum perdata murni.

b. Kegunaan Praktis

Selain kegunaan teoritis, penelitian ini pun memberikan kegunaan praktis pada

penelitian ini sebagai berikut:

a. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan masyarakat luas

mengenai akta yang dibuat oleh notaris.

Page 26: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

9

b. Sebagai bahan rujukan dan informasi bagi pihak yang memerlukan khususnya

untuk menyusun penulisan hukum guna melengkapi persyaratan dalam

mencapai gelar kesarjanaan di bidang Ilmu Hukum, bagian Hukum

Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Lampung.

c. Sebagai salah satu syarat akademis bagi penulis untuk memperoleh gelar

Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Lampung.

Page 27: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Fungsi dan Kewenangan Notaris Sebagai Pejabat Umum

1. Sejarah Pengaturan Notaris di Eropa

Pada zaman Romawi kuno terdapat kelompok pelajar berprofesi sebagai scribae,

yaitu seseorang yang mempunyai tugas untuk mencatat berupa nota dan minuta dari

berbagai catatan kegiatan atau keputusan yang disimpan dan dikeluarkan salinannya,

baik menyangkut hubungan privat maupun publik. Jabatan ini muncul karena

kebutuhan masyarakat pada waktu itu yang dalam perkembangan zaman, jabatan

tersebut disebut juga Notaris berasal dari kata Nota Literaria, yaitu lettermerk atau

karakter, yang mana para notarii tersebut menuliskan atau menggambarkan suatu

“perkataan penuh”. Untuk pertama kali, nama notarii diberikan kepada orang-orang

yang pekerjaannya mencatat atau menuliskan pidato yang diucapkan dahulu oleh

Cato (de Oudere) dalam senat Romawi, dengan mempergunakan abrevation

(resume isi materi) atau Characters.10

Pada abad ke-V dan abad ke-VI, nama notarii diberikan secara khusus kepada para

penulis pribadi dari para kaisar, sehingga arti pada umumnya dari notarii hilang dan

pada akhir abad ke-V perkataan notarii diartikan sebagai hofbeambten yang

10

G.H.S. Lumban Tobing, Op.Cit., hlm. 4.

Page 28: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

11

melakukan berbagai ragam pekerjaan kanselarij kasiar dan semata-mata pekerjaan

administratif. Hofbeambten ada beberapa tingkatan, pekerjaan utama adalah menulis

segala sesuatu yang dibicarakan dalam constitorium kaisar pada acara-acara rapat

kenegaraan. Jabatan notarii ini, kehidupannya sangat dekat dan erat dengan para

penguasa pada zamannya, seperti raja dan paus. Untuk kerajaan-kerajaan di roma

menggunakan istilah Tabularii, yang pada akhirnya juga disebut dengan notaris.

Sedangkan dalam lingkup paus atau pemerintahan gereja, profesi seperti notaris

disebut dengan Tabellio dan Notarius Publicus, yang pada akhirnya lebih dikenal

dengan sebutan Notarius. Secara kebahasaan notaris berasal dari kata Notarius

untuk tunggal dan Notarii untuk jamak. Notarius merupakan pejabat yang

menjalankan tugas untuk pemerintah dan tidak melayani masyarakat pada

umumnya. Mereka yang melayani masyarakat pada umumnya dikenal dengan

sebutan Tabelliones. Tabelliones merupakan pejabat yang melakukan penulisan

untuk masyarakat umum yang membutuhkan keahliannya.11

Fungsi pejabat ini pada dasarnya telah sama dengan fungsi notaris pada zaman

sekarang, namun tidak memiliki sifat resmi karena itulah tu;isan-tulisan yang

dibuatnya tidak bersifat otentik. Pada tahun 537 pekerjaan dan kedudukan dari

tabelliones diatur dalam suatu constitutie meskipun pejabat tabelliones tetap tidak

mempunyai sifat resmi. Pada saat itu tugas penulisan tidak hanya dikerjakan oleh

tabelliones melainkan ada pula pejabat yang dikenal sebagai tabularii. Tabularii

merupakan pejabat yang memiliki tugas administrasi yaitu memegang dan

mengerjakan buku-buku keuangan serta mengadakan pengawasan atas administrasi

11

Ibid., hlm. 10.

Page 29: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

12

dan magistrat kota. Tabularii juga bertugas menyimpan surat-surat dan diberi

wewenang untuk membuat akta. Berbeda dengan tabelliones dan notarius, tabularii

telah memiliki sifat resmi karenanya memiliki hak untuk menyatakan secara tertulis

bahwa perbuatan-perbuatan hukum yang ada dari para pihak membutuhkan jasanya.

Meskipun demikian pernyataan secara tertulis dibuat oleh tabularii belumlah

memiliki kekuatan otentik dan belum mempunyai kekuatan ekseskusi.12

Keberadaaan suatu lembaga semacam notariat tidak hanya berkembang di Italia,

namun juga di negara lain, seperti Perancis. Kemunculan notaris di Perancis terjadi

ketika Raja Lodewijk mengangkat notaris sebagai pejabat meskipun hanya berlaku

khusus di kota Paris. Pada tahun 1304 Raja Philips mengangkat para notaris di

seluruh Perancis dan menetapkan perangkat hukumnya. Pada abad ke 13, akta yang

dibuat oleh notaris bersifat sebagai akta umum yang diakui di abad 15 akta notaris

mempunyai kekuatan pembuktian tetapi hal ini tidak pernah diakui secara umum.

Pada saat itu akta notaris belum diterima sebagai alat bukti mutlak mengenai isinya

dan dapat disangkal apabila terdapat bukti sebaliknya dengan alat bukti saksi. Akta

notaris dapat dikesampingkan bila dari keterangan saksi diperoleh bukti bahwa apa

yang diterangkan di dalam akta tersebut keliru. Setelah saat itu akta notaris dibuat

tidak sekedar untuk mengingat kembali peristiwa yang telah terjadi, melainkan

untuk kepentingan pembuktiannya.13

Kekuatan eksekusi akta notaris tidak dijumpai dalam perundang-undangan hukum

Belanda Kuno (Oud Nederlands) hingga berlakunya undang-undang Perancis yang

12

Ibid., hlm. 11. 13

Ibid., hlm. 12.

Page 30: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

13

dinamakan Ventose Wet (Undang-Undang No. 25 Ventose Tahun XI) yaitu sekitar

1803 yang mengatur tentang Loi organique du Notariat Ventose Wet kemudian

diberlakukan di negara-negara yang menjadi jajahan Perancis termasuk Belanda.

Amanat Raja tanggal 8 November 1810, Ventose Wet yang memuat peraturan

tentang notariat di Perancis diberlakukan di Belanda. Ketentuan ini menjadi

landasan hukum pemberlakuan hukum Perancis tentang notariat di Belanda.

Belanda dijajah Perancis pada periode tahun 1806 sampai 1813 oleh Raja Louis

Napoleon,sebagai negara jajahan Perancis, Belanda mengadopsi sistem kenotariatan

bergaya Latin yang dianut Perancis.Dekrit Kaisar tanggal 8 November 1910 dan

tanggal 1 Maret 1811 berlakulah undang-undang kenotariatan Perancis di Belanda.

Peraturan buatan Perancis ini (25 Ventose an XI tanggal 16 Maret 1803) sekaligus

menjadi peraturan umum pertama yang mengatur kenotariatan di Belanda.14

Setelah lepas dari kekuasaan Perancis pada tahun 1813, peraturan buatan Perancis

tersebut tetap digunakan sampai tahun 1842, yaitu pada saat Belanda mengeluarkan

Undang-Undang tanggal 19 Juli 1842 (Nederland Staatblad No.20) tentang Jabatan

Notaris. Undang-undang Jabatan Notaris atau Wet op het Notarisambt (Notariswet)

pada dasarnya tetap mengacu pada UU buatan Perancis sebelumnya (Ventosewet)

dengan penyempurnaan pada beberapa pasal, misalnya tentang penggolongan

notaris, dewan pengawas, masa magang, dan proses teknis pembuatan akta. Oleh

karena perkembangan kebutuhan masyarakat maka UU ini mengalami perubahan

14

Ibid., hlm. 14.

Page 31: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

14

pada tanggal 24 Desember 1970 Staatblad No.612 dan terakhir tanggal 3 April 1999

Staatblad No. 190.15

2. Sejarah Pengaturan Notaris di Indonesia

Lembaga notaris masuk ke Indonesia pada permulaan abad ke-17 dengan masuknya

Verenidge Oost Indische Compagnie (VOC) ke Indonesia. Jan Pieterszoon Coen

pada waktu itusebagai Gubernur Jendral di Batavia (sekarang Jakarta) antara tahun

1671 sampai 1629, untuk keperluan para penduduk dan pedagang di Jakarta

menganggap perlu mengangkat seorang notaris, yang disebut Nutarium Publicum,

sejak tanggal 27 Agustus 1620 mengangkat Melchior Kerchem, seorang sekretaris

College van Schepenen (urusan perkapalan kota) di Jakarta untuk merangkap

sebagai notaris yang berkedudukan di Jakarta. Tugas Melchior Kerchem sebagai

notaris dalam surat pengangkatannya, yaitu melayani dan melakukan semua surat

libel, surat wasiat di bawah tangan, persiapan penerangan,akta perjanjian

perdagangan, perjanjian kawin, sirat wasiat dan akta-akta lainnya dan ketentuan-

ketentuan yang perlu di kotapraja.16

Pada tahun 1625 jabatan notaris dipisahkan dari jabatan Sekretaris College van

Schepenen, yaitu dengan dikeluarkan instruksi untuk para notaris pada tanggal 16

Juni 1625. Instruksi ini hanya terdiri dari 10 (sepuluh) pasal, antara lain menetapkan

bahwa notaris wajib merahasiakan segala sesuatu yang dipercayakan kepadanya dan

tidak boleh menyerahkan salinan-salinan dari akta-aka kepada orang-orang yang

15

Ibid., hlm. 15. 16

Ibid., hlm. 16.

Page 32: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

15

tidakberkepentingan. Pada 7 Maret 1822 Staatblad No.11 dikeluarkan Instructie

voor de Notarissen Residerende in Nederlands Indie. Pasal 1 instruksi tersebut

mengatur secara hukum batas-batas dan wewenang dari seorang notaris, dan juga

menegaskan notaris bertugas untuk membuat akta-akta dan kontrak-kontrak, dengan

maksud untuk memberikan kepadanya kekuatan dan pengesahan, menetapkan dan

memastikan tanggalnya, menyimpan asli atau minutanya dan mengeluarkan

grossenya, demikian juga memberikan salinannya yang sah dan benar.17

Pada tahun 1860, Pemerintah Belanda menganggap telah tiba waktunya untuk

sedapat mungkin menyesuaikan peraturan-peraturan mengenai notaris di Hindia

Belanda dengan berlaku di Belanda dan oleh karena itu sebagai pengganti peraturan-

peraturan yang lama, maka pada tanggal 1 Juli 1860 ditetapkan Reglement op het

Notaris Ambt in Nederlands Indie (Staatblad Tahun 1860 No.3) atau dikenal dengan

sebutan Peraturan Jabatan Notaris (selanjutnya disebut PJN). Setelah Indonesia

merdeka keberadaan notaris di Indonesia tetap diberlakukan berdasarkan asas

konkordansi, dimana berarti termasuk segala peraturan, lembaga, institusi

dikonversi/dilanjutkan selama tidak bertentangan dengan Pancasila. Oleh karena itu,

Reglement op het Notaris Ambt in Nederlands Indie (Staatblad Tahun 1860 No.3)

tetap berlaku. Sejak tahun 1948 kewenangan pengangkatan notaris dilakukan oleh

Menteri Kehakiman berdasarkan Peraturan Pemerintah Tahun 1948 No. 60, tanggal

30 Oktober 1948 tentang Laporan Pekerjaan, Susunan, Pimpinan dan Tugas

Kewajiban Kementrian kehakiman.18

17

Ibid., hlm 17. 18

Ibid., hlm 18.

Page 33: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

16

Pada tahun 1949 melalui Konfrensi Meja Bundar (KMB) yang dilaksanakan di Den

Haag, Nederland, tanggal 23 Agustus-22 September 1949, salah satu hasil KMB

terjadi Penyerahan Kedaulatan dari Pemerintah Belanda kepada Republik Indonesia

Serikat untuk seluruh wilayah Indonesia (kecuali Irian Barat).Adanya penyerahan

kedaulatan tersebut, membawa akibat kepada status notaris berkewarganegaraan

Belanda yang ada di Indonesia, harus meninggalkan jabatannya. Oleh karena itu,

terjadi kekosongan notaris di Indonesia, untuk mengisi kekosongan tersebut sesuai

dengan kewenangan yang ada pada Menteri Kehakiman Republik Indonesia Serikat

dari tahun 1949 sampai dengan tahun 1954 menetapkan dan mengangkat wakil

Notaris untuk menjalankan tugas jabatan notaris dan menerima protokol yang

berasal dari notaris yang berkewarganegaraan Belanda.19

PJN yang berlaku sejak tahun 1860 terus dipakai sebagai satu-satunya undang-

undang yang mengatur kenotariatan di Indonesia sampai tahun 2004,

sedangkan dari berbagai segi PJN sudah tidak sesuai dengan perkembangan

jaman. Apabila dibandingkan dengan peraturan induknya yaitu Notariswet

sendiri telah beberapa kali mengalami perubahan untuk menyesuaikan

dengan perkembangan hukum dan bisnis di negeri Belanda, sehinga perubahan

terhadap PJN adalah sebuah hal yang sudah tidak bisa dihindarkan. Perubahan

terhadap PJN baru dapat terlaksana sejak diundangkannya Undang-Undang

No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (UUJN) pada tanggal 6 Oktober

2004 yang berlaku sebagai Peraturan Jabatan Notaris di Indonesia berdasarkan

Staatblad 1860 No. 3 yang berlaku sejak tanggal 1 juli 1860 sudah tidak berlaku

19

Ibid., hlm 19.

Page 34: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

17

lagi. Sejak diundangkannya UUJN pada tanggal 6 Oktober 2004 tersebut maka

berdasarkan ketentuan dalam Pasal 91 telah mencabut dan menyatakan tidak berlaku

lagi Reglement op het Notaris Ambt in Nederlands Indie (Staatblad Tahun 1860

No.3) sebagaimana telah diubah terakhir dalam Lembaran Negara Tahun 1945 No.

101, Ordonantie 16 September 1931 Tentang Honorarium Notaris; Undang-

Undang No. 33 Tahun 1954 Tentang Wakil Notaris dan Wakil Notaris

Sementara (Lembaran Negara Tahun 1954 No. 101, Tambahan Lembaran

Negara No. 700), Pasal 54 Undang-Undang No. 8 Tahun 2004 Tentang

Perubahan Atas Undang-Undang No. 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No. 34, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4379), dan Peraturan Pemerintah No. 11

Tahun 1949 Tentang Sumpah/Janji Jabatan Notaris.20

UUJN merupakan pembaharuan dan pengaturan kembali secara menyeluruh

dalam satu UU yang mengatur tentang jabatan Notaris sehingga dapat tercipta

suatu unifikasi hukum yang berlaku untuk semua penduduk di wilayah Negara

Republik Indonesia. UUJN menjadi satu-satunya UU yang mengatur tentang

Jabatan Notaris di Indonesia sejak diundangkan pada tanggal 6 Oktober 2004.

Pada tahun 2014 dilakukan perubahan terhadap UUJN dengan Undang-Undang No.

2 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas Undang-Undang No.30 Tahun 2004 Tentang

Jabatan Notaris, yang diundangkan pada tanggal 15 Januari 2014 sebagai revisi

terhadap UUJN dengan adanya pembaharuan yang terjadi dalam masyarakat.21

20

Ibid., hlm 21. 21

Ibid., hlm 22.

Page 35: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

18

3. Notaris Sebagai Pejabat Umum

Istilah pejabat umum dipakai dalam Pasal 1 UUJN sebagai pengganti Staatblad

Nomor 30 tahun 1860 tentang Peraturan Jabatan Notaris, yang dimaksud dengan

Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan

kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Notaris

dikualifikasikan sebagai Pejabat Umum, tetapi kualifikasi Notaris sebagai pejabat

umum tidak hanya untuk notaris saja, karena sekarang ini seperti Pejabat Pembuat

Akta Tanah (PPAT) juga diberikan kualifikasi sebagai pejabat umum kepada pejabat

lain selain kepada notaris, bertolak belakang dengan makna dari pejabat umum itu

sendiri, karena seperti PPAT hanya membua akta-akta tertentu saja yang berkaitan

dengan pertanahan dengan jenis akta yang sudah ditentukan, dan Pejabat Lelang

hanya untuk lelang saja.22

Tugas dan kewenangan PPAT berdasarkan Pasal 2 ayat 1 Peraturan Pemerintah No.

24 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 1998

tentang PPAT, PPAT bertugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan pendaftaran

tanah dengan membuat akta sebagai bukti telah dilakukannya perbuatan hukum

tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun, yang

akan dijadikan dasar bagi pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah yang

diakibatkan oleh perbuatan hukum itu. Perbuatan hukum yang dimaksud adalah jual

beli, tukar menukar, hibah, pemasukan ke dalam perusahaan (inbreng), pembagian

hak bersama, pemberian Hak Guna Bangunan/Hak Pakai atas tanah Hak Milik,

pemberian Hak Tanggungan, pemberian kuasa membebankan Hak Tanggungan.

22

Habib Adjie, Hukum Notaris Indonesia, Bandung: Refika Aditama, 2008, hlm. 13.

Page 36: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

19

Wewenang notaris pada prinsipnya merupakan wewenang yang bersifat umum,

artinya wewenang ini meliputi pembuatan segala jenis akta kecuali yang

dikecualikan tidak dibuat oleh notaris. Dengan kata lain, pejabat-pejabat lain selain

notaris hanya mempunyai kewenangan membuat akta tertentu saja dan harus

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengaturnya. Notaris adalah

pejabat umum yang satu-satunya berwenang untuk membuat akta otentik mengenai

semua perbuatan, perjanjian dan penetapan yang diharuskan oleh suatu peraturan

umum atau oleh yang berkepentingan dikehendaki untuk dinyatakan dalam suatu

akta otentik, menjamin kepasian tanggalnya, menyimpan aktanya dan memberikan

grosse, salinan dan kutipannya, semuanya sepanjang pembuatan akta itu oleh suatu

peraturan umum tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat atau orang

lain.23

Wewenang utama notaris yaitu untuk membuat akta otentik. Otentisitas dari

akta notaris bersumber dari Pasal 1 UUJN dimana notaris dijadikan sebagai

“pejabat umum”, sehingga akta yang dibuat oleh notaris karena kedudukannya

tersebut memperoleh sifat sebagai akta otentik.24

Akta yang dibuat oleh seorang

notaris dalam sistem civil law merupakan akta autentik yang sempurna sehingga

dapa dijadikan alat bukti yang sah di pengadilan.25

4. Kewenangan Notaris

Kewenangan Notaris dalam Pasal 15 Ayat (1) UUJN sampai Pasal 15 Ayat (3)

UUJN, dibagi menjadi tiga, yaitu:26

23

Ibid. hlm. 13. 24

G.H.S. Lumban Tobing, Op.Cit., hlm. 48. 25

Habib Adjie, Hukum Notaris Indonesia, Op.Cit., hlm 78. 26

Ibid., hlm. 79.

Page 37: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

20

a. Kewenangan Umum Notaris

Pasal 15 ayat (1) UUJN menegaskan bahwa salah satu kewenangan notaris yaitu

membuat akta secara umum. Berdasarkan wewenang yang ada pada notaris

sebagaimana tersebut dalam Pasal 15 UUJN dan kekuatan pembuktian dari akta

notaris, maka yang dapat dipahami adalah notaris dalam tugas jabatannya

memformulasikan keinginan atau tindakan para pihak ke dalam akta autentik,

dengan memperhatikan aturan hukum yang berlaku. Akta notaris sebagai akta

otentik mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna, sehingga tidak perlu

dibuktikan atau ditambah dengan alat bukti yang lainnya. Jika misalnya ada pihak

yang menyatakan bahwa akta tersebut tidak benar, maka pihak yang menyatakan

tidak benar inilah yang wajib membuktikan pernyataannya sesuai dengan hukum

yang berlaku. 27

b. Kewenangan Khusus Notaris

Kewenangan notaris ini dapat dilihat dalam Pasal 15 Ayat (2) UUJN, yang

mengatur mengenai kewenangan khusus notaris untuk melakukan tindakan hukum

tertentu, seperti mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat

di bawah tangan dengan mendaftarkannya di dalam suatu buku khusus,

membukukan surat-surat di bawah tangan dengan mendaftarkannya dalam suatu

buku khusus, membuat akta risalah lelang, dan lain-lain.28

27

Ibid., hlm. 80. 28

Ibid., hlm. 81.

Page 38: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

21

c. Kewenangan Notaris yang Akan ditentukan Kemudian

Dalam Pasal 15 Ayat (3) UUJN, dengan kewenangan yang akan ditentukan

kemudian adalah wewenang yang berdasarkan aturan hukum lain yang akan datang

kemudian (ius constituendum).29

Wewenang notaris yang akan ditentukan

kemudian, merupakan wewenang yang akan ditentukan berdasarkan peraturan

perundang-undangan. Berdasarkan uraian di atas, bahwa kewenangan notaris yang

akan ditentukan kemudian tersebut adalah peraturan perundang-undangan yang

dibentuk oleh lembaga negara (Pemerintah bersama-sama Dewan Perwakilan

Rakyat) atau Pejabat Negara yang berwenang dan mengikat secara umum. Dengan

batasan seperti ini, maka peratura perundang-undangan yang dimaksud harus dalam

bentuk UU dan bukan di bawah UU.30

5. Ikatan Notaris Indonesia (I.N.I.)

Notaris sebagai suatu profesi memiliki persatuan perhimpunan organisasi profesi.

Salah satu organisasi profesi notaris tertua adalah Ikatan Notaris Indonesia,

selanjutnya disebut I.N.I., yang merupakan kelanjutan dari “de Nerderlandsch-

Indische Notarieele Vereeniging” yang dahulu didirikan di Batavia pada 1 Juli

1908.31

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman No. M-01.HT.03.01 Tahun

2003 Pasal 1 butir 13 dinyatakan bahwa “Organisasi Notaris adalah Ikatan Notaris

Indonesia sebagai satu-satunya organisasi pejabat umum yang profesional yang

29

Ibid., hlm 82. 30

Ibid., hlm 83. 31

Freddy Harris dan Lenny Helena, Op.Cit., hlm. 52.

Page 39: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

22

telah disahkan sebagai badan hukum.” I.N.I. juga merupakan satu-satunya

organisasi Notaris yang tercantum dalam UUJN.32

Setiap calon notaris yang ingin diangkat wajib mendaftarkan dirinya sebagai

anggota I.N.I., dan lulus ujian kode etik yang diselenggarakan I.N.I.. Ujian ini

penting karena setiap notaris harus mengetahui akidah dasar dalam jabatan notaris,

berikut juga pengetahuan mengenai struktur, anggaran dasar dan anggaran rumah

tangga I.N.I..33

Setiap notaris juga wajib lulus Ujian Kode Etik yang dilaksanakan

oleh I.N.I. sebagai organisasi yang menaungi dan melakukan pengawasan terhadap

pelanggaran Kode Etik Notaris. Hal ini dikarenakan seorang notaris diharapkan

beretika sebaik-baiknya dalam mengemban ataupun menjalankan jabatan.34

6. Kode Etik Notaris

Pasal 1 angka 2 Kode Etik Notaris Ikatan Notaris Indonesia (I.N.I) menyatakan

bahwa Kode Etik Notaris dan untuk selanjutnya akan disebut Kode Etik adalah

seluruh kaidah moral yang ditentukan oleh Perkumpulan lkatan Notaris Indonesia

yang selanjutnya akan disebut "Perkumpulan" berdasarkan keputusan Kongres

Perkumpulan dan/atau yang ditentukan oleh dan diatur dalam peraturan perundang-

undangan yang mengatur tentang hal itu dan yang berlaku bagi serta wajib ditaati

oleh setiap dan semua anggota Perkumpulan dan semua orang yang menjalankan

tugas jabatan sebagai notaris, termasuk didalamnya pars Pejabat Sementara Notaris,

Notaris Pengganti dan Notaris Pengganti Khusus.

32

Ibid., hlm. 53. 33

Ibid., hlm. 54. 34

Ibid., hlm. 50.

Page 40: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

23

Kode etik profesi merupakan self control, pengawasan dari organisasi hanya

meliputi sebagian kecil akan terjadinya pelanggaran yang dilakukan individu

bersangkutan. Organisasi juga tidak bisa sepenuhnya mengawasi tiap tindak laku

dari anggota yang dinaungi. Tiap pelanggaran yang dilakukan oleh anggota

organisasi biasanya berdasarkan adanya laporan dari masyarakat atau rekan profesi.

Adanya harmonisasi penegakan kode etik dari individu bersangkutan dengan rekan

seprofesi, masyarakat dan organisasi profesi. Kode etik harus ditegakkan untuk tetap

menjaga martabat dan integritas kehormatan profesi yang sekaligus juga melindungi

masyarakat dari penyimpangan atau penyalahgunaan keahlian.35

Notaris harus

senantiasa menjalankan jabatannya menurut Kode Etik Notaris yang ditetapkan

dalam Kongres Ikatan Notaris Indonesia yang telah mengatur mengenai kewajiban

dan larangan yang harus dipatuhi oleh Notaris dalam menegakkan Kode Etik

Notaris.36

Seorang notaris harus bertindak jujur, seksama, mandiri, tidak berpihak, penuh rasa

tanggung jawab berdasarkan peraturan perundang-undangan dan isi sumpah jabatan

Notaris. Di dalam pasal 3 Ayat (17) Kode Etik menyebutkan bahwa notaris dan

orang lain yang memangku dan menjalankan jabatan notaris wajib melakukan

perbuatan-perbuatan yang secara umum disebut sebagai kewajiban untuk ditaati dan

dilaksanakan antara lain namun tidak terbatas pada ketentuan yang tercantum dalam:

a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang

Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris;

35

Ibid., hlm. 51. 36

Ibid., hlm. 52.

Page 41: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

24

b. Penjelasan Pasal 19 ayat (3) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang

Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan

Notaris;

c. Isi Sumpah Jabatan Notaris;

d. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga I.N.I..

Ketentuan yang terdapat dalam UUJN juga termasuk dalam Kode Etik. Apabila ada

pelanggaran yang dilakukan terhadap UUJN maka dapat pula dikenakan sanksi

berdasarkan ketentuan Kode Etik. Namun demikian sanksi yang diberikan atas

pelanggaran Kode Etik hanya merupakan sanksi disipliner yang berlaku intern di

dalam organisasi notaris dalam hal ini organisasi notaris yaitu I.N.I.. Sanksi-sanksi

tersebut dapat berupa teguran, peringatan, schorsing (pemecatan sementara) dari

keanggotaan perkumpulan, dan onzetting (pemecatan) dari keanggotaan

perkumpulan.37

Sanksi-sanksi dalam Kode Etik ini juga memerlukan pengawasan

dari Dewan Kehormatan. Dewan Kehormatan Notaris hanya berwenang melakukan

pengawasan dan penjatuhan sanksi untuk pelanggaran-pelanggaran yang diatur

dalam Kode Etik Notaris.38

Ketentuan yang tidak diatur dalam kode etik mungkin diatur dalam UUJN,39

begitu

pula sebaliknya. Sehingga ketika tidak ditemukannya kesalahan dalam kode etik

tidak serta merta hal tersebut bukan pelanggaran jabatan atau sebaliknya. Majelis

Pengawas, Majelis Kehormatan dan Dewan Kehormatan bersama-sama senantiasa

mengawasi dengan baik kepatuhan dan indikasi adanya pelanggaran yang

37

Freddy Harris dan Lenny Helena, Op.Cit., hlm. 54. 38

Ibid., hlm.55. 39

Pelanggaran UUJN menjadi tanggung jawab Majelis Pengawas dan Majelis Kehormatan

Page 42: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

25

dilakukan oleh para Notaris, baik ada atau tidak adanya laporan mengenai

pelanggaran tersebut.40

7. Domisili Hukum Notaris

Domisili merupakan berasal dari kata domicile atau woonplaats yang artinya tempat

tinggal. Domisili atau tempat tinggal adalah tempat seseorang dianggap selalu hadir

melakukan hak-haknya dan memenuhi kewajibannya, meskipun ia bertempat tinggal

di tempat lain. Menurut Pasal 17 KUHPdt, tempat kediaman itu seringkali ialah

rumahnya ataupun kotanya. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa setiap orang

dianggap selalu mempunyai tempat tinggal di mana ia sehari-harinya melakukan

kegiatannya atau di mana ia berkediaman pokok. Menetapkan tempat kediaman

seseorang terkadang merupakan suatu hal yang sulit, karena selalu berpindah-

pindah. Untuk memudahkan hal tersebut, maka dibedakan antara tempat kediaman

hukum (secara yuridis) dan tempat kediaman yang sesungguhnya. Tempat tinggal

dapat berupa wilayah atau daerah atau dapat pula berupa rumah kediaman kantor

yang berada dalam wilayah atau daerah tertentu. Tempat tinggal manusia pribadi

biasa disebut tempat kediaman, sedangkan tempat tinggal badan hukum biasa

disebut alamat.41

Pengertian domisili dalam hukum perdata adalah tempat kedudukan resmi yang

dapat berupa tempat tinggal, rumah, kantor atau kota yang mempunyai kedudukan

hak serta kewajiban di mata hukum. Domisili berbeda dengan alamat. Secara uum

40

Freddy Harris dan Lenny Helena, Op.Cit., hlm. 57. 41

Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Perdata:Hukum Benda, Yogyakarta: Liberty, 2000,

hlm. 32.

Page 43: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

26

domisili adalah kediaman atau tempat tinggal yang tetap dan resmi, sementara

alamat adalah tempat yang biasa digunakan untuk menemui seseorang atau surat

menyurat. Contohnya adalah A orang asli Lampung yang berdomisili di Bandar

Lampung. Saat ini A sedang bekerja di Jakarta dan tinggal bersama saudaranya di

Jalan Durian Sawit Jakarta Selatan, dengan demikian Bandar Lampung adalah

domisilinya dan Jakarta Selatan adalah alamatnya. 42

Domisili atau tempat tinggal terdiri dari tempat tinggal sesungguhnya dan tempat

tinggal yang dipilih. Tempat tinggal sesungguhnya yaitu tempat yang bertalian

dengan hak-hak melakukan wewenang seumumnya. Tempat tinggal sesungguhnya

dibedakan antara tempat tinggal sukarela/bebas yang tidak terikat hubungannya

dengan orang lain dan tempat tinggal yang wajib atau tidak bebas yaitu yang

ditentukan oleh hubungan yang ada antara seseorang dengan orang lain, misalnya

tempat tinggal suami istri, tempat tinggal anak yang belum dewasa di rumah orang

tuanya. Tempat tinggal yang dipilih yaitu tempat tinggal yang berhubungan dengan

hal-hal melakukan perbuatan hukum tertentu saja. Tempat tinggal yang dipilih ini

untuk memudahkan pihak lain atau untuk kepentingan pihak yang memilih tempat

tinggal tersebut. Tempat tinggal yang dipilih ada dua macam yaitu tempat kediaman

yang dipilih atas dasar UU misalnya dalam hukum acara dalam menentukan waktu

eksekusi dari vonis dan tempat kediaman yang dipilih secara bebas misalnya dalam

melakukan pembayaran memilih kantor notaris.43

42

Ibid., hlm. 33. 43

Ibid., hlm. 35.

Page 44: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

27

Domisili Notaris adalah adalah suatu tempat yang didaftarkan pertama kali

melakukan laporan kepada walikota, pengadilan negeri, kantor wilayah Badan

Pertanahan Nasional, dan Badan Pertanahan Nasional Kota pada saat pengangkatan..

Misalkan apabila Notaris melaporkan alamat rumahnya dikarenakan kantor dan

alamat rumah merupakan satu tempat, domisili Notaris tersebut sama dengan

rumahnya dan apabila alamat rumah dan kantor berbeda domisili Notaris tersebut

adalah tempat yang ia daftarkan pertama kali saat melakukan laporan untuk

pengangkatannya.

B. Akta dan Kekuatan Pembuktian Akta

1. Pengertian Akta dan Jenis-jenis Akta

Akta adalah surat sebagai alat bukti yang diberi tanda tangan, yang memuat

peristiwa yang menjadi dasar suatu hak atau perikatan, yang dibuat sejak semula

dengan sengaja untuk pembuktian.44

Pada umumnya akta merupakan suatu surat

yang ditandatangani, memuat keterangan tentang kejadian-kejadian atau hal-hal

yang merupakan dasar dari suatu hak atau sesuatu perjanjian dapat dikatakan bahwa

akta itu ialah suatu tulisan dengan mana dinyatakan sesuatu perbuatan hukum.45

Akta terbagi menjadi dua, yaitu:

44

Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Yogyakarta: Liberty, 1988, hlm.

149. 45

R. Tresna, Komentar HIR, Jakarta: PT Pradnya Paramitha, 1993, hlm. 142.

Page 45: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

28

a. Akta Otentik

Pasal 1868 KUHPdt menyatakan bahwa akta otentik adalah suatu akta yang (dibuat)

di dalam bentuk yang ditentukan oleh UU, dibuat oleh atau di hadapan pejabat-

pejabat umum yang berwenang untuk itu, di tempat di mana akta dibuatnya.

Berdasarkan Pasal 1 angka 1 UUJN, Pejabat umum yang berwenang untuk

membuat akta otentik adalah notaris.

Menurut Pasal 1 angka 7 UUJN, Akta notaris yang selanjutnya disebut akta adalah

akta otentik yang dibuat oleh atau di hadapan notaris menurut bentuk dan tata cara

yang ditetapkan dalam UU ini. Pasal 1870 KUHPdt menentukan bahwa suatu akta

otentik memberikan di antara para pihak beserta ahli warisnya atau orang-orang

yang mendapat hak dari mereka, suatu bukti yang sempurna tentang apa yang

dimuat di dalamnya. Artinya, akta notaris menurut KUHPdt Pasal 1870 dan HIR

Pasal 165 (Rbg 285) yang mempunyai kekuatan pembuktian mutlak dan mengikat

Akta notaris merupakan bukti yang sempurna sehingga tidak perlu lagi dibuktikan

dengan pembuktian lain selama ketidakbenarannya tidak dapat dibuktikan.

Suatu akta yang dibuat oleh notaris dalam kedudukannya dapat menjadi akta otentik

apabila memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Pasal 1868 KUHPdt, yaitu

akta harus dibuat “oleh” atau “di hadapan” seseorang pejabat umum, akta itu harus

dibuat dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang, dan pejabat umum oleh

atau dihadapan siapa akta itu dibuat, harus mempunyai kewenangan untuk membuat

akta tersebut. Berdasarkan Pasal 1869 KUHPdt Jo Pasal 16 ayat (8) UUJN, bila salah

satu syarat yang ditentukan dalam Pasal 1868 KUHPdt itu tidak terpenuhi maka akta

Page 46: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

29

yang dibuatnya tidak otentik, hanya mempunyai kekuatan sebagai akta dibawah

tangan apabila akta itu ditandatangani oleh para penghadap.46

Akta otentik dibagi

menjadi dua, yaitu:

(1) Akta otentik yang dibuat oleh pejabat atau yang dinamakan akta relaas atau akta

pejabat (ambtelijke akten)

Akta yang dibuat oleh notaris dapat merupakan suatu akta yang memuat relaas atau

menguraikan secara otentik sesuatu tindakan yang dilakukan atau suatu keadaan

yang dilihat atau disaksikan oleh pembuat akta itu, yakni notaris sendiri, didalam

menjalankan jabatannya sebagai notaris. Dengan kata lain, akta yang dibuat

sedemikian dan yang memuat uraian dari apa yang dilihat dan disaksikan serta

dialaminya itu dinamakan akta yang dibuat oleh notaris. Contohnya berita acara rapat

para pemegang saham dalam perseroan terbatas.47

(2) Akta yang dibuat dihadapan notaris atau yang dinamakan akta partij

Akta yang partij adalah akta yang berisi suatu keterangan dari apa yang terjadi

karena perbuatan yang dilakukan oleh pihak lain dihadapan notaris, artinya

diterangkan oleh pihak lain kepada notaris dalam menjalankan jabatannya dan untuk

keperluan mana pihak lain itu sengaja datang di hadapan notaris dan memberikan

keterangan itu atau melakukan perbuatan itu di hadapan notaris, agar keterangan atau

perbuatan itu dikonstatir oleh notaris di dalam suatu akta otentik. Akta yang seperti

46

Taufik Makarao, Pokok-pokok Hukum Acara Perdata, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004, hlm

100. 47

G.H.S. Lumban Tobing, Op.Cit., hlm 51-52.

Page 47: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

30

itu dinamakan akta yang dibuat dihadapan notaris. Contohnya perjanjian hibah,

wasiat, kuasa, dan lain sebagainya.48

b. Akta di Bawah Tangan

Akta di bawah tangan adalah akta yang dibuat sendiri oleh pihak-pihak yang

berkepentingan tanpa bantuan pejabat umum. Berdasarkan pasal 1874 KUHPdt yang

dianggap sebagai tulisan di bawah tangan adalah akta yang ditandatangani di bawah

tangan, surat, daftar, surat urusan rumah tangga dan tulisan-tulisan yang lain yang

dibuat tanpa perantaraan seorang pejabat umum. Akta di bawah tangan terdapat pada

Pasal 1874 KUHPdt sampai Pasal 1880 KUHPdt.49

Adapun yang termasuk akta di

bawah tangan ialah:50

(1) Legalisasi

Legalisasi adalah akta dibawah tangan yang belum ditandatangani, diberikan pada

notaris dan dihadapan notaris ditandatangani oleh para pihak yang bersangkutan,

setelah isi akta dijelaskan oleh notaris kepada mereka.

(2) Waarrmerken (akta dibawah tangan yang didaftar)

Waarrmerken adalah akta dibawah tangan yang didaftarkan untuk memberikan

tanggal yang pasti. Akta yang sudah ditandatangani diberikan kepada notaris untuk

didaftarkan dan beri tanggal yang pasti. Pada waarmerken tidak menjelaskan

48

Ibid., hlm. 52. 49

Teguh Samudera, Hukum Pembuktian dalam Acara Perdata, Bandung: Alumni, 1992, hlm.

43. 50

Ira Koesoemawati dan Yunirman Rijan, Kode Etik Notaris, Mengenal Profesi Notaris,

Memahami Praktik Kenotariatan, Ragam Dokumen Penting yang diurus Notaris danTips Tidak Tertipu

Notaris, Jakarta: Raih Asa Sukses, 2009, hlm .28.

Page 48: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

31

mengenai siapa yang menandatangani dan apakah penandatangan memahami isi

akta. Dengan kata lain waarrmerken adalah suatu surat atau akta atau tulisan yang

dibuat oleh yang berkepentingan yang sudah diberi tanggal dan ditandatangani untuk

diregister atau dicatat dalam suatu buku yang disediakan untuk itu di kantor notaris.

Waarrmerken hanya mempunyai kepastian tanggal saja dan tidak ada kepastian tanda

tangan, pada saat di waarmerking suatu itu sudah ditandatangani oleh yang

bersangkutan. Jadi yang memberikan waarrmerken tidak mengetahui dan karena itu

tidak mengesahkan tentang tanda tangannya.51

2. Kekuatan Pembuktian Akta

Hal terpenting dalam masalah kekuatan pembuktian suatu akta otentik ialah

kekuatan pembuktiannya yang lengkap. Bukti lengkap ialah bukti yang sedemikian

sehingga hakim memperoleh kepastian yang cukup untuk mengabulkan akibat

hukum yang dituntut oleh penggugat, tanpa mengurangi kemungkinan adanya bukti

tentang kebalikannya. Dari definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa sekalipun

suatu akta otentik memiliki suatu kekuatan pembuktian lengkap namun tidak

tertutup kemungkinan untuk suatu pembuktian tentang kebalikannya.52

Menurut Pasal 1870 KUHPdt suatu akta otentik memberikan di antara para pihak

beserta ahli warisnya atau orang-orang yang mendapat hak dari mereka suatu bukti

yang sempurna tentang apa yang dimuat di dalamnya. Akta otentik merupakan suatu

bukti yang sempurna, dalam arti bahwa ia sudah tidak memerlukan suatu

51

Ibid., hlm. 30. 52

Setiawan, Aneka Masalah Hukum dan Hukum Acara Perdata, Bandung: Alumni, 1992, hlm.

405.

Page 49: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

32

penambahan pembuktian. Ia merupakan suatu alat bukti yang mengikat dan

sempurna.53

Akta notaris sebagai akta otentik mempunyai kekuatan nilai

pembuktian sebagai berikut:54

a. Lahiriah ( Uitwendige Bewijskracht )

Kemampuan lahiriah akta notaris merupakan akta itu sendiri untuk membuktikan

keabsahannya sebagai akta otentik. Jika dilihat dari luar (lahirnya) sebagai akta

otentik serta sesuai dengan aturan hukum yang sudah ditentukan mengenai syarat

akta otentik, maka akta tersebut berlaku sebagai akta otentik, sampai terbukti

sebaliknya, artinya sampai ada yang membuktikan bahwa akta tersebut bukan akta

otentik secara lahiriah. Dalam hal ini beban pembuktian ada pada pihak yang

menyangkal keontetikan akta notaris yang bersangkutan, baik yang ada pada Minuta

dan Salinan serta adanya Awal akta (mulai dari judul) sampai dengan akhir akta.55

b. Formal ( Formale Bewisjskracht )

Akta notaris harus memberikan kepastian bahwa sesuatu kejadian dan fakta tersebut

dalam akta benar dilakukan oleh notaris atau diterangkan oleh pihak-pihak yang

menghadap pada saat yang tercantum dalam akta sesuai dengan prosedur yang

sudah ditentukan dalam pembuatan akta. Secara formal untuk membuktikan

kebenaran dan kepastian tentang hari, tanggal, bulan, tahun, pukul (waktu)

menghadap, dan para pihak yang menghadap, paraf dan tanda tangan para pihak/

53

Subekti, Hukum Pembuktian, Jakarta: PT Pradnya Paramitha, 2005, hlm.27. 54

Habib Adjie, Sanksi Perdata dan Administratif terhadap Notaris Sebagai Pejabat Publik,

Bandung: PT Refika Aditama, 2009, hlm. 72-74. 55

Ibid., hlm. 74.

Page 50: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

33

penghadap, saksi dan Notaris, serta membuktikan apa yang dilihat, disaksikan,

didengar oleh notaris (pada akta pejabat/berita acara), dan mencatatkan keterangan

atau pernyataan para pihak/penghadap (pada akta pihak). 56

Jika aspek formal dipermasalahkan oleh para pihak, maka harus dibuktikan

formalitas dari akta, yaitu harus dapat membuktikan ketidakbenaran hari, tanggal,

bulan, tahun, dan pukul menghadap, membuktikan ketidakbenaran apa yang dilihat,

disaksikan, dan didengar oleh notaris. Selain itu juga harus dapat membuktikan

ketidakbenaran pernyataan atau keterangan para pihak yang diberikan/disampaikan

di hadapan notaris, dan ketidakbenaran tanda tangan para pihak saksi, dan notaris

ataupun ada prosedur pembuatan akta yang tidak dilakukan. Dengan kata lain,

pihak yang mempermasalahkan akta tersebut harus melakukan pembuktian terbalik

untuk menyangkal aspek formal dari akta notaris. Jika tidak mampu membuktikan

ketidakbenaran tersebut, maka akta tersebut harus diterima oleh siapapun.57

c. Materiil ( Materiele Bewijskracht )

Kepastian tentang materi suatu akta sangat penting, bahwa apa yang tersebut dalam

akta merupakan pembuktian yang sah terhadap pihakpihak yang membuat akta atau

mereka yang mendapat hak dan berlaku untuk umum, kecuali ada pembuktian

sebaliknya. Keterangan atau pernyataan yang dituangkan/dimuat dalam akta pejabat

(atau berita acara), atau keterangan para pihak yang diberikan/disampaikan di

hadapan notaris dan para pihak harus dinilai benar. Perkataan yang kemudian

dituangkan/dimuat dalam akta berlaku sebagai yang benar atau setiap orang yang

56

Ibid., hlm.75. 57

Ibid., hlm. 76.

Page 51: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

34

datang mengadap notaris yang kemudian/keterangannya dituangkan/dimuat dalam

akta harus dinilai telah benar berkata demikian. Jika ternyata pernyataan/keterangan

para penghadap tersebut menjadi tidak benar, maka hal tersebut tanggungjawab para

pihak sendiri. Dengan demikian, isi akta notaris mempunyai kepastian sebagai yang

sebenarnya, menjadi bukti yang sah di antara para pihak dan para ahli waris serta

para penerima hak mereka.58

C. Tinjauan Umum Jaminan Fidusia

1. Pengertian Jaminan

Berdasarkan Pasal 1131 KUHPdt Jaminan adalah segala barang-barang bergerak

dan tak bergerak milik debitur, baik yang sudah ada maupun yang akan ada, menjadi

jaminan untuk perikatan-perikatan perorangan debitor itu. Berdasarkan Surat

Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 23/69/KEP/DIR Tahun 1991 tentang

Jaminan Pemberian Kredit yang dimaksud dengan jaminan adalah suatu keyakinan

kreditur bank atas kesanggupan debitur untuk melunasi kredit sesuai dengan yang

diperjanjikan. Jaminan dapat dikatakan juga sebagai agunan, yang mana agunan

berdasarkan Pasal 1 angka 23 UU Perbankan menentukan agunan adalah jaminan

pokok yang diserahkan debitor dalam rangka pemberian fasilitas kredit atau

pembiayaan berdasarkan Prinsip Syari’ah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan

oleh Bank Indonesia. Perjanjian pengikatan jaminan bersifat accesoir artinya

perjanjian pengikatan jaminan keberadaannya tergantung dari perjanjian pokonya

58

Ibid., hlm. 77.

Page 52: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

35

yaitu perjanjian kredit. Tujuan agunan ini untuk mendapatkan fasilitas pemberian

kredit dari bank.59

2. Pengertian Jaminan Fidusia

Berdasarkan pengertian fidusia dan jaminan fidusia yang diatur dalam Pasal 1 UU

No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia (selanjutnya disebut UU Jaminan

Fidusia) adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang

tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat

dibebani hak tanggungan sehagaimana dimuksud dalam UUHT yang tetap berada

dalam penguasaan pemberi fidusia, sebagai agunan bagi pelunasan utang tertentu,

yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada penerima fidusia terhadap

kreditor lainnya.

Jaminan fidusia dapat diuraikan bahwa dalam jaminan fidusia terjadi pengalihan hak

kepemilikan, dimana pengalihan hak kepemilikan atas benda yang menjadi objek

jaminan fidusia dilakukan dengan cara Ganstitutitum possessorium (verklaring van

houderschap) yang berarti pengalihan hak kepemilikan atas suatu benda dengan

melanjutkan penguasaan atas benda tersebut yang berakibat bahwa pemberi fidusia

seterusnya akan menguasai benda dimaksud untuk kepentingan penerima fidusia.

Benda yang menjadi objek jaminan fidusia adalah segala sesuatu yang dapat

dimiliki dan dialihkan, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud; yang

59

Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Jaminan di Indonesia Pokok-Pokok Hukum

Jaminan dan Jaminan Perorangan, Yogyakarta: Liberty, 2007, hlm.18.

Page 53: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

36

terdaftar maupun yang tidak terdaftar, yang bergerak maupun yang tak bergerak

yang tidak dapat dibebani hak tanggungan atau hipotek.60

3. Objek Jaminan Fidusia

Objek jaminan fidusia sebelum UU Jaminan Fidusia dibentuk, pada umumnya

benda yang menjadi objek jaminan fidusia adalah benda bergerak yang terdiri dari

benda dalam persediaan (inventory), benda dagangan, piutang, peralatan mesin, dan

kendaraan bermotor. Oleh karena itu, guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang

terus berkembang, maka menurut UU Jaminan Fidusia ini objek jaminan fidusia

diberikan pengertian yang luas. Berdasarkan UU Jaminan Fidusia objek jaminan

fidusia dibagi menjadi dua, yaitu benda bergerak baik yang berwujud maupun tidak

berwujud dan benda yang tidak bergerak khususnya benda yang tidak dibebani oleh

hak tanggungan, yang dimaksud sebagai bangunan yang tidak dibebani adalah

Rumah Susun.61

Objek jaminan fidusia ditentukan dalam pasal 1 ayat (2) Undang-Undang UU

Jaminan Fidusia dan ditentukan dalam pasal 1 ayat (4) serta pasal 3 UU Jaminan

Fidusia bahwa jaminan fidusia dapat diberikan terhadap satu atau lebih satuan atau

jenis benda, termasuk piutang, baik yang telah ada pada saat jaminan diberikan

maupun diperoleh kemudian. Dari ketentuan tersebut objek jaminan fidusia bisa satu

benda tertentu atau lebih. Benda-benda tersebut yang menjadi objek jaminan fidusia

adalah benda tersebut harus dapat dimiliki dan dialihkan secara hukum, benda

60

Ibid., hlm. 60. 61

J. Satrio, Hukum Jaminan Dan Hak-Hak Jaminan Kebendaan, Bandung: PT Citra Aditya

Bakti, 2007, hlm.196.

Page 54: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

37

berwujud, benda tidak berwujud termasuk piutang, benda bergerak, benda tidak

bergerak yang tidak dapat diikat dengan hak tanggungan, benda yang tidak bergerak

yang tidak dapat diikatkan dengan hipotik, benda yang sudah ada maupun terhadap

benda yang diperoleh kemudian, hasil klaim asuransi dari benda yang menjadi objek

jaminan fidusia, benda persediaan (inventory, stock perdagangan).62

4. Subjek Jaminan Fidusia

Para pihak yang menjadi subjek jaminan fidusia adalah pemberi dan penerima

fidusia. Pemberi fidusia adalah orang perorangan atau atau korporasi pemilik benda

yang menjadi objek jaminan fidusia, sedangkan penerima fidusia adalah orang

perorangan atau korporasi yang mempunyai piutang yang pembayarannya dijamin

dengan jaminan fidusia. Pemberi fidusia dalam hal ini tidak harus debiturnya

sendiri, bisa pihak lain, dalam hal ini bertindak sebagai penjamin pihak ketiga yaitu

mereka yang merupakan pemilik objek jaminan fidusia yang menyerahkan benda

miliknya untuk dijadikan sebagai jaminan fidusia. Pemberi fidusia yang terpenting

adalah harus memiliki hak kepemilikan atas benda yang akan menjadi objek

jaminan fidusia pada saat pemberian fidusia itu diberikan. Demikian pula dengan

penerima jaminan fidusia, dalam UU Jaminan Fidusia tidak terdapat pengaturan

yang khusus berkaitan dengan syarat penerima fidusia, berarti perseorangan atau

korporasi yang bertindak sebagai penerima fidusia ini bisa warganegara Indonesia

maupun warga negara asing, baik yang berkedudukan di dalam maupun di luar

62

Ibid., hlm. 198.

Page 55: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

38

negeri sepanjang digunakan untuk kepentingan pambangunan di wilayah

Indonesia.63

D. Majelis Pengawas Notaris dan Majelis Kehormatan Notaris

Majelis Pengawas Notaris adalah suatu badan yang mempunyai kewenangan dan

kewajiban untuk melaksanakan pengawasan dan pembinaan terhadap Notaris.

Sesuai dengan ketentuan Pasal 67 UUJN menyebutkan bahwa pengawasan atas

Notaris dilakukan oleh Menteri dengan membentuk Majelis Pengawas yang terdiri

dari Majelis Pengawas Daerah, Majelis Pengawas Wilayah dan Majelis Pengawas

Pusat. Pengawasan terhadap notaris merupakan pelaksanaan fungsi pembinaan dan

pengawasan terhadap pelaksanaan jabatan dan perilaku notaris. Tugas tersebut

dilaksanakan oleh Majelis Pengawas Notaris sebagai perpanjangan tangan Menteri

Hukum dan HAM RI yang memiliki kewenangan pengawasan notaris.64

Majelis Pengawas berjumlah 9 (sembilan) orang, terdiri atas unsur pemerintah

Kepala Divisi Pelayanan Hukum sebanyak 3 (tiga) orang, organisasi notaris

sebanyak 3 (tiga) orang dan ahli atau akademisi sebanyak 3 (tiga) orang. Pasal 67

UUJN mengatakan apabila dalam suatu daerah tidak terdapat unsur instansi

pemerintah, keanggotaan dalam Majelis Pengawas diisi dari unsur lain yang

ditunjuk oleh Menteri. Majelis Pengawas Notaris terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu

Majelis Pengawas Daerah, Majelis Pengawas Wilayah, dan Majelis Pengawas

Pusat.Majelis Pengawas Daerah dibentuk di kabupaten/kota. Majelis Pengawas

63

Ibid., hlm. 200. 64

Freddy Harris dan Lenny Helena, Op.Cit.,hlm.144.

Page 56: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

39

Wilayah dibentuk dan berkedudukan di Ibukota Provinsi. Majelis Pengawas Pusat

dibentuk dan berkedudukan di Ibukota negara. 65

1. Kewenangan Majelis Pengawas Daerah

Kewenangan Majelis Pengawas diatur dalam Pasal 70 UUJN. Kewenangan Majelis

Pengawas Notaris meliputi:

a. menyelenggarakan sidang untuk memeriksa adanya dugaan pelanggaran Kode

Etik Notaris atau pelanggaran pelaksanaan jabatan notaris;

b. melakukan pemeriksaan terhadap Protokol Notaris secara berkala 1 (satu) kali

dalam 1 (satu) tahun atau setiap waktu yang dianggap perlu;

c. memberikan izin cuti untuk waktu sampai dengan 6 (enam) bulan;

d. menetapkan Notaris Pengganti dengan memperhatikan usul notaris yang

bersangkutan;

e. menentukan tempat penyimpanan Protokol Notaris yang pada saat serah terima

Protokol Notaris telah berumur 25 (dua puluh lima) tahun atau lebih;

f. menunjuk notaris yang akan bertindak sebagai pemegang sementara Protokol

Notaris yang diangkat sebagai pejabat negara sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 11 ayat (4);

g. menerima laporan dari masyarakat mengenai adanya dugaan pelanggaran Kode

Etik Notaris atau pelanggaran ketentuan dalam UU ini; dan

h. membuat dan menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf

b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, dan huruf g kepada Majelis Pengawas

Wilayah.

65

Freddy Harris dan Lenny Helena, Op.Cit., hlm. 151.

Page 57: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

40

2. Kewajiban Majelis Pengawas Daerah

Pasal 71 UUJN menyebutkan bahwa kewajiban Majelis Pengawas Daerah ialah:

a. mencatat pada buku daftar yang termasuk dalam Protokol Notaris dengan

menyebutkan tanggal pemeriksaan, jumlah akta serta jumlah surat di bawah

tangan yang disahkan dan yang dibuat sejak tanggal pemeriksaan terakhir;

b. membuat berita acara pemeriksaan dan menyampaikannya kepada Majelis

Pengawas Wilayah setempat, dengan tembusan kepada notaris yang

bersangkutan, Organisasi Notaris, dan Majelis Pengawas Pusat;

c. merahasiakan isi akta dan hasil pemeriksaan;

d. menerima salinan yang telah disahkan dari daftar akta dan daftar lain dari

Notaris dan merahasiakannya;

e. memeriksa laporan masyarakat terhadap notaris dan menyampaikan hasil

pemeriksaan tersebut kepada Majelis Pengawas Wilayah dalam waktu 30 (tiga

puluh) hari, dengan tembusan kepada pihak yang melaporkan, notaris yang

bersangkutan, Majelis Pengawas Pusat, dan Organisasi Notaris.

f. menyampaikan permohonan banding terhadap keputusan penolakan cuti.

3. Kewenangan Majelis Pengawas Wilayah

Kewenangan Majelis Pengawas Wilayah menurut Pasal 72 UUJN, yaitu:

a. menyelenggarakan sidang untuk memeriksa dan mengambil keputusan atas

laporan masyarakat yang disampaikan melalui Majelis Pengawas Wilayah;

b. memanggil notaris terlapor untuk dilakukan pemeriksaan atas laporan;

c. memberikan izin cuti lebih dari 6 (enam) bulan sampai 1 (satu) tahun;

Page 58: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

41

d. memeriksa dan memutus atas keputusan Majelis Pengawas Daerah yang

menolak cuti yang diajukan oleh notaris pelapor;

e. memberikan sanksi berupa teguran lisan atau tertulis;

f. mengusulkan pemberian sanksi terhadap notaris kepada Majelis Pengawas Pusat

berupa pemberhentian sementara 3 (tiga) bulan sampai dengan 6 (enam) bulan

atau pemberhentian dengan tidak hormat.

g. membuat berita acara atas setiap keputusan penjatuhan sanksi sebagaimana

dimaksud.

Keputusan Majelis Pengawas Wilayah tentang sanksi baik peringatan lisan maupun

peringatan tertulis bersifat final.66

4. Kewajiban Majelis Pengawas Wilayah

Kewajiban Majelis Pengawas Wilayah, yaitu:

a. menyampaikan keputusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 ayat (1) huruf

a, huruf c, huruf d, huruf e, dan huruf f kepada notaris yang bersangkutan

dengan tembusan kepada Majelis Pengawas Pusat, dan Organisasi Notaris; dan

b. menyampaikan pengajuan banding dari notaris kepada Majelis Pengawas Pusat

terhadap penjatuhan sanksi dan penolakan cuti.

5. Kewenangan Majelis Pengawas Pusat

Pasal 77 UUJN yang menyebutkan bahwa kewenangan Majelis Pengawas Pusat

ialah:

66

Freddy Harris dan Lenny Helena, Op.Cit., hlm. 154.

Page 59: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

42

a. menyelenggarakan sidang untuk memeriksa dan mengambil keputusan dalam

tingkat banding terhadap penjatuhan sanksi dan penolakan cuti;

b. memanggil notaris terlapor untuk dilakukan pemeriksaan sebagaimana

dimaksud;

c. menjatuhkan sanksi pemberhentian sementara; dan

d. mengusulkan pemberian sanksi berupa pemberhentian dengan tidak hormat

kepada Menteri.

6. Majelis Kehormatan Notaris

Berdasarkan Pasal 1, Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 7

Tahun 2016 tentang Majelis Kehormatan Notaris, Majelis Kehormatan Notaris

adalah suatu badan yang mempunyai kewenangan untuk melaksanakan pembinaan

Notaris dan kewajiban memberikan persetujuan atau penolakan untuk kepentingan

penyidikan dan proses peradilan, atas pengambilan fotokopi minuta akta dan

pemanggilan Notaris untuk hadir dalam pemeriksaan yang berkaitan dengan akta

atau Protokol Notaris yang berada dalam penyimpanan notaris.

Pembentukan Majelis Kehormatan Notaris adalah amanah UUJN, Pasal 66 A

memerintahkan bahwa untuk kepentingan proses peradilan, penyidik, penuntut

umum atau hakim terhadap pengambilan minuta akta dan pemanggilan notaris,

diperlukan persetujuan Majelis Kehormatan Notaris. Menteri membentuk Majelis

Kehormatan Notaris yang berjumlah 7 (tujuh) orang, terdiri atas unsur notaris

sebanyak 3 (tiga) orang, pemerintah sebanyak 2 (dua) orang), dan ahli atau

Page 60: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

43

akademisi sebanyak 2 (dua) orang. 67

Majelis Kehormatan Notaris terdiri atas

Majelis Kehormatan Pusat dan Majelis Kehormatan Wilayah. 68

Majelis Kehormatan Pusat dibentuk oleh Menteri dan berkedudukan di ibukota

Negara Republik Indonesia. Sedangkan Majelis Kehormatan Notaris Wilayah

dibentuk oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri dan berkedudukan di Ibukota

Provinsi. Komposisi dari susunan Majelis Kehormatan ditunjukan untuk menjaga

obyektifitas dalam menjalankan dan melakukan penilaian dalam menjalankan

tugasnya.69

67

Habib Adjie dan Muhammad Hafidh, Memahami Majelis Kehormatan Notaris, Semarang:

Sinergi Offset, 2016, hlm. 24. 68

Ibid., hlm 27. 69

Ibid., hlm 28.

Page 61: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

44

E. Kerangka Pikir

Berdasarkan kerangka konsep dan teori yang telah diuraikan di atas, maka yang

menjadi kerangka pikir peneliti adalah sebagai berikut:

Keterangan:

Berdasarkan bagan di atas, para pihak bersama dengan notaris membuat akta

otentik yang diperlukan untuk kepentingan para pihak. Salah satu pihak yang

memiliki kepentingan untuk membuat akta otentik adalah debitor dan kreditor

dalam akta perjanjian kredit. Bank dalam melakukan perjanjian kredit juga

melakukan perjanjian pengikatan jaminan (accesoir) sebagai penerapan salah satu

prinsip 5 c yaitu collateral atau agunan, maka saat dipenuhi syarat perjanjian kredit

pada bank harus diikat dengan adanya jaminan. Jaminan dalam perjanjian kredit

dibuat dalam suatu akta jaminan yang meliputi akta pembebanan hak tanggungan

Para pihak Notaris

Akta yang dibuat Notaris di

dalam wilayah kerjanya

Pembuatan Akta Jaminan Fidusia di

muka Notaris

Kedudukan hukum

Sanksi

Akta yang dibuat Notaris di luar

wilayah kerjanya

Kedudukan hukum

Page 62: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

45

(APHT) sebagai akta pelengkap maupun akta jaminan fidusia sebagai akta

tambahan pada akta perjanjian kredit. Akta jaminan fidusia merupakan perjanjian

pengikut atau tambahan (accesoir) dari perjanjian pokok yang telah dibuat

sebelumnya yaitu perjanjian kredit. Di dalam menjalankan prakteknya, di luar

jaminan pokok yaitu jaminan hak tanggungan, terdapat banyak pihak yang

menyertakan akta jaminan fidusia sebagai jaminan tambahan atas kekurangan nilai

dari jaminan pokok tersebut.

Di dalam pembuatan akta jaminan fidusia terdapat kemungkinan bahwa objek yang

dijadikan jaminan fidusia berada di luar wilayah kerja notaris dan perjanjian dibuat

di luar wilayah kerja notaris. Sebagai contoh, bagaimana apabila terdapat seseorang

yang melakukan suatu perjanjian fidusia dimana perjanjian tersebut dilakukan di

Bandar Lampung dan objek berada di Bandar Lampung, sedangkan pihak tersebut

ingin membuat akta perjanjian fidusia dengan menggunakan Notaris yang berada di

DKI Jakarta. Hal tersebut dapat mempengaruhi kedudukan seorang Notaris yang

hanya memiliki wilayah kerja satu Provinsi dan dilarang untuk membuat akta di

luar wilayahnya sesuai yang telah ditentukan dalam Pasal 17 UUJN dan Pasal18

UUJN.

Notaris dalam hal membuat sebuah akta otentik harus memenuhi ketentuan

Undang-Undang yang berlaku, yaitu dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014

tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan

Notaris dan harus melaksanakan tugasnya sesuai dengan Kode Etik Notaris. Notaris

Page 63: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

46

wajib membuat akta di dalam wilayahnya apabila terbukti melanggar maka Majelis

Pengawas Notaris akan memberikan sanksi.

Berdasarkan uraian singkat di atas, maka perlu kita ketahui bagaimanakah

pelaksanaan pembuatan akta jaminan fidusia, kedudukan akta jaminan fidusia yang

dibuat oleh notaris di luar wilayah kerjanya serta sanksi yang diberikan apabila

tedapat akta jaminan fidusia yang dibuat di luar wilayah kerja notaris itu sendiri

dikaitkan dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. Selain itu,

sebagai suatu perbandingan, perlu kita ketahui pula bagaimanakah kedudukan akta

notaris yang dibuat sesuai dengan aturan yang berlaku pada UUJN maupun Kode

Etik Notaris, yaitu dengan membuat akta di dalam wilayah kerja notaris itu sendiri.

Page 64: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

47

III. METODE PENELITIAN

Penelitian pada dasarnya merupakan suatu upaya pencarian dan bukan hanya

sekedar mengamati dengan teliti terhadap sesuatu objek yang mudah terpegang, di

tangan. Penelitian merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris yaitu research, yang

berasal dari kata re (kembali) dan to search (mencari). Dengan demikian secara

penelitian berarti mencari kembali.70

Penelitian pada umumnya bertujuan untuk

menemukan, mengembangkan, atau menguji kebenaran suatu pengetahuan.

Menemukan berarti berusaha memperoleh sesuatu untuk mengisi kekosongan atau

kekurangan. Mengembangkan berarti memperluas dan menggali lebih dalam

sesuatu yang sudah ada. Menguji kebenaran dilakukan jika apa yang sudah ada

masih atau menjadi diragu-ragukan kebenarannya.71

Berdasarkan segi fokus kajiannya, penelitian hukum dapat dibedakan menjadi tiga

tipe yaitu penelitian hukum normatif, penelitian hukum normatif-empiris atau

normatif-terapan, dan penelitian hukum empiris.72

70

Sunggono Bambang, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2001, hlm. 27. 71

Ronny Hanitijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum, Salatiga: Ghalia Indonesia, 1982, hlm,

15. 72

Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung: PT Citra Aditya Bakti,

2004, hlm. 52.

Page 65: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

48

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penulisan ini adalah penelitian hukum normatif-empiris.

Penelitian hukum normatif-empiris pada dasarnya merupakan penggabungan

antara penelitian hukum normatif dengan adanya penambahan berbagai unsur

empiris. Metode penelitian normatif (undang-undang) dalam aksinya pada setiap

peristiwa hukum tertentu yang terjadi dalam suatu masyarakat.73

Penelitian

normatif bermaksud untuk mempelajari kaedah hukum yaitu dengan cara

mempelajari, menelaah, peraturan perundang-undangan konsep- konsep, dan

teori-teori yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini.

Unsur normatif dalam penelitian ini adalah dengan mengkaji Undang-Undang

Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun

2004 tentang Jabatan Notaris, bahan-bahan pustaka yang terkait akta notaris,

jabatan profesi notaris, Kode Etik Notaris, organisasi notaris, Majelis Pengawas

Notaris serta Majelis Kehormatan Notaris. Unsur empiris penilitan ini berasal dari

data yang dihimpun dari Ikatan Notaris Indonesia (I.N.I), Majelis Kehormatan

Notaris, dan Majelis Pengawas Notaris di Bandar Lampung sebagai data

pendukung untuk mengetahui pelaksanaan pembuatan akta yang dibuat oleh

Notaris di Bandar Lampung, kedudukan hukum dari suatu akta yang dibuat di luar

wilayah kerja notaris serta sanksi yang diberikan apabila terdapat akta yang dibuat

di luar wilayah kerja notaris.

73

Ibid., hlm. 102.

Page 66: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

49

B. Tipe Penelitian

Tipe penelitian dalam penulisan ini adalah tipe penelitian deskriptif. Tipe

penelitian deskriptif merupakan tipe penelitian yang bersifat pemaparan dan

bertujuan untuk memperoleh gambaran (deskripsi) lengkap tentang keadaan

hukum yang berlaku di tempat tertentu dan pada saat tertentu, atau mengenai

gejala yuridis yang ada, atau peristiwa hukum tertentu yang terjadi dalam

masyarakat.74

Pada penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi secara lengkap dan jelas

mengenai pelaksanaan pembuatan akta yang dibuat oleh notaris di Bandar

Lampung, kedudukan hukum akta yang dibuat oleh notaris di luar wilayah kerja,

dan upaya hukum yang dilakukan apabila terdapat akta yang dibuat oleh notaris di

luar wilayah kerjanya.

C. Pendekatan Masalah

Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis empiris. Pendekatan yuridis

empiris dilakukan dengan meneliti secara langsung ke lapangan untuk melihat

secara langsung penerapan peraturan perundang-undangan atau aturan hukum

yang berkaitan dengan penegakan hukum, serta melakukan wawancara dengan

beberapa responden yang dianggap dapat memberikan informasi mengenai

pelaksanaan penegakan hukum tersebut. Pendekatan dalam masalah yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis empiris dengan tipe

74

Ibid., hlm. 50.

Page 67: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

50

nonjudicial case study yaitu pendekatan studi kasus hukum tanpa konflik.75

Penelitian ini dilakukan dengan penelitian lapangan yang ditujukan pada

kewenangan notaris dalam melaksanakan jabatannya.

D. Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer merupakan data yang didapat oleh peneliti langsung dari

sumbernya dalam penelitian ini sumber yang dimaksud adalah notaris. Data

sekunder yaitu data yang diperoleh melalui bahan pustaka dengan cara

mengumpulkan dari berbagai sumber bacaan yang berhubungan dengan masalah

yang diteliti. Data sekunder, terdiri dari:

1. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, yang terdiri dari

berbagai macam peraturan, Undang-Undang dan peraturan lainnya, yang meliputi:

a. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata);

b. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia;

c. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas Undang-

Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris;

d. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.02 Tahun 2004

tentang Tata Cara Pengangkatan Anggota, Pemberhentian Anggota, Susunan

Organisasi, Tata Kerja, dan Tata Cara Pemeriksaan Majelis Pengawas Notaris;

75

Abdulkadir Muhammad, Op.Cit., hlm. 87.

Page 68: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

51

e. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 25 Tahun 2014

tentang Syarat dan Tata Cara Pengangkatan, Perpindahan, Pemberhentian, dan

Perpanjangan Masa Jabatan Notaris;

f. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah No. 37 Tahun 1998 tentang PPAT

g. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 7 Tahun 2016

tentang Majelis Kehormatan Notaris;

h. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 23/69/KEP/DIR Tahun 1991

tentang Jaminan Pemberian Kredit;

i. Kode Etik Ikatan Notaris Indonesia (I.N.I.).

2. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan

mengenai bahan hukum primer yang bersumber dari literature-literatur, makalah,

dokumen, serta tulisan ilmiah yang terkait dengan permasalahan ini.

3. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti

kamus besar bahasa Indonesia, kamus hukum, ensiklopedia, dan internet yang

terkait dengan penelitian ini.

Page 69: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

52

E. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data sekunder. Untuk memenuhi data-data yang

dibutuhkan maka metode pengumpulan data yang digunakan ialah sebagai

berikut:

1. Studi Wawancara

Proses wawancara dilakukan berdasarkan pertanyaan terstruktur yang disusun

oleh peneliti. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data pendukung dalam

penelitian ini. Wawancara merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh

keterangan secara lisan guna mencapai tujuan tertentu, dalam suatu wawancara

terdapat dua pihak yang mempunyai kedudukan yang berbeda yaitu pengejar

informasi yang biasa disebut pewawancara atau interviewer dan pemberi

informasi yang disebut informan atau responden. Terkait hal ini, pewawancara

ialah peneliti. Sedangkan proses wawancara dilakukan di Majelis Pengawas

Daerah Notaris kota Bandar Lampung, Majelis Kehormatan Wilayah Lampung,

dan Ikatan Notaris Indonesia Lampung untuk mendapatkan data pendukung guna

mengetahui pelaksanaan pembuatan akta yang dibuat oleh Notaris di Bandar

Lampung, kedudukan hukum akta yang dibuat oleh Notaris di luar wilayah kerja,

dan upaya hukum yang dilakukan apabila terdapat akta yang dibuat oleh Notaris

di luar wilayah kerjanya.

Wawancara dilakukan kepada 3 (tiga) orang narasumber, yaitu:

a. Notaris Tony Azhari, S.H.

Tony Azhari, S.H. adalah Notaris yang berkedudukan di Bandar Lampung dan

merupakan Pj. Ketua Ikatan Notaris Indonesia (I.N.I). Notaris Tony Azhari, S.H.

Page 70: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

53

diresmikan melalui Surat Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia

RI No. C-458.HT.03.01-TH.2003 dan dilantik pada 23 Agustus 2003. Kantor

Notaris Tony Azhari, S.H. beralamat di Jalan Gajah Mada No.107, Tanjung

Agung Raya, Kedamaian, Bandar Lampung. Notaris Tony Azhari, S.H. sudah 15

tahun berprofesi sebagai seorang notaris, Notaris Tony Azhari, S.H. juga

merupakan Pj. Ketua Ikatan Notaris Indonesia (I.N.I)., oleh karena itu Notaris

Tony Azhari, S.H. memiliki pengalaman yang memadai sebagai narasumber

dalam penelitian ini.

b. Notaris Asvi Maphilindo Volta, S.H.

Asvi Maphilindo Volta, S.H. adalah notaris yang berkedudukan di Bandar

lampung dan merupakan Ketua Majelis Kehormatan Notaris Bandar Lampung.

Notaris Asvi Maphilindo Volta, S.H. diresmikan melalui Surat Keputusan Menteri

Hukun dan Perundang-undangan Republik Indonesia No. C-301.H.T.03.02-

TH.2000 dan dilantik pada 21 Juni 2000. Kantor Notaris Asvi Maphilindo Volta,

S.H. beralamat di Jalan Diponegoro No.31 H-1, Teluk Betung, Sumur Batu,

Bandar Lampung. Notaris Asvi Maphilindo Volta, S.H. sudah 18 tahun berprofesi

menjadi seorang notaris dan merupakan Ketua Majelis Kehormatan Notaris

Bandar Lampung, oleh karena itu Notaris Asvi Maphilindo Volta, S.H. memiliki

pengalaman yang memadai sebagai narasumber.

c. Sri Yuliani, S.H., M.H.

Sri Yuliani, S.H., M.H. merupakan Ketua Majelis Pengawas Notaris Bandar

Lampung. Sri Yuliani, S.H., M.H. telah menjabat sebagai Ketua Majelis

Page 71: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

54

Pengawas Notaris kota Bandar Lampung selama 2(dua) periode atau selama dua

tahun dan telah menjadi anggota Majelis Pengawas Notaris selama 12 (dua belas)

tahun. Oleh karena itu, narasumber memiliki pengalaman yang memadai untuk

dijadikan sebagai narasumber penelitian ini.

2. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh data sekunder yaitu melakukan

serangkaian kegiatan studi dokumentasi dengan cara membaca dan mengutip

literatur-literatur, mengkaji peraturan perundang-undangan yang berhubungan

dengan permasalahan yang dibahas.

F. Metode Pengolahan Data

Tahap-tahap pengolahan data dalam penelitian ini adalah:

1. Pemeriksaan Data (editing)

Pemeriksaan data yaitu pembenaran apakah data yang terkumpul melalui studi

pustaka, dokumen, dan wawancara sudah dianggap lengkap, relevan, jelas, tidak

berlebihan, dan tanpa kesalahan.

2. Penandaan Data (coding)

Penandaan Data yaitu pemberian tanda pada data yang diperoleh, baik berupa

penomoran ataupun penggunaan tanda atau simbol atau kata tertentu yang

menunjukkan golongan/kelompok/klasifikasi data menurut jenis dan sumbernya,

dengan tujuan untuk menyajikan data secara sempurna, memudahkan rekonstruksi

serta analisis data.

Page 72: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

55

3. Penyusunan/Sistematisasi Data (constructing/systematizing)

Penyusunan/sistemasisasi data yaitu kegiatan menabulasi secara sistematis data

yang sudah diedit dan diberi tanda dengan mengelompokkan secara sistematis

data yang sudah diedit dan diberi tanda itu menurut klasifikasi data dan urutan

masalah.

G. Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif. Analisis kualitatif

dilakukan dengan mendeskripsikan serta menggambarkan data dan fakta yang

dihasilkan dari suatu penelitian di lapangan dengan suatu interpretasi, evaluasi,

dan pengetahuan umum. Analisis data dilakukan secara deskripstif kualitatif,

artinya hasil penelitian ini dideskripsikan dalam bentuk penjelasan dan uraian

kalimat yang mudah dibaca, dimengerti untuk diinterpretasikan dan ditarik

kesimpulan. Data kemudian dianalisis dengan metode induktif, yaitu suatu cara

berfikir yang didasarkan pada fakta-fakta yang bersifat umum dilanjutkan dengan

penarikan kesimpulan yang bersifat khusus untuk mengajukan saran-saran. Serta

disajikan tersusun secara sistematis sehingga diberikan penafsiran dan gambaran

yang jelas sesuai dengan pokok bahasan untuk kemudian ditarik kesimpulan-

kesimpulan terhadap permasalahan dalam penelitian ini.

Page 73: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

86

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dari penelitian ini

adalah:

1. Syarat formal dan materil serta prosedur dalam pembuatan akta jaminan fidusia

harus dipenuhi agar menjadi akta otentik yang sah dan sempurna. Syarat formal

pembuatan akta jaminan fidusia harus berdasarkan Pasal 5 UU Jaminan Fidusia,

yaitu disusun dalam bahasa Indonesia dan merupakan akta jaminan fidusia.

Syarat materil dalam membuat akta jaminan fidusia sesuai Pasal 6 UU Jaminan

Fidusia hal-hal yang harus dipenuhi adalah adanya identitas pihak Pemberi dan

Penerima Fidusia, data perjanjian pokok yang dijamin fidusia, uraian mengenai

benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia, nilai penjaminan, dan nilai Benda

yang menjadi objek Jaminan Fidusia. Proses pembuatan akta jaminan fidusia

yaitu penerima fidusia menghadap notaris dan pembuatan akta jaminan fidusia

dilakukan dimana setelah akta jaminan fidusia telah dibuat maka harus

dilakukan pendaftaran akta jaminan fidusia untuk mendapatkan sertifikat

jaminan fidusia.

2. Kedudukan hukum akta otentik yang dibuat di luar wilayah kerja Notaris adalah

akta yang bersangkutan kehilangan otensitasnya atau dapat dikatakan bahwa

Page 74: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

87

akta yang dibuatnya itu tidak otentik serta mempunyai kekuatan seperti akta

yang dibuat di bawah tangan. Notaris dalam pembuatan akta otentik terdapat

pengecualian untuk membuat akta di luar wilayah kerjanya yaitu ketentuan Pasal

942 jo. 937 KUHPdt mengharuskan Notaris untuk menjalankan jabatannya di

luar wilayahnya. Penyerahan surat wasiat rahasia atau surat wasiat olografis

tertutup untuk dibuka oleh Balai Harta Peninggalan termasuk dalam tugas

jabatan Notaris (notariele ambtsbediening) dan penyerahan surat-surat wasiat

sedemikian menurut Pasal 942 KUHPdt harus dilakukan kepada Balai Harta

Peninggalan di dalam daerah siapa warisan tersebut terbuka, dalam hal tersebut

Notaris diperbolehkan untuk membuat akta di luar wilayah kerjanya.

3. Pengawasan terhadap Notaris dilakukan oleh Majelis Kehormatan Notaris dan

Majelis Pengawas Notaris yang senantiasa selalu melakukan pembinaan agar

Notaris bekerja sesuai dengan ketentuan dalam UUJN dan Kode Etik Notaris.

Apabila Notaris terbukti melakukan pelanggaran dengan membuat akta di luar

wilayah kerjanya, maka sanksi yang diberikan adalah dengan memberikan

peringatan tertulis, melakukan pemberhentian sementara, dan diberhentikan

secara hormat.

B. Saran

Saran dalam penelitian ini adalah pembuatan akta Notaris harus memenuhi syarat

dan prosedur yang telah ditentukan dan mengikuti format akta notaris yang telah

yang telah dibakukan oleh Depkumham maupun organisasi Notaris itu sendiri.

Pembuatan akta jaminan fidusia harus memenuhi ketentuan pada UU jaminan

Page 75: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

88

fidusia agar akta yang dibuat dapat menjadi akta otentik yang sah dan berlaku

sebagai undang-undang bagi para pihak. Notaris harus membuat akta di dalam

wilayah kerjanya agar sesuai dengan kewenangannya yang telah diatur dalam UUJN

dan dalam melaksanakan tugasnya harus sesuai UUJN serta Kode Etik Notaris.

Apabila Notaris membuat akta di luar wilayah kerjanya hal tersebut tidak hanya

dapat merugikan Notaris tetapi juga dapat merugikan para pihak yang bersangkutan.

Sanksi yang telah ditentukan apabila terdapat Notaris yang membuat akta di luar

wilayah kerjanya diharapkan dapat menjadi pertimbangan Notaris agar selalu

menjalankan tugasnya sesuai dengan kewenangannya dan selalu mematuhi Kode

Etik Notaris di dalam menjalankan jabatannya.

Page 76: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-buku/Literatur

Adjie, Habib. 2009. Sanksi Perdata dan Administratif terhadap Notaris Sebagai Pejabat

Publik. Bandung: PT Refika Aditama.

. 2008. Hukum Notaris Indonesia. Bandung: Refika Aditama.

Adjie, Habib dan Muhammad Hafidh. 2016. Memahami Majelis Kehormatan Notaris.

Semarang: Sinergi Offset.

Bambang, Sunggono. 2001. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada.

Harris, Freddy dan Lenny Helena. 2017. Notaris Indonesia. Jakarta: PT Lintas Cetak Djaja.

Hermansyah. 2005. Hukum Perbankan Nasional Indonesia. Jakarta: Prenada Media.

Kamelo, H. Tan. 2006. Hukum Jaminan Fidusia Suatu Kebutuhan yang didambakan.

Bandung: Alumni.

Koesoemawati, Ira dan Yunirman Rijan. 2009. Kode Etik Notaris, Mengenal Profesi Notaris,

Memahami Praktik Kenotariatan, Ragam Dokumen Penting yang diurus Notaris danTips

Tidak Tertipu Notaris. Jakarta: Raih Asa Sukses.

Kohar, A. 1983. Notaris dalam Praktek Hukum. Bandung: Alumni.

Makarao, Taufik. 2004. Pokok-pokok Hukum Acara Perdata. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Meliala, Djaja S. 2007. Perkembangan Hukum Perdata tentang Benda dan Hukum Perikatan.

Bandung: Nuansa Aulia.

Mertokusumo, Sudikno. 1988. Hukum Acara Perdata Indonesia. Yogyakarta: Liberty.

Muhammad, Abdulkadir. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung: PT Citra Aditya

Bakti.

Naja, H.R Daeng. 2005. Hukum Kredit dan Bank Garansi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Notodisoerjo, R. Soegondo. 1982. Hukum Notariat di Indonesia Suatu Penjelasan, cet. 1.

Jakarta: CV Rajawali.

Samudera, Teguh. 1992. Hukum Pembuktian dalam Acara Perdata. Bandung: Alumni.

Page 77: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

Satrio, J. 2007. Hukum Jaminan Dan Hak-Hak Jaminan Kebendaan. Bandung: PT Citra

Aditya Bakti.

Setiawan. 1992. Aneka Masalah Hukum dan Hukum Acara Perdata. Bandung: Alumni.

Soemitro,Ronny Hanitijo. 1982. Metode Penelitian Hukum. Salatiga: Ghalia Indonesia.

Sofwan, Sri Soedewi Masjchoen. 2000. Hukum Perdata: Hukum Benda. Yogyakarta: Liberty.

. 2007. Hukum Jaminan di Indonesia Pokok-Pokok Hukum

Jaminan dan Jaminan Perorangan. Yogyakarta: Liberty.

Subekti. 2005. Hukum Pembuktian. Jakarta: PT Pradnya Paramitha.

Suharno. 2003. Analisa Kredit. Jakarta: Djambatan.

Suharnoko. 2007. Hukum Perjanjian Teori dan Analisa Kasus. Jakarta: Prenada Kencana.

Tobing, G.H.S. Lumban. 1996. Peraturan Jabatan Notaris, Cet 3. Jakarta: Erlangga.

Tresna, R. 1993. Komentar HIR. Jakarta: PT Pradnya Paramitha.

B. Undang-Undang dan Peraturan Lainya

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata).

Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia.

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30

Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.02 Tahun 2004 tentang Tata

Cara Pengangkatan Anggota, Pemberhentian Anggota, Susunan Organisasi, Tata Kerja,

dan Tata Cara Pemeriksaan Majelis Pengawas Notaris.

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 25 Tahun 2014 tentang Syarat dan

Tata Cara Pengangkatan, Perpindahan, Pemberhentian, dan Perpanjangan Masa Jabatan

Notaris.

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 7 Tahun 2016 tentang Majelis

Kehormatan Notaris.

Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No.

37 Tahun 1998 tentang PPAT

Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 23/69/KEP/DIR Tahun 1991 tentang

Jaminan Pemberian Kredit.

Kode Etik Ikatan Notaris Indonesia (I.N.I.).

Page 78: KEDUDUKAN HUKUM AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG DIBUAT …digilib.unila.ac.id/45210/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · kedudukan hukum akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris di

C. Website

http://arkokanadianto.com/2017/05/perjanjian-sebaiknya-akta-notaris-atau-bawah-tangan/

diakses pada Kamis, 22 Maret 2018-10.45 WIB.

https://notariscimahi.co.id/akta-notaris/pengertian-akta-notaris-syarat-prosedur-pembuatan-

akta-notaris/ diakses pada Sabtu, 28 April 2018-19.30 WIB