kedudukan alat bukti short message service...

104
i KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS) DALAM PEMBUKTIAN KASUS TINDAK PIDANA PERJUDIAN (Tinjauan Yuridis Putusan No.247/PID.B/2013/PN.JKT.TIM) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Oleh : DANIEL VINCENT E1A009123 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS HUKUM PURWOKERTO 2014

Upload: hoangcong

Post on 08-Mar-2019

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

i

KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)

DALAM PEMBUKTIAN KASUS TINDAK PIDANA PERJUDIAN

(Tinjauan Yuridis Putusan No.247/PID.B/2013/PN.JKT.TIM)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman

Oleh :

DANIEL VINCENT

E1A009123

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS HUKUM

PURWOKERTO

2014

Page 2: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

ii

Page 3: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

iii

Page 4: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

iv

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, karena dengan kasih karunia

dan berkatNya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

yang berjudul “KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE

(SMS) DALAM PEMBUKTIAN KASUS TINDAK PIDANA PERJUDIAN

(Tinjauan Yuridis Putusan No.247/PID.B/2013/PN.JKT.TIM)” tersebut dengan

baik.

Penulis menyadari bahwa terselesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan baik moril maupun materiil serta doa dan dukungan berbagai pihak,

oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Angkasa, S.H.,M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Jenderal Soedirman.

2. Handri Wirastuti Sawitri, S.H.,M.H., selaku Dosen Pembimbing Skripsi I saya,

atas kesabaran beliau dalam membimbing serta memberikan masukan,

dorongan dan motivasi kepada penulis.

3. Dr. Hibnu Nugroho, S.H.,M.H., selaku Dosen Pembimbing Skripsi II saya,

yang telah memberikan saran, bimbingan, motivasi dan dorongan kepada

penulis selama proses penyelesaian penyusunan skripsi ini.

4. Pranoto, S.H., M.H., selaku Dosen Penilai Skripsi, yang telah memberikan

saran-saran serta evaluasi yang sangat berguna bagi penulis terkait dengan

penyusunan skripsi ini.

5. Kedua orang tua penulis (M.Silitonga dan M.br.Sianturi), serta kakak dan adik

penulis (Mirna Melly Olivia dan Dina Nancy) yang telah memberikan motivasi

serta dukungan doa dan materi selama ini.

Page 5: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

v

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, adanya saran yang membangun bagi penulis adalah hal yang

berarti guna penyempurnaan dalam penulisan skripsi ini untuk menjadi lebih baik.

Demikian, harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Terima kasih.

Purwokerto, Februari 2014

Penulis

Page 6: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

vi

ABSTRAK

Pembuktian memegang peranan yang sangat penting, sebab melalui proses

pembuktianlah dapat ditentukan apakah seorang terdakwa benar telah melakukan

tindak pidana yang didakwakan oleh penuntut umum, dan apakah terdakwa dapat

dipersalahkan atas perbuatan yang didakwakan tersebut. Short Message Service

(SMS) sebagai alat bukti memang tidak diatur secara jelas di dalam KUHAP, tetapi

pada Pasal 187 poin d dapat digunakan sebagai acuan pemberlakuan print-out SMS

sebagai sebuah “Surat Lain”. Hasil print-out SMS dapat di jadikan sebagai alat bukti

petunjuk apabila telah ada isyarat tentang suatu kejadian dimana isi dari SMS tersebut

mempunyai persesuaian antara kejadian yang satu dengan yang lain. Pasal 5 Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

menjelaskan bahwa Informasi Elektronik dan atau Dokumen Elektronik dan atau

hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah yang merupakan perluasan dari

alat bukti yang sah sesuai dengan Hukum Acara yang berlaku di Indonesia. Adapun

tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui pengaturan alat bukti SMS

dalam tindak pidana perjudian.

Dalam penelitian ini, SMS digunakan sebagai alat bukti petunjuk dalam

pembuktian tindak pidana perjudian judi togel. Berdasarkan hasil penelitian

terhadap Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Timur

No.247/PID.B/2013/PN.JKT.TIM menunjukkan bahwa perbuatan terdakwa telah

terbukti secara sah dan meyakinkan memenuhi unsur-unsur Pasal 303 ayat (1) Ke-

2 KUHP. Oleh karena itu hakim menjatuhkan putusan pemidanaan terhadap

terdakwa berupa pidana penjara selama 1 tahun.

Kata kunci : Pembuktian, Short Message Service, Tindak Pidana Perjudian

Page 7: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

vii

ABSTRACT

Authentication have an important part, because through authentication

process, it can identify, are the defendant truthly doing the criminal action that

prosecutor accusated. is the defendant can be blame for an action that the

prosecutor accusated. Short Message Service (SMS) as evidence indeed not

regulated clearly in KUHAP, but in article 187 letter (d) can be used as reference

of print-out SMS as a “another letter”. Print-out SMS output can be a clue

evidence when a sign between sms content and the accident there’s have a

concurrence. Article 5 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 About Information

and Electronic Transaction explain about electronic information and or

electronic document and or print-out is a valid evidence that come from

expansion legal evidence concurrence to criminal procedur law in Indonesia. The

purpose in this research to know about regulation SMS as evidence in criminal

act of gambling.

In this research, SMS used as clue evidence in authentication criminal act

of gambling judi togel. According to this research towards the juridical review of

East Jakarta adjudication No.247/PID.B/2013/PN.JKT.TIM that show up about

the defendant action has proved certainly and convince that comply substance of

article 303 letter (1) point (2) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Therefore,

judge give a sentence judgement condemnation one year prison punishment to the

culprit.

Key words: Authentication, Short Message Service, Crime Gambling.

Page 8: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................ii

HALAMAN PERNYATAAN .........................................................................iii

KATA PENGANTAR .....................................................................................iv

ABSTRAKSI ...................................................................................................vi

ABSTRACT ....................................................................................................vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................1

B. Perumusan Masalah ..........................................................................4

C. Tujuan Penelitian ..............................................................................5

D. Kegunaan Penelitian .........................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................6

A. Pengertian & Asas-Asas Hukum Acara Pidana ..................................6

1. Pengertian dan Tujuan Hukum Acara Pidana ................................6

2. Asas-Asas Hukum Acara Pidana ...................................................10

B. Pembuktian .......................................................................................15

1. Pengertian Pembuktian .................................................................15

2. Sistem Pembuktian .......................................................................17

3. Alat Bukti .....................................................................................20

4. Alat Bukti Elektronik ...................................................................41

Page 9: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

ix

C. Tindak Pidana Perjudian ...................................................................43

D. Kejahatan Mayantara (Cyber Crime) Judi Togel Melalui Short

Message Service (SMS) .....................................................................46

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................51

A. Metode Pendekatan ...........................................................................51

B. Spesifikasi Penelitian ........................................................................51

C. Sumber Data .....................................................................................51

D. Metode Pengumpulan Data ...............................................................53

E. Metode Pengolahan Data ..................................................................53

F. Metode Penyajian Data .....................................................................53

G. Metode Analisa Data ..........................................................................54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................55

A. Hasil Penelitian .................................................................................55

B. Pembahasan ......................................................................................72

BAB V PENUTUP ...........................................................................................91

A. Simpulan ...........................................................................................91

B. Saran .................................................................................................92

DAFTAR PUSTAKA

Page 10: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kondisi perekonomian menjadi faktor yang melatarbelakangi seseorang

untuk melakukan suatu kejahatan yaitu salah satunya adalah perjudian. Menurut

Johanes Papu :

“faktor ekonomi amat berpengaruh dalam tindak pidana perjudian bagi masyarakat dengan status sosial dan ekonomi yang rendah perjudian seringkali dianggap sebagai suatu sarana untuk meningkatkan taraf hidup mereka.1 Perjudian merupakan perbuatan yang bertentangan dengan norma agama,

moral, kesusilaan maupun hukum. Perjudian merupakan tindak pidana umum

yang secara yuridis diatur dalam Pasal 303 KUHP, Pasal 303 bis KUHP, Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1974 Tentang Penertiban Perjudian, Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1981 Tentang Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1974 Tentang Penertiban Perjudian. Aturan

ini sebagai payung hukum dalam memberantas tindak pidana perjudian yang

terjadi di Indonesia.

Dalam hukum pidana berlaku asas, bahwa seorang tidak boleh

dianggap bersalah sebelum adanya putusan hakim yang telah mempunyai

kekuatan hukum tetap dan pada prinsipnya orang yang dianggap bersalah

harus dibuktikan apakah ia bersalah melalui proses persidangan. Proses

persidangan tersebut bertujuan untuk mencari kebenaran materiil (materiile

1Johanes Papu, 2002, Sejarah & Jenis Perjudian. Jakarta, http://www.e-

psikologi.com/epsi/Sosial_detail.asp?id=279. (Diunduh pada tanggal 30 September 2013).

Page 11: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

2

waarheid) yaitu kebenaran yang sesungguhnya. Salah satu proses yang paling

penting untuk mencari kebenaran materiil adalah pembuktian, karena dari hal

inilah tergantung apakah seseorang akan dinyatakan bersalah atau dibebaskan.2

Pada proses pembuktian di persidangan harus dibuktikan dengan alat-alat

bukti yang sah menurut ketentuan undang-undang dan adanya keyakinan hakim

yang diperoleh dari alat-alat bukti yang sah tersebut. Untuk menentukan

seseorang bersalah atau melanggar hukum, alat bukti yang diperlukan harus lebih

dari satu atau sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah menurut undang-

undang. Seperti yang sudah ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) pada Pasal

183 yang berbunyi:

“Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah, ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang melakukannya”. Dalam penjelasan pasal tersebut disebutkan bahwa ketentuan

ini adalah untuk menjamin tegaknya kebenaran, keadilan dan kepastian

hukum bagi seseorang. Dengan demikian, hakim hanya dapat menjatuhkan

hukuman apabila sedikit-dikitnya terdapat dua alat bukti yang sah dalam

peristiwa pidana yang dituduhkan kepadanya dan adanya keyakinan hakim karena

walaupun alat-alat bukti lengkap, akan tetapi jika hakim tidak yakin akan

kesalahan terdakwa maka terdakwa tidak dipidana. Adapun alat bukti yang sah

sebagaimana yang dimaksud diatas adalah menurut ketentuan Pasal 184 ayat (1)

KUHAP yaitu:

2Edmon Makarim, Kompilasi Hukum Telematika, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta,

2004 cetakan kedua, hal.419.

Page 12: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

3

a. Keterangan saksi; b. Keterangan ahli; c. Surat; d. Petunjuk; e. Keterangan terdakwa. Pada kasus Putusan No.247/Pid.B/2013/PN.JKT.TIM, perjudian yang

dilakukan yaitu judi togel oleh terdakwa F dilakukan dengan cara memanfaatkan

teknologi sebagai sarana melakukan kejahatan. Dimana F sebagai bandar judi

togel menggunakan Short Message Service (SMS) sebagai cara untuk bermain judi

togel tersebut. Berbeda dengan cara judi togel biasanya yang apabila pemain ingin

melakukan judi togel, pemain harus bertemu dengan Bandar dan nomor-nomor

yang diperataruhkan atau dipasang dicatat oleh Bandar dalam bentuk secarik

kertas. Akan tetapi pada kasus judi togel ini pemain tidak perlu bertemu dengan

Bandar melainkan cukup dengan mengirimkan SMS nomor yang akan dipasang

maka perjudian dianggap telah terjadi. Sehubungan dengan hal tersebut peran

Short Message Service (SMS) sebagai alat bukti pada proses pembuktian tindak

pidana perjudian melalui media teknologi sangatlah penting. Akan tetapi di dalam

KUHAP telah diatur secara limitatif alat bukti yang dapat dihadirkan pada proses

persidangan.3

Setelah berlakunya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang

Informasi dan Transaksi Elektronik, ada penambahan mengenai alat bukti yang

dapat dijadikan dasar bagi pertimbangan hakim. Menurut ketentuan Pasal 5

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik dikatakan bahwa Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik

3Nur Ro’is, Informasi Elektronik Sebagai Bukti dalam Perkara Pidana, Jurnal Ilmiah

Dinamika Vol. 3 No. 6 Desember 2010 ISSN: 1979–0899X, http://jodfisipunbara.files.wordpress.com/2012/05/12-rois-oke-hal-90-96.pdf (diakses tanggal 14 November 2013).

Page 13: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

4

dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah dari jenis-jenis alat

bukti yang telah ditentukan dalam Pasal 184 ayat (1) KUHAP.4

Dengan ketentuan tersebut dapat dikatakan Undang-Undang Nomor 11

Tahun 2008 dikatakan sebagai lex specialis sedangkan KUHAP sebagai aturan

yang bersifat umum (lex generalis). Sehingga dalam hal ini Short Message

Service (SMS) bisa dijadikan sebagai alat bukti dalam pembuktian tindak pidana

perjudian. Berdasarkan uraian tersebut penulis terdorong untuk mengkaji tentang

peranan alat bukti Short Message Service (SMS) dengan menyusun skripsi dengan

judul : Kedudukan Alat Bukti Short Message Service (SMS) Dalam

Pembuktian Kasus Tindak Pidana Perjudian (Tinjauan Yuridis Putusan

Pengadilan Negeri Jakarta Timur No.247/Pid.B/2013/PN.JKT.TIM).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan dalam latar belakang di atas,

maka dapat dirumuskan suatu perumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah Short Message Service (SMS) dapat dijadikan sebagai alat bukti

dalam pembuktian tindak pidana perjudian ?

2. Bagaimanakah kekuatan pembuktian alat bukti Short Message Service (SMS)

dalam pembuktian tindak pidana perjudian dalam Putusan Pengadilan Negeri

Jakarta Timur No.247/Pid.B/2013/PN.JKT.TIM ?

4Syahdeini, Sutan Remy, Kejahatan Tindak Pidana Komputer, Pustaka Utama Grafiti,

Jakarta, 2009, hal.263.

Page 14: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai

dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Short Message Service (SMS) dapat atau tidak dijadikan

sebagai alat bukti dalam pembuktian tindak pidana perjudian.

2. Untuk mengetahui kekuatan pembuktian alat bukti Short Message Service

(SMS) dalam pembuktian tindak pidana perjudian dalam Putusan Pengadilan

Negeri Jakarta Timur No.247/Pid.B/2013/PN.JKT.TIM ?

D. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan

pengetahuan dan menambah kepustakaan hukum acara pidana.

2. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai

kedudukan alat bukti Short Message Service (SMS) dalam pembuktian tindak

pidana perjudian dalam Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Timur.

Page 15: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian & Asas-Asas Hukum Acara Pidana

1. Pengertian dan Tujuan Hukum Acara Pidana

Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara

Pidana atau disebut juga Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang

selanjutnya akan disebut dengan KUHAP, tidak memberikan definisi mengenai

pengertian dari hukum acara pidana. KUHAP hanya menjelaskan mengenai

batasan-batasan mengenai beberapa bagian hukum acara pidana serta tatacara

peradilan dalam tingkat peradilan umum pada semua tingkat peradilan.

KUHAP juga memberikan definisi mengenai proses-proses atau bagian dari

hukum acara pidana seperti penyidikan, penuntutan, praperadilan, putusan,

upaya hukum, penangkapan, penahanan, dan lain-lain dalam Pasal 1 KUHAP.5

Pengertian hukum acara pidana dapat dilihat dari pendapat para ahli

hukum, antara lain:

a. D. Simons Hukum pidana formil (hukum acara pidana) mengatur tentang bagaimana negara melalui alat-alatnya melaksanakan haknya untuk memidana dan menjatuhkan pidana.

b. A. Minkenhof Hukum acara pidana mempunyai peraturan mengenai yang terjadi antara saat timbulnya dugaan bahwa suatu delik telah dilakukan dan dilaksanakannya pidana yang dijatuhkan kepada terdakwa.

c. J.M. van Bemmelen

5Makarao dan Suhasril. 2010. Hukum Acara Pidana (Dalam Teori dan Praktek). Bogor:

Ghalia Indonesia. Hal 1

Page 16: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

7

Ilmu hukum acara pidana mempelajari peraturan-peraturan yang diciptakan oleh negara, karena adanya pelanggaran-pelanggaran pidana, yaitu sebagai berikut: 1. negara melalui alat-alatnya menyidik kebenaran; 2. sedapat mungkin menyidik pelaku perbuatan itu; 3. mengambil tindakan-tindakan yang perlu guna menangkap

si pembuat dan kalau perlu menahannya; 4. mengumpulkan bahan-bahan bukti (bewijsmateriaal) yang

telah diperoleh pada penyidikan kebenaran guna dilimpahkan kepada hakim dan membawa terdakwa ke depan hakim tersebut;

5. hakim memberi keputusan tentang terbukti tidaknya perbuatan yang dituduhkan kepada terdakwa dan untuk itu menjatuhkan pidana atau tindakan tata tertib;

6. upaya hukum untuk melawan keputusan tersebut; 7. akhirnya melaksanakan keputusan tentang pidana dan

tindakan tata tertib.6 d. Wirjono Prodjodikoro

Hukum acara pidana berhubungan erat dengan adanya hukum pidana, maka dari itu merupakan suatu rangkaian peraturan yang memuat cara bagaimana badan-badan pemerintah yang berkuasa, yaitu kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan harus bertindak guna mencapai tujuan negara dengan mengadakan hukum pidana.7

Rangkaian proses panjang pelaksanaan penegakan hukum dari awal

penyidikan hingga eksekusi semua bermuara pada satu tujuan yaitu

menemukan dan mendapatkan kebenaran materiil, dengan demikian pada

setiap tahapan proses yang dijalankan harus dapat dilaksanakan dengan efisien,

cermat serta tidak bertentangan dengan KUHAP itu sendiri.8 Tentang ruang

lingkup Hukum Acara Pidana, P.A.F Lamintang berpendapat :

“bahwa wajarlah kiranya kita harus mengetahui terlebih dahulu sifat dari perbuatan-perbuatan menyelidik, menyidik, dan menuntut seseorang menurut hukum pidana. Secara singkat dapat dikatakan hukum acara pidana pada dasarnya baru diberlakukan apabila terdapat

6 Ibid, Hal. 3 7 Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, Edisi Kedua, Cetakan Kedua, Jakarta,

Sinar Grafika, 2008, hlm. 4-7. 8 Hibnu Nugroho, Integralisasi Penyidikan Tindak Pidana Korupsi di Indonesia. Jakarta.

Media Prima Aksara, 2012. Hlm. 32.

Page 17: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

8

sangkaan bahwa undang-undang pidana materiil telah dilangar oleh seseorang.9 Setiap peraturan hukum yang dibentuk pasti memiliki suatu tujuan

tertentu yang akan dicapai. Hukum dan undang-undang yang tidak memiliki

tujuan akan tidak memiliki kegunaan, semakin realistis sesuatu tujuan yang

hendak dicapai maka semakin bernilai dan dekat pula tujuan yang diperoleh

anggota masyrakat sebagai pencari keadilan. Begitupun adanya hukum acara

pidana Indonesia yang dituangkan dalam KUHAP. Tujuan dari hukum acara

pidana dapat dilihat dalam Pedoman Pelaksanaan KUHAP yang dikeluarkan

oleh Menteri Kehakiman sebagai berikut:

“Tujuan dari Hukum Acara Pidana adalah untuk mencari dan mendapatkan atau setidak-tidaknya mendekati kebenaran materiil, ialah kebenaran yang selengkap-lengkapnya dari suatu perkara pidana dengan menerapkan ketentuan hukum acara pidana secara jujur dan tepat dengan tujuan untuk mencari siapakah pelaku yang dapat didakwakan melakukan suatu pelanggaran hukum, dan selanjutnya meminta memeriksa dan putusan dari pengadilan guna menemukan apakah terbukti bahwa suatu tidak pidana telah dilakukan dan apakah orang yang didakwakan itu dapat dipersalahkan”.

Sedangkan tujuan atau fungsi hukum acara pidana, menurut Hibnu

Nugroho adalah:

1. Sebagai sarana untuk mencari suatu kebenaran materiil dari suatu tindak pidana yang terjadi;

2. Menemukan orang yang diduga sebagai pelaku tindak pidana; 3. Meminta pengadilan untuk memuutuskan bersalah atau tidaknya

tersangka; dan 4. Melaksanakan dan kemudian mengawasi pelaksanaan dari putusan

tersebut.10

Tujuan hukum acara pidana adalah untuk mencari dan mendapatkan

atau setidak-tidaknya mendekati kebenaran materiil, ialah kebenaran yang

9PAF Lamintang dan Theo Lamintang. Pembahasan KUHAP Menurut Ilmu Pengetahuan

Hukum Pidana dan Yurisprudensi. Sinar Grafika. Jakarta. 2010. Hlm. 26-28 10 Hibnu Nugroho, Op.cit. Hlm. 32.

Page 18: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

9

selengkap-lengkapnya dari suatu perkara pidana dengan menerapkan ketentuan

hukum acara pidana secara jujur dan tepat dengan tujuan untuk mencari

siapakah pelaku yang dapat didakwakan melakukan sutau pelanggaran hukum,

dan selanjutnya meminta pemeriksaan dan putusan dari pengadilan guna

menemukan apakah terbukti bahwa suatu tindak pidana telah dilakukan dan

apakah orang yang didakwakan itu dapat dipersalahkan.11

Tujuan tersebut diperoleh manakala penegak hukum mencari kebenaran

materiil yang dapat diperoleh dengan berbagai macam alat bukti yang

dihadirkan dipersidangan baik dari jaksa penuntut umum ataupun dari

penasehat hukum terdakwa. Pemeriksaan dipengadilan yang ditekankan pada

pembuktian yang dinilai oleh hakim mana yang lebih kuat sehingga

menimbulkan keyakinan hakim akan siapa yang benar dan siapa yang bersalah

dengan alat bukti tersebut.

Menurut Van Bemellen12, hukum acara pidana mempunyai tiga fungsi

yaitu:

1. Mencari dan menemukan kebenaran.

2. Pemberian keputusan oleh hakim

3. Pelaksanaan keputusan

Dari ketiga fungsi diatas, yang paling penting karena menjadi tumpuan

kedua fungsi berikutnya ialah “mencari kebenaran”. Setelah menemukan

kebenaran yang diperoleh melalui alat bukti dan bahan bukti itulah, hakim

11 Syaiful Bakhri, Hukum Pembuktian dalam Praktek Peradilan Pidana. Yogyakarta:

P3IH FH UMJ Total Media. 2009. Hlm 4. 12 Andi hamzah, Op., Cit. Hlm 8.

Page 19: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

10

akan sampai kepada putusan (yang adil dan tepat), yang kemudian

dilaksanakan oleh jaksa.

Tujuan hukum pidana dan fungsi hukum acara pidana hampir sama dan

cenderung dicampur adukkan karena pada prinsipnya sama untuk mencari

kebenaran dan timbulnya perdamaian. Akan tetapi hakim dalam mencari

kebenaran materiil dibatasi oleh surat dakwaan jaksa, dan hakim tidak dapat

menuntut supaya jaksa mendakwa dengan dakwaan lain atau menambah

perbuatan yang didakwakan. Hakim hanya mengadili sejauh surat dakwaan

yang dikeluarkan oleh jaksa dan memutusnya dengan kebijakan hakim itu

sendiri dengan prinsip keadilan.

2. Asas-asas Hukum Acara Pidana

Asas-asas hukum merupakan suatu ungkapan hukum yang bersifat lebih

umum, oleh karenanya bersumber dari kesadaran dan keyakinan hukum

kelompok manusia. Dari asas-asas hukum tersebutlah selanjutnya dibentuk

hukum. Dengan demikian hukum atau undang-undang yang baik, harus sesuai

dengan asas-asas hukum pembentuknya.

Landasan asas atau prinsip, diartikan sebagai dasar patokan hukum

melandasi KUHAP dalam penerapan penegakan hukum. Asas-asas atau prinsip

hukum inilah tonggak pedoman bagi instansi jajaran penegak hukum dalam

menerapkan pasal-pasal KUHAP. Tidak hanya menjadi patokan dan landasan

bagi penegak hukum saja, melainkan asas-asas hukum dimaksudkan juga bagi

setiap anggota masyarakat yang terlibat dan berkepentingan atas pelaksanaan

tindakan yang menyangkut KUHAP.

Page 20: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

11

Asas-asas hukum yang dimaksud sebagai patokan atau pedoman dalam

melaksanakan hukum acara pidana, diantaranya sebagai berikut:

a. Peradilan Cepat, Sederhana dan Biaya Ringan

Asas ini menghendaki adanya suatu peradilan yang efisien dan efektif,

sehingga tidak memberikan penderitaan yang berkepanjangan kepada

tersangka atau terdakwa disamping kepastian hukum terjamin. Asas ini

terumuskan dalam Pasal 2 ayat (4) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009

tentang Kekuasaan Kehakiman yang selanjutnya disebut dengan Undang-

Undang Kekuasaan Kehakiman yang menghendaki agar setiap pelaksanaan

penegakan hukum di Indonesia berpedoman kepada asas sederhana, cepat,

dan biaya ringan serta tidak berbelit-belit. Apalagi jika kelambatan

penyelesaian suatu kasus peristiwa tindak pidana itu disengaja, maka

tentunya hal itu merupakan perkosaan terhadap hukum dan martabat

manusia.

Dalam Penjelasan Umum KUHAP butir 3 huruf e menyatakan bahwa:

“Peradilan yang harus dilakukan dengan cepat sederhana, dan biaya ringan serta bebas, jujur, dan tidak memihak harus diterapkan secara konsekuen dalam seluruh tingkat peradilan.” Terkait dengan pengertian di atas, menurut Bambang Poernomo13,

yang dimaksud dengan:

a. Proses peradilan pidana yang dilaksanakan dengan cepat, diartikan menghindarkan segala rintangan yang bersifat prosedural agar tercapai efisiensi kerja mulai dari kegiatan penyelidikan sampai dengan pelaksanaan putusan akhir dapat selesai dalam waktu yang relatif singkat.

b. Proses peradilan pidana yang sederhana, diartikan bahwa penyelenggaraan administrasi peradilan secara terpadu agar

13 Bambang Poernomo, Pole Dasar, Teori-Asas Umum Hukum Acara Pidana dan

Penegakan Hukum Pidana, Yogyakarta : Liberty, 1993, Hlm.66.

Page 21: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

12

pemberkasan perkara dari masing-masing instansi yang berwenang, berjaian dalam suatu kesatuan yang tidak memberikan peluang saluran bekerja secara berbelit-belit (circuit court), dan dari dalam berkas tersebut terungkap pertimbangan serta kesimpulan penerapan hukum yang mudah dimengerti oleh pihak yang berkepentingan.

c. Proses peradilan pidana dengan biaya murah (ringan), diartikan menghindarkan sistem administrasi perkara dan mekanisme bekerjanya para petugas yang mengakibatkan beban biaya bagi yang berkepentingan atau masyarakat (social cost) yang tidak sebanding, karena biaya yang dikeluarkan lebih besar dan hasil yang diharapkan lebih kecil.

b. Asas Praduga Tak Bersalah (Presumption of Innocence)

Asas praduga tak bersalah (Presumption of Innocence) di jumpai

dalam Pasal 8 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan

Kehakiman jo Penjelasan Umum butir 3 huruf c KUHAP, yang dirumuskan

sebagai berikut:

“Setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut dan/atau dihadapkan di depan pengadilan, wajib dianggap tidak bersalah sebelum ada putusan pengadilan yang menyatakan kesalahannya dan telah memperoleh kekuatan hukum tetap” Menurut M. Yahya Harahap14, asas praduga tak bersalah ditinjau

dari segi teknis penyidikan dinamakan “prinsip akusator”. Prinsip akusator menempatkan kedudukan tersangka/terdakwa dalam setiap tingkat pemeriksaan adalah sebagai subyek bukan sebagai obyek pemeriksaan, karena itu tersangka atau terdakwa harus didudukkan dan diperlukan dalam kedudukan manusia yang mempunyai harkat dan martabat harga diri. Yang menjadi obyek pemeriksaan dalam prinsip akusator adalah kesalahan (tindak pidana) yang dilakukan oleh tersangka/terdakwa. Kearah itulah pemeriksaan ditujukan.

c. Perlakuan yang Sama atas Diri Setiap Orang di Muka Hukum (Equality

Before the Law)

Asas yang umum dianut di negara-negara yang berdasarkan hukum

ini tegas tercantum pula dalam Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Kekuasaan

14Makarao dan Suhasril, Op.Cit., Hlm 3-4.

Page 22: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

13

Kehakiman bahwa pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak

membeda-bedakan orang.

Begitu juga dalam Penjelasan Umum butir 3 huruf a KUHAP

bahwa perlakuan yang sama atas diri setiap orang di muka hukum dengan

tidak mengadakan pembedaan perlakuan.

d. Pemeriksaan Pengadilan Terbuka Untuk Umum

Asas ini diatur dalam Pasal 153 ayat (3) KUHAP yang berbunyi:

“Untuk keperluan pemeriksaan hakim ketua siding membuka siding dan menyatakan terbuka untuk umum kecuali dalam perkara mengenai kesusilaan atau terdakwanya anak-anak” Pelanggaran atas ketentuan ini atau tidak dipenuhinya ketentuan ini

mengakibatkan putusan pengadilan batal demi hukum seperti telah

dirumuskan dalam Pasal 153 ayat (4) KUHAP.

Pengecualian untuk asas ini adalah terhadap kesusilaan dan anak-

anak, dimana alasannya karena kesusilaan dianggap sebagai masalah yang

sangat pribadi, tidak patut dungkapkan dan dipaparkan secara terbuka

dihadapan umum. Begitu juga apabila tindak pidana yang dilakukan oleh

anak, yang diaman melakukan kejahatan karena kenakalan.

Menurut Andi Hamzah 15,

“seharusnya hakim diberi kebebasan untuk menentukan sesuai situasi dan kondisi apakah sidang terbuka atau tertutup untuk umum. Dapat pula hakim menetapkan apakah suatu sidang dinyatakan seluruh atau sebagian tertutup untuk umum, yang artinya persidangan dilakukan di belakang pintu tertutup. Pertimbangan mana sepenuhnya diserahkan kepada hakim, yang melakukan berdasarkan jabatannya atau atas permintaan penuntut umum dan terdakwa. Saksi juga dapat

15Andi hamzah, Op., Cit. Hlm 20-21

Page 23: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

14

mengajukan agar sidang tertutup untuk umum dengan alasan demi nama baik keluarganya (misalnya dalam kasus perkosaan).” Walau sidang dinyatakan tertutup untuk umum, namun keputusan

hakim dinyatakan dalam sidang yang terbuka untuk umum. Pasal 13

Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 dan Pasal 195 KUHAP dengan

tegas menyatakan: “Semua putusan pengadilan hanya sah dan mempunyai

kekuatan hukum apabila diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum”.

e. Tersangka dan Terdakwa Berhak Mendapat Bantuan Hukum.

Asas ini telah diterapkan dalam KUHAP, yakni pada Pasal 69 sampai

dengan Pasal 74 KUHAP yang mengatur tentang bantuan hukum yang

diperoleh oleh tersangka/terdakwa berupa kebebasan yang sangat luas.

Kebebasan itu antara lain sebagai berikut:

1) Bantuan hukum dapat diberikan sejak saat tersangka ditangkap atau ditahan;

2) Bantuan hukum dapat diberikan pada semua tingkat pemeriksaan; 3) Penasihat hukum dapat menghubungi tersangka/terdakwa pada

semua tingkat pemeriksaan pada setiap waktu; 4) Pembicaraan antara penasihat hukum dengan tersangka tidak

didengar oleh penyidik dan penuntut umum kecuali pada delik yang menyangkut keamanan negara;

5) Turunan berita acara diberikan kepada tersangka atau penasihat hukum guna kepentingan pembelaan;

6) Penasihat hukum berhak mengirim dan menerima surat dari tersangka/terdakwa.16

Andi Hamzah17, memberikan pendapat bahwa ada pembatasan yang

dilakukan terhadap asas ini, dimana pembatasan-pembatasan hanya

dikenakan jika penasihat hukum menyalahgunakan hak-haknya tersebut.

16 Abdussalam, Prospek Hukum Pidana Indonesia Dalam Mewujudkan Rasa Keadilan

Masyarakat Jilid 2, Jakarta, Restu Agung, 2006, Hlm. 62. 17 Andi Hamzah, Op., Cit. Hlml 24.

Page 24: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

15

f. Pemeriksaan Hakim yang Langsung dan Lisan (Pemeriksaan dengan

Hadirnya Terdakwa)

Pemeriksaan di sidang pengadilan dilakukan oleh hakim secara

langsung artinya langsung kepada terdakwa dan para saksi. Sedangkan

pemeriksaan hakim dilakukan secara lisan artinya bukan tertulis antara

hakim dan terdakwa.

Asas ini diatur dalam Pasal 153 ayat (2) dan Pasal 155 ayat (1)

KUHAP dan seterusnya.

Pasal 153 ayat (2) huruf a KUHAP :

”hakim ketua sidang memimpin pemeriksaan di sidang pengadilan yang dilakukan secara lisan dalam bahasa indonesia yang dimengerti terdakwa dan saksi” Pasal 155 ayat (1) KUHAP :

”pada permulaan sidang hakim ketua sidang menanyakan kepada terdakwa tentang nama lengkap, tempat lahir,umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama, dan pekerjaanya serta mengingatkan terdakwa supaya memperhatikan segala sesuatu yang didengar dan dilihatnya di sidang” Yang dipandang pengecualian dari asas ini ialah kemungkinan

putusan dijatuhkan tanpa hadirnya terdakwa, yaitu putusan in absentia.

Tetapi hal tersebut hanya merupakan pengecualian, yaitu dalam acara

pemeriksaan perkara pelanggaran lalu lintas jalan.

g. Asas Ganti Kerugian dan Rehabilitasi

Asas ini diatur dalam Pasal 95-97 KUHAP, dimana tentang ganti

kerugian diatur dalam Pasal 95 dan 96 KUHAP, sedangkan tentang

rehabilitasi diatur dalam Pasal 97 KUHAP.

Kerugian dalam Pasal 95 ayat (1) KUHAP adalah:

Page 25: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

16

“kerugian yang ditimbulkan oleh pemasukan rumah, penggeledahan dan penitaan yang tidak sah menurut hukum. Termasuk penahanan tanpa alasan ialah penahanan yang lebih lama daripada putusan yang dijatuhkan”. Rehabilitasi diatur dalam Pasal 11 butir 23 KUHAP, yang dirumuskan

sebagai berikut:

“Rehabilitasi adalah hak seseorang untuk mendapatkan pemulihan haknya dalam kemampuan, kedudukan dan harkat martabatnya yang diberikan pada tingkat penyidikan, penuntutan atau peradilan karena ditangkap, ditahan, dituntut atau diadili tanpa alas an yang berdasarkan undang-undang ini” Menurut M. Yahya Harahap18, alasan yang menjadi dasar tuntutan

ganti rugi dan rehabilitasi, mencakup :

a. Ganti rugi disebabkan penangkapan atau penahanan;

b. Ganti rugi akibat penggeledahan/penyitaan;

c. Tindakan aparat penyidik memasuki rumah yang tidak sah.

B. Pembuktian

1. Pengertian Pembuktian

Pembuktian merupakan bagian yang penting dalam proses pemeriksaan

sidang pengadilan. Pembuktian merupakan titik sentral pemeriksaan perkara

dalam sidang pengadilan. Pembuktian adalah ketentuan-ketentuan yang berisi

penggarisan dan pedoman tentang cara-cara yang dibenarkan undang-undang

untuk membuktikan kesalahan yang didakwakan kepada terdakwa. Pembuktian

juga merupakan ketentuan yang mengatur alat-alat bukti yang dibenarkan

18 M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP:

Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali, Sinar Grafika. Jakarta, 2001, Hlm. 45.

Page 26: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

17

undang-undang yang boleh dipergunakan hakim membuktikan kesalahan yang

didakwakan.

Pada proses pembuktian inilah hakim dengan mendasarkan pada alat-

alat bukti yang diajukan dihadapan persidangan. Dikatakan penting karena di

dalam proses pembuktian ini akan ditemukan suatu kebenaran dalam kasus

tersebut yang nantinya akan memberikan putusan bersalah atau tidaknya

terdakwa.

Leden Marpaung19, memberikan pendapat : “Seseorang hanya dapat dikatakan “melanggar hukum” oleh Pengadilan dan dalam hal melanggar hukum pidana oleh Pengadilan Negeri atau Pengadilan Tinggi atau Mahkamah Agung. Sebelumnya seseorang diadili oleh Pengadilan, orang tersebut berhak dianggap tidak bersalah, hal ini dikenal dengan asas “praduga tak bersalah” (presumption of innocence. Untuk menyatakan seseorang “melanggar hukum”, Pengadilan harus dapat menentukan “kebenaran” akan hal tersebut. Untuk menentukan “kebenaran” diperlukan bukti-bukti, yaitu sesuatu yang menyatakan kebenaran suatu peristiwa. Dari uraian tersebut, “bukti” dimaksud untuk menentukan “kebenaran.”

Pendapat-pendapat tersebut melahirkan pemikiran yang dapat ditarik dari

pengertian pembuktian, yaitu:

1. Pembuktian merupakan kegiatan ilmiah untuk menuyusun suatu kebenaran secara hukum, atas suatu peristiwa pidana yang diperkirakan sebagai peristiwa pidana yang terjadi di masa lampau;

2. Pembuktian merupakan kegiatan yang mencari dan menemukan keterkaitan (relevansi) peristiwa pidana yang terjadi di masa lalu dengan persangkaan perbuatan pidana;

3. Pembuktian merupakan upaya pengesahan terhadap sarana (alat) bukti menurut ketentuan hukum yang berlaku;

4. Pembuktian merupakan upaya menumbuhkan keyakinan hakim secara wajar atas dalil-dalil yang dikemukakan untuk mendukung kebenaran atas suatu peristiwa pidana dan keterkaitan antara persangkaan atau dakwa terhadap seseoarang yang dituduh melakukan tindak pidana;

5. Pembuktian merupakan alat bantu bagi hakim untuk menetapkan suatu putusan dalam persidangan peradilan.20

19 Leden Marpaung, Proses Penanganan Perkarra Pidana (Penyelidikan & Penyidikan)

Bagian Pertama Edisi Kedua, Sinar Grafika, Jakarta. 2009. Hlm. 22-23.

Page 27: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

18

2. Sistem Pembuktian

Hukum acara pidana merupakan suatu upaya dari penegakan hukum

pidana. Penegakan hukum adalah mencakup tugas dan wewenang

mempertahankan hukum terhadap seseorang atau sekelompok orang yang

melanggar hukum atau melakukan perbuatan melawan hukum. Di dalam

penegakan hukum pada hakikatnya tidak terlepas dengan bagaimana negara

dapat menjamin atau memberikan ketentraman kepada warga masyarakat

apabila tersangkut masalah hukum. Penegakan hukum akan terwujud atau

tidak terwujud tergantung proses pemeriksaan di dalam persidangan, yaitu

melalui pembuktian.21

Tujuan sistem pembuktian adalah untuk mengetahui, bagaimana cara

meletakkan hasil pembuktian terhadap perkara pidana yang sedang dalam

pemeriksaan, di mana kekuatan pembuktian yang di dapat di anggap cukup

memadai membuktikan kesalahan terdakwa melalui alat-alat bukti dan

keyakinan hakim, maka sistem pembuktian perlu diketahui dalam upaya

memahami sistem pembuktian sebagaimana yang diatur dalam KUHAP.22

Menurut Andi Hamzah23, ada empat teori sistem pembuktian dalam

hukum acara pidana, yakni:

a. Pembuktian berdasarkan undang-undang secara negatif (negatief wettelijk bewijsleer)

20Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta,

http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1hukum/205711002/bab3.pdf, diakses pada tanggal 7 Mei 2013.

21Hibnu Nugroho, “Merekonstruksi Sistem Penyidikan Dalam Peradilan Pidana (Studi Tentang Kewenangan Penyidik Menuju Pluralisme Sistem Penyidikan di Indonesia)”, Jurnal Hukum Pro Justitia, Januari 2008 Volume 26 No.1.

22Andi Hamzah, Op.cit hlm.251-254 23Andi Hamzah, Terminologi Hukum Pidana, Cetakan Kedua, Jakarta, Sinar Grafika

2009, hlm. 27-28.

Page 28: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

19

Ajaran pembuktian yang menyatakan bahwa hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada terdakwa, kecuali dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah dan ia memperoleh keyakinan bahwa delik benar terjadi dan terdakwalah yang bersalah melakukannya;

b. Pembuktian berdasarkan keyakinan hakim melulu (bloot gemoedilijke overtuiging; conviction in time) Ajaran pembuktian yang menyatakan bahwa hakim menjatuhkan pidana kepada terdakwa berdasarkan keyakinannya melulu. Hal ini disebut juga pembuktian bebas;

c. Pembuktian berdasarkan undang-undang melulu (positief wettelijke bewijsleer) Ajaran pembuktian yang menyatakan bahwa hakim menjatuhkan pidana kepada terdakwa berdasarkan alat bukti yang hanya ditentukan oleh undang-undang tanpa perlu ada keyakinan hakim;

d. Pembuktian berdasarkan keyakinan yang rasional (berenderieerde bewijsleer) Ajaran pembuktian yang menyatakan bahwa hakim menjatuhkan pidana kepada terdakwa berdasarkan keyakinan, tetapi keyakinannya itu didasarkan segala alat bukti yang ada dengan mempergunakan alasan yang rasional.

Teori-teori sistem pembuktian yang diuraikan di atas memiliki peran

dalam hal penentuan teori manakah yang digunakan dalam KUHAP. Tepatnya

mengenai sistem pembuktian ini diatur dalam Pasal 183 KUHAP yang

terumuskan sebagai berikut:

“Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang, kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya”.

Dari ketentuan yang diatur dalam Pasal 183 KUHAP di atas, bahwa

adanya dua alat bukti yang sah itu adalah belum cukup bagi hakim untuk

menjatuhkan pidana bagi seseorang, tetapi dari alat-alat bukti yang sah itu

hakim juga perlu memperoleh keyakinan, bahwa suatu tindak pidana benar-

benar telah terjadi, dan bahwa terdakwa telah bersalah melakukan tindak

pidana tersebut. Sebaliknya adanya keyakinan pada hakim saja adalah juga

Page 29: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

20

tidak cukup, apabila keyakinan tersebut telah tidak ditimbulkan oleh sekurang-

kurangnya dua alat bukti yang sah.24

Wirjono Prodjodikoro25, berpendapat mengenai alasan tetap

digunakannya sistem pembuktian berdasarkan undang-undang secara negatif di

dalam buku Mohammad Taufik Makarao dan Suharsil sebagai berikut:

“Bahwa sistem pembuktian berdasar undang-undang secara negatif (negatief wetteljke) sebaiknya dipertahankan berdasarkan dua alasan, pertama memang sudah selayaknya harus ada keyakinan hakim tentang kesalahan terdakwa untuk dapat menjatuhkan suatu hukuman pidana, janganlah hakim terpaksa memidana orang, sedangkan hakim tidak yakin atas kesalahan terdakwa. Kedua adalah berfaedah jika ada aturan yang mengikat hakim dalam menyusun keyakinannya, agar ada patokan-patokan tertentu yang harus dituruti oleh hakim dalam melakukan peradilan.

M. Yahya Harahap26, berpendapat lain di dalam buku Mohammad

Taufik Makarao dan Suharsil sebagai berikut:

“Bahwa sistem pembuktian ini dalam praktek penegakan hukum akan lebih cenderung pada pendekatan sistem pembuktian menurut undang-undang secara positif, sedangkan mengenai keyakinan hakim, hanya bersifat unsur pelengkap dan lebih berwarna sebagai unsur formil dalam model putusan. Unsur keyakinan hakim dalam praktek dapat saja dikesampingkan apabila keyakinan itu tidak dilandasi oleh pembuktian yang cukup. Sekalipun hakim yakin dengan seyakin-yakinnya akan kesalahan terdakwa, keyakinan itu dapat saja dianggap tidak mempunyai nilai jika tidak dibarengi dengan pembuktian yang cukup. Sebaliknya, seandainya kesalahan terdakwa telah terbukti dengan cukup, dan hakim lalai mencantumkan keyakinannya, kealpaan itu tidak mengakibatkan batalnya putusan.

Beberapa pendapat para ahli hukum di atas mengenai sistem

pembuktian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem pembuktian di

24P.A.F. Lamintang & Theo Lamintang, Pembahasan KUHAP Menurut Ilmu

Pengetahuan Hukum Pidana & Yurisprudensi, Edisi Kedua, Jakarta, Sinar Grafika, 2010, Hlm. 408.

25 Mohammad Taufik Makarao & Suharsil, Hukum Acara Pidana: Dalam Teori dan Praktek, Cetakan pertama, Jakarta, Ghalia Indonesia, 2004, Hlm. 106.

26 Loc. cit.

Page 30: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

21

Indonesia dengan mengacu pada Pasal 183 KUHAP jelas sekali terlihat bahwa

hukum acara pidana Indonesia menganut sistem pembuktian menurut undang-

undang secara negatif atau negatief wettelijk bewijsleer. Artinya seseorang

baru boleh dipidana apabila hakim yakin akan kesalahan terdakwa yang

dibuktikan dengan alat bukti yang sah menurut undang-undang.

3. Alat Bukti

Setiap pemeriksaan proses beracara pidana diperlukan ketentuan-

ketentuan dalam KUHAP yang akan terlihat dalam acara pemeriksaan biasa

yang terkesan sulit dalam pembuktiannya dan membutuhkan penerapan hukum

yang benar dan pembuktian yang obyektif dan terhindar dari rekayasa-rekayasa

para pelaksana persidangan. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya

bahwa pembuktian dalam persidangan adalah untuk mencari kebenaran

materiil ataupun kebenaran yang sebenar-benarnya.

Untuk menemukan suatu kebenaran yang sebenar-benarnya diperlukan

suatu pembuktian yang obyektif yang dimana salah satunya dengan

menggunakan alat bukti. Berdasarkan Pasal 184 ayat (1) KUHAP disebutkan

alat bukti yang sah untuk membantu hakim dalam mengambil keputusan, alat

bukti itu antara lain:

a. Keterangan Saksi; b. Keterangan Ahli; c. Surat; d. Petunjuk; e. Keterangan Terdakwa.

Dari alat bukti diatas hakim dapat memperoleh kebenaran materiil dari

kejadian yang terjadi dan pembuktian dengan menggunakan alat bukti tersebut

Page 31: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

22

digunakan tergantung keadaan, tergantung alat bukti yang disediakan oleh

jaksa penuntut umum dan penasehat hukum, selain itu hakim juga dapat

menentukan alat bukti apa yang perlu dihadirkan di persidangan yang

bersangkutan.

Sebagaimana yang diuraikan terlebih dahulu, Pasal 184 ayat (1) KUHAP telah menentukan secara limitatif alat bukti yang sah menurut undang-undang. Diluar alat bukti itu,tidak dibenarkan dipergunakan untuk membuktikan kesalahan terdakwa. Ketua sidang, penuntut umum, terdakwa dan penasehat hukum terikat dan terbatas hanya diperbolehkan mempergunakan alat-alat bukti itu saja. Mereka tidak leluasa mempergunakan alat bukti yang dikehendakinya diluar alat bukti yang ditentukan Pasal 184 ayat (1). Yang dinilai sebagai alat bukti, dan yang dibenarkan mempunyai kekuatan pembuktian hanya terbatas pada alat-alat itu saja. Pembuktian dengan alat bukti diluar jenis alat bukti tersebut pada Pasal 184 ayat (1), tidak mempunyai nilai serta mempunyai kekuatan pembuktian yang mengikat.27 Tidak setiap hal harus dibuktikan dalam persidangan, Pasal 184 ayat(2)

KUHAP yang rumusan ini disebut sebagai notoire feiten notorious (generally

known) yang disebut sebagai hal yang sudah umum diketahui, hal-hal yang

bersifat umum yang diketahui oleh setiap orang secara patut maka tidak perlu

dibuktikan. Biasanya dalam hal ini adalah berdasarkan pengalaman setiap

manusia secara umum karena hal ini sudah diketahui dan sudah menjadi

kebiasaan sehari-hari. Dari penjelasan Pasal 184 ayat (2) KUHAP diterapkan :

a. Majelis hakim dapat menarik dan mengambilnya sebagai suatu kenyataan yang dapat dijadikan sebagai fakta tanpa membuktikan lagi;

b. Akan tetapi kenyataan yang diambil hakim dari notoire feiten, tidak bisa berdiri sendiri membuktikan kesalahan terdakwa. Tanpa dikuatkan oleh alat bukti yang lain, kenyataan yang ditarik dan diambil hakim adri notoire feiten tidak cukup membuktikan kesalahan yang didakwakan kepada terdakwa. Bukankah pada hakikatnya notoire feiten tidak tergolong alat-alat bukti yang diakui oleh undang-undang sebagaimana disebutkan secara limitatif dalam Pasal 184 ayat (1) KUHAP. Hal yang

27 Yahya Harahap. 2009. Pembahasan permasalahan dan Penerapan KUHAP

Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali. Jakarta: Sinar Grafika. Hal.285.

Page 32: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

23

secara umum sudah diketahui hanyalah merupakan penilaian terhadap sesuatu pengalaman dan kenyataan tertentu saja. Bukan sesuatu yang dapat membuktikan kesalahan terdakwa secara menyeluruh.28 Berikut penjelasan mengenai alat-alat bukti sesuai dengan Pasal 184

KUHAP:

a) Keterangan Saksi

Menurut ketentuan Pasal 1 butir 26 KUHAP, yang dimaksud dengan

saksi adalah:

“orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan, dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri” Sedangkan pengertian keterangan saksi terdapat dalam Pasal 1 butir 27

KUHAP yang rumusannya sebagai berikut:

“Keterangan saksi adalah salah satu alat bukti dalam perkara pidana yang berupa keterangan dari saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri dengan menyebut alasan dari pengetahuannya itu.” Pengertian saksi dan keterangan saksi sebagaimana dirumuskan dalam

Pasal 1 butir 26 dan 27 KUHAP tersebut diatas, dijabarkan lebih lanjut dalam

Pasal 185 ayat (1) KUHAP sampai dengan ayat (7) KUHAP

Keterangan saksi agar menjadi kuat maka harus dihadirkan saksi lebih

dari seorang dan minimal ada dua alat bukti karena keterangan dari seorang

saksi saja tanpa ada alat bukti yang lain tidak cukup membuktikan bahwa

terdakwa benar-benar bersalah terhadap dakwaan yang didakwakan kepadanya

(unus testis nullus testis).

28 Ibid, Hal.276.

Page 33: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

24

Dalam hal terdakwa memberikan keterangan yang mengakui kesalahan

yang didakwakan kepadanya, keterangan seorang saksi sudah cukup untuk

membuktikan kesalahan terdakwa, karena disamping keterangan saksi tunggal

itu, telah terpenuhi ketentuan minimum pembuktian dan the degree of evidence

yakni keterangan saksi ditambah dengan alat bukti keterangan terdakwa.

Dengan ini dapat disimpulkan bahwa persyaratan yang dikehendaki Pasal 185

ayat (2) KUHAP adalah:

a. Untuk dapat membuktikan kesalahan terdakwa paling sedikit harus didukung oleh dua orang saksi;

b. Atau kalau saksi yang ada hanya terdiri dari seorang saja maka kesaksian tunggal itu harus dicukupi atau ditambah dengan salah satu alat bukti yang lain.29

Keterangan saksi merupakan alat bukti yang paling utama dalam

pemeriksaan perkara pidana. Dalam pasal 185 ayat (6) KUHAP untuk menilai

kebenaran keterangan saksi hakim harus memperhatikan:

a. Persesuaian antara keterangan saksi satu dengan yang lainnya; b. Persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti yang lain; c. Alasan yang mungkin dipergunakan oleh saksi untuk memberi

keterangan yang tertentu; d. Cara hidup dan kesusilaan saksi serta segala sesuatu yang pada

umumnya dapat mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu dipercaya. Saksi yang dihadirkan dalam persidangan nantinya akan disumpah agar

mempunyai kekuatan pembuktian yang kuat dan nantinya dapat dijadikan

pertimbangan hakim dalam memutus suatu perkara pidana. Disebutkan dalam

Pasal 160 ayat (3) KUHAP bahwa saksi wajib untuk disumpah atau janji dalam

setiap akan dimintai keterangannya di persidangan sesuai dengan agamanya

masing-masing. Kemudian lafal sumpah atau yang diucapkan berisi bahwa

29 Ibid, Hal.288.

Page 34: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

25

saksi akan memberikan keterangan yang sebenar-benarnya dan tidak lain dari

yang sebenarnya yang dilakukan sebelum saksi memberikan keterangannya

dalam persidangan dan jika dalam keadaan perlu oleh hakim pengadilan

sumpah atau janji ini dapat diucapkan sesudah saksi memberikan

keterangannya sesuai dengan Pasal 160 ayat (4) KUHAP. Jika saksi yang

dihadirkan tidak disumpah karena permintaan sendiri atau pihak yang lain

tidak bersedia saksi untuk disumpah karena saksi ditakutkan akan berpihak

pada salah satu pihak, maka keterangan dari saksi tersebut tetap digunakan,

akan tetapi sifatnya hanya digunakan sebagai tambahan alat bukti sah yang

lain. Selain itu saksi yang karena jabatannya tidak dapat menjadi saksi akan

tetapi mereka tetap bersedia menjadi saksi maka dapat diperiksa oleh hakim

akan tetapi tidak disumpah karena itu merupakan perkecualian relatif karena

menyimpan rahasia jabatan. Saksi yang dihadirkan diharapkan sudah dewasa

sehingga keterangannya bisa dipercaya dan dapat dipertanggung jawabkan.

Saksi yang menolak mengucapkan sumpah atau janji didepan

pengadilan saat akan diambil keterangannya tanpa suatu alasan yang sah maka

saksi tersebut dapat dikenakan sandera yang didasarkan penetapan hakim ketua

sidang paling lama penyanderaan adalah empat belas hari (Pasal 161 KUHAP).

Tidak setiap keterangan saksi mempunyai nilai sebagai alat bukti,

berdasarkan Pasal 1 angka 27 KUHAP mengatur bahwa yang dapat menjadi

saksi adalah yang mengetahui mengenai peristiwa pidana yang saksi lihat

sendiri, dengar, alami sendiri dan dapat menyebutkan alasan dari

pengetahuannya itu. Berdasarkan ketentuan tersebut maka testimonium de

auditu atau lebih dikenal dengan keterangan yang diperoleh sebagai hasil

Page 35: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

26

mendengar dari orang lain tidak mempunyai kekuatan sebagai alat bukti

dikarenakan tujuan acara pidana adalah mencari kebenaran materiil sehingga

keterangan yang didengar dari orang lain tidak menjamin kebenaran

keterangannya. Meskipun demikian testimonium de auditu dapat digunakan

untuk memperkuat keyakinan hakim yang bersumber dari dua alat bukti yang

lain yang dihadirkan dipersidangan.

Tidak setiap orang dapat menjadi saksi dalam persidangan, selain

karena ketidak cakapannya menjadi saksi, yang tidak dapat menjadi terutama

karena mempunyai hubungan dekat dengan terdakwa karena cenderung tidak

bernilai obyektif dan cenderung membela terdakwa, diantaranya :

a. Keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus keatas atau ke bawah sampai derajat ketiga dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa;

b. Saudara dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa, saudara ibu atau saudara bapak, juga mereka yang mempunyai hubungan karena perkawinan, dan anak-anak saudara terdakwa sampai derajat ketiga;

c. Suami atau isteri terdakwa meskipun sudah bercerai atau yang bersama-sama sebagai terdakwa;

d. Orang yang mempunyai hubungan pekerjaan, harkat, martabat, atau jabatannya diwajibkan menyimpan rahasia yang ditentukan undang-undang. Kemudian dalam Pasal 171 KUHAP ditentukan saksi yang tidak

disumpah yaitu :

a. Anak yang umurnya belum cukup lima belas tahun dan belum pernah kawin;

b. Orang sakit ingatan atau sakit jiwa meskipun ingatannya baik kembali.

Dalam penjelasan pasal tersebut dikatakan bahwa anak yang belum

berumur lima belas tahun, demikian juga orang yang sakit ingatan, sakit jiwa,

sakit gila meskipun kadang-kadang saja, yang dalam ilmu penyakit jiwa

Page 36: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

27

disebut psychopaat, mereka ini tidak dapat dipertanggungjawabkan secara

sempurna dalam hukum pidana maka mereka tidak dapat diambil sumpah atau

janji dalam memberikan keterangan, karena itu keterangan mereka hanya

dipakai sebagai petunjuk saja.

b) Keterangan Ahli

Pasal yang mengatur tentang keterangan ahli dalam KUHAP terdapat

dalam Pasal 1 angka 28, Pasal 120, Pasal 133, Pasal 179, Pasal 180 dan Pasal

186 KUHAP. Keterangan ahli merupakan keterangan dari pihak diluar kedua

pihak yang sedang berperkara, dimana yang digunakan adalah keterangan

berkaitan dengan ilmu pengetahuannya dalam perkara yang dipersidangkan

sehingga membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan.

Keterangan ahli sebagai alat bukti diatur dalam Pasal 186 KUHAP

menunjukkan keterangan ahli dari segi pembuktian, selain itu dalam Pasal 1

angka 28 KUHAP menerangkan lebih lanjut mengenai keterangan ahli yaitu:

Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan. Pada Pasal 184 (1) KUHAP pembentuk undang-undang meletakkan

keterangan ahli dalam urutan kedua hal ini dinilai bahwa dalam pemeriksaan

perkara pidana sangat dibutuhkan dikarenakan perkembangan ilmu dan

teknologi telah berdampak terhadap kualitas metode kejahatan yang memaksa

para penegak hukum harus bisa mengimbanginya dengan kualitas metode

pembuktian yang memerlukan pengetahuan, dan keahlian.

Dikatakan, bahwa keterangan ahli amat diperlukan dalam setiap tahapan pemeriksaan, oleh karena ia diperlukan baik dalam tahap penyidikan, tahap penuntutan, maupun tahap pemeriksaan di sidang pengadilan. Jaminan akurasi dari hasil-hasil pemeriksaan atas

Page 37: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

28

keterangan ahli atau para ahli didasarkan pengetahuan dan pengalamannya dalam bidang-bidang keilmuannya, akan dapat menambah data, fakta dan pendapatnya, yang dapat ditarik oleh Hakim dalam menimbang-nimbang berdasarkan pertimbangan hukumnya, atas keterangan ahli itu dalam memutus perkara yang bersangkutan. Sudah tentu, masiih harus dilihat dari kasus perkasus dari perkara tindak pidana tersebut masing-masing, atas tindak pidana yang didakwakan pada terdakwa dalam surat dakwaan dari penuntut umum di sidang pengadilan.30 Keterangan yang diberikan oleh ahli harus diberikan di suatu

persidangan yang terbuka untuk umum. Keterangan ahli disini disumpah

dalam persidangan agar keterangan yang diberikan sesuai dengan pengetahuan

yang dimilikinya. Jika dalam persidangan seorang ahli tidak dapat hadir, maka

dapat memberikan keterangannya dalam surat yang nantinya dibacakan

disidang pengadilan yang sebelumnya juga diangkat sumpah pada ahli.

Keterangan ahli adalah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang

Pengadilan (Pasal 186 KUHAP). Menurut penjelasan dari Pasal 186 KUHAP:

a. Keterangan ahli ini dapat juga sudah diberikan pada waktu pemeriksaan oleh penyidik atau penuntut umum yang dituangkan dalam bentuk laporan dan dibuat dengan mengikat sumpah diwaktu ia menerima jabatan atau pekerjaan.

b. Jika hal itu tidak diberikan pada waktu pemeriksaan di penyidik atau penuntut umum, maka pada waktu pemeriksaan di sidang, diminta untuk memberikan keterangan (ahli) dan dicatat dalam Berita Acara Pemeriksaan (berita acara pemeriksaan persidangan) Pasal 179 ayat (1) dan (2) KUHAP. Keterangan ahli dapat juga diberikan untuk membantu pada waktu

pemeriksaan oleh penyidik atau penuntut umum sesuai dalam Pasal 120

KUHAP yang nantinya dituangkan dalam suatu bentuk laporan dan ahli

mengingat sumpah jabatan waktu pertama menerima jabatannya dan diucapkan

dimuka penyidik bahwa ahli akan memberi keterangan menurut

30 R. Soeparmono. 2002. Keterangan Ahli & Visum et repertum dalam aspek hukum

acara pidana. Bandung : Mandar Maju, Hal. 3.

Page 38: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

29

pengetahuannya sebaik-baiknya. Akan tetapi dalam suatu hal karena pekerjaan

atau jabatan, harkat dan martabat yang mewajibkan ahli menyimpan rahasia

dapat menolak untuk memberikan keterangan yang diminta.

Ahli dalam Pasal 133 KUHAP menekankan kepada ahli dalam

kedokteran forensik yang menangani korban baik luka, keracunan ataupun mati

yang diakibatkan suatu tindak pidana. Untuk itu disetiap satuan kepolisian

diperlukan tim ahli dalam kedokteran forensik, psikiatri, antropologi forensik,

ilmu kimia forensik, fisika forensik dan lain sebagainya untuk membantu

penyidikan dalam mengungkap kasus dan mempermudah proses identifikasi

korban, tersangka ataupun barang bukti yang ada dalam tindak pidana.

Tindakan yang dilakukan oleh tim ahli disini harus dijalankan dengan baik dan

penuh tanggungjawab berdasarkan sumpah jabatan dan profesi yang

diembannya.

Seorang ahli yang dihadirkan dipersidangan tidak hanya ahli dalam

kedokteran forensik saja akan tetapi juga ahli dalam bidang tertentu yang

berkaitan dengan pemeriksaan di persidangan sesuai dalam Pasal 179 KUHAP

bisa dihadirkan oleh hakim, penuntut umum, dan penasehat hukum. Ahli

dipersidangan yang bertugas membantu hakim, penuntut umum, penasehat

hukum dan terdakwa mengenai segala sesuatu yang tidak diketahuinya yang

dapat diketahui mengenai keterangan ahli yang mempunyai keahlian khusus

dalam masalah yang hendak dibuat menjadi jelas dan terang, dan tujuan

pemeriksaan ahli ini untuk membuat terang perkara pidana yang sedang

dihadapi. Sifat dari keterangan ahli ini menunjukkan suatu keadan tertentu atau

Page 39: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

30

suatu hal dan belum menunjukkan mengenai siapa yang dapat dipersalahkan

dalam suatu perkara tindak pidana yang bersangkutan.

Hal yang dapat diperoleh dari Pasal 1 angka 28 KUHAP, dikaitkan

dengan ketentuan Pasal 184 ayat (1) huruf b dan Pasal 186 KUHAP, agar

keterangan ahli dapat bernilai sebagai alat bukti yang sah :

1. Harus merupakan keterangan yang diberikan oleh seorang yang mempunyai keahlian khusus tentang sesuatu yang ada hubungannya dengan perkara pidana yang sedang diperiksa.

2. Sedang keterangan yang diberikan seorang ahli, tapi tidak mempunyai keahlian khusus tentang suatu keadaan yang ada hubungannya dengan perkara pidana yang bersangkutan, tidak mempunyai nilai sebagai alat bukti yang sah menurut undang-undang.31 Adanya tata cara pembuktian dari ahli sebagai alat bukti di tahap

penyidikan dengan menggunakan laporan atau dalam bentuk surat sesuai dalam

Pasal 133 KUHAP dan meminta keterangan ahli secara lisan di sidang

pengadilan berdasarkan Pasal 179 dan 186 KUHAP menimbulkan dualisme,

terutama yang berasal dari laporan atau visum et repertum yaitu :

1. Pada suatu alat bukti keterangan ahli yang berbentuk laporan atau visum et repertum, tetap dapat dinilai sebagai alat bukti keterangan ahli;

2. Pada sisi lain alat bukti keterangan ahli yang berbentuk laporan, juga menyentuh alat bukti surat yang terdapat dalam Pasal 187 huruf c KUHAP.32 Untuk menjawab dualisme diatas maka yang dapat dijadikan pedoman

adalah pendapat hakim akan mempergunakan nama alat bukti apa yang akan

diberikan karena keduanya sama-sama bersifat kekuatan pembuktian yang

bebas dan tidak mengikat, hakim bebas menentukan apakah akan

membenarkan alat bukti tersebut atau malah akan menolaknya.

31 Yahya Harahap. 2009. Op.Cit., Hal.299. 32 Ibid, hal. 303.

Page 40: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

31

Nilai kekuatan pembuktian dengan keterangan ahli tidak jauh berbeda

dengan keterangan saksi yaitu :

1. Mempunyai nilai kekuatan pembuktian yang bebas atau vrij bewijskaracht yang ditentukan oleh penilaian hakim apakah akan menerima keterangan dari ahli tersebut atau akan menolaknya.

2. Keterangan ahli yang berdiri sendiri dan tidak didukung oleh alat bukti yang lain tidak memadai untuk membuktikan tentang tidak atau bersalahnya terdakwa. Oleh karena itu agar keterangan ahli dapat digunakan sebagai dasar memutus perkara pidana oleh hakim harus disertai dengan alat bukti yang lain.33 Dalam suatu kasus maka akan sering terdapat dua keterangan ahli yang

digunakan yaitu keterangn ahli yang berasal dari laporan dan juga berasal dari

keterangan yang diberikan secara lisan di pengadilan. Jika keterangan ahli

tersebut menjelaskan hal yang sama maka alat bukti keterangan ahli masih

bernilai satu alat bukti, akan tetapi jika keterangan ahli ini yang berasal dari

laporan dan juga dari keterangan lisan di sidang pengadilan menunjukkan suatu

keadaan yang berbeda dan menunjukan hal yang berkesesuaian antara satu

dengan yang lainnya maka dapat dinyatakan bahwa keterangan ahli tersebut

ada dua alat bukti keterangan ahli yang sah yang masing-masing berdiri sendiri

dan telah memenuhi batas minimum pembuktian berdasarkan Pasal 183

KUHAP

c) Surat

Surat sebagai alat bukti diatur dalam Pasal 187 KUHAP yang menurut

ketentuan ini surat yang dinilai dengan alat bukti yang sah di persidangan

menurut undang-undang yaitu surat yang dibuat atas sumpah jabatan dan atau

surat yang dikuatkan dengan sumpah. Alat bukti surat menurut definisi Asser-

33 http://minsatu.blogspot.com/2011/02/pembuktian-dalam-hukum-pidana.html (diakses

tanggal 5 Desember 2013)

Page 41: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

32

Anema yaitu segala sesuatu yang mengandung tanda-tanda baca yang dapat

dimengerti, dimaksud untuk mengeluarkan isi pikiran.34

Berdasarkan bunyi Pasal 187 KUHAP:

“Surat sebagaimana dimaksud pasal 184 ayat (1) huruf c, dibuat atas sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpah, adalah:

a. Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum yang berwenang atau yang dibuat dihadapannya, yang memuat keterangan tentang kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau yang dialaminya sendiri disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang keterangan itu;

b. Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-undangan atau surat yang dibuat oleh pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata laksana yang menjadi tanggung jawabnya dan yang diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal atau sesuatu keadaan;

c. Surat keterangan dari seorang ahli yamng memuat pendapat berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi daripadanya;

d. Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dan alat pembuktian yang lain”.

Rumusan dalam Pasal 187 huruf d KUHAP berbeda dengan ketentuan

Pasal 187 huruf a,b dan c KUHAP. Hal ini karena dalam huruf d menunjukkan

surat secara umum yang tidak berlandaskan sumpah jabatan dan sumpah di

sidang pengadilan yang bersifat resmi dan cenderung bersifat pribadi.

Penjelasan selanjutnya juga menyebutkan bahwa berlakunya alat bukti surat

lain harus mempunyai hubungan dengan alat bukti yang lain agar mempunyai

kekuatan pembuktian artinya alat bukti surat lain tidak dapat berdiri sendiri

secara utuh.

Bentuk surat lain yang diatur dalam huruf d “hanya dapat berlaku” jika

isinya mempunyai hubungan dengan alat pembuktian yang lain. Nilai

berlakunya masih digantungkan dengan alat bukti yang lain. Kalau isi surat itu

34 Andi Hamzah, Op.cit, Hal. 276.

Page 42: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

33

atau kalau alat pembuktian yang lain itu terdapat salng hubungan, barulah surat

itu berlaku dan dinilai sebagai alat bukti surat.35

Berdasarkan Pasal diatas KUHAP tidak mengatur tentang kekuatan

pembuktian dari surat lain karena tidak mempunyai bobot sebagai alat bukti

hanya mengatur surat-surat resmi saja. penerapan surat lain sebagai bentuk alat

bukti surat terlihat ganjil karena jika suatu alat bukti surat digantungkan

dengan alat bukti yang lain yaitu jika mempunyai hubungan isinya dengan alat

bukti yang lain sehingga terkesan tidak mempunyai nilai pembuktian bahkan

cenderung menjadi alat bukti petunjuk yang intinya saling menghubungkan

antara alat bukti satu dengan yang lainnya sehingga tercipta suatu urutan suatu

peristiwa yang terjadi dalam perkara pidana yang diperiksa di sidang

pengadilan.

Sebagai syarat mutlak dalam menentukan dapat atau tidaknya suatu

surat itu dapat dikategorikan sebagai suatu alat bukti yang sah ialah bahwa

surat-surat itu harus dibuat diatas sumpah jabatan atau dikuatkan dengan

sumpah. Surat resmi yang dimaksud dalam Pasal 187 KUHAP berbentuk berita

acara, akte, surat keterangan ataupun surat lain yang mempunyai hubungan

dengan perkara yang diadili.

Pasal 187 KUHAP dapat diartikan bahwa pejabat yang mempunyai

wewenang untuk membuat surat-surat tersebut, dibebaskan untuk menghadap

sendiri dipersidangan dan pembacaan surat-surat tersebut telah dianggap

mempunyai kekuatan bukti yang sama dengan apabila mereka menerangkan

sendiri secara lisan dihadapan persidangan pengadilan.

35 Yahya Harahap, Op.cit, Hal.309

Page 43: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

34

Surat yang dijadikan sebagai alat bukti dipengadilan biasanya berasal

dari kedokteran forensik yang meneliti barang bukti yang ditemukan di tempat

kejadian perkara (TKP) yang kemudian diteliti dimana barang bukti mati

kemudian dituangkan dalam bentuk surat dan dapat dijadikan suatu pegangan

bagi hakim untuk memutus suatu tindak pidana yang bersangkutan karena

barang bukti mati tersebut tidak bisa berbohong dan terdakwa tidak bisa

mengelak jika barang bukti tersebut telah nyata menunjukkan bahwa

terdakwalah yang telah melakukan tindak pidana yang dituntutkan kepadanya.

Nilai kekuatan pembuktian surat menurut Yahya Harahap36 , jika

dinilai dari segi teoritis serta dihubungkan dengan prinsip pembuktian dalam

KUHAP dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Ditinjau dari segi formal

Alat bukti yang disebut pada Pasal 187 huruf a,b dan c adalah alat

bukti yang sempurna sebab bentuk surat-surat ini dibuat secara resmi

menurut formalitas yang ditentukan peraturan perundang-undangan. Alat

bukti surat resmi mempunyai nilai pembuktian formal yang sempurna

dengan sendirinya bentuk dan isi surat tersebut :

i. Sudah benar, kecuali dapat dilumpuhkan dengan alat bukti yang lain;

ii. Semua pihak tak dapat lagi menilai kesempurnaan bentuk dan pembuatannya;

iii. Juga tak dapat lagi menilai kebenaran keterangan yang dituangkan pejabat yang berwenang didalamnya sepanjang isi keterangan tersebut tidak dapat dilumpuhkan dengan alat bukti yang lain;

iv. Dengan demikian ditinjau dari segi formal, isi keterangan yang tertuang di dalamnya, hanya dapat dilumpuhkan dengan alat bukti

36 Ibid, Hal.309-312.

Page 44: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

35

lain, baik berupa alat bukti keterangan saksi, keterangan ahli atau keterangan terdakwa.

2. Ditinjau dari segi materiil

Alat bukti surat tidak mempunyai kekuatan mengikat sama dengan

alat bukti saksi, dan ahli yang sama-sama mempunyai nilai pembuktian

yang bersifat bebas yang penilaiannya digantungkan dari pertimbangan

hakim. Ketidakterikatannya hakim atas alat bukti surat tersebut didasarkan

pada beberapa asas, antara lain :

1) Asas proses pemeriksaan perkara pidana adalah untuk mencari kebenaran materiil atau kebenaran sejati (materiel waarheid), bukan mencari kebenaran formal. Nilai kebenaran dan kesempurnaan formal dapat disingkrkan demi untuk mencapai dan mewujudkan kebenaran materiil atau kebenaran sejati yang digariskan oleh penjelasan Pasal 183 KUHAP yang memikul kewajiban bagi hakim untuk menjamin tegaknya kebenaran, keadilan, kepastian hukum bagi seseorang.

2) Asas keyakinan hakim sesuai yang terdapat dalam Pasal 183 KUHAP yang menganut ajaran sistem pembuktian menurut undang-undang secara negatif. Dimana hakim dalam memutus harus berdasarkan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah, dan dengan alat bukti tersebut hakim memperoleh keyakinan bahwa terdakwa itu bersalah atau tidak. Hakim diberi kebebasan untuk menentukan putusan yang diambilnya dengan tetap memperhatikan tanggung jawab dengan moral yang tinggi atas landasan tanggung jawab demi mewujudkan kebenaran sejati.

3) Asas batas minimum pembuktian yaitu sesuai dengan Pasal 183 KUHAP hakim dalam memberikan putusan harus berdasarkan minimal dua alat bukti dan dengan alat bukti tersebut hakim memperoleh keyakinan untuk memberikan keputusan dipersidangan.

d) Petunjuk

Alat bukti petunjuk diatur dalam Pasal 188 ayat (1), (2), (3) KUHAP.

Didalam ayat (1) petunjuk diartikan sebagai perbuatan, kejadian atau keadaan

yang karena penyesuaiannya, baik antara satu dengan yang lain, maupun

Page 45: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

36

dengan tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak

pidana dan siapa pelakunya.

Dari rumusan Pasal 188 ayat (1) KUHAP ditemui kata-kata “menandakan” yang maksudnya adalah bahwa justru oleh karena tidak mungkin dapat diperoleh oleh karena tidak mungkin dapat diperoleh kepastian mutlak bahwa terdakwa benar-benar telah bersalah melakukan perbuatan yang didakwakan kepadanya secara pasti, maka dari kata-kata demikian dipergunakan kepadanya secara pasti, maka dari kata-kata demikian dipergunakan, sehingga dari sekian banyak petunjuk yang ada telah dapat terbukti. Bahwa perbuatan, kejadian atau keadaan yang dianggap sebagai petunjuk haruslah ada kesesuaian antara satu dengan yang lain, karena justru pada persesuaian itulah letak kekuatan utama dari petunjuk-petunjuk sebagai sebagai alat bukti. Dan dari bunyi Pasal 188 (1), yang menyatakan bahwa diantara petunjuk-petunjuk itu harus ada “persesuaian”, maka hal itu berarti bahwa sekurang kurangnya harus ada dua petunjuk untuk memperoleh bukti yang sah, namun kalau bunyi pasal itu lebih diteliti lagi ternyata satu satu perbuatan saja yang ada persesuaiannya dengan tindak pidana itu, ditambah dengan satu alat bukti yang lain dan yang berkesesuaian keseluruhannya, maka sudah cukup alasan untuk menyatakan bahwa menurut hukum perbuatan yang didakwakan telah terbukti.37

Pasal 188 ayat (2) KUHAP menegaskan bahwa petunjuk itu diperoleh

dari keterangan saksi, surat, dan juga keterangan dari terdakwa dimana diantara

ketiganya harus ada kesesuaian dan saling berhubungan. Persesuaian antara

perbuatan, kejadian satu sama lain menunjukkan adanya suatu tindak pidana

atau tidak, jika tidak ada persesuaian diantara ketiga alat bukti diatas maka

belum bisa ditentukan itu merupakan petunjuk dan yang dapat melakukan

penilaian itu merupakan petunjuk dalam setiap keadaan atau bukan adalah

hakim, dimana harus melakukan pemeriksaan secara seksama dan cermat

berdasarkan hati nuraninya.

Pasal 188 ayat (3) KUHAP menerangkan bahwa:

Penilaian atas kekuatan pembuktian dari suatu petunjuk dalam setiap keadaan tertentu dilakukan oleh hakim dengan arif lagi bijaksana,

37 I Ketut Martika, SH & Djoko Prakoso, SH., Op.cit, Hal.44.

Page 46: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

37

setelah ia mengadakan pemeriksaan dengan penuh kecermatan dan keseksamaan berdasarkan hati nuraninya. Bunyi pasal 188 ayat (3) KUHAP sangat berpengaruh dalam setiap

penggunaan alat bukti petunjuk sebagai dasar penilaian pembuktian kesalahan

terdakwa, karena nantinya akan berpengaruh terhadap tanggung jawab sebagai

seorang hakim yang merangkai alat bukti yang ada sehingga menjadi dasar

penjauhan hukuman. Dalam praktek penggunaan alat bukti petunjuk dalam

persidangan sangat dihindari bila perlu menggunakan alat bukti yang lainnya

kecuali jika dalam keadaan yang penting dan mendesak sekali maka alat bukti

petunjuk dapat digunakan jika alat bukti yang lain belum mencukupi untuk

membuktikan kesalahan terdakwa. Dinilai juga bahwa alat bukti petunjuk

digunakan manakala alat bukti yang lain belum mencukupi batas minimum

pembuktian yang sesuai dala Pasal 183 KUHAP.

Alat bukti petunjuk dalam persidangan dilihat dari persesuaian antara

alat bukti satu dengan yang lainnya sehingga hakim memperoleh gambaran

mengenai proses terjadinya tindak pidana dan penyebab terjadinya tindak

pidana. Sumber dari alat bukti petunjuk diperoleh hakim dengan

memperhatikan alat bukti yang lain sehingga diperoleh persesuaian antara

perbuatan, kejadian, atau keadaan yang sebenarnya. Pada Pasal 188 ayat (2)

KUHAP ditentukan secara limitatif untuk mencari bukti petunjuk yaitu

diperoleh dari :

a. Keterangan saksi b. Surat c. Keterangan terdakwa

Alat bukti petunjuk tidak mencantumkan alat bukti ahli karena

keterangan ahli diperoleh dari keterangan dari pakar dalam bidang keilmuan

Page 47: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

38

yang terkait yang bersifat subyektif dari pengetahuan masing-masing ahli dan

dalam hal ini kemungkinan besar sudah telah bercampur dengan nilai-nilai

budaya, keyakinan, latar belakang hidup, pendidikan dari ahli itu sendiri dan

cenderung akan selalu membenarkan pendapatnya sehingga tidak bernilai

obyektif.

Alat bukti petunjuk baru ada jika sudah ada alat bukti yang lain

sehingga sifatnya menggantungkan alat bukti yang lain atau “asessoir”.

Dengan kata lain alat bukti petunjuk tidak akan pernah ada jika jika alat bukti

lain. Nilai kekuatan pembuktian petunjuk dilihat dari :

a. Hakim tidak terikat atas kebenaran persesuaian yang diwujudkan oleh petunjuk, oleh karena itu hakim bebas menilainya dan mempergunakannya sebagai upaya pembuktian,

b. Petunjuk sebagai alat bukti, tidak bisa berdiri sendiri membuktikan kesalahan terdakwa, dia tetap terikat kepada prinsip batas pembuktian. Oleh karena itu, agar petunjuk mempunyai nilai kekuatan pembuktian yang cukup, harus didukung dengan sekurang-kurangnya satu alat bukti yang lain.38

e) Keterangan terdakwa

Pengaturan tentang keterangan terdakwa terdapat dalam Pasal 189-193

KUHAP, dalam Pasal 189 ayat (1) mengartikan mengenai keterangan

terdakwa:

“keterangan terdakwa ialah apa yang didakwakan di sidang tentang perbuatan yang ia lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alami sendiri.” Keterangan terdakwa disini bukan berarti pengakuan terdakwa yang ada

dalam HIR. Akan tetapi keterangan terdakwa bersifat lebih luas baik yang

merupakan penyangkalan, pengakuan, ataupun pengakuan sebagian dari

perbuatan atau keadaan. Suatu perbedaan yang jelas antara keterangan

38 Yahya Harahap, Op.cit, Hal.317.

Page 48: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

39

terdakwa dengan pengakuan terdakwa sebagai alat bukti ialah keterangan

terdakwa yang menyangkal dakwaan, tetapi membenarkan beberapa keadaan

atau perbuatan yang menjurus kepada terbuktinya perbuatan sesuai alat bukti

lain merupakan alat bukti.

Dengan dilihat dengan jelas bahwa keterangan terdakwa sebagai alat

bukti tidak perlu sama atau berbentuk pengakuan. Semua keterangan terdakwa

hendaknya didengar. Apakah itu berbentuk penyangkalan, pengakuan, ataupun

pengakuan sebagai dari perbuatan atau keadan. Tidak perlu hakim

mempergunakan seluruh keterangan seorang terdakwa atau saksi, demikian

menurut HR dengan arrest-nya tanggal 22 Juni 1944, NJ.44/45 No.59.

sedangkan pengakuan sebagai alat bukti mempunyai syarat-syarat berikut.

a. Mengaku ia yang melakukan delik yang didakwakan b. Mengaku ia bersalah. 39

Menurut Memorie van Toelichting Ned Sv. Penyangkalan terdakwa

atas dakwaan yang ditujukan pada dirinya boleh menjadi alat bukti yang sah,

hal ini lah yang menjadi konsekuensi penggunaan kata keterangan terdakwa

sehingga hakim harus mendengarkan penyangkalan dan pengakuan dari

terdakwa.

Mengenai kekuatan pembuktian keterangan terdakwa, bahwa seperti

alat bukti yang lainnya untuk menemukan kebenaran materiil maka harus

memenuhi Pasal 183 KUHAP yaitu paling tidak harus memenuhi batas

minimum pembuktian dengan 2 alat bukti yang sah, oleh karena itu pada Pasal

189 (4) KUHAP juga menjelaskan:

39 Andi Hamzah, Op.cit, Hal.278.

Page 49: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

40

“Keterangan terdakwa saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa ia bersalah melakukan perbuatan yang didakwakan kepadanya, melainkan harus disertai dengan alat bukti yang lain.” Keterangan terdakwa hanya untuk menerangkan keadaan diri sendiri

bukan untuk orang lain dan tidak dapat berdiri sendiri, kecuali dibarengi

dengan alat bukti lain.40 Paling tidak dalam suatu tindak pidana selain

keterangan terdakwa harus ada satu alat bukti lain yang mendukung sehingga

hakim dapat mengambil putusan, selain itu dengan alat bukti tersebut timbul

keyakinan hakim atas tindak pidana tersebut bahwa terdakwa bersalah atau

tidak atas dakwaan yang ditujukan padanya. Kemudian sifat nilai kekuatan

pembuktiannya adalah bebas, maka dengan ini hakim tidak terikat pada nilai

kekuatan pembuktian keterangan terdakwa atau menyingkirkan kebenaran

yang terkandung didalamnya, karena segala sesuatunya harus ada alasan yang

logis yang bisa diterima oleh hakim.

Alat bukti yang ada dalam Pasal 184 KUHAP tersebut dapat dihadirkan

oleh terdakwa dan juga oleh pihak kejaksaan. Alat bukti yang dihadirkan oleh

terdakwa biasanya terkait untuk meringankan hukuman terdakwa yang sering

disebut saksi yang meringankan sedangkan alat bukti yang dihadirkan oleh

jaksa terkesan memberatkan atau untuk membuktikan bahwa benar telah terjadi

tindak pidana karena peran dari jaksa penuntut umum dalam persidangan

adalah sebagai wakil negara yang harus menyandarkan sikapnya kepada

kepentingan masyarakat dan negara sehingga sifatnya harus bersifat obyektif.

Selain itu dengan alat bukti tersebut hakim telah menemukan keyakinan bahwa

perbuatan tersebut merupakan tindak pidana dan terdakwalah yang melakukan

40Suharto R.M., Penuntutan Dalam Praktek Peradilan, Cetakan kedua, Jakarta:

Sinar Grafika, 2004, hlm.158.

Page 50: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

41

tindak pidana, jika dengan alat bukti tersebut hakim tidak menemukan

keyakinannya maka alat bukti tersebut tidak bisa dijadikan acuan untuk

membuktikan bahwa itu merupakan tindak pidana. Dalam pemeriksaan perkara

pidana yang sifatnya ingin mengejar kebenaran materiil agar terdakwa

diperiksa jangan membawa-bawa orang lain yang tidak ada sangkut pautnya

dengan dirinya dan untuk menghindari adanya fitnah terhadap diri orang lain

yang tak bersalah.

4. Alat Bukti Elektronik

Perkembangan teknologi yang sangat maju menimbulkan kejahatan-

kejahatan baru di masyarakat dengan menggunakan teknologi. Setelah

berlakunya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik maka terjadi perluasan mengenai pembuktian khususnya

mengenai pembuktian elektronik. Pemakaian data elektronik sebagai alat bukti

merupakan hal yang baru menyangkut bidang hukum di Indonesia. Dalam

Pasal 184 KUHAP tidak diatur mengenai penggunaan alat bukti elektronik.

Selama ini alat bukti yang diakui dalam persidangan sesuai dengan ketentuan

yang diatur dalam Pasal 184 KUHAP yaitu keterangan saksi, keterangan ahli,

surat, petunjuk, dan ketrangan terdakwa.

Kesulitan mendasar penggunaan bukti elektronik dalam proses

pembuktian perkara pidana, khususnya mengenai tindak pidana yang

menggunakan alat telekomunikasi yaitu tidak adanya patokan atau dasar

penggunaan bukti elektronik ini dalam perundang-undangan. Padahal dalam

kejahatan menggunakan alat telekomunikasi, buktinya berupa data-data

Page 51: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

42

elektronik yang akan mengarahkan pada suatu peristiwa pidana. Keberadaan

alat bukti elektronik menjadi pokok perhatian atau bahan pertimbangan bagi

hakim dalam memutus perkara, yang jadi masalah hanya kekuatan pembuktian

dari alat bukti elektronik merujuk pada “penyitaan” yang dilakukan guna

keperluan pembuktian.

Ada dua hal yang dapat dijadikan panduan untuk menggunakan alat

bukti elektronik dalam mengungkap kejahatan melalui telepon selular, yaitu :

a. Adanya pola (modus operandi) yang relative sama dalam melakukan

tindak pidana dengan menggunakan telepon selular.

b. Adanya persesuaian antara satu peristiwa dengan peristiwa lain.41

Penggunaan alat bukti elektronik dalam sistem hukum pembuktian

didasari atas asas-asas sebagai berikut:

a. Asas kepastian hukum; b. Asas manfaat; c. Asas kehati-hatian; d. Asas itikad baik; dan e. Asas kebebasan memilih teknologi atau netral teknologi.42

Bukti elektronik sebagai suatu alat bukti yang sah dan yang berdiri

sendiri (real evidence), tentunya harus dapat diberikan jaminan bahwa suatu

rekaman/salinan data berjalan sesuai dengan prosedur yang berlaku sehingga

hasil print out suatu data dapat diterima dalam pembuktian suatu tindak

pidana. Pada prinsip pembuktian alat bukti yang dihadirkan haruslah alat bukti

yang memiliki relevansi terhadap tindak pidana yang terjadi atau fakta yang

akan dibuktikan. Dapat dikatakan bahwa alat bukti yang ada harus otentik yang

41 Edmon Makarim, Op.cit. hlm. 424. 42 Munir Fuady, Teori Hukum Pembuktian: Pidana dan Perdata, Bandung, PT. Citra

Aditya, 2012, hlm. 169.

Page 52: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

43

berarti alat bukti tersebut benar-benar asli. Menurut Pasal 6 Undang-Undang

Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, alat bukti

elektronik yang dihadirkan pada persidangan harus terjamin keutuhannya

sehingga alat bukti elektronik dapat diakses, ditampilkan, dijamin

keutuhannya, dan dapat dipertanggungjawabkan yang dapat menerangkan

suatu keadaan. Alasan perlunya alat bukti yang dihadirkan dalam suatu proses

pembuktian di pengadilan bersifat otentik, yaitu:

1. Agar dapat dipastikan bahwa tidak terdapat perubahan/perbedaan terhadap alat bukti tersebut. Perbedaan dengan alat bukti yang sesungguhnya dapat memberikan nilai dan arah pembuktian yang berbeda.

2. Agar terhindar dari pembuktian terhadap objek yang berbeda dengan seharusnya yang dibuktikan.43 Dengan demikian pembuktian menggunakan alat bukti elekronik yang

dihasilkan adalah pembuktian untuk mencapai kebenaran materiil yaitu

kebenaran yang sebenar-benarnya.

C. Tindak Pidana Perjudian

Pengertian tindak pidana atau perbuatan pidana yang terdapat dalam

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dalam bahasa Belanda dikenal

dengan istilah “strafbaar feit”. Ada beberapa terjemahan dari istilah strafbaar

feit, yaitu :

1. Perbuatan yang dapat/boleh dihukum 2. Peristiwa pidana 3. Perbuatan pidana 4. Tindak pidana.44

43 Ibid., hlm.189. 44E.Y.Kanter dan S.R.Sianturi, Asas-asas Hukum Pidana Di Indonesia dan

Penerapannya, Jakarta, Storia Grafika, 2002, hlm.204.

Page 53: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

44

Menurut Wirjono Prodjodikoro, 45 merumuskan tindak pidana berarti

suatu perbuatan yang pelakunya dapat dikenakan hukuman pidana. Suatu

perbuatan dapat dikatakan sebagai tindak pidana apabila memenuhi unsur-

unsur sebagai berikut:

1. Subjek; 2. Kesalahan; 3. Bersifat melawan hukum (dari tindakan); 4. Suatu tindakan yang dilarang atau diharuskan oleh undang-

undang/perundangan dan terhadap pelanggarnya diancam dengan pidana;

5. Waktu, tempat, dan keadaan (unsur objektif lainnya).46

Kelima unsur tersebut haruslah ada dalam suatu tindak pidana, hal ini

sebenarnya dapat membedakan antara tindak pidana dan peristiwa pidana.

Berbicara mengenai tindak pidana pada dasarnya harus ada subjek dan orang

itu melakukannya dengan kesalahan atau dengan perkatakan lain jika

dikatakan telah terjadi suatu tindak pidana, berarti ada orang sebagai subjeknya

dan pada orang itu terdapat kesalahan. Sebaliknya, jika seseorang telah

melakukan suatu tindakan yang memenuhi unsur sifat melawan hukum,

tindakan yang dilarang serta diancam dengan pidana oleh undang-undang dan

faktor-faktor objektif lainnya, tanpa adanya unsur kesalahan, berarti tidak telah

terjadi suatu tindak pidana, melainkan yang terjadi hanya suatu peristiwa

pidana.

Perjudian merupakan salah satu dari macam-macam tindak pidana yang

diatur dalam KUHP. Pengertian judi ditetapkan oleh Pasal 303 ayat (3) KUHP

sebagai berikut:

45Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta, http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1hukum/206711050/bab2.pdf, diakses pada tanggal 8 Desember 2013.

46 Adam Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 1, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2002, hlm. 211.

Page 54: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

45

“Yang disebut permainan judi adalah tiap-tiap permainan, di mana pada umumnya kemungkinan mendapat untung bergantung pada peruntungan belaka, juga karena pemainnya lebih terlatih atau lebih mahir. Di situ termasuk segala pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain-lainnya yang tidak diadakan antara mereka yang turut berlomba atau bermain, demikian juga segala pertaruhan lainnya.” Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, judi diartikan sebagai

permainan dengan memakai uang atau barang berharga sebagai taruhan atau

suatu kegiatan pertaruhan untuk memperoleh keuntungan dari hasil suatu

pertandingan, permainan atau kejadian yang hasilnya tidak dapat diduga

sebelumnya.

Unsur-unsur tindak pidana perjudian menurut pasal 303 ayat (3) adalah

sebagai berikut:

a) Ada perbuatan

Yang dimaksud perbuatan disini adalah setiap perbuatan dalam suatu

permainan baik secara langsung dilakukan sendiri, seperti main domino,

dadu, kodok ulo maupun permainan lain yang tidak diadakan oleh mereka

yang turut bermain atau berlomba, seperti sepak bola.

b) Bersifat untung-untungan

Untung-untungan disini maksudnya adalah pengharapan untuk menang pada

umumnya tergantung pada untung-untungan atau hanya menggantungkan

pada nasib saja dan juga kalo kemenangan itu dapat diperoleh karena

kepintaran dan kebiasaan pemain.

c) Dengan mempertaruhkan uang atau barang

Page 55: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

46

Setiap permainan baik yang dilakukan sendiri maupun yang tidak diadakan

oleh mereka yang turut bermain atau berlomba, yang dipakai sarana guna

mempertaruhkan uang atau barang

d) Melawan hukum

Setiap permainan judi harus mendapat ijin terlebih dahulu dari pejabat yang

berwenang dan apabila suatu permainan telah mendapatkan ijin, permainan

judi tersebut bukan suatu tindak pidana. Dan sebaliknya apabila permainan

judi tanpa adanya ijin dari pejabat yang berwenang, maka permainan ini

termasuk tindak pidana, karena merupakan suatu pelanggaran atas hukum

pidana atau dengan kata lain adalah perbuatan yang melawan hukum.

Dari ketentuan KUHP tersebut dapat kita lihat bahwa dalam permainan

judi, terdapat unsur keuntungan (untung) yang bergantung pada peruntungan

(untung-untungan) atau kemahiran/kepintaran pemain. Selain itu, dalam

permainan judi juga melibatkan adanya pertaruhan.

D. Kejahatan Mayantara (Cyber Crime) Judi Togel Melalui Short Message

Service (SMS)

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah pola

hidup masyarakat dan berkembang dalam tatanan kehidupan baru dan mendorong

terjadinya perubahan sosial, ekonomi, budaya, pertahanan, keamanan dan

penegakan hukum. Perbuatan melawan hukum di dunia maya merupakan

fenomena yang sangat mengkhawatirkan, mengingat tindakan carding, hacking,

penipuan, terorisme dan penyebaran informasi destruktif telah menjadi bagian dari

aktivitas pelaku kejahatan di dunia maya. Kemajuan teknologi dan informasi telah

Page 56: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

47

melahirkan berabagai dampak, baik dampak positif maupun dampak negative,

karena di satu sisi memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan,

kemajuan dan peradaban manusia, namun di sisi lain menjadi sarana efektif

perbuatan melanggar hukum.

Kejahatan Mayantara atau Cyber crime diartikan sebagai kegiatan illegal

dengan perantara computer yang dapat dilakukan melalui jaringan elektronik.

Cyber crime dalam arti sempit disebut computer crime, sedangkan cyber crime

dalam arti luas disebut computer related crime.47 Dengan demikian cyber crime

meliputi kejahatan, yaitu yang dilakukan dengan (1). menggunakan sarana-sarana dari

sistem atau jaringan komputer (by means of acomputer system or network); (2). Di

dalam sistem atau jaringan komputer (in a computer system or network); dan (3).

Terhadap sistem atau jaringan komputer (against a computer system or network).

Perbedaanya dengan kejahatan konvensional dapat dilihat dari kemampuan

serbaguna yang ditampilkan akibat perkembangan informasi dan teknologi

komunikasi yang semakin canggih. Faktor yang dominan mendorong

berkembangnya cybercrime adalah pesatnya perkembangan teknologi komunikasi

seperti telepon, handphone, dan telekomunikasi lainnya dipadukan dengan

perkembangan teknologi computer. Perkembangan teknologi dan informasi

berdampak pula pada revolusi kejahatan yang konvensional menuju lebih modern,

jenis kejahatannya mungkin sama, namun dengan media yang berbeda yaitu

dalam hal ini adalah perjudian toto gelap yang mana kejahatan ini menggunakan

media internet (internet gambling) dalam melakukan tindak pidananya.

47Santi Indriani, Tinjauan Yuridis Penegakan Hukum Terhadap Kejahatan Dunia Maya

(Cyber Crime). Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN: 1979 – 0899XX http://jodfisipunbara.files.wordpress.com/2012/05/11-santi-oke-hal-81-89.pdf, Hal. 60. (diakses tanggal 14 November 2013).

Page 57: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

48

Pengertian Togel sendiri adalah permainan judi dengan cara mengundi

angka yang pemenangnya memiliki angka yang keluar sama dengan angka yang

dibeli. Pada prakteknya Togel bisa dilakukan dengan dua cara yaitu togel

konvensional dan non konvensional. Togel konvensional adalah togel yang dijual

secara langsung kepada pembeli dimana penjual bertatap muka langsung dengan

pembeli nomor togel tersebut, sedangkan togel non konvensional adalah togel

yang dijual secara online melalui media pendukung teknologi internet ataupun

sarana teknologi komunikasi lainnya seperti handphone dan media lainnya.

Adapun pengertian SMS antara lain sebagai berikut :

Short Message Service (SMS) adalah suatu fasilitas untuk mengirim dan

menerima suatu pesan singkat berupa teks melalui perangkat nirkabel, yaitu

perangkat komunikasi telepon selular, dalam hal ini perangkat nirkabel yang

digunakan adalah telepon selular.

Cara pengiriman pesan-pesan SMS dikirim dari sebuah telepon genggam

ke pusat pesan, disini pesan disimpan dan mencoba mengirimnya selama beberapa

kali. Perkembangan teknologi informasi dengan adanya teknologi elektronik

menimbulkan bentuk kejahatan baru dalam perjudian yakni perjudian diantaranya

yaitu internet (internet gambling) dan Togel melalui media Short Message

Service. Tindak pidana perjudian melalui sarana elektronik dilakukan melalui

sistem elektronik, informasi elektronik dan dokumen elektronik yang dapat

dijadikan sebagai alat bukti sebagaimana diatur dalam Pasal 5 ayat (1) dan (2)

Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik yang berbunyi:

(1) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah.

(2) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan perluasan dari

Page 58: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

49

alat bukti yang sah sesuai dengan Hukum Acara yang berlaku di Indonesia. Sedangkan bunyi Pasal 6 Undang-Undang Informasi dan Transaksi

Elektronik yang berbunyi:

Dalam hal terdapat ketentuan lain selain yang diatur dalam Pasal 5 ayat (4) yang mensyaratkan bahwa suatu informasi harus berbentuk tertulis atau asli, Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dianggap sah sepanjang informasi yang tercantum di dalamnya dapat diakses, ditampilkan, dijamin keutuhannya, dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga menerangkan suatu keadaan. Di samping itu alat bukti elektronik di atas dianggap sebagai perluasan alat

bukti petunjuk sebagaimana diatur dalam Pasal 184 KUHAP, karena disetarakan

sebagai alat bukti surat, sehingga pelaku perjudian melalui alat elektronik dapat

dikenakan sanksi hukum pidana. Sesuai dengan Penjelasan pada Pasal 1 ayat (1),

(2), (4) Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik yang berbunyi:

Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya. Transaksi Elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan Komputer, jaringan Komputer, dan/atau media elektronik lainnya. Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

Penjelasan mengenai alat bukti pada Undang-Undang Informasi dan

Transaksi Elektronik diatur dalam Pasal 44 yang berbunyi:

Page 59: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

50

Alat bukti penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan menurut ketentuan Undang-Undang ini adalah sebagai berikut: a. Alat bukti sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Perundang-undangan;

dan b. Alat bukti lain berupa Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 dan angka 4 serta Pasal 5 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3).

Pada praktiknya tindak pidana toto gelap, ada yang menggunakan sistem

online dan ada pula yang menjual langsung ke masyarakat. Adapun pda toto gelap

yang langsung di jual ke masyarakat biasanya para pengepul dan pengecer

menggunakan media elektronik SMS. Karena melalui media SMS ini dianggap

lebih aman, efisien dan sangat sulit di usut, diproses dan diadili dalam

persidangannya. Walaupun saat ini telah lahir Undang-Undang Informasi dan

Transaksi Elektronik, yang mana di dalamnya mengatur berbagai aktifitas tindak

pidana yang dilakukan dan terjadi di dunia maya (cyberspace), termasuk di

dalamnya pelanggaran tentang judi yang memakai media elektronik. Akan tetapi

dalam Praktek biasanya Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik ini

jarang dipakai dalam penanganan tindak pidananya.

Page 60: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

51

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan pendekatan yuridis normatif yaitu pendekatan yang mengkaji

penerapan kaidah-kaidah atau norma-norma dalam hukum positif.48

Penelitian yuridis normatif disebut juga penelitian hukum doctrinal.

2. Spesifikasi Penelitian

Spesifikasi penelitian yang digunakan adalah spesifikasi penelitian

perskriptif, yaitu suatu penelitian yang hanya menjelaskan keadaan objek

yang akan diteliti melalui kacamata disiplin hukum.49 Dalam hal ini peneliti

mencoba menguraikan, mengungkap dan mengkaji penerapan sistem

pembuktian hakim dalam pemeriksaan kasus perjudian Togel di Pengadilan

Negeri Jakarta Timur berdasarkan perspektif hukum semata.

3. Sumber Data

Pada penelitian ini menggunakan sumber data sekunder. Karena pada

penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian hukum normatif maka lebih

difokuskan pada pencarian data sekunder. Data Sekunder yang digunakan

dalam penelitian ini antara lain :

48Jhony Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang :

Banyumedia, 2005, hal. 295. 49 Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Rajawali

Pers, 2004, hal. 118.

Page 61: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

52

c. Bahan – bahan hukum Primer

Data yang bersumber bahan - bahan hukum primer berupa norma dasar

Pancasila, batang tubuh UUD 1945, peraturan perundang-undangan,

putusan pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap dan

mengikat. Kemudian bahan hukum sekunder yang berhubungan erat

dengan bahan hukum primer dan dapat menganalisis dan memahami

bahan hukum primer seperti rancangan peraturan perundang-undangan,

hasil karya ilmiah para sarjana (buku-buku kepustakaan) dan hasil-hasil

penelitian dan yang terakhir bahan hukum tersier yaitu bahan-bahan

yang memberikan informasi tentang bahan huk primer dan bahan

hukum sekunder seperti bibliografi dan indeks kumulatif.

Bahan hukum yang digunakan peneliti ini diambi bahan hukum yang

telah mempunyai kekuatan hukum mengikat, yaitu diperoleh dari salah

satu putusan hakim mengenai perkara tindak pidana perjudian di

Pengadilan Negeri Jakarta Timur No.247/Pid.B/2013/PN.JKT.TIM.

d. Bahan Hukum Sekunder

Bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer yang

digunakan oleh peneliti dan dapat membantu menganalisis dan

memahami bahan hukum primer, seperti :

- Buku-buku hasil karya ilmiah para sarjana

- Hasil-hasil penelitian

e. Bahan hukum tersier

Page 62: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

53

Bahan-bahan yang memberi petunjuk, informasi maupun penjelasan

terhadap bahan hukum primer dan bahan sekunder, contohnya adalah

Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Kamus Hukum.

4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

diperoleh dengan cara melakukan inventarisasi terhadap peraturan

perundang-undangan, buku literature, dokumen dan arsip atau hasil penelitian

terdahulu yang berkaitan dengan objek atau materi penelitian dan Putusan

Pengadilan Negeri Jakarta Timur No.247/Pid.B/2013/PN.JKT.TIM.

5. Metode Pengolahan Data

Bahan hukum primer, sekunder dan tersier sebagaimana telah

disebutkan dalam point di atas akan diinventarisir kemudian dicatat sesuai

dengan relevansinya dengan masalah yag akan diteliti, kemudian dikaji

sebagai satu kesatuan yang utuh. Bahan hukum yang berhubungan dengan

masaah yang akan dibahas dipaparkan, disistematiskan, kemudian dianalisis

untuk menginterpretasikan hukum yang berlaku.

6. Metode Penyajian Data

Metode penyajian data dalam penelitian ini akan disajikan dalam

bentuk uraian yang disusun secara sistematis, logis, dan rasional. Dalam arti

keseluruhan data yang diperoleh akan dihubungkan satu dengan yang lainnya

Page 63: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

54

disesuaikan dengan pokok permasalahan yang diteliti, sehingga merupakan

suatu kesatuan yang utuh.

7. Metode Analisis Data

Cara pengolahan bahan hukum dilakukan secara kualitatif yakni

dengan membahas dan menjabarkan bahan hukum yang digunakan dengan

berlandaskan pada norma hukum yang digunakan, teori-teori serta doktrin

yang berkaitan dengan materti yang diteliti, dengan menggunakan logika

deduktif yakni menarik kesimpulan dari suatu permasalahan yang bersifat

umum terhadap permasalahan konkret yang dihadapi.

Page 64: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Identitas Terdakwa

Nama Lengkap : FIRDAUS Als OBER Als BUYUNG BIN

HASAN BASRI

Tempat Lahir : Padang

Umur/Tgl. Lahir : 49 tahun/05 Oktober 1963

Jenis Kelamin : Laki-laki

Kebangsaan : Indonesia

Tempat Tinggal : Jl. Kol. Sutomo III No.68 RT.007/006 Kel.

Kebon Pala Kec. Makasar Jakarta Timur dan Jl.

Wisma Harun Kel. Kebon Pala Kec. Makasar

Jakarta Timur

Agama : Islam

Pekerjaan : -

Pendidikan : SMP

2. Kasus Posisi

Berawal dari adanya kerja sama antara terdakwa I. FIRDAUS alias

OBER alias BUYUNG bin HASAN BASRI dengan terdakwa II.

SITUMEANG (DPO) turut menyelenggarakan judi togel yang mengikuti

(mendompleng) permainan judi dari Singapura tanpa mendapat izin dari pihak

yang berwenang menegeluarkan izin, dimana terdakwa II. SITUMEANG

Page 65: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

56

(DPO) dalam hal ini sebagai pengepul atau orang yang menerima nomor-

nomor yang dipasang oleh para pemain dan menerima uang taruhan pasangan

dari para pemain untuk diserahkan kepada Bandar judi togel dan

memberitahukan nomor togel yang keluar pada hari itu, sedangkan terdakwa

I. FIRDAUS alias OBER alias BUYUNG bin HASAN BASRI dalam hal ini

mencari pemain atau penebak nomor-nomor judi togel, pengecer atau penulis

nomor-nomor yang dipasang oleh para pemain dan menerima uang taruhan

untuk disetorkan kepada terdakwa II. SITUMEANG (DPO), serta merekap

nomor-nomor pasangan tersebut baik melalui tulisan langsung dikertas

maupun nomor-nomor yang dipasang melalui sms dari nomor-nomor

Handphone para pemain, keseluruhannya itu disetorkan atau diserahkan

kepada terdakwa II. SITUMEANG dan memberitahukan kepada para

pemasang untuk nomor judi togel yang keluar pada hari itu atas informasi dari

terdakwa II. SITUMEANG.

Bahwa permainan judi togel yang mengikuti (mendompleng) dari

permainan judi Singapura tersebut, dibuka atau dikeluarkan pada setiap hari

Senin, Rabu, Kamis, Sabtu dan Minggu pada pukul 17.30 WIB dan cara

permainannya adalah sebagai berikut: Para pemain menebak atau memasang

nomor-nomor yang akan dibuka terdiri dari 2 angka (dua digit), 3 angka (tiga

digit), dan 4 angka (empat digit) dengan nilai pasangan paling sedikit sebesar

Rp 1.000,- (seribu rupiah) per nomor tebakan.

Bahwa cara untuk menentukan pemenangnya adalah apabila nomor

yang dikeluarkan sama dengan nomor yang ditebak atau dipasang terdiri dari

Page 66: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

57

2 angka (dua digit) dari belakang maka pemenangnya akan dibayarkan 60

(enam puluh) kali lipat dari jumlah taruhan, 3 angka (tiga digit) dari belakang

akan dibayarkan 350 (tiga ratus lima puluh) kali lipat dari jumlah taruhan, dan

4 angka (empat digit) akan dibayarkan 2500 (dua ribu lima ratus) kali lipat

dari jumlah taruhan, dan dari penjualan nomor judi togel tersebut terdakwa

mendapat omzet satu kali putaran sebesar 20 (dua puluh) persen.

Bahwa pada hari Kamis tanggal 6 Desember 2012 sekira pukul 10.30

WIB bertempat di sebuah warung di Jl. Wisma Harun, Kelurahan Kebon Pala

Kecamatan Makasar Jakarta Timur, terdakwa melakukan penjualan nomor

togel, selanjutnya para pemain atau penebak datang menghampiri dan

memasang nomor-nomor tebakan dengan rincian rekapan sebagai berikut :

1. Sdr. SUSILO nomor pasangan 03-51 masing-masing dengan jumlah

taruhan sebesar Rp 5000,- (lima ribu rupiah) dan nomor 30, 53, 38, 23, 18,

01, 12, 15, 35, 83, 31, 32, 81, 10, 21 dengan jumlah taruhan masing-

masing sebesar Rp 1.000,- (seribu rupiah).

2. Sdr. MANULANG nomor pasangan 50 dengan jumlah taruhan sebesar Rp

10.000,- (sepuluh ribu rupiah).

3. Sdr. ONO nomor pasangan 473 dengan taruhan sebesar Rp 4.000,- (empat

ribu rupiah), nomor 73 dengan taruhan sebesar Rp 5.000,- (lima ribu

rupiah), nomor 256 dengan taruhan sebesar Rp 6.000,- (enam ribu rupiah),

nomor 56 dengan taruhan sebesar Rp 7.000 (tujuh ribu rupiah), nomor 47

dengan taruhan sebesar Rp 60.000,- (enam puluh ribu rupiah) dan nomor

25 dengan taruhan sebesar Rp 10.000,- (sepuluh ribu rupiah).

Page 67: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

58

4. Sdr. BUTAR-BUTAR nomor pasangan 082 dengan taruhan sebesar Rp

10.000,- (sepuluh ribu rupiah) dan nomor 82 dengan taruhan sebesar Rp

100.000,- (seratus ribu rupiah).

5. Sdr. ATANG nomor pasangan 628, 709, 256, 365, 096, 658, 346, 968

masing-masing dengan taruhan sebesar Rp 1.000,- (seribu rupiah) dan

nomor 72 dengan taruhan sebesar Rp 3.000,- (tiga ribu rupiah).

6. Sdr. UDI nomor pasangan 29, dengan taruhan sebesar Rp 8.000,- (delapan

ribu rupiah), nomor 24, 25, 27, 20 masing-masing dengan taruhan sebesar

Rp 2.000,-(dua ribu rupiah).

7. Sdr. JUNADI nomor pasangan 39, 35 masing-masing dengan taruhan

sebesar Rp 10.000,- (sepuluh ribu rupiah), nomor 35, 32 masing-masing

dengan taruhan sebesar Rp 5.000,- (lima puluh ribu rupiah), nomor 72

dengan taruhan sebesar Rp 4.000,- (empat ribu rupiah) dan nomor 82

dengan taruhan sebesar Rp 10.000,- (sepuluh ribu rupiah).

Total uang tebakan judi togel tersebut sebesar Rp 354.000,- (tiga ratus lima

puluh ribu rupiah). Sedangkan Sdr. SAIFUL, Sdr. SUGI, Sdr. OPAH, Sdr.

ANJAS, Sdr. SOLIHIN, Sdr. ADNAN, Sdr. ZUKI, Sdr. OFAN, Sdr.

KANCIL, Sdr. BUTET, Sdr. LAJAR, Sdr. PANGARIBUAN, Sdr. UYUN,

Sdr. ROSI, Sdr. HERMAN, Sdr. BOTAK, Sdr. BOLOT, Sdr. NASGOR, Sdr.

ACONG, Sdr. UDIN, Sdr. UCOK, Sdr. GETAMEN, Sdr. DEWI, Sdr. ABAH,

Sdr. OYOK, Sdr. FERI, Sdr. BROTHER, Sdr. TUKANG MARTABAK, Sdr.

GONDRONG, Sdr. DANA, Sdr. DOLI, Sdr. SIHOMBING, Sdr. ACO dan

Sdr. ATIN adalah yang memasang dengan mengirimkan nomor tebakan

Page 68: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

59

melalui SMS kepada terdakwa, dimana nomor dan besarnya jumlah tebakan

masih tersimpan dalam memori card milik terdakwa dan pada saat terdakwa

sedang menulis dan merekap nomor-nomor judi togel datang petugas

kepolisian menangkap terdakwa berikut barang buktinya.

Bahwa terdakwa dalam menawarkan atau memberikan kesempatan

kepada khalayak umum untuk melakukan permainan judi dan menjadikannya

sebagai pencarian atau dengan sengaja turut serta dalam permainan judi togel.

3. Dakwaan Penuntut Umum

Penuntut Umum dalam persidangan menghadapkan terdakwa dengan

dakwaan subsidair dan perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam

pidana dalam Pasal 303 ayat (1) ke-1 KUHP dan Pasal 303 ayat (1) ke-2

KUHP.

4. Pembuktian

a. Alat-alat bukti di persidangan

Keterangan saksi

Penuntut umum mengajukan saksi-saksi ke persidangan yang didengar

keterangannya di bawah sumpah, dan saksi-saksi yang keterangannya

dibacakan sesuai dengan BAP (Berita Acara Pemeriksaan) di kepolisian

yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:

1. Saksi BAKRI NOOR, Saksi YANUAR SAHYADI, Saksi

TONI SUHENDAR, dan Saksi SUHIRTO bin. WITO

ATMOJO (Anggota Polisi)

Page 69: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

60

Bahwa benar para saksi tidak kenal dengan terdakwa dan tidak

mempunyai hubungan keluarga dengan terdakwa.

Bahwa benar terjadinya tindak pidana judi togel terjadi pada

hari Kamis tanggal 6 Desember 2012 sekitar jam 10.30 WIB di Jl.

Wisma Harun Kelurahan Kebon Pala Kecamatan Makasar Jakarta

Timur yang dilakukan oleh terdakwa.

Bahwa benar terdakwa melakukan perjudian jenis togel dengan

cara terdakwa menulis nomor-nomor pasangan pemain dalam buku

rekapan yang sudah disediakan sebelumnya, selanjutnya orang-orang

yang memasang menyerahkan uang taruhannya kepada terdakwa dan

ada sebagian pemain yang mengirimkan melalui SMS ke nomor HP

terdakwa, selanjutnya ditulis di buku rekapan kemudian sekitar jam

15.30 WIB nomor-nomor pasangan pemain yang sudah direkap dan

uang taruhan atau uang pasangan pemain diantar kepada Sdr.

SITUMEANG (DPO) Jl. Kampung Makassar Kelurahan Kramat Jati

Kecamatan Makasar Jakarta Timur (di depan pasar rio) yang

merupakan pengepul judi togel yang diselenggarakan oleh terdakwa.

Selanjutnya sekitar jam 17.30 WIB SITUMEANG selaku pengepul

mengirimkan SMS kepada terdakwa yang berisi nomor yang

dikeluarkan oleh bandar selanjutnya terdakwa mendatangi

SITUMEANG untuk mengambil hadiah atau uang hadiah atau uang

yang harus dibayarkan kepada pemain atas kemenangannya lalu

terdakwa menyerahkan uang yang harus dibayarkan kepada pemain

Page 70: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

61

atas kemenangannya lalu terdakwa menyerahkan uang kepada pemain

yang nomor tebakannya keluar.

Bahwa benar terdakwa melakukan perjudian togel tersebut

agar terdakwa mendapatkan uang komisi sebesar 20% dari total omset

yang berhasil dikumpulkan oleh terdakwa setiap harinya dari Sdr.

SITUMEANG (DPO) selaku pengepul sebesar Rp 160.000,- (seratus

enam puluh ribu rupiah) s/d Rp 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) dan

kalau pemain yang menang terdakwa juga mendapatkan komisi.

Terdakwa melakukan perjudian jenis togel tersebut tidak

memiliki ijin dari pihak berwenang.

Bahwa benar barang bukti yang disita dari tangan terdakwa

berupa 1 (satu) buah rekapan nomor-nomor judi togel, 1 (satu) buah

HP Asiafone dan uang tunai sebesar Rp 354.000,- (tiga ratus lima

puluh empat ribu rupiah) adalah uang pasangan dari pemain.

Alat bukti surat berupa

Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dan surat-surat lainnya yang

ditandatangani oleh pejabat yang berwenang

Petunjuk

Keterangan saksi-saksi dan terdakwa serta adanya alat bukti

surat dimana satu dengan yang lainnya saling bersesuaian, yang

menandakan telah terjadi tindak pidana perjudian yang dilakukan oleh

terdakwa FIRDAUS Als OBER Als BUYUNG BIN HASAN BASRI

Page 71: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

62

Keterangan Terdakwa

Pemeriksaan terhadap terdakwa dilakukan setelah seluruh saksi

yang diajukan penuntut umum diperiksa oleh hakim di sidang pengadilan,

dan terdakwa memberikan keterangan di persidangan yang pada pokoknya

sebagai berikut:

Terdakwa ditangkap oleh Polisi berpakaian preman dari Polda

Metro Jaya pada hari Kamis tanggal 06 Desember 2012 sekitar jam 10.30

WIB di Jl. Wisma Harun Kelurahan Kebon Pala Kecamatan Makassar

Jakarta Timur karena melakukan perjudian judi togel.

Barang bukti yang disita dari tangan terdakwa berupa 1 (satu) buah

rekapan nomor-nomor judi togel, 1 (satu) buah HP Asiafone dan uang

tunai sebesar Rp 354.000,- (tiga ratus lima puluh empat ribu rupiah)

adalah uang pasangan dari pemain.Terdakwa melakukan perjudian jenis

togel dengan cara terdakwa menulis nomor-nomor pasangan pemain

dalam buku rekapan yang sudah disediakan sebelumnya, selanjutnya

orang-orang yang memasang menyerahkan uang taruhannya kepada

terdakwa dan ada sebagian pemain yang mengirimkan melalui SMS ke

nomor handphone terdakwa. Terdakwa selanjutnya menulis di buku

rekapan, kemudian sekitar jam 15.30 WIB nomor-nomor pasangan pemain

yang sudah direkap dan uang taruhan atau uang pasangan pemain diantar

kepada Sdr.SITUMEANG (DPO) di Jl. Kampung Makassar Kelurahan

Kramat Jati Kecamatan Makasar Jakarta Timur (di depan pasar rio) yang

merupakan pengepul judi togel yang diselenggarakan oleh terdakwa.

Page 72: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

63

Selanjutnya sekitar jam 17.30 WIB SITUMEANG selaku pengepul

mengirimkan SMS kepada terdakwa yang berisi nomor yang dikeluarkan

oleh bandar selanjutnya terdakwa mendatangi SITUMEANG untuk

mengambil hadiah atau uang hadiah atau uang yang harus dibayarkan

kepada pemain atas kemenangannya lalu terdakwa menyerahkan uang

yang harus dibayarkan kepada pemain atas kemenangannya lalu terdakwa

menyerahkan uang kepada pemain yang nomor tebakannya keluar.

Terdakwa melakukan perjudian togel tersebut agar terdakwa

mendapatkan uang komisi sebesar 20% dari total omset yang berhasil

dikumpulkan oleh terdakwa setiap harinya dari Sdr. SITUMEANG (DPO)

selaku pengepul sebesar Rp 160.000,- (seratus enam puluh ribu rupiah) s/d

Rp 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) dan kalau pemain yang menang

terdakwa juga mendapatkan komisi.

Omset taruhan yang bisa terdakwa kumpulkan setiap harinya

adalah sekitar Rp 800.000,- (delapan ratus ribu rupiah) s/d 1.000.000,-

(satu juta rupiah).

Untuk para pemain mengeluarkan uang taruhan paling kecil

sebesar Rp 1.000,- (seribu rupiah) untuk tiap nomor yang dipasang oleh

pemain sedangkan taruhan yang paling besar tidak dibatasi sesuai dengan

keinginan pemain.

Terdakwa melakukan perjudian jenis togel tersebut tidak memiliki

ijin dari pihak berwenang.

Page 73: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

64

b. Barang-barang bukti

Di persidangan penuntut umum juga telah mengajukan barang

bukti dalam perkara ini yaitu berupa:

- 1 (satu) lembar rekapan togel;

- 5 (lima) lembar print out SMS;

- 1 (satu) unit HP Merk Asiafone berikut simcardnya nomor

089658501828 dan 081319026973;

- Uang tunai sebesar Rp 354.000( tiga ratus lima puluh empat

ribu rupiah);

5. Tuntutan Penuntut Umum

Tuntutan pidana penuntut umum bahwa perbuatan terdakwa telah

memenuhi seluruh unsur Pasal 303 ayat (1) ke-2 KUHP dan mohon agar

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Timur yang memeriksa dan

mengadili perkara ini memutuskan:

1) Menyatakan Terdakwa FIRDAUS als OBER als BUYUNG Bin. HASAN

BASRI terbukti bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana diatur dan

diancam pidana dalam Pasal 303 ayat (1) ke-2 KUHP, sebagaimana dalam

dakwaan Kedua.

2) Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa FIRDAUS als OBER als

BUYUNG Bin. HASAN BASRI dengan pidana penjara selama 1 (satu)

tahun dan 6 (enam) bulan, dikurangi masa tahanan sementara dengan

perintah terdakwa tetap ditahan.

3) Menyatakan barang bukti berupa :

Page 74: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

65

- 1 (satu) lembar rekapan togel;

- 5 (lima) lembar print out SMS;

- 1 (satu) unit HP Merk Asiafone berikut simcardnya nomor

089658501828 dan 081319026973;

- Uang tunai sebesar Rp 354.000( tiga ratus lima puluh empat ribu

rupiah);

4) Menyatakan supaya terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar

Rp 2.000,- (dua ribu rupiah).

6. Putusan Pengadilan

a. Dasar Pertimbangan Hukum Hakim

Menimbang, bahwa karena dakwaan Jaksa Penuntut Umum

disusun secara subsidairitas, oleh karenanya Majelis Hakim akan

mempertimbangkan dakwaan Kesatu terlebih dahulu, apabila dakwaan

Kesatu tidak terbukti, maka akan dipertimbangkan dakwaan selanjutnya.

Menimbang, bahwa dakwaan kesatu melanggar Pasal 303 ayat (1)

ke-1 KUHP, yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut:

1. Barang siapa;

2. Dengan sengaja menawarkan atau memberikan kesempatan untuk

permainan judi dan menjadikannya sebagai pencarian, atau dengan

sengaja turut serta dalam suatu perusahaan untuk itu;

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi dan

keterangan terdakwa, serat dihubungkan dengan barang bukti yang

diajukan dipersidangan, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa oleh

Page 75: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

66

karena salah satu unsur dari dakwaan Kesatu tidak terbukti, maka unsur

lainnya tidak perlu dipertimbangkan lagi, dan terdakwa harus dibebaskan

dari dakwaan Kesatu tersebut;

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan

mempertimbangkan unsur dakwaan Kedua yaitu melanggar Pasal 303 ayat

(1) ke-2 KUHP, yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut:

1. Barang siapa;

2. Dengan sengaja menawarkan atau memberi kesempatan kepada

khalayak umum untuk bermain judi atau dengan sengaja turut serta

dalam perusahaan untuk itu, dengan tidak peduli apakah untuk

menggunakan kesempatan adanya sesuatu syarat atau dipenuhinya

sesuatu tata-cara;

Ad.1. Unsur Barang Siapa

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan barang siapa adalah

setiap orang selaku subyek hukum yang diduga atau disangka telah

melakukan perbuatan yang dapat di hukum atas perbuatannya dan orang

tersebut harus mampu bertanggung jawab atas perbuatannya ;

Bahwa dalam hukum pidana rumusan kata barang siapa atau setiap

orang adalah menunjuk kepada subyek hukum. Bahwa setiap subyek

hukum melekat erat kemampuan bertanggung jawab yaitu hal – hal atau

keadaan yang dapat mengakibatkan orang yang telah melakukan sesuatu

yang tegas dilarang dan diancam dengan hukuman oleh Undang –Undang

yang dapat dihukum, sehingga seseorang sebagai subyek hukum untuk

Page 76: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

67

dapat dihukum harus memiliki kemampuan bertanggung jawab atas

perbuatannya ;

Bahwa memperhatikan pengertian tersebut diatas dihubungkan

dengan fakta –fakta yang terungkap dalam persidangan, berdasarkan

keterangan saksi – saksi dan Terdakwa telah membenarkan identitasnya,

dan selama persidangan Terdakwa FIRDAUS Als OBER Als BUYUNG

BIN HASAN BASRI mampu bertanggung jawab secara hukum dan

dalam diri Terdakwa tidak ditemukan alasan yang dapat menghapus

pertanggung jawaban pidana;

Maka dengan demikian unsur ke satu terpenuhi

Ad.2. Unsur Tanpa mendapat ijin dengan sengaja menawarkan atau

memberi kesempatan kepada khalayak umum untuk bermain

judi atau dengan sengaja turut serta dalam perusahaan untuk itu

dengan tidak peduli apakah untuk menggunakan kesempatan

adanya suatu syarat atau dipenuhinya suatu tata cara ;

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi dan

keterangan terdakwa, serta dihubungkan dengan barang bukti yang

diajukan dipersidangan, maka didapat fakta hukum yaitu :

Bahwa benar terdakwa ditangkap oleh Polisi berpakaian preman

dari Polda Metro Jaya pada hari Kamis tanggal 06 Desember 2012 sekitar

jam 10.30 WIB di Jl. Wisma Harun Kelurahan Kebon Pala Kecamatan

Makassar Jakarta Timur karena melakukan perjudian judi togel.

Page 77: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

68

Bahwa benar barang bukti yang disita dari tangan terdakwa berupa

1 (satu) buah rekapan nomor-nomor judi togel, 1 (satu) buah HP Asiafone

dan uang tunai sebesar Rp 354.000,- (tiga ratus lima puluh empat ribu

rupiah) adalah uang pasangan dari pemain.Terdakwa melakukan perjudian

jenis togel dengan cara terdakwa menulis nomor-nomor pasangan pemain

dalam buku rekapan yang sudah disediakan sebelumnya, selanjutnya

orang-orang yang memasang menyerahkan uang taruhannya kepada

terdakwa dan ada sebagian pemain yang mengirimkan melalui SMS ke

nomor handphone terdakwa. Terdakwa selanjutnya menulis di buku

rekapan, kemudian sekitar jam 15.30 WIB nomor-nomor pasangan pemain

yang sudah direkap dan uang taruhan atau uang pasangan pemain diantar

kepada Sdr.SITUMEANG (DPO) di Jl. Kampung Makassar Kelurahan

Kramat Jati Kecamatan Makasar Jakarta Timur (di depan pasar rio) yang

merupakan pengepul judi togel yang diselenggarakan oleh terdakwa.

Selanjutnya sekitar jam 17.30 WIB SITUMEANG selaku pengepul

mengirimkan SMS kepada terdakwa yang berisi nomor yang dikeluarkan

oleh bandar selanjutnya terdakwa mendatangi SITUMEANG untuk

mengambil hadiah atau uang hadiah atau uang yang harus dibayarkan

kepada pemain atas kemenangannya lalu terdakwa menyerahkan uang

yang harus dibayarkan kepada pemain atas kemenangannya lalu terdakwa

menyerahkan uang kepada pemain yang nomor tebakannya keluar.

Bahwa benar terdakwa melakukan perjudian togel tersebut agar

terdakwa mendapatkan uang komisi sebesar 20% dari total omset yang

Page 78: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

69

berhasil dikumpulkan oleh terdakwa setiap harinya dari Sdr.

SITUMEANG (DPO) selaku pengepul sebesar Rp 160.000,- (seratus

enam puluh ribu rupiah) s/d Rp 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) dan kalau

pemain yang menang terdakwa juga mendapatkan komisi.

Bahwa benar omset taruhan yang bisa terdakwa kumpulkan setiap

harinya adalah sekitar Rp 800.000,- (delapan ratus ribu rupiah) s/d

1.000.000,- (satu juta rupiah).

Bahwa benar untuk para pemain mengeluarkan uang taruhan

paling kecil sebesar Rp 1.000,- (seribu rupiah) untuk tiap nomor yang

dipasang oleh pemain sedangkan taruhan yang paling besar tidak dibatasi

sesuai dengan keinginan pemain.

Bahwa benar terdakwa melakukan perjudian jenis togel tersebut

tidak memiliki ijin dari pihak berwenang. Maka dengan demikian unsur ke

dua telah terpenuhi ;

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi dan

keterangan terdakwa, serta dihubungkan dengan barang bukti yang

diajukan dipersidangan, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa

terdakwa telah melakukan perbuatan yang memenuhi semua unsur dari

Pasal 303 ayat (1) ke-2 KUHP, dalam Dakwaan Kedua;

Menimbang, bahwa karena itu terdakwa dinyatakan terbukti secara

sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Ikut serta main

judi di jalan umum, atau dipinggir jalan umum, atau ditempat yang dapat

dikunjungi umum”;

Page 79: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

70

Menimbang, bahwa Majelis Hakim dalam persidangan tidak

menemukan adanya alasan pemaaf atau alasan pembenar dan terdakwa

dapat dipertanggung jawabkan atas perbuatan yang telah dilakukan,

karena itu terdakwa harus dijatuhi pidana;

Menimbang, bahwa karena terdakwa berada dalam tahanan, maka

masa penahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangkan seluruhnya dari

pidana yang dijatuhkan dan memerintahkan pula agar terdakwa tetap

berada dalam tahanan;

Menimbang, bahwa mengenai barang bukti yang diajukan oleh

Jaksa Penuntut Umum dipersidangan akan ditetapkan dalam amar putusan

dibawah ini;

Menimbang, bahwa karena terdakwa dinyatakan bersalah, maka

terdakwa dibebani untuk membayar biaya perkara ini;

Menimbang, bahwa sebelum terdakwa dijatuhi pidana perlu

dipertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan meringankan:

Hal-hal yang memberatkan:

- Perbuatan terdakwa bertentangan dengan peraturan perundang-

undangan;

- Perbuatan terdakwa meresahkan masyarakat;

Hal-hal yang meringankan:

- Terdakwa mengakui terus terang dan menyesali perbuatannya

serta terdakwa berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya;

- Terdakwa belum pernah dihukum;

Page 80: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

71

Menimbang, bahwa mempertimbangkan segala sesuatu yang

termuat dalam Berita Acara Sidang perkara ini dianggap merupakan

bagian yang tidak terlepas dari putusan ini;

Mengingat, Pasal 303 ayat (1) ke-2 KUHP serta pasal-pasal dari

peraturan lainnya yang bersangkutan;

b. Amar putusan Pengadilan

1. Menyatakan Terdakwa FIRDAUS Als OBER Als BUYUNG BIN

HASAN BASRI tersebut telah terbukti secara sah dan meyakinkan

bersalah melakukan tindak pidana “Perjudian”;

2. Menjatuhkan pidana oleh karena itu dengan pidana penjara selama 1

(satu) tahun;

3. Menyatakan masa penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa

dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

4. Menetapkan terdakwa tetap dalam tahanan;

5. Menyatakan bukti berupa:

- 1 (satu) lembar rekapan togel;

- 5 (lima) lembar print out SMS;

- 1 (satu) unit HP Merk Asiafone berikut simcardnya nomor

089658501828 dan 081319026973;

“Dirampas untuk dimusnahkan”

- Uang tunai sebesar Rp 354.000( tiga ratus lima puluh empat ribu

rupiah);

“Dirampas untuk Negara”

Page 81: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

72

6. Menyatakan supaya terdakwa dibebani membayar biaya perkara

sebesar Rp 2.000,- (dua ribu rupiah).

B. Pembahasan

1. Short Message Service (SMS) dapat dijadikan sebagai alat bukti dalam

pembuktian tindak pidana perjudian

Pemeriksaan suatu perkara pidana di dalam suatu proses peradilan

pada hakekatnya adalah bertujuan untuk mencari kebenaran materiil

terhadap perkara tersebut. Proses pencarian kebenaran materiil tersebut

melalui tahapan-tahapan tertentu yaitu dimulai dari tindakan penyelidikan,

penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan untuk

menentukan lebih lanjut putusan apa yang akan diambil.Putusan yang akan

diambil oleh hakim itu sendiri didasarkan pada kebenaran materiil yang

tepat dan berlaku menurut ketentuan perundang-undangan. Usaha-usaha

yang dilakukan untuk mencari kebenaran materiil suatu perkara pidana

dimaksudkan untuk menghindari adanya kekeliruan dalam penjatuhan

pidana terhadap diri seseorang, hal ini sebagaimana ditentukan dalam

Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman Pasal

6 ayat (2) yang menyatakan :

“Tiada seorang pun dapat dijatuhi pidana, kecuali apabila pengadilan karena alat pembuktian yang sah menurut Undang-Undang, mendapat keyakinan bahwa seseorang yang dianggap dapat bertanggung jawab, telah bersalah atas perbuatan yang didakwakan atas dirinya”.

Page 82: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

73

Dengan adanya ketentuan perundang-undangan tersebut, maka

dalam proses penyelesaian perkara pidana, penegak hukum wajib

mengusahakan pengumpulan bukti maupun fakta mengenai perkara pidana

yang ditangani dengan selengkap mungkin. Oleh karena itu, diperlukanlah

proses pembuktian.

Pembuktian merupakan bagian yang sangat penting pada

pemeriksaan perkara dalam sidang pengadilan, dikarenakan pembuktian

berisi ketentuan-ketentuan berupa pedoman tentang cara-cara yang

dibenarkan oleh undang-undang untuk membuktikan kesalahan terdakwa.

M. Yahya Harahap50, mengemukakan pendapatnya mengenai

pembuktian sebagai berikut:

“Pembuktian adalah ketentuan-ketentuan yang berisi penggarisan dan pedoman tentang cara-cara yang dibenarkan undang-undang membuktikan kesalahan yang didakwakan kepada terdakwa. Pembuktian juga merupakan ketentuan yang mengatur alat-alat bukti yang dibenarkan undang-undang yang boleh dipergunakan hakim membuktikan kesalahan yang didakwakan.” Pendapat di atas menjelaskan bahwa pembuktian merupakan proses

yang terjadi di dalam sidang pengadilan untuk menentukan bersalah atau

tidaknya terdakwa berdasarkan dakwaan yang diajukan penuntut umum.

Hakim dalam melaksanakan tugasnya untuk mengadili segala perkara

tindak pidana yang dilakukan di daerah hukumnya mempertimbangkan

hal-hal yang berhubungan dengan terjadinya tindak pidana tersebut,

sehingga hakim secara arif dan bijaksana menentukan alat-alat bukti yang

secara limitatif telah ditentukan oleh undang-undang yang dengan alat-alat

50 M. Yahya Harahap, Op.cit, hlm. 273.

Page 83: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

74

bukti tersebut hakim memperoleh keyakinan bahwa terdakwa secara sah

dan meyakinkan bersalah melakukan suatu tindak pidana yang

didakwakan kepadanya.

Sedangkan tujuan atau fungsi hukum acara pidana, menurut Hibnu

Nugroho adalah:

1. Sebagai sarana untuk mencari suatu kebenaran materiil dari suatu tindak pidana yang terjadi;

2. Menemukan orang yang diduga sebagai pelaku tindak pidana; 3. Meminta pengadilan untuk memuutuskan bersalah atau tidaknya

tersangka; dan 4. Melaksanakan dan kemudian mengawasi pelaksanaan dari putusan

tersebut.51 Dalam pembuktian, agar dapat tercapai kebenaran materiil

diharuskan adanya syarat kebenaran materiil untuk dapat menghukum

seseorang. Suatu tindak pidana benar-benar dapat dibuktikan, dengan

adanya bukti yang sempurna, yaitu bukti yang sah dan menyakinkan. Alat

bukti yang sah dalam hukum acara pidana, diatur dalam pasal 184

KUHAP. Yang dimaksud dengan alat bukti adalah :

“segala sesuatu yang ada hubungannya dengan suatu perbuatan, dimana dengan alat-alat bukti tersebut, dapat dipergunakan sebagai bahan pembuktian guna menimbulkan keyakinan hakim atas kebenaran adanya suatu tindak pidana yang telah dilakukan terdakwa.”52

Berdasarkan sistem pembuktian yang dianut oleh Indonesia yaitu

Sistem Pembuktian menurut Undang-Undang secara Negatif (negatief

wettelijk bewijstheorie) yang dipertegas dalam ketentuan Pasal 183

KUHAP yang dirumuskan :

51Hibnu Nugroho, Op.cit. Hlm. 32. 52Hari Sasangka dan Lily Rosita, Op.Cit, hlm.11.

Page 84: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

75

“Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar- benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya.” Dengan demikian, untuk menjatuhkan pidana kepada terdakwa

hakim harus memenuhi hal-hal yaitu minimal dua alat bukti yang sah dan

adanya keyakinan hakim akan terjadinya tindak pidana dan terdakwalah

yang bersalah melakukannya.

Perkembangan teknologi informasi membawa manusia kepada era

globalisasi yang memberikan kebebasan setiap orang di dunia untuk saling

bersosialisasi dengan siapapun dan di manapun mereka berada. Kemajuan

teknologi dan informasi telah melahirkan berbagai dampak, baik dampak

positif ataupun dampak negative, karena di satu sisi memberikan

kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan dan peradaban

manusia, namun di sisi lain menjadi sarana efektif perbuatan melanggar

hukum. Teknologi informasi dan komunikasi juga telah mengubah

perilaku dan pola hidup masyarakat secara global dan menyebabkan dunia

tanpa batas (borderless). Serta menimbulkan perubahan di berbagai

kehidupan khususnya tentang tindak pidana.

Pada kasus tindak pidana perjudian pada Putusan

No.247/Pid.B/2013/PN.JKT.TIM obyek penelitian adalah alat bukti

berupa SMS yang digunakan sebagai sarana oleh terdakwa untuk

melakukan tindak pidana perjudian. Bukti SMS tidak diatur sebagai alat

bukti dalam pembuktian suatu tindak pidana, karena Pasal 184 KUHAP

Page 85: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

76

tidak mengatur mengenai alat bukti elektronik untuk dapat dijadikan

sebagai alat bukti dalam proses persidangan.

Pada ketentuan Pasal 184 ayat (1) KUHAP menjelaskan tentang

apa saja yang menjadi alat bukti yang sah menurut Hukum Acara Pidana

yaitu keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk, dan keterangan

terdakwa.

Pengertian surat menurut Asser-Anema53, surat-surat ialah segala

sesuatu yang mengandung tanda-tanda baca yang dapat dimengerti,

dimaksud untuk mengeluarkan pikiran. Sedangkan dalam KUHAP, surat

dijelaskan pada Pasal 187 KUHAP sebagaimana pada Pasal 184 ayat (1)

huruf c, dibuat atas sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpah,

adalah:

a. Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum yang berwenang atau yang dibuat dihadapannya, yang memuat keterangan tentang kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau yang dialaminya sendiri disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang keterangan itu;

b. Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-undangan atau surat yang dibuat oleh pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata laksana yang menjadi tanggung jawabnya dan yang diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal atau sesuatu keadaan;

c. Surat keterangan dari seorang ahli yamng memuat pendapat berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi daripadanya;

d. Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dan alat pembuktian yang lain”.

Dari ketentuan pasal diatas, SMS bisa di kategorikan sebagai surat

pada poin d yaitu sebagai “Surat Lain”. Pada poin tersebut dijelaskan

53 Andi Hamzah, Op.cit, hlm. 276.

Page 86: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

77

bahwa surat tersebut harus mempunyai hubungan dengan alat pembuktian

lain sehingga dalam hal ini hasil cetak SMS bernilai sebagai alat bukti

penunjang saja. Alat bukti surat lain harus mempunyai hubungan dengan

alat bukti lain agar mempunyai nilai kekuatan pembuktian yang artinya

alat bukti surat lain harus didukung oleh alat bukti lainnya sehingga isi

dari surat lain mempunyai hubungan dengan alat bukti lain. Dengan

demikian barulah dikatakan surat itu berlaku dan dinilai sebagai alat bukti

surat.54 Kekuatan pembuktian alat bukti surat memiliki “bukan alat bukti

yang mempunyai kekuatan mengikat”, sehingga alat bukti surat itu tidak

melekat kekuatan pembuktian yang mengikat. Nilai kekuatan pembuktian

alat bukti surat, sama halnya dengan nilai pembuktian keterangan saksi

dan alat bukti keterangan ahli, sama-sama mempunyai nilai pembuktian

yang bersifat bebas.

SMS juga bisa dijadikan sebagai alat bukti petunjuk. Adapun

mengenai alat bukti petunjuk, sebagaimana diatur dalam Pasal 188

KUHAP di jelaskan bahwa :

(1) Petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau keadaan, yang karena persesuaiannya, baik antara yang satu dengan yang lain, maupun dengan tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya.

(2) Petunjuk sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat diperoleh dari : 1. Keterangan saksi; 2. Surat; 3. Keterangan terdakwa.

(3) Penilaian atas kekuatan pembuktian dari suatu petunjuk dalam setiap keadaan tertentu dilaksanakan oleh hakim dengan arif

54 M. Yahya Harahap, Op.cit, hlm. 309

Page 87: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

78

lagi bijaksana, setelah ia mengadakan pemeriksaan dengan kecermatan dan keseksamaan berdasarkan hati nuraninya.

Alat bukti petunjuk dalam persidangan dilihat dari persesuaian

antara alat bukti satu dengan yang lainnya sehingga hakim memperoleh

gambaran mengenai proses terjadinya tindak pidana dan penyebab

terjadinya tindak pidana. Sumber dari alat bukti petunjuk diperoleh hakim

dengan memperhatikan alat bukti yang lain sehingga diperoleh persesuaian

antara perbuatan, kejadian, atau keadaan yang sebenarnya sehingga

menimbulkan suatu akibat-akibat hukum. Oleh karena itu alat bukti

petunjuk dapat diketahui adanya suatu pemikiran tentang adanya suatu

persesuaian antara kenyataan satu dengan kenyataan yang lain atau antara

suatu kenyataan dengan tindak pidananya sendiri.

Dalam hal ini SMS dapat dijadikan sebagai alat bukti petunjuk

apabila memberikan suatu isyarat tentang suatu kejadian dimana isi dari

SMS tersebut mempunyai persesuaian antara kejadian yang satu dengan

yang lain dimana isyarat yang tersebut melahirkan suatu petunjuk yang

membentuk kenyataan terjadinya suatu tindak pidana dan terdakwalah

pelakunya. Petunjuk merupakan alat bukti yang tidak langsung

(Circumtantial evidence) yang sifatnya untuk melengkapi yang artinya

petunjuk bukanlah alat bukti yang mandiri karena petunjuk didapat dari

keterangan saksi, surat dan keterangan terdakwa. Hakim dalam menilai

alat bukti petunjuk harus menghubungkan suatu alat bukti dengan alat

bukti yang lainnya dan harus melihat persesuaian dengan alat bukti yang

lain sehingga hakim dapat mengambil suatu kesimpulan.

Page 88: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

79

SMS bisa juga dijadikan sebagai alat bukti berupa Informasi

Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik. Setelah berlakunya Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik, ada perluasan mengenai alat bukti dalam hukum acara yang

berlaku di Indonesia. Menurut ketentuan Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2)

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik :

(1) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah.

(2) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan perluasan dari alat bukti yang sah sesuai dengan Hukum Acara yang berlaku di Indonesia.

Melihat isi dari Pasal 5 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008

Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, SMS dalam hal ini dapat

dikatakan sebagai sebuah informasi elektronik. SMS bisa dijadikan

sebagai alat bukti di dalam persidangan sepanjang SMS itu ada keterkaitan

hubungan dengan bukti-bukti yang lain, sehingga dapat berfungsi sebagai

alat bukti. SMS bisa dijadikan sebagai alat bukti surat yaitu dengan cara

SMS tersebut di print out-kan (hasil cetaknya) dari provider yang

bersangkutan.

Pengertian Informasi Elektronik termuat pada Pasal 1 Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik :

“Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik

Page 89: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

80

(electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.” Agar Informasi Elektronik merupakan alat bukti hukum yang sah.

Maka harus memenuhi syarat formil dan syarat materiil suatu alat bukti.

Alat bukti elektronik yang dihadirkan pada persidangan harus terjamin

keutuhannya sehingga alat bukti elektronik dapat diakses, ditampilkan,

dijamin keutuhannya, dan dapat dipertanggungjawabkan yang dapat

menerangkan suatu keadaan. Alasan perlunya alat bukti yang dihadirkan

dalam suatu proses pembuktian di pengadilan bersifat otentik, yaitu:

1. Agar dapat dipastikan bahwa tidak terdapat perubahan/perbedaan terhadap alat bukti tersebut. Perbedaan dengan alat bukti yang sesungguhnya dapat memberikan nilai dan arah pembuktian yang berbeda.

2. Agar terhindar dari pembuktian terhadap objek yang berbeda dengan seharusnya yang dibuktikan.55

Alat bukti SMS termasuk dalam bukti demonstratif. Alat bukti

demonstratif agar dapat diterima sebagai suatu bukti hukum harus harus

terpenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Harus Ada Alat Bukti Lain Alat bukti demonstratif lebih merupakan peragaan diruang pengadilan terhadap bukti tertentu sehingga alat bukti lain, yaitu alat bukti yang diperagakan/ditiru tersebut harrus tersedia. Contoh: Jika seseorang menunjukkan sebuah foto mobil di pengadilan sebagai bukti demonstratif, mobil tersebut harus ada atau pernah ada.

2. Keakuratan yang Representatif Bukti demonstratif yang dipertunjukkan di pengadilan harus akurat dengan alat bukti yang diwakilinya. Akurat artinya harus sama besarnya atau akurat skalanya, sama dimensinya, dan sama bentuknya. Pembesaran yang berlebih-lebihan atau bentuknya yang diubah sehingga berbeda dengan objek yang direpresentasikan tanpa suatu maksud khusus, dapat menimbulkan misleading dan menimbulkan

55 Munir Fuady, Op.cit., hlm.189.

Page 90: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

81

kesan yang berlebih-lebihan sehingga harus ditolak sebagai bukti demonstratif.

3. Otentikasi Bukti demonstratif harus otentik dengan alat bukti yang direpresentasikan. Otentik di sini adalah bahwa alat bukti yang diperagakan di pengadilan harus menunjukkan/menggambarkan alat bukti yang sebenarnya yang direpresentasikan.

4. Identifikasi Yang diperagakan di pengadilan sebagai alat bukti demonstratif harus sama persis (matching) dengan alat bukti sebenarnya yang direpresentasikan.

5. Admisability Suatu bukti demonstratif harus memenuhi syarat admission sebagai alat bukti di pengadilan. Dalam ilmu hukum pembuktian diajarkan bahwa agar suatu alat bukti dapat lulus dalam admission test, harus dipenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Relevancy b. Materiality (siginificant) c. Competency

6. Keseimbangan (balancing) Alat bukti demonstratif mempunyai efek positif di samping efek negatif. Efek positif yang paling penting tentu saja memperjelas yang akan dibuktikan tersebut. Adapun efek negatifnya akan menimbulkan misleading, lebih memancing emosional daripada rasional, membuang-buang waktu, dan lain-lain.

Pembuktian terhadap suatu alat bukti berupa data elektronik juga

menyangkut aspek validitas yang dijadikan alat bukti, karena bukti

elektronik mempunyai karakteristik khusus dibandingkan bukti non-

elektronik, karakteristik khusus tersebut karena bentuknya yang disimpan

dalam media elektronik, disamping itu bukti elektronik dapat dengan

mudah direkayasa sehingga sering diragukan validitasnya.56

Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008, suatu informasi

elektronik/dokumen elektronik dinyatakan sah untuk dijadikan alat bukti

dalam pembuktian perkara pidana apabila menggunakan sistem elektronik

56 Yudhistira, dkk, Kekuatan Surat Elektronik Sebagai Alat Bukti Dalam Persidangan Ditinjau Dari Hukum Acara Pidana, http://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthawicara/article/ download/4347/3302 (diakses 14 November 2013), hlm. 3.

Page 91: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

82

yang sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor

11 Tahun 2008 tersebut, yaitu sistem elektronik yang andal dan aman,

serta memenuhi persyaratan minimum sebagai berikut:

1. Dapat menampilkan kembali informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik secara utuh sesuai dengan masa retensi yang ditetapkan dengan Peraturan Perundang-undangan;

2. Dapat melindungi ketersediaan, keutuhan, keotentikan, kerahasiaan, dan keteraksesan informasi elektronik dalam penyelenggaraan sistem elektronik tersebut;

3. Dapat beroperasi sesuai dengan prosedur atau petunjuk dalam penyelenggaraan sistem elektronik tersebut;

4. Dilengkapi dengan prosedur atau petunjuk yang diumumkan dengan bahasa, informasi, atau simbol yang dapat dipahami oleh pihak yang bersangkutan dengan penyelenggaraan sistem elektronik tersebut;

5. Memiliki mekanisme yang berkelanjutan untuk menjaga kebaruan, kejelasan, dan kebertanggungjawaban prosedur atau petunjuk. 57

Jadi dalam hal ini menurut analisa tersebut, SMS bisa dijadikan

sebagai alat bukti dalam pembuktian perkara pidana dimana SMS bisa

dikategorikan sebagai alat bukti surat atau alat bukti petunjuk atau juga

dapat digunakan sebagai alat bukti informasi elektronik. Untuk

menentukan termasuk alat bukti yang mana SMS tersebut, hal itu

tergantung dari peranan hakim dalam memberikan keyakinannya

(Conviction-Raisonee) tentang suatu perkara dalam persidangan.Untuk

menjadikannya sebagai alat bukti petunjuk, maka disini dituntut peranan

Hakim untuk dapat menggunakan suatu metode penafsiran (interpretasi)

57 Ivan Giovani Sembiring, Tinjauan Yuridis Tentang Pengaturan dan Kedudukan

Internet Protokol Sebagai Alat Bukti Dalam Tindak Pidana Kejahatan Mayantara (Cyber Crime), http://jurnal.usu.ac.id/index.php/jmpk/article/viewFile/3782/1789, (diakses 14 November 2013), hlm. 6-7.

Page 92: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

83

terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan, yaitu dengan

menggunakan Interpretasi ekstensif (perluasan).58

2. Kekuatan pembuktian alat bukti Short Message Service (SMS) dalam

pembuktian tindak pidana perjudian dalam Putusan Pengadilan

Negeri Jakarta Timur No.247/Pid.B/2013/PN.JKT.TIM

Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana menjamin tegaknya

kebenaran, keadilan dan kepastian hukum bagi seseorang, dalam

pemeriksaan atas terdakwa, hakim senantiasa berpedoman pada sistem

pembuktian yang tuliskan Pasal 183 Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang berbunyi :

“Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya.” Pembuktian merupakan proses yang terjadi di sidang pengadilan

untuk menentukan apakah terdakwa bersalah atau tidak berdasarkan

dakwaan yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum. Yang dimaksud

dengan pembuktian Menurut Edmon Makarim 59, adalah :

“Pada hakekatnya pembuktian di mulai sejak diketahui adanya suatu peristiwa hukum. Namun perlu di ketahui bahwa tidak semua peristiwa hukum terdapat unsur-unsur pidana (bukti awal telah terjadi tindak pidana) maka barulah proses tersebut di mulai dengan mengadakan penyelidikan, penuntutan, dan persidangan dan seterusnya. Pembuktian merupakan suatu upaya untuk membuktikan kebenaran dari isi surat dakwaan yang disampaikan

58Liga Sabina Luntungan, Keabsahan Alat Bukti Short Message Service (SMS) dan Surat

Elektronik Dalam Kasus Pidana, 2013, https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexcrimen/article/download/1572/1264, Hal. 136.

59Edmon Makarim, Op.cit, hal.419

Page 93: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

84

oleh jaksa penuntut umum, yang gunanya adalah untuk memperoleh kebenaran sejati (materiil).” Tindak pidana benar-benar dapat dibuktikan, dengan adanya bukti

yang sah dan menyakinkan. Dan membuktikan sesuatu menurut hukum

pidana berarti menunjukkan hal-hal yang dapat ditangkap oleh

pancaindera, mengutarakan hal-hal tersebut dan berpikir secara logika, hal

ini karena hukum pidana hanya mengenal pembuktian yang dapat diterima

oleh akal sehat berdasarkan peristiwa yang konkrit. Beberapa ketentuan

hukum acara pidana telah mengatur mengenai beberapa alat bukti yang sah

dan meyakinkan seperti dalam Pasal 184 Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang

menyatakan bahwa :

“Alat bukti yang sah ialah: 1. Keterangan saksi; 2. Keterangan ahli; 3. Surat; 4. Petunjuk; 5. Keterangan terdakwa”.

Pembuktian dalam perkara pidana memerlukan adanya alat bukti

yang sah sesuai dengan isi dari Pasal 184 Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Dan Hakim

dalam menjatuhkan putusan pidana harus berdasarkan pada Pasal 183

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang

Hukum Acara Pidana yang intinya mendasarkan sekurang-kurangnya dua

alat bukti yang sah yang dapat membentuk keyakinan hakim tentang

kesalahan terdakwa. Dan terbentuknya keyakinan hakim dalam

Page 94: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

85

menjatuhkan putusan pidana didasarkan pada hasil pemeriksaan alat-alat

bukti yang dikemumakakan pada proses persidangan.

Setelah berlakunya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang

Informasi dan Transaksi Elektronik, ada perluasan mengenai alat bukti

dalam hukum acara yang berlaku di Indonesia. Menurut ketentuan Pasal 5

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik

(3) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah.

(4) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan perluasan dari alat bukti yang sah sesuai dengan Hukum Acara yang berlaku di Indonesia.

Dalam kasus ini kekuatan pembuktian alat bukti SMS merupakan

sebagai alat bukti yang sah pada Putusan No.247/Pid.B/2013/PN.JKT.

TIM. Pada prinsipnya dalam melakukan penilaian terhadap alat bukti yang

dihadirkan di persidangan, hakim tidak terikat pada nilai kekuatan alat

bukti yang ada artinya bahwa hakim dalam memeriksa alat bukti, bebas

dalam menilai kebenaran dari alat bukti tersebut dan hakim juga dapat

menerima atau menyingkirkan alat bukti yang dihadirkan dalam

persidangan. Penilaian alat bukti yang dilakukan oleh hakim haruslah

sesuai dengan asas minimum pembuktian dan keyakinan hakim sesuai

dengan ketentuan Pasal 183 KUHAP.

Dari ketetentuan pasal diatas harus ada minimal dua alat bukti yang

sah dan hakim memperoleh keyakinan akan kesalahan terdakwa. Alat

bukti yang dihadirkan pada persidangan ini ialah keterangan saksi, surat,

Page 95: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

86

petunjuk dan keterangan terdakwa. Mengenai pembuktian dengan alat

bukti SMS, proses pembuktian yang melibatkan berbagai hal terkait

teknologi informasi seperti informasi dan atau dokumen elektronik tetap

mendasarkan pada ketentuan pembuktian sebagaimana diatur dalam

KUHAP serta peraturan perundang-undangan lainnya seperti Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik. Alat-alat bukti tersebut merupakan perluasan dari alat-alat

bukti sebagaimana diatur dan berlaku dalam hukum acara, khususnya

hukum acara pidana, yakni sesuai ketentuan Pasal 184 KUHAP.

Pada kasus perjudian ini pada Putusan

No.247/Pid.B/2013/PN.JKT.TIM dari fakta persidangan yang ada yaitu

pada hari Kamis tanggal 06 Desember 2012 sekitar jam 10.30 WIB di Jl.

Wisma Harun Kelurahan Kebon Pala Kecamatan Makassar Jakarta Timur

karena melakukan perjudian judi togel. Terdakwa melakukan perjudian

jenis togel dengan cara terdakwa menulis nomor-nomor pasangan pemain

dalam buku rekapan yang sudah disediakan sebelumnya yang berarti

pemain secara langsung bertemu dengan terdakwa untuk membeli nomor

togel. Lalu didapat juga fakta bahwa dalam melakukan perjudian togel

tersebut pemain juga dapat tidak bertemu secara langsung dengan

terdakwa melainkan sebagian pemain mengirimkan pesan melalui SMS ke

nomor handphone terdakwa untuk membeli nomor togel yang dijual oleh

terdakwa. Barang bukti yang disita dari tangan terdakwa berupa 1 (satu)

buah rekapan nomor-nomor judi togel, 1 (satu) buah HP Asiafone dan

Page 96: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

87

uang tunai sebesar Rp 354.000,- (tiga ratus lima puluh empat ribu rupiah)

adalah uang pasangan dari pemain.

Berdasarkan Putusan No.247/Pid.B/2013/PN.JKT.TIM telah

diajukan barang bukti berupa 1 (satu) lembar rekapan togel, 5 (lima)

lembar print out SMS, 1 (satu) unit HP Merk Asiafone berikut simcardnya

nomor 089658501828 dan 081319026973, Uang tunai sebesar Rp

354.000( tiga ratus lima puluh empat ribu rupiah). Akan tetapi hasil print

out SMS tersebut hanya berkedudukan sebagai alat bukti petunjuk. Dalam

Pasal 188 ayat (1) KUHAP dijelaskan bahwa petunjuk diartikan sebagai

perbuatan, kejadian atau keadaan yang karena penyesuaiannya, baik antara

satu dengan yang lain, maupun dengan tindak pidana itu sendiri,

menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya.

Alat bukti petunjuk di dapat apabila ada persesuaian dengan (a)

perbuatan, (b) kejadian, (c) keadaan, (d) delik, dan (e) subjek persona

pelaku delik.60 Petunjuk merupakan salah satu alat bukti yang diatur dalam

Pasal 184 KUHAP. Petunjuk dalam KUHAP sebagai alat bukti yaitu harus

diperoleh melalui keterangan saksi, surat maupun keterangan terdakwa,

dan petunjuk tersebut merupakan perbuatan, kejadian atau keadaan yang

memiliki persesuaian dan persesuaian dengan dengan tindak pidana itu

sendiri yang menunjukkan adanya tindak pidana dan pelakunya.

Kekuatan pembuktian alat bukti petunjuk mempunyai sifat

kekuatan pembuktian yang bebas. Hakim tidak terikat atas kebenaran

60 Nikolas Simanjuntak, Op.cit, hal.271

Page 97: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

88

persesuaian yang diwujudkan oleh petunjuk. Oleh karena itu hakim bebas

menilainya dan mempergunakanya sebagai upaya pembuktian. Akan tetapi

yang membedakan petunjuk dengan alat bukti lainnya adalah bahwa alat

bukti petunjuk tidak dapat berdiri sendiri untuk membuktikan kesalahan

terdakwa karena berdasarkan Pasal 188 ayat (2) KUHAP alat bukti

petunjuk hanya dapat diperoleh dari keterangan saksi, surat, dan

keterangan terdakwa. Oleh sebab itu dalam setiap penilaian atas kekuatan

pembuktian dari suatu petunjuk dilakukan oleh hakim dengan arif dan

bijaksana, setelah ia mengadakan pemeriksaan dengan penuh kecermatan

dan kesaksamaan berdasarkan hati nuraninya.61

Namun untuk menentukan apakah bukti petunjuk berupa SMS ini

dapat digunakan dalam menyelesaikan suatu kasus tindak pidana, perlu

dilihat penegasan Pasal 188 ayat (3) KUHAP yang menegaskan bahwa,

“penilaian atas kekuatan pembuktian dari suatu petunjuk dalam setiap

keadaan tertentu dilakukan oleh hakim dengan arif lagi bijaksana setelah ia

mengadakan pemeriksaan dengan penuh kecermatan dan kesaksamaan

berdasarkan hati nuraninya.” Dengan demikian untuk menentukan bahwa

bukti petunjuk memiliki kekuatan pembuktian dalam menyelesaikan suatu

kasus tindak pidana maka faktor penilaian hakim menjadi penentu atas hal

tersebut.

Pembuktian di dalam petunjuk ini tidak dapat di kesampingkan

begitu saja, karena alat bukti petunjuk ini sangat berperan dalam

61Andi Hamzah, Op.cit, hal. 277.

Page 98: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

89

memberikan gambaran pada hakim untuk memutuskan suatu perkara, di

saat ala bukti yang ada tidak mampu membuat suatu perbuatan menjadi

terang.62

Pada kasus perjudian ini pada Putusan

No.247/Pid.B/2013/PN.JKT.TIM, alat bukti SMS ini digunakan sebagai

sebuah petunjuk sebagai salah satu alat bukti yang sah sebagaimana diatur

dalam Pasal 184 KUHAP, karena alat bukti petunjuk dianggap sah apabila

diperoleh dari keterangan saksi, surat atau keterangan terdakwa, maka

SMS ini merupakan alat bukti petunjuk sehingga terlihat jelas keabsahan

dari alat bukti elektronik tersebut dan dapat diajukan sebagai alat bukti

pada proses pembuktian sebuah perkara pidana. Oleh karena itu dapat

disimpulkan bahwa SMS merupakan alat bukti yang sah dalam

menjatuhkan pidana bagi terdakwa, akan tetapi dalam penjatuhan pidana

tersebut harus sesuai dengan ketentuan minimum pembuktian sehingga

alat bukti yang lain sangat diperlukan untuk memperkuat keyakinan

hakim.

Penilaian atas kekuatan pembuktian dari suatu petunjuk dalam

setiap keadaan tertentu dilakukan oleh hakim dengan arif bijaksana, setala

ia mengadakan pemeriksaan dengan penuh kecermatan dan keseksamaan

berdasarkan hati nuraninya. Dari pernyataan tersebut maka dapat

dikatakan bahwa petunjuk adalah merupakan alat bukti tidak langsung

(Circumtantial evidence) yang berarti alat bukti petunjuk sebagai alat

62 Edmon Makarim, Op.cit, Hlm. 442.

Page 99: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

90

pelengkap saja yang dapat diartikan petunjuk bukanlah alat bukti yang

dapat berdiri sendiri karena didapat dari alat bukti lain yaitu keterangan

saksi, surat dan keterangan terdakwa. Maka dalam penilaian dibutuhkan

kebijaksanaan hakim dalam menilai alat bukti petunjuk dengan alat bukti

lain ada suatu persesuaian satu sama lain. Keterangan para saksi-saksi dan

terdakwa dan dari barang bukti yang disita oleh penyidik telah

menunjukkan bahwa telah terjadi tindak pidana perjudian dengan cara

menjual nomor Togel dengan sarana media elektronik berupa SMS.

Dimana perjudian tersebut dilakukan tanpa mendapat ijin dari pihak yang

berwenang dan dalam sidang pembuktian terdakwa mengaku telah

melakukan perjudian menggunakan SMS dalam menjual nomor Togel

yang dikuatkan juga berdasarkan alat bukti dan barang bukti yang ada di

persidangan.

Jadi kekuatan alat bukti SMS dalam tindak pidana perjudian

Putusan No.247/Pid.B/2013/PN.JKT.TIM sebagai alat bukti petunjuk

dimana alat bukti tersebut bukanlah alat bukti yang mandiri melainkan

sebagai alat bukti pelengkap saja yang digunakan untuk memenuhi asas

minimum pembuktian. Penilaian alat bukti petunjuk diserahkan kepada

hakim secara arif dan bijaksana dalam menilai alat bukti tersebut.

Page 100: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

91

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta telaah terhadap

Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Timur No.247/Pid.B/2013/PN.JKT.TIM

maka penulis dapat merumuskan simpulan sebagai berikut :

1. Alat Bukti berupa Short Message Service (SMS) dapat dijadikan

sebagai alat bukti :

a. SMS dapat berfungsi sebagai alat bukti “surat” dan atau alat bukti

“petunjuk” serta dapat juga digunakan sebagai alat bukti informasi

elektronik dalam pembuktian suatu tindak pidana.

b. Dalam penilaian alat bukti Short Message Service (SMS)

dikategorikan sebagai alat bukti yang mana hal tersebut tergantung

dari keyakinan hakim (Conviction-Raisonee) dengan

menggunakan suatu penafsiran Interpretasi ekstensif (perluasan)

terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang ada.

2. Kekuatan alat bukti Short Message Service (SMS) dalam Putusan

Pengadilan Negeri Jakarta Timur No.247/Pid.B/2013/PN.JKT.TIM

merupakan alat bukti yang sah, yang mana alat bukti Short Message

Service (SMS) tersebut hanya sebagai alat bukti petunjuk yang berarti

alat bukti tersebut bukan alat bukti yang bersifat mandiri atau dapat

berdiri sendiri melainkan harus di dukung adanya alat bukti lain untuk

menguatkannya. Pada prinsipnya penilaian atas nilai kekuatan

Page 101: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

92

pembuktian alat bukti petunjuk di serahkan pada hakim dengan penuh

kecermatan dan keseksamaan dalam mengadakan pemeriksaan dan

hakim haruslah arif dan bijakasana dalam menilai alat bukti petunjuk

berdasarkan hati nuraninya.

B. Saran

Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, banyak

kejahatan baru yang menggunakan pemanfaatan teknologi sebagai sarananya.

Sebaiknya hal ini disertai dengan pengetahuan yang maju akan teknologi bagi

aparat penegak hukum. Lahirnya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008

Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik sebagai tonggak awal diakuinya

alat bukti elektronik sebagai alat bukti dalam persidangan. Sehingga

seharusnya dalam penegakan hukum pada tindak pidana yang menggunakan

teknologi sebagai sarananya, aparat penegak hukum bersedia menggunakan

alat bukti elektronik sebagai alat bukti yang utama untuk mengungkap dan

membuktikan suatu tindak pidana.

Page 102: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

DAFTAR PUSTAKA

Literatur :

Amiruddin dan Zainal Asikin. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Rajawali Pers. Jakarta. 2004.

Arief, Barda Nawawi. Tindak Pidana Mayantara. PT RajaGrafindo Persada.

Jakarta. 2006. Chazawi, Adam. 2002. Pelajaran Hukum Pidana Bagian 1. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Bakhri, Syaiful. Hukum Pembuktian dalam Praktek Peradilan Pidana. P3IH FH UMJ Total Media. Yogyakarta. 2009.

Fuady, Munir. Teori Hukum Pembuktian: Pidana dan Perdata. PT. Citra Aditya.

Bandung. 2012. Hamzah, Andi. Hukum Acara Pidana Indonesia. Sinar Grafika. Jakarta. 2008. ______.2009. Terminologi Hukum Pidana. Jakarta: Sinar Grafika. Harahap, M. Yahya. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP:

Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali. Sinar Grafika. Jakarta. 2001.

______. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP: Pemeriksaan

Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali. Sinar Grafika. Jakarta. 2002.

______. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP: Penyidikan dan

Penuntutan. Sinar Grafika. Jakarta. 2004. ______. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP: Pemeriksaan

Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali: Edisi Kedua. Sinar Grafika. Jakarta. 2006.

Ibrahim, Jhony. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif. Banyumedia.

Malang. 2005. Makarim, Edmon. Kompilasi Hukum Telematika. PT. Raja Grafindo Persada.

Jakarta. 2004. Makarao, Mohammad Taufik & Suharsil. Hukum Acara Pidana: Dalam Teori

dan Praktek. Ghalia Indonesia. Jakarta. 2004.

Page 103: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

Marpaung, Leden. Proses Penanganan Perkara Pidana (Penyelidikan & Penyidikan) Bagian Pertama: Edisi Kedua. Sinar Grafika. Jakarta. 2009.

Poernomo, Bambang. Orientasi Hukum Acara Pidana Indonesia. Amarta Buku. Yogyakarta. 1984.

Prinst, Darwan. Hukum Acara Pidana Dalam Praktik. Djambatan. Jakarta. 2002. Remmelink, Jan. Hukum Pidana. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2003. R.M., Suharto. Penuntutan Dalam Praktek Peradilan. Sinar Grafika. Jakarta.

2004.

Salam, Moch.Faisal. Hukum Acara Pidana Dalam Teori dan Praktek. Mandar Maju. Bandung. 2001.

Sasangka, Hari dan Rosita, Lily. Hukum Pembuktian Dalam Perkara Pidana.

Mandar Maju. Bandung. 2003.

Simanjuntak, Nikolas. Acara Pidana Indonesia dalam Sirkus Hukum. Ghalia Indonesia. Bogor. 2009.

Soeparmono, R. Keterangan Ahli & Visum Et Repertum dalam Aspek Hukum

Acara Pidana. Mandar Maju. Bandung. 2002. Syahdeini, Sutan Remy. Kejahatan Tindak Pidana Komputer. Pustaka Utama

Grafiti. Jakarta. 2009.

Peraturan Perundang-Undangan :

Indonesia, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

________, Undang-Undang Nomor Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-

Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209).

________, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58)

________, Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan

Kehakiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5076).

Page 104: KEDUDUKAN ALAT BUKTI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Daniel... · Short Message Service (SMS) as evidence indeed not regulated clearly

Sumber lain : http://dokumenku-coretanku.blogspot.com/2011/05/alat-bukti-dan-kekuatan-

pembuktian.html (diakses hari Rabu, tanggal 17 September 2013, pukul 11.45).

http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/article/download/1015/1036

(diakses hari Senin, 15 September 2013) Indriani, Santi. Tinjauan Yuridis Penegakan Hukum Terhadap Kejahatan Dunia

Maya (Cyber Crime). Vol. 1 No. 2 Desember 2008 ISSN: 1979 – 0899XX http://jodfisipunbara.files.wordpress.com/2012/05/11-santi-oke-hal-81-89.pdf, Hal. 60. (diakses tanggal 14 November 2013).

Luntungan, Liga Sabina. Keabsahan Alat Bukti Short Message Service (SMS) dan

Surat Elektronik Dalam Kasus Pidana. 2013. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexcrimen/article/download/1572/1264 (diakses hari Senin, 15 September 2013)

Papu, Johanes. 2002. Sejarah & Jenis Perjudian. Jakarta. Dalam http://www.e-

psikologi.com/epsi/Sosial_detail.asp?id=279. (Diunduh pada tanggal 30 September 2013).

Ro’is, Nur. Informasi Elektronik Sebagai Bukti dalam Perkara Pidana. Jurnal

Ilmiah Dinamika Vol. 3 No. 6 Desember 2010 ISSN: 1979–0899X. http://jodfisipunbara.files.wordpress.com/2012/05/12-rois-oke-hal-90-96.pdf (diakses tanggal 14 November 2013).

Sembiring, Ivan Giovani. Tinjauan Yuridis Tentang Pengaturan dan Kedudukan

Internet Protokol Sebagai Alat Bukti Dalam Tindak Pidana Kejahatan Mayantara (Cyber Crime). http://jurnal.usu.ac.id/index.php/jmpk/article/viewFile/3782/1789, (diakses tanggal 14 November 2013).

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. (on-line).

http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1hukum/205711002/bab3.pdf, diakses pada tanggal 7 Mei 2013.

Witanto, D.Y. Problematika Penanganan Cyber Crime Dalam Perspektif Asas Teritorial di Indonesia. Jurnal Varia Peradilan No.321 Agustus 2012.

Yudhistira, dkk. Kekuatan Surat Elektronik Sebagai Alat Bukti Dalam

Persidangan Ditinjau Dari Hukum Acara Pidana. http://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthawicara/article/download/4347/3302 (diakses 14 November 2013).