kedokteran nuklir

16
KEDOKTERAN NUKLIR RUDI N 101 09 034 Pembimbing Klinik: Dr. Robert Mangiri, Sp. Rad, Msc

Upload: dewins

Post on 26-Dec-2015

29 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

radiology

TRANSCRIPT

Page 1: KEDOKTERAN NUKLIR

KEDOKTERAN NUKLIR

RUDIN 101 09 034

Pembimbing Klinik:Dr. Robert Mangiri, Sp. Rad, Msc

Page 2: KEDOKTERAN NUKLIR

Radiologi adalah suatu ilmu tentang penggunaan sumber sinar pengion dan bukan pengion, gelombang suara dan magnet untuk imaging diagnostik dan terapi

Radiologi

Page 3: KEDOKTERAN NUKLIR

RadiodiagnostikRadioterapiKedokteran NuklirUltrasonografiMRI ( Magnetic Resonance Imaging)

Bidang-Bidang Radiologi

Page 4: KEDOKTERAN NUKLIR

Merupakan bidang kedokteran yang memanfaatkan materi radioaktif (Radioisotop) untuk menegakkan diagnosis dan mengobati penderita serta mempelajari penyakit manusia. Dapat juga untuk pemeriksaan dinamika organ misalnya pemeriksaan fungsi ginjal dan jantung.

Kedokteran Nuklir

Page 5: KEDOKTERAN NUKLIR

Radiofarmaka adalah suatu senyawa aktif yang dimasukkan kedalam tubuh penderita (ditelan atau disuntik) untuk menegakkan diagnosis atau pengobatan dan tidak tertutup kedap (ikut metabolisme tubuh)

Radiofarmaka

Page 6: KEDOKTERAN NUKLIR

Menggunakan radionuklid dengan waktu paruh singkat, sehingga radiasi yang dipancarkan minimal

Sebaiknya digunakan radionuklid dengan monoenergi foton (sinar gamma)

Ikatan senyawa farmaka tidak mengganggu fungsi fisiologis/metabolisme

Farmaka yang digunakan tidak toksik terhadap tubuh manusia

Radiofarmaka dapat cepat diekskresi keluar tubuh.

Syarat-syarat Radiofarmaka

Page 7: KEDOKTERAN NUKLIR

Bahan radiofarmaka untuk diagnostikBrom Sufatein I-131 (BSP)Hipuran I-131Radio Iodinated Human Serum Albumin

(RIHSA)Rose Bengal I-131Thalium -201Galium-68.

Cont...

Page 8: KEDOKTERAN NUKLIR

Radioisotop dimasukkan ke dalam tubuh pasien melalui

1. Mulut (diminum), 2. Urat nadi darah (disuntikkan) 3. Paru-paru (dihirup lewat hidung),

Analisis in-vivo

Page 9: KEDOKTERAN NUKLIR

Citra atau gambar dari organ atau bagian tubuh pasien dapat diperoleh dengan bantuan peralatan yang dinamakan kamera gamma, atau kamera positron disebut teknik imaging.

Kurva-kurva kinetika radioisotop dalam organ atau bagian tubuh tertentu merupakan angka-angka yang menggambarkan akumulasi radioisotop di dalam organ tubuh tersebut

Out-put in-vivo

Page 10: KEDOKTERAN NUKLIR

Bagian organ tubuh pasien diambil dan direaksikan dengan radioisotop bertanda untuk kemudian dianalisis dengan detektor radiasi, sehingga dapat diketahui jenis kandungan di dalam organ tubuh tersebut.

Misalnya, melalui darah yang diambil dari tubuh pasien yang direaksikan dengan radioisotop maka akan diketahui kandungan-kandungan hormon tertentu dalam darah pasien, seperti insulin, tiroksin, dsb.

Analisis in-vitro

Page 11: KEDOKTERAN NUKLIR

Tingkat radioaktivitas yang terdapat dalam contoh bahan biologis yang diambil dari tubuh pasien setelah direaksikan radioisotop, misalnya darah atau urine, di cacah memakai piranti detektor nuklir atau dinamakan juga teknik non-imaging.

Out-put in-vitro

Page 12: KEDOKTERAN NUKLIR
Page 13: KEDOKTERAN NUKLIR
Page 14: KEDOKTERAN NUKLIR

Kedokteran nuklir adalah bidang kedokteran yang memanfaatkan materi radioaktif untuk menegakkan diagnosis dan mengobati penderita serta mempelajari penyakit manusia.

Bahan radiofarmaka yang sering digunakan adalah Brom Sufatein I-131 (BSP), Hipuran I-131, Radio Iodinated Human Serum Albumin (RIHSA), Rose Bengal I-131, Thalium -201, Galium-68.

Terdapat 2 cara penggunaan yaitu in-vivo dan in-vitro

Kesimpulan

Page 15: KEDOKTERAN NUKLIR

http://www.warintek.ristek.go.id/nuklir/kesehatan.pdf

Malueka, RG. 2011. Radiologi Diagnostik. Pustaka Cendekia Press. Yogyakarta

Daftar Pustaka

Page 16: KEDOKTERAN NUKLIR

Terima Kasih