kedokteran kerja tj priiok
TRANSCRIPT
5/17/2018 Kedokteran Kerja Tj Priiok - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kedokteran-kerja-tj-priiok 1/8
C. Faktor-faktor Bahaya dan Potensi Bahaya
Faktor-faktor dan potensi bahaya yang dapat timbul akibat adanya proses produksi tersebut antara
lain:
1. Faktor Bahaya
a. Kebisingan
PT. Denso Indonesia Sunter Plant mengidentifikasi faktor bahaya kebisingan dengan melakukan
pengukuran yang dilakukan oleh Laboratorium Pengujian Balai Hiperkes Keselamatan Kerja
Bandung Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan alat Sound Level Meter.
Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa area kerja yang
mempunyai tingkat kebisingan paling tinggi/ melebihi NAB adalah di bagian Radiator Test 1 yaitu
100,8 dB
(A). Intensitas kebisingan di area-area kerja yang lain masih dibawah NAB kebisingan misalnya
pada bagian Stick Coil mempunyai tingkat kebisingan rendah yaitu 77,9 dB (A). Sedangkan
intensitas kebisingan di luar pabrik sebesar 59,3 dB (A)
b. Penerangan
Penerangan di PT. Denso Indonesia Sunter Plant diperoleh dari penerangan alami dengan
menggunakan sinar matahari secara tidak langsung melalui ventilasi dan penerangan buatan dari
lampu mercuri dan lampu TL disetiap mesin.PT. Denso Indonesia Sunter Plant mengidentifikasi
faktor bahaya penerangan dengan melakukan pengukuran yang dilakukan oleh LaboratoriumPengujian Balai Hiperkes Keselamatan Kerja Bandung Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi dengan alat Lux Meter yang sudah dikaliberasi sebelumnya.
c. Paparan Bahan kimia
PT. Denso Indonesia dalam proses produksinya banyak menggunakan bahan kimia, misalnya
H2SO4, NH3, pelumas dan HCl. Bahan kimia tersebut sangat berbahaya terhadap pernapasan dan
menyebabkan iritasi pada kulit. Upaya PT Denso untuk mengendalikan
yaitu dengan cara sebagai berikut:
1) Substitusi yaitu mengganti bahan yang berbahaya seperti pada proses washing sebelumnya
menggunakan TCE kemudian diganti dengan senyawa alkali lain yang lebih aman.
2) Rekayasa teknik yaitu melakukan rekayasa secara teknik pada sumber bahaya. Yaitu dengan
cara pemasangan fan exhaustion dan ventilasi yang cukup. Setiap fan exhaustion yang sudah rusak
segera diganti oleh pihak perusahaan.
5/17/2018 Kedokteran Kerja Tj Priiok - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kedokteran-kerja-tj-priiok 2/8
3) Administratif yaitu dengan cara rotasi kerja bagi karyawan yang bekerja di area dengan resiko
terpapar bahan kimia. Selain itu setiap bahan kimia berbahaya diberikan MSDS yang meliputi
identitas bahan dan perusahaan, cara pemakaian/aturan pakai, akibat terhadap kesehatan, tindakan
pertolongan penyimpanan dan penanggulangan bahan kimia dan pengendaliannya.
4) Alat pelindung diri yang disediakan berupa masker dan sarung tangan, respiratory, sepatu karet.
d. Getaran
Pengukuran getaran dilakukan dua kali setahun oleh Balai dan Keselamatan Kerja propinsi Jawa
Barat dengan menggunakan alat Vibration Meter . Pengukuran getaran dilakukan 23 titik lokasi
pada lantai mesin dan untuk hasil pengukuran kecepatan dilantai dasar 0,3 – 1,7 mm/det dalam
kategori A tidak menimbulakan kerusakan masaih dibawah 5,2 mm/det. Hasil pengukuran di lantai
dasar sekitar mesin 0,20 – 0,90 m/det2 masih dibawah nilai ambang batas 4 m/det2.
2. Potensi Bahaya
Di PT. Denso Indonesia Sunter Plant potensi bahaya yang pernah terjadi pada masing-masing
bagian/ seksi antara lain:
a. Kebakaran
Dalam proses produksi perusahaan menggunakan bahan bakar, bahan kimia dan listrik. Hal ini
merupakan potensi bahaya di tempat kerja yang dapat menimbulkan kebakaran. Dari hasil
penelitian ditempat kerja area yang berpotensi menimbulkan bahaya kebakaran yaitu :
1) Radiator, sumber bahayanya berasal dari proses painting, oven, dan soldering. Pada proses inimenggunakan listrik, thinner, LPG.
2) Carpenter , sumber bahayanya berasal dari proses kerja seperti engelasan, pemotongan kayu, dan
terdapat material yang mudah terbakar seperti pallet kardus, pallet kayu.
3) Spark Plug Parts, sumber bahayanya berasal dari proses produksi yang menggunakan oli dan
listik bertegangan tinggi.
4) W/H Chemical , sumber bahayanya berasal dari bahan-bahan kimia yang mudah terbakar dan
meledak. Seperti gas CO2, O2, acetone, xylene, tinner, ethanol, sealpeal, tinta stempel, oxalid acid,
three bond dan toluene.
5) Tangki solar dan tangki LPG. PT. Denso Indonesia dalam proses produksinya menggunakan
bahan bakar solar dan LPG yang merupakan bahan mudah terbakar sehingga menimbulkan potensi
kebakaran
PT Denso Indonesia melakukan upaya penanggulangan potensi bahaya kebakaran dengan cara:
5/17/2018 Kedokteran Kerja Tj Priiok - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kedokteran-kerja-tj-priiok 3/8
1) Penyediaan APAR jenis CO2 dan dry chemical pada setiap area yang terdapat potensi
kebakaran.
2) Pemasangan Exhaustion pada mesin yang menghasilkan uap panas
dan menggunakan bahan kimia mudah terbakar.
3) Alarm sistem pada setiap area yang terdapat potensi kebakaran.
4) Pemasangan valve pada saluran LPG ke mesin.
5) Pemasangan penangkal petir dan lokal exhaution pada ware house
chamical.
b. Ledakan
Dalam proses produksinya perusahaan menggunakan bahan kimia yang memiliki karakteristik
mudah meledak bila bercampur dengan bahan lain, misalnya asam chloride cair dan pilox 109
black pada proses radiator, oxalic acid dyhidrate GR for analys mudah meledak jika dicampur
dengan air, bahan ini terdapat di inspection room dan laboratorium inspeksi, solder wire ace juga
dapat meledak jika kabel solder terkena air saat sedang meleleh pada area horn line, dan cemedyne
yang digunakan pada proses filter, uapnya dapat menimbulkan ledakan. Selain itu tabung gas
oksigen, hidrogen, karbondioksida dan LPG yang dapat meledak jika tekanannya berlebih.
Penanggulangan potensi bahaya ledakan di PT. Denso Indonesia dengan menghindari kontaminasi
dengan bahan yang dapat menyebabkan bahan meledak, SOP cara penyimpanan dan panggunaan
bahan yang mudah meledak dan penyediaan alat pemadam kebakaran.c. Tersengat Listrik
Tersengat listrik merupakan salah satu potensi bahaya yang ada di PT. Denso Indonesia. Kapasitas
listrik yang berasal dari PLN sebesar 3465 KVA. Area yang memiliki potensi tersengat listrik
misalnya di area carpenter pada proses pengelasan dan bagian mesin Cold Forging. Usaha yang
telah dilakukan antara lain pengecekan dan penggantian kabel yang rusak, pemeliharaan secara
rutin dan pemasangan cover acrylic pada panel listrik.
d. Terjepit, tertabrak, terpeleset
Dalam proses produksi perusahaan banyak menggunakan mesin yang sifatnya buka tutup sehingga
tenaga kerja memiliki resiko terjepit. Area yang memiliki potensi terjepit yaitu di area radiator, oil
cooler, filter press, radiator press, horn press dan spark plug. Hal ini telah ditanggulangi dengan
pemasangan safety device yaitu safety cover, safety fence, sistem interlock , double push bottom,
emergency bottom, photo sensor dan key switch. Area yang memiliki bahaya terpeleset yaitu di
5/17/2018 Kedokteran Kerja Tj Priiok - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kedokteran-kerja-tj-priiok 4/8
area spark plug part dan radiator karena terdapat banyak oli yang berceceran. Hal ini telah
ditanggulangi dengan pemasangan PKL (Pedoman Kerja Lingkungan) untuk membersihkan
tumpahan oli dengan jalan diberi serbuk gergaji kemudian disapu dan dipel.
Di PT. Denso Indonesia banyak menggunakan alat angkut seperti f ork lift, hand lift dan honey bee,
sehingga bahaya tertabrak oleh alat angkut ini dapat terjadi pada semua area yang dilalui oleh alat
angkut tersebut. Penanggulangannya untuk saat ini dengan pemasangan lampu flip-flop, pembuatan
zebra cross dan batasan kecepatan untuk forklift dalam pabrik 3 km/jam, Pemberian pelatihan pada
opertor handlift , mewajibkan operator forklift , mengikiti pelatihan sehingga mendapatkan SIO
(Surat Ijin Operator) dari Depnaker dan pemberian prosedur kerja forklift . Pada proses delivery
supir truk pengangkutan barang, harus mempunyai SIM (Surat Ijin Mengemudi) dan melarang
kenek truk yang belum mempunyai SIM mengantikan posisi untuk mengemudikan truk.
e. Pencemaran udara
Dalam proses produksi menghasilkan limbah berupa uap,gas dan debu yang masih dibawah NAB
dan untuk tetap menjaga kesehatan tenaga kerja maka PT. DENSO Indonesia memasang exhaust,
ventilasi dan cerobong pada area radiator, filter, stick coil, SP part. Sedangkan untuk tenaga kerja
diwajibkan untuk memakai masker yaitu pada area Radiator, Machinery dan Spark Plug Part. Dan
tenaga kerja di area Painting Booth diwajibkan untuk selalu memakai respirator yang
menggunakan cartridge gas organic karena dalam proses painting menggunakan pelarut yaitu
thinner. Penggantian cartridge gas organic dilakukan setiap dua minggu sekali.f. Pencemaran Air
Limbah cair dari proses produksi radiator yaitu dari proses washing dan painting dapat
menyebabkan pencemaran air yang dapat menurunkan kualitas air tanah di lingkungan. Untuk
mencegah hal tersebut maka PT. Denso Indonesia melakukan pengolahan limbah cair dari proses
produksi melalui proses WWT I (waste water treathment ) dan WWT II sehingga kadar bahan
kimia yang terdapat dalam limbah cair berada di bawah standar.
g. Pencemaran tanah
Pencemaran tanah pada PT. DENSO Indonesia yatu dihasilkan dari oleh scrap yang mengandung
oli yaitu scrap tembaga, kuningan,besi, scrap keriting, proses dari WWT berupa sludge WWT ,
majun (penggunaan sarung tangan, lap) yang kontaminasi oli, painting dari radiator, pottling dari
stick coil, ampas timah dari proses radiator . Penanggulangannya dengan dikumpulkan pada TPS .
D. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
5/17/2018 Kedokteran Kerja Tj Priiok - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kedokteran-kerja-tj-priiok 5/8
Manajemen K3 meliputi berbagai hal yang sangat diperlukan bagi pencapaian dan pemeliharaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, sehingga wajib diterapkan oleh perusahaan sesuai dengan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja. Adapun penerapan manajemen K3 yang telah diterapkan di
PT. Denso Indonesia Sunter Plant adalah sebagai berikut :
1. Komitmen dan kebijakan
Manajemen PT. Denso Indonesia Sunter Plant bertekad menciptakan lingkungan kerja
yang lebih baik dari kondisi sekarang. Hal ini dilakukan dengan menerapkan Sistem
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di perusahaan. Disamping bertekad memenuhi peraturan
pemerintah dan ketentuan lain. Rumusan kebijakan K3 perlu ditetapkan untuk
menunjukkan konsep perusahaan tentang K3 kepada semua karyawan. Kebijakan dasar K3
dibuat mengacu pada DSS No. 010100.
2. Organisasi
Organisasi K3 menyatu dengan organisasi lingkungan. Organisasi K3 yang ada berbentuk SHE
Departemen yang dikepalai oleh pimpinan perusahaan (BOD) yang mempunyai sekretaris ahli K3
dengan anggota masing-masing manager area.
Tabel. 1. Skala Kriteria Dampak Risiko
Skala Kriteria Dampak
1 Insignificant Tidak signifikan terhadap tenaga kerja / manusia
2 Minor Kecil terhadap tenaga kerja / manusia
3 Moderate Sedang terhadap tenaga kerja / manusia
4 Major Besar terhadap tenaga kerja / manusia
5 Catastrophic Signifikan/sangat besar terhadap tenaga kerja / manusia
5/17/2018 Kedokteran Kerja Tj Priiok - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kedokteran-kerja-tj-priiok 6/8
(Sumber : Panduan Pengisian Formulir Identifikasi Risiko K3 dan Penyakit Akibat Kerja PT
Pelabuhan Indonesia II, 2010)
Tabel 2. Skala Pengukuran Peluang Risiko
Skala Kriteria Peluang
1 Rare Kemungkinan terjadinya sangat kecil / jarang (0-20%)2 Unlikely Kemungkinan terjadinya cukup/sekali-kali (>20%-40%)
3 Moderate Kemungkinan terjadinya sedang (>40%-60%)
4 Likely Kemungkinan terjadinya sering (>60%-80%)
5 Certain Kemungkinan terjadinya hampir selalu terjadi/pasti terjadi
(>80%-100%)
(Sumber : Panduan Pengisian Formulir Identifikasi Risiko K3 dan Penyakit Akibat Kerja PT
Pelabuhan Indonesia II, 2010)
Gambar 1. Teori Domino
5/17/2018 Kedokteran Kerja Tj Priiok - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kedokteran-kerja-tj-priiok 7/8
Tabel 3. Nilai Risiko, Tingkat Bahaya dan Kode Bahaya
NILAI RISIKO TINGKAT BAHAYA KODE BAHAYA
2 sampai dengan 8 Bahaya Risiko Rendah C
9 sampai dengan 27 Bahaya Risiko Sedang B
28 sampai dengan 48 Bahaya Risiko Tinggi A
49 sampai dengan 125 Bahaya Risiko (KRITIS) AA
(Sumber : B’Safe Elemen 02.01 (K3LH/2002/02.01/STD)
Tabel 4. Kemungkinan (Probability) Dari Dampak/Risiko K3LH.
Penjelasan Nilai 1-5
0% Kemungkinan Terjadi (Insiden, Penyakit, Pencemaran Lingkungan, dan
Tuntutan Legal)
1
1%-25% Kemungkinan Terjadi (Insiden, Penyakit, Pencemaran Lingkungan,dan Tuntutan Legal)
2
26%-50% Kemungkinan Terjadi (Insiden, Penyakit, Pencemaran Lingkungan,
dan Tuntutan Legal)
3
51%-75% Kemungkinan Terjadi (Insiden, Penyakit, Pencemaran Lingkungan,dan Tuntutan Legal)
4
>75% Kemungkinan Terjadi (Insiden, Penyakit, Pencemaran Lingkungan,dan Tuntutan Legal)
5
(Sumber : B’Safe Elemen 02.01 (K3LH/2002/02.01/STD)
Tabel 5. Keparahan (Saveritty) dari Dampak/Risiko K3LH
No. Penjelasan Nilai 1-5
1 Kerugian < US$ 100 : Sakit Ringan : Dampak
Lingkungan Internal Ringan
1
2 Minor Injury : Kerugian Antara US$ 100 - US$ 1000,
Sakit Tanpa Gangguan Fungsi, Dampak Lingkungan
Internal Serius
2
3 LTI Tanpa Cacat Permanen : Kerugian Antara US$ 1000 -
US$ 5000, Sakit Dengan Gangguan Fungsi, Dampak
Lingkungan Eksternal Ringan.
3
4 LTI Dengan Cacat Permanen : Kerugian Antara US$ 5000
- US$ 10000, Sakit Dengan Gangguan Fungsi
Menyeluruh, Dampak Lingkungan Eksternal Serius
Jangka Pendek.
4
5 Fatality : Kerugian di Atas US$ 1000, Potensi Epidemik :
Komunitas :Dampak Lingkungan Eksternal Serius Jangka
Panjang.
5
(Sumber : B’Safe Elemen 02.01 (K3LH/2002/02.01/STD)
5/17/2018 Kedokteran Kerja Tj Priiok - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kedokteran-kerja-tj-priiok 8/8
Tabel 6. Keseringan (Frequency) dari Bahaya/Aspek K3LH
No. Penjelasan Nilai (2,3,5)
1 SEDIKIT BAHAYA/ aspek muncul dalam 5 tahun 5
2 SEDIKIT BAHAYA/ aspek muncul dalam setahun 33 SEDIKIT BAHAYA/ aspek muncul dalam sebulan 2
4 SEDIKIT BAHAYA/ aspek muncul dalam seminggu 3
5 Sekali atau berkali-kali bahaya/aspek muncul dalamsehari
5
(Sumber : B’Safe Elemen 02.01 (K3LH/2002/02.01/STD)
Tempat Kerja
Sumber Bahaya
Identifikasi
Bahaya
Tidak dilakukkan
IdentifikasiBahaya
Penilaian Risiko
Pengendalian
Risiko
Tidak dilakukkan
Penilaian Risiko
Insiden
/Kecelakaan
Kondisi Aman
Keterangan :
: Dilaksanakan
: Tidak Dilaksanakan