kecemasan tokoh utama dalam novel hujan bulan …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf ·...

72
i KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN JUNI KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia Oleh Lorancia Angela Keo NIM: 134114036 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA JULI 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 02-Oct-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

i

KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM

NOVEL HUJAN BULAN JUNI

KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO

PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Lorancia Angela Keo

NIM: 134114036

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

JULI 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

vi

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk orang-orang terkasih:

Orangtuaku Petrus Keo, S.Pd., MM dan Cicilia Rerung,

Adik Lorencius Riwa Rerungallo,

Adik Vincencius Diamond Keo,

Dan Nover Rante Tonglo.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

vii

MOTTO

“ Kesederhanaan adalah kekayaan yang terbesar di dunia ini: Kesederhaan adalah

kejujuran, dan keberanian adalah ketulusan.”

"Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun yang di bawah langit ada

waktunya."

(Pengkotbah 3:1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang

berjudul Kecemasan Tokoh Utama dalam Novel Hujan Bulan Juni Pendekatan

Psikologi Sastra Karya Sapardi Djoko Damono. Tugas akhir ini merupakan salah

satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S-I) Program Studi Sastra Indonesia

di Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa tanpa dukungan dan bantuan dari banyak pihak,

skripsi ini tidak akan selesai pada waktunya. Maka dalam kesempatan ini, dari

hati yang paling dalam penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. S.E Peni Adji, M.Hum yang telah bersedia menjadi pembimbing I dan

memberikan banyak masukan berharga. Penulis menyadari bahwa semangat

beliau juga banyak mempengaruhi arah penulisan skripsi ini.

2. Drs, B. Rahmanto, M.Hum. selaku pembimbing II yang telah menyempatkan

diri untuk menilik dan mengarahkan penyusunan skripsi ini.

3. Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

juga ikut mendorong dan menyemangati penulis.

4. Segenap dosen program studi Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma:

Dr. P. Ari Subagyo, M.Hum (selaku Dekan Fakultas Sastra). Alm. Drs. Hery

Antono, M.Hum, Prof. Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum, Drs. F.X. Santoso,

M.S, Sony Christian Sudarsono, S.S., M.A., serta dosen-dosen pengampu

mata kuliah tertentu yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

ix

5. Seluruh staf Sekretariat Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma atas

berbagai pelayanan dalam urusan akademik.

6. Seluruh staf dan karyawan Perpustakaan Sanata Dharma yang telah

membantu penulis memperoleh referensi yang dibutuhkan.

7. Kedua orang tuaku, Bapak Petrus Keo,S.Pd, MM dan Cicilia Rerung yang

telah memberikan perhatian, dukungan, doa dan tidak pernah berhenti

memberikan semangat kepada penulis.

8. Kedua adikku, Lorencius Riwa Rerungallo dan Vincencius Diamond Keo

yang telah memberikan perhatian dan dukungan kepada penulis.

9. Kekasih sekaligus sahabat terbaikku yang selalu mendukung, Nover Rante

Tonglo.

10. Seluruh teman prodi Sastra Indonesia secara khusus angkatan 2013 yang

telah berjuang bersama-sama hingga saat ini.

11. Terima kasih kepada sahabat terbaikku, Theresia Paramita Hardianti, Antonia

Paula Hutri Mbulu, Fransisca Romana Sariningsih, Heronima Rosalia Ate,

Anna Asi Karwayu, Maria Anglina Sartika, Clara Natalia Christina Mitak,

Lastri Rindiyantika, Fransisca Romana Sariningsih, Fransisca Esti Apriliani,

Ketrin, Andrea Clarisa Lelu, Biata Nursianti, Valensia Krisnamukti Atmaja

serta teman-teman lainnya yang selalu menemani penulis baik suka maupun

duka.

12. Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin Busso

Rose, Deovianti Palimbu’, Kak Engki, Kak Alen, Leo Da Costa, Edmundus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

x

Deddy Meak Settu dan Briliant Kitu, yang telah menjadi sahabat dan

keluarga selama penulis berada di Yogya.

13. Terima kasih kepada teman-teman kelompok 15 KKN LII Universita Sanata

Dharma, Sinta, Vero, Stevanie, Karin, dan kormadus kece kami, Yudha,

yang telah memberikan pengalaman berharga serta memberi kesempatan

penulis untuk belajar bersama.

14. Seluruh keluarga besar UKM Seni Karawitan yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk berorganisasi.

15. Seluruh keluarga besar K2KAMSY (Keluarga Katolik Keuskupan Agung

Makasar di Yogyakarta) yang memberikan kesempatan penulis untuk

berorganisasi di luar kampus.

Penulis menyadari bahwa banyak lagi yang belum sempat disebutkan.

Semoga semua orang atas jasa baik mereka diberkati oleh Tuhan Yang Maha

Kuasa. Skirpsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun, penulis berharap

kiranya skripsi ini memberikan manfaat, khususnya bagi perkembangan

pendidikan sastra Indonesia.

Yogyakarta, 31 Juli 2017

Lorancia Angela Keo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

xi

ABSTRAK

Keo, Lorancia Anggela, 2017. Kecemasan Tokoh dalam Novel Hujan Bulan

Juni Karya Sapardi Djoko Damono: Pendekatan Psikologi Sastra.

Skripsi Strata I (S-I). Yogyakarta: Sastra Indonesia. Fakultas Sastra.

Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini mengangkat tema kecemasan tokoh dalam novel Hujan

Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono dengan pendekatan psikologi sastra.

Peneliti memilih topik ini karena terdapat hal-hal menarik dari diri tokoh-tokoh

dalam novel Hujan Bulan Juni. Novel ini menceritakan tentang sepasang kekasih

yang mengalami permasalahan cukup berat karena mereka menjalin hubungan

dengan perbedaan agama dan perbedaan budaya.

Tujuan penelitian ini yaitu, pertama, mendeskripsikan tokoh dan

penokohan novel Hujan Bulan Juni yang membentuk kecemasan tokoh Sarwono.

Kedua, menganalisis dan mendeskripsikan kecemasan-kecemasan tokoh Sarwono

dalam novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono dengan pendekatan

psikologi sastra. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan psikologi sastra. Metode pengumpulan data yang dipakai adalah

metode studi pustaka. Metode analisis data yang dipakai adalah metode formal

dan analisis isi. Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai adalah

deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian novel Hujan Bulan Juni ini adalah tokoh dan penokohan,

tokoh utama dalam novel Hujan Bulan Juni adalah Sarwono dan Pingkan.

Sarwono memiliki karakter yang sederhana, cerdas, penyayang, dan tekun.

Pingkan memiliki karakter yang tidak mudah tega, mempunyai rasa ingin tahu

yang tinggi, cantik dan cerdas. Tokoh tambahan dalam novel Hujan Bulan Juni

adalah Toar, Tante Henny, dan Katsuo. Toar memiliki karakter sebagai laki-laki

yang menyayangi adiknya yaitu Pingkan, dan pekerja keras. Tante Henny

memiliki karakter penyayang, dan pemilih. Katsuo memiliki karakter nasionalis,

dan pandai bergaul. Kecemasan yang dialami tokoh Sarwono dalam Novel Hujan

Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono ada beberapa, yaitu: (1) Jenis-jenis

kecemasan Sarwono terdiri dari kecemasan objektif dan kecemasan neurotik. (2)

Bentuk-bentuk kecemasan Sarwono yaitu, rasa takut, dan gusar. (3) Akibat dari

kecemasan yaitu, tegangan. (4) Pengalihan kecemasan yaitu, melakukan

pekerjaan yang melibatkan otot-otot badan dan melakukan kegiatan mental,

seperti persepsi, ingatan, dan berpikir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

xii

ABSTRACK

Keo, Lorancia Anggela, 2017. Anxiety of People in the Novel of the Rain of

June by Sapardi Djoko Damono: A Literary Psychology Approach.

Thesis Strata I (S-I). Yogyakarta: Indonesian Literature. Faculty of

Literature. University of Sanata Dharma.

This research raises the theme of anxiety characters in the novel Rain of

June by Sapardi Djoko Damono with the approach of psychology literature.

Researchers chose this topic because there are interesting things from the

characters themselves in the novel Rain of June. This novel tells about a pair of

lovers who are having problems is quite heavy because they are in a relationship

with differences in religion and cultural differences.

The purpose of this study is, first, describe the character and

characterization of the novel Rain of June that formed anxiety figure Sarwono.

Second, to analyze and describe the anxieties of Sarwono's character in Sapardi

Djoko Damono's novel of Rain in June with the approach of literary psychology.

The approach used in this research is literature psychology approach. Data

collection method used is literature study method. Method of data analysis used is

formal method and content analysis. Method of presentation of result of data

analysis used is descriptive qualitative.

The results of this novel Rainy June novel is a character and

characterization, the main character in the novel Rain of June is Sarwono and

Pingkan. Sarwono has a simple character, smart, loving, and diligent. Pingkan has

a character that is not easy to bear, has a high curiosity, beautiful and smart.

Additional figures in the June Rain novel are Toar, Aunty Henny, and Katsuo.

Toar has a character as a man who loves his sister Pingkan, and hard worker. Aunt

Henny has a loving character, and voters. Katsuo has a nationalist character, and

is good at socializing. Anxiety experienced by Sarwono character in the Novel of

the Rain of June by Sapardi Djoko Damono there are several, namely: (1) Types

of Sarwono's anxiety consists of objective anxiety and neurotic anxiety. (2) The

forms of Sarwono's anxiety are, fear, and rage. (3) The consequence of anxiety

ie,strains. (4) Anxiety shifting is, doing work involving the muscles of the body

and performing mental activities, such as perception, memory, and thinking.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..........................v

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................vi

MOTTO ...........................................................................................................vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................viii

ABSTRAK ........................................................................................................ ix

ABSTRACT ........................................................................................................xii

DAFTAR ISI .....................................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................4

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................4

1.4 Manfaat Hasil Penelitian .............................................................................5

1.4.1 Manfaat Teoritis ...............................................................................5

1.4.2 Manfaat Praktis .................................................................................5

1.5 Tinjauan Pustaka ..........................................................................................5

1.6 Landasan Teori ............................................................................................7

1.6.1 Tokoh dan Penokohan dalam Novel ..................................................7

1.6.1.1 Tokoh dalam Novel .............................................................8

1.6.1.2 Penokohan dalam Novel .....................................................9

1.6.2 Teori Psikologi Sastra .......................................................................10

1.6.3 Kecemasan ........................................................................................12

1.7 Metode Penelitian .........................................................................................14

1.7.1 Metode Pengumpulan Data ..............................................................15

1.7.2 Metode Analisis Data ........................................................................15

1.7.3 Penyajian Hasil Analisis Data ...........................................................15

1.8 Sumber Data ................................................................................................16

1.9 Sistematika Penyajian ..................................................................................16

BAB II TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NOVEL HUJAN

BULAN JUNI KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO 2.1 Tokoh ...........................................................................................................17

2.1.1 Tokoh Utama .....................................................................................17

2.1.2 Tokoh Tambahan ..............................................................................21

2.2 Penokohan ..................................................................................................24

2.2.1 Sarwono ...........................................................................................24

2.2.2 Pingkan ............................................................................................29

2.2.3 Toar ...................................................................................................34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

xiv

2.3.4 Tante Henny ....................................................................................35

2.3.5 Katsuo ...............................................................................................36

2.3 Rangkuman .................................................................................................37

BAB III KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL

HUJAN BULAN JUNI KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO 3.1 Jenis-jenis Kecemasan Tokoh Sarwono .....................................................39

3.1.1 Kecemasan Objektif pada Sarwono ..................................................39

3.1.2 Kecemasan Neurotik pada Sarwono ................................................40

3.2 Bentuk-bentuk Kecemasan ..........................................................................42

3.2.1 Rasa Takut Sarwono .........................................................................42

3.2.2 Gusar .................................................................................................45

3.3 Akibat Kecemasan ......................................................................................47

3.4 Pengalihan Kecemasan .................................................................................50

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan .................................................................................................52

4.2 Saran .............................................................................................................56

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................57

LAMPIRAN ......................................................................................................58

BIOGRAFI .......................................................................................................59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Karya sastra hadir untuk membicarakan persoalan manusia. Antara karya sastra

dengan manusia memiliki hubungan yang tidak terpisahkan. Sastra dengan segala

ekspresinya merupakan pencerminan dari kehidupan manusia. Adapun permasalahan

manusia merupakan ilham bagi pengarang untuk mengungkapkan dirinya dengan media

karya sastra. Hal ini dapat dikatakan bahwa tanpa kehadiran manusia, baik manusia sebagai

sastrawan maupun sebagai penikmat sastra. Mencermati hal tersebut, jelaslah manusia

berperan sebagai pendukung yang sangat menentukan dalam kehidupan sastra (Sudjiman,

1990: 109).

Karya sastra memberikan pemahaman terhadap masyarakat secara tidak langsung,

melalui pemahaman terhadap tokoh-tokohnya, misalnya masyarakat dapat mengalami

perubahan, kontradiksi, dan penyimpangan-penyimpangan lain yang terjadi dalam

masyarakat, khususnya berkaitan dengan psike (Ratna, 2004: 342). Karya sastra memasukkan

berbagai aspek kehidupan dalam penceritaannya, khususnya manusia. Aspek kemanusiaan ini

merupakan objek utama psikologi sastra, sebab manusia merupakan tokoh-tokoh, aspek

kejiwaan dicangkokkan dan diinvestasikan (Ratna, 2004: 343).

Karya sastra tidak lepas dari manifestasi kepribadian yang melingkupi, baik itu dalam

diri pengarang, tokoh dalam karya, maupun dari sisi pembaca.Keduanya, baik sastra maupun

psikologi, bersimbiosis untuk menguraikan persoalan manusia sebagai makhluk sosial dan

individu.Oleh sebab itu, psikologi sastra merupakan jalan untuk mencapai pemahaman

terhadap kepribadian tokoh dalam sebuah karya sastra (Ratna, 2004:342).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

2

Karya sastra dan psikologi sastra memiliki hubungan yang erat secara tidak langsung

dan fungsional. Hubungan tidak langsung tersebut terjadi karena sastra maupun psikologi

memiliki objek yang sama yaitu kehidupan manusia. Psikologi sastra dan sastra memiliki

hubungan fungsional karena keduanya mempelajari keadaan kejiwaan orang lain. Namun,

terdapat perbedaan antara keduanya, yaitu psikologi bersifat real sedangkan sastra bersifat

imajinatif. Karya sastra yang dipandang sebagai fenomena psikologis akan menampilkan

aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh, jika yang diteliti merupakan teks prosa atau drama

(Endraswara, 2003: 97). Kajian psikologi sastra juga meneliti perwatakan tokoh secara

psikologis dan aspek-aspek pemikiran serta perasaan pengarang ketika menciptakan karya

tersebut. Berdasarkan kajian ini, dapat dianalisis mengenai sejauh mana pengarang mampu

menggambarkan perwatakan tokoh sehingga menjadi semakin hidup (Endraswara, 2003:

97).

Penelitian karya sastra hendaknya mampu menggali sistem berpikir, logika, dan cita-

cita hidup yang ekspresif dan tidak hanya sekedar rasionalitas. Perasaan was-was, takut,

histeris, dan aman juga sebagai objek kajian psikologi sastrayang pelik (Endraswara, 2003:

98).

Penelitian ini mengangkat novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono,

yang akan mengangkat permasalah psikologi khususnya pada kecemasan tokoh dalam novel

tersebut. Sebagai salah satu bentuk perhatian terhadap karya sastra, peneliti tertarik untuk

menganalisis novel yang berjudul Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono

didasarkan karena alasan sebagai berikut. Pertama belum adanya penelitian yang mengangkat

topik tentang kecemasan tokoh dalam novel Hujan Bulan Juni ini. Novel Hujan Bulan Juni

merupakan karya dari Sapardi Djoko Damono yang terbit pada tahun 2015. Sejauh observasi

peneliti, belum ditemukan analisis topik yang sama dengan topik yang akan dianalisis oleh

peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

3

Hujan Bulan Juni adalah novel pertama yang diterbitkan oleh penyair sekaligus

sastrawan besar yaitu Sapardi Djoko Damono. Novel Hujan Bulan Juni merupakan

interpretasi Sapardi Djoko Damono dari puisnya yang berjudul Hujan Bulan Juni.

Sebelumnya, Sapardi Djoko Damono pernah membuat puisi yang diterbitkan pertama kali

pada tahun 1994 dan memiliki judul yang sama dengan novelnya sekarang. Setelah

menerbitkan novel pertamanya yaitu Hujan Bulan Juni, Sapardi Djoko Damono juga

menerbitkan novel-novel karyanya sendiri yaitu Suti, Melipat Jarak, dan Pingkan Melipat

Jarak.

Kedua, dalam novel Hujan Bulan Juni ini terdapat sepasang kekasih yang menjalin

hubungan dalam perbedaan budaya dan agama. Novel Hujan Bulan Juni ini menceritakan

sebuah hubungan asmara dari sepasang kekasih yaitu Sarwono dan Pingkan yang tidak

mendapatkan persetujuan dari keluarga besar sang perempuan. Mereka merupakan sosok

yang masing-masing berbeda dari kota, budaya, suku, bahkan agama. Mereka berdua tidak

mempersoalkan apa itu beda suku, atapun keyakinan yang berbeda. Hanya saja perbedaan

tersebut dipermasalahkan oleh keluarga dari Pingkan yang lebih menginginkan Pingkan

menikah dengan laki-laki seagama dan sesuku dengan Pingkan. Hal tersebut mengakibatkan

munculnya kecemasan pada Sarwono dan Pingkan sebagai tokoh utama, baik kecemasan

yang disadari maupun kecemasan secara tidak sadar. Ketika Pingkan berhasil mendapatkan

beasiswa ke Jepang, Sarwono merasa kehilangan dan ketakutan. Ketakutannya bukan dari

keraguannya atas cinta Pingkan, namun lebih pada kehidupan dan orang yang ada di Jepang.

Di Jepang ada tokoh yang bernama Katsuo yang juga menyukai Pingkan.Katsuo sendiri

adalah dosen Jepang yang pernah kuliah di UI, tempat Sarwono dan Pingkan mengajar

sekarang. Selama di Indonesia, Katsuo sangat dekat dengan Pingkan. Sarwono yang semakin

hari semakin dilanda kecemasan mengalihkan perasaan cemasnya itu dengan mencari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

4

kesibukan. Pengalihan dari kecemasan Sarwono yaitu membuat tulisan-tulisan, baik itu puisi,

artikel atapun berita.

Ketiga, pada novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono ditemukan

permasalahan tentang rumitnya hubungan Sarwono dan Pingkan yang membuat Sarwono

mengalami kecemasan. Tokoh Sarwono sering dilanda kegelisahan yang tidak dimengerti

oleh dirinya sendiri. Sarwono dihadapkan dengan berbagai keraguan dan kebingungan dalam

dirinya sendiri yang mengharuskannya berkonflik dengan diri sendiri dan hal-hal di luar

dirinya.

Penelitian ini menjadi penting sebab sejauh pengamatan peneliti, penelitian terhadap

objek kajian ini belum pernah dilakukan, fokus penelitian ini terletak pada analisis

kecemasan tokoh utama dalam cerita, yang akanmemberikan perspektif lain terhadap lingkup

penelitian studi sastra Indonesia. Novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono

merupakan teks sastra yang akan dijadikan objek penelitian. Teks sastra novel tersebut

merupakan struktur yang terdiri dari beberapa unsur, akan dikaji sebagai dasar pemahaman

akan teks sastra. Hasil analisis tokoh dan penokohan dalam novel ini akan dijadikan sebagai

dasar untuk mengkaji kecemasan tokoh dalam novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko

Damono.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dalam 1.1, permasalahan yang dibahas dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah tokoh dan penokohan novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi

Djoko Damono?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

5

2. Bagaimanakah kecemasan tokoh utama dalam novel Hujan Bulan Juni karya

Sapardi Djoko Damono?

1.3 Tujuan Penelitian

1 Mendeskripsikan tokoh dan penokohan dalam novel Hujan Bulan Juni karya

Sapardi Djoko Damono.

2. Mendeskripsikan kecemasan tokoh utama dalam novel Hujan Bulan Juni karya

Sapardi Djoko Damono.

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

Ada dua manfaat yang yang diharapkan dari hasil penelitian ini, yaitu manfaat teoritis

dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian tentang aspek kecemasan tokoh pada novel Hujan Bulan Junikarya

Sapardi Djoko Damono ini dapat memberikan manfaat dalam hal penerapan teori

psikologi sastra untuk karya sastra Indonesia.

2. Manfaat Praktis

1. Penelitian tentang aspek kecemasan tokoh pada novel Hujan Bulan Juni karya

Sapardi Djoko Damono ini dapat memperluas pengetahuan pembaca Sastra

Indonesia terhadap aspek kecemasan tokoh dalam sebuah novel.

2. Hasil penelitian ini dapat menambah referensi penelitian karya sastra di

Indonesia dan dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti sastra selanjutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

6

1.5 Tinjauan Pustaka

Dalam tinjauan pustaka ditemukan beberapa pembahasan tentang aspek kecemasan

tokoh dalam novel.Penelitian-penelitian tersebut diuraikan sebagai berikut.

Penelitian pertama ditulis oleh Indarwati (2007) mengenai “Aspek Kecemasan Tokoh

Utama dalam Novel Geni Jora Karya Abidah El Halieqy: Tinjauan Psikologi Sastra”.

Menurutnya, tokoh Kejora dalam novel Geni Jora yang dianalisis mempunyai tipe

kepribadian flegmansis. Sebagai tokoh yang berkepribadian flegmansis, Kejora memiliki

sikap dan perilaku tertentu yaitu mampu menguasai emosi, cerdas, dan mandiri, suka

membaca buku, optimis dalam bertindak, serta egois.

Sementara itu, Winarmo (2007) dalam skripsinya tentang “Aspek Kecemasan Tokoh

Utama dalam Novel Gadis Tangsi Karya Suparto Broto” mengungkapkan bahwa sikap dan

pribadi tokohTayi yang menonjol adalah keras, cerdas, pemberani, dan pandai bergaul. Tayi

mempunyai ambisi yang besar dan selalu berusaha mencapai apa yang diinginkannya serta

mempunyai dorongan emosi yang kuat sehingga sikap Tayi menyimpang dari norma susila

dan agama. Dalam Novel Gadis Tangsi ditemukan adanya tekad besar yang dimiliki oleh

tokoh Tayi untuk mengubah kehidupannya. Hal yang mendasar dalam perubahan itu adalah

keinginan menjadi manusia berbudaya dan tokoh yang bernama putri Parasi yang membawa

Tayi ke kota Surakarta untuk dicarikan jodoh agar mendapat keturunan dari kalangan

bangsawan Surakarta.

Selanjutnya, Nurhayati (2007) dalam penelitiannya tentang “Aspek Kecemasan Tokoh

Utama dalam Novel Midah Simanis Bergigi Emas Karya Pramoedya AnantaToer”

menyimpulkan bahwa tokoh Midah dalam novel Midah Simanis Bergigi Emas apabila dikaji

menggunakan teori psikologi kecemasan yang dikemukakan oleh Sigmund Freud maka,

tokoh Midah mempunyai tiga dasar kecemasan yaitu id (sebagai sifat dasar kepribadian), ego,

dan super ego.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

7

Dari penelitian yang sudah dipaparkan di atas, terungkap bahwa kajian kajian tentang

kecemasan tokoh dalam novel Hujan Bulan Juni belum pernah dilakukan.Penelitian-

penelitian yang sudah ada dijadikan sebagai referensi awal untuk penelitian ini.

1.6 Landasan Teori

Penelitian ini menggunakan dua teori, yaitu teori tokoh dan penokohan untuk

menganalisis tokoh dan penokohan serta teori Psikologi Sastra untuk menganalisis

kecemasan tokoh dalam Novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono.

1.6.1 Tokoh dan Penokohan dalam Novel

Dalam novel terdapat dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.Unsur

intrinsik yaitu unsur-unsur dalam yang membangun utuhnya sebuah novel. Unsur intrinsik

contohnya tema, alur, latar, tokoh, penokohan, sudut pandang, gaya cerita, dan amanat.

Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang ikut membangun utuhnya sebuah novel

seperti keagamaan, kebudayaan, sosial, ekonomi, dan nilai-nilai yang dianut masyarakat.

Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang secara langsung turut serta

membangun cerita.Kepaduan antar berbagai unsur intrinsik inilah yang membuat novel

terwujud. Atau sebaliknya, jika dari sudut pandang pembaca, unsur-unsur (cerita) inilah yang

akan dijumpai jika kita membaca novel. Unsur yang dimaksud, untuk menyebut sebagian

saja, misalnya tema, peristiwa, cerita, plot, penokohan, sudut pandang penceritaan, bahasa

atau gaya bahasa, dan lain-lain (Nurgiyantoro, 2005:23).

Dalam penelitian ini, digunakan teori tokoh dan penokohan untuk menganalisis novel

Hujan Bulan Juni. Dengan menganalisis unsur tokoh dan penokohan, peneliti dapat

mengetahui hubungan antar tokoh. Dengan menganalisis unsur tokoh dan penokohan, peneliti

dapat mengetahui hubungan antar tokoh dalam kehidupan mereka yang terjadi dalam novel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

8

HujanBulan Juni yang kemudian oleh peneliti digunakan untuk menganalisis kecemasan

tokoh dalam novel Hujan Bulan Juni.

1.6.1.1 Tokoh dalam Novel

Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2005: 165) tokoh cerita adalah orang-orang

yang ditampilkan dalam suatu cerita, ditafsirkan oleh pembaca memiliki kualitas moral dan

kencenderungan tertentu seperti yang diekspresikan melalui ucapan dan dilakukan dalam

tindakan. Seorang tokoh dengan kualitas pribadinya berkaitan erat dalam penerimaan

pembaca (Nurgiyantoro, 2005:165-166).Istilah tokoh menunjuk pada orang atau pelaku

cerita. Walaupun tokoh dalam sebuah cerita “hanya” merupakan ciptaan pengarang atau

penulis, ia haruslah merupakan tokoh yang hidup secara wajar, sebagaimana kehidupan

manusia itu sendiri. Kehidupan tokoh cerita adalah kehidupan dalam dunia fiksi, maka ia

haruslah bersikap dan bertindak sesuai dengan tuturan cerita dengan perwatakan yang sudah

ditetapkan penulis (Nurgiyantoro, 2005: 165, 167). Tokoh-tokoh dalam cerita fiksi dapat

dibedakan menjadi beberapa jenis.

a. Tokoh Utama

Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam sebuah novel.

Tokoh utama merupakan tokoh yang paling banyak hadir dalam cerita, baik sebagai pelaku

sebuah kejadian maupun yang berada dalam kejadian. Pada novel-novel tertentu, tokoh utama

sering hadir dalam setiap kejadian dan dapat ditemui dalam setiap halaman buku cerita.

Tokoh utama juga terkadang tidak muncul dalam setiap kejadian, atau tidak langsung

ditunjukan dalam cerita, tetapi dalam bagian tertentu dalam cerita dimunculkan dan sangat

berkaitan erat dengan jalan cerita (Nurgiyantoro, 2005: 176-177).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

9

b. Tokoh Tambahan

Pemunculan tokoh tambahan dalam keseluruhan cerita lebih sedikit, tidak dipentingkan

dan kehadirannya hanya ada jika keterkaitannya sengan tokoh utama, secara langsung atau

tidak langsung (Nurgiyantoro 2005: 177).

Berdasarkan fungsi penampilan tokoh, tokoh terdiri dari tokoh protagonis dan tokoh

antagonis.Tokoh yang dapat membuat pembaca sering mengidentifikasikan diri dengan tokoh

tertentu, memberikan simpati dan empati, melibatkan diri secara emosional terhadap tokoh

tersebut dinamakan tokoh protagonist. Tokoh yang mejadi penyebab terjadinya konflik dalam

cerita disebut tokoh antagonis.Tokoh antagonis beroposisi dengan tokoh protagonist, baik

secara langsung maupun tidak langsung (Nurgiyantoro, 2005: 179).

1.6.1.2 Penokohan dalam Novel

Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan

dalam sebuah cerita. Penokohan mencakup tentang masalah siapa tokoh cerita, bagaimana

perwatakannya, dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga memberikan gambaran yang

jelas kepada pembaca. Dalam penokohan, terkandung dua aspek, yaitu isi dan bentuk.

Penokohan itu sendiri merupakan bagian, unsur, yang bersama dengan unsur-unsur lain

membentuk suatu totalitas. Penokohan merupakan unsur yang paling penting dan

mempunyai peranan yang besar dalam menentukan jalannya cerita.Penokohan sebagai salah

satu unsur pembangun cerita dapat dikaji dan dianalisis hubungannya dengan unsu-unsur

pembangun lainnya. Jika cerita yang bersangkutan merupakan sebuah karya yang berhasil,

penokohan pasti terjalin secara harmonis dan saling melengkapi dengan berbagai unsur yang

lain, misalnya dengan unsur plot, tema, atau unsur latar, sudut pandang, gaya, amanat, dan

lain-lain (Nurgiyantoro, 2005: 165-172).

Menurut Sudjiman (1988: 24), penokohan adalah penyajian watak tokoh dan

penciptaan ciri tokoh dalam karya sastra. Citra tokoh dapat ditangkap melalui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

10

tindakan,pikiran, ujaran, penampilan fisik, dan apa yang dikatakan atau dipikirkan oleh

tokoh tentang dirinya. Bentuk penokohan yang paling sederhana adalah melalui pemberian

nama. Setiap “sebutan” merupakan sejenis cara dalam memberi kepribadian dan

menghidupkan. Penokohan merupakan gambaran ciri lahir, sifat serta watak yang

merupakan kualitas tokoh nalar dan jiwa yang membedakannya dengan tokoh lain.

1.6.2 Teori Psikologi Sastra

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa, tetapi karena jiwa itu bersifat

abstrak, maka yang dapat diteliti adalah peristiwa atau kreativitasnya dengan merupakan

manifestasi atau perjalanan kehidupan jiwa itu.Psikologi merupakan ilmu yang menyelidiki

dan mempelajari tingkah laku dan aktivitas itu sebagai manifestasi terhadap kejiwaan

(Walgito, 1986: 13). Dengan peristiwa kehidupan sehari-hari, maka seseorang akan diketahui

bagaimana keadaan jiwanya, karena tingkah laku merupakan cerminan jiwa seseorang.

Psikologi sastra menurut Minderop adalah telaah karya sastra yang diyakini

mencerminkan proses dan aktivitas kejiwaan. Psikologi sastra dipengaruhi oleh beberapa hal.

Pertama, karya sastra merupakan kreasi dari suatu proses kejiwaan dan pemikiran pengarang

yang berbeda pada situasi setengah sadar (subconscious) yang selanjutnya dituangkan ke

dalam bentuk conscious. Kedua, telaah psikologi sastra adalah kajian yang menelaah

cerminan psikologis dalam diri para para tokoh yang disajikan sedemikian rupa oleh

pengarang sehingga pembaca merasa terbuai oleh problema psikologi kisahan yang kadang

kalamerasakan dirinya terlibat dalam cerita (Minderop, 2013: 54-53).

Psikologi sastra adalah sebuah interdisiplin antara psikologi dan sastra (Endraswara,

2003:16). Mempelajari psikologi sastra sebenarnya sama halnya dengan mempelajari

manusia dari sisi dalam. Mungkin aspek dalam ini yang acap kali bersifat subjektif, yang

membuat para pemerhati sastra menganggapnya berat.Sesungguhnya belajar psikologi sastra

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

11

amat indah, karena kita dapat memahami sisi kedalaman jiwa manusia (Endraswara,

2008:14). Langkah pemahaman teori psikologi sastra dapat melalui tiga cara. Pertama,

melalui pemahaman teori-teori psikologi kemudian dilakukan analisis terhadap suatu karya

sastra. Kedua, dengan terlebih dahulu menetukan sebuah karya sastra sebagai objek

penelitian, kemudian ditentukan teori-teori psikologi yang dianggap relevan untuk digunakan.

Ketiga, secara simultan menemukan teori dan objek penelitian (Endaswara, 2003:29). Dalam

penelitian ini, penelitian memilih langkah pertama, yaitu memahami terlebih dahulu tori-teori

psikologi sastra, kemudian menganalisisnya terhadap suatu karya sastra.

Psikologi sastra akan berusaha mengungkapkan psikoanalisis kepribadian yang

dipandang meliputi tiga unsur kejiwaan, yaitu id, ego, dan super ego. Ketiga sistem

kepribadian ini satu sama lain saling berkaitan serta membentuk totalitas, dan tingkah laku

manusia yang tak lain merupakan produk interaksi ketiganya. Id adalah aspek kepribadian

yang gelap dalam bawah sadar manusia yang berisi insting dan nafsu-nafsu tak kenal nilai

dan agaknya berupa energi buta.Dalam perkembangannya tumbulah ego yang perilakunya

didasarkan atas prinsip kenyataan. Sementara super ego berkembang mengontrol dorongan-

dorongan buta id tersebut. Hal ini berarti ego merupakan sistem kepribadian yang bertindak

sebagai pengarah individu kepada dunia obyek dari kenyataan, dan menjalankan fungsinya

berdasarkan prinsip kenyataan.Ego adalah kepribadian implementatif, yaitu berupa kontak

dengan dunia luar. Adapun super ego adalah sistem kepribadian yang berisi nilai-nilai atau

aturan yang bersifat evaluasi (Endaswara, 2003:101)

Freud (dalam Minderop, 2013: 23) berpendapat bahwa energi manusia dapat

dibedakan dari penggunaannya, yaitu aktivitas fisik disebut energi fisik dan dan aktivitas

psikis disebut energi psikis. Berdasarkan teori ini, Freud mengatakan, energi fisik dapat

diubah menjadi energi psikis.Id dengan naluri-nalurinya merupakan media atau jembatan dari

energi fisik dengan kepribadian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

12

1.6.3 Kecemasan

Kecemasan merupakan bagian dari dinamika kepribadian yang merupakan bagian dari

psikoanalisis. Berbagai konflik dan bentuk frustasi yang menghambat kemajuan individu

untuk mencapai tujuan merupakan salah satu sumber kecemasan. Ancaman yang dimaksud

dapat berupa ancaman fisik, psikis, dan berbagai tekanan yang mengakibatkan munculnya

kecemasan.Kondisi ini diikuti oleh perasaan tidak nyaman, khawatir, takut, dan tidak

bahagia. Freud membedakan kecemasan antara kecemasan objektif dan kecemasan neurotik.

Kecemasan objektif merupakan respons realistis ketika seseorang merasakan bahaya dalam

suatu lingkungan. Kecemasan neurotik berasal dari konflik alam bawah sadar dalam diri

individu. Kecemasan objektif berlawanan dengan kecemasan neourotik. Kecemasan objektif

adalah respon terhadap ancaman dari dunia luar atau perasaan takut terhadap bahaya-bahaya

yang nyata yang berada di lingkungan sekitar. Kecemasan neurotik adalah respon yang

mengancam dari dorongan id ke dalam kesadaran. Kecemasan ini berkembang berdasarkan

pengalaman masa lalu. Neurotik merupakan kata latin dari perasaan gugup (Freud, 2002:

430).

Menurut Albin (1986: 49) kecemasan memiliki dua bentuk, yaitu rasa gusar dan rasa

takut.Rasa takut adalah suatu pertanda bahwa seseorang harus menghindari keadaaan yang

menimbulkan rasa tersebut. Secara psikologis, gusar dapat menghindarkan kita dari keadaan

yang berbahaya, yaitu keadaan pada waktu kita terlihat bodoh ,ragu-ragu, marah, ditolak, atau

tidak dapat menguasai diri.Seseorang yang merasakan gusar terkadang tidak disadari dan

berada dalam diri orang tersebut (Fabella, 2005: 73).

Kecemasan dapat mengakibatkan ketegangan dalam diri seseorang. Oleh sebab itu,

kecemasan merupakan penghayatan tegangan akibat adanya ancaman-ancaman

nyata.Kecemasan yang hebat mengurangi efisiensi individu-individu dalam memuaskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

13

kebutuhannya, mengganggu hubungan antar sesama, dan mengacaukan pikiran. Oleh karena

itu, fungsi kecemasan adalah sebagai peringatan kepada seseorang akan adanya bahaya, jika

tidak dilakukan tindakan yang tepat akan membuat seseorang tersebut kalah (Hall, 1993: 80).

Kecemasan dapat juga dibedakan berdasarkan intensitas dari keseriusan ancaman-ancaman

yang dimiliki oleh seseorang. Kecemasan yang berat dapat membuat orang tidak dapat

merasakan informasi mengenai apa yang telah terjadi pada dirinya sendiri. Sebaliknya, orang

yang mengalami kecemasan ringan dapat merasakan informasi tersebut (Hall1993: 281).

Akibat dari kecemasan, yaitu tegangan tindakan protektif dan kontrol terhadap

tingkah laku, adanya sistem diri, mengalihkan kegiatan yang tidak memancing kecemasan

yang dialami, dan kekuatan edukatif (Hall, 1993:274-280). Cara menghindari kecemasan

dengan memakai tindakan protektif dan control pengawas terhadap tingkah laku. Misalnya,

seseorang menghindari hukuman dengan memenuhi kemauan orangtuanya.Tindakan

kemauan ini membentuk sistem diri yang menyetujui tingkahlaku tertentu dan melarang

bentuk tingkah laku yang lain (Hall, 1993: 281).

Seseorang yang melindungi kecemasan akan menghargai dirinya dan melindungi diri

dari kritik. Ketika sistem diri bertambah kompleks dan independen, ia mencegah orang lain

untuk membuat penilaian-penilaian objektif tentang tingkahlakunya sendiri dan

menyembunyikan kontradiks yang jelas antara bagaimana orang itu dan bagaimana orang itu

menurut pada apa yang dikatakan oleh system dirinya (Hall, 1993: 276). Kecemasan dapat

juga dialihkan dengan melakukan pekerjaan yang melibatkan otot badan atau dengan berupa

kegiatan mental. Kegiatan mental ini berupa persepsi, misalnya apa yang akan terjadi jika

seseorang melakukan suatu hal. Kegiatan mental lainnya yaitu ingatan ketika seseorang mulai

mengingat kembali apa yang terjadi dengan dirinya pada masa lalu. Kegiatan mental yang

terakhir adalah berpikir.Seseorang memikirkan masalah yang dihadapi dengan mencoba

mengambil jalan yang terbaik untuk memecahkan masalah tersebut. Ketiga kegiatan tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

14

dilakukan untuk mengurangi tegangan yang terdapat dalam diri seseorang yang mengalami

kecemasan (Hall, 1993: 282).

Berdasarkan penjelasan di atas, jenis-jenis dari kecemasan terdiri dari kecemasan

objektif dan kecemasan neurotik, sedangkan bentuk dari kecemasan terdiri dari rasa takut dan

rasa gusar. Kecemasan juga bisa mengakibatkan keteganganserta dapat dialihkan dengan

melakukan kegiatan-kegiatan. Jenis, bentuk, akibat, dan pengalihan dari kecemasan ini

selanjutnya akan digunakan untuk menganalisis kecemasan-kecemasan tokoh dalam novel

Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono.

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu (i) pengumpulan data, (ii) analisis

data, dan (iii) penyajian hasil analisis data.

1.7.1 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menganalisis aspek kecemasan dalam novel Hujan Bulan Juni karya

Sapardi Djoko Damono yang terbit tahun 2015 oleh penerbit Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode studi pustaka, yaitu peneliti

membaca banyak pustaka, termasuk karya sastra secara cermat (Nazir, 1985:111-

132).Penelitian ini menggunakan teknik catat, yaitu mencatat data-data berupa kata, kalimat,

dan paragraf yang mengungkapkan makna tentang tokoh dan penokohan serta kecemasan

tokoh pada novel Hujan Bula Juni.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

15

1.7.2 Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, digunakan metode formal dan analisis isi. Metode formal adalah

analisis dengan mempertimbangkan aspek-aspek formal, aspek-aspek bentuk, yaitu unsur-

unsur karya sastra.Tujuan metode formal adalah studi ilmiah mengenai sastra dengan

mempertimbangkan sifat-sifat teks yang dianggap artistik (Ratna, 2004: 49-50).

Metode analisis isi mengungkapkan isi karya sastra sebagai bentuk komunikasi antara

pengarang dan pembaca sebagai bentuk komunikasi. Dasar pelaksanaan metode analisis isi

adalah penafsiran (Ratna, 2004: 48-49). Dalam peneitian ini, peneliti menggunakan metode

formal dengan menganalisis unsur-unsur dalam novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko

Damono, kemudian mengungkapkan isi dalam novel tersebut.

1.7.3 Penyajian Hasil Analisis Data

Analisis data disajikan dengan menggunakan deskriptif kualitatif, dengan menarik

kesimpulan dari deskripsi itu.

1.8 Sumber Data

Data merupakan bahan penelitian. Karya sastra menjadi objek penelitian ini adalah

sebuah novel dengan identitas sebagai berikut:

Judul : Hujan Bulan Juni

Pengarang : Sapardi Djoko Damono

Tahun Terbit : 2015

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Tebal : 135 Halaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

16

1.9 Sistematika Penyajian

Penelitian ini dibagi menjadi tiga bab. Sistematika penelitian ini dirinci sebagai

berikut:

Bab I berisi pendahuluan, yang berfungsi sebagai pengantar. Bab ini dibagi menjadi

delapan sub bab yaitu latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil

penelitian, dan sistematika penyajian.

Bab II berisi deskripsi hasil analisis tokoh dan penokohan dalam novel Hujan Bulan

Juni karya Sapardi Djoko Damono.

Bab III berisi deskripsi hasil aspek kecemasan tokoh dalam novelHujan Bulan

Junikarya Sapardi Djoko Damono.

Bab IV berupa penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

17

BAB II

TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NOVEL HUJAN BULAN JUNI

KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO

Dalam bab II ini peneliti akan mengkaji tentang tokoh dan penokohan dalam novel

Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono. Hasil kajian ini berguna untuk dasar pada

analisis berikutnya, yaitu analisis kecemasan tokoh pada novel Hujan Bulan Juni.

2.1 Tokoh

Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2005: 165) tokoh cerita adalah orang-orang

yang ditampilkan dalam suatu cerita, ditafsirkan oleh pembaca memiliki kualitas moral dan

kencenderungan tertentu seperti yang diekspresikan melalui ucapan dan dilakukan dalam

tindakan. Seorang tokoh dengan kualitas pribadinya berkaitan erat dalam penerimaan

pembaca (Nurgiyantoro, 2005:165-166).

2.1.1 Tokoh Utama

Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang

bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku

kejadian maupun yang dikenai kejadian (Nurgiyantoro, 2005, 176-177). Dalam karya sastra

tokoh memegang peranan penting dalam pembentukan cerita seperti pada novel Hujan Bulan

Juni, terdapat dua tokoh utama, yaitu Sarwono dan Pingkan.Sarwono dan Pingkan menjadi

tokoh utama karena keduanya paling banyak dicerotakan dan sangat menentukan

perkembangan alur cerita secara keseluruhan serta memiliki peranan yang penting dalam

membentuk kecemasan tokoh Aruni dan digambarkan berdsasrkan fungsinyamasing-masing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

18

Tokoh tambahan atau tokoh bawahan adalah tokoh yangkemunculannya hanya

sedikit.Beberapa tokoh tambahan dalam novel ini adalah Toar, Tante Henny dan Katsuo.

Sarwono merupakan tokoh utama dalam novel Hujan Bulan Juni. Sarwono

diceritakan terus menerus didalam novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko damono.

Sarwono memiliki kadar keutamaan yang lebih penting daripada tokoh-tokoh lain dalam

novel tersebut. Dalam cerita, tokoh Sarwonomerupakan seorang Magister dan menjadi dosen

muda di FISIP UI.

(1) Ayahnya bangga dia bisa menjadi Sarjana Magister pertama di lingkungan

keluarga besar Eyang Tirto, kakeknya entah berapa generasi, yang tentu

saja tidak pernah dikenalnya. (Damono, 2015: 16).

(2) Dosen muda seperti Sarwono memang harus sigap menyusun rencana

penelitian, kalau mau survive, sebab gaji sebagi pengajar hampir nol

milainya (Damono, 2015: 58).

Sarwono memiliki pacar bernama Pingkan.Ia bisa mengenal Pingkan dikarenakan

Pingkan adalah adik dari Toar, yang merupakan sahabat SMA Sarwono. Sarwono pun

berkerja di tempat yang sama di mana Pingkan juga bekerja yaitu sebagai dosen muda di

Universitas Indonesia.

(3) Sejak pertama mengenal Sarwono ketika masih berpura-pura belajar

bersama dengan Toar, Pingkan tahu bahwa lelaki muda itu tidak hanya

baik perangainnya tetapi juga cerdas. (Damono, 2015: 29).

(4) Juga jauh dalam hatinya ia suka memasalahkan mengapa sering terjadi

hubungan antarkolega di kampus, yang oleh mahasiswa pernah disinggung

sebagai incest. Sarwono pernah mendengar itu, ia kemudian berpikir

apakah hubungannya dengan Pingkan bias juga diklarifikasikan sebagai

incest. Segera dijawabnya sendiri, Tapi kan dari fakultas lain. Mungkin si

mahasiswa yang suka ngeledek itu tetap saja bilang itu juga incest sebab

sama-sama berasal dari satu profesi, di lembaga yang sama juga (Damono,

2015: 42).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

19

Sarwono menjadi tokoh utama dalam cerita karena Sarwono memiliki konflik batin

terkait hubungan bersama pacarnya yaitu Pingkan yang mendapatkan masalah. Hubungan

sarwono bersama kekasihnya, Pingkan memiliki banyak perbedaan yang cukup besar yaitu

perbedaan agama serta perbedaan budaya.Sarwono berasal dari Jawa dan keluarganya yang

masih memegang teguh adat Jawa. Sedangkan kekasih Sarwono merupakan darah campuran

dari Jawa dan Manado.

(5) Di Solo ia jadi Manado; di Manado ia dibilang Jawa. Di mana gerangan

Indonesia Raya seperti yang dikatakan Sarwono? Yang menjadi label itu

nama atau darah? Tentu saja dulu ayahnya tidak tertarik memberinya nama

BAwuk atau Tumbu, misalnya. Itu semua nama Jawa; ayahnya seorang

Palenkahu. Ibunya tidak pernah bisa atau mau menyebut dirinya Jawa,

meskipun memang Jawa. Konon, di Makassar perempuan pendatang dari

Jawa pernah diakitkan dengan profesi yang dianggap haram oleh

masyarakat. Jadi, Bu Palenkahu yang nama aslinya entah siapa, teta[pi

yang di KTP ditulis Hartini tetap saja dianggap liyan di antara orang

Makassar (Damono, 2015: 22-23).

(6) Rupanya tante-tante itu membawa amanat kaumnya agar membujuk Bu

Palenkahu mengawasi anak perempuannya, khawatir kalau jatuh ke tangan

si Jawa itu, ya Sarwono itu (D amono, 2015:85).

Tokoh utama yang berikut adalah Pingkan. Pingkan merupakan tokoh utama dalam

novel Hujan Bulan Juni karena Pingkan juga sebagai penggerak alur dalam cerita dan

Pingkan merupakan kekasih dari Sarwono.

Pingkan merupakan anak perempuan dari Pak Palenkahu dan Ibu Hartini.Ia

merupakan keturunan dari Manado dan Jawa.Ayah Pingkan berasal dari Manado sedangkan

Ibunya berasal dari Jawa, tetapi Pingkan lahir dan besar di Jawa.Pingkan adalah adik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

20

kandung dari Toar, Sahabat SMA sarwono. Saat SD, Pingkan menjadi yatim piatu, karena

ayahnya meninggal akibat sakit malaria yang ia derita.

(7) Ketika pertama kali mengenalnya di rumah Toar Palenkahu, temannya

SMA, Sarwono langsung merasa dirinya menjadi tokoh utama sebuah

sinetron dan adik Toar itu dalam otaknya yang sempat muncul sebagai

Audrey Hepburn atau Grace Kelly tapi jelas bukan MAk Wok (Damono,

2015: 11).

(8) Pak Palenkahu sudah lama meninggal, konon karena malaria yang parah

ketika sedang bertugas sementar di Ambon.Pingkan masih SD waktu itu.

(Damonoi, 2015: 17).

(9) “Kami ini jawa bukan, Manado tidak lagi,” kata Toar pada suatu ahri

kepada Sarwono. “Ibu kan Jawa kowek entah dari mana, Bapak Tonsea.

Aku lahir di Makasar, Pingkan di sini. Bingung? Jelas!” (Damono, 2015:

17-18).

Pingkan juga menjadi tokoh utama dalam novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi

Djoko Damono karena alur dalam novel tersebut menceritakan tentang hubungan Pingkan

bersama kekasihnya, yaitu Sarwono. Novel Hujan Bulan Juni banyak bercerita tentang

Pingkan dan asal-usul Pingkan yang menjadi permasalah utama dalam hubungannya bersama

Sarwono. Mulai dari budaya yang berbeda hingga keluarga Pingkan dari Menado tidak

menyetujui hubungan Pingkan bersama Sarwono dan lebih memilih Pingkan menjalin

hubungan dengan seorang dosen muda dari Menodo yang merupakan pilihan keluarganya

karena keluarga Pingkan ingin Pingkan kerja, dan menjalani hidupnya di Manado saja, kota

tempat ayahnya berasal.

(10) Tante yang baik hati itu malah pernah berterus terang, agar Pinkan nanti

selesai belajar di Jepang pulang saja ke Menado, mengajar di UNSRAT .

“Beasiswanya didapat lewat UI, tante, jadi harus langsung kembali

mengajar di sana,” jawabnya waktu itu (Damono, 2015: 67).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

21

(11) “Tetapi kalau kau kawin dengan orang UNSRAT kan ada alasan pindah

kemari,” katanya mendesak. “Pak Tumbelaka yang ganteng itu, yang

ketemu kamu kamu ketika Sarwono ceramah, bilang sama Tante senang

kalau bias menjadi menantu tante. Hehehe (Damono, 2015: 68).”

2.1.2 Tokoh Tambahan

Tokoh tambahan merupakan tokoh yang kehadirannya tidak mempengaruhi alur

dalam cerita, tetapi memiliki kaitan erat dengan tokoh utama. Tokoh tambahan tidak banyak

muncul dalam cerita dan biasanya diabaikan dalam kegiatan pembuatan sinopsis. Perbedaan

tokoh tambahan dengan tokoh utama bersifat gradasi (Nurgiyantoro, 2005: 177, 178).Tokoh

tambahan dalam novel Hujan Bulan Juni adalah Toar, Tante Henny, dan Katsuo, ketiga tokoh

ini mempunyai pengaruh besar terhadap kecemasan yang dialami oleh tokoh utama.

Toar menjadi tokoh tambahan dalam cerita karena Toar secara tidak langsung menjadi

penghubung antara Sarwono dan Pingkan. Disisi lain, Toar mendukung hubungan Sarwono

dan Pingkan tanpa banyak syarat. Toar adalah anak dari Pak Palenkahu dan Ibu Hartini.Toar

merupakan kakak laki-laki dari Pingkan sekaligus teman Sarwono semasa SMA.

(12) Tetapi Bu Palenkahu ibunya Toar malah muncul justru lebih dahulu dari

tamu-tamu lain (Damono, 2015:17).

(13) Ketika pertama kali mengenalnya di rumah Toar Palenkahu, temannya

SMA, Sarwono langsung merasa dirinya menjadi tokoh utama sebuah

sinetron dan adik Toar itu dalam otaknya yang sempat muncul sebagai

Audrey Hepburn atau Grace Kelly tapi jelas bukan MAk Wok (Damono,

2015: 11).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

22

Toar merupakan sosok yang suka bercerita dan juga humoris.Hal tersebut ditunjukan

dalam kutipan

(14) “ Ayah tidak pernah menyebut adegan itu sebagai akhir perang yang

dimenangkannya, “ kata Toar memberi bumbu dongengnya, “tetapi jelas

segala sesuatu yang dikatakan dan tindakan yang dilakukan Ayah

menunjukan kebanggaan itu” (Damono, 2015:23)

(15) “Ayah pernah bilang dari mana pun asal-usul Ibu terserah, bukan masalah,

asla tidak dari neraka.”

Toar diam sejenak menahan tawa.Tampaknya.Sarwono berpikir, ternyata

yang bisa melucu bukan hanya orang Jawa yang namanya Basiyo.Orang

Menado juga bisa.Ia yakin, selama masih bisa melucu orang berhak

menjadi anggota masyarakat terhormat yang disebut intelektual

gerombolan orang cerdas (Damono, 2015: 18).

Tante Henny juga termasuk tokoh tambahan, karena salah satu dari keluarga besar

Pingkan yang menentang hubungan Pingkan dan Sarwono adalah tante Henny. Terlihat jelas

bahwa tante Henny tidak menyukai Sarwono, dan bahkan sudah menjodohkan Pingkan

dengan laki-laki lain yang merupakan laki-laki asli dari Menado. Tante Henny adalah tante

dari Pingkan yang merupakan saudara ayah Pingkan di Manado.Tante Henny bekerja di

Pemda Manado dan disibukkan dengan banyaknya kegiatan di kota Manado.

(16) “Tetapi kalau kau kawin dengan orang UNSRAT kan ada alasan pindah

kemari,” katanya mendesak. “Pak Tumbelaka yang ganteng itu, yang

ketemu kamu kamu ketika Sarwono ceramah, bilang sama Tante senang

kalau bias menjadi menantu tante. Hehehe (Damono, 2015: 68).”

(17) Tante Henny tidak ikut sebab ada tugas dari kantornya untuk berunding

dengan Pemda merencanakan kegiatan tahunan yang berkaitan dengan

ulang tahun kota Menado (Damono, 2015: 68).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

23

Seperti ibu-ibu lainnya, tante Henny sangat pandai memasak. Ketika Pingkan berada

di Manado, Tante Henny membuat masakan yang enak hanya untuk Pingkan yang jarang ke

Manado.

(18) Setiap sarapan, Tante Henny menyedapkan penekuk dasyatnya tidak hanya

dengan olesan keju dan selai tetapi juga dengan sapuan kisah yang dulu

didengarnya dari Oma Pelenkahu (Damono, 2015: 58).

Katsuo juga termasuk tokoh tambahan, karena tokoh katsuo pernah sangat dekat

dengan Pingkan, bahkan Katsuo memiliki rasa terhadap Pingkan. Hal tersebut diketahui oleh

Sarwono yang membuat Sarwono khawatir jika Pingkan juga menyukai Katsuo. Katsuo

adalah teman Pingkan yang berasal dari Jepang.Katsuo pernah datang ke Indosesia untuk

belajar BIPA dan melanjutkan studi bidang lingustik di Pascasarjana.Katsuo merupakan

sosok yang pandai bergaul dan baik.

(19) Pingkan pernah dekat dengan seorang mahasiswa Jepang yang belajar

sejarah masa pendudukan Jepang di Program Sarjana. Namanya Katsuo,

dari Kyoto. Laki-laki yang popular di kalangan cewek kampus iotu sudah

lulus dan kabarnya mengajar di sebuah Universitas di Kyoto (Damono,

2015: 65).

2.2 Penokohan

Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang

ditampilkan dalam sebuah cerita.Penokohan mencakup tentang masalah siapa tokoh cerita,

bagaimana perwatakannya, dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga memberikan

gambaran yang jelas kepada pembaca.Dalam penokohan, terkandung dua aspek, yaitu isi

dan bentuk.Penokohan itu sendiri merupakan bagian, unsur, yang bersama dengan unsur-

unsur lain membentuk suatu totalitas.Penokohan merupakan unsur yang paling penting dan

mempunyai peranan yang besar dalam menentukan jalannya cerita.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

24

2.2.1 Sarwono

Penokohan Sarwono digambarkan sebagai berikut. Sarwono berasal dari Solo. Ia

dibesarkan dari keluarga sederhana. Ayah Sarwono merupakan pensiunanan PNS. Setelah

lulus SMA Sarwono nekat sekolah di Jakarta. Dengan usahanya sendiri, Sarwono berhasil

mendapat gelar S2 dan membuat keluarganya bangga.

(20) Ayahnya bangga dia bisa menjadi Sarjana Magister pertama di lingkungan

keluarga besar Eyang Tirto, kakeknya entah berapa generasi, yang tentu

saja tidak pernah dikenalnya. (Damono, 2015: 16).

Dalam novel Hujan Bulan Juni, Sarwono digambarkan sebagai seorang laki-laki

yang sederhana karena hasil didikan Ayah dan Ibunya yang berasal dari keluarga biasa-biasa

saja, tetapi sangat mementingkan pendidikan. Ia juga digambarkan sebagai sosok yang

sangat cerdas. Sarwono lulus SMA dengan nilai yang baik dan bersekolah di Jakarta hingga

berhasil mendapat S-2 Magister bahkan Sarwono hampir saja melajutkan studinya ke

Amerika tetapi gagal karena ditemukan flek hitam mencurigakan di paru-paru Sarwono.

(21) Ia lulus SMA dengan nilai sangat baik, tetapi paman-pamannya mendesak

ibunya gar ia langsung bekerja saja dulu. Meraka khawatir kalau keluarga

duafa itu tidak mampu menyekolahkan anaknya sampai selesai (Damono,

2015: 19-21).

(22) Dari si rambut putih ini, Pingkan tahu bahwa sebenarnya Sarwono pernah

gagal melanjutkan studi ke Amerika gara-gara ada flek yang mencurigakan

di paru-parunya(Damono, 2015: 28-29).

Sarwono sudah menjalin hubungan serius dengan Pingkan dan menganggap

Pingkan salah satu orang yang penting dalam hidupnya.Sarwono juga merupakan tipe orang

yang pemikir keras.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

25

(23) Ia mencintai gadis itu, tetapi tidak mampu berbuat apa pun tak terkecuali

menulis puisi kalau sedang dalam keadaan puyeng memikirkannya. Ia

harus menimbang-nimbang cintanya, atau hanya mampu menimbang-

nimbangnnya, kalau dalam keadaan tenang-setenang-tenangnya

menghadapinya agar bisa diajak berbicara yang kemudian diselipkannya di

antara larik-larik sajaknya (Damono, 2015: 25-26).

Sarwono pandai memanfaatkan potensi yang dimilikinya untuk menafkahi diri

sendiri salama berada di Jakarta. Sarwono pandai menulis, dengan kemampuannya membuat

puisi, artikel, opini, atau apapun yang layak diterbitkan di koran atau majalah Sarwono

mampu hidup mandiri karena ia tidak ingin menyusahkan kedua orang tuannya.

(24) Hujan, bisiknya entah kepada siapa. Kata temannya yang menjadi redaktur

budaya Koran Swara Keyakinan, puisinya akan dimuat hari itu. Koran sore

itu menyediakan ruangan khusus sastra setiap sabtu.Tulisan Sarwono

boleh dibilang menjadi pengisi tetap di media cetak itu; apa saja

tulisannya, dari sepak bola sampai politik, sesuai dengan janji kepada

dirinya sendiri untuk tidak tergantung kepada orang tuanya yang PNS,

yang gajinya pas-pasan saja untuk menyelenggarakan hidup (Damono,

2015: 2).

Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), Sarwono telah belajar Karawitan yang

membuatnya mengenal banyak alat musik, dan peka terhadap bunyi. Sarwono sangat

menyukai music jazz atau music klasik. Sarwono agak berbeda dengan laki-laki lain jaman

sekarang yang lebih menyukai musik pop atau bahkan music rock.

(25) Pelajaran karawitan di SD telah membentuk Sawono menjadi pemuda yang

peka terhadap bunyi, terhadap nada-nada yang disampaikan oleh berbagai

alat musik modern yang malah mengingatkan nya pada berbagai jenis

gendhing, ketawang, dan ladrang dalam karawitan- jenis-jenis karawitan

yang harus dikenalnya dengan baik kalau tidak ingin nunggak kelas

(Damono, 2015: 59-60).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

26

Sarwono merupakan sosok yang pandaidan sangat mencintai pekerjaannya.Prinsip

Sarwono adalah menjalani pekerjaan dengan senang hati, dan selalu tepat waktu.Diceritakan

juga bahwa Ia mencintai negeri Indonesia tempatnya lahir dan besar. Sarwono tidak pernah

berpikir untuk bekerja di negara lain, meskipun banyak yang menawarkan dengan gaji yang

cukup besar.

(26) Dalam keadaan apa pun ia harus mencari data agar laporan bisa disusun

tepat waktu meskupun selalu saja terlambat karena ini dan itu. Dan

terlambat berarti ada sekian persen dana dipotong, sesuai dengan

perjanjian. Prodi tentu tidak mau hal itu terjadi sebab pengaruhnya

terhadap honor semua pihak terlibat. Itu sebabnya Sarwono berusaha

sebaik-baiknya untuk menaati jadwal yang sudah disusunnya sendiri, yang

kalau meleset berarto berkurangnya kemungkinan untuk diikutkan lagi

dalam proyek (Damono, 2015: 6).

Dalam hubungannya bersama Pingkan, terdapat banyak perbedaan yang

menghalangi.Perbedaan budaya dan keyakinan adalah masalah utama. Meskipun Sarwono

mencintai Pingkan, Sarwono merasa ragu akan kelanjutan hubungannya bersama Pingkan

apalagi Pingkan yang akan melanjutkan studynya ke Jepang semakin membuat Sarwono

gelisah karena Sarwono tahu, salah satu dosen muda di Jepang yang bernama Katsuo

menyukai Pingkan.

(27) Rupanya tante-tante itu membawa amanat kaumnnya agar membujuk Bu

Pelenkahu mengawasi anak perempuannya, khawatir kalau jatuh ke

tangan si Jawa itu, ya Sarwono itu. Mereka rupanya kena pengaruh dosen

UNSRAT yang ternyata menyimpan keinginan untuk menikahi Pingkan

(Damono, 2015 : 85).

(28) Pingkan pernah dekat dengan seorang mahasiswa Jepang yang belajar

sejarah masa pendudukan Jepang di Program Pascasarjana. Namanya

Katsuo, dari Kyoto. Pingkan sama sekali tidak pernah menyinggung

hubungannya dengan orang Jepang itu, tetapi Sarwono pernah diberi tahu

jauh sebelumnya bahwa Unioversitas Kyoto adalah tempat belajarnya

nanti (Damono, 2015:65).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

27

Keraguan dan kegelisan tersebutlah yang membuat kecemasan pada Sarwono

muncul. Sarwono seringkali berdebat dengan dirinya sendiri tentang masa depannya

bersama Pingkan yang penuh ketidakpastian. Sarwono mengalihkan semua kecemasannya

tersebut dengan membuat puisi, artikel maupun berita yang nantinya akan di kirim ke media

cetak untuk diterbitkan.

(29) Ia mencintai gadis itu, tetapi tidak mampu berbuat apa pun- tak terkecuali

menulis puisi kalau sedang dalam keadaan puyeng memikirkannya. Ia

harus menimbang-nimbang cintanya, atau hanya mampu menimbang-

nimbangnya, kalau dalam keadaan tenang-setenang-tenangnya

menghadapinya agar bias diajak berbicara yang kemudian diselipkannya

di antara larik-larik sajaknya (Damono, 2015: 25-26).

Sarwono dan Pingkan sama-sama disibukkan dengan kegiatan mereka. Sarwono

disibukkan dengan banyak penelitian ke berbagai daerah terpencil, sedangkan Pingkan yang

berada di Jepang disibukkan dengan persiapan beberapa mahasiswa Jepang yang akan ke

Indonesia selama beberapa minggu. Kesibukan mereka berdua membuat komunikasi hanya

dapat dilakukan dengan sekedar berkirim foto kegiatan masing-masing yang dilakukan via

Whatsapp (WA). Pada akhir cerita, diceritakan bahwa Sarwono jatuh sakit dan harus di

rawat di rumah sakit dalam beberapa minggu.

(30) Bebera bulan setelah kepergian Pingkan ia sempat berkeliling Indonesia,

terutama ke kawasan Timur yang menurut banyak rekannya masih perlu

„diperawani‟ demi menghasilkan penelitian yang sehat (Damono, 2015 :

104).

(31) Pingkan juga sangat amat sibuk menyiapkan 20 mahasiswa yang akan ke

Indonesia selama beberapa minggu untuk mengikuti berbagai kegiatan,

sambil mempraktikkan kemampuan berbahasa (Damono, 2015 : 103-

104).

(32) Mula-mula Pingkan menduga ada apa-apa dengan ibunya, tetapi WA

selanjutnya menjelaskan bahwa Sarwono sedang mengalami perawatan

intensif di Rumah Sakit Pusat (Damono, 2015: 127).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

28

2.2.2 Pingkan

Dalam novel Hujan Bulan Juni penokohan Pingkan digambarkan sebagai

berikut.Sejak Pingkan SD, ayahnya telah meninggal karena penyakit malaria yang

menyerangnya sehinnga membuat Pingkan tumbuh dalam didikan Ibunya saja.Pingkan

tumbuh menjadi perempuan yang cantik dan cerdas, tetapi ia merupakan sosok yang tidak

mudah beradaptasi dengan hal-hal yang masih asing baginya.

(33) Si kerempeng itu menyalaminya sambil bertanya dengan tampang yang

diganjil-ganjilkan kenapa gerangan Pingkan tidak nongol. Toar, yang

sekarang bekerja di sebuah bank, juga tidak tampak, katanya ngurus

adiknya yang mau pindah kos di Jakarta karena tidak cocok sama

pamannya. Kata Toar, susah bagi Pingkan menyesuaikan perangainnya

dengan keluarga yang tembak langsung dari pelosok Minahasa.

Sepanjang pesta kecil-kecilan itu Sarwono membayangkan tampang

Pingkan ketika memanggilnya “Kang Serba Ada”.Moga-moga si

Semprul cantik itu tahu bahwa aku mnegharapkannya dating, katanya

dalam hati (Damono, 2015: 17).

Tidak hanya cerdas dan baik, Pingkan juga merupakan sosok yang tidak tegaan dan

juga sangat perhatian. Sarwono adalah sosok yang sangat dicintai oleh Pingkan.Pingkan

sering bepergian ke Jepang karana selalu dipilih menjadi utusan dari jurusannya.Karena

sering bepergian ke Jepang, Pingkan memeliki banyak teman disana dan juga karena

Pingkan merupakan sosok yang ramah dan baik sehingga mudah mendapatkan teman.

(34) “He, apa kamu berlemak?”

“Nih, coba pegang lenganku, kan keras.Gak macam tubuhmu yang kata

Toar hanya tulang-belulang.”

“Tapi kan sehat.”

“Sehat apa?Suka ngrokok dan batuk-batuk kok sehat!”

Gadis itu merasa salah telah meamsuki wilayah haram menyebut-nyebut

perkara batuk-batuk yang mungkin ada kaitannya dengan flek di paru-

paru Sarwono.Pingkan segera menghentikan omong sekenanya itu dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

29

minta Sarwono menyentuh-nyentuh iPad-nya mencari musik (Damono,

2015: 35).

(35) Dengan logat yang diupayakan mirip car bicara orang Manado, Pingkan

meminta petugas restoran untuk mengecilkan suara musik dari album

sebuah band yang sedang menjadi idola anak muda. Sebenarnya ia tidak

merasa amat terganggu, tetapi tahu benar bahwa Sarwono tampak

berulang kali menyampaikan rasa tidak nyamannya dengan kernyit dahi

setiap kali terdengar lengkingan suara penyanyi dan jerit gitar elektrik

yang menjadi ciri band itu

“Sip Ping, kamu telah membebaskanku dari peradaban purba,” kata

Sarwono. “hebatnya lagi, kamu masih bias menirukan logat ayahmu

bicara.”

“Kata Ibu, kita harus empan papan. Meskipun tidak suka, harus bertata-

cara sesuai dengan tempatnya.”(Damono, 2015: 46-47).

Pingkan merupakan sosok perempuan yang mempunyai rasa ingin tahu sangat

tinggi.Ia selalu bertanya banyak dan bahkan mencari tau sendiri jika penasaran dengan suatu

hal. Terutama tentang asal usul namanya sendiri. Sejak kecil ia selalu bertanya kepada

ayahnya mengapa ia diberi nama Pingkan. Pingkan juga tidak suka disebut orang Manado,

meskipun ayahnya berasal dari Manado. Sampai sekarang Pingkan masih bingung menjawab

pertanyaan orang-orang yang menanyakan asalnya, karena Pingkan sendiri bingung ia harus

mengikuti ayah atau ibunya.

(36) Beberapa kali Pingkan pernah menanyakan kepada ayahnya, kenapa ia

dinamakan Pingkan.

“Kau ini lucu, gak ada anak yang tanya begitu,” jawab ayahnya.

“Iya, Papa, kenapa namaku Menado, bukan Jawa?”

“Kalau itu, tanya ibumu.”

“Sudah tanya. Kata Ibu, tanya saja ayahmu.” (Damono,2015: 50).

(37) Di Solo ia jadi Menado; di Menado ia dibilang Jawa. Di mana gerangan

Indonesia Raya seperti yang dikatakan Sarwono? Yang menjadi label itu

nama atau darah? Tentu saja dulu ayahnya tidak tertarik memberinya

nama Bawuk atau Tumbu, misalnya. Itu semua nama Jawa; ayahnya

seorang Pelenkahu. Ibunya tidak pernah bisa atau mau menyebut dirinya

Jawa, meskipun memang Jawa (Damono, 2015: 22).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

30

Pingkan merupakan perempuan yang cantik yang mirip dengan ibunya dan sangat

menyukai musik klasik sama halnya dengan Sarwono. Ia bukan tipe orang yang rela

menghabisakan uang untuk sesuatu yang tidak terlalu penting. Pingkan juga merupakan sosok

yang sangat menyayangi Ibunya sendiri melebih apapun

(38) Namun, kesukaan Pingkan pada musik tidak sampai pada taraf

menghabiskan uang jajanannya untuk membeli CD impor meskipun ia

juga sama sekali tidak pernah membuang uang hanya supaya bisa

membeli CD enam ribuan sekeping (Damono, 2015: 33).

(39) Gadis itu mencintai ibunya, tidak pernah membayangkan dirinya sebagai

Elektra meskipun tahu bahwa ayahnya dulu selalu menunjukan rasa

sayang yang kadang-kadang terasa berlebihan padanya. Ia merasa lega

etika di bandara ibunya sempat membisikkan keinginannya untuk pindah

ke Jakarta kalau nanti ia sudah berumah tangga dengan Sarwono.

(Damono, 2015, 124).

Pingkan sangat suka melihat bunga terutama bunga sakura. Meskipun di

Jakarta ia hidup sendiri serta sudah dewasa, Pingkan tidak pernah dan tidak suka meminum

minuman alkohol dalam bentuk apapun. Dalam bersosialisasi Pingkan juga merupak tipe

orang yang dapat menghargai pendapat orang lain, membiarkan orang lain mengungkapkan

pikiran terlebih dahulu sebelum ia berbicara.

(40) “Aku bilang ntar sama Sensei,” kata Pingkan sambil ,membayangkan

kuntum-kuntum bunga sakura satu demi satu bermekaran tepat di awal

April. Ia memejamkan dan menutup matanya dengan kedua telapak

tangannya, tidak mau membayangkan bunga-bunga itu seminggu

kemudian, ya hanya seminggu lamanya, akan berguguran (Damono,

2015 : 96).

(41) Dalam hal hubungannya dengan Sarwono, Pingkan kadang-kadang

merasa dirirnya cengeng. Ketika di Menado ia pernah mendadak dan

ingin menangis ketika dengan menjengkelkan Tante Keke

membujuknyua untuk meninggalkan Sarwono. Untung segera ia bisa

menahan perasaannya. Sebagai sarjana yang mempelajari kebudayaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

31

asing, dan diajari untuk menghargai pendapat kaum lain, Pingkan tidak

bisa menerima sikap semacam itu.Tidak sekedar menjengkelkan, tetapi

bisa merusak pola hubungan yang sudah ditenun sekian lam dengan

ketempilan khusus (Damono, 2015: 94-95).

Pingkan sudah menaruh rasa pada Sarwono sejak Sarwono SMA dan sering

mengerjakan tugas di rumah Toar kakak Pingkan. Pingkan merasa bangga bisa menjalin

hubungan dengan Sarwono yang merupakan laki-laki cerdas. Hanya saja, dalam diri Pingkan

muncul keraguan tentang perasaan Sarwono kepadanya.Pingkan merasa kurang yakin bahwa

Sarwono benar-benar serius padanya.

(42) Sejak pertama mengenal; Sarwono ketika masih suka pura-pura belajar

bersama dengan Toar, Pingkan tahu bahwa lelaki muda itu tidak hanya

baik perangainya tetapi juga cerdas. Dan bahwa sahabat kakanya itu jelas

memberikan perhatian khusus padanya.Dulu teman-teman perempuan

sekelasnya di SMP sering keceplosan bilang lebih suka dipacari lelaki

kurang ditampang tapi lebih di otak daripada koboi pilek yang suka

pamer jeans belel kalau lagi nampang (Damono, 2015: 29).

(43) Ia hanya menjadi lebih sauka diam karena mulai dengan sungguh-

sungguh mempertimbangkan cintanya kepada Sarwono. Itu ebabnya

ketika Sarwono menjelaskan kepada pengantarnya bahwa mereka mau

kawin, Pingkan tiba-tiba menjadi lega.Ia melamarku, katanya dalam

hati.Ia mencintaiku, ya si Menner in ternyata mencintaiku (Damono,

2015: 30-31).

Ketika Pingkan berada di Jepang karena mendapat tugas dari Kaprodinya, ia

bertemu dengan Katsou. Katsuolah yang menemani Pingkan selama di Jepang. Pingkan

menganggap Katsuo sebagai sahabatnya, tetapi Katsuo merasakan hal yang berbeda.

(44) Namun, sebenarnya yang menjadikannya agak resah adalah manusia

Jepang yang satunya lagi, si Sontoloyo yang namanya Katsuo itu, yang

ketika mahasiswa sangat popular antara lain karena suka menraktir

kawan-kawannya. Sekarang ia sudah menunggu Pingkan di Kyoto. Ia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

32

simpatik, kata Pingkan suatu kali ketika Sarwono iseng-iseng

menyinggung namanya (Damono, 2015: 98).

Pada akhir cerita, Pingkan yang berada di Jepang disibukkan dengan berbagai

kegiatan, sehingga tidak mempunyai banyak waktu untuk menghubungi kekasihnya,

Sarwono. Setelah beberapa lama di Jepang, Pingkan kaget ketika mendapatkan kabar dari

ibunya bahwa sudah beberapa minggu Sarwono sedang di rawat di rumah sakit. Pingkan

akhirnya harus pulang ke Indonesia, dan menitipkan sisa pekerjaannya ke Katsuo. Ketika

Pingkan berada di rumah sakit, ibu Sarwono memberikan titipan Sarwono untuk Pingkan

yaitu, koran yang berisi tiga sajak pendek karya Sarwono sendiri yang dimuat di koran

tersebut.

(45) Dibacanya WA yang sejak tadi rupanya menunggu nyala selularnya, dari

Toar, kau harus segera ke Solo. Mula-mula Pingkan menduga ada apa-

apa dengan ibunya, ttapi WA selanjutnya menjelaskan bahwa Sarwono

sedang mengalami perawatan intensif di rumah sakit pusat. Sudah

beberapa hari, tetapi Sar melarang kami memberi tahu kamu

(Damono,2015:127-128).

(46) “Pingkan, Sarwono memberikan koran ini, katanya agar segera

diserahkan kepada kamu.” Sangat hati-hati Pingkan membuka lipatan itu

dan segera dilihatnya tiga buah sajak pendek di salah satu sudut

halamannya (Damono, 2015: 130).

2.2.3 Toar

Toar bekerja di sebuah bank swasta, dan karena pekerjaannya tersebut, Toar harus

menetap di ibukota Kabupaten Halmahera. Toar adalah sosok yang percaya diri dan

bertanggung jawab.Ia juga menaruh hati kepada putri kepala kantor dimana ia bekerja dan

akan menikahinya.

(47) Toar sudah setahun di ibukota Kabupaten Halmahera Utara itu karena

kena mutasi bekerja di sebuah bank swasta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

33

(48) Di sana ia berkenalan dengan putri kepala kantornya, dan kena bujuk

untuk mengawininya. Tidak juga tepat kalau dikatakan kena bujuk sebab

Toar memang menaruh hati pada gadis hitam manis yang rambutnya

kriwil bagaikan penyanyi rap (Damono, 2015: 69).

Toar sangat jelas menyangi adiknya.Toar sangat menyetujui hubungan Pingkan dan

Sarwono tanpa mempermasalahkan apapun.

(49) Kepada kakaknya, Pingkan beberapa kali mengirim WA, memintanya

untuk menjaga „calon iparmu‟ di Tobelo. Ia ringkih, Toar. KAu pasti

lebih tau tentang itu.Toar suka terharu membaca adiknya yang berulang

kali mengingatkan hal itu.Ia hanya menjawab, Aman, Ping.Semua aman

(Damono, 2015:106).

(50) Ia suka iri hati terhadap kecerdasan adiknya. Itu sebabnya ia memilih

sekolah Akademi Bank saja agar cepat selesai tanpa membebani ibunya.

Kalau bisa malah bisa membantu biaya kuliah Pingkan (Damono, 2015:

106).

2.2.4 Tante Henny

Tante Henny begitu perhatian pada Pingkan dan menyangi Pingkan, ponakannya.

Tante Henny sangat menginginkan Pingkan tinggal dan bekerja di Manado saja dan ia

kurang setuju dengan hubungan Pingkan bersama Sarwono. Tante Henny lebih menyukai

Pingkan jika bersuami dengan orang Manado saja, bahkan tante Henny sudah menjodohkan

Pingkan dengan seorang dosen muda di UNSRAT.

(51) Tante Henny tidak ikut sebab ada tugas dari kantornya untuk berunding

dengan Pemda merencanakan kegiatan tahunan yang berkaitan dengan

ulang tahun kota Manado. Pingkan agak kecewa Tante Henny tidak ikut,

sebab selama di tanah nenek-moyangnya itu ia merasa selalu diurus

dengan baik olehnyana. Tante yang baik hati itu malah pernah berterus-

terang agar Pingkan nanti selesai belajar di Jepang pulang saja ke

Manado, mengajar di UNSRAT (Damono, 2015: 68).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

34

(52) “Tetapi kalau kau kawin dengan orang UNSRAT kan ada alasan pindah

kemari,” katanya mendesak. “Pak Tumbeleka yang ganteng itu, yang

ketemu kamu ketika Sarwono ceramah, bilang sama Tante senang kalau

bisa menjadi menantu tante. Heheh.” (Damono, 2015: 68).

Kehadiran tokoh tante Henny yang menjodohkan Pingkan dengan laki-laki lain

menambah permasalah dalam hubungan Pingkan dan Sarwono. Terlihat jelas bahwa Tante

Henny tidak menyukai jika Pingkan menikah dengan Sarwono yang bukan berasal dari

Manado.Hal tersebut membuat Sarwono dan Pingkan dilanda kecemasan. Sarwono tahu

betul bagaimana usaha tante Henny agar Pingkan menetap di Manado dan menikah dengan

orang Manado.Sarwono semakin gelisah dan menyebabkan konflik pada batinnya sendiri.

2.2.5 Katsuo

Katsou adalah sosok yang begitu mengagumi negaranya sendiri terutama kota tempat

ia tinggal yaitu Kyoto. Ia mengagumi sosok perempuan seperti Pingkan, bukan hanya

mengagumi, Katsuo juga menyayangi pingkan.

(53) Katsuo menyaksikan indahnya gaya mabok Pingkan, tertawa kecil

sambol menepuk pundak gadis itu, Benar apa yang dulu aku bilang, kan?

Kalau mau menyaksikan keidahan Jepang purba, datanglah ke Kyoto

pada awal musim semi.Ia tentu saja bohong sebab keindahan semacam itu

ada di mana-mana di Jepang. Katsuo selalu membanggakan kota itu

sebagai ibu kota Jepang sebelum pindah ke Tokyo. Hanya digeser suku

katanya saja, Kyoto, jadi Tokyo.Mirip Kartasura sebagai Ibukota kerjaan

JAwa di zaman lampau yang diubah menjadi Surakarta ketika pindah ke

Desa sala di pinggir Bengawan (Damono, 2015: 122).

(54) Namun, sebenarnya yang menjadikannya agak resah adalah manusia

Jepang yang satunya lagi, si Sontoloyo yang namanya Katsuo itu, yang

ketika mahasiswa sangat popular antara lain karena suka menraktir

kawan-kawannya. Sekarang ia sudah menunggu Pingkan di Kyoto. Ia

simpatik, kata Pingkan suatu kali ketika Sarwono iseng-iseng

menyinggung namanya (Damono, 2015: 98).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

35

Katsuo menjadi tokoh yang menjadi salah satu penyebab munculnya kecemasan pada

Sarwono.Selama Pingkan berada di Jepang, Katsuolah yang selalu ada untuk Pingkan, dan

Sarwono mengetahui bahwa Katsuo menyukai Pingkan. Sarwono selalu melihat sosok

Katsuo pada setiap foto yang dikirimkan Pingkan kepadanya dan menambah kegelisan

Sarwono di Indonesia.

2.3 Rangkuman

Demikianlah hasil analisis tokoh dan penokohan novel Hujan Bulan Juni karya

Sapardi Djoko Damono pada bab II ini. Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa

Sarwono dan Pingkan menjadi tokoh utama dikarenanakan kedua tokoh ini menjadi

penggerak alur dalam cerita, serta konflik dalam cerita adalah konflik antara rumitnya

hubungan percintaan Sarwono dan Pingkan dikarenakan banyaknya perbedaan antara mereka.

Toar, Tante Henny, dan Katsuo termasuk dalam tokoh tambahan karena ketiga tokoh tersebut

adalah orang-orang terdekat tokoh utama, dan memiliki hubungan dengan tokoh utama.

Meskipun tidak banyak muncul dalam cerita, Toar, Tante Henny, dan Katsuo berpengaruh

dalam konflik yang dialami tokoh utama.

Tokoh Sarwono memiliki karakter cerdas, mandiri, sederhana, totalitas dalam bekerja, serta

penyayang. Tokoh Pingkan memiliki karakter cerdas, tidak mudah beradaptasi dengan hal

yang masih asing baginya, baik, perhatian, tidak tegaan, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi,

serta penyayang. Tokoh Toar memiliki karakter penyayang, pekerja keras, baik, dan juga

humoris. Tokoh Tante Henny memiliki karakter penyayang, perhatian, dan pandai memasak.

Sedangkan tokoh Katsuo memiliki karakter nasionalis, aktif, murah hati, dan pandai bergaul.

Dari analisis bab II, telah tergambar adanya kecemasan yang dialami oleh tokoh utama, yaitu

Sarwono. Kecemasan-kecemasa tersebut secara mendalamakan dipaparkan pada bab III.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

36

BAB III

KECEMASAN TOKOH DALAM NOVEL HUJAN BULAN JUNI

KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO

Pada poin 1.6.2 telah dijelaskan bahwa kecemasan merupakan bagian dari

dinamika kepribadian yang merupakan bagian dari psikoanalisis.Berbagai konflik dan bentuk

frustasi yang menghambat kemajuan individu untuk mencapai tujuan merupakan salah satu

sumber kecemasan. Kecemasan merupakan hasil dari konflik psikis yang tidak

disadari.Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekawatiran yang timbul karena

dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan. Kecemasan dapat pula didefininisikan

suatu keadaan rasa gelisah, ketidaktentuan, atau takut. Kecemasan dibagi menjadi dua yaitu

kecemasan objektif dan kecemasan neurotik.Kecemasan objektif merupakan respons realistis

ketika seseorang merasakan bahaya dalam suatu lingkungan.Kecemasan neurotik berasal dari

konflik alam bawah sadar dalam diri individu (Minderop, 2013: 28).

Menurut Albin (1986: 49) kecemasan memiliki dua bentuk, yaitu rasa gusar

dan rasa takut.Rasa takut adalah suatu pertanda bahwa seseorang harus menghindari

keadaaan yang menimbulkan rasa tersebut.Secara psikologis, takut dapat menghindarkan kita

dari keadaan yang berbahaya, yaitu keadaan pada waktu kita terlihat bodoh,ragu-ragu, marah,

ditolak, atau tidak dapat menguasai diri. Seseorang merasakan yang merasakan gusar

terkadang tidak disadari dan berada dalam diri orang tersebut (Fabella, 2005: 73).

Setelah menganalisis tokoh dan penokohan dalam novel Hujan Bulan Juni, pada bab

ini akan dilanjutkan dengan meneliti aspek kecemasan pada tokoh utama yaitu Sarwono

dalam novel Hujan Bulan Juni. Pembahasan ini diawali dengan bentuk-bentuk kecemasan

Sarwono, bentuk-bentuk kecemasan, serta pengalihan kecemasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

37

3.1 Jenis-jenis Kecemasan Tokoh Sarwono

3.1.1 Kecemasan Objektif pada Sarwono

Kecemasan objektif merupakan respons realistis ketika seseorang merasakan bahaya

dalam suatu lingkungan.Dalam novel Hujan Bulan Juni, tokoh utama Sarwono mengalami

kecemasan objektif yaitu kecemasannya terhadap kelanjutan hubungannya bersama

Pingkan.Perbedaan keyakinan dan budaya dalam hubungan Sarwono dan Pingkan merupakan

faktor muncul kecemasan objektif yang dialami Sarwono. Sarwono yang menjadi tokoh

utama dalam cerita mengalami ketakutan untuk melanjutkan hubungannya bersama

Pingkan.Ia juga mengetahui bahwa keluarga besar Pingkan tidak menyetujui hubungannya

bersama Pingkan, dan Pingkan telah dijodohkan dengan laki-laki lain yang berada di Manado

membuatnya semakin khawatir dengan kelanjutan hubungannya bersama Pingkan yang sudah

berlangsung cukup lama. Tante Henny merupakan ancaman untuk Sarwono karena Sarwono

mengetahui bahwa yang sangat ingin menjodohkan Pingkan dengan laki-laki Manado adalah

tante Henny yang merupakan saudara dari ayah Pingkan. Tante Henny sangat menginginkan

Pingkan kerja dan menetap di Manado saja agar bisa lebih mengenal keluarganya. Hal

tersebut membuat Sarwono semakin khawatir akan kepastian hubungannya bersama Pingkan.

(55) Masalah dan „masalah‟ adalah dua hal yang berbeda, yang satu polos saja

tanpa tanda baca, satunya lagi pakai tanda kutip. Kalau memang ada

masalah yang berkaitan dengan Bu Palenkahu, dan dirinya, tentu

masalah itu berupa segitiga: Pingkan, Bu Palenkahu, dan dirinya

(Damono, 2015: 83).

(56) Rupanya tente-tente itu membawa amanat kaumnya agak membujuk Bu

Palenkahu mengawasi anak perempuannya, khawatir kalau jatuh ke

tangan si Jawa itu, ya Sarwono itu (Damono, 2015:85).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

38

Selain permasalahan keyakinan dan agama, faktor lain yang menimbulkan kecemasan

pada Sarwono yang menjadi tokoh utama adalah ketika Pingkan harus diutus ke Jepang oleh

Kaprodi tempat Pingkan bekerja. Sarwono tahu betul Pingkan memiliki teman laki-laki di

Jepang, yang dulu pernah ke Indonesia untuk belajar.Sarwono juga tahu betul teman laki-laki

Pingkan yang bernama Katsuo itu menyukai Pingkan, dan Pingkan juga cukup dekat dengan

Katsuo. Selama berada di Jepang Katsuolah yang menemani Pingkan, dan mengantar

Pingkan berjalan-jelan menikmati kota Jepang.Sarwono selalu merasa gugup dan cemas

ketika Sarwono mendapat pesan WA dari Pingkan. Sarwono takut jika foto-foto yang

dikirim Pingkan dari Jepang tampak sosok Katsuo dalam foto tersebut.

(57) WA pertama yang diterimanya dari Pingkan disertai selfi bersama sensei

dan masya Allah, sontoloyo Jepang itu di antrian taksi bandara. Aku dah

sampai Sar, ada yang jemput nih. Sarwono menjawab sekenanya,

Selamat pulang kampung! (Damono, 2015: 103).

(58) Ia tidak mau membayangkan dirinya memesan pistol rakitan untuk

menembak Katsuo tepat di dengkulnya. Ia hanya memimpikan WA

semacam itu menjelma aplikasi keynote yang menampilkan sosok

Pingkan yang semakin tegas dan sosok si Sontoloyo rontok dan lenyap

dari slide (Damono, 2015: 106).

3.1.2 Kecemasan Neurotik pada Sarwono

Kecemasan neourotik muncul dari pertentangan alam bawah sadar dalam diri

individu. Orang tersebut tidak menyadari alasan terjadinya kecemasan pada dirinya

dikarenakan konflik yang tidak disadarinya. Hal ini terjadi pada tokoh utama yaitu

Sarwono.Sarwono menjalin hubungan dengan wanita berdarah Jawa dan Manado bernama

Pingkan. Dalam menjalani hubungan tersebut, Sarwono dilanda keraguan dan kecemasan

tanpa ia mengerti alasannya. Sarwono selalu bertanya pada dirinya sendiri tentang keseriusan

hubungannya bersama Pingkan, sehingga membuat Sarwono sering berdebat dengan dirinya

sendiri. Sarwono sering bermimpi menjadi tokoh dalam dongeng Manado bernama Matindas,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

39

tokoh yang memperjuang cintanya pada Putri Pingkan. Di akhir mimpi tersebut, Matindas

kalah dalam perang. Hingga dalam kenyataan, Sarwono takut untuk tidur karena tidak ingin

bermimpi tentang Matindas lagi. Pada akhirnya, Sarwono menghilangkan kegelisahannya

dengan mengikuti kegiatan penelitian yang mengharuskan dia untuk berkeliling Indonesia.

Tanpa disadari, Sarwono sering menulis puisi-puisi yang sebenarnya adalah ungkapan dari

kegelisahan yang dirasakannya. Tanpa Sarwono ketahui alasannya, Sarwono juga sering

merasa cemas ketika melihat mata Pingkan baik melihat secara langsung maupun secara tidak

langsung.

(59) Bagaimanapun, jauh di dalam keasadarannya Sarwono memang benar-

benar mengkhawatirkan hal itu. Berada di negeri orang, sendiri saja.

Kesepian adalah benang-benang halus ulat sutera yang perlahan-lahan,

lembar demi lembar, mengurung orang sehingga ulat yang ada di

dalamnya ingin segera melepaskan diri menjadi wujud yang sama sekali

berbeda, yang bisa saja tidak ingat lagi asal-usulnya. Hanya ulat busuk

yang tidak ingin menjadi kupu-kupu.Pingkan bukan ulat sejenis itu

(Damono, 2015: 81).

(60) Sarwono memilih diam kalau sudah sampai hal yang dianggapnya musyil

dan rawan itu. Ia pun berlindung di balik laptop dan memasang

earphone. Masuk ke dunia lain yang selalu menyebabkannya telepas dari

tekanan jenis apapun, rasa takut jenis apa pun yang kali ini bersama-

sama masuk ke dalam tempurung kepalanya (Damono, 2015: 107).

(61) “Kamu cengeng Sar. Kata-kata Pingkan itu suka muncul ketika Ia merasa

sudah sangat capek memikirkan hubungan yang mungkin ada antara

gadis itu dan siapa pun yangd ekat dengannya selama di Jepang

(Damono, 2015: 110).

(62) Sarwono tidak punya keberanian untuk menyaksikan lanjutan kisah itu

dalam mimpinya, takut kalau-kalau ada cerita carangan lanjutan yang

berjudul “Gugurnya Matindas” (Damono, 2015: 119).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

40

3.2 Bentuk-bentuk Kecemasan

3.2.1 RasaTakut Sarwono

Ketekutan bersifat langsung, dan ditunjujan pada benda ataupun peristiwa spesifik

yang disadari.Rasa takut merupakan ancaman fisik. Apa yang ditakutkan tersebut berada

dalam dirinya sendiri. Rasa takut yang dialami tokoh utama yaitu Sarwono dalam novel

Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono merupakan rasa takut akibat dari ancaman

secara tidak langsung dari orang-orang yang berada di lingkungan sekitarnya.

Ketika Sarwono mengetahui bahwa keluarga Pingkan yang berada di Manado tidak

menyetujui hubungannya bersama Pingkan, timbul rasa takut pada dirinya.Ketakutan tersebut

timbul karena Sarwono menyadari permasalahan dalam hubungannya bersama Pingkan

cukup besar. Perbedaan agama dan budaya adalah permasalahan yang cukup besar dan

membuat Sarwono takut hubungannya bersama Pingkan, perempuan yang ia cintai tersebut

tidak berlanjut, apalagi keluarga Pingkan memang tidak menyukai Pingkan menjalin

hubungan bersama Sarwono.

(64) “Heibat, kau Sar.”

“Heibat apa!Aku kan pelru pengisi rekeningku, hahaha.”

“Ya, kita sama. Untuk dana kawinan, yes.”

“Kalau itu, no! Itu kan yes untuk kamu. Lha aku, siapa yang mau?”

Toar diam. Ia ingat beberapa WA Benny yang menyebut-nyebut

keberatan beberapa oknum The Pelenkahus tentang mungkin tidaknya

perkawinan antara Pingkan dan Sarwono.

“Ah Sar. Kamu kan gampang cari cewek di kampus. Kata Pingkan,

kamu kan banyak yang ngefans.”

Sarwono memilih diam kalau sudah sampai hal yang dianggapnya

musykil dan rawan itu.Ia pun berlindung di balik laptop dan memasang

earphone. Masuk ke dunia lain yang selalu menyebabkannya terlepas

dari tekanan jenis apapun, rasa takut jenis apapun yang kali ini bersama-

sama masuk ke dalam tempurung kepalanya (Damono, 2015: 10).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

41

(65) Bukan hanya Jawa, bukan juga hanya Manado ternyata keluarga merasa

memiliki sejenis hak milik atas anggotanya. Keluarga besar

bahkan.Sarwono baru melaporkan situasinya kepada keluarga Pak Hadi

dan tampaknya tidak ada masalah tetapi bisa saja kemudian tambah

masalah apabila masalah yang menyangkut hubungannya dengan

Pingkan itu tersebar di keluarga besar Eyang Tirto. Bagi mereka

Palenkahu pasti dianggap wong sabrang meskipun istrinya konon Jawa

(Damono, 2015: 99).

(66) Terkaannya tidak begitu meleset. Ibunya baik-baik saja, maksudnya sama

sekali tidak mau ikut campur urusan anaknya dalam perkara cari jodoh.

Ibunya malah bilang, Bu Palenkahu itukan Jawa, meskipun omongnya

tidak begitu Jawa lagi.Tetapi ayahnya yang justru usul agar

mempertimbangkannya lagi. Dikatakannya bahwa anak itu gampang

bergaul dan malah katanya akan belajar ke luar negeri. Kalau di sana

malah begini-begitu, gimana? Ya, Sarwono tahu ibunya tidak pernah

begini-begitu, dan ayahnya selalu menakar perempuan berdasarkan

perangai ibunya. Pandangan yang tidak seragam itu malah

membahagiakan Sarwono karena memaksanya berpikir tentang apa yang

sesungguhnya terjadi di Surabaya berkaitan dengan Pingkan dan tante-

tantenya. Kalau apa yang dikatakan Ibu Palenkahu tadi benar, tentu

sudah menjadi sodok-menyodok pendapat dan bahkan mungkin ancaman

keluarga Pak Palenkahu untuk menggugurkan keinginanya untuk kawin

dengan Sarwono (Damono, 2015: 88).

Sarwono menyadari betul permasalahan yang sedang ia dan Pingkan hadapi. Rasa

takut yang ia rasakan semakin besar ketika Pingkan diutus dari Prodi tempat ia bekerja untuk

berangkat ke Jepang.

(67) Dan mal yang luas itu ternyata mampu memberikan sedikit ketenangan

hati. Sehabis makan, mereka ke toko pakaian itu dan Pingkan berhasil

mendapatkan yang diinginkannya.Malah Sarwono berhasil juga memberi

sumbangan untuk beli topi yang bisa menutup telinga.Ia memaksakan

diri sedikit demi sedikit untuk mengikhlaskan Pingkan, seandainya pun

nanti Hiro atau siapapun di Jepang punya niat merawat kupu-kupu yangs

ayapnya seindah pola batik itu. Mati-matian ia berusaha meyakinitenaga

takdir yang tidak bisa dilawan manusia. Dan takdir telah menyatukan

kami, katanya menghibur diri (Damono, 2015: 93).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

42

Sarwono mengetahui Pingkan memiliki teman pria yang berasal dari Jepang dan

pernah sangat dekat dengan Pingkan, ketika pria tersebut dating ke Indonesia untuk belajar

sejarah masa pendudukan Jepang di Indonesia. Pria tersebut bernama Katsuo.Dari teman-

temannya Sarwono mengetahui bahwa Katsuo menyukai Pingkan lebih dari sekedar teman.

(68) Justru ia khawatir. Ia bayangkan dalam waktu beberapa bulan kepompong

sudah siap melepaskannya sebagai kupu-kupu batik. Yang siap meniti

denting shamisen mengikuti petikan bachi.Yang jatuh ke pelukan yang

jatuh ke pelukan si sontoloyo itu ketika berkeliling di Kyoto,

menghabiskan malam dari warung ke warung, dari resto ke resto, minum

sak (Damono, 2015: 81).

Sikap sarwono yang cemburu terhadap katsuo sangat jelas. Selama Pingkan berada di Jepang

orang yang menamani Pingkan adalah Katsuo. Sarwono menjadi khawatir jika Pingkan akan

jatuh hati juga kepada Katsuo.

(69) Sebenarnya Sarwono lebih khawatir Pingkan menghilangkan rasa sepinya

dengan Mahasiswa Jepang yang di Kyoto itu. Dan itu sebabnya sekarang

ia diam. Juga merasa berbuat keliru telah menyampaikan pertanyaan

tadi, yang dalam situasi biasa tentu akan diberi label yang bukan-bukan.

Pingkan memecahkan senyap itu dengan menarik tangan Sarwono

(Damono, 2015: 91).

3.2.2 Gusar

Gusar yang dialami Sarwono ketika terbersit dipikaran Sarwono tentang hubungannya

bersama Pingkan hanya karena sebatas rekan kerja dan sering bertemu sehingga membuat

mereka menjalin hubungan. Sarwono dan Pingkan memang menjadi dosen muda disatu

fakultas hanya berbeda Prodi saja. Pikiran Sarwono tersebut muncul ketika banyak

mahasiswa yang berpendapat bahwa sepasang kekasih yang menjalin hubungan dalam satu

pekerjaan hanya sebatas hubungan kerja saja.

(70) Juga jauh dalam hatinya, ia suka memasalahkan mengapa sering terjadi

hubungan antarkolega di kampus, yang oleh mahasiswa pernah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

43

disinggung sebagai incest. Sarwono pernah mendengar itu, ia kemudian

berpikir apakah hubungannya dengan Pingkan bisa juga diklarifikasikan

sebagai incest. Segera dijawabnya sendiri, tapi kan dari fakultas lain.

Mungkin si mahasiswa yang suka ngeledek itu tetap saja bilang itu juga

incest sebab sama-sama berasal dari satu profesi, di lembaga yang sama

juga (Damono, 2015: 108-109).

Ketika Pingkan berada di Jepang, Sarwono merasa gusar karena ia khawatir Pingkan

akan menghilangkan rasa sepinya di Jepang bersama Katsuo. Ketika foto-foto yang dikirim

Pingkan kepadanya sebagian besar bersama Katsuo bertambah yakinlah ia bahwa Pingkan

selalu bersama dengan Katsuo di Jepang yang menjadikan Sarwono berpikir bahwa Pingkan

nantinya akan melupakan dirinya.

(71) Sebenarnya Sarwono lebih khawatir Pingkan menghilangkan rasa sepinya

dengan Mahasiswa Jepang yang di Kyoto itu. Dan itu sebabnya sekarang

ia diam. Juga merasa berbuat keliru telah menyampaikan pertanyaan

tadi, yang dalam situasi biasa tentu akan diberi label yang bukan-bukan.

Pingkan memecahkan senyap itu dengan menarik tangan Sarwono

(Damono, 2015: 91).

Pikiran Sarwono menjadi gusar Gusar yang dialami Sarwono ketika pada suatu hari

Pingkan dan Sarwono sedang mengantar keluarga Pingkan berjalan-jalan di Keraton. Saat itu

Pingkan mengatakan keinginannya untuk menikah di Jepang bukan di Indonesia karena

hubungan mereka yang mengalami permasalahan.

(72) Ketika sedang perpikir tentang itu Sarwono mendengar lagi suara

Pingkan ketika sedang menggembala di Keraton tadi, Sar kalau

perkawinan kita jadi masalah lebih baik nanti kamu ke Jepang aja nyusul

aku, ya. Kita nikah di Kyoto.Hehehe.Yang terutama melegakan Sarwono

bukan keinginannya untuk menikah di Jepang, tetapi kenyataan bahwa

Pingkan telah menyatakan keinginan itu.Dan itu penting. Atau kita tidak

usah pulang saja, kerja di sana, kata Pingkan melanjutkan, kamu kan

antropolog jagoan, pasti laku di Jepang. Sarwono benar-benar ingin

menghapus kalimat yang terakhir itu, moga-moga bukan keinginan

Pingkan.Ia tidak ingin tinggal di mana pun kecuali di negeri yang

menyenangkan karena selalu geger ini (Damono, 2015: 75).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

44

Kegusaran lain yang dialami oleh Sarwono ketika timbul dalam pikirannya Pingkan

akan memilih laki-laki yang dijodohkan dengannya dari pada memilih Sarwono. Keluarga

Pingkan telah menyiapkan laki-laki yang menurut keluarganya cocok dengan Pingkan dari

pada dengan Sarwono.Hal tersebut menanbah kegusaran Sarwono.

3.3 Akibat Kecemasan

Akibat dari kecemasan, yaitu tegangan tindakan protektif dan kontrol terhadap

tingkah laku,adanyasistem diri, mengalihkan kegiatan yang tidak memancing kecemasan

yang dialami, dan kekuatan edukatif (Hall, 1993:274-280). Takut dan gusar yang dialami

oleh Sarwono berakibat Sarwono mengalami ketegangan. Kecemasan mengakibatkan

ketegangan pada diri seseorang. Kecemasan merupakan penghayatan tegangan akibat adanya

ancaman-ancaman nyata atau dibayangkan. Tegangan yang dialami Sarwono dalam novel

Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono adalah sebagai berikut.

Dalam hubungannya bersama Pingkan yang mengalami banyak tantangan karena adanya

perbedaan, Sarwono banyak dihadapkan dengan berbagai pikiran dan kejadian yang membuat

dirinya menjadi tegang. Ketika Pingkan akan melanjutkan sekolah ke Jepang, Sarwono

merasakan dilema. Sarwono berpikir bahwa Pingkan akan berada lama di Jepang dan akan

melupakan Sarwono.

(73) Dan mal yang luas itu ternyata mampu memberikan sedikit ketenangan

hati. Sehabis makan, mereka ke toko pakaian itu dan Pingkan berhasil

mendapatkan yang diinginkannya.Malah Sarwono berhasil juga memberi

sumbangan untuk beli topi yang bisa menutup telinga.Ia memaksakan

diri sedikit demi sedikit untuk mengikhlaskan Pingkan, seandainya pun

nanti Hiro atau siapapun di Jepang punya niat merawat kupu-kupu yangs

ayapnya seindah pola batik itu. Mati-matian ia berusaha meyakinitenaga

takdir yang tidak bisa dilawan manusia. Dan takdir telah menyatukan

kami, katanya menghibur diri (Damono, 2015: 93).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

45

Sarwono merasa tertekan ketika terbersit dipikarannya bahwa Pingkan menganggap

Sarwono tidak sungguh-sungguh mencintai Pingkan. Sarwono juga merasa khawatir Pingkan

salah paham dan menganggap Sarwono sedang dekat dengan teman kerja sendiri, sebab

Sarwono dan temannya tersebut sering terlibat proyek yang sama.

(74) Ia benar-benar khawatir kalau Pingkan selama ini ternyata

menganggapnya punya hubungan dengan Dewi, rekan seangkatannya

yang kebetulan juga menjadi asisten di Prodi, yang beberapa kali terlibat

dalam proyek penelitian yang sama dengannya sehingga beberapa kali ke

daerah dalam rangka penelitian lapangan. Rekan-rekannya di Prodi juga

suka sesekali menjodohkannya dengan dewi, perempuan Sunda yang

kalau sedang suka merapat-rapatkan diri kepadanya (Damono, 2015:

107-108).

Sarwono juga dilanda dilema ketika ia memikirkan tentang masa depannya bersama

Pingkan jika memang nanti berakhir dengan perkawinan. Sarwono ingin mengajak Pingkan

pindah dan bekerja di tempat lain, tetapi Sarwono sadar bahwa Pingkan yang cerdas tidak

akan dilepas oleh Fakultas tempat Pingkan bekerja, mengingat bahwa Pingkan mempunya

peran penting dalam tempatnya bekerja tersebut. Hal tersebut membuat Sarwono berpikir

keras dan timbul keinginannya untuk meninggalkankan pekerjaannya sebagai dosen dan

memilih bekerja di media media mana saja, asalkan tidak satu tempat kerja dengan Pingkan

ketika mereka berkeluarga nanti.

(75) Pikiran itu kemudian menyebabkannya berpikir lebih jauh lagi, yakni

untuk melepaskan saja cita-citanya menjadi dosen. Ia bias bekerja di

Koran atau media apa saja, dan selama ini sebenarnya memang itu yang

dikerjakannya dengan sungguh-sungguh sebab ia merasa aman dan

bebas. Danj juga sejalan dengan janji kepada dirinya sendiri dulu ketika

masuk UI untuk tidak bergantung kepada orang tuanya dengan cara

menulis apa saja (Damono. 2015: 109).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

46

Sarwono mendapat tegangan lagi ketika ia cemburu setiap kali Pingkan mengirim

foto-foto selama Pingkan berada di Jepang selalu ada sosok Katsuo bersama Pingkan di foto

itu. Sarwono tahu betul Pingkan dan Katsuo berteman dekat dan Sarwono pun mengetahui

jika Katsuo sebenarnya menyukai Pingkan.

(76) Dan di selfi itu tetap saja ada sosok si Sontoloyo, meskipun hanya tampak

di kejauhan. Ia balas kirim selfi tampang serius bersama Toar, latar

belakangnya rumah ibadah yang sudah hancur lebur dan belum sempat

direnovasi. Dalam salah satu selfi, Pingkan lapor dibantu Katsuo

Sontoloyo itu membimbing mereka yang mau ikut studi banding,

beberapa diantaranya pasti hanya mau liburan. Pingkan juga bilang,

mungkin nanti Katsuo yang akan mengantar anak-anak itu ke

Jakarta.Kalau sudah sampai begituSarwono hanya menjawab dengan

emoticon acungan jempol. Ia tidak mau membayangkan dirinya

memesan pistol rakitan untuk menembak KAtsuo tepat di dengkulnya. Ia

hanya memimpikan WA semacam itu menjadi aplikasi keynote yang

menampilkan sosok Pinkan yang semakin tegas dan sosok si Sontoloyo

rontok dan lenyap dari slide (Damono. 2015:106).

3.4 Pengalihan Kecemasan

Kecemasan dapat dialihkan dengan melakukan pekerjaan yang melibatkan otot-otot

badan atau berupa kegiatan mental, seperti persepsi, ingatan, dan berpikir.

Sarwono adalah orang yang pandai menulis. Sarwono sering mengutarakan apa yang ada

dipikirannya melalui tulisannya, seperti puisi. Sarwono menulis bukan hanya sekadar umtuk

mencari uang tambahan, tetapi juga sebagai kegemarannya. Sarwono sering menulis puisi

saat Sarwono merasa sedih, gembira atau perasaan apapun. Puisi yang dibuat oleh Sarwono

banyak bercerita tentang Pingkan. Sarwono sering mengungkapkan perasaannya terhadap

Pingkan melalui puisi-puisi yang dibuatnya. Sarwono sering meminta pendapat Pingkan

tentang puisi yang dibuatnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

47

(77) Sarwono menjadi sadar, atau berpikir harus menyadari, bahwa bahkan

puisi yang ditulis ketika seorang merasa sepenuhnya tenang masih juga

dibaca sebagai ungkapan yang kisruh. IOa selama ini merasa pikirannya

tidak pernah kisruh ketika sedang menulis puisi; ia tidak percaya bahwa

orang marah bias menulis puisi, juga tidak percaya bahwa orang mabok

bisa menulis sajak cinta, ia sepenuhnya percaya bahwa hanya bisa

menulis wajar sesudah segala yang ada dalam dirinya diseretnya keluar

untuk diajak menjawab pertanyyan yang diajukannya sendiri tentang

dirinya sendiri. Ia mencintai gadis itu, tetapi tidak mampu berbuat apa

pun terkecuali menulis puisi kalau sedang dalam keadaan puyeng

memikirkannya. Ia harus menimbang-nimbang cintanya, atau hanya

mampu menimbang-nimbangnya, kalau dalam keadaan tenang setenang-

tenangnya menghadapinya agar bisa diajak berbicara yang kemudian

diselipkannya diselipkannya di antara larik-larik sajaknya (Damono,

2015:25-26).

Ketika Pingkan berada di Jepang sebagai utusan dari Prodi tempat ia bekerja,

Sarwono berusaha menyibukkan diri melakukan kegiatan dan berharap melupakan Pingkan

sejenak. Sarwono selalu berpergian keluar daerah untuk melalukan penelitian dan harus

membuat banyak laporan untuk diserahkan ke prodi tempatnya bekerja. Sarwono sebisa

mungkin menyibukkan diri dengan berkeliling Indonesia berharap dengan kesibukannya itu

bias membuat Sarwono melupakan Pingkan yang berada di jepang jauh darinya.

(78) Hampir enam minggu lamanya Sarwono keliling Indonesia melaksanakan

tugas yang ditimpakan Prodi kepadanya. Ia merasa bahagia meskipun

diam-diam dirasakannya ada yang mulai tidak beres dengan daya

tubuhnya. Ia perlu uang. Itu jelas. Tetapi ada lain lagi yang lebih jelas, ia

berusaha sebaik-baiknya untuk melupakan Pingkan, tidak untuk

melepaskannya, katanya selalu pada dirinya sendiri (Damono, 2015:

111).

(79) Ternyata tidak banyak waktu untuk berhaha-hihi dengan Pingkan lewat

WA. Ia ditugasi, dan kadang juga menuntut ditugasi, Kaprodi ikut dalam

setidaknya dua penilitian sekaligus. Baginya kegiatan penelitian

lapangan yang bertubi-tubi itu diperlukannya untuk mengisi rekening

BNI-nya, disamping moga-moga bias membantu sejenak melupakan

Pingkan (Damono, 2015:103)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

48

Semua yang dilakukan Sarwono merupakan pengalihan semata yang tidak

disadarinya. Membuat puisi-puisi dan melakukan banyak penelitian dengan berkeliling

Indonesia membuat Sarwono merasa sedikit lebih baik meskipun tidak menyelesaikan semua

masalah yang dia hadapi bersama Pingkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

49

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Penelitian ini membahasstruktur novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko

Damono dan membahas kecemasan yang dialami oleh tokoh Sarwono dalam novel Hujan

Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono. Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi

sastra.

Analisis struktural yang diambil adalah adalah analisis tokoh dan penokohan.

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan psikologi sastra. Teori yang digunakan yaitu

teori kecemasan yang terdiri dari jenis-jenis kecemasan yaitu kecemsan objektif dan neurotik.

Bentuk-bentuk kecemasan yaitu takut dan gusar. Akibat dari kecemasan yaitu ketegangan dan

pengalihan kecemasan.

Sarwono dan Pingkan menjadi tokoh utama dikarenakan kedua tokoh ini menjadi

penggerak alur dalam cerita, serta konflik dalam cerita adalah konflik antara rumitnya

hubungan percintaan Sarwono dan Pingkan dikarenakan banyaknya perbedaan antara mereka.

Toar, Tante Henny, dan Katsuo termasuk dalam tokoh tambahan karena ketiga tokoh tersebut

adalah orang-orang terdekat tokoh utama, dan memiliki hubungan dengan tokoh utama.

Meskipun tidak banyak muncul dalam cerita, Toar, Tante Henny, dan Katsuo berpengaruh

dalam konflik yang dialami tokoh utama.

Tokoh Sarwono adalah seorang dosen muda di UI yang merupakan pacar dari

Pingkan. Sarwono berasal dari keluarga yang sederhana di Solo. Sarwono memiliki karakter

cerdas, mandiri, sederhana, totalitas dalam bekerja, serta penyayang. Tokoh Pingkan adalah

pacar dari Sarwono yang merupakan darah campuran Manado dan Solo. Pingkan memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

50

pekerjaan yang sama dengan Sarwono yaitu sebagai dosen muda di UI. Pingkan sendiri

memiliki karakter cerdas, tidak mudah beradaptasi dengan hal yang masih asing baginya,

baik, perhatian, tidak tegaan, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, serta penyayang. Tokoh

Toar memiliki karakter penyayang, pekerja keras, baik, dan juga humoris. Tokoh Tante

Henny memiliki karakter penyayang, perhatian, dan pandai memasak. Sedangkan tokoh

Katsuo memiliki karakter nasionalis, aktif, murah hati, dan pandai bergaul.

Jenis-jenis kecemasan yang dialami oleh tokoh Sarwono dalam novel Hujan Bulan

Juni adalah kecemasan objektif dan kecemasan neurotik. Kecemasan objektif pada Sarwono

yaitu kecemasannya terhadap kelanjutan hubungannya bersama Pingkan. Adanya perbedaan

keyakinan dan budaya dalam hubungan Sarwono dan Pingkan merupakan faktor muncul

kecemasan objektif yang dialami Sarwono. Ia juga mengetahui bahwa keluarga besar Pingkan

tidak menyetujui hubungannya bersama pingkan, dan Pingkan telah dijodohkan dengan laki-

laki lain yang berada di Manado membuatnya semakin khawatir dengan kelanjutan

hubungannya bersama Pingkan yang sudah berlangsung cukup lama. Tante Henny

merupakan ancaman untuk Sarwono, karena Sarwono mengetahui bahwa yang sangat ingin

menjodohkan Pingkan dengan laki-laki Manado adalah tante Henny yang merupakan saudara

dari ayah Pingkan. Tante Henny sangat menginginkan Pingkan kerja dan menetap di Manado

saja agar bisa lebih mengenal keluarganya.

Kecemasan neurotik yang dialami Sarwono adalah Sarwono dilanda keraguan dan

kecemasan tanpa ia mengerti alasannya. Sarwono selalu bertanya pada dirinya sendiri tentang

keseriusan hubungannya bersama Pingkan, sehingga membuat Sarwono sering berdebat

dengan dirinya sendiri.Sarwono bermimpi menjadi tokoh dalam dongeng Manado bernama

Matindas, tokoh yang memperjuang cintanya pada Putri Pingkan. Di akhir mimpi tersebut,

Matindas kalah dalam perang. Hingga dalam kenyataan, Sarwono takut untuk tidur karena

tidak ingin bermimpi tentang Matindas lagi. Tanpa Sarwono ketahui alasannya, Sarwono juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

51

sering merasa cemas ketika melihat mata Pingkan baik melihat secara langsung maupun

secara tidak langsung.

Bentuk-bentuk kecemasan yang dialami oleh tokoh Sarwono dalam novel Hujan

Bulan Juni adalah rasa takut dan gusar. Rasa takut yang dialami Sarwono yaituketika

keluarga Pingkan yang berada di Manado tidak menyetujui hubungan Sarwono bersama

Pingkan. Ketakutan tersebut timbul karena Sarwono menyadari permasalahan dalam

hubungannya bersama Pingkan cukup besar. Rasa takut tersebut semakin bertambah ketika

Pingkan diutus dari Prodi tempat ia bekerja untuk berangkat ke Jepang. Sarwono mengetahui

bahwa Pingkan pernah dekat dengan seorang laki-laki Jepang yang pernah belajar di

Indonesia. Sarwono yakin Pingkan akan bertemu kembali dengan laki-laki itu ketika berada

di Jepang nanti.

Sarwono mengalami gusar ketika terbersit dipikarannya tentang hubungannya

bersama Pingkan hanya karena sebatas rekan kerja dan sering bertemu sehingga membuat

mereka menjalin hubungan.Pikiran Sarwono tersebut muncul ketika banyak mahasiswa yang

berpendapat bahwa sepasang kekasih yang menjalin hubungan dalam satu pekerjaan hanya

sebatas hubungan kerja saja. Ketika Pingkan mengatakan keinginannya untuk menikah di

Jepang bukan di Indonesia karena hubungan mereka yang mengalami permasalahan,

Sarwono dilanda gusar karena ia tidak ingin pergi kemana-mana kecuali di Inonesia.

Kegusaran lain yang dialami oleh Sarwono ketika timbul dalam pikirannya Pingkan akan

memilih laki-laki yang dijodohkan dengannya dari pada memilih Sarwono.

Akibat dari kecemasan, Sarwono megalami ketegangan. Ketegangan yang ia alami

yaitu dihadapkan dengan berbagai pikiran dan kejadian yang membuat dirinya menjadi

tegang. Ketika Pingkan akan melanjutkan sekolah ke Jepang, Sarwono merasakan dilema.

Sarwono berpikir bahwa Pingkan akan berada lama di Jepang dan akan melupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

52

Sarwono.Sarwono juga merasa tertekan ketika terbersit dipikarannya bahwa Pingkan

menganggap Sarwono tidak sungguh-sungguh mencintai Pingkan. Sarwono dilanda dilema

ketika ia memikirkan tentang masa depannya bersama Pingkan jika memang nanti berakhir

dengan perkawinan. Sarwono ingin mengajak Pingkan pindah dan bekerja di tempat lain,

tetapi Sarwono sadar bahwa Pingkan yang cerdas tidak akan dilepas oleh Fakultas tempat

Pingkan bekerja, mengingat bahwa Pingkan mempunya peran penting dalam tempatnya

bekerja tersebut. Hal tersebut membuat Sarwono berpikir keras dan timbul keinginannya

untuk meninggalkankan pekerjaannya sebagai dosen dan memilih bekerja di media media

mana saja, asalkan tidak satu tempat kerja dengan Pingkan ketika mereka berkeluarga

nanti.Sarwono mendapat tegangan lagi ketika ia cemburu setiap kali Pingkan mengirim foto-

foto selama Pingkan berada di Jepang selalu ada sosok Katsuo bersama Pingkan di foto itu.

Sarwono tahu betul Pingkan dan Katsuo berteman dekat dan Sarwono pun mengetahui jika

Katsuo sebenarnya menyukai Pingkan.

Pengalihan kecemasan tokoh Sarwono adalah Sarwono sering mengutarakan apa yang

ada dalam pikirannya melalui tulisan berupa puisi.Ia menulis puisi saat Sarwono merasa

sedih, gembira atau perasaan apa pun. Puisi Sarwono banyak tentang Pingkan yang dibuatnya

ketika pusing memikirkan masalanya bersama Pingkan. Ketika Pingkan berada di Jepang.

Sarwono berusaha menyibukkan diri dengan melaukan penelitian-penelitian dan berharap

untuk melupakn Pingkan sejenak.

Dari pembahasan dan analisis novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono, dapat

disimpulkan bahwa terdapat dua jenis kecemasan yauitu kecemasan objektif dan kecemasan

neuorotik. Kecemasan objektif merupakan respon realistis ketika seseorang merasakan

bahaya dalam suatu lingkungan. Kecemasan neurotic berasal dari konflik alam bawah sadar

dalam diri seseorang. Terdapat juga bentuk-bentuk kecemasan yang terdiri dari rasa takut,

dan gusar. Kecemasan dapat dirasakan oleh seseorang ketika seseorang mulai merasa takut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

53

dan gusar. Rasa takut tersebut berasal dari ancaman luar orang tersebut dan gusar merupakan

suatu hal yang disadari ada dalam diri orang tersebut yang mengarah kepada pemikiran-

pemikiran dari orang itu sendiri. Kecemasan ini dapat membuat orang merasakan ketegangan

dan adanya pengalihan kegiatan.

4.2 Saran

Novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono mengangkat cerita tentang

permasalah sepasang kekasih yang berbeda keyakinan serta berbeda budaya. Setelah dua

permasalahan dijawab dalam penelitian ini, ada beberapa saran yang dapat dilakukan

untukpenelitian selanjutnya. Pertama, perlu dilakukan penelitian dengan meneliti kaitan novel

dengan puisi yang berjudul sama yang sudah diterbitkan sebelumnya. Kedua, dengan

menggunakan teori yang sama, penelitian dapat dilanjutkan dengan menggunakan novel yang

berbeda. Ketiga, dengan teori yang berbeda, penelitian dapat dilakukan dengan

menggunakan novel yang sama yaitu novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

54

DAFTAR PUSTAKA

Albin, Rochelle Semmel. 1986. Emosi Bagaimana Mengenal, Menerima, dan

Mengarahkannya. Terj. Sr.M. Brigid, OSF. Yogyakarta: Kanisius.

Damono, Sapardi Djoko. 2015. Hujan Bulan Juni. Jakarta: Pustaka Gramedia

Endaswara, Suwandi. 2003. Metodologi Penelitian Sastra, Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Freud, Sigmund. 2002. A General Introduction to Psychoanalysis, Yogyakarta: Ikon

Teralitera

Fabella, Armand T. 1993. Anda Sanggup Mengatasi Stress. Jakarta: Indonesia Publishing

House Offset

Hall, Calvin. S. Dan Gardner Lindzey. 1993. Teori-Teori Psikodinamik (Klinis).

Terj.Yustinus. Yogyakarta: KAnisius.

Minderop, Albertine, Psikologi Sastra, Jakarta: Pustaka Obor, 2013.

Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta. Gadjah Mada University

Nazir, Moh. 1985.Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia.

Ratna, Nyoman Kutha.2004. Teori,Metode,dan Teknik Penelitian Sastra.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sudjiman, P. 1990. Teori dan Apresiasi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Jaya

Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Ofset

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

55

Lampiran :

Sinopsis

Sosok Sarwono adalah dosen muda yang mengajar Antropolog yang lihai dalam

membuat baitan puisi memenuhi sudut surat kabar ini menjalin hubungan dengan Pingkan,

Pingkan sendiri merupakan dosen muda di prodi Jepang. Pada dasarnya mereka sudah kenal

sejak lama, apalagi Sarwono sendiri adalah teman dari kakak Pingkan, Toar. Mereka pun

bingung sampai kapan hubungan ini dapat berlanjut ke pernikahan. Sebuah prosesi yang

membutuhkan pemikiran dan tahap lebih dewasa. Sementara pada saat ini, mereka masih

asyik dengan status pacaran sekarang.

Ada banyak likuan hidup yang dihadapi Sarwono dengan Pingkan. Terlebih mereka

adalah sosok yang berbeda dari kota, budaya, suku, bahkan agama. Sarwono yang dari kecil

hidup di Solo, sudah pasti orang Jawa. Sedangkan Pingkan adalah campuran antara Jawa

dengan Menado. Ibu Pingkan adalah keturunan Jawa yang lahir di Makassar, sedangkan

bapak Pingkan berasal dari Menado. Di sini mereka berdua tidak mempersoalkan apa itu suku

beda, atapun keyakin yang berbeda. Ya Sarwono yang sangat taat pada agamanya (Islam),

dan sosok Pingkan yang juga meyakini agama (Kristen) sepenuh hati.

Permasalahan tentang agama ini dicuatkan oleh keluarga besar Pingkan yang di

Menado. Dengan berbagai cara mereka selalu bertanya pada Pingkan tentang hubungannya

dengan Sarwono. Pertanyaan yang terlihat berniat menyudutkan, berharap Pingkan tidak

melanjutkan hubungan dengan Sarwono.Harapan keluarga besarnya adalah dia menikahi

sosok dosen muda yang pernah kuliah di Jepang dan sekarang mengajar di Menado. Sosok

pemuda yang dari dulu juga menaksir Pingkan. Namun dengan berbagai upaya, Pingkan tetap

bersikukuh mempertahankan hubungan itu dengan serius. Bahkan, dia berencana kalau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

56

menikah akan meninggalkan Menado dan tinggal selamanya di Jakarta. Tempat dia berkerja

sebagai dosen.

Hubungan asmara Pingkan dan Sarwono ini tidak hanya mendapatkan aral dari

keluarga besar Pingkan saja. Ketika Pingkan berhasil mendapatkan beasiswa ke Jepang,

Sarwono merasa kehilangan dan ketakutan. Ketakutannya bukan dari keraguannya atas cinta

Pingkan, namun lebih pada kehidupan dan orang yang ada di Jepang. Yah, di Jepang ada

sosok sontoloyo Katsuo. Katsuo sendiri adalah dosen Jepang yang pernah kuliah di UI,

tempat Sarwono dan Pingkan mengajar sekarang. Dan selama di Indonesia, Katsuo sangat

dekat dengan Pingkan.

Tidak hanya alur tentang bagaimana Sarwono menahan diri dan meyakinkan dirinya

sendiri kalau Pingkan tetap setia padanya. Di sini juga ada cerita bagaimana Sarwono harus

kuat melawan batuk yang tidak berkesudahan. Batuk yang pada akhirnya membuat dia harus

terkapar di pembaringan Rumah Sakit. Ada juga kisah tentang arti dari penamaan Pingkan, ya

nama Pingkan diambil dari sebuah cerita yang sudah melegenda di Menado.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

57

Hujan Bulan Juni

Sapardi Djoko Damono

tak ada yang lebih tabah

dari hujan bulan Juni

dirahasiakannya rintik rindunya

kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak

dari hujan bulan Juni

dihapusnya jejak-jejak kakinya

yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif

dari hujan bulan Juni

dibiarkannya yang tak terucapkan

diserap akar pohon bunga itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: KECEMASAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN …repository.usd.ac.id/12156/2/134114036_full.pdf · 2017. 8. 18. · Terima kasih kepada Angelina Eno, Fransisco Mirno, Maria Gracebin

58

BIOGRAFI

LORANCIA ANGELA KEO (134114036) lahir di Tana Toraja, 22 Juni

1996. Masuk Fakultas Sastra Jurusan Sastra Indonesia Universitas Sanata

Dharma pada tahun 2013. Tugas akhir yang berjudul "Kecemasan Tokoh Utama

dalam Novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono Pendekatan

Psikologi Sastra” menghantarkan penulis sehingga mendapat gelar sarjana.

Jenjang pendidikan yag ditempuh oleh penulis adalah Sekolah Dasar (SD) 187

Bittuang (2001-2007), Sekolah Menengah Pertama (SMP) Katolik Rantetayo

(2007-2010), dan melanjutkan sekolah di Sekolah Menengah Atas (SMA) 2

Rantepao. Penulis menulis memiliki hobbi membaca, jalan-jalan, dan

mendengarkan musik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI