kecemasan karier pada remaja ditinjau dari jenis kelamin

32
KECEMASAN KARIER PADA REMAJA DITINJAU DARI JENIS KELAMIN Galuh Kikiany S. Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang [email protected] Karier merupakan hal yang utama dalam masa depan setiap orang. Tidak semua orang dapat menentukan kariernya dengan mudah ada beberapa dari mereka yang mash mengalami kesulitan sehingga mereka akan merasakan kecemasan terkait karier mereka dimasa depan. Remaja laki-laki dan perempuan mengalami kecemasan yang sama namun intesitas kecemasan dan dalam cara menanggapi kecemasaan tersebut tidaklah sama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara remaja laki-laki dan remaja perempuan pada kecemasaan karier. Dalam penelitian ini menggunakan 30 subyek remaja dengan jumlah 15 orang remaja laki-laki dan 15 orang remaja perempuan. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan kecemasan karier antara remaja laki-laki dibandingkan dengan remaja perempuan dan dimana tingkat kecemasan karier remaja laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan remaja perempuan. Dapat dilihat pada nilai probabilitas adalah 0,869 sehingga nilai probabilitas tersebut jauh diatas 0,05 maka hipotesis awal diteriman. Kata kunci : Kecemasan karier, Remaja, dan Jenis Kelamin. 1

Upload: galuh-kikiany-s

Post on 14-Nov-2015

32 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Metodelogi Penelitian - Kecemasan Karier Pada Remaja Ditinjau Dari Jenis Kelamin

TRANSCRIPT

KECEMASAN KARIER PADA REMAJA DITINJAU DARI JENIS KELAMIN

Galuh Kikiany S.Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah [email protected] merupakan hal yang utama dalam masa depan setiap orang. Tidak semua orang dapat menentukan kariernya dengan mudah ada beberapa dari mereka yang mash mengalami kesulitan sehingga mereka akan merasakan kecemasan terkait karier mereka dimasa depan. Remaja laki-laki dan perempuan mengalami kecemasan yang sama namun intesitas kecemasan dan dalam cara menanggapi kecemasaan tersebut tidaklah sama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara remaja laki-laki dan remaja perempuan pada kecemasaan karier. Dalam penelitian ini menggunakan 30 subyek remaja dengan jumlah 15 orang remaja laki-laki dan 15 orang remaja perempuan. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan kecemasan karier antara remaja laki-laki dibandingkan dengan remaja perempuan dan dimana tingkat kecemasan karier remaja laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan remaja perempuan. Dapat dilihat pada nilai probabilitas adalah 0,869 sehingga nilai probabilitas tersebut jauh diatas 0,05 maka hipotesis awal diteriman.Kata kunci : Kecemasan karier, Remaja, dan Jenis Kelamin.

Career is a priority in the future everyone. Not everyone can easily determine his career there are some of them who have difficulty mash so that they will feel the anxiety related to their future careers. Teenage boys and girls experience the same anxiety, but the intensity of anxiety and in a way that is not the same anxiety response. The purpose of this study was to determine whether there is a difference between teenage boys and girls in axienty career. In this study using 30 subjects adolescents with number 15 teenage boys and 15 adolescent girls. Results from this study is that there is a difference between the career angst of teenage boys compared with girls and where the level of career anxiety teenage boys is higher than among girls. Can be seen on the probability value is 0.869 so that the probability value is far above 0.05 then the initial hypothesis condoned.Keywords: Anxiety career, Adolescent, and Gender.Masa depan yang cerah merupakan keinginan atau harapan setiap orang termasuk karier yang cemerlang sehingga dapat menjalani kehidupan yang baik dan sejahtera. Masa depan karier biasanya direncanakan dari awal-awal dalam menentukan sekolah dan jurusan apa yang akan diambil. Biasanya remaja yang telah menentukan jurusannya diperguruan tinggi masih merasa bingung untuk menentukan kariernya kedepan. Walaupun beberapa dari mereka sudah memiliki pandangan untuk kedepan seperti apa namun masih ada yang merasa bingung nanti akan menjadi apa dengan ilmu yang didapatkan saat kuliah. Tidak hanya itu ketika mereka membuat keputusan mengenai kariernya mereka akan mempertimbangkan banyak hal seperti peluang pekerjaan, kegagalan berkarier, manajemen keuangan dan sebagainya. Tidak banyak remaja laki-laki atau perempuan yang masih merasa dapat menentukan karier mereka dengan baik dimasa mendatang, mereka yang belum dapat menentukan karier akan kesulitan dalam merencanakan karier mereka sehingga perlu persiapan dalam diri mereka untuk menentukanan karier. Akan tetapi biasanya laki-laki cenderung merasa cemas akan kariernya dimasa datang untuk menentukan apa yang akan dipilihnya dengan keterampilan yang dimiliki terkadang juga ketika mereka dipilih untuk meneruskan usaha orang tua tidak banyak dari mereka untuk setuju karena mereka juga lebih banyak mempertimbangkan keterampilan dan hobi mereka sedangkan untuk remaja perempuan merekanakan mempertimbangkan karier mereka sematang mungkin sehingga mereka tau faktor-faktor apa saja yang dapat mendukung atau tidak dari karier yang mereka inginkan dan mereka juga biasanya akan memikirkan jauh-jauh hari sebelum menentukan jurusan ketika mengambil jurusan dalam perkulihan.Kematangan karier merupakan keberhasilan individu dalam mengembangkan dirinya untuk menentukan pekerjaan apa yang akan dijalaninya dimasa mendatang, ketika individu tidak dapat untuk mengembangkan dirinya dalam menentukan kariernya mereka cenderung akan merasa cemas bagaimana mengenai masa depannya kelak. Kecemasan adalah reaksi emosional pada individu yang dimana disebabkan oleh ketidakpastian secara spesifik sehingga menimbulkan rasa tidak aman atau merasa terancam, sehingga kecemasan pada masa depan merupakan perasaan takut atau khawatir pada situasi yang akan datang yang nantinya dapat menjadi suatu ancaman bagi dirinya, dimana individu merasa takut akan kegagalan yang tidak dikehendaki dalam kehidupannya. Dari hasil penelitian sebelumnya menyatakan bahwa individu yang memiliki nilai positif pada kecerdasan dalam menghadapi kesulitan yang akan terjadi dimasa datang maka mereka akan dapat mencapai kamatangan karier mereka dan ini dapat mengurangi kecemasan yang dirasakan oleh bagi remaja yang belum dapat menentukan kariernya. Setiap individu memiliki kecemasan yang berbeda-beda dengan keadaan yang dialami sama halnya dengan kecemasaan antara remaja laki-laki dan perempuan dalam memutuskan karier mereka dimasa datang. Kecemasan tersebut dapat membuat remaja laki-laki dan perempuan takut akan kegagalan dimasa mendatang. Remaja laki-laki dan perempuan mengalami kecemasan yang sama namun intesitas kecemasan dan dalam cara menanggapi kecemasaan tersebut tidaklah sama.Pada umumnya remaja perempuan lebih sering dipersepsikan yang memiliki kecemasan dalam menghadapi masa depan dengan intensitas yang tinggi, dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan antara remaja laki-laki dan remaja perempuan pada kecemasaan karier dimana remaja perempuan memiliki kecemasan dengan intensitas yang tinggi dibandingkan dengan remaja laki-laki.

A. Jenis KelaminMenurut Hungu (2007) jenis kelamin (seks) adalah perbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak seseorang lahir. Seks berkaitan dengan tubuh laki-laki dan perempuan, dimana laki-laki memproduksikan sperma, sementara perempuan menghasilkan sel telur dan secara biologis mampu untuk menstruasi, hamil dan menyusui. Pria dan wanita mempunyai perbedaan baik secara biologis, psikologis maupun sosiologis (Budiman, 1995) :1. Perbedaan secara biologis, secara biologis pada dasarnya wujud pria dan wanita berbeda secara fisik. Pada umumnya pria berbadan kekar, dan lebih berotot dibandingkan dengan wanita yang umumnya lebih pendek, lebih kecil dan kurang berotot sedangkan wanita berbeda dengan pria, suara wanita lebih halus wanita melahirkan sedangkan pria tidak.2. Perbedaan secara psikologis, pria cenderung lebih rasional, lebih aktif dan agresif, sedangkan wanita sebaliknya lebih emosional dan lebih pasif. 3. Perbedaan secara sosiologis, menggolongkan pria kedalam tipe pecinta alam, pejabat, pencari kultur, rasional, agresif dalam memenuhi kebutuhan sosialnya sedangkan wanita digolongkan ke dalam tipe keibuan, romantis, tenang dan intelektual, cenderung lebih tinggi motif sosialisasinya, lebih sensitif dan mengikuti perasaan dalam hubungan spontan dengan teman dekatnya.

B. RemajaIstilah Adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah ini mempunyai arti yang lebih luas, mencangkup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Dimana masa remaja sebagai masa peralihan dari kanak-kanak menuju remaja, masa dimana menjadi periode penting karena dimana remaja ini mereka akan mengalami proses pencarian identitas diri, mencari penghargaan diri, membutuhkan pengakuan dari teman sebayanya, masa dan masa perubahan dan masa remaja sebagai masa ambang menuju dewasa (Hurlock, 2004).Masa remaja adalah suatu periode transisi dalam rentang kehidupan manusia, yang menjembatani masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Menjadi dewasa tidak pernah mudah. Namun demikian, remaja tidak dipandang sebagai masa pemberontakan, krisis, penyakit dan pembangkangan. Pandangan yang lebih akurat tentang remaja mendeskripsikannya sebagai masa evaluasi, pengambilan keputusan, komitmen dan mengukir tempat di dunia. Apa yang dibutuhkan remaja saat ini adalah akses terhadap berbagai kesempatan dan dukungan jangka panjang dari lingkungan sekitarnya termasuk dari orang dewasa yang selalu mengasihinya. Masa remaja adalah masa peralihan kanak-kanak menuju remaja dimana dalam masalah peralihan tersebut dipengaruhi oleh perkembangan fisik, kognitif dan sosioemosional. Perkembangan fisik biasanya sangat nampak pada remaja laki-laki atau perempuan, dimasa pubertas ini perkembangan fisik mereka terlihat dari perubahan bentuk tubuh. Perubahan perkembangan kognitif meliputi pemikiran operasional formal, kognisi sosial, khususnya egosentrisme remaja dan pengambilan keputusan. Sedangkan untuk perkembangan sosiemosional remaja dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh orang-orang dalam berbagai konteks sosial, yang meliputi keluarga, teman sebaya, pacar dan sekolah (Santrock, 2011).Pada masa remaja juga mengalami perkembangan karier, di dalam teori Ginzberg (dalam Munandir, 1996) bahwa perkembangan karier remaja masuk dalam tahap masa tentatif yaitu dimana masa ini berlangsung pada usia 11 18 tahun pada masa sekolah SMP dan SMA. Pada masa tentatif ini Ginzberg mengklasifikasikan menjadi empat tahap yaitu;1. Tahap minat, tahap ini terjadi pada usia 11 12 tahun dimana mereka membuat keputusan mengenai kariernya berdasarkan apa yang disukai atau tidak disukai sehingga mereka akan melakukan perkerjaan sesuai dengan minat yang disukainya. Pertimbangan dalam memutuskan karier dimasa mendatang pun didasari atas ketertarikan dan minat individu pada sebuah pekerjaan tanpa mempertimbangkan banyak hal. Namun setelah mereka menyadari bahwa minatnya mulai berubah-ubah maka mereka akan menanyakan kepada diri mereka sendiri mengenai bakat apa yang merek miliki untuk melakukan pekerjaan dimasa mendatang.2. Tahap kapsitas, tahap ini terjadi pada usia 13 14 tahun dimana mereka mulai menyadari akan bakat atau kemampuan yang mereka miliki sehingga mereka akan menyadari dapat melakukan pekerjaan berdasarkan bakat atau kemampuan yang mereka miliki. Orientasi pemilihan perkerjaan juga terjadi pada masa ini dimana mereka mulai untuk mencocockan kemampuan yang dimiliki dengan minat mereka.3. Tahap nilai, tahap ini terjadi pada usia 15 16 tahun dimana mereka mulai untuk menginterpretasikan minat mereka dengan menyadari bahwa didalam minat mereka tersebut memiliki nilai-nilai tertentu dengan jenis sebuah pekerjaan sehingga pada masa tahap nilai ini mereka membentuk persepsi yang lebih jelas tentang minat dan pekerjaan mereka dimasa mendatang.4. Tahap transisi, tahap ini terjadi pada usia 17 18 tahun dimana mereka mulai menyadari keputusan mengenai pilihan karier mereka serta tanggung jawab dari pekerjaan yang mereka pilih. Pada tahap ini juga dikenal sebagai tahap pengenalan secara bertingkat mengenai persyaratan kerja, kemampuan, pengenalan minat, nilai dan persepektf waktu. Sehingga keputusan yang mereka buat mengenai karier mereka merupakan tanggung jawab dan kosekuensi atas kuputusan atau karier yang telah mereka pilih.

C. KecemasanKecemasan adalah keadaan suasana perasaan yang ditandai dengan afek negatif yang kuat dan gejala-gejala ketegangan badaniah dimana orang mengantisipasi adanya bahaya atau kemalangan dimasa mendatang dengan penuh rasa khawatir. Kecemasan dapat melibatkan perasaan, perilaku, maupun respons fisiologis (Durand & Barlow, 2006).Penyebab dari kecemasan itu sendiri berasal dari beberapa faktor eksternal maupun internal (Durand & Barlow, 2006) yaitu;1. Kontribusi biologis, banyak bukti yang menunjukan bahwa manusia atau individu mewarisi sikap tegang atau gelisah. Konstribusi-konstribusi kecil dari banyak gen diwilayah-wilayah kromosom yang berbeda secara kolektif membuat individu mengalami kecemasan jika terdapat faktor-faktor psikologis dan sosial tertentu yang dapat mendukungnya. Kecemasan juga berhubungan dengan sirkuit otak dan sistem neurotransmiter tertentu, daerah otak yang paling sering berhubungan dengan kecemasan adalah sistem limbik yang bertindak sebagai mediator antara batang otak dan korteks.2. Kontribusi psikologis, Freud menganggap kecemasan sebagai reaksi psikis terhadap bahaya diseputar re-aktivasi situasi menakutkan masa kanak-kanak. Teoritis melihat perilaku kecemasan sebagai produk pengkondisian klasik awal, peniruan, dan bentuk-bentuk belajar lainnya. Semakin banyak bukti yang mendukung model integrasi tentang kecemasan yang melibatkan beraneka macam faktor. Di masa kanak-kanak manusia mungkin memeperoleh kesadaran bahwa tidak semua kejadian dapat dikontrol begitu saja. Kontinum untuk persepsi ini bisa bervariasi dari keyakinan penuh atas kemampuan untuk mengontrol semua aspek kehidupan manusia sampai ketidakpastian yang mendalami tentang diri sendiri dan kemampuan kita untuk mengatasi berbagai kejadian yang akan datang. Perasaan mampu mengontrol yang berkembang dari pengalaman-pengalaman awal ini merupakan faktor psikologis yang membuat manusia sangat rentan terhadap kecemasan di kehidupan selanjutnya. 3. Konstribusi sosial, peristiwa yang menimbulkan stres memicu kerentanan manusia terhada kecemasan. Sebagian besar bersifat pribadi; perkawinan, perceraian, masalah pekerjaan, kematian orang yang dicintai. Sebagian lainnya mungkin bersifat fisik, seperti cedera atau penyakit. Tekanan sosial, seperti misalnya tekanan untuk menjadi juara disekolah, dapat juga menimbulkan stres yang cukup kuat untuk memicu kecemasan. Stresor yang sama dapat memicu reaksi-reaksi fisik seperti sakit kepala atau hipertensi serta reaksi-reaksi emisonal seperti misalnya panik.4. Model integratif, dengan mempersatukan hasil dari faktor-faktor secara terintegrasi, yang kemudian di deskripsikan dalam sebuah teori perkembangan kecemasan dan gangguan-gangguan yang terkait dengannya yang disebut triple vulnerability theory, yaitu :a. Generalized biological vulnerability (kerentanan biologis menyeluruh), individu dapat melihat bahwa kecenderungan untuk gelisah atau tegang itu tampaknya diturunkan atau diwariskan. Tetapi kerentanan biologis menyeluruh untuk mengalami kecemasan bukanlah kecemasan itu sendiri.b. Generalized psychological vulnerability (kerentanan psikologis menyeluruh), berdasarkan pengalaman awal individu, individu mungkin tumbuh dewasa dengan disertai keyakinan bahwa dunia ini berbahaya dan diluar kontrol individu, dan bahwa individu tidak akan mampu mengatasi bila ada hal buruk yang menimpa. Bila persepsi ini kuat, berarti seseorang memiliki kerentanan psikologis menyeluruh untuk mengalami kecemasan.c. Spesific psychological vulnerability (kerentanan psikologis spesifik), dimana indvidu belajar dari pengalaman awal, misalnya dari apa yang diajarkanoleh orang tua bahwa situasi atau objek tertentu berbahaya (meskipun sebenarnya tidak).Kecemasan memiliki hubungan yang sangat erat dengan masa depan. Kecemasan masa depan dapat saja berupa mengenai pendidikan, pekerjaan dan berkeluarga. Kecemasan menghadapi masa depan adalah keadaan psikologis dimana individu berada dalam perasaan khawatir, kegelisaan dan ketakutan yang berkaitan dengan perubahan-perubahan baik fisik maupun psikis serta pandangan dan anggapan negatif tentang hal-hal yang buruk akan terjadi di masa yang akan datang. Karena kecemasan merupakan kondisi emosi kekhawatiran, ketakutan dan keprihatinan individu terhadap kondisi atau situasi yang akan datang. Jadi apabila seseorang merasa cemas maka kecemasannya itu berhubungan dengan kondisi dan situasi yang belum dialami dan belum dilalui (future). Beberapa hal yang ditakutkan atau yang dikhawatirkan bagi remaja untuk menghadapi masa depan adalah sempitnya lapangan kerja, dan persaingan yang ketat dalam bidang pekerjaan serta mengenai pembentukan rumah tangga dimasa depan (Nevid, 2005). Kecemasan menghadapi masa depan ini dikarenakan takut akan kegagalan yang akan terjadi pada diri individu. Seseorang yang mengalami kecemasan akan menampakkan ciri-ciri yaitu:a. Ciri fisik adalah gangguan yang terjadi pada fisik, seperti gugup, gelisah, badan gemetar, banyak berkeringat, jantung berdetak kencang, sulit bernafas, sulit berbicara, suara bergemetar, pusing, tangan dingin, mual, panas dingin, lebih sensitif, mudah marah, pingsan, merasa lemas, sering buang air kecil, dan diare.b. Ciri perilaku adalah kecemasan yang mengakibat perilaku seseorang menjadi berbeda dan mengarah kepada hal yang kurang biasa, seperti perilaku menghindar, perilaku ketergantungan atau melekat, perilaku terguncang, dan meninggalkan situasi yang menimbulkan kecemasan.c. Ciri kognitif yaitu khawatir tentang sesuatu hal-hal yang sepele, perasaan terganggu mengenai kejadian dimasa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan segera terjadi tanpa ada penjelasan yang jelas, merasa terancam oleh orang atau peristiwa, kebingungan, khawatir akan ditinggal sendiri, sulit berkonsentrasi, bingung, takut akan ketidakmampuan dalam menghadapi masalah dan sangat waspada (Nevid, 2005).

Aspek-Aspek kecemasan menurut Deffenbacher dan Hezeleus (1991) mengemukakan bahwa sumber penyebab kecemasan, meliputi hal-hal dibawah ini:1. Kekhawatiran (worry) merupakan pikiran negative tentang dirinyasendiri, seperti perasaan negative behwa ia lebih jelek dibandingkandengan teman-temannya.2. Emossionalitas (imossionality) sebagai reaksi diri terhadap rangsangan saraf otonom, seperti jantung berdebar-debar, keringat dingin dantegang.3. Gangguan dan hambatan dalam menyelesaikan tugas (task generatedinterference) merupakan kecendrungan yang dialami seseorang yang selalu tertekan karena pemikiran yang rasional terhadap tugas.Kecemasan yang dialami individu didefinisikan sebagai konsep yang terdiri dari dua dimensi utama, yaitu kekhawatiran dan emosionalitas. Dimensi emosi merujuk pada reaksi fisiologis dan system saraf otonomik yang timbul akibat situasi atau objek tertentu. Juga merupakan perasaan yang tidak menyenangkan dan reaksi emosi terhadap hal buruk yang dirasakan yang mungkin terjadi, seperti ketegangan bertambah, jantung berdebar keras, tubuh berkeringat, dan badan gemetar psaatmengerjakan sesuatu. Kekhawatiran merupakan aspek kognitif dari kecemasan yang dialami berupa pikiran negative tentang diri dan lingkunganyadan perasaan negative kemungkinan kegagalan sertakonsekuensinya seperti tidak adanya harapan mendapat situasi sesuaiyang diharapkan, kritis terhadap diri sendiri, menyerah terhadap situasi yang ada, dan merasa khawatir berlebihan tentang kemungkinan apa yang dilakukan.

HIPOTESAHipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada perbedaan kecemasan karir pada remaja laki-laki dan remaja perempuan. Kecemasan karier pada remaja laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan remaja perempuan.

METODE PENELITIAN

Rancangan PenelitianPenelitian ini meggunakan penelitian kuantitatif uji beda karena peneliti ingin meneliti perbedaan antara laki-laki dan perempuan mengenai kecemasan karier pada data yang telah dikumpulkan sekaligus menguji signifikansinya.

Subyek PenelitianDalam penelitian ini yang dimaksud dengan subyek penelitian adalah mereka yang dapat memberikan informasi sesuai dengan tujuan dari penelitian yang dilakukan. Kriteria dari subyek penelitian yaitu remaja usia 16 20 tahun, baik perempuan maupun laki-laki dengan jumlah 15 remaja perempuan dan 15 remaja laki-laki dan berdomisili di Kota Malang.Teknik pengambilan sampel dengan cara quota sampling teknik ini dilakukan dengan atas dasar jumlah yang telah ditentukan biasanya yang dijadikan sample penelitian adalah subjek yang mudah ditemui sehingga memudahkan pula proses pengumpulan data.

Variabel dan Instrumen PenelitianPenelitian ini mengkaji satu variable yaitu kecemasan karier. Kecemasan karier merupakan penilaian terhadap reaksi emosional individu yang mengalami gelisah, panik dan takut akan situasi yang dihadapi dengan alasan yang tidak jelas selain individu yang mengalami kecemasan juga merasa takut akan kegagalan dimana depan. Dalam penelitian ini adapun variabel dependen dan independent yaitu variabel dependen yaitu kecemasan dan variabel independent yaitu jenis kelamin, jenis kelamin diantaranya laki-laki dan perempuan. Pada penelitian ini metode pengumpulan data menggunakan skala adaptasi dimana jenis skala tersebut adalah Skala Likert dengan tema Kecemasan Menghadapi Masa Depan. Skala kecemasan menghadapi masa depan ini disusun oleh Nurul Huda (2003). Didalam skala ini terdapat 35 butir pernyataan dengan beberapa aspek yang diukur yaitu kekhawatiran, tidak dapat menyelesaikan tugas dimasa depan. Setelah dimodifikasi dalam skali ini terdapat 25 item yang telah disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.

JawabanFavorableUnfavorable

Sangat Setuju (SS)41

Setuju (S)32

Tidak Setuju (TS)23

Sangat Tidak Setuju (STS14

Skala Kecemasan Menghadapi Masa DepanJenis ItemNo Item

Favorable1, 3, 4, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 18, 20, 24.

Unfavorable2, 5, 6, 9, 15, 16, 17, 19, 21, 22, 23, 25.

Prosedur dan Analisa Data PenelitianDalam penelitian ini terbagi menjadi tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan dan analisa data. Tahap pertama yaitu persiapan dimana peneliti akan menyiapkan skala untuk pengambilan data, peneliti menggunkan skala adaptasi yaitu skala Kecemasan Menghadapi Masa Depan dimana awalnya pada skala ini terdapat 35 item yang kemudian peneliti memodifikasinya menjadi 25 item yang telah disesuaikan dengan kebutuhan peneliti. Tahap kedua yaitu pelaksanaan dimana penelitian terjun kelapangan untuk mengambil data dengan menyebarkan instrumen kepada 30 subyek diantaranya 15 subyek laki-laki dan 15 subyek perempuan. Tahap ketiga yaitu analisa data dimana setelah peneliti mengumpulkan dan mendapatkan data kemudian peneliti menganalisa data menggunakan statistik SPSS (Statistical Product and Service Solutions) yang dimana menggunkan metode Independent Sampel T-Test. Independent Sampel T-Test ini digunakan untuk membandingkan antara dua kelompok yang saling tidak berhubungan apakah mempunyai nilai signifikan yang sama atau tidak.

HASIL PENELITIAN

Deskripsi DataPengambilan data dilakukan pada tanggal 5 Januari 2015 pada mahasiswa baru angkatan 2014 Universitas Muhammadiyah Malang dengan sample yang diambil yaitu 30 orang, 15 orang laki-laki dan 15 orang perempuan.Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data subyek sebagai berikut:Deskripsi Jenis Kelamin dan Usia Subyek PenelitianUsiaJenis Kelamin

Laki-lakiPerempuan

16 Tahun--

17 Tahun--

18 Tahun8 orang10 orang

19 Tahun7 orang5 orang

20 Tahun--

TOTAL15 orang15 orang

Berdasarkan tabel diatas bahwa subyek penelitian ini adalah remaja laki-laki dan remaja perempuan dengan jumah yang seimbang yaitu 15 orang dengan total subyek 30 orang. Pada remaja laki-laki terdiri dari usia 18 tahun dan 19 tahun dimana jumlah remaja laki-laki pada usia 18 tahun terdiri dari 8 orang dan pada usia 19 tahun terdiri dari 7 orang. Sedangkan remaja perempuan terdiri dari usia 18 tahun dan 19 tahun dimana jumlah remaja perempuan pada usia 18 tahun terdiri dari 10 orang dan pada usia 19 tahun terdiri dari 5 orang.Deskripsi data merupakan penjabaran dari hasil data yang diperoleh dalam penelitian. Penelitian ini membedakan kecemasan karier antara remaja laki-laki dan remaja perempuan. Untuk mempermudah peneliti, peneliti mendeskripsikan data yang diperoleh maka data penelitian dikategorikan menjadi dua yaitu kategori tinggi dan rendah. Dalam mengkategorikan tersebut peneliti menggunakan statistik SPSS (Statistical Product and Service Solutions). Interpretasi dilakukan dengan perhitungan bahwa apabila kategori Tinggi 50. Berikut ini adalah tabel ringkasan perhitungan deskripsi data variabel kecemasan karier yang ditinjau dari jenis kelamin. Adapun hasil distribusi data perhitungan nilai T sccore pada penelitian ini, yaitu:Hasil Distribusi Data Perhitungan T Score Kecemasan KarierJenis KelaminKategoriIntervalFrekuensiPersentase

Laki-lakiTinggiT < 50930%

RendahT > 50620%

PerempuanTinggiT < 50826,6%

RendahT > 50723,4%

Total30100%

Berdasarkan tabel diatasa dapat diketahui dengan jumlah 30 dari 15 remaja laki-laki ada 9 orang yang termasuk dalam kategori tinggi dengan persentase 30% dan 6 orang lainnya termasuk dalam kategori rendah dengan persentase 20%. Sedangkan dari 15 remaja perempuan ada 8 orang yang termasuk dalam kategori tinggi dengan persentase 26,6% dan ada 7 orang yang termasuk dalam kategori rendah dengan persentase 23,4%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kecemasan karir pada remaja laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan remaja perempuan.

Hasil Analisa DataTabel Analisa Data Independent Sampel t-testGroup Statistics

Kecemasan_KarirJenis_KelaminNMeanStd. DeviationStd. Error Mean

Laki-laki1549.138.1322.100

Perempuan1548.677.1481.846

Jenis KelaminNMeanStdFtdfMean dfSig

L3049.138.132.528.16728.467.869

P3048.677.148

Hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa ada perbedaan kecemasan karier pada remaja laki-laki dan remaja perempuan dapat dilihat dari nilai t-hitung dan t-tabel yang dimana t-hitung > t-tabel yaitu 0.528 > 0,167 sedangkan untuk nilai probabilitas yaitu 0,869 yang dimana nilai probabilitas tersebut jauh diatas 0,05 sehinggan hipotesis awal dapat diterima yaitu terdapat perbedaan kecemasan karier antara remaja laki-laki dan remaja perempuan. Dari rata-rata (mean) dapat dilihat bahwa remaja laki-laki lebih tinggi mengalami kecemasan karier dibandingkan dengan remaja perempuan. Dengan demikian, dari semua analisa data yang dilakukan menunjukkan bahwa ada perbedaan kecemasan karier antara remaja laki-laki dan remaja perempuan

DISKUSI

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data denga menggunakan statistik yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis awal diterima dimana hasilnya terdapat perbedaan kecemasan karier pada remaja laki-laki dan remaja perempuan. Dari hasil penelitian tersebut dketahui bahwa tingkat kecemasan laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan remaja perempuan. Dapat dilihat dari tabel hasil analisa data bahwa nilai mean kecemasan karier pada remaja laki-laki lebih tinggi daripada remaja perempuan yaitu untuk remaja laki-laki sebesar 49,13 dan remaja perempuan sebesar 48,67. Dari hasil analisa data dapat dilihat nilai probabilitasnya yaitu 0,869 yang dimana nilai probabilitas tersebut