kebutuhan tabungan dan sumber pembiayaan ekonomi … · meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih...

30
JURNAL PENELITIAN KUANTITATIF DIBIDANG ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN & ILMU MANAJEMEN STMT-TRISAKTI JAKARTA JL.IPN No.2 Cipinang Besar Selatan, Jakarta 13410 Telp: (021) 856 9372, Fax: (021) 856 9340 LPMTL CENTER OF EXCELLENCE Email: [email protected], Website: www.stmt-trisakti.ac.id Judul Penelitian KEBUTUHAN TABUNGAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN EKONOMI INDONESIA O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi Trisakti Jakarta, Juni 2001

Upload: others

Post on 17-Jan-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEBUTUHAN TABUNGAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN EKONOMI … · Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, ... disempurnakan kearah pendewasaan secara

JURNAL PENELITIAN KUANTITATIF DIBIDANG ILMU EKONOMI STUDI

PEMBANGUNAN & ILMU MANAJEMEN STMT-TRISAKTI JAKARTA

JL.IPN No.2 Cipinang Besar Selatan, Jakarta 13410

Telp: (021) 856 9372, Fax: (021) 856 9340 LPMTL CENTER OF EXCELLENCE Email: [email protected], Website: www.stmt-trisakti.ac.id

Judul Penelitian

KEBUTUHAN TABUNGAN DAN SUMBER

PEMBIAYAAN EKONOMI INDONESIA

O

l

e

h

AMRIZAL

Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi Trisakti

Jakarta, Juni 2001

Page 2: KEBUTUHAN TABUNGAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN EKONOMI … · Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, ... disempurnakan kearah pendewasaan secara

2

KATA PENGANTAR

Membuat Karya Ilmiah atau melakukan penelitian sudah merupakan tugas pokok

yang harus dilakukan oleh staf pengajar suatu perguruan tinggi. Tugas ini dibuat dalam

rangka penyesuaian/persyaratan pengusulan Akreditasi Dosen atau jenjang kepangkatan

pada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPOR TRISAKTI (STMT TRISAKTI)

Jakarta. Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan

saja, namun penulis telah berfikir berkali-kali tentang isi tulisan singkat “Jurnal” yang

dibuat ini harus benar-benar dikaji secara ilmiah pula sesuai dengan namanya, dan inipun

sebatas kemampuan yang penulis miliki hingga saat ini.

Alasan lain kenapa karya ilmiah ini harus dibuat demikian adalah

berkemungkinan kalau sekarang batas kemampuan penulis hanya sebatas yang mampu

penulis buat seperti ini, maka mungkin suatu saat tulisan singkat “Jurnal” ini bisa lebih

disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum

melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa dan lain sebagainya. Agaknya tidaklah terlalu

berkelebihan kalau penulis katakan bahwa data yang digunakan bukanlah data main-

mainan, akan tetapi merupakan data resmi publikasi pemerintah sesungguhnya serta

badan-badan resmi pemerintah dan lainnya, yang telah menghimpun: Data-data Makro

Ekonomi dan Pembangunan Indonesia dari masa kemasa dengan rentang waktu tahun

1960-2006 seperti: Pendapatan Nasional Indonesia, APBN, Neraca Pembayaran,

Kependudukan dan Tenaga Kerja dan lain sebagainya.

Kemudian sebagai upaya menjaga keilmiahan sajian tulisan singkat “Jurnal” yang

penulis buat ini diperlukan wadah akurasi “Ilmu Ekonomi Terapan” sebagai

penuntun/pembanding, yaitu suatu wadah yang mencontohkan berbagai corak maupun

topik bahasan tulisan para ahli ekonomi papan atas menampilkan karya ilmiahnya

melalui berbagai Jurnal ekonomi domestik maupun asing. Tulisan singkat “Jurnal” ini

belum pernah diterbitkan dan hanya digunakan sebagai publikasi kepustakaan STMT

TRISAKTI agar dapat dibaca oleh mahasiswa atau pembaca ilmiah lainya yang

barangkali punya kepentingan sama dengan penulis.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Ketua STMT

TRISAKTI Husni Hasan, A.MTrU, S.Sos, MM, bapak Puket I STMT TRISAKTI

H. Andri Warman, BSc, S.Sos.,MM dan Civitas Akademika lainnya STMT Trisakti

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam kesempatan ini. Tidak terlupa salam

yang istimewa terhadap fihak DIKTI/Kopertis Wilayah III Jakarta tempat tujuan

penyesuaian/pengusulan Akreditasi Penulis untuk kedua kalinya, dan berbagai fihak yang

telah disibukkan atas penyesuaian/pengusulan akreditasi ini, demikian dan terima kasih.

Jakarta, Juni 2001

( Amrizal )

Page 3: KEBUTUHAN TABUNGAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN EKONOMI … · Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, ... disempurnakan kearah pendewasaan secara

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

1. PENDAHULUAN

2. KERANGKA TEORI PEMBENTUKAN MODEL

2.1. Identitas Keseimbangan Tabungan Dan Investasi

2.2. Modifikasi Fungsi Tabungan Dalam Negeri Dengan Fungsi

Pertumbuhan ekonomi Jangka Panjang

3. TINJAUAN KEPUSTAKAAN

4. PERHITUNGAN SERTA ANALISIS TEORITIS

4.1. Hasil Estimasi Persamaan Tabungan Dalam Negeri

Dan Pertumbuhan Ekonomi

4.2. Perkiraan Fungsi Tabungan Dalam Negeri Jangka Panjang:

Tabungan Masyarakat Dan Pajak

4.3. Kebutuhan Tabungan Dalam Negeri Untuk Mencapai

Pertumbuhan Ekonomi Jangka Panjang

5. KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN

5.1. Kesimpulan

5.2. Saran-saran

DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN

Page 4: KEBUTUHAN TABUNGAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN EKONOMI … · Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, ... disempurnakan kearah pendewasaan secara

4

1. PENDAHULUAN

Kalau dilihat keadaan nyata perkembangan pembangunan Indonesia sampai saat

ini, memang banyak kemajuan-kemajuan yang telah dicapai. Namun kita jangan hanya

terpukau dengan kemajuan yang telah dirasakan tersebut, karena masih ada kesulitan dan

masalah yang timbul, khususnya dalam berbagai bidang ekonomi secara menyeluruh.

Kesulitan yang masih saja mewarnai ekonomi Indonesia, ialah karena seringkali

tidak tercapainya Sasaran pertumbuhan ekonomi yang diinginkan. Keadaan yang paling

pahit selama era pemerintahan orde baru, setidak-tidaknya cukup terasa setelah terjadinya

dilema resesi ekonomi dunia yang pada akhirnya telah mempengaruhi pula terjadinya

resesi ekonomi di Indonesia dari tahun 1982 hingga berakhir setelah dilakukan

kebijaksanaan devaluasi rupiah pada tahun 1986 yang lalu.

Masalah yang timbul dari akibat resesi ekonomi tersebut, ialah terjadinya defisit

sektor perdagangan luar negeri dan melebarnya kesenjangan tabungan-investasi antara

lain disebabkan karena menurunnya penerimaan migas dan juga perkembangan kurs mata

uang luar negeri yang kurang berimbang, yang pada akhirnya mempersulit penerimaan

devisa, sehingga terjadi keterbatasan dana untuk investasi. Rendahnya investasi berarti

terbatasnya kemampuan membiayai proyek-proyek pembangunan, oleh karena turunya

sumber pembentukan modal yang berasal dari tabungan dalam negeri untuk mencapai

sejumlah investasi yang diperlukan bagi upaya mempertahankan kesinambungan

pembangunan.

Pencapaian jumlah investasi yang cukup pada waktu itu, ternyata telah membuat

semakin tingginya ketergantungan pada dana luar negeri, dan paling tidak dalam hal ini

bahwa kesenjangan pemerintah dalam APBN telah meningkat sangat drastis atau yang

menandai semakin bertumpunya pada sumber bantuan luar negeri dengan terjadinya

penumpukan hutang luar negeri yang besar guna mempertahankan kesinambungan

pembangunan tersebut.

Suatu tantangan yang sudah pasti akan dipikul tentang hutang luar negeri ialah

karena merupakan kewajiban yang harus dibayar berupa cicilan pada saat jatuh tempo

beserta tingkat bungan yang dibebankan terhadap pinjaman tersebut. Setiap dilakukan

pembayaran hutang luar negeri, maka beban neraca pembayaran semakin bertambah dan

semakin kecilnya dana pembangunan dalam APBN. Kiranya perlu pula diketahui, bahwa

sebagian besar dari hutang luar negeri RI secara keseluruhanya berupa hutang baru yang

dibuat pada zaman ordebaru, dan selebihnya hutang yang dibuat di zaman ordelama

(Trees Nio: 1988, h. IV).

Sampai pada batas-batas tertentu, Indonesia memang masih dapat menggunakan

pinjaman luar negeri untuk menutupi sebagian dari keterbatasan dana pemangunan, tetapi

dalam keadaan dimana Debt Service Ratio ( DSR ) Indonesia sudah tinggi, maka salah

satu jalan untuk melanjutkan pembangunan ini adalah meningkatkan sumber pembiayaan

dalam negeri melalui perpajakan dan tabungan masyarakat pada Bank-bank ( Ali

Wardana: 1987, h. IV ).

Page 5: KEBUTUHAN TABUNGAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN EKONOMI … · Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, ... disempurnakan kearah pendewasaan secara

5

Upaya untuk meningkatkan sumber pembiayaan dalam negeri berarti

meningkatkan sumber pembentukan modal yang berasal dari dalam negeri seperti

tabungan pemerintah dan tabungan swasta domestik ( termasuk BUMN ), untuk masing-

msingnya dilakukan melalui peningkatan berbagai jenis penerimaan pajak dan dengan

mengerahkan potensi tabungan rumah tangga beserta tabungan perusahaan.

Semua potensi tabungan dalam negeri tersebut, harus semakin ditingkatkan dan

dilanjutkan, karena setiap proses pembangunan yang semakin cepat, masih saja

membutuhkan investasi-investasi baru yang lebih banyak dan meliputi investasi dibidang

prasarana maupun sarana yang harus semakin diperluas dan disamping diperlukan juga

dana investasi yang bertujuan untuk memelihara investasi-investasi yang sudah dilakukan

pada masa-masa lalu.

Besarnya kebutuhan investasi itu akan tergantung pada banyak faktor lain:

Tingkat pertumbuhan ekonomi yang hendak dicapai, besarnya perbandingan antara

modal yang dibutuhkan terhadap hasil yaitu COR atau ICOR, tingkat pemanfaatan

kapasitas dari proyek-proyek investasi, struktur perekonomian dan lain sebagainya

(Rustam Didong: 1987, h. 51).

Untuk dapat menghimpun sejumlah kebutuhan investasi guna pembiayaan

pembangunan tersebut, terutama sekali dengan tujuan mempercepat pertumbuhan

ekonomi, dimana mengharuskan mobilisasi tabungan dalam negeri dan dana luar negeri,

yang dalam hal pelaksanaanya dilakukan melalui upaya pembangunan yang semakin

bertumpu pada kemampuan sendiri, karena dana yang bersumber dari dalam negeri tidak

langsung terpengaruh oleh kemantapan maupun gejolak liar yang tidak menentu dari

negara-negara luar.

2. KERANGKA TEORI PEMBENTUKAN MODEL

Model keseimbangan perekonomian terbuka secara formal, adalah sebagai berikut:

D = C + I + G + X ( 1 )

Y = C + S + T + M ( 2 )

D = Y ( ... Aggregate, Demand = Supply ) ( 3 )

bila dikelompokan dalam bagian-bagian tertentu, maka dapat didefinisikan sebagai

(I + G ) - (S + T ) = (M - X) ( 4 )

dimana terdapatnya jurang dalam negeri "internal-gap" oleh karena terjadinya kelebihan

permintaan oleh kaum investor dan pemerintah. Untuk mengimbangi permintaan

tersebut, diperlukan Impor lebih besar daripada Ekspor.

Page 6: KEBUTUHAN TABUNGAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN EKONOMI … · Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, ... disempurnakan kearah pendewasaan secara

6

Hubungan antara output dengan pendapatan disposibel ( disposible income ),

dimana sebagian dari pendapatan harus mengeluarkan pajak T dan sektor swasta

menerima transfer netto R sebagai tambahan pada pendapatan nasional yang pada

gilirannya dialokasikan pada konsumsi dan tabungan, yaitu

Yd = Yt + R - T ( 5 )

= C + S ( 6 )

dan dalam kaitanya dengan indentitas produksi nasional ( national product identity ),

didapatkan atau terkait sebagai

C + S + ( T – R ) = Yt = C + I + G + Nx ( 7 )

atau dapat didefinisikan dalam bentuk lain dan ditulis sebagai

S - I = ( G + R – T ) + Nx ( 8 )

dimana S – I = domectic private sector, (G + R – T) = budget deficit dan Nx = net

ekspor.

Apabila dilakukan subsitusi persamaa (8) dengan persamaan (4), maka berlaku

persamaan (6) yang bila disubsitusikan pula dengan persamaan (7) pada saat titik

keseimbangan (equilibrium point ), terdapat suatu hipotesa tanpa pemerintah ( R = T = G

= 0 ) hingga didapatkan

It - St = ( Mt – Xt ) = Ft ( 9 )

dimana It = total investasi, St = total tabungan, Mt - Xt = minus perdagangan luar

negeri yang dapat diidentikan sebesar Ft = dana luar negeri berupa pemasukan modal

asing ( capital foreign inflow ).

2.1. Identitas Keseimbangan Tabungan Dan Investasi

Penurunan pajak dapat meningkatkan tabungan masyarakat dan mempunyai efek

terhadap berkurangnya tabungan pemerintah oleh karena penerimaan pemerintah

berkurang. Setiap rupiah penerimaan pemerintah dari pajak, akan memperbesar defisit

anggaran belanja. Apabila tambahan defisit ini tidak dapat diimbangi oleh kenaikan

tabungan masyarakat, maka total tabungan maupun total investasi dapat turun.

Penurunan pajak dapat menaikan pembentukan modal, yang apabila penurunan

pajak tersebut dapat meningkatkan pendapatan nasional yang cukup besar, sehingga

dapat menutup pajak itu. Untuk menyederhanakannya, maka identitas keseimbangan

tabungan dan investasi tersebut dapat ditulis sebagai berikut (Nopirin: 1987, h.156):

Page 7: KEBUTUHAN TABUNGAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN EKONOMI … · Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, ... disempurnakan kearah pendewasaan secara

7

St = Sh + Sg = It ( 10 )

dimana: Sh = -C + ( 1 – c ) ( YFE - Tt )

Sg = Tt -G

Tt = t YFE

Sh = tabungan masyarakat, Sg = tabungan pemerintah dan Tt = penerimaan pajak.

Persamaan (10) adlah dalam keadaan full employment dan dapat ditulis dalam bentuk

St = -C + ( 1 – c ) ( YFE - tYFE ) + tYFE -G ( 11 )

dalam efek jangka pendek ini, bahwa pajak mempunyai hubungan positif dengan

tabungan domestik bruto atau tabungan dalam negeri. Dalam jangka panjang yang lebih

populer disebut dengan efek penawaran ( supply side effect ), dimana C = G = 0 dan

pendapatan dalam keadaan full-employment diasumsi sama dengan produk domestik

bruto.

2.2. Modifikasi Fungsi Tabungan Dalam Negeri Dengan Fungsi

Pertumbuhan ekonomi Jangka Panjang

Menurut definisi, tabungan dalam negeri ( St ) selain dari selisih pendapatan

nasional (Yt) dengan konsumsi (Ct), dan dari sudut lain juga sama dengan tabungan

dalam negeri tahun lalu (St-1) ditambah perubahan tabungan dalam negeri St , yang

dapat ditulis sebagai

St = St-1 + St ( 12 )

untuk menentukan besarnya delta St, misalkan jumlah tabungan dalam negeri yang

diinginkan pada tahun t adalah St*. Anggap bahwa hubungan antara St* dengan St

memenuhi persyaratan

St = h ( St* - St-1 = 1 ) ( 13 )

Dengan asumsi bahwa ada hubungan ekonomi langsung antara besarnya stok

kapital K keseluruhan dengan PDB, maka dapat disusun kedalam model sederhana

Harrod Dommar sebagai berikut 2):

St = s Yt ( 14 )

It = Kt ( 15 )

Kt/Yt = k ( 16 )

atau: Kt/Yt = k ( 17 )

setelah diolah menurut sementinya, maka model sederhana pertumbuhan ekonomi

Harrod-Dommar dapat ditulis sebagai

Page 8: KEBUTUHAN TABUNGAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN EKONOMI … · Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, ... disempurnakan kearah pendewasaan secara

8

Yt/Yt = s/k ( 18 )

dimana bahwa tingakat pertumbuhan ekonomi ditentukan secara bersamaan oleh nisbah

tabungan nasional s dan nisbah kapital/output nasional k.

Dengan melakukan subsitusi persamaan (13) kedalam persamaan (12), yaitu

menganggap bahwa bahwa St*/Yt = a , maka didapatkan fungsi tabungan dalam negeri

jangka panjangsebagaimana halnya persamaan (18) didapatkan dengan menjadikan

model sederhana pertumbuhan ekonomi.

Modifikasi dari kedua persamaan fungsi tabungan dalam negeri dengan

pertumbuhan ekonomi jangka panjang, yaitu melalui suatu model persamaan

pertumbauhan ekonomi tertentu dan terkait dengan persamaan (10) didapatkan sebagai

"struktur ekonomi jangka panjang" ( sepertihalnya fungsi tabungan masyarakat trade-off

dengan fungsi penerimaan pajak ) dan sekaligus membedakan antara keinginan dengan

kenyataan (kemampuan) menabung dalam mencapai pertumbuhan ekonomi jangka

panjang, sebagai berikut:

St = (1 – h ) St-1 + ha Yt ( 19 )

Yt/Yt = s/k + 1/k ( Ft/Yt ) ( 20 )

Yt/Yt = {[ s (1 – t )]d}/ha + {( h – 1 ) (1 – d )}/ha (St-1/Yt) ( 21 )

dimana:

St = tabungan dalam negeri tahun t, dalam milyar rupiah.

St-1 = tabungan dalam negeri tahun t-1, dalam milyar rupiah

Yt = Selisih produk domestik bruto tahun t dengan produk domestik

bruto tahun t-1, dalam milayar rupiah.

Yt/Yt = pertumbuhan ekonomi pada tahun t, dalam persentase.

Ft/Yt = proporsi dana luar negeri tahun t dengan produk domestik

bruto tahun dalam persentase.

St-1/Yt = Proporsi tabungan dalam negeri tahun t-1 dengan

produk domestik bruto tahun t, dalam persentase.

0 < ha < 1 MPC + MPS = 1 APC + APS = 1

ha = faktor penyesuaian antara keinginan dengan kenyataan

tabungan dalam negeri.

h = perbandingan/rasio antara tabunngan dalam negeri

yang diinginkan dengan pendapatan.

Page 9: KEBUTUHAN TABUNGAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN EKONOMI … · Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, ... disempurnakan kearah pendewasaan secara

9

a = (angka)/rasio antara tabungan dalam negeri yang

diinginkan dengan perubahan pendapatan.

1/k = produktivitas

k = Incremental Capital-Output Ratio ( ICOR )

s = Marginal Propensity to Save ( MPS )

g = economy's growth ( s/k ).

d = depretiation

ingat: It = Kt - Kt-1 (1 - d)

identik dengan It = St - St-1 (1- d )

( prinsip akselerasi menurut J.M Clark,

..... lihat Nopirin, 1987: 141 ).

t = rate of taxes ( dihitung sebagai proportional taxes

dari gross domestic product ).

Fungsi jangka Panjang dan Multiplier

Tt = tYt

Yd = (1 – t )Yt

Sh = s ( 1 – t )Yt

Ct = c ( 1 – t )Yt

St = [1 – t ( 1 – t )]Yt

bahwa: Tt = penerimaan pajak

Yd = pendapatan disposibel

Sh = tabungan masyarakat

Ct = kondumsi

St = tabungan dalam negeri

Yt = pendapatan nasional (PDB)

1 - t = bagian pendapatan yang tersisa setelah dipotong pajak

s ( 1 – t ) = bagian dari tabungan dalam negeri yang tersisa setelah

dipotong pajak.

c ( 1 – t ) = bagian dari konsumsi yang tersisa setelah dipotong pajak.

1 – c ( 1 – t ) = bagian dari pendapatan setelah konsumsi dan dipotong

pajak, ...... atau perbandingan atau rasio antara kenyataan

tabungan dalam negeri dengan pendapatan nasional.

1/[1 – c ( 1 – t )] = multiplier.

Page 10: KEBUTUHAN TABUNGAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN EKONOMI … · Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, ... disempurnakan kearah pendewasaan secara

10

Kondisi mencapai steady -State Growth

St/Yt = hag / (h + g) .......( keinginan )

St/Yt = h1ag/( h1 + g ) .......( kenyataan )

bahwa: h1 = 1 – c ( 1 – t )

3. TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Banyak definisi mengenai tabungan, dan definisi tersebut tentu didasarkan pula

pada kondisi sektoral ekonomi yang dikaji. Dalam ekonomi dua sektor, sebagaimanan

yang terdapat dalam literatur ekonomi modern, dimana tabungan didefinisikan sebagai

bagian dari pendapatan yang tidak dikonsumsi pada periode yang bersamaan. Teori ini

dikenal sebagai teori Keynes yang pertama menghubungkan tabungan dengan

pendapatan.

Seiring dengan definisi mengenai tabungan diatas, bahwa tabungan selain

daripada bagian pendapatan yang tidak dikonsumsi, dan menurut definisi lainya, bahwa

perubahan tabungan sama dengan tabungan tahun t dikurangi tabungan tahun

sebelumnya.

Sementara Keynesian, konsep tabungan sebagai fungsi dari pendapatan dianggap

sebagai salah satu sumbangan Keynes yang penting terhadap perkembangan ilmu dan

analisa ekonomi, yang tidak seperti pandangan Klasik sebelum dia, dianggap bahwa : (1)

Dapat mengaitkan (coupling) sektor moneter dengan sektor produksi dari perekonomian

secara makro dan (2) Menganggap bahwa kebijaksanaan fiskal dan kebijaksanaan

moneter dapat sama-sama efisien dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ( Rustam

Didong: 1987, Log-cit, h.52 ).

Para ahli ekonomi pembangunan (development economists) yang banyak

bermunculan terutama sejak permulaan tahun 50-an ( lihat G.M. Meiers: 1976) dalam

bukunya yang berjudul "Leading Issues in Economic Development" dan ( lihat Lewis A:

1984 ) dalam bukunya "The State of Development Theory", tidak begitu ingin untuk

mempertajam perbedaan kedua konsep tabungan tersebut.

Bagi development economists yang dianggap lebih relevan dalam upaya mereka

memahami proses pembangunan ekonomi dari negara-negara berkembang, adalah

melihat tabungan sebagai sumber dana untuk pembentukan modal "capital formation".

Paling jauh, mereka hanya menilai perbedaan konsep Keynes dan Klasik mengenai

tabungan itu dalam konteks perbedaan antara apa yang disebut kemampuan menabung

"The ability to save" dan kemauan menabung "The willingness to save" ( Lihat Thirwall,

AP: 1972 ).

Page 11: KEBUTUHAN TABUNGAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN EKONOMI … · Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, ... disempurnakan kearah pendewasaan secara

11

Hingga dewasa ini kenyataan bahwa dasar-dasar pokok umum yang semakin

dapat diterima oleh hampir semua ahli ekonomi pembangunan, sehubungan dengan teori

maupun analisa ekonomi yang terpakai dan kebanyakan bertumpu pada seorang ahli

ekonomi Inggeris seperti John Maynard Keynes. Dalam hubungan ini, yang menjadi

perhatian pokok untuk mencapai pertumbuhan ekonomi adalah bagaimana tabungan itu

dapat dimobilisir sebanyak mungkin agar sumber pembiayaan investasi sebagai modal

produktif dalam proses pembangunan melalui kebijaksanaan fiskal dan moneter yang

saling mendukung.

4. PERHITUNGAN SERTA ANALISIS TEORITIS

4.1. Hasil Estimasi Persamaan Tabungan Dalam Negeri

Dan Pertumbuhan Ekonomi

Setiap ikhtiar untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi

selalu diperlukan sejumlah investasi yang cukup besar dari berbagai kegiatan ekonomi

produktif, karena investasi dan pertumbuhan ekonomi mempunyai proses saling terkait

serta salaing berpengaruh antara satu dengan lainya dalam proses produksi secara

nasional, dan investasi tersebut adalah berasal dari tabungan 1).

Negara -negara sedang berkembang untuk mengejar pertumbuhan ekonomi yang

tinggi menghadapi keterbatasan sumber dana yang tersedia dalam negeri. Penyebab dari

keterbatasan tersebut adalah karena tingkat pendapatan dan tingkat tabungan dalam

negeri ( rate of gross domestic saving ) yang rendah. Akibatnya, dana yang bisa dihimpun

untuk investasi ( gross domestic investment ) jauh lebih rendah dari yang diperlukan

untuk mengejar tingkat pertumbuhan ekonomi ( rate of economy's growth ) yang bisa

meningkatkan kesejahteraan rakyat sesuai dengan yang diharapkan.

Sebagaimana yang telah dicatat sejarah, negara-negara yang tidak mempunyai

tingkat tabungan dalam negeri yang cukup untuk mencapai suatu tingkat pertumbuhan

ekonomi tertentu, pada umumnya selalu menutup kesenjangan pembiayaan ( kesenjangan

tabungan-investasi ) tersebut dengan mencari sumber-sumber dana dari luar negeri,

sehingga dalam sistem ekonomi terbuka akibat adanya ekspor dan impor telah mengalir

arus modal asing ( capital foreign inflow ) berupa dana luar negeri guna menggerakan

proses perekonomian yang lebih mengesankan.

Studi ini membahas analisa bersifat konferehensif yang menghubungkan fungsi

tabungan dalam negeri jangka panjang dengan model agregat Harrod-Dommar, hingga

modifikasi dari keduanya diharapkan dapat menentukan rasio tabungan dalam negeri

terhadap pendapatan untuk mencapai kondisi steady-state growth maupun menentukan

berapa besarnya tingkat tabungan dlam negeri memberikan infak terhadap pertumbuhan

ekonomi Indonesia.

Selain daripada itu juga ditujukan untuk menjawab berapa besarnya kebutuhan

tingkat tabungan dalam negeri yang trade-off dengan tingkat pajak pada tingkat

pertumbuhan ekonomi tertentu ( karena dapat diketahui fungsi tabungan dalam negeri:

Page 12: KEBUTUHAN TABUNGAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN EKONOMI … · Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, ... disempurnakan kearah pendewasaan secara

12

tabungan masyarakat dan pajak jangka panjang ) sebagai sinyalemen analisis yang

melihat kemampuan ekonomi tentang akumulasi tabungan dalam negeri berupa tabungan

masyarakat dan tabungan pemerintah.

Aspek yang akan menonjol dalam pembahasan ini, adalah terletak pada sejauh

mana kemampuan menabung berupa tabungan dalam negeri mampu menciptakan laju

pertumbuhan ekonomi Indonesia. Didalam keadaan nyata, banyak faktor yang menjadi

penyebab timbulnya tabungan didalam masyarakat. Sebagaimana definisi Keynes

menyatakan bahwa tabungan adalah bagian dari pendapatan periode tertentu yang tidak

habis dikonsumsi pada periode bersangkutan, dan dibidang lainya bahwa tabungan tahun

t adalah sama dengan tabungan tahun t-1 ditambah perubahan pendapatan.

Persoalan yang tengah dihadapi adalah besarnya perubahan tabungan. Untuk

menaksir jumlah tabungan pada tahun t tersebut perlu dilakukan analisis empiris yang

mempunyai pendekatan; bahwa tabungan tahun t jangka panjang yang dipengaruhi oleh

tabungan tahun t-1 dan perubahan pendapatan. Relefansi hubungan teori tabungan

Keynes dengan teori agregat Harrod-Dommar sebagaimana yang diungkapkan Hendra

Esmara, bahwa laju pertumbuhan ekonomi akan berlangsung secara mantap apabila dapat

diciptakan investasi melalui perkiraan Incremental Capital Output Ratio ( ICOR ), dan

konsep ini kelihatanya mempengaruhi kondisi-kondisi tinggal landas ( take-off ) Walt

Whiman Rostow ( Hendra Esmara: 1985, h. 14 ).

Melalui konsep demikian, kiranya sudah tidak mengherankan pula bahwa

kesenjangan yang terjadi antara pemupukan tabungan dan investasi bagi pertumbuhan

ekonomi jangka panjang akan dapat diperkirakan secara tegas dalam aspek yang menilai

antara keinginan dan kemampuan dalam menelusuri pembangunan. Analisa empiris

tentang penaksiran-penaksiran tersebut didapatkan melalui beberapa hasil estimasi yang

serba terkait antara satu dengan lainya, sebagai berikut:

St = 0.703 St-1 + 0,806 Yt

(0.228) (0.990)

(3.086) (0.814)

R2 = 0.400 ,df = 15; t0.005 = 2.947

F = 4.990 t0.100 = 1.341

Yt/Yt = 0.052 + 0.248 Ft/Yt

(0.300) (0.015)

(0.053) (16.352)

r 2 = 0.041 ,df = 16; t0.005 = 2.921

t0.100 = 1.337

Page 13: KEBUTUHAN TABUNGAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN EKONOMI … · Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, ... disempurnakan kearah pendewasaan secara

13

Yt/Yt = 0.054 + 0.081 St-1/Yt

(0.012) (0.087)

(4.423) (0.926)

r2 = 0.051 ,df = 16; t0.005 = 2.921

t0.100 = 1.337

dimana:

1 - h = 0.703 ha = 0.806

s/k = 0.052 1/k = 0.248

{[s ( 1 – t ) ]d}/ha = 0.054 {( h – 1 ) ( 1 – d )}/ha = 0.081

h = 0.297 a = 2.714

k = 4.032 s = 0.210

d = 1.115 t = 0.103

(1 – t ) = 0.897 ,bagian pendapatan yang tersisa setelah dipotong pajak

s (1 – t ) = 0.188 ,bagian tabungan yang tersisa setelah dipotong pajak

c (1 – t ) = 0.709 ,bagian konsumsi yang tersisa setelah dipotong pajak

1 – c (1 – t ) = 0.291 ,rasio antara kenyataan tabungan dengan pendapatan

1/[ 1 – c ( 1 – t ) ] = 3.436 ,Multiplier

Hasil estimasi persamaan tabungan dalam negeri ( St ) memprlihatkan kedua

variabel peubah ( independent variabel ) tabungan dalam negeritahun sebelumnya ( St-1 )

dan perubahan pendapatan ( Yt ) tidak menunjukan hubungan yang bergitu kuat secara

statistik ( R2 = 0.400 ), namun demikian kedua koefisien regresi masing-masing koefisien

(1 – h ) maupun koefisien ( ha ) telah memberikan arah yang sama-sama positif atau

sesuai menurut teori yang berlaku.

Koefisien regresi tabungan dalam negeri tahun sebelumya adalah significant pada

derajat kepercayaan ( confidence lavel ) 99 % dan koefisien regresi perubahan

pendapatan tidak significant pada derajat kepercayaan 80 %. Dengan demikian, berarti

tabungan dalam negeri tahun sebelumnya dan perubahan pendapatan merupakan

variabel-variabel peubah dari tabungan dalam negeri: antara lain, bahwa tabungan dalam

negeri tahun sebelumnya lebih menentukan kenaikan tabungan dalam negeri.

Dengan memperbandingkan fungsi tabungan dlalam negeri Indonesia terhadap

beberapa negara lainya, maka hal yang menarik dari penemuan studi ini adalah bahwa

hasil perkiraan nilai h untuk Indonesia lebih besar. Angka ini menyatakan bahwa lebih

cepatnya proses penyesuaian antara tabungan dalam negeri yang diharapkan dengan

tabungan dalam negeri yang terjadi dibandingkan negara-negara lain. Begitu juga nilai

koefisien ( ha ) yang lebih besar ( terkecuali dibanding Costa Rica ), menyatakan bahwa

rasio tabungan dalam negeri yang diinginkan Indonesia adalah lebih besar pula. Rasio

tabungan dalam negeri yang diinginkan lebih rendah adalah oleh negara Israel.

Sementara itu, hasil estimasi antara tingkat modal asing ( Ft/Yt ) dengan

pertumbuhan ekonomi ( Yt/Yt ) pada dasarnya juga tidak memenuhi harapan yang

Page 14: KEBUTUHAN TABUNGAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN EKONOMI … · Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, ... disempurnakan kearah pendewasaan secara

14

sebenarnya, yaitu karena koefisien korelasi ( correlation coefficien ) yang rendah ( r2 =

0.041 ) secara statistik. Meskipun demikian, dilihat dari kenyataan yang telah terjadi

bahwa keberadaan modal Asing di Indonesia tetap memberikan infak positif yang tidak

begitu besar menaikan pertumbuhan ekonomi. Hal ini terbukti karena parameter

(konstanta dan koefisien regresi ) hasil estimasi adalah bernilai positif. Lagipula, bahwa

koefisien regressi tingkat modal asing adalah significant pada derajat kepercayaan 99%

dan cukup realita menjawab bahwa tingkat modal asing adalah variabel peubah dari

pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, agaknya kemungkinan kecilnya

pengaruh modal asing terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama sekali

dirasakan semenjak tahun 1980 yang lalu oleh Indonesia membayar cicilan utang pokok

dan bunga pinjaman kepada pihak luar negeri dengan jumlah yang cukup besar.

Akibatnya baik pengeluaran pemerintah maupun anggaran negara dalam APBN telah

mengalami penciutan untuk beberapa tahun belakangan ini.

Adapun kemungkinan rendahnya investasi asing (PMA), agaknya bermula karena

rendahnya daya beli masyarakat dalam negeri, serta ketika maupun setelah terjadi resesi

ekonomi di Indonesia, dimana begitu banyaknya peraturan-peraturaan (regulatory forces)

secara tidak disadari telah membatasi daya tarik alokasi investasi asing di Indonesia.

Dalam pada itu, rendahnya skill pada alokasi dominan PMA seperti sektor pertambangan

dan minyak, sekaligus iktu mempertajam distorsi ekonomi.

Hasil estimasi antara tingkat tabungan dalam negeri tahun sebelumnya (St-1/Yt)

dengan pertumbuhan ekonomi ( Yt/Yt) nampaknya hampir tidak mengalami perubahan

yang menyolok. Koefisien korelasi ( r2 = 0,051) adalah sedikit lebih tinggi diatas

koefisien tingkat modal asing sebagai variabel peubah yang sama dari pertumbuhan

ekonomi. Koefisien regressi hasil pengujian ini relatif rendah dan tidak significant pada

derajat kepercayaan 80%.

Kendati demikian, bila dikaitkan dengan kedua hasil estimasi lainnya, kiranya

cukup logika menyatakan bahwa faktor-faktor dalam negeri selalu lebih menentukan

daripada faktor-faktor luar negeri dalam hal membiayai pembangunan maupun mencapai

pertumbuhan ekonomi.

4.2. Perkiraan Fungsi Tabungan Dalam Negeri Jangka Panjang:

Tabungan Masyarakat Dan Pajak

Melalui struktur fungsi hasil estimasi tabungan dalam negeri, maka tingkat

tabungan dalam negeri (rate of gross domestic saving) berupa rasio antara tabungan

dalam negeri yang diinginkan terhadap pendapatan adalah sebesar 29,7% rata-rata per

tahun. Sedangkan melalui interprestasi parameter (konstanta dan koefisien regressi)

ketiga hasil estimasi yang ada, dimana rasio antara kenyataan tabungan dalam negeri

terhadap pendapatan adalah sebesar 29,1% rata-rata per tahun. Hasil analisis ini

memberikan indikasi bahwa antara keinginan dengan kenyataan yang terjadi untuk

Page 15: KEBUTUHAN TABUNGAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN EKONOMI … · Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, ... disempurnakan kearah pendewasaan secara

15

memanfaatkan tabungan dalam negeri sebagai sumber pembiayaan pembangunan

maupun pertumbuhan ekonomi boleh dikatakan tidak mengalami deviasi yang menyolok.

Dari rasio antara kenyataan tabungan dalam negeri terhadap pendapatan yang

terjadi diatas, dimana tingkat pajak (rate of taxes) berupa pajak pendapatan yang dihitung

sebagai proporsional taxes dari pendapatan adalah sebesar 10,3% rata-rata per tahun, dan

berarti bahagian dari tabungan dalam negeri yang tersisa setelah dipotong pajak atau

berupa rasio antara tabungan masyarakat terhadap pendapatan adalah sebesar 18,8% rata-

rata per tahun. Baik tabungan masyarakat maupun pajak pendapatan, kedua-duanya

merupakan sumber tabungan dalam negeri dan menentukan besar kecilnya tabungan

dalam negeri serta pendapatan nasional.

Sebagaimana yang diungkapkan Hendra Esmara, kini timbul persoalan: mana

yang lebih baik dipergunakan selaku sumber pembiayaan pembangunan, pajak atau

tabungan masyarakat ?. Simposium internasional mengenai mobilisasi tabungan personal

di negara-negara sedang berkembang, yang diselenggarakan Perserikatan Bangsa-Bangsa

di Jamaica (1980), mengambil kesimpulan bahwa : "...There was no simple formula to

determine the optimum relationship among government savings, business savings and

personal savings". Dengan nada yang sama Higgins menyatakan : "There is no simple or

general answer to this question".

Sedemikian sulitnya menentukan pilihan antara pengerahan tabungan masyarakat

dan pemungutan pajak, maka dalam analisa jangka panjang kiranya tidak terdapat

alternatif lain, terkecuali melalui penekanan konsumsi secara umum. Hal yang jelas, baik

pendapatan maupun konsumsi yang tersisa setelah dipotong pajak tetap menjadi turun,

masing-masing menjadi sebesar 89,7% dan 70,9% rata-rata per tahun. Peningkatan

tabungan dalam negeri selaku sumber pembiayaan pembangunan melalui pemupukan

tabungan masyarakat dan pemungutan pajak hanya dapat terjadi dengan melakukan

ekspansi kebijaksanaan moneter melalui pengembangan pasar uang serta pasar modal dan

kebijaksanaan fiskal yang progressif berdasarkan ability to pay.

Hasil penemuan yang kiranya cukup menonjol untuk diperhatikan adalah bahwa

potensi tabungan masyarakat nampaknya jauh lebih besar dibandingkan potensi tabungan

pemerintah terhadap ability and willingness to save dikalangan masyarakat dan menaikan

pertumbuhan ekonomi.

Peningkatan pajak akan merupakan trade-off terhadap kemungkinan kenaikan

tabungan. Peningkatan pajak yang terlalu tinggi akan dapat merugikan atau mengurangi

tabungan masyarakat, khususnya tabungan dunia usaha. Walaupun pajak akan dapat

memaksa masyarakat menciptakan tabungan melalui bentuk tabungan pemerintah tetapi

dilain pihak ia akan dapat mematikan inisiatif untuk menggerakan dunia usaha. Dengan

demikian, fungsi perpajakan disamping merupakan alat penciptaan tabungan pemerintah,

ia harus pula memberikan dorongan bagi peningkatan investasi masyarakat. Hal ini dapat

dilakukan dengan mempergunakan perpajakan selaku alat pemberian konsesi dan

berbagai kemudahan lainnya di dalam mendorong dunia swasta.

Page 16: KEBUTUHAN TABUNGAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN EKONOMI … · Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, ... disempurnakan kearah pendewasaan secara

16

Dilain pihak, analisis yang kiranya mendukung agar kedua tabungan masyarakat

dan tabungan pemerintah tersebut dapat naik secara bersamaan antara lain, bahwa upaya

memanfaatkan tabungan masyarakat sebagai sumber dana potensial bagi pembentukan

modal adalah dengan menyempurnakan pasar uang yang ada serta mengembangkan pasar

modal dengan segala peralatan yang diperlukan. Hal yang patut diperhatikan adalah

memperkecil segmentasi antara pasar uang dan pasar modal yang masih terpisah-pisah.,

bahkan kalau dapat dihilangkan segmentasi tersebut sama sekali.

Sedangkan upaya pemanfaatan tabungan pemerintah dari penerimaan pajak harus

dilakukan pada "tingkat optimum" hingga tidak memungkinkan lagi terjadinya aspek

yang saling meniadakan (trade-off) antara tabungan dengan pajak, antara lain harus

disesuaikan dengan kemungkinan serta kemampuan masing-masingnya, terkecuali kalau

memang kedua perangkat moneter dan fiskal yang ada semakin diperkaya secara

serempak dalam kebijaksanaan makro ekonomi Indonesia.

4.3. Kebutuhan Tabungan Dalam Negeri Untuk Mencapai

Pertumbuhan Ekonomi Jangka Panjang

Membuat perkiraan secara kuntitatif maupun kualitatif banyak kegunaannya,

antara lain : Memperkirakan persyaratan-persyaratan potensi pembangunan yang harus

dipenuhi untuk mencapai suatu tingkat pertumbuhan ekonomi tertentu dalam jangka

panjang dan mengukur batas-batas kemampuan optimal prestasi ekonomi yang telah

dilalui hanya dengan pemanfaatan tabungan dalam negeri sebagai pembiayaan

pembangunan maupun pertumbuhan ekonomi.

Untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 4,0% Indonesia

membutuhkan tabungan dalam negeri 9,6% dari pendapatan nasional (PDB). Pencapaian

laju pertumbuhan ekonomi sebesar 5,0% akan dibutuhkan tabungan dalam negeri sebesar

11,6% dari pendapatan nasional. Lebih lanjut, jika target pertumbuhan ekonomi harus

ditingkatkan, maka kebutuhan tabungan dalam negeri juga akan meningkat. Demikianlah,

terlihat untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 7,0% rata-rata per tahun,

maka dibutuhkan tabungan dalam negeri sebesar 15,4% dari pendapatan nasional.

Melalui suatu perbandingan, dimana pencapaian pertumbuhan ekonomi yang

sama terdapat perbedaan kebutuhan tabungan dalam negeri yang berbeda-beda. Seperti

halnya Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 4,0% hanya

membutuhkan tabungan dalam negeri 9,6% dari pendapatan nasional, akan tetapi negara

Taiwan membutuhkan tabungan dalam negerinya sebesar 11,6% dari pendapatan nasional

negara bersangkutan.

Nampaknya Indonesia memerlukan tabungan dalam negeri lebih kecil dari pada

Taiwan. Agaknya, perbedaan kebutuhan ini dapat dijelaskan bahwa Taiwan boleh

dikatakan lebih baik ekonomi yang dimilikinya dan termasuk sebagai negara kelompok

NICs dengan sektor industrinya sangat memperbesar tabungan dalam negeri dan

pendapatannya selama ini. Atau apa yang dimiliki Indonesia tidak dimiliki oleh Taiwan

Page 17: KEBUTUHAN TABUNGAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN EKONOMI … · Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, ... disempurnakan kearah pendewasaan secara

17

dalam hal memacu pertumbuhan ekonomi, seperti keadaan alam yang berarti bagi

Indonesia, tidak dimiliki Taiwan.

Dengan pemanfaatan tabungan dalam negeri saja atau tanpa modal asing sebagai

sumber pembiayaan pembangunan produktif, maka laju pertumbuhan ekonomi Indonesia

adalah sebesar 5,2% rata-rata per tahun. Pencapaian laju pertumbuhan ekonomi sebesar

ini, dimana Indonesia telah "memperuntukan" tabungan dalam negeri sebesar 12,0% dari

pendapatan nasional.

Kalau prestasi pembangunan yang telah berjalan hingga sekarang dikaitkan

dengan konsep tahap-tahap pembangunan W.W. Rostow yang antara lain untuk mencapai

tahap tinggal landas (take-off) hanya memerlukan investasi produktif dari 5% sampai ke

tingkat sedikit diatas 10% (yaitu 12%) dari pendapatan nasional, tentunya dapat

dikatakan bahwa Indonesia sudah tinggal landas oleh karena telah terpenuhinya konsep

Rostow. Sementara kenyataannya, sampai sekarang bahwa tinggal landas belum dicapai

oleh Indonesia.

Banyak pra-syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai tahap tinggal landas.

Diantara pra-syarat tersebut, maka bila sekiranya suatu negara berkembang telah mempu

melaksanakan pembangunannya tanpa memperoleh pinjaman "lunak", baik dalam

pengertian Pearson maupun Rostow, maka negara tersebut dapat dianggap berhasil

mencapai tahap tinggal landas. Hal yang sama, juga dikemukakan dalam GBHN 1983 :

Pengerahan dari dana-dana investasi ......harus ditingkatkan dengan cepat sehingga

peranan bantuan luar negeri yang merupakan pelengkap ......semakin berkurang dan pada

akhirnya mampu membiayai sendiri seluruh pembangunan ( Hendra Esmara: Ibid, h. 61 ).

Baik Rostow maupun GBHN 1983 memberikan tekanan kepada

kemampuan"untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatan sendiri" atau menurut istilah

Rostow "the take-off into substained growth". Nampaknya tahap tinggal landas bagi

Indonesia baru akan terjadi bilaman telah terciptanya landasan yang kuat dan

berkembang atas kekuatan sendiri menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan

Pancasila, dan bantuan luar negeri yang selama ini telah diberikan oleh IGGI kepada

Indonesia sudah tidak diperlukan lagi. Berdasarkan keadaan ini, kiranya Indonesia baru

akan sampai pada tahap mencapai tinggal landas setelah rampung program satu tahap

pembangunan jangka panjang pertama, atau istilah sekarang setelah terlalui kebangkitan

nasional pertama negara Indonesia.

5. KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN

5.1. Kesimpulan

Hasil estimasi fungsi tabungan dalam negeri jangka panjang memperlihatkan

bahwa rasio antara tabungan dalam negeri yang diinginkan terhadap pendapatan adalah

sebesar 29,7% rata-rata per tahun. Melalui interpretasi parametger ketiga hasil estimasi

yang ada, dimana terdapatnya rasio antara kenyataan tabungan dalam negeri terhadap

Page 18: KEBUTUHAN TABUNGAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN EKONOMI … · Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, ... disempurnakan kearah pendewasaan secara

18

pendapatan adalah sebesar 29,1% rata-rata per tahun. Dengan demikian, dapat dikatakan

bahwa tidak terdapatnya deviasi yang menyolok antara keinginan dengan kenyataan yang

terjadi untuk memanfaatkan tabungan dalam negeri selaku sumber pembiayaan

pembangunan.

Dari rasio antara kenyataan tabungan dalam negeri terhadap pendapatan tersebut,

dimana tingkat pajak berupa pajak pendapatan yang dihitung sebagai proporsional taxes

dari pendapatan adalah sebesar 10,3% rata-rata per tahun, dan berarti bahwa bahagian

tabungan dalam negeri yang tersisa setelah dipotong pajak (atau berupa rasio antara

tabungan masyarakat terhadap pendapatan) adalah sebesar 18,8% rata-rata per tahun.

Dalam jangka panjang, nampaknya tidak terdapat alternatif lain untuk

meningkatkan tabungan dalam negeri selaku sumber pembiayaan, terkecuali bila

dilakukan penekanan konsumsi secara umum. Peningkatan tabungan dalam negeri

melalui pemupukan tabungan masyarakat dan pemungutan pajak hanya akan dapat terjadi

masing-masing dengan melakukan ekspansi kebijaksanaan moneter melalui

pengembangan pasar uang serta pasar modal, dan dengan melakukan kebijaksanaan fiskal

yang progressif berdasarkan the ability to pay.

Bagaimanapun juga, peningkatan pajak akan selalu membuat trade-off terhadap

kemungkinan kenaikan tabungan dalam negeri, yaitu karena dapat merugikan atau

mengurangi tabungan masyarakat. Namun demikian, analisis ini juga menunjukkan

bahwa potensi tabungan masyarakat jauh lebih besar dibandingkan dengan potensi

tabungan pemerintah terhadap ability and willingness to save dikalangan masyarakat

selaku sumber pembiayaan pembangunan.

Dengan hanya memanfaatkan sumber pembiayaan pembangunan produktif seperti

tabungan dalam negeri, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah sebesar 5,2% rata-

rata per tahun. Pencapaian pertumbuhan ekonomi sebesar ini, dimana Indonesia telah

"memperuntukan" tabungan dalam negeri sebesar 12,0% dari pendapatan nasional.

Dikaitkan dengan konsep tahap-tahap pembangunan Rostow yang menyatakan bahwa

untuk mencapai tak-off hanya memerlukan investasi produktif sebesar 5-10% (yaitu

12%) dari pendapatan nasional suatu negara, maka Indonesia walaupun telah memenuhi

konsep Rostow tersebut, namun belum dapat dikatakan mencapai take-off.

Hal ini disamping disebabkan masih banyaknya pra-syarat yang harus dipenuhi,

lagi pula hingga sekarang pada kenyataannya Indonesia masih membutuhkan bantuan

luar negeri guna menutupi kesenjangan anggaran negara. Namun demikian, bila

sekiranya pelaksanaan pembangunan nantinya sudah mampu tanpa memperoleh

"pinjaman lunak", dan telah dapat tumbuh dan berkembang atas kekuatan sendiri atau

menurut istilah Rostow "the take-off into self substained growth" baru Indonesia dapat

dianggap berhasil mencapai take-off.

Page 19: KEBUTUHAN TABUNGAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN EKONOMI … · Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, ... disempurnakan kearah pendewasaan secara

19

5.2. Saran-saran

Dengan mempertahankan amanat GBHN, yaitu bahwa bantuan luar negeri hanya

berperan sebagai pelengkap dan bersifat sementara, maka upaya mobilisasi dana dari

dalam negeri berupa tabungan dalam negeri merupakan pilihan yang tidak dapat ditawar

lagi. Mobilisasi tabungan dalam negeri setidak-tidaknya mempunyai dua manfaat : (1)

Dapat membiayai usaha-usaha pembangunan dengan dana sendiri. (2) Mengurangi

ketergantungan terhadap luar negeri. Untuk itu, diperlukan upaya intensifikasi tabungan

dalam negeri melalui: Penggalakkan pemungutan pajak yang bersifat progressif

berdasarkan ability to pay. Tak dapat dipungkiri, tindakan ini tidak populer dalam jangka

pendek, namun perlu dilakukan kalau benar-benar ingin membebaskan diri dari

ketergantungan terhadap modal asing. Dan perlunya pendewasaan fungsi perbankan

maupun lembaga keuangan bukan bank agar mampu menciptakan iklim yang kondusif

bagi perkembangan investasi.

Upaya penarikan investasi asing, agaknya merupakan pilihan terbaik kedua

setelah peningkatan tabungan dalam negeri. Praktek-praktek negatif investasi asing

seperti transfer pricing, dummy-shareholder dan repatrisi keuntungan bukannya tidak

mungkin terjadi. Namun, yang jelas masih menguntungkan memilih investasi asing

dibandingkan memilih bantuan luar negeri. Pemikiran untuk mengubah debt into equity

nampaknya patut diperhitungkan ditengah situasi langka devisa dan beratnya membayar

cicilan utang luar negeri.

Dibandingkan dengan pinjaman jangka menengah maupun jangka panjang

(termasuk kredit bank-bank komersial dan kredit ekspor dari perwakilannya), investasi

asing langsung, setidak-tidaknya mempunyai tiga keunggulan: (1) Pembiayaan melalui

pemilikan (equity financing) hanya akan dibayar apabila investasi tersebut menghasilkan

keuntungan, sementara utang luar negeri harus dibayar kembali tanpa memperdulikan

situasi ekonomi, dan khususnya, keadaan neraca pembayaran dari negara penerima

bantuan. (2) Pembayaran kepada investor asing dapat diatur oleh negara tuan rumah,

sementara pembayaran kembali utang luar negeri berada diluar kekuasaan negara debitur

karena dipengaruhi oleh tingkat bunga di pasar internasional. (3) Investasi asing dapat

memperkecil antara struktur kedewasaan dari penghasilan yang berasal dari investasi

dengan pembayaran kembali modal yang diperlukan untuk membiayai. Dengan

demikian, menghindari ketidaksesuaian yang diciptakan akibat negara sedang

berkembang menarik pinjaman jangka pendek guna membiayai investasi jangka panjang.

Kendati diatas kertas investasi asing memiliki beberapa keunggulan dibandingkan

dengan bantuan luar negeri, namun pengambil keputusan di tingkat nasional wajib

mengeliminasi dampak-dampak negatif yang mungkin terjadi dan sebaliknya

memanfaatkan investasi asing demi kepentingan nasional.

Page 20: KEBUTUHAN TABUNGAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN EKONOMI … · Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, ... disempurnakan kearah pendewasaan secara

20

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abimanyu, Anggito.,"Minyak Bumi Dan Bantuan Luar Negeri Dalam Perekonomian

Indonesia" (Yogyakarta: STIE-YKPN,1988).

Chenery, Hoolis B. dan Nicholas G. Carter.,"Foreign Assistance and Development

Performance 1960-1970", American Economic Review, Vol. 63, No.2 (Mei

1973).

Didong, Rustam., "Pengembangan Tabungan Dalam Negeri Dan Pembiayaan

Pembangunan", forum Ekonomi, Tahun IV, No. 41 (Maret 1987).

Esmara, Hendra.,"Politik Perencanaan Pembangunan : Teori, Kebijaksanaan dan

Prospek" (Padang: Pidato Pengukuhan Sebagai Guru Besar Perencanaan

Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Andalas pada rapat senat terbuka, 27

Juli 1985).

--------------------------"Ekonomi Indonesia Dalam Transisi" (Padang: Pusat Penelitian

Universitas Andalas, 1987).

Heff, Nathaniel H. dan Kasuo Sato (1975)., "A Simultaneous Equations Model of Saving

in Developing Countries", Journal of Political Economy, 83 (b).

Kuharjo, Noorooso., "Ilmu Ekonomi Bagi Negara Sedang Berkembang" (Jakarta:

Akademika Pressindo, 1981).

Kuncoro, Mudrajad., "Dampak Arus Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan

Tabungan Domestik", Prisma 9 (Jakarta: LP3ES, 1989).

Mariakasih, Frans Kho.,"Praktek dan Teori Pembangunan Ketergantungan

(Dependencia)", analisa, No.9 (September 1982).

Nio, Thress.,"Utang Luar Negeri RI" (Jakarta : Harian Kompas, 12 Juli 1988).

Nopirin., "Efek Kebijaksanaan Pemerintah Terhadap Pembentukan Modal", dalam Ekonomi Moneter (Editors), edisi pertama, buku II (Yokyakarta: BPFE-UGM, 1987).

Papanek G.F., "The Effect of aid and Other Resources Transfers on Savings and Growth in Less Developed Countries", Economic Journal, Vol.82, No.327 (September 1972).

Pattisiana, Engelina., "Dampak-dampak Kegiatan Penanaman Modal Asing Terhadap

Ekonomi di Indonesia", Analisa, No.9 (September 1982).

Rana, Pradumna B. dan J. Malcolm Dowling Jr., "The Impact of Foreign Capital on

Growth: Evidence From Asian Developing Countries", The Developing

Economies, Vol. XXVI, No.1 (March 1988).

Samuelson, Paul P., "Economics", eleventh edition (New York: Mc Graw-Hill

International Book Company, 1980).

Stoneman, Colins., "Foreign Capital and Economic Growth", World Development, Vol.

3, No.1 (January 1975).

Todaro, Michel P., "Economics For Developing World" (London: Longman Group

Limited, 1977).

Wardhana, Ali., "Ekonomi Dunia dan Strategi Indonesia" (Jakarta: Harian Kompas, 29

Agustus 1987).

Wieskoff, Thomas E., "The Impact of Foreign Capital Inflow on Domestic Saving in

Underdeveloped Countries", Journal of International Economics, Vol 2 (February

1972).

Wirzon., "Perkiraan Kebutuhan Tabungan Dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia",

JEM Vol.1, No.1 (Juni 1988).

Page 21: KEBUTUHAN TABUNGAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN EKONOMI … · Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, ... disempurnakan kearah pendewasaan secara

Lampiran 1: IKHTISAR PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI DI INDONESIA, TAHUN 1969 - 1986

P DB P DB a tas das ar harga ko ns tan Indeks J umlah Angkatan J umlah P ro duk Tabungan Dana Dana Laju Laju Laju Tingkat

Tahun Harga Implisit P enduduk Kerja P ekerja Kurs Do lla r Do mes tikDo mes tik Luar Swas ta P ert. P ert. Inflas i inflas i

Berlaku (1973=100) (1983=100) (1973=100) IPDB (J uta) (J uta) (J uta) (Rp/Do lla r) Bruto Bruto Negeri Luar Eko no mi Eko no mi

(Milyar Rp) ( Milyar Rp) Negeri No minal Riil

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

= [(2)/ (5)]x100 =(16 )-(14 )

1969 2718.0 4820.5 4820.5 56.4 115 38.3 34.6 385 4820.5 615 236.3 43.6 0 0 0 0

1970 3238.0 5182.0 5182.0 62.5 118 39.8 36.1 381 5182 793.5 253.6 62.7 0.191 0.075 0.108 0.116

1971 3672.2 5544.7 5544.7 66.2 120 41.3 37.6 418 5544.7 938.4 277.7 98.5 0.134 0.070 0.060 0.064

1972 4564.0 6067.2 6067.2 75.2 123 42.6 39.4 414 6067.2 1182.8 423.8 235 0.243 0.094 0.136 0.149

1973 6753.4 6753.4 6753.4 100.0 126 44 41.2 418 6753.4 1233.3 417.2 208.2 0.480 0.113 0.329 0.367

1974 10708.0 7269.0 7269.0 147.3 129 45.4 43.2 423.22 7269 1125.9 281 109.8 0.586 0.076 0.473 0.509

1975 12642.5 7630.8 7630.8 165.7 132 46.9 45.2 420.88 7630.8 1096.1 72.4 -379.3 0.181 0.050 0.125 0.131

1976 15466.7 8156.3 8156.3 189.6 135 48.4 47.3 421 8156.3 1106.1 414.9 52.6 0.223 0.069 0.145 0.155

1977 19033.0 8882.0 8882.0 214.3 138 49.4 48.3 421 8882 1438 260.3 -14.1 0.231 0.089 0.130 0.142

1978 22746.0 9566.5 9566.5 237.8 142 50.4 49.4 633.88 9566.5 1458.8 486.3 88.8 0.195 0.077 0.110 0.118

1979 32025.4 10164.9 10164.9 315.1 144 51.4 50.5 632.12 10164.9 954.1 223.5 -122.6 0.408 0.063 0.325 0.345

1980 45445.7 11169.2 11169.2 406.9 148 52.4 51.6 633.7 11169.2 811.9 245.2 -98.1 0.419 0.099 0.291 0.320

1981 54027.0 12054.6 12054.6 448.2 151 54.5 53.6 643.05 12054.6 64.1 302.9 21.2 0.189 0.079 0.102 0.110

1982 59632.6 12325.4 12325.4 483.8 155 56.7 55.7 691.94 12325.4 -419 823.2 234.4 0.104 0.022 0.080 0.081

1983 71214.7 12842.2 73697.6 12842.2 554.5 158 59 57.8 995.12 12842.2 -417.8 1184.7 327.4 0.194 0.042 0.146 0.152

1984 87054.8 78144.4 13617.1 639.3 161 61.4 59.4 1075.87 13617.1 3580.9 609.5 127.4 0.222 0.060 0.153 0.162

1985 94491.5 79910.8 13924.9 678.6 164 63.8 62.5 1130.7 13924.9 3373.9 301.1 11.3 0.085 0.023 0.061 0.063

1986 96489.3 82474.5 14371.6 671.4 167 70.2 68.3 1655.4 14371.6 3552.1 1076.3 318.3 0.021 0.032 -0.011 -0.011

Sumber: Diperkirakan dari Nota Keuangan Dan APBN Tahun 1986/87; BPS, Pendapatan Nasional Indonesia 1983-1986

( Tabel-Tabel Pokok ); dan Bank Indonesia, Statistik Ekonomi-Keuangan Indonesia pada berbagai tahun penerbitan.

Page 22: KEBUTUHAN TABUNGAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN EKONOMI … · Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, ... disempurnakan kearah pendewasaan secara

------+++++------

Cara paling Mudah Meng-unduh (Downloads) secara GRATIS sejumlah TULISAN ILMIAH Dalam bentuk Files PDF sebagai berikut:

Page 23: KEBUTUHAN TABUNGAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN EKONOMI … · Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, ... disempurnakan kearah pendewasaan secara

2

Daftar TULISAN ILMIAH Untuk PERGURUAN TINGGI, Terdiri:

Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN

JURNAL PENELITIAN Kuantitatif, BUKU AJAR MODUL SOAL DAN

PEMECAHAN SOAL, BUKU TEKS, Laporan Hasil & Jurnal Hasil

Penelitian Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, LAPORAN HASIL

& Jurnal Hasil Penelitian SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi

10 Macam Hasil Pegembangan KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

Penelitian Survey dari 5 Hasil Penelitian SURVEY.

Dan Didapatkan 10 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF

Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, termasuk 5 Proposal (Draft Hibah

DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 s/d 2016

12 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN

TRANSPORTASI 2014 s/d 2017

I. Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN, Serta

Jurusan Terkait Bidang EKONOMI:

02 27 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP I to KOPTIS Wilayah III Jakarta Files: 003 01 Perspektif Ekonomi Indonesia Dalam satu tahap pembangunan Jangka Panjang

004 02 Analisis Fungsi Tabungan Indonesia: Pengujian Model Hipotesa Pendapatan Permanen

005 03 Expor Kommoditi Primer Pulau Sumatera Lamam Perdagangan Luar Negeri Indonesia

006 04 Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Indonesia 1969-1994 007 05 Pekiraan Pembentukan Modal Di Indonesia

008 06 Kebijaksanaan Deregulasi Perbankan Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia

009 07 Instabilitas Perdagangan Luar Negeri Indonesia

010 08 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dan Ketergantungan Terhadap Dana Luar Negeri

011 09 Sumber Pertumbuhan Ekonomi Diantara Modal Dan Tabungan

012 10 Pengukuran Kondisi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Stedy-State Growth

013 11 Modal Asing Swasta Dan Pembentukan Investasi Produktif Dalam Pembiayaan Pembangunan

014 12 Trade-Off Antara Penerimaan Pajak Dan Kemampuan Menabung Masyarakat

015 13 Mobilisasi Tabungan Dan Investasi suatu Ekonomi Terbuka: Studi Kasus Indonesia 1969-1995

016 14 Pengaruh Pendapatan Permanen Dalam Pembentukan Tabungan

017 15 Peranan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

018 16 Analisis Fungsi Konsumsi Indonesia Dengan Pendapatan Permanen 019 17 Pembiayaan Ekonomi Dalam Negeri Diantara Keinginan Dan Kenyataan

020 18 Sektor Perdagangan Luar Negeri Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Kegiatan Ekonomi

021 19 Reformasi Kebijaksanaan Makro Dan Pengaruh Ekonomi Sektor Terbuka

022 20 Keseimbangan Pendapatan Nasional: Investasi Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi

023 21 Analisis Pengaruh Pembentukan Tabungan Suatu Ekonomi Terbuka

024 22 Pengaruh Aliran Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan

025 23 Perkiraan Kebutuhan Investasi Dan Pengukuran Tinggal Landas

026 24 Kemampuan Pembentukan Modal Domestik: Sektor Pemerintah Dan Masyarakat

027 25 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Akumulasi Sumber Pembiayaan Pembangunan

028 26 Kualitas Pembangunan Ekonomi Indonesia Dan Dilema Ketergantungan Sumber Dana

029 27 Investasi Dan Pembiayaan Ekonomi Jangka Panjang Indonesia

Page 24: KEBUTUHAN TABUNGAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN EKONOMI … · Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, ... disempurnakan kearah pendewasaan secara

3

004 34 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP II to STMT Trisakti Files: 030 01 Standar Ukuran Tinggal Landas Perekonomian Suatu Negara

031 02 Pembentukan Modal Domestik Bruto Sektor Pemerintah Dan Masyarakat

032 03 Pembentukan Tabungan Dan Pembiayaa Ekonomi Jangka Panjang Indonesia

033 04 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Steady-State Growth

034 05 Aliran Modal Asing Swasta Dalam Pembentukan Investasi Produktif

035 06 Fungsi Konsumsi Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Permanen 036 07 Pendapatan Permanen Dan Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Tabungan

037 08 Pengujian Model Tabungan Indonesia Dengan Hipotesa Pendapatan Permanen

038 09 Kebutuhan Tabungan Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi Indonesia

039 10 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi: Trade-Off Antara Pajak Dan Tabungan

040 11 Aggregate Expenditre Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 3 Sektor)

041 12 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Terbuka

042 13 Aggregate Expendiure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 4 Sektor)

043 14 Pengaruh Sektor Perdagangan Luar Negeri Terhadap Aktivitas Ekonomi Indonesia

044 15 Aliran Modal Asing Dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan

045 16 Penafsiran Tingkat effisiensi Marginal Ekonomi Indonesia Dan Prakiraan Pembentukan Modal

046 17 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Sederhana

047 18 Aggregate Expenditure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 2 Sektor) 048 19 Pembentukan Modal Domestik Bruto Dan Ketergantungan Terhadap Sumber Dana

049 20 Prestasi Ekonomi Dan Indeks Instabilitas Sektor Perdangan Luar Negeri Indonesia

050 21 Model Makro Keseimbangan Agregatif Pembentukan Tabungan Dan Investasi

051 22 Expor Kommoditi Primer Dan Pertumbuhan Ekonomi Regional Pulau Sumatera

052 23 Konstribusi Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

053 24 Pengaruh Variabel-variabel Agregatif Terhadap Pembentukan Tabungan Dan Pendapatan

054 25 Pengembangan Sumber Pembiayaan Pembangunan Yang Semakin Bertumpu Pada

Kemampuan Sendiri

055 26 Pengembangan Instrumen Kebijaksanaan makro Terhadap Pembentukan Investasi Dan Pendapatan

056 27 Kebutuhan Tabungan Dan Pembentukan Investasi Produktif Bagi Pembiayaan Pembangunan

057 28 Pengaruh Ekspor Terhadap Pendapatan Nasional Dan Pertumbuhan Ekonomi 058 29 Pengaruh Deregulasi Perbankan Bidang Ekspor Terhadap Devisa Pendapatan Nasional

059 30 Aliran Dana Luar Negeri Di Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

060 31 Strategi Indonesia Dan Manajemen Pembentukan Modal Bagi Peningkatan Pendapatan Masyarakat

061 32 Manajemen Perdagangan Internasional Pengurangan Distorsi Ekonomi Pasca Seleksi

Aliran Dana Luar Negeri

062 33 Manajemen Perbankan Pasca Deregulasi Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia

063 34 Refleksi Ekonomi Indonesia Setelah 34 Tahun Membangun: Diantara Kekuatan Dan Kelemahan

005 10 BUKU AJAR, MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Files: 064 01 BUKU AJAR Pengantar Teori Ekonomi

065 02 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Pengantar Teori Ekonomi

066 03 BUKU AJAR Teori Ekonomi 067 04 BUKU AJAR Ekonomi Pembangunan

068 05 BUKU AJAR Pengantar Ekonomi Mikro

069 06 BUKU AJAR Ekonomi Makro Perthitungan Pend Nasional

070 07 BUKU AJAR Teori Ekonomi Mikro

071 08 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Teori Ekonomi Mikro

073 09 BUKU AJAR Ekonomi Manajerial

074 10 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Ekonomi Manajerial

Page 25: KEBUTUHAN TABUNGAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN EKONOMI … · Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, ... disempurnakan kearah pendewasaan secara

4

II. PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 006 3 VERSI Teks Book EKO MANAJERIALPernah Disumbang ke DIKTI Dan Dikirim Ke USA File 075 01 Buku Teks 681h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Hasil Estimasi

Atau 075 01 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi

Hasil Estimasi

File 076 02 Buku Teks 301h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Non-Estimasi

Atau 076 02 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi

Non-Estimasi

File 077 03 Buku Teks 509h EKO MANAJERIAL TRANSPORTASI Dengan Fungsi Non-Estimasi

Atau 077 03 EKONOMI MANAJERIALTRANSPORTASI Penerapan Konsep Mikro Ekonomi Dalam Bisnis Transportasi Dengan Fungsi Non-Estimasi

File 078 Ringkasan Isi Dan Surat Menyurat Pengiriman 3 Teks Book EKO MANAJERIAL Ke USA

Atau 078 Request for Coop in Publishing 3 Text Books in MANAGERIAL ECONOMICS to The USA

Subject: Request for Cooperation in Publishing Text Books in MANAGERIAL

ECONOMICS: Application of Microeconomic Concepts Using Estimation

Result Function (242 halaman)

008 3 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2010 Files: 079 01 Evaluasi Ekonomi Indonesia di Era Pembangunan Berkelanjutan

080 02 Evaluasi Ekonomi 50 Tahun Indonesia Membangaun 081 03 Kebutuhan Tabungan Sebagai Sumber Pembiayaan Pembangunan Indonesia

009 4 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2012 Files: 082 01 Pengembangan Ekonomi Dan Pengaruh POLIIK Di Era Kepemimpinan INDONESIA

083 02 Prestasi Ekonomi INDONESIA Jangka Panjang Dan Pencapaian Kondisi STEADY-

STATE GROWTH

084 03 Perkiraan Kebutuhan Tabungan Bagi Target Pertumbuhan Ekonomi Yang Hendak Dicapai

085 04 Pengendalian Ekonomi Ditengah Ancaman Krisis Dan Dilema Keterbatasan Sumber

Pembiayaan Yang Salaing Trade-Off

010 4 Laporan Penelitian Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI 2010 File 086 01 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 72h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010

Atau 086 01 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di

Indonesia

File 087 02 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010

Atau 087 02 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di

Indonesia

File 088 03 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 77h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010 Atau 088 03 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional

File 089 04 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010

Atau 089 04 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional

Page 26: KEBUTUHAN TABUNGAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN EKONOMI … · Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, ... disempurnakan kearah pendewasaan secara

5

011 3 Proposal P3M PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,Tahun 2010 File 090 01 Draft Proposal 21h Penelitian P3M MTD STMT Angkutan Jalan Raya DKI 2010

Atau 090 01 Kepadatan Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya Di DKI Jakarta: Trade off Antara Penguna

Kendaraan Pribadi Dan Umum

(Studi Kasus: Penerapan Konsep Slutsky’s Theorem, TE = SE + IE)

File 091 02 Draft Proposal 26h Penelitian P3M MTL STMT Faktor Produksi PT PELNI 2010 atau 091 02 Pengaruh Beberapa Faktor Produksi Terhadap Produksi PT PELNI

(Studi Kasus: Penerapan Konsep Production Isoquant, TO = SE + OE)

File 092 03 Draft Proposal 25h Penelitian P3M MTU STMT Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan 2010

atau 092 03 Penentuan Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan Dengan Arus Penumpang Jakarta-Ujung

Pandang

012 14 Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI, Tahun 2011 File 093 01 Proposal 11h Produksi Jasa Angkutan Udara Indonesia 2011

Atau 093 01 Produksi Jasa Angkutan Udara Indonesia Dan Investasi Produktif Yang Diperlukan

File 094 02 Proposal 10h Jasa Angkutan Rel 2011

Atau 094 02 Menasionalisasikan Jasa Angkutan Rel Dan Investasi Yang Dibutuhkan

File 095 03 Proposal 11h Produktivitas Dan Produksi Jasa Angkutan KAI 2011

Atau 095 03 Produktivitas Dan Produksi Jasa Angkutan Kereta Api Indonesia

File 096 04 Proposal 11h Angkutan Pelayaran Antar Pulau Indonesia 2011

Atau 096 04 Angkutan Pelayaran Antar Pulau Dalam Wililayah Teritorial Indonesia

File 097 05 Proposal 12h Produksi Jasa Angkutan Udara Penerbangan Domestik 2011

Atau 097 05 Produksi Jasa Angk Udara Komersial Penerbangan Domestik

File 098 06 Proposal 12h Pengembangan Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau 2011

Atau 098 06 Pengembangan Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau Indonesia

File 099 07 Proposal 14h Usaha Jasa Angkutan Udara Pada Penerbangan Domestik 2011

Atau 099 07 Usaha Jasa Angkutan Udara Pada Penerbangan Domestik

File 100 08 Proposal 11h Utilitas Penumpang Pengguna Jasa Pelayaran Antar Pulau 2011

Atau 100 08 Utilitas Penumpang Pengguna Jasa Pelayaran Antar Pulau

File 101 09 Proposal 13h Angkutan Penumpang Udara Pada Penerbangan Domestik 2011

Atau 101 09 Angkutan Penumpang Udara Pada Penerbangan Domestik

File 102 10 Proposal 15h Angkutan Penumpang Dom Dan Trade off Antara Laut dan Udara 2011

Atau 102 10 Angkutan Penumpang Dom Dan Trade off Antara Laut dan Udara

File 103 11 Proposal 14h Kebutuhan Modal Pert Produksi Angkutan Udara Luar Negeri 2011

Atau 103 11 Kebutuhan Modal Pertumbuhan Produksi Angkutan Udara Luar Negeri

File 104 12 Proposal 12h Pengembangan Produksi Jasa Angkutan KAI 2011

Atau 104 12 Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Kereta Api Indonesia

File 105 13 Proposal 15h Angkutan Kargo Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan Dom 2011

Atau 105 13 Angkutan Kargo Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan Domestik

File 106 14 Proposal 12h Produksi Angkutan Kargo Udara penerbangan Internasional 2011 Atau 106 14 Produksi Angkutan Kargo Udara penerbangan Internasional

Page 27: KEBUTUHAN TABUNGAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN EKONOMI … · Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, ... disempurnakan kearah pendewasaan secara

6

10 Contoh PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI

013 5 CONTOH Hibah (Proposal DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 -2016 File 107 01 Draf Hibah Kompetensi TAHAP 1 44h dgn Ir PRASAD TITA MM to DIKTI 2009

Atau 107 01 Analisis Pertambahan Pengguna Kendaraan Bermotor Roda Dua Dan Kepemilikan Mobil

Pribadi Di Jakarta

File 108 02 Draft Hibah Kompetensi 47h dgn PROF ERYUS To DIKTI 2010

Atau 108 02 Kepadatan Lalin Angkutan Jalan Raya Di DKI Jakarta Trade off Antara Peng Kend Pribadi

Dan Umum

File 109 03 Draft Hibah Kompetensi 51h dgn PROF HANANTO to DIKTI 2010

Atau 109 03 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PT PELNI

File 110 04 Draft Hibah Kompetensi 51h dgn PROF DIRK KOLEANGAN to DIKTI 2010

Atau 110 04 Penentuan Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan Dengan Arus Penumpang JAKARTA-

UJUNG PANDANG

File 111 05 Draft Hibah PRODUK TERAPAN 67h dgn Dr HUSNI HASAN to DIKTI 2016

Atau 111 05 Analisis Penentuan Tarif Angkut Dua Jasa Angk Penumpang Udara Dan Laut Rute

JAKARTA-UJUNG PANDANG

014 3 CONTOH Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,Tahun 2014 File 112 01 Proposal Penelitian P3M MTL 13h Angk Pelayaran Antar Pulau PT PELNI 2014

Atau 112 01 PENGEMBANGAN PRODUKSI ANGKUTAN PELAYARAN DI INDONESIA

File 113 02 Proposal Penelitian P3M MTD 15h Effisiensi Produktivitas Jasa Angk PT KAI 2014

Atau 113 02 TINGKAT EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS JASA ANGKUTAN KERETA API

INDONESIA

File 114 03 Proposal Penelitian P3M MTU 21h Kebutuhan Modal Angk Penerb Domestik 2014

Atau 114 03 KEBUTUHAN MODAL DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI ANGKUTAN

PENERBANGAN DOMESTIK

015 2 CONTOH Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,

Tahun 2017, Sedang Digarap File 115 01 Proposal Terpadu P3M 28h atau Analisis Trade-Off Antara MTL Dengan MTU 2017

Atau 115 01 Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan

Domestik Indonesia: Trade-off Antara Angkutan Laut Dan Udara

File 116 02 Proposal Penelitian P3M 22h Dibidang TRANPORTASI UDARA Luar Negeri 2017

Atau 116 02 KEBUTUHAN MODAL DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI ANGKUTAN UDARA

LUAR NEGERI

Page 28: KEBUTUHAN TABUNGAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN EKONOMI … · Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, ... disempurnakan kearah pendewasaan secara

7

III. PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 016 5 LAPORAN HASIL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANJEMEN TRANSPORTASI 2014-2017

File 117 01 Laporan HASIL PENELITIAN 375h Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014

Atau 117 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL

PURWAKARTA

File 118 02 Laporan HASIL PENELITIAN 147h PERUM DAMRI 2015 Atau 118 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 120 03 Laporan HASIL PENELITIAN 172h PT MAYASARI BAKTI 2016

Atau 120 03 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Thd

Keunggulan Bersaing Jasa Angk Mayasari Bakti

File 122 04 Laporan HASIL PENELITIAN 165h GARUDA INDONESIA 2016

Atau 122 04 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 124 05 Laporan HASIL PENELITIAN 353h Kereta Api PATAS Purwakarta 2017 Atau 124 05 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS

PURWAKARTA

017 5 Jurnal HASIL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANJEMEN TRANSPORTASI 2014-2017 File 125 01 Jurnal HASIL PENELITIAN 41h Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014

Atau 125 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL

PURWAKARTA

File 126 02 Jurnal HASIL PENELITIAN 35h PERUM DAMRI 2015

Atau 126 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 128 03 Jurnal HASIL PENELITIAN 38h PT MAYASARI BAKTI 2016

Atau 128 03 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Thd

Keunggulan Bersaing Jasa Angk Mayasari Bakti

File 130 04 Jurnal HASIL PENELITIAN 36h GARUDA INDONESIA 2016

Atau 130 04 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 132 05 Jurnal HASIL PENELITIAN 40h Kereta Api PATAS Purwakarta 2017

Atau 132 05 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS

PURWAKARTA

018 10 Macam Prediksi Pengembangan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Penelitian Survey

Files: 133 01 KA Eko Lokal Purwakarta 2014 20h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt 134 02 KA Eko Lokal Purwakarta 2014 23h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Panjang Alt

135 03 PERUM DAMRI 2015 15h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

136 04 Jurnal HASIL PENELITIAN PERUM DAMRI 2015 24h

137 05 Jurnal HASIL PENELITIAN Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014 30h

138 06 Jurnal HASIL PENELITIAN PT MAYASARI BAKTI 2016 31h

139 07 PT MAYASARI BAKTI 2016 19h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

140 08 Jurnal HASIL PENELITIAN GARUDA INDONESIA 2016 31h

141 09 PT GARUDA INDONESIA 2016 19h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

142 10 Jurnal HASIL PENELITIAN KA PATAS Purwakarta 2017 30h

Page 29: KEBUTUHAN TABUNGAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN EKONOMI … · Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, ... disempurnakan kearah pendewasaan secara

8

12 BUAH BENTUK PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI

019 6 Contoh Proposal PENELITIAN SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi 2014-2017 File 143 01 Proposal 21h KERETA API EKONOMI LOKAL PURWAKARTA 2014

Atau 143 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL

PURWAKARTA

File 144 02 Proposal 18h PERUM DAMRI 2015

Atau 144 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 145 03 Proposal 17h PERUM DAMRI Dgn KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 145 03 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 146 04 Proposal 28h Keunggulan Bersaing PT MAYASARI BAKTI 2016

Atau 146 04 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Terhadap

Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Mayasari Bakti

File 148 05 Proposal 28h Keunggulan Bersaing GARUDA INDONESIA 2016

Atau 148 05 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 150 06 Proposal 27h KERETA API PATAS PURWAKARTA 2017

Atau 150 06 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS

PURWAKARTA

020 2 Contoh Proposal PENELITIAN SURVEY Hasil Pengembangan Model 2016 File 151 01 Proposal 33h Keunggulan Bersaing GARUDA INDONESIA 2016 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 151 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 152 02 Proposal 26h Keunggulan Bersaing PT MAYASARI BAKTI 2016 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 152 02 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Terhadap

Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Mayasari Bakti

021 2 Contoh Proposal Baru PENELITIAN SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi 2017 File 153 01 Proposal 30h Keunggulan Bersaing LION AIR GROUP 2017

Atau 153 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan Domestik LION AIR GROUP Di Bandara Soeta

File 154 02 Proposal 30h Keunggulan Bersainng TRANSJAKARTA 2017

Atau 154 02 Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Terhadap Loyalitas

Konssumen Jasa Angkutan Transjakarta

File 155 01 Proposal 30h Keunggulan Bersaing LION AIR GROUP 2017 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 155 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik LION AIR GROUP Di Bandara Soeta

File 156 02 Proposal 30h Keunggulan Bersainng TRANSJAKARTA 2017 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 156 02 Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Terhadap Loyalitas

Konssumen Jasa Angkutan Transjakarta

Page 30: KEBUTUHAN TABUNGAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN EKONOMI … · Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, ... disempurnakan kearah pendewasaan secara

9

Biasanya untuk mendapatkan sebuah TULISAN ILMIAH adalah secara kebetulan

didalam DOMAIN Google atau Bilamana sudah mengetahui judul TULISAN

ILMIAH tersebut cukup dengan menulis judul tersebut ke dalam Google dan akan

keluar TULISAN ILMIAH yang dimaksud.

KIAT CERDIK MEMBUAT TULISAN ILMIAH, dan sebagai langkah utama adalah

dengan cara Mengkoleksi sejumlah TULISAN ILMIAH yang akan berperan sebagai

MATERI PEMBANDING dengan MATERI YANG DIBUAT. Paling tidak agar

mengatahui bagaimana penyusunan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN

TEORITIS yang dibuat penulis lain. Selain bisa memperkuat “pondasi ilmiah” bahkan

juga memperkokoh “Kemampuan ilmiah” agar lebih mudah menyelesaikan berbagai

bentuk/beranekaragam Persoalan Ilmiah pada PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang

MANAJEMEN TRANSPORTASI maupun PENELITIAN SURVEY Dibidang

MANAJEMEN TRANSPORTASI. Tentunya sebagai langkah berikutnya adalah

Meng-unduh (Downloads) sebanyak mungkin TULISAN ILMIAH dari penulis lain atau Meng-unduh secara keseluruhan TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam File PDF

(pada posisi jumlah sekarang) sebagaimana tercantum dalam Lembaran Informasi, terkecuali TULISAN ILMIAH yang terdapat dalam kurung sebanyak 22 Files (hanya

bisa didapatkan melalui Email langsung dengan sejumlah harga tertentu yang disajikan

dalam sebuah Daftar Harga).

Ketentuan: Gantilah Lembaran Informasi (Daftar TULISAN ILMIAH yang disisipkan dalam wujud File PDF) menjadi (Daftar TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam File DOCUMENTS),

sehingga didapatkan sebuah File DOCUMENTS yang berisikan Daftar dari semua tulisan

ilmiah yang disusun oleh Amrizal.

Selanjutnya, dengan cara memasukan/menuliskan 000 Daftar Tulisan Ilmiah Amrizal

ke dalam Google, maka akan didapatkan sebuah File DOCUMENTS yang berisi Daftar

TULISAN ILMIAH tersebut, dengan contoh berikut:

Google 000 Daftar Tulisan Ilmiah Amrizal Cari

Adapun tujuan selanjutnya agar lebih leluasa/Mudah meng-unduh (Downloads)

keseluruhan TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam PDF (pada posisi jumlah sekarang),

cukup dengan cara meng-Copy masing-masing Nomor urut beserta nama file tersebut

ke dalam Google.

Diistilahkan dalam tanda petik “pada posisi jumlah sekarang” oleh karena posisi/jumlah

files PDF yang disajikan dalam Daftar TULISAN ILMIAH dapat berubah pada saat-saat

tertentu seiring dengan perjalanan waktu.......

-------- Jakarta, 14 September 2017--------