aggregate expenditure ekonomi sektoral (kajian …€¦ · disempurnakan kearah pendewasaan secara...

30
JURNAL PENELITIAN KUANTITATIF DIBIDANG ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN & ILMU MANAJEMEN STMT-TRISAKTI JAKARTA JL.IPN No.2 Cipinang Besar Selatan, Jakarta 13410 Telp: (021) 856 9372, Fax: (021) 856 9340 LPMTL CENTER OF EXCELLENCE Email: [email protected], Website: www.stmt-trisakti.ac.id Judul Penelitian AGGREGATE EXPENDITURE EKONOMI SEKTORAL (KAJIAN PERHITUNGAN EKONOMI 3 SEKTOR) O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi Trisakti Jakarta, October 2001

Upload: others

Post on 18-Oct-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: AGGREGATE EXPENDITURE EKONOMI SEKTORAL (KAJIAN …€¦ · disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa

JURNAL PENELITIAN KUANTITATIF DIBIDANG ILMU EKONOMI STUDI

PEMBANGUNAN & ILMU MANAJEMEN STMT-TRISAKTI JAKARTA

JL.IPN No.2 Cipinang Besar Selatan, Jakarta 13410

Telp: (021) 856 9372, Fax: (021) 856 9340 LPMTL CENTER OF EXCELLENCE Email: [email protected], Website: www.stmt-trisakti.ac.id

Judul Penelitian

AGGREGATE EXPENDITURE EKONOMI SEKTORAL

(KAJIAN PERHITUNGAN EKONOMI 3 SEKTOR)

O

l

e

h

AMRIZAL

Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi Trisakti

Jakarta, October 2001

Page 2: AGGREGATE EXPENDITURE EKONOMI SEKTORAL (KAJIAN …€¦ · disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa

2

KATA PENGANTAR

Membuat Karya Ilmiah atau melakukan penelitian sudah merupakan tugas pokok

yang harus dilakukan oleh staf pengajar suatu perguruan tinggi. Tugas ini dibuat dalam

rangka penyesuaian/persyaratan pengusulan Akreditasi Dosen atau jenjang kepangkatan

pada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPOR TRISAKTI (STMT TRISAKTI)

Jakarta. Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan

saja, namun penulis telah berfikir berkali-kali tentang isi tulisan singkat “Jurnal” yang

dibuat ini harus benar-benar dikaji secara ilmiah pula sesuai dengan namanya, dan inipun

sebatas kemampuan yang penulis miliki hingga saat ini.

Alasan lain kenapa karya ilmiah ini harus dibuat demikian adalah

berkemungkinan kalau sekarang batas kemampuan penulis hanya sebatas yang mampu

penulis buat seperti ini, maka mungkin suatu saat tulisan singkat “Jurnal” ini bisa lebih

disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum

melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa dan lain sebagainya. Agaknya tidaklah terlalu

berkelebihan kalau penulis katakan bahwa data yang digunakan bukanlah data main-

mainan, akan tetapi merupakan data resmi publikasi pemerintah sesungguhnya serta

badan-badan resmi pemerintah dan lainnya, yang telah menghimpun: Data-data Makro

Ekonomi dan Pembangunan Indonesia dari masa kemasa dengan rentang waktu tahun

1960-2006 seperti: Pendapatan Nasional Indonesia, APBN, Neraca Pembayaran,

Kependudukan dan Tenaga Kerja dan lain sebagainya.

Kemudian sebagai upaya menjaga keilmiahan sajian tulisan singkat “Jurnal” yang

penulis buat ini diperlukan wadah akurasi “Ilmu Ekonomi Terapan” sebagai

penuntun/pembanding, yaitu suatu wadah yang mencontohkan berbagai corak maupun

topik bahasan tulisan para ahli ekonomi papan atas menampilkan karya ilmiahnya melalui

berbagai Jurnal ekonomi domestik maupun asing. Tulisan singkat “Jurnal” ini belum

pernah diterbitkan dan hanya digunakan sebagai publikasi kepustakaan STMT

TRISAKTI agar dapat dibaca oleh mahasiswa atau pembaca ilmiah lainya yang

barangkali punya kepentingan sama dengan penulis.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Ketua STMT

TRISAKTI Husni Hasan, A.MTrU, S.Sos, MM, bapak Puket I STMT TRISAKTI

H. Andri Warman, BSc, S.Sos.,MM dan Civitas Akademika lainnya STMT Trisakti

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam kesempatan ini. Tidak terlupa salam

yang istimewa terhadap fihak DIKTI/Kopertis Wilayah III Jakarta tempat tujuan

penyesuaian/pengusulan Akreditasi Penulis untuk kedua kalinya, dan berbagai fihak yang

telah disibukkan atas penyesuaian/pengusulan akreditasi ini, demikian dan terima kasih.

Jakarta, Oktober 2001

( Amrizal )

Page 3: AGGREGATE EXPENDITURE EKONOMI SEKTORAL (KAJIAN …€¦ · disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

1. PENDAHULUAN

2. METODOLOGI DAN PEMBENTUKAN MODEL

2.1. Identitas Keseimbangan Tabungan Dan Investasi

2.2. Tabungan, Modal Dan Pertumbuhan Ekonomi Jangka Panjang

3. HUBUNGAN ANTARA TABUNGAN, INVESTASI

DENGAN PENDAPATAN

4. PERHITUNGAN EMPIRIS SERTA ANALISIS TEORITIS

4.1. Hasil Estimasi Beberapa Agregatif Ekonomi Dengan Pendapatan

4.2. Perkiraan Fungsi Tabungan Jangka Panjang:

Tabungan Masyarakat Dan Pajak

5. KESIMPULAN

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Page 4: AGGREGATE EXPENDITURE EKONOMI SEKTORAL (KAJIAN …€¦ · disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa

4

1. PENDAHULUAN

Sebagaimana yang diungkapkan Hendra Esmara, kini timbul persoalan: mana

yang lebih baik dipergunakan selaku sumber pembiayaan pembangunan, pajak atau

tabungan masyarakat ?. Simposium internasional mengenai mobilisasi tabungan personal

di negara-negara sedang berkembang, yang diselenggarakan Perserikatan Bangsa-Bangsa

di Jamaica (1980), mengambil kesimpulan bahwa : "...There was no simple formula to

determine the optimum relationship among government savings, business savings and

personal savings". Dengan nada yang sama Higgins menyatakan: "There is no simple or

general answer to this question"( Hendra Esmara: 1987, h.11 ).

Sedemikian sulitnya menentukan pilihan antara pengerahan tabungan masyarakat

dan pemungutan pajak, maka dalam analisa jangka panjang kiranya tidak terdapat

alternatif lain, terkecuali melalui penekanan konsumsi secara umum. Hal yang jelas, baik

pendapatan maupun konsumsi yang tersisa setelah dipotong pajak tetap menjadi turun,

peningkatan tabungan selaku sumber pembiayaan pembangunan melalui pemupukan

tabungan masyarakat dan pemungutan pajak hanya dapat terjadi dengan melakukan

ekspansi kebijaksanaan moneter melalui pengembangan pasar uang serta pasar modal dan

kebijaksanaan fiskal yang progressif berdasarkan ability to pay.

Hasil penemuan yang kiranya cukup menonjol untuk diperhatikan adalah bahwa

potensi tabungan masyarakat nampaknya jauh lebih besar dibandingkan potensi tabungan

pemerintah terhadap ability and willingness to save dikalangan masyarakat dan menaikan

pertumbuhan ekonomi.

Peningkatan pajak akan merupakan trade-off terhadap kemungkinan kenaikan

tabungan. Peningkatan pajak yang terlalu tinggi akan dapat merugikan atau mengurangi

tabungan masyarakat, khususnya tabungan dunia usaha. Walaupun pajak akan dapat

memaksa masyarakat menciptakan tabungan melalui bentuk tabungan pemerintah tetapi

dilain pihak ia akan dapat mematikan inisiatif untuk menggerakan dunia usaha.

Dengan demikian, fungsi perpajakan disamping merupakan alat penciptaan

tabungan pemerintah, ia harus pula memberikan dorongan bagi peningkatan investasi

masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan mempergunakan perpajakan selaku alat

pemberian konsesi dan berbagai kemudahan lainnya di dalam mendorong dunia swasta (

Hendra Esmara: Op-cit, h.13).

Dilain pihak, analisis yang kiranya mendukung agar kedua tabungan masyarakat

dan tabungan pemerintah tersebut dapat naik secara bersamaan antara lain, bahwa upaya

memanfaatkan tabungan masyarakat sebagai sumber dana potensial bagi pembentukan

modal adalah dengan menyempurnakan pasar uang yang ada serta mengembangkan pasar

modal dengan segala peralatan yang diperlukan. Hal yang patut diperhatikan adalah

memperkecil segmentasi antara pasar uang dan pasar modal yang masih terpisah-pisah.,

bahkan kalau dapat dihilangkan segmentasi tersebut sama sekali.

Page 5: AGGREGATE EXPENDITURE EKONOMI SEKTORAL (KAJIAN …€¦ · disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa

5

Sedangkan upaya pemanfaatan tabungan pemerintah dari penerimaan pajak harus

dilakukan pada "tingkat optimum" hingga tidak memungkinkan lagi terjadinya aspek

yang saling meniadakan (trade-off) antara tabungan dengan pajak, antara lain harus

disesuaikan dengan kemungkinan serta kemampuan masing-masingnya, terkecuali kalau

memang kedua perangkat moneter dan fiskal yang ada semakin diperkaya secara

serempak dalam kebijaksanaan makro ekonomi Indonesia ( Sirajuddin Ahmad: 1989.

h.19 )

Dalam literatur ekonomi modern, dimana tabungan didefinisikan sebagai bagian

dari pendapatan yang tidak dikonsumsi pada periode yang bersamaan. Teori ini dikenal

sebagai teori Keynes yang pertama menghubungkan tabungan dengan pendapatan.

Sebahagian besar para ahli ekonomi pembangunan menyadari bahwa tindakan

memobilisasi tabungan pada suatu perekonomian, berkaitan langsung dengan besarnya

konsumsi yang dilakukan pada periode bersamaan sebagai skedul yang kembar siam,

hingga terbentuknya pendapatan disposibel sebagaimana halnya yang terdapat didalam

ekonomi dua sektor (two-sector's economy), bahwa penggunaan penting dari pendapatan

sesudah pajak adalah tabungan (saving) yang ditujukan untuk konsumsi sekarang, hingga

timbulnya pendapatan nasional netto.

Adapun demikian, disadari pula bahwa bahagian pendapatan yang tidak

digunakan untuk konsumsi pada periode tertentu, seringkali tidak seluruhnya dapat

digerakkan menjadi sumber dana untuk pembentukan modal (investasi) pada periode

yang sama. Didalam teori ekonomi terbuka atau ekonomi empat sektor (four-sector's

economy), terbukti dengan terdapatnya yang dinamakan dengan domestic private sector

sebesar tabungan dikurang investasi atau sebesar government budget ditambah dengan

net export.

Dikebanyakan negara berkembang, dimana sebahagian besar tabungan terbentuk

dalam unit-unit yang sangat kecil. Lembaga-lembaga keuangan bank, simpan pinjam dan

lembaga-lembaga keuangan non-bank yang biasa menjadi saluran bagi tabungan tersebut

untuk menjadi investasi, boleh dikatakan belum tersedia secara memadai, sehingga

tabungan yang terjadi untuk sebahagian besar lainnya masih tetap tinggal sebagai

tabungan saja (berbentuk hording dan semacamnya) dan tidak tersalur sebagai

pembentukan modal.

Dengan kata lain, terdapatnya perbedaan antara dana yang tersedia (loanable

fund) dengan kemampuan untuk investasi (the ability to invest). Dengan demikian, maka

lembaga-lembaga keuangan bank, pasar uang dan pasar modal, asuransi dan lembaga-

lembaga keuangan non-bank dipandang sangat penting perannya bagi para ahli ekonomi

pembangunan sebagai salah satu unsur penggerak dalam pembangunan, menggerakan

keinginan untuk menabung, menyalurkan tabungan tersebut sebagai sumber dana efektif

dalam pembentukan modal dan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi.

Secara eksplisit terdapat dua faktor utama untuk menjaring potensi tabungan di

dalam masyarakat secara nasional. Faktor-faktor tersebut antara lain bersifat ekonomi dan

non-ekonomi. Perbedaan antara kedua faktor itu terletak pada mana membedakan antara

Page 6: AGGREGATE EXPENDITURE EKONOMI SEKTORAL (KAJIAN …€¦ · disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa

6

kemampuan menabung (the ability to save) dengan kemauan menabung (the willingness

to save) yang sama-sama menentukan besarnya tabungan sukarela (voluntary save) dari

masyarakat (Rustam Didong: 1987, h.52 ).

Kemampuan menabung masyarakat pada umumnya ditentukan oleh faktor-faktor

yang bersifat ekonomi, seperti : (1) Tingkat pendapatan bersih per kapita, (2) Distribusi

pendapatan bersih per kapita dan (3) Tingkat laba bersih pemilik modal. Sebaliknya,

kemauan menabung masyarakat disamping ditentukan oleh faktor-faktor diatas, lebih

banyak ditentukan oleh faktor-faktor yang bersifat non-ekonomi seperti : (1) Tersedia

atau tidaknya lembaga-lembaga yang memadai yang memudahkan masyarakat untuk

menabung, (2) Tinggi rendahnya tingkat bunga yang ditawarkan serta (3) Persepsi

masyarakat terhadap kegiatan menabung ( Rustam Didong: Ibid, h 53 ).

Walaupun secara historis adalah agak kurang seksama berbicara mengenai teori-

teori ekonomi makro yang berasal daripada ahli ekonomi Klasik, namun secara analitis

adalah bermanfaat untuk ditayangkan kembali oleh karena kebanyakan diantara teori-

teori tersebut masih bermanfaat, kendatipun tidak lengkap untuk dipakai dalam analisa

sekarang.

Hasil analisa yang mengherankan sebagaimana yang terdapat dalam buku Ben

Franklin yang berjudul "Poor Richard's Almanac" tidak jemu-jemunya mengotbahkan

doktrin tabungan dalam hubungannya dengan apa yang dinamakan Paradoks Kehematan

dan kini timbul suatu generasi ahli keuangan baru yang nampaknya berpendapat bahwa

kebajikan dimasa lampau mungkin menjadi dosa modern dimasa-masa depressi ( Paul P.

Samuelson: 1980, h.313 )

Dinamakan paradoks karena hampir semua kita terbiasa berpendapat bahwa

kehematan selalu merupakan hal yang baik. Dalam teori ekonomi, pertimbangan yang

dapat membantu kita menjelaskan paradoks secara ilmiah tanpa emosi adalah bahwa kita

harus berhati-hati dengan apa yang dinamakan "Logical fallacy of composition", yang

berarti apa yang baik bagi masing-masing orang secara sendiri-sendiri tidaklah dengan

sendirinya selalu baik bagi semua.

Dalam beberapa keadaan, kehati-hatian swasta (private prudence) mungkin

merupakan kebodohan sosial. Khususnya hal ini berarti bahwa usaha setiap dan masing-

masing orang untuk memperbesar tabungannya, mengakibatkan berkurangnya tabungan

aktuil keseluruhan orang dalam masyarakat bersangkutan ( Paul P. Samuelson: 1980,

Ibid, h.314 ).

Kenapa tidak hal semacam diatas dapat terjadi, sebab bila individu yang

menabung akan berarti mengurangi konsumsinya dan ini berarti pula bahwa ia

membelanjakan daya beli yang lebih kecil dari sebelumnya, sehingga bagian orang lain

pendapatannya bisa menjadi berkurang, oleh karena pengeluaran seseorang adalah

merupakan pendapatan bagi orang lain. Pertimbangan yang kedua menjelaskan paradoks

kehematan ini terletak pada pertanyaan "apakah pendapatan nasional yang bersangkutan

berada pada tingkat merosot atau tidak".

Page 7: AGGREGATE EXPENDITURE EKONOMI SEKTORAL (KAJIAN …€¦ · disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa

7

Jika perekonomian berada dalam keadaan full-employment, maka sudah jelas ada

kecenderungan semakin besar bahagian pendapatan yang digunakan untuk konsumsi

sekarang, semakin kecil bahagian yang tersedia bagi pembentukan modal. Bila pada

mana terdapatnya pengangguran (unemployment) yang sulit diatasi, maka konsumsi dan

investasi menjadi komplementer dan tidak saling bersaingan. Dalam hal semacam ini,

membantu yang satu dan juga membantu yang lain oleh karena konsumsi yang tinggi

mendorong investasi yang tinggi.

Dalam keadaan dimana berkomplementernya konsumsi dengan investasi, maka

tindakan yang mendorong pengencangan ikat pinggang (yaitu usaha untuk mengurangi

konsumsi guna memperbesar tabungan), hanya berakibat berkurangnya pendapatan. Pada

tingkat pendapatan yang rendah dan karena adanya induced-disinvestment, maka akan

menjadi rendahnya investasi. Dengan demikian, pendapatan dan investasi benar-benar

sudah berkurang oleh karena usaha memperbesar tabungan dalam masa pengangguran,

berakibat berkurangnya tabungan dan investasi yang benar-benar terlaksana.

Usaha pemulihan kiranya dapat ditemui melalui kebijaksanaan ekonomi makro

apabila paradoks kehematan sudah hilang dalam operasinya, sehingga usaha pengketatan

ikat pinggang yang mendorong kegiatan menabung guna meningkatkan investasi sebagai

sumber pembiayaan dapat terwujud dan tercapainya suatu lingkungan full-employment,

sehingga konsumsi dan investasi pasti saling bersaingan.

Hanya dalam keadaan seperti itulah kebajikan individual selalu sama dengan

kebajikan sosial (dan tidak lagi merupakan kebodohan sosial). Pendek kata didalam

kebijaksanaan ekonomi makro harus dihindarkan inflationary-gap atau deflationary-gap

sedemikian rupa, sehingga tabungan dan investasi full-employment persis sama besarnya

tanpa inflasi.

2. METODOLOGI DAN PEMBENTUKAN MODEL

Model keseimbangan perekonomian untuk ekonomi 3 sektor secara formal,

adalah sebagai berikut:

A = C + I + G ( 1 )

Y = C + S + T ( 2 )

A = Y ( ... Aggregate, Demand = Supply ) ( 3 )

bila dikelompokan dalam bagian-bagian tertentu, maka dapat didefinisikan sebagai

I + G = S + T ( 4 )

dimana terdapatnya gap oleh karena terjadinya kelebihan permintaan oleh kaum investor

dan pemerintah. Untuk mengimbangi permintaan tersebut, diperlukan Pajak lebih besar

daripada pengeluaran pemerintah.

Page 8: AGGREGATE EXPENDITURE EKONOMI SEKTORAL (KAJIAN …€¦ · disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa

8

Hubungan antara output dengan pendapatan disposibel ( disposible income ),

dimana sebagian dari pendapatan harus mengeluarkan pajak T dan sektor swasta

menerima Transfer R sebagai tambahan pada pendapatan nasional yang pada gilirannya

dialokasikan pada konsumsi dan tabungan, yaitu:

Yd = Yt + R – Tt ( 5 )

= Ct + St ( 6 )

Yt = Ct + St + Tt ( 7 )

dalam kaitanya persamaan (7) dengan indentitas produksi nasional (national product

identity ), dapat disusun sebagai

C + I + G = Yt = C + S + ( T – R ) ( 8 )

atau I + G = S + ( T – R ) ( 9 )

I = S + ( T – G – R ) (10 )

dimana I = total investasi, S = total tabungan yang disebut juga sebagai tabungan

masyarakat Sh dan berasal dari selisih total tabungan dengan tabungan pemerintah Sg =

( T - G - R), T = Penerimaan dalam negeri dan G = pengeluaran pemerintah dan R =

Transfer payment.

2.1. Identitas Keseimbangan Tabungan Dan Investasi

Penurunan pajak dapat meningkatkan tabungan masyarakat dan mempunyai efek

terhadap berkurangnya tabungan pemerintah oleh karena penerimaan pemerintah

berkurang. Setiap rupiah penerimaan pemerintah dari pajak, akan memperbesar defisit

anggaran belanja. Apabila tambahan defisit ini tidak dapat diimbangi oleh kenaikan

tabungan masyarakat, maka total tabungan maupun total investasi dapat turun.

Penurunan pajak dapat menaikan pembentukan modal, yang apabila penurunan

pajak tersebut dapat meningkatkan pendapatan nasional yang cukup besar, sehingga dapat

menutup pajak itu. Untuk menyederhanakannya, maka identitas keseimbangan

tabungandan investasi tersebut dapat ditulis sebagai berikut ( Nopirin: 1987, h.156 ):

St = Sh + Sg = It ( 11 )

dimana: Sh = - (C +G ) + ( 1 – c ) ( Yt – Tt ) ( 12 )

Sg = - (G +R ) + Tt ( 13 )

Tt = tYt ( 14 )

Sh = tabungan masyarakat, Sg = tabungan pemerintah dan Tt = penerimaan pajak.

Persamaan (11) adalah dalam keadaan full employment dan dapat ditulis dalam bentuk

St = - (C +G +R ) + ( 1– c ) ( Yt – tYt ) + tYt ( 15 )

Page 9: AGGREGATE EXPENDITURE EKONOMI SEKTORAL (KAJIAN …€¦ · disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa

9

dalam efek jangka pendek ini, bahwa pajak mempunyai hubungan positif dengan

tabungan domestik bruto. Dalam jangka panjang yang lebih populer disebut dengan efek

penawaran (supply side effect ) didalam jangka panjang sehingga, diasumsikan bahwa C

= G = R = 0 ,dan pendapatan dalam keadaan full-employment diasumsi pula sama

dengan produk domestik bruto.

Tabungan adalah sumber pembentukan modal atau disebut juga sebagai investasi,

dan investasi tersebut adalah perubahan modal. Kalau besar kecilnya tabungan ditentukan

oleh pendapatan, sedangkan investasi atau perubahan modal dipengaruhi oleh perubahan

pendapatan atau untuk konsep ini harus dibedakan antara konsep COR = k = Kt/Yt dan

ICOR = It/Yt = Kt/Yt, atas dasar perbedaan tersebut maka modal mempunyai fungsi

sebagai berikut:

It = k Yt ( 16 )

Kt = k Yt ( 17 )

Kt - Kt-1 = k ( Yt - Yt-1 ) ( 18 )

Kt = k ( Yt - Yt-1 ) + Kt-1 ( 19 )

Kt = k Yt + Kt-1 ( 20 )

Kt = k Yt + k Yt-1 ( 21 )

2.2. Tabungan, Modal Dan Pertumbuhan Ekonomi Jangka Panjang

Pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang, diasumsi bahwa ada hubungan

ekonomi langsung antara besarnya stok kapital K keseluruhan dengan PDB, maka model

sederhana pertumbuhan ekonomi ini, sebagaimana yang telah disusun Harrod-Dommar

sebagai berikut ( Michael P. Todaro: 1977, h.65 ):

St = s Yt ( 22 )

It = Kt ( 23 )

Kt/Yt = k ( 24 )

atau Kt/Yt = k ( 25 )

persamaan (22) s/d persamaan (25) setelah diolah menurut sementinya, maka model

sederhana pertumbuhan ekonomi Harrod-Dommar tersebut dapat ditulis sebagai

Yt/Yt = s/k ( 26 )

bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan secara bersamaan oleh pembagian antara

nisbah tabungan nasional s dengan nisbah kapital/output nasional k atau pembagian

antara MPS dengan ICOR.

Bagaimanapun juga, upaya peningkatan pajak tetap akan mengurangi kemampuan

untuk menabung, maka berkurangnya pendapatan masyarakat yang disebut sebgai

pendapatan disposibel ( disposible income ), dan antara tabungan dengan pajak terjadinya

Page 10: AGGREGATE EXPENDITURE EKONOMI SEKTORAL (KAJIAN …€¦ · disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa

10

trade-off, yaitu keadaan yang saling tumpang tindih, yaitu kenaikan pada satu fihak dan

menurunkan fihak lain. Namun demikian untuk kedua tabungan dan pajak tersebut sama-

sama bertujuan melakukan pembentukkan modal atau investasi bagi pembiayaan

ekonomi, dalam artiannya pada penelitian ini berkerjanya dua kebijaksanaan ekonomi

secara serempak "kebijaksanaan moneter dan kebijaksanaan fiskal".

Dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi yang kiranya mampu dicapai, sehingga

perlu dilakukan estimasi beberapa fungsi antara lain tiga buah fungsi pertama merupakan

penyelesaian (pemisahan) persamaan (15) untuk St, Sh dan Sg. Sedangakan fungsi yang

keempat merupakan penyelesaian (perbedaan penggunaan konsep COR dengan ICOR)

dari persamaan (16) s/d (21). Keempat fungsi tersebut ditulis sebagai berikut:

Fungsi-Fungsi Estimasi Jangka pendek:

St = -C + ( 1 – c ) Yt ( 27 )

Sh = - (C +G ) + [( 1 – c ) ( 1 – t )] Yt ( 28 )

Sg = - (G +R ) + t Yt ( 29 )

Kt = K + k Yt-1 ( 30 )

Fungsi-Fungsi Hasil Estimasi Jangka Panjang

St = s Yt ( 31 )

Sh = [s (1 – t )] Yt ( 32 )

Sg = t Yt ( 33 )

Kt = k Yt-1 ( 34 )

Analisis Untuk 2 Sektor Ekonomi:

St = s Yt ( 35 )

Kt = k Yt-1 ( 36 )

MPC + MPS = 1 ( 37 )

c + s = 1

MPS = s = { St ( Yt )} ( 38 )

MPC = 1 – c = {[ 1 – St ( Yt ) ]} ( 39 )

Multiplier ( ): = 1/MPS = 1/s ( 40 )

Yt/Yt = s/k ( 41 )

Analisis Untuk 3 Sektor Ekonomi:

St = Sh + Sg = It ( 42 )

= [s (1 – t )] Yt + tYt

= {[s (1 – t ) + t ]}Yt

Kt = k Yt-1 ( 43 )

Page 11: AGGREGATE EXPENDITURE EKONOMI SEKTORAL (KAJIAN …€¦ · disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa

11

MPC + MPS + MPT = 1 ( 44 )

c (1– t ) + s (1 – t ) + t = 1

MPS = [s (1 – t ) + t ] = { St ( Yt ) [ 1 – Sg ( Yt ) ]} ( 45 )

MPS + MPT = { Sh ( Yt ) [ 1 – Sg ( Yt ) ]} ( 46 )

MPC = {1 - [s (1 – t ) + t ]} = {[1 – St ( Yt )][1 – Sg ( Yt )]} ( 47 )

Multiplier (): = 1/ MPS ( 48 )

Yt/Yt = [ MPS + MPT ] / k ( 49 )

dimana:

St = tabungan tahun t, dalam milyar rupiah.

Sh = tabungan masyarakat tahun t, dalam milyar rupiah

Sg = tabungan pemerintah tahun t, dalam milyar rupiah

Kt = Stok Modal tahun t, dalam milyar rupiah

Yt = Produk Domestik Bruto tahun t, dalam milyar rupiah

Yd = Pendapatan disposibel ( disposible income )

Yt = Selisih produk domestik bruto tahun t dengan produk domestik

bruto tahun t-1, dalam milayar rupiah.

Yt/Yt = pertumbuhan ekonomi pada tahun t, dalam persentase.

MPC + MPS + MPT = 1 APC + APS + APT = 1

k = Incremental Capital-Output Ratio ( ICOR )

s = Marginal Propensity to Save ( MPS )

t = rate of taxes ( dihitung sebagai proportional taxes dari gross

domestic product ).

C = konsumsi otonom

G = pengeluaran pemerintah otonom

R = Transfer Payment

K = modal otonom

1 – t = bagian pendapatan yang tersisa setelah dipotong pajak

s (1 – t ) = (1 – c ) (1 – t )

= bagian dari tabungan (total tabungan) yang tersisa setelah

dipotong pajak.

1 - [s (1 – t )] = 1 - [(1 – c ) (1 – t )]

= bagian dari konsumsi (total konsumsi) yang tersisa setelah

dipotong pajak.

Page 12: AGGREGATE EXPENDITURE EKONOMI SEKTORAL (KAJIAN …€¦ · disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa

12

1 – c = s

= [s (1 – t ) + t ]

= 1 - c (1 – t )

= bagian pendapatan yang tersisa setelah konsumsi, dimana

Sh (Yt) = [s (1 – t )] Yt , berarti s (1 – t ) = MPS + MPT

s (1 – t ) = bagian tabungan masyrakat yang tersisa setelah dipotong pajak,

s = MPS, t = MPT

c (1 – t ) = bagian dari pendapatan setelah konsumsi dan dipotong pajak,

c = MPC, t = MPT

1/[1 – c (1 – t )] = multiplier.

MPS / ICOR = Rate of Economy's growth

3. HUBUNGAN ANTARA TABUNGAN, INVESTASI

DENGAN PENDAPATAN

Dalam literatur ekonomi modern, dimana tabungan didefinisikan sebagai bagian

dari pendapatan yang tidak dikonsumsi pada periode yang bersamaan. Teori ini dikenal

sebagai teori Keynes yang pertama menghubungkan tabungan dengan pendapatan.

Kehadiran Keynes yang menghubungkan tabungan dengan pendapatan dan oleh

Keynes dianggap sebagai koreksi terhadap teori Klasik sebelumnya yang melihat

tabungan sebagai bagian dari teori kapital/modal dan menghubungkan tabungan bukan

dengan pendapatan, akan tetapi dengan tingkat bunga ( the interest rate of money ).

Sementara Keynesian, konsep tabungan sebagai fungsi dari pendapatan dianggap

sebagai salah satu sumbangan Keynes yang penting terhadap perkembangan ilmu dan

analisa ekonomi, yang tidak seperti pandangan Klasik sebelum dia, dianggap bahwa : (1)

Dapat mengaitkan (coupling) sektor moneter dengan sektor produksi dari perekonomian

secara makro dan (2) Menganggap bahwa kebijaksanaan fiskal dan kebijaksanaan

moneter dapat sama-sama efisien dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ( Rustam

Didong: 1987, Log-cit, h.52 ).

Para ahli ekonomi pembangunan (development economists) yang banyak

bermunculan terutama sejak permulaan tahun 50-an ( lihat G.M. Meiers: 1976) dalam

bukunya yang berjudul "Leading Issues in Economic Development" dan ( lihat Lewis A:

1984 ) dalam bukunya "The State of Development Theory", tidak begitu ingin untuk

mempertajam perbedaan kedua konsep tabungan tersebut.

Page 13: AGGREGATE EXPENDITURE EKONOMI SEKTORAL (KAJIAN …€¦ · disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa

Tabel 1 . STRUKTUR EKONOMI INDONESIA: ARUS TABUNGAN DAN PEMBENTUKAN MODAL, TAHUN 1969-1995

( Dalam Milyar rupiah, Atas Dasar Harga Konstan Tahun 1993 )

K o n s u m s i Inves tas i P erubaan L u a r N e g e r i T a b u n g a n P ajak Tidak P enyusutan Stok P roduk

Bruto Stok Langsung Modal Domestik

Rumah P emerintah Jumlah Ekspor P endapatan Masyarakat P emerintah Jumlah Netto Bruto Bruto

Tangga Netto Netto

Tahun Ch G Ct It Xt-Mt Fi Sh Sg St Ti Di Kt Yt

1969 44154.9 4409.6 48564.5 5984 0 14275.7 -68824.2 19576.2 683.5 20259.7 1616.7 -1616.7 0 68824.2

1970 44983.5 5154.1 50137.6 7959 0 15888.9 -73985.5 22546.5 1301.4 23847.9 1714.1 -1714.1 114089.6 73985.5

1971 46191.4 5520.5 51711.9 9645.8 0 17812.2 -79169.9 25755.4 1702.6 27458 1920.6 -1920.6 147299.0 79169.9

1972 47002.6 5974.2 52976.8 11482.8 0 22164.3 -86623.9 30743.9 2903.2 33647.1 2112 -2112 133443.1 86623.9

1973 50408 7626.2 58034.2 13441.1 0 24945.7 -96421 34743.9 3642.9 38386.8 2383.8 -2383.8 132284.5 96421

1974 57331.7 6827.4 64159.1 16022.5 0 23600.9 -103782.5 32472.2 7151.2 39623.4 2317.9 -2317.9 225885.4 103782.5

1975 60821.2 8899 69720.2 18360.2 0 20867.6 -108948 31400.2 7827.6 39227.8 3210.8 -3210.8 387243.6 108948

1976 62969.8 9550.8 72520.6 19462.9 0 24467.3 -116450.8 34321.8 9608.4 43930.2 2841.5 -2841.5 302083.3 116450.8

1977 65355.7 11124 76479.7 22559.5 0 27772.7 -126811.9 41098.4 9233.8 50332.2 5382.4 -5382.4 276110.9 126811.9

1978 71922.4 13081.7 85004.1 25957.6 0 25623.1 -136584.8 43181.1 8399.6 51580.7 3483.6 -3483.6 362780.1 136584.8

1979 83423.5 14325.7 97749.2 27104.8 0 20270.4 -145124.4 35435.9 11939.3 47375.2 4120.6 -4120.6 460626.7 145124.4

1980 101437.6 12670.5 114108.1 32223.1 0 13136 -159467.2 29825.8 15533.3 45359.1 4527.9 -4527.9 358265.3 159467.2

1981 115498.5 17478.4 132976.9 35811.4 0 3034.6 -171822.9 22195.2 16650.8 38846 4170.3 -4170.3 498006.5 171822.9

1982 127303.4 18917.4 146220.8 40464.6 0 -6739.2 -179946.2 17726.6 15998.8 33725.4 4542 -4542 896366.1 179946.2

1983 122095.3 18734.2 140829.5 43630.2 8820.7 -9927.1 -183353.3 28309.9 14213.9 42523.8 4840.5 -4840.5 2347961.9 183353.3

1984 125293.1 19373.6 144666.7 41004.9 13400.8 -3363.4 -195709 36918.9 14123.4 51042.3 5260 -5260 649500.1 195709

1985 124844.4 20853.8 145698.2 43961.6 20195.5 -9311 -200544.3 41843.4 13002.7 54846.1 6119.8 -6119.8 1823309.5 200544.3

1986 128827 21433.9 150260.9 48008.9 19413.3 -5207.8 -212475.3 52461 9753.4 62214.4 7056.4 -7056.4 854974.9 212475.3

1987 134965.9 21397.7 156363.6 50642.4 14982.2 610.3 -222598.5 58386.8 7848.1 66234.9 9644.8 -9644.8 1113573.0 222598.5

1988 141933.7 23018 164951.7 56478.6 3469.7 11104.1 -236004.1 66935.1 4117.3 71052.4 13870.1 -13870.1 994299.5 236004.1

1989 148783.1 25432.5 174215.6 64024.9 4390.8 10970.6 -253601.9 68511 10875.3 79386.3 17695.6 -17695.6 922662.8 253601.9

1990 162207.3 26248.9 188456.2 73355.6 10232.9 -76.6 -271968.1 65336.1 18175.8 83511.9 17869.3 -17869.3 1086255.4 271968.1

1991 176722.2 28093.7 204815.9 78142 6164.3 1748.4 -290870.6 68754.2 17300.5 86054.7 17792.3 -17792.3 1202444.7 290870.6

1992 183046.7 29731.9 212778.6 82001.5 7170 7709 -309659.1 78701.1 18179.4 96880.5 19655.6 -19655.6 1351492.2 309659.1

1993 192958.4 29756.7 222715.1 86667.3 10545.5 9847.9 -329775.8 91237.7 15823 107060.7 21171.1 -21171.1 1420748.8 329775.8

1994 208062.1 30442.6 238504.7 98589 14836 2711.1 -354640.8 95400.3 20735.8 116136.1 -6894.1 6894.1 1406140.4 354640.8

1995 234245.4 30850.6 265096 112386.4 15852.7 -9542.8 -383792.3 102638.7 16057.6 118696.3 23209.7 -23209.7 1479616.3 383792.3

Sumber : Diolah oleh penulis dari, Biro Pusat Statistik, Pendapatan Nasional Indonesia (Tabel-Tabel Pokok) dan Statistk

Ekonomi-Keuangan Indonesia, berbagai tahun penerbitan; Indikator Ekonomi, edisi 1996.

Page 14: AGGREGATE EXPENDITURE EKONOMI SEKTORAL (KAJIAN …€¦ · disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa

Bagi development economists yang dianggap lebih relevan dalam upaya mereka

memahami proses pembangunan ekonomi dari negara-negara berkembang, adalah

melihat tabungan sebagai sumber dana untuk pembentukan modal "capital formation".

Paling jauh, mereka hanya menilai perbedaan konsep Keynes dan Klasik mengenai

tabungan itu dalam konteks perbedaan antara apa yang disebut kemampuan menabung

"The ability to save" dan kemauan menabung "The willingness to save" ( Lihat Thirwall,

AP: 1972 ).

Hingga dewasa ini kenyataan bahwa dasar-dasar pokok umum yang semakin

dapat diterima oleh hampir semua ahli ekonomi pembangunan, sehubungan dengan teori

maupun analisa ekonomi yang terpakai dan kebanyakan bertumpu pada seorang ahli

ekonomi Inggeris seperti John Maynard Keynes. Dalam hubungan ini, yang menjadi

perhatian pokok untuk mencapai pertumbuhan ekonomi adalah bagaimana tabungan itu

dapat dimobilisir sebanyak mungkin agar sumber pembiayaan investasi sebagai modal

produktif dalam proses pembangunan melalui kebijaksanaan fiskal dan moneter yang

saling mendukung.

Ditinjau dari segi pembiayaan pembangunan secara keseluruhannya, dan tanpa

mengingkari kenyataan yang telah dialami selama ini, dimana Indonesia masih dibarengi

beban dengan terdapatnya kesenjangan tabungan-investasi sebesar kelebihan impor dari

ekspor barang-barang dan jasa-jasa non-faktor pada sektor perdagangan luar negeri.

Dalam cakupan yang lebih luas, kerumitan segi pembiayaan tersebut dapat lebih

jelas terlihat bila pada mana dimasukkan unsur "pendapatan netto" terhadap luar negeri

dari faktor produksi yang selama ini bernilai negatif dengan kecenderungan yang semakin

meningkat sepanjang tahun, yang secara nyata telah membuat nilai PNB berada pada

jumlah yang rendah dibawah jumlah PDB atau bertanda terdapatnya kesenjangan

kebutuhan devisa yang semakin melebar sepanjang tahun dan berupa masalah utama yang

cukup menghambat usaha pembangunan selama ini.

Kesenjangan kebutuhan devisa semacam yang dimaksud, antara lain disebabkan

karena membesarnya pembayaran pandapatan netto terhadap luar negeri. Besarnya

pendapatan netto tersebut, dimana dalam neraca pembayaran dapat dilihat (khususnya

dalam neraca jasa-jasa non-migas) yang terutama berupa selisah dari pembayaran bunga

pinjaman serta transfer keuntungan PMA/Bank asing dengan transfer tenaga kerja di luar

negeri. Khususnya dalam neraca jasa-jasa non migas, terutama berupa selisih dari

pembayaran bunga pinjaman serta transfer keuntungan PMA/Bank asing dengan transfer

tenaga kerja diluar negeri.

4. PERHITUNGAN EMPIRIS SERTA ANALISIS TEORITIS

4.1. Hasil Estimasi Beberapa Agregatif Ekonomi Dengan Pendapatan

Membuat perkiraan tentang perkembangan ekonomi Indonesia jangka panjang,

bagaimanapun juga tetap dianggap suatu pekerjaan yang sulit oleh karena banyak sekali

faktor-faktor yang tidak dapat diketahui secara pasti. Meramalkan sesuatu tidaklah

banyak faedahnya. Akan tetapi, membuat perkiraan secara kuntitatif maupun kualitatif

Page 15: AGGREGATE EXPENDITURE EKONOMI SEKTORAL (KAJIAN …€¦ · disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa

15

banyak kegunaannya, antara lain : Memperkirakan persyaratan-persyaratan potensi

pembangunan yang harus dipenuhi untuk mencapai suatu tingkat pertumbuhan ekonomi

tertentu dalam jangka panjang dan mengukur batas-batas kemampuan optimal prestasi

ekonomi yang telah dilalui hanya dengan pemanfaatan tabungan sebagai pembiayaan

pembangunan maupun pertumbuhan ekonomi.

Pada umumnya Hasil estimasi beberapa fungsi agregatif ekonomi: tabungan,

tabungan masyarakat, tabungan pemerintah dan stok modal adalah significant secara

statistik pada tingak keyakinan yang tinggi, yaitu diatas 99 % dan berati kurang dari 1 %

pengaruh lain yang tidak sempat diestimasi. Hasil estimasi tersebut adalah sebagai

berikut:

St = 2370.857 + 0.295202 Yt ( 27a )

S(ai): (0.017369)

t(ai): (16.99542)

df = 25, SE = 8012, 593

r2 = 0.920342

r = 0.959344

r2 = 0.917156

F = 288.8443

D-W = 0.811351

Sh = 789.3590 + 0.246157 Yt ( 28a )

S(bi): (0.022072)

t(bi): (11.15223)

df = 25, SE = 10181.04

r2 = 0.832632

r = 0.912487

r2 = 0.825938

F = 124.3723

D-W = 0.305920

Sg = 1581.498 + 0.049045 Yt ( 29a )

S(ci): (0.008434)

t(ci): (5.814988)

df = 25, SE = 3890.782

r2 = 0.574931

r = 0.758242

r2 = 0.557929

F = 33.81408

D-W = 0.553495

Page 16: AGGREGATE EXPENDITURE EKONOMI SEKTORAL (KAJIAN …€¦ · disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa

16

Kt = - 138692 + 5.236756 Yt-1 ( 30a )

S(di): (0.860617)

t(di): (6.084879)

df = 25, SE = 399666.2

r2 = 0.596941

r = 0.772620

r2 = 0.580819

F = 37.02576

D-W = 0.562712

Statistical Table: t0.005 = 2.787 f0.01 (v1, v2) = 7.77

t0.01 = 2.485 f0.05 (v1, v2) = 4.24

t0.025 = 2.060

t0.05 = 1.708 d0.01 (dl, du) = 1.00 - 1.31

t0.10 = 1.316 d0.05 (dl, du) = 1.22 - 1.55

Significan atau tidaknya hasil estimasi suatu fungsi dapat dilihat dengan

memperbandingkan antara Ttest > Ttable. Pengujian empiris lainya juga dapat dilakukan

dengan melihat Ftest keempat fungsi semuanya jauh lebih besar dan berarti juga significan

pada f0.01 ( v1 , v2 ) = 7,77 dan begitu juga dengan uji Durbin-Watson sebagimana yang

dapat diperbandingkan dengan statistical table yang tersedia diatas. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa semua hasil estimasi yang dilakukan relefan digunakan untuk

analisis ekonomi dan seterusnya.

4.2. Analisis Perhitungan Teoritis

Studi ini membahas analisa yang bersifat konferehensif, menghubungkan

beberapa fungsi tabungan: total tabungan, tabungan masyarakat dan tabungan pemerintah

jangka panjang dengan pendapatan dalam versi perhitungan analisis ekonomi tiga sektor

dan sebagai pembandingnya adalah ekonomi dua sektor, apakah mampu menjelaskan

bahwa ekonomi dua sektor tidak berbeda dengan ekonomi tiga sektor.

Tentunya pembahasan tabungan tidak akan terlepas dengan investasi oleh karena

investasi sumbernya adalah tabungan. Berdasarkan prihal yang demikain pada analisis ini

perlu ditentukan berapa besarnya multiplier yang terjadi serta berapa pula besarnya

pertumbuhan ekonomi yang dihasilkannya oleh karena estimasi yang dilakukan bukan

hanya sekedar tabungan saja, tetapi juga perkiraan stok modal supaya mampu

memperlihatkan besarnya laju pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan.

Lebih menarik daripada itu, adalah kemampuanya menjawab berapa besarnya

trade-off dengan tingkat pajak pada tingkat pertumbuhan ekonomi tertentu, sebagai

sinyalemen analisis yang melihat kemampuan ekonomi tentang akumulasi tabungan

Page 17: AGGREGATE EXPENDITURE EKONOMI SEKTORAL (KAJIAN …€¦ · disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa

17

berupa tabungan masyarakat dan tabungan pemerintah. oleh karena semula telah

diketahui bahwa alokasi ekonomi Indonesia terdapatnya kemampuan menabung ( the

ability to save ) yang lebih tinggi dari kemauan menabung ( the willingness to save ) dan

berapa besrnya kemampuan menabung tersebut dan begitu juga kemampuan masyarakat

membayar pajak.

Aspek yang akan menonjol dalam pembahasan ini, adalah terletak pada sejauh

mana kemampuan menabung mampu menciptakan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Didalam keadaan nyata, banyak faktor yang menjadi penyebab timbulnya tabungan

didalam masyarakat. Sebagaimana definisi Keynes menyatakan bahwa tabungan adalah

bagian dari pendapatan periode tertentu yang tidak habis dikonsumsi pada periode

bersangkutan.

Fungsi-Fungsi Estimasi Jangka pendek:

St = -C + ( 1 – c ) Yt ( 27b )

= 2370.875 + 0.295202 Yt

Sh = - (C +G ) + [( 1 – c ) ( 1 – t )] Yt ( 28b )

= 789.3590 + 0.246157 Yt

Sg = -G + t Yt ( 29b )

= 1581.498 + 0.049045 Yt

Kt = K + k Yt-1 ( 30b )

= -138692 + 5.236756 Yt-1

Fungsi-Fungsi Hasil Estimasi Jangka Panjang

St = s Yt ( 27c )

= 0.295202 Yt

Sh = [s ( 1 – t )] Yt ( 28c )

= 0.246157 Yt

Sg = t Yt ( 29c )

= 0.049045 Yt

Kt = k Yt-1 ( 30c )

= 5.236756 Yt-1

Analisis Untuk 2 Sektor Ekonomi:

St = s Yt

Kt = k Yt-1

Page 18: AGGREGATE EXPENDITURE EKONOMI SEKTORAL (KAJIAN …€¦ · disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa

18

MPC + MPS = 1

c + s = 1

0.704797 + 0.295202 = 1

MPS = s = 0.295202 = { St ( Yt ) } ( 31 )

MPC = 1 - c = 0.704797 = { [ 1-St(Yt) ] } ( 32 )

Multiplier (): = 1/MPS = 1/s = 3.387500 ( 33 )

Yt/Yt = s/k = 0.056371 ( 34 )

Analisis Untuk 3 Sektor Ekonomi:

St = Sh + Sg = It

= [ s (1 – t )] Yt + t Yt

= {[s (1 – t ) + t ]} Yt

Kt = k Yt-1

MPC + MPS + MPT = 1

c (1 – t ) + s (1 – t ) + t = 1

0.670229 + 0.280724 + 0.049045 = 1

MPS = [s (1 – t ) + t ] = 0.295202 = { St ( Yt ) [1 – Sg ( Yt )] ( 35 )

MPS + MPT = 0.329770 = { Sh ( Yt ) [1 – Sg ( Yt )]} ( 36 )

MPC = {1 - [ s (1 – t ) + t ]} = 0.670229 = {[1 – St ( Yt )][1 – Sg ( Yt )]} ( 37 )

Multiplier (): = 1/ MPS = 3.032414 ( 38 )

Yt/Yt = [ MPS + MPT ] / k = 0.056371 ( 39 )

4.2. Perkiraan Fungsi Tabungan Jangka Panjang:

Tabungan Masyarakat Dan Pajak

Melalui struktur fungsi hasil estimasi tabungan, maka tingkat tabungan (rate of

gross domestic saving) berupa bagian pendapatan yang tersisa setelah konsumsi adalah

sebesar 0,295202 (disebut juga dengan nisbah tabungan ), yang berari nisbah konsumsi

adalah sebesar 0.704797 atau sebesar 70,48 % rata-rata per tahun untuk selama periode

penelitian ini. NIsbah tabungan sebesar 29,52 % rata-rata per tahun tersebut, dimana

sebesar 0.246157 atau 24,62 % disumbangkan oleh tabungan masyarakat dan sebesar

0.049045 atau 4,91 % rata-rata per tahun merupakan sumbangan dari tabungan

pemerintah.

Dengan demikian jelas keadaan tersebut memberikan indikasi bahwa tabungan

yang tersisa setelah dipotong pajak adalah sebesar 0.280724 atau sebesar 28,07 % rata-

rata setiap tahun, sedangkan tabungan masyarakat yang tersisa setelah dipotong pajak

adalah sebesar 24,62 % rata-rata per tahun dan berati adalah sebesar selisih antara

0.280724 dengan 0.246157, yaitu sebesar 0.034567 atau sebesar 3,46 % kemampuan

pajak secara proporsional menentukan naik turunya tabungan masyarakat dan konsumsi

Page 19: AGGREGATE EXPENDITURE EKONOMI SEKTORAL (KAJIAN …€¦ · disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa

19

masyarakat yang disebut juga sebagai trade-off antara tabungan masyarakat dengan

pajak.

Namun semikian nampak analisiss ini membuktikan bahwa potensi tabungan

masyarakat jauh lebih ampuh dibanding dengan potensi tabungan pemerintah dalam

pembentukan sumber pembiayaan ekonomi. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa

besarnya nisbah tabungan 0.295202 sama dengan penjumlahan tabungan masyarakat

yang tersisa setelah pajak sebesar 0.246157 ditambah dengan nisbah tabungan pemerintah

sebesar 0.049045. Tabungan pemerintah dalam penelitian ini juga tidak harus langsung

diasumsi sebagai nisbah penerimaan pajak oleh karena memang ada perbedaan antara

tabungan pemeintah dengan penerimaan pajak.

Tabungan pemerintah merupakan penerimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran

rutin dan penerimaan dalam negeri pun terdiri dari penerimaan pajak langsung ditambah

penerimaan pajak tidak langsung dan penerimaan bukan pajak. Sedangkan penerimaan

pajak dalam penelitian ini mungkin dapat diasumsi sebagai penerimaan pajak langsung

yang ditambah penerimaan pajak tidak langsung dan nilai penerimaan pajak tersebut yang

dikatakan dalam penelitian ini sebagai penerimaan pajak secara proporsional terhadap

pendapatan, alasan ini didapatkan kerena penelitian yang dilakukan adalah tiga sektor

ekonomi dan sebagai pembanding hasil penelitian ini adalah ekonomi dua sektor.

Karena penelitian yang dilakukan adalah tiga sektor ekonomi, tentunya kalau

diidentikan dengan ekonomi dua sektor, bahwa yang dimaksudkan MPS adalah ( MPS +

MPT ) dan besarnya MPS untuk ekonomi tiga sektor ini adalah 0.329770 yang berati

mempunyai nilai pengganda (multiplier ) sebesar 3,032414. sementara itu multiplier

ekonomi dua sektor adalah sebesar 3,387500, sehingga untuk mencapai perubahan

pendapatan yang sama ekonomi tiga sektor harus melipatgandakan dengan angka yang

lebih tinggi karena angka perubahan investasi ekonomi tiga sektor lebih rendah daripada

angka perubahan investasi ekonomi dua sektor. Sementara laju pertumbuhan ekonomi

yang dicapai ekonomi dua sektor dan ekonomi tiga sektor harus sama, yaitu sebesar

0.056371 atau sebesar 5,64 % rata-rata setiap tahun.

5. KESIMPULAN

Dalam jangka panjang, nampaknya tidak terdapat alternatif lain untuk

meningkatkan tabungan selaku sumber pembiayaan, terkecuali bila dilakukan penekanan

konsumsi secara umum. Peningkatan tabungan melalui pemupukan tabungan masyarakat

dan tabungan pemerintah hanya akan dapat terjadi masing-masing dengan melakukan

ekspansi kebijaksanaan moneter melalui pengembangan pasar uang serta pasar modal,

dan dengan melakukan kebijaksanaan fiskal yang progressif berdasarkan the ability to

pay.

Bagaimanapun juga, peningkatan pajak akan selalu membuat trade-off terhadap

kemungkinan kenaikan tabungan, yaitu karena dapat merugikan atau mengurangi

tabungan masyarakat. Namun demikian, analisis ini juga menunjukkan bahwa potensi

Page 20: AGGREGATE EXPENDITURE EKONOMI SEKTORAL (KAJIAN …€¦ · disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa

20

tabungan masyarakat jauh lebih besar dibandingkan dengan potensi tabungan pemerintah

terhadap ability and willingness to save dikalangan masyarakat selaku sumber

pembiayaan pembangunan.

Hasil estimasi beberapa fungsi agregatif ekonomi seperti tabungan, tabungan

masyarakat, tabungan pemerintah dan stok modal pada umumnya adalah significant

secara statistik pada tingak kepercayaan ( significant level ) = 1 % . Uji statistik

demikian dimana Ttest > Ttable. Pengujian empiris lainya juga dapat dilakukan dengan

melihat Ftest keempat fungsi semuanya jauh lebih besar dan berarti juga significan pada

f0.01 ( v1 , v2 ) = 7,77 dan begitu juga dengan uji Durbin-Watson. Dengan demikian bahwa

keempat fungsi yang diestimasi dapat digunakan secara logika dalam analisis ekonomi

yang tengah dilakukan.

Dari segi struktur fungsi hasil estimasi tabungan, maka bagian pendapatan yang

tersisa setelah konsumsi adalah sebesar 0,295202, yang lebih lanjur disebut juga sebagai

nisbah tabungan atau tingkat tabungan "rate of gross domestic saving" sebesar 29,52 %

rata-rata per tahun, antara lain sebesar 0.246157 atau 24,62 % disumbangkan oleh

tabungan masyarakat dan sebesar 0.049045 atau sebesar 4,91 % rata-rata per tahun

disumbangkan oleh tabungan pemerintah. Dengan demikian, berari nisbah konsumsi

adalah sebesar 0.704797 atau sebesar 70,48 % rata-rata per tahun.

Tabungan yang tersisa setelah dipotong pajak adalah sebesar 28,07 % rata-rata

setiap tahun, sedangkan tabungan masyarakat yang tersisa setelah dipotong pajak adalah

sebesar 24,62 % rata-rata per tahun dan berati selisih sebesar 3,46 % rata-rata per tahun

merupakan kemampuan pajak secara proporsional yang merupakan trade-off antara

tabungan masyarakat dengan pajak dan menentukan naik turunya tabungan masyarakat

dan konsumsi masyarakat.

Dari indikasi demikian, analisis ini membuktikan bahwa potensi tabungan

masyarakat jauh lebih tinggi dibanding dengan potensi tabungan pemerintah dalam

pembentukan sumber pembiayaan ekonomi. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa

nisbah tabungan 29,52 % rata-rata per tahun adalah sama dengan penjumlahan tabungan

masyarakat yang tersisa setelah pajak yang benilai sebesar 24,62 % rata-rata per tahun

ditambah dengan nisbah tabungan pemerintah sebesar 4,91 % rata-rata per tahun.

Tabungan pemerintah dalam penelitian ini juga tidak harus langsung diasumsi

sebagai nisbah penerimaan pajak oleh karena memang ada perbedaan antara tabungan

pemeintah dengan penerimaan pajak. Kalau diidentikkan dengan ekonomi dua sektor,

maka ekonomi tiga sektor mempunyai nisbah tabungan sebesar 0.329770 atau sebesar

32,98 % rata-rata per tahun, dan berarti bagian dari konsumsi yang terjadi setelah

dikeluarkan pajak adalah sebesar 0.670229 atau sebesar 67,02 % rata-rata per tahun,

multiplier yang terjadi adalah sebesar 3,39 rata-rata per tahun dan pertumbuhan ekonomi

yang mampu dicapai adalah sebesar 0.056371 atau sebesar 5,64 % rata-rata per tahun.

Page 21: AGGREGATE EXPENDITURE EKONOMI SEKTORAL (KAJIAN …€¦ · disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa

21

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abimanyu, Anggito.,"Minyak Bumi Dan Bantuan Luar Negeri Dalam Perekonomian

Indonesia" (Yogyakarta: STIE-YKPN,1988).

Ahmad, Sirajuddin., "Perangkat Kebijaksanaan Moneter dan Fiskal Indonesia Menjelang

Tahap Lepas Landas", Prisma 9 ( Jakarta: LP3ES, 1989 ).

Chenery, Hoolis B. dan Nicholas G. Carter.,"Foreign Assistance and Development

Performance 1960-1970", American Economic Review, Vol. 63, No.2 (Mei

1973).

Didong, Rustam., "Pengembangan Tabungan Dalam Negeri Dan Pembiayaan

Pembangunan", forum Ekonomi, Tahun IV, No. 41 (Maret 1987).

Esmara, Hendra., "Ekonomi Indonesia Dalam Transisi", Laporan Penelitian Proyek

SPP/DPP Universitas Andalas 1987/88, Kontrak No. 3/PPUA/03/1987.

Esmara, Hendra.,"Politik Perencanaan Pembangunan : Teori, Kebijaksanaan dan

Prospek" (Padang: Pidato Pengukuhan Sebagai Guru Besar Perencanaan

Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Andalas pada rapat senat terbuka, 27

Juli 1985).

--------------------------"Ekonomi Indonesia Dalam Transisi" (Padang: Pusat Penelitian

Universitas Andalas, 1987).

Heff, Nathaniel H. dan Kasuo Sato (1975)., "A Simultaneous Equations Model of Saving

in Developing Countries", Journal of Political Economy, 83 (b).

Kuharjo, Noorooso., "Ilmu Ekonomi Bagi Negara Sedang Berkembang" (Jakarta:

Akademika Pressindo, 1981).

Kuncoro, Mudrajad., "Dampak Arus Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan

Tabungan Domestik", Prisma 9 (Jakarta: LP3ES, 1989).

Lewis, W. Arthur., "The State of Development Theory", American Economic Review,

March 1984.

Mariakasih, Frans Kho.,"Praktek dan Teori Pembangunan Ketergantungan

(Dependencia)", analisa, No.9 (September 1982).

Meier, Gerald M., "Leading Issues In Economic Development", Oxford University Press,

3rd ed., 1976.

Nio, Thress.,"Utang Luar Negeri RI" (Jakarta : Harian Kompas, 12 Juli 1988).

Nopirin., "Efek Kebijaksanaan Pemerintah Terhadap Pembentukan Modal", dalam

Ekonomi Moneter (Editors), edisi pertama, buku II (Yokyakarta: BPFE-UGM,

1987).

Papanek G.F., "The Effect of aid and Other Resources Transfers on Savings and Growth

in Less Developed Countries", Economic Journal, Vol.82, No.327 (September

1972).

Pattisiana, Engelina., "Dampak-dampak Kegiatan Penanaman Modal Asing Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia", Analisa, No.9 (September 1982).

Rana, Pradumna B. dan J. Malcolm Dowling Jr., "The Impact of Foreign Capital on

Growth: Evidence From Asian Developing Countries", The Developing

Economies, Vol. XXVI, No.1 (March 1988).

Samuelson, Paul P., "Economics", eleventh edition (New York: Mc Graw-Hill

International Book Company, 1980).

Page 22: AGGREGATE EXPENDITURE EKONOMI SEKTORAL (KAJIAN …€¦ · disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa

22

Stoneman, Colins., "Foreign Capital and Economic Growth", World Development, Vol.

3, No.1 (January 1975).

Thirlwall, A.P., " Growth and Development: With Special Reference to Development

Economics", Second Edition, The MacMillan Press Ltd, 1977.

Todaro, Michel P., "Economics For Developing World" (London: Longman Group

Limited, 1977).

Wardhana, Ali., "Ekonomi Dunia dan Strategi Indonesia" (Jakarta: Harian Kompas, 29

Agustus 1987).

Wieskoff, Thomas E., "The Impact of Foreign Capital Inflow on Domestic Saving in

Underdeveloped Countries", Journal of International Economics, Vol 2 (February

1972).

Wirzon., "Perkiraan Kebutuhan Tabungan Dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia", J

EM Vol.1, No.1 (Juni 1988).

------+++++------

Cara paling Mudah Meng-unduh (Downloads) secara GRATIS sejumlah TULISAN ILMIAH Dalam bentuk Files PDF sebagai berikut:

Page 23: AGGREGATE EXPENDITURE EKONOMI SEKTORAL (KAJIAN …€¦ · disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa

23

Daftar TULISAN ILMIAH Untuk PERGURUAN TINGGI, Terdiri:

Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN

JURNAL PENELITIAN Kuantitatif, BUKU AJAR MODUL SOAL DAN

PEMECAHAN SOAL, BUKU TEKS, Laporan Hasil & Jurnal Hasil

Penelitian Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, LAPORAN HASIL

& Jurnal Hasil Penelitian SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi

10 Macam Hasil Pegembangan KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

Penelitian Survey dari 5 Hasil Penelitian SURVEY.

Dan Didapatkan 10 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF

Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, termasuk 5 Proposal (Draft Hibah

DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 s/d 2016

12 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN

TRANSPORTASI 2014 s/d 2017

I. Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN, Serta

Jurusan Terkait Bidang EKONOMI:

02 27 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP I to KOPTIS Wilayah III Jakarta Files: 003 01 Perspektif Ekonomi Indonesia Dalam satu tahap pembangunan Jangka Panjang

004 02 Analisis Fungsi Tabungan Indonesia: Pengujian Model Hipotesa Pendapatan Permanen

005 03 Expor Kommoditi Primer Pulau Sumatera Lamam Perdagangan Luar Negeri Indonesia

006 04 Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Indonesia 1969-1994 007 05 Pekiraan Pembentukan Modal Di Indonesia

008 06 Kebijaksanaan Deregulasi Perbankan Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia

009 07 Instabilitas Perdagangan Luar Negeri Indonesia

010 08 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dan Ketergantungan Terhadap Dana Luar Negeri

011 09 Sumber Pertumbuhan Ekonomi Diantara Modal Dan Tabungan

012 10 Pengukuran Kondisi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Stedy-State Growth

013 11 Modal Asing Swasta Dan Pembentukan Investasi Produktif Dalam Pembiayaan Pembangunan

014 12 Trade-Off Antara Penerimaan Pajak Dan Kemampuan Menabung Masyarakat

015 13 Mobilisasi Tabungan Dan Investasi suatu Ekonomi Terbuka: Studi Kasus Indonesia 1969-1995

016 14 Pengaruh Pendapatan Permanen Dalam Pembentukan Tabungan

017 15 Peranan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

018 16 Analisis Fungsi Konsumsi Indonesia Dengan Pendapatan Permanen 019 17 Pembiayaan Ekonomi Dalam Negeri Diantara Keinginan Dan Kenyataan

020 18 Sektor Perdagangan Luar Negeri Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Kegiatan Ekonomi

021 19 Reformasi Kebijaksanaan Makro Dan Pengaruh Ekonomi Sektor Terbuka

022 20 Keseimbangan Pendapatan Nasional: Investasi Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi

023 21 Analisis Pengaruh Pembentukan Tabungan Suatu Ekonomi Terbuka

024 22 Pengaruh Aliran Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan

025 23 Perkiraan Kebutuhan Investasi Dan Pengukuran Tinggal Landas

026 24 Kemampuan Pembentukan Modal Domestik: Sektor Pemerintah Dan Masyarakat

027 25 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Akumulasi Sumber Pembiayaan Pembangunan

028 26 Kualitas Pembangunan Ekonomi Indonesia Dan Dilema Ketergantungan Sumber Dana

029 27 Investasi Dan Pembiayaan Ekonomi Jangka Panjang Indonesia

Page 24: AGGREGATE EXPENDITURE EKONOMI SEKTORAL (KAJIAN …€¦ · disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa

24

004 34 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP II to STMT Trisakti Files: 030 01 Standar Ukuran Tinggal Landas Perekonomian Suatu Negara

031 02 Pembentukan Modal Domestik Bruto Sektor Pemerintah Dan Masyarakat

032 03 Pembentukan Tabungan Dan Pembiayaa Ekonomi Jangka Panjang Indonesia

033 04 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Steady-State Growth

034 05 Aliran Modal Asing Swasta Dalam Pembentukan Investasi Produktif

035 06 Fungsi Konsumsi Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Permanen 036 07 Pendapatan Permanen Dan Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Tabungan

037 08 Pengujian Model Tabungan Indonesia Dengan Hipotesa Pendapatan Permanen

038 09 Kebutuhan Tabungan Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi Indonesia

039 10 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi: Trade-Off Antara Pajak Dan Tabungan

040 11 Aggregate Expenditre Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 3 Sektor)

041 12 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Terbuka

042 13 Aggregate Expendiure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 4 Sektor)

043 14 Pengaruh Sektor Perdagangan Luar Negeri Terhadap Aktivitas Ekonomi Indonesia

044 15 Aliran Modal Asing Dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan

045 16 Penafsiran Tingkat effisiensi Marginal Ekonomi Indonesia Dan Prakiraan Pembentukan Modal

046 17 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Sederhana

047 18 Aggregate Expenditure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 2 Sektor) 048 19 Pembentukan Modal Domestik Bruto Dan Ketergantungan Terhadap Sumber Dana

049 20 Prestasi Ekonomi Dan Indeks Instabilitas Sektor Perdangan Luar Negeri Indonesia

050 21 Model Makro Keseimbangan Agregatif Pembentukan Tabungan Dan Investasi

051 22 Expor Kommoditi Primer Dan Pertumbuhan Ekonomi Regional Pulau Sumatera

052 23 Konstribusi Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

053 24 Pengaruh Variabel-variabel Agregatif Terhadap Pembentukan Tabungan Dan Pendapatan

054 25 Pengembangan Sumber Pembiayaan Pembangunan Yang Semakin Bertumpu Pada

Kemampuan Sendiri

055 26 Pengembangan Instrumen Kebijaksanaan makro Terhadap Pembentukan Investasi Dan Pendapatan

056 27 Kebutuhan Tabungan Dan Pembentukan Investasi Produktif Bagi Pembiayaan Pembangunan

057 28 Pengaruh Ekspor Terhadap Pendapatan Nasional Dan Pertumbuhan Ekonomi 058 29 Pengaruh Deregulasi Perbankan Bidang Ekspor Terhadap Devisa Pendapatan Nasional

059 30 Aliran Dana Luar Negeri Di Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

060 31 Strategi Indonesia Dan Manajemen Pembentukan Modal Bagi Peningkatan Pendapatan Masyarakat

061 32 Manajemen Perdagangan Internasional Pengurangan Distorsi Ekonomi Pasca Seleksi

Aliran Dana Luar Negeri

062 33 Manajemen Perbankan Pasca Deregulasi Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia

063 34 Refleksi Ekonomi Indonesia Setelah 34 Tahun Membangun: Diantara Kekuatan Dan Kelemahan

005 10 BUKU AJAR, MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Files: 064 01 BUKU AJAR Pengantar Teori Ekonomi

065 02 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Pengantar Teori Ekonomi

066 03 BUKU AJAR Teori Ekonomi 067 04 BUKU AJAR Ekonomi Pembangunan

068 05 BUKU AJAR Pengantar Ekonomi Mikro

069 06 BUKU AJAR Ekonomi Makro Perthitungan Pend Nasional

070 07 BUKU AJAR Teori Ekonomi Mikro

071 08 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Teori Ekonomi Mikro

073 09 BUKU AJAR Ekonomi Manajerial

074 10 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Ekonomi Manajerial

Page 25: AGGREGATE EXPENDITURE EKONOMI SEKTORAL (KAJIAN …€¦ · disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa

25

II. PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 006 3 VERSI Teks Book EKO MANAJERIALPernah Disumbang ke DIKTI Dan Dikirim Ke USA File 075 01 Buku Teks 681h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Hasil Estimasi

Atau 075 01 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi

Hasil Estimasi

File 076 02 Buku Teks 301h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Non-Estimasi

Atau 076 02 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi

Non-Estimasi

File 077 03 Buku Teks 509h EKO MANAJERIAL TRANSPORTASI Dengan Fungsi Non-Estimasi

Atau 077 03 EKONOMI MANAJERIALTRANSPORTASI Penerapan Konsep Mikro Ekonomi Dalam Bisnis Transportasi Dengan Fungsi Non-Estimasi

File 078 Ringkasan Isi Dan Surat Menyurat Pengiriman 3 Teks Book EKO MANAJERIAL Ke USA

Atau 078 Request for Coop in Publishing 3 Text Books in MANAGERIAL ECONOMICS to The USA

Subject: Request for Cooperation in Publishing Text Books in MANAGERIAL

ECONOMICS: Application of Microeconomic Concepts Using Estimation

Result Function (242 halaman)

008 3 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2010 Files: 079 01 Evaluasi Ekonomi Indonesia di Era Pembangunan Berkelanjutan

080 02 Evaluasi Ekonomi 50 Tahun Indonesia Membangaun 081 03 Kebutuhan Tabungan Sebagai Sumber Pembiayaan Pembangunan Indonesia

009 4 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2012 Files: 082 01 Pengembangan Ekonomi Dan Pengaruh POLIIK Di Era Kepemimpinan INDONESIA

083 02 Prestasi Ekonomi INDONESIA Jangka Panjang Dan Pencapaian Kondisi STEADY-

STATE GROWTH

084 03 Perkiraan Kebutuhan Tabungan Bagi Target Pertumbuhan Ekonomi Yang Hendak Dicapai

085 04 Pengendalian Ekonomi Ditengah Ancaman Krisis Dan Dilema Keterbatasan Sumber

Pembiayaan Yang Salaing Trade-Off

010 4 Laporan Penelitian Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI 2010 File 086 01 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 72h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010

Atau 086 01 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di

Indonesia

File 087 02 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010

Atau 087 02 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di

Indonesia

File 088 03 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 77h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010 Atau 088 03 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional

File 089 04 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010

Atau 089 04 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional

Page 26: AGGREGATE EXPENDITURE EKONOMI SEKTORAL (KAJIAN …€¦ · disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa

26

011 3 Proposal P3M PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,Tahun 2010 File 090 01 Draft Proposal 21h Penelitian P3M MTD STMT Angkutan Jalan Raya DKI 2010

Atau 090 01 Kepadatan Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya Di DKI Jakarta: Trade off Antara Penguna

Kendaraan Pribadi Dan Umum

(Studi Kasus: Penerapan Konsep Slutsky’s Theorem, TE = SE + IE)

File 091 02 Draft Proposal 26h Penelitian P3M MTL STMT Faktor Produksi PT PELNI 2010 atau 091 02 Pengaruh Beberapa Faktor Produksi Terhadap Produksi PT PELNI

(Studi Kasus: Penerapan Konsep Production Isoquant, TO = SE + OE)

File 092 03 Draft Proposal 25h Penelitian P3M MTU STMT Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan 2010

atau 092 03 Penentuan Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan Dengan Arus Penumpang Jakarta-Ujung

Pandang

012 14 Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI, Tahun 2011 File 093 01 Proposal 11h Produksi Jasa Angkutan Udara Indonesia 2011

Atau 093 01 Produksi Jasa Angkutan Udara Indonesia Dan Investasi Produktif Yang Diperlukan

File 094 02 Proposal 10h Jasa Angkutan Rel 2011

Atau 094 02 Menasionalisasikan Jasa Angkutan Rel Dan Investasi Yang Dibutuhkan

File 095 03 Proposal 11h Produktivitas Dan Produksi Jasa Angkutan KAI 2011

Atau 095 03 Produktivitas Dan Produksi Jasa Angkutan Kereta Api Indonesia

File 096 04 Proposal 11h Angkutan Pelayaran Antar Pulau Indonesia 2011

Atau 096 04 Angkutan Pelayaran Antar Pulau Dalam Wililayah Teritorial Indonesia

File 097 05 Proposal 12h Produksi Jasa Angkutan Udara Penerbangan Domestik 2011

Atau 097 05 Produksi Jasa Angk Udara Komersial Penerbangan Domestik

File 098 06 Proposal 12h Pengembangan Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau 2011

Atau 098 06 Pengembangan Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau Indonesia

File 099 07 Proposal 14h Usaha Jasa Angkutan Udara Pada Penerbangan Domestik 2011

Atau 099 07 Usaha Jasa Angkutan Udara Pada Penerbangan Domestik

File 100 08 Proposal 11h Utilitas Penumpang Pengguna Jasa Pelayaran Antar Pulau 2011

Atau 100 08 Utilitas Penumpang Pengguna Jasa Pelayaran Antar Pulau

File 101 09 Proposal 13h Angkutan Penumpang Udara Pada Penerbangan Domestik 2011

Atau 101 09 Angkutan Penumpang Udara Pada Penerbangan Domestik

File 102 10 Proposal 15h Angkutan Penumpang Dom Dan Trade off Antara Laut dan Udara 2011

Atau 102 10 Angkutan Penumpang Dom Dan Trade off Antara Laut dan Udara

File 103 11 Proposal 14h Kebutuhan Modal Pert Produksi Angkutan Udara Luar Negeri 2011

Atau 103 11 Kebutuhan Modal Pertumbuhan Produksi Angkutan Udara Luar Negeri

File 104 12 Proposal 12h Pengembangan Produksi Jasa Angkutan KAI 2011

Atau 104 12 Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Kereta Api Indonesia

File 105 13 Proposal 15h Angkutan Kargo Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan Dom 2011

Atau 105 13 Angkutan Kargo Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan Domestik

File 106 14 Proposal 12h Produksi Angkutan Kargo Udara penerbangan Internasional 2011 Atau 106 14 Produksi Angkutan Kargo Udara penerbangan Internasional

Page 27: AGGREGATE EXPENDITURE EKONOMI SEKTORAL (KAJIAN …€¦ · disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa

27

10 Contoh PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI

013 5 CONTOH Hibah (Proposal DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 -2016 File 107 01 Draf Hibah Kompetensi TAHAP 1 44h dgn Ir PRASAD TITA MM to DIKTI 2009

Atau 107 01 Analisis Pertambahan Pengguna Kendaraan Bermotor Roda Dua Dan Kepemilikan Mobil

Pribadi Di Jakarta

File 108 02 Draft Hibah Kompetensi 47h dgn PROF ERYUS To DIKTI 2010

Atau 108 02 Kepadatan Lalin Angkutan Jalan Raya Di DKI Jakarta Trade off Antara Peng Kend Pribadi

Dan Umum

File 109 03 Draft Hibah Kompetensi 51h dgn PROF HANANTO to DIKTI 2010

Atau 109 03 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PT PELNI

File 110 04 Draft Hibah Kompetensi 51h dgn PROF DIRK KOLEANGAN to DIKTI 2010

Atau 110 04 Penentuan Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan Dengan Arus Penumpang JAKARTA-

UJUNG PANDANG

File 111 05 Draft Hibah PRODUK TERAPAN 67h dgn Dr HUSNI HASAN to DIKTI 2016

Atau 111 05 Analisis Penentuan Tarif Angkut Dua Jasa Angk Penumpang Udara Dan Laut Rute

JAKARTA-UJUNG PANDANG

014 3 CONTOH Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,Tahun 2014 File 112 01 Proposal Penelitian P3M MTL 13h Angk Pelayaran Antar Pulau PT PELNI 2014

Atau 112 01 PENGEMBANGAN PRODUKSI ANGKUTAN PELAYARAN DI INDONESIA

File 113 02 Proposal Penelitian P3M MTD 15h Effisiensi Produktivitas Jasa Angk PT KAI 2014

Atau 113 02 TINGKAT EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS JASA ANGKUTAN KERETA API

INDONESIA

File 114 03 Proposal Penelitian P3M MTU 21h Kebutuhan Modal Angk Penerb Domestik 2014

Atau 114 03 KEBUTUHAN MODAL DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI ANGKUTAN

PENERBANGAN DOMESTIK

015 2 CONTOH Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,

Tahun 2017, Sedang Digarap File 115 01 Proposal Terpadu P3M 28h atau Analisis Trade-Off Antara MTL Dengan MTU 2017

Atau 115 01 Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan

Domestik Indonesia: Trade-off Antara Angkutan Laut Dan Udara

File 116 02 Proposal Penelitian P3M 22h Dibidang TRANPORTASI UDARA Luar Negeri 2017

Atau 116 02 KEBUTUHAN MODAL DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI ANGKUTAN UDARA

LUAR NEGERI

Page 28: AGGREGATE EXPENDITURE EKONOMI SEKTORAL (KAJIAN …€¦ · disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa

28

III. PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 016 5 LAPORAN HASIL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANJEMEN TRANSPORTASI 2014-2017

File 117 01 Laporan HASIL PENELITIAN 375h Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014

Atau 117 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL

PURWAKARTA

File 118 02 Laporan HASIL PENELITIAN 147h PERUM DAMRI 2015 Atau 118 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 120 03 Laporan HASIL PENELITIAN 172h PT MAYASARI BAKTI 2016

Atau 120 03 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Thd

Keunggulan Bersaing Jasa Angk Mayasari Bakti

File 122 04 Laporan HASIL PENELITIAN 165h GARUDA INDONESIA 2016

Atau 122 04 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 124 05 Laporan HASIL PENELITIAN 353h Kereta Api PATAS Purwakarta 2017 Atau 124 05 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS

PURWAKARTA

017 5 Jurnal HASIL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANJEMEN TRANSPORTASI 2014-2017 File 125 01 Jurnal HASIL PENELITIAN 41h Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014

Atau 125 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL

PURWAKARTA

File 126 02 Jurnal HASIL PENELITIAN 35h PERUM DAMRI 2015

Atau 126 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 128 03 Jurnal HASIL PENELITIAN 38h PT MAYASARI BAKTI 2016

Atau 128 03 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Thd

Keunggulan Bersaing Jasa Angk Mayasari Bakti

File 130 04 Jurnal HASIL PENELITIAN 36h GARUDA INDONESIA 2016

Atau 130 04 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 132 05 Jurnal HASIL PENELITIAN 40h Kereta Api PATAS Purwakarta 2017

Atau 132 05 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS

PURWAKARTA

018 10 Macam Prediksi Pengembangan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Penelitian Survey

Files: 133 01 KA Eko Lokal Purwakarta 2014 20h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt 134 02 KA Eko Lokal Purwakarta 2014 23h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Panjang Alt

135 03 PERUM DAMRI 2015 15h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

136 04 Jurnal HASIL PENELITIAN PERUM DAMRI 2015 24h

137 05 Jurnal HASIL PENELITIAN Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014 30h

138 06 Jurnal HASIL PENELITIAN PT MAYASARI BAKTI 2016 31h

139 07 PT MAYASARI BAKTI 2016 19h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

140 08 Jurnal HASIL PENELITIAN GARUDA INDONESIA 2016 31h

141 09 PT GARUDA INDONESIA 2016 19h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

142 10 Jurnal HASIL PENELITIAN KA PATAS Purwakarta 2017 30h

Page 29: AGGREGATE EXPENDITURE EKONOMI SEKTORAL (KAJIAN …€¦ · disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa

29

12 BUAH BENTUK PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI

019 6 Contoh Proposal PENELITIAN SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi 2014-2017 File 143 01 Proposal 21h KERETA API EKONOMI LOKAL PURWAKARTA 2014

Atau 143 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL

PURWAKARTA

File 144 02 Proposal 18h PERUM DAMRI 2015

Atau 144 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 145 03 Proposal 17h PERUM DAMRI Dgn KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 145 03 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 146 04 Proposal 28h Keunggulan Bersaing PT MAYASARI BAKTI 2016

Atau 146 04 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Terhadap

Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Mayasari Bakti

File 148 05 Proposal 28h Keunggulan Bersaing GARUDA INDONESIA 2016

Atau 148 05 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 150 06 Proposal 27h KERETA API PATAS PURWAKARTA 2017

Atau 150 06 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS

PURWAKARTA

020 2 Contoh Proposal PENELITIAN SURVEY Hasil Pengembangan Model 2016 File 151 01 Proposal 33h Keunggulan Bersaing GARUDA INDONESIA 2016 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 151 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 152 02 Proposal 26h Keunggulan Bersaing PT MAYASARI BAKTI 2016 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 152 02 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Terhadap

Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Mayasari Bakti

021 2 Contoh Proposal Baru PENELITIAN SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi 2017 File 153 01 Proposal 30h Keunggulan Bersaing LION AIR GROUP 2017

Atau 153 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan Domestik LION AIR GROUP Di Bandara Soeta

File 154 02 Proposal 30h Keunggulan Bersainng TRANSJAKARTA 2017

Atau 154 02 Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Terhadap Loyalitas

Konssumen Jasa Angkutan Transjakarta

File 155 01 Proposal 30h Keunggulan Bersaing LION AIR GROUP 2017 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 155 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik LION AIR GROUP Di Bandara Soeta

File 156 02 Proposal 30h Keunggulan Bersainng TRANSJAKARTA 2017 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 156 02 Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Terhadap Loyalitas

Konssumen Jasa Angkutan Transjakarta

Page 30: AGGREGATE EXPENDITURE EKONOMI SEKTORAL (KAJIAN …€¦ · disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa

30

Biasanya untuk mendapatkan sebuah TULISAN ILMIAH adalah secara kebetulan

didalam DOMAIN Google atau Bilamana sudah mengetahui judul TULISAN

ILMIAH tersebut cukup dengan menulis judul tersebut ke dalam Google dan akan

keluar TULISAN ILMIAH yang dimaksud.

KIAT CERDIK MEMBUAT TULISAN ILMIAH, dan sebagai langkah utama adalah

dengan cara Mengkoleksi sejumlah TULISAN ILMIAH yang akan berperan sebagai

MATERI PEMBANDING dengan MATERI YANG DIBUAT. Paling tidak agar

mengatahui bagaimana penyusunan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN

TEORITIS yang dibuat penulis lain. Selain bisa memperkuat “pondasi ilmiah” bahkan

juga memperkokoh “Kemampuan ilmiah” agar lebih mudah menyelesaikan berbagai

bentuk/beranekaragam Persoalan Ilmiah pada PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang

MANAJEMEN TRANSPORTASI maupun PENELITIAN SURVEY Dibidang

MANAJEMEN TRANSPORTASI. Tentunya sebagai langkah berikutnya adalah

Meng-unduh (Downloads) sebanyak mungkin TULISAN ILMIAH dari penulis lain atau Meng-unduh secara keseluruhan TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam File PDF

(pada posisi jumlah sekarang) sebagaimana tercantum dalam Lembaran Informasi, terkecuali TULISAN ILMIAH yang terdapat dalam kurung sebanyak 22 Files (hanya

bisa didapatkan melalui Email langsung dengan sejumlah harga tertentu yang disajikan

dalam sebuah Daftar Harga).

Ketentuan: Gantilah Lembaran Informasi (Daftar TULISAN ILMIAH yang disisipkan dalam wujud File PDF) menjadi (Daftar TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam File DOCUMENTS),

sehingga didapatkan sebuah File DOCUMENTS yang berisikan Daftar dari semua tulisan

ilmiah yang disusun oleh Amrizal.

Selanjutnya, dengan cara memasukan/menuliskan 000 Daftar Tulisan Ilmiah Amrizal

ke dalam Google, maka akan didapatkan sebuah File DOCUMENTS yang berisi Daftar

TULISAN ILMIAH tersebut, dengan contoh berikut:

Google 000 Daftar Tulisan Ilmiah Amrizal Cari

Adapun tujuan selanjutnya agar lebih leluasa/Mudah meng-unduh (Downloads)

keseluruhan TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam PDF (pada posisi jumlah sekarang),

cukup dengan cara meng-Copy masing-masing Nomor urut beserta nama file tersebut

ke dalam Google.

Diistilahkan dalam tanda petik “pada posisi jumlah sekarang” oleh karena posisi/jumlah

files PDF yang disajikan dalam Daftar TULISAN ILMIAH dapat berubah pada saat-saat

tertentu seiring dengan perjalanan waktu.......

-------- Jakarta, 14 September 2017--------