kebutuhan psikoseksual & spiritual

11
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Psikoseksual Psikoseksual merupakan proses perkembangan anak dengan pertambahan kematangan fungsi struktur dan kejiwaan yang dapat menimbulkan dorongan untuk mencari ransangan dan kesenangan untuk menjadi dewasa. 2.2 Perkembangan Psikoseksual Perkembangan psikoseksual melalui tahapan berikut : A. Tahap Oral (0-1 tahun) Kenikmatan didapat dengan cara menghisap, menggigit, mengunyah, atau bersuara. Ketergantungan sangat tinggi dan selalu minta dilindungi untuk mendapatkan rasa aman. Masalah yang terjadi pada tahap ini adalah masalah manyapih dan makan. B. Tahap Anal (1-3 tahun) Kepuasan pada tahap ini didapat melalui pengeluaran feses, anak menunjukkan keakuannya, bersikap narsistik (cinta terhadap dirinya sendiri), dan sangat egoistik. Anak juga mulai mempelajari struktur tubuhnya. Pada fase ini tugas yang dilaksanakan anak adalah latihan kebersihan. Masalah yang dapat muncul pada tahap ini adalahh obsesif atau gangguan pikiran, pandangan sempit, sifat introver (tertutup), dan ekstrover impulsif (terbuka tapi kurang mampu mengendalikan diri). C. Tahap Oedipal/phalik (3-6 tahun) 2

Upload: ayu-safitri

Post on 12-Nov-2015

16 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan psikoseksual dan spiritual

TRANSCRIPT

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian PsikoseksualPsikoseksual merupakan proses perkembangan anak dengan pertambahan kematangan fungsi struktur dan kejiwaan yang dapat menimbulkan dorongan untuk mencari ransangan dan kesenangan untuk menjadi dewasa.2.2 Perkembangan PsikoseksualPerkembangan psikoseksual melalui tahapan berikut :A. Tahap Oral (0-1 tahun)Kenikmatan didapat dengan cara menghisap, menggigit, mengunyah, atau bersuara. Ketergantungan sangat tinggi dan selalu minta dilindungi untuk mendapatkan rasa aman. Masalah yang terjadi pada tahap ini adalah masalah manyapih dan makan. B. Tahap Anal (1-3 tahun)Kepuasan pada tahap ini didapat melalui pengeluaran feses, anak menunjukkan keakuannya, bersikap narsistik (cinta terhadap dirinya sendiri), dan sangat egoistik. Anak juga mulai mempelajari struktur tubuhnya. Pada fase ini tugas yang dilaksanakan anak adalah latihan kebersihan. Masalah yang dapat muncul pada tahap ini adalahh obsesif atau gangguan pikiran, pandangan sempit, sifat introver (tertutup), dan ekstrover impulsif (terbuka tapi kurang mampu mengendalikan diri).C. Tahap Oedipal/phalik (3-6 tahun)Kepuasan pada tahap ini terletak pada ransangan otoerotik, yaitu meraba-raba, merasakan kenikmatan dari beberapa daerah erogennya dan timbul rasa ingin tahu mengenai perbedaan yang terdapat pada lawan jenisnya. Selain itu, anak laki-laki cenderung menyukai ibu daripada ayahnya, demikian juga sebaliknya anak perempuan, cenderung menyukai ayahnya.D. Tahap Laten (6-12 tahun)Pada tahap ini anak mengembangkan keterampilan dan sifat yang dimilikinya. Energi disalurkan untuk mencari pengetahuan dan berinteraksi dengan kelompok atau kawan sebaya, dorongan libido mulai mereda.E. Tahap Genital (12 tahun ke atas)Tahap ini diawali dengan pubertas, kematangan sistem reproduksi, dan produksi hormon seks. Sumber kepuasan utama adalah daerah genitalia, namun energi juga digunakan unutk berinteraksi dengan orang lain dan mempersiapkan pernikahan.2.3 Pengertian SpiritualitasSpiritualitas merupakan sesuatu yang dipercaya oleh seseorang dalam hubungannya dengan kekuatan yang lebih tinggi (Tuhan), yang menimbulkan suatu kebutuhan serta kecintaan terhadap adanya Tuhan, dan permohonan maaf atas segala kesalahan yang pernah diperbuat.2.4 Hubungan Spiritual, Sehat, dan SakitAgama merupakan petunjuk perilaku, karena di dalam agama terdapat ajaran baik dan larangan yang dapat berdampak pada kehidupan dan kesehatan seseorang, contohnya minuman beralkohol sesuatu yang dilarang agama dan akan berdampak pada kesehatan bila dikonsumsi manusia. Agama sebagai sumber dukungan bagi seserang yang mengalami kelemahan (dalam keadaan sakit) untuk membangkitkan semangat untuk sehat, atau juga dapat mempertahankan kesehatan untuk mencapai kesejahteraan. Sebagai contoh, orang sakit dapat memperoleh kekuatan dengan menyerahkan diri atau memohon pertolongan dari Tuhannya.2.5 Hubungan Keyakinan dan Pelayanan KesehatanKebutuhan spritual merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap manusia. Apabila seseorang dalam keadaan sakit, maka hubungan dengan Tuhannya pun semakin dekat, mengingat seseorang dalam kondisi sakit menjadi lemah dalam segala hal, tidak ada yang mampu membangkitkannya dari kesembuhan, kecuali Sang Pencipta. Dalam pelayanan kesehatan, perawat sebagai petugas kesehatan harus memiliki peran utama dalam memenuhi kebutuhan spiritual. Perawat dituntut mampu memberikan pemenuhan yang lebih pada saat pasien kritis atau menjelang ajal. Dengan demikian, terdapat keterkaitan antara keyakinan dengan pelayanan kesehatan, dimana kebutuhan dasar manusia yang diberikan melalui pelayanan kesehatan tidak hanya berupa aspek biologis, tetapi juga aspek spiritual. Aspek spiritual dapat membantu membangkitkan semangat pasien dalam proses penyembuhan. 2.6 Perkembangan SpiritualPerkembangan spiritual seseorang menurut Westerhoffs dibagi dalam 4 tingkatan berdasarkan kategori umur, antara lain :1. Usia anak-anak, merupakan tahap perkembangan kepercayaan berdasarkan pengalaman. Perilaku yang didapat antara lain adanya pengalaman dari interaksi dengan orang lain dengan keyakinan atau kepercayaan yang dianut. Pada masa ini, anak belum mempuyai pemahaman salah atau benar. Kepercayaan atau keyakinan yang ada pada masa ini mungkin hanya mengikuti ritual atau meniru orang lain, seperti berdoa sebelum dan makan. Pada masa pra sekolah, kegiatan keagamaan yang dilakukan belum bermakna pada dirinya, perkembangan spiritual mulai mencontoh aktivitas keagamaan orang di sekelilingnya, dala hal ini keluarga. Pada masa ini anak-anak biasanya sudah mulai bertanya tentang Pencipta, arti doa, serta mencari jawaban tentang kegiatan keagamaaan.2. Usia remaja akhir, merupaka tahap perkumpulan kepercayaan yang ditandai dengan adanya partisipasi aktif pada aktivitas keagamaan. Pengalaman dan rasa takjub membuat mereka semakin merasa memiliki dan berarti akan keyakinannya. Perkembangan spiritual pada masa ini sudah mulai pada keinginan akan pencapaian kebutuhan spritual seperti keinginan melalui meminta atau berdoa kepada Penciptanya, yang berarti sudah mulai membutuhkan pertolongan melalui keyakinan atau kepercayaan. Bila pemenuhan kebutuhan spiritual tidak terpenuhi, akan timbul kekecewaan.3. Usia awal dewasa, merupakan masa pencarian kepercayaan dini diawali dengan proses pertanyaan akan keyakinan atau kepercayaan yang dikaitkan secara kognitif sebagai bentuk yang tepat untuk mempercayainya. Pada masa ini, pemikiran sudah bersifat rasional dan keyakinan atau kepercayaan terus dikaitkan dengan rasional. Pada masa ini, timbul perasaan akan penghargaan terhadap kepercayaannya. 4. Usia pertengahan dewasa, merupakan tingkatan kepercayaan dari diri sendiri, perkembangan ini diawali dengan semakin kuatnya kepercayaan diri yang dipertahankan walalupun menghadapi perbedaan keyakinan yang lain dan lebih mengerti akan kepercayaan dirinya. 2.7 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Spiritual1. PerkembanganUsia perkembangan dapat menentukan proses pemenuhan kebutuhan spiritual, karena setiap tahap perkembangan memiliki cara meyakini kepercayaan terhadap Tuhan. 2. KeluargaKeluarga memiliki peran yang cukup srategis dalam memenuhi kebutuhan spiritual, karena keluarga memiliki ikatan emosional yang kuat dan selalu berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari.3. Ras/sukuRas/suku memiliki keyakinan atau kepercayaan yang berbeda, sehingga proses pemenuhan kebutuhan spiritual pun berbeda sesuai dengan keyakinan yang dimiliki.4. Agama yang dianutKeyakinan pada agama tertentu yang dimiliki oleh seseorang dapat menentukan arti pentingnya kebutuhan spiritual. 5. Kegiatan keagamaanAdanya kegiatan keagamaan dapat selalu mengingatkan keberadaan dirinya dengan Tuhan dan selalu mendekatkan diri dengan Penciptannya. 2.8 Beberapa Orang yang Membutuhkan Bantuan Spiritual1. Pasien kesepianPasien dalam keadaan sepi dan tidak ada yang menemani akan membutuhkan bantuan spiritual karena mereka merasakan tidak ada kekuatan selain kekuatan Tuhan, tidak ada yang menyertainya selain Tuhan.2. Pasien ketakutan dan cemasAdaanya ketakutan dan kecemasa dapat menimbulkan perasaan kacau, yang dapat membuat pasien membutuhkan ketenangan pada dirinya, dan ketenangan yang paling besar adalah bersama Tuhan. 3. Pasien menghadapi pembedahanMenghadapi pembedahan adalah sesuatu yang sangat mengkhawatirkan karena akan timbul perasan antara hidup dan mati. Pada saat itulah keberadaan Pencipta dalam hal ini Tuhan sangat penting sehingga pasien selalu membutuhkan bantuan spiritual.4. Pasien yang harus mengubah gaya hidupPerubahan gaya hidup dapat membuat seseorang lebih membutuhkan keberadaan Tuhan (kebutuhan spiritual). Pola gaya hidup dapat membuat kekacauan keyakinan bila ke arah yang lebih buruk. Akan tetapi bila perubahan gaya hidup ke arah yang lebih baik, maka pasien akan lebih membutuhkan dukungan spiritual.2.9 Masalah kebutuhan spiritual Masalah yang sering terjadi pada pemenuhan kebutuhan spiritual adalah distres spritual, yang merupakan suatu keadaan ketika individu atau kelompok mengalami atau berisiko mengalami gangguan dalaam kepercayaan atau sistem nilai yang memberikannya kekuatan, harapan, dan arti kehidupan, yang ditandai dengan pasien meminta pertolongan spiritual, mengungkapkan adanya keraguan dalam sistem kepercayaan, adanya keraguan yang berlebih dalam mengartikan hidup, mengungkapkan perhatian yang lebih pada kematian dan sesudah hidup, adanya keputusasaan, menolak kegiatan ritual, dan terdapat tanda-tanda seperti menangis, menarik diri, cemas, dan marah, kemudian ditunjang dengan tanda fisik seperi nafsu makan terganggu, kesulitan tidur, dan tekanan darah meningkat. Distres spiritual terdiri atas :1. Spiritual yang sakit, yaitu kesulitan menerima kehilangan dari orang yang dicintai dari penderitaan yang berat.2. Spiritual yang khawatir, yaitu terjadinya pertentangan kepercayaan dan sistem nilai seperti adanya aborsi.3. Spiritual yang hilang, yaitu adanya kesulitan menemukan ketenangan dalam kegiatan keagamaan.2.10 Asuhan Keperawatan pada Masalah Kebutuhan Spiritual2.10.1 Pengkajian KeperawatanPengakajian terhadap masalah kebutuhan spiritual, antara lain adanya ungkapan terhadap masalah spiritual, misalnya arti kehidupan, kematian, dan penderitaan, keraguan akan kepercayaan yang dianut, penolakan untuk beribadah, perasaan yang kosong, dan pengakuan akan perlunya bantuan spiritual. Beberapa aktor yang menyebabkan maslah spiritual adalah kehilangan salah satu bagian tubuh, beberapa penyakit terminal, tindakan pembedahan, prosedur infasif, dan lain-lain.2.10.2 Diagnosa KeperawatanDistres spiritual berhubungan dengan ketidakmampuan untuk melaksanakan ritual spiritual, konflik antara keyakinan spiritual, dan ketentuan aturan kesehatan dan krisis penyakit, penderitaan, atau kematian.2.10.3 Perencanaan dan Tindakan KeperawatanRencana yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah spiritual, antara lain :1. Memberikan ketenangan atau privasi sesuai dengan kebutuhan melalui berdoa dan beribadah secara rutin.2. Membantu individu yang mengalami keterbatasan fisik untuk melakukan ibadah.3. Menghadirkan pemimpin spiritual untuk menjelaskan berbagao konflik keyakinan dan alternatif pemecahannya.4. Mengurangi atau menghilangkan beberapa tindakan medis yang bertentangan dengan keyakinan pasien dan mencari alternatif pemecahannya.5. Mendorong untuk mengambil keputusan dalam melakukan ritual.6. Membantu pasien untuk memenuhi kewajibannya.2.10.4 Evaluasi keperawatanEvaluasi terhadap masalah spiritual secara umum dapat dinilai dari perubahan unutk melakukan kegiatan spiritual, adanya kemampuan melaksanakan ibadah, adanya ungkapan atau perasaan yang tenang, dan menerima kondisi atau keberadaannya, wajah yang menunjukkan rasa damai, kerukunan dengan orang lain, memiliki pedoman hidup, dan rasa bersyukur.

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanPsikoseksual merupakan proses perkembangan anak dengan pertambahan kematangan fungsi struktur dan kejiwaan yang dapat menimbulkan dorongan untuk mencari ransangan dan kesenangan untuk menjadi dewasa.Perkembangan psikoseksual melalui tahapan Tahap Oral (0-1 tahun), Tahap Anal (1-3 tahun), Tahap Oedipal/phalik (3-6 tahun), Tahap Laten (6-12 tahun), dan Tahap Genital (12 tahun ke atas). Spiritualitas merupakan sesuatu yang dipercaya oleh seseorang dalam hubungannya dengan kekuatan yang lebih tinggi (Tuhan), yang menimbulkan suatu kebutuhan serta kecintaan terhadap adanya Tuhan, dan permohonan maaf atas segala kesalahan yang pernah diperbuat.Agama sebagai sumber dukungan bagi seserang yang mengalami kelemahan (dalam keadaan sakit) untuk membangkitkan semangat untuk sehat, atau juga dapat mempertahankan kesehatan untuk mencapai kesejahteraan. Sebagai contoh, orang sakit dapat memperoleh kekuatan dengan menyerahkan diri atau memohon pertolongan dari Tuhannya.Perkembangan spiritual seseorang menurut Westerhoffs dibagi dalam 4 tingkatan berdasarkan kategori umur, antara lain usia anak-anak, usia remaja akhir, usia awal dewasa, dan usia pertengahan dewasa. 3.2 SaranSebaiknya buku pedoman mengenai kebutuhan psikoseksual dan spiritual lebih diperbanyak lagi, sehingga dapat menjadi referensi tambahan dan menambah wawasan bagi mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi, Konsep, dan Proses Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.Potter, Patricia. Perry, Anne. 1999. Buku Ajar Findamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik, Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

2