kebutuhan fisik ( recovered)
TRANSCRIPT
-
8/9/2019 Kebutuhan Fisik ( Recovered)
1/13
KEB UTUHAN KEAMANAN FISIK (BIOLOGIC
SAFETY) PADA KLIEN DI TEMPAT PELAYANAN
KESEHATAN, RUMAH, DAN KOMUNITASDENGAN PENDEKATAN PROSES
KEPERAWATAN
Posted in April 6th, 2008
by fefendi in Bahasa Indonesia
Oleh: Ika Patmawati, SKp*
(* Penulis adalah staf pengajar pada Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta)
A. Pengertian Keamanan Fisik ( Biologic Safety )
Keamanan adalah kebutuhan dasar manusia prioritas kedua berdasarkan kebutuhan
fisiologis dalam hirarki Maslow yang harus terpenuhi selama hidupnya, sebab dengan
terpenuhinya rasa aman setiap individu dapat berkarya dengan optimal dalam hidupnya.
Mencari lingkungan yang betul-betul aman memang sulit, maka konsekuensinya promosi
keamanan berupa kesadaran dan penjagaan adalah hal yang penting. Ilmu keperawatan
sebagai ilmu yang berfokus pada manusia dan kebutuhan dasarnya memiliki tanggung
jawab dalam mencegah terjadinya kecelakaan dan cedera sebagaimana merawat klien
yang telah cedera tidak hanya di lingkungan rumah sakit tapi juga di rumah, tempat kerja,
dan komunitas. Perawat harus peka terhadap apa yang diperlukan untuk menciptakan
lingkungan yang aman bagi klien sebagai individu ataupun klien dalam kelompok
keluarga atau komunitas.
Secara umum keamanan ( safety ) adalah status seseorang dalam keadaan aman, kondisi
yang terlindungi secara fisik, sosial, spiritual, finansial, politik, emosi, pekerjaan,
psikologis atau berbagai akibat dari sebuah kegagalan, kerusakan, kecelakaan, atau
http://indonesiannursing.com/2008/04/06/kebutuhan-keamanan-fisik-biologic-safety-pada-klien-di-tempat-pelayanan-kesehatan-rumah-dan-komunitas-dengan-pendekatan-proses-keperawatan/http://indonesiannursing.com/2008/04/06/kebutuhan-keamanan-fisik-biologic-safety-pada-klien-di-tempat-pelayanan-kesehatan-rumah-dan-komunitas-dengan-pendekatan-proses-keperawatan/http://indonesiannursing.com/2008/04/06/kebutuhan-keamanan-fisik-biologic-safety-pada-klien-di-tempat-pelayanan-kesehatan-rumah-dan-komunitas-dengan-pendekatan-proses-keperawatan/http://indonesiannursing.com/2008/04/06/kebutuhan-keamanan-fisik-biologic-safety-pada-klien-di-tempat-pelayanan-kesehatan-rumah-dan-komunitas-dengan-pendekatan-proses-keperawatan/http://indonesiannursing.com/2008/04/06/kebutuhan-keamanan-fisik-biologic-safety-pada-klien-di-tempat-pelayanan-kesehatan-rumah-dan-komunitas-dengan-pendekatan-proses-keperawatan/http://indonesiannursing.com/author/fefendi/http://indonesiannursing.com/category/bahasa-indonesia/http://indonesiannursing.com/2008/04/06/kebutuhan-keamanan-fisik-biologic-safety-pada-klien-di-tempat-pelayanan-kesehatan-rumah-dan-komunitas-dengan-pendekatan-proses-keperawatan/http://indonesiannursing.com/2008/04/06/kebutuhan-keamanan-fisik-biologic-safety-pada-klien-di-tempat-pelayanan-kesehatan-rumah-dan-komunitas-dengan-pendekatan-proses-keperawatan/http://indonesiannursing.com/2008/04/06/kebutuhan-keamanan-fisik-biologic-safety-pada-klien-di-tempat-pelayanan-kesehatan-rumah-dan-komunitas-dengan-pendekatan-proses-keperawatan/http://indonesiannursing.com/author/fefendi/http://indonesiannursing.com/category/bahasa-indonesia/ -
8/9/2019 Kebutuhan Fisik ( Recovered)
2/13
berbagai keadaan yang tidak diinginkan.( http://.en.wikipedia.org/wiki/safety ). Menurut
Craven:2000 keamanan tidak hanya mencegah rasa sakit dan cedera tetapi juga membuat
individu merasa aman dalam aktifitasnya. Keamanan dapat mengurangi stres dan
meningkatkan kesehatan umum.
Keamanan fisik ( Biologic safety ) merupakan keadaan fisik yang aman terbebas dari
ancaman kecelakaan dan cedera ( injury ) baik secara mekanis, thermis, elektris maupun
bakteriologis. Kebutuhan keamanan fisik merupakan kebutuhan untuk melindungi diri
dari bahaya yang mengancam kesehatan fisik, yang pada pembahasan ini akan
difokuskan pada providing for safety atau memberikan lingkungan yang aman.
B. KARAKTERISTIK KEAMANAN
1. Pervasiveness (insidensi) Keamanan bersifat pervasive artinya luas mempengaruhi
semua hal. Artinya klien membutuhkan keamanan pada seluruh aktifitasnya seperti
makan, bernafas, tidur, kerja, dan bermain.
2. Perception (persepsi) Persepsi seseorang tentang keamanan dan bahaya mempengaruhi
aplikasi keamanan dalam aktifitas sehari-harinya. Tindakan penjagaan keamanan dapat
efektif jika individu mengerti dan menerima bahaya secara akurat.
3. Management (pengaturan) Ketika individu mengenali bahaya pada lingkungan klien
akan melakukan tindakan pencegahan agar bahaya tidak terjadi dan itulah praktek
keamanan. Pencegahan adalah karakteristik mayor dari keamanan.
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAMANAN
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melindungi diri
dari bahaya kecelakaan yaitu usia, gaya hidup, status mobilisasi, gangguan sensori
persepsi, tingkat kesadaran, status emosional, kemampuan komunikasi, pengetahuan
pencegahan kecelakaan, dan faktor lingkungan. Perawat perlu mengkaji faktor-faktor
tersebut saat merencanakan perawatan atau mengajarkan klien cara untuk melindungi diri
sendiri.
1. Usia
-
8/9/2019 Kebutuhan Fisik ( Recovered)
3/13
Individu belajar untuk melindungi dirinya dari berbagai bahaya melalui pengetahuan dan
pengkajian akurat tentang lingkungan. Perawat perlu untuk mempelajari bahaya-bahaya
yang mungkin mengancam individu sesuai usia dan tahap tumbuh kembangnya sekaligus
tindakan pencegahannya.
2. Gaya Hidup
Faktor gaya hidup yang menempatkan klien dalam resiko bahaya diantaranya lingkungan
kerja yang tidak aman, tinggal didaerah dengan tingkat kejahatan tinggi, ketidakcukupan
dana untuk membeli perlengkapan keamanan,adanya akses dengan obat-obatan atau zat
aditif berbahaya.
3. Status mobilisasi
Klien dengan kerusakan mobilitas akibat paralisis, kelemahan otot, gangguan
keseimbangan/koordinasi memiliki resiko untuk terjadinya cedera.
4. Gangguan sensori persepsi
Sensori persepsi yang akurat terhadap stimulus lingkungan sangat penting bagi keamanan
seseorang. Klien dengan gangguan persepsi rasa, dengar, raba, cium, dan lihat, memiliki
resiko tinggi untuk cedera.
5. Tingkat kesadaran
Kesadaran adalah kemampuan untuk menerima stimulus lingkungan, reaksi tubuh, dan
berespon tepat melalui proses berfikir dan tindakan. Klien yang mengalami gangguan
kesadaran diantaranya klien yang kurang tidur, klien tidak sadar atau setengah sadar,
klien disorientasi, klien yang menerima obat-obatan tertentu seperti narkotik, sedatif, dan
hipnotik.
6. Status emosional
Status emosi yang ekstrim dapat mengganggu kemampuan klien menerima bahaya
lingkungan. Contohnya situasi penuh stres dapat menurunkan konsentrasi dan
menurunkan kepekaan pada simulus eksternal. Klien dengan depresi cenderung lambat
berfikir dan bereaksi terhadap stimulus lingkungan.
7. Kemampuan komunikasi
Klien dengan penurunan kemampuan untuk menerima dan
mengemukakan informasi juga beresiko untuk cedera. Klien afasia, klien dengan
-
8/9/2019 Kebutuhan Fisik ( Recovered)
4/13
-
8/9/2019 Kebutuhan Fisik ( Recovered)
5/13
berbahaya atau beracun yang sembarangan, pada remaja adalah gigitan serangga dan ular
atau upaya bunuh diri. Pada lansia biasanya akibat salah makan obat (karena penurunan
pengelihatan) atau akibat overdosis obat (karena penurunan daya ingat).
5. Sengatan listrik
Sengatan listrik dan hubungan arus pendek adalah bahaya yang harus diwaspadai oleh
perawat. Perlengkapan listrik yang tidak baik dapat menyebabkan sengatan listrik bahkan
kebakaran, contoh: percikan listrik didekat gas anestesi atau oksigen konsentrasi tinggi.
Salah satu pencegahannya adalah dengan menggunakan alat listrik yang grounded yaitu
bersifat mentransmisi aliran listrik dari suatu objek langsung kepermukaan tanah.
6. Suara bising
Suara bising adalah bahaya yang dapat menyebabkan hilangnya fungsi pendengaran,
tergantung dari: tingkat kebisingan, frekuensi terpapar kebisingan, dan lamanya terpapar kebisingan serta kerentanan individu. Suara diatas 120 desibel dapat menyebabkan nyeri
dan gangguan pendengaran walaupun klien hanya terpapar sebentar. Terpapar suara 85-
95 desibel untuk beberapa jam per hari dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang
progressive. Suara bising dibawah 85 desibel biasanya tidak mengganggu pendengaran.
7. Radiasi
Cedera radiasi dapat terjadi akibat terpapar zat radioaktif yang berlebihan atau
pengobatan melalui radiasi yang merusak sel lain. Zat radioaktif digunakan dalam
prosedur diagnoostik seperti radiografi, fluoroscopy, dan pengobatan nuklir. Contoh
isotop yang sering digunakan adalah kalsium, iodine, fosfor.
8. Suffocation (asfiksia) atau Choking (tersedak)
Tersedak ( suffocation atau asphyxiation ) adalah keadaan kekurangan oksigen akibat
gangguan dalam bernafas. Suffocation bisa terjadi jika sumber udara terhambat/terhenti
contoh pada klien tenggelam atau kepalanya terbungkus plastik. Suffocation juga bisa
disebabkan oleh adanya benda asing di saluran nafas atas yang menghalangi udara masuk
ke paru-paru. Jika klien tidak segera ditolong bisa terjadi henti nafas dan henti jantung
serta kematian.
9. Lain-lain
-
8/9/2019 Kebutuhan Fisik ( Recovered)
6/13
kecelakaan bisa juga disebabkan oleh alat-alat medis yang tidak berfungsi dengan baik
(equipment-related accidents ) dan kesalahan prosedur yang tidak disengaja ( procedure-
related equipment ).
E. PENGKAJIAN
Pengkajian klien dengan resiko injuri meliputi: pengkajian resiko (Risk assessment tools)
dan adanya bahaya dilingkungan klien (home hazards appraisal). Pengkajian Resiko
a) Jatuh
- Usia klien lebih dari 65 tahun
- Riwayat jatuh di rumah atau RS
- Mengalami gangguan penglihatan atau pendengaran
- Kesulitan berjalan atau gangguan mobilitas
- Menggunakan alat bantu (tongkat, kursi roda, dll)- Penurunan status mental (disorientasi, penurunan daya ingat)
- Mendapatkan obat tertentu (sedatif, hypnotik, tranquilizers, analgesics, diuretics, or
laxatives)
b) Riwayat kecelakaan
Beberapa orang memiliki kecenderungan mengalami kecelakaan berulang, oleh karena
itu riwayat sebelumnya perlu dikaji untuk memprediksi kemungkinan kecelakaan itu
terulang kembali
c) Keracunan
Beberapa anak dan orang tua sangat beresiko tinggi terhadap keracunan. Pengkajian
meliputi seluruh aspek pengetahuan keluarga tentang resiko bahaya keracunan dan upaya
pencegahannya.
d) Kebakaran
Beberapa penyebab kebakaran dirumah perlu ditanyakan tentang sejauh mana klien
mengantisipasi resiko terjadi kebakaran, termasuk pengetahuan klien dan keluarga
tentang upaya proteksi dari bahaya kecelakaan akibat api.
Pengkajian Bahaya
Meliputi mengkaji keadaan: lantai, peralatan rumah tangga, kamar mandi, dapur, kamar
tidur, pelindung kebakaran, zat-zat berbahaya, listrik, dll apakah dalam keadaan aman
atau dapat mengakibatkan kecelakaan.
-
8/9/2019 Kebutuhan Fisik ( Recovered)
7/13
Pengkajian Keamanan (spesifik pada lansia di rumah)
Gangguan keamanan berupa jatuh di rumah pada lansia memiliki insidensi yang cukup
tinggi, banyak diantara lansia tersebut yang akhirnya cedera berat bahkan meninggal.
Bahaya yang menyebabkan jatuh cenderung mudah dilihat tetapi sulit untuk diperbaiki,
oleh karena itu diperlukan pengkajian yang spesifik tentang keadaan rumah yang
terstuktur. Contoh pengkajian checklist pencegahan jatuh pada lansia yang dikeluarkan
oleh Departemen kesehatan dan pelayanan masyarakat Amerika.
F. DIAGNOSA
Diagnosa umum sering muncul pada kasus keamanan fisik menurut NANDA adalah
Resiko tinggi terjadinya cedera (High risk for injury). Seorang klien dikatakan
mengalami masalah keperawatan resiko tinggi terjadinya cidera bila kondisi lingkungan
dan adaptasi atau pertahanan seseorang beresiko menimbulkan cedera.Diagnosa umum tersebut memiliki tujuh subkatagori yang memungkinkan perawat
menjelaskan cedera secara lebih spesifik dan atau untuk memberikan intervensi yang
tepat (Wilkinson, 2000):
Resiko terjadinya keracunan: adanya resiko terjadinya kecelakaan akivat terpapar, atau
tertelannya obat atau zat berbahaya dalam dosis yang dapat menyebabkan keracunan.
Resiko terjadinya sufokasi: adanya resiko kecelakaan yang menyebabkan tidak
adekuatnya udara untuk proses bernafas.
Resiko terjadinya trauma: adanya resiko yang menyebabkan cedera pada jaringan (ms.
Luka, luka bakar, atau fraktur).
Respon alergi lateks: respon alergi terhadap produk yang terbuat dari lateks.
Resiko respon alergi lateks: kondisi beresiko terhadap respon alergi terhadap produk
yang terbuat dari lateks.
Resiko terjadinya aspirasi: klien beresiko akan masuknya sekresi gastrointestinal,
sekresi orofaringeal, benda padat atau cairan kedalam saluran pernafasan. Resiko
terjadinya sindrom disuse (gejala yang tidak diinginkan): klien beresiko terhadap
kerusakan sistem tubuh akibat inaktifitas sistem muskuloskeletal yang direncanakan atau
tidak dapat dihindari.
Contoh kasus:
-
8/9/2019 Kebutuhan Fisik ( Recovered)
8/13
Tn. ED, 70 tahun tinggal seorang diri dirumahnya. Klien memiliki riwayat glaukoma
sehingga klien harus menggunakan obat tetes mata dua kali sehari. Klien mengatakan
sulit memfokuskan penglihatan, kehilangan penglihatan sebelah, dan tidak bisa melihat
dalam gelap.
Diagnosa yang muncul adalah:
Resiko tinggi cedera: jatuh berhubungan dengan penurunan sensori (tidak mampu
melihat)
G. PERENCANAAN
Secara umum rencana asuhan keperawatan harus mencakup dua aspek yaitu: Pendidikan
kesehatan tentang tindakan pencegahan dan memodifikasi lingkungan agar lebih aman.
Contoh rencana asuhan keperawatan: (sesuai kasus pada bagian E)
Diagnosa : Resiko tinggi cedera: jatuh berhubungan dengan penurunan sensori (tidak mampu melihat)
Tujuan : Klien memperlihatkan upaya menghindari cedera (jatuh) atau cidera (jatuh)
tidak terjadi
Kriteria hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan berupa modifikasi lingkungan
dan pendidikan kesehatan dalam 1 hari kunjungan diharapkan Klien mampu:
1. Mengidentifikasi bahaya lingkungan yang dapat meningkatkan kemungkinan cidera
2. Mengidentifikasi tindakan preventif atas bahaya tertentu,
3. Melaporkan penggunaan cara yang tepat dalam melindungi diri dari cidera.
Intervensi:
1. Kaji ulang adanya faktor-faktor resiko jatuh pada klien.
2. Tulis dan laporkan adanya faktor-faktor resiko
3. Lakukan modifikasi lingkungan agar lebih aman (memasang pinggiran tempat tidur,
dll) sesuai hasil pengkajian bahaya jatuh pada poin 1
4. Monitor klien secara berkala terutama 3 hari pertama kunjungan rumah
5. Ajarkan klien tentang upaya pencegahan cidera (menggunakan pencahayaan yang baik,
memasang penghalang tempat tidur, menempatkan benda berbahaya ditempat yang
aman)
6. Kolaborasi dengan dokter untuk penatalaksanaan glaukoma dan gangguan
penglihatannya, serta pekerja sosial untuk pemantauan secara berkala.
-
8/9/2019 Kebutuhan Fisik ( Recovered)
9/13
Secara umum kriteria hasil paling penting pada kasus resiko tinggi cidera adalah
membantu klien untuk mengidentifikasi bahaya, dan mampu melakukan tindakan
menjaga keamanan. Kriteria hasil yang lebih spesifik diantaranya Klien mampu:
mengidentifikasi bahaya lingkungan yang dapat meningkatkan kemungkinan cidera,
mengidentifikasi tindakan preventif atas bahaya tertentu, melaporkan penggunaan cara
yang tepat dalam melindungi diri dari cidera.
Untuk latihan kasus yang lain bisa dilihat dalam website berbahasa inggris:
http://wps.prenhall.com/chet_kozier_fundamentals_7/0,7865,764086-,00.html
Rencana tindakan lain dapat dilihat pada poin G (Implementasi).
H. IMPLEMENTASI
Implementasi berikut bersifat spesifik untuk beberapa bahaya tertentu (tidak berhubungan
dengan kasus):1. Meningkatkan keamanan sepanjang hayat manusia
Memastikan keamanan klien pada semua usia berfokus pada: obsevasi atau prediksi
situasi yang mungkin membahayakan sehingga dapat dihindari dan memberikan
pendidikan kesehatan yang memberikan kekuatan bagi klien untuk menjaga dirinya dan
keluarganya dari cedera secara mandiri. Aspek pendidikan kesehatan yang lebih spesifik
sesuai rentang usia klien dapat anda lihat pada Kozier, 2004: 674-675.
2. Mempertahankan kondisi aman dari api dan kebakaran
Upaya pencegahan yang bisa dilakukan perawat adalah memastikan bahwa ketiga elemen
tersebut dapat dihilangkan. Jika kebakaran sudah terjadi ada dua tujuan yang harus
dicapai yaitu: melindungi klien dari cedera dan membatasi serta memadakan api.
Di pusat pelayanan kesehatan
Upaya pencegahan: Memastikan nomor telpon darurat ada disemua pesawat, Mengatur
situasi sehingga alat-alat atau benda-benda yang tidak perlu tidak berada di lorong jalan,
Menempatkan prosedur evakuasi dan penanganan kebakaran disemua tempat,
Mengorientasikan seluruh karyawan tentang jenis-jenis kebakaran dan penanganannya.
Jika kebakaran terjadi: Mengevakuasi klien kearea yang aman, aktifkan alarm, jika api
kecil lakukan pemadaman dengan alat pemadam yang ada, tutup pintu dan jendela jika
perlu ketahui derajat kebakaran untuk menentukan jenis pemadam yang tepat.
3. Mencegah terjadinya jatuh pada klien
http://wps.prenhall.com/chet_kozier_fundamentals_7/0,7865,764086-,00.htmlhttp://wps.prenhall.com/chet_kozier_fundamentals_7/0,7865,764086-,00.html -
8/9/2019 Kebutuhan Fisik ( Recovered)
10/13
- Orientasikan klien pada saat masuk rumah sakit dan jelaskan sistem komunikasi yang
ada
- Hati-hati saat mengkaji klien dengan keterbatasan gerak
- Supervisi ketat pada awal klien dirawat terutama malam hari
- Anjurkan klien menggunakan bel bila membutuhkan bantuan
- Berikan alas kaki yang tidak licin
- Berikan pencahayaan yang adekuat
- Pasang pengaman tempat tidur terutama pada klien dengan penurunan kesadaran dan
gangguan mobilitas
- Jaga lantai kamar mandi agar tidak licin
- Lengkapnya bisa dilihat pada Kozier, 2004:679
4. Melakukan tindakan pengamanan pada klien kejang:- Pasang pengaman tempat tidur dengan dilapisi kain tebal (mencegah nyeri saat
terbentur)
- Pasang spatel lidah untuk mencegah terhambatnya aliran udara
- Longgarkan baju dan ikatan leher (kerah baju)
- Kolaborasi pemberian obat antikonvulsi.
- Berikan masker oksigen jika diperlukan
5. Memberikan pertolongan bila terjadi keracunan
Perawat dapat memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat bila terjadi keracunan
melalui identifikasi adanya zat-zat beracun dirumah yang terkonsumsi, segera laporkan
ke institusi kesehatan terdekat serta menyebutkan nama dan gejala yang dialami klien,
jaga klien pada posisi tenang ke satu sisi atau dengan kepala ditempatkan diantara kedua
kaki untuk mencegah aspirasi. 6. Memberikan pertolongan bagi klien yang terkena
sengatan listrik
Jika seseorang terkena macroshock (sengatan listrik yang cukup besar) jangan sentuh
klien tersebut sampai pusat listrik dimatikan dan klien aman dari arus listrik. Macroshock
sangat berbahaya karena dapat menyebabkan luka bakar, kontraksi otot, dan henti nafas
serta henti jantung. Untuk mencegah macroshock gunakan mesin/alat listrik yang
berfungsi dengan baik, pakai sepatu dengan alas karet, berdirilah diatas lantai
nonkonduktif, dan gunakan sarung tangan non konduktif.
-
8/9/2019 Kebutuhan Fisik ( Recovered)
11/13
7. Melakukan penanganan bagi klien yang terpapar kebisingan
Kebisingan memiliki efek psikososial dan efek fisiologis. Efek psikososial seperti rasa
jengkel, tidur dan istirahat terganggu, serta gangguan konsentrasi dan pola komunikasi.
Efek fisiologis meliputi peningkatan nadi dan respirasi, peningkatan aktifitas otot, mual,
dan kehilangan pendengaran jika intensitas suara tepat. Kebisingan dapat diminimalisir
dengan memasang genting, dinding, dan lantai yang kedap suara; memasang gorden;
memasang karpet; atau memutar background music.
8. Melakukan Heimlich maneuver pada klien yang mengalami tersedak.
9. Melakukan perlindungan terhadap radiasi
Tingkat bahaya radiasi tergantung dari: lamanya, kedekatan dengan sumber radioaktif,
dan pelindung yang digunakan selama terpapar radiasi. Upaya yang harus dilakukan oleh
perawat dalam hal ini adalah memakai baju khusus, memakai sarung tangan, mencucitangan sebelum dan sesudah memakai sarung tangan, dan membuang semua benda yang
terkontaminasi.
10. Melakukan pemasangan restrain pada klien
Restrain adalah alat atau tindakan pelindung untuk membatasi gerakan/aktifitas fisik
klien atau bagian tubuh klien. Restrain diklasifikasikan menjadi fisikal(physical) dan
kemikal(chemical) restrain. Fisikal restrain adalah restrain dengan metode manual atau
alat bantu mekanik, atau lat-alat yang dipasang pada tubuh klien sehingga klien tidak
dapat bergerak dengan mudah dan terbatas gerakannya. Kemikal restrain adalah restrain
dalam bentuk zat kimia neuroleptics, anxioulytics, sedatif, dan psikotropika yang
digunakan untuk mengontrol tingkahlaku sosial yang merusak.
Restrain sebaiknya dihindari sebab berbagai komplikasi sering dikeluhkan akibat
pemasangan restrain. Komplikasi fisik diantaranya luka tekan, retensi urin, inkontinensia,
dan sulit BAB, bahkan kematian pun dilaporkan. Komplikasi psikologisnya adalah
penurunan harga diri, bingung, pelupa, depresi, takut, dan marah. Restrain hendaknya
digunakan sebagai alternatif terakhir. Bila dilakukan maka haruslah (a) dibawah
pengawasan dokter dengan perintah tertulis, apa penyebabnya, dan untuk berapa lama (b)
klien setuju dengan tindakan tersebut.
Implikasi legal pemasangan restrain
-
8/9/2019 Kebutuhan Fisik ( Recovered)
12/13
Untuk melindungi klien dan mencegah masalah legal, perawat perlu mengikuti aturan
berikut:
1. Perhatikan panduan tiap-tiap restrain yang akan digunakan
2. Gunakan restrain hanya bila dibutuhkan untuk kesehatan dan keselamatan klien
3. Jika dilakukan pemasangan restrain, dokumentasikan: penyebab, tipe, informed
consent yang diberikan, respon klien, waktu pemasangan dan pelepasan, asuhan
keperawatan yang diberikan, tanda-tangan dokter dan perawat
4. Lakukan evaluasi secara periodik
Memilih restrain
Dalam memilih restrain perlu memenuhi lima kriteria berikut:
1. Membatasi gerak klien sesedikit mungkin
2. Paling masuk akal/bisa diterima oleh klien dan keluarga3. Tidak mempengaruhi proses perawatan klien
4. Mudah dilepas/diganti
5. Aman untuk klien
Macam-macam restrain
1. limb restraints (restrain pergelangan tangan), elbow restraints (khusus untuk
daerah sikut)
2. mummy restraints (pada bayi), crib nets (box bayi dengan penghalang)3. Jacket restraints (jaket),
4. belt restraints (sabuk),
5. mitt or hand restraints (restrain tangan),
I. EVALUASI
Melalui data yang dikumpulkan selama pemberian asuhan keperawatan perawat dapat
menilai apakah tujuan asuhan telah tercapai. Jika belum tercapai maka perawat perlu
melakukan eksplorasi penyebabnya. Diantaranya perawat dapat menanyakan beberapa
hal berikut pada klien:
- Sudahkan anda melakukan semua tindakan pencegahan?
- Tindakan pencegahan apa yang klien tahu?
- Apakah klien menyetujui semua tindakan pencegahan yang diajarkan?
-
8/9/2019 Kebutuhan Fisik ( Recovered)
13/13
- Sudahkah perawat menulis dan mengimplementasikan rencana pendidikan kesehatan
pada klien?
DAFTAR PUSTAKA
Craven & Hinrle. (2000). Pain perception and Management. Fundamentals of nursing:
Human health and function (3rd ed.). Philadelphia: Lippincott. Kozier & Erb. (2004).
Pain Management. Fundamentals of nursing: Concepts, process, and practice (7th ed.).
New Jersey: Pearson prentice hall
Taylor, Lillis, & Le Mone. (1997). Comfort. Fundamentals of nursing: The art & Science
of nursing care (3rd ed.). Philadelphia: Lippincott.
Wilkinson,J.M. (2000). Nursing diagnosis handbook with NIC interventions and NOC
outcomes (7th ed.). Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall Health
http://.en.wikipedia.org/wiki/safety
www.nmsu.edu/safety/program-link.htm
http://wps.prenhall.com/chet_kozier_fundamentals_7/0,7865,764086-,00.html
http://www.nmsu.edu/safety/program-link.htmhttp://wps.prenhall.com/chet_kozier_fundamentals_7/0,7865,764086-,00.htmlhttp://www.nmsu.edu/safety/program-link.htmhttp://wps.prenhall.com/chet_kozier_fundamentals_7/0,7865,764086-,00.html