kebutuhan fisik ( recovered)

Upload: rakatsu

Post on 29-May-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/9/2019 Kebutuhan Fisik ( Recovered)

    1/13

    KEB UTUHAN KEAMANAN FISIK (BIOLOGIC

    SAFETY) PADA KLIEN DI TEMPAT PELAYANAN

    KESEHATAN, RUMAH, DAN KOMUNITASDENGAN PENDEKATAN PROSES

    KEPERAWATAN

    Posted in April 6th, 2008

    by fefendi in Bahasa Indonesia

    Oleh: Ika Patmawati, SKp*

    (* Penulis adalah staf pengajar pada Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas

    Muhammadiyah Jakarta)

    A. Pengertian Keamanan Fisik ( Biologic Safety )

    Keamanan adalah kebutuhan dasar manusia prioritas kedua berdasarkan kebutuhan

    fisiologis dalam hirarki Maslow yang harus terpenuhi selama hidupnya, sebab dengan

    terpenuhinya rasa aman setiap individu dapat berkarya dengan optimal dalam hidupnya.

    Mencari lingkungan yang betul-betul aman memang sulit, maka konsekuensinya promosi

    keamanan berupa kesadaran dan penjagaan adalah hal yang penting. Ilmu keperawatan

    sebagai ilmu yang berfokus pada manusia dan kebutuhan dasarnya memiliki tanggung

    jawab dalam mencegah terjadinya kecelakaan dan cedera sebagaimana merawat klien

    yang telah cedera tidak hanya di lingkungan rumah sakit tapi juga di rumah, tempat kerja,

    dan komunitas. Perawat harus peka terhadap apa yang diperlukan untuk menciptakan

    lingkungan yang aman bagi klien sebagai individu ataupun klien dalam kelompok

    keluarga atau komunitas.

    Secara umum keamanan ( safety ) adalah status seseorang dalam keadaan aman, kondisi

    yang terlindungi secara fisik, sosial, spiritual, finansial, politik, emosi, pekerjaan,

    psikologis atau berbagai akibat dari sebuah kegagalan, kerusakan, kecelakaan, atau

    http://indonesiannursing.com/2008/04/06/kebutuhan-keamanan-fisik-biologic-safety-pada-klien-di-tempat-pelayanan-kesehatan-rumah-dan-komunitas-dengan-pendekatan-proses-keperawatan/http://indonesiannursing.com/2008/04/06/kebutuhan-keamanan-fisik-biologic-safety-pada-klien-di-tempat-pelayanan-kesehatan-rumah-dan-komunitas-dengan-pendekatan-proses-keperawatan/http://indonesiannursing.com/2008/04/06/kebutuhan-keamanan-fisik-biologic-safety-pada-klien-di-tempat-pelayanan-kesehatan-rumah-dan-komunitas-dengan-pendekatan-proses-keperawatan/http://indonesiannursing.com/2008/04/06/kebutuhan-keamanan-fisik-biologic-safety-pada-klien-di-tempat-pelayanan-kesehatan-rumah-dan-komunitas-dengan-pendekatan-proses-keperawatan/http://indonesiannursing.com/2008/04/06/kebutuhan-keamanan-fisik-biologic-safety-pada-klien-di-tempat-pelayanan-kesehatan-rumah-dan-komunitas-dengan-pendekatan-proses-keperawatan/http://indonesiannursing.com/author/fefendi/http://indonesiannursing.com/category/bahasa-indonesia/http://indonesiannursing.com/2008/04/06/kebutuhan-keamanan-fisik-biologic-safety-pada-klien-di-tempat-pelayanan-kesehatan-rumah-dan-komunitas-dengan-pendekatan-proses-keperawatan/http://indonesiannursing.com/2008/04/06/kebutuhan-keamanan-fisik-biologic-safety-pada-klien-di-tempat-pelayanan-kesehatan-rumah-dan-komunitas-dengan-pendekatan-proses-keperawatan/http://indonesiannursing.com/2008/04/06/kebutuhan-keamanan-fisik-biologic-safety-pada-klien-di-tempat-pelayanan-kesehatan-rumah-dan-komunitas-dengan-pendekatan-proses-keperawatan/http://indonesiannursing.com/author/fefendi/http://indonesiannursing.com/category/bahasa-indonesia/
  • 8/9/2019 Kebutuhan Fisik ( Recovered)

    2/13

    berbagai keadaan yang tidak diinginkan.( http://.en.wikipedia.org/wiki/safety ). Menurut

    Craven:2000 keamanan tidak hanya mencegah rasa sakit dan cedera tetapi juga membuat

    individu merasa aman dalam aktifitasnya. Keamanan dapat mengurangi stres dan

    meningkatkan kesehatan umum.

    Keamanan fisik ( Biologic safety ) merupakan keadaan fisik yang aman terbebas dari

    ancaman kecelakaan dan cedera ( injury ) baik secara mekanis, thermis, elektris maupun

    bakteriologis. Kebutuhan keamanan fisik merupakan kebutuhan untuk melindungi diri

    dari bahaya yang mengancam kesehatan fisik, yang pada pembahasan ini akan

    difokuskan pada providing for safety atau memberikan lingkungan yang aman.

    B. KARAKTERISTIK KEAMANAN

    1. Pervasiveness (insidensi) Keamanan bersifat pervasive artinya luas mempengaruhi

    semua hal. Artinya klien membutuhkan keamanan pada seluruh aktifitasnya seperti

    makan, bernafas, tidur, kerja, dan bermain.

    2. Perception (persepsi) Persepsi seseorang tentang keamanan dan bahaya mempengaruhi

    aplikasi keamanan dalam aktifitas sehari-harinya. Tindakan penjagaan keamanan dapat

    efektif jika individu mengerti dan menerima bahaya secara akurat.

    3. Management (pengaturan) Ketika individu mengenali bahaya pada lingkungan klien

    akan melakukan tindakan pencegahan agar bahaya tidak terjadi dan itulah praktek

    keamanan. Pencegahan adalah karakteristik mayor dari keamanan.

    C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAMANAN

    Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melindungi diri

    dari bahaya kecelakaan yaitu usia, gaya hidup, status mobilisasi, gangguan sensori

    persepsi, tingkat kesadaran, status emosional, kemampuan komunikasi, pengetahuan

    pencegahan kecelakaan, dan faktor lingkungan. Perawat perlu mengkaji faktor-faktor

    tersebut saat merencanakan perawatan atau mengajarkan klien cara untuk melindungi diri

    sendiri.

    1. Usia

  • 8/9/2019 Kebutuhan Fisik ( Recovered)

    3/13

    Individu belajar untuk melindungi dirinya dari berbagai bahaya melalui pengetahuan dan

    pengkajian akurat tentang lingkungan. Perawat perlu untuk mempelajari bahaya-bahaya

    yang mungkin mengancam individu sesuai usia dan tahap tumbuh kembangnya sekaligus

    tindakan pencegahannya.

    2. Gaya Hidup

    Faktor gaya hidup yang menempatkan klien dalam resiko bahaya diantaranya lingkungan

    kerja yang tidak aman, tinggal didaerah dengan tingkat kejahatan tinggi, ketidakcukupan

    dana untuk membeli perlengkapan keamanan,adanya akses dengan obat-obatan atau zat

    aditif berbahaya.

    3. Status mobilisasi

    Klien dengan kerusakan mobilitas akibat paralisis, kelemahan otot, gangguan

    keseimbangan/koordinasi memiliki resiko untuk terjadinya cedera.

    4. Gangguan sensori persepsi

    Sensori persepsi yang akurat terhadap stimulus lingkungan sangat penting bagi keamanan

    seseorang. Klien dengan gangguan persepsi rasa, dengar, raba, cium, dan lihat, memiliki

    resiko tinggi untuk cedera.

    5. Tingkat kesadaran

    Kesadaran adalah kemampuan untuk menerima stimulus lingkungan, reaksi tubuh, dan

    berespon tepat melalui proses berfikir dan tindakan. Klien yang mengalami gangguan

    kesadaran diantaranya klien yang kurang tidur, klien tidak sadar atau setengah sadar,

    klien disorientasi, klien yang menerima obat-obatan tertentu seperti narkotik, sedatif, dan

    hipnotik.

    6. Status emosional

    Status emosi yang ekstrim dapat mengganggu kemampuan klien menerima bahaya

    lingkungan. Contohnya situasi penuh stres dapat menurunkan konsentrasi dan

    menurunkan kepekaan pada simulus eksternal. Klien dengan depresi cenderung lambat

    berfikir dan bereaksi terhadap stimulus lingkungan.

    7. Kemampuan komunikasi

    Klien dengan penurunan kemampuan untuk menerima dan

    mengemukakan informasi juga beresiko untuk cedera. Klien afasia, klien dengan

  • 8/9/2019 Kebutuhan Fisik ( Recovered)

    4/13

  • 8/9/2019 Kebutuhan Fisik ( Recovered)

    5/13

    berbahaya atau beracun yang sembarangan, pada remaja adalah gigitan serangga dan ular

    atau upaya bunuh diri. Pada lansia biasanya akibat salah makan obat (karena penurunan

    pengelihatan) atau akibat overdosis obat (karena penurunan daya ingat).

    5. Sengatan listrik

    Sengatan listrik dan hubungan arus pendek adalah bahaya yang harus diwaspadai oleh

    perawat. Perlengkapan listrik yang tidak baik dapat menyebabkan sengatan listrik bahkan

    kebakaran, contoh: percikan listrik didekat gas anestesi atau oksigen konsentrasi tinggi.

    Salah satu pencegahannya adalah dengan menggunakan alat listrik yang grounded yaitu

    bersifat mentransmisi aliran listrik dari suatu objek langsung kepermukaan tanah.

    6. Suara bising

    Suara bising adalah bahaya yang dapat menyebabkan hilangnya fungsi pendengaran,

    tergantung dari: tingkat kebisingan, frekuensi terpapar kebisingan, dan lamanya terpapar kebisingan serta kerentanan individu. Suara diatas 120 desibel dapat menyebabkan nyeri

    dan gangguan pendengaran walaupun klien hanya terpapar sebentar. Terpapar suara 85-

    95 desibel untuk beberapa jam per hari dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang

    progressive. Suara bising dibawah 85 desibel biasanya tidak mengganggu pendengaran.

    7. Radiasi

    Cedera radiasi dapat terjadi akibat terpapar zat radioaktif yang berlebihan atau

    pengobatan melalui radiasi yang merusak sel lain. Zat radioaktif digunakan dalam

    prosedur diagnoostik seperti radiografi, fluoroscopy, dan pengobatan nuklir. Contoh

    isotop yang sering digunakan adalah kalsium, iodine, fosfor.

    8. Suffocation (asfiksia) atau Choking (tersedak)

    Tersedak ( suffocation atau asphyxiation ) adalah keadaan kekurangan oksigen akibat

    gangguan dalam bernafas. Suffocation bisa terjadi jika sumber udara terhambat/terhenti

    contoh pada klien tenggelam atau kepalanya terbungkus plastik. Suffocation juga bisa

    disebabkan oleh adanya benda asing di saluran nafas atas yang menghalangi udara masuk

    ke paru-paru. Jika klien tidak segera ditolong bisa terjadi henti nafas dan henti jantung

    serta kematian.

    9. Lain-lain

  • 8/9/2019 Kebutuhan Fisik ( Recovered)

    6/13

    kecelakaan bisa juga disebabkan oleh alat-alat medis yang tidak berfungsi dengan baik

    (equipment-related accidents ) dan kesalahan prosedur yang tidak disengaja ( procedure-

    related equipment ).

    E. PENGKAJIAN

    Pengkajian klien dengan resiko injuri meliputi: pengkajian resiko (Risk assessment tools)

    dan adanya bahaya dilingkungan klien (home hazards appraisal). Pengkajian Resiko

    a) Jatuh

    - Usia klien lebih dari 65 tahun

    - Riwayat jatuh di rumah atau RS

    - Mengalami gangguan penglihatan atau pendengaran

    - Kesulitan berjalan atau gangguan mobilitas

    - Menggunakan alat bantu (tongkat, kursi roda, dll)- Penurunan status mental (disorientasi, penurunan daya ingat)

    - Mendapatkan obat tertentu (sedatif, hypnotik, tranquilizers, analgesics, diuretics, or

    laxatives)

    b) Riwayat kecelakaan

    Beberapa orang memiliki kecenderungan mengalami kecelakaan berulang, oleh karena

    itu riwayat sebelumnya perlu dikaji untuk memprediksi kemungkinan kecelakaan itu

    terulang kembali

    c) Keracunan

    Beberapa anak dan orang tua sangat beresiko tinggi terhadap keracunan. Pengkajian

    meliputi seluruh aspek pengetahuan keluarga tentang resiko bahaya keracunan dan upaya

    pencegahannya.

    d) Kebakaran

    Beberapa penyebab kebakaran dirumah perlu ditanyakan tentang sejauh mana klien

    mengantisipasi resiko terjadi kebakaran, termasuk pengetahuan klien dan keluarga

    tentang upaya proteksi dari bahaya kecelakaan akibat api.

    Pengkajian Bahaya

    Meliputi mengkaji keadaan: lantai, peralatan rumah tangga, kamar mandi, dapur, kamar

    tidur, pelindung kebakaran, zat-zat berbahaya, listrik, dll apakah dalam keadaan aman

    atau dapat mengakibatkan kecelakaan.

  • 8/9/2019 Kebutuhan Fisik ( Recovered)

    7/13

    Pengkajian Keamanan (spesifik pada lansia di rumah)

    Gangguan keamanan berupa jatuh di rumah pada lansia memiliki insidensi yang cukup

    tinggi, banyak diantara lansia tersebut yang akhirnya cedera berat bahkan meninggal.

    Bahaya yang menyebabkan jatuh cenderung mudah dilihat tetapi sulit untuk diperbaiki,

    oleh karena itu diperlukan pengkajian yang spesifik tentang keadaan rumah yang

    terstuktur. Contoh pengkajian checklist pencegahan jatuh pada lansia yang dikeluarkan

    oleh Departemen kesehatan dan pelayanan masyarakat Amerika.

    F. DIAGNOSA

    Diagnosa umum sering muncul pada kasus keamanan fisik menurut NANDA adalah

    Resiko tinggi terjadinya cedera (High risk for injury). Seorang klien dikatakan

    mengalami masalah keperawatan resiko tinggi terjadinya cidera bila kondisi lingkungan

    dan adaptasi atau pertahanan seseorang beresiko menimbulkan cedera.Diagnosa umum tersebut memiliki tujuh subkatagori yang memungkinkan perawat

    menjelaskan cedera secara lebih spesifik dan atau untuk memberikan intervensi yang

    tepat (Wilkinson, 2000):

    Resiko terjadinya keracunan: adanya resiko terjadinya kecelakaan akivat terpapar, atau

    tertelannya obat atau zat berbahaya dalam dosis yang dapat menyebabkan keracunan.

    Resiko terjadinya sufokasi: adanya resiko kecelakaan yang menyebabkan tidak

    adekuatnya udara untuk proses bernafas.

    Resiko terjadinya trauma: adanya resiko yang menyebabkan cedera pada jaringan (ms.

    Luka, luka bakar, atau fraktur).

    Respon alergi lateks: respon alergi terhadap produk yang terbuat dari lateks.

    Resiko respon alergi lateks: kondisi beresiko terhadap respon alergi terhadap produk

    yang terbuat dari lateks.

    Resiko terjadinya aspirasi: klien beresiko akan masuknya sekresi gastrointestinal,

    sekresi orofaringeal, benda padat atau cairan kedalam saluran pernafasan. Resiko

    terjadinya sindrom disuse (gejala yang tidak diinginkan): klien beresiko terhadap

    kerusakan sistem tubuh akibat inaktifitas sistem muskuloskeletal yang direncanakan atau

    tidak dapat dihindari.

    Contoh kasus:

  • 8/9/2019 Kebutuhan Fisik ( Recovered)

    8/13

    Tn. ED, 70 tahun tinggal seorang diri dirumahnya. Klien memiliki riwayat glaukoma

    sehingga klien harus menggunakan obat tetes mata dua kali sehari. Klien mengatakan

    sulit memfokuskan penglihatan, kehilangan penglihatan sebelah, dan tidak bisa melihat

    dalam gelap.

    Diagnosa yang muncul adalah:

    Resiko tinggi cedera: jatuh berhubungan dengan penurunan sensori (tidak mampu

    melihat)

    G. PERENCANAAN

    Secara umum rencana asuhan keperawatan harus mencakup dua aspek yaitu: Pendidikan

    kesehatan tentang tindakan pencegahan dan memodifikasi lingkungan agar lebih aman.

    Contoh rencana asuhan keperawatan: (sesuai kasus pada bagian E)

    Diagnosa : Resiko tinggi cedera: jatuh berhubungan dengan penurunan sensori (tidak mampu melihat)

    Tujuan : Klien memperlihatkan upaya menghindari cedera (jatuh) atau cidera (jatuh)

    tidak terjadi

    Kriteria hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan berupa modifikasi lingkungan

    dan pendidikan kesehatan dalam 1 hari kunjungan diharapkan Klien mampu:

    1. Mengidentifikasi bahaya lingkungan yang dapat meningkatkan kemungkinan cidera

    2. Mengidentifikasi tindakan preventif atas bahaya tertentu,

    3. Melaporkan penggunaan cara yang tepat dalam melindungi diri dari cidera.

    Intervensi:

    1. Kaji ulang adanya faktor-faktor resiko jatuh pada klien.

    2. Tulis dan laporkan adanya faktor-faktor resiko

    3. Lakukan modifikasi lingkungan agar lebih aman (memasang pinggiran tempat tidur,

    dll) sesuai hasil pengkajian bahaya jatuh pada poin 1

    4. Monitor klien secara berkala terutama 3 hari pertama kunjungan rumah

    5. Ajarkan klien tentang upaya pencegahan cidera (menggunakan pencahayaan yang baik,

    memasang penghalang tempat tidur, menempatkan benda berbahaya ditempat yang

    aman)

    6. Kolaborasi dengan dokter untuk penatalaksanaan glaukoma dan gangguan

    penglihatannya, serta pekerja sosial untuk pemantauan secara berkala.

  • 8/9/2019 Kebutuhan Fisik ( Recovered)

    9/13

    Secara umum kriteria hasil paling penting pada kasus resiko tinggi cidera adalah

    membantu klien untuk mengidentifikasi bahaya, dan mampu melakukan tindakan

    menjaga keamanan. Kriteria hasil yang lebih spesifik diantaranya Klien mampu:

    mengidentifikasi bahaya lingkungan yang dapat meningkatkan kemungkinan cidera,

    mengidentifikasi tindakan preventif atas bahaya tertentu, melaporkan penggunaan cara

    yang tepat dalam melindungi diri dari cidera.

    Untuk latihan kasus yang lain bisa dilihat dalam website berbahasa inggris:

    http://wps.prenhall.com/chet_kozier_fundamentals_7/0,7865,764086-,00.html

    Rencana tindakan lain dapat dilihat pada poin G (Implementasi).

    H. IMPLEMENTASI

    Implementasi berikut bersifat spesifik untuk beberapa bahaya tertentu (tidak berhubungan

    dengan kasus):1. Meningkatkan keamanan sepanjang hayat manusia

    Memastikan keamanan klien pada semua usia berfokus pada: obsevasi atau prediksi

    situasi yang mungkin membahayakan sehingga dapat dihindari dan memberikan

    pendidikan kesehatan yang memberikan kekuatan bagi klien untuk menjaga dirinya dan

    keluarganya dari cedera secara mandiri. Aspek pendidikan kesehatan yang lebih spesifik

    sesuai rentang usia klien dapat anda lihat pada Kozier, 2004: 674-675.

    2. Mempertahankan kondisi aman dari api dan kebakaran

    Upaya pencegahan yang bisa dilakukan perawat adalah memastikan bahwa ketiga elemen

    tersebut dapat dihilangkan. Jika kebakaran sudah terjadi ada dua tujuan yang harus

    dicapai yaitu: melindungi klien dari cedera dan membatasi serta memadakan api.

    Di pusat pelayanan kesehatan

    Upaya pencegahan: Memastikan nomor telpon darurat ada disemua pesawat, Mengatur

    situasi sehingga alat-alat atau benda-benda yang tidak perlu tidak berada di lorong jalan,

    Menempatkan prosedur evakuasi dan penanganan kebakaran disemua tempat,

    Mengorientasikan seluruh karyawan tentang jenis-jenis kebakaran dan penanganannya.

    Jika kebakaran terjadi: Mengevakuasi klien kearea yang aman, aktifkan alarm, jika api

    kecil lakukan pemadaman dengan alat pemadam yang ada, tutup pintu dan jendela jika

    perlu ketahui derajat kebakaran untuk menentukan jenis pemadam yang tepat.

    3. Mencegah terjadinya jatuh pada klien

    http://wps.prenhall.com/chet_kozier_fundamentals_7/0,7865,764086-,00.htmlhttp://wps.prenhall.com/chet_kozier_fundamentals_7/0,7865,764086-,00.html
  • 8/9/2019 Kebutuhan Fisik ( Recovered)

    10/13

    - Orientasikan klien pada saat masuk rumah sakit dan jelaskan sistem komunikasi yang

    ada

    - Hati-hati saat mengkaji klien dengan keterbatasan gerak

    - Supervisi ketat pada awal klien dirawat terutama malam hari

    - Anjurkan klien menggunakan bel bila membutuhkan bantuan

    - Berikan alas kaki yang tidak licin

    - Berikan pencahayaan yang adekuat

    - Pasang pengaman tempat tidur terutama pada klien dengan penurunan kesadaran dan

    gangguan mobilitas

    - Jaga lantai kamar mandi agar tidak licin

    - Lengkapnya bisa dilihat pada Kozier, 2004:679

    4. Melakukan tindakan pengamanan pada klien kejang:- Pasang pengaman tempat tidur dengan dilapisi kain tebal (mencegah nyeri saat

    terbentur)

    - Pasang spatel lidah untuk mencegah terhambatnya aliran udara

    - Longgarkan baju dan ikatan leher (kerah baju)

    - Kolaborasi pemberian obat antikonvulsi.

    - Berikan masker oksigen jika diperlukan

    5. Memberikan pertolongan bila terjadi keracunan

    Perawat dapat memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat bila terjadi keracunan

    melalui identifikasi adanya zat-zat beracun dirumah yang terkonsumsi, segera laporkan

    ke institusi kesehatan terdekat serta menyebutkan nama dan gejala yang dialami klien,

    jaga klien pada posisi tenang ke satu sisi atau dengan kepala ditempatkan diantara kedua

    kaki untuk mencegah aspirasi. 6. Memberikan pertolongan bagi klien yang terkena

    sengatan listrik

    Jika seseorang terkena macroshock (sengatan listrik yang cukup besar) jangan sentuh

    klien tersebut sampai pusat listrik dimatikan dan klien aman dari arus listrik. Macroshock

    sangat berbahaya karena dapat menyebabkan luka bakar, kontraksi otot, dan henti nafas

    serta henti jantung. Untuk mencegah macroshock gunakan mesin/alat listrik yang

    berfungsi dengan baik, pakai sepatu dengan alas karet, berdirilah diatas lantai

    nonkonduktif, dan gunakan sarung tangan non konduktif.

  • 8/9/2019 Kebutuhan Fisik ( Recovered)

    11/13

    7. Melakukan penanganan bagi klien yang terpapar kebisingan

    Kebisingan memiliki efek psikososial dan efek fisiologis. Efek psikososial seperti rasa

    jengkel, tidur dan istirahat terganggu, serta gangguan konsentrasi dan pola komunikasi.

    Efek fisiologis meliputi peningkatan nadi dan respirasi, peningkatan aktifitas otot, mual,

    dan kehilangan pendengaran jika intensitas suara tepat. Kebisingan dapat diminimalisir

    dengan memasang genting, dinding, dan lantai yang kedap suara; memasang gorden;

    memasang karpet; atau memutar background music.

    8. Melakukan Heimlich maneuver pada klien yang mengalami tersedak.

    9. Melakukan perlindungan terhadap radiasi

    Tingkat bahaya radiasi tergantung dari: lamanya, kedekatan dengan sumber radioaktif,

    dan pelindung yang digunakan selama terpapar radiasi. Upaya yang harus dilakukan oleh

    perawat dalam hal ini adalah memakai baju khusus, memakai sarung tangan, mencucitangan sebelum dan sesudah memakai sarung tangan, dan membuang semua benda yang

    terkontaminasi.

    10. Melakukan pemasangan restrain pada klien

    Restrain adalah alat atau tindakan pelindung untuk membatasi gerakan/aktifitas fisik

    klien atau bagian tubuh klien. Restrain diklasifikasikan menjadi fisikal(physical) dan

    kemikal(chemical) restrain. Fisikal restrain adalah restrain dengan metode manual atau

    alat bantu mekanik, atau lat-alat yang dipasang pada tubuh klien sehingga klien tidak

    dapat bergerak dengan mudah dan terbatas gerakannya. Kemikal restrain adalah restrain

    dalam bentuk zat kimia neuroleptics, anxioulytics, sedatif, dan psikotropika yang

    digunakan untuk mengontrol tingkahlaku sosial yang merusak.

    Restrain sebaiknya dihindari sebab berbagai komplikasi sering dikeluhkan akibat

    pemasangan restrain. Komplikasi fisik diantaranya luka tekan, retensi urin, inkontinensia,

    dan sulit BAB, bahkan kematian pun dilaporkan. Komplikasi psikologisnya adalah

    penurunan harga diri, bingung, pelupa, depresi, takut, dan marah. Restrain hendaknya

    digunakan sebagai alternatif terakhir. Bila dilakukan maka haruslah (a) dibawah

    pengawasan dokter dengan perintah tertulis, apa penyebabnya, dan untuk berapa lama (b)

    klien setuju dengan tindakan tersebut.

    Implikasi legal pemasangan restrain

  • 8/9/2019 Kebutuhan Fisik ( Recovered)

    12/13

    Untuk melindungi klien dan mencegah masalah legal, perawat perlu mengikuti aturan

    berikut:

    1. Perhatikan panduan tiap-tiap restrain yang akan digunakan

    2. Gunakan restrain hanya bila dibutuhkan untuk kesehatan dan keselamatan klien

    3. Jika dilakukan pemasangan restrain, dokumentasikan: penyebab, tipe, informed

    consent yang diberikan, respon klien, waktu pemasangan dan pelepasan, asuhan

    keperawatan yang diberikan, tanda-tangan dokter dan perawat

    4. Lakukan evaluasi secara periodik

    Memilih restrain

    Dalam memilih restrain perlu memenuhi lima kriteria berikut:

    1. Membatasi gerak klien sesedikit mungkin

    2. Paling masuk akal/bisa diterima oleh klien dan keluarga3. Tidak mempengaruhi proses perawatan klien

    4. Mudah dilepas/diganti

    5. Aman untuk klien

    Macam-macam restrain

    1. limb restraints (restrain pergelangan tangan), elbow restraints (khusus untuk

    daerah sikut)

    2. mummy restraints (pada bayi), crib nets (box bayi dengan penghalang)3. Jacket restraints (jaket),

    4. belt restraints (sabuk),

    5. mitt or hand restraints (restrain tangan),

    I. EVALUASI

    Melalui data yang dikumpulkan selama pemberian asuhan keperawatan perawat dapat

    menilai apakah tujuan asuhan telah tercapai. Jika belum tercapai maka perawat perlu

    melakukan eksplorasi penyebabnya. Diantaranya perawat dapat menanyakan beberapa

    hal berikut pada klien:

    - Sudahkan anda melakukan semua tindakan pencegahan?

    - Tindakan pencegahan apa yang klien tahu?

    - Apakah klien menyetujui semua tindakan pencegahan yang diajarkan?

  • 8/9/2019 Kebutuhan Fisik ( Recovered)

    13/13

    - Sudahkah perawat menulis dan mengimplementasikan rencana pendidikan kesehatan

    pada klien?

    DAFTAR PUSTAKA

    Craven & Hinrle. (2000). Pain perception and Management. Fundamentals of nursing:

    Human health and function (3rd ed.). Philadelphia: Lippincott. Kozier & Erb. (2004).

    Pain Management. Fundamentals of nursing: Concepts, process, and practice (7th ed.).

    New Jersey: Pearson prentice hall

    Taylor, Lillis, & Le Mone. (1997). Comfort. Fundamentals of nursing: The art & Science

    of nursing care (3rd ed.). Philadelphia: Lippincott.

    Wilkinson,J.M. (2000). Nursing diagnosis handbook with NIC interventions and NOC

    outcomes (7th ed.). Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall Health

    http://.en.wikipedia.org/wiki/safety

    www.nmsu.edu/safety/program-link.htm

    http://wps.prenhall.com/chet_kozier_fundamentals_7/0,7865,764086-,00.html

    http://www.nmsu.edu/safety/program-link.htmhttp://wps.prenhall.com/chet_kozier_fundamentals_7/0,7865,764086-,00.htmlhttp://www.nmsu.edu/safety/program-link.htmhttp://wps.prenhall.com/chet_kozier_fundamentals_7/0,7865,764086-,00.html