kebijakanperumahsakitan...

26
KEBIJAKAN PERUMAHSAKITAN DAN AKREDITASI Bambang Wibowo Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan 1 Disampaikan pada Workshop Instrumen Standar Akreditasi RS (SNARS)Edisi 1 Hotel Grand Sahid Jaya, 3 April2018

Upload: dokhanh

Post on 12-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KEBIJAKANPERUMAHSAKITAN

DAN AKREDITASI

Bambang Wibowo

Direktur Jenderal PelayananKesehatan

1Disampaikan pada Workshop Instrumen Standar Akreditasi RS (SNARS) Edisi 1

Hotel Grand Sahid Jaya, 3 April2018

POKOK BAHASAN

1

Pendahuluan2

Program Indonesia Sehat3

Kebijakan Nasional Peningkatan Mutu RumahSakit4

Akreditasi RumahSakit5

Penutup

2

LATAR BELAKANG – KESELAMATAN PASIEN

di dunia: diperkirakan lebih 1 juta kematian

pasien meninggal karena kesalahanpenanganan

yang dapat dicegah

AS: sampai 1.000.000 kematian yangdapat

dicegah/tahun

Eropa: 150 kematian yangdapat

dihindari/minggu

Keselamatan pasien diRS

Keselamatan pasien di pelayanan

primer

Keselamatan pasien di

komunitas/ publik

WHO

Perubahan paradigma keselamatanpasien

INDONESIA→ BUDAYA MELAPOR

INSIDEN KESELAMATAN PASIEN PERLU

DITINGKATKAN

Baru 119 RS melaporkan insiden

Sumber WHO

LATAR BELAKANG - ANCAMAN GLOBAL RESISTENSI

Deaths attributable to AMR every year

Compared to other major couses of death

ANCAMAN KESELAMATANPASIEN

Perkiraan kematian akibat AMR saat ini sebesar 700.000/ thn Tahun 2050- ada 10 juta kematian/tahun karena AMR

Angka kematian lebih tinggi dibandingkan dengan akibat kanker*

DAMPAK RESISTENSI ANTIMIKROBA

Mengancam upaya pencegahan dan pengobatan efektif untuk

berbagai infeksi yang terus meningkat, yang disebabkan oleh

bakteri, parasit, virus dan jamur

Mutu pelayanan kesehatan menurun, karena lama perawatan

memanjang, resiko kematian tinggi

Mengancam upaya pengobatan modern (seperti operasi open

heart, transplantasi organ)

Meningkatkan beban ekonomi, karena perpanjangan lama rawat

inap, penggunaan antimikroba yang lebih mahal dan lebihlama

Secara global 480,000 orang mengalami MDR TB/tahun

Mempersulit pemberantasan infeksi HIV danmalaria

Program

• Pengarusutamaan

kesehatan dalam

pembangunan• Promotif - Preventif

sebagai pilar utamaupaya kesehatan

• Pemberdayaan masyarakat

Program• Benefit• Sistem

pembiayaan: asuransi –azas gotong royong

• Kendali Mutu & Kendali Biaya

• Sasaran: PBI&Non PBI

Penerapan pendekatancontinuum of care

Intervensi berbasis

resiko kesehatan

(health risk)

D

T

P

K

KELUARGASEHAT

PILAR 1.PARADIGMA

SEHAT

PILAR 3.JKNPILAR 2. PENGUATAN

YANKES

Program

• PeningkatanAkses terutama pdFKTP

• Optimalisasi SistemRujukan

• Peningkatan Mutu

PROGRAM INDONESIA SEHATRENSTRA 2015-2019

TOTAL

2.755

TOTAL

2.601

TOTAL

2.490

TOTAL

2.408TOTAL

2.228

(Data 23 Oktober2017)

Sumber: RS Online, Kementerian Kesehatan RepublikIndonesia

Perkembangan Jumlah Rumah Sakit di Indonesia

2013 - 2017

PROGRAM

PENINGKATAN MUTU• AKREDITASI RS

• AKREDITASI PKM

PROGRAM

PENINGKATANAKSES

• SARANA PRASARANA

• KOMPETENSI SDM• ALAT KESEHATAN

Terwujudnya

Akses Pelayanan

Kesehatan Dasar

dan Rujukan

yang berkualitas

Bagi Masyarakat

Penguatan Pelayanan Kesehatan di Indonesia

7

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNANKESEHATAN

KOMPETENSI FASKES

Sarana

PELAYANAN KESEHATAN

UHC 2019

Prasarana

Alat Kesehatan

Farmasi

Sumber Daya Kesehatan

Sistem Pelayanan

dan sistem

rujukan

Mutu melalui akreditasi RS

KOMPETENSI MANAJERIAL

KEPEMIMPINAN

KLINIS

KEMAMPUAN TEKNIS MEDIS

DISTRIBUSI

AKSES DAN MUTU

KOMPETENSI FASKES PADA UHC 2019

KOMPETENSI

INTERPROFESIONAL

KOMPETENSI

PROFESIONAL

(KLINIS)

Design & Layout: Lydia Okva Anjelia,S.I.Kom

• Standar fasilitas medik• Standar fas non medik• Standar SDM• HTA• Tarif• MUTU(Akreditasi)

• PNPK• PPK• CP

•Angka pasien jatuh•Kepatuhan Clinical Pathway

•Kecepatan mengatasi komplain, dll

Input OutputProses

EFISIENSI COST EFFECTIVENESS INDIKATOR MUTUPELAYANAN

MEMBANGUN STANDAR PELAYANAN

MEMBANGUN STANDAR PELAYANAN PADA TIAP LEVELFASKES

PRIMER, SEKUNDER DANTERSIER

HTA

10

110RS Rujukan Regional

20RSRujukan

Provinsi

14RSRujukanNasional

Pemenuhan Sumber DayaKesehatan

*Perpres Nomor 4 / 2017

ttg Wajib Kerja Dr. Sp.1(WKDS)

Pembiayaan

DAK REGULER

DAK PENUGASAN

DAKAFIRMATIF

Untuk pemenuhan sarana, prasarana dan alkes

PENGUATAN RS RUJUKAN NASIONAL, PROVINSI, DAN REGIONAL

SISTEM RUJUKAN PASIEN

• Memenuhi kebutuhan medis pasien• Cost efektif

• Berjenjang

• Akses pada keadaan emergensi

• Sesuai kompetensi faskes

PK tk 1 PK tk 2 PK tk 3

Rasio Dokter Spesialis

Per 100 ribu Penduduk Tahun2016

Konsil Kedokteran Indonesia, Desember2016Target

Realisasi

10,4

13,6

WKDSWajib Kerja Dokter Spesialis

Perpres Nomor 4 Tahun2017

(141)(172)

Sumber : Website Badan PPSDM Kesehatan 19 januari 2018

Gambaran RS Kelas CMilik PEMDA di Indonesia yang Telah Memiliki 4

Dokter Spesialis Dasar dan 3 Dokter SpesialisPenunjang

TOTAL JUMLAH RUMAH SAKIT

KELAS C MILIK PEMDA313

301 297 298 294

12 16 15 19

PenyakitDalam Obgyn Bedah Anak

Gambaran RS Kelas C milik

PEMDA di Indonesia 4Dokter

Spesialis Dasar

91,32587,317

67,513

96,878 94,062

85,429

75,18470,1

65,04768,569

45,80043,376

20,00

,00

40,00

60,00

80,00

100,00

RS Rujukan Nasional

(14 RS)

RS Rujukan Provinsi

(20 RS)

RS Rujukan Regional

(110 RS)

SARANA

PRASARANA

ALKES

PERBANDINGAN PEMENUHAN SARANA PRASARANA DAN ALKES

PADARS RUJUKAN (NASIONAL, PROVINSI, REGIONAL) DAN NON RUJUKAN

120,00

NonRujukan

(530RS)

14

PENDAHULUANKONDISI FASKES SAAT INI

PERSENTASE PEMENUHAN SARANA, PRASARANA

DAN ALKES RUMAH SAKIT

TAHUN 2016 DAN2017

TAHUN2016 TAHUN2017

87% RS : Pemenuhan SPA > 60%

30%

43%

26%

14%

29%58%

69% RS : Pemenuhan SPA > 60%

Sumber data : ASPAK Maret2017

TOTAL : 2.814RUMAH SAKIT

Sumber: RS Online 29 Maret201816

JUMLAH RUMAH SAKIT DI INDONESIA

STATUS AKREDITASI RUMAH SAKIT

Sumber: Website KARS 29 Maret2018

STATUS AKREDITASI RUMAH SAKIT

57 % RS telah terakreditasi

Perdana

41%

Dasar

2%

Madya

6%

Utama

9%

Paripurna

42%

33

138

510

125

44

615

59

1.183

0 200 400 600 800 1000 1200 1400

Swasta/Lainnya

BUMN

Organisasi Non Profit

Polri

TNI

Kementerian Lain 19

Pemkot 88

Pemkab

Pemprop

Kemkes

1599

132

1

2

11

RS RUJUKANPROVINSI

20

MINIMAL PARIPURNACapaian : 13 dari 20 RS

MINIMAL UTAMACapaian : 62 dari 110 RS

(Paripurna dan Utama)

13

1

RS RUJUKANNASIONAL

14

HARUSParipurna (13 dari 14 RS)

.... Internasional (7 dari 14 RS)

47

15

10

8

12

18

RS RUJUKANREGIONAL

PARIPURNA

UTAMA

MADYA

DASAR

PERDANA

BELUMLULUS

110

PENCAPAIAN AKREDITASI RS RUJUKAN NASIONAL, PROVINSI DANREGIONAL

Data 31 Desember127017

12 Indikator Mutu Pelayanan RS

Penundaan Operasi Elektif

Ketepatan Jam Visite Dokter Spesialis*

Waktu Lapor Hasil TesKritis Laboratorium*

1

2

Kepatuhan Identifikasi Pasien*

Emergency Respon Time < 5 menit

3 Waktu Tunggu RawatJalan*

4

5

6

Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional (FORNAS)*

Kepatuhan CuciTangan*

Kepatuhan Upaya PencegahanResiko

Cedera Akibat PasienJatuh

Kepatuhan TerhadapClinical Pathway*

Kepuasan Pasien danKeluarga

Kecepatan ResponTerhadap Komplain*

7

8

9

10

11

12

* Indikator Kinerja Individu Direktur Utama RS UPT Vertikal danKepala Balai * Indikator Kinerja Terpilih

Permenkes tentang Pedoman Pengukuran Dan Evaluasi Mutu Pelayanan Rumah Sakit:

Catatan: Dalam proses di Biro Hukor Kemenkes

• Permenkes Nomor 1438/2010: StandarPelayanan

Kedokteran

• Permenkes Nomor 56 Tahun 2014: Klasifikasi dan Perizinan

Rumah Sakit

STANDARPELAYANAN

• UU Nomor 44/2009: RS dalam PeningkatanMutu

Pelayanan RS wajib akreditasi 3 thn sekali.

• Permenkes Nomor 34 Tahun 2017 : Akreditasi RS (revisi

dari Permenkes 12/ 2012)

• SK Menkes Nomor 407/2015: PenetapanLembaga

Independen Pelaksana Akreditasi di Indonesia

KUALITASPELAYANAN

SINERGI KEBIJAKAN

19

Permenkes No. 99/2015: Revisi Permenkes 71/2013:

Pelayanan Kesehatan Pada JKNmasa transisi persyaratan

Akreditasi adalah 5 thn

PEMBAYARANJKN

Pasal3

(1) Setiap Rumah Sakit wajib terakreditasi.

(2) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) diselenggarakan secara berkala

paling sedikit setiap 3 (tiga) tahun.

(3) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan oleh Rumah Sakitpaling lama setelah beroperasi 2 (dua)

tahun sejak memperoleh izin operasional

untuk pertama kali.

Pasal4

(1) Akreditasi dilaksanakan oleh lembaga

independen penyelenggara Akreditasi

yang berasal dari dalam atau luarnegeri.

(2) Lembaga independen penyelenggara

Akreditasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) ditetapkan oleh Menteri.(3) Lembaga independen penyelenggara

Akreditasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) harus telah terakreditasi oleh

lembaga International Society for Quality

in Health Care(ISQua).

PENDAHULUANREGULASI AKREDITASI RUMAH SAKIT

Permenkes 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi RS

PENDAHULUANREGULASI AKREDITASI RUMAH SAKIT

Permenkes No. 99/2015: Revisi Permenkes71/2013:

Pelayanan Kesehatan Pada JKN,

masa transisi persyaratan Akreditasi : 5Tahun

28 November 2018

Faskes yang bekerjasama

dengan BPJS Kesehatan

Harus Terakreditasi

28 November 2013

Regulasi Perumahsakitan SNARS Edisi1

Keselamatan Pasien Permenkes11/2017

Pelayanan Geriatri (Permenkes 79/2014), RANKesehatan Lansia (Permenkes 45/2016)

PPRA (Permenkes8/2015)

Rumah Sakit Pendidikan Permenkes 1069/2008 dan PP93/2015 tentang RS Pendidikan

mutu

waktu

baseline

International/nationalstandard

Target 1

Target 2

mutu

Menjaga mutu

SKEMA UPAYA PENINGKATAN MUTU RUMAH SAKIT

P; plan, D; do, S: study, A;action

S D

A P

S D

Perbaikan

A P

23

Input

(Forward control)

Process

(Concurrent control)

ResidenTenaga MedisTenaga Non Medis

Management

Brain ware

Software

Quality improvement Continuous improvement Transformasibudaya

KebijakanPanduan

Prosedur

Hardware

Infoware Sistem pelaporan SIMRS

Healthware Motivasi

SDM

Improvement Plan

Output

(Backward control)

TARGET INDIKATOR MUTU

Di bawah target

PERBEDAAN/CELAH

Feedback

MeetingMencari akar masalahS D

A P

24

PENDAHULUANPENUTUP

1. Membangun budaya mutu dan keselamatan pasien adalah kebutuhan

organisasi, khususnyaRumah sakit.

2. Perlu pemenuhan sarana, prasarana, alkes, farmasi, SDM serta regulasi

dan penggunaan ITagar didapatkan produk Rumahsakityang bermutu.

3. Standar Akreditasi sangat diperlukan sebagai alat ukur pelayanan

kesehatan yang bermutu.

4. Permenkes 34/2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit diharapkan dapat

mendorong kelanjutan pembangunan budaya mutu dan keselamatan

pasien di Rumah sakit.

DDeessiiggnn&&LLaayyooutut:: LLyydidiaa OOkkvvaaAAnjnjeelliiaa,,

SS..II..KKoomm

TERIMA KASIH